BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Gambaran Subjek Penelitian SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu dari 3 SMK Negeri yang ada di Kota Salatiga. SMK Negeri 1 Salatiga terletak di Jln. Nakula Sadewa I/3 Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Keseluruhan siswa jurusan Tata Boga kelas X dan XI SMK Negeri 1 Salatiga 75 siswa. Adapun jumlah siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga pada tabel berikut : Tabel 4.1 Jumlah siswa X dan XI Tata Boga Kelas
Tanggal
X Tata Boga
38 siswa
XI Tata Boga
37 siswa
Total
75 Siswa
1.2 Pelaksanaan Penelitian 1.2.1
Perijinan Langkah pertama yang dilakukan oleh penulis sebelum melaksanakan
penelitian adalah mengurus surat perijinan terlebih dahulu. Surat ijin penelitian ini dikeluarkan oleh Dekan FKIP – UKSW pada tanggal 23 Mei 2013, setelah penulis mendapat surat ijin, maka pada tanggal 24 Mei 2013 penulis menyerahkan surat ijin kepada pihak sekolah SMK Negeri 1 Salatiga. Berdasarkan perijinan, penulis dapat melaksanakan uji instrumen dan penelitian pada kelas X Tata Boga pada
35
tanggal 27 Mei 2013. Tanggal 28 Mei penulis kembali melakukan penelitian pada siswa kelas XI Tata Boga SMK N 1 Salatiga. 1.2.2
Pengumpulan Data Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan uji instrumen pada
siswa kelas X Tata Boga dan mendapatkan semua data sebanyak 38 siswa. Penelitian dilaksanakan pada hari Senin, 27 Mei 2013, jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga. Dalam pelaksanaannya penulis mendapat semua data kelas X dan XI Tata Boga sebanyak 75 siswa. Tabel 4.2 Jadwal dan Sampel Penelitian Kelas
Tanggal
Waktu
Jumlah Siswa
Hadir
Keterangan
X Tata Boga
Senin, 27 Mei
08.0008.40
38
38
Uji instrument dan penelitian
XI Tata Boga
Selasa, 28 Mei
10.0010.40
37
33
Penelitian
Dari tabel 4.2 hasil yang telah diperoleh sebanyak 75 siswa yang mengisi skala sikap harga diri dan perilaku heteroseksual. Sebanyak 38 siswa X Tata Boga digunakan untuk uji instrumentasi dan untuk sampel penelitian dan 37 siswa XI Tata Boga digunakan sebagai sampel penelitian. Tabel 4.3 Jumlah siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK N 1 Salatiga berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Total
Frekuensi 13 62 75
36
Prosentase (%) 17.33% 82.67% 100%
Berdasarkan tabel 4.3 jumlah siswa kelas XI Tata boga SMK N 1 Salatiga sebagian besar berjenis kelamin perempuan (82.67%).
1.3 Deskripsi dan Hasil Penelitian 1.3.1
Analisis Diskriptif
1.3.1.1 Harga diri Diskripsi harga diri siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga dikategorikan dalam 5 kategori, yakni harga diri sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Adapun distribusi tingkat harga diri siswa kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga seperti Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Harga Diri Kategori
Range
Prosentase % 52,00 17,33 17,33 10,67 2,67 100 84,8800 9,77581 57 96
Frekuensi
Sangat Tinggi 89 – 96 Tinggi 81 – 88 Sedang 73 – 80 Rendah 65 – 72 Sangat Rendah 57 – 64 Jumlah Mean Std. Deviation Minimum Maximum
39 13 13 8 2 75
Berdasarkan tabel 4.4 sebagian besar siswa kelas X dan XI Tata Boga memiliki tingkat harga diri dalam kategori sangat tinggi (52,00%).
37
1.3.1.2 Perilaku Hetero seksual Diskripsi perilaku seksual siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga dikategorikan dalam 5 kategori, yakni perilaku heteroseksual sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Adapun distribusi tingkat perilaku hetero seksual siswa kelasX dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga seperti Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Perilaku Heteroseksual Kategori
Range
Prosentase % 4,00 16,00 17,33 45,33 17,33 100 35,6533 6,52333 25 51
Frekuensi
Sangat Tinggi 49-51 Tinggi 43-48 Sedang 37-42 Rendah 31-36 Sangat Rendah 25-30 Jumlah Mean Std. Deviation Minimum Maximum
3 12 13 34 13 75
Berdasarkan tabel 4.5 sebagian besar siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK N 1 Salatiga memiliki tingkat perilaku heteroseksual dalam kategori rendah (45,33%).
1.3.2
Analisis Sebelum melakukan analisis korelasi, dilakukan uji normalitas data.
Dalam menguji normalitas data metode yang digunakan adalah KolmogorovSmirnov. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut :
38
Tabel 4.6 Uji Normalitas Tests of Normality a
HD PS
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. ,197 75 ,000 ,166 75 ,000
Statistic ,858 ,933
Shapiro-Wilk df 75 75
Sig. ,000 ,001
a. Lilliefors Significance Correction
Dari hasil uji normalitas didapatkan data harga diri dan perilaku heteroseksual dengan sig. 0,000. Hasil penghitungan signifikan (p<0,05) maka dapat dikatakan bahwa distribusi dari data yang ada berbeda secara signifikan dengan distribusi normal (dapat dikatakan data tidak normal) (Field, 2006). Dengan demikian penulis dapat menggunakan statistik nonparametrik dalam pengukuran korelasinya. Metode penghitungan yang digunakan adalah korelasi Spearman’s rho yang perhitungannya menggunakan program komputer SPSS (Satistical Product Service Solution) release 11.5 for windows. Hasil korelasi harga diri dengan perilaku heteroseksual siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.7 Hubungan antara Harga diri dengan Perilaku hetero seksual Correlations Spearman's rho
NTILES of HD
NTILES of PS
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (1-tailed).
39
NTILES of HD 1,000 . 75 -,232* ,023 75
NTILES of PS -,232* ,023 75 1,000 . 75
Dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 11.5, maka diperoleh hasil penelitian, yaitu koefisien korelasi antara harga diri denga perilaku heteroseksual pada siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga, yaitu r = -0,232 dengan nilai p = 0,023, ( p< 0,05) yang artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dengan perilaku heteroseksual pada siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga. Sugiyono (2009) mengategorikan tingkat koefisien korelasi tabel sebagai berikut:
Interval Korelasi
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
Sangat rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Tinggi
0,80-1,00
Sangat tinggi
Sesuai dengan pedoman tabel kriteria menurut Sugiyono (2009) di atas, skor hasil koefisien korelasi antara harga diri dengan kematangan emosi yang didapatkan melalui uji korelasi Spearman’s Rho yaitu p=-0,232 berada pada kategori rendah.
1.3.2.1 Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara harga diri dengan perilaku heteroseksual kelas X dan XI Tata boga SMK Negeri 1 Salatiga, dengan arah yang negatif. Dengan demikian,
40
hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dengan perilaku hetero seksual pada siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga”, diterima. Dapat diartikan pula bahwa semakin tinggi skor harga diri yang dimiliki siswa, pada saat bersamaan skor perilaku heteroseksual seksual akan semakin rendah.
1.4 Pembahasan Dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 11.5, maka diperoleh hasil penelitian, yaitu koefisien korelasi negatif antara harga diri dengan perilaku heteroseksual pada siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga, yaitu dengan r = -0,232 dengan nilai p = 0,023, yang artinya ada hubungan yang signifikan dan memiliki arah hubungan yang negatif antara harga diri dengan perilaku heteroseksual pada siswa kelas X dan XI Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga. Dapat diartikan pula bahwa semakin tinggi skor harga diri yang dimiliki siswa, pada saat bersamaan skor perilaku heteroseksual seksual akan semakin rendah. Ada hubungan dengan arah negatif karena dalam penelitian ini kategori harga diri siswa pada kategori tinggi dengan prosentase 25,33%, sedangkan kategori perilaku heteroseksual pada kategori rendah dengan prosentase 28,00%. Penelitian ini sejalan dengan apa yang telah diungkapkan oleh Ummu (2010), menyimpulkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara tingkat harga diri dengan tingkat perilaku seksual remaja. Hal tersebut berarti semakin tinggi tingkat harga diri maka tingkat perilaku seksual remaja akan semakin rendah. 41
Harga diri seseorang dapat menentukan bagaimana cara seseorang berperilaku dalam lingkungannya. Peran harga diri dalam menentukan perilaku ini dapat dilihat melalui proses berpikirnya, emosi, nilai, cita-cita serta tujuan yang hendak dicapai seseorang. Remaja yang memiliki harga diri tinggi maka tidak akan melakukan tindakan yang akan menurunkan harga dirinya, dalam hal ini remaja yang memilki harga diri tinggi juga akan menghargai pasangan/pacar dengan tidak melalukan perbuatan yang menurunkan harga diri mereka. Perbuatan yang dapat menurunkan harga diri adalah melanggar norma-norma yang berlaku dan salah satunya adalah melakukan perilaku sesksual yang beresiko.
42