BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini dipilih oleh peneliti karena dianggap sangat strategis dan mudah di jangkau. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 22 orang, yang terdiri dari 11 laki-laki dan 11 perempuan. Focus penelitian ini adalah penerapan model Think Pair Share melalui peningkatan menuli isi cerita. 4.1.1 Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Perencanaan pelaksanaa dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari II. Sebelum masuk pada siklus I maka diadakan pelaksanaan observasi awal yang di laksanakan pada hari senin 11 Maret 2013, dari jam (07.15-09.10). Adapun pembelajaran pada setiap siklus siklus satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran (3 x 35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari selasa 30 April 2013 dimulai pada pukul (09.10-10.55) dan untuk pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari rabu 15 Mey 2013 dimulai pada pukul (09.10-10.055). 4.1.2. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Observasi Awal Berdasarkan pengamatan observasi awal, yang dilaksanakan oleh guru mitra dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajaran pada observasi awal sebagaimana tercantum guru belum memenuhi target yang diharapkan. Dari aspek yang diamati sesuai dengan unsure menulis dari 22 siswa hanya terdapat 6 orang atau 27% yang mampu dan 16 orang siswa atau 73% yang tidak mampu.
27
Sebagai faktor penyabab kurangnya kemampuan siswa tersebut disebabkan (1) Banyaknya siswa yang masih bergantung pada teman sendiri sehingga membuat mereka sulit mengembangkan kemampuannya, (2) siawa malas berfikir atau sulit dalam mengelolah informasi atau pelajaran yang diberikan, (3) siswa kurang memahami materi yang diajarkan sehingga menyebabkan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan tidak mencapai target yang diinginkan, (4) daya imajinasi siswa masih rendah karena pembelajaran yang tidak menarik bagi siswa. faktor-faktor penyebeb kurangnya kemampuan siswa tersebut tidak terlepas dari pemilihan atau penggunaan metode dan model pembelajaran yang kurang tepat atau diminati siswa. berdasarkan temuan dari observasi awal, maka dipandang perlu dilakukan tindakan siklus I untuk mengatasi rendahnya hasil belajar. Berdasarkan data hasil observasi awal tersbut, maka peneliti berkesimpulan bahwa perlu melakukan penelitin tindak kelas untuk peningkatan menulis isi cerita siswa kelas V SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango dengan menerapkan model Think Pair Share. 4.1.3. Pelaksanaan pembelajaran Pada Siklus 1 Pengambilan data pada siklus 1 dilaksanakan pada hari selasa, 30 April 2013 yang di lakukan oleh peneliti dengan guru mitra, dimana peneliti bertindak sebagaiss guru pengajar dan guru mitra bertindak sebagai pengamat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
28
Pelaksanaan penelitian mengacu pada prosedur penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan evaluasi, serta analisi dan refleksi. 1. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, peneliti bersama supervisor melakukan diskusi untuk mempersiapkan dan merancang pelaksanaan tindakan sebagai langkah untuk peningkatan menulis isi cerita dengan menerapkan medel Think Pair Share. Hal-hal yang dilaksanakan, antara lain: 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi menulis isi cerita; 2. Menyiapkan materi serta sarana pendukung pembelajaran yang di perlukan dalam pembelajaran tentang menulis isi cerita; 3. Menyusun instrument penelitian berupa lembar pangamatan siswa mengenai materi menulis isi cerita. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan mengacu pada rencana pelaksanaan pembalajaran yang telah disusun sebelumnya dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Memberikan arahan dan petunjuk tentang kegiatan yang akan dilaksanakan siswa serta memotivasi mereka untuk akatif mengikuti proses pembelajaran tentang materi menulis isi cerita
29
b. Peneliti menjelaskan materi dengan membacakan contoh cerita dan meminta siswa untuk memperhatikannya c. Guru membagikan lembar cerita dan meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang cerita yang telah dibagikan d. Guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya e. Atas
dasar
hasil
diskusi,
guru
mengarakan
pembeicaraan
pada
materi/permasalahan yang belum diungkap siswa f. Menyimpulkan materi. 3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi A. Pengamatan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1 Sehubungan dengan penelitian tindakan kelas yakni untuk peningkatan menulis isi cerita dengan menerapakan model Thing Pair Share pada siswa kelas V SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango, maka terdapat 4 aspek yang dinilai pada tindakan siklus 1, yaitu berfikir, berpasangan, dan berbagi ketepatan menulis isi cerita (tokoh, tema, latar, amanat), keterbacaan/kejelasan isi cerita, ejaan dan tanda baca isi cerita. Dari hasil pengamatan tindakan kelas siklus 1 diperoleh peningkatan menulis isi cerita siswa dibandingkan dengan hasil observasi awal. Hasil analisi data berdasarkan 4 (empat) aspek peningkatan menulis isi cerita pada tindakan siklus 1 tersebut, dapat dilihat dalam tabel berikut :
30
Table 1 Hasil Analisis Data Peningkatan Menulis Isi Cerita Siswa Pada Siklus 1 No
1
2
3
4
Aspek yang dinilai
Kualifikasi
Jumlah Siswa 4
Presentase
Mampu
Kurang mampu
13
59%
Tidak Mampu
5
23%
Mampu
2
9%
Kurang Mampu
16
73%
Tidak Mampu
4
18%
Mampu
11
50%
Kurang Mampu
6
27%
Tidak Mampu
5
23%
Mampu
_
_
Ejaan dan tanda baca isi
Kurang Mampu
11
50%
cerita
Tidak Mampu
11
50%
Berfikir, berpasangan dan berbagi
Ketepatan menulis isi cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
Keterbacaan/kejelasan isi cerita
18%
Berikut ini deskripsi kemampuan menulis isi cerita siswa dengan menerapkan model Think Pair Share berdasarkan hasil analisis data pada table 1 di atas yang ditinjau dari 4 (empat) aspek penilaian, yaitu:
31
1) Berfikir, berpasangan. Dan berbagi Dari hasil pengamatan aspek teknik penyajian, siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi mampu berjumlah 4 orang (18%) karena dapat memberikan pertanyaan sesuai dengan materi. Siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi kurang mampu berjumlah 13 orang (59%) karena pertanyaan yang di berikan yang diberikan kuarang sesuai dengan materi, dan siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi tidak mampu berjumlah 5 orang (23%) karena tidak memberikan pertanyaan. 2) Ketepatan menulis isi cerita (tokoh, tema, latar, amanat) Perkembangan siswa yang memiliki ketepatan menulis isi cerita dengan nilai kualifikasi mampu berjumlah 2 orang (9%) karena dalam isi cerita tersebut ada tokoh, latar, tema, amanat. Siswa yang mendapat nilai dengan kualifikasi kurang mampu berjumlah 16 orang (73%) karena dalam isi cerita tersebut hanya ada tokoh dan latar. Siswa yang mendapat nilai dengan kualifikasi tidak mampu berjumlah 4 orang (18%) karena yang disebutkan hanya tokoh. 3) Keterbacaan/kejelasan isi cerita Dilihat dari aspek keterbacaan/kejelasan isi cerita siswa yang mendapat nilai dengan kulifikasi mampu berjumlah 11 orang (50%) karena penulisanya dapat dibaca dengan jelas dan sesuai degan cerita yang ditulis, siswa yang mendapat nilai dengan kualifikasi kurang mampu berjumlah 6 orang (27%) karena penulisannya kurang jelas dan masih kurang sesuai dengan cerita, dan siswa yang
32
mendapat nilai dengan kualifikasi tidak mampu berjumlah 5 orang (23%) karena tidak sesuai dengan cerita yang ditulis. 4) Ejaan dan tanda baca isi cerita Ditinjau dari aspek ejaan dan tanda baca isi cerita, siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi mampu tidak ada untuk yang mamapu harus penulisan kata dan tanda baca harus sesuai. Siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi krang mampu berjumlah 11 orang (50%) penulisan kata ada yang kurang dan penempatan tanda baca kurang sesuai. dan siswa yang mebdapatkan nilai dengan kualifikasi tidak mampu berjumlah 11 oarang (50%) karena tidak sesuai. Berikut ini adalah tabel perolehan nilai pada tindakan siklus 1 sebagai berikut Tabel 2 Hasil belajar siswa pada tindakan siklus I Nilai Jumlah Siswa Kategori Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu 0 2 33 2 50 2 58 3 67 2 75 8 83 3 Jumlah 11 5 6 Presentase 50% 23% 27% B. Pengamatan hasil kegiatan guru pada tindakan siklus I Format pengamatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran mencakup 23. Adapun hasil yang dicapai pada kegiatan guru dalam pembelajaran tindakan siklus I dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :
33
Tabel 3 Hasil pengamatan kegiatan guru pada tindakan siklus I No
Indikator/Aspek yang diamati
I 1 2 II A 3 4 5
PRA PEMBELAJARAN
6 B 7
Mengaitkan materi dengan realita khidupan Pendekatan/Strategi pembelajaran
8 9 10 11 12 13 14 C 15 16 17 D 18 19 E 20 21 III 22 23
Mempersiapkan siswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi
Kualifikasi P1
P2
Kegiatan inti pembelajaran Penguasaan materi pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan meteri dengan jelas, sesuai dengan hirakhi belajar dan karakteristik siswa
Melaksanakan pembelajaran dengan sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan model Think Pair Share Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Pembelajaran memicu dan memelihara ketertiban siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusisme dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai Penutup Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bahan remedial dan pengayaan Total Presentase
34
16 15 70% 65%
Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra aspek yang kurang pada guru sesuai dengan pengamat 1 antara lain: (1) mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, (2) menyampaikan materi dengam jelas, (3) melaksanakan materi secara runtun, (4) kurang menguasai kelas, (5) melibatkan siswa dalam pemanfaatan media, (6) menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Adapun aspek-aspek yang kurang pada guru sesuai penilaian pengamat 2 antara lain: (1) mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan tidak dijelaskn kerna guru hanya berfokus pada meteri, (2) menyampaikan meteri dengan dengan jelas masih kurang di sebabkan guru lebih banyak menulis dipapan tulis, (3) belum melaksanakan pembelajaran secara runtut, (4) kurang menguasai kelas disebabkan karena guru banyak meninggalkan kelas, (5) tidak menggunakan media secara efektif dan efisien karena guru tdak menggunakan mendia, (6) tidak melibatkan siswa dalam penggunaan media, (7) kurang menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran karena guru lebih banyak menjelaskan materi saja, (8) kurang menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai disebabkan guru lebih banyak duduk dimeja guru. Memperhatikan
data hasil kegiatan belajar pada siklus I sebagaimana
tercantum pada tabel 4 tersebut, menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum memenuhi target yang diharapkan. Data perbandingan hasil pengamatan yang diperoleh guru mitra sebanyak 16 aspek atau 70% sedangkan
35
peneliti mencapai 15 aspek atau 65%, sehingga kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus I Setelah melaksanakan pembelajaran siklus 1, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pebelajaran denga pihak terkait. Pelaksanakan refleksi terutama ditujukan untuk melihat apakah pembelajaran menulis isi cerita diajarkan dengan baik oleh guru, sehingga menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa dalam hal peningkatan kemampuan menulis. Refleksi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada saat proses pembeljaran berlangsung. Hasil kegiatan refleksi dijadikan bahan acuan untuk merencanakan tindakan pembelajaran kembali, bila hasilnya belum memenuhi standar kriteria keberhasilan. Sesuai data hasil refleksi yang dilakukan melalui pembelajaran ini, dapat dijelaskan bahwa tindakan siklus 1 belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Adapun beberapa komponen pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain kemampuan peneliti untuk merangsang siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran kelompok dengan taman sebangku serta kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka penelitian harus dilanjutkan pada siklus berikutnya, yakni siklus II
36
4.1.4. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II Kegiatan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Mey 2013 sebagai tindak lanjut dari siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi terhadapa pelaksanaan kegiatan belajara mengajar dan ahsil belajar siswa dengan melalui tahap pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, peneliti menyusun rancangan kegiatan untuk mengatasi kendala-kendala
yang ditemui siswa
selama
pembelajaran siklus Idengan
memperbaiki hal-hal yang masih kurang terutama yang berkaitan dengan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas siklus II ini lebih menitikberatkan pada aspekaspek yang mengalami kendala pada siklus I terutama dari segi kemampuan peneliti dalam mengkondisikan kelas dan berkomunikasi denga siswa, aktifitas siswa pada saat menulis isi cerita dalam pembelajaran dengan kelompok teman sebangku dan kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi A. Pengamatan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Hasil belajar siswa tentang peningkatan menulis isi cerita pada tindakan siklus II berdasarkan 4 aspek yang dinilai, yaitu aspek berfikir, berpasangan dan berbagi, ketepatan menulis isi cerita,(tokoh, latar, tema, amanat), keterbacaan/kejelasan isi
37
cerita, ejaan dan tanda baca isi cerita, . Pada siswa kelas V SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango, menunjukan peningkatan sesuai standar kriteria keberhasilan. Hasil analisis data berdasarkan 4 (empat) aspek peningkatan menulis isi cerita pada tindakan siklus II tersebut, dapat dilihat dalam tabel berikut : Table 4 Hasil Analisis Data Peningkatan Menulis Isi Cerita Siswa Pada Siklus II No
1
2
3
4
Aspek yang dinilai
Kualifikasi
Jumlah Siswa 8
Presentase
Mampu
Kurang mampu
10
45%
Tidak Mampu
4
18%
Mampu
2
9%
Kurang Mampu
16
73%
Tidak Mampu
4
18%
Mampu
13
59%
Kurang Mampu
5
23%
Tidak Mampu
4
18%
Mampu
1
5%
Ejaan dan tanda baca isi
Kurang Mampu
15
68%
cerita
Tidak Mampu
6
27%
Berfikir, berpasangan, dan berbagi
Ketepatan menulis isi cerita (tokoh, latar, tema, amanat)
Keterbacaan/kejelasan isi cerita
38
36%
Berikut ini deskripsi peningkatan menulis isi cerita dengan menerapkan model Think Pair Share berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4 yang ditinjau dari 4 aspek penilaian, yaitu : 1) Berfikir, berpasangan, dan berbagi Dari hasil pengamatan aspek teknik penyajian, siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi mampu berjumlah 8 orang (36%) karena dapat memberikan pertanyaan sesuai dengan materi. Siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi kurang mampu berjumlah 10 orang (45%) karena pertanyaan yang di berikan yang diberikan kuarang sesuai dengan materi, dan siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi tidak mampu berjumlah 4 orang (18%) karena tidak memberikan pertanyaan. 2) Ketepatan menulis isi cerita (tokoh, tema, latar, amanat) Perkembangan siswa yang memiliki ketepatan menulis isi cerita dengan nilai kualifikasi mampu berjumlah 2 orang (9%) karena dalam isi cerita tersebut ada tokoh, latar, tema, amanat. Siswa yang mendapat nilai dengan kualifikasi kurang mampu berjumlah 16 orang (73%) karena dalam isi cerita tersebut hanya ada tokoh dan latar. Siswa yang mendapat nilai dengan kualifikasi tidak mampu berjumlah 4 orang (18%) karena yang disebutkan hanya tokoh. 3) Keterbacaan/kejelasan isi cerita Dilihat dari aspek keterbacaan/kejelasan isi cerita siswa yang mendapat nilai dengan kulifikasi mampu berjumlah 13 orang (59%) karena penulisanya dapat
39
dibaca dengan jelas dan sesuai degan cerita yang ditulis, siswa yang mendapat nilai dengan kualifikasi kurang mampu berjumlah 5 orang (23%) karena penulisannya kurang jelas dan masih kurang sesuai dengan cerita, dan siswa yang mendapat nilai dengan kualifikasi tidak mampu berjumlah 4 orang (18%) karena tidak sesuai dengan cerita yang ditulis. 4) Ejaan dan tanda baca isi cerita Ditinjau dari aspek ejaan dan tanda baca isi cerita, siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi mampu 1 orang (5%) karena ejaan dan penggunaan tanda baca sesuai. Siswa yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi krang mampu berjumlah 15 orang (68%) penulisan kata ada yang kurang dan penempatan tanda baca kurang sesuai. dan siswa yang mebdapatkan nilai dengan kualifikasi tidak mampu berjumlah 6 oarang (27%) karena tidak sesuai. Berdasarkan deskripsi data seperti yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan menulis isi cerita dengan menerapakan model Think Pair Share pada siklus II, telah mengalami peningkatan sesuai indikator kinerja yang harus di capai dalam penelitian ini yakni, ≥75 % dan siswa sudah memiliki kemampuan menulis isi cerita dengan baik dan benar. Dengan demikian tidak perlu lagi melaksanakan tindakan selanjutnya. Berikut ini adalah hasil perolehan nilai pada tindakan siklus II adalah sebagai berikut :
40
Tabel 5 Hasil belajar siswa pada tindakan siklus II Nilai
Jumlah Siswa
0 58 75 83 92
4 2 10 4 2 3
Mampu
Jumlah Presentase
Kategori Kurang Mampu
Tidak Mampu
16 73%
2 9%
4 18%
B. Pengamatan hasil kegiatan guru pada tindakan siklus II Format pengamatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran mencakup 23 aspek baik dari pra pembelajaran sampai dengan penutup pembelajaran. Adapun hasil yang dicapai pada kegiatan guru dalam pembelajaran tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :
41
Tabel 6 Hasil pengamatan kegiatan guru pada tindakan siklus II No
Indikator/Aspek yang diamati
I 1 2 II A 3 4 5
PRA PEMBELAJARAN
6 B 7
Mengaitkan materi dengan realita khidupan Pendekatan/Strategi pembelajaran
8 9 10 11 12 13 14 C 15 16 17 D 18 19 E 20 21 III 22 23
Mempersiapkan siswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi
Kualifikasi P1
P2
Kegiatan inti pembelajaran Penguasaan materi pembelajaran Menunjukan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan meteri dengan jelas, sesuai dengan hirakhi belajar dan karakteristik siswa
Melaksanakan pembelajaran dengan sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan model Think Pair Share Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Pembelajaran memicu dan memelihara ketertiban siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusisme dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai Penutup Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bahan remedial dan pengayaan Total Presentase
42
20 20 87% 87%
Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra pada pengamat I aspek yang kurang dikuasai oleh guru antara lain: (1) mengaitkan materi dengan realita kehidupan, (2) melibatkan siswa dalam pemanfaatan media, (3) menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Adapun aspek-aspek yang kurang pada guru sesuai dengan pengamat II antara lain: (1) tidak mengaitkan materi dengan realita kehidupan karena materi yang diajarkan guru tidak sesuai dengan kenyataan yang berhubungan dengan keadaan siswa, (2) tidak melibatkan siswa dalam pemanfaatan media karena guru menggunakan media audio visual, (3) kurang menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran disebabkan kerena guru hanya terfokus pada mengawasi kelompok siswa. Dengan
memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus II
sebagaimana tercantum pada tabel 6 tersebut, menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah memenuhi target yang diharapkan. Data perbandingan hasil pengamatan yang diperoleh guru mitra sebanyak 20 aspek atau 87% sedangkan peneliti mencapai 20 aspek atau 87%, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya. 4. Tahap Analisi dan Refleksi Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan lanjutan kegiatan siklus I, dalam siklus ini peneliti berupaya mengatsi masalah yang ditemukan pada siklus I berdasarkan rekomendasi dari hasil refleksi bersama guru mitra. Karena langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum mampu member hasil yang 43
maksimal terhadap peningkatan menulis isi cerita siswa dengan menerapkan model Think Pair Share. Upaya yang dilakukan untuk mengatsi masalah yang ditemukan pada siklus sebelumnya, adalah sebagai berikut : a. Menggunakan media audio visual agar pembelajaran menulis isi cerita lebih efektif dan efisien serta lebih mempermantap penggunaan model Think Pair Share. b. Memberikan bimbingan secara optimal dengan melakukan pendekatan pada siswa yang kurang aktif. c. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku dan memberikan pendapat atau pertnyaan mengenai materi. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II, dapat dilihat beberapa peningkatan diantaranya : 1) Siswa yang memiliki peningkatan menulis isi cerita dengan benar mencapai 16 orang (73%). 2) Guru telah melaksanakan pembelajaran secara optimal. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan kemampuan menulis isi cerita. Meningkatnya kemampuan menulis isi cerita tidak lepas dari keterampilan guru dalam mengatur strategi pembelajaran serta pemberian bimbingan dan motivasi yang memungkinkan terhadap peningkatan menulis isi cerita.
44
Dengan demikian hasil refleksi pada siklus II dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam setiap kegiatan pembelajaran menulis, sehingga hipotesis tindakan yang berbunyi “ jika guru menggunakan model Think Pair Share dengan tepat maka kemampuan menulis isi cerita pada siswa kelas V SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan”, bisa diterima. 4.2 Pembahasa Berdasarkan data hasil observasi awal yang di lakukan pada 22 siswa kelas V SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango diketahuai bahwa terdapa 6 orang 27% yang mampau menulis isi cerita dan 16 orang siswa (73%) yang kurang mampu menulis isi cerita dengan baik dan benar. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang dibagi dalam dua siklus. Pada siklus I diketahui bahawa siswa yang memperoleh nilai ≥75% hanya berjumlah 11 orang (50%). Dengan demikian masih terdapat 11 orang dari 22 siswa sebagai subjek penelitian yang memperoleh nilai 75% ke bawah. Hal isi disebabkan karena dalam proses pembelajaran, penguasaan strategi oleh guru dan aktifitas siswa pada saat menulis serta perhatian dan kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran belum berjalan optimal. Oleh sebab itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II sebagai langkah perbaikan terhadap kekurangan yang terjadi pada siklus I. Berdasarkan data hasils pengamatan pada siklus II, terlihat adanya peningkatan kemampuan menulis isi cerita siswa. Jika pada siklus I siswa yang memiliki kemampuan menulis isi cerita hanya berjumlah 11 orang (50%), maka pada
45
siklus II naik menjadi 16 orang (73%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam hal menulis isi cerita memenuhi indidkator kinerja. Adapun data hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II, menunjukan bahwa pelaksanaan tindakan kelas pada siswa kelas V SDN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango, telah mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Atas dasar hal tersebut, peneliti berkesimpulan bahwa penerapan model Think Pair Share dalam pembelajaran menulis, dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Dengan demikian, hipotesis tindakan kelas yang berbunyi “ jika guru menggunakan model Think Pair Sahre dengan tepat maka dalam peningkatan menulis isi cerita pada siswa kelas V SDnN 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango dapat meningkat”, bisa diterima.
46