BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X-B SMK Pelita Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran
kewirausahaan
yang
ada
di
kelas
X-B.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Kewirausahaan kompetensi dasar menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 di SMK Pelita Salatiga. Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Jigsaw dalam mata pelajaran kewirausahaan kompetensi dasar menunjukkan
sikap
pantang
menyerah
dan
ulet
dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas X-B Program Keahlian Akomodasi Perhotelan Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 di SMK Pelita Salatiga.
46
Hasil penelitian ini meliputi motivasi dan hasil belajar siswa yang dirancang dengan secara bersiklus. Siklus pertama dan siklus kedua terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (reflecting).
(acting), Hasil
pengamatan dari
aktivitas
(observing),dan siswa
refleksi
diperoleh
dari
pengamatan/observasi yang dinilai dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan diperoleh dari hasil evaluasi individu sebelum diadakan tindakan dan hasil evaluasi individu setelah tindakan yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw pada siklus I dan siklus II dengan pokok bahasan menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet.Hasil pengamatan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dan hasil motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan angket motivasi siswa yang diberikan pada saat setiap siklus telah berakhir, serta pengamatan aktivitas guru menggunakan metode menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw.Pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dilakukan selama dua jam pelajaran yaitu Sembilan puluh menit. Setelah mengadakan penelitian dengan menggunakan metode kooperatif
47
tipe jigsaw pada pokok bahasan menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet diperoleh data sebagai berikut. 4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan ( Planning ) Sebelum
melakukan
penelitimelakukan
tindakan
menganalisis
dilakukan,
penyebab
timbulnya
masalah yang terdapat pada proses pembelajaran mata pelajaran
kewirausahaan
dengan
pokok
bahasan
menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet di kelas XB program keahlian Akomodasi Perhotelan semester 2 di SMK
Pelita
Salatiga.
Diketahui
bahwa
strategi
pembelajaran yang selama ini diterapkan belum bisa memaksimalkan
proses
pembelajaran.
Tindakan
pemecahanmasalah yang dipandang tepat oleh peneliti adalah
dengan
menerapkan
metode
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Tahap penyusunanrancangan tindakan yangakan diberikanadalah sebagaiberikut: 1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi
yang
48
akan
diajarkan
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 2. Menyusun
kelompok
Kelompok diacak
asal
dan
kelompok
ahli.
secara heterogen dilihatdarisegi
akademisdan jeniskelamin. 3. Mempersiapkan lembar materi yang hendak dibahas oleh kelompok ahli pada siklus I 4. Mempersiapkan lembar soal diskusi kelompok siklus I 5. Menyiapkan lembar evaluasi individu siklus I 6. Menyusun
dan
menyiapkan
lembar
observasiyangterdiridari: a. Lembar kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dlihat dari jumlah siswa yang membawa buku paket, buku catatan, dan perlengkapan alat tulis. b. Lembar
pengamatan
aktivitas
siswa
menunjang pelaksanaan pembelajaran
yang dengan
metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. c. Lembar
pengamatan
49
aktivitas
guru
yang
digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 7. Menyiapkan lembar angket motivasi siswa dalam menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk setiap siklusnya. 8. Menyiapkan
lembar
kisi–kisi
wawancara
guru
terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 9. Menyiapkan lembar angket tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 10. Menyiapkan lembar berita acara penelitian di setiap siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan sesuai scenario pembelajaran yang telah direncanakan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 April 2013 dan 2 April 2013, Jam pertama dan kedua.
50
Pertemuan pertama
hasil
observasi
kegiatan
pembelajaran yaitu pada kegiatan awal guru mengabsen, mengecek kesiapan siswa. Setelah itu, guru memberitahu siswa bahwa nilai evaluasi individu masih ada yang nilainya masih dibawah KKM yaitu 70 sebanyak 17 siswa, serta mencoba mengingatkan siswa tentang materi yang sudah
dipelajari
sebelumnya
dengan
memberikan
pertanyaan apersepsi dan motivasi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi.Setelah materi disampaikan secara ringkas, guru menjelaskan tentang
pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw
serta
langkah- langkahnya. Kemudian guru membagi siswa ke dalam
kelompok
asal
yang
telah
ditentukan
sebelumnya.Guru membagi kelompok menjadi lima, yaitu kelompok 1, kelompok2, kelompok 3, kelompok 4, kelompok 5. Masing-masing kelompok beranggotakan 6 siswa yang telah dipilih secara acak baik dari segi jenis kelamin, dan kemampuan akademis,dan tiap anggota kelompok telah mendapat nomor urutan sendiri-sendiri,
51
yaitu a-f. Pada awalnya siswa sempat protes terhadap pembagian kelompok. Kemudian
guru memberikan
pengertian kepada mereka tentang maksud dan tujuan dari pembagian
kelompok
tersebut.
Setelah
itu
guru
mengarahkan agar tiap siswa duduk bersama kelompokny amasing-masing. Guru juga meminta siswa mencatat anggota
kelompok
masing-masing
sesuai
dengan
urutannya a-f.Setelah itu, guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok berdasarkan berpindah
ahli
yang
urutan sesuai
anggotanya
a-f.Guru dengan
telah
ditentukan
juga
meminta
kelompok
ahli.
siswa Setelah
pembagian kelompok, guru menjelaskan langkah – langkah diskusi dalam metode jigsaw dan memberi bagian materi yang akan dipelajari oleh kelompok ahli. Aktivitas yang dilaksanakan dalam kelompok ahli adalah setiap kelompok membahas materi yang telah dibagi oleh guru.Selama diskusi kelompok,guru membantu jalannya diskusi kelompok sebagai fasiliator dan motivator. Setelah dirasa cukup dalam diskusi kelompok, siswa diarahkan
52
kembali ke dalam kelompok asal.Setelah bergabung dengan kelompok asal, siswa diberi waktu untuk menyampaikan materi yang diperoleh dari kelompok ahli kepada teman kelompok asal.Kemudian guru membagikan lembar soal diskusi kelompok siklus I, dan siswa mengerjakan dengan teman kelompok asal.Di akhir pembelajaran, guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah dan di kumpulkan pada pertemuan kedua.Peneliti meminta tanda tangan berita acara kepada guru pengajar di akhir
pembelajaran
sebagai
bukti
dilaksanakannya
penelitian tindakan kelas pada pertemuan pertama siklus pertama. Pertemuan kedua, guru membuka dengan doa dan mengabsen siswa, memberikan apersepsi, motivasi, dan tujuan pembelajaran dan menanyakan kembali langkahlangkah pembelajaran dengan metode jigsaw. Kemudian siswa diminta melaksanakan presentasi hasil diskusi dari pertemuan pertama, guru sebagai fasilitator dan motivator. Pada saat kelompok yang maju presentasi, kelompok lain
53
yang tidak presentasi memberi tanggapan yang berupa pertanyaan maupun sanggahan. Setelah presentasi hasil diskusi selesai, siswa dipersilahkan kembali ke tempat duduk masing–masing. Guru memberikan waktu kepada siswa selama 10 menit untuk membaca ulang materi sebelum evaluasi individu di mulai. Setelah waktu selesai, siswa menerima lembar soal evaluasi individu siklus I dan mengerjakan secara sendiri tanpa bekerja sama dengan siswa lain selama 60 menit. Guru
mengawasi
jalannya
ev al ua si tersebut,dan menegur siswa yang bekerjasama dengan siswa lain. Setelah waktu selesai,lembar jawaban dikumpulkan.Guru bertanya apakah ada kesulitan dalam menjawab soal-soa ltes. Dan beberapa siswa mengaku ada soal yang mereka tidak bisa menjawab. Peneliti meminta tanda tangan berita acara kepada guru pengajar di akhir pembelajaran sebagai bukti dilaksanakannya penelitian tindakan kelas pada pertemuan kedua siklus pertama.
54
c. Pengamatan (Observing) Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam penelitia ntindakan kelas ini menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I adalah sebagai berikut. a. Hasil kesiapan siswa menerima pelajaran pada siklus I pertemuan pertama sebesar 32,22 % siswa telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan 67,78% siswa belum siap menerima materi pelajaran disebabkan siswa tidak membawa buku paket atau materi dan buku catatan. Pada
pertemuan
kedua, ada
peningkatan kesiapan siswa menerima pelajaran yaitu 84,44% sisanya masih belum siap menerima pelajaran sebesar 16,66% . b. Hasil Observasi motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw kelas X-B Program Keahlian Akomodasi
55
Perhotelan di SMK Pelita Salatiga digunakan untuk mengetahui ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar selama di kelas. Hasil observasi motivasi belajar siswa diperoleh dengan menggunakan angket. Hasilnya pada siklus I adalah 24,76 yang dikategorikan kurang termotivasi. c. Hasil observasi mengenai aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tabel 4.1.1 Hasil Observasi Aktivitas Tindakan Guru Dan Siswa Kelas X-B Kompetensi Dasar Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah Dan Ulet Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Di SMK Pelita Salatiga Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I Indikator
Hasil observasi Jumlah observasi
∑ >3
∑ <3
Hasil
Rata-rata keseluruhan
Ratarata
Indikator Ketercapaian Individu
Rata-rata
Guru 17
15
7
6
2
3,30
1 3,11
56
3,20
>3
>4
Kesimpulan
Rata-rata total masih belum tercapai, rata-rata individu masih ada 3 item yang belum memenuhi indikator ketercapaian
3 Siswa 17
15
2
3,20
7
6
1
3,08
3,13
>3
>4
Hasil penelitian aktivitas guru hasil yang mencapai > 3 ada 21 item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 3 item. Rata-rata aktivitas yang diperoleh adalah 3,20, ini menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas guru belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai skor lebih dari sama dengan 4. Pada pertemuan pertama, guru belum dapat menguasai kelas karena siswa banyak yang berbicara sendiri dan tidak menghiraukan kehadiran guru. Guru masih belum optimal dalam membimbing dan mengarahkan siswa pada saat diskusi baik dikelompok ahli maupun kelompok asal. Guru juga belum dapat
57
Rata-rata total masih belum tercapai, rata-rata individu masih ada 3 item yang belum memenuhi indicator ketercapaian 3
membantu siswa untuk menarik kesimpulan diakhir pelajaran.Pada pertemuan kedua, guru mengarahkan siswa untuk presentasi,namun siswa tidak terlalu banyak yang memperhatikan pada saat kelompok lain presentasi. Pada saat evaluasi individu, guru mengawasi dan sering sekali menegur siswa yang bekerja sama dengan temannya. Hasil penelitian aktivitas tindakan siswa yang mencapai > 3 ada 21 item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 3 item. Rata-rata aktivitas yang diperoleh adalah 3,18. ini menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas siswa belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai skor lebih dari sama dengan 4. Siswa belum menunjukan kesiapan belajar, dan belum memiliki motivasi belajar.
58
d. Hasil belajar siswa Tabel 4.1.2 Hasil Belajar Siswa Kelas X-B Kompetensi Dasar Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah Dan Ulet Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Di SMK Pelita Salatiga Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I Indikator
kondisi sebelum siklus
siklus I
Target
Hasil Nilai
67,96
72,46
85
Rata-rata %
43,33%
60,00%
80%
Peningkatan peningkatan sebesar 4,5 peningkatan sebesar 16,67 %
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan ada 19 dari 30 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM. Hasil nilai yang diperoleh sebesar 72,46 dengan rata-rata ketuntasan 60,00%. Dalam hal ini belum memenuhi target atau indikator yang telah ditetapkan yaitu 80% sehingga perlu peningkatan. Hasil wawancara dari 30 siswa kelas X -B, 20 siswa
menyukai pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw karena lebih menyenangkan dan lebih paham tentang
materi
pelajaran.
Namun
empat
siswa
berkomentar bahwa mereka belum memahami proses
59
belajar dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw. Dua orang berkomentar bahwa belajar berkelompok membuat siswa tidak dapat berkonsentrasi dan lebih sering bicara sendiri.Sedangkan empat siswa lainnya tidak masuk tanpa alasan. d. Refleksi (Reflecting) Berdasarkan
hasil
observasi
siklus
I
yang
merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa peningkatan aktivitas siswa kelas X-B Program Keahlian Akomodasi Perhotelan di SMK Pelita Salatiga dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw belum optimal atau belum menunjukan indikator keberhasilan ketuntasan hasil belajar yaitu 75% ditunjukkan dari rata-rata ketuntasan 60,00%. Hal ini dikarenakan guru belum mampu menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan tepat.Oleh karena itu guru harus melakukan perbaikan pada siklus II supaya mencapai hasil yang
60
lebih optimal.Refleksi hasil observasi pada siklus I dilakukan dengan perbaikan sikap guru dan siswa. Perbaikan sikap guru yang dilakukan dalam
proses
pembelajaran siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut : a. Kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa siap belajar dengan memotivasi siswa b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Memberikan penjelasan metode kooperatif jigsaw yang digunakan d. Mengkonfirmasi pemahaman siswa terhadap materi sesuai dengan tujuan pembelajaran e. Membantu siswa membuat kesimpulan terhadap materi. Perbaikan sikap guru yang harus dilakukan diawali
dengan
kegiatan
awal
guru
untuk
mengkondisikan siswa siap belajar, hingga proses pembelajaran
sampai
pembelajaran.
61
kegiatan
akhir
kegiatan
Perbaikan sikap siswa yang dilakukan dalam proses pembelajaran meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut : a. Kesiapan siswa untuk siap belajar b. Mengemukakan
pengalaman
pribadi
tentang
menunjukkan sikap ulet dan pantang menyerah dalam kehidupan sehari-hari c. Sikap siswa dalam memahami materi yang pelajari d. Sikap siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok e. Sikap siswa dalam menjelaskan materi pada teman yang belum memahami materi f. Sikap siswa dalam menanggapi pendapat kelompok lain g. Sikap siswa dalam mengajukan pertanyaan tehadap guru h. Sikap siswa dalam menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan pembelajaran
62
Sikap siswa yang harus diperbaiki dalam kesiapan masing-masing siswa untuk siap menerima pelajaran, kemudian dilanjutkan motivasi siswa dalam menggali dan memahami materi yang dipelajari sampai kegiatan kelompok dalam mempresentasikan hasil kerjanya. 4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan Tahap perencanaan siklus II ini dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I sesuai dengan hal-hal yang dapat dilihat di refleksi siklus I. Hal-hal yang disiapkan dalamtahap perencanaan siklus II adalah: 1.
Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa Guru
bertugas
meningkatkan motivasi
memperkuat
dan
belajar siswa. Saat
proses pembelajaran, guru menggunakan metode kooperatif jigsaw yang mengharuskan siswa untuk
belajar
secara
berkelompok
dengan
caradiskusi. Hal ini akan membuat siswa
63
termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan akan membuat siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang memenuhi
kriteria
ketuntasan
minimal
70
maupun melebihi KKM. 2.
Kesiapan dalam menerima pelajaran Upaya
ini
dilakukan
guru
dengan
mengingatkan siswa untuk membawa alat tulis, buku catatan, dan materi pelajaran sebagai sarana belajar yang memudahkan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran dikelas. 3.
Penyampaian tujuan pembelajaran Upaya perbaikan pada penyampaian tujuan pembelajaran ini yaitu guru dapat menyampaikan tujuan
pembelajaran
dengan
baik
sehingga
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dapat berjalan dengan baik 4.
Penjelasan langkah-langkah proses pembelajaran
64
tipe jigsaw perbaikan
Upaya langkah-langkah menjelaskan
pada
J i g s a w ini
secara
rinci
penjelasan yaitu
tentang
guru
langkah-
langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kepada siswa. Sehingga siswa lebih mengerti apa yang harus dilakukan ketika masuk di dalam kelompok ahli maupun kelompok asal. Jadi pada kegiatan inti dapat berjalan dengan baik. Meskipun dalam siklus I sudah ada peningkatan hasil belajar, akan tetapi hasil tersebut masih bisa ditingkatkan lagi. Di siklus II diharapkan kelas X-B mencapai indicator ketercapaian ketuntasan hasil belajar sebesar 75%. b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 8 April 2013 jam 07.00 – 08.30 dan pertemuan
65
kedua pada hari Selasa, 9 April 2013 jam 07.00 – 08.30. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw. Guru memberi salam dan berdoa, kemudian mengabsen siswa dan memberitahukan hasil evaluasi individu siklus I.Guru menjelaskan kembali materi
ajar
secara
singkat,
memberikan
beberapa
pertanyaan apersepsi dan memberikan motivasi kepada siswa. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan kembali langkah-langkah jigsaw. Siswa menyimakpenjelasan dari guru. Guru meminta siswa berkumpul sesuai dengan kelompok ahli pada siklus I. Pada siklus II, siswa terlihat adanya kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat siswa duduk bersama kelompoknya, baik kelompok ahli maupun kelompok asal.. Awalnya, seluruh siswa bingung dan bertanya-tanya karena ada beberapa siswa yang lupa siapa saja anggota kelompoknya sehingga membuat kelas menjadi ramai. Namun dengan arahan dari
66
guru, siswa segera bergabung dengan kelompokmasingmasing. Guru segera membagikan materi yang sudah dibagi kepada kelompok ahli untuk di diskusikan. Setelah waktu yang diberikan guru selesai, siswa diarahkan untuk bergabung dengan kelompok asal sama seperti kelompok asal di siklus I dan kembali berdiskusi. Selanjutnya, guru membagikan lembar soal diskusi kelompok untuk dibahas oleh masing-masing kelompok. Guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Di siklus II,tiap kelompok dapat menyelesaikan tugas lebih cepat dibandingkan ketika di siklus I. Kegiatan
akhir
dalam
pembelajaran
ini,
guru
membantu siswa menyimpulkan pelajaran hari ini dan memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah dan di kumpulkan
pada
pertemuan
kedua.
Guru
juga
memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya siswa akan mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan akan diadakan evaluasi individu. Peneliti meminta tanda tangan berita acara kepada guru pengajar di akhir pembelajaran
67
sebagai bukti dilaksanakannya penelitian tindakan kelas pada pertemuan pertama siklus kedua. Pertemuan kedua siklus II diadakan pada hari Selasa, 9 April2013. Guru membuka dengan doa dan mengabsen siswa, memberikan apersepsi, motivasi, dan tujuan
pembelajaran.
Kemudian
siswa
diminta
melaksanakan presentasi hasil diskusi kelompok dari pertemuan pertama, mulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 5.Setelah presentasi hasil diskusi selesai, siswa dipersilahkan kembali ke tempat duduk masing–masing. Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari melalui diskusi dan materi tersebut.
Guru
memberikan waktu kepada siswa selama 10 menit untuk membaca ulang materi sebelum evaluasi individu di mulai. Kemudian siswa menerima lembar soal evaluasi individu siklus II dan mengerjakan sendiri tanpa bekerja sama dengan siswa lain selama 60 menit. Setelah waktu selesai,lembar jawaban dikumpulkan. Peneliti meminta tanda tangan berita acara kepada guru pengajar di akhir pembelajaran sebagai
68
bukti dilaksanakannya penelitian tindakan kelas pada pertemuan kedua siklus kedua. c.
Pengamatan ( Observing ) Hasil
pengamatan
dengan
menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siklus II adalah sebagai berikut: a. Hasil kesiapan siswa dalam menerima pelajaran Pada siklus II pertemuan pertama, kesiapan siswa
dalam
menerima
pelajaran
mengalami
peningkatan menjadi 79,89%. Pada pertemuan kedua juga mengalami peningkatan kesiapan sisa menerima pelajaran yaitu sebesar 93,10%. b. Hasil Observasi motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw kelas X-B program keahlian Akomodasi Perhotelan di SMK Pelita Salatiga digunakan untuk mengetahui ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar selama
69
di kelas mengalami peningkatan sebesar 36,40 yang dikategorikan sangat termotivasi c. Observasi mengenai aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus II Tabel 4.1.3 Hasil Observasi Aktivitas Tindakan Guru Dan Siswa Kelas X-B Kompetensi Dasar Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah Dan Ulet Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Di SMK Pelita Salatiga Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II Indikator
Hasil observasi Jumlah observasi ∑ >3
Hasil
∑ <3
Ratarata
Rata-rata keseluruhan
Indikator Ketercapaian Kesimpulan indivi du
Ratarata
>3
>4
Guru
Siswa
17
17
0
4,39
7
7
0
4,04
17
17
0
4,17
4,22
4,06
7
7
0
3,95
70
>3
>4
Rata-rata total dan individu sudah memenuhi indikator ketercapaian Rata-rata total dan individu sudah memenuhi indikator ketercapaian
Hasil
penelitian
aktivitas
guru
hasil
yang
mencapai > 3 ada 30 item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 0 item. Rata-rata aktivitas yang diperoleh adalah 4,22, ini menunjukkan rata-rata tindakan aktivitas guru telah mencapai terget indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai rata-rata skor lebih dari sama dengan 4. Hasil penelitian aktivitas tindakan siswa yang mencapai > 3 ada 30 item, sedangkan yang mencapai < 3 ada 0 item. Rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh adalah 4,06. Dalam hal ini telah mencapai target indikator yang telah ditetapkan yaitu mencapai rata-rata skor lebih dari sama dengan 4.
71
d. Hasil belajar siswa Tabel 4.1.4 Hasil Belajar Siswa Kelas X-B Kompetensi Dasar Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah Dan Ulet Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Di SMK Pelita Salatiga Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II
Indikator
kondisi sebelum siklus
siklus I
siklus II
Target
Peningkatan
Hasil Nilai
67,96
72,46
91,11
85
peningkatan sebesar 18,65
80%
peningkatan sebesar 30,00 %
Rata-rata %
43,33%
60,00%
90,00%
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan,
yaitu
ada
27
dari
30
siswa
yang
mendapatkan hasil nilai diatas KKM. Hasil nilai yang diperoleh sebesar 91,11 dengan rata-rata ketuntasan 90,00%. Dalam hal ini telah memenuhi target atau indikator yang telah ditetapkan ketuntasan hasil belajar sebesar 80%.
72
yaitu mencapai
Dari hasil tugas kelompok, ada dua kelompok yang memiliki nilai 100, yaitu kelompok B dan D. Kelompok A, C, E mendapat 80. 4.
Refleksi ( Reflecting ) Di siklus II aktivitas belajar siswa dan guru sudah mengalami
peningkatan.
Pelaksanaan
siklus
II
menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap guru dan siswa sebagai berikut : a.
Aktivitas tindakan siswa telah mencapai rata-rata score angka sama dengan atau lebih dari 4 yaitu 4,15, dan aktivitas tindakan guru telah mencapai score angka sama dengan atau lebih dari 4 yaitu 4,10 yang telah mencapai indikator keberhasilan.
b.
Rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari 72,46 yaitu siklus I menjadi 91,11 pada siklus II yang telah memenuhi
target
atau
indikator
yang
telah
ditetapkan yaitu mencapai ketuntasan hasil belajar sebesar 80%.
73
c.
Motivasi belajar siswa meningkat dari score 29,12 pada siklus I yang tergolong kurang termotivasi menjadi skore 36,4 pada siklus II yang tergolong sangat termotivasi.
4.2.
Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi selama penelitian.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dan kemudian direfleksi untuk setiap siklus.Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, dengan kompetensi dasar Menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan siswa. Hasil observasi awal yang menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar belum optimal, penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat dan hasil belajar yang belum sesuai dengan target. Terbukti dari rata-rata hasil ulangan 67,96 dan persentase ketuntasan baru 43,33%. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah
74
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X-B keahlian Akomodasi Perhotelan mata pelajaran Kewirausahaan di SMK Pelita Salatiga. Adapun perubahan yang terjadidapat dilihat dari hasil peningkatan hasil belajar siswa.Kesiapan siswa dalam
menerima
peningkatan.
pelajaran
Sebelum
siklus
tindakan
kelas
I
mengalami dilaksanakan
banyak siswa yang kurang siap yang terlihat dari banyaknya siswa yang tidak membawa buku catatan, buku paket/LKS, maupun kelengkapan alat tulis.Siklus I, siswa sudah mulai aktif mengikuti pelajaran walaupun belum optimal, karena tindakan guru yang kurang memotivasi siswa untuk belajar. Pada siklus I, penerapan metode kooperatif tipe jigsaw kurang optimal terlihat pada nilai kelompok 1 mendapat nilai 60, kelompok 2 memperoleh nilai 90, kelompok 3 memperoleh nilai 80, kelmpok 4 memperoleh nilai 90, kelompok 5 memperoleh nilai 80. Pada siklus II, aktivitas guru dan murid dalam proses
75
pembelajaran lebih optimal. Penyampaian apersersi, motivasi, tujuan pembelajaran, materi ajar, dan langkahlangkah proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Guru sudah bisa mengkondisikan siswa untuk
siap
menerima
pembelajaran
sehingga
meningkatkan hasil nilai kelompok siswa kelompok 2 dan 4 mendapat nilai 100, kelompok 1,3,dan 5 mendapat nilai 80. Peningkatan juga terjadi pada motivasi siswa dalam belajar yang awalnya mempunyai rata-rata 29,12 yaitu tergolong kurang termotivasi menjadi 36,4 yang tergolong sangat termotivasi. Awalnya siswa tidak menyukai pelajaran kewirausahaan. Pada siklus I, mereka belum begitu menyukai dan belum termotivasi memperhatikan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Akan tetapi pada siklus II, mereka sudah memahami metode yang digunakan, mulai dari berpindah ke kelompok ahli maupun kelompok asal. Seluruh siswa mulai antusias dengan mata pelajaran kewirausahaan. Hal ini dibuktikan
76
dengan
adanya
kerjasama
yang
baik
diantara
kelompoknya, pada saat presentasi anggota kelompok lain dengan memberikan dukungan. Selain itu perubahan juga dapat dilihat dari hasil ketuntasan hasil belajar.Hasil analisis terhadap hasil belajar siswa menunjukkan bahwa dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan.Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan 11 siswa yang tidak tuntas dari 30 siswa. Rata-rata ketuntasan hasil belajar individu pada siklus I sebesar 60,00%. Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus I sebesar 40,00%. Peningkatan pada siklus II hanya 3 orang siswa yang tidak tuntas dari 30 siswa. Rata-rata ketuntasan hasil belajar individu pada siklus II sebesar 90,00%. Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus II sebesar 10,00%. Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
terjadi
peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari melalui kegiatan yang telah dilaksanakan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar
77
siswa sudah masuk dalam kriteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau sama dengan 75 %. Hal ini berarti, dengan diterapkannya metode kooperatif tipe Jigsaw hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, beberapa orang tidak menyukai metode kooperatif tipe Jigsaw karena tidak menyukai anggota kelompok yang dibentuk oleh guru.Ada yang berkomentar temannya sibuk sendiri dan tidak aktif dikelompok padahal pembelajaran tipe Jigsaw mengharuskan semua anggota kelompok memahami materi dan mengetahui jawaban hasil diskusi. Guru mengalami diterapkannya
dalam
menyampaikan
kenaikan
dibanding
metode
pembelajaran
materi dari
juga
sebelum
Jigsaw.
Guru
berusaha memberi motivasi kepada siswa dan mencoba mengkondisikan kelas dengan baik, sehingga tercipta suasana belajar dengan baik. Guru dalam kegiatan belajar mengajar membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan
78
dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Sedangkan dalam lembar kerja siswa, guru memberikan arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegitan belajar mengajar. Hasil observasi terhadap kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan bahwa kinerja guru sudah baik. Siklus I, guru sudah melaksanakan seluruh langkah–langkah pembelajaran yang telah di susun, namun belum secara optimal karena masih ada beberapa langkah yang belum dilakukan secara baik atau belum mencapai score angka 4 yaitu sebesar 3,20 dan belum mencapai indikator ketercapaian. Siklus II, kinerja guru semakin baik dan telah mencapai score angka 4,06. Hasil observasi tindakan siswa juga telah mencapai score angka 4,09 atau dalam kategori baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan sudah dilakukanya
langkah–langkah
pembelajaran
secara
optimal. Hal ini menunjukkan bahwa metode kooperatif tipe Jigsaw tepat diterapkan dalam mata pelajaran
79
kewirausahaan
pokok
bahasan
menunjukkan
sikap
pantang menyerah dan ulet karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas,motivasi dan hasil belajar. Pembelajaran dengan pembelajaran
kooperatif
menggunakan metode tipe
Jigsaw
dapat
mengoptimalkan proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan tolak ukur dari keberhasilan penelitian tindakan kelas. Belum tercapainya indikator aktivitas siswa mencapai lebih dari 4 dan ketuntasan hasil belajar mencapai 75% dalam penelitian ini disebabkan masih terdapat permasalahan yang dihadapi pada siklus I yaitu : 1. Guru belum dapat mengkondisikan siswa pada kegiatan awal. 2. Siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran Jigsaw,sehingga masih bingung dengan langkahlangkah Jigsaw.
80
3.
Suasana kelas belum terkendali, karena masih ada siswa
yang
tidak
memperhatikan
selama
pembelajaran. 4. Kurangnya
guru
dalam
mengkonfirmasi/
menyimpulkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Namun hal ini dapat diatasi dengan baik karena adanya kerja sama yang cukup baik antara guru dengan siswa, sehingga pembelajaran tetap dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kemudian pelaksanaan pada siklus II guru berusaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari kesalahan yang terjadi dari siklus I. Upaya-upaya yang telah dilakukan guru pada kegiatan siklus II untuk lebih mengoptimalkan lagi proses pembelajaran yaitu: 1.
Mempersiapkan serta merencanakan RPP dengan
sebaik mungkin. 2.
Guru mengkondisikan dan memotivasi siswa
untuk siap belajar. 3.
Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan terhadap materi yang diajarkan.
81
Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe
jigsaw
pada
kompetensi dasar menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet merupakan suatu pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam bentuk kelompok. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan sedemikian rupa diharapkan dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik. Pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa serta pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat menjadi lebih baik dan diperoleh secara optimal. Oleh karena itu metode ini disarankan
untuk
guru
menerapkan
dalam
proses
pembelajaran karena memberikan daya tarik siswa untuk belajar lebih sungguh-sungguh. Penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran kewirausahaan, kompetensi
82
dasar menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet kelas X-B Program Keahlian Akomodasi Perhotelan Mata Pelajaran Kewirausahaan, Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 di SMK Pelita Salatiga.
83