84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian di lapangan, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melaksanakan persiapan penelitian, hal ini dilakukan dengan maksud agar tidak terdapat kendala dalam pelaksanaan penelitian dilapangan. Persiapan penelitian meliputi studi pustaka, penyusunan alat ukur, dan menyelesaikan administrasi penelitian. adapun tahapan tersebut yaitu: a. Melakukan studi pustaka Tahap ini peneliti mencari literatur-literatur yang relevan dengan variabel-variabel yang hendak diteliti, baik dari buku, jurnal, artikel, internet, maupun skripsi yang sesuai dengan variabel yang hendak diteliti dll sesuai dengan topik permasalahan. Hal ini dilakukan untuk menentukan teori yang digunakan dalam penelitian sehingga variabel yang digunakan dapat dijelaskan secara mendalam dan dapat menentukan kerangka teoritis mengenai variabel-variabel penelitian. Penulis juga melakukan konsultasi dan diskusi dengan dosen pembimbing dalam menentukan alur berpikir dan dalam menentukan pelaksanaan penelitian.
85
b. Persiapan alat ukur Persiapan alat ukur disini adalah penyusunan alat ukur yang akan digunakan dalam pengambilan data penelitian. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah cek list dan kuosioner. Kuosioner yang digunakan yaitu berpikir kreatif dan cek list digunakan yaitu keaktifan bertanya pada siswa. Keaktifan bertanya pada siswa diungkap melalui skala keaktifan yang aspeknya diadopsi dari teori yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik tentang hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan bertanya siswa.kemudian dari teori tersebut dikembangkan sendiri oleh penulis. Keaktifan bertanya subjek tinggi atau rendah dapat diketahui melalui total skor yang diperoleh subjek. Skala ini terdiri dari 30 aitem yang mengungkapkan aspek-aspek
keaktifan
bertanya
dimana
siswa
dalam
proses
pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Sedangkan skala berpikir kreatif ini merupakan teori dari kreatifitas yang ciri-cirinya diadopsi dari Utami Munandar. Skala ini terdiri
dari
30
aitem
yang
disusun
berdasarkan
aspek-aspek
dikemukakan oleh Utami Munandar yaitu untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai
86
kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsureunsur yang sudah ada sebelumnya. c. Persiapan administrasi Beberapa
administrasi
yang
dilakukan
peneliti
sebelum
melakukan penelitian adalah: 1)
Meminta surat izin penelitian dari Ketua Program Studi Psikologi Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, penelitian ini dikeluarkan
oleh
Dekan
Fakultas
Dakwah
No.
In.
02/1/TL.01/850/VI/2012 tanggal 1 Mei 2012 s/d 1 Juli ditujukan kepada kepala SMPN 1 Taman. 2)
Pengajuan surat permohonan izin penelitian kepada kepala SMPN 1 Taman.
3)
Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk menentukan subjek, jadwal kegiatan, ruangan maupun sarana yang dapat digunakan peneliti. Seorang guru yang bersedia mendampingi peneliti dalam pengambilan data maupun pada saat penyebaran kuosioner kepada siswa.
d. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 3 Mei 2012 – 7 Juni 2012. Sebelumnya dalam penyebaran kuosioner, peneliti meminta data terlebih dahulu kepada guru. Tujuannya untuk mengetahui jumlah siswa yang akan dijadikan subyek peneliti. Dari data tersebut, kemudian peneliti baru bisa menyebarkan kuosioner sesuai dengan data yang ada.
87
Penyebaran kuosioner membutuhkan waktu relatif cukup lama. Karena waktu mereka yang cukup sulit untuk dikumpulkan setelah melakukan unas sehingga banyak hari libur, oleh karena itu adapun kendala saat menyebarkan kuosioner yang harusnya 1 minggu sudah selesai sampai membutuhkan waktu hampir 3 minggu. 2. Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi kendal tau diketahui koefisien korelasional sebesar 0,954, yang berarti 95,4% variabel keaktifan bertanya sangat berpengaruh pada variabel berpikir kreatif , sedangkan sisanya lagi sebesar 4,6 % dipengaruhi oleh variabel/faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tanda tingginya nilai pada setiap koefisien korelasi dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antar variabel. Hal ini berarti hubungan antara keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif adalah searah, artinya hubungan antara kedua variabel adalah berbanding lurus, semakin tinggi/besar keaktifan bertanya siswa maka semakin tinggi/baik pula berpikir kreatif siswa. Tabel IV.1 Rangkuman uji korelasi Variabel yang diuji
Koefisien korelasi
Keaktifan Bertanya
0,020
Berpikir Kreatif
0,000
88
B. Pengujian Hipotesis Pada bab terdahulu (bab II) telah dikemukakan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif pada siswa. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan taraf signifikansi (p-value) dengan galatnya. Kaidah yang digunakan adalah jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat hubungan keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif pada siswa, sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat hubungan keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif pada siswa. Berdasarkan hasil uji korelasi telah diperolah besarnya korelasi variabel keaktifan bertanya sebesar 0,420 dengan nilai signifikansi sebesar 0,020. Sedangkan untuk variabel berpikir kreatif diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,521 dengan signifikansi 0,000. Berdasarkan kaidah yang menyatakan bahwa jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak maka dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa keaktifan bertanya memang memiliki hubungan yang signifikan dengan berpikir kreatif pada siswa.
89
Tabel IV.2 Rangkuman uji hipotesis Variabel yang
Koefisien korelasi
Keterangan
Keaktifan bertanya
0,020
Ha Diterima
Berpikir kreatif
0,000
Ha Diterima
diuji
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat keaktifan bertanya siswa dapat dengan mudah diterapkan apabila didukung oleh adanya berpikir kreatif, hal tersebut sejalan dengan pendapat. Menurut Hamalik (2004: 35) menyatakan bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan bertanya siswa. Keaktifan
bertanya
siswa
dalam
proses
pembelajaran
akan
menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pemikiran yang kreatif dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi belajar pada siswa. C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan keaktifan bertanya siswa dengan berpikir kreatif pada siswa sebagaimana hasil uji korelasi yang menunjukkan angka 0,020 untuk variabel keaktifan bertanya dan angka sebesar 0,000 untuk berpikir kreatif. Hal ini
90
menunjukkan bahwa semakin tinggi keaktifan bertanya siswa dan akan semakin meningkatkan berpikir kreatif
pada siswa, begitu pula
sebaliknya. Hal ini seperti yang ditunjukkan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistyani (2010) mengenai hubungan keaktifan bertanya dengan
berpikir
kreatif
pada
Siswa
SMP
Sendangrejo
Madiun
menghasilkan bahwasannya keaktifan memberikan konstribusi terhadap munculnya berpikir kreatif siswa sebesar 35%. Kebiasaan bertanya, mencari, dan menemukan jawaban terhadap hal-hal apa pun, akan mejadikan kita berpikiran terbuka. Bertanya, mencari, dan menemukan (jawaban) kemudian berulang lagi, akan meningkatkan pemahaman, melihat lebih jauh, bahkan lebih baik dalam memutuskan sesuatu. Oleh karena itu perlu adanya berpikir kreatif siswa untuk menciptakan ide atau gagasan baru sehingga membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagi tujuan dalam hidupnya. Dari hasil penelitian ini juga ditemukan tingginya nilai yang diberikan oleh keaktifan bertanya siswa, hal tersebut dapat diketahui dari uji korelasi kendal tau diketahui koefisien korelasional sebesar 0,954, yang berarti 95,4% variabel keaktifan bertanya. Dari tingginya nilai yang diberikan tersebut dapat diketahui bahwasanya keaktifan bertanya dimiliki oleh masing-masing siswa dalam memacu munculnya berpikir kreatif siswa. Disamping hasil penelitian tersebut diatas, perlu dijelaskan bahwa keaktifan bertanya siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang
91
dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berpikir kreatif, dan dapat memecahkan permasalahanpermasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir kreatif siswa akan terwujud jika ada dukungan dari lingkungan, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu berpikir kreatif dapat berkembang dalam lingkunagan yang menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan mau pun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswannya (jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya. Untuk mengembangkan berpikir kreatif, siswa perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang
penting
ialah
memberi
kebebasan
kepada
anak
untuk
mengeksprsikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Dari hasil penelitian ini juga ditemukan terdapat hubungan keaktifan bertanya
dalam
pengembangan
berpikir
kreatif
juga
92
dikemukakan Robinson dalam McGregor (2007) bahwa pengembangan berpikir
kreatif memerlukan keaktif bertanya. Menurut
keaktifan bertanya
Alexander
yang dirancang dengan baik akan memberikan
kesempatan bagi tumbuhnya berbagai keterampilan berpikir, termasuk berpikir kreatif. Hal ini juga ditegaskan oleh Pehnoken (1997) bahwa keaktifan bertanya dapat mengembangkan keterampilan kognitif umum yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Menurut Hamalik (2004: 35) bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan bertanya siswa. Keaktifan bertanya siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pemikiran yang kreatif dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi belajar pada siswa. Berpikir kreatif sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasangagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, 1999: 25).
93
Berpikir kreatif adalah kemampuan individu untuk memikirkan apa yang telah dipikirkan semua orang, sehingga individu tersebut mampu mengerjakan apa yang belum pernah dikerjakan oleh semua orang. Terkadang berpikir kreatif terletak pada inovasi yang membantu diri sendiri untuk mengerjakan hal-hal lama dengan cara yang baru. Tetapi pokoknya, ialah memandang dunia lewat cukup banyak mata baru sehingga timbullah solusi-solusi baru, itulah yang selalu memberikan nilai tambah. berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian berpikir kreatif adalah suatu kemampuan seseorang untuk menciptakan ide atau gagasan baru sehingga membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagi tujuan dalam hidupnya (Maxwell 2004: 136).