BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V dengan jumlah 22 orang siswa. Adapun yang menjadi fokus pada penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Struktur bumi melalaui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas V yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Hasil penelitian yang akan diuraikan meliputi hasil pengamatan terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Pelaksanaan penelitian mengacu pada prosedur penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya meliputi (1) tahap persiapan (2) tahap pelaksanaan Tindakan (3) pemantauan dan evaluasi (4) analisis dan refleksi. 4.1.1 Pelaksanaan Observasi Awal Kegiatan Pelaksanaan kegiatan observasi awal dilakukan pada tanggal 18 April 2013, kegiatan observasi awal merupakan sebuah proses pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap materi struktur bumi, mengacu pada rancangan prosedur penelitian maka observasi awal dilakukan secara bertahap dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan pemantauan evaluasi dan analisis refleksi. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
1) Tahap persiapan Pada
tahappersiapan
peneliti
mempersiapkan
segala
sesuatu
yang
berhubungan dengan pembelajran yang akan dilaksankan di kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Peneliti dan guru mitra mempersiapkan mulai dari meyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar pengamtan yang akan digunakan sampai pada media yang akan digunakan untuk mengajar mata pelajaran IPA materi struktur bumi. 2)
Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan awal dilaksanakan setelah kegiatan observasi awal.
Peneliti melaksnakan kegiatan beajar mengajar
dalam 1 kali pertemuan.
Pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit. Kegiatan mengajar dilaksanakan peneliti pada hari senin tanggal 18 April 2013 pukul 07:30 – 09:45 pada tahap pelaksanaan awal ini peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas V SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar ini sebanyak 22 orang siswa dengan catatan jumlah siswa yang aktif di kelas V. 3) Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan pemantauan selama proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pada tahap ini guru mitra melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar dengan jumlah 22 orang siswa. Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, peneliti didamping oleh guru mitra yang melakukan pengamatan dan penilaian kegaiatan guru dan siswa.
Untuk kegiatan guru format pengamatan mencakup 23 aspek, mulai dari pra pembelajaran sampai penutup. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dari hasil pengamatan guru mitra pada kegiatan belajar mengajar pada kegiatan guru pada pelaksanaan observasi awal, pengolahan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan, hal ini terlihat dari 23 aspek yang di amati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang mencapai kriteria sangat baik sebanyak 3 aspek atau 13,04% kriteria baik sebanyak 20 atau 86,95% dapat dilihat pada lampiran 1 (halaman 40). Dengan melihat Lembar pengamatan kegiataan siswa tampak bahwa, dari 22 aspek aktivitas siswa yang diobservasi pada pembelajaran pada observasi awal, ada 2 aspek atau 9,09 % mencapai kriteria sangat baik, 16 aspek atau 72,72 % kriteria baik, dan 4 aspek atau 18,18 % memperoleh kriteria cukup, dapat di lihat pada lampiran 2 (halaman 42). Untuk hasil evaluasi hasil belajar pada tahap pelaksanaan observasi awal, dapat di jelaskan bahwa dari 22 orang keseluruhan jumlah siswa, terdapat 14 orang siswa yang mendapat nilai kurang dibawah dari 75 atau 63,64 %. Dari 22 orang keseluruhan jumlah siswa, terdapat 8 orang siswa yang mendapat nilai di atas 75 atau 36,36 % sehingga daya serap siswa mencapai 68,36 % dapat di lihat pada lampiran 3 (halaman 44). 4)
Analisis Dan Refleksi Berdasarkan hasil analisis dan refleksi yang dilaksnakan bersama guru mitra
bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam belum
mencapai indikator ketuntasan minimal. Sehinga masih perlu dilakukan perbaikan baik kegiatan belajar mengajar guru dan kegiatan siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik agar hasil belajar siswa mengalami peninggatan. Dengan demikian pelaksanaan tidakan masih akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. 4.1.2 Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dilakukan pada tanggal 22 April 2013, kegiatan pembelajaran pada siklus I merupakan sebuah tindakan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur bumi di kelas V SDN 2 Telaga. Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I yang bertindak sebagai pengamat adalah Ibu Debi Hasan S.Pd. M.Pd yang menjadi sasaran pengamatan yaitu kegiatan guru pada saat mengajar dan kegiatan belajar siswa. Karena terdapat 2 macam lembar pengamatan yang berbeda pada pelaksanaan tindakan siklus I ini. 1) Hasil Pengamatan kegiatan guru pada pembelajaran siklus I Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru, terdapat 23 aspek penilaian terhadap aktivitas kegiatan guru yang merupakan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Memperhatikan hasil kegiatan pembelajaran pada siklus I pengolahan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan, hal ini terlihat dari 23 aspek yang di amati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang mencapai kriteria sangat baik sebanyak 5 aspek atau 21,73% criteria baik sebanyak 18 atau 78,26 %. Lembar hasil kegiatan guru siklus I dapat dilihat pada lampiran 5 (halaman 52).
2) Hasil pengamatan aktifitas siswa pada pembelajaran siklus I Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I, Aspek kegiatan siswa yang dinilai pada proses pembelajaran terdiri dari 22 aspek. Berdasarkan kegaiatan observasi terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran siklus I dengan memperhatikan uraian data tampak bahwa, dari 22 aspek aktivitas siswa yang diobservasi/diamati kegiatan pembelajaran siklus I, ada 9 aspek atau 40,90% mencapai kriteria sangat baik, 11 aspek atau 50 % kriteria baik, dan 2 aspek atau 9,09% memperoleh kriteria cukup. Lembar hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 6 (halaman 54). 3) Hasil pagamatan dan Evaluasi pembelajaran siklus I Pelaksanaan pembelajaran terdapat dua hasil penilaian diantaranya, yang pertama pada saat proses pembelajaran yang diterapkan dengan aspek–aspek penilaian yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match kemudian yang kedua adalah penilaian akhir dari proses pembelajaran yaitu evaluasi hasil belajar berupa tes essai. Hasil evaluasi pembelajaran siklus I, dapat di jelaskan bahwa dari 22 orang keseluruhan jumlah siswa, terdapat 13 orang siswa yang mendapat nilai kurang di bawah dari 75 atau 59,09 %. Dari 22 orang keseluruhan jumlah siswa, terdapat 9 orang siswa yang mendapat nilai di atas 75 atau 40,90 % sehingga daya serap siswa mencapai 74 %. Hasil evalausi siklus I dapat dilihat pada lampiran 7 (halaman 56).
4)
Hasil analisis dan refleksi pembelajaran siklus I Berdasarkan kelemahan - kelemahan yang terjadi pada siklus I, dan melihat
hasil belajar siswa tentang materi struktur bumi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, maka peneliti bersama guru mitra mengadakan kegiatan refleksi untuk menilai kegiatan pada siklus I. Hasil refleksi bersama guru mitra tentang pembelajaran pada siklus I, diantaranya: pengauasaan kelas masih belum optimal, penyampaian materi kurang dipahami oleh siswa, siswa kurang memperhatikan materi yang disampaiakan sehingga berdampak pada evaluasi siswa dalam menjawab soal-saoal yang diberikan, oleh sebab itu berpengaruh pada ketercapaian siswa pada pembelajaran siklus I dari 22 orang keseluruhan jumlah siswa, terdapat 13 orang siswa atau 59,09 % mendapat nilai dibawah 75. Dari 22 orang dari keseluruhan siswa, terdapat 9 orang siswa atau 40,90 % yang memperoleh nilai di atas 75, sehingga daya serap siswa 74 %. Berdasarkan hasil penjelasan tersebut terbukti bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan yaitu 75% untuk siswa yang mendapatkan nilai KKM yang telah ditentukan,
maka peneliti
bersama guru mitra sepakat untuk melanjutkan penelitian pada siklus II. 4.1.3 Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II dilakukan pada tanggal 28 Mei 2013, kegiatan pembelajaran pada siklus II merupakan sebuah tindakan baru berdasarkan hasil pembelajaran pada siklsus I yang belum berjalan secara optimal. Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus II yang bertindak sebagai
pengamat adalah Ibu Debi Hasan S.Pd. M.Pd yang menjadi sasaran pengamatan yaitu kegiatan guru pada saat mengajar dan kegiatan belajar siswa. 1) Hasil pengamatan kegiatan guru pada pembelajaran siklus II Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru, terdapat 23 aspek penilaian terhadap aktivitas kegiatan guru yang merupakan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Memperhatikan hasil kegiatan pembelajaran pada siklus II pengolahan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Memperhatikan hasil kegiatan belajar pada siklus II dari 23 aspek yang di amati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang mencapai criteria sangat baik 6 sebanyak aspek atau 26,08 % criteria baik sebanyak 17 atau 73,91%. Lembar hasil kegiatan guru siklus II dapat dilihat pada lampiran 9 (halaman 65). 2)
Hasil pengamatan kegiatan siswa pada pembelajaran siklus II Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II, Aspek kegiatan siswa yang
dinilai pada proses pembelajaran terdiri dari 21 aspek. Berdasarkan kegaiatan observasi terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran siklus II dengan memperhatikan uraian data tampak bahwa, dari 21 aspek aktivitas siswa yang diobservasi/diamati kegiatan pembelajaran siklus II, ada 8 aspek atau 40,90 % mencapai kriteria sangat baik, 16 aspek atau 72,72 % kriteria baik, dan 2 aspek atau 9,09% memperoleh kriteria cukup. Lembar hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 10 (halaman 67).
3) Hasil pagamatan dan Evaluasi pembelajaran siklus II Pelaksanaan pembelajaran terdapat dua hasil penilaian diantaranya, yang pertama pada saat proses pembelajaran yang diterapkan dengan aspek–aspek penilaian yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match kemudian yang kedua adalah penilaian akhir dari proses pembelajaran yaitu evaluasi hasil belajar berupa tes essai. Hasil evaluasi pembelajaran siklus II, dapat di jelaskan bahwa dari 22 orang keseluruhan jumlah siswa, terdapat 4 orang siswa yang mendapat nilai kurang dibawah dari 75 atau 18,18 % . Dari 22 orang keseluruhan jumlah siswa, terdapat 18 orang siswa yang mendapat nilai di atas 75 atau 81,81 % sehingga daya serap siswa mencapai 84,09 %. Dari hasil evaluasi pada pelaksanaan tindakan siklus II telah mengalami peningkatan yang telah sesuai dengan indikator kinerja yang di tetapkan. Hasil evalausi siklus II dapat dilihat pada lampiran 11 (halaman 69) 4)
Hasil analisis dan refleksi pembelajaran siklus II Berdasarkan hasil penjelasan tersebut terbukti bahwa hasil belajar siswa
pada siklus II sudah mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan yaitu 75% untuk siswa yang mendapatkan nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75, maka peneliti bersama guru mitra sepakat untuk tidak melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas yang di laksanakan di SDN 2 Telaga, di kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa. Penelitian ini melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam 2 siklus siklus I dan siklus II. Sebelum masuk pada pelaksanaan siklus I peneliti melaksanakan observasi awal. Pada pelaksanaan siklus I dan siklus II peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Berdasarkan hasil penelitian di atas, jelaslah bahwa penggunaan model kooperatif tipe make a match bisa meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi mengenai struktur bumi. Hal ini dapat diketahui karena pada pembelajaran siklus I terdapat 9 orang siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 atau 40,90%. Dari 22 orang keseluruhan jumlah siswa terdapat 13 orang siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas atau 59,09 %. Memperhatikan hasil yang diperoleh belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan, maka dilakukan refleksi siklus I, kemudian dilanjutkan pada siklus II. Dari hasil tindakan siklus II terjadi peningkatan kemudian yang sangat signifkan, hal ini terlihat capaian rata- rata yakni dari 22 orang siswa terdapat 4 orang siswa yang mendapat nilai kurang 75 atau 18,18% dan ada 18 orang siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas atau 81,81 %, sehingga daya serap siswa mencapai 84,09 %. Memperhatikan hasil yang dicapai telah sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan.
Dengan meihat masih ada 4 orang siswa dari 22 jumlah siswa keseluruhan. Maka peneliti menindak lanjuti siswa yang belum bisa mencapai nilai ketuntasan yang sudah ditetapkan sebagai standar ketuntasan mata pelajaran IPA yakni 75. Maka siswa tersebut di lakukan remedial dan diberikan bimbingan secara mandiri agar bisa memahami materi mengenai struktur bumi. Berdasarkan uaraian dia atas jelas bahawa peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran ilmu pengetahuan alam mengenai struktur bumi pada siklus I sampai dengan pelaksnaan siklus II nampak sekali terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa pada materi struktur bumi di kelas V SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat diterima.