BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan
pertambangan
timah
nasional
berawal
dari
nasionalisasi 3 perusahaan Belanda di bangka, belitung dan singkep yaitu "Banka Tin Winning Bedrujf" (BTW). Gemeenschappelijke minjbouw Maatsschappij Biliton (gmb) dan "nv Singkep Tin Exploitate Maatsschappij (nv SITEM) Menjadi Perusahaan negara yang terpisah pada tahun 19531958. Pada tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan umum perusahaan tambang timah negara (BPU Timah) untuk mengkoordinasi ketiga perusahaannegara tersebut, dan pada tahun 1968 digabung menjadi PN tambang timah.Berdasarkan Undang-undang No.19 tahun 1969, PN Tambang timah dan Proyek Peleburan Timah Mentok diubah menjadi PT. Tambang Timah (persero) dengan akta Notaris Imas Fatimah SH, Nomor 1 tanggal 2 Agustus 1976. Krisis Industri timah dunia yang mengakibatkan merosotnya harga timah sejak tahun 1985 dan mencapai titik terendah pada tahun 1989 memicu perusahaan untuk melakukan Restrukturisasi perusahaan
pada
tahun
1991-1995,
meliputi
program-program
Reorganisasi , relokasi kantor pusat ke pangkal pinang, rekontruksi peralatan pokok dan penunjang produksi, serta pelepasan aset yang tidak berkaitan langsung dengan usaha pokok perusahaan Restrukturisasi
36
37
perusahaan berhasil memulihkan kesehatan dan daya saing perusahaan, sehingga siap melakukan privatisasi melalui penawaran umum perdana ( Initial Publik Offering). Pada tahun 1995 pada tanggal 19 oktober 1995 PT. Tambang Timah (persero) melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya dan The London Stock Exchange. sejak itu saham perusahaan dimiliki oleh masyarakat indonesia sebesar 65% . Perubahan Kepemilikan saham tersebut diikuti dengan perubahan anggaran dasr dan nama perusahaan menjadi PT. Timah, Tbk yang tertuang dalam akta notaris Imas Fatimah SH, Nomor 7 tanggal 7 Mei 1998 dalam rangka pemekaran usaha, pada tahun 1998 PT. Timah, Tbk melakukan reorganisasi dan memisahkan kompetensi sejenis ke dalam 3 anak perusahaan yang baru dibentuk, yaitu PT. Tambang Timah,
PT.
Timah
Industri
dan
PT.
Timah
Eksplomin
dengan
pembentukan anak-anak perusahaan tersebut PT. Timah, Tbk menempati posisi sebagai Induk Perusahaan (Holding company) sesuai ketentuan Undang-undang Badan Usaha Milik Negara pada tahun 2007 dilakukan perubahan anggaran dasar dan nama perusahaan menjadi PT. Timah (persero) Tbk.
38
4.1.2 Barang yang di Produksi
1.
Produk Timah
Kualitas setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijamin dengan sertifikat produk (weight and analysis certificate) yang berstandar internasional dan berpedoman kepada standar produk yang ditetapkan oleh LME sehingga dapat diperdagangkan sebagai komoditi di pasar bursa logam. Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT Timah dibedakan atas kualitas dan bentuknya. Berdasarkan kualitas produk dapat dibedakan atas Banka Tin (99,9% Sn), Mentok Tin (99,85% Sn), Banka Low Lead (Banka LL) terdiri dari Banka LL 100ppm, Banka LL 50ppm, Banka LL 40ppm, Banka LL80ppm, Banka LL200ppm dan Banka Four Nine (99,99% Sn)
Contoh produk-produk timah :
Banka Tin
Mentok Tin
Banka Low Lead
Kundur Tin
Tin Alloy
Tin Solder
Tin Chemical
39
Produk Non Timah
Sebagai
komitmen
atas
inovasi
dan
perkembangan
yang
berkelanjutan PT Timah (Persero) Tbk bekerjasama dengan perusahaan lain untuk memproduksi produk non timah seperti batubara dan aspal yang memenuhi standar kualitas internasional. Selain itu, PT Timah melalui anak perusahaannya mempunyai kegiatan operasi di luar operasi penambangan berupa jasa keteknikan dan galangan kapal yang melayani permintaan dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.
Contoh produk-produk non timah :
Batubara
Aspal
Jasa Keteknikan dan Galangan Kapal
4.1.3 Pemasaran dan Distribusi
Kegiatan
pemasaran
mencakup
kegiatan
penjualan
dan
pendistribusian. Pendistribusian logam timah hampir 95 % dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri (ekspor) dan sekitar 5 % untuk memenuhi pasar domestik. Untuk negara-negara yang menjadi tujuan ekspor timah antara lain Asia yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina, dan SIngapura. Untuk wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol, Italia, serta wilayah Amerika dan Kanada.
40
Pendistribusian dilaksanakan melalui pelabuhan di Singapura untuk kegiatan ekspor sedangkan untuk domestic dilaksanakan secara langsung melalui gudang yang berada di Jakarta. Tipe pembeli logam timah dapat dikelompokkan atas pengguna langsung (end user) seperti pabrik, industri solder, industri pelat timah atau pedagang-pedagang besar (trader).
4.1.4 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu faktor penting bagi keberlanjutan operasi dan usaha Perseroan. Oleh sebab itu PT Timah terus berupaya melakukan pengembangan SDM yang berbasis pada pembentukan karakter unggul dalam kinerja, sikap maupun prilaku. Meningkatkan kualitas SDM tidak hanya cukup dengan menjadikan karyawan Perseroan terampil dalam bidang masing-masing, tetapi juga membentuk setiap karyawan menjadi “Manusia Timah” yang memiliki tiga karakter dasar yaitu bermartabat, sadar lingkungan dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Terbentuknya “Manusia Timah” diyakini akan membawa pengaruh positif bagi Perseroan karena mencakup pengertian bahwa setiap karyawan
Perseroan
harus
mampu
membangun
karakter
unggul
bermartabat yang akan memperkokoh pondasi perusahaan dalam menjalankan
bisnis yang beretika
serta menjalankan perusahaan
pertambangan yang bertanggung jawab serta peduli pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
41
4.1.5 Pengembangan Sumbr Daya Manusia (SDM)
Pengembangan SDM di lingkungan perusahaan didasari pada sebuah
filosofi
yaitu
membentuk
manusia
Timah
yang
disiplin,
professional, dan visioner. Pengembangan SDM tersebut dititikberatkan pada peningkatan skill, knowledge, dan attitude yang implementasinya dilakukan melalui pelaksanaan program pelatihan yang bersifat teknis, manajerial, dan kepemimpinan , on job training, penugasan (mutasi dan rotasi),
dan
promosi
jabatan.
Melalui
program-program
tersebut
diharapkan seluruh karyawan mampu menetapkan tujuan, sasaran, proses kegiatan, dan tolak ukur unjuk kerjanya masing-masing sehingga menghasilkan kualitas pekerjaan yang lebih efisien, efektif, dan produktif.
4.1.6 Hubungan Industri
Suasana kerja yang kondusif antara manajemen dengan karyawan menjadi perhatian kami untuk selalu dijaga danditingkatkan kualitasnya. Perseroan pun memberikan kebebasan karyawan untuk membentuk organisasi karyawan di lingkungan Perseroan dengan nama Ikatan Karyawan Timah (IKT) yang menaungi seluruh karyawan PT Timah (Persero) Tbk dan perusahaan anak yang berdiri sejak tahun 1999.
Sebagai pedoman bersama, manajemen Perseroan dan IKT mengatur hubungan industrial yang disepakati bersama dalam sebuah pedoman yang disebut Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dimana perjanjian
42
ini mengatur secara rinci hubungan karyawan dan manajemen Perseroan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dan disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja RI.
PKB ini adalah pedoman dalam menyelesaikan perselisihan hubungan kerja antara manajemen dengan karyawan. Karenanya Perseroan tidak bisa serta merta menjatuhkan sanksi sepihak atas pelanggaran yang dilakukan karyawan maupun bentuk perselisihan hubungan kerja lainnya. Diperlukan pertimbangan dari IKT untuk menindaklanjuti setiap pelanggaran kerja yang dilakukan karyawan, khususnya pelanggaran berat dan/atau pemberhentian tanpa didahului dengan teguran tertulis. 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian 4.2.1. Earning Per Share Umumnya para investor memperhatikan beberapa indikator untuk berinvestasi diantaranya adalah Earning Per Share. Berikut ini ditampilkan tabel Earning Per Share PT. Timah (Persero),Tbk tahun 2008 – 2012 : Tabel 4.1 Earning Per Share (EPS) Tahun EPS (%) 2008 2,667.10 2009 62.34 2010 188.34 2011 178.25 2012 86,00 (Sumber IDX LQ45 2012: 162 dan data di olah)
43
Dari data pada table diatas Earning Per Share menunjukkan nilai yang menurun. Penurunan drastis terjadi pada tahun 2009. Hal ini merupakan dampak dari krisis ekonomi global yang terjadi tahun 2008, krisis ini menyebabkan laba perusahan minim sehingga menyebabkan Earning Per Share mengalami penurunan.
4.2.2. Harga Saham Harga saham PT. Timah(Persero),Tbk dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2. HargaSaham PT. Timah (Persero), Tbk. Tahun
HargaSaham
2008 19.443,75 2009 1.732,50 2010 2.504,17 2011 2.336,25 2012 1.658,57 (Sumber IDX LQ45 2012: 162 dan data di olah) Pada tabel diatas dijelaskan bahwa harga saham PT. Timah (Persero).tbk memperlihatkan trand menurun, di tahun 2008 harga saham mencapai 19.443,75 dan mengalami penurunan pada tahun 2009 mengikuti pergerakan Earning Per Share perusahaan, pada tahun 2010 harga saham menunjukkan kenaikan sebesar 44 %. Namun pada tahun 2011 dan 2012 harga saham kembali mengalami penurunan.
44
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian 4.3.1. Analisis Regresi Sederhana Berikut ini adalah tael coefficients dari pengolahan data SPSS :
Tabel 4.3 a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) EPS
Std. Error
2581.571
688.982
1.812
.574
Coefficients Beta
t
.877
Sig.
3.747
.033
3.155
.051
a. Dependent Variable: Harga_Saham
Sumebr : Data Olahan
Berdasarkan tabel 4.3.di atas menjelaskan bahwa persamaan regresi linear sederhana y=2.581,57+ 1,812 X. Hal ini berarti bahwa setiap perubahan
satu
satuan
Earning
Per
Share
(EPS)
maka
akan
mempengaruhi Harga Saham dengan asumsi bahwa variable lainnya konstan atau tetap. 4.3.2. Koefisien Determinasi Bersarnya pengaruh dari variable Earning Per Share (EPS) sebagai variable independen terhadap variable Harga Saham dapat dilihat pada tabelberikut ini :
45
Tabel 4.4 b
Model Summary
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.877a
.768
.691
1305.82291
a. Predictors: (Constant), EPS b. Dependent Variable: Harga_Saham
Sumber : Data olahan Pengaruh dari Earning Per Share (Eps) terhadap Harga Saham dapat dilihat dari tabel 4.4 di atas yakni sebesar 0,768 atau 76,8 %. Menurut Sugiyono (2010) untuk menginterpretasi data hasil penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Pedoman Interpretasi HasilPenelitian Inter koefisien
Tingkat Pengaruh
0.00 – 0.19
Sangat Rendah
0.20 - 0.39
Rendah
0.40 – 0.59
Sedang
0.60 – 0.79
Kuat
0.80 – 1.00
Sangat Kuat
(Sumber Ghozali, 2001)
Jika dilihat pada tabel 4.5 diatas, maka hasil penelitian yang menunjukkan nilai R Square sebesar 0,768 atau 76,8% termasuk pada kategori pengaruh yang kuat. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share memiliki pengaruh terhadap Harga Saham sebesar 76,8%. Sementara sisanya sebesar 23,2% dipengaruhi oleh variabel atau
46
faktor lainnya yang tidak dimasukkan oleh peneliti dalam penelitian ini seperti tingkat pengembalian (return) saham dan lain-lain. 4.3.3. Pengujian Hipotesis Dalam peneitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan ketentuan : Ha = Terdapat Pengaruh EPS terhadap Harga Saham. HO = TidakTerdapat Pengaruh EPS terhadap Harga Saham Untuk menguji hipotesis ini maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Jikathitung>ttabel
: Ha diterima dan Ho ditolak
Jikathitung
: Ha ditolak dan Ho diterima Tabel 4.6 Tabel pengujian hipotesis THitung
tTabel
3.155
2.571
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS diperoleh bahwa nilai t hitung sebesar 3,155 sementara nilaittabel adalah sebesar 2.571. Dari nilai ini dapat diketahui bahwa nilai thitung>ttabel, dengan demikian maka dalam peneltian ini Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham. 4.4 Pembahasan Penelitian di Indonesia mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan harga saham sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang
47
pentingnya laporan keuangan menghasilkan bahwa 52,86% responden mengandalkan laporan keuangan. Hasil yang lain menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham Triyono dan Jogiyanto (2004). Peningkatan maupun penurunan Earning Per Share merupakan tolak ukur dari pergerakan harga saham. Penetapan harga saham mengharuskan pihak perusahaan mengikuti perkembangan dari laba per lembar saham (Earning Per Share). Semakin besar nilai laba per lembar (Earning Per Share) dari saham perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini menyatakan Earning Per Share PT. Timah (Persero),Tbk
yang
sering
berubah
mempengaruhi
harga
saham
perusahaan. Namun pengaruh yang diberikan dari perubahan nilai EPS ini tidak terlalu besar sehingga, minat investor untuk berinvestasi pun tetap dapat terjaga. Hal ini dapat dilihat dari analisis regresi linier sederhana yang
menjelaskan
bahwa
persamaan
regresi
linear
sederhana
y=2.581,57+ 1,812 X. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan satu satuan Earning Per Share (EPS) maka akan mempengaruhi Harga Saham sebesar 1,812% dengan asumsi bahwa variable lainnya konstan atau tetap. Begitu pula dengan pengujian Koefisien Determinasi menjelaskan bahwa Pengaruh dari Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham yaitu sebesar
0,768 atau 76,8 %. Dari hasil pengolahan data secara
parsial dengan SPSS diperoleh bahwa nilai t hitung sebesar 3,155
48
sementara nilai t table adalah sebesar 2,571 Dari nilai ini dapat diketahui bahwa ialai thitung>ttabel, dengan demikian maka dalam peneltian ini Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Mursidah Nurfadillah (2011). Yang menyatakan Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham. meskipun penelitian ini berbeda dari tahun penelitian, kondisi perekonomian, lokasi penelitian, objek penelitian, variable yang di gunakan dan fenomena lain sekaligus mendukung teori Tjiptono dan Hendy (2001) yang menyatakan semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun maka harga saham ikut juga turun. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Weston dan Brigham (2001) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham salah satunya adalah harga per lembar saham (Earning Per Share).