32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1
Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen margin, minyak sayur makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan ringan dan minuman dari teh, dan prodik-produk kosmetik. Merek merek perawatan pribadi telah dikenal dan di akui diseluruh dunia. Produk produk tersebut membentu para konsumen menjadi tampak sehat dan merasa sehat dan mendapatkan nilai lebih dalam hidup ini. Produk tersebut yaitu Axe, citra, pepsodent, Lifebuoy, Clear, Lux, Rexona, Ringso, Sunsilk, Sunlight, Bango, Blue Band, Royko, Sariwaangi, Taro, Walls. PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama awal Zeepfebriken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn, A. H Van Ophuijen, di Batavia. Akta ini disetujui oleh gubernur jendral Van NegerlandschIndie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Read Van Justice di Batavia dengan No.302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Jevasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 tambahan NO. 3 Pada Tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT. Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru PT. Anugrah Lever (PT.
33
AL) yang bergerak dibidang pembuatan, pengembangan, pemasaran, dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lainya dengan merek dagang bango, pariket, dan sakura dan merek merek lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT. AL. Pada Tahun 2007, PT. Unilever Indonesia,Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT. Ultra Jaya Milk Industri & Treading Company Tbk ( Ultra) sehubungan dengan pengambil alih industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever.
4.1.2
Visi Dan Misi PT. Unilever Indonesia Tbk.
Visi PT. Unilever Indonesia: “Menjadi pilihan utama bagi konsumen, pelangan dan komunitas.” Misi PT. Unilever Indonesia: “Meningkatkan Vitalitas dan Kehidupan.” Untuk lebih mendetail misi Unilever diuraikan sebagai berikut: 1. Menjadi yang pertama dan terbaik dikelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen. 2. Menjadi rekan yang utama bagi pelangan, konsumen dan komunitas. 3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses 4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi 5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan
yang menguntungkan dan
memberikan imbalan diatas rata-ratta karyawan dan pemegang saham
34
6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup
4.1.3
Struktur Organisasi Perusahaan
Bentuk badan usaha PT. Unilever Indonesia adalah perseroan multi atau trans nasional
(multinational/transnational
comparation),
dimana
operasinya
telah
melampaui batas-batas dari negara, dan telah disesuaikan dengan negara tempat ia beroperasi. PT. Unilever Indonesia, Tbk dipimpin oleh seorang chairman dan memiliki sepuluh direktur (director) sebagai berikut: 1) Chief Financial Officer 2) Home Care Directur 3) Personal Care Director 4) Ice Cream Director 5) Food Director 6) Supply Chain Director 7) Development Director 8) Customer Care Director 9) Humen Reseources director 10) Corporete Relation Director Bentuk organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah organisasi garis/ lini, dimana terdapat departemen-departemen yang secara langsung berhubungan dengan
35
produk dan penjualan dari setiap produk. Secara imim bagan organisasi PT. Unilever Indinesia, Tbk dapat dilihat pada lampiran. Setiap jabatan pada Coldstore, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Coldstore Master Coldstore Master memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan didalam Coldstore, diantaranya: a. Bertanggung
jawab
untuk
semua
operational
di
Coldstore
dan NH3
Refrigerator Utility. b. Mengatur kebutuhan manpower / manning untuk kebutuhan operasional dan administrasi c. Berkoordinasi dengan team lain (Planner, Production, QC, Sales dan Marketing) untuk mencapai target-target perusahaan (customer order fullfill) d. Mengatur kebutuhan operasional khususnya untuk MHE /Material Handling Equipment.
2. Admin supervisor Admin supervisor memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan didalam Coldstore, diantaranya: a. Menarik data material/stock secara keseluruhan, dari sistem SAP untuk tiaptiap harinya. (Namun aktifitas ini, lebih terfokus dilakukan diawal minggu)
36
b. Memperbaiki data-data yang tidak akurat, seperti: -
Status suatu stock di Coldstore yang seharusnya Block namun terlewat oleh Bagian Quality (Quality Dept.), sehingga masih Release. Dalam hal ini, Admin supervisor harus melepas stock tersebut dari sistem, sehingga tidak terjadi kesalahan pada Bagian Penjualan di MBAU yang menangani pemesanan (Sales order) untuk GT dan MT, serta di Head Office (HO) yang menangani pemesanan (Sales order) untuk export (RSE) dalam memperkirakan material yang tersedia untuk membuat Delivery plan.
-
Barcode/Pallet id pada stock yang berasal dari Palletizing (Bagian Produksi) dan sudah berupa pallet di Despatch area, tidak dapat di-scan oleh Radio frequency (RF), sehingga tidak bisa dihasilkan alamat untuk meletakkan stock.
-
Transaksi - transaksi seleksi produk, yang berasal dari Bagian Quality dan Bagian Produksi. Bagian Quality dan Bagian Produksi, akan membuat dan memberikan BON Permintaan Seleksi kepada Admin supervisor, sehingga stock yang sudah berada ataupun baru masuk di BOF, diminta dikeluarkan kembali. Situasi tersebut, mengharuskan Admin supervisor untuk mengurangi stock pada sistem.
c. Berdasarkan permintaan Bagian Quality, yang telah menyeleksi stock-stock apa saja yang dapat digolongkan pada export (RSE) ataupun local, maka terdapat
kemungkinan
untuk
stock-stock (berupa pallet-pallet yang telah
37
ditentukan) dari local dipindahkan ke Export. Otorisasi pemindahan tersebut dimiliki oleh Admin supervisor. d. Menarik data-data Sales order, dari Bagian Penjualan (MBAU) untuk tujuan export. e. Yang menarik data-data
yang diperlukan untuk aktivitas Stock Take,
sekaligus sebagai penanggung jawab kegiatan. f. Menentukan jatah planning transporter, pada dokumen Delivery plan yang telah dibuat sebelumnya oleh Bagian Penjualan (MBAU) pada tiap-tiap minggu.
3. Operational Supervisor Operator Supervisor memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan didalam Coldstore, diantaranya: a. Penanggung jawab, kegiatan operasional mulai dari aktifitas Penerimaan Produksi sampai Pengeluaran Stock untuk siap dikirim, dan juga apabila terdapat pengembalian (retur) pada proses Modern trade (MT). b. Penanggung jawab, pada beberapa aktifitas, pengecekkan stock yang akan dikirim, diantaranya: -
Pallet id yang tidak dapat discan.
-
Pemindahan barang dari High Rack ke Pick face (curah/receh).
38
-
Memastikan terpenuhinya kebutuhan Pick face, untuk memudahkan team Assembling.
c. Membuat Delivery note untuk Concess.
4. Despatch checker Despatch checker bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan aplikasi SAP R/3 khususnya untuk aktifitas Picking General Trade (GT) mulai dari aktifitas Order Management Processing, Delivery Order Processing, Shipment Processing, hingga Transfer order Processing.
5. Admin clerk Admin clerk bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan aplikasi SAP R/3 khususnya untuk aktifitas Picking General Trade (GT) mulai dari aktifitas Order Management Processing, Delivery Order Processing, Shipment Processing, hingga Transfer order Processing.
6. Reach Truck Driver (Forklift Operator) Reach Truck Driver memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan didalam Coldstore, diantaranya: a. Menaikkan dan menurunkan stock (berupa pallet) dari Rack, untuk proses Good Receipt dan Good Issue dengan menggunakan RF.
39
b. Menarik data produksi di tiap akhir shift, untuk mengecek stock hasil produksi dengan yang diterima di BOF sama.
7. Coldstore Technition Coldstore Technition memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan didalam Coldstore, diantaranya: Menangani kerusakkan yang sifatnya teknis dan urgent.
8. Pallet Ridder Operator (Loader) Pallet Ridder Operator memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan didalam Coldstore, diantaranya: Menarik dan mendekatkkan stock untuk memudahkan Forklift Operator menaikkan ke High Rack atau menurunkan dari High Rack.
9. Despatch Assembling Despatch Assembling memiliki dua tanggung jawab atas beberapa kegiatan didalam Coldstore, diantaranya: a. Menangani aktifitas pick face. Pemuatan untuk proses Loading.
40
4.1.4
Produk PT. Unilever Indonesia
Hingga saat ini, PT. Unilever Indonesia, Tbk. telah memproduksi dan memasarkan kurang lebih sebanyak 43 jenis produk. Dalam memasarkan produkproduknya, perusahaan
membagi dalam 3 divisi, dimana setiap divisi
bertanggung jawab untuk memasarkannya. 1. Divisi Produk Makanan (Food Products) Dimulai sejak tahun 1937, perusahaan ini mulai memproduksi margarine dengan merek Blue Band dan memutuskan untuk menjadikannya sebagai produk margarine nomor satu. Sejak itulah merek tersebut merupakan awal dari usaha perusahaan ini memproduksi makanan. 2. Divisi Produk Perawatan Pribadi (Persona Care Products) Usaha divisi personal dimulai dengan pengakuisisian pabrik Colibri di Surabaya, saat itu perusahaan hanya memproduksi pasta gigi merek Pepsodent
dan
tidak
berminat
untuk
memperluas
usahanya
dengan
memproduksi produk - produk toiletries. Selain karena perusahaan tidak memiliki pengalaman yang cukup untuk usaha itu, hal ini juga karena kualitas material baku dan konsumen saat itu lebih tertarik pada produk produk import dari Inggris. Sejak tahun 1977, kemampuan daya beli masyarakat Indonesia meningkat dan perusahaan melihat bahwa produk yang dianggap saat itu masih terjangkau oleh kemampuan masyarakat, mulai saat
41
itu perusahaan meluncurkan produk-produk Perawatan Pribadi seperti minyak rambut, deodorant, shampoo, lotion, skin care, bedak, dan pasta gigi. 3. Divisi Produk Perawatan Rumah Tangga (Household Products) Hingga saat ini detergent merupakan produk terbesar perusahaan dan telah membuktikan volume penjualan yang meyakinkan. Pada tahun 1970-an, divisi detergent berhasil melipatgandakan penjualannya dan sampai saat ini sabun pencuci pertama di Indonesia yang menggunakan material NSP (Non Soap Detergent) yang berhasil menjadi nomor satu dipasaran adalah Rinso. Divisi ini juga menghasilkan produk – produk Dishwasher, Fabric 95 softeners, Household cleaner, Mosquito coil, Fabric wash. Adapun jenis dan kategori produk – produk yang dihasilkan divisi-divisi tersebut: Tabel 4.1 Jenis - Jenis Produk Unilever
42
4.1.5
Fasilitas Produksi
PT. Unilever Indonesia, Tbk yang berkantor pusat di Graha Unilever, Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta Selatan, memiliki fasilitas – fasilitas produksi (pabrik-pabrik) salah satunya terletak di Rungkut, Surabaya yang memproduksi material perawatan dan kosmetik. Serta di Cikarang, Bekasi. Antara lain: Ice cream, Deterjen cair, Deterjen bubuk, dan Produk Makanan.
43
Seluruh produk Unilever diproduksi dengan menggunakan peralatan modern berteknologi tinggi. Sebagai perwujudan dari komitmen perusahaan untuk menjamin standard mutu produk bertaraf internasional, pabrik-pabrik Unilever telah Produk-produk Perawatan Rumah Tangga (Household products) Dishwash (Sunlight) ; Fabric softeners (Molto) ; Fabric wash (Omo, Rinso, Surf, Superbusa) ; Mosquito coil
(Domestos nomos) ; Household cleaner
(Super pell, Vixal,
Domestos Wipol). Produk-produk Makanan (Foods Products) Beverages
(Lipton,
Sariwangi) Food (Tara Nasiku) Jam (Skippy, Knorr mayonaise ) Snack (Taro) ; Seasoning
(Royco, Bango) ; Margarine
(Blue - band) ; Ice cream
(Wall’s
products) 97 mendapatkan sertifikat ISO 14001, ISO 9001, dan Safety and Occupational
Health.
Selain
itu,
Unilever Indonesia
juga
memperoleh
penghargaan Special Award in Total Productive Maintenance.
4.1.6
Nilai – Nilai Perusahaan
PT. Unilever Indonesia mempunyai nilai-nilai dan bangga terhadap nilainilai tersebut serta menjalankannya dalam aktivitas sehari-hari. a. Fokus kepada pelanggan, konsumen & masyarakat Kita memusatkan perhatian untuk memenangkan hati para pelanggan (internal dan eksternal) dan membuat konsumen dan masyarakat merasa senang dengan
selalu
memahami
dan
mengantisipasi kebutuhan mereka serta
memberikan jawaban secara kewirausahaan.
44
b. Kerjasama Kita mengakui adanya ketergantungan satu sama lain dan kita bekerja bersamasama guna mencapai tujuan yang sama, dengan semangat untuk menang, dan saling percaya. c. Integritas Kita bersikap jujur, berpegang teguh pada prinsip, konsisten, dan terpercaya dalam semua transaksi mempertahankan
yang kita lakukan. Kita percaya diri dalam
keyakinan
kita,
bahkan
dalam
situasi
sulit. Kita
melaksanakan apa yang kita katakan. d. Membuat sesuatu terjadi Kita bersikap positif dalam mengambil keputusan yang cepat berdasarkan fakta yang ada dan dalam membuat sesuatu terjadi. Kita mengadopsi semangat
perusahaan
kecil
sehingga
dapat
memberikan fleksibilitas,
ketangkasan dan imajinasi yang ktia perlukan agar berhasil. e. Berbagi kegembiraan Kita
harus
berhasil
bersama-sama.
Semangat
kita
yang
melimpah
menandakan bahwa kita berbagi penghargaan atas hasil kerja keras kita. Kita melaksanakan tugas dengan gembira sehingga kita mendapatkan energi dan membantu kita meraih sukses.
45
f. Excellence Kita bersemangat untuk melampaui harapan pelanggan, konsumen dan masyarakat melalui produk dan cara kerja kita. Kita memiliki kebebasan untuk berkarya di dala suatu kerangka kerja.
4.2 Deskripsi Trend 4.2.1
Earning Per Share (Variabel X)
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk, didapatkan informasi Earning Per Share Tahun 2006 -2010 sebagai berikut : Tabel 4.2 Data Earning Per Share PT. Unilever Indonesia, Tbk Tahun 2006-2010 EARNING PER SHARE (EPS) TAHUN
PT. Unilever Indonesia, Tbk
2006
Rp.
225,-
2007
Rp.
257,-
2008
Rp.
315,-
2009
Rp.
200,-
2010
Rp.
232,-
(Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk) Dari perkembangan trend pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa Earning per share selama tahun 2006 sampai 2010 mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun ke tahun. Dimana pada tahun 2006 Earning per share sebesar Rp. 225,-
46
kemudian mengalami peningkatan menjadi Rp. 257,- di tahun 2007. Meningkat sampai tahun 2008 menjadi Rp. 315,-. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan Earning per share tahun 2008. Dimana pada tahun 2009 Earning per share menjadi Rp. 200,-, mengalami penurunan sebesar Rp. 115,- dari tahun sebelumnya. Kemudian mengalami peningkatan sedikit sebesar Rp. 32,- di tahun 2010 menjadi Rp. 232,-. Berdasarkan tabel 4.1 di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik 4.1 sebagai berikut : Grafik 4.1
Earning Per Share PT. Unilever Indonesia, Tbk 400 300 200
Earning Per Share
100 0 2010
2009
2008
2007
2006
Berdasarkan data dan penjelasan pada tabel 4.2 serta grafik di atas, trend Earning per share jika dipersentasekan dapat dilihat pada tabel berikut :
47
Tabel 4.3 Data Persentase Perkembangan Earning Per Share PT. Unilever Indonesia, Tbk Tahun 2006-2010 Persentase Earning Per Share TAHUN
PT. Unilever Indonesia, Tbk
2005
0%
2006
16,44%
2007
12,45%
2008
18,41%
2009
57,5%
2010
13,79%
(Sumber : Data Olahan) Mencermati tabel 4.3 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa persentase perkembangan Earning per share PT. Unilever Indonesia, Tbk. Mengalami peningkatan dan penurunan selama tahun penelitian. Dimana pada tahun 2006 sebagai starting point, Earning per share meningkat sebesar 16,44% dari tahun sebelumnya sebagai tahun dasar. Pada tahun 2007 terjadi peningkatan dihitung sebesar 12,45% dari tahun 2006. Kemudian terjadi peningkatan yang dihitung sebesar 18,41% di tahun 2008 menjadi Rp. 315,-. Pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 57,5% menjadi Rp. 200,-. Serta mengalami peningkatan sedikit di tahun 2010 sebesar 13,79% menjadi Rp. 232,-. Peningkatan dan penurunan ini diakibatkan oleh perkembangan yang terjadi pada jumlah laba bersih setelah bunga dan pajak yang diperoleh serta jumlah lembar saham yang beredar diluar.
48
4.2.2
Return Saham (Variabel Y)
Berdasarkan data sekunder
dari PT. Unilever Indonesia, Tbk diperoleh
informasi tentang Return Saham dalam hal ini total akumulasi capital gain dan yield sesuai dengan harga saham historis dan dividen sebagai berikut : Tabel 4.4 Data Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk Tahun 2006-2010 Return Saham PT. Unilever TAHUN
Indonesia, Tbk
2006
1,15%
2007
1,17%
2008
1,43%
2009
1,10%
2010
1,33%
(Sumber : Laporan Keuangan Yang Diolah) Berdasarkan data pada
tabel 4.4 di atas, maka dapt dijelaskan tren
perkembangan Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2006 – 2010. Dimana pada tahun 2006 Return Saham sebesar 1,15%, seiring dengan peningkatan yang terjadi pada Earning per share sebesar 12,45%, terjadi peningkatan pula pada Return Saham menjadi 1,17% di tahun 2007. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan Return saham menjadi 1,43% didorong oleh peningkatan yang terjadi pada Earning per share di tahun 2008 sebesar 18,41%.
Kemudian tahun 2009 mengalami
penurunan menjadi 1,10% Return Saham di tahun 2009 seiring dengan penurunan yang terjadi pada Earning per share. Dan pada tahun 2010 naik sedikit menjadi
49
1,33% Return Saham di tahun 2010 yang didorong oleh peningkatan yang terjadi pada Earning per share. Berdasarkan tabel 4.4 di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik 4.1 sebagai berikut : Grafik 4.1
Return Saham PT. Unilever Indonesia,Tbk 1.60 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00
Return Saham
2010
2009
2008
2007
2006
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian 4.3.1
Analisis Regresi Sederhana
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Sederhana melalui SPSS (Statistical Product Service Solution). Dimana persamaan regresinya adalah : ŷ = a + bx
50
Berikut ini data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution), yang menyatakan hasil persamaan regresi tentang pengaruh Earning Per Share terhadap Return saham PT. Unilever Indonesia, Tbk : Tabel 4.5 Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
95% Confidence
Coefficients
Coefficients
Interval for B
B (Constant) EPS
Std. Error
12.321
.107
1.004
.004
Beta
t
.492
Sig.
Correlations
Lower
Upper
Zero-
Bound
Bound
order Partial
12.370
.000
.981
1.661
4.979
.001
.015
.008
.492
.492
a. Dependent Variable: RETURN
Berdasarkan tabel 4.5 Coefficientsa di atas, maka persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut : ŷ = 12,321 + 1,004 X
Berdasarkan data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) di atas, yang menyatakan hasil persamaan regresi tentang pengaruh Earning per share terhadap Return
Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk, maka hasil pengujian hipotesis
menunjukkan persamaan ŷ = 12,321 + 1,004 X yang telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikan = 5% (0,05). Hal ini menunjukkan nilai constant sebesar 12,321 merupakan nilai dari variabel Earning Per Share. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 1,004 menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Earning
Part
.492
51
per share dapat mempengaruhi Return Saham dengan anggapan bahwa variabel bebas lainnya konstan.
4.3.2
Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya perngaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersamasama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan pengaruh antar variabel dalam model yang digunakan. Untuk mengetahui Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk berikut adalah hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) yang menyatakan besarnya pengaruh antara variabel x dan variabel y : Tabel 4.6 Koefisien Determinasi (R Square) b
Model Summary
Change Statistics R Model
R
1
.792
Square a
Adjusted R Std. Error of R Square Square
.542
.310
F
the Estimate Change Change df1 .13920
.242
.959
1
df2 3
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.400
1.076
a. Predictors: (Constant), EPS b. Dependent Variable: RETURN
Mencermati tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa pengaruh Earning Per Share terhadap Return saham PT. Unilever Indonesia, Tbk dapat dilihat pada kolom R Square yakni sebesar 0,542 atau 54,2%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
52
Earning Per Share terhadap Return saham PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 54,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent signifikan. Dan sisanya 45,8% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang dapat mempengaruhi Return Saham tersebut bisa dipengaruhi oleh Dividend Per Share, Return On Investment, Return On Equity serta rasio-rasio keuntungan lainnya, dapat pula dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan nilai mata uang (kurs valuta asing), inflasi, gejolak sosial politik, perubahan tingkat suku bunga, besarnya investasi, dan berbagai issue baik dari dalam dan luar negeri. Adapun tabel correlation hasil SPSS yang dijadikan pedoman dalam memberikan gambaran interpetasi korelasi variabel adalah sebagai berikut: Correlations RETURN Pearson Correlation
RETURN
1.000
.492
.492
1.000
.
.200
.200
.
RETURN
5
5
EPS
5
5
EPS Sig. (1-tailed)
RETURN EPS
N
EPS
53
4.3.3
Pengujian Keberartian (Uji t)
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya yakni untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk, maka peneliti akan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada taraf signifikan () = 5%, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan kriteria sebagai berikut : HA = Earning Per Share berpengaruh terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia Tbk. HO = Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk Atau, Jika t hitung ≤ t tabel
: HA ditolak dan HO diterima
Jika t hitung ≥ t tabel
: HA diterima dan HO ditolak
Berdasarkan pernyataan hipotesis sebelumnya, maka disajikan data hasil olahan SPSS (Statistical Product Service Solution) pada tabel 4.5 Coefficient di atas, yang menyatakan besarnya t hitung pada penelitian pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham sebagai berikut :
54
Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian (HA) yang menyatakan Earning Per Share berpengaruh pada Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk, perlu membandingkan besarnya nilai t hitung dengan besarnya nilai t tabel. Dimana nilai t tabel dari koefisien (b1) hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan derajat kebebasan (df) 4 = 2,776. Perbandingan antara t hitung dan t tabel dari koefisien regresi (b1) dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Perbandingan antara t hitung dan t tabel dari koefisien regresi Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk Tahun 2006 -2010 Koefisien Regresi
t hitung
t tabel
1
4,979
2,776
Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa nilai t hitung variabel x lebih besar dari nilai t
tabel
yaitu 4,979 > 2,776, dengan demikian HA diterima dan HO ditolak. Hal ini
berarti terdapat pengaruh yang signifikan Earning Per Share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk.
4.4 Pembahasan Earning Per Share (EPS) sebagai suatu rasio yang biasa digunakan dalam prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang saham yang merupakan laba bersih dikurangi dividen (laba tersedia bagi pemegang saham biasa)
55
dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham biasa yang beredar yang akan menghasilkan laba per saham. Sehingga Earning Per Share (EPS) merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar Alat ukur yang paling sering digunakan adalah Earning Per Share (EPS). Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham dan tingkat harga saham dikemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen dan kebijakan pembayaran dividen. Peningkatan maupun penurunan Earning Per Share merupakan tolak ukur dari pergerakan Return saham. Penetapan Return saham yang diperoleh mengharuskan pihak perusahaan mengikuti perkembangan dari laba per lembar saham (Earning Per Share). Semakin besar nilai laba per lembar (Earning Per Share) dari saham perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan Return saham perusahaan, begitu pula sebaliknya. Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa Ho yang diuji ditolak dan sebaliknya penelitian HA yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari hasil t hitung yang lebih besar dari t
tabel
pada taraf signifikan = 5% (0.05). Adapun hipotesis
yang diajukan adalah terdapat pengaruh Earning per share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk.
56
Berdasarkan data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) pada tabel 4.5, yang menyatakan hasil persamaan regresi tentang pengaruh Earning per share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk, maka hasil pengujian hipotesis menunjukkan persamaan ŷ = 12,321 + 1,004 X yang telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikan = 5% (0,05). Hal ini menunjukkan nilai constant sebesar 12,321 merupakan nilai dari variabel Earning Per Share. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 1,004 menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Earning per share dapat mempengaruhi Return Saham dengan anggapan bahwa variabel bebas lainnya konstan. Memperhatikan pula hasil olahan SPSS di atas, maka untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian (HA) yang menyatakan Earning per share berpengaruh pada Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk, perlu membandingkan besarnya nilai t hitung dengan besarnya nilai t tabel. Dimana nilai t tabel dari koefisien (b1) hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan derajat kebebasan (df) 4 = 2,776. Dari tabel perbandingan di atas diketahui bahwa nilai t
hitung
variabel X lebih
besar dari nilai ttabel yaitu 4,979 > 2,776. Dengan demikian Ho ditolak dan HA diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan Earning per share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk. Untuk mengetahui pengaruh Earning per share terhadap Return Saham perlu memperhatikan data pada tabel 4.6 Model Summary di atas,
57
Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,542. Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh Earning per share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 54,2%. Hasil ini menunjukkan pengaruh antara Earning per share terhadap Return Saham. Dan sisanya 45,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang dapat mempengaruhi Return Saham tersebut bisa dipengaruhi oleh Dividend Per Share, Return On Investment, Return On Equity serta rasio-rasio keuntungan lainnya, dapat pula dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan nilai mata uang (kurs valuta asing), inflasi, gejolak sosial politik, perubahan tingkat suku bunga, besarnya investasi, dan berbagai issue baik dari dalam dan luar negeri.