BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung
jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan negara, Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.82 Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun
82
http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/profil/Sejarah.html
65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja atau pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek. Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial83. Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Undangundang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja84. Kiprah PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan perlindungan 4 (empat) 83
Ibid
84
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011. Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januari 2014 PT Jamsostek berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan, tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun (JP) mulai 1 Juli 201585.
4.1.2
Filosofi BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk
mengatasi risiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan di hari tua maupun keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal, pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah86.
85 86
Ibid http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/profil/Visi-dan-Misi.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
4.1.3 Visi, Misi dan Logo BPJS Ketenagakerjaan
1.
Visi “Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia,
terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan”. 2.
Misi Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi
perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi : a.
Tenaga Kerja : Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarga.
b.
Pengusaha : Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas.
c.
Negara : Berperan serta dalam pembangunan87.
3.
Logo Brandmark BPJS Ketenagakerjaan bercerita tentang jembatan yang
menjembatani kesejahteraan pekerja di Indonesia. Suatu pergerakan yang dinamis dengan keunggulan pelayanan. Dengan fondasi keamanan, kemakmuran, integritas dan pelestarian menuju kesejahteraan pekerja di Indonesia. Huruf “BPJS Ketenagakerjaan” bermakna jaminan kemakmuran dan kesejahteraan bagi semua pekerja. Logo institusi terdiri dari empat warna yaitu hijau, putih, kuning dan biru. Masing-masing warna tersebut mengandung arti atau makna yang berbeda-beda88.
87 88
Ibid Divisi Komunikasi. Knowledge Management Newsletter BPJS Ketenagakerjaan Edisi 9 Bulan November 2014.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
Gambar 4.1 Logo BPJS Ketenagakerjaan Hijau merupakan warna yag menyimbolkan pertumbuhan, harmonisasi, kesegaran, stabilitas dan ketahanan. Putih berarti keamanan, kesucian dan kebersihan, diartikan juga sebagai kesempurnaan, melambangkan kebaikan. Kuning bersinar dengan keoptimisan, pencerahan dan kebahagiaan. Warna kuning membawa janji akan masa depan yang positif. Warna terakhir adalah biru merupakan warna langit dan laut, menyimbolkan kepercayaan, kesetiaan, kebijaksanaan, percaya diri, kepintaran, iman, kebenaran dan unggulan. Sedangkan untuk jenis huruf yang digunakan adalah font Gotham89.
4.1.4
Struktur Organisasi Secara umum, BPJS Ketenagakerjaan sebagai salah satu institusi
pemerintahan yang menjalankan penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan, memiliki satu Direktorat utama yang membawahi Direktorat Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga, Direktorat Investasi, Direktorat Keuangan, Direktorat Pelayanan & Pengaduan, Direktorat Umum & SDM, dan Direktorat Perencanaan Strategis & Teknologi Informasi. Sedangkan mengikuti alur struktur organisasi
89
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
yang ada, Divisi Komunikasi berada di bawah Direktorat Utama sejajar dengan Divisi Sekretaris Badan dan Divisi Kepatuhan & Hukum. Seluruh kegiatan kehumasan dan komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dijalankan oleh Divisi Komunikasi yang berada di kantor pusat. Sementara itu kantor cabang tidak memiliki posisi atau job title yang dikhususkan untuk Humas. Akan tetapi, guna membangun komunikasi yang efektif dan terciptanya arus informasi yang baik antara kantor cabang dengan kantor pusat, maka peran Humas tersebut dijalankan oleh satu orang karyawan kantor cabang yang ditunjuk sebagai PIC (Person in Charge) Divisi Komunikasi berdasarkan surat perintah Kepala Divisi Komunikasi. Sejak 1 Januari 2014 kegiatan kehumasan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Menara Jamsostek dikonsep oleh Bapak Nugraha Pramana Putra, dengan job title utamanya adalah Relationship Officer.
Gambar 4.2 Struktur organisasi Kantor Cabang Kelas Utama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
Kepala Kantor Cabang
Sekretaris
Kepala Bidang Pemasaran Formal
Relationship / Marketing Officer
Penata Madya Administrasi Pemasaran
Kepala Bidang Pemasaran Informal
Kepala Bidang Umum & SDM
Kepala Bidang Pelayanan
Staff Pemasaran Informal
Penata Madya Umum & SDM
Penata Madya Pelayanan / Verifikator Jaminan
Kepala Bidang Keuangan & TI
Penata Madya Keuangan
Penata Madya Teknologi Informasi
Customer Service & Information Service Officer
Gambar 4.3 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Menara Jamsostek Tugas dan fungsi Humas di BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamsostek telah berjalan selama dua tahun sejak institusi mengalami transformasi dari yang semula bernama PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014 lalu. Berdasarkan keputusan dari Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Jakarta Menara Jamsostek, maka Bapak Nugraha Pramana Putra pun ditunjuk sebagai Humas cabang sesuai dengan arahan Divisi Komunikasi kantor pusat bahwa masing-masing unit kerja harus memilih seorang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
karyawan yang kemudian bertanggung jawab sebagai PIC (Person in Charge) Divisi Komunikasi. Key Informan, Bapak Nugraha Pramana Putra pada wawancara dengan peneliti 11 Desember 2015 lalu di Menara Jamsostek menjelaskan bahwa : “Secara struktur di kantor Cabang tidak ada posisi khusus untuk Humas, karena Divisi Komunikasi hanya meminta masing-masing unit atau cabang untuk menunjuk satu orang karyawan yang berkontribusi sebagai Humas cabang”. Sementara itu, posisi Humas sebagai tugas atau fungsi tambahan di kantor cabang tidak tercantum secara khusus pada struktur organisasi. Peneliti mendeskripsikan strukturnya dijalankan oleh salah satu staff di bidang Pemasaran, karena Bapak Nugraha Pramana Putra Sendiri memiliki job title utama sebagai Relationship Officer yang merupakan bagian dari Bidang Pemasaran Penerima Upah (PPU). Seorang Relationship Officer di kantor cabang memiliki tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) membina perusahaan yang sudah terdaftar sebagai peserta, mengelola data iuran, kepesertaan dan mempertahankan hubungan baik dengan peserta BPJS Ketenagakerjaan yang terdiri dari perusahaan-perusahaan. Oleh karena itu, tupoksi Bapak Nugraha adalah sebagai Relationship Officer, sedangkan Humas adalah tugas tambahan. Berikut adalah hasil kutipan wawancara peneliti dengan Key Informan yang dilakukan pada hari Jum’at, 11 Desember 2015 di Menara Jamsostek : “Di kantor cabang yang menentukan peran Humas adalah hak prerogative Kepala Kantor Cabang. Kakacab menilai bahwa seseorang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
dianggap sanggup mengemban tugas tambahan sebagai Humas cabang, maka yang dianggap bisa dan kompeten itu yang dipilih”.
4.1.5 Kegiatan dan Operasional BPJS Ketenagakerjaan BPJS
Ketenagakerjaan
(Badan
Penyelenggara
Jaminan
Sosial
Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraan nya menggunakan mekanisme asuransi sosial. Sebagai lembaga negara yang bergerak dalam bidang asuransi sosial BPJS Ketenagakerjaan yang dahulu bernama PT Jamsostek (Persero) merupakan pelaksana undang-undang jaminan sosial tenaga kerja. Direktur utama saat ini adalah Elvyn G. Masassya. Adapun program yang dimiliki institusi adalah Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Pensiun (JP), Bukan Penerima Upah (BPU) dan Jasa Konstruksi (Jakon). Operasional BPJS Ketenagakerjaan tersebar di seluruh Indonesia yang terbagi menjadi 1 kantor pusat, 11 kantor wilayah, 121 kantor cabang, dan 53 kantor cabang perintis.
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Profil Key Informan dan Informan Peneliti memiliki tiga orang narasumber yang mendukung pengumpulan data dalam penelitian ini, terbagi menjadi dua yaitu satu orang Key Informan dan dua orang Informan.
Key informan merupakan publik internal BPJS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek, sedangkan informan merupakan publik eksternal BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek yang berpartisipasi sebagai pengunjung di Kompas Karir Fair 2015. Key informan adalah Bapak Nugraha Pramana Putra, S.E, Laki-laki berusia 28 tahun yang telah bergabung dengan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek selama dua tahum. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) beliau di kantor cabang yaitu sebagai Relationship Officer (RO) di Bidang Pemasaran Penerima Upah (PPU). Sesuai arahan dari Divisi Komunikasi, Bapak Sudirman Simamora sebagai Kepala Kantor Cabang pun memutuskan Beliau untuk mengemban tugas tambahan sebagai Humas kantor cabang Jakarta Menara Jamsostek yang bertindak sebagai PIC (Person in Charge) Divisi Komunikasi kantor pusat. Sebelumnya beliau pernah bergabung di BPJS Ketenagakerjaan kantor cabang Jakarta Cawang dengan job title sebagai Penata Madya SDM dan Umum. Informan pertama adalah seorang karyawan swasta bernama Bapak Agil Ichsan P. Sukamto, ST, MM, berusia 28 tahun dengan tingkat pendidikan terakhir adalah S2 (Strata Dua). Sedangkan informan kedua bernama Bapak Ahmad Salam Hafidz, S.Pd, berusia 22 tahun yang merupakan fresh graduate lulusan Sarjana Pendidikan. Kedua informan merupakan pengunjung Kompas Karir Fair 2015 di Balai Kartini. Berdasarkan struktur organisasi yang ada, aktivitas Humas sebagai mediator antara organisasi dengan publik internal dan eksternal memiliki peran yang penting. Praktek Humas atau Public Relations adalah keseluruhan upaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Key Informan melalui wawancara dengan peneliti pada hari Jum’at tanggal 11 Desember 2015 menjelaskan bahwa tugas Humas di kantor cabang sebagai berikut : “Humas di cabang diperlukan sebagai ujung tombak, kepanjangan Kantor Pusat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Jadi di cabang-cabang perlu ada perwakilan dari kepanjangan tangan Divisi Komunikasi Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan. Tugasnya, ketika ada informasi atau kegiatan yang diperintahkan dari kantor pusat melalui Divisi Komunikasi, yang bertindak adalah Humas Cabang. Ketika ada berita-berita di kantor cabang yang akan di blow-up ke media, Humas kantor cabang yang akan bergerak. Saat ada kegiatan-kegiatan, seperti mempromosikan BPJS Ketenagakerjaan di Cabang, Humaslah yang bertindak. Segala kegiatan dari Divisi Komunikasi kantor pusat pasti pertama sampai ke Humas dahulu, baru dijalankan oleh seluruh karyawan”. Seorang Public Relations Officer (PRO) di instansi atau lembaga pemerintah tidak dapat ikut serta dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah dan ia harus mengikuti garis yang sudah ditentukannya, kecuali bila di dalam bagian organisasi, public relations itu ditempatkan sedemikian rupa sehingga ia selalu akan mengetahui keputusan yang diambil dan sebab-sebabnya sebelum diumumkan. Dari pemaparan di atas peneliti mendeskripsikan bahwa Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek dalam menjalankan seluruh kegiatannya harus sesuai dengan koridor institusi dan tidak dapat keluar dari aturan yang ada. Key Informan juga menambahkan strategi komunikasi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
digunakan oleh Humas lebih mengedepankan informasi. Berikut hasil wawancaranya dengan Key Informan : “Secara umum strategi komunikasinya ialah memberikan informasi, bagaimana cara mengkomunikasikan, bagaimana cara memperkenalkan, bagaimana Humas juga harus diberikan pengetahuan yang cukup tentang informasi yang diberikan dari kantor pusat. Jadi tidak ada strategi khusus, apa yang disampaikan harus sesuai dengan koridornya”.
4.2.2 Deskripsi Program Kampanye “Tanya Saya” Adapun kegiatan komunikasi yang telah diselenggarakan beberapa waktu yang lalu adalah sebuah program kampanye “Tanya Saya”. BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan kampanye "Tanya Saya" yang bertujuan mengedukasi masyarakat terhadap program jaminan sosial ketenagakerjaan. Dari sumber data yang peneliti peroleh melalui salah satu pemberitaan di internet menyebutkan peluncuran kampanye dilakukan di Gedung Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan pada Kamis, 13 Novermber 2014 yang diikuti serentak di kantor wilayah dan kantor cabang seluruh Indonesia. Seperti dikutip di pemberitaan online www.antaranews.com yang diposting pada Kamis, 13 November 2014 Pukul 22.32 WIB : “Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya secara simbolik menyematkan pin "Tanya Saya" kepada perwakilan dari 1.000 loper koran yang turut hadir pada acara itu. Loper koran dijadikan Ambassador kampanye karena dinilai memiliki kemampuan menyebarkan informasi dan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat”. Dalam kegiatan Kampanye "Tanya Saya" tersebut, BPJS Ketenagakerjaan ingin membangun kesadaran masyarakat yang ingin mengetahui tentang keragaman informasi dengan didukung alat promosi yang unik yaitu penggunaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
kaos "Tanya Saya" oleh Loper Koran serta kemeja oleh para karyawan yang berwarna "brand identity" BPJS Ketenagakerjaan, yaitu biru, hijau dan kuning. Setelah diresmikannya Program Kampanye “Tanya Saya” pada November 2014 lalu oleh Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, peran serta dan partisipatif seluruh kantor cabang se-Indonesia pun mulai dikonsep oleh masing-masing cabang. Sesuai dengan ketentuan dari Divisi Komunikasi, Humas cabang yang ditunjuk harus mengkoordinasikan kegiatan tersebut di unit kerjanya. Begitupun dengan kantor cabang Jakarta Menara Jamsostek, Humas mulai menentukan penyelenggaraan kegiatan tersebut sejak akhir tahun 2014. Berikut ini adalah daftar tabel penyelenggaraan kampanye “Tanya Saya” yang sudah berlangsung sejak akhir Desember 2014 sampai dengan April 2015 dan telah dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek : No
Waktu Pelaksanaan
Bentuk Kegiatan Kampanye
Sasaran Audien
1
Desember 2014
Merupakan sebuah kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan pada Festival Jak Jazz 2014 di Jakarta Convention Center.
Sasaran audien dari kampanye “Tanya Saya di Festival Jak Jaz 2014 yaitu para Pengisi Festival Jak Jazz 2014 seperti panitia, para vendor atau sponsor, dan para freelancer yang tergabung. Adapun jumlah target audien yang berpartisipasi dalam kegiatan ini mencapai 150 orang audien.
Kegiatan kampanye “Tanya Saya” yang telah dilakukan berbentuk sosialisasi yang difokuskan kepada para pengisi acara di Festival Jak Jazz 2014, khususnya panitia, vendor, maupun sponsor yang mendukung acara tersebut. Pesan disampaikan oleh Kepala Bidang Pemasaran Bukan Penerima Upah (BPU), Bapak Surya Ramdani beserta dua orang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
karyawan BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamsostek yaitu Bapak Nugraha Pramana Putra selaku Humas dan Bapak Hasta Budi selaku Penata Madya Pemasaran BPU. Adapun media yang digunakan dalam pelaksanaanya yaitu melalui penyebaran media cetak berupa brosur yang berisi informasi seputar program Bukan Penerima Upah (BPU) maupun layanan dan manfaat lainnya yang dimiliki instusi.
2
21 Desember 2014
Dalam kegiatan yang sudah dilangsungkan tersebut, Bapak Surya Ramdani juga memberikan penjelasan dan sosialisasi seputar cara keikutsertaan para pekerja madiri atau para pekerja informal yang ingin mendapatkan manfaat yang sama dengan peserta formal. Para pengunjung yang mayoritas adalah pengisi acara pada Festival Jak Jazz 2014 menunjukkan antusiasmenya terhadap upaya sosialisai dengan mendaftar menjadi peserta di BPJS Ketenagakerjaan bidang BPU. Pelaksanaan program Kampanye “Tanya Saya” yang kedua diselenggarakan di Arena Stadion Gelora Bung Karno. Bentuk kegiatannya adalah sosialisasi kepada para pengunjung yang sedang melakukan olahraga pagi, tim terdiri dari 35 orang dimana pada kesempatan ini lima orang tim kampanye merupakan tim dari BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamsostek yang bergabung dengan tim kampanye dari enam kantor cabang lainnya di wilayah Jakarta Selatan yaitu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Target audien yaitu masyarakat dan komunitas yang sedang berolahraga di sekitar Stadion Gelora Bung maupunm asyarakat dan para pedagang di sekitar arena. Melalui kegiatan ini jumlah sasaran yang dilakukan oleh tim kampanye dari BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta
79
kantor cabang Slipi, Cilandak, Menara Jamsostek Kebayoran Baru, Mampang dan mencapai 215 orang Kebon Sirih. Khusus bagi tim pengunjung. kampanye dari BPJS Ketenagakerjaan Jakarta Menara Jamsostek ditugaskan kepada Triyana Ramadhani Hippy, Rofy Rahmawan, Nugraha Pramana, M. Zakaria, dan Dwi Armaya. Pesan yang ingin disampaikan oleh tim kampanye adalah perubahan institusi dari Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak 1 Januari 2014 dan membangun brand awareness. Tim berkeliling dan membagikan souvenir berupa kipas kepada pengunjung, komunitas atau masyarakat yang sedang berolahraga di sekitar GBK. Tim kampanye membagi tugas menjadi tujuh titik sosialisasi, sosialisasi dilakukan dengan mendatangi pengunjung yang melintas dan menanyakan pengetahuan masyarakat seputar transformasi, program, dan layanan yang dimiliki institusi.
3
Januari 2015
Media sosialisasi yang digunakan adalah souvenir berbentuk kipas yang berisi informasi singkat seputar institusi dan beberapa buah banner yang diletakkan di arena kampanye. Feedback dari kampanye adalah banyaknya masyarakat yang bertanya dan mencari informasi seputar institusi dan programnya. Pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” ketiga difokuskan di Pasar Tebet Timur, bentuk kegiatan berupa sosialisasi kepada para pedagang dan Agregator. Pada kegiatan yang ketiga ini bentuk kegiatannya adalah kunjungan ke pasar dan pedagang disana serta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Audien adalah para pedagang dan Aggregator di Pasar Tebet Timur. Jumlah audien yang berpartisipasi adalah 50 orang.
80
memberikan informasi seputar BPJS Ketenagakerjaan, khususnya bagi para pekerja mandiri di sektor informal. Narasumber adalah dua orang karyawan dari Bidang Pemasaran BPU yaitu Bapak Surya Ramdani selaku Kepala Bidang Pemasaran BPU dan stafnya Bapak Hasta Budi.
4
Januari 2015
Kegiatan ini dilakukan untuk menarik minat para pedagang agar ikut serta sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan sehingga tetap terlindungi dari resiko yang berkaitan dengan pekerjaannya. Media yang digunakan dalam sosialisai itu adalah brosur berisi informasi program dan layanan milik institusi. Pedagang dan Agregator pun menyambut baik hal tersebut dan mengajukan pertanyaan seputar manfaat dan layanan yang dimiliki. Serupa dengan Kampanye “Tanya Saya” di Pasar Tebet Timur, kegiatan kampanye “Tanya Saya” keempat dilakukan di Pasar Santa. Merupakan kegiatan kampanye yang dilakukan dengan mensosialisasikan manfaat dan layanan yang dimilliki BPJS Ketenagakerjaan oleh Bapak Surya Ramdani selaku Kepala Bidang Pemasaran BPU, hanya saja yang berbeda adalah target audiennya yang sasarannya adalah para pemilik kafe, restaurant atau tempat makan. Media yang digunakan pun sama yaitu media cetak berupa brosur. Adapun pesa yang disampaikan oleh narasumber adalah pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan bagi seluruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Target audien adalah para pemilik usaha seperti pedagang makanan, pemilik kafe, dan pemilik restaurant. Jumlah audien yang berpartisiasi adalah 50 orang.
81
5
1 Februari 2015
sektor usaha. Efek dari sosialisasi ini adalah minat dari audien untuk mendaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kampanye “Tanya Saya” kelima telah dilangsungkan pada 1 Februari 2015 di Car Free Day, lokasi acara dilakukan sekitar Bundaran Hotel Indonesia dalam bentuk sosialisasi langsung kepada para pengunjung, masyarakat, pedagang dan komunitas yang sedang melakukan olahraga pagi maupun berjualan. Bntuk kegiatan yaitu tujuh orang tim kampanye yang pada saat itu digabungkan dengan enam kantor cabang lain di Jakarta Selatan beserta tim Divisi Komunikasi kantor pusat mendirikan stand dan mobil keliling. Kemudian tim berkeliling mensosialisasikan beberapa perubahan dan memberikan informasi mengenai manfaat dan layanan yang dimilkik institusi. Khusus cabang Jakarta Menara Jamsostek tim kampanye “Tanya Saya” yang dilibatkan adalah Nugraha, Roby, Minati, Elfa, Roro, Putri, dan Malinda. Media sosialisasi yang digunakan adalah brosur dan banner yang diletakkan di dekat mobil keliling BPJS Ketenagakerjaan. Pesan dari kegiatan kelima ini adalah meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap BPJS Ketenagakerjaan. Umpan balik yang diberikan audien salah satunya adalah antusiasme seorang pengunjung
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Audien adalah Pedagang makanan dan minuman, masyarakat Jakarta Selatan dan para pengunjung Car Free Day. Jumlah audien yang telah berpartisipasi sekitar 200 pengunjung.
82
bernama Bapak Sahrir yang sedang berolahraga pagi di Car Free Day Bundaran Hotek Indonesia, beliau yang memiliki usaha kos-kosan di sekitar Jakarta Selatan pun kemudian mendaftar sebagai peserta program BPU pertama pada kegiatan kampanye “Tanya Saya”. 6
24 dan 25 April 2015
Kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015 adalah kegiatn yang menjadi fokus penelitian dalam skripsi ini. Bentuk kegiatan adalah sosialisasi masif dimana tim kampanye dari BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek mendirikan stand dan booth selama dua hari di Balai Kartini dengan susunan acara yang terdiri dari sosialisasi dan talk show. Sosialisasi yang dilakukan pada tanggal 24 April 2015 dilakukan oleh tim yang terdiri dari Nugraha Pramana, Malinda Budi Wiranti, Udhiyah Nurahmi, Putri Utami Damayanti, Fitrina Anggraini Siregar, dan Eka Suryadi. Media sosialisasi terdiri dari media cetak brosur dan banner, sedangkan media elektroniknya melalui internet dan media sosial. Talk Show yang dilakukan merupakan kerjasama langsung dengan Event Organizer dari Kompas TV. Pada kegiatan selain tim kampanye “Tanya Saya” berkeliling dan menyambut pengunjung di stand, dua orang narasumber yaitu Bapak Eka Suryadi selaku perwakilan BPJS Ketenagakerjaan dari Bidang Pemasaran dan Ibu Fitrina Anggraini Siregar dari Bidang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Audiennya adalah para pencari kerja maupun Perusahaan yang menjadi peserta Kompas Karir Fair 2015. Jumlah pengunjung yang mendatangai booth dan talk show selama dua hari pelaksanaan adalah total 1000 orang pengunjung.
83
Pelayanan menjadi pengisi acara dan mennyampaikan pesan tentang hak dan kewajiban para pekerja maupun pemberi kerja akan esensi dari jaminan sosial ketenagakerjaan. Pengunjung menyambut baik talk show tersebut dengan, ditunjukkan dengan adanya tiga orang pengunjung yang aktif bertanya kepada narasumber. Sumber Tabel : Dokumentasi dan wawancara dengan Key Informan
4.2.3
Aktivitas Program Kampanye “Tanya Saya” BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek pada Kompas Karir Fair 2015 Sebagai kegiatan pembuka pada Desember 2014, Humas BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek telah mengadakan kampanye “Tanya Saya” di acara Jak Jazz 2014 dan Gelora Bung Karno. Pelaksanaan awal dilangsungkan di Gelora Bung Karno, pada saat itu kampanye dilakukan secara serentak bersama enam kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan lainnya di Wilayah Jakarta Selataan yaitu Cabang Jakarta Kebayoran Baru, Jakarta Cilandak, Jakarta Mampang, Jakarta Sudirman, Jakarta Kebon Sirih dan Jakarta Slipi. Dari hasil wawancara dengan Key Informan yaitu Bapak Nugraha Pramana Putra selaku Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek, peneliti mendeskripsikan bahwa posisi Humas secara khusus tidak ada dalam struktur organisasi kantor cabang. Kendati demikian pada pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya”, khususnya pelaksanaan di Kompas Karir Fair 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
seluruh tanggung jawab kegiatan dijalankan oleh Humas kantor cabang sesuai persetujuan Kepala Kantor Cabang yaitu Bapak Sudirman Simamora. Di Tahun 2015, program kampanye “Tanya Saya” yang dikonsep pun semakin bervariatif pelaksanaannya, hal tersebut bertujuan untuk menarik minat masyarakat. Sebagaimana kegiatan kampanye PR yang harus disusun secara terarah dan tetap fokus pada tujuan institusi. Humas BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamostek pun memfokuskan tujuan kampanye pada public awareness, offer information dan public education. Sehingga diharapkan dapat merubah paradigma maupun perilaku masyarakat terhadap esensi jaminan sosial. Pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015 telah dilangsungkan pada tanggal 24 dan 25 April 2015, berlokasi di Balai Kartini Jalan Jendral Subroto Jakarta Selatan. Dalam kegiatan tersebut, BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamsostek merupakan salah satu institusi yang bekerjasama dengan Event Organizer dari Kompas untuk mendirikan sebuah stand atau booth disana. Kompas Karir Fair 2015 adalah sebuah pameran kerja yang diikuti oleh beberapa perusahaan baik perusahaan swasta, asing, BUMN maupun institusi pemerintahan. Kendati tujuan dari pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” yang dikonsep oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamsostek bukan untuk kepentingan rekrutmen, namun melalui kegiatan Kompas Karir Fair 2015 diharapkan dapat menjadi saluran bagi institusi untuk menyampaikan informasi dan melakukan sosialisai guna mengedukasi masyarakat akan terminologi dari jaminan sosial ketenagakerjaan. Di samping itu, potensi audien
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
yang datang ke acara Kompas Karir Fair 2015 adalah para pencari kerja maupun masyarakat umum yang sebagaian besar belum memahami esensi jaminan sosial. Berdasarkan data yang peneliti peroleh melalui wawancara dengan Key Informan yaitu Bapak Nugraha Pramana Putra, Peneliti menganalisis bahwa kegiatan kampanye “Tanya Saya” sangat memfokuskan pada tujuan untuk mengedukasi masyarakat. Key Informan menjelaskan dalam wawancara pada Jum’at, 24 Desember 2015 : “Memilih kegiatan tersebut untuk memperkenalkan transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga masyarakat mengetahui brand BPJS Ketenagakerjaan. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat”. Melihat fenomena tersebut, Humas pun mengkonsep kegiatan kampanye “Tanya Saya” dengan bentuk sosialisasi masif guna mengedukasi masyarakat khususnya para pencari kerja agar mengetahui apa saja hak yang harus diperoleh sebagai pekerja kelak. Pemilihan kegiatan di Kompas Karir Fair 2015 merupakan ide dari tim kampanye “Tanya Saya” BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek. Mengacu pada hasil wawancara dengan narasumber kunci sebagai Humas BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamsostek, peneliti memahami bahwa kampanye “Tanya Saya” yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamsostek merupakan kegiatan komunikasi dalam bentuk sosialisasi masif. Berikut ini adalah wawancara dengan Key Informan pada tanggal 11 Desember 2015 di Menara Jamsostek :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
“Kegiatannya adalah Program humas atau komunikasi, bernama kampanye “Tanya Saya”. Yang dilibatkan disana adalah seluruh karyawan BPJS Ketenagakerjaan, karena karyawan wajib memperkenalkan brand dan istitusi BPJS Ketenagakerjaan kepada masyarakat. Kampanye “Tanya Saya” merupakan sosialisasi masif, jadi bentuk kegiatannya menyebarkan informasi dan mengedukasi masyarakat. sesuai arahan Divisi Komunikasi, kantor cabang boleh menentukan sendiri tempat pelaksanaan dan konsepnya, kemudian membuka booth atau stand semenarik mungkin disana”. Adapun sosialisasi masif yang dimaksudkan yaitu dengan melakukan penyebaran informasi kepada pengunjung, pemberian layanan cek saldo Jaminan Hari Tua (JHT) melalui menu eSaldo atau BPJSTK Mobile, pendataan dan penerimaan pendaftaran kepesertaan program Penerima Upah (PU) dan Bukan Penerima Upah (PU), serta talk show seputar jaminan sosial ketenagakerjaan. Guna mengedukasi mayarakat dengan tujuan khalayak akan bertanya “apa itu BPJS Ketenagakerjaan?” maka penggunaan logo kampanye “Tanya Saya” harus diaplikasikan pada media kampaye yang ada. Pada pelaksanaan di Kompas Karir Fair 2015, tim kampanye dari BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek menghadirkan panggung dan stand yang berbeda. Dari hasil pengamatan langsung yang peneliti lakukan pada tanggal 25 April 2015 di pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” pada Kompas Karir Fair 2015. Stand atau booth sangat didominasi oleh warna hijau sesuai identitas institusi. Lokasi tempat berada pada baris kedua dari pintu masuk utama Balai Kartini, tepatnya menghadap ke arah timur di depan stand milik Bank BJB. Lay out panggung dibuat sederhana dengan tata ruang seluas 2 x 2 meter. Penataan fasilitas pendukung sudah sesuai, dimana ada satu buah televisi berukuran 32 inch yang menayangkan iklan layanan masyarakat seperti jaminan sosial.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
Dekorasi panggung didukung dengan satu buah meja yang di atasnya diletakkan satu personal computer berukuran 24 inch untuk mengakses pengecekan saldo Jaminan Hari Tua secara online di menu eSaldo dan BPJSTK Checking atau BPJSTK Mobile serta satu buah Laptop untuk pengunjung mengisi daftar hadir dengan menginput no registrasi atau alamat emailnya. Pemilihan backdrop sangat mewakili program atau layanan yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan, seperti pemberitahuan layanan elektronik yang dapat memudahkan peserta BPJS Ketenagakerjaan mengakses BPJSTK Mobile, eSaldo, Electronic Payment System (EPS), Electronic Claim (E Klaim), SIPP Online dan pendaftaran online. Disamping itu program dan layanan yang dimiliki institusi pun ditampilkan dalam backdrop seperti Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Pensiun (JP) dan Rumah Sakit Trauma Center (RSTC). Sebagai media publikasi kampanye “Tanya Saya”, nampak pula dua buah standing banner di dekat meja pengisian daftar hadir pengunjung. Peletakan banner di sisi kanan panggung.
Gambar 4.4 Backdrop dan layout stand Kampanye “Tanya Saya” di Balai Kartini yang diselenggarakan pada tanggal 24 s.d. 25 April 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
Dari hasil observasi partisipan yang peneliti lakukan tersebut, dapat dideskripsikan bahwa dekorasi panggung dan stand kampanye “Tanya Saya” di Balai Kartini mampu menarik minat masyarakat atau pengunjung yang datang. Identitas institusi sangat tercermin pada desain logo kampanye dan dekorasi booth nya. Fakta terlihat dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pengunjung stand kampanye “Tanya Saya” DI Kompas Karir Fair 2015. Dimana pada tanggal 25 April 2015 tepatnya pukul 11.00, jumlah pengunjung yang mendatangi booth semakin banyak hingga mencapai 108 orang pengunjung. Melalui ekspresi wajah para pengunjung, peneliti menangkap bahwa audien memiliki rasa ingintahu yang besar terhadap institusi. Pengunjung yang melewati stand selalu menoleh ke arah panggung dan segera memasuki antrian pengunjung lain untuk mendapatkan informasi tentang institusi. Dengan raut wajah bingung, para pengunjung mengajukan banyak pertanyaan kepada tim kampanye yang bertugas pada saat itu adalah Roby, Elfa, Roro, Minati, Malinda, Dini dan Sandra. Dari pengalaman yang peneliti temui di lapangan, sebagaian besar pertanyaan yang diajukan oleh pengunjung Kompas Karir Fair 2015 adalah “apa itu BPJS Ketenagakerjaan?”. Media kampanye yang digunakan berupa souvenir kipas yang disediakan sebanyak 1000 buah pun habis dalam waktu empat jam. Di dukung hasil dari data primer, hal tersebut dikemukanan pula oleh informan yang peneliti wawancarai pada Kamis, 14 Januari 2016 lalu. Berikut penjelasan Informan, Bapak Agil Ichsan P. Sukamto saat peneliti bertanya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
mengenai hal apa yang menarik minat informan mengunjungi booth BPJS Ketenagakerjaan. Informan menjelaskan : “Ingin mengetahui lebih dalam tentang BPJS Ketenagakerjaan serta karena panggung yang menarik”. Pada kesempatan wawancara berbeda dengan informan lainnya tanggal 9 Januari 2016, Ahmad Salam Hafidz mengatakan : “Saya tertarik untuk mengunjungi booth kampanye “Tanya Saya” milik BPJS Ketenagakerjaan, karena tampilannya sangat bagus dibandingkan booth lainnya, logonya juga membuat saya penasaran. Meskipun awalnya saya pikir sedang ada rekrutmen pegawai namun saya bisa memperoleh informasi tentang jaminan sosial yang ada di Indonesia”. Dari data primer dan sekunder yang sudah peneliti deskripsikan tersebut, peneliti menganalisa bahwa pemilihan desain dan dekorasi panggung yang tepat akan mempengaruhi daya tarik audien untuk bertanya dan mengunjungi stand kampaye “Tanya Saya” pada Kompas Karir Fair 2015.
4.2.4
Hasil Analisis Data Data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan hasil pengamatan
partisipan peneliti dan wawancara yang dilakukan dengan narasumber yang berwenang dan menangani secara langsung pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek yaitu Bapak Nugraha Pramana Putra selaku Humas kantor cabang serta dua orang informan selaku pengunjung Kompas Karir Fair 2015. Berikut hasil analisis data dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Humas, Panitia, dan Pengunjung Stand BPJS Ketenagakerjaan di Kompas Karir Fair 2015 Balai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
Kartini yang terkait dengan pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamsostek dalam mengedukasi masyarakat di wilayah Jakarta Selatan. 1.
Membingkai Pesan Proses awal dalam pelaksanaan program public relations adalah prinsip
pertamanya mengetahui dari dekat pandangan klien atau karyawan dari situasi problem. Kemudian prinsip kedua adalah mengetahui kebutuhan, kepentingan dan perhatian dari publik sasaran. Komunikasi yang efektif harus didesain agar sesuai dengan situasi, waktu, tempat, dan audien. Ini berarti pemilihan media dan teknik yang benar. Dalam kesempatan wawancara dengan Key Informan, Bapak Nugraha Pramana Putra selaku Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek pada 24 Desember 2015 menjelaskan mengenai pandangan manajemen terhadap
permasalahan
yang
dihadapi
institusi.
Berikut
adalah
hasil
wawancaranya dengan Key Informan : “Manajemen memandang masyarakat perlu diedukasi dan memperoleh informasi seputar institusi, karena masyarakat mengenal dua BPJS dan belum bisa membedakan mana BPJS Ketenagakerjaan dan mana BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedukasi”. Dari wawancara di atas maka peneliti menganalisa bahwa BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek mengetahui dengan jelas apa permasalahan yang dihadapi oleh institusi pasca bertransformasi dimana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
masyarakat masih belum bisa membedakan antara BPJS Kesehatan dengan BPJS Ketenagakerjaan. Peneliti juga melakukan pengamatan singkat bahwa masyarakat masih belum mengetahui BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan adalah dua institusi berbeda. Hal tersebut peneliti temui ketika ada salah satu pengunjung stand Kampanye “Tanya Saya” mendatangi booth BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamsostek. Pengunjung berusia sekitar empat puluh tahun tersebut nampak antusias bertanya kepada Karyawati BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek yang sedang mensosialisasikan program Bukan Penerima Upah (BPU). Akan tetapi setelah menghampiri stand, beliau menanyakan tentang Fasilitas Kesehatan mana saja yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan bagaimana cara Beliau dapat mendaftarkan anggota keluarganya. Pertanyaan serupa pun diajukan oleh beberapa pengunjung lain yang juga belum mengetahui perbedaan kedua institusi. Seperti halnya yang disampaikan oleh informan Ahmad Salam Hafidz, salah satu pengunjung booth program kampanye “Tanya Saya” di Balai Kartini pada acara Kompas Karir Fair 2015 tanggal 24-25 April 2015 lalu. Berikut wawancara peneliti dengan informan tanggal 9 Januari 2016 lalu : “Saya tidak terlalu mengetahui apa saja manfaat BPJS Ketenagakerjaan, yang saya tahu dulu itu Jamsostek tapi sekarang sudah berganti nama. Kalau dulu Jamsostek bisa dipakai untuk berobat saat sakit, mungkin sekarang gantinya Jamsostek adalah BPJS Kesehatan”. Peneliti menganalisa dari hasil wawancara dan pengamatan bahwa masyarakat membutuhkan informasi dan pengetahuan yang lengkap seputar BPJS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
Ketenagakerjaan, karena muncul persepsi yang salah terhadap identitas, brand, manfaat dan program yang dimiliki institusi. Dengan bersumber dari data lain yang peneliti peroleh melalui media komunikasi
internal
karyawan
BPJS
Keteagakerjaan
bernama
K-Letter
(Knowledge Lette) edisi #10 yang terbit pada November 2014, peneliti mendapatkan data yang menunjukkan bahwa awareness masyarakat terhadap terminologi perlindungan, asuransi atau jaminan sosial masih rendah. Berikut adalah hasil brand knowledge survey 2014.
Gambar 4.5 Hasil Brand Knowledge Survey di K-Letter edisi #10 bulan November 2014 Konsep
program
kampanye
“Tanya
Saya”
oleh
Humas
BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek pun bertemakan perubahan atau transformasi dengan slogan “Jamsostek kini BPJS Ketenagakerjaan”. Hal tersebut merupakan prinsip kedua dalam membingkai pesan, agar kegiatan dalam terlaksana secara sistematis sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
Kegiatan kampanye “Tanya Saya” yang telah diadakan oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek sudah memiliki pemilihan waktu, tempat, dan target audience yang jelas, khususnya pelaksanaan kegiatan kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015 pada tanggal 24 s.d. 25 April 2015. Meskipun tidak memfokuskan pada pangsa pasar tertentu, tetapi peneliti memahami fokus audiens disesuaikan dengan pembagian wilayah unit kerja masing-masing maka sasaran utama untuk cabang Jakarta Menara Jamsostek adalah masyarakat di wilayah Jakarta Selatan. Seperti yang disampaikan dalam wawancara peneliti dengan Key Informan, Nugraha Pramana Putra. Berikut ini merupakan wawancaranya : “Secara khusus tidak ada pangsa pasar khusus untuk melakukan sosialisai, karena seluruh cabang tujuannya sama untuk memberi informasi kepada masyarakat dan customernya pun sama. Fokus untuk audiens kampanye “Tanya Saya” adalah masyarakat di wilayah Jakarta Selatan, meskipun tidak menutup kemungkinan wilayah lain. Hal tersebut, karena sesuai dengan unit atau wilayah kerja cabang yang berada di Jakarta Selatan”. Peneliti tertarik memfokuskan kajian penelitian pada pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” yang kegiatannya telah dilangsungkan bersama event Kompas Karir Fair 2015 berlokasi di Balai Kartini. menurut informasi dari Key Informan, diantara enam kegiatan kampanye yang sudah pernah diselenggarakan, pelaksanaan di Balai Kartini adalah yang paling sulit. Berikut adalah hasil kutipan wawancaranya denagan Key Informan Bapak Nugraha : “Kegiatan yang paling sulit pelaksanaannya adalah program kampanye “Tanya Saya” di Balai Kartini dimana istitusi bekerja sama dengan Event Organizer Kompas Karir Fair 2015. Rintangannya administrasinya yang rumit dan kendala cuaca, seperti pada pelaksanaan outdoor yang pernah dilakukan sebelumnya di Car Free Day Bundaran Hotel Indonesia dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
Gelora Bung Karno dimana saat itu cuaca kurang bersahabat karena hujan meskipun demikian acara tersebut tidak gagal hanya saja kurang maksimal. Tetapi antusiasme masyarakat yang datang ke booth kampanye “Tanya Saya” sangat besar. Dari sumber data tersebut peneliti pun mengetahui bahwa pilihan tempat pelaksanaan juga menjadi pertimbangan penting dalam tahap membingkai pesan. Lokasi kegiatan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada dan lebih diminimalisir dengan pemilihan venue yang tepat. Di sisi lain pemilihan media dan teknik membingkai pesan pun menjadi penting untuk diamati. Analisa yang peneliti lakukan pada tahap membingkai pesan melalui pemilihan publikasi pada program kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015 adalah bagaimana pemilihan jenis media publikasi yang digunakan oleh institusi. Dari data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan Key Informan Bapak Nugraha selaku Humas kantor cabang, media yang digunakan terdiri dari media cetak dan elektronik. Bahkan Kompas TV sebagai media yang bekerja sama dengan institusi pun melakukan peliputan kegiatan kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015. Bapak Nugraha Pramana Putra selaku Key Informan menjelaskan : “Media publikasi beragam, khusus acara di Balai kartini karena kami bekerja sama dengan Kompas maka ada liputan dari Kompas TV. Sedangkan media cetaknya seperti standing banner yang dipasang di booth BPJS Ketenagakerjaan serta melalui media elektronik seperti website, dan media sosial. Alasan pemilihan media tersebut agar masyarakat mudah mendapatkan informasi secara singkat namun informatif, sedangkan publikasi di website corporate dan media sosial didasarkan pada masyarakat yang saat ini memiliki kebutuhan begitu besar terhadap internet sehingga pasti publikasi akan lebih efektif”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
Hasil analisis data lainnya peneliti peroleh dati pengamatan partisipan yang peneliti lakukan pada tanggal 25 April 2015 pada pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair adalah media publikasi kampanye melalui dua buah standing banner yang diletakkan di dekat panggung. Media publikasi pertama adalah banner yang isi pesannya menginformasikan program kampanye “Tanya Saya” dengan dominasi logo kampanye “Tanya Saya” dan slogan “Jamsostek kini BPJS Ketenagakerjaan”. Sedangkan media kedua berisi informasi program dan layanan yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan. 2.
Semantik Semantik adalah ilmu tentang arti kata-kata. Bahasa senantiasa berubah,
selalu muncul kata baru (seperti faxed) dan kata yang sudah tak lagi dipakai (seperti groovy). Arti dari kata itu bisa berubah (seperti politically correct). Banyak kata lain mengandung banyak arti sehingga menjadi hampir tak bermakna lagi (seperti bottom line dan strategic planning, menurut beberapa pihak di bidang PR). Peneliti menyimpulkan bahwa pemilihan bahasa dalam program kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek, khususnya pada pelaksanaan di Kompas Karir Fair 2015 yang diselenggarakan di Balai Kartini menggunakan kosa kata yang disesuaikan dengan target sasaran. Kata-kata yang dipilih untuk mengkomunikasikan isi pesan sangat disesuaikan dengan audien yang umumnya merupakan para pencari kerja dengan rentang usia yang masih muda. Hal tersebut juga peneliti peroleh berdasarkan data
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
primer yang diperoleh melalui wawancara dengan Key Informan, berikut kutipan wawancara Bapak Nugraha Pramana Putra pada tanggal 24 Desember 2015 lalu : “Karena yang berada dihadapan institusi, khususnya untuk pelaksanaan Kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair paling banyak adalah anak muda tentu tidak terpaku dengan bahasa formal, maka kita harus membaur serta tidak boleh kaku. Tidak perlu membacakan undangundang, peraturan pemerintah dan aturan lain yang banyak, karena pasti akan bosan. Oleh karena itu bahasa yang digunakan langsung ke pokok permasalahan, cara penyampaian tetap sopan namun diselipkan sedikit undang-undang dan peraturan BPJS Ketenagakerjaan. Dalam menganalisa semantik yang digunakan pada pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya”, peneliti juga mengamati beberapa panitia yang terlibat dalam kegiatan kampanye melalui pengamatan partisipan. Petugas yang menjaga stand BPJS Ketenagakerjaan Cabang Menara Jamsostek pada saat kegiatan tanggal 25 April 2015 di Balai Kartini adalah Roby Trisna, Elfa Verdianthy, Roro Indah Ramadhani, Minati Adilla Utami, dan Sandra Yunita. Kelima petugas mengenakan atribut yang mencerminkan kampanye “Tanya Saya” seperti penggunaan seragam panitia berupa kaos dan kemeja berwarna putih dengan kombinasi warna hijau, kuning dan biru. Masing-masing petugas membawa beberapa buah souvenir berupa kipas dan brosur untuk dibagikan kepada pengunjung. Petugas nampak gesit menghampiri pengunjung yang datang ke stand. Pengunjung disambut dengan senyum yang ramah dan diberi pertanyaan singkat “Apakah Anda sudah mengetahui apa itu BPJS Ketenagakerjaan?”, “apa saja program yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan?”, dan petugas mensosialisasikan dengan singkat mengenai esensi jaminan sosial ketenagakerjaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
Nampak di lokasi kegiatan, dua orang menyambut di meja tamu, mempersilahkan pengunjung mengisi daftar hadir serta memberi souvenir berupa kipas yang berisi deskripsi singkat tentang program yang dimiliki istitusi, sementara itu dua orang lainnya mengarahkan pengunjung yang sudah terdaftar sebagai peserta Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan untuk melakukan cek saldo Jaminan Hari Tua (JHT) melalui layanan e-Saldo atau BPJSTK Mobile, dan satu petugas lainnya melakukan sosialisasi masif dengan mendatangi langsung pengunjung satu per satu. Analisa lainnya yang mengacu pada semantik, peneliti lakukan dengan mewawancarai salah satu pengunjung Program Kampanye “Tanya Saya” BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek pada acara Kompas Karir Fair 2015 yaitu Bapak Agil Ichsan P Sukamto. Informan menjelaskan bahwa : “Penyampaian dan pemilihan bahasa sudah tertata dengan baik, terlihat sudah disiapkan jauh-jauh hari oleh pembicaranya. Saya pun mendapatkan informasi yang cukup banyak tentang manfaat yang akan diperoleh sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan nanti, seperti jaminan untuk hari tua di kala pensiun atau dana JHT yang bisa dicairkan ketika sudah berhenti bekerja karena pemutusan hubungan kerja. Selain itu ada juga jaminan dalam hal perlindungan dari kecelakaan kerja, dan jaminan kematian. Apalagi sekarang juga masyarakat bisa mendaftar untuk ikut program perorangan jadi para pekerja mandiri pun bisa mendapatkan manfaat yang sama”. Dalam hal ini peneliti menemukan hal yang menarik bahwa khusus pada pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” di Balai Kartini, pihak Humas dan panitia telah menggunakan semantik yang sesuai. Sosialisasi dan pemilihan katakata yang telah disampaikan mewakili kebutuhan masyarakat tentang informasi yang awalnya direspon secara berbeda pada pelaksanaan kampanye sebelumnya,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
tetapi setelah diedukasi dengan semantik yang tepat masyarakat pun menjadi paham. Ketika berkomunikasi dengan audien yang beragam, tantangannya semakin
banyak
karena
butuh
menerjemahkan
berbagai
bahasa
dan
mempertimbangkan semantik dari bahasa sasaran. Sebagai Periset yang juga terlibat langsung dalam kegiatan kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015 tanggal 25 April 2015, peneliti pun mengalami sendiri hal tersebut ketika ada dua orang pengunjung yang merupakan Warga Negara Asing (WNA) yang bekerja di Indonesia atau Expatriate menghampiri booth Kampanye “Tanya Saya”. Kedua pengunjung tersebut langsung mengajukan pertayaan dalam Bahasa Inggris seputar tujuan kegiatan Kampanye “Tanya Saya”. Mengacu pada hal yang dialami peneliti, semantik perlu diterapkan tidak hanya saat berkomunikasi secara langsung dengan penerima pesan tetapi juga di beberapa media sosialisasi maupun publikasi perlu pemilihan kata yang mudah ditangkap oleh audien yang beragam. 3.
Simbol Proses yang ketiga adalah bahwa komunikasi bukan sekedar semantik;
komunikasi juga menggunakan simbol dan stereotip. Simbol menawarkan cara dramatis dan langsung untuk komunikasi dengan banyak orang di jalur komunikasi yang panjang. Simbol telah dipakai sejak awal sejarah untuk memadatkan dan menyampaikan pesan yang kompleks.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
Simbol memainkan peran penting dalam pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek. Suatu organisasi menggunakan simbol baik desain dan logo untuk menciptakan citra publik dan pengenalan langsung atau untuk memperluas pengenalan dan penerimaan publik. Simbol harus jelas, berbeda dan memuat karakter institusi yang menggunakannya. Akan tetapi, perubahan iklim publik yang dipengaruhi oleh berita dan nilai yang berbeda dapat membuat simbol menjadi usang dan menyinggung perasaan. Dari hasil wawancara dengan Key Informan, Bapak Nugraha Pramana Putra menjelasakan bahwa : “Dalam menentukan simbol, dipilih logo yang sederhana, mencerminkan institusi dan pemilihan nama mudah diingat. Kenapa logo kampanyenya adalah “Tanya Saya”, karena kalimat tersebut menarik. Logonya memang simple, tetapi seolah-olah orang berfikir akan bertanya “Anda Siapa, Apa tujuan Anda? Anda apa”. Ketika ada seseorang yang ingin mengetahui apa program yang dimiliki, apa manfaatnya maka seluruh karyawan wajib untuk memberitahukan. Sehingga dengan menggunakan kalimat “Tanya Saya” akan membuat orang-orang tertarik untuk bertanya. Sesuai ciri khas institusi, maka logo kampanye pun didominasi warna putih, kuning dan hijau”. Dalam menganalisa simbol seperti apa yang digunakan oleh institusi dalam pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” disamping melakukan wawancara langsung dengan Key Informan, dalam kesempatan yang berbeda peneliti pun menanyakan bagaimana sudut pandang masyarakat yang melihat langsung logo kampanye tersebut. Bapak Agil Ichsan P menjelaskan dengan singkat bahwa :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100
“Menurut saya, logo sangat bagus, komposisi warna, tulisan dan bentuk yang matching”. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa simbol dalam kampanye “Tanya Saya” BPJS Ketenagakerjaan sudah sangat sesuai dengan identitas organisasi. Kesesuaian warna dan tulisan yang dipilih menjadikan logo tersebut menghasilkan sudut pandang positif dari masyarakat.
Gambar 4.6 Logo Program Kampanye “Tanya Saya”
Gambar 4.7 Tampilan publikasi Kampanye “Tanya Saya” yang ditampilkan pada website corporate www.bpjsketenagakerjaan.go.id
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
4.
Rintangan dan Stereotip Hambatan untuk memahami dan menjelaskan pesan ada di pihak
komunikator dan audiennya. Seperti dicatat Lippmann, setiap orang tinggal di dalam lingkungan “kepompong” lingkungannya sendiri-sendiri. Kempopong ini menyekat individu dari serbuan informasi yang tak ada hentinya yang makin meningkat intensitasnya. Ada rintangan sosial, rintangan usia, rintangan bahasa atau kosakata, serta rintangan ekonomi dan politik. Ada juga rintangan ras, rintangan dan distorsi yang menutup komunikasi tampak jelas dalam perbedaan antarkelompok etnis dan ras di masyarakat Amerika yang multikultural. Ada tekanan kawan sebaya (peer pressure) dalam kelompok dimana realitas dibagi dan diinterpretaasikan bersama. Juga ada rintangan yang sering dilupakan, yakni kemampuan atau kesediaan audien untuk menyerap pesan. Dalam komunikasi, tak ada yang lebih menyulitkan ketimbang kenyataan bahwa kebanyakan audien media massa punya akses terbatas terhadap fakta. Dengan akses terbatas, dan dengan beberapa informasi yang cenderung lebih membingungkan ketimbang menjelaskan, orang sangat mengandalkan pada stereotip. Kesan spesifik dan signifikan menjadi sesuatu yang umum atau digeneralisir. Dari pemaparan di atas, peneliti tidak menemukan rintangan yang mendistorsi atau menimbulkan masalah yang besar dalam pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek. Rintangan yang berkaitan dengan usia, bahasa, dan pemilihan kosakata Pelaksanaan Kampanye “Tanya Saya” yang pertama hingga keenam tentunya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
akan berbeda. Hal tersebut juga didasarkan pada segmentasi peserta kampanye dan status sosial masyarakat berbeda pada pelaksanaan event kampanye pertama hingga keenam. Key informan dalam wawancara dengan peneliti mengemukakan faktor yang menyebabkan timbulnya rintangan pada saat pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015 yang diadakan di Balai Kartini : “Saya rasa faktor yang menyebabkan timbulnya rintangan dikarenakan tahap persiapan yang belum matang dan anggaran yang cukup besar. Ketika panitia disibukkan dengan pekerjaan, di satu sisi juga harus mensukseskan acara, sehingga banyak yang perlu disiapkan seperti souvenir, materi untuk sosialisasi, booth dan stand. Disamping itu untuk membuat stand kami harus bekerja sama dengan pihak ketiga. Tetapi ternyata pada saat pelaksanaan di samping tim inti yang hadir, banyak juga karyawan cabang Jakarta Menara Jamsostek yang ikut berpartisipasi pada pelaksanaannya”. Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan dua orang informan dalam dua kesempatan berbeda. Informan pertama bernama Bapak Agil Ichsan P. Sukamto yang berprofesi sebagai Karyawan Swasta, berusia 28 tahun.. Meskipun tujuan awal Beliau datang ke Kompas Karir Fair 2015 adalah untung mencari peluang kerja baru, tetapi saat mendatangai booth Kampanye “Tanya Saya”, informan sudah mengetahui tujuan dari sosialisai yang dilakukan oleh institusi. Hasil wawancaranya sebagai berkut : “Kampanye “Tanya Saya” adalah kegiatan edukasi program jaminan sosial ketenagakerjaan. Yang saya tangkap isi pesan dan informasinya mengenai hak dan kewajiban peserta BPJS Ketenagakerjaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
103
Kesempatan wawancara kedua dengan Informan Ahmad Salam Hafidz, Fresh Graduate berusia 22 tahun. Berikut kutipan wawancaranya : “Setelah saya mengetahui bahwa booth yang ada di Kompas Karir Fair 2015 bukan untuk rekrutmen karyawan, saya sempat bingung. Ketika saya diajukan pertanyaan tentang BPJS Ketenagakerjaan, pada saat itu yang ada dalam pemahaman saya adalah BPJS Kesehatan. Darisana saya mulai mendapatkan pencerahan dari petugas yang menjaga stand tentang program-program BPJS Ketenagakerjaan dan diedukasi bahwa BPJS itu ada dua lembaga penyelenggaranya pun dua instansi berbeda” Peneliti mendeskripsikan bahwa pada tahap pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015 tanggal 25 April 2015 lalu, rintangan yang dihadapi adalah kesediaan audien untuk menyerap pesan. Hal tersebut juga didasari faktor sosial, dimana informan pertama dengan status sosial sudah memiliki pekerjaan lebih mengetahui tujuan kampanye “Tanya Saya”. Sementara itu, informan kedua sebagai seorang lulusan baru yang sedang mencari pekerjaan belum mengetahui tujuan kegiatan yang dilakukan oleh institusi. 5.
Memasukkan Semuanya ke dalam Kampanye Dalam tahap kelima ini, ada dua peneliti yang memandang suatu
kampanye dikatakan gagal atau sukses. Hyman dan Sheatsley menyebutkan alasan utama mengapa banyak kampanye organisasi gagal. Alasan itu antara lain ada orang yang “tidak tahu apa-apa” tapi keras kepala, yang paling banyak mendapat informasi hanyalah orang-orang yang berminat pada informasi tersebut, orang mencari informasi yang sesuai dengan sikap mereka dan menghindari informasi yang tidak sesuai dengan sikap mereka, orang menginterpretasikan informasi yang sama secara berbeda-beda dan informasi tidak selalu mengubah sikap.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
104
Sementara itu di sisi lain Harold Mendelsohn, mengemukakan analisis mengapa kampanye informasi bisa sukses : jika kampanye itu direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan publik yang akan menjadi sasaran kampanye hanya sedikit tertarik atau bahkan tidak tertarik sama sekali dengan apa yang akan dikomunikasikan kampanye. Kedua jika tujuan jangka menengah dapat dicapai ketika konsekuensi dari pemaparan ditentukan sebagai sasaran spesifik. Adalah penting untuk membangun atau menggunakan sistem pendukung untuk membantu agar informasi menjadi efektif dalam mempengaruhi perilaku. Ketiga jika setelah sasaaran jangka menengah ditentukan, dilakukan pertimbangan yang cermat untuk menjelaskan target spesifik dari segi atribut demografis dan psikologisnya, gaya hidupnya, sistem nilai dan keyakinannya, dan kebiasaan media masanya. Dalam hal ini, adalah penting untuk tidak hanya mengetahui berapa jauh ketidakpedulian mereka, tetapi juga membongkar akarakarnya. Dari dua pemahaman tersebut, peneliti dalam skripsi ini memiliki pandangan bahwa pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” tidak sepenuhnya gagal karena semuanya sudah dimasukkan dalam kampanye mulai dari isi pesan yang disampaikan, semantik yang digunakan dan simbol yang direpresentasikan. Hal tersebut terlihat dari besarnya antusiasme masyarakat, berikut wawancaranya dengan Key Informan : “Masyarakat dapat diberikan.......”.
menyerap
pesan
melalui
sosialisasi
Kemudian Key Informan, Bapak Nugraha Praman Putra menjelasakan :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang juga
105
“Secara keseluruhan konsep yang disusun sudah berjalan sesuai yang direncanakan dan diimplementasikan dengan baik”. 6.
Menyebarkan Pesan Usaha agar ide atau inovasi diterima bukan hanya sekedar memberikan
informasi kepada audien melalui media massa atau publikasi internal. Komunikasi harus diarahkan pada sasaran yang tepat, bukan disebarkan ke segala arah. Langkah komunikasi dalam proses PR sering kali membutuhkan upaya untuk memengaruhi pengetahuan, opini, dan tindakan kelompok yang besar dan jauh. Tingkat akselerasi penemuan, pengembangan dan penyebaran inovasi membuat komunikator
harus
mampu
mentransfer
informasi
kepada
orang
yang
membutuhkannya. Kemudian dari hasil wawancara peneliti dengan Key Informan dalam melakukan penyebaran informasi atau pesan, Humas tidak hanya menggunakan media publikasi cetak dan elektronik. BPJS Ketenagakerjaan Cabang Menara Jamsostek juga memperoleh kesempatan dari Event Organizer untuk menjadi pembicara dan mengisi salah satu talk show pada pelaksanaan Kompas Karir Fair 2015 tanggal 24 April 2015. Berikut ini adalah wawancaranya dengan Key Informan : “Masyarakat dapat menyerap pesan melalui sosialisasi yang diberikan, karena BPJS Ketenagakerjaan Cabang Menara Jamsostek juga mendapat kesempatan dari EO untuk memberikan pemaparan sebagai pembicara dalam bentuk talk show berisi paparan dan tanya jawab seputar program serta manfaat yang dimiliki institusi kepada seluruh pengunjung yang datang ke Kompas Karir Fair 2015”. Hal tersebut dapat dijadikan gambaran bahwa selain menyebarkan pesan kampanye melalui media publikasi dan informasi, tim kampanye “Tanya Saya”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
106
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek pun dapat menyebarkan pesan melalui sosialisasi dan penyajian materi sebagai pembicara pada Talk Show yang diadakan oleh Kompas Karir Fair 2015. Keuntungan tersebut dapat dijadikan media bagi institusi untuk mengedukasi masyarakat tentang jaminan sosial ketenagakerjaan. 7.
Mempertimbangkan Kembali Proses Tiga elemen yang ada untuk semua upaya komunikasi adalah sumber
pengirim, pesan, dan tujuan atau penerima. Kegagalan komunikasi dapat melibatkan satu atau lebih dari ketiga elemen ini. Komunikasi yang efekif membutuhkan efisiensi di semua pihak di ketiga elemen itu. Komunikator harus punya informasi yang memadai. Komunikator harus punya kredibilitas di mata penerima. Komunikator harus mampu menyampaikan informasi dengan cara yang dapat dipahami penerima. Komunikator harus menggunakan saluran yang akan menyampaikan pesan kepada penerima. Pesan harus sesuai dengan kapasitas pemahaman penerima dan relevan dengan kepentingan atau kebutuhan penerima. Terakhir, pesan harus memotivasi kepentingan penerima dan menimbulkan respons. Bapak Nugraha Pramana Putra menjelaskan tentang pembicara dan kredibilitasnya dalam wawancara dengan Peneliti : “Pada saat itu pembicara dalam talk show adalah Bapak Eka Suryadi dari Bidang Pemasaran dan Ibu Fitrina Anggraini Siregar dari Bidang Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek. Kredibilitas pembicara sangat mewakili institusi karena keduanya memahami hal-hal yang berkaitan dengan BPJS Ketenagakerjaan. Ketika ada pengunjung yang bertanya di forum tersebut, para pembicara dapat memberikan respon atau jawaban yang sistematis sehingga masyarakat dapat mengerti”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
107
Mengenai isi pesan dalam talk show dan kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015. Humas BPJS Ketenagakerjaan menjelaskan : “Isi pesan adalah edukasi kepada pengunjung bahwa pada saat kerja pada suatu perusahaan atau pada saat memiliki sebuah usaha, masyarakat harus mengetahui hak-hak nya sebagai tenaga kerja diantaranya telah didaftarkan pada program yang dimiliki institusi dan dilindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan. Karena banyak manfaat yang diperoleh bagi tenaga kerja sebagai proteksi diri maupun keluarga yang merupakan bagaian dari program wajib pemerintah”. Pada kesempatan wawancara yang sama, Key Informan pun menambahkan tentang isi pesan yang disebarkan kepada masyarakat : “Pesan sudah cukup memotivasi, karena dapat dilihat dari antusiasme pengunjung yang bertanya seputar BPJS Ketenagakerjaan dan manfaat jaminan sosial kemudian pada saat pembicara kembali bertanya kepada pengunjung pun banyak yang antusias menjawab. ” Melalui wawancara dengan informan Bapak Agil Ichsan P.S, peneliti pun mengetahu bahwa partisipasi dan isi pesan dalam kampanye “Tanya Saya” yang diselenggarakan di Kompas Karir Fair 2015 telah memotivasi pengunjung untuk mengetahui program dan manfaat BPJS Ketenagakerjaan.
Pernyataan itu
disampaikan dalam wawancara singkat dengan peneliti berikut ini : “Ya, partisipasi saya pada kegiatan tersebut memotivasi saya untuk mengetahui lebih jauh tentang BPJS Ketenagakerjaan. Pesan saya bagi tim kampanye “Tanya Saya” agar lebih sering melakukan sosialisasi seperti ini lagi di tempat lain”. Hasil wawancara yang peneliti peroleh dari Key Informan dan Informan telah merupakan acuan untuk mempertimbangkan kembali proses sebagai tahapan ketujun dalam proses aksi dan komunikasi atau pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek dalam Mengedukasi Masyarakat di Wilayah Jakarta Selatan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
108
Selanjutnya untuk merangkum kegiatan dan mereview kegiatan perlu dilakukan evaluasi oleh Humas. Berikut pejelesanan wawancaranya : “Setelah kegiatan selesai dilaksanakan, selanjutnya Humas membuat laporan kepada Kepala Kantor Cabang dan melakukan rapat dengan tim yang dibentuk. Monitoring yang dilakukan yaitu dengan melihat pemberitaan di media pasca kegiatan dilakukan.
4.3
Pembahasan Langkah ketiga dalam proses manajemen mengarahkan program PR ke
dalam implementasinya. Tahap ini berlaku untuk pencarian fakta dan perencanaan strategis dari dua langkah sebelumnya. Setelah masalah didefinisikan dan solusi dilakukan, langkah selanjutnya adalah aksi dan komunikasi90. Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan, dan analisa data, maka untuk menjawab fokus penelitian “bagaimana pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek dalam mengedukasi masyarakat di wilayah Jakarta Selatan?”, peneliti menjabarkannya dengan mengacu pada teori menurut Cutlip, Center
dan
Broom
tentang
komponen
komunikasi
dan
pelaksanaan
(communication and action) yang terdiri dari membingkai pesan, semantik, simbol, rintangan dan stereotip, membingkai pesan, menyebarkan pesan dan mempertimbangkan kembali proses.
90
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2009 hal. 385
http://digilib.mercubuana.ac.id/
109
4.3.1 Membingkai Pesan Komponen pertama adalah membingkai pesan yaitu menentukan dengan jelas permasalahan, bagaimana proses Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek membingkai pesan untuk publik sasaran dan media. Menentukan apa kriterianya mulai dari dampak, kedekatan, ketepatan waktu, kemenonjolan, kebaruan dan konflik. Setelah menganalisa data wawancara yang peneliti reduksi pada pemaparan sebelumnya, peneliti mengemukakan bahwa pada saat membingkai pesan Humas sudah mengetahui apa permasalahan yang membuat manajemen perlu mendesain program kampanye bernama “Tanya Saya” yaitu guna mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat akan terminologi jaminan sosial ketenagakerjaan. Seperti yang menjadi dasar elemen-elemen dalam model komunikasi, kegiatan komunikasi terdiri dari pengirim, pesan, medium atau saluran, dan penerima. Komunikasi91 merupakan proses timbal balik pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para komunikator dan konteks sosialnya. Peneliti menemukan bahwa pesan yang ingin disampaikan oleh Humas melalui pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” sebagai media komunikasi adalah bahwa institusi telah bertransformasi menjadi Badan Hukum Publik sejak 1
91
Ibid. hal. 225
http://digilib.mercubuana.ac.id/
110
Januari 2014, oleh karena itu masyarakat perlu diedukasi agar tidak menurunkan dukungan publik terhadap BPJS Ketenagakerjaan. Mengacu pada permasalahan tersebut, peneliti menemukan bahwa pemilihan media yang digunakan dalam kampanye “Tanya Saya” khususnya pada Kompas Karir Fair 2015 menggunakan media cetak dan elektronik yang mudah dijangkau serta diakses masyarakat. Contohnya seperti publikasi melalui media sosial facebook dan twitter, website corporate, publikasi dengan media cetak banner dan liputan media dari Kompas TV. Disamping menentukan permasalahan dari sudut pandang manajemen dan khalayak. Humas pun melakukan penentuan waktu, tempat, dan sasaran audien. Dari hasil analisa, peneliti memahami bahwa waktu pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” sudah berjalan sebanyak enam kali sejak akhir Desember 2014 sampai dengan April 2015. Kegiatan paling menarik menurut peneliti adalah pelaksanaan program kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair 2015 yang sudah dilangsungkan pada 24 dan 25 April 2015 Pukul 10.00 s.d. 16.00 WIB dengan lokasi pelaksanaan kampanye adalah Balai Kartini. Dari hasil analisa, peneliti memperoleh pemahaman bahwa tempat yang paling efektif untuk penyebaran pesan adalah lokasi indoor atau di dalam ruangan, karena dapat mengurangi gangguan atau rintangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
111
4.3.2 Semantik Komponen ini tidak hanya membahas arti penting semantik dalam PR. Subjek ini perlu mendapat perhatian besar dari orang-orang yang bekerja di bidang PR. Sebab dalam berkomunikasi dan melakukan interpretasi, praktisi hidup dengan kata-kata. Praktisi harus menguasai makna dan perbedaan kata-kata. Praktisi berada di tengah-tengah pergulatan denan kata-kata ini, dalam bahasa apa pun. Dengan mempelajari kata yang keluar dari mulut orang, kata dari koran, dan senyum dari layar televisi, praktisi diharapkan mampu memahami apa arti dari suatu kata, bukan apa yang mereka katakan, tetapi apa yang sesungguhnya
mereka
maksudkan.
Kemudian
praktisi
PR
diharapkan
mengombinasikan kata dan tindakan yang akan menghilangkan kesalahpahaman, mempelajari kekurangan pengetahuannya dan menghilangkan kebingungan. Praktisi senantiasa membuat keputusan tentang makna kata-kata, sehingga arti penting dari semantik tidak boleh diabaikan. Kata punya dua jenis arti yaitu denotatif dan konotatif. Denotatif berarti makna kamus pada umumnya yang diterima umum oleh kebanyakan orang yang memiliki bahasa dan kultur yang sama. Konotatif berarti makna emosional dan evaluatif yang kita baca dari kata berdasarkan pengalaman dan latar belakang kita.92 Berdasarkan hasil analisa peneliti, dapat dipaparkan bahwa pemilihan semantik nama kampanye “Tanya Saya” memiliki arti denotatif sebagai kalimat umum yang lazim digunakan banyak orang, akan tetapi bagi BPJS 92
Ibid. Hal 397
http://digilib.mercubuana.ac.id/
112
Ketenagakerjaan dan masyarakat yang memahami makna tersebut memiliki semantik yang menarik dan mengandung arti konotatif bahwa “Tanya Saya” adalah sebuah nama kampanye yang dikonsep sebagai upaya edukasi institusi. Penggunaan slogan kampanye “Jamsostek kini BPJS Ketenagakerjaan” juga mendefinisikan arti konotatif bahwa institusi telah mengalami transformasi dan mengandung upaya penyebaran informasi. Hal lain yang berkaitan dengan semantik dapat dilihat pada pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan dimana tim telah menginterpretasikan semantik yang sesuai dengan tujuan edukasi institusi. Dari data primer wawancara dengan Key Informan dan Informan yang peneliti peroleh, semantik dalam komponen pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan dalam mengedukasi masyarakat telah memberikan pemahaman baru kepada masyarakat. Semantik dalam upaya edukasi tersebut telah mengubah pemahaman masyarakat yang semula tidak tahu menjadi tahu. Masyarakat, khususnya pengunjung Kompas Karir Fair 2015 di Balai Kartini memperoleh informasi dan pengetahuan mengenai hak dan kewajiban sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan kelak. Penggunaan semantik pada media publikasi pun meningkatkan antusiasme masyarakat akan terminologi jaminan sosial ketenakaerjaan. Permasalahan lain yang peneliti kritisi dalam penggunaan semantik khusus pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek yang telah diselenggarakan di Balai Kartini adalah ketika institusi dihadapkan dengan sasaran atau audien yang beragam. Peneliti
http://digilib.mercubuana.ac.id/
113
berpendapat jika kegiatan tersebut dispesifikasikan hanya untuk audien penduduk lokal di Jakarta Selatan, semantik yang digunakan sudah baik. Temuan tersebut peneliti kaitkan juga dengan pengaplikasian semantik dalam media publikasi. Seperti gambar salah satu standing banner yang menjadi media publikasi dalam kampanye. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” tanggal 25 April 2015 di Kompas Karir Fair 2015, audien dalam kampanye tersebut tidak semuanya merupakan penduduk lokal Indonesia, meskipun tidak mendominasi beberapa warga negara asing pun turut berpartisipasi dan memiliki keinginan untuk mengetahui kegiatan tersebut. Institusi pun merupakan penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan yang melindungi seluruh tenaga kerja di Indonesia, termasuk expatriate yang juga wajib didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan setelah enam bulan bekerja di Indonesia.
4.3.3
Simbol Guna memperoleh pemahaman dalam menggali komponen ini, peneliti
mengutip definisi dari Lippman93 yang menjelaskan simbol dan stereotip memenuhi kebutuhan akan (1) kepastian dan perbedaan dan (2) konsistensi atau stabilitas makna dari sesuatu yang samar atau meragukan jika disajikan dalam bentuk lain.
93
Ibid. Hal 399
http://digilib.mercubuana.ac.id/
114
Dari hasil analisa dan temuan peneliti melalui wawancara dengan Key Informan, simbol kampanye “Tanya Saya” mengacu pada identitas institusi dimana simbol merupakan logo yang didesain sederhana namun jelas dan menggunakan
gradasi
warna
yang
menjadi
ciri
khas
institusi
BPJS
Ketenagakerjaan. Di sisi lain, Informan dalam penelitian yaitu Agil Ichsan P Sukamto dan Ahmad Salam Hafidz menjelaskan dalam wawancaranya dengan peneliti bahwa pemilihan logo kampanye “Tanya Saya” sudah bagus. Mengacu pada teori Lippman dan temuan yang peneliti peroleh melaui data primer. Atas dasar pemikiran tersebut peneliti mengemukakan bahwa simbol yang digunakan dalam pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan dalam mengedukasi masyarakat telah memenuhi kebutuhan akan konsistensi atau stabilitas. “Tanya Saya” merupakan simbol yang kuat karena menyiratkan makna yang positif, memunculkan rasa ingin tahu dan antusiasme yang besar dari masyarakat serta memberikan informasi yang memadai bagi khalayak.
4.3.4 Rintangan dan Stereotip Dari hasil analisa peneliti, rintangan dan stereotip pada pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” tidak menemui rintangan dan stereotip yang mendistorsi atau menimbulkan masalah PR. Rintangan hanya muncul pada faktor eksternal seperti kondisi cuaca pada saat pelaksanaan, pemilihan tempat pelaksanaan yang harus dipertimbangkan dengan matang, administrasi dengan pihak Event
http://digilib.mercubuana.ac.id/
115
Organizer yang cukup rumit, tahap persiapan yang terkendala kesibukan dari tim yang memiliki tupoksi masing-masing di unit kerjanya. Kendati demikian, ada dua rintangan yang saling berkaitan dan mempengaruhi sebagai hal menarik untuk peneliti uraikan dan dikritisi, yaitu rintangan sosial dan kemampuan atau kesediaan audien untuk menyerap pesan. Seperti yang dikutip oleh Cutlip94 “orang punya kesan tentang segala sesuatu yang menyentuh kesadaran mereka. Semua orang hidup di dunia simbol masingmasing.” Peneliti melihat bahwa rintangan sosial yang terjadi dalam pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” di Balai Kartini adalah rintangan status sosial dimana berdasarkan pengunjung yang datang didominasi oleh pengunjung Kompas Karir Fair, maka ada perbedaan status audien yang sudah memiliki pekerjaan tetapi sedang mencari peluang kerja baru dan pengunjung yang belum bekerja atau fresh graduate. Rintangan tersebut juga berhubungan dengan kemampuan atau kesediaan audien untuk menyerap pesan. Pesan lebih cepat diserap oleh audien yang memiliki pengalaman kerja, karena sudah memiliki dasar informasi.
4.3.5
Menyebarkan Pesan Guna menjawab identifikasi masalah mengenai cara menyebarkan pesan
dimana proses menyebarkan pesan bukan hanya memberikan informasi kepada masyarakat
melalui
media
massa
atau
publikasi
internal,
pendistribusian pesan pun harus diarahkan pada sasaran yang tepat. 94
Ibid. Hal 401
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tetapi
juga
116
Berdasarkan hasil wawancara dengan Key Informan dan Informan, proses penyebaran pesan yang dilakukan dalam pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” adalah melalui sosialisasi masif. Media komunikasi yang digunakan tidak hanya media cetak dan elektronik tetapi juga berupa kegiatan talk show dimana BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek diberikan kesempatan oleh Event Organizer dari Kompas Karir Fair 2015 untuk menjadi pembicara pada acara yang dilangsungkan tanggal 24 April 2015. Hal itu merupakan temuan yang menarik yang menunjukkan bahwa tingkat antusiasme dari pengunjung terhadap acara talk show seputar jaminan sosial ketenagakerjaan cukup besar dan direspon positif oleh audien. Mengacu
pada
teori
Cutlip95
yang menyebutkan
bahwa
dalam
menyebarkan pesan, usaha agar ide atau inovasi diterima bukan hanya sekedar memberikan informasi kepada audien melali media massa atau publikasi internal. Komunikasi harus diarahkan pada sasaran yang tepat, bukan disebarkan ke segala arah. Dari definisi Cutlip di atas, melalui penelitian dapat ditemukan bahwa kegiatan pendistribusian pesan oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek melalui kampanye “Tanya Saya” di Kompas Karir Fair kurang fokus pada sasaran, karena konsep sosialisasi masif yang digunakan lebih melakukan distribusi pesan ke segala arah. Peneliti menarik pendapat bahwa untuk mengedukasi sasaran masyarakan di Jakarta Selatan akan lebih efektif pendistribusian pesannya dengan metode komunikasi berupa talk show atau forum 95
Ibid. Hal 404
http://digilib.mercubuana.ac.id/
117
komunikasi. Sehingga seharusnya kegiatan tersebut masuk dalam kegiatan yang dikonsep oleh Humas dan tidak terpisahkan dari program Kampanye “Tanya Saya”.
4.3.6 Mempertimbangkan Kembali Proses Komponen ini menjelaskan bagaimana merangkum atau mereview kembali proses yaitu mengenai upaya komunikasi seperti siapa sumber pengirim, apa isi pesannya dan apa tujuannya. Setelah menganalisa kelima komponen komunikasi dan pelaksanaan (communication and action), peneliti mendeskripsikan bahwa proses pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” perlu dievaluasi lebih dalam. Berdasarkan hasil analisa dan wawancara dengan Key Informan, upaya merangkum dan mereview kemabli program kampanye “Tanya Saya” tersebut dilakukan dengan cara membuat laporan hasil kegiatan kepada Kepala Kantor Cabang serta membuat rapat kecil dengan tim kampanye “Tanya Saya” BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Menara Jamsostek. Selain itu, Humas juga menjelaskan bahwa monitoring terhadap pemberitaan dilakukan guna mengetahui feedback dari masyarakat terhadap institusi. Dari sisi sumber pengirim dan pesannya, dapat dirangkum bahwa kegiatan kampanye “Tanya Saya” telah menghadirkan pembicara yang kredibel. Hal itu disimpulkan dari kegiatan talk show oleh pihak BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek dimana dilakukan oleh pembicara yang kredibilitasnya dapat dipercaya, karena memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup seputar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
118
manfaat dan program yang dimiliki institusi, serta kemampuannya dalam mempengaruhi khalayak. Pembicara pertama adalah Bapak Eka Suryadi, Relationship Officer (RO) di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek. Beliau sudah bergabung dengan institusi selama hampir 15 tahun. Sebagai seorang RO, beliau setiap hari dihadapkan dengan customer yang merupakan PIC (Person in Charge) perusahaan yang ia bina. Pengalaman Beliau yang sudah dipertemukan dengan banyak karakteristik perusahaan, serta perannya dalam banyak kegiatan sosialisasi di perusahaan-perusahaan kepesertaan cabang Jakarta Menara Jamsostek membuat ia mampu menjadi pembicara yang kredibel dalam talk show tersebut. Profil pembicara kedua adalah Ibu Fitrina Anggraini Siregar, Penata Madya Pelayanan di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek yang juga sudah bergabung di institusi selama 15 tahun. Beliau dipilih sebagai pembicara, karena pengetahuannya yang banyak mengenai Peraturan, UndangUndang, Program, dan Manfaat yang dimiliki oleh institusi. Isi pesan yang disampaikan berupa edukasi kepada pengunjung adalah agar para pencari kerja kelak mengetahui hak-hak nya sebagai tenaga kerja, diantaranya telah didaftarkan pada program yang dimiliki institusi dan dilindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan. Maka dari itu, peneliti mengkritisi agar seluruh tahapan maupun proses pelaksanaan kampanye “Tanya Saya” oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan Cabang Jakarta Menara Jamsostek dalam mengedukasi masyarakat dapat dipertimbangkan kembali, khususnya dalam memilih kegiatan sosialisai dan media penyebaran informasinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/