BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Sejarah BMT Matra Sudah terbukti bahwasanya pilar ekonomi berbasis syariah Islam lah yang mampu bertahan dan memberikan solusi terbaik bagi tatanan perekonomian insan seluruh pelaku ekonomi. Ekonomi syariah sangat relevan di segala zaman dan kini dunia barat pun mengakuinya, terbukti sekarang makin banyak kalangan barat mengadopsi sistem ekonomi berbasis syariah islam bahkan di Indonesia telah didukung dengan adanya UU perbankan syariah yang tentu saja menguntungkan semua pihak.Serta adanya fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank, sehingga memberikan kesempatan tumbuh kembangnya perbankan syariah. Berangkat dari kepedulian akan banyaknya UKM dan Home Industri di Pekalongan yang membutuhkan tambahan modal dalam menjalankan serta memperluas jaringan usahanya, kami hadir untuk memberikan solusi jasa keuangan yang amanah terpercaya. Dengan dimotori tokoh-tokoh Koperasi yang tidak diragukan lagi kiprahnya dalam memajukan sistem koperasi nasional antara lain: a. H. Noor Basha Djunaid b. H. Nasrullah Aziz c. H. Taufik Karim d. H. Alf Arslan Djunaid, SE 51
52
e. H. M. Andi Arslan Junaid, SE f. M. Nur Setiawan, SE. Pada tanggal tanggal 12 Juli 2004 didirikanlah lembaga Jasa Keuangan Syariah diberi nama BMT MATRA, dengan nomor badan hukum koperasi: 180/132/2004. Berpijak pada prinsip perekonomian syariah, dengan bermodal awal Rp 35.500.000,-. Syukur Alhamdulillah amanah masyarakat dapat dijalankan dengan baik, terbukti hanya dalam waktu satu semester Break Event Point(BEP) dapat tercapai dan peningkatan Asset hampir dua kali lipat dari modal modal awal yang disetor.
2. Moto, Visi,dan Misi BMT Matra a. Motto
: Membangun Usaha Bersama.
b. Visi
: Mewujudkan gerakan Pemberdayaan Pengusaha Kecil/UKM
berdasarkan Prinsip Syariat Islam. c. Misi
: Menyelenggarakan Pemberdayaan Pengusaha Kecil/UKM agar
tercipta ketahanan perekonomian di tingkat grass root sebagai maket terkecil dalam perekonomian Nasional.
53
3. Manajemen a. Pengurus Struktur dan Personalia Pengurus Koperasi Maju Sejahtera adalah sebagai berikut : Ketua
: H. M. Nur Setiawan, SE
Sekretaris
: Ir. M. Rofiqur Rusdi
Bendahara
: H. Alf Arslan Djunaid, SE
b. Karyawan BMT MATRA dalam melangsungkan kegiatan usahanya di kelola oleh 26 (Dua Puluh Enam) orang Karyawan yaitu : 1) Manajer
: Handoyo, SE
2) Manajer Kajen
: Dadang Miftakhudin, SE
3) Pembukuan
: Mardela Nurul B.
4) Teller
: Kurnia Wahyuningtyas, SE Henny Sulistyowati Muthoharoh Rizka Handayani Irfayanti Nofitasari
5) Kabag. Pembiayaan
: Mustain, SE
6) Adm. Pembiayaan
: Ida Karima, SE Misrokha, Amd
54
7) Marketing Pembiayaan
: Slamet Muslikhin, Amd Miftakhuddin, Amd M. Nahdi Zamzami Edy Purwanto Ifan Basroh
8) Marketing
: Abdul Rozaq Galih Eko Wibowo Khaerul Anwar Amri Dinul Khaq
9) Customer Service
: Eli Sofiana
10) Bagian IT
: Nur Kholis
11) Security
: Bambang Rahmulyo
12) Office Boy
: Sokhibbul Umam
4. Produk-produk BMT Matra Simpanan: a. Simas (Simpanan Masa Depan) Simas merupakan simpanan yang jumlah setorannya tidak ditentukan dan dapat diambil sewaktu-waktu. Setoran awal simpanan sebesar Rp 10.000. b. Sifitri (Simpanan Idul Fitri) Sifitri merupakan produk simpanan yang jumlah setorannya ditentukan mingguan atau bulanan. Simpanan ini dikembalikan secara utuh
55
ditambah bonus berupa sembako dimana pengambilan sifitri hanya bisa dilakukan pada saat menjelang lebaran (hari raya idul fitri). Syarat pendaftaran tabungan sifitri: 1. Mengisi formulir asli dan ditandatangani. 2. Melampirkan foto copy KTP (wajib). 3. 1 nama nasabah hanya dapat digunakan maksimal 2 rekening (2 buku). 4. Setoran perminggu @ Rp 40.000 (mingguan) dan perbulan @ Rp 200.000 (bulanan). 5. Syarat berlaku untuk kolektor dan nasabah perorangan (wajib). 6. Nasabah yang mendaftarkan tabungan sifitri wajib mempunyai KTP.
Skema Sederhana Pengambilan Tabungan Sifitri Pendaftaran:
Koreksi:
Teller:
Kelengkapan Pendaftaran
Slip, Amplop, Koreksi Buku
Dicairkan Tabungan Sifitri
Pada saat pencairan tabungan sifitri saya di kasih tugas untuk membantu mencarikan slip pengambilan tabungan sifitri, kemudian slip tersebut dikasih kebagian teller agar dicek atau dikoreksi jumlah tabungan yang akan diambil oleh nasabah. Syarat pengambilan tabungan sifitri : 1. Membawa kartu tabungan sifitri. 2. Membawa KTP dan FotoCopy untuk diperlihatkan saat pengambilan.
56
3. Jika pengambilan sifitri lebih dari 5 buku maka harus mengisi surat pernyataan disertakan fotokopy KTP yang bertanggung jawab. 4. Jika buku hilang harap segera lapor kepetugas pengambilan di BMT MATRA dan akan dilayani setelah jadwal pengambilan selesai. 5. Khusus kolektor menyerahkan surat pernyataan dan membawa KTP masing masing peserta. c. Siadha (Simpanan Idul Adha) Siadha merupakan simpanan yang jumlah setorannya ditentukan mingguan atau bulanan dan simpanan ini dikembalikan menjelang hari raya idul adha. d. Simpel (simpanan pelajar) Simpel merupakan simpanan yang ditunjukan atau dikhususkan untuk pelajar,jumlah setoran simpanan ini tidak ditentukan dapat diambil sewaktu-waktu atau biasanya sesuai kesepakatan dari pihak sekolah dengan BMT Matra yaitu pada akhir semester. Setoran awal simpanan ini minimal sebesar Rp. 5.000 dan untuk setoran selanjutnya minimal Rp 1.000. e. Marissa (Matra Arisan) Marisa merupakan Simpanan dengan sistem arisan dimana setiap bulan akan diundi pemenang hadiah uang dan hiburan. serta pada akhir periode akan diundi hadiah Motor, Lemari Es/kulkas, TV 21”. Selain itu peserta juga akan mendapatkan bonus.
57
f. Simpanan Mudharabah Berjangka Deposito merupakan simpanan yang hanya bisa diambil dengan jangka waktu dan pengambilannya sudah ditentukan sebelumnya. Dengan jangka waktu 3,6,9 dan 12 bulan. Pembiayaan: a. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah merupakan pembiayaan modal kerja untuk usaha produktif dimana modal kerja tersebut secara keseluruhan akan disediakan oleh BMT Matra dengan menggunakan sistem bagi hasil. b. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah merupakan pembiayaan modal kerja untuk usaha produktif dimana BMT Matra menyediakan hanya sebagian modal kerja dan sebagian berasal dari nasabah itu sendiri dengan menggunakan sistem bagi hasil. c. Pembiayaan Bai'u Bithaman Ajil Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil adalah Pembiayaan produktif maupun konsumtif dalam bentuk pembelian barang dengan pembayaran secara angsuran. d. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah merupakan pembiayaan produktif maupun konsumtif dalam bentuk pembelian barang. Pembayaran pembiayaan ini dilakukan secara sekaligus pada saat jatuh tempo. Sedangkan pada saat berjalannya masa pembiayaan yang dibayarkan hanya bagi hasil saja.
58
e. Pembiayaan Al Qordhu Hasan Pembiayaan Al-Qordhu Hasan ini merupakan pembiayaan lunak untuk modal usaha produktif. Pembayaran pembiayaan ini hanya sebesar pokok pinjaman saja karena tidak dikenakan sistem bagi hasil. f. Pembiayaan Al Ijarah Pembiayaan al-ijarah merupakan pembiayaan dengan sistem sewa beli atau leasing.
5. Analisis Responden Responden dari penelitian ini adalah nasabah sifitri di BMT MATRA yang berada di Kecamatan Buaran. Pertanyaan yang termuat dalam kuesioner adalah yang meliputi dua variabel independen penelitian yaitu kualitas pelayanan dan bagi hasil kemudian variabel dependen yaitu minat menabung nasabah pada produk tabungan sifitri di BMT MATRA Pekalongan. a. Karakter responden berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan data responden yang telah diolah, maka hasil persebaran responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini adalah : Tabel 4.1 Responden penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Jumlah Presentase Laki-laki 37 37% Perempuan 63 63% Jumlah 100 100% Sumber: Data primer yang diolah, 2016
59
Dari tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa jenis kelamin nasabah BMT MATRA Pekalongan yang diambil sebagai responden didominasi oleh responden perempuan. Jenis kelamin perempuan yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 63 responden atau 63%. Dan sisanya sebanyak 37 respoden atau 37% adalah berjenis kelamin laki-laki.Lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar dibawah ini. Gambar 4.1 Reponden penelitian berdasarkan jenis kelamin
jenis kelamin 100
Laki-laki
50
Perempuan
0
Laki-laki
Perempuan
b. Karakter responden berdasarkan pendapatan Data
mengenai
pendapatan
responden
disini,
peneliti
mengelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu mulai dari pendapatan < Rp 500.000, pendapatan antara Rp 500.000 s/d Rp 1.000.000 dan >Rp 1.000.000. Adapun data mengenai pendapatan nasabah BMT MATRA Pekalongan yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Responden penelitian berdasarkan pendapatan Pendapatan Jumlah Presentase < Rp 500.000 38 38% Rp 500.000 – Rp 1.000.000 43 43% >Rp 1.000.000 19 19% Jumlah 100 100% Sumber primer yang diolah, 2016
60
Dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwa nasabah BMT MATRA yang diambil sebagai responden sebagian besar berpendapatan sebesar RP 500.000 s/d Rp. 1.000.000 sebanyak 43responden atau 43% responden, sedangkan responden sebanyak 36 responden atau 36% responden berpendapatan sebesar Rp 5000.000, dan sisanya sebanyak 19 responden atau 19%
responden berpendapatan diatas RP 1.000.000.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar dibawah ini. Gambar 4.2 Responden penelitian berdasarkan pendapatan jumlah 60 40 20 0
jumlah < Rp Rp 500.000 - > Rp 500.000 Rp 1.000.000 1.000.000
B. Analisa Data 1. Uji instrumen a. Uji validitas Uji ini digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu kuesioner. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah melakukan uji signifikasi dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, misal dengan degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel1. R tabel dalam penelitian ini adalah dengan jumlah sampel (N) yaitu 100-2 =
1
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS edisi 5, (Semarang: UNDIP, 2011), hlm 53
61
98 dan alpha 5% = 0,1966 (melihat r tabel 5% dengan uji dua arah). 2 Hasil uji validitas dari penelitian ini adalah: Tabel 4.3 Hasil Uji validitas pelayanan R Ket Instrumen R
instrumen R
R
Ket
hitung
tabel
hitung tabel
Item_1
0,539
0,1966 Valid
Item_8
0,560
0,1966 Valid
Item_2
0,583
0,1966 Valid
Item_9
0,604
0,1966 Valid
Item_3
0,664
0,1966 Valid
Item_10
0,464
0,1966 Valid
Item_4
0,747
0,1966 Valid
Item_11
0,601
0,1966 Valid
Item_5
0,441
0,1966 Valid
Item_12
0,596
0,1966 Valid
Item_6
0,678
0,1966 Valid
Item_13
0,514
0,1966 Valid
Item_7
0,669
0,1966 Valid
Instrumen
Tabel 4.4 Uji hasil validitas bagi hasil R hitung R tabel
Keterangan
Item_1
0,740
0,1966
Valid
Item_2
0,705
0,1966
Valid
Item_3
0,808
0,1966
Valid
Instrumen
Tabel 4.5 Uji hasil validitas minat R hitung R tabel
Keterangan
Item_1
0,322
0,1966
Valid
Item_2
0,700
0,1966
Valid
Item_3
0,702
0,1966
Valid
Item_4
0,760
0,1966
Valid
Item_5
0,726
0,1966
Valid
2
Imam Ghozali, Aplikasi . . . . , hlm 441-442
62
Dari hasil uji validitas dapat dijelaskan nilai r hitung variabel pelayanan, bagi hasil dan minat lebih besar dari nilai r tabel (0,1966). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua item dalam indikator variabel pelayanan, bagi hasil dan minat adalah valid. b. Uji reliabilitas Reliabilitas dalam penelitian adalah ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran. Uji ini digunakan untuk mengukur konsistensi dari suatu variabel. Dikatakan reliabel adalah apabila nilai hitung uji reliabilitas lebih besar dari nilai cronbach alpha, cronbach alpha yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah 0,70.3 Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Pelayanan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,841
13
Dilihat dari tabel bahwa variabel kualitas pelayanan dengan nilai hitung 0,841 > 0,70 dapat disimpulkan bahwa hasilnya reliabel. Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Bagi Hasil Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,799
N of Items 4
Dilihat dari tabel bahwa variabel bagi hasil dengan nilai hitung 0,799> 0,70 dapat disimpulkan bahwa hasilnya reliabel. 3
Imam Alghozali, Aplikasi. . . ., hlm 47
63
Tabel 4.8 Hasil Uji Realibilitas Minat Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,751
6
Dilihat dari tabel bahwa variabel minat dengan nilai hitung 0,751> 0,70 dapat disimpulkan bahwa hasilnya reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Untuk memenuhi prasyarat sebagai hasil regresi yang baik maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi klasik. Uji asumsi
klasik
dalam
penelitian
ini
meliputi
uji
normalitas,
uji
heteroskidastisitas,uji multikolinearitas, dan uji linieritas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel penggangu atau residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik histogramdan grafik P-P Plot.
64
Gambar 4.3 Grafik histogram Sumber: hasil olahan data spss
Dilihat dari tampilan grafik histogram tersebut bahwa kurva membentuk lonceng maka dapat dikatakan model berdistribusi normal. Kemudian jika dilihat dari grafik normal P-P Plot seperti grafik 4.2 berikut: Gambar 4.4 Grafik P-P Plot Sumber: hasil olahan data SPSS
Dilihat dari grafik normal P-P Plot bahwa data menyebar diisekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi
65
memenuhi asumsi normalitas.Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
100
Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 2,19530254
Absolute
,067
Positive
,046
Negative
-,067
Kolmogorov-Smirnov Z
,666
Asymp. Sig. (2-tailed)
,768
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel diatas menunjukan bahwa tingkat signifikansi pada 0,768 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola residual terdribusi normal dan hasilnya konsisten dengan uji grafik yang dilakukan sebelumnya. b. Uji Heteroskidastisitas Uji heteroskedesitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedesitas. Secara grafis dapat dilihat multivariate standardized scatterplot. Namun dalam penelitian ini menggunakan uji
66
glester yaitu dengan melakukan regresi pada nilai absolut residual terhadap vaariabel bebas.4 Dalam uji glester jika variabel independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka tidak ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.5 Hasil glester dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedesitas Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients B 1
Std. Error
(Constant)
2,585
1,600
X1
-,039
,027
X2
,091
,112
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
1,616
,109
-,152
-1,430
,156
,086
,809
,421
a. Dependent Variable: absres
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tidak ada satupun variabel independent yang signifikan mempengaruhi variabel dependent nilai Absolut Residual. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepecayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Hasil analisis uji multikolinearitas dapat dilihat pada nilai tolerance atau variance inflation Factor (VIF) . Jika nilai tolerance ≤0,10
4
Imam Al-ghozali, Aplikasi. . . . hlm 142 Imam Al-ghozali, Aplikasi. . . hlm 143
5
67
atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 maka mmenunjukan adanya multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4.11 Hasil uji multikolinearitas
Coefficient Correlations Model 1
a
Bagi_Hasil Correlations
Covariances
pelayanan
Bagi_Hasil
1,000
-,321
Pelayanan
-,321
1,000
Bagi_Hasil
,032
-,003
Pelayanan
-,003
,002
a. Dependent Variable: Minat Coefficients Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant)
5,189
2,562
pelayanan
,306
,044
Bagi_Hasil
-,072
,179
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
2,025
,046
,605
7,013
,000
,897
1,115
-,035
-,401
,689
,897
1,115
a. Dependent Variable: Minat
Dapat dilihat untuk kedua variabel bebas/independent, nilai VIF < 10 atau tidak ada satupun variabel bebas/independent yang memiliki VIF ≥ 10. Selain itu nilai tolerance untuk kedua variabel bebas/independent juga semuanya
>
0,10.
Sehingga
dapat
disimpulkan
tidak
terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas/independent dalam model regresi ini.
68
d. Uji Linieritas Pengujian linieritas dengan menggunakan spss dapat dilakukan dengan perangkat test for linierity. Sama seperti pada standar default-nya dengan menggunakan tingkat signifikansi, alpha 5% maka suatu variabel memiliki hubungan linier dengan varibel lainnya jika nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05.6 Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas Pelayanan ANOVA Table Sum of Squares Minat *
Between (Combined)
Mean Df
Square
400,285
22
Linearity
259,883
1
Deviation from Linearity
140,403
21
6,686
Within Groups
337,505
77
4,383
Total
737,790
99
Pelayanan Groups
18,195
F
Sig.
4,151
,000
259,883 59,291
,000
1,525
,094
Melihat hasil output diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat linieritas antara variabel minat dengan pelayanan. Hal ini diperlihatkan dengan nilai signifikansi pada linearity sebesar 0,000. Nilai tersebut < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel minat dengan variabel pelayanan memiliki hubungan yang linier pada kasus penelitian yang digunakan.
6
Agung Edi Wibowo, Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian, (Yogyakarta: Gava Media, 2012), hlm 72
69
Tabel 4.13 Hasil Uji Linieritas Bagi Hasil ANOVA Table Sum of Squares Minat *
Between (Combined)
Mean Df
Square
F
Sig.
133,734
6
22,289
3,432
,004
18,729
1
18,729
2,883
,093
115,006
5
23,001
3,541
,006
Within Groups
604,056
93
6,495
Total
737,790
99
Bagi_hasil Groups
Linearity Deviation from Linearity
Melihat hasil output diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat linieritas antara variabel minat dengan bagi hasil. Hal ini diperlihatkan dengan nilai signifikansi pada linearity sebesar 0,000. Nilai tersebut < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel minat dengan variabel bagi hasil memiliki hubungan yang linier pada kasus penelitian yang digunakan.
3. Analisis regresi linier berganda Analisis berganda ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu pelayanan dan bagi hasil terhadap minat yang merupakan variabel dependent (Y) studi kasus pada produk SIFITRI yang terdapat di BMT MATRA
pekalongan.
Berdasarkan
hasil
regresi
berganda
menggunakan program spss 18 diperoleh hasil sebagai berikut:
dengan
70
Tabel 4.14 Hasil uji regrresi linier berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B 1
Std. Error
(Constant)
5,189
2,562
Pelayanan
,306
,044
bagi_hasil
-,072
,179
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
2,025
,046
,605
7,013
,000
-,035
-,401
,689
a. Dependent Variable: minat
Berdasarkan hasil analisis regresi model persamaan regresi yang diperoleh adalah: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Y = 5,189 + 0,306 X1 – 0,072X 2 Keterangan: Y = Minat X1 = Pelayanan X2 = bagi hasil Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Koefisien regresi pada variabel pelayanan bertanda positif, artinya bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel pelayanan dimana faktor lain konstan maka minat nasabah untuk menabung akan mengalami kenaikan. b. Koefisien regresi pada variabel bagi hasil adalah negatif, artinya bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel maka minat nasabah untuk menabung tidak akan mengalami kenaikan.
71
4. Uji koefisien determinasi (R2 ) Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Tabel 4.15 Koefisien Determinasi Model summary
Model 1
R , 594a
R Square
Adjusted R Square
,353
Std. Error of the Estimate
,340
2,218
a. Predictors: (Constant), bagi_hasil, pelayanan
Dari tampilan output SPSS model summery besarnyaR2 adalah 0,353. Hal ini berarti 35,3% variasi minat dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel pelayanan dan bagi hasil. Sedangkan sisanya (100% - 35,3% = 64,7%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model. 5. Uji Hipotesis a. Uji t Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel independen (pelayanan dan bagi hasil) secara parsial atau individual menerangkan variabel dependen (minat menabung). Tabel 4.16 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
5,189
2,562
Pelayanan
,306
,044
,605
Bagi_hasil
-,072
,179
-,035
a. Dependent Variable: Minat
T
Sig.
2,025
,046
7,013
,000
-,401
,689
72
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai t hitung utuk variabel pelayanan sebesar 7,013 > t tabel (1,985) dan tingkat signifikansi sebesar 0,00 < 0,05 maka H0 ditolak, ini berarti variabel pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat. Sedangkan nilai t hitung untuk variabel bagi hasil sebesar -0,401 < t tabel (1,985) dan tingkat signifikansi sebesar 0,689 > 0.05 maka H0 diterima, ini berarti variabel bagi hasil tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat. b. Uji F Uji F menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan kedalam model mempunyai penngaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan uji F adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17 Hasil Uji F b
ANOVA Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
260,674
2
130,337
26,498
,000a
Residual
477,116
97
4,919
Total
737,790
99
a. Predictors: (Constant), Bagi_hasil, Pelayanan b. Dependent Variable: Minat
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 26,498 dengan nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (3,09) maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat atau dapat dikatakan bahwa pelayanan dan bagi hasil secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat.
73
C. Pembahasan Hasil uji signifikansi parameter individual (uji t), pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen serta uji hipotesis koefisien regresi secara menyeluruh (uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh kualitas pelayanan karyawan (X1) terhadap minat menabung. a. Terima Ho, jika signifikasi >𝛼 = 0,05 : tidak ada pengaruh secara parsial antara kualitas pelayanan karyawan terhadap minat menabung b. Terima Ha, jika signifikasi <𝛼 = 0,05 : terdapat pengaruh secara parsial antara kualitas pelayanan karyawan terhadap minat menabung Nilai t hitung kualitas pelayanan sebesar 7,013 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikasi 0,000 <𝛼 = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan karyawan (X1) secara parsial berpengaruh terhadap minat menabung pada produk sifitri di BMT Matra Pekalongan. Kualitas pelayanan yang baik diperlukan untuk mewujudkan loyalitas nasabah. Pelayanan kepada pelanggan (nasabah) merupakan kualitas pelayanan eksternal, sedangkan kualitas pelayanan kepada karyawan merupakan kualitas pelayanan internal. Kualitas pelayanan internal pimpinan perusahaan hendaknya diciptakan dengan memberikan kompensasi yang lebih efektif kepada para karyawan. Kompensasi yang efektif memotivasi karyawan dalam meningkatkan produktifitas karyawan dan akan menciptakan pelayanan yang efektif kepada nasabah dengan demikian akan menimbulkan minat nasabah dan kepuasan kepada pelanggan serta loyalitas pelanggan akan terjadi.
74
Hasil ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat menabung di BMT Matra Pekalongan, hasil ini diduga karena pelayanan yang dilakukan oleh karyawan atau pihak BMT Matra memuaskan nasabah, serta karyawan BMT Matra yang bersikap ramah dan santun dalam melayani nasabah. 2. Pengaruh bagi hasil (X2) terhadap minat menabung. a. Terima Ho, jika signifikasi >𝛼 = 0,05 : tidak ada pengaruh secara parsial antara kualitas pelayanan karyawan terhadap minat menabung b. Terima Ha, jika signifikasi <𝛼 = 0,05 : terdapat pengaruh secara parsial antara kualitas pelayanan karyawan terhadap minat menabung Nilai t hitung bagi hasil (x2) sebesar -0,401 dengan tingkat signifikansi 0,689 >𝛼 = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa bagi hasil (x2) secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat menabung produk Sifitri di BMT Matra Pekalongan. Dalam penelitian ini bagi hasil yang dilakukan BMT Matra tidak berpengaruh dengan minat menabung karena tujuan dari nasabah hanya menitipkan tabungan mereka di BMT Matra tanpa mengharapkan bagi hasil yang terlalu besar namun jika mereka mendapatkan bagi hasil itu sebagai bonus saja. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bagi hasil tidak berpengaruh terhadap minat menabung, hasil ini diduga karena bagi hasil yang dilakukan BMT Matrakurang bisa menarik hati nasabah, kemudian juga duga nasabah hanya tertarik dengan ajakan tetangga yang menabung di BMT Matra.
75
3. Pengaruh kualitas pelayanan karyawan dan bagi hasil terhadap minat menabung. a. Terima Ho, jika signifikasi >𝛼 = 0,05 : tidak ada pengaruh secara simultan antara pengaruh kualitas pelayanan karyawan dan bagi hasil terhadap minat menabung b. Terima Ha, jika signifikasi <𝛼 = 0,05 : terdapat pengaruh secara simultan antara pengaruh kualitas pelayanan karyawan dan bagi hasil terhadap minat menabung Berdasarkan hasil uji simultan (uji F) bahwa nilai F hitung sebesar 26,498 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 karena tingkat signifikan 0,000 <𝛼 = 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa variabel independen kualitas pelayanan karyawan dan bagi hasil secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat menabung pada produk SifitriBMT Matra Pekalongan. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai adjusted R squere sebesar 0,340 yang berarti bahwa kontribusi kualitas pelayanan dan bagi hasil berpengaruh terhadap minat menabung sebesar 35,3% dan sisanya sebesar 64,7% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.