52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. Freeport Indonesia 4.1.1
Sejarah Perusahaan
PT. Freeport Indonesia (PTFI) terbentuk ketika seorang manajer eksplorasi Freeport Minerals Company yaitu Forbes Wilson. Beliau melakukan ekspedisi pada tahun 1960 ke Papua setelah membaca sebuah laporan tentang ditemukannya Ertsberg atau Gunung Bijih yang merupakan sebuah cadangan mineral oleh Jean Jacques Dozy seorang geogolog asal Belanda
pada
tahun
1936.
PT.
Freeport
Indonesia
kemudian
menandatandatangani Kontrak Karya pertama dengan Pemerintah Indonesia bulan April 1967, PT. Freeport Indonesia memulai kegiatan eksplorasi di Ertsberg pada Desember 1967. Konstruksi skala besar dimulai bulan Mei 1970, dilanjutkan dengan ekspor perdana konsentrat tembaga pada bulan Desember 1972.
Setelah para geolog menemukan cadangan kelas dunia Grasberg pada tahun 1988, operasi PT Freeport Indonesia menjadi salah satu proyek tambang tembaga atau emas terbesar di dunia. Di akhir tahun 1991, Kontrak Karya kedua ditandatangani dan PT. Freeport Indonesia diberikan hak oleh Pemerintah Indonesia untuk meneruskan operasinya selama 30 tahun. Dalam tahun 2005, PT. Freeport Indonesia
telah menghasilkan dan menjual
konsentrat yang mengandung 1,7 miliar pon tembaga dan 3,4 juta ons emas. PT Freeport Indonesia merupakan salah satu pembayar pajak terbesar bagi negara. Sejak tahun 1992 sampai dengan 2005, manfaat langsung dari operasi perusahaan terhadap Indonesia dalam bentuk dividen, royalti dan pajak mencapai sekitar 3,9 miliar dolar AS. Selain itu, PT. Freeport Indonesia juga telah memberikan manfaat tidak langsung dalam bentuk upah, gaji dan tunjangan, reinvestasi dalam negeri, pembelian barang dan jasa, serta pembangunan daerah dan donasi.
PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan afiliasi dari FreeportMcMoran Copper & Gold Inc yang beroperasi didaerah dataran tinggi di kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. PT. Freeport Indonesia memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia. Kompleks tambang milik PT. Freeport Indonesia di Grasberg merupakan salah satu penghasil tunggal tembaga dan emas terbesar didunia, dan mengandung cadangan tembaga yang dapat diambil yang terbesar didunia. Selain cadangan tunggal emas terbesar didunia, Grasberg berada dijantung suatu wilayah mineral yang sangat melimpah, dimana kegiatan eksplorasi yang berlanjut membuka peluang untuk terus menambah cadangan konsentrat yang berusia panjang. 55
55
www.fmi.com/internal/companyprofile
53
4.1.2
Kegiatan Operasional PT Freeport Indonesia PT Freeport Indonesia (PTFI) menghasilkan produk yaitu berupa konsentrat yang mengandung 30% tembanga dan 30 gram emas untuk setiap ton konsentratnya. Dan wilayah mineral Grasbreg di Papua yang dikelola PT Freeport Indonesia menjadi salah satu cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia. Tubuh bijih Grasbreg ditambang dengan menggunakan cara penambangan terbuka (open pit mine), karena cocok untuk Grasberg yang lokasinya berada dengan permukaan. Dengan
penambangan
tebuka,
maka
dimungkinkan
pengarahan peralatan berat untuk pekerjaan tanah yang sangat besar, yang mampu mecapai tingkat penambangan yang tinggi pada biaya satuan yang paling rendah. Sejalan dengannya, pengembangan produksi serta proyek-proyek perluasan tambang bawah tanah terus dilakukan guna menuju target tambang bawah tanah sebagai andalan dimasa depan saat operasi tambang permukaan Grasberg berakhir. Sekilas mengenai proses penambangan PTFI menggunakan dua teknik penambangan, yaitu open pit mine (tambang terbuka) dan underground mine (tambang bawah tanah). Tambang terbuka memanfaatkan sejumlah haul truck (truk angkut) dan shovel (mesin keruk) yang beberapa di antaranya merupakan alat berat terbesar di dunia. Block caving merupakan teknik penambangan skala besar yang
memanfaatkan
gaya
54
gravitasi
dan
digunakan
dalam
penambangan bawah tanah IOZ (Intermediate Ore Zone/Zona Bijih Tengah) dan DOZ (Deep Ore Zone/Zona Bijih Dalam), serat Big Gossan. Bijih yang sudah dihancurkan dari kedua daerah tersebut diangkut melalui ban berjalan (conveyor belt) dan bijih tersebut melewati jalur bijih (orepass) yang merupakan terowongan tegak lurus (vertical shaft), dan kemudian dialirkan menuju ke tempat penampungan bijih (stockpile) di area Mile 74. Proses selanjutnya adalah proses konsentrasi, yang dimulai dengan penggilingan bijih menggunakan Semi-Autogenous Grinding (SAG) dan teknik Ball Mill, yang menghasilkan bijih-bijih yang sangat halus. Berikutnya
adalah
proses
pengapungan.
Proses
ini
menggunakan reagen (alkohol dan kapur) untuk memisahkan tembaga, emas dan perak. Mineral yang mengapung adalah produk akhir (consentrat), sementara produk sampingan (tailing) mengendap ke dasar kolam. Tailing kemudian dialirkan ke sungai Aghawagon, yang menyatu dengan sungai Otomona dan Ajkwa dan terus mengalir ke dataran rendah. Sementara itu, bubur konsentrat dialirkan menuju ke instalasi pengeringan (dewatering plant) di pelabuhan Amamapare melalui pipa sepanjang 110 kilometer. Consentrat tersebut kemudian ditimbun di pelabuhan Amamapare, siap dipasarkan ke seluruh dunia. 56
56
Ibid
55
4.1.3
Peta Projek PT Freeport Indonesia
56
4.1.4
Visi dan Misi PT. Freeport Indonesia Sebagai perusahaan tambang yang beroperasi di salah satu daerah
paling terpencil di dunia, berlokasi di suatu lingkungan sosial yang unik dan memperkerjakan ribuan orang dengan latar belakang yang berbeda, PT. Freeport Indonesia harus memastikan bahwa setiap individu memiliki kesadaran yang tinggi terhadap keselamatan kerja, lingkungan, dan perbedaan budaya. PT. Freeport Indonesia telah menetapkan visinya untuk menjadi perusahaan produsen tembaga kelas dunia, yang terbesar dan dengan biaya yang terendah di dunia. Dengan demikian, sangatlah penting bagi PT. Freeport Indonesia untuk memperkerjakan perorangan yang memiliki motivasi untuk mencapai hasil yang terbaik bagi perusahaan dan mereka yang berkepentingan dengan perusahaan. Kemudian dengan misinya bahwa Kami adalah perusahaan pertambangan pertama di Indonesia, yang menambang tembaga dan emas kelas dunia dan berupaya keras untuk menjadi penghasil tambang yang terbesar dengan biaya terendah dalam industri ini. Sebagai tim yang tergabung dari berbagai budaya yang tertumpu pada sasaran dan tujuan usaha, kami bangga pada perusahaan kami dengan keagresifan, kecepatan pekerjaan, dan kebaikan dari pelaksanaan dalam pendekatan pada perkembangan dan pencarian kumpulan bijih yang baru. Kami memaksimalkan keuntungan dan nilai pemegang saham tanpa melupakan pandangan pada perjanjian kami dalam penerusan
57
peningkatan keselamatan kerja, lingkungan, dan hubungan kami dengan pemerintah dan masyarakat sekitar, perorangan, tim bekerja, komunikasi yang terbuka dan yang paling penting adalah karyawan kami. Bagi kami tidak ada yang mustahil.57
4.1.5 Tujuan Usaha PT Freeport Indonesia PT Freeport Indonesia memiliki tujuan usaha antara lain : 1. Mengekplorasi,
menambang,
memproses
dan
memasarkan konsentrat tembaga dan produk-produk lainnya dari wilayah Kontrak Karya (KK) PT. Freeport Indonesia di Papua. 2. Melakukan usaha yang menguntungkan dan menciptakan nilai tambah dalam rangka mendatangkan laba bagi para pemegang saham, karyawan dan Pemerintah Republik Indonesia, sehingga mampu menarik investasi-investasi lain dalam bisnis PT Freeport Indonesia di Indonesia. 3. Mendorong terciptanya suatu lingkungan kerja yang menantang dan mendirikan sebuah organisasi yang sesuai untuk mencapai tujuan-tujuannya, dengan para karyawan yang memiliki motivasi, kemampuan, tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.
57
Buku Panduan Hubungan Industrial (BPHI) 2009-20011, hal vii
58
4.1.6
Corporate
Communications
Department
PT.
Freeport
Indonesia Selalu objektif dalam membantu dan mendukung manajemen serta meningkatkan kordinasi dan komunikasi internal dan eksternal, mendistribusikan informasi secara konsisten dan memperbaharui informasi dan pesan untuk internal maupun eksternal secara efektif dan efisien. Corporate Communications (Corpcomm) membantu perusahaan dalam memberikan solusi bisnis yang objektif dan sebagai penghubung perusahaan dengan para pemegang saham dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar operasi.
4.1.7
Tugas dan Fungsi Corporate Communications PT. Freeport Indonesia
4.1.7.1 Internal Communications Melakukan komunikasi kepada para karyawan untuk membangun suasana dan semangat kerja para karyawan serta secara proaktif dan kreatif memelihara lingkungan kerja yang kondusif bagi upaya bersama perusahaan mencapai tujuan strategis dan target perusahaan dalam bentuk: 1. Mengelola media komunikasi internal untuk menyebarkan informasi dan kebijakan umum perusahaan dalam rangka membangun opini dan semangat kerja karyawan. Media internal meliputi : Bulletin Berita Kita, Majalah freeporter dan Intranet.
59
2. Memonitor, mengeksplor dan mengkomunikasikan kebijakan perusahaan kedalam materi komunikasi yang bersumber pada kebijakan dan kegiatan diperusahaan meliputi : Management Safety 3. Melakukan sosialisasi dan presentasi antara lain Sosialisasi kebijakan perusahaan dan HAM.
4.1.7.2 Eksternal Communications Melakukan komunikasi kepada publik eksternal (stakeholder, pemerintah, komunitas masyarakat sekitar operasi) untuk membangun reputasi dan image baik perusahaan serta membangun dan memelihara hubungan baik dengan pihak ketiga (pers, dll). Komunikasi eksternal meliputi: 1. Melakukan aktivitas hubungan media melalui tatap muka atau rapat, dsb. 2. Menjaga Hubungan baik dengan pemerintah 3. Melakukan kunjungan lokasi 4. Membuat advertorial program 5. Mengelola berita mengenai perusahaan melalui situs web PTFI 6. Membuat profil perusahaan, buku ringkas pengunjung 7. Membuat, mengikuti dan berpartisipasi dalam festival dan pameran.
60
4.1.7.3 Media Support Berpartisipasi
dan
mendukung
kegiatan-kegiatan
eksternal
dimana perusahaan bertindak sebagai sponsor dari kegiatan tersebut meliputi
seminar,
kuliah
tamu,
dll.
Selanjutnya
Corporate
Communications juga mendukung dalam kegiatan-kegiatan sosial melalui Freeport Peduli. 58
58
www.fmi.com/internal/corpcomm
61
4.1.8
Struktur Perusahaan PT Freeport Indonesia Office of the Chairman
President Director
General Manager V Grasberg Concentrating
CFO & CAO
Crop. Planning & Cost Study
GSG
Eksternal Relations Goverment Relations
Underground
Materials Management & Logistics
Technical Services
Community Bussinees
Safety, Health & Environment
Community Relations
Visitor Control
IT & Bussiness Improvement
Human Resources
Central Service
Industrial Relations
Finance Accounting
Tax, Legal & Bussiness Dev. Manpower Planning & Review Board
Coordinating Executive Security & Risk Management Corporate Communications
62
4.1.9
Divisi – divisi PT. Freeport Indonesia 1. Executive. Ini adalah sebutan untuk pimpinan PT. Freeport Indonesia. 2. Office of General Manager. Ini adalah sebutan untuk kantor General Manager PT. Freeport Indonesia. 3. Mine Surface. Divisi ini menangani tanggung jawab atas engineering tambang terbuka, operasional Grasberg, dan pemeliharaan peralatan tambang terbuka. 4. Mine Underground. Bertanggung jawab atas konstruksi di tambang bawah tanah, pengembangan tambang bawah tanah, engineering, pemeliharaan peralatan, dan produksi bijih. 5. Mine Geology. Menangani eksplorasi, layanan teknis, geologi tambang bawah tanah, dan geologi tambang terbuka. 6. Engineering & Construction. Divisi ini menangani tanggung jawab konstruksi infrastruktur, konstruksi di wilayah Mill, Mine, Layanan Teknis, serta proyek-proyek konstruksi khusus. 7. Management Information Systems. Bertanggung jawab atas sistem manajemen informasi Perusahaan. 8. Materials Management & Logistics. Tercakup di dalamnya adalah tanggung jawab atas pengembangan usaha, administrasi kontrak,
ekspor
-
pergudangan.
63
impor,
manajemen
material,
dan
9. Concentrating. Meliputi tanggung jawab atas kelistrikan dan instrumentasi di pabrik konsentrat, peralatan mekanik di pabrik konsentrat, layanan teknis, instalasi pengeringan (dewatering) di Portsite, operasional Mill, dan operasional Ore Flow. 10. Technical Services. Menangani ARD (Acid Rock Drainage), Central Engineering, Central Shop, bengkel fabrikasi, bengkel pemesinan, kontrol kualitas, serta manajemen sungai tailing. 11. Exploration Geology. Divisi ini bertanggung jawab atas operasional kegiatan ekplorasi. 12. Human Resources/Industrial Relations. Menangani tanggung jawab hubungan industrial, dukungan unit usaha, layanan karyawan, rekrutmen, administrasi ekspatriat, serta gaji dan tunjangan. 13. Manajemen Kota. Bertanggung jawab atas administrasi kota Tembagapura dan Kuala Kencana. 14. Quality Management Services. Menangani pengembangan karyawan dan “sistem manajemen tenaga kerja” di seluruh Perusahaan. 15. Safety
&
Industrial
Health.
Bertanggung
jawab
atas
pelaksanaan dan penegakan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja di jobsite.
64
16. Security & Risk Management. Divisi ini menangani masalah keamanan di jobsite, Jakarta, beserta perencanaan dan pelaksanaan tindakan dalam keadaan darurat. 17. Environmental. Bertanggung jawab menangani masalahmasalah lingkungan hidup di jobsite. 18. Finance & Accounting. Divisi ini bertanggung jawab atas segala urusan keuangan dan akunting Perusahaan. 19. External Affairs. Divisi ini menangani tanggung jawab hubungan pemerintah, layanan dan hubungan masyarakat, pengembangan usaha lokal, kesehatan masyarakat, urusan legal, komunikasi korporat, hubungan institusional, dan urusan kepemerintahan lainnya. 20. Schools & Library Services. Divisi ini bertanggung jawab atas Yayasan Pendidikan Jayawijaya dan sekolah internasional di Tembagapura dan Kuala Kencana. 59
4.2 Hasil Penelitian Dalam penelitian ini penulis mencoba menguraikan seluruh data yang di peroleh melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait yang merupakan orangorang yang memiliki peranan penting dan berkompeten dalam topik penelitian yaitu Ibu Sari Esayanti (Santi) selaku Supervisor Communications Officer & Institution Relations, Bapak Muhammad Anas (Anas) selaku Leader of Inventory
59
www.fmi.com/internal/division
65
Control JKTA,
Ibu Cisilia Kalsita Dewi (Dewi) selaku SR. Psychologist &
Career Development dan Bapak Christianto Tjahjono (Chris) selaku Clerk, Environmental JKTA. Kemudian diperoleh pula data-data pendukung lainnya dalam penelitian ini. Berbicara mengenai peraturan kerja yang merupakan salah satu komponen yang penting dalam suatu perusahaan untuk menunjang kerja para karyawan. Peraturan dibuat untuk dipatuhi agar tercipta keharmonisan dan keselarasan kerja. Dengan peraturan perusahaan hubungan antara karyawan dan pengusaha dapat terjalin semakin baik karena adanya transparasi dalam setiap aspek yang ada di dalam peraturan perusahaan, selain itu setiap karyawan dapat termotivasi dan lebih efektif dalam bekerja karena adanya peraturan kerja. Selanjutnya peraturan kerja tersebut dapat tertanam kepada seluruh anggotanya melalui sosialisasi yang mampu menanamkan pada anggotanya agar dilakukan terus menerus dan diharapkan dapat dipahami dan dilaksanakan bersama sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan perusahaan. Maka yang paling tepat melakukan sosialisasi peraturan kerja adalah humas yang menjalankan fungsinya secara efektif sehingga penerapan peraturan kerja dapat berjalan dengan baik. PT Freeport Indonesia (PTFI) memiliki bagian yang menjalankan fungsi komunikasinya yaitu Corporate Communications Departement (Corpcomm) seperti dijelaskan oleh Ibu Santi bahwa: “Kami memiliki bagian yang menjalankan segala aktivitas dan kegiatan sebagai humas yang kami sebut Corporate Communications Departement (Corpcomm) yang mana pada bagian tersebut memiliki tanggung jawab penuh dalam melaksanakan program kerja humas perusahaan dan sebagai pusat informasi bagi publik internal maupun eksternal. Corpcomm melakukan berbagai macam kegiatan komunikasi yang
66
berkesinambungan eksternalnya”. 60
baik
kepada
karyawan
maupun
stakeholder
Kemudian Ibu Santi menambahkan mengenai tanggung jawab Corpcomm yang antara lain: ”Corpcomm itu lebih memfokuskan pada komunikasi internal, komunikasi eksternal dan media support. Setiap bagian tersebut memiliki tanggung jawab pekerjaan masing-masing. Yang pertama kita bahas mengenai komunikasi internal dimana mereka bertanggung jawab dalam hal membuat berita seperti bulletin berita kita, majalah freeporter, dan mendistribusikan informasi-informasi penting di intranet, lalu kemudian mengadakan sosialisasi-sosialisasi internal mengenai peraturan baru atau ada acara rutin atau acara kebersamaan, dan lain-lain. Jadi Corpcomm berusaha memenuhi kebutuhan informasi untuk para karyawan. Selanjutnya komunikasi eksternal lebih kepada menjaga hubungan baik dengan para shareholder, pemerintah, relasi-relasi bisnis, atau pun komunitas sekitar. Disini Corpcomm menjadi jubir atau wakil perusahaan apabila ada acara eksternal, atau ada pertemuan bisnis. Lalu kemudian Corpcomm juga memiliki tanggung jawab pada media support, di bagian ini kami menangani kegiatan-kegiatan formal atau pun informal yang mana kami di ajak untuk berpartisipasi sebagai sponsor misalnya kegiatan seminar, pameran, hari nasional misalnya memperingati hari aids, atau penghijauan dan global warming, dll.” 61 PTFI memiliki komitmen bersama dalam pembangunan berkelanjutan yakni “Meningkatkan disiplin serta Menjaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)”, maka komitmen bersama tersebut diterapkan PTFI kepada karyawannya melalui peraturan kerja yang dituangkan kedalam Buku PKB (Perjanjian Kerja Bersama) dan BPHI (Buku Pedoman Industrial), yang kemudian di distirbusikan kepada karyawan melalui sosialisasi yang dilakukan Corpcomm baik secara langsung ataupun menggunakan media massa agar dapat di informasikan secara efektif.
60
Hasil wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Supervisor Communications Officer & Institution Relations, 14 Desember 2010 61 Hasil wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Ibid
67
Peraturan Kerja merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam membentuk pribadi perusahaan yang kuat. Di PTFI itu sendiri peraturan kerja ditanamkan kepada karyawannya melalui sosialisasi dan kegiatan internal yang diselenggarakan Corpcomm. Dalam sosialisasi tersebut Corpcomm berfungsi sebagai penghimbau dalam menyebarkan informasi dan melaksanakan peraturan kerja tersebut. Sehingga Corpcomm berusaha memenuhi kebutuhan informasi para karyawan dalam memahami dan melaksanakan peraturan kerja karyawan.
Pada hasil wawancara di jelaskan oleh Ibu Santi bahwa fungsi
Corpcomm yaitu: ”Selalu objektif dalam membantu dan mendukung perusahaan dalam meningkatkan koordinasi-koordinasi dan juga sebagai sumber informasi bagi perusahaan untuk lingkup internal dan eksternalnya. Lalu Corpcomm selalu konsisten dalam memberikan informasi dan selalu memperbaharui atau selalu mengupdate berita-berita secara efektif dan efisien, Corpcomm membantu menyampaikan segala informasi kepada pihak yang tepat dan benar, yaitu menyampaikan kepada publik internal dan eksternal agar mereka paham apa pesan yang disampaikan. Kemudian Corpcomm juga menjalankan fungsinya dalam: (a)Memelihara iklim hubungan industrial yang kondusif dan harmonis diseluruh area kerja dan lingkungan perusahaan. (b)Melakukan koordinasi rutin dengan perusahaan. (c)Corpcomm sebagai sarana aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan para karyawan. (d)Mewakili karyawan dalam menyelesaikan konflik. (e)Melakukan komunikasi, Pelatihan, Sosialisasi mengenai PKB, BPHI dan lain-lain.” 62 Kemudian Bapak Chris membenarkan mengenai fungsi Corpcomm yaitu: “Corpcomm membantu dalam penyampaian info-info dan sosialisasi segala sesuatu yang berhubungan dengan internal maupun eksternal. Corpcomm juga membantu dalam memberikan berita-berita yang update dan memberi arahan pada karyawan.” 63
62 63
Hasil wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Loc., it Hasil Wawancara dengan Bapak Christianto Tjahjono, Clerk, Environmental JKTA, tanggal 7 Desember 2010.
68
Bapak Anas juga memiliki pendapat: “Setahu saya Corpcomm berperan sebagai penghubung baik internal maupun eksternal yang berfungsi untuk mengakomodir segala kebutuhan dan kepentingan perusahaan dan karyawan terhadap berbagai masalah yang timbul.” 64 Ibu Dewi mengungkapkan hal senada bahwa: “Manfaatnya banyak sekali... Kami bisa tahu kegiatan-kegiatan yang di buat perusahaan itu melalui Corpcomm. Dimana Corpcomm itu kan menghimbau ke seluruh karyawan mengenai akan di adakannya kegiatan atau acara di kantor. Lalu Corpcomm sangat membantu dalam memberikan berita-berita yang update baik via email atau intranet, via berita kita, via freeporter, dll.” 65 Berdasarkan ketiga pendapat karyawan PTFI, peneliti melihat bahwa Corpcomm menjalankan fungsi komunikasinya dalam menyediakan dan memberikan informasi mengenai perusahaan atau informasi lainnya semaksimal mungkin pada karyawan. Sebagai bagian yang menjalankan tugas kehumasan, Corpcomm sangat memahami pentingnya menjaga situasi kerja yang harmonis dan kondusif. Sehingga hubungan antara karyawan dengan atasan ataupun karyawan dengan karyawan lain berjalan dengan baik karena mereka akan saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Ibu Santi berpendapat mengenai hal tersebut bahwa: ”Situasi kerja yang nyaman dan kondusif itu akan tercipta ketika kita bisa menyampaikan info atau berita dengan baik dan benar, dengan tepat dan cepat, dengan langsung terjun langsung kelapangan atau pun melalui bantuan media yang paling efektif untuk membantu mendistribusikan informasi, sehingga karyawanpun mengetahui informasi secara merata dan tidak simpang siur. Disini Corpcomm sebagai penghimbau dan penyebar informasi sehingga membangun rasa kenyamanan bagi karyawan. Kami pun sangat menjaga employee relations untuk membangun saling pengertian dan kepercayaan dari para karyawanpun dapat di pelihara dan dibina. Dengan selalu berkomunikasi dengan mereka misalnya mendatangi mereka dan bercakap-cakap ataupun ngobrol maka akan di ketahui sikap, pendapat, kesulitan, keinginan, 64
Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Anas, Leader of Inventory Control JKTA, 24 November 2010. 65 Hasil Wawancara dengan Ibu Cisilia Kalsita Dewi. SR. Psychologist & Career Development, tanggal 24 November 2010.
69
ataupun harapan dari karyawan itu sendiri. Dengan employee relations tersebut kami bisa menilai keinginan dan keadaan karyawan.” 66
Bapak Chris mendukung pula dengan berpendapat bahwa: “Hubungan kami baik dan kooperatif satu sama lain. Kami saling membantu dan saling bekerja sama dalam menjalankan aktivitas seharihari.” 67 Lalu Bapak Anas menambahkan: “Hubungan karyawan yang satu dengan yang lain itu cukup baik sesuai dengan etika berkomunikasi baik itu melalui telepon, email, meeting dan pelatihan. Kita selalu menjaga agar selalu kondusif” 68
Dan Ibu Dewi pun berpendapat yaitu: ”Kami selalu bekerja sama dalam melakukan tanggung jawab kami sebagai karyawan. Baik itu ketika meeting, ketika bertegur sapa dengan karyawan atau atasan ataupun melalui email.” 69
Dengan menjaga dan memelihara lingkungan kerja maka akan meningkatkan pula kinerja usaha karyawan yang sangat memberikan pengaruh besar didalamnya, dimana seluruh karyawan merupakan tenaga kerja yang berkualitas dan handal dalam mengerjakan tugasnya di bidang masing-masing. Dalam keadaan ini komunikasi harus berjalan dengan lancar sehingga akan tercipta komunikasi yang transparant bagi semua pihak maka Corpcomm berperan sebagai penghubung antara atasan dengan karyawan ataupun karyawan dengan karyawan lain, maka pentingnya menjaga komunikasi di lingkungan perusahaan di jelaskan pula oleh Ibu Santi yakni: 66
Hasil Wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Loc, it. Hasil Wawancara dengan Bapak Christianto Tjahjono, Loc, it. 68 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Anas, Loc, it. 69 Hasil Wawancara dengan Ibu Cisilia Kalsita Dewi, Loc, it. 67
70
“Komunikasi bisa dikatakan baik ketika informasi yang kami sampaikan sudah sampai dengan baik pula. Lalu kemudian kami dapat memberikan kepuasan informasi pada khalayak kami baik internal maupun eksternal. Dan bagaimana kami membangun kerja sama tim yang solid dalam mencapai tujuan bersama. Sehingga kamipun dapat membangun dan mempertahankan image yang baik dimata publik.” 70 Terciptanya suasana kerja yang nyaman merupakan hasil dari komunikasi yang tepat dalam membina dan menerapkannya di lingkungan kantor, maka komunikasi yang di gunakan pun seharusnya merupaka komunikasi yang efektif. Di lingkungan PTFI itu sendiri komunikasi yang biasanya di gunakan di uraikan oleh Ibu Santi, beliau mengutarakan sebagai berikut: “Secara formal kami melakukan komunikasi bisnis secara langsung, baik antar karyawan atau pun ketika meeting ataupun komunikasi menggunakan media massa. Namun ketika dalam situasi informal atau dalam keadaan jam istirahat atau pulang kantor, biasanya kami komunikasi face to face atau berkelompok kecil seperti itu. Perlu diketahui bahwa dalam tim manajemen Kami memiliki beberapa faktor keberhasilan yang sangat penting kami terapkan yaitu : (a) Kami mengupayakan perbaikan yang kontinyu. Secara terus-menerus mencapai bahkan melampaui rencana-rencana produksi atau kinerja yang sudah ditetapkan sebelumnya. Menentukan dan melaksanakan dua atau tiga inisiatif perbaikan besar setiap tahunnya, dengan terus mengingat bahwa Sesuatu yang layak dikerjakan selalu bisa dikerjakan dengan lebih baik. Membuat laporan kuartalan yang memuat tentang biaya, produksi dan perbaikanperbaikan, karena Selalu ada ruang untuk menjadi lebih baik. (b) Kemudian selanjutnya kami selalu berusaha mencapai target keselamatan kerja, dimana kami percaya bahwa semua kecelakaan dapat dicegah. Kami juga selalu berupaya untuk menghindari peristiwa-peristiwa yang bisa menyebabkan kerugian. Kemudian jangan pernah melakukan suatu pekerjaan sebelum mengetahui aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja dan memadukannya ke dalam pekerjaan tersebut. (c) Selanjutnya kami bekerja keras dan cerdas dengan menghemat biaya tanpa kehilangan produktivitas. Makin efisien, Karyawan yang lebih kompeten, Keterampilan yang berkembang, serta menggunakan cara-cara yang baru dan lebih baik dalam bekerja. Oleh karena itu, kami mampu menekan biaya tanpa mengesampingkan hasil. (d) Faktor selanjutnya adalah membuat karyawan memiliki rasa tanggung jawab, terdiri dari: Sistem Manajemen Tenaga Kerja mendokumentasikan peran dan tanggung jawab 70
Hasil Wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Loc, it.
71
setiap posisi. Para supervisor dan manajer harus menetapkan standar serta ukuran kinerja secara spesifik bagi semua karyawan dan target yang ditentukan harus jelas.Memberikan umpan balik kinerja secara teratur dan jujur, umpan balik yang positif dan konstruktif. Mendokumentasikan umpan balik kinerja untuk mencatat perkembangan karyawan. Mengidentifikasi karyawan yang tidak mampu dan tidak memiliki sikap untuk berhasil di PTFI. Berikan pengarahan dan bicarakan dengannya mengenai strategi-strategi perbaikan, arahkan lagi bila perlu, dan kemudian, kalau mereka masih tetap tidak mampu memenuhi standarstandar kita yang tinggi, ambil tindakan: Latih, latih, ubah. Kalau anda tidak tahu, katakan bahwa anda tidak tahu, lalu cari tahu dan lakukan. (e) Kemudian faktor yang tidak kalah penting adalah Membangun tim. Bahwa kami adalah tim kerja yang saling berhubungan satu sama lain. Kami saling menghargai, mempercayai dan menghormati. Kami berusaha untuk memahami orang lain sebelum minta dipahami. Budaya perusahaan kami tidak menolerir adanya aktivitas politik internal atau tindakan memecah belah. Kami menghormati rantai komando, namun kami bisa berkomunikasi dengan siapapun tanpa memandang tempat kerja, kedudukan ataupun kebangsaan mereka. (f) Selanjutnya memutuskan dan memecahkan masalah dengan benar, dan bertanggungjawab atas hasil keputusan dan tindakan yang dilakukan. Kami bekerja mengikuti prosedur yang sudah ada, jangan "berjalan mengintari" sistem tersebut. Jangan "mendorong tumpukan masalah" ke orang lain, namun selidiki dengan seksama, pahami secara menyeluruh, cari pemecahan masalah dan kemudian berikan saran pemecahannya. Jadilah bagian dari pemecahan masalah, bukan bagian dari masalah. Berbicaralah pada orang-orang yang terlibat, bukan langsung menghadap "bos". Apabila anda butuh bantuan, utarakan. (g) Berkomunikasi secara terbuka, jujur dan langsung. Bertatap mukalah dalam mendiskusikan suatu masalah, jangan menggunakan email kalau perlu. Siapkanlah fakta pendukung ketika anda mengutarakan pandanganpandangan anda. Nyatakan pemikiran anda, bukan semata-mata apa yang enak didengarkan lawan bicara. Berkomunikasilah! Hormati dan dengarkan orang lain "Berusahalah untuk mengerti terlebih dahulu" dan ungkapkan maksud anda dengan tepat. (h) Mengelola dengan efektif. Tentukan tujuan produktivitas dan biayanya berdasarkan standar kelas dunia. Ciptakan rencana tindakan yang terfokus pada tujuan-tujuan tersebut, dan kemudian lakukan rencana-rencana itu. Carilah cara untuk mengurangi porsi kerja lembur dan kemangkiran. Jangan menolerir kualitas kerja setengah-setengah atau rasa cepat puas diri. Dengan mewujudkan hal-hal ini, maka kami akan memiliki suatu lingkungan kerja yang lebih aman. Mencapai target-target produksi. Memperbaiki semangat kerja di kalangan tenaga kerja. Dihargai secara individual
72
melalui pemberian bonus, tunjangan dan program-program yang ada. Serta menuju kepada kinerja kelas dunia.” 71 Dengan memiliki karyawan yang berkualitas maka akan meningkatkan produktifitas kerja yang tinggi bagi perusahaan. Produktifitas tersebut dapat tercipta apabila dalam organisasi terdapat suasana kerja yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam berprilaku dan bertindak melalui peraturan kerja yang baik maka nilai-nilai moral tersebut akan terbentuk, sehingga tercipta suatu kerja yang baik dan penuh dukungan serta perhatian dan kerjasama dalam upaya memotivasi karyawan untuk menjalankan program-program yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam penerapan peraturan kerja tidak lepas dari fungsi Corpcomm dalam perusahaan, yang kemudian apabila peraturan kerja tersebut selalu dijalankan dan ditaati bersama maka akan menci[takan budaya perusahaan yang baik bagi PTFI. Dengan demikian Corpcomm harus dapat menjalankan tugasnya dalam mengkomunikasikannya pada karyawan. Ibu Santi berpendapat mengenai budaya perusahaan, yakni: ”Jadi disini dalam prosesnya itu sendiri budaya perusahaan terbentuk karena untuk membangun suatu identitas agar selalu di jaga dan tetap menjadi acuan seluruh karyawan. Disini Corpcomm sebagai penghubung yang memberikan, menyebarkan, menghimbau, memotivasi, memberikan arahan kepada karyawan dalam hal menyebarkan info, kegiatan, acara ataupun mengarahkan segala kebijakan-kebijakan dan komitmen perusahaan pada karyawan. Namun yang membuat kegiatan atau acaraacara itu sebenarnya adalah pihak yang di sebut QOL (Quality of Life), bahwa mereka yang mengurus dan membuat tapi kami yang bertugas untuk mensosialisasikan dan menghimbau pada karyawan agar ikut andil dan berpartisipasi. Jadi Corpcomm sebagai pihak ketiga yang berhubungan dengan sosialisasi budaya perusahaan tersebut. Salah satu Contohnya juga kami melakukan program penilaian kerja yang selalu dilakukan setiap 1 tahun sekali. Tujuannya adalah untuk melihat
71
Hasil Wawancara dengan Ibu Sari Esayanti
73
dan mengevaluasi serta dapat menilai seberapa rajinkah, atau seberapa produktifkah karyawan itu.” 72 Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan pengamatan secara langsung bagaimana proses sosialisasi peraturan kerja yang dilakukan Corpcomm, bahwa memang Corpcomm telah mengadakan sosialisasi tersebut melalui kegiatan intenal baik secara langsung maupun menggunakan media komunikasi yang tepat dalam mendukung disosialisasikannya peraturan kerja. Hal tersebut jelaskan pula oleh Ibu Santi bahwa: ”Kami memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan karyawan itu sendiri, misalnya ada karyawan yang ingin tahu company profile itu bisa check langsung ke intranet ataupun kita bisa berikan buku company profile ataupun kami sosialisasikan melalui sosialisasi inductions, sosialisasi ini kami buat khusus untuk para karyawan baru dimana dalam sosialisasi inductions kami menjelaskan mengenai informasi-informasi dasar perusahaan mulai dari sejarah perusahaan sampai dengan proses penambangan dan reklamasi ataupun pemberdayaan masyarakat sekitar tambang. Kemudian kami pun memiliki beberapa media komunikasi yang sering kami gunakan dalam melakukan kegiatan komunikasi ataupun program-program komunikasi kami yang antara lain: (a) Bi-weekly internal bulletin (berita kita), itu merupakan salah satu buletin internal yang kita sebarkan 1 minggu sekali ke para karyawan baik kantor jakarta ataupun jobsite. Jadi mereka bisa mengetahui perkembangan perusahaan melalui ”berita kita”. (b) Daily e-newsletter, kurang lebihnya meiliki fungsi yang sama seperti ”berita kita” Cuma bedanya hanya pada sistem publikasinya melalui intranet saja. (c) Television news programs dimana PTFI berpartisipasi dalam program TV, contohnya kamu nanti bisa check di Metro tv hari senin jam 8 malam ada tayangan mengenai PTFI, mengenai Safety Culture, mengenai K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja). Tujuannya justru lebih luas, bukan hanya untuk karyawan itu sendiri, bahkan dapat menginformasikan pula kepada masyarakat tentang perusahaan kami. (d) GNN (Grasberg News Network), kami memiliki Freeport Tv GNN yang merupakan sarana audio visual penyampaian informasi bagi masyarakat Papua, jadi berita mengenai perusahaan atau pun lingkungan disebarkan melalui GNN tersebut. (e) Intranet, sebagian besar informasi dan berita penting lainnya kami komunikasikan melalui intranet. Karena setiap karyawan memiliki email maka mereka bisa mengakses berita ataupun data-data melalui intranet. Misalnya kami 72
Hasil wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Loc, it.
74
menyampaikan perusahaan akan merayakan ulang tahun perusahaan di Lounge lantai 7, ataupun menyampaikan berita turut berduka cita, atau pun akan ada acara meeting, dan lain-lain. (f) Environment Departement Communications Programs, merupakan salah satu program komunikasi yang kami miliki dimana kami sangat peduli terhadap lingkungan sekitar. Disini kami mengajarkan dan mengajak karyawan untuk menyayangi dan menjaga lingkungan, dimana kami sering berpartisipasi dalam acara pameran lingkungan, atau acara go green, tanam sejuta pohon dan lainlain. Kami sangat mendukung dan memotivasi para karyawan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan misalnya dengan melakukan reklamasi areal sekitar tambang dengan menanam pepohonan, atau pun program pemberdayaan masyarakat sekitar tambang. (g) Pengumuman Management. Kami menyampaikan dan memdistribusikan informasi melalui pengumuman-pengumuman. Misalnya ada peringatan bulan K3 ada di dalamnya pemilihan ”King and Queen”, yang biasanya kita tempel di sebelum pintu keluar masuk Lounge atau areal-areal terterntu yang menempelkan aturan-aturan misalnya karyawan harus berpakain rapi. Atau ketika di mushola harus meletakkan alas kaki di luar dan merapikan mukena yang di pakai di rak-rak yang telah di sediakan. Yahh.. kami selalu menekankan kepada karyawan untuk selalu menaati peraturan sekecil apapun di dalam kantor ini. (h) Kemudian yang terakhir adalah persentasi. Kami selalu mengadakan weekly meeting (rapat mingguan) dimana kami saling sharing, kami membahas dan mengevaluasi hasil kerja dan membicarakan rencana kerja selanjutnya mungkin. Jadi dalam meeting itu kami bisa saling mengutarakan pendapat setiap anggota karyawan. Selanjutnya Corpcomm juga mengadakan sosialisasi untuk karyawan, yang tadi sebelumnya saya sebutkan di awal itu ada sosialiasi inductions yang mana sosialisasi tersebut menjelaskan dan memperkenalkan lebih dalam mengenai manajemen atau pun proses operasi tambang, lalu kemudian ada pula sosialisasi HAM dan kebijakan perusahaan untuk meng’educate para karyawan untuk lebih peka mengenai aturan-aturan dan prosedur yang di buat perusahaan. Kedua sosialisasi ini biasanya di buat untuk para karyawan baru Freeport.” 73 Hal tersebut dibenarkan oleh Bapak Chris, beliau mengemukakan: “Yang rutin itu ada rapat atau meeting, lalu ada sosialisasi inductions untuk karyawan baru, lalu ada acara-acara kebersamaan misalnya buka bersama, touring, hari raya, dan lain-lain. Jadi itu semua merupakan tugas Corpcomm untuk mendistribusikan kepada seluruh karyawan. Biasanya saya di undang melalui intranet (email). Corpcomm mengirim ke inbox kalau ada berita misalnya ada info-info berita, atau acara atau exhibitions, atau ada hari libur nasional. Saya rasa sudah bagus karena sosialisasi dapat disampaikan cukup maksimal dan efektif. Tujuan 73
Hasil wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Loc, it.
75
dilakukannya sosialisasi itu lebih kepada menyatukan seluruh karyawan dalam kesatuan yang sesuai dengan tujuan bersama. Apalagi dengan adanya acara-acara internal itu lebih mempererat hubungan satu sama lain, karena kalau kita lihat di kesibukan sehari-hari itu karyawan mungkin bisa ya ngobrol atau tegur sapa tapi hanya di bagian-bagian kecil mereka saja, tapi kalau ke seluruh divisi itu belum tentu mereka akrab, apalagi kalau karyawan itu sering ke jobsite pasti lebih jarang lagi bertemu kawan-kawan kerja lainnya.” 74 Pendapat yang hampir sama juga di utarakan oleh Bapak Anas yaitu Kegiatan bakti sosial, touring, outing, dan juga merayakan acara ulang tahun perusahaan. Saya tahu dari email di intranet kantor. Kegiatan itu lumayan bagus, walaupun harus di tingkatkan lagi sosialisasinya supaya mempererat kerjasama tim. Tujuannya itu lebih kepada Kebersamaan, loyalitas, kekeluargaan dan lain-lain. Corpcomm merangkul para karyawan untuk saling menghargai satu sama lain, Corpcomm menyatukan kita melalui kegiatan-kegiatan tersebut. 75 Kemudian Ibu Dewi mengatakan mengenai kegiatan yang di buat Corpcomm dalam penerapan budaya perusahaan yaitu: “Budaya perusahaan yang saya ketahui disini itu di antaranya Safety First (mengutamakan keamanan) dan Cultural Diversity (keanekaragaman budaya), sikap saling menghormati dan menghargai keaneka ragaman budaya serta mengembangkan masyarakat lokal papua. Kegiatan itu di tuangkan di dalam sosialisasi HAM dan Kebijakankebijakan perusahaan dimana ada aturan-aturan yang harus kami terapkan di lingkungan kerja kami. Ehm.. kami juga slalu memperingati hari-hari besar atau hari spesial misalnya hari kartini, Corcomm buatkan acara merangkai bunga untuk para karyawan perempuan di kantor. Yah biasanya saya di informasikan melalui email. Corpcomm mengkoordinasikan seluruh karyawan melalui emailnya masing-masing bahwa akan di adakan sosialisasi HAM, pada hari apa, jam berapa, di ruang meeting biasanya. Lalu kalo untuk acara kartinian itu kami di undang ke Lounge Lantai 7 karena tempatnya kan luas. Kegiatan-kegiatan tersebut menurut saya yang cukup positif karena memang sudah menjadi tanggung jawab Corpcomm dalam melakukan sosialisasi dan mengkoordinir suatu acara. Tujuan dari kegiatan itu utamanya agar supaya kami karyawan Freeport baik di area operasional ataupun office slalu menjaga keharmonisan dan mengetahui apa saja yang menjadi 74 75
Hasil Wawancara dengan Bapak Chris Tjahjono, Loc, it. Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Anas, Loc, it.
76
acuan di dalam perusahaan ini. Dari Cultural Diversity pun kami harus saling menghargai satu sama lain, menjalin silaturahmi baik antar karyawan maupun keluarga karyawan, dan kami di haruskan berpartisipasi dalam acara apapun yang dibuat perusahaan sehingga komunikasi dan kebersamaan kami selalu terjalin dengan baik.” 76 Pernyataan Bapak Chris, Bapak Anas dan Ibu Dewi ini semakin mendukung bahwa Corpcomm telah melaksanakan fungsi komunikasinya. Dimana diharapkan sosialisasi tersebut dapat memberikan pengaruh positif bagi karyawan. Ketiga karyawan PTFI tersebut juga mengutarakan pendapatnya mengenai manfaat dari sosialisasi yang di selenggarakan Corpcomm. Bapak Chris menurut berpendapat bahwa: “Kami merasa termotivasi untuk mengabdikan diri sebagai karyawan yang produktif dan kreatif di PTFI. Pada dasarnya karyawan merupakan aset utama yang sangat penting bagi perusahaan jadi sangatlah tidak heran bila kami selalu di jamin apa-apa yang menjadi hak kami, misalnya upah gaji dan jaminan kesehatan. Dan kami sebagai karyawanpun merasa bertanggung jawab dalam menjalankan kewajiban-kewajiban kami sebagai karyawan. Kami merasa di hargai kinerja kami slama ini dengan di berikannya upah gaji atau bonus-bonus lainnya. Dan kami selalu menjaga dan melestarikan apa-apa yang sudah menjadi kepercayaan bersama kami.” 77 Kemudian Bapak Anas juga menuturkan: “Saya merasakan manfaat yang besar dari Corpcomm, karena sebenarnya kita saling berkaitan satu sama lain. Kalau ingin tahu berita ya melalui Corpcomm dan begitu pula sebaliknya Corpcommpun pasti membutuhkan data-data atau kerjasama dengan divisi lain, tergantung kebutuhan. Dan yang paling saya rasakan adalah tercukupinya kebutuhan informasi mengenai berita yang up to date atau acara atau programprogram baru yang itu semua bisa saya peroleh melalui Corpcomm.” 78 Hal senada juga diutarakan oleh Ibu Dewi yaitu: “Kami sebagai karyawan merasa di perhatikan mulai dari hak dan kewajiban, kesejahteraan mulai dari sarana prasarana, fasilitas-fasilitas 76
Hasil Wawancara dengan Ibu Cisilia Kalsita Dewi, Loc, it. Hasil Wawancara dengan Bapak Chris Tjahjono, Loc, it. 78 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Anas, Loc, it. 77
77
yang di berikan kantor, dll. Namun kami juga dapat menerima dan mengetahui apa saja yang menjadi aturan dan larangan di PTFI ini. Jadi kami harus selalu profesional untuk menaati aturan-aturan kantor supaya tidak kena sangsi.” 79 Bagi PTFI kedisiplinan dan keselamatan kerja merupakan komponen penting untuk melindungi dan menjamin pelaksanaan hak dan kewajiban para karyawan sehingga ketenangan kerja dan kemajuan perusahaan dapat diwujudkan. Maka PTFI membuat peraturan kerja karyawan sebagai penanaman nilai-nilai moral bagi karyawan seperti penjelasan yang di uraikan oleh Ibu Santi bahwa: ”Kebijakan itu merupakan acuan pelaksanaan kegiatan perusahaan bahwa semua peraturan harus mengacu pada kebijkan perusahaan. Salah satunya kami terapkan pada BPHI (Buku Pedoman Hubungan Indutrial) yang mana merupakan pedoman yang komprehensif mengenai peran dan tanggung jawab karyawan perusahaan, dimana didalamnya mengatur pelaksanaan dan pengawasan, tindakan disiplin, PHK, prosedur keluhan karyawan, dll. Lalu yang berikutnya kebijakan perusahaan kami tuangkan dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama) dimaksudkan untuk mengatur syarat-syarat kerja yang merupakan hasil perundingan dan kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan, PKB ini di buat untuk lebih menumbuhkembangkan hubungan kerja yang saling menghormati, membina, memelihara dan menjamin terciptanya hubungan ketenagakerjaan yang baik.” 80
Kemudian Corpcomm mensosialisasikan peraturan kerja tersebut kepada karyawan sehingga kebijakan tersebut dapat dijalankan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Hal tersebut di jelaskan oleh Ibu Santi sebagai berikut: ”Corporate Communications Departement mendapatkan tanggung jawab langsung dalam memotivasi dan meningkatkan disiplin kerja pada setiap karyawan yang bersifat pencegahan, perbaikan dan mendidik untuk membantu karyawan agar berprilaku sesuai dengan kebijakan kebijakan yang di buat perusahaan. Corpcomm melakukan pembinaan yang tepat dan terukur sehingga tercipta hasil kerja yang produktif dan lingkungan kerja yang kondusif. Langkah awal yang kami lakukan adalah 79 80
Hasil Wawancara dengan Ibu Cisilia Kalsita Dewi, Loc, it. Hasil Wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Loc, it.
78
memberikan sosialisasi HAM dan kebijakan perusahaan pada saat awal karyawan tersebut mulai bekerja di perusahaan. Mulai dengan pengenalan di sosialisasi inductions sampai pada sosialisasi HAM dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan tersebut mengenai hak dan kewajiban yang harus mereka jalani. Dengan menerapkan disiplin tersebut karyawan menyadari bahwa disiplin adalah salah satu pilar utama perusahaan dalam mencapai tujuan bersama. Corpcomm selalu menghimbau melalui sosialisasi kebijakan ataupun menyajikannya ke dalam media yang tepat baik misalnya intranet, dan membagikan buku PKB dan BPHI pada setiap karyawan agar mereka baca dan memahami isi dari buku tersebut dan setiap karyawan di harapkan dapat mewujudkan dan meningkatkan disiplin yang baik, saling menghargai, mengakui hak dan kewajiban serta tanggung jawab antara atasan dan bawahan tanpa terkecuali, agar semua yang termuat dalam PKB dan BPHI dapat dilaksanakan dalam rangka menciptakan situasi kerja yang harmonis, efisien, efektif, produktif dan berkeadilan. Semua ini terbentuk sebagai budaya perusahaan kami, yang selalu mengutamakan disiplin dan culture safety.” 81 Maka dengan adanya peraturan kerja karyawan yang disosialisasikan Corpcomm melalui PKB (Perjanjian Kerja Sama) dan BPHI (Buku Panduan Hubungan Industrial), diharapkan seluruh karyawan memahami apa yang menjadi hak dan kewajibannya selama bekerja di PTFI serta selalu meningkatkan dan menjaga kedisiplinan. Didukung pula oleh karyawan PTFI mengenai peraturan kerja tersebut dimana mereka menuturkan beberapa isi dari peraturan kerja karyawan tersebut yakni Bapak Chris mengutarakan bahwa: “Dilarang keras bekerja dalam pengaruh minuman keras atau alkohol, lalu mengenai aturan safety juga contohnya melakukan check list dan mengidentifikasi kendaraan ringan atau mobil sebelum menjalankannya. Kalau di office nya sendiri karyawan harus masuk kerja mulai dari jam 7 pagi sampai 4 sore. Tujuannya kita sebagai karyawan di tuntut untuk disiplin dan saling bekerja sama antar tim supaya dapat memperoleh hasil yang maksimal dan juga mengurangi tingkat kesalahan dalam menjalankan tanggung jawab pekerjaan.” 82
81 82
Hasil Wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Loc, it. Hasil Wawancara dengan Bapak Chris Tjahjono, Loc, it.
79
Kemudian Bapak Anas juga menuturkan: “Salah satunya peraturan yang di buat PTFI adalah karyawan tidak diperkenankan membocorkan rahasia perusahaan terhadap dunia luar. Tujuannya itu sebagai karyawan kita harus loyal dan dapat di percaya, maka wajib bagi kita untuk menjaga nama baik perusahaan di mata nasional maupun internasional.” 83 Ibu Dewi juga menambahkan: “Biasanya Corcomm yang melakukan sosialisasi dan mendistribusikan buku. Kebijakan perusahaan itu kita bisa lihat di BPHI (buku pedoman hubungan industrial) dan PKB (perjanjian kerja bersama) serta melalui sosialisasi HAM dari Corpcomm. Misalnya itu aturan cuti untuk Jakarta Office, 1 tahun 12x (bagi masa kerja di bawah 5 tahun). Kemudian kebijakan tersebut bertujuan agar kami sebagai karyawan harus tahu aturan-aturan yang di terapkan perusahaan dan juga sistem manajemen perusahaan itu seperti apa supaya kami bisa bekerja dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lalu kami pun di informasikan bahwa apa saja yang pedoman agar kami saling bekerja mencapai tujuan bersama.” 84
Dengan dibuat dan diterapkannya peraturan kerja karyawan tersebut akan menjadi ukuran utama yang diterapkan PTFI dalam pengelolaan kinerja perusahaan dan program pengembangan karyawan untuk mendorong praktek kerja
yang
aman
dan
menguntungkan.
Dimana
Corpcomm
telah
mengkomunikasikan dengan baik peraturan kerja tersebut. Namun dalam proses pelaksanaanya mungkin Corpcomm akan menemui hambatan atau kesulitan dalam melakukan sosialisasi. Dari hasil wawancaranya Ibu Santi menjelaskan sebagai berikut: ”Kami menganggap itu sebagai tantangan. Pertama adalah kondisi geografis, misalnya di Jakarta hujan di Jobsite panas maka kita sering kehilangan sinyal ketika kami menyampaikan informasi melalui telepon, email, ataupun ketika meeting live dimana kami melaksanakan rapat 83 84
Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Anas, Loc, it. Hasil Wawancara dengan Ibu Cisilia Kalsita Dewi, Loc, it.
80
dengan pihak yang ada di papua atau di luar negeri. Lalu berikutnya jarak, kita tahu bahwa kantor pusat sangat jauh letaknya maka ketika akan melakukan pertemuan akan memakan waktu yang cukup lama mengingat jarak Papua Jakarta kurang lebih 7 sampai 8 jam. Selanjutnya ketika kami mendistribusikan berita melalui email, kadang berita tersebut tidak sampai atau tidak terbaca oleh karyawan karena mungkin email nya rusak atau emailnya ga ada atau belum sempat baca, namun disinilah Corpcomm melakukan variasi dalam menggunakan media komunikasi, kami bisa ganti ke papan pengumuman misalnya, maka itulah yang kami sebut strategi komunikasi.” 85 Demikian pula dimata karyawan merekapun menilai Corpcomm sudah cukup efektif dalam mengomunikasikan berbagai informasi dan kegiatankegiatannya. Yang kemudian muncul beberapa ungkapan dan harapan yang di utarakan yakni oleh Bapak Chris yang berpendapat bahwa: “Corpcomm harus lebih peka terhadap lingkungan baik internal atau pun eksternal. Dapat menjalankan tugas-tugasnya lebih baik lagi dan memberikan sosialisasi dan informasi-informasi positif lainnya. Juga meningkatkan kerja sama dan selalu melengkapi kebutuhan karyawan lainnya khususnya dalam hal mempererat silaturahmi dan meningkatkan kesadaran profesionalisme dalam menjalankan kewajiban sebagai karyawan FI.” 86 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak yaitu: “Mungkin yang kurang adalah SDMnya perlu di tingkatkan lagi kualitasnya. Saya berharap supaya Corpcomm tetap menjalin kerja sama yang baik antar tim, lebih fokus lagi dalam memvariasi berita, lebih kreatif lagi dalam membuat acara-acara misalnya employee ghatering.” 87 Kemudian Ibu Dewi mengatakan bahwa: “Mungkin dalam mengadakan acara-acara internal yahh agar di perbanyak lagi sehingga kebersamaan dan silaturahmi antar karyawan semakin erat. Dan harapan saya Corpcomm lebih kreatif lagi dalam menyajikan berita-berita dan tetap menjadi divisi yang memberikan informasi yang maksimal dan berkualitas. Dan juga dapat menjalankan
85
Hasil Wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Loc, it. Hasil Wawancara dengan Bapak Chris Tjahjono, Loc, it. 87 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Anas, Loc, it. 86
81
tugas-tugas dan tanggung jawab komunikasinya baik internal maupun eksternal.” 88
Dari dari hasil wawancara telah jelas menggambarkan adanya fungsi Corpcomm yang dilakukan baik dari kegiatan ataupun melakukan tanggung jawabnya komunikasinya khususnya untuk memunuhi kebutuhan internalnya dalam penerapan peraturan kerja karyawan.
4.3 Pembahasan Didalam sebuah perusahaan, peraturan kerja menjadi penting sebagai wujud penanaman moral dan prilaku dalam bekerja sehingga tercipta disiplin kerja yang baik. Hal tersebut dapat memberikan makna bagi anggota sebuah perusahaan dan menjadikan keyakinan sebagai pedoman berprilaku dalam perusahaan. Dalam penerapan peraturan kerja tersebut dibutuhkan sosialisasi sehingga mampu memberikan pengertian serta pemahaman bagi anggotanya untuk menaati dan melaksanakan peraturan kerja tersebut. Jadi dalam pelaksanaaanya dibutuhkan campur tangan humas yang menjalankan fungsinya dalam mensosialisasikan peraturan kerja karyawan. Sehingga dalam penelitian ini penulis menguraikan bagaimana fungsi Corporate Communications PT. Freeport Indonesia dalam mensosialisasikan peraturan kerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara mendalam yang dilakukan oleh penulis kepada sejumlah narasumber baik itu Corporate Communications (Corpcomm) dan 3 orang karyawan PTFI serta pengumpulan
88
Hasil Wawancara dengan Ibu Cisilia Kalsita Dewi
82
data-data pendukung lainnya, maka penulis menelusuri lebih dalam mengenai fungsi Corpcomm dalam mensosialisasikan peraturan kerja karyawan sesuai dengan teori yang dirumuskan oleh Bertrand R. Canfield. Apakah memang diterapkan secara total, atau ada yang tidak diterapkan atau ada fungsi yg baru diantara 3 fungsi tersebut. Kemudian dari hasil penelitian ini, penulis memaparkan fungsi Corporate Communications sebagai berikut: 1. Mengabdi kepada kepentingan umum. Untuk dapat memelihara dan meningkatkan hubungan kerja yang sesuai, aman dan tertib serta dinamis didalam perusahaan perlu adanya suatu tata tertib sebagai alat untuk menjadikan disiplin semua karyawan. Didalam PTFI hal tersebut diwujudkan melalui peraturan kerja yang tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Buku Panduan Hubungan Industrial (BPHI) dimana dalam penerapannya Corpcomm memiliki andil yang cukup besar memenuhi kebutuhan informasi para karyawan. Corpcomm menjadi inspirasi dan memberikan motivasi kepada karyawan agar bekerja dengan senang dan merasa puas. Corpcomm harus menanamkan rasa nyaman para karyawan dalam bekerja sehingga akan tercipta lingkungan kerja harmonis bagi karyawan. Begitu pula dalam penerapan peraturan kerja, Corpcomm senantiasa mencukupi dan mengarahkan karyawan dalam melaksanakan dan menjaga peraturan kerja melalui komunikasi yang efektif baik secara langsung ataupun menggunakan media komunikasi lainnya.. Sebagai sumber informasi Corpcomm memberikan layananan berita yang sesuai dengan kebutuhan karyawan itu sendiri, salah satunya ketika karyawan
83
membutuhkan data mengenai peraturan kerja atau data-data internal lainnya mengenai perusahaan maka dapat diperoleh dengan cepat melalui intranet, atau buku-buku yang telah ada di Corpcomm, selanjutnya ketika akan diadakan sosialisasi atau kegiatan-kegiatan internal lainnya maka Corpcomm mengundang para karyawan melalui email ataupun informasi melalui papan pengumuman misalnya PTFI akan memperingati Bulan K3 Nasional 2010, acara tersebut berlangsung pada bulan April dan PTFI menyelenggarakan berbagai kegiatan, perlombaan aktifitas sosial dan hiburan dalam rangka memperingati bulan K3 Nasional karena PTFI selalu terdepan dalam membudidayakan nilai Kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sari Esayanti selaku Supervisor Communications Officer & Institution Relations dimana Corpcomm telah berusaha memenuhi kebutuhan informasi para karyawan, beliau mengatakan bahwa Corpcomm membantu dan mendukung perusahaan dalam meningkatkan koordinasi-koordinasi dan juga sebagai sumber informasi bagi perusahaan. Corpcomm juga membantu menyampaikan segala informasi kepada pihak yang tepat dan benar, yaitu menyampaikan kepada karyawan agar mereka paham apa pesan yang disampaikan. Hal tersebut dibenarkan oleh Bapak Christianto Tjahjono (Chris) selaku Clerk, Environmental JKTA, beliau mengatakan bahwa Corpcomm membantu dalam penyampaian info-info dan sosialisasi segala sesuatu yang berhubungan dengan internal maupun eksternal. Corpcomm juga membantu dalam memberikan berita-berita yang update dan memberi arahan pada karyawan.
84
Dari hasil wawancara tersebut terlihat jelas bahwa Corpcomm telah menjalankan fungsinya dalam menyampaikan berita kepada karyawannya karena Corpcomm sebagai sumber informasi bagi karyawan. Karyawan merasakan keberadaan Corpcomm dalam memenuhi kebutuhan informasi yang akurat dan cepat. Sehingga para karyawan merasa diberikan layanan informasi yang efektif melalui Corpcomm. Ternyata sesuai dengan Buku Onong Uchjana Effendy, yang berjudul Hubungan Masyarakat di jelaskan bahwa Public Relations (PR) sebagai penghubung yang menjalankan fungsinya untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya. Dimana tugas internalnya adalah membina hubungan yang harmonis antara atasan dengan para karyawan ataupun antara karyawan dengan karyawan lainnya, kemudian PR juga mengusahakan agar para karyawan bekerja dengan senang serta meneliti perasaan, kesulitan dan keinginan karyawan. Bagi PTFI mendidik karyawannya untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain merupakan cerminan dari peraturan kerja yang telah dibakukan dalam PKB dan BPHI, bahwa hal tersebut merupakan dasar yang harus ditanamkan oleh setiap individu yang bekerja di PTFI agar disiplin kerja yang dapat menumbuhkan suasana kerja yang harmonis dengan saling menghargai dan mengjormati satu sama lain. Sikap saling menghargai dan menghormati tersebut dibentuk melalui komunikasi yang efektif yang pada akhirnya dapat menggambarkan citra yang baik bagi perusahaan dan mengarahkan para karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Untuk bisa terjalin hubungan yang harmonis
85
diperlukan Corpcomm sebagai penghubung dari berjalannya fungsi komunikasi di PTFI. Komunikasi organisasi yang baik akan mengarah pada kepuasan kerja, motivasi, hingga citra baik perusahaan. Dalam hal tersebut dapat terwujud jika interaksi dalam organisasi berjalan dengan baik pula. Interaksi tersebut meliputi komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil, dan komunikasi publik. 89 Teori tersebut ternyata sudah dilakukan oleh Corpcomm dalam penerapan peraturan kerja dalam mentaati disiplin kerja sehingga menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif, bahwa seluruh karyawan yang bekerja di PTFI adalah tim kerja yang saling berhubungan satu sama lain. Mereka harus saling menghargai, mempercayai dan menghormati satu sama lain. Setiap karyawan bisa berkomunikasi dengan siapapun tanpa memandang tempat kerja, kedudukan ataupun kebangsaan mereka tapi harus tetap sesuai dengan etika komunikasi yang baik. Sebagai penghubung antara atasan dengan karyawan ataupun karyawan dengan karyawan lainnya, Corpcomm berupaya dalam menjalankan fungsi komunikasinya dalam penerapan peraturan kerja baik secara langsung maupun menggunakan media komunikasi lainnya. Berdasarkan hasil penjabaran tersebut peneliti mengamati implementasi dari peraturan kerja karyawan membangun sikap saling menghormati dan menghargai telah tertanam pada karyawannya dalam melakukan tanggung jawab pekerjaannya masing-masing sesuai dengan PKB dan BPHI. Hal tersebut tidak lepas dari Corpcomm yang berfungsi dalam 89
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi edisi 1 cetakan 4, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hal 23
86
menjaga situasi kerja yang harmonis dan kondusif sebagai penghubung yang baik ketika menyampaikan info atau berita dengan baik dan benar, dengan tepat dan cepat, dengan langsung terjun langsung kelapangan atau pun melalui bantuan media yang paling efektif untuk membantu mendistribusikan informasi, sehingga karyawanpun mengetahui informasi secara merata dan tidak simpang siur. Disini Corpcomm sebagai penghimbau dan penyebar informasi sehingga membangun rasa kenyamanan bagi karyawan.
2.
Memelihara komunikasi dengan baik Komunikasi yang baik akan berjalan ketika informasi yang dibuat oleh
atasan disampaikan oleh Corpcomm pada karyawan yang kemudian dimengerti dan diterima apa yang telah disampaikan Corpcomm tersebut. Begitu pula sebaliknya bagi pimpinan perusahaan yang telah membuat program kerja bagi karyawan melalui Corpcomm akan tercipta saling pengertian dan menerima diantara kedua belah pihak. Dan disinilah dapat terlihat pentingnya Corpcomm dalam menjalankan fungsinya menyampaikan informasi secara efektif pada karyawan. Dalam proses penerapan peraturan kerja dibutuhkan juga komunikasi yang tepat yaitu sosialisasi untuk membangun pemahaman dan mendorong para karyawannya untuk melaksanakannya. Pada penelitian ini peneliti mengamati digunakannya sosialisasi dalam peraturan kerja karyawan PTFI yang dilakukan Corpcomm dalam menerapkan disiplin kerja serta menjaga kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan PKB dan BPHI. Sosialisasi peraturan kerja
87
tersebut melalui kegiatan-kegiatan internal yang dianggap penting dalam membentuk pemahaman isi dari peraturan kerja tersebut serta menyelenggarakan acara internal lainnya sebagai wujud mendukung penerapan peraturan kerja karyawan di PTFI. Terlaksananya peraturan kerja tersebut tidak lepas dari Corpcomm yang menjalankan fungsinya dalam mengkomunikasikan dan memberikan arahan kepada karyawan mengenai isi dan tujuan dari peraturan kerja. Ibu Sari Esayanti, Supervisor Communications Officer & Institution Relations beliau menerangkan mengenai peran dan fungsi Corpcomm dalam sosialisasi tersebut, bahwa apabila peraturan kerja dapat dijalankan secara efektif dan terus menerus maka akan membentuk budaya perusahaan. Dimana dalam wawancaranya beliau mengatakan budaya perusahaan terbentuk karena untuk membangun suatu identitas agar selalu dijaga dan tetap menjadi acuan seluruh karyawan baik itu melelui peraturan kerja karyawan yang tertuang di dalam buku PKB dan BPHI ataupun kegiatan internal lainnya. Disini Corpcomm sebagai penghubung yang memberikan, menyebarkan, menghimbau, memotivasi, memberikan arahan kepada karyawan dalam hal menyebarkan info, kegiatan, acara ataupun mengarahkan segala peraturan kerja dan komitmen perusahaan pada karyawan. Beliau juga menekankan informasi penting bahwa kegiatan-kegiatan internal yang diselenggarakan perusahaan untuk karyawan merupakan program yang dibuat divisi lain yaitu Quality of Life yang berdiri dibawah naungan Human Resources Department (HRD) namun pada pelaksanaannya Corpcommlah yang
88
bertanggung jawab dalam kegiatan tersebut. Dengan kata lain Corpcomm sebagai pihak
ketiga
antara
manajemen
perusahaan
dengan
karyawan
dalam
mengkomunikasikan dan melaksanakan kegiatan tersebut. Contoh lainnya juga dapat terlihat melalui program penilaian kerja yang selalu dilakukan setiap 1 tahun sekali. Tujuannya adalah untuk melihat dan mengevaluasi serta dapat menilai seberapa rajinkah, atau seberapa produktifkah karyawan itu. Corpcomm yang kemudian melaporkan hasil dari penilaian kerja pada bagian yang membuat program tersebut yaitu Human Resources. Peneliti mengamati bahwa hal tersebut mengacu pada buku karangan Onong Uchjana Effendy yang berjudul Hubungan Masyarakat dijelaskan mengenai fungsi humas pada lingkungan internal adalah membangun hubungan yang baik agar komunikasi berjalan dengan efektif antara atasan dengan karyawan atau karyawan dengan atasan, dan juga karyawan dengan karyawan lainnya. Humas sebagai penghubung bagi karyawan untuk mengetahui rencana usaha ataupun program kerja, yang kemudian disempurnakan dan ditingkatkan usaha ataupun program kerja tersebut berdasarkan keadaan dan keinginan karyawan. Hal tersebut diketahui oleh atasan melalui laporan humas sebagai hasil dari penyelidikannya. Dalam pelaksanaannya humas melakukan banyak komunikasi, baik komunikasi langsung secara face to face atau tatap muka maupun komunikasi melalui media massa. Maka disini humas dituntut untuk menjalankan fungsinya sebagai penghubung di lingkungan internalnya dalam komunikasi yang baik didalam perusahaan.
89
memelihara
Dari hasil penjabaran diatas dapat terlihat dalam penerapan peraturan kerja karyawan membutuhkan Corpcomm sebagai bagian penting karena Corpcomm berupaya agar peraturan kerja dapat disampaikan pada karyawan secara merata melalui komunikasi yang tepat yaitu dengan menyelenggarakan sosialisasi inductions serta sosialisasi kebijakan sosial dan HAM dan kemudian Corpcomm juga mensosialisasikan peraturan kerja melalui media komunikasi seperti papan pengumuman, intranet, majalah internal “Freeporter” serta bulletin “Berita Kita” dan kegiatan-kegiatan internal perusahaan yang dapat menanamkan nilai kebersamaan dalam tim kerja PTFI. Pada penelitian ini peneliti mengamati kegiatan internal mengenai penerapan peraturan kerja salah satunya adalah sosialisasi inductions disini Corpcomm berfungsi menghimbau dan menyebarkan informasi serta mendidik karyawannya dengan cara melakukan persentasi langsung pada karyawan khususnya karyawan baru untuk memberikan arahan mengenai bagaimana tempat mereka bekerja, mulai dari sejarah perusahaan sampai dengan sistem manajemen yang berlaku di PTFI. Sosialisasi ini bertujuan membantu individu memahami aspek-aspek sosial, teknis dan budaya perusahaan serta merupakan program untuk memperkenalkan karyawan baru dengan perusahaan dan karyawan lama. Dengan diselenggarakannya sosialisasi inductions maka karyawan mengetahui hal dasar mengenai perusahaan dimana mereka bekerja, maka terlihat pula dalam pelaksanaannya bagaimana Corpcomm menjalankan peran dan fungsinya pada kegiatan-kegiatan tersebut. Corpcomm berusaha mengarahkan dan memberikan pengetahuan dasar mengenai PTFI kepada karyawan baru yang siap
90
bergabung dalam dunia kerja PTFI. Manfaatnya yang dirasakan langsung oleh karyawannya dijelaskan dalam wawancara dengan Bapak Muhammad Anas sebagai Leader of Inventory Control JKTA beliau juga merasakan manfaat dari sosialisasi inductions sebagai salah satu kegiatan internal yang diselenggarakan Corpcomm, bahwa Corpcomm merangkul para karyawan untuk saling menghargai satu sama lain, Corpcomm menyatukan kita melalui kegiatankegiatan tersebut. Corpcomm sudah cukup maksimal dalam melaksanakan tanggung jawabnya karena sebenarnya kita saling berkaitan satu sama lain. Jika ingin tahu berita yaitu melalui Corpcomm dan begitu pula sebaliknya Corpcommpun pasti membutuhkan data-data atau kerjasama dengan divisi lain, tergantung kebutuhan. Dan yang paling saya rasakan adalah tercukupinya kebutuhan informasi mengenai berita yang up to date atau acara atau programprogram baru yang itu semua bisa saya peroleh melalui Corpcomm. Hal serupa juga diutarakan Ibu Cisilia Kalsita Dewi selaku SR. Psychologist & Career Development beliau mengungkapkan dalam kegiatan yang telah dibuat menjadikan silaturahmi yang terjalin baik antar karyawan dan kami diharuskan berpartisipasi dalam acara apapun yang dibuat perusahaan sehingga komunikasi dan kebersamaan kami selalu terjalin dengan baik. Kami sebagai karyawan merasa di perhatikan mulai dari hak dan kewajiban, kesejahteraan mulai dari sarana prasarana, fasilitas-fasilitas yang di berikan kantor, dan lain-lain. Namun kami juga dapat menerima dan mengetahui apa saja yang menjadi aturan dan larangan di PTFI ini. Jadi kami harus selalu profesional untuk menaati aturanaturan kantor supaya tidak kena sangsi.
91
Setelah mengamati antara kedua belah pihak yaitu karyawan dan Corpcomm maka dapat menjawab bahwa memang Corpcomm sudah menjalankan fungsinya dalam menjalin komunikasi yang baik yang diwujudkan melalui kegiatan internal yang mendukung penerapan peraturan kerja di PTFI.
3.
Menitik beratkan pada moral dan perilaku Dalam teori ini dijelaskan bahwa humas merupakan wakil dari perusahaan
tempat dimana mereka bekerja yang harus selalu menjaga sikap dan tingkah lakunya baik dalam lingkungan internal maupun eksternal karena segala tindakannya akan mewakili perusahaan. Dengan demikian akan memberikan citra yang baik mengenai perusahaan yang diwakilinya. Dilingkungan internalnya humas berperan sebagai cermin atau contoh bagi para karyawan dalam bertindak dan bersikap, sehingga humas berfungsi dalam memberikan pemahaman dan mendidik para karyawan untuk selalu menjaga sikap dan perilaku mereka. Dalam berpedoman berperilaku dan bertindak dalam suatu perusahaan diwujudkan melalui peraturan kerja yang dibuat perusahaan bagi karyawannya bahwa segala sesuatu harus didasari melalui peraturan karena dengan demikian para karyawannya dapat memahami mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mana yang menjadi hak dan kewajiban. Sehingga dengan mematuhi norma-norma dan peraturan kerja tersebut maka akan membentuk pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab pada seluruh karyawannya. Di PTFI menanamkan kedisiplinan dan mengutamakan keselamatan kerja merupakan komponen penting untuk melindungi dan menjamin pelaksanaan hak
92
dan kewajiban para karyawan sehingga ketenangan kerja dan kemajuan perusahaan dapat diwujudkan. Dengan membuat peraturan kerja maka akan membentuk nilai-nilai moral bagi karyawan PTFI dan sebagai pedoman dalam menjalankan tanggung jawabnya masing-masing. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Ibu Sari Esayanti, Supervisor Communications Officer & Institution Relations mengenai kebijakan atau peraturan kerja yang di buat PTFI bahwa peraturan kerja karyawan merupakan acuan pelaksanaan kegiatan perusahaan dimana semua peraturan harus mengacu pada kebijakan perusahaan. Salah satunya kami terapkan pada BPHI (Buku Pedoman Hubungan Indutrial) yang mana merupakan pedoman yang komprehensif mengenai peran dan tanggung jawab karyawan perusahaan dan didalamnya mengatur pelaksanaan dan pengawasan, tindakan disiplin, PHK, prosedur keluhan karyawan, dan lain-lain. Lalu berikutnya kebijakan perusahaan kami tuangkan dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama) dimaksudkan untuk mengatur syarat-syarat kerja yang merupakan hasil perundingan dan kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan, PKB ini dibuat untuk lebih menumbuh kembangkan hubungan kerja yang saling menghormati, membina, memelihara dan menjamin terciptanya hubungan ketenagakerjaan yang baik. Dalam mewujudkan peraturan kerja karyawan, Corpcomm memiliki andil yang cukup besar untuk menyampaikannya pada karyawan karena melalui Corpcomm segala hal menyangkut perusahaan dapat diketahui karyawan. Selain itu, di PTFI Corpcomm dijadikan sebagai panutan karena bagian tersebut yang paling banyak melakukan kegiatan komunikasi untuk karyawan termasuk dalam
93
penanaman nilai-nilai moral bagi karyawannya. Dalam wawancara yang dilakukan oleh Ibu Sari Esayanti, Supervisor Communications Officer & Institution Relations, beliau menjelaskan tentang tanggung jawab Corpcomm dalam sosialisasi peraturan kerja karyawan bahwa kami bertanggung jawab langsung dalam memotivasi dan meningkatkan disiplin kerja pada setiap karyawan yang bersifat pencegahan, perbaikan dan mendidik untuk membantu karyawan agar berprilaku sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat perusahaan. Corpcomm melakukan pembinaan yang tepat dan terukur sehingga tercipta hasil kerja yang produktif dan lingkungan kerja yang kondusif. Pedoman utama peraturan kerja karyawan PTFI di tuangkan dalam Buku perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Buku Panduan Hubungan Industrial (BPHI). Pada tanggal 6 Juli 2009 telah diadakan penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode 2009-2011 oleh Bapak Armando Mahler selaku Presiden Direktur & CEO PTFI. Buku PKB merupakan aturan ketenagakerjaan, hubungan ketenagakerjaan dan persyaratan kerja bagi karyawan. Dalam menjalankan isi dari Buku PKB para karyawan harus menaati dan melaksanakan segala ketentuan didalam Buku PKB dan tunduk pada perundang-undangan Republik Indonesia. Kemudian PTFI juga menerbitkan Buku Pedoman Hubungan Industrial (BPHI) periode 2009-2011 bahwa didalam BPHI dibahas mengenai komitmen bersama dalam melakukan pembinaan dan penegakkan disiplin kerja dibidang tata tertib kerja, keselamatan, kesehatan, keamanan dan ketertiban seluruh karyawan. Selain itu, upaya pencegahan secara dini terhadap potensi penyimpangan terhadap prosedur dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku harus terus
94
dilakukan. Acara penandatanganan ini didokumentasikan dan dimuat kedalam Majalah Freeporter Edisi Januari – Maret 2010 yang merupakan Majalah Internal PTFI dan di buat oleh Corpcomm. Kemudian untuk menerapkan peraturan kerja tersebut pada karyawan dihimbau dan dijelaskan isi dari Buku PKB dan BPHI melalui Corpcomm yang menggunakan beberapa strategi komunikasi untuk menyampaikannya pada karyawan. Berdasarkan penjelasan dari wawancara yang dilakukan oleh Ibu Sari Esayanti selaku Supervisor Communications Officer & Institution Relations, beliau menjelaskan proses penyampaian peraturan kerja kepada seluruh karyawan yaitu melalui sosialisasi HAM Corpcomm melakukan persentasi langsung pada karyawan mengenai peraturan kerja yang dibuat perusahaan, Corpcomm juga menyajikannya kedalam media yang tepat baik misalnya intranet ataupun membagikan buku PKB dan BPHI pada setiap karyawan agar mereka baca dan memahami isi dari buku tersebut dan setiap karyawan diharapkan dapat mewujudkan dan meningkatkan disiplin yang baik, saling menghargai, mengakui hak dan kewajiban serta tanggung jawab antara atasan dan bawahan tanpa terkecuali, agar semua yang termuat dalam PKB dan BPHI dapat dilaksanakan dalam rangka menciptakan situasi kerja yang harmonis, efisien, efektif, produktif dan berkeadilan. Semua ini terbentuk sebagai budaya perusahaan kami, yang selalu mengutamakan disiplin dan culture safety. Dengan menerapkan disiplin tersebut karyawan menyadari bahwa disiplin adalah salah satu pilar utama perusahaan dalam mencapai tujuan bersama.
95
Dalam penerapan peraturan kerja karyawan, Corpcomm sudah cukup baik menjalankan fungsinya semaksimal mungkin ketika menanamkan peraturan kerja tersebut pada karyawan melalui sosialisasi atau kegiatan komunikasi lainnya dan didukung pula dengan media massa yang dikelola Corpcomm. Jadi dalam hal ini sosialisasi bermanfaat meningkatkan partisipasi karyawan dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan kepentingan umum yang dilaksanakan perusahaan, karena hal itu
menyangkut aspirasi dan kebutuhan karyawan.
Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial. Dalam proses tersebut individu dari anak-anak hingga masyarakat dewasa belajar pola-pola tindakan interaksi dengan individu di sekelilingnya. 90 Bapak Christianto Tjahjono, selaku Clerk, Environmental JKTA menjelaskan bahwa hal tersebut dirasakannya karena Corpcomm cukup efektif dalam mensosialisasikan peraturan kerja karyawan. Dengan kebijakan perusahaan yang tertuang dalam Buku PKB (Perjanjian Kerja Sama) dan BPHI (Buku Panduan Hubungan Industrial) diharapkan karyawan memahami isi dari buku tersebut sebagai simbol komitmen kerja bersama di PTFI. Bapak Chris juga menyebutkan contoh perauran kerja tersebut misalnya dilarang bekerja dalam pengaruh minuman keras atau alkohol, kemudian mengenai aturan safety ketika melakukan check list dan mengidentifikasi kendaraan ringan atau mobil sebelum menjalankannya. Kalau dikantornya sendiri karyawan harus masuk kerja mulai dari jam 7 pagi sampai 4 sore. Tujuannya kita sebagai karyawan dituntut untuk 90
Soehoet, A. M. Hoeta, Teori Komunikasi, Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, Jakarta, 2002, hal.44
96
disiplin dan saling bekerja sama antar tim supaya dapat memperoleh hasil yang maksimal dan juga mengurangi tingkat kesalahan dalam menjalankan tanggung jawab pekerjaan. Berdasarkan pengamatan peneliti, peraturan kerja yang disebutkan Bapak Chris telah tertulis di BPHI hal 60 bahwa dilarang mengemudi dalam pengaruh alkohol, apabila hal tersebut terjadi maka sesuai dengan kadar alkohol yang di konsumsi maka karyawan akan diberikan surat peringatan tertulis namun apabila karyawan menolak dilakukannya test alkohol maka akan dikenakan sangsi PHK (Putus Hubungan Kerja) dari PTFI. Kemudian peraturan jadwal kerja telah tercantum pada Buku PKB pasal 24 disebutkan apabila karyawan tidak bekerja sesuai jadwal kerja yang telah ditentukan tanpa alasan yang dapat diterima oleh perusahaan maka karyawan dikenakan sangsi berupa pemotongan pendapatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ungkapan serupa juga dikemukakan Ibu Cisilia Kalsita Dewi sebagai SR. Psychologist & Career Development. Beliau mengatakan dalam Buku PKB Pasal 25 peraturan kerja diantaranya aturan cuti untuk Jakarta Office, 1 tahun 12x (bagi masa kerja di bawah 5 tahun). Bahwa kebijakan tersebut bertujuan agar kami sebagai karyawan harus tahu aturan-aturan yang diterapkan perusahaan dan juga sistem manajemen perusahaan itu seperti apa supaya kami bisa bekerja dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lalu kami pun diinformasikan oleh Corpcomm bahwa apa saja yang menjadi pedoman kami agar saling bekerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu dengan pendistribusian Buku PKB dan BPHI, juga penerapan yang continue melalui
97
sosialisasi HAM, intranet dan papan pengumuman tentang peralatan safety, kemudian di dalam bulletin internal “Berita Kita” juga di berikan informasi mengenai pakaian pelindung yang aman, dan lain-lain. Corpcomm sangat berfungsi dalam penanaman dan pelaksanaan peraturan kerja karyawan. Disamping harus menjaga moral dan prilaku dalam pelaksanaan peraturan kerja karyawan, sebelumnya hal tersebut harus ditekankan pada Corpcomm karena merupakan pihak yang akan melakukan sosialisasi pada karyawan. Corpcomm memberi contoh yang baik pada karyawann dan harus dapat membuktikan bahwa Corpcomm mampu dan bertanggung jawab dalam sosialisasi peraturan kerja karyawan. Dengan memiliki sikap dan prilaku yang baik, maka akan memudahkan sosialisasi dilakukan karena Corpcomm telah dipercaya kualitas kerjanya. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, ternyata hal tersebut mengaku pada buku Onong Uchjana Effendy berjudul Hubungan masyarakat yang menyebutkan bahwa dilingkungan internalnya humas berperan sebagai contoh bagi para karyawan dalam bertindak dan bersikap, sehingga humas berfungsi dalam memberikan pemahaman dan mendidik para karyawan untuk selalu menjaga sikap dan perilaku mereka. Hal demikian telah diwujudkan pula oleh Corpcomm dalam menanamkan moral dan prilaku yang sesuai dengan peraturan kerja karyawan yang terpacu dari Buku PKB dan BPHI karena Corpcomm adalah bagian perusahaan yang menjalankan fungsi komunikasinya dalam mendidik dan mensosialisasikan peraturan kerja karyawan. Sehingga pada akhirnya akan memberikan citra positif mengenai perusahaan dimata masyarakat karena
98
membuktikan PTFI memiliki sumber daya manusia yang bertanggung jawab dan beretika. Dari hasil penjabaran diatas bahwa peraturan kerja sangat penting bagi karyawan karena karyawan merasa di hormati dan dihargai keberadaannya. Di PTFI peraturan kerja karyawan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki kedisiplinan serta tanggung jawab kerja bagi perusahaan. Dan sejauh ini Corpcomm telah menjalankan fungsinya dalam mensosialisasikan peraturan kerja yang tertanam melalui PKB dan BPHI, namun pada kenyataannya banyak pula dihadapi hambatan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Sari Esayanti, Supervisor Communications Officer & Institution Relations menjelaskan bahwa kami menganggap itu bukanlah hambatan melainkan sebagai tantangan. Pertama adalah kondisi geografis, misalnya di Jakarta hujan di Jobsite panas maka kita sering kehilangan sinyal ketika kami menyampaikan informasi melalui telepon, email, ataupun ketika meeting live dimana kami melaksanakan rapat dengan pihak yang ada di papua atau di luar negeri. Selanjutnya ketika kami mendistribusikan berita melalui email, kadang berita tersebut tidak sampai atau tidak terbaca oleh karyawan karena mungkin emailnya rusak atau belum sempat baca, namun disinilah Corpcomm melakukan variasi dalam menggunakan media komunikasi, kami bisa ganti ke papan pengumuman misalnya, maka itulah yang kami sebut strategi komunikasi. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat dijelaskan bahwa Corpcomm sudah menjalani fungsinya sesuai dengan tanggung jawab dan program kerja kehumasan. Dimana Corpcomm mendidik, menghimbau dan
99
menginformasikan kepada karyawannya mengenai peraturan kerja karyawan yang diselenggarakan
melalui
kegiatan-kegiatan
internal
perusahaan
serta
diinformasikan melalui media komunikasi yang tepat untuk menanamkan disiplin kerja dilingkungan perusahaan dan juga menanamkan pentingnya peraturan kerja agar karyawan menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai karyawan. Dan pada akhirnya akan membangun suasana kerja yang harmonis dan kondusif karena segala sesuatunya disampaikan dan disajikan Corpcomm dengan benar sehingga karyawan dapat termotivasi dan menyadari tanggung jawab kerjanya masingmasing secara profesional. Corpcomm juga menyadari bahwa PTFI masih memiliki banyak kekurangan, walaupun sudah berupaya semaksimal mungkin mensosialisasikan peraturan kerja, namun semuanya kembali lagi kepada masing-maisng individu. Tentunya ada yang taat dan ada yang tidak, walaupun sebagian besar karyawan telah menjalankan peraturan kerja yang telah ditetapkan PTFI sebagai pedoman mereka bekerja. Namun sering kali faktor ketidaksengajaan terjadi sehingga melanggar ketentuan yang dibuat perusahaan dan karyawan menyadari akan sangsi yang akan diperoleh karena kelalaian tersebut. Didalam lingkungan PTFI peraturan kerja karyawan dirancang untuk memperkuat hal-hal yang penting dalam kehidupan berkarya sehari-hari, mendidik karyawan untuk jujur, kerja keras, memperlakukan orang dengan adil, dan bekerja dengan aman dan dengan etika. Komitmen PTFI terhadap prinsip tersebut menjadi benang merah yang mengikat seluruh anggotanya dalam mengejar visi bersama, mulai dari manajemen senior hingga karyawan baru.
100
Selanjutnya karyawan mengutarakan harapan atas penilaian fungsi corpcomm yang dijalankan selama ini dimana harapan Bapak Christianto Tjahjono selaku Clerk, Environmental JKTA, beliau mengutarakan harapan kedepannya Corpcomm harus lebih peka terhadap lingkungan baik internal atau pun eksternal. Dapat menjalankan tugas-tugasnya lebih baik lagi dan memberikan sosialisasi dan informasi-informasi positif lainnya. Juga meningkatkan kerja sama dan selalu melengkapi kebutuhan karyawan lainnya khususnya dalam hal mempererat silaturahmi dan meningkatkan kesadaran profesionalisme dalam menjalankan kewajiban sebagai karyawan PTFI. Hal senada diungkapkan oleh Bapak Muhammad Anas sebagai Leader of Inventory Control JKTA, beliau mengharapkan ditingkatkannya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan saya berharap supaya Corpcomm tetap menjalin kerja sama yang baik antar tim, lebih fokus lagi dalam memvariasi berita, lebih kreatif lagi dalam membuat acara-acara misalnya employee ghatering. Dan harapan lain diungkapkan oleh Ibu Cisilia Kalsita Dewi selaku SR. Psychologist & Career Development, beliau berharap agar Corpcomm lebih memberbanyak acara internal sehingga kebersamaan dan silaturahmi antar karyawan semakin erat. Kemudian Corpcomm lebih kreatif lagi dalam menyajikan berita-berita dan tetap menjadi divisi yang memberikan informasi yang maksimal dan berkualitas serta dapat menjalankan tugas-tugas dan tanggung jawab komunikasinya baik internal maupun eksternal.
101
Kemudian berikutnya didalam penelitian ini penulis juga menelusuri lebih spesifik mengenai fungsi Corpcomm dalam mensosialisasikan peraturan kerja karyawan sesuai dengan teori yang di rumuskan oleh Cutlip and Center, yaitu: 1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi Corpcomm sebagai salah satu bagian yang ada di PTFI yang bertanggung jawab mengetahui segala acara yang terjadi di perusahaan lepas dari seberapa besar tanggung jawab yang akan dipikul oleh Corpcomm. Besar kecilnya tanggung jawab yang biasanya dibebankan kepada Corpcomm tergantung pada jenis acara yang diselenggarakan. Dalam penerapan peraturan kerja karyawan Corpcomm menyelenggarakan sosialisasi inductions dan sosialisasi HAM, Corpcomm juga mengemas sosialisasi peraturan kerja dengan berbagai media yakni melalui papan pengumuman mengenai produk safety, ataupun melalui bulletin “berita kita”. Dalam teori ini disebutkan fungsi Corpcomm dalam menunjang kegiatan manajemen dimana sebagai pelaksana fungsi informasi bagi karyawan dalam membantu mengarahkan dan memotivasi pentingnya peraturan kerja dalam membangun kedisiplinan dan menjaga kesehatan serta keselamatan kerja. Dari hasil penelitian ini, peneliti menilai dalam penerapan peraturan kerja melalui sosialisasi inductions dan sosialisasi HAM yang diselenggarakan Corpcomm, dapat diinterpretasikan sebagai berikut yang intinya, pada pelaksanaan sosialisasi inductions dan sosialisasi HAM yang membahas tentang sosialisasi peraturan perusahaan dan juga keselamatan kerja pada dasarnya merupakan kegiatan yang mempertemukan pihak perusahaan yang dalam hal ini diwakili oleh pihak
102
Corpcomm dan pihak karyawan. Kegiatan tersebut bertujuan dalam mendidik, menghimbau dan memotivasi karyawan baru mengenai peraturan kerja dan keselamatan kerja dan sekaligus melihat umpan balik yang diberikan oleh karyawan atas apa yang disampaikan oleh Corpcomm. Dengan demikian Corpcomm mampu menjembatani kepentingan antara pihak perusahaan dengan karyawan maka Corpcomm dapat berfungsi dengan baik, yaitu sebagai pihak yang mendukung manajemen. Selain itu meskipun Corpcomm hanya berperan sebagai protokoler
tetapi
dengan
adanya
aktivitas
Corpcomm
yang
harus
mensosialisasikan hasil dari acara tersebut, dapat dipastikan bahwa Corpcomm benar-benar telah menjalankan fungsinya yaitu sebagai pelaksana fungsi informasi bagi publik internal dalam menunjang kegiatan manajemen sehingga pada akhirnya akan mencapai tujuan usaha bersama.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada khalayaknya dan menyalurkan opini publik kepada perusahaan. Untuk dapat memelihara dan meningkatkan hubungan kerja yang sesuai, aman dan tertib serta dinamis didalam perusahaan perlu adanya suatu tata tertib sebagai alat untuk menjadikan disiplin semua karyawan. Didalam lingkungan PTFI hal tersebut diwujudkan melalui peraturan kerja yang tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Buku Panduan Hubungan Industrial (BPHI).
103
Dalam wawancaranya Ibu Sari Esayanti, Supervisor Communications Officer & Institution Relations menjelaskan bahwa proses penyampaian peraturan kerja kepada seluruh karyawan yaitu melalui sosialisasi HAM Corpcomm melakukan persentasi langsung pada karyawan mengenai peraturan kerja yang dibuat perusahaan. Dalam sosialisasi HAM tersebut Corpcomm menjelaskan mengenai hak dan kewajiban karyawan, dimana sosialisasi tersebut dikhususkan untuk karyawan yang baru bekerja di PTFI sebagai penanaman dasar mengenai peraturan kerja yang harus mereka laksanakan selama bekerja di PTFI. Hal tersebut dibenarkan oleh Bapak Christianto Tjahjono, selaku Clerk, Environmental JKTA mengenai sosialisasi HAM yang diselenggarakan Corpcomm bahwa di dalam Buku PKB (Perjanjian Kerja Sama) dan BPHI (Buku Panduan Hubungan Industrial) diharapkan karyawan memahami isi dari buku tersebut sebagai simbol komitmen kerja bersama di PTFI. Bapak Chris juga menyebutkan contoh peraturan kerja tersebut misalnya dilarang bekerja dalam pengaruh minuman keras atau alkohol, kemudian mengenai aturan safety ketika melakukan check list dan mengidentifikasi kendaraan ringan atau mobil sebelum menjalankannya. Kalau dikantornya sendiri karyawan harus masuk kerja mulai dari jam 7 pagi sampai 4 sore. Tujuannya kita sebagai karyawan dituntut untuk disiplin dan saling bekerja sama antar tim supaya dapat memperoleh hasil yang maksimal dan juga mengurangi tingkat kesalahan dalam menjalankan tanggung jawab pekerjaan. Dari hasil wawancara tersebut peneliti melihat komunikasi yang terjalin dua arah secara efektif dapat yang diciptakan Corpcomm dalam menumbuhkan
104
pengertian dan pemahaman mengenai isi dari peraturan kerja kepada karyawan sehingga dalam pelaksanaan kerjanya seluruh karyawan mentaati peraturan kerja tersebut. Hal ini dapat menghasilkan peningkatan produktifitas di perusahaan dan adaptasi pendekatan-pendekatan untuk melindungi pekerja dan menghargai kontribusi mereka selama bekerja di PTFI. Dalam penyebaran peraturan kerja, para karyawan telah diberitahu oleh Corpcomm tentang peraturan kerja ini secara lisan dan tulisan, dengan melalui sosialisasi inductions dan sosialisasi HAM serta mengumumkannya ditempat tertentu melaui papan pengumuman. Peraturan yang diumumkan harus tetap dapat dicapai pada lokasi tertentu, dan dianggap sebagai undang-undang dasar ditempat kerja melalui media komunikasi internal yaitu Bulletin ”Berita Kita” dan Majalah internal ”Freeporter” yang mengemas berita semenarik mungkin mengenai peraturan kerja yang antara lain berita tentang pakaian pelindung listrik baru yang dimuat di bulletin ”Berita Kita” yang terbit setiap dua minggu sekali dan disebarkan keseluruh karyawan baik di Jakarta maupun Papua.
3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi atau perusahaan untuk kepentingan umum. Peraturan kerja dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyelesaikan masalah yang timbul didalam hubungan kerja, jika terjadi masalah dalam hubungan kerja perusahan-perusahaan ini dapat dipakai sebagai acuan dalam menyelesaikannya, karena peraturan ini dibuat bersama-sama oleh 2 belah pihak sehingga memperkecil peluang terjadinya beda pendapat, karena jika terjadi
105
masalah menyangkut hubungan kerja harus diselesaikan secara kekeluargaan diperusahaan. Pada situasi ini, Corpcomm dapat bertindak sebagai jembatan atau penghubung antara perusahaan dengan karyawan dalam mengatasi konflik ataupun memberikan nasihat dan saran yang membangun dalam menciptakan saling menghargai satu sama lain. Ibu Cisilia Kalsita Dewi (Dewi), SR. Psychologist & Career Development mengutarakan pendapatnya, beliau mengatakan bahwa kami selalu bekerja sama dalam melakukan tanggung jawab kami sebagai karyawan. Baik itu ketika meeting, ketika bertegur sapa dengan karyawan atau atasan ataupun melalui email. Ternyata sesuai dengan Buku Frida Kusuma Wati, yang berjudul Dasardasar Humas mengenai fungsi humas dalam melayani publik dalam memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum, bahwa dalam Corpcomm sebagai penghubung antara karyawan dengan pimpinan atau dengan karyawan lainnya dalam menyelenggarakan acara rutin yaitu rapat dalam membahas kinerja usaha yang berkelanjutan sebagai kegiatan internal perusahaan. Selanjutnya peneliti juga melihat didalam BPHI tercantum pada pasal 33 sampai dengan pasal 36 mengenai prosedur keluhan karyawan, dimana keluhan merupakan perasaan tidak puas atau tidak adil yang terjadi berkenaan dengan situasi kerja atau hubungan kerja antara karyawan dengan karyawan lainnya maupun dengan perusahaan. Prosedur ini bertujuan untuk membantu karyawan dalam menyelesaikan konflik dan keluhan melalui prosedur yang berlaku di PTFI. Sesuai dengan teori ini maka peneliti memperoleh hasil bahwa pada situasi ini
106
Corpcomm menjalankan fungsi komunikasinya dalam memberikan saran serta memproses keluhan sesuai dengan prosedur yang berlaku didalam BPHI.
4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik Bagi PTFI mendidik karyawannya untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain adalah hal dasar yang harus ditanamkan oleh setiap individu yang bekerja di PTFI agar tetap terjalin hubungan yang harmonis bagi para anggotanya. Sikap saling menghargai dan menghormati tersebut dibentuk melalui komunikasi yang efektif yang pada akhirnya dapat menggambarkan citra yang baik bagi perusahaan dan mengarahkan para karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Untuk bisa terjalin hubungan yang harmonis diperlukan Corpcomm sebagai penghubung dari berjalannya fungsi komunikasi di PTFI. Dalam penyebaran peraturan kerja yang dilakukan Corpcomm baik melalui sosialisasi HAM maupun menggunakan media komunikasi internal, yang pada akhirnya diharapkan terciptanya situasi kerja yang harmonis baik antara karyawan satu dengan yang lain, ataupun karyawan dengan top management. Dengan terlaksanakannya peraturan kerja maka hubungan antara semua anggota akan berjalan dengan baik karena kesamaan misi dan visi dalam membangun kedisiplinan dan menjaga keselamatan kerja untu mencapai tujuan usaha bersama. Manfaatnya yang dirasakan langsung oleh karyawannya dijelaskan dalam wawancara dengan Bapak Muhammad Anas sebagai Leader of Inventory Control JKTA beliau juga merasakan manfaat dari acara-acara internal yang diselenggarakan
Corpcomm
menciptakan
107
rasa
kebersamaan,
loyalitas,
kekeluargaan dan lain-lain. Corpcomm merangkul para karyawan untuk saling menghargai satu sama lain, Corpcomm menyatukan kita melalui kegiatankegiatan tersebut. Hal senada juga diutarakan Ibu Cisilia Kalsita Dewi selaku SR. Psychologist & Career Development beliau mengungkapkan dalam kegiatan yang telah dibuat menjadikan silaturahmi yang terjalin baik antar karyawan dan kami diharuskan berpartisipasi dalam acara apapun yang dibuat perusahaan sehingga komunikasi dan kebersamaan kami selalu terjalin dengan baik. Kami sebagai karyawan merasa di perhatikan mulai dari hak dan kewajiban, kesejahteraan mulai dari sarana prasarana, fasilitas-fasilitas yang di berikan kantor, dan lain-lain. Namun kami juga dapat menerima dan mengetahui apa saja yang menjadi aturan dan larangan di PTFI ini. Jadi kami harus selalu profesional untuk menaati aturanaturan kantor supaya tidak kena sangsi. Setelah mengamati pendapat dari karyawan tersebut maka dapat menjawab bahwa memang Corpcomm sudah menjalankan fungsinya sesuai teori dalam membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan karyawan yang diwujudkan melalui sosialisasi peraturan kerja yang menanamkan kedisiplinan serta peraturan kerja lainnya sehingga dapat menciptakan sikap saling menghargai dan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya peraturan kerja bagi setiap individu yang bekerja diperusahaan.
108
Selanjutnya peneliti menjabarkan beberapa data yang diperoleh dari lapangan kedalam bentuk tabel agar mempermudah dalam membandingkan antara data yang diperoleh dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: Tabel 1 Implementasi Fungsi Corpcomm dalam mensosialisasikan peraturan kerja karyawan No 1.
Bentuk Sosialisasi
Deskripsi
Khalayak Sasaran
Pendistribusian Buku Corpcomm memberikan seluruh
Seluruh karyawan
PKB dan BPHI
PTFI
karyawan buku mengenai peraturan kerja.
2.
Sosialisasi HAM
Persentasi langsung yang dilakukan
Karyawan yang
Corpcom untuk menjelaskan isi dari
baru bekerja di
buku PKB dan BPHI mengenai
PTFI
kebijakan sosial dan peraturan kerja karyawan yang harus ditaati karyawan.
3.
Papan Pengumuman
Corpcomm mengemas informasi
Seluruh Karyawan
tentang Keselamatan
tentang pentingnya mengutamakan
PTFI
Kerja
keselamatan kerja khususnya di areal tambang melalui papan pengumuman yang diletakkan didinding kantor.
109
4.
Papan Pengumuman
Informasi mengenai pakaian sesuai
tentang Produk Lokal standar keamanan di sosialisasikan Peralatan Safety
Seluruh Karyawan PTFI
Corpcomm melalui papan pengumuman juga.
5.
Papan Pengumuman
Setiap tahun PTFI memperingati bulan Seluruh Karyawan
mengenai K3
K3 pada bulan April sebagai Safety
(kesehatan dan
Month, dimana pada bulan tersebut
keselamatan kerja)
diselenggarakan kegiatan dengan tema
PTFI
safety.
6.
Berita tentang
Corpcomm juga menggunakan media
Seluruh Karyawan
Pakaian Pelindung
massa bulletin “Berita Kita” dalam
PTFI
Listrik Baru melalui
mensosialisasikan peraturan mengenai
Bulletin “Berita
pakaian pelindung listrik baru.
Kita”.
110