BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Semua data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.Populasi dari penelitian ini berjumlah 90 perusahaan.Jumlah tersebut merupakan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka yang secara konsisten terdaftar di BEI selama tahun 2011-2013.Penarikan sampel dari populasi tersebut diperoleh melalui beberapa kriteria tertentu. Tabel 4.1 Seleksi Sampel No.
Kriteria
1. 2.
Jumlah Populasi Dikurangi Perusahaan yang di-delisting selama periode 20112013 3. Dikurangi Perusahaan yang merger pada tahun 2011-2013 4. Dikurangi Perusahaan yang mengalami rugi pada tahun 20112013 5. Dikurangi Perusahaan yang tidak sesuai dengan kriteria lainya yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian periode 20112013 6. Laporan keuangan perusahaan dengan mata uang asing Jumlah Sampel Penelitian
Sumber : Data Sekunder yang diolah
61
Jumlah Emiten
Jumlah Data
76
228
(7)
(21)
(3)
(9)
(16)
(48)
(12)
(36)
(8) 30
(24) 90
62
B.
Hasil Analisis Data 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 90 data observasi yang berasal dari hasil perkalian antara periode penelitian yaitu selama 3 tahun dari tahun 2011 sampai 2013 dengan jumlah perusahaan sampel yaitu sebanyak 30 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri. Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Berdasarkan tabel 4.3 dari hasil Statistik Descriptif dijelaskan bahwa : a.
Variabel Permanent Differences (PD) memiliki nilai maksimum sebesar 0,133 mengacu pada perusahaan PT.Delta Djakarta tahun 2012. Sementara nilai Permanent Differences
terendah
sebesar
0,000
mengacu
pada
PT.Siantar Top tahun 2012. Nilai rata-rata Permanent
63
Differences sebesar 0,1312 berarti Permanent Differences dari laporan laba perusahaan yang dilaporkan oleh perusahaan mencapai 13,2% dari total asset perusahaan. Standar deviasi sebesar 0,23133 lebih besar daripada rata-rata menjelaskan bahwa variabilitas data tinggi, artinya penyebaran data kurang baik.
b.
Variabel Temporary Differences (TD) memiliki nilai maksimum sebesar 0,115 merujuk pada PT.Darya Varia Laboratories tahun 2013. Temporary Differences terendah dengan nilai 0,000 merujuk pada PT.Nusantara Inti Corpora tahun 2011. Nilai rata-rata TD sebesar 0,0140 berarti Temporary Differencesdari laporan laba perusahaan yang dilaporkan oleh perusahaan mencapai 1,4% dari total asset perusahaan. Standar deviasi 0,17339 lebih besar dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa data memiliki variabilitas yang tinggi, artinya penyebaran data tidak cukup baik.
c.
Variabel Arus Kas Operasi (AKO) memiliki nilai maksimum sebesar 0,683 merujuk pada PT.Darya Varia Laboratories tahun 2013. AKO terendah sebesar 0,003 merujuk pada PT.Kedaung Indah Can tahun 2012. Rata-rata AKO sebesar 0,15598 mengintepresentasikan bahwa ratarata perusahaan sampel memiliki arus kas operasi sebesar 15,6% dari total asset perusahaan.
64
d.
Variabel pertumbuhan laba memiliki nilai memiliki nilai maksimum sebesar 9,780 merujuk pada PT.Voksel Electric tahun 2011. Pertumbuhan laba terendah senilai 0,001 merujuk pada PT.Siantar Top tahun 2011. Nilai rata-rata pertumbuhan laba sebesar 0,61735 mengintepresentasikan bahwa
rata-rata
perusahaan
yang
menjadi
sampel
mengalami kenaikan laba hingga 61,7% dari tahun sebelumnya. Standar deviasi sebesar 1,267241 lebih besar daripada nilai rata-rata. Hal ini berarti variabilitas data penelitian tinggi dan penyebaran data tidak cukup baik.
2.
Hasil Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah ada model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil uji normalitas secara statistic kolmogorov-Smirnov menggunakan bantuan SPSS versi 20 dapat dilihat melalui tabel :
65
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
Sumber :Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Dari tabel tersebut menunjukkan data terdistribusi normal dengan nilai signifikansi di atas 0,05. Hasil pengujian normalitas dari 90 sampel data yang hasilnya terlihat dalam tabel di atas menunjukan bahwa besarnya nilai kolmogorov-Smirnov sebesar 2,988 dan besarnya Asym.Sig (2-tailed) adalah 2,80 yang lebih besar dari 5% atau α=0,05 maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal.
66
b.
Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat kolerasi antar variabel independen.Untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
multikolonieritas dalam suatu model regresi dari nilai tolerance dan lawanya varian inflation faktor atau VIF.Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jika nilai variancenya rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1/tolerance dan batas VIF adalah 10 dan nilai tolerance adalah 0.1. Jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1 maka terjadi multikolonieritas Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20
67
Hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.4 terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan hasil perhitungan VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan model regresi yang diajukan bebas dari multikolonieritas.
c.
Uji Heteroskedastisitas Gozali
(2011)
mengungkapkan
bahwa
uji
heteroskedasstisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Jika varians residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas
dan
jika
beda
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjedi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Gujarati (2003) mengusulkan untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel dependen dengan uji glejser.Jika variabel independen signifikan secara statistik dengan nilai lebih dari 5 persen terhadap variabel dependen
68
Absolute
Ut
maka
model
heterokeskedasititas.Jika
regresi
variabel
mengandung
independen
tidak
signifikan atau kurang dari 5 persen terhadap variabel dependen Absolute Ut maka artinya adalah model regresi tersebut tidak mengandung heteroskedasititas. Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber :Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Hasil tampilan output spss dengan jelas menunjukan bahwa tidak ada satupun variabel indenpenden yang mempengaruhi variabel dependen nilai Absolute Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5 persen, Jadi dapat disimpulkan model
regresi
heteroskedastistitas.
tidak
mengandung
adanya
69
d.
Uji Autokolerasi Hasil
analisis
Durbin-Watson
(DW)
dapat
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokolerasi dalam suatu regresi
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokolerasi
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa model regresi linear
berganda tidak terjadi
gejala
autokorelasi, karena angka yang dihasilkan dalam kolom Durbin-Watson menunjukkan angka 1,954. Nilai penelitian ini
akan
dibandingkan
dengan
nilai
tabel
dengan
menggunakan signifikasi 5%, jumlah pengamatan (n) sebanyak 90 dan jumlah variabel independen 3 ( k = 3 ). Oleh karena itu, berdasarkan tabel Durbin-Watson di ketahui nilai batas atas (du) sebesar 1,726, nilai (d) 1,954sehingga
angka
tersebut
memenuhi
persamaan
70
du≤d≤4-du
dengan
perhitungan
1,7269≤1,954≤2,274
sehingga data terbebas dari autokorelasi.
3.
Uji Kesesuaian Model (Goodness Of Fit) a.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisiensi determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0 < R < 1). Semakin besar koefisien
determinasinya
variabel
maka
independennya
semakin besarvariasi
mempengaruhi
variabel
dependennya. Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber :Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Berdasarkan tabel 4.7 di atas pada kolom Adjust R Square, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,015 yang berarti 1,5% perubahan variabel pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh perubahan variabel permanent differences,
temporary
differences,
arus
kas
71
operasi.Sedangkan sisanya yaitu 98,5% dipengaruhi oleh varibel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
b.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat atau dependen. Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (F-test)
Sumber :Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Berdasarkan hasil dari uji ANOVA (Analysis of Variance) dapat dilihat hasil uji serempak (Uji F) hal ini dapat terlihat dari nilai Sig sebesar 0,001 jadi α > 0,05 di mana nilai 0,001 lebih kecil dari α 0,05. Maka Ha diterima dan Ho ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa variabel permanent differences, temporary differences, arus kas
72
operasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 4.
Uji Hipotesis (Uji Test) a.
Uji-t (Uji Partial) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel permanent differences, temporary differences, arus
kas
operasi
signifikan
berpengaruh
terhadap
Pertumbuhan Laba. Adapun hasil uji statistik t adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Uji t
Berdasarkan hasil pengujian dalam tabel di atas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari masingmasing
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen.Berdasarkan uji t dari tabel diatas variabel
73
permanent
differences
signifikansi sebesar 0,873
dengan
nilai
probabilitas
menunjukan bahwa variabel
permanent differencestidak mempengaruhi pertumbuhan laba secara signifikan dengan arah hubungan negative. Variabel temporary differences dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,003 menunjukan bahwa variabel temporary differences mempengaruhi pertumbuhan laba secara signifikan dengan arah hubungan positif. Variabel arus kas operasi dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,231 menunjukan bahwa variabel arus kas operasi tidak mempengaruhi pertumbuhan laba secara signifikan dengan arah hubungan negative. b.
Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk membuktikan hipotesis sebagai jawaban sementara atau rumusan masalah yang ada bahwa diduga ada pengaruh signifikan dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
74
Tabel 4.10 Regresi Linear Berganda
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat di peroleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Pertumbuhanlaba=0,752–0,979 PD+8,519 TD + -1,346AKO + e
Dari hasil regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa : a.
Konstanta α = sebesar 0,752 artinya pertumbuhan laba dalam penelitian senilai 0,752 jika variabel independen bernilai 0.
b.
Koefisien regresi Permanent differences bernilai negative
0,979
yang
berarti
bahwa
setiap
peningkatan permanent differences senilai satu satuan akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar 0,979 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan
75
c.
Koefisien regresi Temporary differences bernilai 8,519 yang berarti bahwa setiap peningkatan Temporary differences senilai satu satuan akan meningkatkan pertumbuhan laba sebesar 8,519 dengan
asumsi
variabel
independen
lainnya
konstan. d.
Koefisien regresi Arus Kas Operasi bernilai negative
1,346
yang
berarti
bahwa
setiap
peningkatan Arus Kas Operasisenilai satu satuan akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar 1,346 dengan
asumsi
variabel
independen
lainnya
konstan. C.
Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh permanent differences, temporary differences dan arus kas operasi.Ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh berbeda-beda terhadap pertumbuhan laba.Hasil pengujian hipotesis mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba sebagai berikut : 1. H1 : Permanent Diffrences antara laba fiskal dan laba akuntansi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
76
Hasil pengujian hipotesis pada tabel uji t dalam menunjukkan
variabel
permanent differences
dengan
nilai
probabilitas signifikansi sebesar 0,873 (P ˃ dari pada 0,05) berarti bahwa
variabel
permanent
differencestidak
mempengaruhi
pertumbuhan laba secara signifikan. Dengan demikian H1 yang menyatakan permanent differences antara laba fiskal dan laba akuntansi berpengaruh positif terhadap laba akuntansi ditolak. Hasil ini sejalan dengan Rosanti (2013), Brolin dan Rohman (2014).Namun penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Jacson(2009), Martini dan Persada (2010).Hal ini menunjukkan
bahwa
pertumbuhan
laba
tidak
dipengaruhi
permanent differences sebagai komponen pembentuk book tax differences. Permanent differences merupakan perbedaan mutlak yang tidak ada titik temunya atau saldo tandingannya dan hanya akan mempengaruhi jumlah laba periode berjalan menjadi penyebab permanent differences tidak mempengaruhi pertumbuhan laba satu periode kedepan. Oleh karena itu, permanent differences tidak memerlukan
Alokasi Pajak
Penghasilan Interperiode
(Interperiod Income Tax Allocation). 2. H2 : Temporary Different antara laba fiskal dan laba akuntansi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
77
Dari tabel uji t
terlihat variabel temporary differences
dengan probabilitas signifikansi sebesar 0.003 menunjukan bahwa variabel temporary differences mempengaruhi pertumbuhan laba secara signifikan dengan arah koefisien positif. Dengan demikian H2 yang menyatakan temporary differences antara laba fiskal dan laba akuntansi berpengaruh positif terhadap laba akuntansi diterima. Hasil uji hipotesis ini sejalan dengan penelitian Jacson (2009), Martini dan Persada (2010) serta Brolin dan Rohman (2014)
bahwa temporary different antara laba fiskal dengan laba
akuntansi berpengaruh negative terhadap pertumbuhan laba. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan Rosanti (2013) dan
Pratiwi (2014) bahwa temporary different tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Temporary differentsebagai pembentuk book tax differences menyebabkan adanya koreksi fiskal baik positif maupun negative. Koreksi positif menyebabkan laba fiskal bertambah. Jika laba fiskal bertambah maka beban pajak yang harus dibayarkan akan semakin besar. Semakin besar beban pajak yang harus dibayarkan maka semakin kecil laba bersih yang dihasilkan Rosanti (2013).Koreksi negatif menyebabkan laba fiskal berkurang sehingga beban pajak yang harus dibayarkan semakin kecil.
78
Beban pajak yang semakin kecil membuat laba bersih menjadi semakin besar.Oleh karena itu, temporary different berpengaruh dengan pertumbuhan laba. Perbedaan ini bersifat sementara karena akan tertutup pada periode sesudahnya. Penelitian ini memprediksi adanya hubungan positif antara temporary different dengan pertumbuhan laba. 3. H3: Arus kas operasi antara laba fiskal dan laba akuntansi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Dari hasil uji t variabel arus kas operasi probabilitas signifikan sebesar 0,231 menunjukan bahwa variabel arus kas operasi tidak mempengaruhi pertumbuhan laba secara signifikan namun arah koefisien positif.Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak.Belum banyak yang melakukan penelitian hubungan arus kas operasi terhadap pertumbuhan laba.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Brolin dan Rohman (2014) yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.Dan hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Lestari (2011) dan Asma (2012) yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.