BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII G dan VIII H SMP NEGERI 3 SALATIGA tahun pelajaran 2011/2012. Siswa kelas VIII G terdiri dari 20 siswa dan siswa kelas VIII H terdiri dari 20 siswa. Semua siswa dari kedua kelas digunakan sebagai subyek penelitian, sehingga subyek penelitian yang digunakan sebanyak 40 siswa.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui valid tidaknya suatu instrumen tes, dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total menggunakan formula Pearson Product Moment, dan perhitungan dijalankan dengan perangkat lunak SPSS for windows version16.0. Apabila setiap butir soal mempunyai koefisien korelasi item total dinyatakan valid.
2.1 Instrumen Soal Posttest Hasil uji coba instrumen posttestdapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Validitas Butir Soal Posttest 1 Indikator Empirik Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8
r .062 .297 .594 -.026 .124 .342 .275 .500
Indikator Empirik Soal 9 Soal 10 Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15
Ket Tdk Valid Valid Valid Tdk Valid Tdk Valid Valid Valid Valid
26
r .516 .572 .313 .480 .521 .590 -.139
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tdk Valid
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa dari 15 soal tes terdapat 11 soal valid dan 4 soal tidak valid atau dinyatakan gugur. 11 soal yang valid diuji lagi validitasnya. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Validitas Butir Soal Potstest 2 Indikator Empirik Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6
r
Ket
.339 .560 .301 .337 .548 .554
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Indikator Empirik Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10 Soal 11
r
Ket
.559 .306 .490 .493 .622
Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa 11 soal tes valid, karena mempunyai nilai koefisien korelasi item total yaitu dari 0,301 sampai dengan 0,622. Analisis reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian, dibuktikan dengan perhitungan alpha cronbach yang memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,800, dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Postes Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.805
.803
N of Items 11
3. Analisis Hasil Pretest Soal Pretest didapat dari hasil nilai ulangan akhir semester gasal Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil nilai ulangan akhir semester ini akan diuji untuk membuktikan bahwa sampel penelitian berdistribusi normal. Langkah yang harus dilakukan yaitu :
27
3.1 Pra-syarat Uji Beda Rata-Rata Pra-syarat uji beda rata-rata menggunakan program SPSS 16.0 for windows, dengan menghitung normalitas data. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu bila signifikansi> 0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika signifikansi < 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Pretest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KLS.VIIIG KLS.VIIIH N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
20 68.00
20 66.95
12.707
8.192
.136 .097 -.136
.149 .149 -.107
.606 .856
.666 .766
Uji normalitas dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnovpada Table 7 menunjukkan bahwa signifikansi (p) untuk kelas VIIIG yang akan diajar menggunakan model cooperative learning tipe STAD adalah 0,856 > 0,05, sedangkan untuk kelas VIIIH yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensionaladalah 0,766 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data nilai prestasi belajar dari kedua kelas tersebut berdistribusi normal. 3.2 Uji Beda Rata-Rata Pretest Uji beda rata-rata digunakan setelah dilakukan pra syarat uji beda rata-ratamenggunakan program SPSS release 16.0 for windows. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan independent sampel t-test, bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil Uji beda rata-rata dapat dilihat pada Tabel 8.
28
Tabel 8. Uji Beda Rata-Rata Pretest Independent Samples Test
F
Sig.
t
df
Prestsi_Belajar Equal variances 7.219 .011 .311 assumed Equal variances not assumed
95% Confidence Interval of the Sig. Difference (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower Upper
38
.758
1.050
3.381
-5.794
7.894
.311 32.466
.758
1.050
3.381
-5.832
7.932
Berdasarkan output dari Tabel 8 independent samples test didapat signifikansi sebesar 0,011. Oleh karena itu, uji t (Independent Samples T Test) menggunakan equal variances not assumsed. Dari output tabel independent samples test didapatkan nilai thitung(equal variance assumsed) adalah 0,311, dan ttabel adalah 2,021, maka thitung< ttabel , dan signifikansi 0,758 > 0,05 artinya tidak ada perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas VIIIG sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIH sebagai kelas kontrol. Kedua kelas tersebut akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dan akan dilihat perbedaan prestasi belajarnya. 4. Analisis Hasil Posttest Analisis hasil posttestdilakukan setelah kedua kelas tersebut diberi perlakuan yang berbeda. Untuk kelas VIIIG diajar menggunakan model cooperative learning tipe STAD dan kelas VIIIH diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Siswa dari kedua kelas tersebut akan diberikan posttestuntuk melihat perbedaan prestasi belajar matematika. 4.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah untuk mengetahui penggambaran tentang nilai kelas VIIIG dan VIIIH setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Analisis deskriptif untuk soal posttest dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows, dapat dilihat pada Tabel 9.
29
Tabel 9. Descriptif Statistik Posttest Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kls.Eksperimen 20 Kls.Kontrol
20
27.27
100.00 83.1818
22.12602
18.18
63.64
13.60443
42.2727
Valid N (listwise) 20
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai minimum untuk kelas kontrol yaitu 18,18 dan nilai maksimumnya 63,64, sedangkan untuk kelas eksperimen nilai minimumnya yaitu 27,27 dan nilai maksimumnya yaitu 100. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata rata kelas VIIIG lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas VIIIH. 4.2 Pra-syarat Uji Beda Rata-rata Pada soal uji coba postes ternyata terdapat 11 soal yang dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menguji kemampuan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pra-syarat uji beda rata-rata menggunakan program SPSS 16.0 for windows, dengan menghitung normalitas datanya. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu signifikansi (p)> 0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan jika signifikansi (p)< 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Posttest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kls.Eksperimen Kls.Kontrol N Normal Parametersa
20 83.1818
Mean
Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute
20 42.2727
22.12602 13.60443 .337 .218
Positive
.224
.218
Negative
-.337 1.505 .022
-.182 .975 .298
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
30
Uji normalitas dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov menunjukkan bahwa signifikasi (p) untuk kelas eksperimen adalah 0,022 < 0,05, dan untuk kelas kontrol adalah 0,298 > 0,05. Berdasarkan nilai yang diambil melalui posttest menunjukkan bahwa data nilai prestasi belajar dari kedua kelas tersebut berdistribusi normal. 4.3 Uji Beda Rata-rata Posttest Uji beda rata-rata menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan independent sampel t-test, bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata posttest kedua kelas. Hasil uji beda rata-rata posttest dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Uji Beda Rata-Rata Posttest Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F
Sig.
t
df
Prestsi_Belajar Equal variances 2.043 .161 7.044 assumed Equal variances not assumed
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower
Upper
38
.000 40.90909
5.80793 29.15155 52.66663
7.044 31.570
.000 40.90909
5.80793 29.07239 52.74579
Berdasarkan output uji independent sampel t-test didapat signifikasi sebesar 0,161, karena signifikasi 0,161 > 0,05, maka nilai posttest antara kelas cooperatif Learning tipe STAD dan kelas ekspositori mempunyai varian yang sama. Oleh karena itu, uji t(Independent samples T Test) menggunakan equal variance assumed. Hasil output didapat nilai thitungadalah 7,044 dan ttabel 2,021, karena thitung> ttabeldan signifikasi 0,000 <0,05, maka disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai posttest yang diajar menggunakan 31
model cooperative learning tipe STAD dan model pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata untuk kelas VIIIG yang menggunakan model cooperative learning tipe STAD adalah 83.18, sedangkan untuk kelas VIIIH yang menggunakan model konvensional adalah 42.27. Beda rata-rata antara kelas yang diajar dengan cooperative learning tipe STADdengan kelas yang diajar dengan pembelajaran konvensional yaitu 40,91.
B. PEMBAHASAN Cooperative learning menurut Etin dan Raharjo (2005: 4) mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Pada saat kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya, sehingga belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar pada diri sendiri dan anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Menurut Brooks (1993), penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai proses “meniru” dan siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes terstandar. Penelitian eksperimen yang dilakukan di SMP Negeri 3 Salatiga menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan model cooperatif learning tipe STAD lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan menggunakan model pembelajaran konvensional, maka hal ini sejalan dengan temuan Sutriyono(2007) dan Munawar(2006) yang menyatakan ada pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa dan menolak temuan Noor(2003) dan Tina(2005) yang mengatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara cooperatif learning tipe STAD dengan model pembelajaran konvensional. Hasil eksperimen diperoleh dari nilai posttest siswa kelas VIIIG dan VIIIH SMP Negeri 3 Salatiga ditunjukkan dengan analisis uji t yang menyatakan sig(2-tailed) < α = 5% (0,05) atau 0.000 < 0.05, berarti ada perbedaan signifikansi antara prestasi belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pernyataan tersebut juga diperkuat dari nilai rata – rata postest antara siswa kelas VIIIG yang diajar menggunakan model cooperative learning
32
tipe STAD yaitu 83.18, sedangkan siswa kelas VIIIH yang diajar menggunakan menggunakan model pembelajaran konvensional nilai rata-ratanya yaitu 42.27. Selama dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD, siswa lebih memahami materi persamaan linear dua variable (SPLDV) dibandingkan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata prestasi belajar pada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibandingkan nilai rata-rata prestasi belajar pada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih aktif dibandingkan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Suasana kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih menarik dibandingkan kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari antusias siswa ketika dalam kelompok dan saat presentasi. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga merangsang siswa terlibat secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok dalam pembelajaran sehingga mereka dapat mengkontruksi sendiri pemahaman materi mereka secara bersama-sama. Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran konvensional hanya membuat siswa pasif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang optimal. Berbeda dengan kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, proses pembelajaran menjadi sangat menyenangkan, menarik, tidak membosankan, tidak menegangkan karena siswa dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dalam mengemukakan pendapat yang siswa miliki tanpa ada rasa takut, pendapat siswa dihargai, pengetahuan yang siswa peroleh berasal dari siswa sendiri, dan siswa sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran.
33