27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum 4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan Konsultan Lanskap Oemerdi_zain berdiri tahun 2004. Pendiri konsultan lanskap ini adalah bapak Ir Umar Zain dan Ir. Dini Arfianti. Bapak Umar Zain adalah seorang Sarjana Pertanian lulusan IPB tahun 1994 dengan bidang studi Arsitektur Lanskap. Dengan berbekal pengalaman selama 12 tahun, Bapak Umar Zain mencoba untuk mendirikan sebuah konsultan yang bergerak dibidang lanskap. Pada awal pendiriannya konsultan laskap ini terdiri atas 2 karyawan. Saat ini Konsultan lanskap Oemadi_zain telah memiliki 9 karyawan. Pengembangan terus dilakukan oleh konsultan laskap Oemardi_zain, diantaranya dengan menambah karyawan dengan basis arsitektur agar dapat membuat karya yang lebih variatif dan dapat bersaing dengan konsultan lanskap lainnya. Konsultan Oemardi_zain belum berupa perusahaan tetapi masih berupa studio. Selain studio yang berada di Bogor, terdapat 2 studio lain yang terdapat di Surabaya dan Singapore. Bidang pekerjaan konsultan laskap Oemardi_zain meliputi perencanaan dan perancangan kawasan hotel, club, resort, residential, thema park, civic and comercial park.
4.1.2 Data Umum Perusahaaan Data umum perusahaan merupakan data yang informasinya dibuka secara umum, data umum perusahaan adalah sebagai berikut : Nama Perusahaan
: Oemardi_zain Landscape Consultant
Asal Negara
: Indonesia
Tahun Berdiri
: 2004
Alamat
: Bumi Menteng Asri blok BE no 2 Bogor
No Telephone
: +62 251 8319 664
No Fax
: +62 251 8319 664
E-mail
:
[email protected]
28
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi konsultan lanskap Oemardi_zain terdiri atas 4 tingkatan. Tingkatan teratas dipegang oleh pemilik konsultan. Dibawah pemilik konsultan terdapat dua bagian yang secara umum menangani bagian administrasi keuangan dan bagian teknik. Bagian administrasi dan keuangan bertanggung jawab menangani pembukuan keuangan perusahaan. Bagian teknik bertanggung jawab terhadap pembuatan gambar finishing berupa gambar perspektif yang dibuat dengan menggunakan program-program tertentu hingga gambar yang dihasilkan dapat mendekati gambar rill yang ingin ditampilkan. Bagian teknik terdiri atas beberapa arsitek lanskap dan arsitek bangunan. Arsitek lanskap bertugas menuangkan konsep ke dalam gambar kasar yang kemudian akan disempurnakan oleh drafter. Arsitek bertugas membuat konstruksi bangunan pada landmark atau sclupture yang digunakan pada desain. Selain itu juga membuat gambaran bentuk bangunan yang akan digunakan untuk menyempurnakan desain yang ada. Secara skematis susunan organisasi perusahaan adapat dilihat pada Gambar 6.
Principal
Bag. Admistrasi Keuangan
Arsitrek Lanskap
Bag. Teknik
Arsitek Lanskap
Arsitek Lanskap
Arsitek
Arsitek Lanskap
Arsitek Lanskap
Arsitek
Gambar 6. Susunan Organisasi Perusahaan 4.1.4 Komunikasi Perusahaan Komunikasi Perusahaan terdiri atas 2 bagian, yaitu komunikasi internal perusahaan dan komunikasi eksternal perusahaan. Untuk komunikasi internal yaitu komunikasi yang dilakukan antara staf dengan pimpinan perusahaan yang dilakukan melalui rapat rutin setiap minggu. Dalam pertemuan ini akan dibahas mengenai jenis proyek yang sedang ditangani, proyek yang akan selesai atau
29
sudah selesai, deadline proyek, penanggung jawab suatu proyek, dan hal-hal terkait. Komunikasi antar staf perusahaan juga merupakan komunikasi internal perusahaan, komunikasi ini dapat dilakukan melalui komunikasi langsung maupun dengan local area conection yang terhubung pada semua komputer di kantor. Dalam komunikasi ini biasanya antar staf akan berkoordinasi mengenai proyek yang sedang dikerjakan bersama. Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan antara pihak konsultan dengan klien. Komunikasi ini dilakukan melalui rapat rutin yang telah ditetapkan atas kesepakatan antara kedua belah pihak. Selain melalui rapat, komunikasi antara klien dan pihak konsultan juga dapat
ini dilakukan dengan menggunakan
jaringan internet berupa e-mail,
telepon, dan fax.
4.1.5 Studio Pelaksanaan studio pada Oemardi_zain dilakukan dengan menggunakan sistem komputer (komputerisasi). Sistem penggunaan komputer telah terstruktur dengan baik. Setiap proyek memiliki folder tersendiri yang diberi nama sesuai dengan nama proyek. Di dalam folder tersebut terdapat beberapa folder yang berisi data-data dan hasil yang telah dibuat, yaitu: 1. Data, merupakan data yang diperoleh dari owner. Data-data ini termasuk didalamnya base plan, kondisi eksisting, dll. 2. Drawing, folder ini berisi gambar-gambar yang dibuat sesuai dengan permintaan owner. Pada folder ini terdapat beberapa folder yang diberi nama sesuai dengan tanggal pembuatan gambar. Semua gambar yang ada pada folder ini adalah gambar dalam format autocad. 3. Dokumentasi, berisi surat-surat yang berkaitan dengan proyek tersebut. Misalnya RAB, BOQ, proposal, surat kontrak. 4. Image, folder ini berisi gambar-gambar potongan yang telah diwarnai dengan menggunakan program photoshop. Selain gambar potongan juga terdapat gambar perspektif dan site plan yang tampilannya telah terlebih dahulu diolah kembali menggunakan program photoshop.
30
5. Image Preseden, pada folder ini terdapat foto-foto elemen lanskap yang dijadikan referensi dalam pembuatan site plan. Foto-foto tersebut meliputi elemen softscape dan hardscape. 6. Gambar 3 Dimensi, tidak semua proyek menggunakan gambar 3 dimensi, hal ini disesuaikan dengan permintaan owner. Gambar yang terdapat pada folder ini adalah gambar perspektif 3 dimensi yang dibuat dengan menggunakan program skech up yang kemudian diperhalus dengan menggunakan program photoshop. 7. Laporan, adalah folder yang berisi powerpoint yang akan dipresentasikan pada owner.
4.1.6 Aplikasi Teknologi Informasi Secara umum pada Oemardi_zain, hasil output dari sistem komputerisasi berupa print gambar AutoCad yang akan diberikan kepada klien maupun kontraktor. Kertas yang digunakan umumnya adalah kertas berukuran A3. Selain Autocad, terdapat pula hasil akhir berupa gambar photoshop dan 3Dmax. Hasil akhir photoshop
biasanya digunakan sebagai ilustrasi gambar perspektif dan
potongan, untuk 3dmax biasanya digunakan sebagai gambar 3 dimensi secara keseluruhan atas dasar permintaan klien. Untuk mendukung kinerja dan efisiensi yang baik konsultan laskap Oemardi_zain didukung oleh penggunaan peralatan yang cukup lengkap, peralatan tersebut secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Peralatan yang dimiliki Konsultan Lanskap Oemardi_zain. Peralatan
Jumlah (buah)
Kegunaan
PC (Personal Computer).
10
Menunjang pembuatan gambar kerja.
Plotter
3
Print gambar ukuran A3 dan A4.
Scanner
1
Scan gambar sebagai image presedent
UPS(Unit Power System)
4
Backup data pada komputer
Kamera Digital
2
Alat bantu inventarisasi tapak
Setiap komputer yang digunakan oleh masing-masing staf terhubung dengan jaringan LAN hingga peletakan data proyek dapat diketahui oleh
31
setiap pegawai. Selain itu setiap komputer terhubung dengan jaringan internet hingga mempermudah hubungan antara pegawai, klien dan pimpinan. Selain peralatan, jenis software yang digunakan oleh konsultan lanskap Oemardi_zain cukup beragam. Beragam jenis software yang digunakan memiliki kegunaan masing-masing dalam mendukung kinerja pegawai Oemardi_zain. Beragam jenis software yang digunakan berikut kegunaannya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jenis Software yang Digunakan Oemardi_Zain dan Kegunaannya. Nama Software
Kegunaan
Adobe Photoshop CS2
3D dan Animasi
Adobe Acrobat Reader
Dokumentasi
AutoCAD 2004 dan 2005
CAD Drawing
3D Studio Max
3D Rendering
Google Earth
Map Searching
Google Sketch Up
3D Rendering
Microsoft Office 2003
Dokumentasi
Yahoo Massenger
Komunikasi Internal Karyawan
4.1.7 Prosedur Pekerjaan Proyek Proses dalam mendapatkan proyek pada konsultan Oemerdi_zain terdiri atas 3 cara, yaitu: melalui tender desain, penunjukan langsung, dan rekomendasi. Tender desain dilakukan apabila konsultan sudah cukup dikenal kemudian diundang oleh pemilik proyek (owner). Kemudian pihak konsultan memberikan proposal dan konsep yang kemudian dipresentasikan kepada pemilik proyek (owner). Pada umumnya tender desain diikuti beberapa konsultan yang bersaing mendapatkan tender melalui konsep yang ditawarkan. Penunjukan langsung dilakukan jika owner dan pihak konsultan telah saling mengenal. Mirip seperti tender desain, hanya saja pihak konsultan yang diundang tidak memiliki saingan dari konsultan lain. Calon klien dapat mencari pembanding jika tidak puas terhadap hasil presentasi konsep yang telah dilakukan. Secara umum tahap yang harus dilalui untuk mendapatkan pekerjaan proyek melalui tender desain dapat dilihat pada Gambar 7.
32
Undangan Tender
Tahap Konsep Desain
Pembuatan Proposal Konsep Konsep Disetujui Turun Surat Perintah Kerja dan pembuatan Kontrak
Desain Draft
Tahap Gambar Kerja
Gambar 7. Tahapan dalam Pekerjaan Proyek.
Rekomendasi dilakukan eks-klien dari konsultan yang sedang mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain yang membutuhkan jasa konsultan. Umumnya rekomendasi dilakukan apabila eks-klien merasa sangat puas dengan hasil kerja konsultan saat melakukan kerjasama. Proses yang umum terjadi adalah tender desain. Ketika konsultan mendapatkan undangan tender dari owner (pemilik proyek), maka pihak konsultan akan mempersiapkan konsep desain dan proposal konsep untuk dipresentasikan dihadapan owner. Kemudian apabila konsep disetujui oleh owner maka konsultan akan mendapatkan surat perintah kerja dan akan dilakukan pembuatan kontrak yang mencakup waktu kerja dan hasil yang akan diberikan. Saat konsultan telah menandatangani kontrak maka dapat dimulai penggambaran desain draft dan gambar kerja lain yang telah disepakati dalam kontrak. Proyek Taman Kota Purwokerto diperoleh dengan tender tertutup. Maksud dari tender tertutup ini beberapa konsultan diundang untuk mengikuti tender. Masing-masing
konsultan
memiliki
konsep
tersendiri
yang
kemudian
33
dipresentasikan kepada owner. Tetapi waktu presentasi setiap konsultan berbedabeda hingga antar konsultan tidak mengetahui konsep konsultan lainnya. Hasil penilaian terhadap presentasi dan konsep yang dilakukan hanya diketahui pihak owner, pihak konsultan hanya mengetahui konsultan mana yang pada akhirnya memenangkan tender. Untuk tahapan kerja pada proyek ini sama seperti proses kerja pada tender desain.
4.2 Deskripsi Proyek Proyek ini bernama Taman Kota Purwokerto eks terminal, Purwokerto, Jawa Tengah, proyek ini merupakan proyek pembuatan taman yang akan dibangun oleh Pemerintah Daerah Banyumas. Konsep taman kota diarahkan pada penciptaan keindahan kota, konsep ini dipadukan dengan konsep taman budaya. Konsep taman budaya diarahkan pada pengadaan sarana-prasarana seni-budaya yang mencerminkan kekuatan kearifan lokal Banyumas. Dengan demikian di lokasi ini, selain secara ekologi diarahkan pada kelestarian lingkungan dan keindahan kota, juga memungkinkan menjadi sarana hiburan dan ekspresi seluruh masyarakatnya dari berbagai kalangan usia. Pembangunan taman kota ini dibagi menjadi 3 tahapan, sesuai dengan alokasi APBD Kabupaten Banyumas. Untuk tahapan yang akan diikuti selama magang hanya mencakup lingkup paket 1. Lingkup pekerjaan yang masuk dalam pengajuan paket 1 ini akan mencakup area-area perencanaan sebagai berikut: 1. Area jalan sekitar dan Parking Area 2. Pedestrian, Jogging Track, Bicycle Track 3. Area Tanaman dan lapangan rumput 4. Area Komersil berupa penataan tempat makan
4.3 Inventarisasi dan Analisis Lokasi Taman Kota Purwokerto berada di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tapak eksisting merupakan bekas terminal Purwokerto . Tapak terletak ± 5 km dari pusat kota dengan luas tapak adalah 1,8 hektare. Purwokerto adalah ibukota Kabupaten Banyumas yang terletak diantara garis busur timur antara 109
0
14’ dan diantara garis lintang selatan 70 26’, pada
34
ketinggian 3.500 dpl atau berada di belahan selatan garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Banyumas memiliki iklim tropis basah. Suhu udara maksimal 30,90 Celcius, dengan suhu minimal 21,40 Celcius. Suhu rata-rata harian berkisar pada angka 26,50 Celcius. Sepanjang tahun, rata-rata terdapat 116 hari hujan dengan kapasitas 2.527 mm. Lahan bekas Terminal Purwokerto memiliki struktur tanah dan geologi berupa assosiasi tanah latosol coklat dari bahan induk tufa vulkan intermedier. Lokasi tapak pada kota purwokerto dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Lokasi Tapak pada Kota Purwokerto (sumber: www.Banyumaskab.go.id, 2009) Lokasi Taman Kota Purwokerto ini berbatasan dengan Jalan Wahid Hasyim sebelah timur, Jalan Barat Terminat Bus Lama di sebelah barat, di sebelah utara berbatasan dengan Jalan Gerilya, dan di sebelah selatannya dengan Jalan Wahid Hasyim I. Untuk lebih jelasnya batas tapak dapat dilihat pada Gambar 9.
35
TAPAK
UTARA
Gambar 9. Batas Tapak Taman Kota Purwokerto
Total panjang dan lebar terminal masing-masing adalah 153m dan 120m. Kondisi terminal saat ini sudah dalam keadaan kosong, hanya berupa hamparan tanah. Area ini sudah memiliki sistem drainase berupa parit yang berada pada bagian timur dan selatan tapak. Kondisi awal tapak lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11. Kondisi iklim mikro pada tapak tergolong panas. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan sekitar berupa vegetasi eksisting pada tapak yang didominasi oleh rerumputan liar dan sisa-sisa perkerasan bekas jalur jalan terminal. Untuk menciptakan kondisi yang nyaman maka pada desain taman akan didominasi oleh tanaman pepohonan yang disesuaikan konsep vegetasi pada Taman Kota Purwokerto. Selain itu pemilihan tanaman juga akan disesuaikan dengan konsep awal pembuatan taman sebagai paru-paru kota.
36
TAPAK
UTARA
1
2
(1) dan (2) View arah selatan dalam tapak
4
(4) dan (5) View arah timur dan barat dalam tapak
3
(3) View arah utara dalam tapak
5
6
(6) View arah selatan dalam tapak
Gambar 10. View area ke bagian dalam tapak Eks terminal Purwokerto
37
TAPAK TAPAK
UTARA
1
(1) Dan (2) view arah TPS eksisting
4
(3) view arah bundaran
(7) dan (8) view arah utara tapak
6
5
(4) dan (5) view arah bundaran
7
3
2
(6) view arah utara tapak
8
9
(9) view arah selatan tapak
Gambar 11. View area di luar tapak Eks terminal Purwokerto
38
Kondisi iklim mikro pada tapak tergolong panas. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan sekitar berupa vegetasi eksisting pada tapak yang didominasi oleh rerumputan liar dan sisa-sisa perkerasan bekas jalur jalan terminal. Untuk menciptakan kondisi yang nyaman maka pada desain taman akan didominasi oleh tanaman pepohonan yang disesuaikan konsep vegetasi pada Taman Kota Purwokerto. Selain itu pemilihan tanaman juga akan disesuaikan dengan konsep awal pembuatan taman sebagai paru-paru kota. Tata guna lahan di sekitar eks terminal Purwokerto (Gambar 12) sebagian besar diperuntukkan sebagai kawasan pertokoan, kemudian terdapat juga pemukiman penduduk dan kebun milik warga. Selain itu di sekitar tapak terdapat juga mesjid sebagai fasilitas peribadatan masyarakat muslim. Secara keseluruhan letak tapak tergolong strategis, hingga cukup memudahkan jalur akses menuju ke arah tapak. Namun kemudahan jalur akses ini harus dapat diatur dengan baik, agar tidak menimbulkan kemacetan pada kawasan sekitar tapak. Sirkulasi eks terminal (Gambar 12) terdiri dari jalur primer dan jalur sekunder. Jalur primer (warna oranye putus-putus) merupakan jalan utama yang dapat diakses dengan menggunakan berbagai macam kendaraan. Untuk jalur sekunder (warna biru putus-putus) adalah jalur yang hanya mengakomodasi akses warga sekitar. Kendaraan yang dapat masuk pada jalur sekunder adalah kendaraan roda 2, untuk kendaraan roda 4 terbatas pada mobil berukuran kecil (hanya 1 kendaraan). Untuk dimasa yang akan datang akan dilakukan pelebaran jalan pada jalur sekunder hingga dapat menampung jumlah pengunjung pada kawasan taman Kota Purwokerto. Jalur masuk (tanda panah berwarna ungu) pada tapak terdapat 2 pintu yaitu pintu utara dan pintu timur. Dimana kedua pintu tersebut berhubungan langsung dengan jalan utama. Gambar jalur sirkulasi dapat dilihat pada Gambar 12. Aspek sosial ekonomi yang dimiliki oleh tapak saat ini dari segi pengguna didominasi oleh supir-supir truk yang sedang beristirahat pada tapak. Untuk selanjutnya pada tapak Taman Kota Purwokerto ini pengunjung tapak yang utama nantinya adalah masyarakat sekitar dari berbagai golongan dan usia. Oleh karena itu, untuk menarik minat masyarakat akan dibuat desain yang dapat mengakomodasi semua keinginan-keinginan dan harapan dari penggunanya.
39
Selain taman, juga akan dibangun areal perdagangan dan fasilitas penunjang lainnya yang akan menyediakan jumlah pengguna yang cukup besar bagi pengguna taman. Dibuatnya Taman Kota Purwokerto ini diharapkan dapat mengakomodasi semua kebutuhan aktivitas luar ruang di sekitar tapak bagi pengguna tapak.
Sirkulasi primer
Pemukiman
Sirkulasi sekunder
Pertokoan
Jalur masuk tapak Pertokoan
Kebun Warga
Mesjid
TAPAK
Pemukiman
Mesjid Kebun warga Tapak
Pertokoan
UTARA
Gambar 12. Tata Guna Lahan dan Sirkulasi Sekitar tapak
Tapak berada pada kemiringan yang relative datar, namun pada kawasan di tengah tapak terdapat bagian-bagian tertentu yang bergelombang selain itu juga terdapat sisa perkerasan berupa aspal. Pada bagian yang bergelombang dapat menimbulkan genangan air pada tapak saat terjadi hujan. Oleh karena itu pembuatan drainase pada bagian dalam tapak sangat penting untuk memperbaiki kondisi drainase yang kurang baik. Drainase di dalam tapak akan dibuat menuju ke arah saluran drainase di luar tapak. Selain itu topografi tapak yang datar mempermudah dalam pekerjaan tanahnya, namun karena lahan yang digunakan adalah lahan bekas terminal maka perlu dilaksanakan pekerjaan persiapan lahan pada tahap awal konstruksi. Kondisi tapak awal merupakan bekas terminal menyebabkan tidak ada daya terik yang ditinggalkan untuk dipertahankan atau dikembangkan dalam desain. Hal ini mempermudah dalam pengaturan letak dan
40
skala ruang.Kondisi topografi tapak yang bergelombang dapat dilihat dari Gambar 13.
1
1) tapak lebih rendah dari sekitarnya,
2
2) genangan air ditengah tapak ,
4 4) Drainase di sisi barat tapak,
3
3) kondisi tapak relative datar
5 2) Drainase di sisi timur tapak ,
6 3) drainase di sisi utara tapak
Gambar 13. Topografi dan Drainase Tapak
4.4 Konsep Desain 4.4.1 Deskripsi Konsep Konsep
perencanaan
Taman
Kota
Purwokerto
dibuat
dengan
mengedepankan fungsi-fungsi konservatif, edukasi dan rekreasi bagi masyarakat. Fungsi ini, sekaligus menjadi landmark kota yang berjati diri dan terintegrasi dengan lingkungan sekitar. Dari konsep ini akan dihasilkan konsep ruang dan konsep tata hijau.
4.4.2 Konsep Ruang Taman Kota Purwokerto dibagi atas 7 (tujuh) zona yaitu zona penerima, zona pengelola, zona pendidikan, zona rekreasi, zona servis, zona komersial dan zona penyangga. Penjelaskan tentang keterkaitan antara
zona, aktivitas dan
41
fasilitas dalam tapak Taman Kota Purwokerto dapat dilihat pada tabel yang terdapat pada setiap zona yang ada. Zona Penerimaan. Zona penerimaan merupakan area penerimaan pengunjung, zona ini juga dilengkapi dengan area parkir untuk kendaraan pengunjung, dan water feature yang dapat memberikan kesan pertama terhadap kawasan. Taman Kota Purwokerto merupakan kawasan komersil, oleh karena itu taman kota ini dilengkapi loket tiket, untuk menjaga antrian yang tertib maka diberikan railing antrian. Penggunaan bollard dimaksudkan sebagai penghalang kendaraan, hingga kendaraan tidak dapat memasuki kawasan yang memang bebas kendaraan. Untuk menjaga keamanan maka diletakkan Pos jaga agar pengunjung dapat merasa aman
Tabel 4. Program Ruang Zona Penerima NO
RUANG
1
Gerbang Utama
2
Gerbang Sekunder
3
Entry Statement
4
Ruang parkir
FASILITAS - Pintu Gerbang kendaraan - Pintu Gerbang pedestrian - Pos Jaga - Railing antrian - Bollard - Plaza - Toilet Pintu Gerbang kendaraan pedestrian Pos Jaga Railing antrian Bollard Water feature Main signage Lapangan Parkir motor Lapangan Parkir kendaraan Ticket booth
AKTIVITAS - Welcoming - Tiketing - Kontrol pengunjung
- Welcoming - Tiketing - Kontrol pengunjung
- Welcoming - Penandaan area - Parkir Kendaraan
Pada kawasan welcome area diberi vegetasi berupa penutup tanah yang bernilai estetik, baik semak maupun aromatic. Penggunaan tanaman ini dimaksudkan untuk memberikan kesan awal yang menarik bagi pengunjung. Pada area parkir dipergunakan tajuk pohon yang masif atau semi masif. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keteduhan bagi kendaraan pengunjung. Program ruang zona penerimaan dapat dilihat pada Tabel 4.
42
Zona Pengelola. Zona pengelolaan meliputi area kantor pengelola, tempat melakukan monitoring, dan pemeliharaan. Pada zona ini terdapat jalur kendaraan khusus untuk kendaraan pengelola hingga diharapkan dapat membuat pekerjaan pengelolaan dan pemeliharaan menjadi lebih efektif dan efesian. Program ruang zona pengelolaan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Program Ruang Zona Pengelola NO 1
RUANG Ruang Pengelola
FASILITAS - Kantor Pengelola - Jalur kendaraan turfpave
AKTIVITAS - Pengelolaan - Pemeliharaan - Monitoring
Zona Pendidikan. Zona pendidikan adalah area yang dijadikan sebagai tempat transfer informasi, tempat koleksi tanaman langka, pembelajaran lingkungan, pembelajaran lalulintas, repling dan mentoring. Program ruang zona pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Program Ruang Zona Pendidikan NO 1 2
RUANG Ruang display dalam ruangan Ruang display luar ruangan
FASILITAS
AKTIVITAS
- Visitor center
- Transfer informasi
-
- Mengkoleksi tanaman langka dan tanaman lokal (koleksi in situ) - Pembelajaran lingkungan - Pembelajaran berlalu lintas - Repling - Mentoring
Arboretum Jalur interpretasi Taman lalu lintas Papan interpretasi
Zona Rekreasi. Zona rekreasi adalah kawasan tempat mekukan kegiatan berekreasi baik secara aktif maupun pasif. Penggolongan kawasan rekreasi ini berdasarkan usia pengunjung, hingga penggunaan kawasan dapat menjadi lebih efektif. Selain berdasarkan usia pengunjung, terdapat juga kawasan rekreasi yang diperuntukkan untuk umum (semua usia). Pada area ini pengunjung dapat lebih berekspresi terhadapa apa yang ingin mereka lakukan. Program ruang zona rekreasi dapat dilihat pada Tabel 7.
43
Tabel 7. Program Ruang Zona Rekreasi NO 1
RUANG Anak-anak
2
Remaja
3 4 5
Dewasa Manula Umum
-
FASILITAS
AKTIVITAS
Children playground Waterplay Flying Fox Skate Corner Grafitti Wall Fitness corner Reflexology Path Event plaza Lapangan rumput Open stage Jalur sirkulasi pejalan kaki Jalur sirkulasi sepeda
- Bermain
Zona Komersil. Zona komersil
- Bermain - Berkumpul - Olahraga - Relaksasi - Pesta - Piknik - Bird feeding - Pertunjukan musik,drama,dll - Baby sitting - Melukis - Jogging - Bersepeda
merupakan area publik yang mendukung
kenyamanan pengunjung yang berisi beberapa fasilitas dintaranya café, pujasera, dan souvenir. Area ini memberikan fasilitas kepada pengunjung untuk berbelanja atau sekedar duduk bersantai. Program ruang zona komersil dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Program Ruang Zona Komersil NO 1
RUANG Ruang Komersial
FASILITAS -
Kios, Outdoor Cafe Pujasera
AKTIVITAS - Berbelanja - Makan dan Minum
Zona Servis, yaitu merupakan zona pusat utilitas yang ada pada taman kota. Program ruang zona servis dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Program Ruang Zona Servis NO 1
RUANG Ruang Servis
FASILITAS Tempat Penampungan Sementara (TPS) Gardu listrik
AKTIVITAS − Pemeliharaan − Pengelolaan sampah
44
Zona Penyangga, yaitu zona yang berfungsi membentu terjaganya zonazona dalam tapak. Selain itu zona ini juga melindungi bagian dalam tapak. Ruang yang terdapat pada zona penyangga hanyalah ruang pasif dengan fasilitas berupa pagar parimeter. Aktivitas yang dilakukan pada zona ini adalah aktivitas pemeliharaan. Pada konsep taman kota, ruang pada tapak dibagi atas: Entry statement, entertainment stage & plaza, gate, sport area, children play ground area, commercial area, arboretum, parking area, green parimeter, dan TPS. Untuk lebih jelasnya pembagian zona-zona tersebut dapat dilihat pada Gambar 14.
Parking
TPS
Pagar Parimeter Arboretum
Commercial Area
Arboretum
Gate
Commercial Area Children Play Ground
Entertainment Stage & Plaza Commercial Area
Sport Commercial Area Parking
Gate
Parking
Sport
Entry Statement
Pagar Parimeter UTARA
Gambar 14. Konsep Ruang Taman Kota Purwokerto
Secara fungsional, zona-zona dalam Taman Kota Purwokerto akan memiliki hubungan antar ruang. Hubungan fungsional tersebut menggambarkan kedekatan zona satu dengan yang lain. Kedekatan hubungan dalam disain akan ditandai dengan jarak dan letak antar zona atau keberadaan jalur sirkulasi penghubung antar zona sehingga akan didapatkan penempatan zona yang efektif dan efisien. Hubungan antar zona dalam Gambar 15.
taman kota ini dapat dilihat pada
45
F u n g s i T a m a n K o ta
Z ona
F u n g si L a n d m a rk
Z o n a P e n e r im a
F u n g si R e k re a si
Z o n a H ib u r a n
H u b u n g a n A n ta r Z o n a
Z o n a R e k re a si Z o n a O la h r a g a Z o n a K o m e r s ia l Z o n a S e r v is F u n g s i P e n d id ik a n - K o n s e rv a s i
Z o n a P e n d id ik a n
: T id a k a d a h u b u n g a n f u n g s io n a l : H u b u n g a n f u n g s io n a l ta k la n g s u n g : H u b u n g a n f u n g s io n a l la n g s u n g
Gambar 15. Hubungan Antar Zona Taman Kota Purwokerto Fungsi landmark kota ini memiliki satu zona yaitu zona penerima, dengan empat ruang. Ruang-ruang yang terdapat di zona penerima ini adalah ruang gerbang primer dan sekunder, ruang entry statement, ruang visitor centre, ruang pengelola dan ruang parkir. Secara rinci alokasi fasilitas dan daya dukung zona penerima pada Taman Kota Purwokerto dipaparkan pada Lampiran 1. Fungsi Rekreasi ini memiliki lima zona yaitu zona hiburan, zona rekreasi, zona olahraga, zona komersial dan zona servis. Secara rinci alokasi fasilitas dan daya dukung pada area yang berfungsi sebagai rekreasi, Taman Kota Purwokerto dipaparkan pada Lampiran 2. Fungsi pendidikan dan konservasi ini memiliki satu zona yaitu zona pendidikan, dengan dua ruang. Ruang-ruang yang terdapat di zona Pendidikan dan Konservasi ini adalah ruang arboretum dan ruang taman lalu lintas. Secara rinci alokasi fasilitas dan daya dukung zona Pendidikan, Taman Kota Purwokerto dipaparkan pada Lampiran 3.
4.4.3 Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas Sistem sirkulasi penting diperhatikan untuk menghubungkan aktivitasaktivitas yang ada di suatu tapak. Dua hal utama yang harus diperhatikan dalam merancang sistem sirkulasi adalah penyesuaian dan penyusunan terhadap ruang tersedia, dan penyusunan dari suasana dan pemandangan yang akan dinikmati. Sedangkan skala arsitekturalnya tergantung dari kebutuhan pengguna, kapasitas, dan hubungannya terhadap elemen disain pelensgkap lainnya sehingga sistem
46
sirkulasi mempunyai hierarki dalam mendistribusikan volume lalu lintas. Konsep sirkulasi pada taman Kota Purwokerto dapat dilihat pada Gambar 16.
Sirkulasi primer Sirkulasi Sekunder
UTARA
UTARA
Sirkulasi Perimeter
Gambar 16. Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas Taman Kota Purwokerto
Konsep sirkulasi dalam tapak terbagi menjadi 3 hierarki jalur sirkulasi, seperti yang terdapat pada Gambar 16, tentang konsep sirkulasi dan aksesibilitas, yaitu: 1. Sirkulasi Primer Sirkulasi primer di taman ini dimaksudkan sebagai akses atau jalur masuk utama arus pengunjung. 2. Sirkulasi Sekunder Sirkulasi sekunder yang menghubungkan antar kawasan aktifitas satu dengan yang lain. 3. Sirkulasi Perimeter Sirkulasi perimeter ditujukan untuk jalur servis yang mengelilingi tapak. Sistem sirkulasi di dalam tapak dibuat bebas, jadi setiap zona pada tapak dapat saling terhubung dengan zona lainnya. Dan sebagian besar zona terhubung dengan open space. Hal ini dikarenakan fungsi open space sebagai tempat
47
berkumpul dan berekreasi pengunjung. Adapun pembuatan pintu ke dalam taman dimaksudkan agar tercipta ketertiban bagi pengunjung. Arus kegiatan sirkulasi di dalam tapak didominasi oleh pejalan kaki dan pengguna sepeda. Hal ini dikarenakan taman yang dibuat memang dikondisikan bebas kendaraan. Namun tetap disediakan jalur kendaraan untuk pengangkutan bagi kawasan komersil dan pengangkutan pada acara khusus menuju visitor centre.
5.3.4 Konsep Vegetasi Penataan ruang hijau yang tepat sangat menentukan keberhasilan suatu area dalam merepresentasikan fungsinya. Oleh karena itu, penanaman vegetasi pada Taman Kota Purwokerto didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu: a. Fungsi suatu tanaman dalam perancangan. b. Klasifikasi fisik dan hortikultur tanaman yang disesuaikan dengan kondisi ekologis pada tapak. Klasifikasi fisik antara lain bentuk tajuk pohon (Gambar 17).
Tajuk Bulat
Tajuk Oval
Tajuk Memayung
Tajuk Kolumnar
Tajuk Menjurai
Tajuk Piramid
Tajuk Tak Beraturan
Gambar 17. Macam Bentuk Tajuk Pohon
48
Pada area parkir dipergunakan tajuk pohon yang masif atau semi masif. Pemilihan tanaman disesuaikan dengan tema dan konsep yang diambil yaitu taman kota, selain itu faktor iklim dan kondisi tapak juga harus diperhitungkan. Untuk kawasan sekitar bangunan dipergunakan pepohonan dengan tajuk yang bervariasi sesuai dengan fungsinya. Pada kawasan welcome area diberi vegetasi berupa penutup tanah yang bernilai estetik, baik semak maupun aromatic. Penggunaan tanaman ini dimaksudkan untuk memberikan kesan awal yang menarik bagi pengunjung. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keteduhan bagi kendaraan. Komposisi tanaman dapat mendukung karakter taman kota yang dengan kombinasi pola acak, pola organik dan geometrik Penggunaan tanaman pada taman kota, selain berdasarkan fungsi-fungsi yang disebutkan diatas, terdapat juga pemilihan tanaman dengan fungsi-fungsi khusus, seperti: 1. Pelestarian Tanaman Langka (Endangered Plants) Tanaman langka berfungsi selain sebagai tanaman koleksi juga dapat menjadi tanaman yang berfungsi arsitektural maupun estetis. Jenis tanaman yang ideal adalah tanaman langka yang memiliki karakter unik dan memiliki ciri tersendiri. 2. Pelestarian Tanaman Lokal (Indigenous Plants) Pulau Jawa merupakan salah satu penyumbang plasma nutfah tumbuhan penting di Indonesia meski keragamannya tidak begitu meruah. Oleh karena itu, taman kota ini mencoba mengakomodasi penerapan sumber daya hayati dari jenis tanaman lokal yang perlu dilestarikan dalam konsep tata hijau. Kesesuaian dengan iklim setempat dan ketahanan hidup yang tinggi merupakan salah satu nilai lebih penggunaan tanaman lokal dalam desain lanskap. 3. Habitat Burung Lansekap perkantoran merupakan salah satu kontributor lansekap habitat burung yang akan mendukung kelestarian satwa burung nantinya. Fungsi tanaman sebagai habitat burung selain sebagai daerah perlindungan (Protection Area), juga sebagai daerah transisi (Transition Area), dan sebagai daerah koridor (Corridor Area). Jenis tanaman yang ideal yaitu tanaman yang
49
berfungsi sebagai tempat berlindung, bertengger, beristirahat, mencari makan dan tempat untuk berkembang biak.
4.4.5 Konsep Penataan dan Peletakan Site Furniture Peletakan site furniture dapat
membentuk suasana kawasan. Dalam
penempatan fasilitas-fasilitas site furniture haruslah mudah dijangkau dan mudah perawatannya. Berikut beberapa site furniture yang digunakan dalam Taman Kota Purwokerto: 1. Lampu Taman. Pertimbangan dalam merencanakan lampu pejalan kaki adalah penerangan yang tidak menyilaukan mata serta mampu menerangi secara jelas. Tinggi lampu yang umum digunakan adalah 3-5 meter. Jarak peletakan yang baik adalah apabila dapat memberikan pola cahaya bertumpuk atau overlap pada ketinggian 2 meter. 2. Lampu Sorot. Lampu sorot hanya diterapkan pada area khusus, biasanya tempat dilaksanakannya kegiatan dengan intensitas tinggi atau massal seperti arena olahraga, plaza, pada event-event tertentu. 3. Bangku Taman. Bangku taman dirancang sedemikian rupa sesuai dengan standar sehingga ergonomis dan nyaman dengan pengaplikasian material yang tepat. 4. Tempat sampah. Tempat sampah dirancang dengan fungsi ganda yaitu dari segi fungsional sekaligus beraspek pendidikan lingkungan. Dengan pemisahan sampah menjadi sampah organik, non organik dan kertas pengunjung taman kota dididik untuk membuang sampah secara tepat dan mengenalkan konsep reduce-reuse-recycle. 5. Banner. Banner ditempatkan sebagai penanda dan penarik perhatian pada areaarea dengan penekanan dan fungsi khusus. 6. Sculpture. Sculpture dapat berfungsi sebagai penanda lokasi, sebagai elemen estetis seni, ditempatkan di area strategis, pada tempat dengan visibilitas tinggi. 7. Bicycle rack. Fasilitas tempat sepeda diperlukan dengan tersedianya jalur khusus sepeda. 8. Signage. Signage adalah tanda-tanda buatan yang fisiknya terlihat secara visual, berupa gambar petunjuk yang bertujuan untuk memberikan informasi
50
kepada pengguna untuk kemudahan interaksi dengan ruang dan mencapai tujuan pergerakannya. 9. Pagar Perimeter. Perencanaan pagar perimeter sangat penting untuk membatasi area taman dengan area lainnya terutama untuk alasan keamanan. Selain fungsi keamanan pagar perimeter dapat di buat menarik sehingga keberadaannya semakin mendukung tema taman kota. Desain yang dibuat harus menyatu dengan bangunan dan perawatannya mudah. Ketika melakukan proses desain pada suatu kawasan, penting untuk memperhatikan peletakan site furniture, karena peletakan site furniture juga dapat membentuk suasana suatu kawasan. Selain itu, bentuk site furniture juga harus diperhatikan. Bentuk site furniture harus sejalan dengan tema keseluruhan tapak. Hal yang penting dari site furniture ini adalah ukuran. Ukuran dari site furniture yang digunakan harus sesuai dengan ukuran penggunanya (ergonomis). Karena hal ini akan mempengaruhi kenyamanan pengguna tapak dan memudahan dalam perawatan fisiknya.
4.4.6 Konsep Utilitas Elemen yang termasuk dalam utilitas meliputi drainase, hidran, boks kabel telepon, listrik, penutup saluran bawah, kisi penutup pohon dan lain-lain. Secara ideal jalur pejalan kaki seharusnya relatif bebas dari penutupan utilitas. Jika tidak memungkinkan, penutup utilitas dapat dimasukkan sebagai bagian dari pola lantai keseluruhan. Peletakan utilitas dapat dilakukan pada daerah tepi jalan dan dapat diletakkan di atas maupun di bawah tanah dengan alasan keamanan dan keindahan. Beberapa utilitas yang biasanya terdapat pada tapak adalah: 1. Utilitas drainase pada tapak di bagi menjadi drainase terbuka dan drainase tertutup. Pertimbangan pemilihan jenis drainase didasari dengan referensi penggunaan lahan pada tapak. Drainase tertutup di tempatkan pada bagian perkerasan seperti pada plaza atau jalur pejalan kaki (trotoar). Untuk area terbuka tanpa perkerasan, drainase yang di pilih adalah drainase terbuka. 2. Jalur kabel bawah tanah 3. Jalur irigasi. Jalur irigasi terdiri dari beberapa perlengkapan, seperti: Water tap, pipa saluran irigasi, Valve box, Sprinkler, dll.
51
4. Jalur telepon 5. Sumur resapan
4.5 Final Design Gambar Final design adalah gambar terakhir yang telah disepakati oleh klien dan konsultan. Untuk selanjutnya proses pekerjaan akan berlanjut pada tahap tender.Gambar final adalah gambar yang telah ditentukan, meliputi: 1. Gambar Plan, yang meliputi gambar denah lanskap (L-P1-101), gambar denah level dan grading (L-P1-102), gambar denah dimensi dan material (L-P1-103), gambar denah titik lampu (L-P1-104), gambar denah drainase dan irigasi (LP1-105), gambar denah penanaman pohon (L-P1-106). 2. Gambar Section, merupakan gambar potongan tampak. Untuk kawasan Taman Kota Purwokerto ini terdiri atas 13 potongan. Gambar potongan 1 dan 2 memotong area pedestrian, untuk gambar 3 menampakkan potongan taman pada Entry Statement menghadap ke arah barat daya. Gambar potongan 4 dan 5 merupakan gambar potongan pada kawasan welcome area. Gambar potongan 6 dan 7 merupakan gambar potongan yang memotong area parkir yang terletak di selatan dan barat area taman. Gambar potongan 8 dan 9 merupakan potongan pada kawasan arboretrum dan entertainment stage. Gambar potongan 10 memotong kawasan plaza, sedangkan gambar potongan 11 memotong area komersil yang terletak di sebelah selatan taman. Gambar potongan 12 memotong kawasan pedestrian pada tengah taman dan gambar potongan 13 memotong kawasan arboretum pada tapak. Keseluruhan gambar potongan ini memberikan informasi mengenai elevasi dan level tapak yang diperlukan sebagai referensi untuk konstruksi. 3. Gambar detil, merupakan gambar konstruksi dari elemen-elemen yang digunakan pada tapak. Pada gambar detil dapat diketahui informasi mengenai bahan yang digunakan dimensi serta menjadi acuan dalam penyusunan RAB dan BOQ. Gambar detil yang dibuat mencakup detil water fature & signage, rumah pompa, low wall, bollard, plaza, pedestrian & track, tree pit, tangga, ramp, dan pujasera, lampu, gerbang, pagar, gerbang TPS dan rumah trafo, pos jaga dan tiket, serta drainase dan irigasi.
52
4.5.1 Detail Development Progress-Layout Plan Tahap ini adalah tahap penggambaran secara rinci dari Concept Development. Gambar Detail Development terdiri dari gambar, Lighting Plan, Detail Construction Planting Plan. Dapat dilihat pada gambar L-P1-101 denah lansekap, aksesibilitas menuju tapak dapat melalui dua jalur, jalur utama yang ditentukan berdasarkan posisinya yang dekat jalan raya, sehingga dapat dipastikan pengguna akan banyak menggunakan jalur ini dan jalur pendukung untuk memfasilitasi pengguna yang bermukim di sebelah utara. Jalur utama menuju taman ini pun dirancang tidak berada pada jalur utama karena dapat menimbulkan kemacetan saat tapak dipenuhi pengunjung. Jalan menuju pintu utama dilakukan pelebaran menjadi 6 meter. Pelebaran jalan ini dimaksudkan untu mempermudah akses kendaraan menuju pintu utama taman. Disekitar pintu gerbang masuk juga disediakan lahan parkir kendaraan. Aktivitas utama jalur masuk utama ini sebagai tempat keluar masuknya pengguna taman, sedangkan pada jalur pintu masuk kedua dikhususkan bagi keluar masuknya kendaraan fasilitas yang mengangkut barang-barang pujasera, dll. Jalur sirkulasi di dalam tapak dibagi atas pedestrian pejalan kaki, bicycle track dan jogging track. Untuk jalur jogging track dan bicyle track di letakkan bersebelahan. Jalur ini memiliki pola mengelilingi tapak, untuk menghilangkan kesan monoton jalur dibuat berkelok-kelok. Jalur pedestrian dibuat lebih berkelok dan terpisah dari dua jalur yang lain. Pola jalur pedestrian dibuat lebih panjang agar pengunjung dapat lebih mengeksplore setiap bagian pada taman. Selain itu bentuk pola sirkulasi yang berliku memberikan kesan petualangan bagi pengunjung karena tujuan akhir yang tidak terlihat. Dari gerbang utama terdapat plaza yang langsung menghubungkan ke arah open space. Untuk memperkuat kesan mengarahkan maka diberi tanaman yang berjajar sepanjang plaza. Plaza ini menggunakan material penutup berupa coral sikat pancawarna, coral sikat grey dan batu purwokerto. Pengunaan variasi material ini untuk memecah kemonotonan pada plaza. Pada sisi plaza ditanam pohon ornamental berbunga (Bauhinia blakeana ) sebagai pengarah menuju open space. Open space yang terdapat di tengah taman dikelilingi oleh plaza yang
53
berbentuk oval. Plaza ini menggunakan material penutup berupa paving block warna abu-abu muda dengan pola herring bone yang dipadukan dengan batu purwokerto. Penggunaan material batu purwokerto merupakan pengulangan material dari plaza yang lainnya hingga terdapat kesatuan dari pola desain taman namun tetap bervariasi hingga menghindarkan dari kebosanan dan kemonotonan . Pujasera yang disediakan sebagai fasilitas penunjang pada taman menggunakan perkerasan yang permanent namun bangunan pujasera merupakan tenda kerucut yang dapat diganti setiap beberapa bulan. Bangunan tenda ini untuk memberikan kesan unik dan modern. Selain penggunaan tenda kerucut juga digunakan sunbrella sebagai tempat bersantai dan menunggu pesanan makanan dari pujasera. Pada bagian luar taman disediakan tempat parkir kendaraan. Tempat parkir ini dibagi berdasarkan jenis kendaraan yang akan parkir. Pada bagian timur tardapat parkir untuk kendaraan besar seperti bus, atau minibus. Selain itu juga terdapat tempat parkir untuk mobil. Pada bagian selatan tempat parkir yang disediakan khusus untuk kendaraan roda 4 berukuran standar (sedan, jeep,van, dll). Tempat parkir kendaraan roda 2 disediakan pada bagian barat taman. Selain itu juga terdapat tempat khusus parkir kendaran pengangkut sampah yang terpisah dari tempat parkir. Pada gambar L-P1-102 denah level dan grading, kita dapat mengetahui ketinggian tapak. Pada gambar ini terdapat beberapa singkatan, diantaranya adalah: FFL (Finish Floor Level), menunjukkan ketinggian perkerasan; FGL (Finish Ground Level), menujukkan letak ketinggian ground/tanah; TOR (Top Of Railing), menunjukan ketinggian dari pagar pembatas kawasan/tapak; TOS (Top Of Signage), menunjukkan ketinggian dari signage yang dibuat; TOW (Top Of Wall), menunjukkan tinggi bagian paling atas dari perkerasan tembok; dan WL (Water Level) menunjukkan level ketinggian permukaan air dibandingkan dengan permukaan tanah. Secara umum dilihat dari level permukaannya, kawasan Taman Kota Purwokerto memiliki bentuk permukaan yang relatif datar. Hal ini memudahkan dalam peletakan fasilitas yang diinginkan. Namun kawasan dengan permukaan
54
yang datar harus didesain dengan menarik agar tidak menimbulkan kebosanan akibat kemonotonan level lahan. Gambar L-P1-103 denah dimensi dan material menunjukkan jenis material yang digunakan pada Taman Kota Purwokerto ini. Material yang digunakan cukup beragam, namun jenis material yang digunakan antara satu dan yang lainnya masih menyatu hingga tetap unity. Selain itu juga dilakukan pengulangan penggunaan meterial yang ada hingga pada kawasan tapak antara satu bagian dengan bagian yang lain masih tetap terasa kesatuannya. Pemilihan jenis material juga dilihat dari potensi masyarakat lokal. Hingga ada bagian-bagian tertentu yang menggunakan material lokal hingga dapat dijadikan suatu ciri khas dari tapak ini.
4.5.2 Detail Development Progress – Lighting Plan Lampu disepanjang pedestrian harus memiliki radius sebaran cahaya yang cukup untuk menerangi lingkungan sekitar (Harris dan Dines, 1988). Gambar rencana cahaya (Gambar L-P1-104) adalah gambar informasi titik-titik peletakkan lampu pada taman. Jarak antar titik lampu adalah ± 10000mm, yang merupakan jarak yang dapat dicakup radius sebaran cahaya untuk menerangi lingkungan sekitar secara tak terputus, sehingga aman bagi pengguna taman di malam hari, terutama di area yang masih memiliki aktivitas pada malam hari.
4.5.3 Detail Development Progress - Detail Construction Sebuah detail dapat memperlihatkan penampilan visual yang menarik mengenai bagaimana sebuah elemen dapat diselesaikan dan dibangun dengan melengkapi lambang-lambang setiap material yang dipergunakan, tetapi tetap saja dibutuhkan tambahan petunjuk untuk para kontraktor. Dimensi untuk garis dan gambar dapat menunjukkan informasi tercepat mengenai seluruh jarak ataupun ukuran tanpa usaha kontraktor untuk memperhatikan skala yang tertera sebagai informasi pendukung (Walker, 1996). 1. Typical Main Signage dan Water Feature Main signage adalah salah satu elemen utama dalam desain. Karena signage akan menjadi salah satu penciri sebuah kawasan. Dapat juga dikatakan bahwa keberadaan signage ini di maksudkan untuk menandai suatu kawasan.
55
Dalam Proyek Taman Kota Purwokerto ini keberadaan signage berperan sebagai penanda kawasan taman. Adapun Water feature merupakan salah satu atraksi tambahan berupa permainan air. Pemberian water feature ini dapat memberikan kesan menarik dan menghindarkan dari kesan bosan. Pembuatan signage (gambar L-P1-301) ini berupa tulisan Taman Kota Purwokerto, yang dibuat dengan menggunakan bahan plat alumunium dengan finishing powder coating putih. Ukuran huruf adalah tinggi 1300 mm dan tebal 75 mm. Untuk menambah nilai estetika pada malam hari, maka diberikan efek cahaya dengan cara menambahkan burried light. Hal ini membuat signage tidak hanya dapat dinikmati pada siang hari namun juga tampak indah pada malam hari. Susunan material pembentuk signage ini adalah tanah yang dipadatkan setebal 200mm, agregat B setebal 200mm, rabat beton setebal 300mm, kemudian ring balok setebal 200mm. Pada bagian ring balok ini ditanamkan buried light yang difinishing dengan menggunakan plester dan cat tembok mowilex Pebble BS 00 A 01. Water fature yang dibuat berupa semburan air ini memiliki susunan pembentuk yang serupa dengan susunan pembentuk pada main signage. Hanya saja terdapat beberapa tambahan seperti adanya plastik cor yang diletakkan diantara agregar B dan rabat beton. Peletakan plastik cor ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kebocoran air atau rembesan air. Selain itu juga terdapat pipa yang menghubungan antara nozzle dan drain inlet dengan rumah pompa. Ketebalan rabat beton yang digunakan juga hanya berukuran 150mm. Agar air mengalir dengan lancar kearah drain inlet maka dibuat kemiringan permukaan water fature sebesar 2%. 2. Typical Rumah Pompa dan Artificial Wall Pumah pompa adalah tempat meletakkan pompa yang mendorong air pada water feture yang terdapat didepan taman (gambar L-P1-302). Rumah pompa ini di letakkan dibawah level tanah, hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu view pengunjung taman. Bagian atas rumah pompa diberi open stage. Untuk menutupi pandangan ke arah tangga yang menuju rumah pompa, maka di beri tembok artifisial setinggi 2 m di salah satu sisi open stage.
56
Artificial wall adalah dinding buatan yang digunakan sebagai hiasan, Dinding ini memiliki ketebalan 300 mm dengan tinggi 2000mm, pada Proyek Taman Kota Purwokerto dinding ini tidak hanya sebagai hiasan tetapi juga berfungsi untuk menutupi pandangan pengunjung kearah tangga menuju rumah pompa. Adapun material pembentuk dinding ini adalah slab beton setebal 200 mm kemudian sloof beton setebal 200mm, dinding terbuat dari pasangan bata yang pada bagian luarnya dilapisi spesi setebal 30mm kemudian untuk finishing menggunakan plester halus dan cat tembok mowilex pebble BS 00 A 01 ( gambar gambar L-P2-304). 3. Typical Low Wall Typical Low wall yang digunakan di Taman Kota Purwokerto ini adalah beton dengan finishing berupa plester halus dan cat tembok. Low wall ini berukuran lebar 230 mm, dan berfungsi sebagai aksen, tempat duduk serta tempat peletakan lampu jenis TL light. Lokasi Low wall ini dapat dilihat pada gambar LP1-303. Low wall ini menggunakan material pembentuk berupa tanah padat setebal 150 mm yang dilapisi oleh pasir dengan ketebalan 50 mm, kemudian dibuat pondasi batu kali dengan ketebalan 300 mm. Jarak batas atas pondasi dengan level tanah adalah 100 mm, kemudian digunakan pasangan bata pada low wall setinggi 430 mm. Sebagai penutup bata digunakan beton dengan ketebalan 100 mm dan plaster halus setebal 20 mm untuk finishing menggunakan cat tembok mowilex Pebble BS 00 A01. Ukuran beton penutup dibuat lebih lebar dari ukuran low wall hingga tepat dibawah beton dapat diletakkan lampu jenis TL. 4. Typical Bollard Details Bollard merupakan sebuah system pengamanan untuk area /kawasan parkir. Namun pada Taman Kota Purwokerto bollard digunakan sebagai aksen penghias tapak. Bollard ini berukuran 600x600 mm dengan ketinggian 400 mm dari permukaan tanah. Material pembentuk bollard adalah tanah yang dipadatkan setebal 150mm, kemudian ditimbun dengan pasir padat setebal 50mm, diatas pasir padat diletakkan fondasi dari bahan batu bata setebal 300mm. Untuk badan bollard sendiri menggunakan pasangan bata merah. Pasangan bata merah ini mulai diletakkan pada kedalaman 150mm dari permukaan tanah. Pada bagian bata
57
yang berbatasan dengan tanah diberi Sealer Joint untuk menjaga bentukan bollard. Bollard ini kemudian menggunakan finishing berupa plester halus yang di cat eksterior warna hitam (gambar L-P1-304) 5. Typical Plaza Taman Kota Purwokerto menggunakan plaza sebagai area entertainment stage. Selain itu plaza juga dipadukan dengan lawn area untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial. Dalam taman kota purwokerto terdapat beberapa tipe plaza, yaitu: Tipikal plaza oval, tipikal plaza batu purwokerto, tipikal plaza koral sikat, tipikal plaza pintu 1, tipikal plaza pintu 2, dan jalan service. Beragam jenis plaza ini dikarenakan adanya perbedaan pada penggunaan material pada permukaan plaza, dan pola perkerasan (gambar L-P1-305). Pada tipikal plaza oval, material yang digunakan adalah paving block berwarna abu-abu muda dengan ukuran 210x105x80mm yang disusun dengan pola hearringbone. Material pembentuknya adalah tanah yang dipadatkan, agregat A setebal 150mm, agregat B setebal 120mm, dan abu batu setebal 50mm kemudian diletakkan paving block, untuk jarak antar paving block adalah 11mm. Tipikal plaza batu purwokerto menggunakan bahan dasar berupa batu purwokerto yang disusun sejajar dengan jarak cukup lebar yang kemudian pada jarak antar batu diberi rumput. Batu purwokerto yang digunakan berukuran 100x100mm, dengan naad 20-25mm. Material penyusun tipikal ini adalah: tanah yang dipadatkan, geotextile, pasir padat setebal 50mm, kemudian diletakkan batu purwokerto yang disusun dengan jarak antar batu adalah 22mm. Pada jarak antar batu diberi pasir hingga sejajar dengan batu kemudian ditanami rumput sebagai penyerap air. Tipikal plaza koral sikat merupakan plaza yang membentang dari gerbang pintu 1 sampai plaza oval. Plaza ini menggunakan gabungan beberapa perkerasan, namun jenis perkerasan yang digunakan masih menyatu dengan perkerasan yang digunakan plaza lain pada tapak hingga dapat dirasakan kondisi yang unity. Perkerasan koral sikat pearl gray dengan diameter 3-5mm digunakan pada sisi kiri dan kanan plaza koral sikat selebar 1600mm. Kemudian pada bagian tengah menggunakan koral sikat panca warna diameter 3-5mm selebar 4800mm. Batu purwokerto diletakkan sepanjang 600mm setiap penggunaan koral sikat sepanjang
58
3400mm. Ukuran lebar plaza ini adalah 8000mm dengan panjang 61884mm. Pada bagian kiri dan kanan plaza diletakkan tree pit berukuran 1000x1000mm. Antara koral sikat pearl gray dan koral sikat panca warna terdapat tali air berukuran 10mm. Material penbentuk tipikal plaza ini adalah tanah padat, agregat B setebal 200mm, setelah diletakkan plastik cor diatas agregat B kemudian ditutup dengan rabat beton setebal 80mm dengan M4-150. Kemudian rabat beton dilapisi spesi setebal 20mm, setelah spesi maka diletakkan koral sikat. Tipikal plaza pintu 1 dan pintu 2 memiliki kesamaan pola bentukan perkerasan. Pola yang digunakan adalah pola kipas, dengan material penutup permukaan adalah paving block K250 warna merah dengan ukuran 118x128mm, 118x105mm, 118x118mm, 118x58mm, dengan diameter 110mm dan tebal 65mm (paving ini adalah paving pembentuk pola kipas), dan paving block K250 warna abu-abu tua dengan ukuran 105x105x60mm. Paving abu-abu tua digunakan sebagai pembatas antar paving pola kipas, pemerian paving ini sepanjang 200mm setiap penggunaan pola kipas sepanjang 2000mm. Tipikal plaza service merupakan plaza yang digunakan sebagai jalur kendaraan service. Jalur ini menghubungkan antara gerbang 2 dengan bangunan service center. Tipikal plaza ini menggunakan perkerasan berupa paving block dengan 2 pola yaitu pola runningbond dan pola hearringbone. Ukuran jenis paving yang digunakan adalah sama yaitu 210x105x80mm dengan warna abu-abu muda. Pada sisi kiri dan kanan plaza diberi kanstin (balok penahan permukaan plaza agar tidak bergeser). Untuk ukuran kanstin yang digunakan adalah 200mm, dengan material pembentuknya adalah lapisan pasir padat setebal 50mm, kemudian base beton setebal 100mm, setelah itu diletakkan kanstin. Plaza ini memiliki kemiringan 2% ke arah kanstin. 6. Typical Pedestrian dan Track Perkerasan permukaan yang baku memiliki banyak variasi dan penerapanpenerapannya. Pemilihan bahan akhir ditentukan oleh kegunaan perkerasan, pemeliharaan yang dibutuhkan serta kualitas visualnya (Laurie, 1986). Jalur sirkulasi di dalam taman (gambar L-P1-306) dibagi atas pedestrian pejalan kaki, bicycle track dan jogging track. Pembagian ini berdasarkan kegunaan dan kepentingan pengguna, hal ini dilakukan untuk meningkatkan
59
kenyamanan pengguna pedestrian, yaitu
dengan
mengurangi kemungkinan
terjadinya singgungan / tabrakan antara pengguna pedestrian & pengguna track. Pada jalur jogging, bicycle, dan pedestrian memiliki material penutup yang sama yaitu rabat beton floor harderner berwarna abu-abu discoring l = 5mm tiap 2000 mm. Material pembentuknya adalah agregat B setebal 200 mm, plastic cor, dan rabat beton setebal 100 mm dengan floor harderner. Plastik cor dletakkan diantara agregat B dan rabat beton. Peletakan rabat beton adalah 50mm dibawah tanah, hingga rabat beton yang terlihat pada permukaan tanah adalah setebal 5 mm. Setiap 2000mm dibuat tali air sebagai tempat mengalirnya air dengan ukuran 5 mm. Terdapat pula pedestrian parimeter di sekeliling taman, sebagai tempat pejalan kaki. Pedestrian ini menggunakan cover paving blok pola kipas dengan ketabalan 65mm. Paving block ini memiliki variasi 2 warna, merah pada bagian tengah dan abu-abu tua pada bagian pinggirnya. Fungsi lain dari pedestrian ini adalah menutupi drainase yang ada pada tapak. Material pembentuk pedestrian ini adalah agregat B setebal 200mm, pasir yang dipadatkan setebal 55mm, kemudian paving block. Pedestrian yang berbatasan dengan jalan diberi kanstin yang sejajar dengan pedestrian dengan ketinggian 190mm dari permukaan jalan. Kemudian pedestrian yang berbatasan dengan tanah diberi expansion joint agar terhindar dari pergeseran. 7. Typical Tree Pit Pada Taman Kota Purwokerto menggunakan dua tipikal tree pit. Tree pit ini memiliki kegunaan yaitu sebagai bak tanaman pada kawasan plaza. Lokasi kedua planter seat ini dapat dilihat pada gambar L-P1-307. Pada tree pit tipikal 1 berbentuk persegi dengan ukuran 1000x1000mm. Tree pit ini dikelilingi oleh beton jepit dengan ketebalan 100mm dan kedalaman beton jepit adalah 500mm dari permukaan tanah. Tree pit tipikal 2 dibagi atas 2 jenis. Tree pit tipikal 2 jenis 1 berbentuk lingkaran dengan diameter 1500mm. Pada sekeliling tree pit diberi beton jepit setebal 100mm yang diletakkan di dalan tanah dengan kedalaman 500mm dari permukaan tanah. Pada tree pit tipikal 2 jenis 2, perbedaan hanya pada ukuran diameter tree pit yaitu 1100mm dengan dikelilingi oleh beton jepit berukuran 100 mm yang diletakkan di dalam tanah
60
sedalam 500 mm. Perbedaan jenis tree pit dibagi berdasarkan pada bentuk dan ukuran tree pit. 8. Typical Steps Details Pencapaian pejalan kaki dari satu bidang horizontal menuju bidang horizontal lain yang lebih tinggi atau lebih rendah dapat diwujudkan dengan menggunakan tangga atau ramp. Menurut Booth (1983), dalam mendisain tangga, terdapat beberapa bagian yang harus diketahui dan digunakan yakni, step, riser, landing, dan platform. Step adalah bidang horizontal tempat pijakan kaki, riser adalah bagian vertikal dari tangga, landing adalah level area diantara dua seri tangga, dengan luasan lebih lebar dari step dan platform adalah bidang horizontal yang dihubungkan dengan tangga. Tangga (gambar L-P1-308) yang digunakan menggunakan meterial rabat beton dengan ketebalan 100 mm , wiremash M4 dengan floor hardener warna abu-abu. Pada penghubung antara area perkerasan pujasera dan tangga digunakan beton jepit dengan ketebalan 100mm. Ukuran step pada tangga adalah 300mm dan riser pada tangga adalah 150mm. Selain itu terdapat juga perkerasan untuk pujasera, yang juga bermaterialkan rabat beton dengan ketebalan 100 mm , wiremash M4 dengan floor hardener warna abu-abu. 9. Typical Lights Details Penggunaan lampu dalam taman tidak hanya dijadikan sebagai penerang. Sistem pencahayaan yang dirancang dengan baik dapat menunjukkan kesan dramatis dan menimbulkan kontras ditengah redupnya malam. Penggabungan pencahayaan ornamental dan fungsional dengan baik sangat penting dilakukan agar taman dapat didayagunakan lebih optimal.(Raine Jhon, 2005). Penggunaan jenis lampu yang digunakan dalam pencahayaan Taman Kota Purwokerto (gambar L-P1-309) terdiri atas beberapa jenis yaitu: Garden Light, Pole Light dengan banner, Stadion Light, Pipa sparing diameter 50mm, Up light, dan Lampu TL (tube light). Beragam jenis lampu yang digunakan ini bergantung pada penempatan lampu ditaman dan fungsi penerang itu senediri.
61
Lampu taman yang digunakan memiliki ketinggian sekitar 3800mm dengan bagian kepala memiliki kepala lampu bega (gambar L-P2-316). Kepala lampu ini berfungsi sebagai pemantul cahaya lampu, agar cahaya lampu lebih tersebar ke bawah. Bagian tiang lampu menggunakan CHS berdiameter 3” dengan finishing Powder coating black matte, namun 700mm dari permukaan tanah menggunakan CHS dengan diameter 5”. Tiang ditahan dengan plat besi setebal 6mm yang diikat dengan 4 nos angkur baut berdiameter 13mm. Adapun pondasi lampu taman menggunakan pondasi beton bertulang dengan kedalaman 1000mm dari permukaan tanah. Ukuran diameter tulangan pada pondasi adalah 10mm dan ukuran diameter sengkangan 8-150. Lampu stadion digunakan pada kawasan open space. Lampu stadion ini diletakkan sekeliling open space sebanyak 4 buah lampu. Masing-masing tiang lampu terdiri atas 4 buah lampu. Tiang lampu menggunakan bahan Galvanized conical colom dengan finishing cat hitam. Tinggi tiang lampu adalah 7000mm. Lampu stadion ini ditahan dengan menggunakan plat besi yang ditahan dengan 4 buah baut angkur yang langsung mengikat pada pondasi beton yang digunakan. Pondasi beton yang dibuat agar dapat menahan lampu stadion ini memiliki ketebalan 800mm, yang berada di bawah permukaan tanah (gambar L-P1-309). Lampu banner menggunakan lampu 150 W dengan jenis Singel Fitting 550mm. Lampu diletakkan diatas banner dengan jarak 500mm. Tiang menggunakan galvarize conical colomn dengan finishing cat hitam. Sama seperti detil lampu yang lainnya detil lampu banner juga menggunakan pondasi beton dengan ketinggian 800mm di bawah permukaan tanah. Lampu burried yang diletakkan untuk menerangi signage secara up light adalah lampu dengan spesifikasi burried light Artolite Tipe AGL MD 2079 L-A MR 16 (gambar L-P1-309). Lampu ini diletakkan untuk menerangi signage di bagian depan taman pada malam hari. Selain itu pemberian cahaya dengan menggunakan lampu yang ditanam akan memberikan efek khusus berupa kesan dramatis yang dapat memberikan efek kemunculan objek diantara latar belakang yang gelap atau kurang terang.
62
10. Typical Gerbang 1 & 2, pagar & fondasi pagar Pagar merupakan salah satu pembatas kawasan. Pembatas pada suatu kawasan dapat berupa pagar masif dan pagar transparan. Pagar yang digunakan paada Taman Kota Purwokerto ini (gambar L-P1-310) adalah pagar transparan hingga tidak berkesan terlalu tertutup dan masif. Pagar dibuat dengan menggunakan bahan besi RHS (Rectangular Hollow Stell) dengan finishing berupa cat berwarna hitam. Sistem bukaan yang digunakan pada gerbang 1 adalah dengan menggunakan roda yang terpasang pada rel roda., hingga mempermudah dalam sistem membuka dan menutup gerbang. Sedangkan pada gerbang 2 tidak menggunakan roda dan rel roda. Untuk menahan gerbang terdapat kolom dengan ukuran 400x400x2500mm. Kolom terbuat dari pasangan bata dengan finishing plaster halus dan cat warna abu-abu muda (Mowilex Pearl Gray E099). Namun pada setiap sisinya terdapat kolom beton berukuran 100x100mm, kolom beton ini menggunakan tulangan besi dengan diameter 4-ø12mm. Pada bagian atas kolom digunakan ring balok beton dengan ketebalan 80mm, dengan diameter 8-100mm. Untuk pondasi kolom menggunakan pondasi batu kali terdiri atas pasir padat setebal 100mm, kemudian diletakkan batu kali dengan ketebalan 100mm, hingga total kedalaman pondasi untuk kolom ini adalah setebal 800mm. Pembangunan pagar ini menggunakan susunan material yaitu pasir yang dipadatkan setebal 50mm, pondasi batu kali setebal 800mm, diatas pondasi diletakkan sloof beton berukuran 300x300mm, diatas sloof adalah pasangan bata, kemudian diletakkan pagar (gambar L-P1-310 lembar ke-4). 11. Typical Surface Drainage Menurut de Chiara (1990), sistem drainase bawah permukaan maupun permukaan harus diadakan secara memadai untuk mengumpulkan dan menyalurkan air hujan dan air bawah permukaan. Drainase harus dirancang agar mampu menampung limpasan air hujan yang dihitung berdasarkan kondisi kekuatan batas pembangunan tapak yang menyebabkan limpasan tersebut dimasa mendatang maupun daerah drainase di luar tapak. Drainase yang digunakan pada Taman Kota Purwokerto, terdiri atas beberapa jenis. Untuk drainase yang terdapat pada bagian luar tapak merupakan drainase eksisting. Hanya saja pada mulanya drainase ini merupakan drainase
63
yang terbuka, kemudian didesain ulang hingga drainase ini menjadi tertutup. Pada bagian atas diberi perkerasan hingga dapat juga berfungsi sebagai pedestrian. Pada bagian-bagian tertentu terdapat Manhole cover berukuran 1200x1200mm. Manhole cover dibuat dengan bahan berupa beton cetak tulangan dengan diameter 8mm. Manhole cover ini berfungsi sebagai penutup berlubang untuk memudahkan pengecekan kelancaran air drainase pada inlet drain yang terletak di samping manhole cover. Manhole cover juga merupakan jalan masuk bagi pekerja jika dilakukan perbaikan/pembersihan pada saluran drainase (gambar L-P1-311). Pada saluran inlet drain dipasang pipa dengan diameter 4”menuju ke dalam saluran drainase berupa pipa beton dengan diameter 800mm (V.C Pipa 800 ex boral).
4.5.4 Detail Development Progress – Planting Plan Proses desain membantu arsitek lanskap untuk mencapai desain tapak total yang secara keseluruhan memanfaatkan seluruh elemen disain untuk memenuhi kebutuhan proyek seefisien dan seestetis mungkin. Setiap tanaman yang ditanam juga harua memiliki tujuan khusus. Tanaman dipilih sebagai alternatif terbaik terhadap kondisi lingkungan yang ada. Desain penanaman terbaik didapatkan dengan memadukan ilmu pengetahuan dan seni yang pada akhirnya desain lanskap yang baik didapatkan apabila pengguna atau pengunjung merasa nyaman berada di dalamnya dan jika ruang tersebut dapat digunakan seperti yang diinginkan (Simond, 1983). Tanaman memiliki peran penting dalam desain, karena memberi bentuk dan kualitas pada sebuah rancangan. Tanaman yang ada jika dipergunakan secara teratur dan volumetris maka dapat membentuk susunan ruang yang efektif dan bentuk-bentuk arsitektural serta menambah warna pada lingkungan dan menghasilkan bayangan. Secara garis besar tanaman dibagi atas tiga katagori utama: pohon, semak, dan groundcover. Planting plan pada Taman Kota Purwokerto ini sebagian besar didominasi oleh tanaman pepohonan. Hal ini mengacu pada konsep vegetasi awal yang digunakan pada pembuatan taman yaitu sebagai kawasan edukasi dan konservasi tanaman botani. Hingga beragam jenis
64
pohon yang digunakan pada umumnya adalah tanaman asli indonesi yang beberapa diantaranya merupakan tanaman yang tergolong tanaman langka. Pada gambar L-P1-106 dapat dilihat beragam jenis pepohonan yang digunakan pada Taman Kota Purwokerto. Jenis pepohonan tersebut antara lain: Antidesma bunius, Azadiracha indica, Bauhinea Blakeana, Baccaurea racemosa, Cocos capitata, Dalbergia latifolia, Diospyros philippinensis, Delonix regia, Eugenia jambos, Eusideroxylon zwageri, Ficus elastica var yellow, Fragarea fragrans, Mimusops elengi, Manilkara kauki, Mangifera odorata, Pinus mercusii, Stelechocarpus burahol, Samanea saman, dan Tabebuia argentea. Jenis-jenis semak yang terdapat pada taman kota purwokerto belum ditentukan pada paket pertama ini. Pemilihan semak yang akan digunakan pada Taman Kota Purwokerto ini akan dilakukan dengan penunjukan langsung di lapangan oleh konseptor. Beberapa jenis tanaman langka yang digunakan pada Taman Kota Purwokerto yaitu: Antidesma bunius (buni), Azadiracha indica (mimba), Baccaurea racemosa (menteng), Dalbergia latifolia (sonekeling), Diospyros philippinensis (bisbul), Eusideroxylon zwageri (kayu besi), Fragarea fragrans (tembusu), Manilkara kauki (sawo kecik), Mangifera odorata (kweni), dan Stelechocarpus burahol (kepel) Kesan formal dapat dirasakan pada jalur masuk ke taman yang menuju ke arah open space, dimana Bauhinia blakeana ditanam berjajar membentuk kolom yang mengarahkan pengguna masuk kedalam open space. Selain sebagai tanaman pengarah Bauhinea blakeana juga sebagai tanaman aksen (penghias) yang memberikan warna tersendiri pada tapak dari bunga yang dihasilkannya. Selanjutnya pada bagian open space yang lain juga terdapat tanaman yang di tanam secara berjajar dan membentuk kolom, namun pada kawasan ini, maksud dari penanaman tersebut bukan untuk mengarahkan melainkan sebagai tanaman aksen dan peneduh. Tanaman yang digunakan adalah Cocos capitata dan Tabebuia argentea. Ketiga jenis tanaman ini ditanam dalam tree pit yang berada di sekitar plaza. Maksud lain dari pemberian tanaman di sekitar plaza adalah sebagai penghalus dari perkerasan yang ada dan juga menciptakan keseimbangan. Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna (daun, batang dan bunga), bentuk fisik tanaman (batang, percabangan, tajuk), tekstur
65
tanaman, skala tanaman dan komposisi tanaman yang berada disekitarnya memiliki fungsi estetik. Tanaman Cocos capitata juga berfungsi sebagai tanaman estetik yang formal. Samanea saman dengan tajuk lebarnya dapat mengendalikan iklim mikro dan menyaring sinar matahari yang masuk ke taman hingga dapat menjadi peneduh bagi pengunjung yang berjalan atau beristirahat dibawahnya. Beberapa jenis tanaman ada yang diletakkan dalam tree pit. Hal ini dimaksudkan untuk menghaluskan kawasan bangunan dengan keberadaan tanaman. Namun, pembuatan tree pit harus disesuaikan dengan ukuran tanaman yang akan ditanam. Karena apabila ruang (lubang tanam) yang diberikan untuk perkembangan akar tidak memadai maka akan menyebabkan perkembangan yang tidak maksimal pada tanaman (kekerdilan). Penempatan berbagai jenis tanaman pada sepanjang jalur sirkulasi pada tapak dapat memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung. Salah satu diantaranya memecah kemonotonan pada tapak. Bentuk sirkulasi yang dibuat berliuk dapat meningkatkan daya jelajah pengunjung. Jika jenis tanaman yang digunakan hanya jenis yang sama maka dapat menimbulkan rasa bosan. Namun jika menggunakan tanaman dengan jenis yang berlebihan maka akan meningkatkan biaya pemeliharaan dan merusak kesatuan desain. Oleh karena itu pada taman kota purwokerto selain menggunakan beragam tanaman, pengulangan jenis tanaman juga dilakukan pada sisi yang lain hingga akan tercipta kesatuan dari desain. Untuk tanaman-tanaman yang diletakkan secara berkelompok, pada umumnya merupakan tanaman langka yang keberadaannya hendak ditonjolkan pada tapak. Karena keberadaannya selain sebagai sumber informasi juga dapat sebaga penciri pada spot tertentu di dalam tapak taman kota purwokerto. Tanaman tanjung (Mimusops elengi) yang ditanam pada sekeliling tapak dapat menjadi penciri kawasan. Penempatan tanaman ini pada tapak memiliki fungsi khusus. Tanaman tanjung merupakan tanaman yang dapat menyerap timbal. Walaupun daya serapnya tidak terlalu tinggi, namun tanaman ini termasuk tanaman yang tidak peka terhadap pencemaran hingga daya hidupnya lebih tinggi. Selain itu tanaman tanjung juga dapat menghasilkan bau-bauan yang harum hingga dapat menepis bau kurang sedap dari arah luar tapak (misalkan asap kendaraan/sampah pada kawasan TPS).
66
Konsep vegetasi yang lainnya yang ingin dicapai pada pembuatan taman kota purwokerto adalah tanaman-tanaman yang dapat menarik kehadiran burungburung, diantaranya adalah Ficus elastica var Yellow. Kedatangan burung-burung ini dapat menjadi atraksi tersendiri bagi kawasan di Taman Kota Purwokerto. Pada area parkir diletakkan tanaman Tabebuia argentea. Tanaman ini merupakan tanaman peneduh. Selain bentuknya tajuknya juga dapat menaungi, tanaman ini juga digunakan sebagai aksen hingga kawasan parkirpun tetap tampak indah. Taman Kota Purwokerto juga menggunakan tanaman-tanaman langka yang dapat dijadikan sarana edukasi bagi pengunjung. Selain itu tanaman ini juga dibududayakan dengan cara eks-situ.
4.6 Tender Drawings Management Gambar-gambar yang dipersiapkan untuk tender harus memiliki standar data dengan tujuan untuk memudahkan penyusunan gambar dan memudahkan penyampaian informasi yang diperlukan. Standar data yang harus tertera dalam gambar proyek oemardi_zain adalah : 1. Key Plan Key plan adalah gambar keseluruhan tapak dalam skala kecil sebagai acuan untuk melihat tepatnya lokasi layout plan berada yang ditandai dengan arsiran. 2. Catatan Kolom catatan ini berisi catatan-catatan saat gambar desain diserahkan pertama. Catatan ini berisi hasil yang harus direvisi pada gambar yang telah diserahkan dan tanggal penyarahan revisi. 3. Judul Proyek dan Judul Lembaran Judul proyek ini diberi keterangan alamat tapak untuk menjelaskan tepatnya lokasi tapak tersebut berada. Sedangkan judul lembaran adalah pencantuman laporan singkat apa saja yang terdapat pada setiap lembaran gambar tersebut seperti, plan, section, elevation, typical details dan lain-lain. 4. Kolom Persetujuan Gambar Kolom ini berisi tandatangan pihak yang terlibat dalam pembuatan gambar dan pihak yang bertanggungjawab terhadap gambar. Pihak yang bertandatangan di
67
kolom persetujuan adalah asisten direktur dan arsitek lanskap yang merangkap sebagai project landscape architect. 5. Kop Oemardi_zain Kop ini berfungsi sebagai pembuktian diri (lembaga) dan beberapa informasi, hal ini juga dapat dimaksudkan untuk memperoleh lebih banyak pekerjaan di kemudian hari. 6. Keterangan Gambar Proyek Keterangan ini memuat nama arsitek lanskap yang merancang gambar, nama draftsman, nama pemeriksa, tanggal gambar, nomor gambar, skala gambar dan nomor revisi. 7. Arah Utara Setiap gambar harus diberi arah utara karena tanpa arah utara ini sangatlah tidak mungkin untuk mengetahui arah orientasinya ketika membaca gambar tersebut. 8. Judul Gambar Judul gambar diberikan jika dalam satu lembar gambar terdapat beberapa gambar, setiap gambar harus diberi judul dibawahnya. Arah utara dan skala juga harus dicantumkan jika dalam satu lembar gambar tersebut terjadi perbedaan arah utara dan skala. 9. Daftar Gambar Daftar gambar memuat kolom-kolom sebagai berikut: jenis gambar (detail elemen keras atau detail elemen lunak), nomor gambar, judul gambar, ukuran kertas gambar, intensitas perubahan gambar dan keterangan. Fungsi dari daftar gambar adalah untuk mengetahui total gambar yang ada dalam satu paket gambar tender.
4.7 Masalah dan Kendala pada Proyek Taman Kota Purwokerto Secara umum desain taman kota purwokerto sangat baik karena telah memenuhi kualitas taman yang baik (dilihat dari kriteria fisik dan non fisik) dan dapat diaplikasikan pada tapak. Selain itu desain yang dibuat telah diperhitungkan dapat mengakomodasikan keinginan dari seluruh lapisan masyarakat. Hanya saja secara teknis, kurang layak untuk dikatakan sebagai taman kota. Karena pada
68
hakikatnya taman kota adalah taman yang dapat mengakomodasi seluruh aktivitas warga kota secara bebas. Adapun pada kenyataannya, berdasarkan keputusan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas sebagai owner dari proyek ini, untuk memasuki Taman Kota Purwokerto ini akan dipungut biaya retribusi yang akan dipergunakan sebagai biaya perawatan dan pemeliharaan. Hingga keberadaan taman kota ini tidak sepenuhnya diperuntukkan kepada warga kota, namun hanya kepada warga yang dapat membayar biaya retribusinya. Ketika proses analisis ada kegiatan analisis yang tidak dilaksanakan, yaitu analisis sosial yang menyangkut keinginan pengunjung (user). Hal ini dikarenakan klien telah memberikan gambaran secara umum keinginan pengguna. Hingga dalam hal ini pihak konsultan tidak lagi melakukan analisis sosial secara langsung. Pihak konsultan hanya melaksanakan apa yang diinginkan oleh pihak klien (Pemerintah Daerah Kabupaten Purwokerto). Jadwal kerja sangat diperlukan sebagai pedoman dalam menyelesaikan tahapan kerja agar penyelesaiaan proyek dapat efektif (tepat waktu) dan efisien. Pada pelaksanaan Taman Kota Purwokerto ini tidak terdapat jadwal yang pasti akan waktu penyerahan hasil kerja. Pemberitahuan meeting yang mendadak menjadi salah satu kendala dalam koordinasi kerja antara pihak konsultan dan owner. Hal ini dikarenakan jarak geografis antara konsultan dengan owner tidak memungkinkan jika dilakukan perjalanan mendadak. Pemecahan tahapan proyek yang dilakukan saat proyek sedang berjalan menjadi salah satu penyebab mundurnya waktu penyerahan desain. Pada awal tender, desain yang diminta adalah desain keseluruhan. Namun pada saat penyerahan desain, pihak owner (Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas) meminta perubahan. Perubahan tersebut adalah pembagian desain dalam 3 tahapan. Pembagian ini dimaksudkan untuk menyesuaikan RAB pembangunan dengan anggaran daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah. Perubahan ini menyebabkan mundurnya jadwal penyerahan konsep dan desain. Selain itu, terjadi beberapa perubahan pada gambar yang akan diserahkan. Gambar yang akan diserahkan hanya gambar awal yang terdapat pada paket 1, untuk bangunan terpaksa di cancel pada paket 2.
69
Dalam penyerahan BOQ dan RAB, pihak owner menginginkan BOQ dan RAB yang dibuat adalah berdasarkan harga dan standar daerah (Purwokerto). Pada kenyataannya RAB dan BOQ yang dibuat biasanya menggunakan harga standar kawasan jabotabek. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi pihak konsultan untuk membuat RAB dan BOQ. Selain itu dapat mengurangi keakuratan dari RAB yang dibuat karena terdapat selisih harga dari jabotabek dan daerah. Dalam mengatasi masalah ini pihak Oemardi_zain telah mencoba mengefektifkan waktu berkomunikasi dengan pihak owner. Untuk mengejar waktu yang terbuang karena adanya pemecahan desain, pihak oemardi_zain menambah waktu kerja karyawan untuk menyelesaikan gambar desain tepat pada waktunya. Selain itu, untuk menghindari deadline terhadap proyek ini (karena ketidak jelasan waktu) maka pihak Oemardi_zain membuat jadwal penyerahan proyek sendiri kepada karyawannya, hingga pada saat diminta gambar desain telah siap.