55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian beserta pembahasannya. Hasil penelitian disajikan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir pukulan forehand drive. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. A. Deskripsi Data Berdasarkan data yang terlampir pada lampiran 15 hal 114-117 hasil analisis data hasil pukulan forehand drive pada Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kelompok mahasiswa dengan kemampuan tinggi yang mendapat perlakuan dengan bentuk pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup mempunyai rata-rata tes awal 14,575 dan tes akhir 24,925 dengan rata-rata peningkatan 10,550. Sedangkan kelompok mahasiswa yang mendapat pendekatan latihan dengan sikap terbuka mempunyai rata-rata tes awal 14,825 dan tes akhir 21,325 dengan rata-rata peningkatan 6,500. Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pukulan forehand drive dengan pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup lebih baik dibandingkan sikap terbuka. 2. Kelompok mahasiswa dengan kemampuan rendah yang mendapat perlakuan dengan bentuk pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup mempunyai rata-rata tes awal 8,150 dan tes akhir 14,575 dengan peningkatan 6,425. Sedangkan kelompok mahasiswa yang mendapat pendekatan latihan dengan sikap terbuka mempunyai rata-rata tes awal 7,175 dan tes akhir 12,850 dengan peningkatan 5,675. Kedua data yang diperoleh menunjukkan bahwa pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup lebih baik dalam menghasilkan pukulan forehand drive daripada sikap terbuka.
56
Tabel 4.1. Ringkasan Data Statistik Hasil Pukulan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Perlakuan.
Perlakuan
Sikap
Kemampuan
Tes
Tes
Awal
Akhir
Jumlah
291,5
498,5
207
Tinggi
Mean
14,575
24,925
10,550
(B1)
SD
1,344
2,546
3,271
Jumlah
163
291,5
128,5
Rendah
Mean
8,150
14,575
6,425
(B2)
SD
2,545
4,912
3,067
Jumlah
296,5
426,5
130
Tinggi
Mean
14,825
21,325
6,500
(B1)
SD
1,165
1,846
2,335
Jumlah
143,5
257
113,5
Rendah
Mean
7,175
12,850
5,675
(B2)
SD
2,834
4,154
2,298
Gerak Dasar
tertutup (A1)
Sikap terbuka (A2)
Statistik
Peningkatan
Untuk gambaran perbandingan hasil perlakuan pada kelompok mahasiswa secara menyeluruh disajikan dalam gambar 4.1-4.7.
57
Grafik 4.1. Diagram Rata-Rata Tes Awal Kemampuan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Latihan.
Grafik 4.2. Diagram Rata-Rata Tes Akhir Kemampuan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Latihan.
58
Grafik 4.3. Diagram Perbandingan Peningkatan Kemampuan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Tingkat Kemampuan.
Grafik 4.4. Diagram Peningkatan Kemampuan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Latihan.
59
Grafik 4.5. Diagram Perbandingan Peningkatan Kemampuan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Latihan. B. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Hasil analisis dengan menggunakan uji Liliefors pada data hasil pukulan forehand drive sebelum diberi perlakuan disajikan pada tabel 4.2. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa Lo < Lt. Hal itu menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi terdistribusi normal. Hasil tersebut memenuhi persyaratan normalitas data. Rincian dan prosedur Uji Normalitas dapat dilihat dalam lampiran hal 122-125. Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors. Kelompok
N
Prob
Lo
Lt
Kesimpulan
A1B1
20
0.05
0,124289 0,161761
Distribusi Normal
A1B2
20
0.05
0,099758 0,161761
Distribusi Normal
A2B1
20
0.05
0,107166 0,161761
Distribusi Normal
A2B2
20
0.05
0,094174 0,161761
Distribusi Normal
60
2. Uji Homogenitas Varians Uji Barlett juga dilakukan pada data hasil pukulan forehand drive sebelum diberi perlakuan dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.3. Varian gabungan dari tiap kelompok dihitunng dengan persamaan: S2 = = = 56,7596875 B = Log (S2) X dk B = 1,754 X 76 = 133,3 Sedangkan untuk menghitung nilai χ2 digunakan persamaan: χ2hit
= Ln(4) . [(B) - (DK.LogSi2)]
χ2
= 1,303(133,307-129,1242) = 5,449
Nilai χ2tabel
=(0,05: 3) = 7,815
Hasil perhitungan χ2 menunjukkan bahwa χ2hitung (5,061) < χ2tabel (7,815). Hasil tersebut mengindisikan diterimanya hipotesis nol. Hal ini berarti varian dari kelompok-kelompok sampel dalam penelitian ini homogen. Lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa sampel penelitian dengan pendekatan forehand drive dengan sikap tertutup dan sikap terbuka keduanya bersifat homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas juga telah dipenuhi. Rincian dan prosedur analisis uji homogenitas varian dapat diperiksa pada lampiran hal 129. Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Barlett Sampel
dk
1/(dk)
s2
log s2
(dk)log s2
1
19
0,053
111,303
2,0465
38,8836
2
19
0,053
42,250
1,6258
30,8907
3
19
0,053
41,281
1,6157
30,6992
4
19
0,053
32,206
1,5079
28,6507
61
Jumlah
76
0,211
-
-
129,1242
Setelah prasyarat homogenitas dan normalitas sampel penelitian dipenuhi, maka dilakukan analisis varian dua faktor. Hal tersebut dilakukan untuk pengujian hipotesis awal pada penelitian ini. C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi analisis varians. Uji rentang Newman Keuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji rata-rata setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang Newman Keuls, dimaksud untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik. Beberapa hipotesis harus diuji berkenaan dengan hasil analisis varian dua faktor dapat dilihat pada tabel 4.4. Hasil analisis varian dua faktor didapatkan bahwa nilai Fo > Ft. Hasil ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pendekatan forehand drive sikap tertutup dan terbuka dengan hasil pukulan forehand drive. Tabel 4.4. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Variasi
dk
Rata-rata
JK
RJK
4190,513
4190,513
Fo
Ft
3,97
Perlakuan A
1
105,800
105,800
13,0358
B
1
112,813
112,813
13,8998
AB
1
48,050
48,050
5,9203
Kekeliruan
76
616,825
8,116
Total
80
5074
Keterangan: A
= kelompok forehand drive.
B
= kelompok kemampuan awal forehand drive.
62
AB
= interaksi antara kelompok latihan forehand drive dengan kelompok kemampuan awal forehand drive.
1. Pengujian Hipotesis I Pada hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pada pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka terhadap hasil pukulan. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung (13,0358) > Ftabel (3,97). Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka terhadap hasil pukulan. Berdasar analisis lanjutan diperoleh bahwa rata-rata peningkatan ketepatan pendekatan latihan yaitu 16,975 untuk latihan forehand drive sikap tertutup dan 12,175 untuk sikap terbuka. Pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup memiliki rata-rata peningkatan lebih besar dibandingkan dengan pendekatan latihan forhand drive sikap terbuka. Rata-rata peningkatan ketepatan forehand drive untuk sikap tertutup dan terbuka masing-masing yaitu 16,975 dan 12,175. 2. Pengujian Hipotesis II Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan peningkatan hasil pukulan forehand drive pada mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah memiliki. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung (13,8998) > Ftabel (3,97), dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak. Artinya terdapat perbedaan peningkatan forehand drive yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah. Analisis lanjutan diperoleh bahwa, maha siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memiliki peningkatan forehand drive lebih baik dibanding dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Hasil itu ditunjukkan dengan nilai rata-rata peningkatan forehand drive masing-masing yaitu 17,050 dan 12,100 untuk mahasiswa kemampuan awal tinggi dan rendah.
63
3. Pengujian Hipotesis III Pada penelitian ini, terdapat interaksi antara pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka dilihat dari kemampuan awal tinggi dan rendah. Hasil ini dibuktikan dari nilai Fhitung (5,9203) > Ftabel (3,97) pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian hipotesis nol ditolak, hal ini berarti terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka dilihat dari kemampuan awal tinggi dan rendah. Bedasarkan pengujian hipotesis III didapati adanya interaksi antara pendekatan latihan dilihat dari kemampuan awal maka uji rentang Newman Keuls, dilakukan denganmaksud untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
RST
10,550
6,500
6,425
5,675
A=0.05
-
-
-
KP Mean A1B1
10,550
0
A1B2
6,500
4,050
*
0
-
-
1,803
A2B1
6,425
4,125
*
0,075
0
-
2,166
A2B2
5,675
4,875
*
0,825
0,750
0
2,382
Keterangan : *
: Signifikasi pada p < 0.05.
A1B1
: Kelompok latihan forehand drive dengan sikap tertutup dengan kemampuan awal tinggi.
A1B2
: Kelompok latihan forehand drive dengan sikap tertutup dengan kemampuan awal rendah.
A2B1
: Kelompok latihan forehand drive dengan sikap terbuka dengan kemampuan awal tinggi.
A2B2
: Kelompok latihan forehand drive dengan sikap terbuka dengan kemampuan awal rendah.
64
Berdasarkan hasil uji rentang newman keuls dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Rerata terbesar – terkecil : => Ho1 : μ2 = μ4 = (10,550 – 5,675) = 4,875 > 2,382 μ Ho1 diterima. sehingga latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah. b. Rerata terbesar – terkecil kedua : => Ho2 : μ2 = μ3 = (10,550 – 6,425) = 4,125 > 2,166 μ Ho2 diterima. sehingga latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi. c. Rerata terbesar – terkecil ketiga : => Ho3 : μ2 = μ1 = (10,550 – 6,500) = 4,050 > 1,803 μ Ho3 diterima. sehingga latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah. d. Rerata terbesar kedua – terkecil : => Ho4 : μ1 = μ4 = (6,500 – 5,675) = 0,825 < 2,382 μ Ho4 ditolak. sehingga latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah memberikan perbedaan yang tidak berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah. e. Rerata terbesar kedua – terkecil kedua : => Ho5 : μ1 = μ3 ; selisih = (6,500 – 6,425) = 0,075 < 2,166 μ Ho5 ditolak. sehingga latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah memberikan perbedaan yang tidak berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi. f. Rerata terbesar ketiga – terkecil : => Ho6 : μ3 = μ4 = ; selisih (6,425 – 5,675) = 0,750 < 1,803 μ Ho6 ditolak. sehingga latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah. g. Dari sebanyak ½k (k – 1) = ½ . 4 . (4 – 1) = 6 buah pasangan harga rerata perlakuan yang dibandingkan berdasarkan uji rerata berpasangan (uji joli) tersebut dapat disimpulkan bahwa: terdapat perbedaan yang berarti antara hasil latihan yang dilakukan dengan forehand drive sikap tertutup dengan kemampuan
65
awal tinggi memberikan hasil rata-rata peningkatan yang lebih signifikan dari pada latihan sikap forehand drive sikap tertutup dengan kemampuan awal rendah. Sementara itu, perbandingan rerata yang lain, yaitu pendekatan forehand drive terbuka dengan awal tinggi dan rendah tidak memberikan perbedaan yang berarti. D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hasil analisis data yang telah dilakukan. Berdasarkan pengujian hipotesis dihasilkan tiga kemungkinan analisis, yaitu: (1) Ada perbedaan pengaruh pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka terhadap hasil pukulan. (2) Ada perbedaan pengaruh hasil pukulan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal rendah. (3) Ada pengaruh interaksi antara pendekatan latihan dengan kemampuan awal terhadap hasil pukulan. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6. Hasil Ringkasan Tes Awal dan Tes Akhir Perlakuan
Hasil Tes
Hasil Tes
Awal
Akhir
Peningkatan
KSPERIMEN
TINGGI
14,575
24,925
10,550
EKS. A1
TINGGI
A1
RENDAH
8,15
14,575
6,425
16,975
17,050
EKSPERIMEN
TINGGI
14,825
21,325
6,500
EKS. A2
RENDAH
A2
RENDAH
7,175
12,85
5,675
12,175
12,100
Hasil analisis tersebut dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka terhadap hasil pukulan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan latihan forehand
66
drive sikap tertutup dan sikap terbuka terhadap hasil pukulan. Rata-rata peningkatan pengaruh latihan forehand drive sikap tertutup dan terbuka masing-masing yaitu 16.975 dan 12.175. Pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup memiliki ratarata peningkatan lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan latihan forehand drive sikap terbuka. Hasil ini mengindikasikan bahwa pendekatan latihan forehand drive dengan variasi sikap tertutup lebih efektif dibandingkan dengan sikap terbuka jika dilihat dari tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan Yus Solihin (2009) pada keterampilan forehand ground stroke, Yus Solihin (2009) Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan forehand ground stroke tenis antara penggunaan metode mengajar terbuka dan metode mengajar tertutup, Bahamonde, R. dan Knudson, D. (1997) dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa 1. Sikap tertutup dihasilkan kecepatan lebih cepat daripada raket sikap terbuka, 2. Semua pemain dalam sikap tertutup mampu menghasilkan rotasi tubuh yang lebih besar dari pada sikap terbuka, dengan pemain profesional menghasilkan rotasi tubuh yang lebih daripada pemain intermediet dengan teknik yang baik, Milen Chalakov (2014) Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang tepat dari dua pukulan utama dalam tenis memberikan signifikan keuntungan untuk masing-masing pemain. Pukulan dilakukan dengan teknik yang tepat sering menjadi faktor kunci dalam memenangkan permainan. Kinerja yang tepat dari setiap pukulan menyebabkan peningkatan kecepatan. Penelitian keterampilan forehand groundstroke pada petenis pemula didapatkan adanya perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode mengajar terbuka dan metode mengajar tertutup. Pada penelitian ini, pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup lebih efektif karena melibatkan gerak ekstremitas bawah saat memukul. Gerakan ekstremitas bawah termasuk lutut merupakan komponen penting dari sikap tertutup ayunan forehand drive (Steven, 2008:114124). Ayunan tangan pada pukulan forehand drive sikap tertutup diawali dari lutut dan pinggul dari tubuh, secara bertahap membangun kecepatan keseluruh rantai
67
kinematik gerak forehand drive sehingga dihasilkan pukulan yang efektif dan efisien (Groppel, 1995). Alasan yang lain yaitu, forehand drive sikap tertutup lebih efektif dikarenakan kinetika ekstremitas bawah dengan kaki bergerak dalam upaya untuk menentukan sumber putaran panggul superior inferior mempengarui gerakan eksteremitas atas yaitu pergerakan lengan maju kedepan untuk impact raket dengan bola tidak memerlukan energi yang banyak. Paul (2013), transfer berat badan telah menekankan sebagai sumber penting dari kekuasaan dalam jenis stroke karena langkah ke depan menghasilkan jumlah momentum linier yang diubah menjadi momentum sudut selama ayunan ke depan. Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian Steven, 2008: 114-124; Paul, 2013; Knudson, 2006: 154, dimana gerakan lutut telah berperan penting terhadap efek biomekanika seperti gerakan segmen tubuh, pusat massa tubuh secara keseluruhan, dan kerja yang dilakukan oleh berbagai sendi. Fleksi lutut diikuti oleh gerak ekstensi pada lutut dengan menggunakan langkah split bermanfaat bagi pemain untuk memperpendek peregangan. Dengan menggunakan langkah split pemain mampu meningkatkan kecepatan gerakan sekitar 15-20%. Sebagian banyak kekuatan yang digunakan untuk memukul bola ditransfer melalui tubuh ke lengan dan raket, cara pemain menempatkan kaki akan mempengaruhi bagaimana gaya yang dihasilkan dan kekuatan yang ditransfernya (Paul, 2013). Efek-efek biomekanik tersebut secara langsung tidak berhubungan dengan kecepatan raket dan karakteristik dari tingkat keterampilan pemain, namun mempengaruhi gerakan dari forehand drive dan mendukung hasil pukulannya. Forehand drive sikap tertutup memungkinkan subyek untuk menghasilkan putaran yang lebih besar yang mengakibatkan pembebanan yang lebih besar pada sendi. Peningkatan beban dimungkikan karena pemanfaatan yang lebih efisien dari rantai kinematik, mungkin penggunaan rotasi tubuh lebih besar (Landlinger, 2010: 643651). Meskipun forehand drive sikap terbuka saat ini banyak diadopsi oleh atlet dibandingkan teknik forehand drive sikap tertutup. Hal ini karena forehand drive
68
dengan sikap terbuka dapat meningkatkan kecepatan dalam bermain tenis (Bahamonde, 2003) Namun dalam kenyataanya, hasil pukulan forehand drive dengan sikap terbuka diyakini kurang efektif (Burwash, P. 1987). Forehand drive dengan sikap terbuka tidak memanfaatkan secara optimal anggota tubuh ekstremitas bawah sehingga dalam biomekanika gerakannya kurang efektif dan efisien
(Groppel,
1995).
Disamping
itu,
(Landlinger,
2010:
643-651)
mengemukakan forehand drive sikap terbuka menghasilkan kecepatan yang lebih rendah dari raket saat impac dengan bola (21.2 dan 15.8 m/s) dibanding forehand drive sikap tertutup (22,3 dan 16,4 m/s) untuk masing-masing pemain profesional dan pelajar. Resiko cidera berlebihan menggunakan forehand drive sikap terbuka mungkin lebih besar untuk pemain tingkat yang lebih rendah yang mungkin memiliki mekanik yang tidak baik dan miskin tingkat pengaruhnya (Bahamonde, 2003). 2. Ada perbedaan pengaruh hasil pukulan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal rendah. Berdasarkan pengujian hipotesis kedua diperoleh perbedaan peningkatan forehand drive yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah. Mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memiliki peningkatan forehand drive lebih baik dibanding dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan awal rendah, dimana rata-rata peningkatan forehand drive masingmasing yaitu 17.050 dan 12.100 untuk kemampuan awal tiggi dan rendah. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Andi (2008) pada petenis pemula yaitu mengenai perbedaan pengaruh hasil belajar keterampilan forehand groundstroke antara mahasiswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah, petenis pemula dengan kemampuan tinggi dapat melakukan gerakan dan hasil pukulan yang lebih baik dibanding petenis pemula dengan kemampuan rendah. Selain itu, Suyanik (2010) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran siswa yang berkemampuan awal tinggi cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa berkemampuan awal rendah. Dengan kemampuan awal yang telah dimiliki mahasiswa menjadi dasar untuk lebih
69
mengembangkan pengetahuannya. Hal tersebut juga berlaku dalam pembelajaran teknik dalam berlatih forehand drive. Kemampuan awal mahasiswa perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran
karena berpengaruh terhadap hasil
mahasiswa dalam mengikuti latihan. Berdasarkan hal tersebut, maka sangat jelas kalau mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan lebih baik hasilnya setelah diberi pendekatan latihan forehand drive baik menggunakan pendekatan sikap tertutp maupun sikap terbuka. Sebaliknya mahasiswa yang berkemampuan awal rendah hasilnya dibawah dari mahasiswa kemampuan awal tinggi. Hal ini karena mahasiswa belum menguasai konsep-konsep dasar sebagai acuan untuk mempelajari materi baru. 3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan latihan dengan kemampuan awal terhadap hasil pukulan. Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga didapatkan adanya pengaruh interaksi pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka dilihat dari kemampuan awal tinggi dan rendah. Hasil ini dibuktikan dari nilai Fhitung= 5,9203> Ftabel = 3,97 pada taraf signifikan 5% sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka dilihat dari kemampuan awal tinggi dan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum ada pengaruh interaksi antara pendekatan latihan dengan kemampuan awal terhadap hasil pukulan. Berdasarkan hasil uji rentang newman keuls dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah, hal ini dikarenakan pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dalam memukul bola memanfaatkan transfer pergerakan berat badan dari ekstremitas bawah hal ini telah menekankan sebagai sumber penting dari kekuasaan dalam jenis pukulan karena langkah ke depan menghasilkan jumlah momentum linier yang diubah menjadi momentum sudut selama ayunan ke
70
depan (Paul, 2013). Ini berbeda jelas dengan pendekatan latihan dengan sikap terbuka yang hanya memanfaatkan pergerakan ekstremitas atas yaitu lengan. Memukul dengan sikap terbuka tidak memanfaatkan secara optimal anggota tubuh ekstremitas bawah sehingga dalam biomekanika gerakannya kurang efektif dan efisien (Groppel, 1995). Disamping itu, (Landlinger, 2010: 643-651) mengemukakan forehand drive sikap terbuka menghasilkan kecepatan yang lebih rendah dari raket saat impac dengan bola. Untuk kemampuan awal disi sudah jelas seperti yang dikemukakan Suyanik (2010) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran siswa yang berkemampuan awal tinggi cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa berkemampuan awal rendah. b. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi. Hal ini jelas berbeda seperti halnya dari pembahasan uji rentang yang pertama antara pendekatal latihan forehand drive sikap tertutup dan terbuka, sedangkan kemampuan awal tinggi disini tida mempengarui. c. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah. Antara pendekatan latihan sikap tertutup dilihat dari kemampuan awal yang berbeda jelas akan beda hasilnya halni seperti yang dikemukakan Suyanik (2010) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran siswa yang berkemampuan awal tinggi cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa berkemampuan awal rendah. d. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah memberikan perbedaan yang tidak berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah, hal ini dikarenakan dalam latihan forehand drive dengan sikap tertutup memerlukan pengetahuan gerak yang komplek, hal ini
71
dikarenakan biomekanika sikap tertutup dalam memukul memiliki alur yang tidak boleh terlewati dari sikap siap sampai ayunan lanjutan. Hal ini berbeda dengan sikap terbuka yang tidak perlu memiliki pengetahuan buiomekanika yang komplek dari gerakan siap sampai ayunan lanjutan, karena untuk dapat menguasai keterampilan, khususnya teknik forehand drive diperlukan suatu proses latihan yang didukung oleh pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. e. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah memberikan perbedaan yang tidak berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi. Hal ini hampir sama dengan hasil dari pembahsan sebelumnya. f. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah. Hal ini sejalan dari apa yang dikemukakan Suyanik (2010) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran siswa yang berkemampuan awal tinggi cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa berkemampuan awal rendah. g. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan hasil latihan yang dilakukan dengan forehand drive sikap tertutup dengan kemampuan awal tinggi memberikan hasil rata-rata peningkatan yang lebih signifikan dari pada latihan sikap forehand drive sikap tertutup dengan kemampuan awal rendah, hal ini sama dengan pembahasan diatas.