61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1.
Sejarah Singkat Perusahaan PT.X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Persewaan alat-alat
kesehatan yang beralamat di Korean Center Lt.3, Jl.Jend.Gatot Subroto, Jakarta Selatan 12780.
2.
Visi dan Misi
a.
Visi Menjadi penyedia peralatan kesehatan yang terpercaya di Indonesia.
b.
Misi 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan peralatan kesehatan yang mempunyai keunggulan kompetitif. 2) Mengutamakan Mutu Dan Pelayanan Demi Kepuasan Pelanggan. 3) Menjadi Mitra Usaha Yang Andal Dan Terpercaya.
3.
Permodalan Perusahaan Sumber dana kepemilikan PT X terdiri dari 2 orang pendiri/pemegang saham dan
berstatus Badan Hukum dengan tanggung jawab terbatas, sebatas modal yang
62
disetor/sebatas saham yang dimiliki. Di dalam fungsi pemilik dan pengurus ada pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus/direksi.
4.
Struktur Organisasi
GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI PT. X
63
B. Hasil Penelitian
1. Kesesuaian Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Dalam melaksanakan kewajiban perpajakan suatu perusahaan, ada aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam melakukan perhitungan pajak, penyetoran pajak dan pelaporan pajak tersebut. Sesuai dengan PMK Nomor 107/PMK.011/2013 pasal 10 yaitu : a.
Wajib pajak wajib menyetor pajak Penghasilan terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) ke kantor pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri keuangan, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan Surat Setoran Pajak, yang telah mendapat validasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara, paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
b.
Wajib
Pajak
yang
melakukan
pembayaran
Pajak
Penghasilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir. c.
Wajib pajak yang telah melakukan penyetoran Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud ayat (1), dianggap telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan tanggal validasi Nomor Transaksi Penerimaan
64
Negara yang tercantum pada Surat Setoran Pajak.
2. Penghasilan Bruto Tertentu Dalam perusahaan yang bergerak dibidang persewaan alat kesehatan seperti PT. X ini, pendapatan atau penghasilan yang dihasilkan tidaklah besar, karena harus mengalami persaingan yang begitu ketat dengan kompetitor lain dari segi harga maupun kualitas. Sebuah usaha tidak selalu mengalami untung, kadang juga mengalami kerugian atau penurunan omset seperti yang dialamai PT. X tersebut. Ditahun 2013 PT. X mengalami kerugian bukan hanya kerugian komersial saja, tetapi juga kerugian fiskal. Dalam laporan keuangan tahun 2013, ditunjukkan bahwa omset atau pendapatan PT. X kurang dari Rp. 4.800.000.000,00 yang dikaitkan dengan di terbitkannya Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2013 yaitu tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu, maka PT. X mulai bulan Juli 2013 memenuhi kewajiban perpajakannya dengan membayar pajak sebesar 1% final dari peredaran bruto yang dimilikinya.
65
C. Pembahasan 1. Kesesuaian penerapan PP No.46 tahun 2013 Final 1% dengan UndangUndang PPh No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Berdasarkan data yang saya peroleh dari PT. X, total peredaran bruto tahun 2013 kurang dari Rp. 4.800.000.000,00 maka perusahaan tersebut mulai dikenakan pajak yang bersifat final mulai bulanJuli 2013.
Dalam melakukan kewajiban perpajakan, PT X sudah melakukan sesuai ketentuan yang berlaku yaitu PP 46 tahun 2013 dimana ketentuan tersebut adalah: a. Melakukan pembayaran atau penyetoran pajak pasal 4 ayat 2 final 1% sesuai omset yang diterima atau diperoleh paling lambat tanggal 15 setiap bulannya setelah masa pajak berakhir. b. Melakukan pelaporan pajak setiap bulan dengan menggunakan SSP yang dilaporkan paling lambat tanggal 20 setiap bulannya setelah masa pajak berakhir. c. Melakukan perhitungan perpajakan sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.
66
2. Perbandingan antara perhitungan PPh Badan dengan menggunakan tarif pasal 17 ayat 2 UU no 36 tahun 2008 dan PP 46 Tahun 2013 Final 1% pada PT.X Analisa Terhadap Mekanisme Perhitungan, Penyetoran, Pelaporan PPh Badan Perusahaan.Tata cara perhitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan Badan perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan Perhitungan Pajak Penghasilan Badan yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku.. b. Penyetoran Penyetoran PPh badan yang dilakukan oleh perusahaan tidak pernah mengalami keterlambatan.Berdasarkan data-data yang ada, baik penyetoran maupun pelaporan PPh Badan terutang perusahaan dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. c. Pelaporan Sama halnya dengan penyetoran pajak penghasilan badan perusahaan, pelaporannya pun tidak pernah terlambat.Batas maksimal wajib pajak melaporkan pajaknya adalah tanggal 20 bulan berikutnya
67
setelah berakhirnya masa pajak.Seperti yang telah diungkapkan di atas, mengacu pada data-data terkait pelaporan PPh Badan perusahaan, PT. X melakukan pelaporan pajaknya maksimal tanggal 10 bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.Namun perhitungan yang salah, menyebabkan kesalahan pelaporan besarnya pajak yang terutang. Dalam hal perusahaan lebih bayar, PT. X harus menyentang kolom lebih bayar (PPh Pasal 28A) pada Formulir SPT 1771 dan menyentang kolom restitusi atau diperhitungkan dengan utang pajak.
Cara menghitung PPh Badan, yaitu dengan mengalikan tariff pajak dengan penghasilan neto setelah dikurangi kompensasi kerugian.Namun sejak dikeluarkan peraturan baru pada Juli 2013, perubahan dalam menentukan besarnya PPh Badan terutang ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Perubahan Tarif PPh Badan yang Diterapkan Keterangan
Jan-Juni 2013
Juli-Desember 2013
Dasar Peraturan
UU PPh No. 36 Tahun 2008 (pasal 31E)
PP No. 46 Tahun 2013
Tarif
12,5%
1% (final)
Dasar Pengenaan Pajak
Penghasilan kena pajak
Peredaran Bruto
68
Penyetoran PPh Badan yang terutang dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). SSP terdiridari 5 rangkap, Lembar ke-1 sebagai arsip Wajib Pajak, Lembar ke-2 diserahkan kepada KPP melalui KPPN, Lembar ke-3 untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP, Lembar ke-4 sebagai arsip kantor penerimaan pembayaran, dan Lembar ke-5 sebagai arsip Wajib pungut atau pihak lain sesuai dengan ketentuan perpajakan. Mekanisme penyetoran PPh Badan sesuai dengan PP No. 46 Tahun 2013 tidak berbeda jauh dengan PPh 25 (Angsuran Pajak).Penyetoran dilakukan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dengan menggunakan SSP. Perbedaan mekanisme penyetoran PPh Badan berdasarkan PP No. 46 Tahun 2013 dan UU PPh No. 36 Tahun 2008 terletak pada kode akun pajak (411128) dan kode setoran (420).
Analisa dan Interpretasi Data Dalam menentukan ketepatan PT. X untuk menghitung PPh Badan yang harus disetor maka dibuat perbandingan perhitungan PPh Badan sesuai dengan perusahaan dan sesuai dengan undang-undang perpajakan, baik perhitungan angsuran pajak maupun besarnya pajak yang kurang/lebih bayar. Perhitungan PPh Badan menurut perusahaan di tampilkan sebagai berikut:
69
TABEL 4.2 PT X LAPORAN LABA/(RUGI) PER 31 DESEMBER 2012 PT X Korean Center Jl. Jenderal Gatot Subroto Lt.3 Jakarta Selatan 12780
Koreksi
Komersial Jan - Des 2012
Account
Positive
Ref Negative
Fiskal
Income / Revenue
Rp
794.574.250
Rp
794.574.250
Gross Income
Rp
794.574.250
Rp
794.574.250
Expenses Total Expenses
Rp
899.350.313
Rp
824.714.811
Operating Profit / (Loss)
Rp
(104.776.063)
Rp
(30.140.561)
Other Income Interest Income Forex Gain
Rp
233.089
Other Expenses Forex Loss
Rp
(4.467.878)
Nett / (Loss) Income
Rp
233.089
(109.010.852) Rp
60.941.502 Rp
233.089
Rp Rp
-
Rp
(4.467.878)
Rp
(34.608.439)
Tax Calculation for 2013 Tax Base
Rp
-
Tax Due
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Prepaid Tax : PPh 23 PPh 25
Under (Over) Paid
Sumber : Laporan Laba/Rugi PT. X Tahun 2012 (Data diolah)
70
Menurut tabel di atas menunjukkan perhitungan PPh Badan PT.X yang mengacu pada Pasal 29 UU PPh No. 36 Tahun 2008 yang digunakan untuk menghitung besarnya PPh Badan yang kurang/lebih bayar untuk laporan keuangan Per Desember 2012. Besarnya Pajak Terutang Tahunan adalah Nihil, karena perusahaan tersebut selama tahun 2012 mengalami kerugian.
71
TABEL 4.3 PT X LAPORAN LABA/(RUGI) PER JANUARI - JUNI 2013 PT X Korean Center Jl. Jenderal Gatot Subroto Lt.3 Jakarta Selatan 12780 Profit & Loss Statement January 2013 through Juni 2013 No Account
Account
4-0000 4-1000
Income Sales Total Income
5-0000
Cost of Sales Gross Profit
6-0000
Total Expenses Operating Profit
8-0000 8-1000 8-2000 6-0000
Other Income Interest Income Forex Gain Total Other Income
9-0000 9-1100
Other Expenses Forex Loss Total Other Expenses Net Profit / (Loss)
Komersial Jan s.d Jun
Koreksi Positive
377.325.000 377.325.000 377.325.000 935.881.015 (558.556.015) 136.027 136.027 4.495.000 4.495.000 (562.914.988)
Fiskal
Negative
377.325.000 377.325.000
377.325.000 312.895.950
779.433.040 (402.108.040) 136.027 136.027
-
4.495.000 4.495.000 (406.467.013)
Prepaid Tax : PPh 23
Rp
-
PPh 25
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Under (Over) Paid
Sumber : Laporan Laba/Rugi PT. X Tahun 2013 (Data diolah)
72
Menurut tabel di atas menunjukkan perhitungan PPh Badan PT.X yang mengacu pada Pasal 29 UU PPh No. 36 Tahun 2008 yang digunakan untuk menghitung besarnya PPh Badan yang kurang/lebih bayar untuk masa Januari-Juni 2013. Besarnya Pajak Terutang Tahunan adalah Nihil, karena perusahaan tersebut selama Januari – Juni 2013 mengalami kerugian. Dari laporan Laba/(Rugi) Komersial tahun 2012 diatas, PT X diharapkan dapat melakukan kebijakan-kebijakan yang kiranya diperlukan untuk memperoleh laba yang lebih maksimal di tahun yang akan datang. Salah satunya adalah dengan melakukan perencanaan pajak terutang, yakni melaksanakan kewajiban perpajakan dengan baik dan benar tanpa melakukan aspek ekonomis perusahaan dalam mencari laba dan selalu mengikuti perkembangan peraturan perpajakan sehingga dapat memenuhi pembayaran pajak untuk tahun yang bersangkutan. Laporan laba/(rugi) diatas menjadi lampiran pada SPT Badan tahun 2013 sebagai perhitungan pajak Januari – Juni 2013 dimana pada masa tersebut PT.X masih menggunakan pasal 17 dan belum diterbitkannya peraturan baru yaitu PP No.46 tahun 2013.
73
TABEL 4.4 PT X LAPORAN LABA/(RUGI) PER JULI - DESEMBER 2013 PT X Korean Center Jl. Jenderal Gatot Subroto Lt.3 Jakarta Selatan 12780 Profit & Loss Statement July 2013 through December 2013 No Account 4-0000 4-1000
Account Income Sales
Total Income 6-0000 6-1000 6-1100 6-1300 6-1400
Expenses Depreciation Expense Depr Exp - Office Improvement Depr Exp - Furniture & Fixture Depr Exp - office Equipment Total Depreciation Expense
6-2000 6-2110 6-2111 6-2120 6-2125 6-2126 6-2127 6-2130 6-2145 6-2160
Salary & Allowance Expense Salary - Permanent Salary - Non Permanent THR & Bonus Tax Allowance Meals Allowance Transport Allowance Jamsostek JKK + JK (0,54%) Others Allowance Honorarium Total Salary & Allowance Expense
6-3000 6-3110 6-3115 6-3120 6-3130 6-3135 6-3140 6-3210 6-3220 6-3221 6-3230
Administrative Expense Professional Fees Licensing & Legal Fees Entertainment Expenses Donation / Gift Fotocopy & Printing Jamsostek JHT (3,70 %) Telephone, Fax & Internet Postage & Stamp Duty Meals & Drinks Electricity, Water & Gas
Komersial Juli s.d Des
Koreksi Positive
464.105.200
Negative
464.105.200
Fiskal
-
464.105.200
-
10.944.385 2.508.535 441.702 13.894.622 218.764.000 16.060.250 10.840.000 4.296.216 48.428.500 63.128.500 712.800 87.857.000 139.722.257 589.809.523 37.000.000 35.371.390 5.288.140 162.800 78.831 4.884.000 16.539.725 460.967 23.141.698 1.800.000
-
10.944.385 2.508.535 441.702
218.764.000 16.060.250 10.840.000 4.296.216 48.428.500 63.128.500 712.800 87.857.000 139.722.257
37.000.000 35.371.390 5.288.140 162.800 78.831 4.884.000 16.539.725 460.967 23.141.698 1.800.000
74
6-3240 6-3241 6-3250 6-3251 6-3260 6-3261 6-3262 6-3270 6-3271 6-3272 6-3280 6-3290 6-3310 6-3999
Office Rent Rental Expense Traveling & Accomodation Training & Seminar Expense Transportation Advertisment Administration Stationeries Kitchen Supplies Office Supplies Medicine Expense Bank Charges Tax Expense Other Total Administrative Expense Total Expenses
174.900.000 20.000.000 33.895.640 20.000.000 19.534.500 1.466.500 54.100 1.977.000 1.720.000 125.000 41.196.635 (1.240) 439.595.686 1.043.299.831
174.900.000 20.000.000 33.895.640 20.000.000 19.534.500 1.466.500 54.100 1.977.000 1.720.000 125.000 41.196.635 1.240
-
Operating Profit 8-0000 8-1000 8-2000
Other Income Interest Income Forex Gain Total Other Income
9-0000 9-1100
Other Expenses Forex Loss Total Other Expenses
-
(579.194.631) 123.815 9.116.631 9.240.446 121.409 121.409
123.815 9.116.631
121.409
-
-
Net Profit / (Loss)
(570.075.594) -
Tabel 4.4 adalah laporan laba/rugi Fiskal periode Juli – Desember 2013 pada PT.X. Laporan keuangan tersebut dihunakan sebagai lampiran pada SPT badan tahun 2013. Jika dilihat, laporan keuangan tersebut semua biaya dan pendapatan dikoreksi fiscal sehingga hasinya nol. Mengapa hal tersebut dilakukan, karena pada periode tersebut PT.X sudah dikenakan pajak final 1% dari omset tiap bulan sesuai dengan PP No.46 tahun 2013.
-
75
Tabel 4.5 Perhitungan PPh Final 1% Menurut Perusahaan (Sesuai dengan PP No. 46 tahun 2013) Keterangan
Juli
Agustus
September
Peredaran Bruto
Rp195.346.000
Rp28.160.000
Rp61.907.200
Tarif pajak
1%
1%
1%
PPh Badan Terutang
Rp1.953.460
Rp281.600
Rp619.072
Sumber : Laporan Laba Rugi PT. X tahun 2013 (Data diolah)
Keterangan
Oktober
November
Desember
Peredaran Bruto
Rp138.630.000
-
Rp 40.062.000
Tarif pajak
1%
1%
1%
PPh Badan Terutang
Rp1.386.300
-
Rp 400.620
Sumber : Laporan Laba Rugi PT. X tahun 2013 (Data diolah) Tabel 4.5 adalah hasil dari perhitungan Pajak final 1% yang masih harus dibayar oleh PT. X yang mengacu pada PP No. 46 Tahun 2013 untuk masa Juli hingga Desember 2013. Dari table diatas diketahui jumlah rekapitulasi pajak yang dipotong dan disetor ke kas Negara selama satu tahun adalah sebesar Rp.4.641.052,00 dan jumlah tersebut akan mengurangi jumlah pendapatan yang diterima oleh perusahaan sedangkan PT.X dari tahun lalu mengalami kerugian secara komersil.
76
Pajak tersebut dihitung sesuai dengan peredaran bruto yang dimiliki PT.X, dalam penyetoran dan pelaporan PT. X sudah melakukan prosedur sesuai dengan ketentuan perpajakan yang belaku.
3. Dampak Yang Dialami PT.X dari Penerapan PP No.46 tahun 2013 Pemajakan tidak akan pernah menyenangkan bagi setiap Wajib Pajak/calon Wajib Pajak.Dengan adanya peraturan baru tersebut dapat dimaksimalkan perpajakannya maka akan memberikan dampak yang sangat positif bagi pemasukan kas Negara.Apalagi pajak yang bersifat final yang dilihat dari omset perusahaan yang dimana DJP tidak melihat untung atau rugi perusahaan tersebut.Seperti yang dialami oleh PT.X, perusahaan ini sedang mengalami kerugian secara komesial.Dengan adanya peraturan baru tersebut maka ada beberapa dampak yang diterima oleh PT.X seperti : a. Dengan adanya PP no.46 tahun 2013 ini, dalam keadaan rugi perusahaan masih harus menanggung tanggungan pajak yang harus disetor setiap bulan. b. Jika ditahun berikutnya PT.X tidak dapat meningkatkan pemdapatan atau omsetnya maka perusahaan akan susah untuk mendapatkan kredit dari kreditur.