1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Mengembangkan dan membudidayakan tanaman tomat membutuhkan faktor yang mendukung seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan tanah, dan lain-lain. Pemberian pupuk seperti pupuk urea memberikan dampak yang beragam terhadap pertumbuhan tanaman tomat, antara lain : tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan berat basah akar. Hal ini dapat dijelaskan melalui hasil penelitian tentang rata-rata pertumbuhan tanaman tomat sebagai berikut : 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST (lampiran 1) menunjukan bahwa F-hitung lebih kecil dari F-Tabel pada taraf α= 5 %, sedangkan analisis sidik ragam tinggi tanaman tomat pada umur 35 HST (lampiran 1) menunjukkan bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel taraf α=5%. Hal ini menunjukkan dosis perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST, serta berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada umur 35 HST yang selanjutnya dilakukan adanya pengujian BNT untuk mengetahui perbedaan dari setiap perlakuan. Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat Rataan (cm) Perlakuan
Dosis Urea (kg/ha) 7 HST
21 HST
35 HST
PO
0
13,52 tn
19,83 tn
33,20 a
P1
75
13,82
20,34
35,35 a
P2
150
13,41
19,88
36,63 a
P3
225
13,71
20,05
40,24 ab
P4
300
14,25
20,99
40,92 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman tomat. BNT 5 % = 4,94.
2
Hasil rata-rata tinggi tanaman pada umur 7 HST menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman tomat tertinggi pada perlakuan P4 dengan dosis pupuk 300kg/ha dan pertumbuhan tinggi tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P2 dengan dosis pupuk 150 kg/ha. Hasil rata-rata tinggi tanaman pada umur 21 HST menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman tomat tertinggi pada perlakuan P4 dengan dosis pupuk 300kg/ha dan pertumbuhan tinggi tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa pupuk (kontrol). Dari hasil uji BNT menunjukan perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter tinggi pada umur 35 HST. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah tinggi tanaman tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa pupuk (kontrol). 2. Jumlah Daun Hasil analisis sidik ragam jumlah daun tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST (lampiran 1) menunjukan bahwa F-hitung lebih kecil dari F-Tabel taraf α=5%, sedangkan analisis sidik ragam jumlah daun tomat pada umur 35 HST menunjukkan bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel taraf α=5%. Hal ini menunjukkan dosis perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST, serta berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman tomat pada umur 35 HST yang selanjutnya dilakukan adanya pengujian BNT untuk mengetahui perbedaan dari setiap perlakuan.
3
Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Tomat
Perlakuan
Dosis Urea (kg/ha)
Rataan (cm) 7 HST
21 HST
35 HST
PO
0
10,44 tn
20,50 tn
43,81 a
P1
75
12,31
23,38
52,19 b
P2
150
10,56
20,94
47,56 a
P3
225
12,06
22,69
57,00 a
P4
300
12,81
23,81
57,81 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun tanaman tomat. BNT 5% = 9,77
Hasil rata-rata tinggi tanaman pada umur 7 HST dan 21 HST menunjukan bahwa rata-rata jumlah daun tomat tertinggi pada perlakuan P4, Sedangkan rata-rata jumlah daun tomat terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa pupuk (kontrol). Dari hasil uji BNT menunjukan perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter jumlah daun pada umur 35 HST. Hal ini menunjukan bahwa ratarata pertumbuhan jumlah daun tanaman tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Sedangkan rata-rata pertumbuhan jumlah daun tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa pupuk (kontrol). 3. Diameter Batang Hasil analisis sidik ragam diameter batang tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST (lampiran 1) menunjukan bahwa F-hitung lebih kecil dari F-Tabel taraf α=5%, sedangkan hasil analisis sidik ragam diameter batang tanaman tomat pada umur 35 HST menunjukan bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel taraf α=5%. Hal ini membuktikan bahwa perlakuan dosis pupuk yang diberikan berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST, serta berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman tomat pada umur 35 HST yang selanjutnya diperlukan adanya pengujian BNT untuk mengetahui perbedaan dari setiap perlakuan.
4
Tabel. 5 Rata-rata Diameter Batang Tanaman Tomat
Perlakuan
Dosis Urea (kg/ha)
Rataan (cm) 7 HST
21 HST
35 HST
PO
0
0,349 tn
0,42 tn
0,52 a
P1
75
0,346
0,43
0,53 a
P2
150
0,379
0,46
0,59 a
P3
225
0,354
0,44
0,58 ab
P4
300
0,402
0,50
0,63 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap diameter batang tanaman tomat. BNT 5% = 0,06.
Hasil rata-rata diameter batang tanaman pada umur 7 HST menunjukan bahwa rata-rata diameter batang tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha, Sedangkan rata-rata diameter batang tomat terendah terdapat pada perlakuan P1 dengan dosis pupuk 75 kg/ha. Hasil rata-rata tinggi tanaman pada umur 21 HST menunjukan bahwa ratarata diameter batang tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha, Sedangkan rata-rata diameter batang tomat terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa pupuk (kontrol). Dari hasil uji BNT menunjukan perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter diameter batang pada umur 35 HST. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter batang tanaman tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Sedangkan rata-rata pertumbuhan diameter batang tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa pupuk (kontrol). 4. Berat Basah Akar Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa F-hitung lebih besar dari FTabel pada taraf α=5%. Hal ini membuktikan bahwa perlakuan dosis pupuk yang diberikan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan akar tanaman tomat. Oleh karena
5
itu diperlukan adanya pengujian BNT untuk mengetahui perbedaan dari setiap perlakuan dalam pertumbuhan akar tanaman. Tabel. 6 Rata-rata Berat Basah Akar Tanaman Tomat Perlakuan
Dosis Urea (kg/ha)
Rataan (cm)
PO
0
13,58 a
P1
75
14,10 a
P2
150
14,56 a
P3
225
15,06 ab
P4
300
15,35 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap berat basah akar tanaman tomat. BNT 5% = 1,03
Dari hasil uji BNT menunjukan perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata pada parameter berat basah akar. Pada Tabel 6 di atas menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan berat basah akar tanaman tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Sedangkan rata-rata pertumbuhan berat basah akar tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa pupuk (kontrol). B. Pembahasan 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis data pertumbuhan tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7 HST dan 21 HST pada taraf α=5 % (lampiran 1). Pada umur 35 HST, dosis perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (lampiran 1). Pengaruh yang nyata ini terlihat setelah pemupukan kedua dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa tanaman tomat lebih banyak membutuhkan unsur N yang tinggi, yang menjadikan pertumbuhan tinggi tanaman tersebut meningkat. Oleh karena itu perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman tomat pada 35 HST (Tabel 3).
6
Menurut Mulyati, dkk (2007) yang melakukan penelitian tentang Respon Tanaman Tomat terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Urea terhadap Pertumbuhan dan Serapan N, menyimpulkan perlakuan dosis pupuk Urea berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7 sampai 21 HST. Perbedaan respon ini disebabkan oleh pupuk urea mudah larut dan tersedia bagi tanaman sehingga dapat langsung diserap oleh tanaman. Try Koryati (2004) dalam penelitian Pengaruh Penggunaan Mulsa dan Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah, menambahkan pemberian urea dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman cabai. Pemupukan urea dengan dosis yang lebih tinggi juga akan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap parameter tinggi tanaman. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ario Pamungkas (2004) tentang Pengaruh Tingkat Komposisi Media Tanam dan Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi, menyimpulkan pemberian pupuk urea berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2-4 MSPT. Hal ini disebabkan unsur hara yang terdapat dalam tanah yang berasal dari pupuk tersebut sudah dapat diserap baik oleh tanaman. Kandungan unsur N didalam pupuk urea adalah 45-46 % sehingga cukup untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. 2. Jumlah Daun Hasil analisis data pertumbuhan menunjukkan dalam dosis perlakuan pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 7 HST dan 21 HST pada taraf α=5 % (lampiran 1). Pada umur 35 HST, dosis perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman (lampiran 1). Pengaruh yang nyata ini terlihat setelah pemupukan kedua dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa tanaman tomat lebih banyak membutuhkan unsur N yang tinggi, yang menyebabkan pertumbuhan jumlah daun tersebut meningkat. Oleh karena itu perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter jumlah daun tanaman tomat pada 35 HST (Tabel 4). Nitrogen dapat menyehatkan pertumbuhan daun, menjadikan daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, serta
7
meningkatkan
berkembangbiaknya
mikro-organisme
di
dalam
tanah
yang
berpengaruh penting bagi kelangsungan pelapukan bahan organik (Sutedjo, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mamin Effendi, dkk (2007) tentang Pengaruh Dosis Limbah Media Tanam Jamur Tiram dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tomat, yang menjelaskan bahwa dosis urea berpengaruh nyata terhadap jumlah daun yaitu dengan semakin tinggi dosis yang diberikan semakin meningkatkan komponen pertumbuhan tanaman tomat. Menurut Noverita (2005) dalam penelitian tentang Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos Terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya, menyimpulkan bahwa pemberian pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 10 dan 12 MST. Pemberian pupuk nitrogen yang semakin meningkat akan diikuti oleh peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman. Hal ini disebabkan nitrogen yang diberikan akan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, khususnya daun dan jumlah anakan tanaman. Nitrogen ini merupakan bahan baku penyusun klorofil pada proses fotosintesa. Klorofil yang berfungsi menangkap energi matahari akan menggalakkan proses pengadaan energi yang akan digunakan untuk sintesa makro-molekul, misalnya karbohidrat. Hasil sintesa makromolekul inilah, setelah beberapa kali mengalami perombakkan akan menjadi cadangan makanan, dan akan diakumulasikan pada jaringan-jaringan muda yang sedang tumbuh seperti tanaman yang semakin tinggi, jumlah daun dan jumlah anakan yang semakin meningkat. Setelah terjadi proses fotosintesis, tanaman akan mentranslokasikan sebagian besar cadangan makanannya ke bagian organ vegetatif tanaman meningkatkan pertumbuhan daun sehingga jumlah daun semakin meningkat. 3. Diameter Batang Hasil analisis data pertumbuhan menunjukkan dalam dosis perlakuan pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman pada umur 7 HST dan 21 HST pada taraf α=5 % (lampiran 1). Pada umur 35 HST, dosis perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman (lampiran 1). Pengaruh yang nyata ini terlihat setelah pemupukan kedua dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa tanaman tomat lebih banyak membutuhkan unsur N yang
8
tinggi, yang menghasilkan pertumbuhan diameter batang tersebut meningkat. Oleh karena itu semua perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter diameter batang tanaman tomat pada 35 HST (Tabel 5). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Sutedjo (2010) yang menyatakan bahwa nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar. Sedangkan Novizan (Mamin Effendi, 2007) menyatakan, bahwa nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Dari hasil penelitian Try Koryati (2004) tentang pengaruh penggunaan mulsa dan pemupukan urea terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah, menjelaskan pemupukan urea dengan dosis yang lebih tinggi (450 kg/ha) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang dan produksi pada tanaman cabai. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tanaman akan unsur N terpenuhi untuk meningkatkan pertumbuhan. Selain itu peranan unsur hara nitrogen bagi tanaman yaitu membuat bagian tanaman menjadi hijau karena mengandung klorofil yang berperan dalam fotosintesis, unsur tersebut juga bermanfaat
untuk
mempercepat
pertumbuhan
meninggi
bagi
tanaman,
memperbanyak jumlah anakan, mempengaruhi lebar dan panjang daun, serta membuat batang tanaman menjadi besar, menambah kadar protein dan lemak bagi tanaman. 4. Berat Basah Akar Hasil analisis data pertumbuhan menunjukkan dalam dosis perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap akar tanaman tomat pada taraf α=5 % (lampiran 1). Hal ini membuktikan bahwa tanaman tomat lebih banyak membutuhkan unsur N yang tinggi, yang memungkinkan pertumbuhan akar tersebut meningkat. Oleh karena itu perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter berat basah akar tanaman tomat (Tabel 6). Nitrogen mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan tanaman dan pertumbuhan tanaman. Bila ketersediaan nitrogen terbatas akan menyebabkan
9
pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, berkayu, rasio antara akar dan bagian atas tanaman menjadi tinggi. Banyaknya suplai karbohidrat ini bersama-sama dengan nitrogen dan elemen esensial yang lain dalam medium menyebabkan pertumbuhan akar relatif lebih besar. Sebaliknya karena meningkatnya jumlah nitrogen maka pertumbuhan tanaman menjadi meningkat, dan rasio antara akar dengan bagian atas tanaman menurun, Ashari (Agnes Sri Winarni, 2000). Penelitian Try Koryati (2004) tentang pengaruh penggunaan mulsa dan pemupukan urea terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah menjelaskan meningkatkan pertumbuhan dan produksi dengan pemberian urea pada taraf 450 kg/ha, hal ini disebabkan karena kebutuhan akan unsur N terpenuhi. Nitrogen dapat mempercepat pertumbuhan dan memberikan hasil yang lebih besar, mendorong pertumbuhan vegetasi seperti daun, batang dan akar yang mempunyai peranan penting didalam tanaman. Menurut Hakim A.M (2009) dalam Asupan Nitrogen dan Pupuk Organik Cair Terhadap Hasil dan Kadar Vitamin C Kelopak Bunga Rosela, menyatakan pemupukan akan efektif jika sifat pupuk yang ditebarkan dapat menambah atau melengkapi unsur hara yang telah tersedia didalam tanah. Dampak pemupukan yang efektif akan terlihat pada pertumbuhan tanaman yang optimal dan hasil yang signifikan. Hasil penelitian Paat F.J (2011) tentang Simulasi Biomassa Akar, Batang, Daun dan Biji Jagung Hibrida pada Beberapa Perlakuan Pemberian Nitrogen menyatakan hubungan antara biomassa batang yang tinggi dengan ukuran diameter batang yang besar akan diikuti oleh pembentukan akar yang semakin banyak untuk mendukung proses penyerapan hara dan memperkokoh tanaman.