perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Produk Es krim jambu merah adalah es krim yang terbuat dari susu cair full cream, susu skim, whipping cream, kuning telur, gula halus serta buah jambu biji merah. Bahan baku yang digunakan pada pembuatan es krim jambu biji merah ini adalah jambu biji merah yang baik, bagus, bersih serta tidak cacat. Dalam pembuatan es krim jambu biji merah bahan utama yang digunakan adalah susu dan jambu biji merah. Susu merupakan komponen utama pembuatan es krim, susu yang digunakan yaitu susu cair UHT yang sudah mengalami proses sterilisasi sehingga mikroba dalam susu sudah mati. Jambu biji merah dipilih dalam pengolahan es krim ini karena jambu biji merah memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi serta dapat berfungsi sebagai penambah cita rasa dan berfungsi sebagai pewarna alami pada es krim yang tidak berbahaya bagi tubuh. Es krim jambu biji merah yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4.1.
a)
b)
c)
Gambar 4.1 (a) Es krim jambu biji merah formula 1 (b) Es krim jambu biji merah formula 2 (c) Es krim jambu biji merah formula 3 (Dokumentasi Praktek Produksi) 1. Analisis Sensori Analisis sensori dilakukan dengan uji organoleptik, adapun metode yang digunakan adalah uji kesukaan. Analisis sensori ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk es krim yang dihasilkan.
commit to user 23
24 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini digunakan panelis agak terlatih. Panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar atau sampel-sampel yang diuji sebelumnya (Kartika, 1998). Uji organoleptik ini dilakukan oleh 30 panelis. Parameter yang dilakukan dalam uji organoleptik meliputi warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall. Sampel yang disajikan pada uji organoleptik ini yaitu es krim jambu biji merah formulasi 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 gr, formulasi 2 dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 gr, dan formulasi 3 dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 gr. Pada uji organoleptik ini panelis diminta untuk memberikan penilaian tingkat kesukaan untuk tiap-tiap atribut mutu yang diujikan seperti warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall. Hasil yang diperoleh setelah melakukan analisa sensori dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Uji Organoleptik Sampel Warna Aroma Rasa Formulasi 1 3,43a 3,37a 3,37a Formulasi 2 3,83b 3,60a 4,20b c a Formulasi 3 4,30 3,32 3,27a Sumber : Hasil Percobaan Praktek Produksi
Tekstur 3,87c 3,40b 2,30a
Overall 3,40b 4,17c 3,30a
Keterangan : 1=Tidak suka 2=Kurang suka 3=Netral 4=Suka 5=Sangat Suka
Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata. Sedangkan huruf yang beda pada kolom berbeda menunjukkan berbeda nyata. ά=0,05. Apabila nilai pada kolom sig lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sehingga kesimpulan yang didapatkan yaitu tidak berbeda nyata, maka uji lanjut (Duncan Multiple Range Test) tidak
commit to user
25 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dilakukan. Sebaliknya apabila nilai pada kolom sig lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak, sehingga kesimpulan yang didapatkan yaitu ada perbedaan yang nyata, maka uji lanjut (Duncan Multiple Range Test) perlu dilakukan. a) Warna Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa es krim formula 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah 500 g berbeda nyata dengan formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g dan berbeda nyata pula dengan formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 g. Artinya dari ketiga sampel es krim terdapat perbedaan warnanya. Warna es krim yang paling disukai oleh konsumen adalah warna es krim formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 g dikarenakan warna es krim pada formula 3 ini adalah merah cerah dan tidak pucat dibandingkan dengan warna es krim formula 1 dan formula 2. Jadi banyaknya penambahan jambu biji merah mempengaruhi warna es krim jambu biji merah. a)
Aroma Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa es krim formula 1 dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 g tidak berbeda nyata dengan es krim formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g tidak bebrbeda nyata pula dengan es krim formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 g. Aroma yang paling disukai oleh konsumen adalah aroma es krim formula 2 yaitu es krim dengan penambahan jambu sebanyak 600 g karena aroma pada formula 2 ini pas yaitu tidak terlalu amis dan tidak tajam.
b) Rasa Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rasa es krim formula 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 g berbeda nyata dengan es krim formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g dan es krim formula 2 berbeda nyata dengan es ktim formula 3. Tetapi es krim formula 1 tidak berbeda nyata dengan es krim formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak commit to user
26 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
700 g. Rasa yang paling disukai oleh konsumen yaitu rasa es krim pada formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g karena rasanya yang pas, artinya rasa susu tidak terlalu dominan. c) Tekstur Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa tekstur es krim formula 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 g berbeda nyata dengan es krim formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g dan juga berbeda nyata dengan es krim formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 g. Tekstur es krim yang paling disukai oleh konsumen yaitu tekstur es krim formula 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 g. Hal ini disebabkan karena es krim lebih sedikit terdapat jambu biji merah sehingga teksturnya lebih bagus. d) Overall Berdasarkan Tabel 4.1 secara keseluruhan (overall) es krim jambu biji merah formula 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 g berbeda nyata dengan es krim formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g berbeda nyata pula dengan es krim formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 g. es krim jambu biji merah yang paling disukai secara keseluruhan (overall) adalah es krim formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g. Formulasi yang paling disukai oleh konsumen berdasarkan parameter warna, aroma, rasa, tekstur dan overall seperti pada Tabel 4.1 yaitu es krim jambu biji merah formulasi 2 dengan penambahan bubur jambu biji merah sebanyak 600 g.
commit to user
27 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Analisis Fisikokimia Setelah dilakukan uji organoleptik atau analisis sensori, es krim jambu biji merah formulasi yang terpilih kemudian dilakukan analisis fisik yaitu overrun dan kecepatan meleleh dan juga dilakukan analisis kimia yaitu total padatan dan kandungan vitamin C. Hasil analisis fisikokimia es krim jambu biji merah dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Analisis Fisikokimia Es Krim Jambu Biji Merah Analisa
Hasil
Overrun
37,5 %
Kecepatan Meleleh
18 menit
Total Padatan
31,89 %
Vitamin C
179,7 mg/100 gr
2.1. Analisis Fisik a.
Overrun Dalam pembuatan es krim, perlu memperhatikan overrun dan
kecepatan meleleh. Kedua hal ini merupakan penentu kualitas dari es krim setelah rasa, aroma dan tekstur. Overrun adalah penambahan volume ICM (Ice Cream Mix) karena adanya udara yang teperangkap pada ICM pada saat agitasi. Berdasarkan hasil perhitungan overrun dalam pembuatan es krim jambu biji merah, overrun es krim jambu biji merah yaitu sebesar 37,5%. Menurut Padaga (2006), es krim yang berkualitas untuk skala industri memiliki overrun berkisar antara 70-80%, sedangkan untuk industri rumah tangga berkisar antara 35-50%. Jadi overrun pada pembuatan es krim jambu biji merah ini sudah baik. Nilai overrun dihitung berdasarkan perbedaan volume es krim dan ICM. b.
Kecepatan Meleleh Kecepatan meleleh pada es krim jambu biji merah yaitu selama 18
menit pada suhu ruang. Kecepatan meleleh es krim dipengaruhi oleh komposisi bahan-bahan yang digunakan. Es krim yang mempunyai
commit to user
28 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kecepatan meleleh rendah atau lambat meleleh kurang disukai karena bentuk es krim akan tetap tidak berubah pada suhu kamar sehingga memberi kesan terlalu banyak padatan yang digunakan. Akan tetapi es krim yang cepat meleleh juga kurang disukai karena es krim akan segera mencair pada suhu ruang. Menurut Hubeis (1995), mutu es krim yang baik adalah apabila es krim yang meleleh mempunyai sifat yang serupa dengan adonan aslinya. Kualitas yang baik pada es krim adalah es krim yang mempunyai lama waktu pelelehan sekitar 10-15 menit (Mulyani, S., dkk, 2012). Jadi es krim jambu biji merah yang dihasilkan ini kualitasnya kurang baik karena mempunyai waktu pelelehan yang lama yang disebabkan tekstur es krim agak kasar karena kristal es banyak dan besar. 2.2. Analisis Kimia a.
Total Padatan Dapat diketahui bahwa total padatan pada es krim jambu biji
merah sebesar 31,89 %. Dalam pembuatan es krim penggunaan bahan cair harus tepat, karena akan mempengaruhi tekstur dari es krim tersebut. Jika bahan cair terlalu banyak maka es krim akan cepat mencair dan tekstur juga sangat lembek. Jika bahan cair kurang atau terlalu sedikit maka tekstur es krim akan keras/padat karena kekurangan air. Jadi total padatan dalam es krim jambu biji merah ini belum memenuhi standar yaitu 31,89 %. Karena menurut SNI, total padatan pada es krim minimal 34 %. b.
Vitamin C Kandungan vitamin C pada es krim jambu biji merah yaitu sebesar
179,7 mg/100 gr. Kandungan vitamin C pada es krim jambu biji merah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan vitamin C pada buah jambu biji merah yaitu 87 mg/100 gr. Hal ini dimungkinkan karena ada penambahan vitamin C dari bahan lain yang digunakan dalam pembuatan es krim.
commit to user
29 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Desain Kemasan Secara nyata pengemasan memberikan peranan yang penting dalam mempertahankan bahan pangan dalam keadaan bersih dan higienis. Tidak perlu diragukan lagi bahwa tanpa pengemasan banyak bahan pangan yang terbuang selama distribusi atau akan kurang gizi dan kurang higienis dari keadaan semula. Pengemasan bahan pangan memegang peranan dalam pengendalian dari kemungkinan kerusakan dan infeksi mikroorganisme terhadap produk pangan. Bahan pangan merupakan sumber energy dan sumber gizi yang penting bagi manusia dalam mempertahankan hidupnya. Apabila tercemar oleh mikroorganisme dan apabila disimpan dalam kondisi yang memungkinkan bagi aktivitas mikroorganisme, dapat menimbulkan kerusakan bahan pangan atau membahayakan kesehatan konsumen. Oleh karena itu, pengemasan bahan pangan harusnya mempunyai fungsi yaitu 1) Dapat mempertahankan produk agar bersih dan memberikan perlindungan pada bahan pangan dari kotoran dan pencemaran lainnya, 2) Memberikan perlindungan pada bahan pangan dari kerusakan fisik, air, oksigen dan sinar matahari, 3) Berfungsi secara benar, efisien dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan dalam kemasan, 4) Mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan, dan bukan saja memberikan kemudahan pada konsumen, 5) Harus memberikan pengenal, keterangan dan daya tarik penjualan (Supardi, 1999). a. Bahan Bahan yang dipergunakan untuk membuat kemasan akan sangat berpengaruh terhadap desain dan bentuk kemasan yang akan dibuat sekaligus berpengaruh terhadap produk yang dikemas, misalnya suatu produk yang berupa cairan tidak akan aman atau dapat dikemas dalam bentuk kertas, produk-produk yang tidak tahan terhadap sinar ultra violet, tidak akan baik bila dikemas dalam plastik atau kaca transparan. Bentuk kemasan disesuaikan dengan jenis produk pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan penjualan, pemajangan dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut. commit to user
30 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bahan yang digunakan untuk mengemas produk es krim jambu biji merah ini adalah menggunakan bahan dasar cup plastik pp (polypropylene) yang berwarna putih susu. Dari kemasan ini, dapat memudahkan konsumen untuk membuka dan menutup, mudah dan nyaman saat dibawa, mudah untuk menghabiskan dan mengambil isinya. b. Bentuk Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual, namun tidak ada prinsip baku mengenai hal ini, karena bentuk fisik kemasan biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan, dan cara penggunaan kemasan tersebut (Wirya, 1999). Dari praktek produksi pembuatan es krim jambu biji merah ini menggunakan bahan dalam bentuk cup plastik yang mudah, praktis, ringan dan sederhana, serta dilengkapi label yang berwarna merah muda yang mencerminkan warna dari buah jambu biji merah yang segar dan cantik dan desain yang menarik sehingga dapat mengguyah daya tarik pembeli. Kemasan cup plastik es krim dapat dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Kemasan Cup Plastik Es Krim (Dokumentasi Praktek Produksi) c. Labelling Label ditunjukkan agar konsumen dapat memperoleh informasi tentang komposisi bahan, kandungan zat, cara penggunaan/ pengolahan, masa
simpan/cara
penyimpanan
dan
(Anonima, 2013).
commit to user
lain-lain
dari
suatu
produk
31 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Isi label produk es krim jambu biji merah ini adalah nama produk yaitu es krim jambu biji merah, terdapat daftar bahan yang digunakan antara lain susu segar, whipping cream, susu skim, gula halus, jambu biji merah dan kuning telur. Kemudian terdapat berat bersih atau isi bersih sebesar 100 gram. Terdapat nama atau pihak yang memproduksi, keterangan tentang halal agar konsumen dapat mengetahui bahwa produk yang diproduksi terjamin kehalalannya. Ada keterangan tanggal bulan dan tahun kadaluarsa produk es krim. Label produk es krim jambu biji merah dapat dilihat pada Gambar.4.3
Gambar 4.3 Label kemasan es krim jambu biji merah
Dalam labeling es krim jambu biji merah yang digunakan tidak hanya pada permukaan cup saja tetapi pada penutupnya juga terdapat labeling yang cukup menarik, bertujuan agar konsumen tertarik dan membeli produk tersebut. Label pada kemasan es krim jambu merah ini menggunakan kertas stiker yang gambar dan warnanya tidak mudah pudar atau luntur. Label pada tutup dapat dilihat pada Gambar 4.4
commit to user
32 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.4 Label pada tutup C. Analisis Ekonomi Setelah diketahui formulasi es krim jambu biji merah yang terbaik dan yang paling disukai dari hasil uji organoleptik yang menggunakan metode skoring, selanjutnya dilakukan perhitungan analisis ekonomi untuk mengetahui harga jual dari produk es krim jambu biji merah ini. Pada analisis ekonomi yang dilakukan, akan dihitung sebagai berikut. 1. Perhitungan Biaya Tetap/Fixed Cost (FC) a. Biaya Usaha Tabel 4.3. Biaya Usaha No 1 2 3 4
Uraian Gaji karyawan 5 orang (Rp 600.000,-/bln) Biaya Promosi Biaya Administrasi Biaya Sewa Tempat Jumlah
commit to user
Rp/bulan 3.000.000 100.000 100.000 500.000 3.700.000
33 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Biaya Penyusutan Tabel 4.4. Biaya Penyusutan No
Uraian
Jumlah
Rp@ Satuan
Harga (P) (Rp)
1 2
Freezer Ice Cream Maker Timbangan Pisau Blender Baskom Solet Kompor gas Sendok
3 2
2.000.000 1.750.000
2 5 2 6 5 2 5
50.000 5.000 150.000 6.000 3.000 250.000 2.000
3 4 5 6 7 8 9
Jumlah
N
6.000.000 3.500.000
Nilai sisa (S) 40.000 35.000
2 3
Depresiasi (Rp/th) (P-S)/N 2.235.000 1.155.000
100.000 25.000 300.000 36.000 15.000 500.000 10.000
2.000 500 3.000 720 300 5.000 200
2 1 3 1 1 4 2
49.000 24.500 99.000 35.280 14.700 123.750 4.900
10.486.000
Jumlah depresiasi per tahun
= Rp. 3.741.130
Jumlah depresiasi per bulan
= Rp. 3.741.130 : 12 = Rp. 311.760.83
c. Bunga Modal/ Bulan Bunga Modal
= 3% x Pembelian alat = 3% x Rp. 10.486.000 = Rp. 314.580/ bulan
d. Amortisasi Tabel 4.5. Amortisasi No. Harta tak berwujud 1 Ijin Usaha (Rp. 1.800.000,-/thn) 2 Pajak.Reklame.(Rp..300.000,./thn) Jumlah
Rp/bln 150.000 25.000 175.000
e. Pajak usaha dan Asuransi Pajak Usaha dan Asuransi f. Dana sosial
=Rp. 524.300/bulan = Rp.30.000,-/bulan
commit to user
3.741.130
34 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost) Tabel 4.6. Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost) No Komponen Biaya Tetap Rp/bulan 1 Biaya Usaha 3.700.000 2 Biaya Penyusutan/Depresiasi 311.760.83 3 Bunga Modal 314.580 4 Biaya Amortisasi 175.000 5 Pajak Usaha dan Asuransi 524.300 6 Dana Sosial 30.000 Jumlah 5.055.640.8 2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) c. Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu Tabel 4.7. Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu Bahan Susu segar Whippy cream
Jumlah 24,25 3.250g (16,25bks) Telur 50 butir Gula halus 10.000 g (40 bks) Susu skim 5.000 g (5 kg) Jambu.biji.merah 35,4 kg Jumlah
Rp@Satuan 13.000/liter 22.000/bks
Rp/hari 315.250 357.500
Rp/bulan 7.881.250 8.937.500
1200/butir 7.000/250g
60.000 280.000
1.500.000 7.000.000
28.000/kg
140.000
3.500.000
7.000/kg
247.000
6.175.000 34.993.750
Rp/hari 102.400 32.000 160.000 294.400
Rp/bulan 2.560.000 800.000 4.000.000 7.360.000
d. Biaya Kemasan Tabel 4.8 Biaya Kemasan Kemasan Cup es krim Sendok es krim Label Jumlah
Jumlah 640 640 640
Rp@Satuan 160 50 2.500
c. Biaya Bahan Bakar/Energi dan Pembersihan Tabel 4.9 Biaya Bahan Bakar/Energi dan Pembersihan Nama Listrik dan Air Gas (LPG)@ 80.000/15kg Sabun(Cuci,.tangan) @ Rp.3.000 Jumlah
Jumlah 3 4
Rp/bulan 500.000 240.000 12.000 752.000
commit to user
35 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Biaya Perawatan dan Perbaikan Tabel 4.10 Biaya Perawatan dan Perbaikan Uraian Freezer Ice Cream Maker Timbangan Pisau Blender Baskom Solet Kompor gas Sendok
Jumlah Rp@Satuan Harga (P) %FPP Jam/hari Hari/bulan BPP/bulan (Rp) 3 2.000.000 4.000.000 3% 24 25 72.000 2 1.750.000 3.500.000 3% 10 25 26.250 2 5 2 6 5 2 5 Jumlah
50.000 5.000 150.000 6.000 3.000 250.000 2.000
100.000 25.000 300.000 36.000 15.000 500.000 10.000 8.486.000
3% 2% 4% 2% 1% 3% 1%
2 2 3 3 2 4 2
25 25 25 25 25 25 25
e. Total Biaya Tidak Tetap (Total Variable Cost) Tabel 4.11 Total Biaya Tidak Tetap Komponen Biaya Biaya bahan baku, pembantu Biaya Kemasan Biaya Energi dan Pembersihan Biaya Perawatan dan Perbaikan Jumlah
3.
Rp/bulan 34.993.750 7.360.000 752.000 100.891.5 43.206.642
Kriteria Kelayakan Usaha a. Total Biaya Produksi Total Biaya Produksi
= Total Biaya Tetap + Total Biaya Tidak Tetap = Rp 5.055.640,8 + Rp 43.206.642 = Rp 48.262.283
b. Harga Pokok Penjualan Dalam 1 kali Produksi (per hari) menghasilkan 900 cup es krim (1 cup = 90 ml) Kapasitas produksi dalam 1 bulan = 900 cup x 25 = 22.500 cup
commit to user
150 25 900 54 7,5 1.500 5 100.891.5
36 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Harga pokok penjualan (HPP) HPP
= Total Biaya Produksi/bulan Jumlah Produksi/bulan = Rp 48.262.283 22.500 = Rp 2.144,99 / cup
Harga pokok penjualan es krim jambu biji merah yaitu Rp 2.144,99 / cup dengan kisaran penetapan harga jual Rp 3.000/cup Penjualan = Harga jual x Kapasitas produksi = Rp 3.000/cup x 22.500 cup/bulan = Rp 67.500.000/bulan c. Biaya Tidak Tetap (Total Variabel Cost)/ cup = Biaya Tidak Tetap Kapasitas Produksi = Rp 43.206.642 22.500 = Rp 1.920,29 /cup d. Laba Kotor/ bulan Laba kotor
= Penjualan – Biaya Pokok Produksi = Rp 67.500.000 – Rp 48.262.283 = Rp 19.237.717
e. Laba Bersih/ bulan Laba Bersih
= Laba Kotor – Pajak Usaha = Rp 19.237.717 – 524.300 = Rp 18.713.417
commit to user
37 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Break Even Point (BEP) / titik impas BEP Produksi =
Total Biaya Tetap Harga Jual – Biaya Variabel/cup
=
Rp 5.055.640,8 Rp 3.000 – Rp 1.920,29
= Rp 5.055.640,8 Rp 1079,71 = 4.682,4 cup/ bulan BEP Harga
= Total Biaya Produksi Jumlah Produk = Rp 48.262.283 22.500 = Rp 2.144,99 /cup
g. Return On Invesment (ROI) sebelum pajak ROI sebelum pajak
= Laba Kotor
x 100%
Total Biaya Produksi = Rp 19.237.717 x 100% Rp 48.262.283 = 39,86 % h. Return On Invesment (ROI) setelah pajak ROI setelah pajak
=
Laba Bersih
x 100%
Total Biaya Produksi = Rp 18.713.417 x 100% Rp 48.262.283 = 38,77 % i. Pay Out Time (POT) POT
= Biaya Produksi Laba Kotor = 48.262.263 19.237.717 = 2,5 bulan commit to user
38 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Waktu yang dibutuhkan dalam kembalinya modal yaitu selama 2,5 bulan. j. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) B/C Ratio
=
Pendapatan Total Biaya Poduksi
= Rp 67.500.000 Rp 48.262.283 = 1,39 % Perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Apabila kurang dari 1 berarti akan rugi, sama dengan 1 yaitu impas, lebih dari 1 yaitu untung 4. Analisis Ekonomi Es Krim Jambu Biji Merah (Psidium guajava L) Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa analisis ekonomi usaha es krim jambu biji merah adalah : a. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap yaitu sebesar Rp 48.262.283,00. b. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan asuransi serta dana sosial. Biaya tetap es krim jambu biji merah setiap bulan sebesar Rp 5.055.640,8,00. c. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost) Biaya variable merupakan biaya yang dikeluar$kan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya variable terdiri dari biaya bahan baku, bahan pembantu, biaya kemasan, biaya energy dan pembersih. Biaya tidak tetap produksi es krim jambu biji merah setiap bulan adalah sebesar Rp 43.206.642,00.
commit to user
39 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kapasitas produksi es krim jambu biji merah setiap bulan adalah 22.500 cup, satu cup berisi 90 ml es krim jambu biji merah. e. Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi merupakan harga minimal yang harus diberikan pada produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal dari biaya produksi (biaya tetap dan biaya variabel) dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (kapasitas produksi). Harga pokok es krim jambu biji merah sebesar Rp 2.144,99 /cup. f. Harga Jual Harga jual adalah harga yang diberikan pada produk setelah ditambah keuntungan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan yang mengacu/berdasarkan harga pokok, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka harga jual harus lebih tinggi dari harga pokok produksi.
Harga
jual
es
krim
jambu
biji
merah
sebesar
Rp 3.000,00/cup. g. Laba (Keuntungan) Laba (keuntungan) merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran atau selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba perusahaan meliputi laba kotor dan laba bersih. 1. Laba Kotor Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari selisih hasil penjualan dengan biaya produksi sebelum dikurangi pajak usaha. Laba kotor produksi es krim jambu biji merah sebesar Rp 19.237.717/bulan dari 22.500 cup es krim jambu biji merah. 2. Laba Bersih Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari selisih laba kotor dengan pajak kepemilikan usaha. Laba bersih produksi
commit to user
40 perpustakaan.uns.ac.id es
digilib.uns.ac.id krim
jambu
biji
merah
setiap
bulannya
adalah
Rp 18.713.417,00/bulan. h.
BEP (Break Even Point) Break Even Point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik tersebut pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Produksi es krim jambu biji merah mencapai titik impas pada tingkat produksi 4.682,4 cup dari kapasitas produksi 22.500 cup setiap bulannya. Jadi selisih antara kapasitas produksi dan titik impas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, usaha atau produksi es krim jambu biji merah akan tetap dapat berjalan.
i.
ROI (Return On Invesment) Return On Invesment merupakan kemampuan modal untuk mendapatkan keuntungan atau persentase keuntungan yang diperoleh dari besarnya modal yang dikeluarkan. Return On Invesment produksi es krim jambu biji merah sebelum pajak adalah 39,86 %, artinya dengan modal sebesar Rp 48.262.283/bulan dan pajak usaha Rp 524.300/bulan akan diperoleh keuntungan sebesar 39,86 %. Return On Invesment produksi es krim jambu biji merah setelah pajak adalah 38,77 %, artinya dengan modal Rp 48.262.283,00/bulan dan pajak usaha Rp 524.300,00/bulan, akan diperoleh keuntungan sebesar 38,77 % setiap bulannya.
j.
POT (Pay Out Time) POT merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan
pengembalian
modal
dan
mendapatkan
keuntungan bersih. Produksi es krim jambu biji merah akan kembali modal dan mendapatkan keuntungan bersih setelah proses produksi berlangsung selama 2,5 bulan.
commit to user
41 perpustakaan.uns.ac.id k.
digilib.uns.ac.id
B/C (Benefit Cost Ratio) Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Jika nilai Benefit Cost Ratio lebih kecil dari 1, maka proses produksi tidak layak untuk dilakukan karena perusahaan mengalami kerugian. Sebaliknya jika Benefit Cost Ratio lebih dari 1, maka proses produksi (usaha) tetap dijalankan karena perusahaan mendapatkan keuntungan. Jika Benefit Cost Ratio sama dengan 1 maka perusahaan mengalami titik impas (tidak untung dan tidak rugi), artinya perlu mempertimbangkan beberapa faktor untuk tetap meanjalankan usaha. Pada produksies krim jambu biji merah nilai Benefit Cost Ratio adalah 1,39 sehingga usaha ini layak untuk dilakukan.
commit to user