BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman terung pada setiap pengamatan yaitu: pengamatan 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dan 70 HST. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman terung dijelaskan pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Terung ungu Rataan Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan (kg/ha)
14 HST
28 HST
42 HST
56 HST
70 HST
0
10,12 a
25,41 a
49,72 a
69,72 a
89,33 a
100
11,70 b
27,17 b
52,78 ab
72,95 b
93,48 b
200
12,71 c
28,26 b
53,95 bc
74,14 b
95,10 bc
300
12,57 c
28,26 b
57,02 c
77,19 c
96,71 c
400
14,83 d
33,00 c
59,69 d
79,69 d
99,79 d
BNT 5%
0,76
3,39
2,35
2,49
1,52
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap Jumlah daun Terung pada taraf uji 5%
Berdasarkan Tabel 3 diatas, maka dijelaskan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelangi dengan dosis pupuk 400 kg/ha lebih baik pengaruhnya dibandingkan
Rata - rata Tinggi Tanaman (cm)
dengan dosis pupuk 100, 200 , dan 300 kg/ha, seperti dijelaskan pada Gambar 1. 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
R0 R1 R2 14 HST
28 HST
45 HST
56 HST
Pengamatan
70 HST
R3 R4
Gambar 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Terung Ungu (cm) Selama Pengamatan
Hasil alisis tanah dilokasi penelitian menunjukan bahwa kandungan hara N, P dan K dalam tanah rendah, sehingga dengan pemberian pupuk yang lebih tinggi yaitu 400 kg/ha unsur hara didalam tanah yang di butuhkan oleh tanaman terpenuhi. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur hara makro yang terkandung dalam pupuk majemuk tersebut berperan dalam mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman, karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang berimbang. Dwidjoseputro (1994) menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh subur apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam proporsi yang seimbang terutama unsur hara makro seperti N, P dan K. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saeri dan Suwono (2012) tentang kajian efektivitas pupuk N, P, K pelangi 20 : 10 : 10 dalam upaya peningkatan hasil dan pendapatan petani jagung dilahan kering Kabupaten Tuban, menyimpulkan bahwa pemberian pupuk 400 kg NPK Pelangi 20-10-10 + 200 kg urea/ha, mampu meningkatkan tinggi tanaman, panjang tongkol dan diameter tongkol. B. Jumlah Daun Hasil Analisis sidik ragam terhadap jumlah daun terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap Jumlah daun Terung pada setiap pengamatan yaitu, 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dan 70 HST. Rata-rata jumlah daun terung dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Terung Ungu Perlakuan (kg/ha)
Rataan Jumlah Daun (Helai) 28 HST 42 HST 56 HST 4,95 a 10,38 a 20,43 a
0
14 HST 3,33 a
100
3,67 b
5,62 b
13,95 b
23,48 b
31,19 a
200
3,81 b
5,72 bc
14,33 b
24,29 bc
34,05 b
300
3,86 b
6,05 c
15,43 b
26,00 c
35,95 b
400
4,43 c
6,62 d
17,19 c
27,95 d
37,86 c
BNT 5%
0,27
1,98
1,79
2,39
0,34
70 HST 30,43 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap Jumlah daun Terung pada taraf uji 5%
Berdasarkan Tabel 4 di atas, maka dijelaskan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelangi degan dosis pupuk 400 kg/ha lebih baik pengaruhnya dibandingkan
Rata - Rata Jumlah Daun (helai)
dengan dosis 100, 200, dan 300 kg/ha. Hal ini dijelaskan pada Gambar 2.
40.00 R0
30.00
R1
20.00
R2 10.00
R3
0.00
R4 14 HST
28 HST
45 HST
56 HST
70 HST
Pengamatan
Gambar 2. Pertumbuhan Jumlah Daun Terung Ungu (helai) Selama Pengamatan Pengukuran jumlah daun merupakan salah satu parameter agronomi untuk melihat pengaruh perlakuan pupuk. Hasil penelitian sebelumnya dilakukan oleh Simanungkalit dkk (2013) tentang respons pertumbuhan dan produksi tanaman Melon (cucumis melo L.) terhadap pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah di Desa Tangga batu, Kecamatan Tiga Juhar, Kabupaten Deli Serdang menyimpulkan bahwa perlakuan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap panjang sulur dan jumlah daun pada 2 minggu setelah tanam (MST), 3 MST, 4 MST, dan 5 MST terjadi peningkatan tanaman yang signifikan pada setiap minggunya. Untuk parameter panjang sulur dan jumlah daun tertinggi masing-masing terdapat pada perlakuan 45 gram/tanaman, sedangkan tanaman terendah masing-masing terdapat pada perlakuan kontrol. Perbedaan panjang sulur dan jumlah daun antar perlakuan dimana perlakuan kontrol memiliki tanaman yang lebih pendek dan jumlah daun sedikit dibandingkan perlakuan lainnya karena unsur hara yang yang diterima lebih sedikit dibanding perlakuan lain. Perlakuan 45 gr/tanaman yang diberi pupuk, panjang sulurnya lebih panjang dan jumlah daunnya lebih banyak karena unsur hara yang didapat tanaman sesuai dengan pertumbuhannya. Panjang sulur dan
jumlah daun berbanding lurus, semakin panjang sulur tanaman maka jumlah daun semakin banyak. Pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan memberi suplai pada pertumbuhan. Sobir dan Siregar (2010) menyatakan bahwa pupuk utama yang harus disediakan pada tanaman melon adalah pupuk NPK. Pemberian pupuk susulan dilakukan secara berkala untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman agar berproduksi optimal. C. Umur berbunga Hasil Analisis sidik ragam terhadap umur berbunga terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan umur berbunga terung. Rata-rata umur berbunga terung dijelaskan pada Tabel 5. Tabel 5. Rata-rata Umur Berbunga Terung Ungu Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4
Dosis NPK (kg/ha) 0 100 200 300 400
Rataan (hari) 53,67 52,67 53,00 53,67 54,67
Berdasarkan Tabel 5 diatas, maka dijelaskan bahwa umur berbunga terung tidak dipengaruhi oleh perlakuan pupuk NPK Pelangi. Hal ini dijelaskan pada
Rata- rata Umur Berbunga (Hari)
Gambar 2. 55.00 54.50 54.00 53.50 53.00 52.50 52.00 51.50 R0
R1
R2
R3
R4
Perlakuan
Gambar 3. Umur berbunga Terung Ungu (hari) Selama Pengamatan
Hasil penelitian menunjukan perlakuan pupuk NPK Pelangi tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga tanaman terung. Pada lima perlakuan (lampiran 1), bahwa F-Tabel lebih besar dari F-hitung pada taraf α=5 %, yaitu 3,84. Pada lima perlakuan tanaman ini, terlihat bahwa dosis pupuk NPK Pelangi 100 kg/ha lebih cepat menghasilkan bunga yaitu pada umur 52,67 hari. Hasil penelitian sebelumnya dilakukan oleh Lubis (2004) tentang pengaruh pemberian Gibberellin (GA3) dan pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi terung (Solanum melongena L.), yang menyimpulkan bahwa pembungaan dan pembuahan pada tanaman juga tergantung pada faktor lingkungan seperti temperature, suhu, panjang pendeknya hari dan ketinggian tempat. Selain itu umur mulai berbunga dan mulai berbuah juga tergantung dari varietas tanamannya. Sitompul dan Guritno (1995), menyatakan juga bahwa penampilan tanaman seperti pembungaan dikendalikan oleh sifat dalam tanaman (genetis) dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yaitu sinar matahari dan suhu. D. Panjang Buah Hasil Analisis sidik ragam terhadap panjang buah terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap panjang buah terung pada pengamatan. Rata-rata panjang buah terung dijelaskan pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata Panjang Buah Terung Ungu Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4 BNT 5%
Dosis NPK (kg/ha) 0 100 200 300 400
Rataan (cm) 20,47 a 22,32 b 23,36 b 25,02 c 26,63 d 1,29
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap panjang buah Terung pada taraf uji 5%
Berdasarkan Tabel 6 di atas, maka dijelaskan bahwa bahwa perlakuan pupuk NPK Pelangi degan dosis pupuk 400 kg/ha lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan dosis 100, 200, dan 300 kg/ha. Hal ini dijelaskan pada Gambar 4.
Rata - rata panjang buah (cm)
30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 R0
R1
R2
R3
R4
Perlakuan
Gambar 4. Panjang buah Terung Ungu (cm) Selama Pengamatan Hasil penelitian menunjukan bahwa panjang buah tanaman terung ungu pada lima perlakuan (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel pada taraf α=5 %, yaitu 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat tanaman diberikan perlakuan pupuk NPK Pelangi, berpengaruh nyata terhadap panjang buah tanaman terung. Pada lima perlakuan tanaman ini, terlihat bahwa dosis pupuk NPK Pelangi 400 kg/ha dan 300 kg/ha memberikan nilai panjang buah terbesar yaitu pada perlakuan R4 sebesar 26,63 cm dan perlakuan R3 sebesar 25,02 cm. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saeri dan Suwono (2012) tentang kajian efektivitas pupuk N.P.K pelangi 20:10:10 dalam upaya penigkatan hasil dan pendapatan petani jagung dilahan kering kabupaten Tuban, menyatakan bahwa pada pemberian 400 kg NPK Pelangi 20-10-10 + 200 kg urea/ha,mampu meningkatkan tinggi tanaman, panjang tongkol dan diameter tongkol. Penurunan dosis urea dari 200 kg hingga 25 kg/ha tidak menurunkan tinggi tanaman, panjang tongkol dan diameter tongkol. Pada dosis NPK yang sama, penggunaan pupuk tunggal Urea, SP-36, KCL menghasilkan tinggi tanaman yang lebih rendah dibanding penggunaan NPK Pelangi 20-10-10 + Urea, tetapi tidak meurunkan panjang tongkol dan diameter tongkol.
E. Berat Buah Hasil Analisis sidik ragam terhadap berat buah terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap berat buah terung pada pengamatan. Rata-rata berat buah terung dijelaskan pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Berat Buah Terung Ungu Perlakuan
Dosis NPK (kg/ha)
Rataan (g)
R0 R1 R2 R3 R4
0 100 200 300 400
166,29 a 171,29 b 169,62 ab 176,57 c 185,57 d
BNT 5%
4,35
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap panjang buah Terung pada taraf uji 5%
Berdasarkan tabel 7 diatas, maka dijelaskan bahwa berat buah Terung dipengaruhi oleh perlakuan pupuk NPK Pelangi terutama dosis pupuk 400 kg/ha
Rata - rata berat buah (g)
pada pengamatan. Hal ini dijelaskan pada Gambar 5.
190.00 180.00 170.00 160.00 150.00 R0
R1
R2
R3
R4
Perlakuan
Gambar 5. Berat Buah Terung Ungu (gram) Selama Pengamatan Hasil penelitian menunjukan bahwa berat buah tanaman Terung ungu pada lima perlakuan (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel pada taraf α=5 %, yaitu 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat tanaman diberikan perlakuan pupuk NPK Pelangi, berpengaruh nyata terhadap Berat buah tanaman terung. Pada lima perlakuan tanaman ini, terlihat bahwa dosis pupuk NPK Pelangi
400 kg/ha dan 300 kg/ha memberikan nilai Berat buah terbesar yaitu pada perlakuan R4 sebesar 185,57 g dan perlakuan R3 sebesar 176,57 g. Hasil penelitian sebelumnya oleh A. Lubis F. A (2004) tentang Pengaruh pemberian Gibberellin (GA3) dan pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi terung (Solanum melongena L.) menyatakan bahwa pemberian pupuk majemuk NPK berpengaruh nyata terhadap berat buah per sampel. Hal ini mungkin disebabkan peranan unsur hara makro yang di kandung pupuk majemuk NPK. Dimana unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi masing-masing dalam proses metabolisme tumbuhan. Marsono dan Sigit (Lubis, 2004) menyatakan bahwa unsur N berperan dalam pembentukan klorofil yang berguna dalam proses fotosintesis, dimana apabila fotosintesis lancar maka semakin banyak pula karbohidrat yang akan dihasilkan. Menurut Lingga (Lubis, 2004), unsur P berperan sebagai bahan dasar pembentukan protein untuk menghasilkan energi ATP dan ADP, dimana energi ini dibutuhkan dalam proses metabolisme untuk pembentukan asam amino, tepung, lemak dan senyawa organik lainnya. Sedangkan unsur K berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat sekaligus memperkuat tubuh tanaman sepertin daun, bunga dan buah sehingga tidak mudah gugur. Selain itu unsur K juga dapat meningkatkan kualitas hasil buah (rasa dan warnanya). F. Jumlah Buah Hasil Analisis sidik ragam terhadap jumlah buah terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap jumlah buah terung pada pengamatan. Rata-rata jumlah buah terung dijelaskan pada Tabel 8. Tabel 8. Rata-rata Jumlah Buah Terung Ungu Perlakuan
Dosis NPK (kg/ha)
Rataan (buah)
R0 R1 R2 R3 R4 BNT 5%
0 100 200 300 400
2,57 a 2,76 b 2,95 c 3,00 c 3,25 d 0,13
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap panjang buah Terung pada taraf uji 5%
Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka dijelaskan bahwa jumlah buah terung dipengaruhi oleh perlakuan pupuk NPK Pelangi terutama dosis pupuk 400 kg/ha
Rata - rata jumlah buah (g)
pada pengamatan. Hal ini dijelaskan pada Gambar 6.
3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 R0
R1
R2
R3
R4
Perlakuan
Gambar 6. Berat jumlah Terung ungu (buah) selama pengamatan Hasil penelitian menunjukan bahwa Jumlah buah tanaman Terung ungu pada lima perlakuan (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel pada taraf α=5 %, yaitu 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat tanaman diberikan perlakuan pupuk NPK Pelangi, berpengaruh nyata terhadap Jumlah buah tanaman terong. Pada lima perlakuan tanaman ini, terlihat bahwa dosis pupuk NPK Pelangi 400 kg/ha dan 300 kg/ha memberikan nilai jumlah buah terbanyak yaitu pada perlakuan R4 sebanyak 3,52 buah dan perlakuan R3 sebanyak 3,00 buah. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Onggo (2001) bahwa komponen hasil tomat yang diamati adalah Berat buah, Jumlah buah, bobot buah dan persen jumlah buah yang dapat dipasarkan. Hasil analisis statistik dari pengamatan tersebut juga menunjukkan tidak terdapat interaksi antara perlakuan formula pupuk yang dicobakan dan dosis pupuk majemuk. Pertumbuhan tanaman yang baik membutuhkan hara yang lengkap, penggunaan hara yang tidak lengkap mempengaruhi keseimbangan hara yang dapat diserap dan mengurangi efektivitas serapan hara. Pupuk majemuk lengkap dalam bentuk pupuk phonska dapat meningkatkan proses fisiologi berakibat pada
peningkatan produk yang dihasilkan yang pada tanaman tomat diekspresikan pada bagian generatif, yaitu buah, baik pada jumlah buah yang dapat terbentuk maupun ukurannya.