BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan ceramah saja. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, guru lebih aktif dari pada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dan cenderung bosan. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada kekurangaktifan siswa kelas IV dalam menerima materi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai pada tabel dibawah berikut. Tabel 4.1 Nilai Tes Prasiklus No
Nilai
Frekuensi
Persentase
1
>65
10
43%
2
50-55
7
31%
3
45-50
6
26%
23
100%
Jumlah
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 65 keatas sebanyak 44% atau 10 siswa, yang mendapat nilai 50-55 sebanyak 30% atau 7 siswa, yang mendapat nilai 45-50 sebanyak 26% atau 6 siswa. Berdasarkan data hasil tes pra siklus menunjukkan masih ada siswa belum mencapai ketuntasan belajar
34
35
Gambar 4.1 Grafik ketuntasan Belajar Siswa Tes Prasiklus
Hasil belajar pra siklus kelas IV SD N Kalibeji 01 12
Jumlah siswa
10 8
Tuntas Tidak tuntas
6
tidak tuntas
4 2 0 ≥65
50-55
45-50
Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Tes Prasiklus No
Ketuntasan Belajar
1 2
Jumlah siswa Jumlah
Persentase
Tuntas
10
43%
Belum Tuntas
13
57%
Jumlah
23
100%
Tabel 4.2 Menggambarkan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 65 sebanyak 10 siswa. Dengan demikian ada 13 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM). Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal ada 10 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada Grafik berikut ini:
36
Gambar 4.2 Grafik ketuntasan Belajar Siswa Tes Prasiklus
Jumlah siswa
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Kalibeji 01 14
13
12
10
10
Tidak tuntas
8
Tuntas
6 4 2 0 Tidak tuntas
Tuntas
Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Prasiklus No
Uraian
Nilai
1
Nilai tertinggi
85
2
Nilai terendah
50
3
Nilai rata-rata
60
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut nilai hasil belajar siswa prasiklus terdapat nilai tertinggi 85, nilai terendah 50 dan nilai rata-rata 60. Hasil nilai tertinggi, terendah, maupun nilai rata-rata pada tabel 4.3 tersebut dapat digambarkan dalam Grafik berikut ini.
37
Gambar 4.3 Grafik nilai hasil belajar siswa prasiklus 90 80 70 60 50
Nilai tertinggi
40
Nilai terendah
30
Nilai rata-rata
20 10 0 Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata
4.2
Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 25 dan 27 April 2013. Sebelum proses pembelajaran siklus I dilaksanakan, peneliti telah melakukan kerja kelompok dengan teman sejawatnya untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus I untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
tentang
Pahlawan
Nasional
yaitu
R.A.Kartini.
Dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti menggunakan model Cooperative Script, adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer. dan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan, peneliti merancang alat evaluasi berupa soal tes yang akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan yang dilakukan tersebut telah
mampu
menjadi
pedoman
yang
pembelajaran, artinya susunan program
sistematis
dalam
proses
tersebut terstruktur dan
38
merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.
4.2.2 Pelaksanaan Observasi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini telah sesuai dengan yang direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan cukup baik, pada kegiatan awal guru telah mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya kegiatan berjalan cukup lancar. Pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan ringkas, guru mengatur tempat duduk siswa, guru menjelaskan materi secara secara singkat, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 1 kelompok ada 2 orang, guru membagi materi pelajaran dalam bentuk teks kepada siswa, guru menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa, guru memanggil 2 orang siswa secara acak yang sudah dimiliki oleh setiap siswa dan memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut. Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan membuat kesimpulan, tanya jawab, tes evaluasi dan tindak lanjut.
Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar berupa nilai tes formatif diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil tes tersebut dianalisa dalam bentuk tabel 4.4 berikut.
39
Tabel 4.4 Nilai Tes Siklus I No
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
1
>75
12
52%
2
65-70
7
30%
3
55-60
4
18%
23
100%
Jumlah
Berdasarkan hasil nilai tes siklus 1 yang terdapat dalam tabel 4.4 terlihat jelas perbandingannya bahwa tabel 4.4 menunjukkan jumlah siswa yang mendapat nilai 75 ke atas berjumlah 52% atau 12 siswa, yang mendapat nilai 65-70 berjumlah 30% atau 7 siswa, yang mendapat nilai 55-60 berjumlah 4 atau berjumlah 18%. Dari analisa nilai tes pada tabel 4.4 dapat dibuat Gambar seperti berikut: Gambar 4.4 Jumlah Siswa
Grafik Nilai Tes Siklus I
SIKLUS I
15
Tidak Tuntas
10
Tuntas
5
tuntas2
0 Tidak tuntas
Tuntas
Tuntas
Berdasarkan hasil analisa yang digambarkan dalam bentuk Grafik terlihat jelas perbandingannya bahwa gambar 4.4 menunjukkan jumlah
40
siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 52% atau 12 siswa, yang mendapat nilai 65-70 sebanyak 30% atau 7 siswa, yang mendapat nilai 55-60 sebanyak 18% atau 4 siswa.Hasil tes pada siklus I tersebut apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat di sajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 No
Ketuntasan Belajar
1 2
Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Jumlah siswa Jumlah Persentase 19 82% 4 18% 23 100%
Tabel 4.5 Menggambarkan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 65 sebanyak 4 siswa Sedangkan yang sudah mencapai KKM ada 19 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada Grafik berikut. Gambar 4.5 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1
Jumlah Siswa
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
KETUNTASAN82%
Tidak tuntas Tuntas 18%
Tidak tuntas
Tuntas
Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas 4 sebanyank 23 siswa, yang sudah
41
tuntas 82% atau 19 siswa, dan yang belum tuntas 18% atau 4 siswa. Adapun bila dianalisa bedasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.6
No
Tabel 4.6 Nilai Hasil Belajar Siklus I Uraian Nilai
1
Nilai tertinggi
90
2
Nilai terendah
60
3
Nilai rata-rata
65
Berdasarkan Gambar 4.6
dapat digambarkan dalam bentuk
Grafik berikut ini : Gambar 4.6 Grafik Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus 1 100 90 80 70 60
nilai tertinggi
50
nilai terendah
40
nilai rata-rata
30 20 10 0 Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata
Peneliti terhadap kinerja siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir . Hasil oservasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencakan tindakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan tindakan pada siklus 2.
42
4.2.3 Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus 1 dapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus 1. Perbandingan hasil ulangan pra sikus dan siklus 1 dapat disajikan dalam tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Nilai Prasiklus dan Siklus I No 1 2 3
Nilai >75 65-70 55-60 Jumlah
Pra siklus 10 7 6 23
Siklus I 12 7 4 23
Peningkatan hasil tes formatif siswa antara sebelum melaksanakan siklus I dan sesudah melaksanakan siklus I dapat dilihat pada Grafik 4 berikut ini. Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Hasil Nilai Tes Prasiklus Dan Siklus 1 14 12
12
Jumlah siswa
10 8
7
6
4
4 2 0 ≥75
65-70
55-60
RENTANGAN NILAI
Pra siklus siklus I
43
Berdasarkan data perolehan nilai tes pada gambar 4.7 ada peningkatan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Pada prasiklus siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 10, setelah siklus 1 naik menjadi 12 siswa. Pada prasiklus siswa yang mendapat nilai 65-70 sebanyak 7 orang dan setelah siklus 1 menjadi 7 siswa. Kemudian yang mendapat nilai 55-60 sebelum pada prasiklus sebanyak 6 siswa dan setelah siklus 1 berjumlah 4 siswa. Hubungan dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya pada tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Data Perbandingan Ketuntasan Belajar Prasiklus dan Siklus 1 Jumlah Siswa No 1 2
Ketuntasan Tuntas Belum tuntas Jumlah
Prasiklus Jumlah Persentase 10 43% 13 57% 23 100%
Siklus 1 Jumlah Persentase 19 82% 4 18% 23 100%
Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 4.8 dapat diperjelas pada Grafik berikut ini: Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Prasiklus dan Siklus 1
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
pra siklus siklus I
Tuntas
tidak tuntas
44
Berdasarkan data-data tersebut terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV. Oleh karena itu nilai rata-rata kelas pun meningkat. Walaupun sudah terjadi peningkatan, namun hasil tersebut belum maksimal karena target keberhasilan ketuntasan siswa harus mencapai 85%. Hal ini dilihat dari hasil tes siklus 1 hanya mencapai ketuntasan 82%. Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus 1 ditemukan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus yang dapat dilihat sebagai berikut. 1.
Peneliti masih belum mengondisikan siswa yang membuat kegaduhan
2.
Peneliti masih belum memperhatikan kelompok yang mengalami masalah
3.
Peneliti masih belum memberikan motivasi agar siswa aktif dalam berdiskusi
4.
Peneliti masih belum membentuk kelompok siswa secara heterogen
5.
Peneliti masih belum menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran siklus I segala kekurangan
yang terjadi akan diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II, perbaikan itu di antaranya: 1.
Peneliti akan mengondisikan siswa yang membuat kegaduhan
2.
Peneliti akan memperhatikan kelompok yang mengalami masalah
3.
Peneliti akan memberikan motivasi agar siswa aktif dalam berdiskusi
4.
Peneliti akan membentuk kelompok siswa secara heterogen
5.
Peneliti akan menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok
45
4.3
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 1 dan 3 Mei 2013. Sebelum proses pembelajaran siklus II dilaksanakan, peneliti telah melakukan diskusi dengan teman sejawat dan observer untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus II untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 semester II materi tentang pantun. Perencanaan awal hampir sama dengan siklus I. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti menggunakan model
(Cooperative Script),
adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir. Perencanaan yang dilakukan tersebut telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. 4.3.2 Pelaksanaan Observasi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini telah sesuai dengan yang direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan sangat baik, pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga kegiatan berjalan dengan baik. Pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan ringkas, Peneliti mengatur tempat duduk siswa, Peneliti menjelaskan materi secara singkat, Peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok, Peneliti membagi materi pelajaran dalam bentuk teks kepada siswa, Peneliti menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, membantu
46
siswa memberi informasi jika diperlukan siswa, Peneliti memanggil dua orang siswa dan memberikan materi kepada siswa untuk membacakan pantun tersebut. Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan membuat kesimpulan, tanya jawab, tes evaluasi dan tindak lanjut. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar berupa nilai tes formatif siklus II diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil tes tersebut dianalisis dalam bentuk tabel 4.9 berikut. Tabel 4.9 Nilai Tes Siklus II No 1 2 3
Rentang Nilai >75 65-70 55-60 Jumlah
Frekuensi 23 23
Persentase 100% 0% 0% 100%
Berdasarkan analisis nilai tes siklus II pada tabel 4.9 dapat dibuat Grafik seperti pada gambar 4.9 berikut Gambar 4.9 Grafik Nilai Tes Siklus II 25 20 15 10 5 0
Tidak tuntas Tuntas >75
65-70
55-60
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk Grafik terlihat jelas perbandingannya bahwa gambar 4.9 menunjukkan jumlah siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 23 siswa atau 100%, yang
47
mendapat nilai 65-70 sebanyak 0 siswa atau 0%, yang mendapat nilai 55-60 sebanyak 0 siswa 0%.Hasil tes pada siklus II tersebut apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat di sajikan dalam bentuk tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1I No
Ketuntasan Belajar
1 2
Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Jumlah siswa Jumlah Persentase 23 100% 0% 23 100%
Tabel 4.10 Menggambarkan bahwa tidak ada siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM. Dengan demikian semua siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar minimal. Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyank 23 siswa, yang sudah tuntas 100% atau 23 siswa, Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.11
No 1 2 3
Tabel 4.11 Nilai Hasil Belajar Siklus II Uraian Nilai Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 75 Nilai rata-rata 85
Berdasarkan tabel 4.11 nilai hasil belajar siklus II dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang seperti gambar 4.10 berikut
48
Gambar 4.10 Grafik Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus 2 120 100 80 nilai tertinggi
60
nilai terendah
40
nilai rata-rata
20 0 Nilai tertinggi
Nilai terendah
Nilai ratarata
Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir.
4.3.3 Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus I dan hasil tes siklus IIdapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus II. Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam tabel 4.7 berikut. Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II No 1 2 3
Nilai >75 65-70 55-60 Jumlah
Siklus I 12 13 0 23
Siklus II 23 0 0 23
Peningkatan hasil tes formatif siswa antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik seperti pada gambar 4.11 berikut.
49
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Hasil Nilai Siklus I Dan Siklus 25
23
20 15 10
13
Siklus I
10
Siklus II
5 0
0 >75
65-70
0
0
55-60
Berdasarkan data perolehan nilai tes pada gambar 4.11 ada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 12. Setelah siklus II naik menjadi 23 orang. Siswa yang mendapat nilai 65-70 pada siklus I sebanyak 13 0rang dan setelah siklus II menjadi 0 orang. Nilai 55-60 pada siklus I sebanyak 0 siswa dan setelah siklus I Itidak ada lagi siswa yang mendapat nilai tersebut. Hubungan
dengan
ketuntasan
belajar
dapat
ditunjukkan
perbandingannya pada tabel 4.13 berikut. Tabel 4.13 Data Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II Jumlah Siswa No 1 2
Ketuntasan Tuntas Belum tuntas Jumlah
Siklus I Jumlah Persentase 19 82% 4 18% 23 100%
Siklus II Jumlah Persentase 23 100% 0 0% 23 100%
Data perbandingan ketuntasan belajar siklus I dan siklus II dapat diperjelas pada gambar berikut.
50
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II 25 20
23 19
15
siklus I
10
siklus II 4
5
0
0 tuntas
tidak tuntas
Berdasarkan data-data tersebut terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV. Oleh karena itu nilai rata-rata kelas pun meningkat.Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus II ditemukan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus yang dapat dilihat sebagai berikut. 1. Peneliti masih tidak mengondisikan siswa yang membuat kegaduhan 2. Peneliti masih tidak memperhatikan kelompok yang mengalami masalah 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Script Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun Ajaran 2012/2013. Hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
51
materi tentang Kepahlawanan. Peningkatan nilai rata-rata yaitu pada kondisi awal 60, pada siklus I menjadi 75 dan pada siklus II menjadi 85. Hasil belajar siswa dari prasiklus hingga siklus II dapat di tunjukkan pada tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14 Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No 1 2 3 4
Hasil belajar siswa Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata Ketuntasan belajar
Prasiklus 85 50 60 43%
Siklus I 90 60 67 82%
Siklus II 100 75 85 100%
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar pada tabel 4.14 telah terjadi peningkatan dari Prasiklus, siklus I dan siklus II, maka dapat dinyatakan bahwa model
Pembelajaran Cooperative Script
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.