BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1. Visi dan Misi Instansi Berikut
merupakan
visi
dari
PT
Telkom,
Divisi
Infrastruktur
Telekomunikasi Indonesia dan Sub Divisi Satelit. Telkom
:To
become
a
leading
(TELECOMMUNICATION,
TIME
player
INFORMATION, MEDIA
AND EDUTAIMENT) in the region. Divisi Infratel
:To become a leading TIME infrastructure provider in the region.
Sub Div Sat
: The dominant player of satellite full service network
Adapun misi dari PT.Telkom, Divisi Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia dan Sub Divisi Satelit adalah : Telkom
:One stop infocom service with excellence quality and competitive price and to be role models as the best managed Indonesian corporation.
Divisi Infratel
:Managing infocom infrastructure the best practices, optimizing superior human resources and synergizing partners.
Sub Div Sat
:
Providing
a
fast
51
and
competitive
services.
52
Dengan visi misi tersebut diharapkan organisasi Sub Divisi Satelit dibawah organisasi TELKOM yang merupakan bagian dari organisasi Divisi Infratel dapat selalu sejalan dengan organisasi induknya untuk dapat meningkatkan komitmen dan pelayanan PT Telkom SPU Cibinong agar dapat menciptakan peluang bisnis komunikasi yang semakin hari semakin berkembang pesat, sehingga terciptanya kesejahteraan bersama.
4.1.2. Struktur Organisasi
Gambar 9. Struktur Organisasi Sub Divisi Satelit
4.1.3. Uraian Fungsi Dari Struktur Organisasi Adapun fungsi dari tiap-tiap bagian struktur organisasi adalah sebagai berikut : a. GM (General Manager) -
Mengelola bisnis dan organisasi satelit.
b. TAC (Technical Asistant Center)
53
-
Melaksanakan tugas atau proyek yang mendukung program kerja para manager sesuai dengan bidang atau keahlian masing-masing.
c. Manager Bangnet dan Performansi -
Melakukan pengembangan dan membangun network baru
-
Melakukan evaluasi performansi network.
d. Manager Operasi dan Pemeliharaan -
Melaksanakan koperasi dan pemeliharaan sistem satelit diluar SPU Cibinong.
e. Manager Pengendalian Satelit -
Mengoperasikan dan mengendalikan satelit.
f. Manager Pengendalian Komunikasi Satelit -
Melakukan pengukuran dan pengawasan atau monitor kualitas performace setiap transponder
-
Menangani gangguan transponder.
g. Manager Pengelolaan Produk -
Melaksanakan dan mengendalikan serta merencanakan proses bisnis transponder
-
Melayani kebutuhan transponder pelanggan
h. Manager Administrasi -
Mengelola administrasi keuangan / OPEX (Operasi Biaya Belanja Pegawai)
-
Melakukan proses pengadaan dan administrasi kepegawaian.
54
Berikut rincian pemetaan fungsi bisnis terhadap kebutuhan SI/TI dan ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak pada Sub Divisi Satelit, sedangkan untuk topologi jaringan penulis sertakan pada lampiran.
Tabel 2. Pemetaan Fungsi Bisnis Terhadap Kebutuhan SI/TI Area Fungsional General Manager Satelit
Fungsi Bisnis
Internal Proses Bisnis Mengelola bisnis dan operasional satelit
Subbagian TAC Transmisi Melaksanakan proyek dan tugas-tugas khusus yang diberikan Satelit oleh GM Satelit yang berfokus pada sistem komunikasi satelit Subbagian TAC Trans- Melaksanakan proyek dan tugas-tugas khusus yang diberikan ponder oleh GM Satelit yang berfokus pada Transponder Satelit TAC
Subbagian Bumi(2)
TAC
Stasiun Melaksanakan proyek dan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh GM Satelit yang berfokus pada Stasiun Bumi
Melaksanakan proyek dan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh GM Satelit yang berfokus pada sistem Link Intermediate Date Rate (IDR) Satelit Subbagian OFF-1 Analyst Melakukan evaluasi performa dari Link IDR, Transponder Network Improvement dan melaksanakan audit mutu internasional ISO dan SOA Subbagian System IDR
MGR. Bangnet dan Performansi Subbagian OFF-1 Bangnet Membuat perencanaan pengembangan network satelit, & Development Network termasuk alat ukur dan NMS Subbagian Officer-1 Korsat Melakukan koordinasi satelit serta mengawal regulasi orbit dan Regulasi dan filing satelit
Dukungan SI/TI Portal.telkom.co.id, SAP, TeNOSS, Simponi, NMS, SIECAMS Portal.telkom.co.id, SAP, TeNOSS, Simponi, NMS, SIECAMS Portal.telkom.co.id, SAP, TeNOSS, Simponi, NMS, SIECAMS Portal.telkom.co.id, SAP, TeNOSS, Simponi, NMS, SIECAMS Portal.telkom.co.id, SAP, TeNOSS, Simponi, NMS, SIECAMS Portal.telkom.co.id, SAP, TeNOSS, Simponi, NMS, SIECAMS Portal.telkom.co.id, SAP, TeNOSS, Simponi, NMS, SIECAMS Portal.telkom.co.id, SAP, TeNOSS, Simponi, NMS,
55
56
Subbagian ASMAN Mengelola dan mengalokasikan sumber daya transponder Manajemen Transponder satelit MGR. Operasi dan Subbagian ASMAN Pemeliharaan Manajemen Stasiun Bumi Melaksanakan pemeliharaan dan pembangunan stasiun bumi Subbagian Broadcast
ASMAN Melaksanakan pelayanan jasa broadcast dan Service news Gathering
Subbagian ASMAN Dalsat Telkom-1 Mengoperasikan dan mengendalikan Satelit Telkom-1 MGR. Pengendalian Subbagian ASMAN Satelit Operasi Palapa B4/B2R Mengoperasikan dan mengendalikan Satelit Telkom-2
MGR.Pengendalian Komunikasi Satelit
Subbagian ASMAN Analisa Orbital Dan Data Operasi Subbagian ASMAN Pemeliharaan Perangkat SPU Subbagian ASMAN ME Dan Sarpen
Melaksanakan evaluasi dan perencanaan maneuver satelit Melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian perangkat stasiun pengendali utama satelit Melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian perangkat mekanikal energi dan sarana penunjang
Subbagian ASMAN Help Melaksanakan pelayanan Licence of Transmit (LFT) dan
SIECAMS Portal.telkom.co.id, TeNOSS, Simponi, SIECAMS Portal.telkom.co.id, TeNOSS, Simponi, SIECAMS Portal.telkom.co.id, TeNOSS, Simponi, SIECAMS Portal.telkom.co.id, TeNOSS, Simponi, SIECAMS Portal.telkom.co.id, TeNOSS, Simponi, SIECAMS Portal.telkom.co.id, TeNOSS, Simponi, SIECAMS Portal.telkom.co.id, TeNOSS, Simponi, SIECAMS Portal.telkom.co.id, TeNOSS, Simponi, SIECAMS Portal.telkom.co.id,
SAP, NMS, SAP, NMS, SAP, NMS, SAP, NMS, SAP, NMS, SAP, NMS, SAP, NMS, SAP, NMS, SAP,
Desk Transat
surveillance transponder
Subbagian ASMAN Jasa Transponder MGR.Pengelolaan Produk
Subbagian ASMAN Jasa Terutan Transponder Subbagian Sekretariat
OFF-1
MGR. Administrasi Subbagian OFF-1 Umum Dan Logistik
TeNOSS, Simponi, SIECAMS Portal.telkom.co.id, Melaksanakan pelayanan permintaan transponder TeNOSS, Simponi, SIECAMS Melaksanakan pelayanan permintaan jasa turutan transponder Portal.telkom.co.id, (IND, SNG) TeNOSS, Simponi, SIECAMS Melaksanakan proses kesekretariatan dan administrasi SDM Portal.telkom.co.id, dan keuangan TeNOSS, Simponi, SIECAMS Portal.telkom.co.id, Melaksanakan proses pengadaan logistic OPEX dan CAPEX TeNOSS, Simponi, SIECAMS
NMS, SAP, NMS, SAP, NMS, SAP, NMS, SAP, NMS,
57
58
Tabel 3. Ketersediaan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Perangkat Perangkat Keras
Perangkat Lunak
Jenis PC Laptop Printer Router Switch Server Wireless LAN Modem Scanner Proyektor in Fokus Aplikasi Sistem
Jumlah 30 25 20 1 30 10 10 50 10 5 Tennoss, Ticare, SAP, Simponi, NMS, SIECAMS Unix digital, Sun Solaris, Open VMS, Windows
Gambar 10. Konvigurasi Sub Divisi Satelit
59
60
4.2. Kondisi Satelit di Indonesia Persaingan bisnis satelit di kawasan Asia-Pasifik terus menunjukkan peningkatan, terutama dalam hal jangkauan, produk dan harga. Pemerintah Indonesia tidak mengatur secara ketat industri satelit di Tanah Air sehingga dalam prakteknya, industri ini beroperasi sesuai dengan kebijakan “open-sky” yang membuka peluang persaingan besar antara operator satelit Indonesia dengan operator satelit asing. Kawasan Asia-Pasifik masih membutuhkan satelit untuk infrastruktur baik telekomunikasi maupun infrastruktur penyiaran (broadcasting). Ini dibuktikan dengan beberapa faktor yaitu: •
Banyaknya operator regional maupun global yang mengarahkan operasi layanan satelitnya untuk kawasan Asia-Pasifik;
•
Tingginya permintaan pasar untuk trunking GSM;
•
Masih bertumbuhnya pasar Direct To Home (“DTH”); dan
•
Satelit sebagai solusi pemulihan pada saat bencana alam (disaster recovery).
Saat ini operator satelit baik regional maupun global di kawasan Asia – Pasifik adalah: •
Intelsat/PanAmsat (USA)
•
SES Global (Luxembourg)/SES New Skies (Netherlands)
•
Telesat (Canada)/Loral Skynet (USA)
•
RSCC (Russia)
•
Eutelsat (France) APT Satellite (Hong Kong)
•
AsiaSat (Hong Kong)
•
SCC (Japan)
60
61
•
JSAT (Japan)
•
MEASAT (Malaysia)
•
Insat (India)
•
MCI – Media Citra Indostar (Indonesia)
•
Indosat (Indonesia)
•
VinaSat (Vietnam)
•
SingTel/Optus (Singapore)
•
Telkom (Indonesia)
•
ChinaSat (China)
•
SinoSat (China)
•
KoreaSat (Korea)
•
Mabuhay (Philippines)
•
Thaicom (Thailand)
•
ABS (Hong Kong)
•
ProtoStar (Singapore) Operator satelit global dengan kapasitas yang lebih besar dapat
memanfaatkan kelebihan skala ekonominya tersebut untuk dapat memberikan harga yang lebih murah tanpa mempengaruhi kinerja keuangan operator tersebut. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya subsidi dari pasar premium terhadap pasar yang sangat kompetitif. Namun operator nasional dapat meminta perlindungan entry barrier melalui regulasi seperti hak labuh yang diberlakukan oleh pemerintah terhadap satelit asing. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan baru mengenai penyelenggaraan satelit yaitu Peraturan Menteri
62
No.37/P/M.KOMINFO/12/2006 tanggal 6 Desember 2006 dimana operator satelit asing harus memiliki izin hak labuh dengan kriteria sebagai berikut: 1. Operator satelit asing harus melakukan koordinasi dengan operator satelit domestik sehingga tidak mengganggu sistem satelit dan sistem terrestrial milik Indonesia 2. Negara yang mengoperasikan satelitnya di Indonesia harus memberikan kesempatan kepada operator satelit Indonesia untuk beroperasi di negaranya. Uraian diatas memberi gambaran bahwa jika operator satelit lokal/nasional belum mampu bersaing dengan operator satelit global, maka perlahan operator satelit global akan mendominasi bisnis pasar telekomunikasi di Indonesia. Sub Divisi Satelit PT Telkom sebagai satu-satunya perusahaan BUMN di Indonesia yang menangani layanan komunikasi satelit tentunya harus terus berupaya menciptakan berbagai inovasi agar mampu bersaing dengan operator satelit global. Penerapan SI/TI yang dapat mengoptimalkan efisiensi dan efektifitas bisnis mutlak harus dilakukan agar dapat mempermudah pengembangan jaringan telekomunikasi di Indonesia sehingga dapat memperbesar pangsa pasar dari bisnis telekomunikasi itu sendiri. Indonesia dipandang perlu untuk melakukan perkembangan infrastruktur telekomunikasi agar tidak tertinggal dengan negaranegara lain, misalnya dalam hal penetrasi sambungan tetap (fixed line), internet dan akses pita lebar. Berikut tabel perbandingan penetrasi di ASEAN.
63
Tabel 4. Penetrasi di ASEAN Indonesia Fixed line in HH Mobile in % of population 2G 3G 3G/ Total Mobile Internet use/Pop Internet res subscribers / Pop Internet res subscribers / HH Res.Narrowband/ HH Res.Broadband/ HH Res.Narrowband/ Res.Subcribers i-TV/HH
Malaysia
Filipina
Thailand
Vietnam
20% 29%
Singapu ra 122% 105%
79% 93%
18% 38%
62% 54%
58% 18%
28% 1.1% 3.8% 8% 1%
81% 23.8% 22.6% 55% 48%
91% 1.5% 1.7% 44% 17%
53% 1.3% 2.5% 14% 4%
17% 1% 5.6% 15% 2%
4.6%
144%
76%
17%
10%
4% 0.1% 2%
97% 47% 33%
62% 14% 19%
12% 5% 28%
18% 2% 17%
9%
25%
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penetrasi Indonesia masih dibawah Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Besarnya kebutuhan infrastruktur satelit Indonesia bukan hanya menjadi peluang bagi industri satelit Indonesia namun menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia, saat ini sudah tercatat lebih dari 30% dari kebutuhan infrastruktur satelit komunikasi di Indonesia dipenuhi oleh penyelenggara jasa satelit asing.
64
450 400
Demand (TPE)
350 300 250 200
Low Grow th Baseline
150
High Grow th
100 50 0 2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
2022
Tahun
Gambar 11. Kebutuhan Infrastruktur Satelit Komunikasi 2007-2021 (Roadmap Satelit Indonesia-Dirjen Postel) Tantangan yang dihadapi saat ini adalah adanya teknologi baru baik sambungan kabel (seperti ADSL) maupun nir-kabel seperti aksis nir-kabel pita lebar (broadband wireless access) seperti WiFi, 3G, LTE dan WiMAX. Besarnya investasi infrastruktur satelit khususnya untuk satelit komunikasi juga menjadi kendala yang cukup signifikan.
Gambar 12. Proses Pengelolaan Jaringan Komunikasi Satelit di Indonesia 65
66
4.2.1. Penyelenggara Komunikasi Satelit di Indonesia Persaingan bisnis satelit tidak hanya terjadi di Negara-negara Asia-Pasifik, namun juga terjadi dalam ruang lingkup nasional, hal ini didukung dengan munculnya beberapa perusahaan yang menyediakan layanan bisnis satelit. Pada tabel berikut ini disebutkan satelit yang beroperasi di Indonesia. Tabel 5. Satelit yang Beroperasi di Indonesia Nama Satelit Palapa C2 Indostar 1 Telkom-1 Garuda-1
Mulai Beroperasi Mei 1996 Nov 1997 Agustus 1999 Februari 2000
Akhir Operasi 2011 2011 2016 2015
Telkom-2 LAPAN-TUBSAT Indostar II Palapa D
Nov 2005 2007 Mei 2009 Agustus 2009
2020 2024 2024
Pengelola Satelindo Indosat Indovision Telkom Asia Cellular Satellite Telkom LAPAN Indovision Indosat
Indosat adalah penyelenggara telekomunikasi dan operator informasi di Indonesia, Indosat memiliki satelit PALAPA-D dan PALAPA-C2. Indostar-1 adalah satelit yang dimiliki oleh Indovision yang dikelola dan dioperasikan oleh PT Media Citra Indostar (MCI), satelit ini cocok digunakan di Indonesia sebagai negara beriklim tropis, Indostar-1 satelit digunakan untuk layanan komersial televisi kabel. ACeS (Asia Cellular Satellite) adalah perusahaan telekomunikasi satelit regional yang berbasis di Jakarta, Indonesia. ACeS dibentuk oleh perusahaan patungan PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Lockheed Martin Telekomunikasi Global (LMGT), Jasmine International Overseas Ltd dari Thailand dan Filipina Telepon Jarak Jauh Co (PLDT).
67
4.2.2. Satelit PT Telekomunikasi Indonesia
Gambar 13. Coverage TELKOM-1 dan TELKOM-2
Saat ini PT Telekomunikasi Indonesia sedang mengoperasikan dua buah satelit yaitu Telkom-1 dan Telkom-2 yang digunakan untuk kebuthan internal Telkom khusunya pada wilayah timur Indonesia, penyewaan transponder, backhaul selular, bacbone internet, distribusi video, SNG pada delapan kota (Jakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar, Balikpapan, Medan & Palembang), VSAT-IP dan DTH. Sampai saat ini masa operasi satelit berkisar selama 15 tahun. Namun teknologi satelit memiliki keunggulan dalam hal jangkauan wilayah yang luas, meliputi Indonesia dan asia, serta kemudahan instalasi di wilayah terpencil.
68
Gambar 14. Frekuensi Pelanggan Telkom-1
Gambar 15. Frekuensi Pelanggan Telkom-2 Sebagai contoh, berikut ini adalah data monitoring dari stasiun bumi milik RCTI dan Trans TVdari SPU Cibinong. -
Pelanggan
:Telkom-1/9 Horisontal (RCTI)
69
Frekuensi Center
: 4.040 MHz
Frekuensi IF
: 61 MHz
Lokasi Satelit
:1080 BT
Lokasi SB Tx Jakarta : 106,8450 BT dan 6,2110 LS Lokasi SPU Cibinong : 106,560 BT dan 52,40 BT
Gambar 16. Hasil Monitoring Pelanggan Telkom-1/9 Horisontal (RCTI) Berdasarkan gambar diatas RCTI memiliki CPI(Cross Polarisation Interference) 35,41dB dan sudah memenuhi standar dari PT Telkom yaitu > 30dB sebagai syarat agar dapat bertransmisi dengan lancar dan memperoleh informasi yang baik. Sehingga dapat dinyatakan layak untuk digunakan acara siaran langsung stasiun bumi RCTI. -
Pelanggan
:Telkom-1/8 Horisontal (Trans TV)
Frekuensi Center
: 4000 MHz
70
Frekuensi IF
: 75 MHz
Lokasi SPU Cibinong : 106,560 BT dan 52,40 BT
Gambar 17. Hasil Monitoring Pelanggan Telkom-1/8 Horisontal (Trans TV) Berdasarkan gambar diatas Trans Tv memiliki CPI(Cross Polarisation Interference) diatas > 30dB dan telah memenuhi standar dari PT Telkom, sehingga dapat dinyatakan layak untuk digunakan acara siaran langsung stasiun bumi Trans Tv.
4.2.3. Aplikasi TI pada Sub Divisi Satelit Sub Divisi Satelit memiliki aplikasi yang digunakan untuk membantu dalam pengelolaan data dan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan proses bisnis sehari-hari. Aplikasi tersebut diantaranya sebagai berikut :
71
Sistem manajemen kepegawaian di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) sudah berbasiskan Web. Seluruh data karyawan yang berjumlah 19 ribu telah diunggah pada sebuah sistem berformat portal dimana mekanisme kerja karyawannya sudah dijalankan oleh sistem, PT Telkom mengadopsi praktik electronic human resources management (e-HRM). Sistem e-HR di Telkom dirintis sejak 1995 dengan nama SIMPEG, kependekan dari Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian. Pada tahun 1998 fungsinya lebih ditingkatkan kembali dengan mengintegrasikan kebutuhan HR dan payroll. Dengan investasi di atas Rp 20 miliar, pihak Telkom pun mengganti sistem kepegawaian lama dengan mengadopsi solusi best practice untuk e-HR dari SAP dengan menggunakan vendor dari Jerman. Berikut strategi TI yang digunakan oleh Sub Divisi Satelit :
Gambar 18. Portal.telkom.co.id a. POINT yang merupakan kependekan dari (portal.telkom.co.id) merupakan media komunikasi interaktif yang dimiliki oleh PT
72
Telkom. Situs ini hanya dapat diakses oleh staf PT Telkom di seluruh Indonesia pada lingkungan internal. Adapun fasilitas yang terdapat pada POINT diantaranya : - News, yang berisi berita dan informasi terkini seputar PT Telekomunikasi Indonesia seperti perkembangan perusahaan, achievement, pangsa pasar, kompetitor. - Link, fasilitas yang menghubungkan antara unit bisnis PT Telkom di satu tempat dengan unit bisnis PT Telkom di seluruh Indonesia. - Helpdesk, fasilitas yang dapat membantu memberikan informasi yang dibutuhkan. - Greetings, fasilitas bertegur sapa dengan teman-teman di tempat lain melalui internet. - Informasi mengenai profile, rekam jejak dari seluruh staf PT Telekomunikasi Indonesia. - Electronic human resources management (e-HRM) dimana masing masing staf dapat mengetahui informasi mengenai absensi, SPPD (Surat Perjalanan Dinas), cuti, mutasi, slip gaji karyawan, pembayaran Surat pajak seperti SPT pun dapat dilakukan.. - FAQ (Forum Ask Question) dimana dengan fasilitas ini para pegawai dapat saling bertanya-jawab tentang ilmu pengetahuan, kepegawaian, keuangan, hukum, ekonomi, pendidikan atau masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan di setiap Unit Bisnis dan lain-lain.
73
b. SAP (System Analysis and Program Development) sistem Informasi Manajemen yang dijalankan oleh TELKOM adalah SAP R/3. Dimana SAP R/3 telah terintegrasi dengan POINT aplikasi ini dibuat atas kerjasama dengan vendor dari Jerman. c. Telkom National Operating System Support (TeNOSS), adalah proyek penyederhanaan billing system di PT Telkom yang dilakukan sejak 2005 melalui megaproyek Infusion, yang menghabiskan dana Rp 155 miliar. Proyek itu rampung dan go live pada 2008. Sistem Infusion terdiri dari tiga sistem aplikasi penting. Pertama, TeNOSS (Telkom National Operation Support System), yaitu aplikasi OSS yang berorientasi pada peningkatan layanan pelanggan. Fungsi utamanya adalah manajemen inventori, fulfilment dan assurance. Kedua adalah TiBS (Telkom integrated Billing System), yaitu sistem aplikasi pemrosesan billing bagi pelanggan Telkom secara terintegrasi untuk seluruh produk Telkom. Ketiga adalah TiCARES (Telkom integrated Customer Care System), yaitu sistem pendukung layanan untuk pelanggan (customer support) Telkom. Dengan aplikasi TeNOSS PT Telkom dapat menyederhanakan pencatatan tagihan billing sistem yang berbeda, namun proses ini masih terus berjalan hingga nantinya PT Telkom memiliki single billing system yang konvergen.
74
Aplikasi berikut adalah aplikasi yang digunakan Sub Divisi Satelit dalam melakukan monitoring performa satelit Telkom-1 dan Telkom-2. Aplikasi ini digunakan mulai tahun 2008 berikut penjelasan aplikasi yang digunakan : a.
Simponi, merupakan aplikasi basis data yang mengelola sistem informasi
alat
produksi,
jumlah
kapasitas
satelit,
kapasitas
transponder dan kapasitas dari stasiun bumi. b. Network
Management
System
(NMS),
merupakan
aplikasi
pengendalian jaringan (remote jarak jauh), digunakan untuk melakukan evaluasi performa pada jaringan, vendor dari NMS adalah PT.Hariff Daya Tunggal Engineering. c. SIECAMS, merupakan alat ukur yang digunakan untuk melacak gangguan, seperti gangguan tarif liar dan gangguan pemancar lain yang dapat mempengaruhi kualitas dari transponder, aplikasi ini terlaksana
atas
kerjasama
dengan SIEMENS
Nasional dan
Internasional. Terkait dengan pembahasan diatas mengenai performa aplikasi SI/TI pada Sub Divisi Satelit dapat kita ketahui bersama bahwa Sub Divisi Satelit memiliki aplikasi SI/TI yang cukup handal dan mumpuni. Disamping itu terdapat hal – hal krusial yang harus diperhatikan yaitu Sub Divisi Satelit PT Telekomunikasi Indonesia memiliki ketergantungan terhadap software dan hardware import. Mengingat Sub Divisi Satelit adalah satu – satunya BUMN yang menangani masalah satelit di Indonesia, maka tindakan investasi secara besar – besaran merupakan hal yang sangat wajar, namun perlu diperhatikan maintenance dan perawatan sistem aplikasi tersebut, apabila terjadi permasalahan yang fatal pada
75
mesin tentunya akan menjadi permasalahan karena suku cadang banyak yang diimport dari luar negeri. Dari sisi aplikasi yang digunakan cukup beragam, perangkat interface dan protokol yang digunakan tidak semuanya terintegrasi ke TeNOSS. Terkait dengan upaya dari Sub Divisi satelit PT Telkom dalam melakukan transformasi bisnis yang awalnya sebagai penyelenggara layanan telekomunikasi menjadi penyedia layanan TIME, tentunya perlu didukung dengan upaya memaksimalkan penerapan SI/TI yang berfokus pada efektifitas dan efisiensi kerja. Penerapan SI/TI akan sangat bermanfaat apabila sesuai dengan tujuan, visi, dan misi dari Subdivisi satelit PT Telkom. Berhasil atau tidaknya penerapan TI dapat dilihat dari kemampuannya mengantarkan organisasi/perusahaan mencapai tujuan dengan menonjolkan efektifitas dan efisiensi. Namun, penerapan SI/TI pada Sub Divisi Satelit masih menemui kendala yang signifikan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu beragamnya interface dan protokol yang dioperasikan oleh perusahaan. Hal ini merupakan kelemahan dan kendala dalam mengintegrasikan ke dalam TeNOSS dikarenakan platformnya yang cukupt kompleks, sehingga belum semua Network element/infrasrtuktur
telekomunikasi
terintegrasi
ke
TeNOSS,
serta
ketergantungan yang cukup tinggi pada hardware dan software import.
4.3. Pengukuran Analisis Gap Penulis melakukan analisis Gap di penelitian awal pada Sub Divisi Satelit, hasilnya dapat dijabarkan sebagai berikut: Peringkat lima teratas mean espektasi adalah sebagai berikut :
76
Tabel 6. Peringkat Lima Teratas Mean Espektasi Rank
Attributes
1
Perangkat keras yang up to date (soal no 2)
2
Kemudahan pengguna dalam mengakses fasilitas komputansi (soal no 1)
3
Tingkat pelatihan pengguna (soal no 11)
4
Sikap yang positif dari staf SI kepada pengguna (soal no 15)
5
Dokumentasi untuk mendukung pelatihan (soal no 20)
Peringkat lima teratas mean performa adalah sebagai berikut : Tabel 7. Peringkat Lima Teratas Mean Performa Rank
Attributes
1
Kemudahan pengguna dalam mengakses fasilitas komputansi (soal no 1)
2
Presentase downtime yang rendah pada hardware dan software(soal no 5)
3
Staff pembantu sistem yang memiliki teknikal kompetensi yang baik (soal no 6)
4
Kepercayaan pengguna terhadap sistem (soal no 7)
5
Tingkat pengendalian pengguna terhadap sistem (soal no 8)
Dari kelima peringkat diatas dapat kita analisa sebagai berikut :
77
•
Pada espektasi, (soal no 2) menduduki peringkat pertama, sementara pada performa menduduki peringkat ke 12.
•
Pada espektasi, (soal no 11) menduduki peringkat ke 3, sementara pada performa menduduki peringkat ke 13.
•
Pada espektasi, (soal no 15) menduduki peringkat ke 4, sementara pada espektasi menduduki peringkat ke 10.
•
Pada espektasi, (soal no 20) menduduki peringkat ke 5, sementara pada espektasi menduduki peringkat ke 11.
4.3.1 Perceptual Gap Skor dari kesenjangan persepsi dapat ditentukan dengan mean persepsi dikurangi dengan mean espektasi. Apabila skor positif, maka kinerja dari sistem informasi tersebut adalah lebih baik daripada espektasi yang diharapkan oleh pengguna. Berdasarkan perhitungan, terdapat 4 atribut yang memiliki nilai perceptual gap negatif, diantaranya : •
Perangkat keras yang up to date (atribut no 2).
•
Tingkat pelatihan pengguna (atribut no 11).
•
Sikap yang positif dari staf SI kepada pengguna (atribut no 15).
•
Dokumentasi untuk mendukung pelatihan (atribut no 20).
78
Tabel 8. Pengukuran Analisis Gap
Att
Attributes
Espektasi
No
Performance
Perceptual
Rank
Mean
SD
Rank
Mean
SD
Gap
2
Perangkat keras yang up to date
1
3.67
0.52
12
3.17
0.41
-0.50
1
Kemudahan pengguna dalam mengakses
2
3.50
0.55
1
3.83
0.41
0.33
fasilitas komputansi 11
Tingkat pelatihan pengguna
3
3.50
0.55
13
3.00
0.00
-0.50
15
Sikap yang positif dari staf SI kepada
4
3.50
0.55
10
3.33
0.52
-0.17
mendukung
5
3.50
0.55
11
3.17
0.41
-0.33
Presentase downtime yang rendah pada
6
3.50
0.55
2
3.67
0.52
0.17
7
3.50
0.55
3
3.67
0.52
0.17
pengguna 20
Dokumentasi
untuk
pelatihan 5
hardware dan software 6
Staff pembantu sistem yang memiliki
teknikal kompetensi yang baik 9
Keamanan data dan privasi
14
Fleksibilitas
dari
sistem
dalam
8
3.50
0.55
8
3.50
0.55
0.00
9
3.33
0.52
16
3.33
0.52
0.00
menghasilkan laporan profesional 4
Akses ke database luar melalui sistem
10
3.33
0.52
17
3.33
0.52
0.00
8
Tingkat pengendalian pengguna terhadap
11
3.33
0.52
5
3.50
0.55
0.17
sistem 10
Waktu respon sistem
12
3.33
0.52
15
3.33
0.52
0.00
12
Waktu respon yang cepat dari staff
13
3.33
0.52
7
3.50
0.55
0.17
support untuk menyelesaikan masalah 16
Pemahaman pengguna terhadap sistem
14
3.33
0.52
14
3.33
0.52
0.00
17
Efektifitas biaya keseluruhan dari sistem
15
3.33
0.52
20
3.33
0.52
0.00
informasi
79
80
19
Standarisasi perangkat keras
16
3.33
0.52
18
3.33
0.52
0.00
7
Kepercayaan pengguna terhadap sistem
17
3.17
0.41
4
3.50
0.55
0.33
13
Partisipasi dalam perencanaan kebutuhan
18
3.17
0.41
6
3.50
0.55
0.33
19
3.17
0.41
9
3.33
0.52
0.16
20
3.00
0.00
19
3.00
0.00
0.00
sistem 18
Kemampuan sistem dalam meningkatkan kemampuan personal
3
Perangkat lunak yang up to date
81
4.3.2. Hasil Analisis Gap
Gambar 19. Diagram Ular Berdasarkan diagram tersebut dapat kita lihat apabila performa memiliki nilai lebih tinggi dari espektasi yaitu pada butir atribut no 1, 5, 6, 7, 8, 12, 13, dan 18, menunjukan bahwa sistem informasi tersebut berjalan dengan sangat baik dan seluruh keinginan pengguna sudah dapat terpenuhi dengan baik. Pada butir atribut no 3, 4, 9, 10, 14, 16, 17, dan 19 nilai performa dan espektasi memiliki nilai yang sama, hal ini menunjukan apa yang diinginkan oleh pengguna sudah dapat terpenuhi. Sedangkan pada gap, terdapat 4 point yang harus menjadi fokus perhatian bagi perusahaan, diantaranya : •
Perangkat keras yang up to date (atribut no 2). Terjadi
gap
-0.55,
maka
dapat
disimpulkan
menginginkan perangkat keras yang up to date.
bahwa
pengguna
82
•
Tingkat pelatihan pengguna (atribut no 11). Terjadi
gap
-0.55,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
pengguna
membutuhkan adanya tambahan frekuensi pelatihan bagi para staf pengguna dan staf TI. Agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan apabila terdapat permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. •
Sikap yang positif dari staf TI kepada pengguna (atribut no 15). Terjadi gap -0.17, maka dapat disimpulkan bahwa pengguna ingin mendapat pelatihan teknis dalam menjalankan aplikasi (hardware dan software) agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.
•
Dokumentasi untuk mendukung pelatihan (atribut no 20). Terjadi gap -0.33, maka dapat disimpulkan bahwa perlunya untuk melakukan penyusunan standar acuan untuk perangkat keras dan piranti lunak.
4.4. Pengukuran Analisa SWOT Berikut pengukuran dengan menggunakan analisis SWOT. Kekuatan (Strengths) -
Memiliki infrastruktur ICT yang lengkap dan handal Pada tahun 2010, Telkom meraih penghargaan BUMN Award sebagai the best of IT BUMN yang dinilai dari aspek pelanggan, relasi dan jaringan. Hampir seluruh titik dalam value-chain Perusahaan telah terintegrasi dalam jaringan TI. Selain untuk pengoperasian jaringan seluruh infrastruktur alat produksi, semua aspek penting dalam manajemen perusahaan seperti keuangan, logistik, sumber daya manusia termasuk juga
83
pelayanan kepada karyawan, pelanggan, pemasok dan pemangku kepentingan lainnya telah memanfaatkan jaringan TI Telkom. -
Memiliki human resource yang berpengalaman dalam bidang ICT Perusahaan memberikan pelatihan kepada karyawan untuk pengembangan kompetensi yang bertujuan untuk menyiapkan kompetensi karyawan agar mampu menyikapi pada perubahan telekomunikasi menjadi telekomunikasi berbasis IP dan kompetensi IME (Informasi, Media dan Edutainment)
-
Menguasai industri ICT di tingkat regional Pada tahun 2011 Telkom menguasai 60% pasar ICT di Regional, dan mentargetkan 10 Fixed Phone, 5 Juta speedy dan 1 Juta Wifi. pada tahun 2013.
-
Memiliki QoS yang baik Perusahaann berusaha untuk
menyediakan layanan yang terbaik
kepada pelanggan dengan memastikan bahwa pelanggan mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi yang digunakkan.
Kelemahan (Weakness) -
Beragamnya interface dan perangkat protokol yang dioperasikan Beragamnya perangkat interface dan protokol merupakan kelemahan karena belum semua data terintegrasi ke TeNOSS dikarenakan platformnya sangat kompleks, hal ini menyebabkan berbagai macamnya output laporan yang dihasilkan, sehingga kurang efisien dalam menjalankan bisnis perusahaan setiap hari.
84
-
Pertumbuhan revenue dari IME (Information, Media & Edutaiment) belum memadai Revenue dari IME belum memadai karena masih dalam masa pertumbuhan bisnis IME dan banyaknya pesaing bisnis IME, tetapi Bisnis IME masih memiliki profit margin yg tinggi.
-
Perangkat terletak pada geografis yang tersebar di seantero nusantara Reformasi infrastruktur telekomunikasi melalui proyek Telkom Nusantara Super Highway yang menyatukan nusantara mulai dari Sumatera hingga Papua, hal ini secara bisnis dapat menyebabkan perusahaan menjadi merugi. Wilayah Indonesia Timur dan Irian Jaya sebenarnya kurang menguntungkan dari sisi pelanggan karena jumlahnya tidak sebanyak di Wilayah Indonesia Tengah dan Barat, oleh karena itu untuk menciptakan value keuntungan perusahaan dilakukan subsidi silang dengan di wilayah perkotaan yang memiliki pemasukan yang tinggi.
-
Ketergantungan pada software dan hardware import Perangkat ICT yg digunakan di Telkom suku cadang banyak yang diimport dari luar negeri, sehingga memiliki ketergantungan suku cadang, operasi dan pemeliharaannya. Hal ini menjadi kelemahan bagi perusahaan apabila terjadi ganguan yang fatal pada mesin.
85
Peluang (Opportunities) -
Besarnya
pertumbuhan
industri
TIME
(Telecommunication,
Information, Media and Edutaiment) / potensial market di regional Permintaan terhadap layanan informasi, media dan edutainment tengah berkembang pesat di Indonesia dan diluar negeri, sejalan dengan pertumbuhan Indonesia sebagai salah satu pasar amat menarik. Indonesia saat ini merupakan pasar kedua terbesar untuk layanan Facebook dan Blackberry juga basis pengguna Twitter terbesar ketiga di dunia. Sehingga pasar untuk bisnis-bisnis new wave semakin berkembang. -
Demand dari stakeholders tinggi Market demand ICT di indonesia tinggi namun penetrasinya masih rendah, sedangkan provider ICT belum mampu memenuhi permintaan pelanggan.
-
Next generation network menuju broadband access yang konvergen Mentransformasikan infrastruktur lama menuju next generation network (“NGN“), diantaranya dengan mengganti kabel-kabel tembaga dengan fiber optik serta mengintegrasikannya dengan wireless network sehingga pelanggan dapat menikmati layanan multiplay maupun multiscreen. Target perusahaan adalah untuk menjadi penyedia layanan NGN yang lengkap pada tahun 2014.
-
Daerah KTI (Kawasan Timur Indonesia) perlu menambahkan bandwidth Saat ini Perusahaan sedang memperkuat fundamental
jaringan
broadband di kawasan Indonesia Timur melalui proyek Palapa Ring
86
sehingga dapat mewujudkan jaringan nasional yang kuat dengan nama Nusantara Super Highway.
Ancaman (Threats) -
Banyaknya kompetitor bisnis dalam bidang TIME Persaingan bisnis satelit di kawasan Asia-Pasifik terus menunjukkan peningkatan, terutama dalam hal jangkauan, produk, dan harga. Perusahaan menghadapi persaingan dari penyedia jasa asing dan domestik dan bersaing ketat di Indonesia dengan Indosat dan Pasifik
Satelit
Nusantara (“PSN”). -
Pengoperasian BWA ke arah 4-G & LTE Tren teknologi di bidang telekomunikasi data ke depannya akan mengarah pada penerapan teknologi Wimax dan Long Term Evolution (”LTE”) serta Perkembangan taeknologi Wireless Ke arah 4-G ( teknologi wireless generasi ke-empat mempunyai kecepatan tinggi). Namun hal ini menjadi ancama bagi perusahaan yang mengoperasikan BWA karena akan mempengaruhi demand link satelit.
-
Investasi infrastruktur ICT mahal Industri layanan telekomunikasi adalah padat modal. Untuk menjadi kompetitif, Kami harus secara terus-menerus mengembangkan, memodernisasi dan memperbarui infrastruktur teknologi telekomunikasi yang mencakup investasi modal substansial.
-
Perubahan teknologi ICT cepat
87
Perusahaan akan menghadapi peningkatan persaingan akibat teknologi yang tengah berkembang saat ini atau yang akan dikembangkan di masa depan. Pengembangan atau aplikasi teknologi, layanan atau standar baru atau alternatif di masa depan mensyaratkan perubahan pada model bisnis, pengembangan produk, penyediaan layanan tambahan dan investasi baru yang substansial oleh perusahaan. Produk dan layanan baru cukup mahal untuk dikembangkan dan mendorong masuknya pesaing baru di pasar. Tabel 9. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Sub Divisi Satelit Kode
Kekuatan (Strengths)
Kode
Kelemahan (Weaknesses)
S1
Memiliki infrastruktur ICT
W1
Beragamnya interface dan perangkat protokol yang dioperasikan
yang lengkap dan handal
S2
S3
Memiliki
human
resource
W2
revenue
dari
IME
yang berpengalaman dalam
(Information, Media & Edutaiment)
bidang ICT
belum memadai
Menguasai industri ICT di
W3
Memiliki QoS yang baik
Perangkat terletak pada geografis yang tersebar di seantero nusantara
tingkat regional
S4
Pertumbuhan
W4
Ketergantungan pada software dan hardware import
Kode
Peluang (Opportunities)
Kode
Ancaman (Threats)
O1
Besarnya pertumbuhan indus-
T1
Banyaknya kompetitor bisnis dalam
tri
TIME
(Telecommuni-
cation, Information, Media and Edutaiment) / potensial market di regional
bidang TIME
88
O2
Demand
dari
stakeholders
T2
LTE
tinggi
O3
Next menuju
Pengoperasian BWA ke arah 4-G &
generation
network
broadband
T3
Investasi infrastruktur ICT mahal
access
yang konvergen Perubahan teknologi ICT cepat O4
Daerah KTI (Kawasan Timur Indonesia)
T4
perlu
menambahkan bandwidth
Berikut adalah matriks IFAS dan EFAS dari hasil evaluasi faktor internal dan eksternal, selanjutnya diberikan pembobotan dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Tabel 10. Matriks IFAS dan EFAS Strengths S1
S2
S3 S4
Memiliki
Bobot
infrastruktur
ICT
yang
resource
yang
lengkap dan handal Memiliki
human
berpengalaman dalam bidang ICT Menguasai industri ICT di tingkat regional Memiliki QoS yang baik
0.27 0.21 0.11 0.12
Rating
Nilai IFAS
4
1.08
3
0.63
3
0.33
3
0.36 2.40
Sub Total Weaknesses W1
Bobot
Beragamnya interface dan perangkat protokol yang dioperasikan
W2
Pertumbuhan
revenue
dari
IME
0.16 0.06
Rating
Nilai IFAS
1 0.16 0.12
89
(Information, Media & Edutaiment)
2
belum memadai W3
Perangkat terletak pada geografis yang tersebar di seantero nusantara
W4
Ketergantungan
pada
software
dan
hardware import
0.05 0.02
2 0.10 2 0.04 -0.42
Sub Total 1.00
TOTAL
1.98
Total Kekuatan = 2.40 Total Kelemahan = -(0.42) Letak titik X = 2.40 – 0.42 = 1.98 (Koordinat titik X IFAS)
Opportunities Besarnya pertumbuhan industri TIME O1
(Telecommunication,
Bobot
Rating
Nilai EFAS
0.22
4
0.88
0.05
3
0.15
0.24
3
0.72
0.01
3
0.03
Information,
Media and Edutaiment) / potensial market di regional
O2 O3
Demand dari stakeholders tinggi Next
generation
menuju
broadband access yang konvergen Daerah
O4
network
KTI
Indonesia)
(Kawasan
perlu
Timur
menambahkan
bandwidth 1.79
Sub Total Threats T1
T2
Banyaknya kompetitor bisnis dalam
Bobot
Rating
Nilai EFAS
0.14
1
0.14
0.20
2
0.40
bidang TIME Pengoperasian BWA ke arah 4-G & LTE
T3
Investasi infrastruktur ICT mahal
0.03
2
0.06
T4
Perubahan teknologi ICT cepat
0.13
1
0.13
90
-0.73
Sub Total TOTAL
1.00
1.05
Total peluang = 1.79 Total ancaman = -0.73 Letak titik Y = 1.79 – 0.74 = 1.05 (Koordinat titik Y EFAS)
4.4.1. Hasil Pemetaan Perhitungan SWOT Berikut adalah hasil pemetaan perhitungan ke dalam diagram SWOT :
Gambar 20. Diagram Analisis SWOT Gambar diatas menunjukan bahwa, posisi sub divisi satelit PT Telekomunikasi Indonesia berada di kuadran I, dimana perusahaan berada pada situasi yang sangat menguntungkan dikarenakan perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik – baiknya.
91
Tabel 11. Matriks Strategi Sub Divisi Satelit
Opportunities
Threats
Strength Strategi S - O Meningkatkan teknologi informasi yang selaras dengan perkembangan industri TIME di tingkat regional dengan memanfaatkan ketersediaan sumber daya dan kapabilitas perusahaan sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan di nusantara. (S1, S2, S3, S4, O1,O2,O, O4)
Strategi S - T Mengembangkan infrastruktur IT dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, dengan tetap berinisiatif dalam melakukan update perangkat diikuti dengan penghematan biaya perawatan jaringan. (S1, S2,S3, S4, T1, T2, T3, T4)
Weakness Strategi W – O 1.Memanfaatkan perkembangan industri TIME untuk mendukung pertumbuhan revenue dari IME di tingkat regional.(W2, W3, O1, O2, O3, O4) 2.Melakukan penyeragaman interface dan protokol ICT pada perusahaan dan melakukan maintenance pemeliharaan jaringan yang mumpuni. (W1, W4, O1, O3) Strategi W – T Meningkatkan infrastruktur ICT yang dinamis dan selaras dengan TIME yang mendukung keragaman interface dan protokol yang dioperasikan oleh perusahaan dengan tetap berinisiatif dalam penghematan biaya perawatan jaringan. (W1, W2, W3, W4, T1, T2, T3, T4)
4.5. Pengukuran Analisa IT Balanced Scorecard 4.5.1. Menentukan Tujuan Strategi TI Sebelum melakukan pengukuran, maka terlebih dahulu harus dirumuskan visi dan misi bagian TI yaitu subbagian pemeliharaan perangkat SPU pada Sub Divisi Satelit. Untuk selanjutnya diturunkan menjadi strategi dan tujuan strategis.
92
4.5.2. Visi, Misi dan Strategi -
Visi The dominant player of satellite full service network
-
Misi Providing a fast and competitive services
-
Strategi 1. Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. 2. Memastikan ketersediaan data dan informasi yang dibutuhkan. 3. Memelihara dan mengembangkan perangkat pengendali utama satelit. 4. Memastikan
tersedianya
infrastruktur
jaringan
dan
sistem
informasi pengendalian satelit.
-
Fungsi Bagian TI 1. Melakukan pengelolaan perangkat (software dan hardware) stasiun pengendali utama satelit. 2. Melakukan pengoperasian perangkat (software dan hardware) stasiun pengendali utama satelit. 3. Penyediaan, pelayanan data dan informasi stasiun pengendali utama satelit.
93
4.5.3. Pemetaan Pada Perspektif IT Balanced Scorecard Berikut adalah tujuan strategis TI yang merupakan perumusan dari strategi TI pada masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard. Perumusan tujuan pengendalian komunikasi satelit dapat dilihat pada table berikut. Tabel 12. Perumusan Tujuan Strategis TI Perspektif Perspektif
Strategi
Tujuan TI
Kontribusi Memastikan tersedianya Kontribusi fungsi TI
Perusahaan
infrastruktur jaringan dan sistem informasi pengendalian satelit.
Memelihara
dan
me-
ngembangkan perangkat pengendali utama satelit. Perspektif Pengguna
Orientasi Memastikan ketersediaan Peningkatan
kepuasan
data dan informasi yang pengguna. dibutuhkan. Peningkatan kemampuan Memiliki sumber daya pengguna. manusia
yang
ber-
kualitas .
Peningkatan produktivitas pengguna.
Perspektif
Memelihara
dan
me- Pengelolaan masalah.
Penyempurnaan
ngembagkan
perangkat
94
Operasional
pengendali utama satelit.
Efisiensi pengembangan aplikasi.
Efisiensi Operasional.
Kinerja staff TI. Perspektif Masa Depan
Orientasi Memiliki sumber daya Peningkatan kemampuan manusia
yang
ber- karyawan.
kualitas. Peningkatan kualitas TI. Memelihara
dan
me-
ngembangkan perangkat Mengembangkan sistem pengendali utama satelit
dan infrastruktur TI.
Gambar 21. Hubungan Sebab Akibat
95
96 Gambar diatas memperlihatkan hubungan sebab akibat antara tujuan strategis yang terdapat pada empat perspektif IT Balanced Scorecard. Berikut penjelasan dari diagram hubungan sebab akibat: 1. Peningkatan kemampuan karyawan Æ Kinerja staf TI Dengan meningkatkan kemampuan karyawan, maka dapat meningkatkan kualitas kinerja staf TI yang ada. 2. Peningkatan kemampuan karyawan Æ Strategi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas Dengan meningkatkan kemampuan karyawan, maka perusahaan akan memiliki SDM yang berkualitas. 3. Peningkatan Kualitas TI Æ Kontribusi Fungsi TI Dengan peningkatan kualitas TI yang baik, maka dapat memberikan kontribusi TI yang lebih kepada perusahaan. 4. Mengembangkan sistem dan infrastruktur TI Æ Peningkatan kualitas TI Dengan mengembangkan sistem dan infrastruktur TI, maka kualitas TI yang dimiliki perusahaan semakin meningkat. 5. Mengembangkan sistem dan infrastruktur TI Æ Startegi memastikan tersedianya infrastruktur jaringan dan sistem infromasi pengendalian satelit Dengan mengembangkan sistem dan infrastruktur TI yang ada, maka ketersediaan infrastruktur jaringan dan sistem infromasi pengendalian satelit dapat terpenuhi dengan baik. 6. Pengelolaan masalah Æ Efisiensi operasional
97 Dengan pengelolaan masalah yang baik, maka akan mendukung efisiensi dalam kegiatan operasional perusahaan. 7. Pengelolaan masalah Æ Peningkatan kepuasan pengguna Dengan pengelolaan masalah yang baik dan tepat, maka dapat meningkatkan kepuasan pengguna terhadap kinerja dari sub bagian TI. 8. Efisiensi operasional Æ Peningkatan kepuasan pengguna Apabila efisiensi operasional dapat dijalankan dengan baik, maka dapat meningkatkan kepuasan pengguna. 9. Efisiensi operasional Æ Strategi memelihara dan mengembangkan perangkat pengendali utama satelit Dengan efisiensi operasional yang baik, maka pemeliharaan dan pengembangan perangkat pengendali utama satelit menjadi lebih mudah dan efektif. 10. Efisiensi pengembangan aplikasi Æ Efisiensi operasional Dengan pengembangan aplikasi yang baik, maka dapat menunjang kegiatan operasional yang lebih efektif dan efisien. 11. Efisiensi pengembangan aplikasi Æ Peningkatan kepuasan pengguna Dengan pengembangan aplikasi yang baik, maka kemampuan pengguna akan bertambah sehingga dapat meningkatkan kepuasan pengguna. 12. Kinerja staf TI Æ Pengelolaan masalah Dengan meningkatnya kinerja staf TI yang semakin baik, maka kemampuan karyawan dalam pengelolaan masalah menjadi lebih efektif dan efisien. 13. Kinerja staf TI Æ Peningkatan kepuasan pengguna
98 Dengan kinerja staf TI yang baik, maka dapat meningkatkan kepuasan dari staf penguna TI. 14. Peningkatan kepuasan pengguna Æ Peningkatan produktivitas pengguna Dengan meningkatkan kemampuan pengguna, maka dapat meningkatkan skill dan keahlian pengguna sehingga menambah produktivitas pengguna. 15. Peningkatan produktifitas pengguna Æ Kontribusi fungsi TI Dengan peningkatan produktifitas pengguna yang baik, maka akan menunjang kontribusi fungsi TI sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien. 16. Peningkatan kemampuan pengguna Æ Peningkatan kepuasan pengguna Dengan meningkatkan kemampuan pengguna/ skill pengguna maka akan memberikan nilai tambah bagi pengguna, maka dapat meningkatkan kepuasan pengguna. 17. Peningkatan kemampuan pengguna Æ Strategi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas Dengan meningkatkan kemampuan pengguna, maka perusahaan dapat memiliki SDM yang bermutu dan berkualitas. 18. Peningkatan kemampuan pengguna Æ Peningkatan produktivitas pengguna Dengan meningkatnya kemampuan pengguna, maka dapat meningkatkan produktivitas pengguna pada Sub Divisi Satelit. 19. Kontribusi fungsi TI Æ Strategi memastikan ketersediaan data dan informasi yang dibutuhkan
99 Dengan kontribusi fungsi TI yang baik terhadap proses bisnis, maka dapat memastikan ketersediaan data dan infromasi yang dibutuhkan dengan baik dan tepat.
4.5.4. Ukuran Strategis dan Sasaran Strategis IT Balanced Scorecard Masing – masing dari tujuan strategis IT Balanced Scorecard dijabarkan menjadi beberapa ukuran strategis. Setiap ukuran strategis memiliki sasaran strategis seperti yang tertera pada tabel berikut ini : Tabel 13. Ukuran dan Strategis IT Balanced Scorecard Ukuran Strategi
Sasaran Strategis
Perspektif Kontribusi Perusahaan Kontribusi Fungsi TI A.1.% Proses bisnis Sub Divisi Satelit yang
> 80%
menggunakan aplikasi sistem informasi Perspektif Orientasi Pengguna Meningkatkan Kepuasan Pengguna A.1. %Tingkat kepuasan pengguna terhadap
> 85%
akses/ performansi aplikasi sistem informasi A.2. %Tingkat kepuasan pengguna terhadap
> 80%
solusi yang diberikan Meningkatkan Kemampuan Pengguna B.1.%Pelaksanaan pelatihan pengguna yang terealisasi
> 75%
100 B.2.%Tingkat pemahaman pengguna terhadap
> 85%
aplikasi sistem infromasi Meningkatkan Produktivitas Pengguna C.1. % Ketepatan waktu yang diperlukan
> 75%
terhadap pekerjaan pengguna. C.2. %Pengurangan tingkat kesalahan pengguna
> 80%
dalam pekerjaan. C.3. %Tingkat output yang sesuai dengan yang
> 80%
diharapkan. Perspektif Penyempurnaan Operasional Pengelolaan Masalah A.1. %Masalah yang diselesaikan tepat waktu.
> 85%
Efisiensi Operasional B.1. %Downtime jaringan
> 85%
Efisiensi Pengembangan Aplikasi C.1. Lama Pengembangan Aplikasi
6 bulan
Perspektif Orientasi Masa Depan Peningkatan Kualitas TI A.1. %Staf TI yang berpendidikan minimal D3
> 80%
Peningkatan Kemampuan Karyawan B.1. %Frekuensi pelatihan staf TI
≥ 2 kali dalam setahun
B.2. %Frekuensi pelatihan pengguna
≥ 2 kali dalam setahun
Mengembangkan Sistem dan Infrastruktur TI
101 C.1. %Tingkat seberapa sering sub divisi satelit
Setiap 2 tahun
melakukan pengembangan infrastruktur TI
4.5.5. Instrumen Pengukuran Ukuran Strategis Perolehan informasi untuk pengukuran kinerja pada umumnya dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu wawancara, data, dan kuesioner. Teknik pengukuran yang dilakukan dalam IT Balanced Scorecard adalah teknik wawancara dan kuesioner dengan responden yang berjumlah 65 orang dari total populasi yang berjumlah 75 orang. Terdiri dari 60 staf pengguna aplikasi dan 5 orang staf TI serta wawancara dengan ASMAN bagian TI.
4.5.6. Penentuan Sasaran dari Tiap Ukuran Strategis IT Balanced Scorecard Setelah menentukan tujuan dan ukuran strategis pada tiap
perspektif,
selanjutnya akan ditentukan sasaran strategis yang ingin dicapai departemen bagi tiap ukuran strategis. 1. Perspektif Kontribusi Instansi Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif kontribusi Instansi adalah: A. Kontribusi Fungsi TI A.1. % Proses bisnis Sub Divisi Satelit yang menggunakan aplikasi sistem informasi. Pengukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak proses bisnis dalam sub divisi satelit yang sudah diterapkan dalam aplikasi sistem informasi.
102 Sasaran strategis: ≥ 80 %
2. Perspektif Orientasi Pengguna Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif orientasi pengguna adalah: A. Meningkatkan Kepuasan Pengguna A.1. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap performa aplikasi sistem informasi Pengukuran strategi ini untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna akan performance dalam penggunaan aplikasi untuk menunjang kegiatan pada Sub Divisi Satelit. Sasaran strategis: ≥ 85 % A.2. % Tingkat Kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan Saat terjadi masalah pada sistem dan aplikasi, bagaimanakah solusi yang diberikan bagian TI, selain harus dapat menyelesaikan permasalahan yang ada juga perlu dilihat dari tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan bagian TI. Untuk itu perlu adanya pengukuran terhadap tingkat kepuasan terhadap solusi yang diberikan bagian TI. Sasaran strategis: ≥ 80 %
B. Meningkatkan Kemampuan pengguna B.1. % Pelaksanaan pelatihan pengguna.
103 Untuk mengembangkan kemampuan pengguna terhadap aplikasi sistem informasi, maka diperlukan pelatihan terhadap pengguna. Sasaran strategis: ≥ 75 % dari rencana pelatihan. B.2. % Tingkat pemahaman pengguna terhadap aplikasi sistem informasi Pengukuran strategi ini berguna untuk mengukur bagaimanakah besarnya tingkat pemahaman user dalam menggunakan aplikasi sistem informasi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan adanya pelatihan kepada pengguna, maka diperlukan pengukuran terhadap pemahaman pengguna terhadap aplikasi sistem informasi. Sasaran strategis: ≥ 85 % C. Meningkatkan Produktivitas pengguna C.1. % Ketepatan waktu yang diperlukan terhadap pekerjaan pengguna. Pengukuran strategi ini berguna untuk mengetahui seberapa besar pekerjaan yang diselesaikan lebih cepat dengan menggunakan aplikasi sistem informasi. Dengan semakin cepatnya pekerjaan diselesaikan maka akan mempergaruhi produktivitas pengguna. Sasaran strategis : < 75 % C.2. % Pengurangan tingkat kesalahan pengguna. Pengukuran strategi ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak kesalahan yang dilakukan oleh pengguna human error. Dengan berkurangnya kesalahan yang dilakukan pengguna maka akan meningkatkan produktivitas.
104 Sasaran strategis: > 80 % C.3. % Tingkat Output yang sesuai dengan yang diharapkan Pengukuran strategi ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak output yang dihasilkan aplikasi sistem informasi yang berupa laporan yang sesuai dengan yang diharapkan. Sasaran strategis: > 80 %
3. Perspektif Penyempurnaan Operasional Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif orientasi penyempurnaan operasional adalah: A. Pengelolaan Masalah A.1. % Masalah yang terselesaikan tepat waktu. Pengukuran strategi ini berguna untuk mengetahui banyaknya masalah yang berkaitan dengan aplikasi sistem informasi yang dapat diselesaikan tepat waktu oleh staf bagian TI. Sasaran strategis: ≥ 85 % B. Efisiensi Operasional B.1. % Downtime jaringan Pengukuran strategi ini dibuat untuk menjaga ketersediaan jaringan pada sistem yang berjalan supaya dapat mendukung jalannya proses bisnis Instansi. Penghitungan dilakukan berdasarkan sedikitnya waktu downtime yang terjadi. Sasaran strategis: > 85 % (< 1 kali dalam 1 bulan) C. Efisiensi Pengembangan Aplikasi
105 C.1. Lama pengembangan aplikasi Pengukuran strategi ini digunakan untuk mengetahui lama waktu yang dibutuhkan oleh bagian TI dalam menyelesaikan pengembangan software. Sasaran strategis: 9 bulan
4. Perpektif Orientasi Masa Depan Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif orientasi masa depan adalah: A. Peningkatan Kualitas TI A.1. % Staf TI yang berpendidikan minimal diploma 3 dengan IPK 3,5 dalam skala 4. Pengukuran strategi ini digunakan untuk mengetahui jumlah staf TI yang memiliki pendidikan minimal diploma 3. Pengukuran dilakukan berdasarkan
jumlah
staf
berpendidikan
minimal
diploma
3
dibandingkan jumlah keseluruhan staf pada divisi TI. Sasaran strategis: > 80% B. Peningkatan Kemampuan Karyawan B.2. Frekuensi pelatihan staf TI Pengukuran strategi ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak staf TI menerima pelatihan yang dapat menambah pengetahuan dan kemampuan staf TI dalam menggunakan dan menyelesaikan masalah. Sasaran strategis: ≥ 1 kali dalam setahun. B.3. Frekuensi pelatihan pengguna
106 Pengukuran strategi ini digunakan untuk mengetahui seberapa sering user menerima pelatihan yang dapat menambah pengetahuan dan kemampuan
mengenai
penggunaan
dan
penyelesaian
masalah
berkaitan dengan aplikasi sistem informasi. Sasaran strategis: ≥ 1 kali dalam setahun C. Mengembangkan sistem dan infrastruktur TI C.1. Tingkat seberapa sering Instansi melakukan pengembangan infrastruktur TI Pengukuran strategi ini berguna untuk mengetahui seberapa sering instansi melakukan pengembangan terhadap sistem dan infrastruktur yang ada agar dapat meningkatkan kinerja pada instansi terkait Sasaran strategis: setiap 2 tahun.
4.5.7. Hasil Pengukuran Kinerja Setelah menentukan ukuran strategis dan sasaran strategis, selanjutnya melakukan pengukuran terhadap kinerja sistem dengan pendekatan 4 perpektif. Hasil dari pengukuran dan pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :
4.5.7.1.
Kontribusi Instansi
A.1. % Proses bisnis sub divisi satelit yang menggunakan aplikasi Sistem Informasi Untuk mengetahui area Sub Divisi Satelit yang menggunakan Aplikasi sistem Informasi, dilakukan dengan kuesioner terhadap pengguna Aplikasi Sistem Informasi di Sub Divisi Satelit. Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh informasi sebagai berikut :
107 •
Pertanyaan
kuesioner:
“Bagaimana
implementasi
teknologi
informasi (TI) pada proses bisnis perusahaan ?” •
Bobot penilaian: o Perusahaan belum melakukan implementasi teknologi informasi pada proses bisnis perusahaan, memiliki bobot 1. o Perusahaan telah melakukan implementasi sebagian besar teknologi informasi pada proses bisnis. Namun jaringan teknologi informasi, sisitem, aplikasi dan basis data belum terintegrasi dengan baik, memiliki bobot 2. o Perusahaan telah melakukan implementasi sebagian kecil teknologi informasi pada proses bisnis. Jaringan teknologi informasi, sisitem, aplikasi dan basis data sudah terintegrasi dengan baik, memiliki bobot 3. o Perusahaan telah melakukan implementasi sebagian besar teknologi informasi pada proses bisnis. Jaringan teknologi informasi, sisitem, aplikasi dan basis data sudah terintegrasi dengan baik, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa: o 43 responden menjawab Perusahaan telah melakukan implementasi sebagian besar teknologi informasi pada proses bisnis. Jaringan teknologi informasi, sisitem, aplikasi dan basis data sudah terintegrasi dengan baik. o 22 responden menjawab Perusahaan telah melakukan implementasi sebagian kecil teknologi informasi pada proses
108 bisnis. Jaringan teknologi informasi, sisitem, aplikasi dan basis data sudah terintegrasi dengan baik. •
Hasil keseluruhan: Mean bobot pertanyaan pertama = 3.7 = 92.5%
Berikut ini adalah hasil dari pengukuran perspektif kontribusi Instansi: Tabel 14. Hasil Pengukuran Perspektif Kontribusi Instansi Ukuran Strategis
Sasaran
Hasil
Strategis
Pengukuran
≥ 75 %
> 75 %
Pencapaian
A. Kontribusi Fungsi TI A.1. % Proses bisnis sub
divisi
yang
menggunakan
aplikasi
100 %
satelit
Sistem
Informasi Jumlah
75 %
Rata-rata
75 %
Total Rata-rata
75 %
Rata-rata
75 %
seluruh
4.5.7.2.
Orientasi Pengguna
A. Meningkatkan Kepuasan Pengguna A.1. % Tingkat Kepuasan pengguna terhadap kecepatan akses / performansi sitem informasi
109 Pengukuran presentase tingkat kepuasan pengguna terhadap kecepatan akses / performa aplikasi dilakukan dengan kuesioner terhadap pengguna Aplikasi Sistem Informasi di Sub Divisi Satelit. Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh informasi sebagai berikut : •
Pertanyaan kuesioner: “Bagaimana waktu loading saat anda menggunakan Alikasi Teknologi Informasi ?”
•
Bobot penilaian: o Waktu loading lebih dari 10 menit, memiliki bobot 1. o Waktu loading sekitar 8 – 10 menit, memiliki bobot 2. o Waktu loading sekitar 4 – 7 menit, memiliki bobot 3. o Waktu loading sekitar 2 – 3 menit, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa: o 39 responden menjawab waktu loading 2 – 3 menit. o 26 responden menjawab waktu loading 4 – 7 menit.
•
Pertanyaan kuesioner: “Bagaimana tingkat kepuasan anda terhadap waktu loading tersebut?”
•
Bobot penilaian: o Tidak memuaskan, memiliki bobot 1. o Kurang memuaskan, memiliki bobot 2. o Cukup memuaskan, memiliki bobot 3. o Memuaskan, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa: o 21 responden menjawab memuaskan. o 44 responden menjawab cukup memuaskan.
110 •
Pertanyaan kuesioner: “Bagaimana tingkat kepuasan anda terhadap tampilan fitur aplikasi help desk ?”
•
Bobot penilaian: o Tidak memuaskan, memiliki bobot 1. o Kurang memuaskan, memiliki bobot 2. o Cukup memuaskan, memiliki bobot 3. o Memuaskan, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa: o 28 responden menjawab memuaskan. o 37 responden menjawab cukup memuaskan.
•
Hasil keseluruhan: Mean bobot pertanyaan pertama + mean bobot pertanyaan kedua + mean bobot pertanyaan ketiga = (3.6 + 3.4 + 3.4)/3 = 3.46 (86%)
A.2. %Tingkat Kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan. Pengukuran presentase tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan oleh divisi TI, dilakukan dengan kuesioner terhadap pengguna Aplikasi Sistem Informasi di Sub Divisi Satelit. Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh informasi sebagai berikut : •
Pertanyaan kuesioner: “Bagaimana kecepatan waktu yang diberikan sub bagian TI dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada?” •
Bobot penilaian: o 1 bulan, memiliki bobot 1.
111 o 1 – 2 minggu, memiliki bobot 2. o 3 – 7 hari, memiliki bobot 3. o 1 – 2 hari, memiliki bobot 4. •
Hasil Analisa: o 26 responden menjawab 1 – 2 hari. o 37 responden menjawab 3 – 7 hari. o 2 responden menjawab 1 – 2 minggu.
•
Pertanyaan kuesioner: “Apakah aplikasi help desk membantu anda dalam memberikan kemudahan, ketepatan dan kecepatan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada?”
•
Bobot penilaian: o Tidak membantu, memiliki bobot 1. o Kurang membantu, memiliki bobot 2. o Cukup membantu, memiliki bobot 3. o Membantu, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa: o 36 responden menjawab membantu. o 28 responden menjawab cukup membantu. o 1 responden menjawab kurang membantu
•
Hasil keseluruhan: Mean bobot pertanyaan pertama + Mean bobot pertanyaan kedua/2 = (3.4 + 3.6) /2 = (87.5%)
112 B. Meningkatkan Kemampuan Pengguna B.1. % Pelaksanaan pelatihan pengguna yang terealisasi Pengukuran frekuensi pelatihan pengguna terhadap Aplikasi Sistem Informasi dilakukan dengan kuesioner terhadap pengguna Aplikasi Sistem Informasi di Sub Divisi Satelit. Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh informasi sebagai berikut: •
Pertanyaan
kuesioner:
mengimplementasikan
sistem
“Saat baru.
perusahaan Berapakah
akan realisasi
pelaksanaan pelatihan yang dilakukan dari rencana pelatihan yang telah ditetapkan?” •
Bobot penilaian: o Tidak terealisasi dengan baik, memiliki bobot 1. o Kurang terealisasi dengan baik, memiliki bobot 2. o Cukup terealisasi dengan baik, memiliki bobot 3. o Seluruhnya terealisasi dengan baik, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa o 40 responden menjawab terealisasi dengan baik. o 25 responden menjawab cukup terealisasi dengan baik.
•
Hasil keseluruhan:
Mean bobot pertanyaan =3.6 (90%)
B.2. % Tingkat Pemahaman pengguna terhadap Aplikasi Sistem Informasi pada Sub Divisi Satelit.
113 Pengukuran presentase tingkat pemahaman pengguna terhadap Aplikasi Sistem Informasi, dilakukan dengan kuesioner terhadap pengguna Aplikasi Sistem Informasi di Sub Divisi Satelit. Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh informasi sebagai berikut: •
Pertanyaan kuesioner: “Bagaimana pemahaman anda, setelah mendapatkan pelatihan yang diberikan oleh perusahaan?”
•
Bobot penilaian: o Tidak mengerti, memiliki bobot 1. o Kurang mengerti, memiliki bobot 2. o Cukup mengerti, memiliki bobot 3. o Mengerti, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa o 24 responden menjawab mengerti. o 39 responden menjawab cukup mengerti. o 2 responden menjawab kurang mengerti.
•
Pertanyaan kuesioner: “Dalam 1 bulan, seberapa sering anda mengajukan pertanyaan seputar aplikasi TI pada Sub Divisi Satelit?”
•
Bobot penilaian: o Setiap hari, memiliki bobot 1. o 1 minggu sekali, memiliki bobot 2. o 2 minggu sekali, memiliki bobot 3. o Satu kali dalam 1 bulan, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa
114 o 37 responden menjawab satu kali dalam sebulan. o 27 responden menjawab 2 minggu sekali. o 1 responden menjawab 1 minggu sekali. •
Pertanyaan kuesioner: “Dalam 1 bulan, seberapa sering anda melakukan keluhan permasalahan terhadap bagian TI?”
•
Bobot penilaian: o Setiap hari, memiliki bobot 1. o 1 minggu sekali, memiliki bobot 2. o 2 minggu sekali, memiliki bobot 3. o Satu kali dalam 1 bulan, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa o 40 responden menjawab satu kali dalam sebulan. o 25 responden menjawab 2 minggu sekali.
•
Hasil keseluruhan: Mean bobot pertanyaan pertama + Mean bobot pertanyaan kedua + Mean bobot pertanyaan ketiga/3 = (3.3 + 3.6 + 3.6)/3 = 3.53 (87.5%)
C. Meningkatkan Produktivitas Pengguna C.1. %Penurunan waktu yang diperlukan terhadap pekerjaan pengguna. Pengukuran presentase penurunan waktu yang diperlukan terhadap pekerjaan
pengguna
dilakukan
dengan
kuesioner
terhadap
pengguna dari Aplikasi Sistem Informasi di Sub Divisi Satelit. Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh informasi sebagai berikut:
115 •
Pertanyaan kuesioner: “Dalam waktu 1 bulan, bagaimana ketepatan waktu anda dalam menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan aplikasi TI yang tersedia?”
•
Bobot penilaian: o Tidak tepat waktu, memiliki bobot 1. o Kurang tepat waktu, memiliki bobot 2. o Cukup tepat waktu, memiliki bobot 3. o Tepat waktu, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa o 16 responden menjawab tepat waktu. o 29 responden menjawab cukup tepat aktu. o 20 responden menjawab kurang tepat waktu. o Hasil keseluruhan:
•
Mean bobot pertanyaan =2.9 (72.5%)
C.2. %Pengurangan tingkat kesalahan pengguna dalam pekerjaan. Pengukuran presentase penurunan waktu yang diperlukan terhadap pekerjaan
pengguna
dilakukan
dengan
kuesioner
terhadap
pengguna Aplikasi Sistem Informasi di Sub Divisi Satelit. Dari hasil kuesioner tersebut diperoleh informasi sebagai berikut: •
Pertanyaan kuesioner: “Dalam waktu 1 bulan, seberapa sering anda melakukan kesalahan dalam menjalankan aplikasi sistem informasi?”
•
Bobot penilaian:
116 o Setiap hari, memiliki bobot 1. o 1 minggu sekali, memiliki bobot 2. o 2 minggu sekali, memiliki bobot 3. o Satu kali dalam 1 bulan, memiliki bobot 4. •
Hasil Analisa o 31 responden menjawab satu kali dalam sebulan. o 33 responden menjawab 2 minggu sekali. o 1 responden menjawab 1 minggu sekali.
•
Mean bobot pertanyaan =3.5 (87.5%)
C.3. % Tingkat output yang sesuai dengan yang diharapkan Pengukuran presentase tingkat output yang sesuai dengan yang diharapkan dilakukan dengan kuesioner terhadap pengguna Aplikasi Sistem Informasi di Sub Divisi Satelit. Dari kuesioner tersebut diperoleh informasi sebagai berikut: •
Pertanyaan kuesioner: “Bagaimana laporan yang dihasilkan dari aplikasi TI tersebut, apakah sudah memenuhi kebutuhan anda?”
•
Bobot penilaian: o Tidak memenuhi kebutuhan, memiliki bobot 1. o Kurang memenuhi kebutuhan, memiliki bobot 2. o Cukup memenuhi kebutuhan, memiliki bobot 3. o Memenuhi kebutuhan dengan baik, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa o 27 responden menjawab memenuhi kebutuhan dengan baik.
117 o 37 responden menjawab cukup memenuhi kebutuhan. o 1 responden menjawab kurang memenuhi kebutuhan. •
Pertanyaan kuesioner: “Bagaimana output dari pemprosesan data menggunakan aplikasi TI tersebut, apakah sudah mendukung kebutuhan perusahaan?”
•
Bobot penilaian: o Tidak mendukung kebutuhan perusahaan, memiliki bobot 1. o Kurang mendukung kebutuhan perusahaan, memiliki bobot 2. o Cukup mendukung kebutuhan perusahaan, memiliki bobot 3. o Mendukung kebutuhan perusahaan dengan baik, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa o 27 responden menjawab memenuhi kebutuhan dengan baik. o 36 responden menjawab cukup memenuhi kebutuhan. o 2 responden menjawab kurang memenuhi kebutuhan dengan.
•
Hasil keseluruhan: Mean bobot pertanyaan pertama + mean bobot pertanyaan kedua = (3.4 + 3.4)/2 = 3.4 (85%)
Tabel 15. Hasil Pengukuran Perspektif Orientasi Pengguna
Ukuran Strategis
Sasaran
Hasil
Strategis
Pengukuran
Pencapaian
A. Meningkatkan Kepuasan Pengguna A.1.
%
Tingkat
kepuasan
≥ 85 %
> 85 %
100 %
118 pengguna
terhadap
kecepatan
akses aplikasi A.2.
%
Tingkat
Kepuasan
≥ 80 %
≥ 80 %
100 %
pengguna terhadap solusi yang diberikan Jumlah
165 %
Rata-rata
82.5 %
B. Meningkatkan Kemampuan Pengguna B.1.
Frekuensi
pelatihan
≥ 75 %
≥ 75 %
100 %
pemahaman
≥ 85 %
≥ 85 %
100 %
pengguna B.2.
%
pengguna
Tingkat
terhadap
aplikasi
Sistem Informasi Jumlah
160 %
Rata-rata
80 %
C. Meningkatkan Produktivitas User C.1.
Penurunan
diperlukan
waktu
terhadap
yang
>80 %
72.5 %
72.5 %
>75 %
>75 %
100 %
>80 %
>80 %
100 %
pekerjaan
pengguna C.2.
%
kesalahan
Pengurangan pengguna
tingkat dalam
pekerjaan. C.3. % Tingkat output yang sesuai dengan yang diharapkan
119
4.5.7.3.
Jumlah
227.5 %
Rata-rata
75.83 %
Total Rata-rata
238.33 %
Rata-rata seluruh
79.44 %
Penyempurnaan Operasional
A. Pengelolaan Masalah A.1. % Masalah yang diselesaikan tepat waktu. Pengukuran presentase ketepatan waktu dari bagian TI dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dialami pengguna dilakukan dengan kuesioner dan wawancara terhadap ASMAN bagian TI di sub divisi satelit. Butir pertanyaannya sebagai berikut: “Bagaimanakah ketepatan waktu bagian TI Sub Divisi Satelit dalam menyelesaikan permasalahan yang ada ?” Dari hasil wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa 85% dari permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan baik oleh bagian TI sub divisi satelit. Sasaran strategis: > 85% •
Pertanyaan kuesioner : “Apakah aplikasi TI yang digunakan
oleh
perusahaan
dapat
permasalahan dengan tepat waktu?” •
Bobot penilaian:
menyelesaikan
120
o
Tidak pernah tepat waktu dalam menyelesaikan permalsalahan, memiliki bobot 1.
o
Kurang menyelesaikan permasalahan tepat waktu, memiliki bobot 2.
o
Cukup menyelesaikan permasalahan tepat waktu, memiliki bobot 3.
o
Dapat menyelesaikan permasalahan tepat waktu dengan baik, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa o
27
responden
menjawab
dapat
menyelesaikan
permasalahan tepat waktu dengan baik. o
35 responden menjawab cukup menyelesaikan permasalahan tepat waktu.
o
1 responden menjawab Kurang menyelesaikan permasalahan tepat waktu.
•
Hasil keseluruhan: Bobot pertanyaan pertama (85%) + mean bobot pertanyaan kedua (3.4 =(85%)) = 85%
B. Efisiensi Operasional B.1. % Downtime jaringan Pengukuran presentase ketersediaan atau kelancaran jaringan pada sistem saat aplikasi dijalankan didapatkan dengan cara kuesioner terhadap pengguna Aplikasi Sistem Informasi di Sub Divisi Satelit.
121 •
Pertanyaan kuesioner: “Dalam 1 bulan, seberapa sering jaringan TI pada Sub Divisi Satelit mengalami downtime, atau putus saat aplikasi sedang berjalan?”
•
Bobot penilaian: o Hampir setiap hari, memiliki bobot 1. o Satu kali dalam 1 minggu, memiliki bobot 2. o Dua kali dalam 1 bulan, memiliki bobot 3. o Satu kali dalam 1 bulan, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa o 22 responden menjawab satu kali dalam 1 bulan. o 41 responden menjawab dua kali dalam 1 bulan. o 2 responden menjawab satu kali dalam 1 minggu.
•
Hasil keseluruhan: Mean bobot pertanyaan = 3.4 (85%)
C. Efisiensi Pengembangan Aplikasi C.1. Lama pengembangan aplikasi Untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi, informasi didapatkan dengan cara wawancara kepada ASMAN bagian TI. Butir pertanyaannya sebagai berikut: “Berapa lama waktu yang dibutuhkan
perusahaan
dalam
melakukan
update
terhadap
pengembangan aplikasi TI perusahaan?” Dari hasil wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa lamanya waktu yang dibutuhkan adalah 6 bulan.
122 Sasaran strategis: 6 bulan (75%) Hasil pencapaian: 6 bulan Berikut ini adalah hasil dari pengukuran perspektif penyempurnaan operasional: Tabel 16. Hasil Pengukuran Perspektif Penyempurnaan Operasional Ukuran Strategis
Sasaran
Hasil
Strategis
Pengukuran
Pencapaian
A. Pengelolaan Masalah A.1. % Masalah yang ≥ 85 %
85 %
100 %
85 %
100 %
< 6 bulan
100 %
diselesaikan tepat waktu. B. Efisiensi Operasional B.1. % Efisiensi down > 85 % time jaringan C. Efisiensi Pengembangan Software B.2.
Lama pengembangan
6 bulan (75 %)
software Jumlah
170 %
Rata-rata seluruh
85 %
123
4.5.7.4.
Orientasi Masa Depan
A. Peningkatan Kualitas TI A.1. % Staf TI yang berpendidikan minimal D3 Untuk mengetahui berapa banyak atau persen staf TI yang berpendidikan Diploma 3 (D3) dari semua staf TI yang ada, informasi didapatkan dari wawancara dengan ASMAN bagian TI. Butir pertanyaanya sebagai berikut : “Apakah pendidikan terakhir staf TI pada Sub Divisi Satelit” Dari hasil wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa seluruh staf TI berlatar pendidikan minimal D3 . Sasaran strategis: > 80% Hasil pencapaian: 100%
B. Peningkatan Kemampuan Karyawan B.1. Frekuensi pelatihan staf TI Untuk mengetahui seberapa sering diadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan staf TI yang ada dalam Instansi, informasi didapatkan dengan cara wawancara. Butir pertanyaannya sebagai berikut : “Dalam 1 tahun, seberapa sering diadakannya pelatihan pegawai Sub Divisi Satelit, yang bertujuan untuk peningkatan kemampuan yang dimiliki?” Dari hasil wawancara yang kami lakukan, diketahui bahwa Instansi mengadakan pelatihan sebanyak > 2 kali dalam 1 tahun. Sasaran strategis:≥ 2 kali dalam 1 tahun (75 %)
124 Hasil pencapaian: 100%
B.2. Frekuensi pelatihan pengguna Pengukuran presentase pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pengguna aplikasi yang ada dalam Sub Divisi Satelit didapatkan dengan cara kuesioner terhadap pengguna Aplikasi Sistem Informasi di sub divisi satelit. •
Pertanyaan kuesioner: “Dalam 1 tahun, seberapa diadakannya pelatihan
staf
Sub
Divisi
Satelit
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan kemampuan yang dimiliki?” •
Bobot penilaian: o 1 kali dalam 3 tahun, memiliki bobot 1. o 1 kali dalam 2 tahun, memiliki bobot 2. o 1 kali dalam 1 tahun, memiliki bobot 3. o 2 kali dalam 1 tahun, memiliki bobot 4.
•
Hasil Analisa o 26 responden menjawab 2 kali dalam 1 tahun. o 34 responden menjawab 1 kali dalam 1 tahun.
•
Hasil keseluruhan: Mean bobot pertanyaan = 3.5 (87.5%)
C. Mengembangkan Sistem dan Infrastruktur TI C.1. Tingkat
seberapa
infrastruktur TI
sering
Instansi
melakukan
pengembangan
125 Untuk mengetahui seberapa sering Instansi melakukan pengembangan sistem dan infrastruktur yang ada untuk meningkatkan kinerja pekerjaan, informasi didapatkan dengan cara wawancara. Butir pertanyaannya sebagai berikut:“Seberapa sering perusahaan melakukan pengembangan sistem dan infrastruktur TI?” Dari hasil wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa setiap tahunnya
sub
bagian
TI
melakukan
pengembangan
terhadap
infrastruktur TI yang dimilikinya setiap 2 tahun. Sasaran strategis: setiap 2 tahun (75 %) Hasil pencapaian: 100% Berikut ini adalah hasil dari pengukuran perspektif orientasi masa depan: Tabel 17. Hasil Pengukuran Perspektif Orientasi Masa Depan Ukuran Strategis
Sasaran
Hasil
Pencapaian
Strategis
Pengukura n
A. Peningkatan Kualitas TI A.1. % Staf TI yang
> 80%
> 80%
100 %
berpendidikan minimal D3 Jumlah
80 %
B. Peningkatan Kemampuan Karyawan B.1.Frekuensi pelatihan staf TI
≥ 2 kali 2 dalam
dalam
kali 100 % 1
126 setahun B.2.Frekuensi
tahun
≥ 75%
≥ 75%
pelatihan
( > 2 kali)
pengguna
dalam
100 %
setahun) Jumlah
75 %
Rata-rata
75%
C. Mengembangkan Sistem danInfrastruktur TI C.1. Tingkat seberapa setiap
2 2 tahun
100 %
sering melakukan tahun pengembangan
(75 %)
infrastruktur TI Jumlah
155 %
Rata-rata
77.5 %
Total Rata-rata
77.5 %
4.5.7.5. Evaluasi Hasil Pengukuran Kinerja Hasil pengukuran kinerja sistem dengan perspektif IT Balanced Scorecard Tabel 18. Hasil Pengukuran Kinerja TI Perspektif
Tujuan Strategis
Hasil
Bobot
Pengukuran Kontribusi Instansi
Kontribusi Fungsi TI
75 %
Baik
Rata-rata
75 %
Baik
127 Orientasi Pengguna
Meningkatkan Kepuasan
82.5 %
Sangat baik
80 %
Sangat baik
Pengguna Meningkatkan Kemampuan Pengguna Meningkatkan
75.83 %
Baik
79.44 %
Sangat Baik
Produktivitas Pengguna Rata-rata Penyempurnaan
Pengelolaan Masalah
85 %
Sangat baik
Operasional
Efisiensi Operasional
85 %
Baik
Efisiensi Pengembangan
75 %
Sangat baik
Rata-rata
81.6 %
Sangat Baik
Peningkatan Kualitas TI
> 80 %
Sangat Baik
Peningkatan Kemampuan
75 %
Sangat Baik
75 %
Sangat baik
76 %
Sangat Baik
Software
Orientasi Masa Depan
Karyawan Mengembangkan Sistem dan Infrastruktur TI Rata-rata
Tabel 19. Ringkasan Hasil Pengukuran Kinerja Sistem Perspektif Perspektif Kontribusi Perusahaan
Hasil Pengukuran 75 %
Perspektif Orientasi Pengguna
79.44 %
Perspektif Penyempurnaan Operasional
81.60 %
128 Perspektif Orientasi Masa Depan
76 %
Dari hasil pengukuran kinerja pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setelah melakukan pengukuran kinerja melalui IT Balanced Scorecard, selanjutnya akan dilakukan proses pengevaluasian terhadap hasil rata-rata pencapaian yang diperoleh dari keempat perspektif yang ada. Untuk dilakukan pengevaluasian terhadap pengukuran tersebut, maka dibuatkan 4 kategori bobot atau nilai range. empat bobot tersebut yaitu: •
0% - 25% : Warning
•
26% - 50% : Challenged
•
51 % - 75% : Good
•
76% - 100% : Very Good
Dari bobot diatas maka dapat disimpulkan hasil pengukuran dari empat perspektif IT Balanced Scorecard menunjukkan bahwa kinerja dari Sub Divisi Satelit PT Telekomunikasi Indonesia dapat dinilai dalam bobot atau kategori Very Good . A. Pencapaian perspektif kontribusi instansi adalah sebesar 75%, dimana hasil pengukuran adalah 92.5% . Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah melakukan implementasi sebagian besar teknologi informasi pada proses bisnis didukung pula oleh jaringan teknologi informasi, sistem, aplikasi dan basis data yang sudah terintegrasi dengan baik. B. Pencapaian perspektif orientasi pengguna adalah sebesar 79.44%,. Pencapaian peningkatan kepuasan pengguna
adalah sebesar 82.5%,
pencapaian kemampuan pengguna adalah sebesar 80%, pencapaian tingkat
129 produktivitas pengguna adalah 75.83%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pencapaian perspektif orientasi pengguna adalah baik. Namun harus ditingkatkan pada ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. C. Pencapaian perspektif penyempurnaan operasional adalah sebesar 81.60%. Pencapaian pengelolaan masalah adalah sebesar 85%. Pencapaian efisiensi operasional adalah sebesar 85%. Pencapaian tujuan strategis pada tingkat efisiensi pengembangan software adalah sebesar 75%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pencapaian perspektif penyempurnaan operasional adalah baik. D. Pencapaian perspektif orientasi masa depan adalah sebesar 76%. Pencapaian peningkatan kualitas TI adalah sebesar 80%. Pencapaian peningkatan kemampuan karyawan adalah sebesar 75%. Pencapaian pengembangan sistem dan infrastruktur TI adalah sebesar 75%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pencapaian perspektif orientasi masa depan adalah sangat baik.
4.6. Evaluation Summary Berdasarkan hasil wawancara mengenai kondisi aplikasi TI pada Sub Divisi Satelit, diketahui terdapat hal – hal yang menjadi permasalahan pada Sub Divisi Satelit yaitu beragamnya interface dan protocol yang dioperasikan, sehingga belum semua network elemen/infrastruktur terintegrasi ke TeNOSS dikarenakan platformnya yang sangat complex. Diharapkan perusahaan dapat melakukan penyeragaman interface dan protokol yang digunakan. Sehingga memudahkan karyawan dalam menggunakan aplikasi dalam mengelola data perusahaan yang berdampak positif pada optimalisasi kinerja karyawan.
130 Perusahaan
dapat
mengimplementasikan
SOA
(Service
Oriented
Architecture), SOA merupakan arsitektur Teknologi Infromasi yang dapat menunjang berbagai aplikasi untuk saling bertukar data dan berpartisipasi dalam proses bisnis perusahaan.
4.6.1. Analisis Gap Evaluation Summary Berdasarkan hasil perhitungan Analisis Gap sebelumnya, maka dapat kita ketahui bahwa terdapat 4 point Gap yang dapat menjadi fokus perhatian bagi perusahaan, diantaranya : 1. Perangkat keras yang up to date (atribut no 2). Pada peringkat espektasi, perangkat keras yang up to date menduduki peringkat pertama, sementara pada performa menduduki peringkat ke 12. Saat ini perusahaan melakukan sistem sewa kepada vendor untuk dilakukan update hardware selama tiga tahun sekali untuk memperbarui perangkat keras. Namun hal ini mejadi kendala dikarenakan perusahaan memiliki ketergantungan terhadap hardware dan software import. Semakin meningkatnya kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan akan lebih baik apabila perusahaan dapat mengambil kebijakan untuk menggunakan sebagian devicenya berasal dari dalam negeri, karena upgrade hardware dan software sangat mempengaruhi performansi satelit sehingga perusahaan dapat mengikuti perubahan TI dengan memperbarui perangkat keras yang memang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis perusahaan sehari – hari. 2. Tingkat pelatihan pengguna (atribut no 11).
131 Perusahaan memiliki sasaran strategis untuk melakukan pelatihan kepada pegawai sebanyak 2 kali dalam satu tahun, hal ini telah terlaksana 100%. Untuk pelaksanaan program pelatihan dan pendidikan selama tahun 2011, Telkom mengeluarkan Rp157,0 miliar atau rata-rata sebesar Rp7,9 juta
per
karyawan.
Perusahaan
telah
mengimplementasikan
pelatihan/training need analysis (TNAOnline). Aplikasi Online disediakan bagi karyawan Telkom untuk merencanakan pelatihan yang diinginkan oleh seiap karyawan. Untuk
mendukung
hal
ini
sebaiknya
perusahaan
dapat
menigkatkan mutu dan kapasitas dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut. Akan lebih baik apabila perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan KMS (knowledge management system), dimana pada aplikasi tersebut masing – masing pegawai dapat melakukan sharing permasalahan dan problem solving yang tepat mengenai sistem aplikasi yang diterapkan perusahaan, yang dapat berdampak pada penghematan pembiayaan pelatihan karyawan. 3. Sikap yang positif dari staf SI kepada pengguna (atribut no 15) Mobilitas yang tinggi, membuat karyawan berusaha untuk dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik dan tepat waktu. Dengan aplikasi KMS (knowledge management system), seluruh pegawai dapat mengembangkan sharing pengetahuan mengenai solusi dan permasalahan yang dihadapi, sehingga pegawai tidak bergantung penuh kepada staf SI. 4. Dokumentasi untuk mendukung pelatihan (atribut no 20).
132 Sistem pendokumentasian merupakan hal yang penting yang mendukung pelatihan secara berkelanjutan. Dengan mengoptimalkan penggunaan KMS (knowledge management system), selain melakukan sharing mengenai solusi dan permasalahan yang dihadapi, hal ini juga mendukung pendokumentasian sistem yang sejalan dengan perkembangan kompetensi dan kinerja karyawan.
4.6.2. Analisis SWOT Evaluation Summary Berdasarkan Matriks Analisis SWOT, maka dapat diketahui Sub Divisi Satelit berada pada kuadran SO dengan titik koordinat (1.98 dan 1.05) dimana perusahaan berada pada situasi yang sangat menguntungkan, adanya ancaman dari dalam maupun dari luar tetap dapat diatasi oleh perusahaan, dikarenakan perusahaan memiliki peluang dan kekuatan yang mumpuni sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik – baiknya. Perusahaan dapat melakukan peningkatan teknologi informasi yang selaras dengan perkembangan industri TIME di tingkat regional dengan memanfaatkan ketersediaan sumber daya dan kapabilitas perusahaan yang dimiliki, sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan di nusantara.
4.6.3. Analisis IT Balanced Scorecard Evaluation Summary Dari hasil pencapaian pengukuran IT Balanced Scorecard, pencapaian yang dimiliki oleh Sub Divisi Satelit dinilai sangat baik, berada pada kategori Very Good. Terkait dengan hasil yang didapat, Sub Divisi Satelit dirasa perlu untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, mengingat adanya persaingan bisnis pada industri TIME, berikut inisiatif/program/kebijakan yang
133 dapat dilakukan Sub Divisi Satelit dalam hal memaksimalkan penerapan SI/TI yang fokus pada efektifitas dan efisiensi kerja. 1. Kontribusi Instansi Pencapaian sangat baik yaitu 75%, hal ini membuktikan bahwa Sub Divisi Satelit telah mengaplikasikan Teknologi Informasi pada setiap proses bisnis perusahaan. Terkait dengan pencapaian tersebut, maka perusahaan dapat meningkatkan inisiatif dalam pemanfaatan Teknologi Informasi yang dirasa perlu untuk dikembangkan demi meningkatkan optimalisasi kinerja karyawan. 2. Orientasi Pengguna Pencapaian orientasi pengguna yang terdiri dari peningkatan kepuasan
user,
peningkatan
kemampuan
pengguna,
peningkatan
produktivitas user, secara umum telah mencapai sasaran strategis perusahaan. Namun dari hasil kuisioner terhadap 65 staf Sub Divisi Satelit, pada perspektif peningkatan produktivitas user, point ketepatan user dalam menyelesaikan pekerjaan diperoleh hasil pengukuran 72.5% dari 75% yang ditargetkan. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat lebih dari 15% staf Sub Divisi Satelit kurang tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dalam menggunakan aplikasi TI yang tersedia. Terkait dengan hasil yang dicapai, maka perusahaan dapat meningkatkan inisiatif dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dengan KMS (knowledge management system). KMS (knowledge management system) untuk meningkatkan budaya sharing antar karyawan, selanjutnya dapat membuat sistem
134 pendokumentasian standar acuan perangkat keras, piranti lunak, dan jaringan komunikasi sehingga perusahaan dapat melakukan penghematan biaya pelatihan karyawan. Sebaiknya perusahaan juga menggunakan SOA (Service
Oriented
Architecture),
dengan
SOA
perusahaan
dapat
melakukan penyeragaman interface dan protokol yang digunakan oleh perusahaan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pengguna. Selanjutnya perusahaan juga dapat meningkatkan mutu dan kapasitas dalam penyelenggaraan pelatihan yang dinamis dan selaras dengan perkembangan industri TIME (Telekommunication, Information, Media and Edutaiment), yang dapat berdampak pada PT Telkom untuk menjadi penguasa pasar ICT di tingkat regional maupun internasional. 3. Penyempurnaan Operasional Pencapaian penyempurnaan operasional yang terdiri dari pengelolaan masalah, efisiensi operasional, dan efisiensi pengembangan aplikasi, seluruhnya telah mencapai sasaran strategis perusahaan dengan hasil yang sangat baik. 4. Orientasi Masa Depan Pencapaian orientasi masa depan yang terdiri dari peningkatan kualitas staf TI dan peningkatan kemampuan karyawan seluruhnya telah mencapai sasaran strategis dengan hasil yang sangat baik.
135
4.7. Rekomendasi Strategi SI/TI 4.7.1. SOA (Service Oriented Architecture) Saat ini perusahaan memiliki aplikasi TeNOSS untuk mengintegrasikan data pada billing system, namun masih belum semua aplikasi terintegrasi ke TeNOSS, untuk penyeragaman interface dan protokol yang digunakan, salah satu rekomendasinya adalah dengan SOA (Service Oriented Architecture). Berikut penjelasan mengenai SOA yang dapat menjadi rekomendasi untuk Sub Divisi Satelit. SOA (Service Oriented Architecture) adalah sebuah konsep software architecture yang mendefinisikan penggunaan layanan untuk mendukung kebutuhan pengguna software. Pendorong perkembangan SOA dari segi bisnis dikarenakan perusahaan memiliki skala sistem yang besar dan menjadikan internet sebagai salah satu penyedia layanan dengan tujuan untuk dapat mengintegrasikan aplikasi secara just-in-time. Tahapan dalam membangun SOA akan dijelaskan pada gambar berikut ini.
136
Gambar 22. Metode pengembangan sistem informasi dengan SOA (Durvasula, 2006, p. 11) Berikut penjelasan gambar diatas: Requirement and Analysis -
Map High-Level Business Processes adalah tahap awal dari tahap requirements and analysis. Pada tahap ini dilakukan pemetaan terhadap keseluruhan prosesproses bisnis yang akan digunakan dalam sistem. Proses-proses bisnis tersebut selanjuntya dianalisis dan dipetakan. Pada akhir tahap ini akan menghasilkan proses-proses bisnis dalam sistem yang telah dipetakan. -
Prioritize Business Services adalah tahap dilakukan pemetaan proses-proses bisnis dalam sistem yang telah dikerjakan pada tahap Map High-Level Business Processes, pada tahap ini dilakukan untuk menentukan urutan prioritas proses-proses bisnis yang akan digunakan dalam sistem, dimana proses bisnis tersebut telah diberikan urutan prioritas. -
Capture business services requirements
137 Setelah menentukan urutan prioritas pada proses bisnis selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan yang akan digunakan dalam business services, sehingga diperoleh daftar kebutuhan yang akan digunakan dalam business services - Architecture Review Pada tahap ini dilakukan peninjauan kembali arsitektur yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem baru dengan menggunakan daftar prosesproses bisnis yang akan digunakan dalam sistem. Design and Development: - Assign Resources to Solutions Development Team: Awal dari tahap design and development dimulai dengan proses Assign Resources to Solutions Development Team. Tim pengembang merupakan salah satu aspek penting untuk pengembangan sistem baru. Setelah memperoleh semua data mengenai kebutuhan untuk pengembangan sistem baru,
tahap
berikutnya
adalah
melakukan
penentuan
anggota
tim
pengembangan sistem yang akan terlibat sehingga diperoleh daftar anggota tim pengembang yang akan terlibat. - Design Solutions – Identify Reuse Opportunity: Tahap ini merupakan tahap perancangan solusi yang akan dibangun. Hal ini dilakukan dengan mengacu pada solutions portfolio dan services apa saja yang telah ada sekarang yang masih dapat digunakan. - Develop, QA, and Conduct UAT for Business Solution: Setelah memperoleh rancangan solusi baru yang akan dikembangkan, maka berikutnya adalah tahap melakukan pengembangan sistem baru, menjaga kualitas sistem yang akan dibangun, dan memberikan kesempatan kepada
138 user untuk melakukan testing. Pada tahap pengembangan sistem, digunakan pula pendekatan Agile Software Development untuk mendukung perancangan arsitektur aplikasi. Develop, QA, and Conduct UAT for Business Solution merupakan tahap akhir dari tahap design and development. Pada akhir tahap ini dihasilkan solusi baru yang telah jadi dan siap untuk diimplementasikan. IT Operations: -
Assign Resources to Service Operation Team:
Tahap ini merupakan awal dari tahap IT operations. Tahap ini adalah tahap melakukan penentuan anggota tim service operation sistem yang akan terlibat. Pada akhir tahap ini diperoleh daftar anggota tim service operation yang akan terlibat. - Identify Infrastructure Needs and Establish Systems Environment: Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan lingkungan sistem dan mempersiapkan segala hal yang diperlukan sehingga diperoleh lingkungan implementasi sistem yang siap digunakan. - Deploy Business Solution: Setelah tahap pengembangan sistem baru selesai dan persiapan untuk implementasi sistem telah terpenuhi, maka langkah berikutnya adalah melakukan implementasi sistem baru. Setelah tahap ini diselesaikan, diperoleh sistem baru yang telah diimplementasikan dan siap digunakan. -
Maintain Solution to Business Requirements: Tahap ini merupakan akhir dari siklus besar SOA, yaitu akhir dari tahap IT operations. Namun apabila setelah tahap ini berakhir dan terjadi perubahan proses bisnis pada sistem, maka dimungkinkan untuk dilakukan
139 pengulangan dalam langkah-langkah tahap pengembangan sistem baru. Tahap ini merupakan tahap perawatan solusi baru yang telah dijalankan dan memungkinkan untuk dilakukan persiapan untuk pengembangan sistem berikutnya.
4.7.2. KMS (Knowledge Management System) Saat ini perusahaan memiliki aplikasi FAQ (Forum Ask Question) dan KAMPIUN. Dengan fasilitas FAQ ini seluruh staf dapat saling bertanya-jawab tentang ilmu pengetahuan, kepegawaian, keuangan, hukum, ekonomi, pendidikan atau masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan di setiap Unit Bisnis. KAMPIUN adalah aplikasi KMS dimana setiap staf diwajibkan untuk submit penelitian satu kali dalam setahun, aplikasi ini diharapkan menjadikan wadah berbagi pengetahuan yang bermanfaat untuk seluruh karyawan. Tampaknya implementasi KAMPIUN belum sepenuhnya optimal karena dari hasil evaluasi analisis Gap dan analisa IT BSC terdapat point yang tidak mencapai target. KAMPIUN diimplementasikan mulai tahun 2005 dimana staf masih belum menyadari pentingnya penggunaan aplikasi KAMPIUN dan rendahnya minat karyawan terhadap aplikasi tersebut. Mulai tahun 2006 dibuat kebijakan adanya sistem reward sehingga mempengaruhi nilai performa karyawan. Akan tetapi hal ini menimbulkan permasalahan baru yaitu, karyawan mengumpulkan karya tulis hanya untuk mengejar reward dan nilai performa sehingga banyak ditemukan penulisan yang tidak sesuai dengan kriteria serta tidak memiliki nilai bagi perkembangan perusahaan. Permasalahan pada analisis gap yaitu sikap yang positif dari staf TI kepada pengguna, tingkat pelatihan pengguna dan dokumentasi untuk mendukung pelatihan dapat disolusikan dengan
140 KAMPIUN. Faktanya KAMPIUN belum dimanfaatkan secara maksimal dalam berbagi pengalaman antar karyawan dan kegiatan problem solving operasional perusahaan. Menurut (Ryan and Prybutok, 2001) ada lima faktor yang mempengaruhi kesuksesan KMS yaitu budaya organisasi, kepemimpinan dan komitmen manajemen, karyawan, teamwork dan struktur SI. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan dapat memberikan pelatihan menulis dan presentasi KM, perusahaan menyadari pentingnya dukungan dari pihak manajemen dalam mengunakan manajemen pengetahuan pada KAMPIUN, akses KAMPIUN yang mudah dan user
friendly,
pendokumentasian
pelatihan
disimpan
pada
KAMPIUN,
dokumentasi tidak hanya berbentuk dokumen namun dapat berbentuk suara dan video
sehingga
mengoptimalisasikan
lebih
menarik.
KMS
(Knowledge
Diharapkan Management
perusahaan Sysytem)
dapat sehingga
permasalahan yang ada dapat diminimalisasi dan dapat meningkatkan kinerja staf Sub Divisi Satelit.