BAB IV
Formatted: Different first page header
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
PENGUMPULAN DATA SINKRONISASI PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) merupakan perusahaan PMA
(Penanaman Modal Asing) yang bergerak dalam bidang pembuatan dan perakitan sepeda motor dengan merek dagang YAMAHA serta pengadaan komponen (spare
Formatted: Font: Italic
parts). Berlokasi di Pulo Gadung Jakarta Timur perusahaan ini mulai memasok sepeda motor di Indonesia sejak tahun 1974. Hingga saat ini PT.Yamaha Motor Indonesia Mfg mengusai hampir 44% permintaan motor di Indonesia1. Tingginya permintaan pasar akan produksi motor, membuat YIMM berusaha meningkatkan kualitas produksi serta mengoptimalisasikan waktu produksi yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar dengan tepat waktu.
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
1
Sumber data www.kompas.com desember 2010
36
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
37
Gambar 4.1 Lay Out Pabrik Synchronized Prod. Local Supplier
Press
Welding
Painting Steel ( CED ) Frame & Fuel Tank
Wheel Assy
Body Assy
( moped model )
Import
Depo
Injection
Die Casting
Painting Plastic
Machining Al.
4 hours Æ 2 hours
Engine Assy
R/Mat
Machining Steel
Dalam upaya meningkatkan produksi YIMM yang berlokasi di Pulo Gadung mempunyai keterbatasan akan ruang produksi. Pengambaran tata letak produksi di atas memperlihatkan keterbatasan area produksi, hal ini membuat perusahaan melakukan perbaikan proses produksi dengan berkordinasi pada setiap departemen yang berkaitan. Dalam upayanya untuk meningkatkan tingkat produksinya perusahaan menunjuk Departemen PSP (Production System Planning) sebagai koordinator program perbaikan proses produksi. Berlangsungnya perbaikan proses produksi yang dilakukan oleh Departemen PSP dalam meningkatkan efektivitas pada kapasitas area dan efesiensi waktu terbentuklah Sistem Sinkronisasi yang mengacu pada teori Just In Time dimana
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
38
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
program ini bertujuan untuk merencanakan kapasitas yang sesuai dengan area yang tersedia dan optimalisasi waktu produksi yang bearti meningkatkan produktivitas untuk memenuhi permintaan pasar.
Gambar 4.2 Konsep Sinkronisasi
Body Assembly D C B A
Welding Frame
CED Line
SYNCHRONIZE
Sistem Sinkronisasi yang pada gambar 4.2 di atas melibatkan tiga departemen produksi yang terkait dalam pembuatan frame motor, yaitu Departemen
Formatted: Font: Italic
departemendepartemen - departemen Welding (pengelasan), CED (Cathodic Electro
Formatted: Font: Italic
Dieposition/Painting), dan Body Asembling (perakitan). Sistem Sinkronisasi dipilih
Formatted: Font: Italic
dalam perbaikan proses produksi bertujuan menyeimbangkan kapasitas dan waktu produksi yang ada di departemen Welding, CED dan Body Assy. Kondisi yang ada
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
sebelum terbentuknya sistem sinkronisasi pada departemen Welding, CED dan Body
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Assy sangat tidak seimbang hal ini disebakan kapasitas dan waktu yang dimiliki departemen Welding belum bisa menunjang CED dan Body Assy. Dengan berjalannya
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
62
39
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
sistem ini diharapkan bisa terjadi perbaikan bagi departemen produksi. Sistem sinkronisasi terbatas pada produksi mopet dan motor matic dikarenakan permintaan
Formatted: Font: Italic
terbesar yang ada di perusahaan. Tahapan yang digunakan dalam sistem sinkronisasi antara lain, melihat ulang kondisi produksi yang lama kemudian dilanjutkan dengan merencanakan waktu dan kapasitas produksi, selanjutnya mengevaluasi sistem yang digunakan pada departemen produksi yang terkait dan memonitoring stok harian yang ada di dalam sistem. Program ini dimulai sejak tahun 2007 hingga saat ini terus diupayakan untuk dioptimalisasi agar mendapat waktu yang diinginkan dalam produksi mendekati metode Just in Time sesuai dengan tujuan program ini. Selanjutnya dapat dilihat dari gambar 4.2 , untuk dapat memproduksi motor sesuai dengan permintaan pasar dan dengan kualitas yang baik maka perlu dilakukan sinkronisasi proses produksi terhadap proses-proses yang memproduksi komponen motor untuk selanjutnya di rakit menjadi motor di proses Body Assembling. Produk
Formatted: Font: Italic
utama yang ada didalam proses sinkronisasi adalah Frame motor unuk model Mopet
Formatted: Font: Italic
(motor bebek) dan Matic (YAMAHA Mio).
Formatted: Font: Italic
Frame sebagai salah satu komponen motor yang penting diproduksi di
Formatted: Font: Italic
YIMM. Frame merupakan komponen motor dimana flow prosesnya dilakukan pada
Formatted: Font: Italic
tiga departemen yang terkait dalam proses sinkronisasi yaitu dimulai proses pengelasan di welding, proses pengecatan di painting (CED) , hingga perakitan di
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
body Assy.
Formatted: Font: Italic
62
40
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Target Stock of Synchronize Frame
BODY
CED
WELDING
4 lines
1 lines
8 lines LINE A
A
LINE B LINE C
B
LINE D LINE E
C
LINE F LINE G
D
LINE H
Stock 1 Hour ≈ 400 pcs
Stock 3 Hour ≈ 1200 pcs
Stock 1 Hour ≈ 400 pc
Gambar 4.3 Line Produksi Frame Dalam Sistem Sinkronisasi
Dari flow proses pada gambar 4.3 bisa dilihat departemen welding
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
mempunyai delapan line produksi yang memasok frame pada empat line produksi di
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
body assembling, sedangkan CED departemen mempunyai satu conveyer yang sangat panjang yang bisa memproduksi secara masal, dan mendukung kebutuhan di body
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
assembling. Permasalahan yang dihadapai adalah kecepatan produksi pada departemen welding yang kurang mendukung proses di CED dan body assembling yang pada
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
akhirnya dibutuhkan perhitungan dan analisa waktu yang optimal dan efisien.
62
41
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Pada proses sinkronisasi sudah dijelaskan sebelumnya tidak semua model mengalami proses tersebut, model yang disinkronisasi hanya untuk Mopet (Motor Bebek) dan Matic (Yamaha Mio). Model yang masuk dalam proses sinkronisasi
Formatted: Font: Italic
antara lain Model 14D, 28D, 50C, 55S dan 44D , model ini yang pada akhirnya akan menjadi frame bagi model mopet dan matic yang di produksi pada YIMM.
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Sinkronisasi pada model ini sangat membantu persediaan stok untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang terus meningkat pada barang jadi (Finished Good) dari model yang dihasilkan.
4.1.1 PENGUMPULAN DATA KAPASITAS PRODUKSI DAN CYCLE TIME Dalam sistem Sinkronisasi yang dilakukan YIMM melibatkan beberapa departemen produksi yaitu Welding, CED dan Body Asembling. Departemen-
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
departemen ini masuk ke dalam sistem Sinkronisasi dikarenakan belum seimbangnya waktu dan kapasitas produksi yang dihasilkan, hal ini disebabkan departemen tersebut belum bisa memastikan dengan baik berapa stok minimum yang harus diproduksi tiap harinya ditambah permasalahan keterbatasan area produksi. Dalam hal ini sistem Sinkronisasi dikoordinasi oleh departemen PSP yang bertugas menganalisa, mengevaluasi serta membuat tahapan sistem sinkronisasi yang bertujuan untuk memperbaiki sistem produksi. Berikut ini merupakan data-data yang diambil dari ketiga departemen termasuk proses kerja dan permasalahan yang dihadapi tiap departemen.
62
42
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: Italic
a. Departemen Welding Welding merupakan proses pengelasan dua logam dengan jalan memanaskan atau menekan kedua logam tersebut satu sama lain. Dalam proses ini terjadi fusi diantara logam-logam yang akan disambung, yang mana hal tersebut bisa diperoleh dengan jalan menambahkan logam pengisi (filter metal) atau menekan kedua logam induk (parent metal) tersebut kuat-kuat. Beberapa macam kegiatan pengelasan bisa kita kenal seperti Electric Arc Welding (las busur listrik), Resistance Welding (las tahanan), Thermit Welding, Pressure Welding (las tekanan), Gas Welding, Acytelene Welding (las karbit), Brazing dan Soldering (disini filter metal berfungsi sebagai “perekat”), dan lain-lain. Gambar 4.4 Proses Pembuatan Frame di Departemen Welding
62
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
43
Welding merupakan tahapan awal dari proses produksi yang di
Formatted: Font: Italic
lakukan perusahan dalam membuat frame yang pada akhirnya akan
Formatted: Font: Italic
diproses akhir pada departemen .body assembling. Permasalahan
Formatted: Font: Italic
utama yang dihadapi oleh welding adalah keterbatasan waktu dalam mensuplai produksi frame ke body assy. Pada welding dibutuhan
Formatted: Font: Italic
kecepatan cycle time hingga dua kali cycle time pada body assy. Selain
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
itu sering terjadinya stop line pada mesin (pada welding menggunakan
Formatted: Font: Italic
delapan line dan robot) dan masih adanya kesalahan manusia sebagai
Formatted: Font: Italic
operator pengguna robot dalam menentukan kecepatan dalam produksi. Dengan adanya proses sinkronisasi yang sedang berjalan diharapkan bisa mengoptimalilasi waktu produksi serta kapasitas, berikut waktu produksi dan kapasitas yang ada. Tabel 4.1 Cycle Time dan Kapasitas pada Departemen Welding
Model
28D
14 D
Cycle time
Line
Shift
Output/Jam
Output Shift
1,2 Menit
FB 1
1
45
360
2
45
FB 2
1 2
45 45
360 315
FD 1
1
45
360
1,2 Menit
2
45
FD 2
1 2
45 45
360 315
1
40
320
Total Output /Harian
1350
1350
44 D
1,3 Menit
FC 2
2
40
280
600
55 S
1,3 Menit
FC 1
1 2
40 40
320 280
600
50C/40D
1,3 Menit
FA 1 FA 2
1 2
40 40
320 280
600
Total Produksi
4500
62
44
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Dari data kecepatan waktu dan kapasitas di atas baru bisa dipenuhi hingga 80% dari apa yang direncanakan2, diharapkan dengan proses sinkronisasi dapat melakukan pencapaian line stok yang di inginkan mendekati proses Just in Time hingga optimal mencapai 100%.
b. Departemen CED (Cathodic Electro Dieposition) Meningkatnya
produksi
frame
menyebabkan
terbentuknya
Formatted: Font: Italic
Departement departemen CED solusi ini dipilih dalam menghadapi permasalahan pengecatan pada produksi frame. Produksi frame yang
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
melalui departemen CED hanya untuk mopet dan matic model saja
Formatted: Font: Italic
dikarenakan permintaan pada model ini sangat tinggi, hal ini menuntut proses produksi yang sangat cepat, dengan terbentuknya CED departemen proses pengecatan untuk frame model mopet dan matic
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
bisa dikatakan cukup berhasil. Departemen CED sudah bisa Formatted: Font: Italic
mendukungt kebutuhan frame pada Body Assy.
Formatted: Font: Italic
2
Hasil Wawancara dengan Main Power Welding Departemen Januari 2011
62
45
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
New Technology
Environment Friendly
Mist Paint Free & Sludge almost 0 No Mist Paint Loss, Because Part is Dipped in ED Coat Tank
ED PROCESS
To DI Rinse
UF Rinses
ED Dip Tank D
D
S
S
S 1
DI Water
S 2
Sludge
1%
Receiver Tank To ED Dip Tank
UF Drain
SPRAY PROCESS Mist paint out from Spray booth
Sludge must be dumping
60% from consumption paint
Gambar 4.5 Konsep Departemen CED
departemen CED bisa dikatakan solusi yang menghemat banyak energi yang selama ini terbuang hal ini mendukung sistem Sinkronisasi mendekati Just In Time. Dalam proses kerjanya departemen CED bertugas merubah part atau raw material menjadi produk dengan nilai jual yang lebih tinggi yang telah diproses pada departemen sebelumnya.
62
46
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Gambar 4.6 Layout Conveyer CED
departemen CED memiliki satu conveyer dengan panjang 622,81
Formatted: Font: Italic
meter, dengan jarak antar hanger 1,021 meter total hanger yang
Formatted: Font: Italic
dimiliki 610 hanger, total waktu yang dibutuhkan dalam satu putaran
Formatted: Font: Italic
mencapai 2,39 jam. Waktu kerja yang dimiliki departemen CED tiap harinya hanya dilakukan rata-rata dua shift kerja, pada shift pertama
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
CED bisa melakukan 3,35 putaran dan di shift kedua sebanyak 2,93
Formatted: Font: Italic
putaran dengan output kapasitas pada shift pertama sebanyak 2.890
Formatted: Font: Italic
pcs dan dishift kedua 2.232 pcs total rata-rata tiap harinya 5.212 pcs.
Formatted: Font: Italic
Dari data yang dikumpulkan departemen CED sudah bisa mensupport dengan baik Body Assy dengan baik. Kendala yang dihadapi adalah departemen
welding
belum
bisa
mendukung
CED
yang
mengakibatkan kelebihan kapasitas pada proses produksi CED. Dengan adanya sistem Sinkronisasi diharapkan bisa membuat pola 62
Formatted: Font: Italic
47
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
produksi yang seimbangan antara Welding dan CED agar bisa
Formatted: Font: Italic
mendukung Body Assy dengan waktu dan kapasitas yang optimal.
Formatted: Font: Italic
c. Departemen Body Assembling Proses penyambungan (joining) dan perakitan (assembly) adalah proses dimana berbagai macam komponen, parts atau sub-assemblies akan digabungkan satu dengan yang lainnya untuk membentuk sebuah produk rakitan yang lengkap. Agak sedikit berbeda dengan proses pengelasan, maka pada kedua proses ini ikatan antara satu komponen dengan benda kerja yang lain tidak permanen. Hubungan atau ikatan disini bisa dilakukan dengan jalan pengelingan (riveting), penggunaan mur-baut (screwing), ikatan paksa (force fitting), sambungan pasak, pengeleman (glueing), dan lain-lain.
Gambar 4.7 Body Assy System
62
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
48
Proses perakitan bisa dilaksanakan dalam bentuk “batch” dimana kegiatan perakitan dilaksanakan secara terputus-putus (intermittent)
Formatted: Font: Italic
atau bisa pula dilaksanakan secara kontinyu (assembly lines). Disini
Formatted: Font: Italic
harus dipahami benar-benar cara pegorganisasian kegiatan perakitan, terutama sekali yang menyangkut keseimbangan lintasan dari setiap Formatted: Font: Italic
stasiun kerja yang ada. Body Assembling bisa dinilai mempunyai peran utama dalam menentukan jadwal produksi dalam proses produksi di perusahaan karena semua proses produksi menunggu FAS (Final Assembly Schedule) Tabel 4.2 Cycle Time dan kapasitas Departemen Body Assy
Model
50 C
Cycle time
Line
Shift
Output/Jam
Output/Shift
0,63 menit
A
1
95
760
2
108
756 800
14 D
0,6 Menit
B
1
100
2
114
798
44 D
0,7 Menit
B
1
85
680
2
97
679
95
760
50 C/55S
0,63 menit
C
1 2
108
756
28 D
0,6 Menit
D
1
100
800
2
114
798 Total RataRata Produksi Harian
Total Output/Harian
1516
1598
1359
1516
1598
7587
62
49
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Dari tabel 4.2 dapat dilihat waktu produksi yang dimiliki oleh Body
Formatted: Font: Italic
Asst Departemen untuk tiap model mencapai 0,6 hingga 0,7 pada satu stok frame yang dihasilkan dari rata-rata target produksi harian yang ingin dicapai adalah 5000 frame perhari untuk departemen Body Assy
Formatted: Font: Italic
sudah mencapai target. Hal ini bisa dilihat departemen Body Assy
Formatted: Font: Italic
sudah bisa dengan baik mengakurasikan Waktu waktu dan kapasitas, tetapi harus bisa disupport oleh departemen-departemen sebelumnya
Formatted: Font: Italic
agar lebih optimal, diharapkan dengan adanya Sistem Sinkronisasi kinerja yang ada bisa lebih ditingkatkan guna memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu.
4.1.2 PENJADWALAN PRODUKSI FAS (Final Assembly Schedule) merupakan jadwal perakitan produk akhir yang digunakan pada YIMM dalam penyusunan produksi harian, selanjutnya FAS akan dijadikan acuan produksi bagi Welding dan CED dalam membuat frame motor
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
yang pada akhirnya akan dirakit pada departemen body assy . Dalam lingkungan
Formatted: Font: Italic
assembly to order, Final Assembly Schedule (FAS) mencakup perakitan terhadap
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
pilihan-pilihan part, komponen sub-assemblies yang diambil dari persedian untuk
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
dirakit sesuai dengan pesanan pelanggan.
62
50
Gambar 4.8 Final Assembly Schedule
Document Name
EP / YMKI
Title
Material Requirement Planning
Sub Title
Dept :
Description
Issued Name :
Proposal Dom
Proposal Summary
Proposal Export
Production Control
MPS YIMM
NG NG
PC
Received Proposal
Check CKD
OK
Proposal Production
Document Name
Make Proposal Summary
Make MPS YIMM
Sales Prod Meeting
Judge
OK
Proposal Summary
MPS YIMM
Title
Material Requirement Planning
Sub Title
Dept :
Description
Issued Name :
Final Assembly Schedule
Production Control
Color Order
EP / YMKI
PC
Pre Prod Meeting
Make MPS pp
MPS PP
Make Daily BD
DAILY BD
Make FAS BD
FAS BD
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
51
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Proses pembuatan FAS dimulai dari men-download data dari Material
Formatted: Font: Italic
requirements planning , dengan bantuan MRP (Material Requirment Palnning). Data
Formatted: Font: Italic
yang telah diolah sesuai hasil dari sales meeting antara Yamaha Kencana Mas Motor
Formatted: Font: Italic
selaku Marketing Operation dari YIMM. Hasil dari meeting ini akan dijadikan acuan
Formatted: Font: Italic
dalam mengetahui permintaan pasar akan produk yang di produksi oleh YIMM. Data kemudian akan di olah menjadi MRP dengan memakai PYMAC (Pan Yamaha Manufacturing Control) data hasil olahan system PYMAC akan di teruskan pada departemen produksi lainnya hingga menjadi FAS yang menjadi acuan bagi produksi Formatted: Font: Italic
body assembling yang akan di ikuti departemen Welding dan CED.
Formatted: Font: Italic
FAS yang dihasilkan ini akan menjadi acuan kerja tetap dalam penentuan model-model yang akan di produksi mulai dari berapa unit yang akan diproduksi ,penentuan warna, hingga shift kerja yang dibutuhkan dan line apa saja yang akan digunakan dalam memproduksi. Untuk lebih menjamin penyelesaian setiap produk pada jadwal yang telah dibuat berupa jadwal telah ditentukan seperti ditunjukan dalam jadwal induk produksi maka perlu di susun suatu daftar berupa jadwal tentang proses akhir menjelaskan kapan operasi akhir dari tahapan-tahapan proses harus dilakukan sehingga jadwal penyelesaian dapat dipenuhi.
62
Formatted: Font: Italic
52
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
4.2
PEMBAHASAN
4.2.1 PERHITUNGAN KAPASITAS PRODUKSI DAN CYCLE TIME UNTUK TIAP DEPARTEMEN Dalam perencanaan produksi Perusahaan memiliki acuan dalam mengetahui waktu dan output dari produksi yang diinginkan, dari hasil pengamatan yang ada di YIMM menjadikan perhitungan cycle time dalam mengetahui waktu yang diperlukan
Formatted: Font: Italic
dalam menghasilkan sebuah produk. Dengan mengetahui cycle time produk, maka
Formatted: Font: Italic
perusahaan akan dapat menghitung kapasitas produksinya secara akurat. Sehingga perencanaan proses produksi akan dapat menghasilkan output seperti yang diharapkan. Pada YIMM dalam perencanaan produksi membuat Final Assembling Schedule yang sebelumnya sudah dijelaskan dari data ini dijadikan acuan utama dalam menentukan produksi harian yang akan dihasilkan, langkah selanjutnya dari tiap model yang dihasilkan pada tiap line produksi akan dilihat berapa waktu dan
Formatted: Font: Italic
kapasitas yang ada. Cycle time pada proses ini akan digunakan untuk mengolah data
Formatted: Font: Italic
yang diperoleh dari perusahaan. Pada industri yang sebagaian besar proses yang
Formatted: Font: Italic
digunakan oleh seluruh mesin dan output yang dihasilkan. Dari cycle time permesin
Formatted: Font: Italic
produksinya menggunakan mesin, cycle time dihitung berdasarkan waktu
tersebut dan jam kerja potensial yang tersedia maka akan dapat dihitung kapasitas produksi perusahaan tersebut. 62
53
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
•
Formatted: Font: Italic
Pengumpulan Data (dari 3 departemen Welding, CED dan Body Assy)
Formatted: Font: Italic
1. Produk
: Frame Mopet/Matic
Formatted: Font: Italic
(Model 14 D,28D,50C,55S dan 44 D) 2. Waktu Kerja/Hari
Formatted: Font: Italic
: Tiga Shift/Hari
Formatted: Font: Italic
(tergantung kondisi permintaan, rata-rata 2 Shift
Formatted: Font: Italic
perhari ditambah overtime maksimal 3 jam)
Shift 1 = 8 jam Kerja termasuk istirahat 1 jam
Formatted: Font: Italic
Shift 2 = 7 jam kerja termasuk istirahat 1 jam
Formatted: Font: Italic
Shift 3 = 5 jam Kerja termasuk istirahat 1 jam
Formatted: Font: Italic
3. Permintaan Potensial Produksi : Rata-rata produksi dibuat secara harian dengan permintaan rata-rata perhari 5000 frame , rata-rata perbulan 100.000
Formatted: Font: Italic
frame 4. Mesin yang digunakan: ¾ Pada Departemen Welding terdapat 8 line Produksi, dengan 8 mesin
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Robot dan satu operator untuk tiap robotnya ¾ Pada CED terdapat 1 Conveyer mesin dengan panjang line 1012 m
Formatted: Font: Italic
¾ Pada Body Assembling terdapat 4 Line Produksi
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Dari hasil penelitian didapat perbedaan perhitungan cycle time dan kapasitas
Formatted: Font: Italic
produksi pada tiap departemen dalam proses penyelesaian frame mopet/matic.
Formatted: Font: Italic
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
54
a. Departemen Welding
Tabel 4.3 Perhitungan Cycle Time dan Kapasitas Departemen Welding Model
28D
Line
Shift
Output/Jam
Hitungan
1,2 Menit
FB 1
1 2 1
45 45 45 45
45x 8jam 45x7jam 45x 8jam
360 315 360
45x7jam
315
45x 8jam 45x7jam 45x 8jam
360 315 360
2
45 45 45 45
45x7jam
315
1
40
40x 8jam
320
2
40
40x7jam
280
1
40
40x 8jam
320
2
40
40x7jam
280
FB 2
2 14 D
1,2 Menit
FD 1 FD 2
44 D
1,3 Menit
FC 2
55 S
1,3 Menit
FC 1
50C/40D
Total Output/Shift Output/Harian
Cycle time
1,3 Menit
1 2 1
FA 1
1
40
40x 8jam
320
FA 2
2
40
40x7jam
280
1350
1350 600 600 600
Total ratarata Produksi Harian
4500
Welding merupakan departemen awal dalam memproduksi frame motor dimana proses pengerjaannya mulai dari loading raw material hingga proses penyatuan bentuk frame menjadi barang setegah jadi yang akan dilanjutkan ke departemen selanjutnya.
62
Formatted: Font: Italic
55
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Perhitungan cycle time pada welding mengikuti pola body assembling
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
dimana 2 line produksi di departemen welding mendukung 1 line di body
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
assy.
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Standar Waktu yang diperlukan dalam menghasilkan frame
Formatted: Font: Italic
¾ Cycle time Body Assy rata-rata 0,6 menit per frame yang dihasilkan
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
maka, dalam memproduksi Frame welding membutuhkan dua kali
Formatted: Font: Italic
cycle time Body Assy dengan perhitungan 2 x 0,6 menit = 1,2 menit,
Formatted: Font: Italic
jadi rata-rata waktu yang dibutuhkan welding dalam mensupport frame
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
pada departemen selanjutnya dibutuhkan waktu 1,2 menit per frame
Formatted: Font: Italic
yang dihasilkan. ¾ Waktu kerja Untuk Ouput/Jam
= 60 menit
¾ Waktu Istirahat
= 48 Menit
¾ Kapasitas Output yang dihasilkan : Waktu Kerja – Waktu Istirahat Formatted: Font: Italic
Cycle Time 480 menit-48 menit
= 360 unit
1,2 menit ¾ Output /jam(Shift)
Formatted: Font: Italic
= 360unit /8jam= 45 pcs
¾ Ouput harian ditotal dari seluruh total shift yang ada hari tersebut.
Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa waktu dan kapasitas welding mengikuti perhitungan yang ada di body assembling. Perhitungan
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
di tiap modelnya memiliki perbedaan tidak terlalu significant hanya
62
56
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
tergantung kapasitas line dan mesin yang digunakan. Berikut ini perhitungan pada tiap model yang diproduksi pada departemen. Welding.
Formatted: Font: Italic
Dari perhitungan yang didapat dalam memproduksi model 28D welding membutuhkan waktu kerja hingga dua shift dimana pada shift
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
pertama perjam nya menghasilkan output 45 pcs pada shift pertama jam
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
kerja berlangsung selama delapan jam berarti 45 x 8 jam kerja total output pada shift satu adalah 360 pcs. Pada shift dua jam kerja selama tujuh jam
Formatted: Font: Italic
dengan output perjam 45 pcs dengan total output pada shift dua 45 x 7 jam
Formatted: Font: Italic
= 315 pcs jadi total produksi 28D dalam satu line 360+315 = 675 pcs dalam satu hari untuk model 28D adalah 675 x 2line =1.350. Perhitungan ini berlaku untuk setiap modelnya.
b. Departemen CED (Cathodic Electro Dieposition) Departemen CED bisa dijadikan acuan dalam sistem sinkronisasi hal ini dikarenakan waktu dan kapasitas yang dimiliki oleh CED sudah bisa mendukung Body Assy tanpa penambahan shift kerja perharinya.
62
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
57
Tabel 4.4 Cycle Time dan Kapasitas Pada CED Deskripsi
Speed 3.9 m/min
Speed 3.9 m/min
Panjang conveyor
1.021 m
1.021 m
Jumlah hanger
610 hgr
610 hgr
Hanger kosong (unloading – loading)
63 hgr
63 hgr
Pitch time
15.7 dtk
15.7 dtk
Hanger kosong shift 1 & 2
158 hgr
0.69 jam
95 hgr
Hanger kosong clossing
190 hgr
0.83 jam
190 hgr
Waktu 1 putaran
0.41 jam 0.83 jam
2.39 jam
2.39 jam
Jumlah putaran (shift 1)
3.35 putaran
3.35 putaran
Jumlah putaran (shift 2)
2.93 putaran
Output shift 1 (Eff 100%)
(Eff 89%)
2.93 putaran
1674 hgr
3348 pcs
1737 hgr
3474 pcs
1490 hgr
2980 pcs
1545 hgr
3090 pcs
Output shift 2 (Eff 100%)
1254 hgr
2508 pcs
1317 hgr
2634 pcs
(Eff 89%)
1116 hgr
2232 pcs
1172 hgr
2344 pcs
2606 hgr
5212 pcs
2717 hgr
5434 pcs
Total Output 1 hari (Eff 89%)
Kondisi Sekarang 1 – 7 Feb 2011
Pada gambar diatas bisa dilihat kecepatan CED saat ini 3,9m/min ¾ Menghitung Cycle Time
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
: Jarak antar hanger Conveyer x 60 menit =
Formatted: Font: Italic
Kecepatan Conveyer : 1,021 meter x 60 menit
= 15,7 detik
3,9 menit Keterangan : 15,7 detik merupakan waktu dari satu hanger ke hanger yang lain dalam satu putaran ¾ Waktu Satu Putaran
Formatted: Font: Italic
Jumlah Hanger dalam Proses-Jumlah hanger kosong x pitch time
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
3600 detik
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
= 610 hanger- 63 hanger x 15,7 detik= 2,39 jam
Formatted: Font: Italic
3600 detik
62
58
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
¾ Untuk Total Frame yang keluar dalam satu putaran =
Formatted: Font: Italic
Total hanger-hanger kosong x 2 (dikalikan dua karena satu hanger
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
terdiri dari frame dan fuel tank)
Formatted: Font: Italic
¾ Waktu yang kita hitung di atas dalam kondisi normal 100% sedangkan
Formatted: Font: Italic
tidak selalu mesin bisa beroperasional secara normal kemungkinan efesiensi yang bisa digunakan sekitar 89% hingga 90% tergantung kendala yang dihadapi di lapangan. ¾ Total Output Kapasitas =(Total Hanger- hanger kosong x 2) + ( Total hanger-hanger kosong-
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Hanger Kosong saat istirahat)
Formatted: Font: Italic
=( (610-63)x2)+(610-63-95))= 1545 hanger
Formatted: Font: Italic
=1545 x 2 =3090 pcs (1 frame, 1 fuel tank) output untuk shift 1 dengan
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
8 jam kerja
Formatted: Font: Italic
Selanjutnya untuk shift berikutnya dikali jam kerja yang ada ditambah
Formatted: Font: Italic
overtime yang ada
Formatted: Font: Italic
c. Departemen Body Assembling Body Assembling merupakan departemen terakhir dalam memproduksi
Formatted: Font: Italic
frame pada sistem Sinkronisasi jadwal produksi pada body assy
Formatted: Font: Italic
menjadi acuan produksi harian yang nantinya akan diikuti oleh departemen yang mendukung kebutuhan frame pada departemen Body Assy. 62
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
59
Tabel 4.5 Perhitungan Cycle Time dan Kapasitas Produksi pada Body Assembling
Model
50 C
Cycle time
Line
Shift
Hitungan
Output/Jam
Hitungan
0,63 menit
A
1
480mnt/0,63=760 760/ 8jam=95 760/7Jam=108
95
95 x 8 jam
760
108
108 x 7 jam
756
2
14 D
44 D
0,6 Menit
B
0,7 Menit
B
50 C/55S
0,63 menit
28 D
0,6 Menit
C
480mnt/0,6=800 800/ 8jam=100
100
100 x 8 jam
800
2
800/ 7jam=114
114
114 x 7 jam
798
1
480mnt/0,7=685 685/ 8jam=85 685/ 7jam=97
85
85 x 8 jam
680
97
97 x 7 jam
679
480mnt/0,63=760 760/ 8jam=95 760/7Jam=108
95
95 x 8 jam
760
108
108 x 7 jam
756
100
100 x 8 jam
800
114
114 x 7 jam Total RataRata Produksi Harian
798
1 2
D
Total Output/Shift Output/Harian
1
2
1 2
480mnt/0,6=800 800/ 8jam=100 800/ 7jam=114
1516
1598
1359
1516
1598
7587
62
Formatted Table
60
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
¾ Perhitungan Cycle Time pada Body Assy :
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Waktu Kerja = Unit/jam Cycle Time ¾ Output Kapasitas/jam = Unit/jam x Total Shift ¾ Tabel
4.5
merupakan
data
dari
perusahaan
Formatted: Font: Italic
yang
mengunakan satuan waktu menit. Perhitungan waktu dan kapasitas produksi pada Body Assy bisa
Formatted: Font: Italic
mengikuti output pada welding, dilihat pada pembahasan waktu dan
Formatted: Font: Italic
kapasitas pada welding bahwa cycle time yang dihasilkan oleh Body
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Assy akan digunakan acuan waktu produksi pada welding karena itu output produksi welding menjadi mendukung dalam produksi yang Formatted: Font: Italic
dilakukan pada Body Assy. Dari tabel perhitungan di atas dapat dilihat pada Body Assy
Formatted: Font: Italic
sama dengan perhitungan pada Welding yang berbeda adalah cycle
Formatted: Font: Italic
time Body Assy jauh lebih cepat dibanding Welding. Rata-rata cycle
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
time pada Body Assy setengah dari Cycle time Welding dari tiap model
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
berkisar antara 0.6 menit hingga 0,7 menit.
Formatted: Font: Italic
Dari tabel 4.5 untuk model 28D pada shift pertama selama delapan jam kerja dijadikan satuan menit
60 x 8 = 480 menit.
62
61
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Selanjutnya waktu tersebut dijadikan acuan untuk menghitung output kapasitas/jam 480 menit x 0,6 menit = 800 pcs /shift atau 100 pcs/jam. 100 pcs x 8 jam = 800 pcs pada shift pertama dan 800 pcs / 7 jam (shift 2) = 114 pcs x 7 jam = 798 pcs pada shift kedua , total output
Formatted: Font: Italic
dalam satu hari untuk model 28D 800 pcs + 798 pcs = 1598 pcs. Dan seterusnya sama untuk setiap model ditambah dengan shift dua dengan
Formatted: Font: Italic
melakukan perhitungan yang sama. Dari tabel bisa dilihat output produksi frame dari Body Assy sudah mencapai target rata-rata
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
produksi 5000 pcs/hari bisa di simpulkan departemen ini tidak mempunyai masalah dalam perhitungan cycle time dan kapasitas
Formatted: Font: Italic
produksi.
4.2.2 ANALISA PERMASALAHAN SISTEM SINKRONISASI Hasil analisa yang telah dilakukan dalam perbaikan sistem produksi pada YIMM didapati bahwa departemen welding memiliki banyak kendala dalam mengakibatkan
Formatted: Font: Italic
ketidakseimbangan waktu dan kapasitas produksi antara Welding, CED dan Body
Formatted: Font: Italic
memproduksi
frame
ke
departemen
selanjutnya
yang
Formatted: Font: Italic
Assy dimana masih banyak waktu serta kapasitas terbuang pada CED disebabkan menunggu loading frame dari Welding. Selanjutnya berdampak kepada Body Assy yang harus menurunkan stok dikarenakan menunggu frame yang masih diproduksi pada Welding. Usaha yang dilakukan harus dimulai dari pada Welding departemen
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
62
yang dianalisa memiliki banyak hambatan dalam produksi mengikuti pola yang ada Formatted: Font: Italic
di body assembling departemen, sedangkan pada departemen CED tidak berdampak signifikan dikarenakan memiliki perhitungan yang cukup akurat dalam waktu serta produksi. Dalam hal ini analisa akan dilakukan pada pola cycle time pada departemen
Formatted: Font: Italic
welding yang mengikuti dua kali pola cycle time di body assy. Tabel dibawah ini
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
merupakan target sasaran produksi untuk periode tahun 2011-2013 dengan mengacu
Formatted: Font: Italic
produksi selama tahun 2010 dimana bisa dilihat penurunan cycle time yang terjadi
Formatted: Font: Italic
pada departemen welding dan body assy
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Type
Mopet Matic
Model
Tabel 4.6 tahun Analisa Cycle time Pada Welding 20110-20131 Actual 2010
Line
Target 2011
Formatted: English (U.S.)
Target 20120
CT
OEE
Pcs
CT
OEE3
Pcs
Formatted: English (U.S.)
Target 2013
OEE
Pcs
CT
OEE
Pcs Jam
menit
%
Jam
menit
%
Jam
CT menit
%
Jam
menit
%
50 C
FA 1
1,2
90
45
1,14
91
48
1,1
92
50
1,06
93
53
1,2
90
45
1,14
91
48
1,1
92
50
1,06
93
53
28 D
FA 2 FB 1
1,2
90
45
1,14
91
48
1,1
92
50
1,06
93
53
FB 2
1,2
90
45
1,14
91
48
1,1
92
50
1,06
93
53
FC 1 FC 2 FD 1
1,2
90
45
1,14
91
48
1,1
92
50
1,06
93
53
1,2
90
45
1,14
91
48
1,1
92
50
1,06
93
53
1,2
90
45
1,14
91
48
1,1
92
50
1,06
93
53
55 S 44 D 14 D
FD 2 Formatted: English (U.S.)
1,2
90
45
1,14
91
48
1,1
92
50
1,06
93
53
Formatted: English (U.S.)
3
Formatted: Left, None, Space Before: 0 pt, Don't keep with next, Don't keep lines together
OEE : operation time ratio
62
63
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Formatted: English (U.S.)
Tabel 4.7 Analisa Cycle time Pada Body Assy tahun 20110-20131
Dari hasil pengamatan serta perhitungan rata-rata cycle time yang terdapat Formatted: Font: Italic
pada Departemen Welding dan Body Assy ditemukan hasil sebagai berikut :
Formatted: Font: Italic
¾ Welding berusaha terus menurunkan cycle time pada tiap tahun dalam
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
usahanya mengejar cycle time Body Assy, hal ini bisa dilihat dengan 1,2 menit
Formatted: Font: Italic
pada actual 2010 terus berusaha mencapai target hingga 1,06 menit pada tahun 2013. ¾ Cycle time welding dari data pada tabel 4.6 rata-rata dua kali dari cycle time
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
body assy, hal ini menyebabkan welding terus berupaya mendukung produksi
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
frame agar masuk ke departemen Body assy dengan tepat waktu.
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Hal-hal di atas dapat disimpulkan dari grafik perbandingan antara model-model pada
Type
Model Line
Mopet
50 C
A
Matic
14 D 44 D 50 C 28 D
B C D
Actual Target Target Target 2010 2011 2012 2013 CT OEE Pcs CT OEE Pcs CT OEE Pcs CT OEE Pcs menit % Jam menit % Jam menit % Jam menit % Jam 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
90 90 90 90 90 90
95 95 95 95 95 95
0,57 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57
91 91 91 91 91 91
98 98 98 98 98 98
0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
92 92 92 92 92 92
100 100 100 100 100 100
0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53
93 93 93 93 93 93
103 103 103 103 103 103 Formatted: Font: Italic
welding dan body assy yang di produksi pada line yang sama.
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
62
64
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
cycle time
Cycle time Welding dan Body Assy 2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
Body Assy Welding
2010
2011
2012
2013 Formatted: Font: Italic
Grafik 4.1 Analisa Cycle Time Welding dan Body Assy
Formatted: Font: Italic
Dari grafik 4.1 dapat disimpulkan secara langsung kecepatan welding dalam memproduksi tiap model mebutuhkan waktu yang lebih lama dibanding body assy
Formatted: Font: Italic
waktu ini dimulai dari loading material hingga unloading frame pada departemen
Formatted: Font: Italic
selanjutnya. Pada welding untuk proses sinkronisasi banyak dilakukan trial stok4, hal ini
Formatted: Font: Italic
dilakukan dari bulan November hingga saat ini untuk melihat kemajuan dari proses peningkatan optimalisasi waktu. Proses kerja welding membutuhkan tahapan yang cukup panjang mulai dari loading material hingga material menjadi frame dan masuk ke proses pengecatan di CED
4
Salah Satu program dalam sistem sinkronisasi untuk menurunkan waktu produksi
62
Formatted: Font: Italic
65
Fo ormatted: Font: Times New Rom man, 12 pt
Fo ormatted: Font: Italic
G Gambar 4.9 F Flow Materiaal Pada Weldding
Fo ormatted: Font: Italic
Dari proses padaa gambar 4..8 dapat diliihat weldingg memerlukaan waktu yaang
Fo ormatted: Font: Italic
l lebih panjaang dalam memprosess frame hiingga bisa dikirim kee departem men s selanjutnya.
Pola
kerja
pada
welding
harus
bisa
diperbbaiki
denggan
m mengoptima alisasikan cyycle time. A Analisa selaanjutnya baggaimana carra departem men
Fo ormatted: Font: Italic
w welding meenentukan
Fo ormatted: Font: Italic
waktu daalam mempproduksi seebuah framee. Dari haasil
p pengamatan men weldingg melakukaan analisa waktu w melallui di lapangaan departem r rekaman viddeo pada prooses weldingg robot, pen ngertian darii cycle time welding robbot
Fo ormatted: Font: Italic Fo ormatted: Font: Italic
a adalah prosees kerja dimuulai dari meengambil paart yang beluum diprosess Untuk unttuk
Fo ormatted: Font: Italic
S Setting Weld lding jig 1 Kemudian T Tekan Tom mbol Start.Laanjutkan Prooses Resettiing
Fo ormatted: Font: Italic Fo ormatted: Font: Italic
Welding Jig5 2 lakukann check part yyang sudah selesai prosees. Kemudiaan Setting Paart
5
Jig: sarana keerja yang digun nakan seperti m mesin,atau alatt kerja
62
Fo ormatted: Font: Italic
66
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Welding Jig 2 (Tekan Tombol start) Kemudian Resetting Welding jig 1 Dan dan
Formatted: Font: Italic
kembali. Karakeristik ( Jenis Welding Robot ) Normal Proses Jenis weding Robot
Proses Welding Robot
W-jig 1
1. Mesin Robot 2. Dua Welding Jig 3. Satu Man Power
Formatted: Font: Italic
Gambar 4.10 Proses Cycle Time Welding Robot
Dari proses pengamatan video dalam kinerja operator dan robot barulah departemen welding dapat melakukan perhitungan cycle time yang nantinya akan
Formatted: Font: Italic
diolah untuk menjadi setup machine pada semua line yang ada dalam memproduksi
Formatted: Font: Italic
frame. Untuk mengantisipasi kendala waktu departemen Welding melakukan
Formatted: Font: Italic
Common line, solusi ini dipilih untuk memaksimalisasikan semua line produksi yang
Formatted: Font: Italic
ada diwelding bisa memproduksi seluruh model yang di produksi.
62
67
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Hasil Activitas Common Line
Gambar Proses Cycle time
Grafik Line Balance Line Dm
140
Line Balance 86.19 %
120
Target C/T =116 Dm
Target C/T =114 Dm
100
80
60
40
20
0
C/Time ( Dm )
Robot 1
Robot 2
Robot 3
Robot 4
Robot 5
Robot 6
109
113
114
115
109
116
Kapten Boring 114
83
Temp Robot 1
Temp Frame Comp
Frame Comp 2
Frame Comp 3
Check APP
Tappin g
P / Jig
113
112
110
105
83
87
81
(Line Balace ) Neck Proses
Neck Proses
Grafik 4.2 Analisa Common Line Welding Robot
Dari grafik 4.2 dapat di simpulkan kinerja pada common line sistem dapat
Formatted: Font: Italic
menyeimbangkan produksi disetiap line, karena saat ini semua line serta robot
Formatted: Font: Italic
welding dapat memproduksi seluruh model, hal ini membantu menurunkan cycle time
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
pada welding dalam mengejar cycle time body assy. Bisa disimpulkan kinerja dari
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Common Line pada Sistem Sinkronisasi bisa berdampak signifikan hingga
Formatted: Font: Italic
menurunkan cycle time hingga 1,2 menit pada tahun 2010 dan terus ditargerkan
Formatted: Font: Italic
mencapai 1,06 menit pada tahun 2013 Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah faktor penjadwalan pada departemen welding harus bisa diatur dengan baik, penjadwalan operasi berhubungan
Formatted: Font: Italic
dengan penentuan order-order mana yang telah benar-benar siap untuk dimulai pengerjaan pada masing-masing line. Pengertian hasil terbaik merujuk pada tercapainya seluruh atau sebagian besar sasaran berdasarkan beberapa kriteria di antaranya, jadwal penyelesaian tepat waktu ( meeting due date), waktu ancang-
62
Formatted: Font: Italic
68
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
ancang ( minimum lead time ), waktu setup yang minimum ( minimum setup time ), work in progress yang minimum, dan tingkat utilisasi stasiun kerja tinggi ( maximum work center utilization level). Banyaknya kendala pada welding baik dari segi waktu dan stok pada produksi frame, mendorong ditingkatkannya sistem sinkronisasi yang matang dalam
Formatted: Font: Italic
mengendalikan permasalahan pada sistem welding, alternatif lain yang menjadi
Formatted: Font: Italic
analisa apakah bisa terjadi penambahan area, dari hasil pengamatan area di YIMM yang berlokasi di Pulo Gadung tidak memungkinkan penambahan lahan untuk produksi yang bisa di efisienkan adalah tata letak dari penataan mesin dan line area
Formatted: Font: Italic
serta pengalokasian stok. Hal ini memungkinkan untuk penambahan robot welding
Formatted: Font: Italic
baru jika welding departemen bisa menata layout produksi dengan efisien.
Formatted: Font: Italic
4.11 Frame Lay Out Welding Lay OutGambar Welding 2011 Frame
FD2 FD1 FC2 FC1 FB2 FB1 FA2 FA1
62
69
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Gambar 4.11 merupakan Layout dari tata letak produksi pada departemen welding, untuk penambahan line sudah tidak memungkinkan karena terbatasnya area,
Formatted: Font: Italic
yang bisa dioptimalkan adalah pengurangan stok agar lahan untuk menyimpan stok bisa digunakan untuk penambahan mesin robot baru dalam mengoptimalisasikan produksi dan penurunan cycle time yang lebih singnifikan hingga bisa mendekati
Formatted: Font: Italic
waktu yang ada di body assy departemen.
Formatted: Font: Italic
Dalam hal perencanaan ini welding harus terus mengkordinasikan dengan
Formatted: Font: Italic
departemen lain, untuk mendapat solusi yang paling optimal. Target yang ingin dicapai dalam welding departemen adalah mendapatkan waktu yang optimal dalam
Formatted: Font: Italic
produksi yang sesuai dengan kapasitas yang menekan stok yang berlebihan yang pada akhirnya bisa selaras dengan departemen CED dan Body Assy. Dalam hal ini
Formatted: Font: Italic
departemen PSP bertindak sebagai kordinator penghubung yang akan membantu dengan departemen lain. Sinkronisasi dipilih menjadi metode baru pada PT. Yamaha Indonesia Motor MFGMfg, mendekati teori Just In Time dimana dalam sinkronisasi tersebut minimun kapasitas dari stok per line adalah 100 Stok berarti total stok akhir
Formatted: Font: Italic
yang paling optimal yang dimiliki adalah 800 stok. Perhitungan ini menjadi dasar target utama yang dilakukan pihak perusahaan. Antara lain perusahaan melakukan tahapan sebagai berikut : 1. Menghitung tahapan produksi mulai dari loading material, proses pengerjaan hingga unloading material yang sudah menjadi frame
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
ketahapan selanjutnya.
62
70
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
2. Melakukan kordinasi kemungkinan penambahan shift kerja hingga tiga
Formatted: Font: Italic
shift, dengan ketentuan yang ada di dalam perusahaan Shift pertama
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
total jam kerja 8 jam, shift kedua 7 jam, shift Ketiga total jam kerja 6,5
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
jam dalam hitungan menit dalam satu hari total jam kerja 1.290 menit atau 21,5 jam. 3. Dari ketentuan jam kerja di atas produksi dilakukan sesuai FAS yang dibuat body assy, jika terjadi peningkatan produksi maka akan
Formatted: Font: Italic
diberlakukan tiga shift, jika produksi berlangsung normal akan
Formatted: Font: Italic
dilakukan dua shift ditambah overtime maksimal tiga jam kerja.
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
4. Jika secara teknis waktu sudah dapat ditentukan dengan baik, selanjutnya bagaimana cara menentukan kapasitas yang optimal dengan merencanakan FAS sesuai permintaan yang mendekati pasar, target pencapaian antara perencanaan dan actual aktual mendekati 89% produksi berlangsung optimal. 5. Perencanaan dan pengendalian produksi yang sudah sesuai dengan sistem yang di buat oleh perusahaan setelah menganalisa pokok utama permasalahan bisa mengoptimalisasikan kinerja produksi yang berlangsung.
62
71
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
4.2.3 PROSES PERENCANAAN DAN TAHAPAN SISTEM SINKRONISASI TIAP DEPARTEMEN Dari hasil analisa dan pengolahan data didapati sistem Sinkronisasi harus lebih ditingkatkan baik dari segi perencanaan serta tahapan proses pada tiap departemennya. Sistem Sinkronisasi akan dilakukan untuk tiap departemen dimulai dari Welding kemudian CED dan Body Assy, berikut tahapan Sistem
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Sinkronisasi yang harus dilakukan perusahaan. a. Departemen Welding Departemen Welding bisa dikatakan departemen yang ditemukan
Formatted: Font: Italic
banyak kendala dalam proses sinkronisasi sistem mulai dari kapasitas hingga cycle time yang harus bisa mengejar departement body assy. Pada
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
departemen welding disarankan melakukan beberapa tahapan sistem
Formatted: Font: Italic
sinkronisasi, berikut tahapan yang harus dilakukan : 1. Merubah metode Penjadwalan Produksi Sebelum proses sinkronisasi departemen Welding melakukan
Formatted: Font: Italic
proses produksi berdasarkan MO (Manufacturing Order) hal ini menyebabkan ketidakseimbangan pada jadwal produksi yang ada di Body Assy dan CED. Pada proses Sinkronisasi inni
Formatted: Font: Italic
Welding harus bisa merubah sistem Penjadwalan produksi
Formatted: Font: Italic
dengan menggunkan FAS (Final Assembling Schedule) hal ini dilakukan untuk mensinkronisasikan permintaan yang ada di
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
72
pasar dengan kapasitas produksi yang sesuai kemampuan
produksi
dengan
perusahaan.
Gambar 4.12 Proses Perubahan Penjadwalan MO menjadi FAS
Assembly Sequence 01
In process assembly
02 03
CED ready stock
04
In process CED
05 06 07
Loading to CED line
Welding ready stock Production at Welding
Body Assembly
CED P/F
+ 2 Jam
Body Assy jalan pada sequence no 01
W/C
3 Jam
Welding S/P
P/F
+ 1 Jam + BUFFER
CED Loading Frame pada Sequence no 05
W/C
S/P
STOCK Welding Produksi pada sequence no 07
Dari gambar 4.12 bisa dilihat proses kerja yang dilakukan oleh welding setelah dirubah menjadih FAS. Welding bisa mulai
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
meloading frame pada rangkaian proses kerja ketujuh dimana
Formatted: Font: Italic
bisa mengejar waktu yang selama ini mejadi kendala, karena pada sistem lama Welding mulai proses kerja pada rangkaian
Formatted: Font: Italic
kelima,ini mengakibatkan keterlambatkan produksi pada body
Formatted: Font: Italic
assy, dengan adanya perubahan dari MO menjadi FAS keterlambatan yang ada pada Welding bisa lebih diatasi dan
Formatted: Font: Italic
Cycle time yang ada bisa lebih cepat untuk mengejar Body
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Assy.
62
73
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
2. Melakukan Buffer Stok Buffer Stock merupakan rencana pembuatan cadangan Stock
Formatted: Font: Italic
Frame di Welding menjadi 800 pcs karena welding memiliki
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
delapan line ( + 1 jam) , untuk mendekati just in time dimana
Formatted: Font: Italic
setiap line yang ada harus mempunyai stok minimal 100 pcs,
Formatted: Font: Italic
Buffer Stock merupakan sistem yang digunakan dalam tahapan Sinkronisasi dalam Welding, istilah Buffer Stok lebih dikenal
Formatted: Font: Italic
dengan Safety Stok yang merupakan kebijaksanaan dalam pengawasaan Persediaan hal yang perlu diperhatikan oleh PT.Yamaha Indonesia Motor Mfg dalam proses ini antara lain: ¾ Penggunaan bahan baku dalam proses produksi perharinya. ¾ Mengukur waktu tunggu (lead time) dengan akurasi yang tepat ¾ Menentukan Buffer stock dengan Frekuensi dan Standar kuantitas yang sesuai Perusahaan. 3. Melakukan Trial Pada tiap Line Langkah selanjutnya adalah melakukan trial terhadap modelmodel yang masuk dalam sistem sinkronisasi langkah ini dilakukan untuk menguji keakurasian tingkat penghitungan waktu yang optimal dan kapasitas yang paling tepat dalam menghasilkan sistem perencanaan yang paling tepat dalam mendukung produksi. 62
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
74
Grafik 4.3 Analisa Proses Trial pada Departemen Welding Kondisi Stock Sebelum Trial Buffer 1400 1200 1000
Senin, 13 December
Selasa, 14 December
Rabu, 15 December
Kamis, 16 December
Max Stock : 1200 pcs
800 600 400 200
Min Stock : 150 pcs Stock lebih Weld # 11 : 450 pcs # 2 : 740 pcs
0 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 1:30 2:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 1:30 2:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 1:30 2:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30
Kondisi Stock Saat Trial Welding 1400
Senin, 20 December
Selasa, 21 December
Rabu, 22 December
Kamis, 23 December
1200 1000 800
Max Stock : 800 pcs
Stock : 520 pcs
Stock Ideal
600 400 200
Stock lebih Weld # 11 : 170 pcs # 2 : 50 pcs
Min Stock : 330 pcs
0 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 7:30 8:30 9:30 10:30 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30 23:30 0:30 1:30 2:30
dari kondisi grafik 4.3 di atas dapat dilihat dengan melakukan trial yang secara teratur didapati kondisi yang mendekati minimal stok yang di inginkan perusahan yaitu maksimun stok per line 100 jadi maksimal stok dari delapan line yang dimiliki oleh welding adalah 800 stok, jika langkah ini terus dilakukan
Formatted: Font: Italic
perusahaan bisa mendekati kondisi stok yang optimal. Dari langkah-langkah di atas diharapkan perusahaan bisa melakukan metode ini dengan efektif hal ini diharapkan agar departemen welding dapat membuat cadangan stok yang dapat mengikuti pola produksi pada body assy , selanjutnya departemen welding dapat menghasilkan stok dan
62
Formatted: Font: Italic
75
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
waktu optimum yang dapat mendekati departemen lain yang terkait dengan
proses
produksi.
Sistem
Buffer
Stock
ini
bertujuan
memaksimalkan permintaan produksi yang tiba-tiba membesar, dan tidak adanya waktu tunggu (lead time) yang terbuang
percuma karena
kekurangan stok.
b. Departemen CED (Cathodic Electro Dieposition) Departemen selanjutnya yang masuk dalam program sinkronisasi adalah departemen CED karena rangkaian frame akan masuk
Formatted: Font: Italic
ketahapan painting didalam departemen ini, model-model yang masuk adalah model mopet atau matic yang masuk dalam sistem sinkronisasi.
Formatted: Font: Italic
Kondisi yang ada di CED bisa dikatakan dalam hal kapasitas dan waktu sudah sangat optimal, permasalahan yang timbul dikarenakan kelebihan kapasitas yang ada karena menunggu loading frame dari welding departemen banyak dari hanger yang ada didalam conveyer
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
menjadi kosong dikarenakan pasokan stok frame yang belum masuk
Formatted: Font: Italic
kedalam CED dalam hal ini disarankan untuk mengatur pola loading
Formatted: Font: Italic
frame yang sesuai untuk mengisi kekosongan hanger yang masuk
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
untuk mencegah kerusakan mesin.
62
76
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Gambar 4.13 Pola Loading Frame di Line CED POLA 1 : Loading 1 – 1 – 1 untuk kondisi normal
POLA 2 : VARIABEL BANDUL Loading 1 – 0 – 1 untuk model 1S7 / 2S6 / 44D jika di Body Assy jalan model Sport (3C1 dan 54D)
Dengan adanya model baru 06G (45P) maka ada Pola Baru : FIX Bandul POLA 3 : FIX BANDUL , Tidak Loading Frame, Hanya Loading Fuel Tank Model 45P (06G) 10 Hanger Fix Bandul 06G No Hanger 80 - 89
10 Hanger Fix Bandul 06G No Hanger 574 - 583
Total Hanger 610
10 Hanger Fix Bandul 06G No Hanger 210 - 219
10 pcs Hanger Bandul 06G No Hanger 444 - 453
Loading pattern disini berfungsi untuk mengatur stok frame yang akan
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
masuk ke dalam mesin convayer secara berurutan sesuai dengan pola
Formatted: Font: Italic
yang akan disusun dengan FAS dan shift kerja yang ada didalam perusahaan. Dalam pembuatan Loading Pattern CED, harus
Formatted: Font: Italic
mempertimbangkan : 1. Urutan Loading Frame : 4 Lot sesudah Schedule Body Assy, hal ini
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
sesuai jadwal FAS yang telah dibuat agar bisa berjalan bersamaan Formatted: Font: Italic
dengan welding. 2. Loading Lot Size di CED sebelumnya per hanger terdiri 50 frame
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
karena menyesuaikan jadwal di welding maka di buat dengan 20
Formatted: Font: Italic
lot frame per hanger untuk memperkecil idle time yang ada.
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
62
77
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
3. Empty Hanger pada saat sebelum jam istirahat dan sebelum jam
Formatted: Font: Italic
selesai kerja 4. Pola Loading Frame bertujuan untuk dapat mengurangi Stok ,
Formatted: Font: Italic
maka 20% hanger di Line CED harus dilakukan loading bandul
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
( 123 hanger dari total 610 hanger).
Formatted: Font: Italic
Langkah selanjutnya adalah menyamakan pola dengan jam kerja yang diberlakukan perusahaan. Shift 1
Keterangan
Shift 2
Keterangan
Waktu
Proses
Waktu
Proses
07:30 – 8:30 08:30 – 9:30 09:30 – 10:30 10:30 – 11:15 11:30 – 11:30 12:30 – 13:30 13:30 – 14:30 14:30 – 15:30 15:30 – 16:30
Tanpa Bandul Tanpa Bandul Tanpa Bandul Hanger Kosong Istirahat shift 1 Loading Bandul Loading Bandul Loading Bandul Loading Bandul
16:30 – 17:30 17:30 – 18:30 18:30 – 19:10 19:30 – 20:30 21:30 – 22:30 22:30 – 23:30 23:30 – 00:30 00:30 – 01:30 01:30 – 02:15
Tanpa Bandul Tanpa Bandul Hanger kosong Istirahat shift 2 Loading Bandul Loading Bandul Loading Bandul Loading Bandul Hanger kosong closing
Pola loading bandul diatas merupakan pola yang diterapkan
Formatted: Font: Italic
dalam mengendalikan produksi dalam CED, pola ini masih terbilang manual dikarenakan perbedaan waktu di tiap line nya, untuk
Formatted: Font: Italic
kedepannya departemen welding harus bisa optimal mengejar
Formatted: Font: Italic
ketinggalan produksi yang ada agar pola yang tercipta bisa beraturan dari mulai loading frame hingga unloading frame. Dan perbaikan
62
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
78
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
jadwal produksi yang harus terus ditingkatkan untuk memperbaiki kapsitas produksi.
c. Body Assembling Departemen Departemen selanjutnya merupakan departemen terakhir yang masuk dalam sistem sinkronisasi, dalam urutan proses perakitan merupakan proses terakhir yang dilakukan dalam membuat produk. Perencanaan sistem persedian pada departemen body assy yang tepat bertujuan
Formatted: Font: Italic
menyediakan produk pada waktu dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan pasar. Masalah yang dihadapi karena sistem yang belum akurat dalam menghitung persedian menyebabkan banyaknya stok yang menumpuk oleh karena itu departemen body assy melakukan
Formatted: Font: Italic
Reduce Stok (pengurangan stok ) yang bertujuan untuk ; ¾ Untuk mengendalikan Variabel Demand dan lead Time , hal ini
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
dilakukan dengan menentukan ukuran order yang tepat (Lot Size) dalam proses produksi, dengan mengendalikan proses pemesanan order yang tepat bisa menyeimbangkan nilai berapa stok yang harus diproduksi dan berapa stok yang harus di simpan. ¾ Menyesuaikan Waktu Produksi dan output yang ada pada departemen terkait agar mendapat hasil yang optimal. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi Penumpukan bahan baku pada proses produksi. Metode yang digunakan adalah mengatur dengan baik penjadwalan Material Requirement Planning yang selanjutnya dari data tersebuat akan 62
79
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
menjadi acuan dalam pembuatan Final Assembling Schedule yang menjadi sumber utama dalam menetukan kapasitas produksi hingga waktu yang diperlukan.
4.2.4 OPTIMALISASI OPERATOR MESIN DALAM SISTEM SINKRONISASI Walaupun
penjadwalan operasi menjadi hal yang paling penting karena
sangat menentukan tercapainya produksi optimal, dalam hal sinkronisasi faktor operator mesin (human) juga menjadi kriteria pendukung utama. Dalam hal ini Operator mesin membutuhkan perhatian lebih dalam upaya tercapainya target produksi yang diinginkan perusahan. Permasalahan yang sering ditemukan dihampir setiap departemen mulai dari Welding, CED
Formatted: Font: Italic
hingga body assy diantaranya :
Formatted: Font: Italic
1. Masih ditemukan kesalahan umum pada operator saat pencatatan waktu kerja, perlu ditingkatkan koordinasi dengan supervisor dalam menjalankan produksi
Formatted: Font: Italic
dan peningkatan pengawasan dari manajer dalam proses produksi. 2. Kurangnya pelatihan dalam pengunaan mesin robot baru yang akhirnya menyebabkan kesalahan pengoperasian mesin. 3. Kelebihan stok yang terjadi di welding sering menjadi alasan operator untuk Formatted: Font: Italic
bekerja lebih santai yang mengakibatkan cycle time menjadi lambat. 4. Kelambatan operator dalam mengoperasikan mesin mejadi kurang efisiensi nya target yang di rencanakan dalam produksi.
62
80
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
Permasalahan di atas merupakan kendala utama yang ditemukan di lapangan baik di departemen weldimg, CED maupun body assy dalam hal ini PT. Yamaha Indonesia
Formatted: Font: Italic Formatted: Font: Italic
Motor Mfg harus dapat menangulangi dengan hal-hal yang memotivasi kinerja karyawan agar bisa bekerja optimal, langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain: 1. Melakukan evaluasi harian pada permulaan shift, sebagai contoh meeting pagi
Formatted: Font: Italic
sebelum mulai shift satu,dan shift dua dan seterusnya. Untuk mengkordinasi
Formatted: Font: Italic
dan menjadi bentuk pertanggung jawaban apa saja hal-hal operasional yang sudah dilakukan dan yang akan dilakukan dalam sistem produksi harian. 2. Adanya operator cadangan dalam mengoperasikan mesin, dalam hal ini jika memungkinkan penambahan karyawan, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya stop mesin dengan alasan-alasan pribadi, dengan adanya operator cadangan tidak ada alasan mesin berhenti dan proses produksi bisa terus berlangsung sesuai jadwal yang seharusnya. 3. Para supervisor harus terus memantau kinerja operator dengan terus berkordinasi dalam bentuk pengecekan lapangan dengan waktu yang lebih intens untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi dilapangan. 4. Para Manajer harus bisa memotivasi karyawan agar karyawan merasa mendapat perhatian lebih dalam kinerja di lapangan, hal
ini merupakan
bentuk dukungan moril yang cukup efektif dikarenakan perhatian dan dukungan menjadi motivasi agar karyawan lebih serius dalam melakukan pekerjaan.
62
Formatted: Font: Italic
81
5. Melakukan traning lebih sering untuk menambah pengetahuan para pekerja dalam melakukan proses produksi untuk memperkecil kesalahan yang akan ditemukan dilapangan. 6. Melakukan pengawasan lebih ketat agar para pekerja bisa lebih disiplin terhadap waktu,walaupun terjadi keterlambatan pasokan. 7. Melakukan pemilihan pekerja yang tepat sesuai dengan kemampuan dalam mengendalian mesin dan melakukan pelatihan yang sangat akurat,jika seorang pekerja dianggap tidak tepat dalam melakukan pekerjaan maka pihak management bertanggung jawab dalam mencarikan penganti dan kecermatan dalam pemilihan pekerja bisa berdampak kedalam aktivitas produksi. Pengukuran kinerja karyawan dalam proses sinkronisasi menjadi bahan acuan yang sangat diperhitungan, hal ini dipergunakan untuk menentukan lamanya waktu dalam memproduksi suatu barang, lamanya waktu yang dibutuhkan pekerja yang memenuhi syarat bisa menjadi standar dalam melakukan tugas mengoperasikan mesin sesuai waktu yang ditetapkan. Suasana kerja yang nyaman akan mendukung optimalisasi yang ada, hal ini bisa menjadian acuan
perusahaan dalam meningkatkan fasilitas yang mendukung
kenyamanan antara lain : •
Perbaikan tempat istirahat, dengan penambahan pendingin udara agar karyawan dapat beristirahat dengan nyaman
62
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
82
Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
•
Pemenuhan kebutuhan sarana penyediaan air minum di setiap sudut untuk memudahkan operator dalam mengisi botol air yang kosong, hal ini akan berdampak pada efisiensi waktu kerja .
•
Memeperbaiki fasilitas kamar mandi, tempat beribadah untuk mendukung kinerja karyawan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah meningkatkan kerjasama antara operator dan tim kerja yang ada, dengan memperbanyak training maupun usaha-usaha lain seperti: •
Melakukan teaim building dengan permainan yang mendidik kerjasama pada tiap minggunya.
•
Melakukan pelatihan pemakaian mesin untuk meningkatkan kecepatan produksi.
•
Melakukan rekreasi dengan keluarga karyawan serta atasan untuk menumbuhkan rasa keakraban yang lebih kuat.
•
Melibatkan para manajer dan eksekutif untuk turun ke lapangan melihat proses kerja lebih sering hal ini bisa menjadi motivasi bagi para operator untuk lebih diperhatikan dalam bekerja. Dalam industri manufaktur telah diciptakan sejumlah sistem penilaian kinerja,
mulai dari penilaian langkah atau kecepatan gerakan, keterampilan dan upaya. Apapun sistem yang dipergunakan, diperlukan analisis mendalam untuk memperkecil kesalahan dalam penilaian kinerja karyawan.
62
Formatted: Font: Italic