BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Kondisi Prasarana dan Sarana Pertanian Dalam beberapa dekade terakhir ini, kondisi prasarana dan sarana pertanian dihadapkan pada berbagai-bagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang sangat dinamik serta persoalan mendasar sektor pertanian, seperti antara lainnya meningkatnya jumlah penduduk, tekanan globalisasi dan liberalisasi pasar, pesatnya kemajuan teknologi dan informasi, perubahan iklim global, kecilnya status kepemilikan tanan, terbatasnya akses petani terhadap permodalan, dan kurangnya penyediaan pupuk pestisida yang memenuhi azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu, dan harga), serta masih rendahnya pemanfaatan potensi alat dan mesin pertanian, maka pembangunan pertanian khususnya target peningkatan produksi dan produktivitas pertanian ke depan masih diperlukan adanya dukungan prasarana dan sarana pertanian, melalui pengolahan lahan dan air, peningkatan akses permodalaan bagi petani, penyediaan pupuk pestisida yang memenuhi azas 6 (enam) tepat serta peningkatan pemanfaatan dan fasilitasi penyediaan alat dan mesin pertanian. Pencapaian dari realisasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air pada tahun 2005-2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
127
128
Tabel 4. 1 Realisasi Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2005 s/d 2010 (Sumber: Renstra 2011-2014)
No A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B. 10 11 12 13 14 15 16 17 C. 18 19 20 21
Kegiatan Pengelolaan Air JITUT & JIDES TAM Irigasi Air Tanah Irigasi Air Permukaan Irigasi Bertekanan Dam Parit Embung Sumur Resapan PIP Rata-rata Capaian Target (%) Pengelolaan Lahan Optimasi Lahan Korservasi Lahan Reklamasi Lahan Jalan Usaha Tani Jalan Produksi Pengembangan SRI Sertifikasi Lahan Konservasi DAS Rata-rata Capaian Target (%) Perluasan Areal Perluasan Sawah Pembukaan Areal Perkebunan Pembukaan Areal Hortikultura Pembukaan Areal Peternakan Rata-rata Capaian Target (%) Rata-rata keseluruhan (%)
Target Realisasi Target Yang Renstra DIPA Belum Tercapai Satuan 2005 s/d 2005 s/d % Selisih 2009 2010 Ha Ha Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
727,242 615,338 84.62 111,904 117,587 116,702 99.25 885 46,500 5,156 11.09 41,344 2,581 800 31.00 1,781 1,279 665 52.00 614 2,730 295 10.81 2,435 3,100 1,885 60.81 1,215 2,420 2,469 102.03 (49) 500 635 127.00 (135) 64.29
Ha Ha Ha Km Km Pkt Persil Ha
50,000 30,000 20,000 3,000 2,000 350 100,000 33,721
47,987 21,373 11,097 2,135 1,735 217 62,602 30,050
95.97 71.24 55.49 71.17 86.75 62.00 62.60 89.11 74.29
Ha Ha Ha Ha
200,000 100,000 50,000 50,000
58,484 23,120 12,892 15,175
29.24 141,516 23.12 76,880 25.78 37,108 30.35 34,825 26.05 61.02
2,013 8,627 8,903 865 265 133 37,398 3,671
Berdasarkan data pada tabel di atas rata-rata pencapaian target Renstra masih tergolong rendah yaitu rata-rata untuk pencapaian target pengelolaan air yaitu 64.29%, rata-rata untuk pencapaian target
129
pengelolaan lahan yaitu 74.29%, rata-rata untuk pencapaian target perluasan areal yaitu 26.05%, dan untuk rata-rata keseluruhan sebesar 61.02%. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian target tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penyebaran data dan informasi melalui media elektronik masih sangat terbatas dan kurangnya kemampuan Dinas Daerah dalam menggunakan aplikasi yang dirancang dalam pengumpulan data. 2. Kurangnya promosi mengenai penggunaan lahan, pengairan, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin pertanian kepada kelompok tani sehingga kelompok tani tidak dapat memaksimalkan sumberdaya yang ada dengan baik seperti pemanfaatan lahan yang kurang maksimal, dengan ditandai kecilnya pencapaian target perluasan sawah dengan selisih 141.516 Ha. 3. Terbatasnya informasi yang berkaitan dengan prasarana dan sarana pertanian dimana informasi yang yang diperoleh tidak lengkap, akurat dan tepat waktu sehingga bisa menghasilkan analisis data yang salah dan membutuhkan banyak waktu. 4. Kurangnya informasi mengenai kesadaran akan pentingnya lahan pertanian, yang mengakibatkan peningkatan konversi dari lahan pertanian ke lahan non pertanian sebesar ± 110.000 Ha/tahun (Sumber: Renstra 2011-2014). 5. Belum optimalnya koordinasi kelembagaan pengelolaan air, sebagian besar infrastruktur irigasi rusak ringan sampai dengan berat, contohnya
130
pencapaian target Irigasi Air Tanah yang sangat kecil yaitu 11.09% dengan selisih 41.344 unit.
4.2
Analisis Proses Bisnis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
4.2.1 Aktivitas Utama Aktivitas utama dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut: Tabel 4. 2 Unit Pelaksana dan Aktivitas Unit Pelaksana Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan
Direktorat Pengelolaan Air Irigasi
Direktorat Pembiayaan Pertanian
Direktorat Alat dan Mesin Pertanian
Direktorat Pupuk dan Pestisida
Aktivitas Memberikan pelayanan tekhnis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal. Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perluasan dan pengelolaan lahan. Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Pengelolaan air irigasi. Mewujudkan dukungan dan fasilitasi pembiayaan untuk pembangunan pertanian yang mudah diakses sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan petani/pelaku usaha pertanian. Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang alat dan mesin pertanian. Melaksanakan penyiapan perumusan dan
131
Unit Pelaksana
Aktivitas pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Pupuk dan Pestisida.
4.2.2 Proses Statistik Prasarana dan Sarana Pertanian Proses statistik ini menggambarkan bagaimana proses kegiatan yang ada di daerah dikirimkan ke pusat. Dimulai dari pengumpulan data dari desa seperti luas jaringan irigasi, tata air mikro (TAM), irigasi air tanah, irigasi air permukaan, irigasi bertekanan, dam parit, optimasi lahan, jalan usaha tani (JUT), jalan produksi, perluasan sawah, pembukaan areal perkebunan, pembukaan areal hortikultura, pembukaan areal peternakan, dan lain-lain. Dari data yang telah dikumpulkan dari desa lalu dikirimkan ke kabupaten, lalu dari setiap kabupaten mengirimkan lagi ke tingkat provinsi. Lalu pada akhirnya dari provinsi akan dikirimkan ke pusat.
132 4. Verifikasi data 2. Mengirim data
1. Mengirim data
Petugas Desa
Petugas Kecamatan
3. Mengirim data
Petugas Provinsi
Petugas Kabupaten
5. Mengirim data
Sub Bagian Data dan Informasi 6. Membuat laporan 7. Mengambil data
BPS
8. Mengambil laporan
Direktur Perluasan dan Direktur Pembiayaan Direktur Pupuk Pengelolaan Lahan Pertanian dan Pestisida
Laporan
Direktur Alat dan Direktur Pengelolaan Sekretaris Direktorat Mesin Pertanian Air Irigasi Jenderal
9. Perumusan strategi
Perumusan strategi
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Rencana strategi
Gambar 4. 1 Rich Picture Proses Statistik Prasarana dan Sarana Pertanian
Pengumpulan data dimulai dari petugas desa yang mengirimkan data langsung dari lokasi pertanian seperti data sumber air (sumur per unit), jaringan irigasi (bisa mengairi berapa areal sawah/lahan), jalan pertanian (per KM). Data-data tersebut dikirimkan ke petugas kecamatan untuk dilakukan penggabungan dari semua desa yang ada, setelah digabungkan petugas kecamatan mengirimkan hasil pengumpulan data tersebut ke petugas kabupaten. Dari petugas kabupaten telah terkumpul data dari semua kecamatan, yang akan dikirim ke tingkat provinsi. Lalu petugas provinsi pada akhirnya akan mengirimkan seluruh data dalam bentuk email, dokumen, file excel, backup SIMONEV, backup SAI ke
133
pusat yaitu Sub Bagian Data dan Informasi yang selanjutnya akan dibuat laporan untuk ditinjaklanjuti menjadi rencana strategis. Perumusan rencana strategis dilakukan oleh seluruh ditjen dan sekditjen yang ada di prasarana dan sarana pertanian. Selain itu Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan mengambil data tersebut untuk dilakukan penyusunan Statistik Prasarana dan Sarana Pertanian Tahunan. Seluruh Ditjen dan Sekditjen akan mendapatkan laporan tersebut yang selanjutnya akan dilakukan perumusan strategi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian bersama Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
4.3
Analisis SWOT Untuk mencapai target Renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian salah satu faktornya yaitu kebutuhan akan data dan informasi yang berkualitas dalam hal ketepatan, akurasi dan kecepatan penyajian data. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di BAB 3, selanjutnya diajukan solusi untuk permasalahan yang ada. Berdasarkan Matriks Analisis SWOT yang ada pada BAB 3, maka dapat diketahui bahwa strategi yang akan dilakukan yaitu strategi W-O. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Usulan serta kebutuhan SI/TI pada strategi W-O dapat dilihat pada Tabel 4. 5. Tabel 4. 3 Strategi W-O dan Kebutuhan SI/TI
No Strategi W-O 1 Menerapkan metodologi pengumpulan dan
Usulan Mengembangkan sistem yang dapat digunakan
Kebutuhan SI/TI • Aplikasi Web Mobile
134
No
2
3
4.4
Strategi W-O pengolahan data yang efektif dan efisien dengan ketersediaan data dan informasi yang berkualitas dengan didukung kemajuan teknologi informasi. Menggunakan IT secara maksimal dengan mengikuti perkembangan IT untuk mendukung data dan informasi yang berkualitas dan terintegrasi. Meningkatkan pemahaman pengguna terhadap kebutuhan data dan informasi.
Usulan oleh semua petugas yang ada di daerah, dengan mudah, dapat dipakai di mana saja dan kapan saja. Sehingga dapat mempercepat pelaporan dan pengaksesan data. Mengembangkan sistem yang dapat memberikan data dan informasi yang dapat mendukung prasarana dan sarana pertanian yang ada di Indonesia. Mengembangkan aplikasi yang dapat membantu meningkatkan kemampuan dan pemahaman terhadap data dan informasi.
Kebutuhan SI/TI
• Business Intelligence
• Knowledge Management System
Analisis IT Balanced Scorecard Dari hasil yang dicapai dengan pengukuran IT Balanced Scorecard, dapat dilihat hal-hal yang harus ditingkatkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Oleh karena itu, ada beberapa kebijakan/inisiatif/program
yang
dilihat
perlu
dilaksanakan
untuk
menunjang visi serta misi yang telah dibuat. Kebijakan/ Program/ inisiatif tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 7.
Tabel 4. 4 Inisiatif dan Kebutuhan SI/TI dari IT Balanced Scorecard Perspektif Kontribusi Instansi
Orientasi Pengguna
Tujuan Strategi Kontribusi Fungsi IT
Meningkatkan Kepuasan Pengguna
Ukuran Strategi
Pencapaian
Sasaran Strategi 100%
% Proses bisnis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang menggunakan aplikasi sistem informasi
75%
% Ketersediaan komputer
100%
≥80%
% Tingkat kepuasan pengguna terhadap kemudahan penggunaan aplikasi
60%
≥80%
Kebijakan/Inisiatif •
•
•
•
% Kepuasan pengguna terhadap kinerja aplikasi sistem informasi
75%
≥80% •
Kebutuhan SI/TI
Meningkatkan kebutuhan data dan informasi pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Adanya sistem yang dapat memudahkan komunikasi antara pusat dengan daerah.
• Aplikasi Web Mobile • Business Intelligence
Meningkat kecepatan dan ketepatan dalam penyelesaian masalah yang ada. Adanya information sharing mengenai persoalan masalah beserta solusi yang dilakukan, sehingga dapat mempersingkat pencarian solusi jika terjadi masalah. Penyimpanan informasi mengenai kebutuhan pengguna dalam
• Knowledge Management System • Aplikasi Web Mobile
135
136
Perspektif
Tujuan Strategi
Meningkatkan Kemampuan Pengguna
Meningkatkan Produktivitas Pengguna
Ukuran Strategi
Pencapaian
% Tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan
100%
Sasaran Strategi ≥80%
% Pelaksanaan pelatihan pengguna
100%
≥80%
% Tingkat pemahaman pengguna terhadap aplikasi sistem informasi
75%
≥80%
% Tingkat ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan
100%
Kebijakan/Inisiatif pengembangan aplikasi.
•
•
100%
•
•
Memberikan training/workshop untuk pengguna secara intensif terutama untuk aplikasi. Mengevaluasi pemahaman pengguna setelah mengikuti training/workshop. Memberikan pelatihan bagi para pejabat fungsional statistik dan pranata komputer. Menjalin komunikasi yang baik antara pusat dengan daerah, sehingga akan menyelaraskan tujuan, persepsi, dan kebutuhan satu sama lain.
Kebutuhan SI/TI
Perspektif
Tujuan Strategi
Penyempurn Pengelolaan Masalah aan Operasional
Efisiensi Operasional
Ukuran Strategi
Pencapaian
% Pengurangan tingkat kesalahan pengguna dalam pekerjaan
75%
Sasaran Strategi 100%
% Tingkat ouput yang sesuai dengan yang diharapkan
100%
100%
% Masalah diselesaikan waktu
yang tepat
90%
100%
% Tingkat kelancaran koneksi jaringan
98%
100%
Kebijakan/Inisiatif •
Kebutuhan SI/TI
Menyusun standar acuan untuk surat, formulir, laporan dan lain-lain. Sehingga dapat meningkatkan kefektifan dan keefisienan pekerjaan.
Meningkatkan waktu • Knowledge penyelesaian masalah dan Management memberikan solusi yang System terbaik. • Membangun acuan solusi untuk masalah-masalah yang terjadi, sehingga dapat mempersingkat analisis masalah. • Mengembangkan dan memelihara jaringan komputer yang ada sehingga dapat berfungsi maksimal. •
137
138
Perspektif
Tujuan Strategi Efisiensi Pengembangan Aplikasi
Orientasi Peningkatan Masa Depan Kualitas TI
Peningkatan Kemampuan Karyawan
Ukuran Strategi
Pencapaian
Lama pengembangan aplikasi
3 bulan
Sasaran Strategi 4 bulan
% Tingkat ketepatan waktu dalam pengembangan aplikasi
100%
100%
% Staf TI yang berpendidikan minimal S1 % Dukungan TI terhadap kinerja institusi
75%
100%
80%
100%
Frekuensi pelatihan staf TI Frekuensi pelatihan pengguna
Kebijakan/Inisiatif •
Meningkatkan keterlibatan para pengguna agar aplikasi yang dirancang dapat sesuai keinginan dengan pengguna.
•
Mengikuti perkembangan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan instansi. Mengevaluasi secara berkala seluruh sumber daya yang ada. Menyelenggarakan berbagai program pelatihan bidang teknologi informasi dan metoda statistika baik di pusat maupun di daerah. Mengevaluasi pemahaman pengguna setelah mengikuti training/workshop.
• 3 kali setahun 1 kali setahun
≥ 2 kali setahun ≥ 2 kali setahun
•
•
Kebutuhan SI/TI
• Knowledge Management System
Perspektif
Tujuan Strategi
Ukuran Strategi
Mengembangkan Tingkat seberapa sering melakukan Sistem dan pengembangan Infrastruktur TI infrastruktur TI
Pencapaian 1 tahun
Sasaran Strategi tiap 5 tahun
Kebijakan/Inisiatif •
•
Kebutuhan SI/TI
Melakukan pengembangan terhadap hardware dan software yang ada untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas pengguna. Mengikuti perkembangan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan instansi.
139
140
4.5
Usulan Strategi SI/TI
4.5.1 Aplikasi Web Mobile Aplikasi web mobile adalah pengaksesan ke website, dengan menggunakan perangkat mobile seperti smartphone, tablet, dan perangkat mobile lainya yang terhubung ke internet bisa melalui GPRS atau wi-fi. Dengan
menggunakan
aplikasi
web
mobile,
pengguna
dapat
berkomunikasi seperti mengakses informasi maupun mengirim data setiap saat tanpa harus bergantung pada komputer. Aplikasi
web
mobile
diusulkan
berdasarkan
permasalahan
mengenai pengiriman data dari daerah ke pusat, permasalahannya yaitu kesulitan melakukan pengiriman data dikarenakan beberapa infrastruktur di daerah yang masih kurang memadai, kesulitan petugas daerah dalam menggunakan aplikasi e-form. Masalah-masalah tersebut mengakibatkan masih banyaknya petugas daerah yang telat bahkan tidak mengirimkan data mengenai laporan manfaat, laporan perkembangan kegiatan pembangunan pertanian, laporan realisasi fisik dan keuangan, laporan kinerja satker (satuan kerja). Saat ini bentuk laporan yang dikirimkan oleh petugas daerah tidak seragam seperti menggunakan e-form, email, fax, pengiriman hardcopy melalui pos yang mengakibatkan penambahan beban kerja pada pegawai pusat untuk melakukan entri data satu persatu. Dengan
usulan
aplikasi
web
mobile,
diharapkan
dapat
mempermudah pengiriman data dari daerah ke pusat. Berikut merupakan manfaat dari penggunaan aplikasi web mobile:
141
1. Mempercepat waktu dalam melakukan pengiriman data laporan. Karena dengan menggunakan perangkat mobile petugas dapat langsung mengakses web mobile melalui GPRS/Wi-Fi langsung dan setiap saat. 2. Mengurangi biaya dalam pengiriman laporan yang menggunakan pos. Karena dengan melaporkan data melalui aplikasi web mobile, dapat mengurangi biaya dalam pencetakan laporan dan biaya untuk pengiriman melalui pos. 3. Mengurangi tingkat kesalahan dalam menginput data. Dengan langsung mengisi field-field yang tersedia pada aplikasi web mobile, dapat mengurangi kesalahan input data. 4. Mengurangi beban kerja pegawai pusat. Dengan data yang langsung masuk ke server pusat, pegawai pusat tidak perlu untuk mengentri data satu persatu yang dikirimkan dari daerah. Berikut adalah usecase diagram untuk aplikasi web mobile:
142
Aplikasi Web Mobile Login
Memilih tanggal
Memilih jenis laporan
Menginput Aspek/Kegiatan
Menginput realisasi terhadap Pagu DIPA
Petugas Daerah
Menginput kelompok tani
Menginput wilayah
Menginput realisasi tiap lokasi
Gambar 4. 2 Usecase Diagram Aplikasi Web Mobile
Deskripsi dari usecase diagram di atas yaitu: 1. Login : Sebelum mengakses aplikasi web mobile, petugas daerah harus melakukan autentikasi terlebih dahulu, dengan memasukkan username dan password. 2. Memilih tanggal : Petugas daerah memilih tanggal ketika melakukan pelaporan pada aplikasi web mobile. 3. Memilih jenis laporan : Petugas daerah memilih jenis laporan yang akan dilaporkan contohnya seperti laporan realissi fisik dan keuangan, laporan manfaat, laporan kinerja satker, laporan perkembangan kegiatan pembangunan pertanian, dan lain-lain.
143
4. Menginput aspek/kegiatan : Petugas program/aspek/kegiatan yang akan dilaporkan.
daerah
menginput
5. Menginput realisasi terhadap Pagu DIPA : Petugas menginput data realisasi anggaran yang telah dilakukan berdasarkan rupiah dan berdasarkan volume. 6. Menginput kelompok tani : Petugas daerah menginput nama kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan tersebut, jumlah anggota dari kelompok tani, dan jumlah kelompok tani yang terlibat. 7. Menginput wilayah : Sebelum menginput wilayah tempat terjadinya kegiatan, petugas daerah harus melakukan pengukuran koordinat areal dengan menggunakan perangkat GPS (Global Positioning System). Setelah melakukan pengukuran, maka didapatkan koordinat areal yang selanjutnya dimasukkan ke dalam 8. Menginput realisasi tiap lokasi : Petugas daerah menginput realisasi tiap lokasi berdasarkan anggaran dan bedasarkan volume. Dari hasil perancangan usecase diagram, berikut adalah salah satu contoh sequence diagram yang dibuat:
144
Gambar 4. 3 Sequence Diagram Menginput Realisasi Tiap Lokasi Berikut adalah rancangan layar dari aplikasi web mobile :
Username Password Login
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Jl. Harsono RM No 3 Gd D Lt 8, Ragunan – Jakarta 12550 Telp/Fax : (021) 7820026
Gambar 4. 4 Halaman Login Aplikasi Web Mobile
145
Gambar 4. 5 Halaman Utama Aplikasi Web Mobile
146
4.5.2 Knowledge Management System Knowledge Management System merupakan suatu sistem yang mampu mengelola, mendukung, dan menyediakan kebutuhan informasi internal bagi segenap karyawan/pegawai. Berdasarkan hasil research Delphi Group yang ada pada Filemon (p9, 2008) didapati bahwa knowledge dalam organisasi tersimpan dalam 42% pikiran(otak) karyawan, 26% dokumen kertas, 20% dokumen elektronik, dan 12% sisanya berupa knowledge based-electronics. Pengetahuan/knowledge
terbagi
menjadi
dua
yaitu
explicit
knowledge dan tacit knowledge. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah diekstrasi dan dapat dengan mudah dipelajari ataupun dibagikan kepada orang lain. Sedangkan tacit knowledge adalah pengetahuan yang masih tersimpan dalam pikiran seseorang. Jika pengetahuan-pengetahuan dapat dikelola dengan baik maka dapat meningkatkan efektivitas kerja dan efisiensi waktu serta menunjang dalam pengambilan keputusan sehingga institusi dapat lebih responsif terhadap masalah yang terjadi.
4.5.2.1
Knowledge Goal
1. Normative a. Menciptakan budaya untuk saling berbagi pengetahuan yang dimiliki antar pegawai.
147
b. Menciptakan budaya pembelajar untuk mengembangkan SDM pada institusi. c. Menciptakan budaya problem solving
berdasarkan pengetahuan
untuk mempercepat penyelesaian masalah. 2. Strategic a. Menjadikan knowledge sebagai pendukung untuk meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan sistem pendokumentasian yang terstruktur. b. Mendayagunakan semua knowledge yang dimiliki pegawai, untuk menunjang strategi dalam mencapai visi misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 3. Operational a. Mempercepat dan mempermudah dalam pencarian pengetahuan yang dibutuhkan sehingga kinerja pegawai menjadi efektif dan efisien. b. Meningkatkan pengetahuan dan keahlian setiap pegawai dengan pendistribusian dokumentasi pelatihan dan knowledge yang ada di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. c. Memaksimalkan penyelesaian masalah dengan solusi terbaik dengan memanfaatkan knowledge yang dimiliki para pegawai.
148
4.5.2.2
Knowledge Identification
1. Structural Pengetahuan yang bersifat struktural yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian seperti pembagian tugas pokok dan fungsi secara tertulis, kebijakan, program, dan lain-lain. 2. Functional Pengetahuan yang bersifat fungsional yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian seperti pengalaman dalam melakukan suatu kegiatan, permasalahan yang pernah dihadap pegawai beserta solusinya, dan lain-lain. 3. Behavioral Pengetahuan yang bersifat kebiasaan yang dilakukan pegawai untuk menyebarkan/memberitahu
mengenai
suatu
knowledge
seperti
pemberitahuan secara lisan melalui telepon atau tatap muka, secara tulisan melalui email, dan lain-lain. Setelah menentukan knowledge goal dan knowledge identification selanjutnya dilakukan pemetaan fitur berdasarkan tiga level knowledge goal menurut Gilbert Probst (2000, p45), berikut adalah hasil pemetaan fitur pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian :
149
Tabel 4. 5 Pemetaan fitur Knowledge Management System Knowledge Identification Structural 1. Profil pegawai 2. Tugas pokok dan fungsi 3. Profil instansi 4. Pengetahuan dasar mengenai prasarana dan sarana pertanian 5. Kebijakan, program, indikator 6. Modul dan materi pelatihan 7. Pedoman Knowledge Goals pelaksanaan kegiatan Normative • Profil Direktorat 1. Menciptakan budaya Jenderal Prasarana untuk saling berbagi dan Sarana Pertanian pengetahuan yang dimiliki antar pegawai. 2. Menciptakan budaya pembelajar untuk mengembangkan SDM pada institusi. 3. Menciptakan budaya problem solving berdasarkan pengetahuan untuk mempercepat penyelesaian masalah. Strategic • Profil Direktorat 1. Menjadikan knowledge Jenderal Prasarana sebagai pendukung dan Sarana Pertanian untuk meningkatkan • Profil Pegawai kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan sistem pendokumentasian yang terstruktur. 2. Mendayagunakan semua knowledge yang dimiliki pegawai, untuk menunjang strategi dalam mencapai visi misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
Behavioral Functional 1. Pengalaman 1. Komunikasi 2. Laporan dan 2. Meeting dokumentasi 3. Forum pekerjaan 3. Pembahasan masalah dan solusi
• •
• • •
Forum Diskusi Arsip
•
Profil Pegawai Forum Diskusi Help
•
•
Forum Diskusi Arsip
Profil Pegawai
150
Operational 1. Mempercepat dan mempermudah dalam pencarian pengetahuan yang dibutuhkan sehingga kinerja pegawai menjadi efektif dan efisien. 2. Meningkatkan pengetahuan dan keahlian setiap pegawai dengan pendistribusian dokumentasi pelatihan dan knowledge yang ada di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 3. Memaksimalkan penyelesaian masalah dengan solusi terbaik dengan memanfaatkan knowledge yang dimiliki para pegawai.
• • • •
Profil Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Profil Pegawai Search Help
• • • •
Forum Diskusi Berita Search Help
• • • •
Forum Diskusi Profil Pegawai Search Help
Adapun fitur-fitur yang ada pada Knowledge Management System pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian antara lain: 1. Profil Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Fitur ini berisi penjelasan mengenai profil Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan, Strategi, Program, Kegiatan, Struktur Organisasi. Field yang dimiliki yaitu : Tabel 4. 6 Require Field Fitur Profil Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Require Field Visi Misi
Keterangan Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
151
Tujuan Sasaran Arah Kebijakan Strategi Program Kegiatan Struktur Organisasi
Tujuan dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sasaran dari setiap tujuan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Arah kebijakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Strategi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Program yang dimiliki Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kegiatan yang dilakukan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Struktur organisasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
2. Profil Pegawai Fitur ini berisi penjelasan mengenai data profil dari pegawai per bagian yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian seperti NIP, Nama, Bagian, Role, Gender, Alamat, Email. Telepon. Field yang miliki yaitu: Tabel 4. 7 Require Field Fitur Profil Pegawai Require Field NIP Nama KodeBagian Role JenisKelamin Alamat Email Telepon
Keterangan Nomor induk pegawai Nama pegawai Kode bagian dalam Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian Jabatan pegawai Jenis kelamin pegawai Alamat pegawai Email pegawai Telepon pegawai
Jenderal
3. Prosedur Kerja Fitur ini berisi penjelasan mengenai prosedur kerja yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian seperti Tugas Pokok
152
dan Fungsi tiap bagian dan juga mekanisme pelaksanaan kegiatan. Berikut uraian fitur dan field yang dimiliki: •
Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok dan fungsi berisi penjelasan tugas pokok dan fungsi yang terdapat pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Berikut field yang dimiliki:
Tabel 4. 8 Require Field Tugas Pokok dan Fungsi Require Field KodeBagian NamaBagian TugasPokok Fungsi •
Keterangan Kode bagian pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nama bagian pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Rincian tugas pokok yang dimiliki setiap bagian Rincian fungsi yang dimiliki setiap bagian
Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Mekanisme pelaksanaan kegiatan berisi mengenai tata cara dan alur pelaksanaan suatu kegiatan yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Berikut field yang dimiliki mekanisme pelaksanaan kegiatan:
Tabel 4. 9 Require Field Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Require Field KodeMekanisme NamaKegiatan Target
Keterangan Kode dari mekanisme suatu kegiatan Nama dari mekanisme pelaksanaan kegiatan Target yang harus dicapai dari suatu kegiatan
Agar lebih rinci maka dibuatkan tabel untuk detail mekanisme kegiatan, sebagai berikut :
153
Tabel 4. 10 Require Field Detail Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Require Field KodeMekanisme KodeDetailMekanisme Tahapan RincianMekanisme
Keterangan Kode dari mekanisme suatu kegiatan Kode dari detail mekanisme suatu kegiatan Tahapan kegiatan yang dilakukan Rincian dari tahapan
4. Berita Fitur ini berisi penjelasan mengenai berita seputar kegiatan yang dikerjakan oleh para pegawai, sehingga pegawai dapat mengetahui mengenai informasi baru, kejadian-kejadian, permasalahan, solusi, peluang serta ancaman terhadap kegiatannya. Berikut field yang dimiliki: Tabel 4. 11 Require Field Berita Require Field KodeBerita Topik Judul Isi Sumber Tanggal
Keterangan Kode dari berita Topik berita Judul berita Isi berita Sumber dari berita Tanggal dibuat berita
5. Forum Diskusi Fitur ini berisi forum diskusi untuk pegawai yang ada di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Para pegawai dapat saling berdiskusi tentang suatu topik seperti permasalahan, perencanaan, analisis, dan lain-lain. Berikut field yang dimiliki: Tabel 4. 12 Required Field Forum Diskusi Require Field KodeThread
Keterangan Kode dari thread
154
Kategori Judul Pembuat TanggalDibuat TglTerakhirKomen
Kategori dari thread Judul dari thread Pembuat thread Tanggal dibuat thread Tanggal terakhir komentar
Untuk menyimpan rincian data komentar dibuat tabel detail forum diskusi, sebagai berikut: Tabel 4. 13 Require Field Detail Forum Diskusi Require Field KodeThread Komentar Tanggal NIP
Keterangan Kode dari thread Komentar yang diberikan Tanggal pemberian komentar Nomor induk pegawai yang memberikan komentar
6. Arsip Fitur ini untuk mengelola arsip-arsip penting yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Pengguna dapat mendownload ataupun mengupload arsip untuk menunjang kegiatannya. Field yang dimiliki sebagai berikut: Tabel 4. 14 Require Field Arsip Require Field KodeArsip Kategori Judul Deskripsi LokasiFile TanggalUpload
Keterangan Kode arsip Kategori arsip Judul arsip Deskripsi arsip Lokasi file yang telah diupload, agar bisa didownload Tanggal upload arsip
7. Help
155
Fitur ini mengelola permasalahan yang terjadi pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian berserta solusinya. Pengguna dapat memasukkan permasalahan ataupun solusi untuk pengembangan pengetahuan institusi. Field yang dimiliki sebagai berikut:
Tabel 4. 15 Require Field Help Require Field KodeKasus Kategori Judul NIP Status Tanggal TanggalRespon
Keterangan Kode dari kasus Kategori kasus Judul dari kasus Nomor induk pegawai yang membuat kasus Status dari kasus Tanggal pembuatan kasus Tanggal respon terhadap kasus
Berikut adalah class diagram dari fitur-fitur yang ada pada knowledge management system :
156
ProfilDJPSP
Arsip
‐Visi ‐Misi ‐Tujuan ‐Sasaran ‐Arah Kebijakan ‐Strategi ‐Program ‐Kegiatan ‐Struktur Organisasi +Melihat()
Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
‐KodeArsip ‐Kategori ‐Judul ‐Deskripsi ‐LokasiFile ‐TanggalUpload +Mengupload() +Mendownload()
0..*
1 1..* Detail Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
0..* 1 0..* 0..*
‐KodeMekanisme ‐KodeDetailMekanisme ‐Tahapan ‐RincianMekanisme +Melihat()
Pegawai
Berita ‐KodeBerita ‐Topik ‐Judul ‐Isi ‐Sumber ‐Tanggal +Melihat() +Menambah()
0..*
11
‐NIP ‐Nama ‐KodeBagian ‐Role ‐JenisKelamin ‐Alamat ‐Email ‐Telepon +Melihat() +MemberiKomentar() +Mengupload() +Mendownload() +MembuatKasus()
‐KodeMekanisme ‐NamaKegiatan ‐Target +Melihat()
1 1
1
Pengguna ‐Mengirim ‐Mendownload
0..* 0..* 0..1
0..* 0..* Forum Diskusi
Help
1
‐KodeKasus ‐Kategori ‐Judul ‐NIP ‐Status ‐TanggalDibuat ‐TanggalRespon +Membuat() +Menjawab()
Tugas Pokok dan Fungsi ‐KodeBagian ‐NamaBagian ‐TugasPokok ‐Fungsi +Melihat()
+Mengubah() +Menghapus() +Menjawab() 1
1 1 0..*
Administrator
‐KodeThread ‐Kategori ‐Judul ‐Pembuat ‐Tanggal ‐TglTerakhirKomen +Membuat() +Mengubah() +Menghapus() +Mengomentari()
Detail Forum Diskusi
1
0..*
‐KodeThread ‐Komentar ‐Tanggal ‐NIP +Melihat() +Mengomentari() +Mengubah() +Menghapus()
Gambar 4. 6 Class Diagram Knowledge Management System
Berikut adalah usecase diagram yang menggambarkan hubungan antara pengguna dengan proses yang ada pada knowledge management system :
157 Knowledge Management System Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Login
Melihat Profil Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Melihat Profil Pegawai
Melihat berita
Melihat tupoksi
Melihat mekanisme pelaksanaan kegiatan
Pengguna
Membuat topik baru di forum diskusi Admin Memberikan komentar di forum diskusi
Mengupload arsip
Mendownload arsip
Memberikan solusi terhadap masalah
Memasukkan permasalahan
Mengupdate profil pegawai
Menambah berita
Gambar 4. 7 Usecase Diagram Knowledge Management System Pada Knowledge Management System yang dirancang, terdapat dua aktor yaitu : 1. Pengguna
158
Pengguna adalah pemakai dari sistem knowledge management system yang berasal dari pihak internal institusi. Pengguna dapat mengirim kasus, mendownload arsip, mengupload arsip, membuat thread di forum diskusi, memberikan komentar, dan menggunakan fitur-fitur yang ada. Yang termasuk pengguna yaitu pegawai Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta petugas daerah yang berhubungan. 2. Administrator Administrator adalah pegawai-pegawai yang diberikan hak khusus untuk mengelola jalannya sistem yang berasal dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Administrator dapat mendownload arsip, mengupload arsip, membuat thread di forum diskusi, memberikan komentar, menghapus thread, mengubah profil pegawai, menambah berita, menjawab kasus, dan menggunakan fiturfitur yang ada. Setelah merancang usecase, selanjutnya perancangan sequence diagram. Berikut ini salah satu contoh dari sequence diagram.
159
Gambar 4. 8 Sequence Diagram Melihat Tugas Pokok dan Fungsi
Berikut merupakan rancangan layar dari aplikasi knowledge management system :
160
Gambar 4. 9 Tampilan Knowledge Management System Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
161 Perencanaan
Direktur Jenderal
Proses Perencanaan
Review investasi Dokumentasi Program
Persetujuan
Kelompok Kerja
Feedback teknis
Review Kasus Bisnis
Review teknis
Pengontrolan
Security Updates
Feedback teknis
Standar Operasional
Dokumen
Knowledge
Knowledge Management System © 2008, Scott A. Bernard, Ph.D.
Gambar 4. 10 Knowledge Management System Governance
Gambar 4.10 merupakan gambaran mengenai rencana dari proses penggunaan knowledge management system yang diusulkan. Sebagai contoh kasus yaitu: Pembukaan
areal
pertanian
di
daerah
Kalimantan
Barat,
perencanaan mengenai pembukaan areal pertanian di daerah Kalimantan Barat sebesar 7000 Ha. Kelompok kerja yaitu para kelompok tani harus meninjau kembali mengenai pembukaan areal pertanian tersebut, dengan cara mengidentifikasikan ketersediaan prasarana dan sarana seperti alat dan mesin pertanian (traktor, pompa air, dll), benih, pupuk, bibit, serta pestisida yang informasi-informasi tersebut dapat didukung oleh
162
knowledge management system. Lalu Direktur Jenderal meninjau kembali mengenai perencanaan tersebut, dengan mendapat feedback dari kelompok tani yang telah meninjau mengenai prasana dan sarana serta dengan dukungan informasi yang ada pada knowledge management system. Jika prasarana dan sarana pertanian, keuangan, kelompok tani, serta pihakpihak lainya sudah mencukupi maka Direktur Jenderal akan memberikan persetujuan, apakah perencanaan tersebut disetujui atau tidak. Berikut adalah arsitektur untuk knowledge management :
163
Knowledge Worker
I – Access Services Browser, PC
II – Personalization Services Direktorat Perluasan dan Pengelolaan lahan
Direktorat Pengelolaan Air Irigasi
Direktorat Pembiayaan Pertanian
Direktorat Pupuk dan Pestisida
Direktorat Alat dan Mesin Pertanian
Sekretariat Direktorat Jenderal
III ‐ Knowledge Services Discovery Arsip
Publication Prosedur Berita
Collaboration Forum Diskusi Kasus dan Solusi
Learning Pelatihan Help
IV – Integration Services Kategori, Knowledge Structure, Knowledge Integration
V ‐ Infrastructure Services Intranet Infrastructure, internet, Wi‐Fi, Data Center
RDBMS 1. e‐form 2. SAI 3. SIMONEV 4. SIMPEG 5. SIMPES
Internet, email
Laporan 1. Laporan Perkembangan Kegiatan Pembangunan Pertanian 2. Laporan manfaat 3. Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan 4. Laporan Kinerja Satker
Gambar 4. 11 Arsitektur Knowledge Management System
164
Sumber data berasal dari berbagai macam sumber seperti database, internet, email, dan laporan dari daerah. Selanjutnya seluruh sumber data tersebut akan disebarkan menggunakan infrastruktur service. Pada integration services, data dan informasi dari semua sumber awal diintegrasikan dan dilakukan pengorganisasian data dan informasi. Pada knowledge services, disediakan fungsi untuk dapat menemukan, mempublikasi, mengkolaborasi, dan mengadakan proses pembelajaran. Pada personalization services, disediakan akses terhadap seluruh direktorat yang ada dengan menggunakan access services dan pada akhirnya knowledge akan tersampaikan pada knowledge worker.
4.5.3 Business Intelligence Business Intelligence adalah sebuah set model matematika dan metodologi analisis yang memanfaatkan data yang tersedia untuk menghasilkan informasi dan pengetahuan yang beguna untuk proses pembuatan keputusan yang kompleks (Carlo Vercellis, p3, 2009). Manfaat dari Business Intelligence yaitu dapat menyediakan informasi yang akurat ketika dibutuhkan, memberikan pelaporan yang lebih cepat dan lebih akurat sehingga berdampak pada pengambilan keputusan yang semakin cepat dan akurat pula. Penggunaan business intelligence pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dapat membantu dalam menganalisis kebutuhan lahan, air irigasi, pupuk pestisida, pembiayaan
165
pertanian, serta alat dan mesin pertanian yang dibutuhkan di masa mendatang. Rancangan model relational dapat dilihat pada Gambar 4. 12.
DimensiLahan PK
IDLahan
FK2
KodeLahan Satuan LuasLahan IDWaktu
PK
IDJenisLahan
DimensiJenisPupuk
IDAir
PK
FK3 FK1 FK2 FK4 FK5 FK6
IDWaktu IDLahan IDJenisLahan IDDesa IDKabupaten IDProvinsi TotalPerluasanAreal RataRataPerluasanAreal
IDWaktu IDPupuk IDJenisPupuk IDDesa IDKabupaten IDProvinsi TotalPenyediaanPupuk RataRataPenyediaanPupuk
KodeJenisPupuk NamaJenisPupuk
FK2 FK4 FK5 FK1 FK3 FK6
IDWaktu IDPestisida IDJenisPestisida IDDesa IDKabupaten IDProvinsi TotalPenyediaanPestisida RataRataPenyediaanPestisida
IDWaktu Tanggal Bulan Kuartal Tahun
FK1
KodePupuk NamaPupuk IDJenisPupuk Satuan Harga
DimensiAlat
FK1 FK5 FK2 FK3 FK4
PK
DimensiMesin PK
IDMesin KodeMesin NamaMesin Satuan Harga
FaktaPengadaanMesin
FK1 FK4 FK2 FK3 FK5
IDAlat KodeAlat NamaAlat Satuan Harga
IDWaktu IDAlat IDDesa IDKabupaten IDProvinsi TotalPengadaanAlat RataRataPengadaanAlat
DimensiJenisPestisida
IDWaktu IDMesin IDDesa IDKabupaten IDProvinsi TotalPengadaanAlat RataRataPengadaanAlat
PK
IDJenisPestisida KodeJenisPestisida NamaJenisPestisida Satuan Harga
DimensiWaktu PK
IDPupuk
FaktaPengadaanAlat
FaktaPenyediaanPestisida
IDWaktu IDAir IDDesa IDKabupaten IDProvinsi TotalPengembanganAir RataRataPengembanganAir
PK
IDJenisPupuk
KodeAir NamaAir Satuan BanyakAir
FaktaPenyediaanPupuk
FaktaPengembanganAir
FK2 FK1 FK3 FK4 FK5
PK
KodeJenisLahan NamaJenisLahan
FaktaPerluasanAreal
FK1 FK2 FK3 FK4 FK5 FK6
DimensiPupuk
DimensiAir
DimensiJenisLahan
DimensiPestisida DimensiDesa PK
IDDesa KodeDesa NamaDesa
DimensiKabupaten PK
IDKabupaten KodeKabupaten NamaKabupaten
DimensiProvinsi PK
PK
IDPestisida
FK1
KodePestisida NamaPestisida IDJenisPestisida
IDProvinsi KodeProvinsi NamaProvinsi
Gambar 4. 12 Rancangan Model Relational
Berikut ini merupakan usecase diagram dari business intelligence:
166 Business Intelligence
Melihat Data Perluasan Lahan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Direktorat Pembiayaan Pertanian Melihat Data Pengembangan Air
Sektretaris Direktorat Jenderal
Melihat Data Penyediaan Pupuk Direktorat Pupuk dan Pestisida Melihat Data Penyediaan Pestisida
Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan
Melihat Data Pengadaan Alat
Direktorat Alat dan Mesin Pertanian
Melihat Data Pengadaan Mesin
Direktorat Pengelolaan Air Irigasi
Pusdatin
Gambar 4. 13 Use Case Diagram Business Intelligence
Deskripsi dari usecase diagram di atas yaitu: 1. Melihat Data Perluasan Lahan : Direktur Jeneral Prasarana dan Sarana Pertanian, Sekretaris Direktorat Jeneral, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat Pembiayaan Pertanian, dan Pusdatin dapat melihat data perluasan lahan yang ada dengan memilih perluasan lahan seperti jenis perluasan lahan, luas pada area tertentu maupun keseluruhan. 2. Melihat Data Pengembangan Air : Direktur Jeneral Prasarana dan Sarana Pertanian, Sekretaris Direktorat Jeneral, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, Direktorat Pembiayaan Pertanian, dan Pusdatin dapat melihat
data
pengembangan
air
yang
ada
dengan
memilih
167
pengembangan air seperti luas pengembangan air, jenis pengembangan air pada area tertentu maupun keseluruhan. 3. Melihat Data Penyediaan Pupuk : Direktur Jeneral Prasarana dan Sarana Pertanian, Sekretaris Direktorat Jeneral, Direktorat Pupuk dan Pestisida, Direktorat Pembiayaan Pertanian, dan Pusdatin dapat melihat data penyediaan pupuk yang ada dengan memilih penyediaan pupuk seperti nama pupuk, jenis pupuk, harga pupuk pada area tertentu maupun keseluruhan. 4. Melihat Data Penyediaan Pestisida : Direktur Jeneral Prasarana dan Sarana Pertanian, Sekretaris Direktorat Jeneral, Direktorat Pupuk dan Pestisida, Direktorat Pembiayaan Pertanian, dan Pusdatin dapat melihat data penyediaan pestisida yang ada dengan memilih penyediaan pestisida seperti nama pestisida, jenis pestisida, harga pestisida pada area tertentu maupun keseluruhan. 5. Melihat Data Pengadaan Alat : Direktur Jeneral Prasarana dan Sarana Pertanian, Sekretaris Direktorat Jeneral, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Pembiayaan Pertanian, dan Pusdatin dapat melihat data pengadaan alat yang ada dengan memilih pengadaan alat seperti jenis alat, nama alat, jumlah alat, pada area tertentu maupun keseluruhan. 6. Melihat Data Pengadaan Mesin: Direktur Jeneral Prasarana dan Sarana Pertanian, Sekretaris Direktorat Jeneral, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Pembiayaan Pertanian, dan Pusdatin dapat melihat data
pengadaan
mesinyang
ada
dengan
memilih
pengadaan
168
mesinseperti jenis mesin, nama mesin, jumlah mesin, pada area tertentu maupun keseluruhan.
Berikut adalah salah satu contoh dari sequence diagram dari business intelligence :
Window BI
Pengguna Daftar Pengguna
Jenis Lahan
List Provinsi
Provinsi
List Grafik
Grafik
List Jenis Lahan
Tanggal
Direktorat Jenderal create() create() loop
getData() result
result memilih() loop
getData() result
memilih() loop
getData() result
memilih() loop
getData() result
memilih() submit() result close()
Gambar 4. 14 Sequence Diagram Melihat Data Pertanian
169
Perluasan Lahan Pengembangan Air Penyediaan Pupuk Penyediaan Pestisida Pengadaan Alat Pengadaan Mesin Selamat datang, admin
4 Maret 2012 14:32
Jenis Lahan
Perluasan Areal Hortikultura
Provinsi
Bengkulu
Grafik
Bar
Tahun
2005
Kinerja
‐ 2011 Submit 120
18000
100
16000
2005
14000
2006
12000
2007
10000
2008
8000
2009
6000
Durian 80
Mangga Anggur
60
Apel 40
Semangka
2010
4000
2011
Jeruk
20
2000
0
0
2005
Tahun
Komoditas Durian Mangga Anggur Apel Semangka Jeruk
2005 31.414 54.851 85.794 45.04 44.88 1.124
2006 6.302 53.157 45.082 47.572 84.703 1.482
2007 62.447 44.119 96.786 90.221 97.62 64.186
2006
2008 41.574 46.452 81.172 26.585 5.147 99.822
2007
2009 46.664 25.824 30.868 29.513 49.201 16.519
2008
2009
2010 19.105 4.575 69.182 57.629 84.926 65.377
2010
2011
2011 25.103 67.229 69.403 51.202 86.913 70.343
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Jl. Harsono RM No 3 Gd D Lt 8, Ragunan – Jakarta 12550 Telp/Fax : (021) 7820026
Gambar 4. 15 Tampilan Business Intelligence Perluasan Areal Hortikultura
Arsitektur Business Intelligence dapat dilihat pada gambar berikut:
170
Metadata
Pengelolaan Lahan Pengelolaan Air
Internal Data
Data Warehouse
Pembiayaan Pertanian
Reporting Data Mining Dashboard
Pupuk & Pestisida Alat & Mesin
ETL
External Data
Gambar 4. 16 Arsitektur Business Intelligence Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Internal data dan external didapat dari data-data aplikasi berserta laporan-laporan yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
Untuk
ETL
(Extract,
Transform,
Loading)
dilakukan
pengambilan data dari semua sumber-sumber data yang ada dengan melakukan proses ekstrasi, pengubahan serta mengambil data, yang selanjutnya data-data tersebut diintegrasikan ke dalam data warehouse. Dari data warehouse data tersebar ke seluruh ditjen yang selanjutnya dapat dilakukan reporting, data mining, serta forecasting untuk mendukung pengguna dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
171
4.5.4 Portfolio Usulan Aplikasi Usulan aplikasi yang telah dirancang selanjutnya dilakukan pemetaan berdasarkan kriteria potensi kontribusi dari SI/TI untuk mencapai tujuan bisnis, dan ketergantungan instansi terhadap SI/TI. Tabel 4. 16 Pemetaan Usulan Aplikasi
No
Aplikasi
Potensi kontribusi
Ketergantungan
dari SI/TI untuk
keberlangsungan
mencapai tujuan
kegiatan
bisnis
terhadap SI/TI
Rendah
1
Aplikasi Web Mobile
2
Knowledge Management System
3
Business Intelligence
Tinggi
Rendah
√
√
√
Tinggi
√ √
√
Berikut merupakan kategori yang dihasilkan:
Potensi kontribusi dari SI/TI untuk mencapai tujuan bisnis Tinggi Rendah
Tabel 4. 17 Kategori Usulan Aplikasi •
Strategic Business Intelligence
•
High Potential Aplikasi Web Mobile
•
Support Knowledge Management System
Key Operational
Tinggi Rendah Ketergantungan keberlangsungan kegiatan terhadap SI/TI
4.5.5 Infrastruktur Hardware dan Software Dengan
adanya
usulan
aplikasi
web
mobile,
knowledge
management system, dan business intelligence, Direktorat Jenderal
172
Prasarana dan Sarana Pertanian membutuhkan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung aplikasi-aplikasi tersebut. Berikut adalah diagram usulan infrastruktur jaringan untuk Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian :
Gambar 4. 17 Usulan Infrastruktur Jaringan Untuk memenuhi kebutuhan hardware dan software, dilakukan penyesuaian untuk jenis hardware dan software yang dibutuhkan. Untuk database server menggunakan Microsoft SQL Server dikarenakan pada saat ini data yang dimiliki Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian disimpan dengan menggunakan Microsoft SQL Server. Berikut adalah spesifikasi berserta harga untuk hardware dan software yang diperlukan :
173
Tabel 4. 18 Daftar Hardware dan Software yang Diperlukan No Spesifikasi Harga @Rp. 33.120.000 1 6 unit server untuk aplikasi dan database. Intel Xeon Quad Core E5520 (2.26 GHz, 8MB L3 Cache, 80W, 1066), 4 GB (2 x 2 GB) PC3 10600 Unbuffered Advanced ECC memory, HP NC107i PCI Express Gigabit, HP Smart Array P410/256MB cache (RAID 0/1/1+0/5/5+0), 2TB SATA, 460W, DVDROM, Tower 5U 2 6 buah Microsoft Window Server @ Rp. 6.299.000 Standard 2008 5 Client Software
3
3 buah Microsoft SQL Svr Standard @ Rp. Edtn 2008 English DVD 10 Clt 22.865.000 Software
4
1 unit CISCO 2901-SEC/K9
5
@ Rp. 5.950.000 20 unit Core i3 2120T 2.6Ghz, 2GB DDR3, 500GB SATA, DVDRW, Intel GMA, Card Reader, K/B + Mouse, Lan, Win 7 Home Premium Total Rp. 454.998.100
Gambar
Rp 30.889.100
Selain kebutuhan sumber daya infrastruktur, dibutuhkan juga sumber daya manusia untuk mengembangkan usulan aplikasi. Berikut adalah sumber daya manusia yang dibutuhkan:
174
Tabel 4. 19 Sumber Daya Manusia yang Diperlukan Aplikasi Web Mobile Waktu Pengerjaan Biaya 2 x Rp. 10.000.000 = Rp. 2 bulan 20.000.000 3 x 4 x Rp. 6.000.000 = Rp. 4 bulan 72.000.000
Kebutuhan 1 orang System Analyst 3 orang Programmer 1 orang System Tester
1 bulan
Rp. 5.000.000 Rp. 97.000.000
Total
Kebutuhan 2 orang System Analyst 4 orang Programmer 1 orang System Tester
Knowledge Management Systems Waktu Pengerjaan Biaya 2 x Rp. 10.000.000 = Rp. 3 bulan 20.000.000 4 x 4 x Rp. 6.000.000 = Rp. 4 bulan 96.000.000 1 bulan
Rp. 5.000.000 Rp. 121.000.000
Total
Business Intelligence Waktu Kebutuhan Pengerjaan Biaya 2 orang System 3 x Rp. 10.000.000 = Rp. Analyst 4 bulan 30.000.000 5 orang 5 x 4 x Rp. 6.000.000 = Rp. Programmer 4 bulan 120.000.000 2 orang System 2 x Rp. 5.000.000 = Rp. Tester 2 bulan 10.000.000 Total Rp. 160.000.000 Grand Total Rp. 378.000.000
Berikut adalah jadwal untuk pengembangan usulan aplikasi: Tabel 4. 20 Rencana Implementasi Knowledge Management System No
Kegiatan
Agustus September November 2012 2012 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Juli 2012
1 User Requirement
175
No
Kegiatan
Agustus September November 2012 2012 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Juli 2012
2 3 4 5 6 7 8 9
Desain User Interface Desain Database Coding Testing Revisi Coding User Acceptance Test Revisi Coding User Acceptance Test Mendokumentasikan 10 Sistem 11 Go Live 12 Pelatihan Pengguna Tabel 4. 21 Rencana Implementasi Aplikasi Web Mobile No
Kegiatan
Juni Juli Agustus September 2013 2013 2013 2013 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
User Requirement Desain User Interface Desain Database Coding Testing Revisi Coding User Acceptance Test Revisi Coding User Acceptance Test Mendokumentasikan 10 Sistem 11 Go Live 12 Pelatihan Pengguna Tabel 4. 22 Rencana Implementasi Aplikasi Business Intelligence No 1 2 3 4 5
Kegiatan
April Mei Juni Juli 2014 2014 2014 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
User Requirement Analisis Sumber Data Pembuatan DWH Proses ETL Desain UI
176
No
April Mei Juni Juli 2014 2014 2014 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan
6 7 8 9
Coding User Acceptance Test Revisi Coding User Acceptance Test Mendokumentasikan 10 Sistem 11 Go Live 12 Pelatihan Pengguna
4.6
Strategi Management SI/TI Pada saat ini, tanggung jawab mengenai manajemen SI/TI tidak sepenuhnya berada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, namun sebagian besar dikelola oleh Pusdatin. Untuk usulan mengenai pengelolaan SI/TI yang diusulkan, diharapkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian memiliki sumber daya manusia khusus. Sumber daya manusia yang dibutuhkan yaitu: Tabel 4. 23 Kebutuhan SDM untuk Management SI/TI No 1 2 3 4
Sumber Daya Manusia Programmer IT Support Manajer TI Network Administrator
Jumlah 3 orang 3 orang 1 orang 2 orang
1. Programmer Programmer dibutuhkan untuk mengelola aplikasi-aplikasi yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian seperti penambahan fitur, memperbaiki error, serta pengembangan aplikasi. 2. IT Support
177
IT Support dibutuhkan untuk mendukung jalannya penggunaan TI yang ada di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian agar dapat berjalan dengan baik. 3. Manajer TI Manager TI untuk mengelola sumber daya manusia TI lainnya agar dapat menciptakan dukungan yang maksimal terhadap kinerja TI/SI pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 4. Network Administrator Network Administrator dibutuhkan untuk mengelola jaringan komputer yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
178
Tabel 4. 24 Perencanaan Jadwal Strategi No
Kegiatan
1
Pengembangan Knowledge Management System Pengembangan Aplikasi Web Mobile Pengembangan Business Intelligence Pelatihan Pengguna Pelatihan Staf TI Pengembangan Infrastruktur Penerapan IT Security Plan Penerapan Workforce Requirement
2 3 4 5 6 7 8
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
179
4.6.1 IT Security Plan Ancaman keamanan dari sebuah institusi dan lingkungan teknologi sangatlah beragam seperti kebakaran, bajir, gempa bumi, kecelakaan, hacker, teroris, kesalahan pengguna, virus, worm, trojan dan lain-lain. Oleh karena itu Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian harus mengantisipasi ancaman-ancaman tersebut agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Berikut perencanaan untuk Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan Scott Bernard (p217-p223, 2005):
4.6.1.1
Informasi Pada bagian keamanan informasi, data dan informasi yang dimiliki
oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dapat mengikuti kebijakan dari dari sisi desain, jaminan isi informasi, autentikasi, dan kontrol akses data. 1. Desain Desain dari aplikasi, database, struktur data, relationship, aliran data harus memperhatikan keamanan, sehingga dari desain harus memiliki keamanan yang baik. 2. Jaminan Data dan informasi harus dijamin terhadap pengamanan dari berubahan yang tidak disengaja oleh pihak mana pun atau oleh sumber yang tidak sah. Harus dibuat kebijakan mengenai penamaan file, otomasi pengarsipan dokumen, mengontrolan hak akses.
180
3. Autentikasi Untuk melindungi data dan informasi dibutuhkan otentikasi jika ingin mengakses data. Agar terlindungi dari pihak yang tidak bertanggung jawab. 4. Akses Dibuatnya kebijakan mengenai siapa saja yang dapat mengakses informasi yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan bagaimana setiap pengguna diberi akses terhadap informasi tersebut, agar data yang ada diakses oleh orang yang tepat.
4.6.1.2
Personil
1. Otentikasi Pengguna Setiap pengguna, end-user maupun sistem administrator harus dilakukan verifikasi sebelum mereka mengakses data dan informasi, ruangan tertentu. Teknologi yang dapat digunakan dapat berupa password personel, smartcard, dan biometrik. 2. Pelatihan Mengenai Kesadaran Keamanan TI Diadakannya pelatihan mengenai keamanan data kepada semua pengguna yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, agar mereka mengerti tentang keamanan TI. 3. Pelatihan Prosedur Diadakannya pelatihan mengenai prosedur keamanan kepada semua pengguna,
untuk
meningkatkan
keahlian
dalam
menghindari
pelanggaran keamanan, mengenali ancaman, dan respon terhadap insiden keamanan TI. Pelatihan ini sangat penting karena pengguna
181
yang tidak mengerti mengenai adanya ancaman virus, worm, trojan yang berasal dari flashdisk, email, internet, dan lain-lain dapat mengakibatkan gangguan pada TI yang ada di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
4.6.1.3
Operation
1. Risk Assessment Pembuatan kebijakan mengenai penilaian resiko yang terjadi pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian seperti aktivitasaktivitas
yang
dapat
membocorkan
informasi,
aplikasi
serta
infrastruktur kepada pihak yang tidak diinginkan. 2. Komponen Pengetesan dan Evaluasi Keamanan Pembuatan komponen-komponen apa saja yang akan dilakukan pengetesan keamanan serta jenis-jenis pengetesan yang dilakukan. Lalu pembuatan komponen-komponen apa saja yang akan dievaluasi dari hasil pengetesan keamanan tersebut. 3. Perbaikan Vulnerability Pembuatan kebijakan mengenai perbaikan pada sistem yang mudah terserang, sehingga dengan adanya kebijakan tersebut telah diantisipasi oleh perbaikan yang dilakukan. 4. Standard Operation Procedures Pembuatan standar operasional prosedur untuk kegiatan-kegiatan yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan adanya akan mempermudah pegawai dalam melakukan sesuatu, apalagi
182
ketika melakukan suatu kegiatan yang sangat penting. Dengan adanya standard operation procedures juga dapat mempermudah pegawai baru yang belum berpengalaman. 5. Disaster Recovery Pembuatan kebijakan mengenai pemulihan terhadap ancaman-ancaman yang dapat menyerang Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian seperti pencurian, sabotase, hacker, virus, kebakaran, banjir, gempa bumi, dan lain-lain. Agar jika terjadi ancaman Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sudah mempersiapkan prosedur yang dilakukan agar proses bisnis dapat terus bertahan.
4.6.1.4
Physical Security Physical Security berhubungan dengan keamanan pada alat atau
barang yang berhubungan secara fisik. 1. Keamanan Gedung Pembuatan
kebijakan
mengenai
akses
terhadap
area
yang
menggunakan sumber daya TI, contohnya selain staf TI tidak boleh memasuki ruang server. Dengan adanya kebijakan ini sumber daya TI dapat terlindungi dari pihak yang tidak diinginkan. 2. Jaringan dan Server Pembuatan kebijakan mengenai pengelolaan area jaringan dan server, seperti suhu maksimal untuk ruangan server, pintu server harus selalu terkunci, ketersediaan UPS Uninterruptible Power Supply, lokasi penempatan switch, router, rack server.
183
4.6.2 Workforce Requirements Sumber daya manusia sangat penting untuk menunjang tercapainya tujuan dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian agar dapat menggunakan, memanfaatkan, dan mengembangkan TI diperlukan hal-hal sebagai berikut: 1. Mengadakan pelatihan bagi para pejabat fungsional statistik dan pranata komputer. 2. Menyelenggarakan berbagai program pelatihan TI dan statistik di pusat maupun di daerah. 3. Mengadakan
penyuluhan
kepada
petugas
daerah
mengenai
pemanfaatan TI sebagai penunjang aktifitas mereka. Untuk requirement usulan sumber daya manusia adalah sebagai berikut: 1. Programmer • Laki-laki • Maksimum 26 tahun • Pendidikan minimal D3 (TI/SI) • Menguasai HTML, PHP, SQL, .NET, Java • Dapat bekerja dalam tim • Pengalaman minimal 4 tahun 2. IT Support • Laki-laki
184
• Maksimum 26 tahun • Pendidikan minimal D3 (TI/SK) • Menguasai hardware, troubleshooting, Windows, Linux, Unix • Dapat bekerja dalam tim • Pengalaman minimal 4 tahun 3. Manajer TI • Laki-laki • Maksimum 35 tahun • Pendidikan minimal S2 (TI/SI) • Memiliki pengetahuan tentang networking, CISCO, Windows Server 2008, .NET, Java, HTML. • Berorientasi detail, inisiatif, presentasi yang baik, public speaking, dan berjiwa pemimpin • Pengalaman minimal 6 tahun 4. Network Administrator • Laki-laki • Maksimum 26 tahun • Pendidikan minimal D3 (TI/SK) • Menguasai networking, CISCO, CCNA, Windows Server 2008, Linux, Unix, VoIP. • Dapat bekerja dalam tim • Pengalaman minimal 4 tahun
185
4.6.3 Knowledge & Skills Profile Pengetahuan dan keahlian dari pegawai Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sangat penting dalam mendukung proses bisnis yang ada pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Untuk standar Knowledge & Skills Profile yang ada dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 25 Knowledge & Skills Profile Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Standar untuk Bagian Evaluasi dan Pelaporan Knowledge and Skills Areas (KSAs) 1 Penggunaan Komputer 2 Statistik 3 Akuntansi 4 Pengetikan 5 Pembuatan Laporan 6 Problem Solving 7 Perencanaan 8 Managing People 9 Surat-menyurat 10 Penggunaan Internet 11 Evaluasi 12 Pengetahuan Perluasan Lahan 13 Pengetahuan Pengelolaan Lahan 14 Pengetahuan Pengelolaan Air Irigasi 15 Pengetahuan Pembiayaan Pertanian 16 Pengetahuan Pupuk 17 Pengetahuan Pestisida 18 Pengetahuan Alat 19 Pengetahuan Mesin
Bagian Evaluasi dan Pelaporan Pegawai Junior 0-2 tahun x x x x
x x
Pegawai Menengah 3-5 x x x x x
x x x
Pegawai Senior > 5 tahun x x x x x x x x x x x x x x
Notes Email Ms. Office Ms. Excel
Email Perluasan Areal Air Irigasi
x x x x x
186
4.7
Enterprise Architecture Dokumentasi dari hasil analisis dan solusi yang diusulkan pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menggunakan metode Bernard yang dapat dilihat pada Gambar 4.18:
Security ‐ IT Security Plan (p167‐169)
Standards
Goals & Initiatives
‐SWOT Analysis (p58‐64) ‐ITBSC (p64‐100)
Products & Services
‐Rich Picture (p127)
Data & Information
‐CRUD Matrix (p107‐110) ‐Model Relasional (p159) ‐Class Diagram (p152)
Systems & Applications
‐Usecase Diagram (p138, 153, 160) ‐User Interface (p141, 142, 156, 163) ‐Portfolio Aplikasi (p114‐121, p164‐165)
Technology & Infrastructure
‐ Network Connectivity Diagram (p164)
‐ Hardware & Software (p164‐165)
Workforce ‐ Workforce Requirement (p177) ‐ Knowledge & Skills (p179)
© 2008, Scott A. Bernard, Ph.D. Gambar 4. 18 Dokumentasi Enterprise Architecture
187
Berikut adalah penjelasan dari Gambar 4.18: Level Goals & Initiatives
Products & Services Data & Information
Systems & Applications
Technology & Infrastructur e
Artifak
Hala man p5864
Keterangan
SWOT Analysis membahas mengenai faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan), matriks EFAS & IFAS, serta matriks Analisis SWOT. p64- Analisis IT Balanced Scorecard membahas IT Balanced 100 mengenai visi, misi, strategi TI, penyelarasan Scorecard visi misi strategi, pemetaan perspektif IT Balanced Scorecard dari perspektif kontribusi instansi, orientasi pengguna, penyempurnaan operasional, orientasi masa depan, perancangan hubungan sebab akibat, penentuan sasaran dari IT Balanced Scorecard, pengukuran kinerja serta evaluasi hasil pengukuran kinerja Rich Picture p127 Gambar Rich Picture proses statistik prasarana dan sarana pertanian Activity/Entity p107- Matriks Aktivitas Entitas mengidentifikasikan 110 pengelompokkan aktivitas yang didasarkan (CRUD) pada entitas (area fungsi) Matrix p159 Model relasional menggambarkan hubungan Relational antara subyek data berdasarkan tabel fakta dan Model tabel dimensi p138, Usecase diagram menggambarkan hubungan Usecase Diagram p153, antara proses dengan pengguna. p160 User Interface p141, User interface menggambarkan rancangan p142, layar usulan aplikasi p156, p163 p114- Portfolio aplikasi mengidentifikasikan kategori Portfolio 121, aplikasi berdasarkan dukungan terhadap tujuan Aplikasi p164- institusi dan ketergantungan dengan proses 165 bisnis p164 Menggambarkan rancangan jaringan komputer Network berdasarkan usulan aplikasi Connectivity Diagram SWOT Analysis
Security
IT Security Plan
Standards
Hardware & Software
p167- Rencana pengamanan SI/TI meliputi 169 keamanan informasi, data, sistem operasi, keamanan jaringan p164- hardware & software menjelaskan spesifikasi 165 teknologi hardware dan software yang
188
Level
Workforce
Artifak
Workforce Requirement Knowledge & Skills Profile
Hala man
Keterangan
diharapkan untuk Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian baik server, Operating Systems, database p177- Menjelaskan penambahan personil beserta 179 syarat personil p179 Menjelaskan pengetahuan dan keahlian pegawai berkaitan dengan tingkatan pegawai.