BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. SISTEM APLIKASI YANG SUDAH ADA 4.1.1. PERINGATAN DINI SMS SERVER Kebutuhan informasi yang cepat saat ini bukan lagi hal yang sulit diterapkan, tersedianya jejaring internet dapat memungkinkan sebuah file yang dikirim dari tempat yang sangat jauh dapat diterima hanya dalam hitungan menit, bahkan detik. Teknologi ini yang kemudian dimanfaatkan oleh BBPOPT untuk mengembangkan teknologi Short Message Service (SMS) LPD OPT yang berbasis pada penggunaan SMS dalam mengirimkan data peringatan dini terhadap serangan OPT. Pengembangan teknologi ini diyakini dapat membantu para petugas di lapangan dalam melaporkan keadaan di lapangan yang bersifat emergence kepada pimpinan sehingga pimpinan yang dimaksud dapat mengambil keputusan dan kebijakan penanganannya dengan cepat dan tepat. Dukungan terhadap pemanfaatan teknologi ini perlu ditingkatkan karena akan sulit sekali menekan invasi teknologi keberbagai bidang termasuk bidang perlindungan tanaman, sehingga akan lebih baik kiranya apabila kita sebagai pelaku perlindungan tanaman berjalan seiring dengan perkembangan teknologi demi kepentingan dan kesejahteraan petani Laporan Peringatan Dini ini berbasis SMS, dimana peringatan dini yang dibuat berasal dari laporan para petani yang ada disawah yang dikirimkan ke
41
42
sistem melalui SMS. Dari laporan SMS yang masuk ke sistem, program akan melakukan kalkulasi untuk menghitung ada tidaknya potensi yang menyebabkan serangan hama di wilayah tertentu. Apabila terdeteksi akan adanya serangan hama, maka program akan memberikan laporan pada daerah mana saja yang mempunyai kemungkinan terserang kepada pihak POPT-PHP sehingga dapat dilakukan langkah preventif sebagai upaya mitigasi terhadap kerusakan yang lebih lanjut Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) menggunakan
aplikasi SMS Gateway untuk mempercepat proses pelaporan
pengamat OPT,
Gambar 4.1. Infrastruktur SMS Server Pada
gambar
4.1
merupakan
infrastruktur
dari
peringatan
dini
menggunakan teknologi SMS server. Petugas OPT mengirim SMS melalui Base Transfer Station (BTS) menuju SMSC atau SMS center, disini diolah menuju BTS server dan diterima oleh modem SMS Server lalu SMS diterima oleh server
43
dan diolah menjadi tampilan berupa web yang berisi tentang serangan hama dan penyakit di daerah tersebut.
4.2. SISTEM APLIKASI YANG DIUSULKAN 4.2.1. PERANCANGAN JARINGAN
Gambar 4.2. Infrastruktur Aplikasi Web
Dalam Gambar 4.2 tersebut diatas pembuatan sistem informasi geografis ini, penulis menggunakan alat yang mendukung pembuatan sistem, antara lain yaitu: 1 Unit komputer sebagai PC pengembang aplikasi (Software development) dalam membuat design dan coding program, adapun PC ini memiliki spesifikasi sebagai
44
berikut : •
Processor Core 2 duo 2.8 Ghz
•
Memory DDR 2 GB
•
Harddisk 80 GB
•
Windows XP Profesional SP 3
Sedangkan untuk 1 perangkat server yang dibutuhkan adalah server IBM System x3200M3-IIH dengan spesifikasi yaitu: •
Intel Xeon X3430
•
Memory DDR3 2 GB
•
PC-10600 ECC
•
DVD RAM
•
VGA MAtrox 16MB, 2x GbE
•
Bundle 250 GB Swap SATA 3,5 HDD [39M4508]
Dalam pembuatan Sistem Informasi Geografis diperlukan 1 buah Router Cisco 2811 Integrated Service Router sebagai perangkat komunikasi jaringan. Penulis memakai Router untuk mengarahkan aliran data yang akan dilalui oleh aplikasi tersebut.
4.2.2. PERANCANGAN APLIKASI WEB Berdasarkan sistem yang telah sebelumnya dibuat, maka dikembangkan suatu sistem yang dapat memberitahukan peringatan dini kepada pengguna melalui teknologi web geografis. Sistem peringatan dini yang terintegrasi dengan web gis memungkinkan pengguna untuk melihat proses penyebaran hama secara virtual melalui bantuan dari mapserver sebagai penyedia layanan peta digital.
45
Peringatan dini yang dibuat berdasarkan peramalan dari data yang sudah ada/lebih berupa simulasi.
4.3. ANALISIS DATA Data-data yang dikumpulkan adalah data serangan hama dan penyakit tanaman padi di kabupaten Karawang, hama dan penyakit tanaman padi ini dipilih berdasarkan data yang kami peroleh dari BBPOPT, hama tersebut adalah wereng batang coklat (WBC) sedangkan penyakit adalah penyakit tungro, beberapa kriteria variabel yang diperhitungkan yaitu:
-
Luas tanaman
-
Luas tambah serang pada perioda laporan
Data-data tersebut dikumpulkan sejak dari lima tahun terakhir, mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 sebagai data time series, data tersebut kemudian disusun berdasarkan musim hujan dan musim kemarau, dimana musim hujan berawal dari bulan Oktober dan berakhir sampai bulan Maret. Sedangkan musim kemarau dari bulan April sampai bulan September.
Data yang sudah disusun berdasarkan musim hujan dan kemarau nanti akan dilihat pola penyerangan dari hama WBC dan penyakit tungro berdasarkan perhitungan logaritmik statistika, sehingga dengan melihat pola serangan tersebut maka akan diprediksi serangan selanjutnya.
46
Dalam pencarian data-data tersebut penulis memiliki kendala dalam kelengkapan data, sehingga penulis menggunakan rumus baku nasional berdasarkan musim hujan dan musim kemarau yang sudah tertulis dalam buku panduan
pengamatan
organisme
pengganggu
tanaman,
berikut
rumus
penyerangan hama WBC dan penyakit tungro.
1. Wereng Batang Coklat (WBC)
Hama OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) ini diamati dengan menggunakan dua macam musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan dalam sebuah lahan sawah di suatu tempat.
Rumus peramalan serangan WBC pada musim kemarau (Pedoman POPT, 2008:38) : Log Y = 0.249 + 0.731 Log (X1) ± 0.12; (R2=0.44)
Log Y = 0.161 + 0.570 Log (X1) ± 0.278 Log (X2) ± 0.12 ;
(R2 =0.48; CL = 0.12) Rumus peramalan serangan WBC pada musim hujan (Pedoman POPT,2008: 38) 2
Log Y = 0.673 + 0.596 Log (X1) ± 0.11 ; (R = 0.37) Log Y = 0.503 + 0.365 Log (X1) + 0.380 Log (X2) ± 0.12 (R2=0.46)
Keterangan rumus peramalan serangan WBC pada musim kemarau dan hujan :
Y = Ramalan luas serangan yang akan terjadi pada musim yang akan datang.
47
X1 = Luas serangan yang terjadi pada 1 musim yang lalu.
X2 = Luas serangan yang terjadi pada 2 musim yang lalu.
2. Penyakit Tungro
Penyakit tungro diamati dengan menggunakan dua macam musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan dalam sebuah lahan sawah di suatu tempat Rumus peramalan serangan Tungro pada musim kemarau ( Pedoman POPT,2008:49 ) Log Y = 0.3122 + 0.7385 Log (X1) ± 0.1 ; (R2=0.55)
Log Y = 0.1929 + 0.375 Log (X1) ± 0.4972 Log (X2) ± 0.09 ;
(R2 =0.48; CL = 0.65)
Rumus peramalan serangan Tungro pada musim hujan (Pedoman POPT,2008:49) Log Y = 0.3394 + 0.8173 Log (X1) ± 0.09 ; (R2=0.60)
Log Y = 0.2712 + 0.718 Log (X1) ± 0.1324 Log (X2) ± 0.09 ;
(R2 =0.48; CL = 0.62) Keterangan rumus peramalan serangan tungro pada musim kemarau dan hujan :
Y = Ramalan luas serangan yang akan terjadi pada musim yang akan datang.
48
X1 = Luas serangan yang terjadi pada 1 musim yang lalu.
X2 = Luas serangan yang terjadi pada 2 musim yang lalu.
Jika luas serang sudah didapat, maka selanjutnya adalah mendapatkan intensitas yang terdapat di wilayah itu. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung intensitas serangannya, yaitu (Pedoman POPT, 2008) :
Intensitas = (Luas daerah terserang / Luas lahan tanam) x 100%
Jika intensitas sudah diperoleh, maka tahap selanjutnya adalah menentukan ambang batas serangan yang bisa ditoleransi berdasarkan nilai ambang yang terdapat pada pedoman POPT, dimana ambang batas dibagi dalam beberapa kategori kelompok (Ringan, Sedang, Berat, Puso).
Hasil analisa yang diperoleh dalam menentukan ambang batas toleransi berpengaruh juga terhadap luas serang dari hama WBC dan penyakit Tungro sehingga perlu adanya dua variabel yang menentukan apakah daerah tersebut terkena serangan atau tidak. Dua variabel itu tak lain adalah luas serang dan intensitas dimana masing-masing variabel tersebut mempunyai bobot yang sama dan saling berpengaruh antara satu sama lain.
4.4. PENENTUAN WILAYAH Dalam menentukan wilayah yang aman untuk menanam padi, maka tiap lahan sawah di kabupaten karawang akan diberi warna sesuai dengan tingkat intensitas penyerangan hama dan penyakit.
49
Hama WBC, tingkat intensitas pemberian warna yaitu: •
Hitam: Puso, tingkat intensitas > 90 % bahwa daerah tersebut sudah rusak total
•
Merah : Berat, kawasan/lahan tersebut sering diserang hama penyakit (tingkat intensitas antara 50 - 90% ). Kawasan ini tidak layak digunakan untuk menanam tanaman padi.
•
Kuning : Sedang, kawasan/lahan tersebut berada pada tingkat rawan terserang hama penyakit (tingkat intensitas 25 – 50%). Kawasan ini perlu perhatian khusus dalam penanganannya sebagai tindakan preventif untuk mencegah serangan hama penyakit yang cukup sering terjadi didaerah ini.
•
Hijau tua: Ringan, kawasan/lahan tersebut memiliki tingkat intensitas serangan yang rendah ( 0 - 25%). Kawasan ini cocok untuk ditanam tanaman padi karena tingkat intensitas serangannya sangat rendah.
Penyakit Tungro, tingkat intensitas pemberian warna yaitu: •
Hitam : Puso, tingkat intensitas > 75 % bahwa daerah tersebut sudah rusak total
•
Merah : Berat, kawasan/lahan tersebut sering diserang hama penyakit (tingkat intensitas antara 26 - 75% ). Kawasan ini tidak layak digunakan untuk menanam tanaman padi.
•
Kuning : Sedang, kawasan/lahan tersebut berada pada tingkat rawan terserang hama penyakit (tingkat intensitas 12 - 25%). Kawasan ini perlu perhatian khusus dalam penanganannya sebagai tindakan preventif untuk mencegah serangan hama penyakit yang cukup sering terjadi didaerah ini.
•
Hijau tua : Ringan, kawasan/lahan tersebut memiliki tingkat intensitas
50
serangan yang rendah ( 0 - 11%). Kawasan ini cocok untuk ditanam tanaman padi karena tingkat intensitas serangannya sangat rendah.
4.5. PENGHITUNGAN RUMUS Berdasarkan rumus yang diperoleh pedoman POPT 2008, untuk hama WBC di musim kemarau dengan menggunakan peramalan dua musim yaitu :
Log Y = 0.161 + 0.570 Log (X1) ± 0.278 Log (X2) ± 0.12 Dengan data dummy yang penulis coba untuk diterapkan yaitu: Ramalan kumulatif tambah serangan (KLTS) hama WBC pada musim kemarau 2004. Dilaporkan KLTS MH (Musim Hujan) 2003/2004 seluas 10 ha dan KLTS MK (Musim Kemarau) 2003 seluas 100 ha. Maka dapat diramalkan: Log Y = 0.161 + 0.570 log(X1) ± 0.278 Log (X2) ± 0.12 Log YMK = 0.161 + 0.570 log(10) + 0.278 log(100) Log YMK = 0.161 + 0.570 (1) + 0.278 (2) Log YMK = 0.161 + 0.570 (1) + 0.556 Log YMK = 1.287 YMK = 101.287 = 19,36 ha Minimum YMK = 101.287-0.12 = 101.167= 14.69 ha Maksimum YMK = 101.287+0.12 = 101.407= 25.53 ha
51
Jika angka ramal mendekati angka sebenarnya maka peramalan dianggap berhasil, dimana dilihat dari MAPE (Mean Absolute Percentage Error), standarisasi BBPOPT menggunakan MAPE = 60%, jika mendekati standarisasi MAPE tersebut maka peramalan dianggap sukses.
4.6. PEMBUATAN LAYER PETA Pembuatan layer peta akan dibagi menjadi tiga bagian layer, antara lain layer peta karawang, layer hama, dan layer penyakit. Proses pembuatan layer akan menggunakan Quantum GIS, dengan langkah-langkah : 1. Masuk kedalam program QuantumGIS, pilih new Project 2. Pilih project properties di menu Settings, pilih WGS84 3. Kemudian pilih toggle editing mode di menu utama, lakukan penggambaran sesuai dengan bentuk peta karawang sebenarnya dengan memilih capture poligon. 4. Kemudian isi field tabel untuk peta karawang ini, berupa ID dan Nama Kelurahan. 5. Setelah peta selesai dibentuk. 6. Buat layer-layer baru untuk melakukan pembatasan pada peta karawang (layer-layer penyakit) 7. Kemudian buat field tabel untuk layer yang berisi ID, luas wilayah dan tingkat intensitas. 8. Setelah layer-layer penyakit dibuat, maka selanjutnya dibuat layer-layer hama, cara pembuatannya hampir sama dengan layer-layer penyakit. 9. Setelah semua layer selesai dibuat maka selanjutnya adalah meng-import
52
file .shp dari tiap layer kedalam PostgreSQL yang selanjutnya akan dijelaskan pada sub bab 4.6.
4.7. KONVERSI DATA KE DATABASE POSTGRESQL File .shp yang sudah dibuat pada sub bab sebelumnya kemudian akan dipindahkan kedalam tabel yang terdapat pada PostgreSQL. Maksudnya adalah untuk memudahkan admin melakukan perubahan data pada obyek tertentu pada peta GIS sehingga informasi dapat selalu diperbaharui. Untuk melakukan perpindahan data kedalam tabel di PostgreSQL dengan langkah sebagai berikut (hatma, 2010) : 1. Jalankan PGAdmin, kemudian buat user baru dengan memilih menu Edit > New Object > New Login Role. Setelah muncul jendala Login Role, input data user. 2. Buat database baru dengan menggunakan template_postgis, yang dibuat dengan memilih database kemudian klik New Database. 3. Masukkan detail database, pilih pilihan template template_postgis. 4. Copy file-file .shp yang telah dibuat sebelumnya dari layer-layer yang akan digunakan sebagai webGIS
ke dalam direktori bin pada instalasi
server PostgreSQL (C:\Program files\PostgreSQL\8.2\bin) 5. Kemudian jalankan “psql” SQL terminal monitor, dan lakukan konversi dari semua file .shp kedalam bentuk *.sql dengan format “shp2pgsql [nama_shp] [nama_tabel] > [nama_filesql],sql” sehingga memperoleh
53
file dalam bentuk .sql 6. Mengamati file sql, yang isinya akan membuat tabel dan isinya sesuai dengan file shp. 7. Load semua file sql tersebut kedalam datase postgreSQL dengan cara mengeksekusi perintah dengan format “psql -d[target_database] f[file_sql]” pada SQL terminal monitor. 8. Buat index GIST pada masing-masing kolom yang bertipe geometry pada masing-masing tabel. Kemudian lakukan vacuum analyze, untuk mengupdate statistik geometry (lakukan vacuum secara rutin, terlebih ketika ada perubahan pada data spatial). 9. Membuat
grid
index
pada
masing-masing
tabel.
Karena
untuk
mempercepat query, maka diperlukan suatu kolom yang unique pada suatu tabel geometry, dengan index yang telah didefinisikan padanya. 10. Lihat pada pgAdmin, apakah seluruh tabel yang sebelumnya dibuat telah masuk kedalam database.
4.8. PEMBUATAN WEBGIS MENGGUNAKAN MAPSERVER Setelah semua tahap telah dilakukan, selanjutnya adalah dengan menyatukan layer-layer yang telah dibuat dengan data yang ada di database melalui sebuah framework mapserver sehingga dapat membentuk webGIS.
4.8.1. PEMBUATAN FILE MAP, PHTML, PHP Proses pertama yang harus dilakukan dalam membuat webGIS adalah dengan membuat file Map yang merupakan file dasar yang digunakan untuk
54
menggambarkan peta secara digital untuk ditampilkan dengan menggunakan mapserver. Untuk membuat file Map, terlebih dahulu harus menyiapkan layerlayer yang akan digunakan beserta data-data yang sudah tersimpan dalam database. Setelah semua bahan yang dibutuhkan telah disiapkan, maka selanjutnya adalah dengan membuat file Map dengan format berikut (Prahasta, 2007) : # # Komentar untuk mapfile ybs. # MAP
# definisi map
NAME karawang IMAGETYPE JPEG EXTENT -119.88000 36.53000 -119.33000 36.89000 STATUS ON UNITS
DD
SIZE 350 400 SHAPEPATH “c:\peta_karawang\shp” IMAGECOLOR 255 255 255 # # Pendefinisian layer # LAYER
# definisi layer
NAME karawang DATA sawah_k STATUS ON TYPE POLYGON CLASS NAME “karawang” STYLE COLOR 255 0 0 OUTLINECOLOR 0 0 0 END
55
END END END
Keterangan : •
Mapfile diatas memiliki object map dengan nama karawang yang berformat JPEG.
•
Batas koordinat peta tersebut ditentukan pada bagian EXTENT dengan acuan [Xmin, Ymin];[Xmax,Ymax]. Nilai-nilai ini diambil sebagai acuan dari peta aslinya.
•
STATUS baik LAYER maupun MAP semua dalam kondisi ON, sehingga dapat terlihat pada web.
•
UNITS disini berarti ukuran satuan pada jarak koordinat.
•
SIZE berisi ukuran peta yang akan ditampilkan berdasarkan pada file aslinya.
•
Semua file shp yang berbentuk spasial tersimpan dalam satu direktori yang terdapat pada SHAPEPATH
•
warna latar belakang peta ditentukan dengan menambahkan atribut IMAGECOLOR dengan format ukuran warna RGB.
•
Layer yang ditampilkan disini diberi nama karawang yang dibentuk dengan shapefile yang bernama sawah_k.
•
Layer karawang didefinisikan sebagai tipe poligon
•
CLASS digunakan untuk memberikan sentuhan warna pada layer.
56
4.8.2. KONFIGURASI FILE PETA, APLIKASI WEBGIS DAN SERVER DATABASE POSTGRESQL Setelah membuat file .map, .phtml dan .php yang kemudian dipasang di mapserver. Tahap yang dilakukan selanjutnya adalah mengubah arah pengambilan data sehingga proses pengambilan data berasal langsung dari database postgreSQL. Cara mengubahnya adalah dengan cara sebagai berikut : 1. Memberi tanda komentar (#) pada baris definisi data 2. Menyisipkan definisi pengambilan data dari database Penulisan nama kolom, nama tabel disini menggunakan huruf kecil karena jika menggunakan huruf besar maka artinya akan menjadi rancu (huruf besar disini sering diartikan sebagai bagian tertentu dalam definisi map). Selain itu penulisan untuk pengambilan data dari database tidak menggunakan sintaks SELECT dan WHERE melainkan menggunakan DATA
dan
FILTER.
Penggunaan
“USING
UNIQUE
[unique
index/primary key]” pada baris DATA digunakan untuk mempercepat query dengan menggunakan index. 3. Melakukan penyesuaian pada baris definisi lainnya. Bagian yang harus disesuaikan salah satunya adalah bagian pemberian label pada definisi CLASS. Pemberian nama pada LabelItem dan CLASSITEM menggunakan huruf kecil dengan tujuan menghilangkan kerancuan dalam pengelolaan data. Berikut salah satu contohnya. LabelItem "name" CLASSITEM "capital" CLASS EXPRESSION "1"
57
TEMPLATE "ttt_query.html" SYMBOL 2 SIZE 8 NAME "Cities" COLOR 0 0 0 END
4. Setelah melakukan penyesuaian pada definisi diatas, maka berikutnya melakukan penyesuaian pada definisi file map yang akan digunakan dengan format sebagai berikut : #DATA [nama_layer] CONNECTIONTYPE POSTGIS CONNECTION
“user=[user_id]
dbname=[nama_dtbase]
host=[url_host]
port=[port] password=[password]” DATA “[nama_field] FROM [nama_tabel] USING UNIQUE [index]” [[ FILTER [kondisi] ]] CLASSITEM [nama_class]
5. Kemudian melakukan uji coba apakah data yang ditampilkan sudah terhubung dengan server database.
4.9. DOKUMENTASI Dokumentasi merupakan suatu kebutuhan dalam pengembangan sistem atau software. Dokumentasi juga dapat juga menjadi salah satu media yang merekam kebutuhan user yang akan diimplementasikan dalam bentuk spesifikasi dan instruksi. Tujuan pembuatan dokumentasi perangkat lunak yaitu:
58
-
Memudahkan proses maintenance, tracking dan troubleshooting perangkat lunak
-
Memberikan informasi kepada pengguna dan administrator mengenai cara penggunaan dan pengelolaan sistem
-
Memudahkan komunikasi antar sesama tim pengembang, sehingga bekerja lebih efektif dan efisien
4.9.1. KOMPONEN YANG DIGUNAKAN Komponen yang dimaksudkan disini adalah Layer yang akan digunakan sebagai bahan kajian untuk menyajikan Sistem Informasi Geografis mengenai peringatan dini ini. Adapun layer yang digunakan antara lain, layer untuk mengetahui batas kecamatan di kabupaten Karawang, layer sawah yang terdapat di kabupaten Karawang. Rumus ramalan serangan hama dan penyakit tanaman padi adalah rumus yang digunakan untuk: 1. Menghitung Luas Serangan 2. Menghitung Intensitas
4.9.2. PEMBUATAN TABEL Tabel yang akan dibuat ada enam jenis berdasarkan kebutuhannya antara lain, tabel kecamatan, tabel hama, tabel penyakit, tabel tmp_hama, tabel tmp_penyakit, tabel users. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut.
59
a.) Tabel Kecamatan Tabel ini menyimpan data untuk batas kecamatan yang terdapat pada kabupaten Karawang, adapun struktur tabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut : Tabel admin_kecamatan Merupakan tabel yang digunakan untuk menyimpan data kecamatan mengenai nama kecamatan, lokasi kecamatan, luas kecamatan, luas tanam.struktur table yang digunakan seperti terlihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1. Struktur Tabel Kecamatan Nama Field
Type
Gid
Serial
KODE
Character varying/ KECAMATAN Character varying KABUPATEN Character varying PROPINSI Character varying AREA Double precision the_geom Geometry Luastanam
Real
Panjang Primary Key 1
12
2
Null Deskripsi N
Nomor identitas untuk tiap kecamatan agar dikenali oleh mapserver Kode kecamatan
17
Nama kecamatan
15
Nama kabupaten
11
Nama propinsi Luas area kecamatan Koordinat lokasi kecamatan pada peta Luas tanam di kecamatan
60
b.) Tabel Hama Wereng Batang Coklat (WBC) Tabel ini menyimpan data luas serangan & intensitas dari tiap hama yang dibagi per kecamatan. Adapun struktur tabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2. Struktur tabel WBC Nama Field
Type
KODE Luasserang
Character varying Real
Intensitas
Real
Panjang Primary Key 12 1
Null Deskripsi Kode kecamatan
Luasserangramal Real Intensitasramal
Real
Status
Character varying Character varying
10
Character varying Character varying
10
2
N
10
3
N
Rekomendasi
Tahun Musim
10
Luas serangan opt di kecamatan Intensitas serangan opt di kecamatan Ramalan Luas serangan Ramalan Intensitas serangan Status/kondisi sawah di kecamatan Sama dengan field status, hanya saja nilai yang ada di field ini digunakan sebagai variabel untuk menentukan langkah rekomendasi Tahun dimana periode berlangsung Musim Kemarau/Hujan
61
c.) Tabel Tmp_Hama Wereng Batang Coklat (WBC) Tabel ini menyimpan data luas serangan & intensitas ramalan dari tiap hama yang dibagi per kecamatan pada periode musim mendatang. Adapun struktur tabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut seperti yang terlihat pada Tabel 4.3
Tabel.4.3. Struktur tabel tmp_WBC Nama Field
Type
KODE Luasserang
Character varying Real
Intensitas
Real
Panjang Primary Key 12 1
Null Deskripsi Kode kecamatan
Luasserangramal Real Intensitasramal
Real
Status
Character varying Character varying
10
Character varying Character varying
10
2
N
10
3
N
Rekomendasi
Tahun Musim
10
Luas serangan opt di kecamatan Intensitas serangan opt di kecamatan Ramalan Luas serangan Ramalan Intensitas serangan Status/kondisi sawah di kecamatan Sama dengan field status, hanya saja nilai yang ada di field ini digunakan sebagai variabel untuk menentukan langkah rekomendasi Tahun dimana periode berlangsung Musim yang akan dating
62
d.) Tabel Penyakit Tungro Tabel ini menyimpan data luas serangan & intensitas dari tiap penyakit yang dibagi per kecamatan. Adapun struktur tabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut seperti yang terlihat pada Tabel 4.4
Tabel. 4.4 Struktur Tabel Tungro Nama Field
Type
KODE Luasserang
Character varying Real
Intensitas
Real
Panjang Primary Key 12 1
Null Deskripsi Kode kecamatan
Luasserangramal Real Intensitasramal
Real
Status
Character varying Character varying
10
Character varying Character varying
10
2
N
10
3
N
Rekomendasi
Tahun Musim
10
Luas serangan opt di kecamatan Intensitas serangan opt di kecamatan Ramalan Luas serangan Ramalan Intensitas serangan Status/kondisi sawah di kecamatan Sama dengan field status, hanya saja nilai yang ada di field ini digunakan sebagai variabel untuk menentukan langkah rekomendasi Tahun dimana periode berlangsung Musim Kemarau/Hujan
63
e.) Tabel Tmp_Penyakit Tungro Tabel ini menyimpan data luas serangan & intensitas ramalan dari tiap hama yang dibagi per kecamatan pada periode musim mendatang. Adapun struktur tabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut seperti yang terlihat pada Tabel 4.5
Tabel. 4.5. Struktur Tabel tmp_Tungro Nama Field
Type
KODE Luasserang
Character varying Real
Intensitas
Real
Panjang Primary Key 12 1
Null Deskripsi Kode kecamatan
Luasserangramal Real Intensitasramal
Real
Status
Character varying Character varying
10
Character varying Character varying
10
2
N
10
3
N
Rekomendasi
Tahun Musim
10
Luas serangan opt di kecamatan Intensitas serangan opt di kecamatan Ramalan Luas serangan Ramalan Intensitas serangan Status/kondisi sawah di kecamatan Sama dengan field status, hanya saja nilai yang ada di field ini digunakan sebagai variabel untuk menentukan langkah rekomendasi Tahun dimana periode berlangsung Musim yang akan dating
64
f.) Tabel Users Tabel ini menyimpan data pengguna yang berperan dalam mengelola datadata yang berisi informasi luas serangan dan intensitas luas serangan & intensitas dari hama dan penyakit tanaman padi. Adapun struktur tabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut seperti yang terlihat pada Tabel 4.6
Tabel. 4.6. Struktur Tabel Users Nama Field Id UserId Pwd Nama Lastlogin Lvl
Type Character varying Character varying Character varying Character varying Date Character varying
Panjang Primary Key 5 1
N
Nomor identitas user
25
N
ID user
N
Password user
2
15
Null Deskripsi
50
10
Nama user Tanggal terakhir user login Level user: 1.Admin 2.supervisor
4.10. IMPLEMENTASI APLIKASI KE SERVER 4.10.1. PROSES INSTALASI APLIKASI SIG
Berikut akan dijelaskan proses instalasi SIG yang terdapat pada komputer server. Proses instalasi melalui dua tahap instalasi antara lain :
1. Instalasi aplikasi pendukung seperti framework, mapserver
65
2. Instalasi database pada server
4.10.2. INSTALASI APLIKASI PENDUKUNG
Untuk menampilkan Sistem Informasi Geografis pada web memerlukan perangkat/aplikasi pendukung, antara lain mapserver dan framework. Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap instalasi aplikasi pendukung tersebut dimulai dari penginstalan mapserver hingga instalasi framework untuk menampilkan peta digital.
4.10.3. INSTALASI MAPSERVER
Untuk melakukan instalasi pada mapserver cukup dengan mengekstrak komponen mapserver secara keseluruhan kedalam sebuah folder (defaultnya adalah drive c). Adapun langkah-langkahnya antara lain:
1. Ekstrak ms4w_3.0.3.zip ke c:\ 2. Jika sudah diekstrak maka akan terbentuk sebuah folder ms4w di drive c, selanjutnya adalah melakukan instalasi apache pada windows dengan mengklik dua kali apache-install.bat 3. Setelah apache sudah terpasang di windows, kemudian buka halaman default
mapserver
melalui
browser
dengan
http://localhost 4. Apabila berhasil akan tampil seperti gambar 4.3.
mengetik
alamat
66
Gambar 4.3. Halaman default mapserver.
4.10.4. INSTALASI PMAPPER
Pmapper merupakan framework yang digunakan untuk menampilkan peta digital dengan beragam fitur yang menarik berbasis php/mapscript. Adapun langkah-langkah instalasinya antara lain :
1. Ekstrak pmapper-4.2.0-ms4w.zip ke folder tempat menyimpan ms4w 2. Setelah proses ekstraksi, maka selanjutnya adalah melakukan konfigurasi setting yang terdapat pada pmapper yang ada di config/config_default.xml 3. Kemudian ketik/sesuaikan dengan script yang tertera berikut ini : <map> <mapFile>karawang.map
67
<tplMapFile>common/template.map
Kecamatan Sawah wbc blb Kecamatan Sawah wbc blb <defGroups>
Kecamatan 1 png8 jpeg
68
jpl_wms_global_mosaic dem --> <sliderMax>max <sliderMin>100000
Gambar 4.4. Tampilan utama Aplikasi SIG Kabupaten Karawang.
69
4.10.5. INSTALASI DATABASE
Database yang terdapat disini digunakan untuk menyimpan data baik hasil peramalan serangan opt, koordinat lokasi yang terdapat pada peta, data lahan sawah dan data kecamatan yang ada di kabupaten karawang. Namun untuk melakukan diperlukan dua macam instalasi yang saling berhubungan dengan mapserver.
4.10.6. INSTALASI POSTGRESQL
PostgreSQL dipilih karena arsitektur datanya yang sudah dikenal cukup flexibel
dibandingkan
database
engine
lainnya.
Kemampuannya
dalam
mengorganisasikan data dan membuat tipe data objek yang sesuai dengan keinginan pengguna melalui berbagai macam plugin yang tersedia di internet menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam membuat aplikasi Sistem Informasi Geografis ini. Adapun proses instalasi PostgreSQL ini antara lain :
1. Menjalankan program setup postgresql-8.3.13-1-windows.exe 2. Kemudian akan muncul window dialog instalasi PostgreSQL. Klik Next hingga diminta untuk pengaturan nama user, password, port yang akan digunakan. 3. Setelah itu postgreSQL siap digunakan.
70
4.10.7. INSTALASI POSTGIS
Apabila PostgreSQL sudah terinstal dikomputer, maka selanjutnya adalah instalasi plugin PostGIS sebagai penghubung data geometry yang ada di PostgreSQL untuk dapat ditampilkan di mapserver. Adapun langkah instalasinya antara lain :
1. Menjalankan program postgis-pg83-setup-1.5.2-1.exe 2. Kemudian klik Next hingga proses instalasi selesai. 3. Untuk melakukan ujicoba koneksi antara PostgreSQL dan Mapserver, buatlah sebuah script sederhana sebagai berikut :
4. Kemudian simpan script itu dalam bentuk test.php, taruh file tersebut kedalam folder ms4w/apache/htdocs sehingga menjadi ms4w/apache/htdocs/test.php.
71
5. Kemudian jalankan script tersebut di browser dengan mengetik alamat http://localhost/test.php. Jika koneksi berhasil dilakukan, maka akan muncul tulisan seperti gambar 4.5.
Gambar 4.5. Koneksi PostgreSQL dengan Mapserver yang sukses.
4.11. APLIKASI RAMALAN Berikut ini adalah aplikasi yang dibuat untuk meramal serangan hama dan penyakit tanaman padi di karawang seperti terlihat pada Gambar 4.6
72
Gambar 4.6. Hasil aplikasi peramalan
Gambar diatas adalah peta kabupaten Karawang. Gambar peta yang berwarna yang muncul adalah intensitas hama dan penyakit tanaman padi di kabupaten Karawang. Intensitas hama dan penyakit tanaman padi ada dalam tabel 4.7. Intensitas tersebut dapat memberikan informasi ambang batas dalam pengendalian OPT
73
Tabel 4.7. Warna wilayah dan batas ambang pengendalian OPT Nama OPT
Warna
Status Tingkat Kerusakan
Batas ambang pengendalian
Wereng Batang Coklat (WBC)
Hijau Tua
Ringan
0 - 25%
Kuning
Sedang
25 - 50%
Merah
Berat
50 - 90%
Hitam
Puso
> 90%
Hijau Tua
Ringan
0 – 11%
Kuning
Sedang
12 - 25%
Merah
Berat
26 - 75%
Hitam
Puso
> 75%
Tungro
Untuk melakukan proses input data, jika pengguna berhasil login sebagai administrator maka akan tampil halaman seperti yang terlihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7. Tampilan halaman admin
Pada Gambar 4.7., administrator dapat melakukan proses peramalan data dengan menekan tombol proses pada menu Input Data. Selain melakukan proses input
74
data ramalan, administrator juga dapat melakukan input data lapangan yang merupakan data luas serangan yang sesungguhnya terjadi. Proses input data lapangan ini seperti telihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8. Form input data.
Selain dapat melakukan proses input data, administrator juga dapat melihat data hasil ramalan pada musim-musim sebelumnya dengan memilih menu Data Serangan Hama [WBC/Tungro]. Jika memilih menu Data Serangan WBC, maka data yang akan ditampilkan adalah data serangan dari hama Wereng Batang Coklat (WBC) sedangkan jika memilih menu Data Serangan Tungro, maka data yang akan ditampilkan adalah data serangan dari penyakit Tungro. Untuk contoh data hasil ramalan serangan WBC bisa dilihat pada Gambar 4.9.
75
Gambar 4.9. Hasil inputan ramalan
Pada tampilan peta SIG, pengguna dapat melihat informasi yang disajikan untuk luas serangan dan intensitas ramalan dari kecamatan tertentu seperti yang terlihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10. Hasil informasi detail yang ditampilkan
Dari hasil ramalan serangan OPT maka diperoleh rekomendasi untuk pengendalian OPT tersebut seperti yang terlihat pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9.
Tabel 4.8. Rekomendasi hasil ramalan hama WBC. Nama OPT
Wereng Batang Coklat (WBC)
Warna
Hijau Tua
Kuning
Merah
Hitam
Status Tingkat Kerusakan Ringan
Sedang
Berat
Puso
Batas ambang pengendalian 0 - 25%
25 - 50%
50 - 90%
> 90%
Kerusakan
Pengendalian
Sebagian daun pertama menguning, belum terjadi kelayuan tanaman, ada sedikit embun jelaga
-
Sebagian daun pertama dan kedua menguning, daun agak layu, banyak ditemukan embun jelaga
-
Sebagian besar daun menguning, daun bagian bawah layu, tanaman agak kerdil, embun jelaga sangat banyak, daun mengeriting dan hampir layu
-
Layu sempurna, tanaman mati
Pencabutan / Eradikasi tanaman padi, sebagian dan keseluruhan
-
-
-
Genangi pesemaian hingga yang terlihat hanya ujung batang (yang terlihat hanya ujung daun) selama sehari – untuk membunuh telur Gunakan pestisida Buprofezin 1 – 2 liter / kg per Ha Sapu pesemaian dengan jaring (cara ini hanya dapat mengurangi populasi yang berada di atas, sedangkan yang tersembunyi di batang bawah) Gunakan pestisida Buprofezin, 1 – 2 liter / kg per Ha Imidakroprid, 2 cc / g per liter air Jika populasi sudah tinggi dan diperkirakan akan mengakibatkan kerusakan gunakan pestisida kontak (knockdown) Penyemprotan dilakukan berdasarkan hasil pengamatan. Gunakan pestisida Buprofezin 1 – 2 liter / kg per Ha , Imidakroprid 2 cc / g per liter air , Karbamat 400 – 500 liter larutan per Ha, BPMC 30 – 35 tanki per Ha (ukuran tanki 14 liter), Karbofuran Tabur karbofuran 4-6 kg pada pesemaian 400-500 m2 di daerah serangan virus
76
Tabel 4.9. Rekomendasi hasil ramalan penyakit Tungro. Nama OPT
Warna
Status Tingkat Kerusakan
Batas ambang pengendalian
Kerusakan
Pengendalian
Tungro
Hijau Tua
Ringan
0 – 11%
Tanaman berwarna hijau agak tua,
Pemberian pestisida Mipcin 50 WP dosis aplikasi sebanyak 1 Kg/Ha
Kuning
Sedang
12 - 25%
Tanaman hijau lebih tua, batang sedikit bercabang
-
Pemberian pestisida Mipcin 50 WP dosis aplikasi sebanyak 1 Kg/Ha
-
Pemberian Applaud 10 WP dosis aplikasi sebanyak 1 Kg/Ha
Merah
Berat
26 - 75%
Tanaman hijau tua, batang bercabang, daun terpuntir
-
Pemberian pestisida Mipcin 50 WP dosis aplikasi sebanyak 1 Kg/Ha
-
Pemberian Applaud 10 WP dosis aplikasi sebanyak 1 Kg/Ha
-
Dharmabas 50 EC dosis aplikasi sebanyak 17 Kg/ Ha
Hitam
Puso
> 75%
Tanaman terlihat kering, batang bercabang, daun sobek, ada pembengkakan pada bagian pelepah atau ibu tulang daun
Pencabutan / Eradikasi tanaman padi, sebagian dan keseluruhan
77
78
4.12. Kelebihan Aplikasi Yang Dipakai Aplikasi yang dibuat ini mempunyai beberapa keuntungan yang dapat dimanfaatkan antara lain, 1. Dengan adanya aplikasi web ini, pihak pengguna dalam hal ini pihak atasan dapat mengetahui tempat kejadian yang mempunyai tingkat serangan yang cukup parah. 2. Aplikasi ini dapat akses dimana saja karena sifatnya yang mobile, sehingga pihak pengguna cukup membutuhkan koneksi internet dan browser untuk dapat melihat proses peringatan dini.
4.13. Kekurangan Aplikasi Yang Dipakai Adapun kekurangan aplikasi ini adalah, proses peramalan berdasarkan subround hst yang sudah ada datanya dan sangat bergantung pada umur tanaman padi (tiga bulan).
4.14.Dokumentasi Program 4.14.1. Pendahuluan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk meramalkan keadaan luas serangan organisme pengganggu tanaman (opt) padi untuk musim yang akan datang. Aplikasi ini akan bertindak sebagai pengingat serangan dini apabila jumlah luas serangan dari opt telah melewati ambang batas toleransi sesuai dengan yang tertulis pada pedoman.
79
4.14.2. Instalasi perangkat Untuk menjalankan aplikasi ini terlebih dahulu komputer yang akan dijadikan server harus memasangkan aplikasi pendukung diantaranya : 1. MapServer for Windows (MS4W) 2. Pmapper 3. PostgreSQL 4. PostGIS
4.14.2.1. MapServer for Windows (MS4W) Aplikasi ini dapat diunduh di http://mapserver.org/download.html atau bisa dijalankan di folder Aplikasi dari CD yang diberikan. Adapun versi mapserver yang penulis gunakan hingga saat ini adalah versi 5.2.1. Cara instalasinya cukup mudah hanya dengan melakukan extract ke lokasi yang dituju.
4.14.2.2. Pmapper Pmapper
merupakan
sebuah
framework
yang
berfungsi
untuk
menampilkan peta digital dari aplikasi yang dibuat. Pmapper bisa diunduh di http://pmapper.net/download.shtml atau bisa dijalankan di folder Aplikasi dari CD yang diberikan. Adapun versi pmapper yang penulis gunakan adalah versi 4.2.0, dimana versi tersebut memerlukan ms4w versi 5.2 ke atas untuk dapat menggunakannya. Cara instalasinya hanya dengan melakukan ekstrak pada direktori ms4w.
80
4.14.2.3. PostgreSQL Aplikasi ini merupakan aplikasi pendukung yang digunakan untuk menyimpan data baik berupa gambar maupun tulisan yang akan digunakan pada mapserver. Adapun versi aplikasi yang digunakan oleh penulis hingga saat ini adalah
versi
8.3.
Aplikasi
tersebut
bisa
diunduh
dari
http://www.postgresql.org/download/ atau bisa dijalankan di folder Aplikasi dari CD yang diberikan. Cara instalasi pun cukup mudah, akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Membuka file .exe dengan melakukan klik dua kali. 2. Kemudian memasukan userid dan password yang ingin dipakai, setelah itu klik next 3. Kemudian memasukan port yang akan digunakan, setelah itu klik next 4. Proses instalasi postgresql telah selesai. Jika proses instalasi berjalan dengan sukses, maka selanjutnya adalah menambahkan aplikasi pendukung lainnya, yaitu PostGIS.
4.14.2.4. PostGIS Aplikasi ini merupakan plugin pada postgreSQLyang berfungsi sebagai pemroses gambar peta digital agar dapat tersimpan kedalam postgreSQL. Aplikasi ini bisa diunduh di http://postgis.refractions.net/download/ atau bisa dijalankan di folder Aplikasi dari CD yang diberikan. Cara instalasinya akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Membuka file .exe dengan melakukan klik dua kali 2. Kemudian memasukan konfirmasi password yang digunakan pada
81
postgreSQL, kemudian klik next 3. Kemudian memasukan nama basis data yang digunakan. 4. Instalasi PostGIS telah selesai dilakukan.
4.14.2.5. Instalasi Aplikasi SIG peringatan dini Setelah semua aplikasi pendukung telah dipasang, maka selanjutnya adalah melakukan pemasangan/instalasi aplikasi SIG dengan memindahkan aplikasi yang terdapat pada folder karawang di dalam cd kedalam direktori yang ada di aplikasi ms4w. (root:\ms4w\apache\htdocs\). Setelah proses salin selesai dilakukan, untuk selanjutnya adalah melakukan restore data yang akan digunakan dengan menggunakan data yang terdapat pada folder backup di dalam cd. Adapun cara restore data yang dilakukan menggunakan bantuan aplikasi postgreSQL. Karenanya perlu dijalankan aplikasi postgreSQL. Setelah postgreSQL dijalankan, berikutnya akan dijelaskan sebagai berikut : •
Sorot kursor pada basis data yang ingin dituju (disini penulis menggunakan postgis sebagai basis data default)
•
Klik restore yang terdapat pada menu bar, kemudian pilih file yang berektensi .backup yang terdapat pada folder backup
•
Kemudian klik OK, ulangi proses ini hingga semua file berekstensi .backup telah selesai diproses.
•
Setelah proses pemindahan data selesai dilakukan. Untuk selanjutnya adalah menampilkan aplikasi kedalam browser.
82
Untuk menampilkan aplikasi kedalam browser dengan cara membuka browser dengan klik dua kali, kemudian ketik http://localhost/karawang pada address bar sehingga akan terlihat seperti Gambar 4.11.
Gambar 4.11. Tampilan aplikasi SIG.
4.14.3. Tabel yang digunakan Aplikasi ini menggunakan enam tabel untuk menyimpan data, yaitu tabel admin_kecamatan, tabel wbc, tabel tmp_wbc, tabel tungro, tabel tmp_tungro, tabel users. Untuk penjelasan kegunaan masing-masing tabel dapat dilihat pada Tabel 4.10.
83
Tabel 4.10. Penjelasan Tabel yang digunakan di Aplikasi SIG Nama Tabel
Deskripsi
admin_kecamatan
Menampilkan batas-batas kecamatan yang terdapat di kabupaten Karawang.
Wbc
Menyimpan data-data mengenai luas serangan dari opt Wereng Batang Coklat (WBC) per musim.
Tmp_wbc
Menyimpan data sementara mengenai luas serangan dari opt WBC untuk musim mendatang.
Tungro
Menyimpan data-data mengenai luas serangan dari opt Tungro per musim.
Tmp_tungro
Menyimpan data sementara mengenai luas serangan dari opt Tungro untuk musim mendatang.
Users
Menyimpan data pengguna yang dapat melakukan proses peramalan.
Dari masing-masing tabel yang digunakan mempunyai struktur yang dibuat dengan spesifikasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk struktur tabel admin_kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Untuk struktur tabel wbc dan tmp_wbc dapat dilihat pada Tabel 4.2. dan Tabel 4.3. Dimana dalam tabel tersebut akan dijelaskan
field-field yang
menyimpan data luas serangan. Struktur tabel users dapat dilihat pada Tabel 4.6. yang digunakan untuk menyimpan data pengguna. Struktur tabel untuk menyimpan penyakit Tungro dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5. yang berisi mengenai struktur tabel tungro dan tmp_tungro.
4.14.4. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Aplikasi ini dibuat untuk melakukan peramalan yang akan diproses untuk musim mendatang seperti yang telah dijelaskan pada sesi pendahuluan. Aplikasi ini bertindak sebagai sistem peringatan dini yang dapat memberitahukan informasi
84
kepada pengguna apabila luas serangan dari opt sudah melewati ambang batas yang tertera pada pedoman. Struktur navigasi dari aplikasi yang dibuat akan terlihat seperti pada Gambar 4.12. dan untuk mengetahui penjelasan dari masingmasing komponen yang terdapat didalamnya dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Gambar 4.12. Struktur navigasi Aplikasi SIG.
85
Tabel 4.11. Komponen Aplikasi SIG Nama Komponen
Deskripsi
Input Data (Ramalan)
Komponen ini berfungsi untuk melakukan proses input data yang akan diramalkan untuk musim mendatang
Lihat Data (Hasil Ramal)
Komponen ini berfungsi untuk melihat data ramalan. Hasil dari ramalan ini dapat dicetak melalui media pdf atau pun cetak langsung di browser.
Bantuan
Komponen ini berfungsi untuk menampilkan bantuan petunjuk fungsi dari tombol-tombol yang terdapat pada sebelah kanan tampilan peta.
Print
Komponen ini berfungsi untuk mencetak tampilan peta secara keseluruhan dalam ukuran piksel tertentu.
Download
Komponen ini berfungsi untuk mengunduh tampilan yang tertera pada peta ke media yang ditentukan.
Link
Komponen ini berfungsi sebagai penghubung, apabila sewaktu-waktu pengguna ingin mempromosikan alamat web tempat aplikasi ini dipasang.
Komponen dibawah ini bisa dilihat apabila pengguna telah login dan mempunyai tingkat sebagai administrator. Ubah Data User
Berfungsi untuk mengubah data pengguna yang dapat mengakses proses ramalan dalam situs ini.
Ubah Data WBC
Berfungsi untuk mengubah/memasukan data luas serangan opt wereng batang coklat (wbc) yang terjadi pada musim tertentu baik berupa data ramalan maupun data lapangan.
Ubah Data Tungro
Berfungsi untuk mengubah/memasukan data luas serangan opt tungro yang terjadi pada musim tertentu baik berupa data ramalan maupun data lapangan.
Proses peringatan dini dimulai dengan melakukan input data sebelumnya dengan mengklik Input Data Ramalan. Kemudian user akan diminta untuk melakukan autentifikasi login sesuai dengan kecamatan tempat user berasal dan status dari user tersebut. Status yang ada disini ada dua jenis, yaitu tingkat
86
administrator dan tingkat supervisor.
Tingkat supervisor Untuk tingkat ini, apabila user sudah berhasil melakukan login maka akan muncul halaman inputan seperti yang terlihat pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13. Form inputan tingkat supervisor.
Sebagai contoh, apabila user memilih jenis opt wereng batang coklat (wbc), maka akan diproses ramalan hama WBC dari satu musim lalu dan dua musim lalu apabila datanya tersedia. Kemudian apabila user telah melakukan input, klik Proses untuk melanjutkan dan data akan tersimpan kedalam database. Data-data yang diinput tersebut kemudian diproses, menggunakan rumus sesuai dengan pilihan yang dipilih dan kemudian ditentukan statusnya. Sebagai contoh bisa dilihat pada Gambar 4.9. Untuk jenis penanganan terhadap peringatan dini yang terjadi di setiap kecamatan berbeda, tergantung pada status yang ada. Apabila status kecamatan tersebut masih dalam status aman-sedang, maka sawah yang terdapat dalam kecamatan tersebut masih tergolong baik dan masih dalam ambang batas pengendalian seperti yang terlihat pada Gambar 4.14.
87
Gambar 4.14. Contoh hasil peringatan dini pada periode Oktober 2011.
Tingkat administrator Administrator merupakan pengelola dari aplikasi ini, dimana seorang administrator mempunyai hak dalam melakukan perubahan data inputan dan data user. Bahkan administrator pun dapat melakukan proses penginputan data sama seperti tingkat user seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.6.
4.14.5. Alur sistem dari aplikasi Pengguna yang mengakses aplikasi web ini dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu Administrator, Supervisor, Pengguna. Untuk tingkatan tertinggi berada di pihak administrator yang bertugas untuk mengelola aplikasi web SIG ini, supervisor bertugas untuk melakukan proses ramalan untuk musim mendatang, sedangkan pengguna hanya dapat melihat web tersebut dan dapat mencetak hasil ramalan tersebut jika perlu. Untuk skenario yang digunakan dalam aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 4.15.
88
Gambar 4.15. Diagram Usecase Aplikasi SIG
Keterangan/Action : 1. Administrator : Proses Ramalan Hama WBC, Proses Ramalan Penyakit Tungro, Input Data Hama WBC, Input Data Penyakit Tungro, Lihat Data Ramalan, Cetak Laporan Hasil. 2. Supervisor : Proses Ramalan Hama WBC, Proses Ramalan Penyakit Tungro, Lihat Data Ramalan, Cetak Laporan Hasil. 3. Pengguna : Lihat Data Ramalan, Cetak Laporan Hasil
Skenario : 1. Administrator/supervisor dapat melakukan proses ramalan untuk hama
89
wbc & penyakit tungro yang berada di musim mendatang. 2. Apabila, musim yang diramal sudah selesai maka administrator dapat melakukan inputan data sebenarnya dari penyakit tungro dan hama wbc yang terjadi pada musim itu. (contoh : administrator dapat melakukan input untuk data sebenarnya dari musim hujan yang diramalkan.) 3. Pengguna/supervisor/administrator dapat melihat data hasil ramalan & data sesungguhnya (bila sudah ada) pada aplikasi SIG.
Proses dari tampilan data ramalan akan dijelaskan pada diagram alur pada Gambar 4.16. Pada gambar tersebut akan dijelaskan proses yang terjadi hingga menampilkan peta ke aplikasi SIG.
90
Gambar 4.16. Diagram alur proses Aplikasi SIG.
Seperti yang terlihat pada Gambar 4.16. bahwa pada saat membuka aplikasi web ini pertama kali, pengguna diberi kebebasan dalam memilih. Apabila pengguna merasa memiliki hak untuk melakukan proses aplikasi, maka pengguna dapat login dan harus memiliki tingkatan administrator/supervisor untuk dapat melakukannya. Jika pengguna tidak mempunyai hak akses, maka pengguna dapat langsung melihat tampilan peta SIG. Hal ini dimaksudkan agar data dapat dikelola dengan baik dengan adanya pengelolaan dari pihak administrator selaku sebagai pihak pengelola.
91
4.14.6. Penggolongan Musim pada aplikasi SIG Proses penggolongan musim ramal untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua musim, sesuai dengan kondisi geografis yang ada di Indonesia, yaitu musim hujan dan kemarau. Untuk mengetahui bulan yang termasuk dalam musim hujan dan kemarau dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Ketentuan Musim Nama Musim
Bulan
Hujan
Oktober – Maret
Kemarau
April – September
4.14.7. Batas ambang Pengendalian pada aplikasi SIG Sesuai dengan yang tertera pada buku pedoman, maka batas ambang pengendalian yang diterapkan dalam pemberian warna wilayah didalam aplikasi adalah berdasarkan tingkat intensitas dari serangan yang dilakukan opt. Batas ambang pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 4.7. Untuk pemberian warna hijau muda/status Aman, hal itu berarti dalam wilayah tersebut tidak terkena serangan atau tingkat intensitas serangannya adalah 0. Sedangkan untuk tingkat kerusakan ringan terhitung dari nilai diatas nol termasuk digit angka dibelakang koma (misalnya : 0.001 %).
4.14.8. Ketentuan Penggunaan Untuk menggunakan aplikasi ini agar dapat berjalan lancar sebagaimana mestinya, maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut : 1. Untuk pihak pengelola (administrator), diharuskan untuk melakukan
92
pemasukan data lapangan apabila musim yang diramalkan telah berakhir. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi kesalahan pada sistem dalam meramalkan data untuk musim berikutnya. 2. Data yang sudah dimasukan dapat diubah kembali apabila tidak sesuai atau ada koreksi data dari pihak yang berwenang. 3. Disarankan untuk melakukan backup data secara berkala untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Adapun cara mem-backup data dari postgreSQL dapat dilihat pada sesi 4.13.9. TroubleShooting atau dapat mengunjungi langsung ke alamat http://www.postgresql.org/docs/8.3/static/backup.html
4.14.9. Troubleshooting Berikut ini mungkin beberapa masalah yang muncul yang terjadi dalam proses aplikasi yang sedang berjalan. •
Mapserver tidak dapat dijalankan. Solusinya : Kemungkinan ada service dari mapserver lain yang sedang berjalan pada komputer. Cara mengatasinya adalah dengan menghentikan salah satu service tersebut. 1. Dengan cara klik [Start] > [Control Panel] > [Administrator Tools] > [Service]. 2. Kemudian cari service yang berhubungan dengan mapserver tersebut dan menghentikannya dengan cara klik kanan pada servis yang dimaksud dan pilih STOP.
93
•
Mapserver sudah terpasang dan aplikasi juga sudah terpasang tetapi tidak muncul gambar petanya. Solusinya : Pastikan versi mapserver (ms4w) yang digunakan sudah mendukung versi framework yang digunakan. Silahkan baca kembali sesi 4.13.2. Instalasi Perangkat.
•
Bagaimana cara melakukan proses backup data di postgreSQL ? Solusinya : Untuk melakukan backup data, ada beberapa cara merujuk pada http://www.postgresql.org/docs/8.3/static/backup.html
,
namun
jika
pengguna ingin memakai cara yang mudah akan disertakan langkahlangkahnya seperti berikut : 1. Buka PGAdminIII. 2. Pilih tabel yang akan di-backup, kemudian klik kanan dan pilih backup. 3. Dalam proses backup, terdapat beberapa pilihan. Jika pengguna ingin data-data yang terdapat didalamnya ikut tersimpan, maka centang pilihan With Insert Command. 4. Klik OK, maka data dari tabel tersebut sudah selesai di-backup.