BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisis Perhitungan Model scoring ini adalah model perhitungan yang cepat dan mudah untuk mengidentifikasikan keputusan yang mempunyai beragam criteria. Perhitungan dalam model ini dilakukan dengan cara mengkuantitatifkan data kualitatif menjadi score tertentu, dan selanjutnya adalah menjumlahkan nilainilai yang diperoleh tersebut. Total score yang dihasilkan akan menjadi acuan untuk keputusan kredit yang akan dibuat. Apabila total score melebihi tingkat cutoff score batas atas yang ditetapkan, maka aplikasi calon debitur disetujui, apabila total score yang di dapat berada diantara cutoff score batas atas dan batas bawah, maka aplikasi dapat dipertimbangkan, sedangkan apabila total score yang di dapat berada di bawah cutoff score batas bawah maka aplikasi kredit dapat ditolak atau dipertimbangkan kembali dengan melihat situasi dan kondisi yang ada.
49
4.2
Cara Mengkuantitatifkan Data Berdasarkan formulir aplikasi yang diperoleh dari BPR GM, maka penulis menggunakan pengalaman dari BPR GM itu sendiri di dalam pengembangan scoring system. Atribut-atribut yang terdapat di dalam formulir permohonan kredit digunakan sebagai dasar dalam penilaian scoring ini, di mana setiap atribut diberikan bobot tertentu, dengan menggunakan bobot dari angka minus seratus sebagai angka terendah, sampai dengan angka lima sebagai angka tertinggi. Bobot tersebut akan berubah sesuai dengan kondisi atribut tersebut. Pemberian score dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Setiap atribut yang memiliki kondisi yang lebih baik dari atribut sebelumnya, nilainya akan bertambah satu. 2. Setiap atribut yang memiliki kondisi yang dianggap kurang baik dari atribut sebelumnya, maka nilainya dikurangi satu. 3. Khusus untuk atribut kredibilitas, jika statusnya adalah tidak baik, maka score atribut itu adalah -100. 4. Setiap atribut dikelompokan ke dalam beberapa interval sesuai dengan ketentuan pihak manajemen dari BPR GM. Atribut-atribut tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan 5 C dan keterangan lainnya, namun hanya diambil empat diantara lima bagian tersebut. Atribut dan keterangan tersebut meliputi : 1. Kondisi jaminan.
50
2. Pribadi pemohon. 3. Penghasilan bersih. 4. Analisis risiko kredit. 5. Kekayaan lain. Kriteria tersebut akan dibagi lagi menjadi beberapa atribut lain yang akan diberi bobot. Untuk bobotnya sendiri dan maksimum score yang didapat untuk masing-masing kategori dapat kita lihat dari table di bawah ini : Tabel 4.1 Kriteria dan Bobot Score-nya Kriteria Kondisi Jaminan Data pribadi Penghasilan Bersih Analisis Risiko kredit Kekayaan lain
Bobot persentase 30% 25% 20% 20% 5% Total Score
Maksimum Score 30 25 20 20 5 100
Untuk mendapatkan score dari masing-masing kategori, maka dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut Jumlah score atribut Total Maksimum score perkategori
x Maksimum score perkategori
Contoh perhitungan score: Untuk kategori data pribadi, maksimum score-nya adalah 42 point. Jika jumlah atribut untuk kategori data pribadi adalah 30 point, maka score-nya adalah : 30 x 25 = 17.86 point 42
51
Setelah mendapatkan seluruh score untuk perkategorinya, maka langkah selanjutnya adalah menjumlahkan seluruh score yang didapat dan dibandingkan dengan cutoff score-nya. Hasil dari perhitungan yang didapat jika pointnya berupa pecahan, maka secara otomatis dibulatkan ke atas. Atribut-atribut yang ada di dalamnya itu akan kita kuantitatifkan berdasarkan formulir aplikasi kredit adalah sebagai berikut: 1. Kondisi Jaminan Kondisi jaminan ini merupakan faktor yang terpenting di dalam memberikan keputusan kredit. Tanpa adanya jaminan, maka kredit tidak akan disetujui. Jumlah jaminan yang dijaminkan harus lebih besar dibandingkan dengan kredit yang diajukan. Keadaan ini digunakan untuk berjaga-jaga apabila calon debitur tidak dapat melakukan kewajiban kreditnya kepada bank. Atribut-atribut kondisi jaminan ini terdiri dari: a. Kredit dengan Jaminan Kendaraan Bermotor ●
Harga Mobil berdasarkan penilaian BPR GM Jaminan berupa mobil ini merupakan jaminan yang paling
penting
dalam
permintaan
kredit.
Jaminan
ini
dialokasikan terhadap harga mobil yang dimiliki oleh calon debitur pada BPR tersebut. Semakin mahal harga mobil, yang dijadikan sebagai jaminan maka bobotnya pun akan semakin tinggi.
52
Tabel 4.2 Interval Harga Mobil Interval Harga Mobil > Rp 300 juta Rp 200 – 300 juta Rp 100 – 200 juta Rp 50 – 100 juta < Rp 50 juta
●
Perkiraan Bobot 5 4 3 2 1
Surat-surat Mobil dan Motor Jaminan yang dijaminkan selain berbentuk fisik, jaminan tersebut juga harus disertai adanya bukti pendukung yang berupa surat-surat atas kepemilikan mobil atau motor tersebut. Bila surat mobil dan motor atas nama calon debitur tersebut, maka bobotnya pun akan semakin tinggi. Sedangkan bila surat-surat tersebut atas nama orang lain, maka bobotnya pun akan berkurang. Tabel 4.3 Interval Surat Mobil dan Motor Interval Surat Mobil dan Motor Surat-surat Mobil a.n calon debitur Surat-surat Motor a.n calon debitur Surat-surat Mobil a.n orang lain
●
Perkiraan Bobot 5 4 3
Kondisi Kendaraan Kondisi kendaraan ini membedakan antara kendaraan biasa dan angkutan kota. Di mana jika kendaraan dalam keadaan baru maka bobot nilainya akan semakin tinggi. Kondisi keadaan dibagi menjadi lima kategori.
53
Tabel 4.4 Interval Kondisi Kendaraan Interval Kondisi Kendaraan Kendaraan baru plat hitam Angkutan Kota Baru Kend bekas plat hitam a.n sendiri Angkutan Kota Bekas Kend bekas a.n orang lain plat hitam (termasuk anggota keluarga)
●
Perkiraan Bobot 5 4 3 2 1
Deposito / Giro Deposito atau giro merupakan faktor tambahan di dalam penilaian kredit dengan jaminan kendaraan bermotor. Karena dengan adanya deposito / giro maka bank akan lebih aman karena apabila
debitur
tidak
melakukan
pembayaran
angsuran
/
menunggak maka bank memiliki cadangan jaminan. Apabila debitur memiliki deposito pada bank tersebut akan diberi bobot tertinggi sedangkan apabila debitur memiliki giro dari bank lain akan diberi bobot terendah karena ada kemungkinan bahwa giro tersebut tidak dapat dicairkan (giro kosong). Tabel 4.5 Interval Deposito/Giro Interval Deposito/Giro Deposito bank sendiri Deposito bank lain Giro Tidak ada
Perkiraan Nilai 5 4 3 0
54
b. Kredit dengan jaminan Rumah / Tanah ●
Harga Rumah Menurut Penilaian BPR GM Jaminan penting lainnya dapat berupa rumah. Harga rumah dapat dilihat dari luas tanah, lokasi rumah, sertifikat rumah/struk pembayaran PBB dan survei atas rumah tersebut. Seharusnya semakin mahal harga rumah itu, maka bobotnya pun akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Namun, bobot akan diberikan nilai tertinggi bila harga rumah berkisar antara Rp 250 juta sampai 1 milyar, dibandingkan bila harga rumah di atas satu milyar. Karena semakin mahal harga rumah, maka pihak bank akan cukup sulit juga untuk menemukan calon pembeli yang benar-benar berminat akan rumah tersebut. Tabel 4.6 Interval Harga Rumah Interval Harga Rumah > Rp 3 milyar Rp 1 – 3 milyar Rp 250 juta – 1 milyar Rp 150 juta – 250 juta < Rp 150 juta
●
Perkiraan Bobot 3 4 5 2 1
Status Tanah Selain harga rumah, maka status tanah juga harus diperhatikan. Karena jika rumah tersebut tidak memiliki status yang jelas, maka harga rumah tersebut akan turun. Bila status tanah merupakan hak milik calon debitur, maka bobotnya akan
55
semakin tinggi. Sedangkan untuk bobot terendah, kami berikan untuk status tanah Hak Pakai Atas Tanah Negara, karena pemerintah dapat menarik kembali dan tanpa uang pengganti. Tabel 4.7 Interval Status Tanah Interval Status Tanah Hak Milik Hak Guna Bangunan (HGB) Strata Title HGB di atas Hak Kelolaan Hak Pakai Atas Tanah Negara
●
Perkiraan Bobot 5 4 3 2 1
Lokasi Rumah Lokasi rumah memerankan peran yang cukup penting. Atribut ini berhubungan dengan atribut harga rumah. Bila rumah tersebut berada di lokasi dan lingkungan yang strategis, dan fasilitas yang lengkap, maka harga rumah tersebut pun akan dihargai lebih mahal. Tabel 4.8 Interval Lokasi Rumah Interval Lokasi Rumah Perum menengah / real estate Perum mewah / real estate Di luar real estate (jalan protokol) Di luar real estate (jalan kelas 1) Di luar tersebut di atas
Perkiraan Bobot 5 4 3 2 1
56
c. Kredit dengan Jaminan Deposito atau Giro ●
Deposito dan Giro Selain jaminan berupa mobil, rumah, maka jaminan calon debitur dapat berupa deposito dan giro yang dimilikinya pada BPR maupun pada bank lain. Semakin besar jumlah yang dimiliki pada BPR tersebut dan bank lain, maka semakin besar pula bobotnya, dan sebaliknya. Tabel 4.9 Interval Deposito dan Giro Interval Deposito dan Giro Deposito Bank Sendiri Deposito Bank Lain Giro
Perkiraan Bobot 5 4 3
2. Pribadi Pemohon ●
Jenis Kelamin Jenis kelamin berkaitan dengan sikap dalam pembayaran kredit. Berdasarkan pengalaman dalam pemberian kredit, debitur wanita memiliki sikap lebih taat dalam pembayaran angsuran, selain itu, prosentase kredit bermasalah debitur wanita lebih sedikit dibandingkan debitur pria. Tabel 4.10 Interval Jenis Kelamin Interval Jenis Kelamin Pria Wanita
Perkiraan Bobot 1 2
57
●
Usia pada Saat Pengajuan Kredit Atribut umur sangat menentukan di dalam pemberian kredit. Karena mencerminkan tingkat kedewasaan berpikir dan semangat dalam berusaha. Sehingga semakin berumur seseorang, maka semakin dewasa. Namun, di sisi lain, semakin tua akan menurunkan semangatnya. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin besar score yang diperoleh, namun sampai batas umur tertentu, score yang diperoleh akan menurun. Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, seseorang dianggap cakap hukum apabila telah berumur minimal 21 tahun atau telah menikah. Sehingga dengan adanya pertimbangan tersebut, maka umur 21 tahun tersebut dianggap sebagai nilai terendah. Ada usia tertentu di mana seseorang sanggup untuk bekerja dengan baik dan membayar angsuran kreditnya. Usia tersebut dinamakan usia produktif. Dan di dalam usia tertentu pula, seseorang dapat dikelompokkan menjadi professional, maupun tetap menjadi karyawan biasa. Di mana umur yang berkisar antara 26 sampai 40 tahun merupakan umur yang produktif sehingga bobotnya pun cukup tinggi.
58
Tabel 4.11 Interval Usia pada Saat Pengajuan Kredit Interval Usia pada Saat Pengajuan Kredit 1. Wiraswasta & Professional < 25 tahun 26 – 40 tahun 41 – 51 tahun > 51 tahun 2. Karyawan < 25 tahun 26 – 40 tahun 41 – 51 tahun > 51 tahun
●
Perkiraan Bobot 1 5 3 2 1 5 3 1
Pendidikan Pendidikan berkaitan dengan kesempatan kerja dan penghasilan yang akan diperoleh seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah memperoleh pekerjaan dan semakin besar
pula penghasilannya. Sehingga
dengan pendidikan yang semakin tinggi, maka bobotnya pun akan semakin tinggi. Tabel 4.12 Interval Pendidikan Interval Pendidikan SLTP SLTA Akademi (D3) S1 S2
Perkiraan Bobot 1 2 3 4 5
59
●
Status Tempat Tinggal Status rumah mencerminkan kekayaan yang dimiliki oleh calon debitur dan kemudahan memperoleh informasi keberadaan calon debitur apabila terjadi tunggakan angsuran. Apabila rumah tersebut diperoleh dengan cara kredit maka performance calon debitur dalam ketepatan pembayaran dapat diketahui. Bila rumah tersebut merupakan milik calon debitur sendiri dan dijaminkan, maka bobotnya diberikan nilai tertinggi. Tabel 4.13 Interval Status Tempat Tinggal Interval Status Tempat Tinggal Milik Sendiri Milik Keluarga Milik Perusahaan Sewa atau Kos
●
Perkiraan Bobot 5 3 2 1
Status Perkawinan Status
perkawinan
mencerminkan
tanggung-jawab
pemohon terhadap keluarga dan keberanian dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang akan dilakukan oleh seseorang dalam kondisi menikah, akan dipengaruhi juga oleh pendapat dari pasangannya, dan keluarga yang dimiliki. Sedangkan seseorang yang belum menikah, keputusan yang dilakukan akan lebih dominan dipengaruhi oleh pertimbangan secara pribadi. Status perkawinan dikelompokkan ke dalam tiga interval. Di mana status
60
duda atau janda diberikan bobot terendah. Sedangkan status menikah diberikan bobot tertinggi. Tabel 4.14 Interval Status Perkawinan Interval Status Perkawinan Belum Menikah Menikah Janda atau Duda
●
Perkiraan Bobot 2 3 1
Lama Usaha atau Pengalaman Bekerja Pengalaman kerja berkaitan dengan skill yang dimiliki oleh seseorang. Semakin lama orang tersebut bekerja dengan spesifikasi tertentu yang ada padanya, maka akan semakin mengetahui pekerjaan dan pengalamannya dengan baik. Pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja berkaitan dengan penghasilan yang akan diperolehnya. Tabel 4.15 Interval Lama Usaha atau Pengalaman Bekerja Interval Lama Usaha atau Pengalaman Bekerja 1. Wiraswasta & Professional < 3 tahun 3 – 6 tahun 6 – 10 tahun > 10 tahun 2. Karyawan < 3 tahun 3 – 6 tahun 6 – 10 tahun > 10 tahun
Perkiraan Bobot 2 3 4 5 2 3 4 5
61
●
Jabatan atau Pekerjaan Atribut ini kami bagi menjadi dua kelompok, yaitu berdasarkan jenis pekerjaannya.
Jenis pekerjaannya kita bagi
menjadi dua, yaitu : o Karyawan Untuk karyawan, jabatan dibagi menjadi tiga posisi, yaitu staff, managerial dan direktur. Dengan mengetahui jabatan calon debitur, maka dapat dilihat apakah calon tersebut memenuhi kualifikasi atau tidak untuk diberikan kredit. o Wiraswasta/Professional Untuk wiraswasta atau professional, bobot penilaian dilakukan berdasarkan besarnya omset selama setahun. Semakin tinggi omsetnya maka semakin tinggi pula bobot nilainya. Tabel 4.16 Interval Jabatan atau Pekerjaan Interval Jabatan atau Pekerjaan 1. Untuk Karyawan Staff Biasa Manager Direktur 2. Untuk Pengusaha < Rp 50 juta Rp 50 juta – Rp 100 juta Rp 100 juta – Rp 200 juta > Rp 200 juta
Perkiraan Bobot 2 3 5 2 3 4 5
62
●
NPWP NPWP ini merupakan atribut yang dapat menjadi acuan dalam scoring system ini karena dengan adanya NPWP, maka calon debitur akan dapat lebih mudah dalam mendapat kredit. Karena dengan adanya NPWP, maka orang tersebut dapat dipastikan memiliki suatu usaha. Tabel 4.17 Interval NPWP Interval NPWP Ada a.n. sendiri dan alamat sama Ada a.n. suami / istri dan alamat sama Ada a.n. suami / istri dan alamat beda Tidak ada
●
Perkiraan Bobot 5 4 3 1
Kartu Kredit Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran yang dapat
mempermudah
transaksi
para
penggunanya.
Namun
demikian, untuk mendapatkan Kartu kredit tersebut, seseorang harus memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat Kartu kredit. Sehingga dalam menentukan bobot kelayakan calon debitur menerima pemberian kredit, maka dapat dilihat dari jumlah, kevalidan, dan jumlah tunggakan dari Kartu kredit tersebut. Bila seseorang mempunyai Kartu kredit cukup banyak dan dengan jenis yang berbeda, maka orang tersebut dianggap cukup berpotensi, sehingga diberikan bobot yang tinggi.
63
Dan sebaliknya, bila orang tersebut tidak memiliki Kartu kredit, maka orang tersebut diberikan bobot terendah. Tabel 4.18 Interval Kartu Kredit Interval Kartu Kredit Ya Tidak
●
Perkiraan Bobot 1 0
Kredibilitas Atribut kredibilitas ini menunjukkan adanya hubungan yang baik antara calon debitur dengan orang yang terdekat dengannya, misalnya saja dengan adik, orang tua, saudara, atasan, dan orang terdekat lainnya. Bila kredibilitas dari relasi dengan orang terdekatnya adalah istimewa, maka bobotnya pun akan tinggi, karena calon debitur tersebut dianggap mempunyai gambar diri yang baik menurut pandangan orang terdekatnya dan sebaliknya bobotnya akan rendah, bila calon debitur tersebut tidak mempunyai hubungan yang baik dengan orang di sekitarnya, maupun dengan pihak bank. Kredibilitas juga diperlukan dalam penilaian, untuk menilai apakah
calon
debitur
dapat
dipercaya
dalam
melakukan
pembayaran kredit. Penilaian tersebut dapat juga didapat dari informasi – informasi dari bank lain atau pula dari Bank Indonesia.
64
Tabel 4.19 Interval Kredibilitas Interval Kredibilitas Baik Tidak Diketahui Tidak Baik
●
Perkiraan Bobot 5 0 -100
Bank Referensi (Hubungan dengan BPR GM) Catatan pengalaman calon debitur dalam berhubungan dengan bank merupakan sumber informasi yang cukup penting sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Apabila calon debitur merupakan nasabah lama yang pernah mengajukan kredit dan tidak bermasalah dalam pembayaran angsurannya, maka nasabah tersebut akan memperoleh kredit baru dengan lebih mudah dan lebih mendapat prioritas. Selain pernah menjadi nasabah lama, yang menjadi criteria dalam menentukan seseorang menjadi nasabah prioritas antara lain, nasabah tersebut memiliki rekening di bank tersebut. Misalnya tabungan atau deposito. Di sisi lain apabila seorang debitur pernah masuk ke dalam pinjaman bermasalah atau daftar hitam, maka bank akan menanggung resiko lebih besar di masa yang akan datang. Nasabah lama atau yang memiliki prioritas diberikan score yang tinggi, karena nasabah tersebut merupakan asset bagi bank, sedangkan untuk nasabah yang memiliki catatan negative maka akan diberi nilai terendah.
65
Tabel 4.20 Interval Bank Referensi Interval Bank Referensi Nasabah Lama Nasabah Baru
Perkiraan Bobot 1 0
3. Penghasilan Bersih ●
Penghasilan Bersih Calon Debitur Bobot kredit dapat dilihat pula pada penghasilan yang dihasilkan calon debitur setiap bulannya. Semakin besar penghasilan yang didapatnya, dibandingkan dengan angsuran yang harus dibayarnya, maka semakin besar pula bobotnya. Sehingga calon debitur tersebut dianggap mampu untuk meminjam sejumlah uang tertentu yang akan digunakan untuk keperluannya. Tabel 4.21 Interval Penghasilan Bersih Calon Debitur Interval Penghasilan Bersih Calon Debitur < 2x Angsuran 2x – 3x Angsuran 3x – 4x Angsuran 4x – 6x Angsuran > 6x Angsuran
●
Perkiraan Bobot 1 2 3 4 5
Penghasilan Suami / Istri per Bulan Selain penghasilan calon debitur itu sendiri, bila diketahui penghasilan pasangannya, maka akan memberi nilai lebih lagi. Karena akan berpengaruh terhadap debt ratio. Selain itu, akan terdapat kepastian adanya pembayaran angsuran tepat waktu.
66
Konsep penilaiannya sama dengan konsep penilaian penghasilan calon debitur di atas. Tabel 4.22 Interval Penghasilan Suami / Istri per Bulan Interval Penghasilan Suami / Istri per Bulan Tidak Ada < 2x Angsuran 2x – 3x Angsuran 3x – 5x Angsuran > 5x Angsuran
●
Perkiraan Bobot 1 2 3 4 5
Penghasilan Lain-lain Selain penghasilan calon debitur dan pasangannya, bila calon debitur tersebut memiliki penghasilan lain di luar pekerjaannya tersebut, maka bobotnya pun akan semakin tinggi. Tabel 4.23 Interval Penghasilan Lain-lain Interval Penghasilan Lain-lain Tidak Ada < 2x Angsuran 2x – 3x Angsuran 3x – 5x Angsuran > 5x Angsuran
●
Perkiraan Bobot 1 2 3 4 5
Tanggungan Jumlah tanggungan berpengaruh terhadap sisa penghasilan yang akan dipakai untuk pembayaran angsuran seseorang. Semakin banyak jumlah tanggungan, maka semakin banyak jumlah pengeluarannya. Semakin kecil sisa penghasilan yang dipakai untuk menutup angsuran, maka score yang dimiliki
67
semakin kecil. Di sisi lain, jumlah tanggungan ini juga berhubungan dengan status perkawinan seseorang, di mana orang yang belum menikah tentunya belum memiliki tanggungan, sehingga memiliki bobot tinggi. Tabel 4.24 Interval Tanggungan Interval Tanggungan > 3 Orang 3 Orang 2 Orang 1 Orang Tidak Ada
●
Perkiraan Bobot 1 2 3 4 5
Kewajiban Angsuran Lainnya Calon debitur biasanya memiliki kewajiban angsuran lainnya. Bila ia memiliki angsuran lain, maka bobotnya pun akan semakin rendah karena jumlah penghasilan tersebut akan dikurangi untuk pembayaran angsuran lainnya. Tabel 4.25 Interval Kewajiban Angsuran Lainnya Interval Kewajiban Angsuran Lainnya Ada Tidak Ada
●
Perkiraan Bobot 0 1
Pengeluaran perbulan Pengeluaran merupakan biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Pengeluaran ini dapat berupa pengeluaran untuk listrik, air, telepon, kebutuhan hidup, dan pengeluaran lainnya.
68
Semakin konsumtif seseorang, maka semakin banyak pula pengeluarannya.
Sehingga
bila
pengeluaran
lebih
besar
dibandingkan penghasilan yang dihasilkannya, maka akan mendapat bobot yang rendah, karena calon debitur tersebut tidak dapat membayar angsurannya. Tabel 4.26 Interval Pengeluaran per Bulan Interval Pengeluaran per Bulan > 50% Total Penghasilan 35% – 50% Total Penghasilan < 35% Total Penghasilan
Perkiraan Bobot 1 3 5
4. Analisis Risiko Kredit ●
Debt Ratio Debt
ratio
adalah
rasio
angsuran
dibagi
dengan
penghasilan bersih. Berdasarkan kebijakan kredit yang berlaku saat ini debt ratio merupakan faktor yang sangat penting dalam penilaian kelayakan kredit. Saat ini kebijakan yang berlaku adalah total angsuran dibagi dengan total penghasilan maksimumnya hanya 1/3. Berdasarkan penelitian analisis kredit bahwa 50% penghasilan digunakan untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari, tentunya ada standar minimum untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari sesuai dengan UMR. Semakin rendah debt ratio yang dimiliki seseorang maka akan semakin besar sisa penghasilan yang digunakan untuk kebutuhan berjaga-jaga. Dalam hal ini berkaitan
69
juga dengan risiko pembayaran angsuran yang ditanggung oleh bank. Interval di atas 50% diberikan angka satu, karena dianggap mempunyai tingkat hutang yang cukup besar sehingga akan mempengaruhi
kemampuan
membayar
debitur
tersebut.
Sedangkan interval 0% - 10% diberikan bobot tertinggi, karena dianggap sedikit dalam penggunaan hutang. Tabel 4.27 Interval Debt Ratio Interval Debt Ratio 0% - 10% 11% - 20% 21% - 30% 30% - 50% > 50%
●
Perkiraan Bobot 5 4 3 2 1
Debt Service Coverage Rasio debt service coverage menggambarkan besarnya angsuran dibagi dengan sisa penghasilan setelah dikurangi seluruh pengeluaran termasuk angsuran. Sebagai ilustrasi untuk rasio ini adalah seseorang dengan penghasilan Rp 15 juta per bulan dengan pengeluaran sehari-hari sebesar Rp 2 juta. Yang bersangkutan mengajukan kredit dengan angsuran Rp 5,5 juta. Debt ratio yang bersangkutan 36,6% atau lebih besar dari 1/3 gaji. Dengan mempertimbangkan
debt
service
coverage,
maka
yang
bersangkutan akan memperoleh tambahan score karena sisa penghasilannya masih mencukupi untuk menutup angsurannya,
70
yaitu Rp 5,5 juta dibagi dengan Rp 7,5 juta atau sebesar 73%. Semakin kecil rasio debt service coveragenya maka semakin kecil risiko yang ditanggung oleh bank, dan semakin besar pula bobotnya. Tabel 4.28 Interval Debt Service Coverage Interval Debt Service Coverage 0% - 10% 11% - 20% 21% - 30% 30% - 50% > 50%
●
Perkiraan Bobot 5 4 3 2 1
Loan to Value (LTV) LTV mencerminkan besarnya hutang dibandingkan dengan nilai jaminan yang diberikan. LTV ini secara tidak langsung menunjukkan besarnya modal yang dimiliki seseorang dalam aktiva tetap yang menjadi agunan. Semakin kecil nilai LTV, maka semakin besar modal yang ditanamkan dalam aktiva tersebut dan secara psikologis seseorang akan lebih merasa takut kehilangan aktiva yang menjadi agunan karena telah memasukkan modal yang besar. Orang tersebut akan berusaha memenuhi kewajibannya. Disisi lain semakin besar modal yang ada di aktiva tetap yang menjadi agunan juga menunjukkan kemampuan keuangan seseorang, sehingga pembayaran lebih terjamin atau risiko lebih rendah. Standar interval untuk LTV adalah 60%. Presentasi lebih
71
kecil akan memiliki score yang semakin tinggi, demikian pula nilai yang semakin besar akan memiliki score yang lebih rendah. Tabel 4.29 Interval Loan to Value Interval Loan to Value 0% - 40% 41% - 50% 51% - 60% > 61%
●
Perkiraan Bobot 5 4 3 1
Term of Loan Term of Loan menggambarkan lamanya jangka waktu kredit yang dijalankan debitur. Bagi bank sendiri semakin panjang jangka waktu kredit yang diberikan maka akan semakin besar pula risiko kredit bermasalah dikemudian hari. Begitu juga sebaliknya apabila semakin pendek jangka waktu kreditnya maka resiko kredit bermasalah yang harus ditanggung bank akan lebih kecil. Hal tersebut juga berkaitan dengan kondisi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian sehingga risiko kredit bermasalah yang akan ditanggung oleh bank akan semakin besar jika term of loannya semakin panjang. Tabel 4.30 Interval Term of Loan Interval Term of Loan =< 6 bulan 7 – 12 bulan 12 – 24 bulan 24 – 36 bulan > 36 bulan
Perkiraan Bobot 5 4 3 2 1
72
●
Pemakaian Jaminan Dalam pemberian kredit, terdapat jaminan atas pengajuan kredit tersebut. Pemakaian jaminan untuk kredit tersebut dapat bervariasi, tergantung kemauan dari calon debitur. Bila pemakaian itu digunakan untuk dipakai sendiri maka bobotnya pun akan tinggi, karena orang tersebut akan lebih berhati-hati. Tetapi bila pemakaian jaminan dipakai untuk usaha, maka bobotnya akan lebih rendah. Tabel 4.31 Interval Pemakaian Jaminan Interval Pemakaian Jaminan Dipakai Sendiri Usaha Disewakan Lain-lain
Perkiraan Bobot 5 4 3 2
5. Kekayaan Lainnya. ●
Tanah atau Rumah Penilaian kredit akan diberikan lebih tinggi lagi, bila calon debitur tersebut memiliki tanah atau rumah lainnya. Tanah atau rumah dipengaruhi oleh luas dan lokasi. Bila luas dan lokasinya bagus, maka harga tanah atau rumah tersebut akan mahal. Karena itu akan diberikan bobot yang cukup tinggi.
73
Tabel 4.32 Interval Tanah atau Rumah Interval Tanah atau Rumah > Rp 1 milyar Rp 250 juta – 1 milyar Rp 150 juta – 250 juta < Rp 150 juta
●
Perkiraan Bobot 4 3 2 1
Rekening Giro / Tabungan / Deposito Selain kekayaan lainnya berupa tanah atau rumah, yang perlu diperhatikan juga adalah adanya rekening giro, tabungan, dan deposito di bank lain. Atribut ini juga menjadi faktor penting karena cukup liquid apabila sewaktu-waktu diperlukan. Meskipun cukup liquid, dan calon debitur mempunyai sejumlah rekening, tetap harus diperhatikan pula jumlah yang ada di dalamnya. Bila jumlahnya cukup besar, maka bobot yang akan diberikan besar pula. Tabel 4.33 Interval Rekening Giro / Tabungan / Deposito Interval Rekening Giro / Tabungan / Deposito Saldo rata-rata < 1x angsuran Saldo rata-rata 1 – 2x angsuran Saldo rata-rata 3 – 4x angsuran Saldo rata-rata > 4x angsuran
Perkiraan Bobot 1 2 3 4
Setelah memperoleh credit table, langkah selanjutnya adalah uji model dan akan kita analisa
74
4.3
Penentuan Cutoff Score Berdasarkan hasil questionnaire dan wawancara dengan pihak BPR GM, maka cara penentuan cutoff score yang digunakan adalah : ●
Sebesar lebih dari atau sama dengan 60% dari total score yang didapat dari hasil perhitungan
atribut form pengajuan kredit
diterima. ●
Sebesar
50%
sampai
dengan
60%
dari
total
score
dipertimbangkan. ●
4.4
Sebesar kurang dari 50% dari total score ditolak.
Uji Model Scoring Pengujian model dilakukan dengan menggunakan data dari Januari sampai Agustus 2005. Pengujian juga dibantu dengan custom software (aplikasi Lotus Notes) untuk mempermudah pengujian. Data yang diambil sejumlah 104 debitur Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang telah disetujui secara manual dan merupakan data yang paling lengkap. Dari model scoring yang penulis usulkan, maksimum score yang di dapat dari seluruh credit table adalah 100 point, untuk form daftar score dapat dilihat pada lampiran 2. Tetapi formulir pengajuan kredit dari BPR GM tidak mencakup semua atribut yang penulis sarankan. Selain itu, beberapa atribut yang didapatkan dari BPR GM ternyata tidak lengkap. Oleh karena itu, maksimum score setelah dikurangi jika atribut tersebut tidak ada datanya..
75
Atribut-atribut yang tidak ada datanya dari BPR GM adalah sebagai berikut : ●
Penghasilan suami/istri.
●
Penghasilan lain-lain.
●
Pengeluaran
●
Kartu kredit
●
Kekayaan lain (Rumah/Tanah/Deposito/Giro)
●
Debt Service Coverage
Setelah semua data dimasukan ke dalam aplikasi credit scoring, maka hasilnya akan dicocokan dengan pihak BPR GM sebagai pengguna aplikasi ini.
4.5
Hasil Uji Model Scoring Dari penentuan cutoff score yang diusulkan BPR GM, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.34 Hasil perhitungan menurut Credit Scoring Application Total Score Jumlah Debitur Hasil Total score >= 60 64 Diterima Total score 50-59 38 Dipertimbangkan Total score < 50 2 Ditolak 104
76
Hasil Perhitungan Credit Scoring Application 2% 37%
Diterima (CR >= 60) Dipertimbangkan (CR= 50-59)
61%
Ditolak (CR < 50)
Gambar 4.1 Hasil Perhitungan Credit Scoring Application
Berdasarkan hasil analisis diatas (Gambar 4.1), nilai persentase yang didapatkan dari 104 sample adalah 61% dinyatakan memenuhi kriteria , 37% dipertimbangkan dan 2% debitur yang ditolak..