BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian Populasi penelitian adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2009-2012 sebagai subject penelitian. Dari 139 perusahaan tersebut, diperoleh 43 perusahaan sebagai sampel akhir berdasarkan kriteria-kriteria seperti yang telah dijelaskan pada bab III dan penentuan jumlah sampel secara rinci telah diuraikan pada tabel 3.1 di bab III.
B. Statistik Deskriptif Variabel-variabel penelitian ini terdiri atas Rasio Tingkat Profitabilitas dan Besaran Pajak. Hasil analisa data melalui pengolahan statistik deskriptif dari variabel-variabel tersebut disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
ROA_Sebelum
43
0,13
0,092
ROA_Sesudah
43
0,14
0,092
ROE_Sebelum
43
3,39
6,908
ROE_Sesudah
43
4,73
9,634
Tax_Sebelum
43
0,27
0,083
Tax_Sesudah
43
0,25
0,076
Valid N (listwise)
43
- 48 -
- 49 -
Seperti yang terlihat pada Tabel 4.1, pada periode setelah IFRS, nilai ratarata ROA sebesar 0,14 dan standar deviasinya sebesar 0,092. Sedangkan pada periode sebelum IFRS, nilai rata-rata ROA sebesar 0,13 dengan standar deviasi yang sama 0,092. Standar deviasi yang sama pada periode setelah IFRS mengindikasikan bahwa tidak ada perubahan dari Hasil Pengembalian Asset (ROA) yang dihasilkan pada laba bersih setelah pajak daripada periode sebelum IFRS. Peningkatan rata-rata ROA pada periode sesudah IFRS dikarenakan penurunan nilai total asset yang cukup signifikan meskipun laba setelah pajak juga mengalami angka penurunan pada data sampel. Nilai rata-rata Hasil Pengembalian Ekuitas (ROE) secara signifikan lebih besar setelah penerapan IFRS (4,73) dan standar deviasinya (9,634) daripada sebelum penerapan IFRS (nilai rata-rata = 3,39 ; standar deviasi = 6,908) mengindikasikan bahwa penurunan angka ekuitas yang cukup signifikan berbanding
sebelum penerapan IFRS, meskipun laba setelah
pajak juga
mengalami penurunan angka secara keseluruhan pada data sampel. Hal Sebaliknya terjadi pada besaran pembayaran pajak penghasilan yang dibayarkan perusahaan justru mengalami penurunan pada nilai rata-rata (0,25) dan penurunan pada standar deviasinya (0,76) setelah penerapan IFRS. Sedangkan sebelum IFRS, nilai rata-rata sebesar 0,27 dan standar deviasi sebesar 0,83. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan pencatatan pada saat pembayaran pajak pembukuan dicatat secara historis cost sedangkan pada pembukuan saat penerapan IFRS dicatat fair value sehingga mempengaruhi besaran pajak penghasilan sebelum dan sesudah penerapan IFRS berbanding dengan laba sebelum pajaknya.
- 50 -
C. Analisa Uji Beda Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample T Test) Analisa Uji Beda Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample T Test) merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda. Paired T Test digunakan sebagai uji komparatif atau perbedaan apabila skala data kedua variabel adalah kuantitatif (Interval atau Rasio). Hasil dari keseluruhan pengujian data dengan total sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebanyak 43 data yang diambil berdasarkan kriteria yang dijelaskan di prosedur penentuan sampel. Berikut hasil pengujian asumsi klasik yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Paired Samples Statistics Mean
Pair 1 Pair 2 Pair 3
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
ROA_Sebelum
0,13
43
0,092
0,014
ROA_Sesudah
0,14
43
0,092
0,014
ROE_Sebelum
3,39
43
6,908
1,053
ROE_Sesudah
4,73
43
9,634
1,469
Tax_Sebelum
0,27
43
0,083
0,013
Tax_Sesudah
0,25
43
0,076
0,012
Berdasarkan Tabel 4.2 Tingkat Profitabilitas yang diukur sebelum dan sesudah penerapan IFRS melalui Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE), sama hasilnya dengan pengukuran analisa SPSS menggunakan Statistik Deskriptif cenderung meningkat. Kecuali untuk hasil standar deviasi ROA dan rata-rata Standar Error ROA dengan hasil statis atau tidak ada perubahan baik
- 51 -
sebelum dan sesudah penerapan IFRS. Dibandingkan sebelum implementasi IFRS, terjadi kenaikan tingkat profitabilitas setelah diterapkannya IFRS. Berbanding terbalik dengan hasil besaran pajak penghasilan sebelum IFRS mengalami penurunan besaran pajak penghasilan setelah di terapkannya IFRS. Tabel 4.3 Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
ROA_Sebelum & ROA_Sesudah
43
0,879
0
Pair 2
ROE_Sebelum & ROE_Sesudah
43
0,996
0
Pair 3
Tax_Sebelum & Tax_Sesudah
43
0,308
0,044
Berdasarkan Tabel 4.3 ROA r = 0,879; ROE r =0,996 dengan nilai p atau tampak pada kolom sig. 0 untuk ROA dan ROE. Berarti korelasi produktivitas sebelum dan setelah penerapan IFRS sangat kuat karena r mendekati hasil 1 dan signifikan pada taraf kepercayaan 95% karena p < 0,05. Akan tetapi untuk hasil korelasi besaran pajak penghasilan r = 0,308 dengan kolom sig. 0,044 berarti korelasi produktivitas sebelum dan setelah penerapan IFRS masih lemah. Tabel 4.4 Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
t
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Pair 1
ROA_Sebelum ROA_Sesudah
0,009
0,045
0,007
-0,023
0,005
-1,335
42
0,189
Pair 2
ROE_Sebelum ROE_Sesudah
1,348
2,819
0,43
-2,215
-0,48
-3,135
42
0,003
Pair 3
Tax_Sebelum Tax_Sesudah
0,02
0,093
0,014
-0,009
0,048
1,379
42
0,175
- 52 -
Kriteria pengujian yang digunakan untuk menerima atau menolak H01 adalah apabila t hitung < t tabel maka H01 diterima akan tetapi jika t hitung > t tabel maka H01 ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dengan Internasional Finansial Reporting Standards (IFRS) terhadap profitabilitas perusahaan. Berdasarkan hasil uji t sampel berpasangan yang telah dilakukan, diperoleh nilai t hitung sebesar -1,335 untuk ROA; nilai t hitung sebesar -3,135 untuk ROE; sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 2,018. Jadi t hitung untuk ROA -1,335 < t tabel 2,018 ; t hitung untuk ROE -3,135 < t tabel 2,018. Dengan demikian Ha1 diterima dan H01 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa profitabilitas perusahaan sebelum dan setelah menerapkan program IFRS memiliki perbedaan yang berarti atau signifikan. Sedangkan kriteria pengujian yang digunakan untuk menerima atau menolak H02 adalah apabila t hitung < t tabel maka H02 diterima akan tetapi jika t hitung > t tabel maka H02 ditolak yang berarti penerapan IFRS berpengaruh terhadap pajak penghasilan perusahaan. Berdasarkan hasil uji t sampel berpasangan yang telah dilakukan, diperoleh nilai t hitung sebesar 1,379 sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 2,018. Jadi t hitung 1,379 < t tabel 2,018. Dengan demikian H02 diterima dan Ha2 ditolak.
D. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penerapan International Financial Reports Standards (IFRS) terhadap tingkat profitabilitas
- 53 -
dan besaran pajak penghasilan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat disimpulkan bahwa : a. Terdapat perbedaan rata-rata profitabilitas perusahaan sebelum dan setelah penerapan International Financial Reports Standards. b. Terdapat perbedaan rata-rata besaran pajak penghasilan perusahaan sebelum dan setelah penerapan International Financial Reports Standards. Pada periode pengujian sebelum pengadopsian IFRS menggunakan data laporan keuangan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2009-2010, sedangkan untuk periode setelah periode IFRS menggunakan data pada tahun 2011-2012. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada ratarata ratio profitabilitas perusahaan pada periode setelah pengadopsian IFRS. Hasil profitabilitas juga menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan nilai besaran pajak terhadap laba sebelum pajak setelah periode pengadopsian IFRS.