BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga berjarak 6 Km dari ibu kota Kabupaten Gorontalo. Daerah ini bertofografi rendah dengan luas wilayah 100,47 Km2 dan berjarak 19 M dari permukaan laut. Secara administrasi Kecamatan Telaga mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tapa Kabupaten Gorontalo. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tilango dan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga terdiri dari 9 desa. Untuk mengetahui luas geografi desa-desa di Kecamatan Telaga dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas dan Geografis desa-desa di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Desa Bulila Mongolato Luhu Hulawa Pilohayanga Dulamayo Selatan Dulamayo Barat Pilohayanga Barat Dulohupa Jumlah
Luas (Km2) 0,74 0,96 0,12 2,04 2,06 22,00 25,02 2,00 1,05 55,99
Pers. (%) 1,32 1,71 0,21 3,64 3,67 39,29 44,68 3,57 1,87 100
Sumber : Data Sekunder Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa desa yang memiliki luas area yang paling luas adalah Desa Dulamayo Barat sebesar 25,02 Km2 atau sebesar 1
44,68%, sedangkan desa yang memiliki luas area yang paling kecil yaitu Desa Bulila sebesar 0,74 Km2 atau sebesar 1,32 %. 2. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Telaga dapat dilihat pada Tabel 4, dibawah ini. Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa-Desa di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Desa Bulila Mongolato Luhu Hulawa Pilohayanga Dulamayo Selatan Dulamayo Barat Pilohayanga Barat Dulohupa Jumlah
Jumlah Penduduk 2,381 2,635 3,772 3,675 2,350 1,285 1,047 1,320 1,626 21,091
Pers. (%) 11,81 13,12 18,77 18,29 11,70 6,40 5,21 6,57 8,09 100
Sumber : Data Sekunder Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui desa penduduknya banyak adalah Desa Luhu, penduduk di desa ini mencapai 3.772 Jiwa (18,77 %). dan desa yang jumlahnya paling sedikit yaitu Desa Dulamayo Barat sebesar 1.047 Jiwa (5,21 %). Tabel 5. Kepadatan Penduduk Desa-Desa di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Desa Bulila Mongolato Luhu Hulawa Pilohayanga Dulamayo Selatan Dulamayo Barat Pilohayanga Barat Dulohupa Jumlah
Kepadatan Penduduk 3,175 2,803 1,788 1,833 940 89 42 660 1,084 1.741,68
Pers. (%) 25,58 22,58 14,40 14,77 7,57 0,72 0,34 5,32 8,73 100
Sumber : Data Sekunder Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa adanya perbedaan kepadatan penduduk di Kecamatan Telaga unutuk tiap-tiap desa. Hal ini disebabkan oleh program pemekaran desa. Desa yang penduduknya lebih Padat yaitu Desa Bulila
2
yang mencapai 3,175 Km2 (25,58%). Sedangkan desa yang kepadatan penduduknya relatif kecil yaitu Desa Dulamayo Barat sebesar 42 Km2 (0,34 %). 3 . Pendidikan Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Akademi (D1-D3) Sarjana Jumlah
Jumlah (Orang) 9,543 5,524 2,452 2,964 190 446 21,119
Pers. (%) 45,20 26,15 11,61 14,03 0,90 2,11 100
Sumber : Data Sekunder Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Telaga menurut tingkat pendidikan terdiri dari tidak tamat SD, tamat SD, tamat SLTP, tamat SLTA, Akademi (D1-D3), dan S1. Dari ke enam tingkat pendidikan yang terbanyak adalah pendidikan tidak tamat SD yaitu 9.543 orang atau 45,20%. Sedangkan pendidikan yang paling sedikit di tingkat pendidikan Akademi (D1-D3) yaitu 190 orang atau 0,90%. 4. Industri Industri usaha yang ada di Kecamatan Telaga yang memproduksi tahu/tempe sebesar 3 industri dan untuk mengetahui jumlah industri tahu/tempe di Kecamatan Telaga dapat dilihat pada Tabel 7, dibawah ini.
3
Tabel 7. Jumlah Unit Usaha Industri di Kecamatan Telaga, 2013 No Desa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Bulila Mongolato Luhu Hulawa Pilohayanga Dulamayo Selatan Dulamayo Barat Pilohayanga Barat Dulohupa Jumlah
Minyak Kelapa 2 2 13 10 27
Roti/Kue Kering 2 4 18 14 38
Gula Merah 55 12 67
Tahu/Tempe 5 2 7
Sumber : Data Sekunder Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa industri yang memproduksi tahu dan tempe yang ada di Kecamatan Telaga yang paling banyak yaitu Desa Bulila dengan jumlah 5 industri tahu dan yang paling sedikit yaitu yang ada di Desa Hulawa dengan jumlah 2 industri. Akan tetapi industri tahu yang masih melakukan psoses produksi hanya 3 industri yaitu 2 industri berada di Desa Hulawa dan satu industri di Desa Bulila.
B. Perkembangan Industri Tahu Industri tahu yang ada di Kecamatan Telaga terletak di Desa Bulila dan Desa Hulawa yang sudah ada sejak Tahun 2002 dengan modal awal yang digunakan oleh pengrajin rata-rata Rp 20 juta. Pendapatan yang diperoleh pengrajin rata-rata sebesar 2 Juta/Bulan. Selama industri tahu berdiri sebagian besar belum mendapat izin dari pemerintah. Dari hasil wawancara, industri yang telah mendapatkan ijin dari pemerintah yaitu Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan hanya satu industri yang merupakan industri yang dimiliki oleh Bapak Ismadi dengan No ijin 503/KPT/PK/111/2008, sedangkan yang tidak memiliki ijin yaitu industri Bapak Parmin dan Bapak Subani. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gembaran keadaan pengrajin tahu yang berada di Kecamatan Telaga. Pengrajin tahu yang ada di Kecamatan Telaga masih memiliki ikatan keluarga satu sama lain dan merupakan penduduk transmigran dari Jawa pada umumnya hidup sederhana pada suatu 4
lingkungan rumah yang digunakan juga sebagai pabrik tahu. Alasan pengrajin tahu
yang ada di Kecamatan Telaga memilih usaha tahu sebagai sumber
penghasilan keluarga adalah karena usaha tahu merupakan usaha turun temurun yang telah dijalankan dari generasi sebelumnya. Selain itu juga pengrajin memilih usaha tahu adalah karena banyak permintaan pasar, dan tahu juga sangat digemari oleh masyarakat. Karena tahu merupakan suatu solusi alternatif bagi tidak terjangkaunya pangan hewani. Dalam melakukan kegiatan produksi pengrajin menggunakan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga dan juga menggunakan mesin penggiling. Jumlah tenaga kerja di Industri tahu rata-rata berjumlah 4 orang. Hal yang dapat dilihat dari pengamatan terhadap proses produksi di Industri tahu adalah setiap pekerja memiliki tingkatan yang sama, hal ini dikarenakan tidak jelasnya struktur organisasi dalam industri kecil dan menengah. Setiap harinya pengrajin mampu memproduksi tahu sekitar 11.200/potong dengan harga 200/biji. Dalam menjalankan usahanya pengrajin tetap memperhatikan kualitas dari tahu yang dihasilkan sehingga industri tahu yang ada di Kecamatan Telaga sampai saat ini masih berjalan. Dalam Proses produksi tahu di Kecamatan Telaga memiliki beberapa tahapan. Kualitas dari tahu yang dihasilkan selain tergantung pada kedelai yang digunakan juga harus memperhatikan setiap tahap yang dilakukan pada proses pengolahan, oleh karena itu sangat dibutuhkan ketelitian. Pada umumnya proses produksi tahu yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.
5
Kedelai
Pencucian Kedelai
Perendaman Kedelai
Penggilingan Kedelai
Perebusan Kedelai
Penyaringan Kedelai
Ampas Kedelai
Sari Kedelai
Penggumpalan Menggunakan Asam Cuka Pencetakan
Tahu/Pengirisan Gambar 2. Proses pembuatan tahu
Dari gambar 2, dapat dilihat bahwa proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut:
6
1. Pencucian Kedelai Kedelai dicuci secara berurutan dengan air yang bersih. Proses pencucian ini dimaksudkan untuk memisahkan kedelai dari kotoran yang terbawa oleh kedelai, sehingga pencucian harus bersih karena jika ada kedelai yang dicuci kurang bersih maka produk yang dihasilkan tidak akan bagus. 2. Perendaman Kedelai Proses perendaman mengunakan air dingin. Kedelai direndam selama 3 sampai 4 jam agar kedelai menjadi empuk ketika akan dimasak. 3. Penggilingan Kedelai Setelah
proses
perendaman
adalah
proses
penggilingan
dengan
menggunakan mesin penggiling. Tujuan penggilingan yaitu untuk memperoleh bubur kedelai yang kemudian dimasak sampai mendidih. 4. Perebusan Dalam perebusan kedelai harus disediakan terlebih dahulu air bersih yang mendidih, kemudian kedelai dimasukkan dan direbus sampai menjadi bubur dan matang semua. Proses perebusan kedelai tidak sekaligus melainkan secara bertahap, hal ini untuk memudahkan pengadukan kedelai agar tidak ada kedelai yang gosong, sehingga tahu yang dihasilkan berkualitas. 5. Penyaringan Kedelai yang telah menjadi bubur kemudian disaring dengan kain saring. Penyaringan ini dimaksudkan untuk memisahkan ampas kedelai dan sari pati kedelai. Penyaringan dilakukan berkali-kali hingga bubur kedelai habis. 6. Penggumpalan Setelah bubur kedelai disaring, maka sari kedelaipun digumpalkan dengan menggunakan asam cuka. Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu. 7. Pencetakkan Sari kedelai yang telah digumpalkan kemudian dicetak menggunakan papan cetakkan yang dilapisi kain saring yang berfungsi untuk mengendapkan tahu.
7
8. Pengirisan Proses terakhir dari pembuatan tahu adalah pengirisan. Setelah tahu berada di papan cetakan dengan ukuran yang masih besar, tahu tersebut didinginkan kemudian diiris. Pengirisan ini disesuaikan dengan jenis dan ukuran tahu yang diinginkan.
C. Identitas Responden Responden yaitu pengrajin tahu diidentifikasi berdasarkan umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha, Modal Awal, Tenaga Kerja dan jumlah bahan baku yang diolah. 1. Umur Pengrajin Secara umum umur rata-rata dari pengrajin tahu adalah 36 Tahun dengan umur termuda 32 Tahun dan umur tertua adalah 39 Tahun. Jumlah dari masingmasing kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Pengrajin Berdasarkan Umur (Tahun) di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Nama Pengrajin Parmin Subani Ismadi
Umur Pengrajin (Tahun) 32 34 39
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 8, terlihat bahwa umur
pengrajin tahu yang paling banyak
berkisar antara 30 sampai 35 Tahun yaitu berjumlah dua orang, sedangkan yang berumur 36 sampai 40 tahun yaitu hanya satu orang. Ini menunjukkan bahwa pengrajin tahu yang ada di Kecamatan Telaga masih berusia produktif sehingga memiliki kemungkinan berproduksi yang masih lama. 2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan pengrajin tahu secara umum masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 9.
8
Tabel 9. Tingkat Pendidikan Pengusaha Tahu di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Nama Pengrajin Parmin Subani Ismadi
Tingkat Pendidikan T. Tamat SD SD SLTP
Sumber : Data Diolah Primer 2013
Dari Tabel 9, dapat dilihat bahwa pendidikan formal yang
dimiliki
pengrajin tahu adalah SLTP yang berjumlah satu orang. Pengrajin tahu yang tamat SD berjumlah satu orang dan yang tidak tamat berjumlah satu orang. Tingkat pendidikan yang masih rendah disebabkan oleh biaya pendidikan yang mahal, disamping itu juga dalam menjalankan usaha membuat tahu tidak diperlukan pendidikan yang tinggi melainkan hanya memerlukan keterampilan. 3. Lama Usaha Pada umumnya pengrajin tahu yang ada di Kecamatan Telaga memiliki pengalaman berusaha yang sudah lama. Lama usaha setiap pengrajin dalam menjalani usahanya sangat beragam. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Lama Usaha Pengusaha Tahu di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Nama Pengrajin Parmin Subani Ismadi
Lama Usaha ( Tahun) 5 8 11
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 10, dapat dilihat bahwa pengrajin yang telah menjalankan usahanya antara 1 sampai 5 tahun berjumlah satu orang, yang telah menjalani usahanya selama 6 sampai 8 tahun yaitu berjumlah satu orang dan yang telah berusaha selama > 10 Tahun sebanyak satu orang. 4. Modal Awal Untuk memulai suatu usaha tidak lepas dari namanya modal, pengusaha membutuhkan modal baik untuk membeli peralatan maupun bahan-bahan yang dibutuhkan. Industri tahu yang ada di kecamatan telaga, dalam menjalankan usahanya menggunakan modala awal yang berasal dari pengusaha itu sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11.
9
Tabel 11. Modal Awal Industri Tahu di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Nama Pengrajin Parmin Subani Ismadi
Modal Awal 15.000.000 20.000.000 20.000.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 11, di atas menunjukkan bahwa pengrajin memiliki modal awal yang paling besar dimiliki oleh Bapak Subani dan Bapak Ismadi sebesar Rp. 20.000.000 yang paling kecil dimiliki oleh Bapak Parmin sebesar Rp.15.000.000 5. Tenaga Kerja Tenaga kerja juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menjalankan usaha. Secara umum tenaga kerja adalah manusia yang mampu bekerja untuk dapat menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi besar kecilnya jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap kesulitan jumlah tenaga kerja industri tahu, terutama tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga. Jumlah dan tenaga kerja luar kelurga dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Tenaga Kerja Luar Keluarga Industri Tahu Di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Nama Pengrajin Parmin Subani Ismadi
Jumlah TK 4 2 4
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa tenaga kerja yang paling banyak dimiliki oleh Bapak Parmin dan Bapak Ismadi dengan jumlah tenaga kerja 4 orang dan tenaga kerja yang paling sedikit dimiliki oleh Bapak Subani dengan jumlah tenaga kerja 2 Orang. 6. Jumlah Bahan Baku yang Diolah Jumlah bahan baku yang diolah setiap harinya berbeda antara satu pengrajin dengan pengrajin lainnya. Berdasarkan jumlah bahan baku yang diolah dapat dilihat pada Tabel 13 yaitu jumlah pengrajin dan bahan baku yang diolahnya secara lengkap.
10
Tabel 13. Jumlah Bahan Baku yang Diolah Pehari No 1. 2. 3.
Nama Pengrajin Parmin Subani Ismadi
Jumlah Bahan Baku (Kg/Hari) 150 150 200
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 13, dapat dilihat bahwa pada umumnya Jumlah pengrajin yang mengolah bahan baku sebanyak 150 kg per hari adalah dua orang, pengrajin yang mengolah bahan baku sebanyak 200 kg per hari berjumlah satu orang.
D. Analisis Biaya Biaya adalah pengeluaran yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi. Adapun biaya dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi tahu yang terdiri dari Biaya Tetap dan Biaya Variabel. 1. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam proses pembuatan tahu. Adapun biaya tetap yang digunakan oleh Bapak Parmin, Subani dan Ismadi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Untuk mengetahui biaya tetap yang dikeluarkan oleh Bapak Parmin meliputi biaya penyusutan alat, pajak, dan listrik dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Jenis Biaya Tetap yang dikeluarkan oleh Bapak Parmin No 1. 2. 3.
Jenis Biaya Tetap Penyusutan Alat Pajak Listrik Jumlah
Jumlah (Rp/Bulan) 1.108.333 60.000 100.000 1.268.333
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 14, dapat dilihat bahwa biaya tetap yang paling banyak dikeluarkan oleh Bapak Parmin berasal dari biaya penyusutan alat terdiri dari gilingan, tangkai penguapan, tempat cetakan, tapisan, dan tempat rebusan sebesar Rp.1.108.333 selama satu bulan dan yang paling sedikit berasal dari pajak Rp.60.000. Untuk mengetahui biaya tetap yang dikeluarkan oleh Bapak Subani yang meliputi biaya penyusutan alat, pajak, dan listrik dapat dilihat pada tabel 15.
11
Tabel 15. Jenis Biaya Tetap yang dikeluarkan oleh Bapak Subani No 1. 2. 3.
Jenis Biaya Tetap Penyusutan Alat Pajak Listrik Jumlah
Jumlah (Rp/Bulan) 593.750 75.000 100.000 768.750
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 15, dapat dilihat bahwa biaya tetap yang paling banyak dikeluarkan oleh Bapak Subani berasal dari biaya penyusutan alat terdiri dari gilingan, tangkai penguapan, tempat cetakan, tapisan, dan tempat rebusan sebesar Rp.593.750 selama satu bulan dan yang paling sedikit dari pajak sebesar Rp.75.000. Untuk mengetahui biaya tetap yang dikeluarkan oleh Bapak Ismadi yang meliputi biaya penyusutan alat, pajak, dan listrik dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Jenis Biaya Tetap yang dikeluarkan oleh Bapak Ismadi No 1. 2. 3.
Jenis Biaya Tetap Penyusutan Alat Pajak Listrik Jumlah
Jumlah (Rp/Bulan) 659.092 250.000 100.000 1.009.092
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 16, dapat dilihat bahwa biaya tetap yang paling banyak dikeluarkan oleh Bapak Ismadi berasal dari biaya penyusutan alat terdiri dari gilingan, tangkai penguapan, tempat cetakan, tapisan, dan tempat rebusan sebesar Rp.659.092 selama satu bulan dan yang paling sedikit dari listrik sebesar Rp.100.000. Untuk mengetahui biaya tetap dari masing-masing pengrajin tahu yang ada di Kecamatan Telaga dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Biaya Tetap Industri Tahu di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Biaya Tetap Parmin Subani Ismadi Total Rata-rata
Jumlah (Rp/Bulan) 1.286.333 768.750 1.009.092 3.046.175 1.015.391
Sumber : Data Primer Diolah 2013
12
Berdasarkan Tabel 17, dapat dilihat bahwa rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh masing-masing pengrajin tahu di Kecamatan Telaga sebesar Rp.1.015.391. Biaya tetap yang paling banyak dimiliki oleh Bapak Parmin sebesar Rp. 1.268.333 selama satu bulan dan yang paling sedikit dimiliki oleh Bapak Subani Rp. 768.750. 2. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang sifatnya berubah-ubah. adapun biaya variabel yang digunakan oleh Bapak Parmin, Subani, dan Ismadi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Untuk mengetahui biaya variabel yang digunakan oleh Bapak Parmin meliputi biaya bahan baku, biaya bahan bakar, dan biaya upah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Jenis Biaya Variabel yang digunakan oleh Bapak Parmin No 1.
Jenis Biaya Variabel Biaya bahan baku Kedelai Asam cuka
Fisik
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
4.500 3.000
Kg Kg
7.500 2.000
33.750.000 6.000.000
Total Biaya (Rp)
39.750.000 2.
Bahan bakar Abu kayu
300
Krg
75.000
22.500.000 22.500.000
3.
Upah Tenaga Kerja
4
Org
Jumlah
850.000 3.400.000 65.650.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 18, dapat dilihat bahwa biaya variabel yang paling banyak dikeluarkan oleh Bapak Parmin berasal dari biaya bahan baku terdiri dari kedelai dan asam cuka sebesar Rp.39.750.000 selama satu bulan dan yang paling sedikit dari upah tenaga kerja sebesar Rp. 3.400.000. Untuk mengetahui biaya variabel yang dimiliki oleh Bapak Subani meliputi biaya bahan baku, biaya bahan bakar, dan biaya upah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 19.
13
Tabel 19. Jenis Biaya Variabel yang digunakan oleh Bapak Subani No 1.
Jenis Biaya Variabel Biaya bahan baku Kedelai Asam cuka
Fisik
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
4.500 3.000
Kg Kg
7.500 2.000
33.750.000 6.000.000
Total Biaya (Rp)
39.750.000 2.
Bahan bakar Abu kayu
300
Krg
75.000
22.500.000 22.500.000
3.
Upah Tenaga Kerja
2
Org
900.000 1.800.000 64.050.000
Jumlah Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari tabel 19, dapat dilihat bahwa biaya variabel yang paling banyak dikeluarkan oleh Bapak Subani berasal dari biaya bahan baku terdiri dari kedelai dan asam cuka sebesar Rp.39.750.000 selama satu bulan dan yang paling sedikit dari upah ternaga kerja sebesar Rp. 1.800.000. Untuk mengetahui biaya variabel yang dimiliki oleh Bapak Ismadi meliputi biaya bahan baku, biaya bahan bakar, dan biaya upah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Jenis Biaya Variabel yang digunakan oleh Bapak Ismadi No 1.
Jenis Biaya Variabel Biaya bahan baku Kedelai Asam cuka
Fisik
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
6.000 3.300
Kg Kg
7.500 2.000
45.000.000 6.600.000
Total Biaya (Rp)
51.600.000 2.
Bahan bakar Abu kayu
360
Krg
4
Org
75.000
27.000.000 27.000.000
3.
Upah Tenaga Kerja Jumlah
900.000 3.600.000 82.200.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 20, dapat dilihat bahwa biaya variabel yang paling banyak dikeluarkan oleh Bapak Ismadi berasal dari biaya bahan baku terdiri dari kedelai dan asam cuka sebesar Rp.51.600.000 selama satu bulan dan yang paling sedikit
14
dari upah tenaga kerja sebesar Rp. 3.600.000. Untuk mengetahui biaya variabel dari masing-masing pengrajin tahu yang ada di Kecamatan Telaga dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Biaya Variabel Industri Tahu di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Biaya Variabel Parmin Subani Ismadi Total Rata-rata
Jumlah (Rp/Bulan) 65.650.000 64.050.000 82.200.000 211.900.000 70.633.333
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat bahwa rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan masing-masing pengrajin tahu di Kecamatan Telaga sebesar Rp.70.633.333. biaya variabel yang terbesar dikeluarkan oleh Bapak Ismadi sebesar Rp.82.200.000 selama satu bulan dan yang paling kecil dimiliki oleh Bapak Subani sebesar Rp. 64.050.000. 3. Biaya Total Biaya Total adalah hasil dari penjumlahan seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan selama proses produksi. Besarnya rata-rata biaya total untuk proses produksi dari Bapak Parmin, Subani, dan ismadi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Untuk mengetahui biaya total yang dimiliki oleh Bapak Parmin yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Biaya Total yang dimiliki Bapak Parmin No Jenis Biaya Total 1. Biaya Tetap 2. Biaya Variabel Jumlah (1+2)
Biaya Total (Rp/Produksi) 1.268.333 65.650.000 66.918.333
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 22, dapat dilihat bahwa biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh Bapak Parmin berasal dari biaya variabel sebesar Rp. 65.650.000 selama satu bulan dan yang paling sedikit dari biaya tetap sebesar Rp. 1.268.333.Untuk mengetahui biaya total yang dimiliki oleh Bapak Subani yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 23.
15
Tabel 23. Biaya Total yang dimiliki Bapak Subani No Jenis Biaya Total 1. Biaya Tetap 2. Biaya Variabel Jumlah (1+2)
Biaya Total (Rp/Produksi) 768.750 64.050.000 64.818.750
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 23, dapat dilihat bahwa biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh Bapak Subani berasal dari biaya variabel sebesar Rp. 64.050.000 selama satu bulan dan yang paling sedikit dari biaya tetap sebesar Rp. 768.750.Untuk mengetahui biaya total yang dimiliki oleh Bapak Ismadi yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Biaya Total yang dimiliki Bapak Ismadi No Jenis Biaya Total 1. Biaya Tetap 2. Biaya Variabel Jumlah (1+2)
Biaya Total (Rp/Produksi) 1.009.092 82.200.000 83.209.092.
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 24, dapat dilihat bahwa biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh Bapak Ismadi berasal dari biaya variabel sebesar Rp. 82.200.000 selama satu bulan dan yang paling sedikit dari biaya tetap sebesar Rp. 1.009.092. Untuk mengetahui biaya variabel dari masing-masing pengrajin tahu yang ada di Kecamatan Telaga dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Biaya Total pada Usaha Tahu di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Uraian Parmin Subani Ismadi Jumlah Rata-rata
Jumlah (Rp/Bulan) 66.913.333 64.818.750 83.209.092 214.946.175 71.648.725
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 25, biaya total yang dikeluarkan masing-masing pengrajin tahu di Kecamatan Telaga sebesar Rp. 71.648.725. biaya total yang terbesar dikeluarkan oleh Bapak Ismadi sebesar Rp. 83.209.092 selama satu bulan dan yang paling kecil dimiliki oleh Bapak Subani sebesar Rp. 64.818.750.
16
4. Penerimaan dan Pendapatan Penerimaan pengusaha tahu merupakan perkalian antara total produk yang dihasilkan dalam satu bulan produksi di kalikan dengan harga jual. Untuk mengetahui penerimaan yang diterima oleh Bapak Parmin, Subani, dan Ismadi dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Penerimaan Usaha Tahu di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Nama Parmin Subani Ismadi Jumlah Rata-rata
Produksi (Biji) 336.000 336.000 420.000 1.092.000 364.000
Harga (Rp/Biji) 200 200 200 600 200
Penerimaan (Rp) 67.200.000 67.200.000 84.000.000 218.400.000 72.800.000
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 26, dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan oleh masing-masing pengrajin tahu sebesar Rp. 72.800.000. jumlah produksi tahu yang paling banyak di miliki oleh Bapak Ismadi dengan jumlah produksi 420.000 biji dengan penerimaan sebesar Rp. 84.000.000. dan produksi tahu yang paling sedikit dimiliki oleh Bapak Parmin dan Bapak Subani dengan jumlah produksi 336.000 Biji dengan penerimaan sebesar Rp. 67.200.000. Keuntungan yang dapat diperoleh dari Bapak Parmin, Subani, dan Ismadi merupakan selisih antara Penerimaan dan Biaya Total. Untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh Bapak Parmin dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Keuntungan yang diperoleh Bapak Parmin No Uraian 1. Penerimaan 2. Total Biaya Keuntungan (1-2)
Nilai (Rp) 67.200.000 66.918.333 281.667
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 27, dapat dilihat bahwa penerimaan yang diterima oleh Bapak Parmin sebesar Rp. 67.200.000 setiap bulan dan total biaya sebesar Rp.66.918.333 sehingga Bapak Parmin mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 281.667. Untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh Bapak Subani merupakan selisih antara penerimaan dan biaya total dapat dilihat pada tabel 28.
17
Tabel 28. Keuntungan yang diperoleh Bapak Subani No Uraian 1. Penerimaan 2. Total Biaya Keuntungan (1-2)
Nilai (Rp) 67.200.000 64.818.750 2.381.250
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 28, dapat dilihat bahwa penerimaan yang diterima oleh Bapak Subani sebesar Rp. 67.200.000 setiap bulan dan total biaya sebesar Rp.64.818.750 sehingga Bapak Subani mendapatkan keuntungan sebesar Rp.2.381.250. Untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh Bapak Ismadi merupakan selisih antara penerimaan dan biaya total dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Keuntungan yang diperoleh Bapak Ismadi No Uraian 1. Penerimaan 2. Total Biaya Keuntungan (1-2)
Nilai (Rp) 84.000.000 83.209.092 790.908
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 29, dapat dilihat bahwa penerimaan yang diterima oleh Bapak Ismadi sebesar Rp. 84.000.000 setiap bulan dan total biaya sebesar Rp.83.209.092 sehingga Bapak Ismadi mendapatkan keuntungan sebesar Rp.790.908. Untuk mengetahui keuntungan dari masing-masing pengrajin tahu yang ada di Kecamatan Telaga dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Keuntungan Pengrajin Tahu Di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Keuntungan Parmin Subani Ismadi Jumlah Rata-rata
Jumlah (Rp/Bulan) 281.667 2.381.250 790.908 3.453.825 1.151.275
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 30, dapat dilihat bahwa rata-rata keuntungan yang diterima oleh masing-masing pengrajin tahu di Kecamatan Telaga sebesar Rp.1.151.275. keuntungan yang terbesar dimiliki oleh Bapak Subani sebesar Rp.2.318.250 dalam satu bulan dan yang kecil dimiliki oleh Bapak Parmin sebesar Rp. 281.667.
18
5. Kelayakan Usaha Kelayakan usaha untuk memproduksi tahu dapat diketahui menggunakan R/C Ratio. besarnya nilai R/C Ratio yang dimiliki oleh Bapak Parmin, Subani, dan Ismadi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Untuk mengetahui kelayakan usaha yang diperoleh Bapak Parmin merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya total dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Kelayakan Usaha yang diperoleh Bapak Parmin No Uraian 1. Penerimaan 2. Total Biaya Jumlah (1/2)
Nilai (Rp) 67.200.000 66.918.333 1,004
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 31, dapat dilihat bahwa penerimaan yang diperoleh Bapak Parmin sebesar Rp. 67.200.000 dan total biaya sebesar Rp. 66.918.333. sehingga Bapak Parmin mendapatkan nilai R/C Ratio sebesar 1,004. Untuk mengetahui kelayakan usaha yang diperoleh Bapak Subani merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya total dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32. Kelayakan usaha yang diperoleh Bapak Subani No Uraian 1. Penerimaan 2. Total Biaya Jumlah (1/2)
Nilai (Rp) 67.200.000 64.818.750 1,036
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Dari Tabel 32, dapat dilihat bahwa penerimaan yang diperoleh Bapak Subani sebesar Rp. 67.200.000 dan total biaya sebesar Rp. 64.818.750 sehingga Bapak Subani mendapatkan nilai R/C Ratio sebesar 1,036. Untuk mengetahui kelayakan usaha yang diperoleh Bapak Ismadi merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya total dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Kelayakan usaha yang diperoleh Bapak Ismadi No Uraian 1. Penerimaan 2. Total Biaya Jumlah (1/2)
Nilai (Rp) 84.000.000 83.209.092 1,009
Sumber : Data Primer Diolah 2013
19
Dari Tabel 33, dapat dilihat bahwa penerimaan yang diperoleh Bapak Ismadi sebesar Rp. 84.000.000 dan total biaya sebesar Rp. 83.209.092 sehingga Bapak Ismadi mendapatkan nilai R/C Ratio sebesar 1,009. untuk mengetahui kelayakan usaha dari masing-masing pengrajin tahu di Kecamatan Telaga dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Kelayakan Usaha Tahu di Kecamatan Telaga, 2013 No 1. 2. 3.
Nama Pengrajin Parmin Subani Ismadi Jumlah Rata-rata
Nilai R/C Ratio 1,004 1,036 1,009 3,049 1,016
Keterangan Layak Layak Layak Layak Layak
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Berdasarkan Tabel 34, dapat dilihat bahwa rata-rata kelayakan usaha yang diperoleh masing-masing pengrajin tahu di Kecamatan Telaga sebesar 1,016. kelayakan usaha terbesar dimiliki oleh Bapak Subani dengan nilai R/C Ratio 1,036 dan yang paling terkecil dimiliki oleh Bapak Parmin dengan nilai R/C Ratio 1,004. berdasarkan nilai R/C Ratio yang diperoleh dari masing-masing pengrajin tahu di Kecamatan Telaga, layak dikembangkan karena nilai R/C yang diperoleh > 1. Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Rahim Hastuti, (2007). Apabila nilai R/C Ratio >1 maka usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
E. Uji Hipotesis 1. Keuntungan pengrajin tahu di Kecamatan Telaga yang terbesar pertama dimiliki oleh Bapak Subani sebesar Rp. 2.318.250, terbesar yang kedua dimiliki oleh Bapak Ismadi sebesar Rp. 790.908, dan yang paling terkecil dimiliki oleh Bapak Parmin sebesar Rp. 281.667. 2. Usaha tahu yang ada di Kecamatan Telaga layak untuk dikembangkan karena nilai R/C Ratio dari masing-masing pengrajin tahu yang diperoleh > 1. nilai R/C Ratio yang terbesar pertama dimiliki oleh Bapak Subani dengan nilai 1,036, terbesar yang kedua dimiliki oleh Bapak Ismadi dengan nilai 1,009, dan yang paling terkecil dimiliki oleh Bapak Parmin dengan nilai 1,004.
20