BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas wilayah Desa Oluhuta Utara 5,05 km2 yang terdiri dari 4 dusun yaitu : Dusun Malewang, Dusun Pancuran, Dusun Bonela dan Dusun Paranggi. Adapun batas – batas wilayah Desa Oluhuta Utara adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Poowo Barat Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Oluhuta Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Padengo Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Talango Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2012
4.1.2 Keadaan Penduduk Penduduk
merupakan
modal
dasar
dalam
suatu
pelaksanaan
pengembangan nasional, karena selain sebagai objek, penduduk juga merupakan subjek dalam pembangunan. Mengenai keadaan penduduk
yang berada di
wilayah Desa Oluhuta Utara dapat dilihat dari segi umur, pendidikan dan mata pencaharian.
4.1.3 Jumlah Penduduk Menurut Umur Desa Oluhuta Utara memiliki jumlah penduduk 1082 jiwa dengan jumlah laki – laki sebesar 522 jiwa dan perempuan sebesar 560 jiwa. Umur dapat mempengaruhi kemampuan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktifitas dalam berusaha. Pada umumnya petani yang memiliki umur masih muda dan masih sehat jasmaninya mempunyai kemampuan fisik yang lebih kuat dan lebih cepat menerima inovasi dan teknologi yang sedang berkembang dibanding dengan
petani yang telah berumur tua. Jumlah penduduk berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut Umur Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango 2012. No
Umur (tahun)
Jumlah (jiwa)
Presentase ()
1.
0 – 14
374
34.56
2.
15 – 60
540
49.90
3.
> 65
168
15.52
Jumlah
1082
100
Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2012
Dari Tabel 2 menunjukan bahwa penduduk di Desa Oluhuta Utara, usia yang paling banyak adalah uasia produktif yaitu pada kategori 15 – 60 tahun dengan presentase 49.90 % dari 540 jiwa, sedangkan usia yang paling sedikit adalah usia tidak produktif pada kategori >65 tahun dengan presentase 15.52 % dari 168 jiwa, sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk di Desa Oluhuta Utara dominan berada pada usia produktif, pada usia tersebut umumnya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dan lebih cepat menerima inovasi dan teknologi yang sedang berkembang, dibanding dengan petani yang lebih berumur tua seperti pada usia 65 tahun keatas.
4.1.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap cepat lambatnya seorang petani menerima teknologi baru yang dapat menambah pengetahuan dalam rangka perubahan ekonomi atau usahataninya. Selain umur, pendidikan juga sangat penting dalam hal pengelolaan usahatani. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3 :
Tabel 3 : Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012. No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (jiwa)
Presentase ()
1.
Tidak Tamat SD
358
33.08
2.
Tamat SD / Sederajat
271
25.04
3.
Tamat SMP / Sederajat
142
13.12
4.
Tamat SMA / Sederajat
212
19.59
5.
Tamat DI/DII
18
1.66
6.
Tamat DIII
17
1.57
7.
Tamat S- 1 / Sederajat
44
4.06
8.
Tamat S- 2 / Sederajat
20
1.84
1082
100
Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2012
Dari Tabel 3. menunjukan bahwa tingkat pendidikan di Desa Oluhuta Utara masih tergolong rendah, dengan melihat nilai presentase dari tingkat tidak tamat SD sangat tinggi 33.08% dengan jumlah orang (358 orang), sedangkan yang tamatan perguruan tinngi khususnya S1 4.06% (44 orang). Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat. Tingkat pendidikan di Desa Oluhuta Utara, tergolong berpendidikan rendah yaitu rata – rata tamatan SD dan bahkan ada pula yang tidak tamat SD, sehingga dengan pendidikan dan pengetahuan yang sangat terbatas akan berpengaruh pada pola pikir dan tingkah laku penduduk di Desa Oluhuta Utara dalam menanggapi suatu permasalahan dalam masing – masing pekerjaannya. Hal ini disebabkan karena penduduk di Desa Oluhuta Utara lebih dominan bermata pencaharian sebagai petani, sehingga mereka terbentur oleh ekonomi untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karenanya rata – rata penduduk di Desa Oluhuta Utara hanya sampai tamat SD, bahkan masih ada juga penduduk yang tidak merasakan ke jenjang lebih tinggi.
4.1.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian berkaitan dengan penghasilan yang akan diperoleh seseorang untuk menunjang perekonomian keluarganya, serta menentukan tingkat kemakmuran maupun kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat. Mata pencaharian penduduk di Desa Oluhuta Utara antara lain : Pegawai Negeri Sipil, Swasta, Petani, Perdagangan, Konstruksi dan Jasa Lainnya. Untuk lebih jelasnya yakni mengenai jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4 : Tabel 4 : Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012. No
Mata pencaharian
Jumlah (jiwa)
Presentase ()
136
44.59
1.
Petani
2.
Peternakan
8
2.62
3.
Konstruksi
10
3.27
4.
Perdagangan
51
16.72
5.
Angkutan
26
8.52
6.
Pegawai Negeri
46
15.08
7.
Swasta
8
2.62
8.
Jasa Lainnya
20
6.55
305
100
Jumlah Sumber : Data Diolah, 2012
Dari Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar mata pencaharian yang paling dominan di Desa Oluhuta Utara adalah petani 136 jiwa terus diikuti oleh usaha perdagangan 51 jiwa, sedangkan yang terkecil yaitu masing – masing 8 orang adalah peternakan dan swasta . Hal ini disebabkan karena di Desa Oluhuta Utara potensi lahannya dominan lahan sawah sehingga penduduknya lebih banyak yang berprofesi sebagai petani sawah dibandingkan dengan pegawai negeri, konstruksi dan jasa lainnya kerena tingkat pendidikan mereka rata – rata hanya sampai tamatan sekolah dasar, sehingga penduduk di Desa Oluhuta Utara lebih banyak sebagai petani ataupun usaha lainnya.
4.1.7 Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang memadai merupakan faktor yang dapat menunjang aktifitas pendudk di segala bidang yaitu bidang pendidikan, kesehatan dan lain – lain sehingga dapat memberikan kemajuan dan perkembangan di wilayah tersebut. Jumlah sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel 5 : Tabel 5 : Jenis Dan Jumlah Sarana dan Prasarana Tersedia Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012. No 1.
2.
3.
4.
Jenis Sarana dan Prasarana
Jumlah (unit)
Sarana Pendidikan SD
3
SMP
1
SMA
1
Sarana Beribadah Masjid
4
Musholah
2
Sarana Kesehatan Puskesmas
1
Posyandu
1
Prasarana Pertanian Penggilingan Padi Traktor
2 10 2
Pompa Air Perontok Gabah Jumlah
4 31
Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2012
Tabel 5 menunjukan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Oluhuta Utara, cukup beragam dan memadai bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatannya, yaitu pada sarana pendidikan terdapat 5 unit yang terdiri dari 3 SD, 1 SMP, 1 SMA, ini disebabkan karena rata – rata penduduknya hanya sampai pada tingkat pendidikan sekolah dasar, sehingga di Desa Oluhuta
Utara, bangunan sekolah dasar (SD) lebih banyak dari SMP dan SMA. Sarana peribadatan sebanyak 6 unit yang terdiri dari 4 masjid dan 2 musholah, sarana kesehatan sebanyak 2 unit yang masing – masing 1 untuk puskesmas dan posyandu, dan untuk prasarana pertanian terdapat 18 unit yang terdiri dari 2 penggilingan padi, 10 traktor, 2 pompa air, dan 4 perontok gabah. Banyak prasarana pertanian di Desa Oluhuta Utara karena penggunaan lahannya dominan digunakan sebagai lahan sawah dan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
4.2 Karakteristik Responden Karakteristik dalam penelitian ini berupa umur, tingkat pendidikan, luas lahan dan status lahan. Adapun penjelasan karakteristik responden yang mengisi kuesioner penelitian sebagai berikut.
4.2.1 Umur Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan pola pikir petani dalam mengelola usahataninya. Selain itu, umur juga dapat berpengaruh dalam penyerapan informasi dalam peningkatan produksi. Umumnya petani yang masih muda dan sehat memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dibanding dengan petani yang berusia relatif tua, karena petani yang masih muda lebih cepat menerima hal-hal yang baru, lebih berani mengambil resiko, dan lebih dinamis dibanding petani yang relatif berusia tua. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa umur petani responden bervariasi. Adapun karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 6 :
Tabel 6 : Karakteristik Responden, Anggota Kelompok Tani Berdasarkan Umur Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012. No
Umur (Kategori)
Jumlah (orang)
Presentase (%)
1.
<15
0
0
2.
15 – 60
47
92.15
3.
>60
4
7.84
Jumlah
51
100
Sumber : Data Diolah, 2012
Dari Tabel 6 menunjukan bahwa umur petani responden yang belum produktif pada kategori <15 dengan jumlah petani 0 %, sedangkan umur petani yang produktif antara 15 – 60 tahun dengan nilai presentase 92.15 % dari 47 orang responden dan petani yang tidak produktif 4 orang dengan nilai presentase 7.84 %. Hal ini sesuai Depnakertrans dalam Nurmayanti (2010) bahwa kelompok usia terbagi atas 3 yaitu usia belum produktif (0 – 14 tahun), usia produktif (15 – 60 tahun), dan usia tidak produktif (di atas 65 tahun). Pada umumnya kategori usia responden dalam penelitian ini tergolong usia produktif dan kategori usia yang berpengalaman, sehingga responden merasa mudah menerima inovasi baru dan mampu mengembangkan usahataninya dalam peningkatan ekonomi petani dan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan yang tidak produktif, kemampuan mereka dalam usahatani tidak menunjang dibandingkan dengan yang masih produktif, karena pola pemikirannya berbeda dalam hal menerima inovasi yang diberikan untuk menambah wawasan petani itu sendiri.
4.2.2 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat petani merupakan dasar yang digunakan untuk mengukur sejauh mana cara berpikir, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan ekonomi dalam mengelola usahatani. Petani yang tingkat pendidikannya lebih tinggi cenderung lebih dinamis untuk mengambil keputusan yang tepat dalam meningkatkan usahataninya dibandingkan dengan petani yang
relatif lebih rendah pendidikannya. Karena pendidikan salah satu penunjang petani dalam kemampuan dan pengetahuan atau pola pikir mereka. Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan petani responden dapat dilihat pada Tabel 7 : Tabel 7 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012. No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (orang)
Presentase ()
1.
SD
45
88.23
2.
SMP
2
3.92
3.
SMA
2
3.92
4.
D3
1
1.96
5.
S1
1
1.96
Jumlah
51
100
Sumber : Data Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 8 bahwa tingkat pendidikan petani responden dapat dilihat bahwa sebanyak 45 orang dengan nilai presentase (88.23%) berpendidikan tamatan SD sederajat, sedangkan yang tamatan perguruan tinggi terbilang sedikit hanya 2 orang. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan tingkah laku masyarakat petani. Dengan tingkat pendidikan Di Desa Oluhuta Utara yang masih sangat rendah, responden kurang pengetahuannya dalam peningkatan usahatani pada kelompok taninya sehingga akan berpengaruh pada pola pikir dan tingkah laku responden dalam menanggapi suatu permasalahan di lapangan.
4.2.3 Luas Lahan Luas lahan sangat mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam hal penggunaan bibit, pupuk, peralatan, maupun obat – obatan yang diperlukan dalam pengelolaan usahatani. Petani yang memiliki lahan usaha tani yang luas akan memperoleh hasil produksi yang besar, tetapi tidak menjamin bahwa dengan lahan tersebut yang lebih produktif dalam memberikan hasil
dibandingkan dengan lahan usahatani yang kecil. Untuk mengetahui rata – rata luas lahan petani responden dapat dilihat pada Tabel 8 : Tabel 8 : Sebaran Responden Berdasarakan Luas Lahan Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012. No
Luas Lahan
Jumlah (orang)
Presentase ()
1.
< 1 ha
49
96.07
2.
1 – 2 ha
2
3.92
3.
> 2 ha
0
0
Jumlah
51
100
Sumber : Data Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 8 menunjukan bahwa presentase luas kepemilikan lahan terbanyak 96.07 dengan luas lahan < 1 ha dari 49 orang, sedangkan luas lahan responden sedikit 3.92% dengan luas lahan 1 ha dari 2 orang . Hal ini membuktikan bahwa anggota kelompok tani sebagian besar memiliki luas lahan yang cukup besar, sehingga mereka mampu menghasilkan produksi yang lebih banyak dibandingkan dengan lahan yang lebih kecil dari lahan mereka, dengan menerapkan teknologi uasahatani seperti penggunaan bibit unggul, pengairan, pemberantasan hama penyakit dan pemupukan berimbang. 4.2.4 Status Lahan Pengenalan dan pemahaman unsur pokok usahatani menjadi sangat penting, terutama dalam menyangkut pemilikan dan penguasaan. Kepemilikan lahan akan memberikan kekuatan dalam kegiatan usahatani dan akan meningkatkan ekonomi tinggi untuk kehidupan keluarga petani. Tabel 9 : Sebaran Responden Berdasarkan Status Lahan Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012. No
Kepemilikan Lahan
Jumlah (orang)
Presentase ()
1.
Pemilik
14
27.45
2.
Penggarap
29
56.86
3.
Pemilik / Penggarap
8
15.68
51
100
Jumlah Sumber : Data Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa status lahan responden di Desa Oluhuta Utara bervariasi. Kategori paling banyak adalah petani penggarap yaitu 56.86% dengan jumlah 29 orang dan yang paling sedikit adalah petani pemilik sekaligus penggarap dengan presentase 15.68% dengan jumlah 8 orang. Berdasarkan fakta di lapangan bahwa yang paling dominan adalah petani penggarap lebih banyak dari pada petani pemilik dan pemilik/penggarap, dengan jumlah luas per hektar yang bervariasi antara 0,2 sampai 1 ha. Karena petani banyak yang tidak memiliki lahan sendiri sehingga petani tersebut bekerja di lahan orang lain dan itu sudah menjadi sentra perekonomian atau mata pencaharian mereka untuk menghidupi keluarga.
4.2.5 Peran Anggota Kelompok Tani Untuk Pelaksanaan Kegiatan Usahatani Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal lima indikator kelompok tani dengan ciri-ciri sebagai berikut: (Dinas Pertanian Kabupaten Bone Bolango, 2009) Peran anggota kelompok tani merupakan perilaku anggota kelompok sebagai wahana bagi anggota melakukan tukar informasi dan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan pertanian. 1. Mencari dan menyebarluaskan informasi kepada anggotanya 2. Merencanakan kegiatan kelompok tani 3. Melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah 4. Penerapan teknologi panca usahatani 5. Penyediaan fasilitas dan sarana produksi
4.2.6
Peranan Anggota Kelompok Menyebarluaskan Informasi
Tani
Dalam
Mencari
dan
Kelompok sebagai wadah tempat berkumpulnya petani yang berperan dalam membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan usahatani dengan para anggotanya. Kelompok berperan besar di dalam merubah perilaku atau pola pikir mereka melalui penyebaran informasi, karena dengan adanya informasi yang didapat dari kelompok tani atau instansi lainnya maka perubahan aktifitas uasahatani akan lebih baik untuk meningkatakan dan mengembangkan
kemampuan petani agar lebih berperan sebagaimana mestinya yang berkaitan dengan pengelolaan usahatani padi. Untuk menjalankan peran tersebut, anggota kelompok tani melakukan tukar informasi dan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan pertanian. Berbagai
informasi
khususnya
mengenai
pengelolaan
usahatani
perlu
disebarluaskan, misalnya teknologi terbaru, adanya gejala serangan hama dan penyakit serta perkembangan harga dipasaran, dan dari informasi ini anggota kelompok tani dapat memperoleh tambahan pengetahuan serta peningkatan ekonomi petani, sehingga merubah pola pikir mereka dalam hal mengelola usahataninya lebih baik. Untuk mengetahui peranan anggota kelompok tani dalam mencari dan penyebaran informasi dapat dilihat pada Tabel 10. Peran Anggota Kelompok Tani Dalam Penyebaran Dan Pencarian Informasi Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012. Presentase ()
21 – 30
Jumlah Responden (Orang) 47
Sedang
11 – 20
4
7.84
Rendah
0 – 10
0
0
51
100
Kriteria
Total Skor
Tinggi
Jumlah
92.15
Sumber : Data Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 10 menunjukan bahwa peranan anggota kelompok tani dalam mencari dan penyebaran informasi termasuk kategori tinggi, yaitu 92.15 % dengan jumlah responden 47 orang sedangkan 7.84 % termasuk kategori sedang dari jumlah responden 4 orang dan jumlah keseluruhannya didapat dari 51responden. Dari hasil penelitin tersebut maka dapat dikatakan bahwa anggota kelompok tani di Desa Oluhuta Utara sering mencari dan mendapatkan informasi, dengan cara pertemuan biasa atau mengadakan rapat kelompok. Informasi yang
dimaksud mengenai teknik budidaya, penerapan teknologi dan pengadaan bibit yang digunakan, karena apa yang disampaikan oleh kelompok tani lainnya sangat penting dalam peningkatan usahatani sehingga petani termotivasi untuk bekerja dan berperan aktif. Sedangkan anggota kelompok tani yang menerapkan informasi dan melakukan setiap bulan sekali masih sangat sering dilakukan pertemuan, hal ini disebabkan karena informasi yang mereka peroleh sudah sangat sering di dengar, sehingga ada beberapa responden yang kurang menerapkan informasi yang mereka peroleh. Dalam melaksanakan kegiatan usahatani anggota kelompok tani akan lebih mudah, karena mereka sudah mendapatkan informasi mengenai waktu tanam yang baik, teknik budidaya dan penggunaan teknologi usahatani, terus dapat menerapkan secara langsung dalam berusahatani sehingga panen berhasil otomatis peningkatan ekonomi mereka dapat meningkat. Dari hasil wawancara dengan responden, kendala yang dihadapi dalam mencari dan penyebaran informasi yaitu anggota kelmpok tani kurangnya jadwal pertemuan rutin untuk memperoleh informasi, sehingga kontak tani mengalami kesulitan dalam mencari dan menyebarkan informasi kepada anggota kelompok tani lainnya. Selain itu informasi yang disampaikan oleh PPL maupun kontak tani masih ada beberapa anggota yang tidak menanggapi informasi tersebut, hal ini disebabkan karena responden lainnya lebih memilih untuk bekerja di lapangan.
4.2.7
Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Anggota kelompok tani juga berperan dalam merencanakan kegiatan
kelompok yang berhubungan dengan pelaksanaan usahatani. Perencanaan kegiatan kelompok dalam suatu pengolahan usahatani sangat diperlukan guna mengetahui, menyusun dan menentukan kegiatan apa saja yang ingin dilakukan, bagaimana dan kapan kegiatan akan dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh. Untuk perencanaan kegiatan, keterlibatan anggota kelompok tani sangat penting, karena merekalah yang punya rencana atau tahu pasti keadaan
lingkungan
sekeliling
mereka.
Peranan
anggota
kelompok
tani
dalam
merencanakan kegiatan kelompok diharapkan agar mampu mengupayakan kegiatan usahatani yang dilaksanakan akan lebih maksimal dan terarah untuk kesejahteran petani. Lebih mengetahui peranan anggota kelompok tani dalam merencanakan kegiatan kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 11. Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Perencanaan Kegiatan Kelompok Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012.
Kriteria
Total Skor
Tinggi
14 – 20
Jumlah Responden (Orang) 47
Sedang
8 – 13
3
5.88
Rendah
1–7
1
1.96
51
100
Jumlah
Presentase () 92.15
Sumber : Data Diolah, 2012
Dari Tabel 11 menunjukan bahwa keterlibatan anggota kelompok tani untuk merencanakan kegiatan kelompok termasuk kategori tinggi, dimana 51 petani responden ada beberapa orang petani yang tidak aktif disebabkan karena faktor usia dan sering mengalami kesakitan, sehingga sudah tidak lebih berperan dalam mengikuti perencanan kegiatan kelompok dibandingkan dengan usia – usia lainnya. Dimana anggota kelompok tani untuk melakukan perencanaan kegiatan kelompok sebelum dan sesudah musim tanam nilai persentase sebesar 92.15 % dengan responden 47 orang sudah masuk kategori tinggi. Sedangkan nilai persentase 5.88 % masuk kategori sedang dari 3 orang responden dan kategori rendah dari 1 orang dengan nilai persentase adalah 1.96 %. Dimana jumlah keseluruhannya didapat dari 51 responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanan kegiatan sebelum dan sesudah musim panen, anggota yang terlibat dalam setiap perencanaan kegiatan kelompok, serta penyusunan rencana berdasarkan masalah dan rutinitas termasuk kategori baik. Dikarenakan anggota
kelompok tani berperan aktif menjalankan tugasnya dengan fungsinya masing – masing. Perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani seperti rencana waktu tanam / varietas, rencana hambur benih bersama kelompok, rencana pertemuan rutin untuk kegiatan kedepan, rencana pengadaan sarana produksi. Sehingganya untuk melakukan kegiatan usahatani seperti penanaman sampai panen, dapat terstruktur dengan baik karena adanya perencanaan anggota kelompok tani sebelum maupun sesudah musim tanam, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada produksi petani itu sendiri. Kendala yang dihadapi dalam merencanakan kegiatan kelompok yaitu kurangnya sumberdaya manusia pada kelompok untuk menyusun suatu perencanaan kegiatan, dan adanya perbedaan pendapat antara anggota kelompok, sehingga menyulitkan kontak tani dalam merencanakan dan menyusun kegiatan kelompok, seperti halnya pada rencana pertemuan rutin, ada anggota yang berhalangan hadir pada waktu yang telah ditentukan, sehingga untuk rencana pertemuan rutin anggota kelompok sulit ditentukan, selain itu kendala yang dihadapi dalam perencanaan kegiatan kelompok yaitu keterbatasan modal, ini terlihat pada rencana varietas yang digunakan karena ada sebagian anggota kelompok yang tidak memiliki cukup modal untuk membeli varietas yang telah ditentukan dalam perencanaan kegiatan kelompok.
4.2.8 Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Melakukan Koordinasi Dengan Pihak Pemerintah Untuk memperoleh semua sarana produksi yang dapat meningkatkan produktivitas usaha, maka anggota kelompok tani berperan dalam melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah setempat, guna mendapatkan bantuan dana yang dapat menjadi modal usaha bagi anggota kelompok untuk memperoleh semua kebutuhan yang dapat melancarkan kegiatan usahatani secara optimal. Hal ini peranan anggota kelompok tani untuk melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah dapat dilihat pada Tabel 12.
Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Melakukan Koordinasi Dengan Pihak Pemerintah Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012.
Kriteria
Total Skor
Presentase ()
11 – 15
Jumlah Responden (Orang) 47
Tinggi Sedang
6 – 10
4
7.84
Rendah
1–5
0
0
51
100
Jumlah
92.15
Sumber : Data Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 12 menunjukan bahwa peranan anggota kelompok tani dalam melakukan dengan pihak pemerintah berada pada kategori tinggi dan sedang, ini disebabkan karena sebagian besar responden aktif untuk melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, baik untuk hal bantuan dana maupun dalam perolehan sarana produksi. Untuk memperoleh sarana produksi, anggota kelompok tani sering melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah berjumlah 47 responden, dengan nilai persentase sebesar 92,15% dan membentuk jejaring bantuan dana hanya 4 responden dengan nilai persentase sebesar 7,84% dengan kategori sedang. Maka dari itu data tersebut dapat dikatakan bahwa koordinasi dengan pihak pemerintah termasuk kategori baik, sedangkan mendapatkan binaan untuk peningkatan ekonomi petani dari petugas pemerintah tergolong rendah, karena petani lebih banyak aktifitasnya di lapangan untuk menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya tanpa pembinaan dari pihak pemerintah. Oleh karena itu dengan adanya koordinasi dengan pihak pemerintah, pelaksanaan kegiatan uasahatani mereka khusunya dalam hal bantuan yang dibutuhkan dapat lebih mudah dijangkau, karena adanya bantuan dari pemerintah mengenai sarana produksi, sehingga petani merasa akan lebih ringan dalam hal pembelian yang dibutuhkan walaupun masih sangat terbatas.
Kendala yang dihadapi dalam melakukan koordinasi dengan pihak koordinasi masih sangat terbatas dalam hal membentuk jejaring dengan pihak pemerintah untuk bantuan dana, pemasaran dan pengadaan sarana produksi. Karena bantuan tersebut masih terjanggal dengan infrastruktur lainnya. Tetapi petani tidak patah semangat dengan adanya keterbatasan tersebut, mereka akan terus berjuang demi mendapatkan perhatian yang lebih serius untuk kedepannya oleh pemerintah.
4.2.9 Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Penerapan Teknologi Panca Usahatani Usaha meningkatkan produksi selalu mendapatkan perhatian yang serius dan
teknologi
yang
menunjang pun
selalu
mengalami
perkembangan.
Perkembangan teknologi setiap saat selalu meminta tanggapan dari para petani guna meningkatkan produksi usahatani padi sawah. Panca usaha merupakan salah satu teknologi untuk meningkatkan produksi pertanian yang terdiri dari lima paket teknologi yang meliputi : (1) Pengolahan Lahan, (2) Penggunaan Benih Unggul, (3) Pemupukan Berimbang, (4) Pengendalian Hama Penyakit, dan (5) Pengairan. Untuk mengetahui perenan anggota kelompok tani dalam penerapan teknologi panca usahatani, dapat dilihat pada Tabel 13. Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Penerapan Teknologi Panca Usahatani Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012.
Kriteria
Total Skor
Presentase (%)
14 – 20
Jumlah Responden (orang) 51
Tinggi Sedang
8 – 13
0
0
Rendah
1–7
0
0
51
100
Jumlah Sumber : Data Diolah, 2012
100
Berdasarkan Tabel 13 menunjukan bahwa peranan anggota kelompok tani dalam penerapan teknologi panca usahatani sudah termasuk kategori tinggi, dengan nilai persentase 100 % dari jumlah 51 responden. Hal ini disebabkan karena peran kelompok sudah terlihat aktif, walaupun masih sering menghadapi masalah yang dihdapai yaitu minimnya dengan keterbatasan modal. Modal merupakan tolak ukur untuk melakukan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh kelompok tani, tanpa modal peningkatan ekonomi tidak akan meningkat. Untuk lebih meningkatkan peranan anggota kelompok tani terhadap penerapan teknologi panca usahatani, petani diharapkan lebih banyak mencari informasi yang dapat mendukung peningkatan ekonomi petani dalam hal usahatani, seperti informasi yang berkaitan dengan teknologi pertanian terbaru sehingga dapat menerapkan di kegiatan kelompok taninya. Adapun yang diterapkan seperti penggunaan traktor, penggunaan pupuk berimbang, pemberantasan hama dan penggunan alat yang mendukung lainnya guna meningkatkan produksi petani. Kendala yang dihadapi kelompok tani dalam penerapan teknologi yaitu kurangnya dana yang diperlukan para anggota kelompok sehingga kelompok tani sulit menerapkan semua teknologi usahatani dalam pelaksanaan kegiatan, karena untuk memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan seperti kebutuhan akan sarana produksi dan penerapan teknologi panca usaha, memerlukan dana sebagaimana mestinya.
4.2.10 Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Penyediaan Fasilitas Dan Sarana Produksi Kemampuan kelompok tani mengadakan fasilitas dan sarana produksi secara tidak langsung menunjukan kemantapan kelompok itu sendiri. Semakin banyak fasilitas dan sarana yang dimiliki oleh kelompok tani maka semakin besar pula kemungkinan bahwa kelompok tersebut dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik dan maksimal, sehingga peningkatan ekonomi mereka juga semakin tinggi. Untuk mengetahui peranan anggota kelompok tani dalam penyediaan fasilitas dan sarana produksi dapat dilihat pada Tabel 14.
Peranan Anggota Kelompok Tani Terhadap Penyediaan Fasilitas Dan Sarana Produksi Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012.
Kriteria
Total Skor
Presentase (%)
17 – 25
Jumlah Responden (Orang) 51
Tinggi Sedang
9 – 16
0
0
Rendah
1–8
0
0
51
100
Jumlah
100
Sumber : Data Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 14 menunjukan bahwa peranan anggota kelompok tani dalam penyediaan fasilitas dan sarana produksi sudah termasuk kategori tinggi, dengan nilai persentase 100 % dengan jumlah 51 respondaen. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh anggota kelompok dengan cara bergantian untuk menggunakan traktor, karena jumlahnya masih terbatas. Sedangkan untuk mesin perontok, anggota yang ingin memakainya masih kurang karena alatnya dipakai dengan cara menyewa, biasanya biaya sewa mesin perontok ini hanya dikenakan sebesar biaya perawatan mesin tersebut. Dalam hal pengadaan sarana produksi diantaranya bibit, pupuk, dan pestisida yang digunakan, karena harga pupuk sangat mahal sehingga anggota kelompok tani melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah dalam hal pengadaan bantuan dana untuk memperoleh sarana produksi tersebut. Dengan adanya fasilitas dan sarana produksi yang disediakan, petani akan lebih mudah dalam melakukan usahatani, karena kebutuhan akan traktor, irigasi, bibit, dan pupuk yang mereka butuhkan tersedia, sehingga usahatani lancar dan pendapatan ekonomi meningkat. Kendala yang dihadapi dalam penyediaan fasilitas dan sarana produksi yaitu kurangnya biaya atau dana yang dimiliki, disebabkan karena sarana yang dibutuhkan masih sangat terbatas dari pemerintah, sedangkan fasilitas yang digunakan masih sangat minim itupun dengan keadaan menyewa. Maka dari itu kelompok tani lebih giat untuk melaksanakan kegiatan yang dilakukan, sehingga
pemerintah lebih memerhatikan petani dalam hal bantuan dana atau pun peralatan dan sarana produksi yang dibutuhkan anggota kelompok tani untuk pendapatan ekonomi kedepan.
4.2.11 Peranan Anggota Kelompok Tani Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Tani Padi Sawah Dalam pelaksanaan kegiatan usahatani, peranan setiap anggota kelompok sangat berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi petani. Karena potensi sosial ekonomi merupakan kekuatan sekaligus modal dasar bagi pengembangan produksi padi. Maka dari itu, anggota kelompok tani harus menjalankan peranan mereka sebaik mungkin pada setaip kegiatan yang dilakukan seperti : Peran anggota kelompok tani dalam mencari dan penyebarluasan informasi, perencanaan kegiatan kelompok, melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, penerapan teknologi dan penyediaan fasilitas dan sarana produksi. Untuk mengetahui peranan kelompok tanai dalam setiap pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 15. Peranan Anggota Kelompok Tani Dalam Setiap Pelaksanaan Kegiatan Usahatani Di Desa Oluhuta Utara, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, 2012.
Kriteria
Total Skor
Persentase (%)
91 – 101
Jumlah Responden (Orang) 39
Tinggi Sedang
81 – 90
11
13.72
Rendah
63 – 80
1
7.84
51
100
Jumlah
78.43
Sumber : Data Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 15 menunjukan bahwa peranan anggota kelompok dalam kegiatan usahatani sudah termasuk kategori tinggi, ini terlihat dari 51 petani respnden 39 orang yang mengatakan peranannya tinggi yaitu sebesar
78.43%, sedangkan 11 orang mengatakan sedang yaitu 13.72% dan rendah hanya 1 orang yaitu 7.84% dalam pelaksanaan kegiatan usahatani. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa petani responden hampir semua melaksanakan perannya untuk mencapai peningkatan ekonomi, seperti halnya peran yang dilakukan yang mencakaup mencari dan menyebarluaskan informasi, merencanakan kegiatan, melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, penerapan teknologi, penyediaan fasilitas dan sarana produiksi.
4.2.12 Kendala Yang Dihadapi Anggota Kelompok Tani Dalam Pelaksanaan Kegiatan Usahatani Padi Dalam pelaksanaan kegiatan usahatani selalu saja ada hambatan atau kendala dalam pelaksanaanya. Seperti halnya pada kelompok tani, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahataninya terdapat hambatan atau kendala yang dapat menghambat para anggotanya melaksanakan kegiatan usahataninya, seperti : kegiatan dalam mencari dan penyebarluasan informasi, perencanaan kegiatan kelompok, melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, penerapan teknologi dan penyediaan fasilitas dan sarana produksi yang hampir semua disebabkan karena keterbatasan modal. Modal harus direncanakan untuk menunjang kegiatan yang akan kita lakukan. Keterbatasan modal merupakan kendala yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan usahatani, karena modal merupakan faktor dominan dalam melakukan kegiatan usahatani, baik dalam hal penyediaan fasilitas dan sarana produksi maupun penerapan teknologi panca usahatani. Seperti halnya pada kendala yang dihadapi pada setiap kegiatan anggota kelompok tani yang hampir semua karena keterbatasan modal.