15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam tinggi tanaman kacang tanah pada umur 1 MST,
2 MST, dan 3 MST disajikan pada Tabel Lampiran 3a, 3b, 3c. Rata-rata tinggi tanaman kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan tinggi tanaman kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan Abu Sekam Padi (ton/ha)
1 MST
2 MST
3 MST
0
6,27
12,52
16,32
5
6,60
13,33
17,47
10
6,80
12,97
17,43
15
6,83
13,28
17,73
20
7,07
13,55
17,93
KK (%)
11,05
9,90
10,91
KK = koefisien keragaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik abu sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada semua umur pengamatan (1 MST, 2 MST, dan 3 MST). Meskipun demikian, data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan P4 dengan dosis 20 ton/ha cenderung memberikan tinggi tanaman tertinggi yakni 7,07 cm pada umur 1 MST, 13,55 cm pada umur 2 MST, dan 17,93 cm pada umur 3 MST. Perlakuan tanpa abu sekam padi (kontrol) memberikan tinggi tanaman terendah yakni 6,27 cm pada umur 1 MST, 12,52 cm pada umur 2 MST, dan 16,32 cm pada umur 3 MST. Pengaruh perlakuan yang tidak nyata dalam penelitian ini diduga disebabkan oleh interval perlakuan yang cukup rendah sehingga tidak mampu memperlihatkan pengaruh yang signifikan diantara berbagai perlakuan. Namun ada kecenderungan peningkatan dosis pupuk organik abu sekam padi diikuti oleh
16
peningkatan tinggi tanaman, sebagaimana ditunjukkan oleh analisis regresi pada Gambar 1. I MST
2 MST
3 MST
Linear (I MST)
Linear (2 MST)
Linear (3 MST)
Tinggi Tanaman (cm)
60 y = 0.21x + 50.03 R² = 0.779
50 40 y = 0.121x + 38.18 R² = 0.631
30 20
y = 0.11x + 19.04 R² = 0.936
10 0 0
5
10
15
20
25
Perlakuan Abu Sekam Padi (ton/ha)
Gambar 1. Rataan tinggi tanaman kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Kurva diatas menunjukkan pengamatan tanaman pada umur 1 MST memiliki persamaan linier y = 0,11 x + 19,04 dengan koefisien determinasi R2 = 0,936 yang menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 ton/ha abu sekam padi meningkatkan tinggi tanaman sebesar 0,11 cm dan 94 % variasi tinggi tanaman tersebut dipengaruhi oleh pemberian abu sekam padi. Pada pengamatan tanaman umur 2 MST memiliki persamaan linier y = 0,121 x + 38,18 dengan koefisien determinasi R2 = 0,63 yang menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 ton/ha abu sekam padi memberikan peningkatan tinggi tanaman sebesar 0,12 cm dan 63 % variasi tinggi tanaman tersebut dipengaruhi oleh pemberian abu sekam padi. Selanjutnya pada pengamatan tanaman umur 3 MST dengan persamaan linier y = 0,21 x + 50,03 dan koefisien determinasi R2 = 0,779 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 ton/ha abu sekam padi meningkatkan tinggi tanaman sebesar 0,21 cm dan 78 % variasi tinggi tanaman tersebut dipengaruhi oleh pemberian abu sekam padi. Pengaruh yang lebih besar akibat penambahan abu sekam padi dapat dilihat pada pengamatan tanaman umur 3 MST yaitu sebesar 0,21 cm.
17
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian abu sekam padi pada tanaman kacang tanah cenderung mempengaruhi tinggi tanaman. Sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Martono (2001) dalam Kiswondo (2011: 11) yang menyatakan bahwa pemberian abu sekam memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman.
4.2 Jumlah Daun Hasil analisis ragam jumlah daun tanaman kacang tanah pada umur 1 MST, 2 MST, dan 3 MST disajikan pada Tabel Lampiran 4a, 4b, 4c. Rata-rata jumlah daun tanaman kacang tanah disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan jumlah daun kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Perlakuan Abu Sekam Padi
Jumlah Daun (Tangkai)
(ton/ha)
1 MST
2 MST
3 MST
0
2,90
7,70
15,40
5
2,77
8,43
15,90
10
2,70
8,17
15,73
15
3,10
8,90
16,27
20
3,13
9,43
17,17
KK
13,03
12,14
14,45
KK = koefisien keragaman
Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik abu sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun pada semua
umur pengamatan (1 MST, 2 MST, dan 3 MST).
Meskipun
demikian, data pada Tabel 3 menunjukkan perlakuan dengan dosis 20 ton/ha cenderung menghasilkan rata-rata jumlah daun tertinggi yakni 3,13 tangkai pada umur 1 MST, 9,43 tangkai pada umur 2 MST, dan 17,7 tangkai pada umur 3 MST. Perlakuan tanpa abu sekam padi (kontrol) menghasilkan rata-rata jumlah daun terendah yakni 7,70 tangkai pada umur 2 MST, 15,40 pada umur 3 MST, sebagaimana disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 2.
18
I MST
2 MST
3 MST
Linear (I MST)
Linear (2 MST)
Linear (3 MST) y = 0.234x + 45.94 R² = 0.831
60 Jumlah Daun (tangkai)
Linear (I MST)
50 y = 0.236x + 23.22 R² = 0.867
40 30
y = 0.048x + 8.28 R² = 0.426
20 10 0 0
5
10
15
20
25
Perlakuan Abu Sekam Padi (ton/ha)
Gambar 2. Rataan jumlah daun kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Kurva jumlah daun kacang tanah menunjukkan adanya kecendrungan peningkatan jumlah daun terhadap pemberian abu sekam padi. Pengaruh abu sekam tertinggi terhadap peningkatan jumlah daun terjadi pada umur pengamatan 2 MST yaitu 0,236 pada setiap penambahan 1 ton/ha abu sekam padi. Sedangkan peningkatan terendah terdapat pada pengamatan umur tanaman 1 MST yakni sebesar 0,048 pada setiap penambahan 1 ton/ha abu sekam padi. Parnata (2004) dalam Hamidah, (2009: 153) mengemukakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan tanaman, kita harus bisa menyediakan unsur hara dalam jumlah yang diperkirakan cukup seimbang agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan hasil yang tinggi.
4.3 Jumlah Cabang Produktif Hasil analisis ragam jumlah cabang produktif tanaman kacang tanah disajikan pada Tabel Lampiran 5. Rata-rata jumlah cabang produktif tanaman kacang tanah disajikan pada Tabel 4.
19
Tabel 4. Rataan jumlah cabang produktif kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Perlakuan Abu Sekam Padi
Jumlah Cabang Produktif
(ton/ha (ton/ha) 0
6,87
5
7,27
10
7,37
15
7,07
20
6,97
KK
9,68
KK = koefisien keragaman
Dari hasil analisis ragam pada tabel di atas menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik abu sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang produktif pada tanaman kacang tanah. Jumlah rata-rata rata cabang produktif tertinggi terdapat pada perlakuan p dengan dosis 10 ton/ha yakni 7,37 cabang. Sedangkan jumlah rata-rata rata rata cabang produktif terendah terdapat pada perlakuan tanpa abu sekam padi (kontrol) yakni 6,87 cabang, cabang sebagaimana disajikan dalam lam bentuk grafik pada Gambar 3. 7.73 7.80 7.27
Jumlah Cabang
7.60 7.40 7.20
7.07 6.97
6.87
7.00 6.80 6.60 6.40 0
5
10
15
20
Perlakuan Abu Sekam Padi (ton/ha)
Gambar 3. Rataan jumlah cabang kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi.
20
4.4 Jumlah Polong Hasil analisis ragam jumlah polong tanaman kacang tanah disajikan pada Tabel Lampiran 6. Rata-rata jumlah polong tanaman kacang tanah disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan jumlah polong kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Perlakuan Abu Sekam Padi (ton/ha)
Jumlah Polong (Buah)
0
31,20
5
30,63
10
30,40
15
32,00
20
34,47
KK
13,56
KK = koefisien keragaman
Hasil analisis ragam pada tabel di atas menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik abu sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong tanaman kacang tanah. Namun perlakuan abu sekam pada dosis 20 Ton/ha menghasilkan rata-rata jumlah polong tertinggi yakni 34,47 buah .sedangkan rata-rata jumlah polong terendah terdapat pada perlakuan 10 ton/ha yakni 30,40 buah, sebagaimana disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.
21
106
Jumlah Polong (buah)
104 102 y = 0.474x + 90.48 R² = 0.577
100 98 96
Series1
94
Linear (Series1)
92 90 88 0
5
10
15
20
25
Perlakuan Abu Sekam Padi (ton/ha)
Gambar 4. Rataan jumlah polong kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Kurva peningkatan jumlah polong kacang tanah diatas menunjukkan persamaan linier sebagai berikut
y = 0,474 x + 90,48 dengan keofisien
determinasi R2 = 0,577. Berdasarkan persamaan tersebut diketahui bahwa setiap penambahan 1 ton/ha abu sekam padi dapat meningkatkan jumlah polong sebesar 0,47 buah dan 58 % variasi tinggi tanaman tersebut dipengaruhi oleh pemberian abu sekam padi. Hal ini menunjukkan bahwa abu sekam padi juga memiliki kecenderungan untuk meningkatkan jumlah polong pada tanaman kacang tanah. Si yang diberikan mampu meningkatkan ketersediaan P, dengan cara menggantikan ion P yang terikat pada komponen tanah dengan ion Si, sehingga P menjadi lebih tersedia (Norhasnah 2012: 4). Lingga (2007) dalam Norhasanah (2012:
4)
menambahkan
bahwa,
unsur
P
diperlukan
untuk
tanaman
memperbanyak pertumbuhan generatif (bunga dan buah) sehingga kekurangan unsur P dapat menyebabkan produksi tanaman menjadi menurun. 4.5 Presentase Polong Berisi Hasil analisis ragam presentase polong berisi disajikan pada Tabel Lampira 7. Rata-rata presentase polong berisi disajikan pada Tabel 6.
22
Tabel 6. Rataan presentase polong berisi dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Perlakuan Abu Sekam Padi
Persentase Polong Berisi (%)
(ton/ha (ton/ha) 0
82,05
5
85,79
10
81,42
15
81,64
20
84,67
KK
4,73
KK = koefisien keragaman
Hasil analisis ragam pada tabel di atas menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik abu sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter presentase polong berisi tanaman kacang tanah. Rata-rata Rata presentase polong berisi tertinggi terdapat pada perlakuan abu sekam dengan dosisi 5 ton/ha yakni 85,79 %. Rata-rata Rata rata presentase polong berisi terendah terdapat pada perlakuan abu sekam dengan dosis 10 ton/ha yakni 81,42 %, % sebagaimana disajikan dalam alam bentuk grafik pada pa Gambar 5. 85.79
Presentase ( % )
86.00
84.67
85.00 84.00 83.00
82.05 81.42
81.64
10
15
82.00 81.00 80.00 79.00 0
5
20
Perlakuan Abu Sekam Padi (ton/ha)
Gambar 5. Rataan presentase polong berisi kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi.
23
4.6 Presentase Polong Berisi Satu Biji, Dua Biji dan Tiga Biji Hasil analisis ragam presentase polong berisi satu biji,dua biji, tiga biji disajikan pada Tabel Lampiran 8a, 8b, 8c. Rata-rata presentase polong berisi satu biji,dua biji, tiga biji disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan polong berisi 1 biji, 2 biji, 3 biji dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Perlakuan Abu Sekam Padi
Persentase Polong Berisi (%)
(ton/ha)
I biji
2 Biji
3 Biji
0
32,17
71,03
0,50
5
9,87
75,23
1,28
10
13,87
68,33
1,94
15
9,23
78,07
1,18
20
10,10
72,43
2,24
KK
103,53
7,02
122,66
KK = koefisien keragaman
Hasil analisis ragam pada tabel di atas menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik abu sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter persentase jumlah polong yang berisi baik itu berisi satu biji, dua biji, maupun tiga biji. Pada presentase polong berisi satu biji, perlakuan tanpa abu sekam padi (kontrol) memberikan hasil tertinggi yakni 32,17 %. Sedangkan pada presentase polong berisi dua biji, perlakuan abu sekam padi dengan dosis 15 ton/ha memberikan hasil tertinggi yakni 78,07 %. Namun pada presentase polong berisi tiga biji, perlakuan abu sekam padi dengan dosis 20 ton/ha memberikan hasil tertinggi yakni 2,24 %, sebagaimana disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 6.
24
Presentase (%)
1 Biji 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
71.03
2 Biji
3 Biji 78.07
75.23 68.33
72.43
32.17 13.87
9.87 1.28
0.50 0
5
10.10
9.23 1.94
10
2.24
1.18 15
20
Perlakuan Abu Sekam Padi (ton /ha)
Gambar 6. Rataan jumlah polong berisi satu biji, dua biji, dan tiga biji dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi.
4.7 Berat Polong Pertanaman Hasil analisis ragam berat polong
pertanaman tanaman kacang tanah
disajikan pada Tabel Lampiran 9. Rata-rata Rata berat polong pertanaman tanaman kacang tanah disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Rataan berat polong pertanaman tanaman Kacang Tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Perlakuan Abu Sekam Padi (ton/ha (ton/ha)
Berat Polong Pertanaman (gram)
0
47,00
5
43,50
10
44,67
15
45,50
20
52,17
KK
8,32
KK = koefisien keragaman
Hasil analisis ragam pada tabel di atas menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik abu sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap
25
parameter berat polong pertanaman tanaman kacang tanah. tanah Meskipun demikian perlakuan abu sekam padi padi dengan dosis 20 ton/ha memberikan rata-rata rata tertinggi yakni 52,17 gram. sedangkan rata-rata rata rata terendah terdapat pada perlakuan abu sekam padi dengan dosis 5 ton/ha yakni 43,50 gram, gram sebagaimana disajikan dalam
Berat Biji ( Gram )
bentuk grafik pada Gambar 7. 7
54.00 52.00 50.00 48.00 46.00 44.00 42.00 40.00 38.00
52.17
47.00 43.50
0
5
44.67
45.50
10
15
20
Perlakuan Abu Sekam Padi (ton ha-1)
Gambar 7. Rataan berat polong pertanaman kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. 4.8 Berat Polong Perhektar Hasil analisis ragam berat polong perhektar tanaman kacang tanah disajikan pada Tabel Lampiran 10. Rata-rata berat polong perhektar tanaman kacang tanah disajikan pada Tabel 9.
26
Tabel 9. Rataan berat polong pertanaman tanaman Kacang Tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi. Perlakuan Abu Sekam Padi
Berat Polong (ton/ha ton/ha)
(ton/ha (ton/ha) 0
5,22
5
4,83
10
4,96
15
5,06
20
5,79
KK
8,31
KK = koefisien keragaman
Hasil analisis ragam pada tabel di atas menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk organik abu sekam padi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter berat polong perhektar tanaman kacang tanah. Namun hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan abu sekam dengan dosis 20 ton/ha yakni 5,79 ton. sedangkan hasil terendah terdapat pada perlakuan abu sekam dengan dosis 5 ton/ha ha yakni 4,83 ton, ton sebagaimana disajikan dalam alam bentuk grafik pada Gambar 8. 8
Berat ( Ton )
5.79 5.80 5.60 5.40 5.20 5.00 4.80 4.60 4.40 4.20
5.22 5.06 4.96 4.83
0
5
10
15
20
Perlakuan Abu Sekam Padi (ton/ha)
Gambar 8. Rataan berat polong perhektar tanaman kacang tanah dengan pemberian pupuk organik abu sekam padi.