BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Profil Desa Pasir Mayang Desa Pasir Mayang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat yang merupakan hasil dari pemekaran dari desa sebelumnya yaitu Desa Tanggerang. Pasir Mayang berdiri pada tanggal 17 Juni 2005 sesuai dengan peraturan bupati Ketapang nomor 32 tahun 2005 tentang Pembentukan Desa Pasir Mayang, Kecamatan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang. sebelumnya Pasir Mayang adalah sebuah dusun dan termasuk dalam wilayah Desa Tanggerang, Kecamatan Jelai Hulu. Batas wilayah Desa Pasir Mayang adalah (Daftar Isian dan Potensi Desa): 1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Beringin, Kecamatan Tumbang Titi 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Rengga Intan, Kecamatan Jelai Hulu 3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Limpang, Kecamatan Jelai Hulu 4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Petebang Jaya, Kecamatan Tumbang Titi. Jarak Pasir Mayang ke ibu kota kecamatan adalah 40 km dengan jarak tempuh 2 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor atau 12 jam dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor, sedangkan jarak dengan ibu kota kabupaten adalah 382 km dengan jarak tempuh dengan
29
kendaraan bermotor adalah 6 jam atau 38 jam dengan tidak menggunakan kendaraan bermotor. Jalan menuju Desa Pasir Mayang adalah jalan tidak beraspal sehingga ketika musim hujan, keadaan jalan cenderung licin, dan berdebu saat musim kemarau. Jumlah penduduk Desa Pasir Mayang adalah 576 jiwa atau 154 kepala keluarga (KK).Sebagian besar penduduk Desa Pasir Mayang adalah suku Dayak yaitu berjumlah 570 orang, lainnya adalah suku Jawa berjumlah 4 orang, dan suku Flores berjumlah 2 orang. Mayoritas penduduk memeluk agama Katholik. 4.1.2. Mata Pencaharian Masyarakat Pasir Mayang Penduduk Pasir Mayang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani karet. Masyarakat Pasir Mayang mengenal sistem pertanian dengan sistem berladang secara tradisional(belakau behumaq, betanam betumbuh).Pada umumnya, tanaman yang ditanam diladang adalah padi sebagai upaya untuk terciptanya ketersediaan makanan pokok.Selain padi, ada beberapa jenis sayur-sayuran juga ikut ditanam bersama padi, jenis umbi-umbian, jagung, dll. Sistem pertananian dengan cara berladang dilakukan hanya setahun sekali sesuai dengan tradisi yang sudah berlaku sejak lama. Saat padi sudah dipanen, lahan yang tadinya digunakan untuk ladang biasanya dimanfaatkan untuk menanam singkong, atau ditanami dengan bibit karet sehingga lahan yang tadinya adalah ladang, sekarang menjadi kebun singkong atau kebun karet.Selain sebagai petani karet, ada yang bekerja sebagai PNS, guru swasta, pedagang, pekerja kayu dll. 30
Masyarakat tidak bisa mengandalkan pertanian dengan cara berladang sebagai penopang ekonomi keluarganya masing-masing karena sistem perladangan yang mereka lakukan hanya setahun sekali dan tidak sepanjang tahun, sehingga selain berladang, mereka mengandalkan hasil perkebunan yaitu perkebunan karet. Banyak hasil sadapan karet tergantung dari jumlah batang pohon karet yang dimliki oleh petani karet, biasanya menghasilkan sadapan karet 10 kg per tiap kali menyadap karet. Harga per kg karet berkisar Rp 6.000 – Rp 8.000 per kg. Hasil sadapan karet tidak hanya ditentukan oleh jumlah pohon karet yang dimiliki, namun ditentukan oleh musim pada saat itu. Saat kemarau sadapan karet yang dihasilkan relatif sedikit dibandingkan saat musim hujan. Petani karet juga tidak bisa setiap
hari
menyadap
karet
karena
akan
berpengaruh
terhadap
kelangsungan hidup pohon karet. Biasanya akanistirahat setiap 2 hari sekali, ditambah lagi ketika cuaca hujan, maka petani karet tidak bisa menyadap karet. 4.1.3. Perekonomian di Desa Pasir Mayang Penghasilan penduduk di Pasir Mayang berkisar antara Rp 700.000 – Rp 900.000. Berikut adalah keadaan ekonomi masyarakat Pasir Mayang dilihat dari kesejahteraan keluarga *): Jumlah Keluarga Prasejahtera
110 keluarga
Jumlah Keluarga Sejahtera 1
9
keluarga
Jumlah Keluarga Sejahtera 2
14
keluarga
31
Jumlah Keluarga Sejahtera 3
21
Jumlah Keluarga Sejahtera 3 plus
-
Jumlah
keluarga
154 Keluarga
*) Sumber: Daftar isian tingkat perkembangan Desa dan Kelurahan Berikut ini adalah Harga beberapa barang kebutuhan pokok di Desa Pasir Mayangyang didapat melalui observasi pada beberapa warung di Desa Pasir Mayang *): No
Nama Barang
Harga
1
Beras
Rp 12.000/kg
2
Minyak Tanah
Rp 10.000/botol
3
Gas elpiji 3 kg
Rp 40.000/tabung
4
Gas elpiji 12 kg
Rp 170.000/tabung
5
Mie instan
Rp 70.000/kotak
7
Bensin
Rp 10.000/liter
8
Gula
Rp 15.000/kg
9
Garam
Rp 2.000/bungkus
9
Minyak goring
Rp 12.000/botol
*) Observasi dibeberapa warung di Pasir Mayang 4.1.4. Kebudayaan Suku Dayak di Pasir Mayang (Adat Jalan Jamban Titiq) Suku Dayak adalah salah satu suku yang mendiami pulau Kalimantan, bahkan ada pendapat bahwa Suku Dayak merupakan penduduk asli di Kalimantan. Berdasarkan daftar isian potensi desa dan kelurahan Pasir Mayang bahwa dari 576 jumlah penduduk Pasir Mayang, 570 orang adalah Suku Dayak dan sisanya adalah Suku Jawa. Orang Jawa yang menjadi penduduk Pasir Mayang merupakan tenaga pengajar di SD Swasta milik Yayasan Pangudi Luhur.Suku Dayak di Pasir Mayang 32
dikategorikan sebagai Sub Suku Dayak Jalai. Nama Jalai diambil dari namasungai yang melewati Desa Pasir Mayang. Sebagaimana suku bangsa lain yang memiliki adat istiadat atau budaya, Sub Suku Dayak Jalai di Pasir Mayang juga memiliki adat istiadat yang mengatur tata cara kehidupan masyarakatnya. Seperti kata pepatah Sub Suku Dayak Jalai “hidup dikandung adat, matiq dikandung tanah”yang berarti hidup mereka diatur oleh adat istiadat yang berlaku sebagai pedoman hidup.Adat istiadat ini diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang mereka dalam bentuk lisan. Kemajuan zaman mengakibatkan ada beberapa tata caraadat istiadat mulai luntur dan dilupakan, namun masih ada yang sampai saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakat adatnya. Berikut ini adalah adat istiadat atau tradisi Sub Suku Dayak Jalai yang berdasarkan penuturan tokoh adat Dayak Jalai Datuk Stevanus Djinar: 1. Adat bujang bebiniq, dara belakiq atau kawin nikah (pernikahan): a. cincin kejariq, galang ketangan (cincin dipasang ke jari, gelang dipasang ketangan) atau upacara adat pertunangan. Diawali dengan pertanyaan keseriusan antara kedua calon pasangan, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan antara bisan tulan, ngalap duai (orang tua dari kedua belah pihak calon pengantin) untuk menetapkan pertunangan. kemudian, diundang ketua RT, ketua RW, dan kerabat untuk
dapat hadir pada upacara adat pertunangan
dalam bahasa adatnya cincin kejariq, galang ketangan (cincin dipasang ke jari, gelang dipasang ketangan) dihadapan para demung
33
adat (ketua adat), agar orang-orang mengetahui bahwa pasangan tersebut sudah bertunangan. Jika pertunangan dibatalkan, sehingga menghambat teradnya pernikahan maka pihak yang membatalkan dikena hukum adat. b. Jadiq payuq tuntung udah (pernikahan secara adat) Didahului dengan pakat betamuq, haum bedapat (musyawarah) antara keluarga dari kedua belah pihak calon pengantin. Pembicaraan atau musyawarah oleh keluarga kedua belah pihak bertujuan menentukan jatuhnya pernikahan secara adat, serta menunjuk dua orang untuk mengantarkan barang berupa beras, tuak, telur ayam, sirih dan pinang kepada demung adat sebagai tanda bahwa akan diadakan pernikahan. Kemudian beduman ragi bansalan (membagikan ragi untuk membuat tuak pada saat upacara adat pernikahan). Pada pernikahan adat Dayak Jalai, mas kawinnya antara lain: 2 buah tajau (tempayan), 8 buah piring, 3 buah mangkok, 2 buah labah (tempayan kecil), 2 helai kain batik, 1 buah tikar, 1 buah parang, 1 ekor ayam. Pada pernikahan adat Dayak Jalai jika pada suatu saat terjadi perceraian maka akan dikenai hukum adat berupa 1 buah tajau (tempayan). Jika terjadi perselingkuhan (barabutan) dikenakai hukum adat berupa 6 buah tajau (tempayan). 2. Betanam Betumbuh Belakau Behumaq (adat berladang) Adat berladang diawali dengan menabas (menebas tumbuhantumbuhan yang berukuran kecil), kemudian menyakat (menebang
34
pohon-pohon yang berukuran sedang), menabang (menebang pohon yang berukuran besar), mencucul (membakar), menugal (menanam padi), menggurun (membersihkan rumput liar/gulma), bahanyiq (panen padi). 3. Matiq hilang karam calap (adat istiadat kematian) Jenazah yang dinyatakan telah meninggal langsung dimandikan kemudian diberi pakaian seadanya, dan dibaringkan. Jari tangan dan kaki harus diikat. Dibunyikan gong/tetawak sebagai tanda bahwa ada keluarga yang sedang berduka. Masyarakat adat Dayak Jalai mengenal musik tradisional yang disebut tabuhan sambit sebagai tanda adanya kematian. Pada hari penguburan jenazah, sebelum berangkat ke kuburan diadakan makan bersama atau makan perpisahan. Pada saat penguburan, biasanya didahului dengan doa sesuai dengan keyakinan atau agama yang dianut. Jadi pada saat jenazah dikuburkan biasanya ada dua upacara yaitu upacara adat dan upacara pemakaman menurut agama (Suku Dayak Jalai sebagian besar memeluk agama Katolik). Setelah acara penguburan selesai, semua orang yang ikut menguburkan jenazah kembali kerumah orang atau keluarga yang meninggal kemudian diadakan acara tampung tawar dan makan bersama. Setelah makan
diadakan
gandang
maantubuk.
Kemudian
keluargamembicarakan duman bagiq papak balah atau pembagian harta warsan. Setelah itu diadakan gandang gerantung, bigal menariq sampai selesai.
35
4. Bagi masyarakat adat Dayak Jalai yang meninggal dunia karena dibunuh atau terbunuh dikenai hukum adat berupa: a. Laki-laki: 10 buah tajau (tempayan) dan 1 buah tetawak (gong) b. Perempuan: 15 buah tajau dan 1 buah tetawak. 4.1.5. Wajib Belajar 9 Tahun di Desa Pasir Mayang Jumlah penduduk Pasir Mayang adalah 576 jiwa. Berdasarkan daftar isian tingkat perkembangan Desa dan Kelurahan , tingkat pendidikan penduduk adalah 18 orang penduduk buta aksara, 247 orang tamat SD/sederajat. 120 orang tidak tamat SD/sederajat, 17 orang tamat SMP/sederajat, 12 orang tamat SMA/sederajat, dan hanya 1 orang yang strata 1 (S 1). Banyaknya penduduk yang hanya tamat SD atau tidak sesuai dengan tuntutan wajib belajar 9 tahun, secara tidak disadari berpengaruh pada pekerjaan masyarakat Pasir Mayang yang sebagian besar adalah petani karet dan pekerja kayu yang tidak memerlukan sumber daya manusia yang tinggi. Berdasarkan daftar isian tingkat perkembangan Desa dan Kelurahan bulan juli 2013, jumlah penduduk usia wajib belajar (7 – 15 tahun) adalah 142 orang, yang sedang SD adalah 97 orang, sedang SMP adalah 13 orang, yang tidak sekolah adalah 32 orang. Jumlah penduduk usia wajib belajar yang tidak sekolah (32 orang) tersebut adalah mereka yang hanya tamat SD maupun yang putus sekolah ketika sedang sekolah di SMP.Sebagian dari mereka hanya bekerja membantu orang tua, baik menjadi penyadap karet maupun sebagai pekerja kayu.
36
4.1.6. Program Prioritas Daerah Kabupaten Ketapang Tahun 2011 - 2015 Program prioritas daerah jangka menengah yang telah dilaksanakan dan akan dilaksanakan dari tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut; Program peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani, peternak, nelayan, kebun, PKL, dan UKM. Sasaran yang akan dicapai dengan program strategis ini adalah sebagai berikut. a. Terwujudnya ketahanan pangan daerah melaui pembangunan kawasan food estate Kabupaten Ketapang. b. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani. c. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan peternak. d. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan nelayan. e. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pekebun. f. Meingkatnya pendapatan dan kesejahteraan pelaku usaha kecil dan menegah (UKM) serta pedagang kaki lima (PKL). Progaram peningkatan infrastruktur Kabupaten Katapang. Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut. a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas ruas jalan nasional, provinsi, dan jalan Kabupaten Ketapang. b. Terbangunnya jalan Kabupaten untuk membuka akses daerah yang masih terisolasi dan kawasan food estate Kabupaten Ketapang. c. Terbangunnya jembatan dalam rangka menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya. d. Terpeliharanya jalan dan jembatan pada ruas jalan provinsi maupun ruas jalan kabupaten secara berkulaitas. e. Meningkatnya pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa
dan
jaringan
pengairan
lainnya
dalam
rangka
pembagunan kawasan food estate Kabupaten Ketapang. f. Meningakatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana transportasi darat, sungai, laut, dan udara.
37
g. Terbangunnya infrastrukur energi alternatif ( PLTMH, PLTS) bagi daerah terpencil. h. Teralirinya listrik untuk daerah pedesaan. i.
Tersedianya infrastruktur lingkungan pemukiman.
Program peningkatan mutu, kualitas, dan aksebelitas masyarakat dalam pendidikan Kabuapaten Ketapang. Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut. a. Meningkatnya aksebelitas pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun. b. Meningkatnya partisipasi jenjang pendidikan dasar yang diukur dengan meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipsi murni (APM). c. Menurunnya angka buta aksara penduduk. d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. e. Meningkatnya kualitas dan kapasitas sumber daya aparatur. Program peningakatan derajat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ketapang. Sasaran yang ingin dicapai sebagai berikut. a. Meningkatnya kualitas dan dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. b. Meningakatnya sarana dan prasarana kesehatan. c. Tersedianya tenaga kesehatan yang berkualitas. d. Meratanya dan meningkatnya kualitas fasilitas kesehatan dasar terutama bagi penduduk miskin. e. Meningkatnya usia harapan hidup. f. Menurunnya angka kematian bayi. g. Menurunnya angka kematian ibu. h. Menurunnya pravalembi gizi buruk. Program peningkatan aksesibilitas masyarakat dalam pelayanan air bersih, sanitasi, dan pembangunan berbasis lingkungan hidup. Sasaran yang ingin dicapai sebagai berikut.
38
a. Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih bagi masyarakat. b. Meningkatnya akses terhadap sanitasi dasar yang berkulaitas. c. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam lingkungan hidup dan perlindungan kawasan nilai konsevasi nilai tinggi. Program peningkatan mutu dan kualitas pelayanan publik. Sasaran yang ingin dicapai sebagai berikut. a. Meningkatnya
kompetensi
dan
profesionalitas
aparatur
pemerintah daerah. b. Terlaksananya pelayanan publik yang berkualitas sesuai dengan standar pelayanan minimal. ketertiban
c. Meningkatnya
pelayanan
perizinan
kepada
masyarakat dan pemerintahan sesuai dengan ketentuan. d. Terciptanya pemeritahan
sistem yang
kelembagaan bersih,
dan
efisien,
ketatalaksanaan
efektif,
transpran,
profesioanal, dan akuntabel. Program peningkatan pembangunan di Kecamatan. Sasaran yang ingin dicapai sebagai berikut. a. Meningkatnya peran dan fungsi pemerintah kecamatan dalam pemberian pelayan kepada masyarakat. b. Meningkatnya peran dan fungsi pemerintah kecamatan dalam perencanaan pembangunan, monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan pembangunan. c. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat pedesaan. d. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sumber : BAPPEDA Kabupaten Katapang
39
4.2. Pembahasan 1.2.1. Peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun di Pasir Mayang Wajib Belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 47 tahun 2008 tentang Wajib Belajar, pasal 1 ayat 1. Dengan diterbitkannya peraturan pemerintah tersebut, berarti pemerintah pusat sangat serius dan bertanggung jawab atas terlaksananya program wajib belajar 9 tahun. Diterbitkannya Program Prioritas Daerah Kabupaten Ketapang yang juga membahas tentang wajib belajar 9 tahun membuktikan adanya keseriusan pemerintah pada program wajib belajar 9 tahun. Pada pelaksanaannya sebagai upaya suksesnya wajib belajar 9 tahun, pemerintah melalui dinas pendidikan UPPK (Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatan) Jelai Hulu, menggalakkan program kejar paket (paket A, B, C).Selain digalakkannya program paket, pemerintah juga membuka SMP disetiap kecamatan termasuk di Kecamatan Jelai Hulu. Pemerintah Desa Pasir Mayang mengaku belum ada sosialisasi mengenai wajib belajar 9 tahun di Desa Pasir Mayang. 1.2.2. Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun di Pasir Mayang Selain pemerintah, orang tua juga harus memiliki tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan khususnya wajib belajar 9 tahun. Orang tua
40
adalah pendorong atau pemberi motivasi terhadap anak-anaknya akan pentingnya pendidikan. Harga kebutuhan pokok di Pasir Mayang yang cukup mahal, mengakibatkan orang tua harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidup ditambah lagi latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh kebanyakan orang tua tidak mendukung, sehingga pekerjaan yang dimiliki pun hanya sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki. Penghasilan yang hanya Rp 700.000 – 900.000/bulan hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup dan jarang bahkan tidak ada yang disisihkan untuk digunakan sebagai biaya pendidikan. Kebanyakan orang tua membiarkan begitu saja ketika mengetahui anak-anak mereka memutuskan untuk tidak lagi sekolah atau melanjutkan pendidikan ketingkat SMP, bahkan ada yang merasa direpotkan ketika harus mengantarkan anaknya kesekolah maupun saat membiayai sekolah anak-anaknya. 1.2.3. Peran Tokoh Budaya atau Adat dalam Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun di Desa Pasir Mayang Adat istiadat adalah pedoman hidup Suku Dayak, tak terkecuali Sub Suku Dayak Jalai di Pasir Mayang. Keseharian masyarakat mengacu pada hukum adat yang berlaku. Setiap kesalahan yang dibuat oleh anggota masyarakat akan ditindak secara adat. Pribahasa Dayak Jalai yaitu beadat jalan jamban titiq yang berarti manusia yang mempunyai adat aturan sangat dipegang teguh oleh masayaraktnya yang ditunjukkan dengan adanya setiap upacara adat pada acara-acara seperti pernikahan (bejadiq bepayuq tuntung udah, bujang bebiniq, daraq belakiq), berladang (betanam betumbuh,
41
belakau behumaq), sampai pada peristiwa kematian (matiq hilang, karam calap). Secara umum, Suku Dayak memiliki Dewan Adat Dayak (DAD) sebagai pelindung kebudayaan dan tradisi yang dimiliki oleh Suku Dayak. Aliansi Masyarakat Adat Jalai Kendawangan (AMA JK) adalah suatu organisasi masyarakat adat Sub Suku Dayak Jalai yang melindungi masyarakat adat dalam setiap persoalan yang dihadapi. DAD dan AMA JK juga mempunyai program dengan terbitnya buku-buku muatan lokal dan diajarkan disetiap sekolah untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya. Pemberian motivasi akan pentingnya pendidikan juga dilakukan, namun belum secara khusus terhadap program wajib belajar 9 tahun. 1.2.4. Faktor Penyebab Putus Sekolah dikalangan Anak-anak Usia Wajib Belajar di Desa Pasir Mayang Faktor keadaan ekonomi yang menempatkan sebagian besar masyarakat Pasir Mayang berada pada posisi keluarga prasejahtera mengakibatkan anak-anak ikut membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ketika bekerja dan mulai mengenal uang, secara tidak disadari membuat mereka mengabaikan akan pentingnya pendidikan. Anak-anak merasa cukup dengan hanya menempuh pendidikan pada jenjang SD saja.Keadaan ekonomi pula yang membuat mereka tidak memiliki cita-cita yang tinggi. Cita-citanya hanya sebatas apa pekerjaan orang tua mereka seperti penyadap karet (penoreh), pekerja kayu, berladang, dll. Jarak SMP
42
yang jauh dari Desa ditambah lagi keadaan jalan yang memprihatinkan, menimbulkan rasa malas untuk sekolah
43