BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Kementerian Perdagangan RI
4.1.1
Sejarah Kementerian Perdagangan RI A. Era Orde Baru ( 1968 – 1998 ) Era Orde baru adalah periode Republik Indonesia di pimpin oleh Presiden Soeharto. Kabinet pertama yang dibentuk adalah Kabinet Pembangunan I, 1968 -1973, dengan Kementerian Perdagangan di pimpin oleh Prof.Dr.Sumitro Djojohadikusumo. Kabinet Pembangunan I, dilanjutkan dengan Kabinet Pembangunan II, 1973 -1978. Di periode Kabinet Pembangunan VI, 1993 – 1998 terjadi perubahan penyusunan Kabinet dengan menggabungkan
Kementerian
Perdagangan
dengan
Kementerian
Perindustrian menjadi Kementerian atau Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan Menteri yang menjabat adalah Ir. Tungki Ariwibowo. Dengan demikian, Satrio Budihardjo Joedono yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Perdagangan resmi berhenti dari jabatannya. Perubahan ini dilakukan seiring terjadinya perubahan dan perkembangan yang cukup
74
75
signifikan di bidang perdagangan dan industry sejalan di terapkannya APEC dan AFTA dalam rangka pasar bebas. 56 Pada periode Kabinet Pembangunan VII Januari – Mei 1998 Kementerian Perindustrian dan Perdagangan dijabat oleh Muhammad Hasan.
B. Era Orde Reformasi (1998 – saat ini ) Bergantinya kepemimpinan nasional dari Soeharto kepada Presiden RI ke-3, BJ Habibie, dibentuk Kabinet Reformasi Pembangunan, 1998 – 1999. Saat itu Kementerian Perindustrian dan Perdagangan dipimpin oleh Prof.Dr.Ir.Rabardi Ramelan. Melalui Pemilihan Umum tahun 1999, kepemimpinan nasional berganti dari BJ Habibie kepda Presiden Republik Indonesia ke-4, Abdurrahman Wahid, pada era ini dibentuk Kabinet Persatuan Nasional, dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan dijabat oleh Drs.H.Jusuf Kalla dan kemudian Luhut Binsar Panjaitan pada tahun 2000. Masa tugas Kabinet Persatuan Nasional berakhir seiring dilantiknya Megawati Sukarnoputri sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia tahun 2001. Di periode 2001 – 2004 dibentuk Kabinet Gotong Royong dengan Kementerian Perdagangan yang di jabat oleh Rini MS Suwandi.
56
Jembatan Informasi Humas Departemen Perdagangan, Sejarah Departemen Perdagangan, 2008.
76
Berdasarkan hasil Pemilihan umum tahun 2004, Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden ke-6 Republik Indonesia. Pada periode ini dibentuk Kabinet Indonesia Bersatu dengan Kementerian Perdagangan oleh Mari Elka Pangestu. 57
4.1.2
Visi & Misi
4.1.2.1
Visi Perdagangan sebagai sektor penggerak pertumbuhan dan daya saing
ekonomi serta pencipta kemakmuran rakyat yang berkeadilan 4.1.2.2
Misi
Meningkatkan kinerja ekspor nonmigas secara berkualitas
Menguatkan pasar dalam negeri
Menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional
57
Jembatan Informasi Humas Departemen Perdagangan, Sejarah Departemen Perdagangan : 2008.
77
4.1.2.3
Tujuan
Peningkatan akses pasar ekspor dan fasilitas perdagangan luar negeri
Perbaikan iklim usaha perdagangan luar negeri
Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional
Perbaikan iklim usaha perdagangan dalam negeri
Peningkatan kinerja sektor perdagangan dan ekonomi kreatif
Peningkatan perlindungan konsumen dan mengamanan pasar dalam negeri
Stabilisasi dan penurunan disparitas harga bahan pokok
Penciptaan jaringan distribusi yang efisien
78
79
4.1.4
Struktur Organisasi Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI
80
4.1.4.1 Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI Pusat Hubungan Masyarakat selanjutnya dalam Peraturan Menteri ini disebut Pusat Humas. Pusat Humas adalah unsur penunjang pelaksanaan tugas Kementerian Perdagangan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perdagangan melalui Sekretaris Jenderal. Pusat Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan analisis pendapat umum dan pemberitaan, koordinasi kehumasan dan hubungan masyarakat serta kerjasama antar lembaga. Dalam melakasanakan tugas Pusat Humas mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan analisa pendapat umum dan pemberitaan b. Pelaksanaan hubungan dan kerjasama dengan media massa, dan antar lembaga c. Pelaksanaan publikasi, dokumentasi, perpustakaan dan layana informasi d. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi kehumasan e. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga pusat
81
4.1.4.2 Bagian Pemberitaan dan Publikasi Bidang Pemberitaan dan Publikasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan urusan pemberitaan, hubungan dengan media massa, analisa berita, pendapatan umum, publikasi dan dokumentasi Kementerian.
Bidang Pemberitaan dan Publikasi mempunyai fungsi : 1. Penyiapan analisis pendapat umum bidang perdagangan 2. Penyiapan naskah dan pelaksanaan berita 3. Penyiapan penyelenggaraan kerjasama dengan media massa Bidang Pemberitaan dan Publikasi, membawahi a. Subbidang Pemberitaan dan Dokumentasi Subbidang Pemberitaan dan Publikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengumpulan naskah serta pengajuan tanggapan, kerjasama kemitraan, keterangan pers, hubungan media massa, dan dokumentasi.
b. Sub bidang Analisis Berita dan Publikasi Subbidang Analisa Berita dan Publikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengumpulan naskah dan analisa, pendapat umum pemberitaan, tanggapan program pemberitaan, dan publikasi.
82
4.1.4.3 Bagian Hubungan Antar Lembaga Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan urusan
hubungan dan kerjasama dengan lembaga tinggi
Negara, pemerintah dan non pemerintah. Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai Fungsi : 1. Penyiapan pelaksanaan koordinasi dengan lembaga tinggi Negara, pemerintah dan non pemerintah 2. Penyiapan hubungan dan kerjasama dengan lembaga tinggi Negara, pemerintah dan non pemerintah Bidang Hubungan Antar Lembaga membawahi : a. Sub bidang Hubungan Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Mempunyai tugas melakukan urusan hubungan kerjasama dengan Lembaga Negara, dan Lembaga Pemerintah, pusat dan daerah.
b. Sub bidang Hubungan Lembaga Non Pemerintah Mempunyai tugas melakukan urusan kerjasama dengan lembaga non pemerintah.
83
4.1.4.4 Subbagian Tata Usaha Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program dan pelaporan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga pusat. Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Sub bagian Komunikasi Pimpinan Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan komunikasi pimpinan, persandian, fasilitasi komunikasi antar unit dan fasilitasi komunikasi antar ATASE dan ITPC dengan Kantor Pusat Kementerian Perdagangan. b. Sub bagian Program dan Pelaporan Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan pusat. c. Sub bagian Kepegawaian dan Umum Mempunyai
tugas
melakukan
urusan
kepegawaian,
perlengkapan, tata usaha dan rumah tangga pusat.
keuangan,
84
4.1.5
Kegiatan Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI
4.1.5.1 Kegiatan Internal Humas Kementerian Perdagangan RI Kegiatan internal Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI antara lain sebagai berikut : a. Membuat dan mendistribusikan kliping kepada pimpinan dan bagian lainnya b. Menganalisa berita, data dan pendapat umum perdagangan yang kemudian dilaporkan kepada menteri c. Member pelayanan data dan informasi perdagangan yang berkaitan dengan unit teknis terkait d. Menyusun dan menyiapkan bahan pelaksanaan siaran pers, tanggapan pers, dan pemberitaan mengenai kebijakan perdagangan e. Menerbitkan majalah setiap 2 bulan sekali f. Melaksanakan
dokumen
foto
kegiatan
dilingkungan
Perdagangan RI g. Menyiapkan bahan – bahan untuk siding pimpinan.
Kementerian
85
4.1.5.2 Kegiatan Eksternal Humas Kementerian Perdagangan RI Kegiatan eksternal Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI adalah sebagai berikut : a. Meliput acara pimpinan Kementerian Perdagangan RI dan menghubungi pimpinan redaksi mass media untuk di muat dalam media cetak dan elektronik b. Mengikuti pertemuan – pertemuan dan melakukan konsultasi pengelola perpustakaan dan Bakorhumas c. Menyiapkan dan menyelenggarakan kegiatan pameran perdagangan d. Menghubungi, mengikuti berbagai kegiatan dan memantau organisasi lembaga pemerintah dan non pemerintah e. Melakukan tukar menukar informasi timbal balik dan menyelenggarakan pertemuan – pertemuan informal dan formal dengan organisasi masyarakat maupun organisasi profesi. f. Menyiapkan bahan rapat kerja Perdagangan, mengikuti rapat – rapat paripurna atau pleno DPR RI (Komisi VI DPR RI) mengikuti kunjungan kerja komisi VI Ke daerah, melayani permintaan bahan – bahan perdagangan
86
g. Menyiapkan pembinaan mekanisme hubungan dan kerjasama antar lembaga.
4.2
Hasil Penelitian Bab ini merupakan isi dari uraian penulis mengenai hasil penelitian, penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan wawancara mendalam (indept interview) dengan narasumber yaitu Kepala Pusat Humas, selain itu diperoleh juga data – data dari pihak – pihak yang membantu program sosialisasi 100 % Cinta Indonesia diantaranya Subbid Hubungan Antar Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah, Subbag Program dan Pelaporan. Serta mahasiswi Fisip UI jurusan Komunikasi massa angkatan 2006 yang mengikuti sosialisasi. Pemilihan narasumber tersebut merupakan orang – orang yang berkaitan langsung dengan program sosialisasi 100 % Cinta Indonesia serta mempunyai peranan penting dan berkompeten dengan topik penelitian.
87
Tabel I Aktivitas Sosialisasi Program 100 % Cinta Indonesia Periode Januari 2009 - Desember 2009
No.
Tema
1
Konfrensi Pers menggencarkan promosi produk dalam negeri, Kampanye Aku Cinta Indonesia
Auditorium Kementerian Perdagangan RI
2
Rapat Koordinasi sosialisasi ACPI (Aku Cinta Produk Indonesia)
Auditorium Kementerian Perdagangan RI
3
Konfrensi Pers Peluncuran Logo & Kampanye 100 % Cinta Indonesia
Auditorium Kementerian Perdagangan RI
4
Tempat
Pembukaan INACRAFF ke -11 JCC serta peluncuran Logo dan Senayan pencanangan kampanye 100 % Cinta Indonesia
Tanggal
17 Februari 2009
18 Februari 2009
22 April 2009
22 April 2009
88
5
Peluncuran Katalog dan kartu diskon UKM (Usaha Kecil Menengah)
Gedung Konferensi Pers Kementerian Perdagangan
6
Pembukaan Pekan Batik Internasional (PIB)
Kawasan Museum Batik Indonesia Kota Pekalongan
7
Kunjungan mahasiswa Fisip UI Auditorium ke kantor Kementerian Kementerian Perdagangan RI Perdagangan RI
8
9
10
11
12
26 April 2009
30 April 2009
13 Mei 2009
Hargai, Cintai dan Gunakan Produk dalam negeri Jakarta Fashion and Food Festival 2009 (JFFF 2009) Pekan Produk Kreatif Indonesia
Mall Kelapa Gading Jakarta Utara
20 Mei 2009
JCC Senayan
25 – 27 Juni 2009
Sarinah bangkit dan kampanye 100 % Cinta Indonesia (festival makanan, kesenian musik, seni graffiti dan event Art Garage) Kunjungan Forum Pelajar Indonesia ke Kementerian Perdagangan RI
Sarinah Thamrin
Pertemua dengan PT. Astra Internasional Tbk. Temanya Human Capital Strategy Living The Astra Values Cantumkan Logo 100 % Cinta Indonesia
PK Jakarta
Kantor Kementerian Perdagangan RI
25 Mei - 13 Juni 2009
26 Juni 2009
29 Juni 2009
89
13
Gema 100 % Cinta Indonesia di arena PRJ bersama band Cokelat
PRJ Kemayoran
2 Juli 2009
Penandatanganan nota kesepakatan Kampanye Aku Cinta Indonesia antara 3 Departemen dan 40 perusahaan BUMN
Gedung BUMN Jl. Merdeka Selatan
27 Juli 2009
Kuliah bersama DR.Mari Elka Pangestu “ Indonesia Depan dalam era FTA sebuah tantangan dan kesempatan
Gedung Pascasarjana Undip Semarang
16
Gelar Batik Nusantara Gerai Mitra Binaan Bank Mandiri
Balai Sidang Jakarta
26 Agustus 2009
17
Baazar Cinta Indonesia, Cinta Batik
Gedung Pameran Kementerian Perdagangan RI
3 Oktober 2009
18
Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke - 24
JIExpo Kemayoran
28 Oktober 2009
19
Kunjungan Kerja Humas Kementerian Perdagangan RI ke UKM Sepatu Lukus
Jl.Dago Bandung
20
Kunjungan ke Universitas Muhammadiah Jakarta memperkenalkan Sosialisasi ACI
Aula Kampus Muhammadiah
14
15
10 Agustus 2009
3 – 5 November 2009
19 November 2009
90
1. Teknisi Komunikasi Peran pertama adalah peran humas sebagai Teknisi Komunikasi. Adapun ciri – ciri dari peran ini adalah adanya penggunaan press release yang dibuat oleh humas untuk berhubungan dengan media massa dalam memberikan dan menyebarkan informasi. Selain itu ciri dari peran humas sebagai teknisi komunikasi yaitu humas bertanggung jawab dalam penulisan feature, membuat newsletter, mengembangkan situs web, dan berurusan dengan kontak media. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dan pengamatan secara langsung bahwa Humas melakukan peran ini dengan karakteristik – karakteristik diatas yakni dari hasil wawancara dengan Kapus Humas : “ dalam sosialisasi mengenai ACI ( 100 % Cinta Indonesia) ini dalam menyampaikan informasi kepada khalayak pertama dalam bentuk sederhana yaitu membuat siaran pers, setelah itu mengadakan jumpa pers, ini sebagai penghubung atau mediator dalam menjalin komunikasi dalam hal mensosialisasikan program 100 % Cinta Indonesia” 58 Kepala Pusat Humas juga menambahkan sebagai berikut : “oh iya untuk memudahkan siaran pers ini juga disediakan di situs perdagangan www.depdag.go.id jadi tidak hanya pers saja yang dapat melihat dan mengetahuinya tetapi khalayak pun dapat mengakses juga,
58 Hasil wawancara dengan Kapus Humas 21 Juli 2010 di Kabid Room Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI
91
selain itu juga siaran pers dapat kami kirimkan melalui email bagi wartawan.” 59
Dari hasil wawancara ini jelas menggambarkan adanya peran humas sebagai Teknisi Komunikasi yang dilakukan oleh Humas Kementerian Perdagangan RI baik dari kegiatan maupun memberikan release yang disampaikan langsung kepada wartawan maupun melalui media website yang merupakan saluran yang tidak langsung. Humas merupakan satu alat atau saluran untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi melalui kerjasama dengan pihak pers media cetak atau elektronik, humas melakukan sosialisasi 100 % Cinta Indonesia tidak terlepas dari media / melalui media, lebih jelas lagi Kapus Humas mengatakan sebagai berikut : “ Humas melakukan sosialisasi 100 % Cinta Indonesia melalui media cetak dan elektronik, untuk media cetak dengan mengadakan liputan pers ( pers conferens ) dan jumpa pers tentunya dengan mengundang wartawan media cetak dan media elektronik, sedangkan media elektronik dengan mengadakan dialog tentang 100 % Cinta Indonesia di radio (Elshinta) dan di TV Nasional TVRI, serta iklan layanan masyarakat yang berisi tentang
59 Hasil wawancara dengan Kapus Humas 21 Juli 2010 di Kabid Room Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI
92
kecintaan terhadap tanah air dimana didalamnya tercantum logo 100 % Cinta Indonesia.” 60
Begitu juga pendapat subbag Program dan Pelaporan Humas yang mengatakan hal yang sama bahwa Humas Kementerian Perdagangan RI sudah berperan sebagai Teknisi Komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada subbag Program dan Pelaporan Humas mengatakan bahwa “ Humas itu jika koordinasi dengan media massa karena disanalah tempatnya, begitu juga media center seperti sosialisasi ke televisi, Koran, press conference dengan mereka itulah humas.” 61
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Humas Kementerian Perdagangan RI berperan sebagai Teknisi Komunikasi, hal ini tentunya terlihat jelas dari aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh mereka dengan mengadakan pertemuan kepada wartawan (press conference) baik media cetak maupun elektronik, mengirimkan release baik melalui media langsung maupun media tidak langsung baik melalui email maupun website. 60
Hasil wawancara Kapus Humas Kementerian Perdagangan RI. 21 Juli 2010 di Kabid Room Pusat Humas
Kementerian Perdagangan RI 61 Hasil wawancaran dengan Subbag Program dan Pelaporan 21 Juli 2010. Ruang HAL Kementerian Perdagangan RI
93
2. Penentu Ahli Peran humas berikutnya adalah peran humas sebagai Penentu Ahli, dengan cirinya adalah PR dianggap sebagai orang yang berwenang atas masalah dan penyelesaian hubungan masyarakat terutama yang menyangkut masalah publik. Peran ini ditandai dengan sikap pasif yang dilakukan manajemen puncak dikarenakan sudah menyerahkan seluruhnya ketangan humas,
sehingga
humas
mempunyai
wewenang
yang
besar
untuk
memutuskan setiap cara dan kegiatan apa saja yang dilakukan dalam berhubungan dengan khalayak, baik internal maupun eksternal terutama mengenai informasi yang akan diberikan kepada publik. Mengidentifikasikan
permasalahan
yang
ada
di
Kementerian
Perdagangan RI dalam perencanaan acara sosialisasi 100 % Cinta Indonesia humas berhak memberikan pendapat yang berkaitan dengan sosialisasi 100 % Cinta Indonesia tersebut, seperti halnya Kementerian Perdagangan RI bekerja sama dengan siapa & bagaimana cara menentukan sosialisasi 100 % Cinta Indonesia. Pengurusan program yang hendak dilaksanakan, misalnya dalam hal waktu, pengaturan, dan lokasi acara dilaksanakan serta memonitoring program yang dilakukan oleh humas, baik melalui UKM atau lembaga –
94
lembaga pemerintah non pemerintah, dan juga melakukna recheck kembali bagaimana system kerja sama dengan Lembaga Pendidikan, UKM atau lembaga – lembaga pemerintah non pemerintah dalam sosialisasi ini. Hal ini disampaikan oleh subbid Hubungan Antar Lembaga Pemerintah : “Bentuk program sosialisasi 100 % Cinta Indonesia kita selenggarakan melalui pameran, seminar – seminar yang di hadiri oleh Pelajar, mahasiswa, UKM dan juga Lembaga – lembaga non pemerintah lainnya, kemudian kita sediakan pin yang berlogokan 100 % Cinta Indonesia. Selain itu juga kita memberikan goodybag kepada peserta seminar, yang didalamnya terdapat beberapa benda seperti bolpoint, dan buku memo yang berlogo 100 % Cinta Indonesia.” 62
Hal ini juga disampaikan oleh Kapus Humas : “Kita juga memilih band cokelat sebagai duta 100 % Cinta Indonesia dalam sosialisasi ini. Untuk menarik minat kaum muda agar turut serta berpartisipasi dalam sosialisasi program 100 % Cinta Indonesia ini.” 63
62
Hasil wawancaran dengan Subbid Hubungan Antar Lembaga 21 Juli 2010. Ruang HAL Kementerian Perdagangan RI 63
Hasil wawancara Kapus Humas Kementerian Perdagangan RI. 21 Juli 2010 di Kabid Room Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI
95
Ditambahkan oleh Subbid Hubungan Antar Lembaga non Pemerintah : “Dalam pelaksanaan sosialisasi 100% Cinta Indonesia ini kita mengadakan kerjasama degan perguruan tinggi seperti UI, Muhammadiah, dan Unsoed untuk mensosialisasikan program ini, mengikutsertakan program 100 % Cinta Indonesia ini kedalam kegiatan – kegiatan (bazaar atau pameran) yang diadakan oleh masing – masing kampus tersebut. Dengan memberikan stiker dan pin berlogo 100 % Cinta Indonesia” 64
Subbid Hubungan Antar Lembaga non Pemerintah juga menambahkan sebagai berikut : “dan juga dalam kegiatan – kegiatan Bakorhumas kami mengikutsertakan sosialisasi ini dengan cara yang sama memberikan pin, stiker, notesbook yang berlogokan 100 % Cinta Indonesia.” 65
Diulas kembali oleh Kapus Humas sebagai berikut : “Seluruh pegawai Kementerian Perdagangan RI diwajibkan menggunakan pin berlogo 100 % Cinta Indonesia, selain itu juga kami mewajibkan serta memonitoring segala bentuk publikasi internal harus menggandung logo 100 % Cinta Indonesia. Seperti map, mousepad, tas kerja, dan bolpoint, ini pun ada mengacu kepada buku pedoman penggunaan logo yang kami terbitkan.” 66
64
Hasil wawancaran dengan Subbid Hubungan Antar Lembaga non Pemerintah 21 Juli 2010. Ruang HAL Kementerian Perdagangan RI
65
Hasil wawancaran dengan Subbid Hubungan Antar Lembaga non Pemerintah 21 Juli 2010. Ruang HAL Kementerian Perdagangan RI 66
Hasil wawancara Kapus Humas Kementerian Perdagangan RI. 21 Juli 2010 di Kabid Room Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI
96
3. Fasilitator Komunikasi Peran humas yang ketiga adalah peran humas sebagai Fasilitator Komunikasi. Adapun karakteristik dari peran ini adalah adanya upaya yang dilakukan humas yakni sebagai penghubung atau mediator antara perusahaan dengan publiknya, sehingga dapat menyingkirkan rintangan dan menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka. Selain itu juga peran humas ini ditandai dengan adanya kegiatan – kegiatan tertentu dengan tujuan mencegah dan mengelola konflik dan memberikan pemahaman dan pengertian antara pihak Instansi atau lembaga dengan publiknya. Seperti yang dikemukakan oleh Kapus Humas berikut ini : “Ada strategi humas sebagai penghubung atau mediator dalam menjalin komunikasi dalam mensosialisasikan 100 % Cinta Indonesia, pertama adalah dalam bentuk paling sederhana yaitu membuat siaran pers, dengan mengundang wartawan baik media cetak maupun elektronik. Selain ada liputan pers, jumpa pers juga terkait dengan humas adalah talkshow baik di radio maupun televisi, ataupun juga melakukan dialog public kepada mahasiswa – mahasiswa, UKM, Lembaga – lembaga Pemerintah dan non pemerintah, dan juga Ibu Menteri turun langsung di beberapa kampus negeri di Indonesia.” 67
Ditambahkan lagi :
67
Hasil wawancara Kapus Humas Kementerian Perdagangan RI. 21 Juli 2010 di Kabid Room Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI
97
“untuk sosialisasi internal sendiri seluruh pegawai Kementerian Perdagangan RI diwajibkan menggunakan pin logo 100 % Cinta Indonesia setiap hari, selain itu juga segala bentuk publikasi internal harus mengandung logo 100 % Cinta Indonesia (map,, mouse pad, tas kerja, bolpoint,dll). Sedangkan untuk sosialisasi eksternal yang dilakukan humas seperti jika ada seminar – seminar di luar yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan RI, humas memasukan unsur program 100 % Cinta Indonesia kedalam kegiatan tersebut dengan cara memberikan pin yang berlogo 100 % Cinta Indonesia kepada para peserta seminar.” 68 Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa seorang humas harus dapat menjadi fasilitator komunikasi agar publiknya tidak mencari informasi ditempat lain yang akan menimbulkan kesimpangsiuran informasi. Dengan demikian masyarakat mendapatkan infromasi secara langsung akurat melalui kegiatan yang dilakukan oleh humas mengenai sosialisasi program 100 % Cinta Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh Andriana Marisa Pinory salah satu mahasiswa Fisip UI, berikut pernyataan : “kami diundang untuk mengikuti seminar di Kementerian Perdagangan RI, ini bertempat di Aula Kementerian perdagangan RI” 69 Kegiatan – kegiatan lain yang mendukung dan menggambarkan adanya kegiatan lain yang dilakukan humas dalam sosialisasi program 100 %
68
Hasil wawancara Kapus Humas Kementerian Perdagangan RI. 21 Juli 2010 di Kabid Room Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI 69
Hasil Wawancara dengan Andriana Marisa Pinory, salah satu mahasiswa Fisip UI 2006
98
Cinta Indonesia yakni ditambahkan oleh Subbid Hubungan Antar Lembaga Non Pemerintah : “ di Kementerian Perdagangan RI memiliki agenda kunjungan kerja yang biasanya dilakukan bersama dengan anggota DPR komisi VI, kunjungan – kunjungan kerja yang dilakukan ke daerah – daerah. Dalam kunjungan kerja inilah humas Kementerian Perdagangan RI itu memasukan unsur sosialisasi 100 % Cinta Indonesia dalam berbagai kegiatan – kegiatan tersebut” 70 Ditambahkan kembali oleh Subbid Hubungan antar Lembaga Pemerintah : “Sosialisasi 100 % Cinta Indonesia juga dilakukan ketika ibu Menteri memberikan kuliah kepada mahasiswa – mahasiswa di kampus mereka. Kegiatan ini dilakukan secara langsung, juga disertakan dengan pemberian pin ataupun stiker 100 % Cinta Indonesia.” 71
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Humas Kementerian Perdagangan RI melakukan kegiatan – kegiatan komunikasi baik internal maupun eksternal, melalui media massa maupun secara langsung kepada public dalam sosialisasi program 100 % Cinta Indonesia. Baik kegiatan bersifat formal maupun informal.
70
Hasil wawancaran dengan Subbid Hubungan Antar Lembaga non Pemerintah 21 Juli 2010. Ruang HAL Kementerian Perdagangan RI 71
Hasil wawancaran dengan Subbid Hubungan Antar Lembaga Pemerintah 21 Juli 2010. Ruang HAL Kementerian Perdagangan RI
99
4. Fasilitator Pemecah Masalah Peran humas yang terakhir dalam sosialisasi program 100 % Cinta Indonesia adalah Fasilitator Pemecah Masalah. Adapun karakteristik yang terdapat dalam peran ini adalah humas bekerja sama dengan manajemen dalam menyelesaikan masalah perusahaan dari tahap awal sampai dengan evaluasi. Didalam melaksanakan suatu pekerjaan atau program kerja, terkadang seorang humas menemui kendala tertentu. Berikut keterangan yang disampaikan oleh Subbid Hubungan Antar Lembaga Pemerintah : “untuk di masyarakatnya sendiri adanya image malu menggunakan produk Indonesia (jaga image), Persepsi kualitas yang kurang baik, perilaku kurangnya “dorongan” untuk menggunakan produk Indonesia. Hal – hal tersebut yang membuat adanya masyarakat tidak peduli dengan sosialisasi program 100 % Cinta Indonesia, meskipun kampanyenya sudah bergaung dalam lingkungan masyarakat, selain itu daya jangkau kepada masyarakat (untuk didaerah pelosok seperti Indonesia bagian timur sulit untuk menjangkaunya. Kemudian juga kurang masivnya dukungan dari instansi – instansi terkait lainnya, seolah – olah ini hanya tugas dari Kementerian Perdagangan RI saja.” 72
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Humas Kementerian Perdagangan RI dalam mensosialisasikan program 100 % Cinta
72 Hasil wawancaran dengan Subbid Hubungan Antar Lembaga Pemerintah 21 Juli 2010. Ruang HAL Kementerian Perdagangan RI
100
Indonesia mengalami kendala – kendala baik mekanisme sosialisasi, daya jangkau, komunikasi serta kerjasama dengan instansi terkait. Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini, internet khususnya website merupakan media komunikasi
yang cakupannya
mendunia, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi saat ini, Kementerian Perdagangan RI khususnya Humas menggunakan website sebagai salah satu media untuk publikasi sekaligus mempromosikan sosialisasi program, untuk mengatasi masalah – masalah sosialisasi. Berikut pernyataan Kapus Humas : “pemanfaatan teknologi dan komunikasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyampaian sosialisasi program 100 % Cinta Indonesia ini sehingga masyarakat diluar jakarta ataupun diluar pulau jawa pun dapat mengetahui sosialisasi 100 % Cinta Indonesia ini melalui internet yang saat ini ada di situs jejaring sosial mengenai apa itu 100 % Cinta Indonesia, juga beberapa iklan layanan masyarakat di televisi, iklan di kereta api (kereta argo bromo), spanduk spanduk, dan beberapa perusahaan retail seperti (Indomart dan Alfamart) di daerah – daerah yang sudah menggunakan logo 100 % Cinta Indonesia. Pada intinya dihampir semua media publikasi umum kami gunakan untuk bersosialsiasi.” 73 Kemudian
Subbid
Hubungan
Antar
Lembaga
Pemerintah
menambahkan :
73 Hasil wawancara Kapus Humas Kementerian Perdagangan RI. 21 Juli 2010 di Kabid Room Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI
101
“Untuk ke instansinya sendiri humas menghimbau agar para instansi – instansi tersebut dapat bekerja sama dalam mensosialisasikan program ini, selain itu juga menggunakan efek ketok tular seperti Forum Pelajar Seindonesia yang hadir di Jakarta untuk temu karya maka diberikan sosialisasi program ini sehingga mereka dapat menyebarkan atau menularkan kepada orang – orang didaerah mereka. Selain itu juga untuk menjangkau masyarakat di daerah – daerah pelosok ditayangkan iklan layanan masyarakat (sudah ada di TV) yang disponsori oleh Kementerian Perdagangan RI, juga melalui internet (website Kementerian Perdagangan RI) www.depdag.go.id” 74 Diulas kembali oleh Kapus humas : “Terkadang juga kendalanya apabila dinas – dinas yang ingin berkunjung ke daerah, namun telat memberitahukan kepada Humas Kementerian Perdagangan RI, maka Humas Kementerian Perdagangan RI pun tidak dapat ikut serta untuk mensosialisasikan program 100 % Cinta Indonesia.” 75 Kapus Humas menambahkan : “Namun untuk mengatasi kendala tersebut kami melakukan rapat koordinasi dengan mengundang seluruh unit kerja, guna mensinkronisasi program kerja sehingga memudahkan kami untuk terus mensosialisasikan program 100 % Cinta Indonesia tanpa ada yang tertinggal akibat kendala tersebut” 76 Humas Kementerian Perdagangan RI mempublikasikan berbagai informasi untuk dapat secara langsung dan bebas dilihat dan diakses
74
Hasil wawancaran dengan Subbid Hubungan Antar Lembaga Pemerintah 21 Juli 2010. Ruang HAL Kementerian Perdagangan RI 75
Hasil wawancara Kapus Humas Kementerian Perdagangan RI. 21 Juli 2010 di Kabid Room Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI
76
Hasil wawancara Kapus Humas Kementerian Perdagangan RI. 21 Juli 2010 di Kabid Room Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI
102
masyarakat dan pihak yang berkepentingan atau bisa disebut stakeholder. Sedangkan dalam layanan interaksi, website selain digunakan untuk menyampaikan informasi kepada publik, website depdag.go.id juga digunakan sebagai media komunikasi bagi
masyarakat
yang ingin
memberikan masukan, kritik saran dan pertanyaan kepada Kementerian Perdagangan RI. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa humas Kementerian
Perdagangan
RI
dalam
mensosialisasikan
kebijakan
Kementerian jika terjadi masalah dapat memecahkan dan mengambil keputusan. Tentu saja harus sesuai degnan wewenang humas sendiri mengacu pada ketentuan – ketentuan yang berlaku.
103
Tabel II Implementasi Peran Humas Di Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI dalam Sosialisasi Program 100 % Cinta Indonesia
Peran Humas Teknisi Komunikasi
Karakter - Humas bertindak sebagai
Implementasi - Humas Kementerian Perdagangan
wartawan dalam menyebarkan
RI bertindak sebagai wartawan
informasi
dalam membuat press release,
- Humas bertindak dalam mengendalikan berita atau informasi kepada media massa
newsletter, brosur yang dapat diperoleh
media
massa
baik
secara langsung maupun melalui akses internet, fax, maupun email
- Humas menyebarkan informasi melalui press release newsletter, brosur
- Humas Kementerian Perdagangan sebagai
wartawan
dengan
melakukan media monitoring. - Humas menyebarkan press
104
release yang bersifat satu arah Penentu Ahli
- PR dianggap orang yang
- Humas Kementerian perdagangan
paling ahli dalam
RI bertanggung jawab dalam
menyelesaikan masalah
setiap kegiatan yang berhubungan
- TOP Manajemen bersikap pasif dalam pelaksanaan
dengan media dan khalayak - Top manajemen menyerahkan
kegiatan humas dengan
segala urusan tentang kegiatan
khalayak
sosialisasi kepada humas
- berwenang terhadap
- Humas menentukan universias
pengurusan program yang
mana saja yang diundang dalam
hendak dilaksanakan (waktu,
setiap sosialisasi, menentukan
lokasi, pengaturan, dan
dimana lokasinya, dan juga cara
monitoring)
memonitoring kegiatan sosialisasi tersebut
Fasilitator Komunikasi
- Adanya teknik komunikasi
- Pengertian melalui kegiatan
dilakukan untuk mencegah
formal seminar dan sosialisasi
dan mengatasi konflik
yang diadakan di Kementerian
- Adanya teknik komunikasi
Perdagangan RI dan Informal
105
yang bernegosiasi untuk
seperti kunjungan kerja ke daerah
memberian pemahaman, serta
– daerah dengan memasukan
saling pengertian berimbang
unsur sosialisasi.
dari kedua belah pihak.
- Adanya kegiatan media visit yang dilakukan oleh manajemen Kementerian Perdagangan RI - Adanya komunikasi dua arah yang berimbang dari sikap Humas Kementerian Perdagangan RI
Fasilitator Pemecah Masalah
- PR berperan sebagai
- Humas Kementerian Perdagangan
penengah antara pihak
RI dilibatkan langsung dalam
Kementerian Perdagangan
pemecahan masalah yang
dengan khalayak
berkaitan dengan khalayak - Humas membantu dalam menginformasikan hasil keputusan top managemen.
106
4.3
Pembahasan Pada bab berikut ini penulis masuk kepada tahap berikutnya yakni pembahasan. Pada penelitian yang dilakukan penulis mengenai empat peran humas dalam sosialisasi khususnya dengan stakeholder. Terdapat karakteristik pada masing – masing peran humas tersebut walaupun masih ada keterkaitan antara peran yang satu dengan peran yang lainnya. Dari hasil wawancara penelitian yang dilakukan oleh penulis kepada sejumlah narasumber baik dari pihak didalam sendiri yaitu Kapus Humas, Subbang Program dan Pelaporan, Subbid Hubungan Antar Lembaga Pemerintah dan non Pemerintah, serta pihak luar perwakilaah salah satu mahasiswa yang mengikuti sosialisasi program 100 % Cinta Indonesia yang berperan
sebagai
key
informan
untuk
data
primer,
maka
penulis
mengidentifikasikan peran humas oleh apa yang diterapkan oleh Humas Kementerian Perdagangan RI dalam mensosialisasikan program 100 % Cinta Indonesia sesuai dengan teori yang dirumuskan oleh Scoot M Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom baik dalam peran humas sebagai Teknisi Komunikasi, Ahli Komunikasi, Fasilitator Komunikasi, Fasilitator Pemecah Masalah, apakah memang masih diterapkan secara total atau sebagian saja atau memang tidak pernah diterapkan diantara keempat peran humas tersebut pada periodesasi riset penulis.
107
Selain itu juga untuk memperkuat argumen, penulis dalam riset kali ini juga menggunakan data sekunder seperti media monitoring Kementerian Perdagangan RI yakni seperti beberapa kliping media massa cetak dan adanya dokumentasi – dokumentasi instansi untuk mendukung pengidentifikasian dari peran humas ini yang ada dilampiran. Adapun pembahasan penulis dari keempat peran humas yang diterapkan oleh Kementerian Perdagangan RI mengacu pada peran humas Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom adalah sebagai berikut :
4.3.1
Teknisi Komunikasi Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengacu pada data
primer yang berupa hasil wawancara dari sejumlah narasumber dapat diketahui bahwa peran humas ini masih diterapkan di Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI khususnya ketika mereka akan menyampaikan informasi kepada pihak media massa yang bercirikan peran humas sebagai Teknisi Komunikasi yakni seorang humas harus mampu membuat press release atau siaran pers yang bernilai berita sehingga berita tersebut dapat dimuat di media massa sehingga pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat tepat sasaran.
108
Dari ciri – ciri peran humas sebagai teknisi komunikasi ini dapat dilihat bahwa implementasinya di Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI cukup besar. Hal ini dilihat dari wawancara yang dilakukan penulis kepada narasumber yang membenarkan bahwa peran humas ini memang diterapkan di Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI. Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI ini melakukan aktivitas komunikasinya melalui press release yang diberikan kepada wartawan langsung pada saat konferensi pers atau secara tidak langsung melalui media email dan melalui cybernews di www.depdag.go.id cara ini merupakan cara yang cukup efektif dalam menyebarkan pemberitaan dengan menghadirkan situs Kementerian Pedagangan RI agar pihak media massa dapat dengan mudah mencari informasi yang mereka butuhkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa humas Kementerian Perdagangan RI telah menjalankan peranannya sebagai teknisi komunikasi. Adanya penyebaran newsletter, brosur, spanduk, baliho, stiker dan direct mail menunjukan masih adanya kepedulian Kementerian Perdagangan RI dalam menginformasikan Kementeriannya kepada khalayak yang lebih luas. Hal ini tentunya untuk mendukung pencapaian tujuan Kementerian Perdagangan RI itu sendiri. Informasi yang diberikan Kementerian Perdagangan RI kepada khalayak diharapkan bukan hanya sekedar menerima
109
informasi tetapi dapat mendidik masyarakat juga sehingga masyarakat dapat mengawasi juga apa yang ada di dalam Kementerian Perdagangan sehingga masyarakat akan menjadi lebih kritis. Hal lain yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan RI adalah dengan melakukan media monitoring untuk melihat dan menilai pemberitaan di media massa selama beberapa waktu tentang Kementerian Perdagangan RI. Hal ini dilakukan agar pemberitaan yang beredar sesuai dengan yang diharapkan Kementerian Perdagangan RI. Dalam media monitoring juga dapat dilihat media massa cetak mana saja yang banyak mengeluarkan berita tentang Kementerian Perdagangan RI. Peran humas ini termasuk salah satu peran humas yang masih relevan diterapkan humas disejumlah perusahaan atau instansi pemerintah salah satunya Kementerian Perdagangan RI. Namun, penerapan peran humas dalam mensosialisasikan kebijakan instansi tergantung dari kebijakan masing – masing perusahaan untuk menilai efektifitas dan efisiensi dalam menjalin hubungan baik.
110
4.3.2
Penentu Ahli peran humas berikutnya humas dianggap orang yang paling ahli dalam
menyelesaikan masalah yang menyangkut tentang publik suatu perusahaan atau instansi pemerintah sehingga top manajemen bersikap pasif dalam masalah tersebut karena telah menyerahkan ditangan ahli yaitu humas. Berdasarkan hasil wawancara dilapangan dengan para narasumber yang merupakan data primer penulis dapat dikatakan sebagai penentu ahli dapat dilihat dari beberapa pernyataan narasumber yang menyatakan bahwa humas Kementerian Perdagangan RI hanya dapat menentukan terhadap hal – hal yang berhubungan dengan media massa dan pemberitaan dimedia massa cetak dan elektronik. Terkait menciptakan citra positif di masyarakat seperti media massa apa saja yang akan di undang ke dalam konferensi pers sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh masyarakat dan cara – cara apa saja agar hubungan dengan media massa tetap baik. Selain itu humas tidak berhak mencampuri karena hal – hal yang berkaitan dengan kebijakan – kebijakan instansi itu menjadi tanggung jawab top manajemen.
111
4.3.3
Fasilitator Komunikasi Peran Humas Fasilitator Komunikasi yang memiliki karakter adanya
komunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya sehingga membuat saluran komunikasi tetap terbuka, dengan peran ini mendorong adanya pemahaman, saling pengertian dari kedua belah pihak untuk mencegah dan megantasi konflik antara organisasi dengan publiknya. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada beberapa narasumber yang merupakan data primer penulis, Kementerian Perdagangan RI dalam menjalankan perannya dalam mensosialisasikan
kebijakan
pemerintah. Kementerian Perdagangan RI melakukan kegiatan – kegiatan komunikasi untuk menunjang sosialisasi yang lebih baik lagi tiap tahunnya baik itu kegiatan yang sifatnya formal maupun informal yang mendukung terciptanya saling pengertian, pemahaman
antar pihak
Kementerian
Perdagangan RI dengan publiknya khususnya stakeholder mahasiswa dan yang berkepentingan dalam sosialisasi program 100 % Cinta Indonesia, konferensi pers (press conference) yang biasanya dilakukan ditempat khusus konferensi pers yang ada disalah satu ruang di Kementerian Perdagangan RI tepatnya dilantai dasar dengan mengundang beberapa wartawan media massa
112
cetak / elektronik tertentu yang sesuai dengan tema yang akan disampaikan dalam konferensi pers yang ada kaitannya dengan Kementerian Perdagangan RI. Selain itu kegiatan komunikasi formal lainnya yang menunjang program kerja Humas Kementerian Perdagangan RI dalam sosialisasi program 100 % Cinta Indonesia adalah dengan adanya media visit yakni kunjungan sejumlah manajemen Kementerian Perdagangan RI ke kantor redaksi media massa baik cetak maupun elektronik. Dalam kunjungan ke redaksi surat kabar elektronik maupun cetak tidak hanya humas yang datang tapi juga menyertakan dirjen langsung atau top manajemen yang lain. hal – hal yang dibicarakan dalam kunjungnan media ini biasanya seputar pemberitaan – pemberitaan dan kegiatan yang sedang disosialisasikan. Dari kegiatan – kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh Humas Kementerian Perdagangan RI baik yang bersifat formal maupun informal dapat dilihat bahwa memang peran humas fasilitator komunikasi ini di terapkan oleh Kementerian Perdagangan RI karena hal – hal ini mengandung unsur komunikasi dua arah yang bertujuan untuk memberikan pemahaman serta pengertian antara kedua belah pihak. Dengan kegiatan peran humas ini, maka humas dapat menyampaikan informasi kepada seluruh stakeholder agar
113
dapat dimengerti sehingga informasi yang disampaikan kepada masyarakat bersifat objektif. Adanya komunikasi yang bersifat dua arah ini tentunya ditujukan oleh sikap humas Kementerian Perdagangan RI selama membina hubungan baik dengan semua pihak jajaran baik internal maupun eksternal Kementerian Perdagangan RI begitu juga dengan pihak media massa melalui komunikasi yang sifatnya formal maupun informal.
4.3.4
Fasilitator Pemecah Masalah Fasilitator Pemecah Masalah adalah peran humas yang terakhir yang
akan diteliti oleh penulis. Untuk melihat seberapa besar peran humas ini di implementasikan oleh Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI dalam mensosialisasikan program 100 % Cinta Indonesia Untuk peran humas yang terakhir ini memiliki karakteristik yang terdapat dalam peran ini adalah humas bekerja sama dengan manajemen dalam menyelesaikan masalah perusahaan dari tahap awal sampai dengan evaluasi.
114
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada narasumber yang merupakan data primer penulis, maka peran humas ini menduduki posisi paling akhir yang diimplementasikan oleh Humas Kementerian Perdagangan RI dalam menjalankan perannya. Hal tersebut dikarenakan bahwa humas hanya akan menyelesaikan masalah – masalah yang memiliki kaitannya dengan media massa dan masalah – masalah pemberitaan saja sedangkan yang berkaitan dengan kebijakan – kebijakan itu menjadi tanggung jawab top manajemen. Dalam setiap rapat humas selalu diikut sertakan tapi hanya sebagai notulen dan tidak dimintai pendapat langsung namun humas bertanggungjawab dengan proses penyiaran informasi tersebut kepada media massa baik cetak maupun elektronik. Dari hasil pembahasan yang dilakukan oleh penulis maka penulis dapat menyimpulkan bahwa semua peran humas pernah dilakukan oleh Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI hanya saja ada perbedaan porsi dalam pengimplementasiannya. Untuk peran humas Fasilitator Pemecah Masalah menduduki posisi terakhir, Penentu Ahli menduduki posisi ketiga, peran humas Teknisi Komunikasi menduduki posisi kedua, dan untuk peran humas Fasilitator Komunikasi menduduki posisi pertama dalam pengimplementasian
115
Humas Kementerian Perdagangan RI dalam sosialisasi Program 100 % Cinta Indonesia. Hal ini penulis dapatkan dari hasil indepth interview atau wawancara mendalam dengan sejumlah narasumber dari pihak Humas Kementerian Perdagangan RI itu sendiri yakni Kapus Humas, Subbag Program dan Pelaporan, Subbid Hubungan Antar Lembaga Pemerintah non Pemerintah, serta salah satu mahasiswa FISIP UI angkatan 2006. Adanya penerapan peran humas Fasilitator Komunikasi dan Teknisi Komunikasi yang menduduki posisi dua besar menunjukan bahwa memang Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI berusaha untuk menjalin hubungan baik dengan khalayak sebagai stakeholder serta media. Dengan adanya pemgimplementasian melalui kegiatan baik formal maupun informal diharapkan dapat mencapai tujuan dari sosialisasi itu sendiri sehingga dapat menghasilkan situasi yang saling menguntungkan. Peran humas ini memang sudah seharusnya diterapkan oleh Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI mengingat seorang humas dituntut harus selalu professional dalam menjalankan perannya. Inti dari kegiatan – kegiatan dari kedua peran humas tersebut adalah untuk menciptakan saling kesepahaman dan pengertian antara pihak Pusat
116
Humas Kementerian Perdagangan dengan pihak media massa juga stakeholder atau masyarakat. Adapun kegiatan – kegiatan yang dilakukan adalah adanya penyampaian informasi melalui press release baik yang diperoleh melalui media langsung seperti konferensi pers maupun media tidak langsung seperti mengakses cybernews Kementerian Perdagangan RI di www.depdag.go.id dan dari email yang dikirim oleh Pusat Humas Kementerian Perdagangan kepada para wartawan. Kegiatan komunikasi lain selain melakukan kegiatan konferensi pers, Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI juga melakukan kegiatan selain program itu, Humas Kementerian Perdagangan RI juga mempunyai agenda lain seperti penyelenggaraan Raker (Rapat kerja) dan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Lembaga Negara / Pemerintah / Organisasi laiinya. Termasuk didalamnya adalah 100 % cinta Indonesia sehingga program tersebut bisa sampai langsung kepada masyarakat, dan setiap tahun di evaluasi. Peran humas ini cukup relevan untuk diterapkan karena memang dalam mensosialisasikan dan mempublikasikan sebuah kebijakan harus selalu mengacu pada kondisi sosial yang ada.
117
Artinya seorang humas harus dapat menyesuaikan segala perubahan itu sehingga humas dapat selalu menjadi jembatan penghubung antara perusahaan dengan publiknya dengan menerapkan perannya sebaik mungkin yaitu melalui peran humas berdasarkan teori Scott M. Cutlip, Allen H.Center, Glen M.Broom walaupun belum begitu sempurna namun dapat diatasi, apabila perlu guna menciptakan image positif di masyarakat.