BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang tergabung dalam kelompok manufaktur sub sektor makanan dan minuman. Namun tidak semua perusahaan sub sektor makanan dan minuman dijadikan sampel, tetapi yang memenuhi kriteria kelengkapan data, yaitu perusahaan yang konsisten mencantumkan nilai pasar harga saham dalam annual report selama empat tahun berturut-turut pada tahun 2011 sampai dengan 2014. Dari kriteria yang ditetapkan diatas, diperoleh daftar perusahaan yang telah memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian
No 1 2 3 4 5
Kode Perusahaan ADES AISA DLTA ICBP INDF
Nama Perusahaan Akasha Wira International Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Delta Djakarta Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Lanjutan Tabel 4.1 6 7 8 9 10 11
MYOR MLBI ROTI SKLT STTP ULTJ
Mayora Indah Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Nippon Indosari Corporindo Tbk Sekar Laut Tbk Siantar Top Tbk Ultrajaya Milk Industry and Trading Company
B. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum dari data yang digunakan. Tabel dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif atas variabel-variabel yang ada pada pemodelan data panel penelitian skripsi ini. Uji normalitas dapat dilakukan untuk mengetahui apakah residualnya telah terdistribusi secara normal. Variabel-variabel penelitian tersebut diinterpretasikan dalam nilai mean, median, maximum, minimum dan probability. Hasil statistik deskriptif adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Data Penelitian EPS
DER
HARGA_SAHAM
Mean
3852.408
0.957727
30483.00
Median
113.0000
0.880000
3235.000
Maximum
55576.08
3.030000
390000.0
Minimum
0.000000
0.220000
140.0000
Std. Dev.
10875.68
0.571749
88339.13
Probability
0.000000
0.000000
0.000000
44
44
44
Observations
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
Hasil dari stastistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa jumlah observasi dari penelitian ini adalah 44, penelitian ini menggunakan analisis data panel. Gabungan antara cross section dan time series, dengan cross section sebanyak 11 perusahaan dan time series selama empat tahun yaitu tahun 2011 sampai dengan 2014. Sehingga di dapat jumlah observasi sebanyak 44. Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan di dalam penelitian ini sebanyak 11 data yang di ambil dari Laporan Keuangan Tahunan yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman periode 20112014. Tabel 4.3 Harga Saham 11 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman dalam BEI Periode 2011-2014
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Perusahaan
Akasha Wira International Tbk Tiga Pilar Sejahtera Tbk Delta Djakrta Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Nippon Indosari Corporindo Tbk Sekar Laut Tbk Siantar Top Tbk Ultrajaya Milk Industry and Trading 11 Company Tbk Sumber : Data yang telah diolah
2011 1,010 495 111,500 5,200 4,600 3,590 12,214 665 140 690 1,080
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Harga Saham (Rp) 2012 2013 2014 1,920 2,000 1,375 1,080 1,430 2,095 255,000 380,000 390,000 7,800 10,200 13,100 5,850 6,600 6,750 7,400 12,000 11,950 17,143 26,000 20,900 1,380 1,020 1,385 180 180 300 1,050 1,550 2,880 1,330
4,500
3,720
61
Dalam Tabel 4.3 , data harga saham menunjukkan bahwa harga saham terendah sebesar Rp 140 yaitu PT Sekar Laut Tbk. pada periode 2011 dan harga saham tertinggi sebesar Rp 390,000 pada PT Delta Djakarta Tbk. periode 2014. Perhitungan mean atau rata-rata dari harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014 sebesar Rp 4469.063. Sedangkan standar deviasi sebesar Rp 3714.092 menunjukkan data variabel harga saham yang belum baik, karena nilainya yang lebih besar daripada nilai mean-nya. Tabel 4.4 EPS 11 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman dalam BEI Periode 2011-2014 (dalam Rp)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Perusahaan
Akasha Wira International Tbk Tiga Pilar Sejahtera Tbk Delta Djakrta Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Nippon Indosari Corporindo Tbk Sekar Laut Tbk Siantar Top Tbk Ultrajaya Milk Industry and Trading 11 Company Tbk Sumber : Data yang telah diolah
2011 43.85 75.90 9.06 338.77 350.46 24.07 614 11.52 8.65 32.57
EPS (Rp) 2012 2013 2014 141.34 94.35 52.59 72.18 106.08 113.40 13,327.84 16,514.56 17,621.38 373.80 381.63 446.62 371.41 285.16 442.50 21.518,98 55.576,08 37.717,51 971.10 1.164,83 451.31 147.33 31.22 37.26 11.53 16.90 24.56 56.97 87.38 94.27
44.47
122.36
112.60
42.61
Dalam Tabel 4.4 , data EPS menunjukkan bahwa nilai terendah sebesar Rp 9,06 pada PT Delta Djakarta Tbk. periode 2011 dan nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
tertinggi sebesar Rp 55.576,08 pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk. periode 2013. Perhitungan mean atau rata-rata dari EPS pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI periode 2011-2014 sebesar Rp 3852,408. Sedangkan standar deviasi sebesar Rp 10875,68 menunjukkan data variabel EPS yang belum baik, karena standar deviasinya yang lebih besar daripada nilai mean-nya. Tabel 4.5 DER 11 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman dalam BEI Periode 2011-2014 (dalam%)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Perusahaan
Akasha Wira International Tbk Tiga Pilar Sejahtera Tbk Delta Djakrta Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Nippon Indosari Corporindo Tbk Sekar Laut Tbk Siantar Top Tbk Ultrajaya Milk Industry and Trading 11 Company Tbk Sumber : Data yang sudah diolah
2011 1.51 0.96 0.22 0.42 0.70 1.30 1.72 0.39 0.74 0.91
DER (Rp) 2012 2013 0.86 0.67 0.90 1.13 0.25 0.28 0.48 0.60 0.74 1.04 2.49 0.80 1.71 1.47 0.81 1.32 0.93 1.16 1.16 1.12
2014 0.71 1.05 0.30 0.66 1.08 3.03 1.51 1.23 1.16 1.08
0.55
0.44
0.39
0.40
Dalam Tabel 4.5, Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai terendah sebesar 0,22 kali yaitu pada PT Delta Djakarta Tbk. pada periode 2011, dan nilai tertinggi sebesar 3,03 kali yaitu pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk. pada periode 2014 dengan mean atau rata-rata sebesar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
0,957727
kali. Sedangkan nilai standar deviasinya adalah sebesar
0,571749 kali, sehingga data variabel DER dapat dikatakan baik, karena nilai standar deviasinya lebih kecil daripada nilai rata-ratanya.
C. Uji Asumsi dan Kualitas Variabel Penelitian 1. Uji Stasioner Dalam penelitian ini uji stasioner data dilakukan dengan menggunakan program E-views 7. Untuk mengetahui stasioner data, digunakan metode uji akar unit. Uji akar unit bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar-akar unit) atau tidak stasioner (ada akar-akar unit) (Widarjono, 2007). Dalam penelitian ini untuk menguji stasioner data menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF test), dengan hipotesa sebagai berikut: H0 : terdapat unit root (data tidak stasioner) H1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) Data dikatakan stasioner apabila nilai ADF statistik lebih kecil dibandingkan nilai critical value 5%. Apabila nilai ADF statistik lebih besar dibandingkan dengan critical value 5%, maka perlu dilakukan differencing. Berikut hasil Uji Stasioner untuk variabel Earning Per Share menggunakan program statistik E-views 7.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Tabel 4.6 Uji Stasioner Earning Per Share (EPS) Null Hypothesis: EPS has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-4.617095 -3.596616 -2.933158 -2.604867
0.0006
*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Dari hasil uji stasioner diatas (Tabel 4.6) diperoleh nilai ADF test sebesar -4,617095 < -2,933158. Dimana nilai probabilitasnya 0,0006 < 5%. Artinya data Earning Per Share tersebut stasioner dan dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya. Berikut hasil uji stasioner untuk variabel Debt to Equity Ratio menggunakan program statistik Eviews 7. Tabel 4.7 Uji Stasioner Debt to Equity Ratio (DER) Null Hypothesis: DER has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-2.086103 -3.596616 -2.933158 -2.604867
0.2511
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Dari hasil uji stasioner (Tabel 4.7) diperoleh nilai ADF test sebesar 2,086103 > -2,933158. Dimana nilai probabilitasnya 0,2511 > 5%. Artinya data Debt to Equity Ratio tersebut tidak stasioner dan perlu dilakukan uji lebih lanjut agar data menjadi stasioner, yaitu dengan melakukan differencing. Proses differencing yaitu data yang asli Yt diganti dengan perbedaan pertama data asli. Berikut hasil uji stasioner dengan melakukan first difference dengan menggunakan program Eviews 7. Tabel 4.8 Uji Stasioner Debt to Equity Ratio First Difference Null Hypothesis: D(DER) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-11.98656 -3.596616 -2.933158 -2.604867
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Dari output yang dihasilkan (Tabel 4.8), terlihat bahwa nilai ADF lebih kecil dari nilai critical value 5% yaitu -11,98656 < -2,933158. Serta nilai probabilitasnya sebesar 0.0000 sudah lebih kecil 5% (0.0000 < 0.05). Dengan demikian data telah stasioner pada diferensiasi tahap pertama (1st difference) dan dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Berikut hasil uji stasioner untuk variabel Harga Saham menggunakan program statistik Eviews 7. Tabel 4.9 Uji Stasioner Harga Saham Null Hypothesis: HARGA_SAHAM has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-2.662006 -3.592462 -2.931404 -2.603944
0.0890
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Dari hasil uji stasioner diatas (Tabel 4.9) diperoleh nilai ADF test sebesar -2,662006 > -2,931404. Dimana nilai probabilitasnya 0,0890 > 5% artinya data harga saham tersebut tidak stasioner dan perlu dilakukan uji lebih lanjut agar data menjadi stasioner, yaitu dengan dilakukan differencing. Proses differencing yaitu data asli Yt diganti dengan perbedaan pertama dan asli. Berikut hasil uji stasioner dengan melakukan first difference menggunakan program statistik Eviews 7.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
Tabel 4.10 Uji Stasioner Harga Saham First Difference Null Hypothesis: D(HARGA_SAHAM) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-5.419882 -3.596616 -2.933158 -2.604867
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Dari output yang dihasilkan (Tabel 4.10), terlihat bahwa nilai ADF lebih kecil dari nilai critical value 5% yaitu -5,419882 < -2,933158. Serta nilai probabilitasnya sebesar 0.0000 sudah lebih kecil 5% (0.0000 < 0.05). Dengan demikian data telah stasioner pada diferensiasi tahap pertama (1st difference) dan dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya.
D. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Model Regresi Pemodelan dalam menggunakan teknik regresi panel data dapat menggunakan tiga pendekatan alternatif metode dalam pengolahannya. Pendekatan-pendekatan tersebut ialah: common effect, fixed effect dan random effect. Berikut merupakan aplikasi dari model yang diterapkan dalam penelitian ini untuk menentukan model mana yang terbaik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
a. Model Common Effect Model Common Effect merupakan model sederhana. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu, dan dapat diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai rentang waktu. Berikut adalah hasil dari Model Common Effect : Tabel 4.11 Model Common Effect Dependent Variable: HARGA_SAHAM Method: Panel Least Squares Date: 02/11/16 Time: 16:54 Sample: 2011 2014 Periods included: 4 Cross-sections included: 11 Total panel (balanced) observations: 44 Variable
Coefficient
EPS DER C
3.455837 -68248.80 82533.45
R-squared 0.276479 Adjusted R-squared 0.241186 S.E. of regression 76952.17 Sum squared resid 2.43E+11 Log likelihood -555.9210 F-statistic 7.833673 Prob(F-statistic) 0.001314
Std. Error
t-Statistic
1.119069 3.088134 21286.67 -3.206175 22851.42 3.611743 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.0036 0.0026 0.0008 30483.00 88339.13 25.40550 25.52715 25.45062 0.688107
Berdasarkan hasil tabel 4.11 model common effect di atas dapat dilihat dengan persamaan sebagai berikut: Harga Saham = 82533,45 + 3,455837.EPS + (-68248,80).DER t.hitung
= 3,611743 + 3,88134
http://digilib.mercubuana.ac.id/
+ ( -3,206175)
69
Prob. t hit.
= 0,0008
F-statistic
= 7,833673
+ 0,0036
+ 0,0026
Prob. F-stat = 0,001314 Berdasarkan hasil perhitungan model common effect di atas, dapat dilihat nilai probabilitas EPS yakni sebesar 0,0036 dan nilai probabilitas DER yakni sebesar 0,0026 , nilai probabilitas kedua variabel ini < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini baik untuk digunakan karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari tingkat kesalahan yaitu 0,05.
b. Model Fixed Effect Model Fixed Effect adalah metode yang mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Metode ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar individu dan antar waktu. (Widarjono, 2007). Berikut adalah hasil dari Model Fixed Effect :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
Tabel 4.12 Model Fixed Effect Dependent Variable: HS? Method: Pooled Least Squares Date: 02/19/16 Time: 11:33 Sample: 1 4 Included observations: 4 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 44 Variable C EPS? DER? Fixed Effects (Cross) _ADES—C _AISA—C _DLTA—C _ICBP—C _INDF—C _MLBI—C _MYOR—C _ROTI—C _SKLT—C _STTP—C _ULTJ—C
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
18763.25 1.794275 4990.056
17819.08 0.883142 17037.18
1.052987 2.031694 0.292892
0.3005 0.0508 0.7716
-22014.16 -22693.09 242757.0 -13074.05 -17904.62 -71046.43 -9131.544 -22430.90 -23342.12 -22669.29 -18450.84 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.865332 Adjusted R-squared 0.813203 S.E. of regression 38180.19 Sum squared resid 4.52E+10 Log likelihood -518.9320 F-statistic 16.59970 Prob(F-statistic) 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30483.00 88339.13 24.17873 24.70587 24.37422 0.948749
71
Berdasarkan hasil Tabel 4.12 model fixed effect di atas dapat dilihat dengan persamaan sebagai berikut: Harga Saham = 18763,25 + 1,794275*EPS + 4990,056*DER t.hitung
= 1,052987
Prob. t hit
= 0,3005
F-statistic
= 16,59970
2,031694
0,292892
0,0508
0,7716
Prob. F-stat = 0,000000 Berdasarkan hasil perhitungan model fixed effect di atas, dapat dilihat nilai probabilitas EPS yakni sebesar 0,0505 dan nilai probabilitas DER yakni sebesar 0,7709, nilai probabilitas kedua variabel ini > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
ini
tidak baik digunakan
karena nilai probabilitasnya lebih besar dari tingkat kesalahan yaitu 0,05. Dan berikut ini adalah hasil setiap perusahaan : 1) HS_ADES = -22014.16 + 18763.25 + 1.794275*EPS_ADES + 4990.056*DER_ADES 2) HS_AISA = -22693.09 + 18763.25 + 1.794275*EPS_AISA + 4990.056*DER_AISA 3) HS_DLTA = 242757,0 + 18763.25 + 1.794275*EPS_DLTA + 4990.056*DER_DLTA 4) HS_ICBP = -13074.05 + 18763.25 + 1.794275*EPS_ICBP + 4990.056*DER_ICBP 5) HS_INDF =
-17904.62 + 18763.25 + 1.794275*EPS_INDF +
4990.056*DER_INDF
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
6) HS_MLBI = -71046.43 + 18763.25 + 1.794275*EPS_MLBI + 4990.056*DER_MLBI 7) HS_MYOR = -9131.544 + 18763.25 + 1.794275*EPS_MYOR + 4990.056*DER_MYOR 8) HS_ROTI = -22430.90 + 18763.25 + 1.794275*EPS_ROTI + 4990.056*DER_ROTI 9) HS_SKLT = -23342.12 + 18763.25 + 1.794275*EPS_SKLT + 4990.056*DER_SKLT 10) HS_STTP = -22669 + 18763.25 + 1.794275*EPS_STTP + 4990.056*DER_STTP 11) HS_ULTJ = -18450.84 + 18763.25 + 1.794275*EPS_ULTJ + 4990.056*DER_ULTJ
a. Model Random Effect Model Random Effect adalah metode yang akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu (Widarjono, 2007) . Berikut adalah hasil dari Model Random Effect :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
Tabel 4.13 Model Random Effect Dependent Variable: HS? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 02/19/16 Time: 11:36 Sample: 1 4 Included observations: 4 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 44 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C EPS? DER? Random Effects (Cross) _ADES—C _AISA—C _DLTA—C _ICBP—C _INDF—C _MLBI—C _MYOR—C _ROTI—C _SKLT—C _STTP—C _ULTJ—C
31677.81 1.937857 -9074.452
24613.10 0.820844 15786.11
1.287030 2.360810 -0.574838
0.2053 0.0231 0.5685
-19797.86 -19488.92 210972.7 -16789.22 -16702.51 -55775.97 343.4120 -20173.69 -21002.82 -18728.17 -22856.92 Effects Specification S.D.
Cross-section random Idiosyncratic random
60713.92 38180.19
Rho 0.7166 0.2834
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.111444 0.068099 40805.47 2.571130 0.088724
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
9143.351 42270.13 6.83E+10 0.720897
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.132784 2.91E+11
Mean dependent var Durbin-Watson stat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30483.00 0.169119
74
Berdasarkan hasil tabel 4.13 model random effect di atas dapat dilihat dengan persamaan sebagai berikut: Harga Saham = 31677,81 + 1,937857*EPS + (-9074,452)*DER t.hitung
= (1,287030)
(2,360810)
(-0,574838)
Prob. t hit.
= (0,2053)
(0,0231)
(0,5685)
F-statistic
= 2,571130
Prob. F-stat = 0,088724 Dan dapat dilihat nilai probabilitas EPS yakni sebesar 0,0231 < 0,05 dan nilai probabilitas DER 0,5727 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini kurang baik digunakan. Namun, untuk perbandingan dalam menentukan model mana yang paling tepat digunakan, dilakukan pengujian chow test dan hausman test. Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut: 2. Pemilihan Model a. Chow Test Chow test dalam
penelitian
ini
menggunakan
program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Chow test adalah sebagai berikut : H0 : Model Common Effect H1 : Model Fixed Effect H0 ditolak jika Probability lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika probability lebih besar dari nilai a. Nilai a yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
digunakan sebesar 5%. Berikut adalah hasil pengujian chow test menggunakan eviews: Tabel 4.14 Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: POOL Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
13.542328 73.944077
d.f.
Prob.
(10,31) 10
0.0000 0.0000
Dari hasil chow tersebut, dapat dilihat bahwa model hipotesis yang digunakan memiliki probabilitas < 5%, sehingga H0 ditolak dan yang digunakan bukan Pooled Least Square itu berarti harus dilanjutkan ke Uji Hausman untuk melihat metode menggunakan Random Effect Model atau Fixed Effect Model. b. Hausman Test Hausman test menggunakan program yang serupa dengan Chow test yaitu program Eviews. . Hipotesis yang dibentuk dalam Hausman test adalah sebagai berikut : H0 : Model Random Effect H1 : Model Fixed Effect H0 ditolak jika Probabilitas lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika Probabilitas lebih besar dari nilai a. Nilai a yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
digunakan sebesar 5%. Berikut adalah hasil pengujian hausman test: Tabel 4.15 Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: POOL Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f.
Test Summary Cross-section random
7.832200
2
Prob. 0.0199
Dari hasil uji Hausmann tersebut, diperoleh hasil probabilitas sebesar 0,0207 yang artinya nilai ini kurang dari nilai probabilitas yang digunakan yaitu sebesar 5%. Nilai probabilitas < 5% berarti Ho ditolak, yang berarti bahwa model fixed effect lebih tepat digunakan dalam penelitian ini. 3. Hasil Pemilihan Model Tabel 4.16 Model Fixed Effect
Variabel C EPS DER R-squared f-statistic Prob (f-stat)
Nilai Std. Koefisien Error 18763.25 17819.08 1.794275 0.883142 4990.056 17037.18
t-statistic
Prob
1.052987 0.3005 2.031694 0.0508 0.292892 0.7716
0.865332 16.59970 0.000000
Berdasarkan pemilihan model diatas telah ditetapkan bahwa model yang terbaik digunakan dalam penelitian adalah fixed effect, karena dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
uji hausman terlihat bahwa nilai probabilitas < 5% berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dibuktikan juga dengan melihat Prob F-hitung sebesar 16,59970 dan R-squared sebesar 0,865332. Dengan demikian variabel Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham dengan nilai sebesar 87% berpengaruh sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
E. Pembahasan Penelitian ini menguji antara variabel dependen yaitu Harga Saham dengan variabel-variabel independen yaitu Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) . Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini menggunakan Uji t parsial dan hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ha1 :Diduga terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman tahun 2011-2014 Ha2: Diduga terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman tahun 2011-2014 Dari
hasil
pengujian
statistik
analisis
regresi
data
panel
menggunakan software Eviews 7, diperoleh hasil fixed effect sebagai model yang baik digunakan adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
Tabel 4.17 Model Fixed Effect
Variabel C EPS DER R-squared f-statistic Prob (f-stat)
Nilai Std. Koefisien Error 18763.25 17819.08 1.794275 0.883142 4990.056 17037.18
t-statistic
Prob
1.052987 0.3005 2.031694 0.0508 0.292892 0.7716
0.865332 16.59970 0.000000
1. Analisis Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham H1: Diduga terdapat pengaruh parsial Earning Per Share terhadap Harga Saham di perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Berdasarkan Tabel 4.17 diperoleh hasil estimasi variabel Earning Per Share nilai t statistik = 2,034592 dan nilai koefisien regresi dengan arah positif
sebesar 2,031694 dengan
probabilitas
sebesar 0,0508.
Dilihat dari tingkat signifikansinya, menunjukkan bahwa hasil signifikan karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 5% (0,0000<0,05). Hal ini berarti bahwa Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 20112014. Karena investor sering menggunakan EPS sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham dan investor merasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada pemegang saham dengan kata lain menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa mendatang. Dengan demikian terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dengan pertumbuhan
harga
saham
(Husnan,2005:328).
Oleh
karena
itu,
perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja keuangannya yaitu dengan meningkatnya EPS dan berusaha mengendalikan kinerja keuangannya maka
dapat
mempengaruhi
harga
sahamnya
agar
selalu
meningkat.Djouharotun.(2005) mengemukakan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham (lihat juga Noer Sasongko dan Nila Wulandari,2006).
2. Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham H2: Diduga terdapat pengaruh parsial Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham di perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Berdasarkan Tabel 4.17 diperoleh hasil estimasi variabel Debt to Equity Ratio nilai t statistik = 0,292892 dan nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 4990,056 dengan probabilitas sebesar 0,7716. Dilihat dari tingkat signifikansinya, menunjukkan bahwa hasil signifikan karena nilai signifikansinya lebih besar dari 5% (0,7709>0,05).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
Hal ini berarti bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman
yang
terdaftar
pada
Bursa
Efek
Indonesia periode 2011-2014. DER bukan merupakan pertimbangan utama bagi investor ketika akan membeli saham. DER menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari utang dan ekuitas. Semakin tinggi DER berarti risiko perusahaan relatif tinggi. Hal ini karena ketika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka pembayaran kewajiban kepada kreditur lebih didahulukan daripada membagikan hak ke pemegang saham. Investor cenderung menghindari saham yang memiliki nilai DER tinggi karena ada kemungkinan harga sahamnya akan turun. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Karina (2008), Kusumasari (2007) dan Dharmastuti (2004) yang mengemukakan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap harga saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/