BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum LPK Suka Maju Program yang dilaksanakan di LPK Suka Maju adalah pengolahan hasil pertanian dan perikanan dengan pengolahan hasil pertanian misalnya keripik jagung, panada Tore, kacang keong, sedangkan hasil perikanan adalah abon ikan. Pengolahan hasil pertanian dan perikanan memberikan konstribusi yang cukup signifikan melalui jagung sehingga hasilnya meningkat dan telah memberikan konstribusi pada daerah dalam hal pengembangan daerah utamanya dalam bidang usaha pengembangan UMKM (Usaha Mikro kecil menengah ) telah diminati oleh masyarakat lokal dan juga masyarakat di luar provinsi hal ini terkait dari banyak permintaan yang diperoleh dari luar daerah. 4.1.2 Struktur Organisasi Untuk menjalankan suatu lembaga hendaklah dilengkapi dengan struktur organisasi sehingga dapat diketahui adanya tugas dan fungsi tanggung jawab. Apabila suatu lembaga dilengakapi struktur organisa yang baik , maka menimbulkan suasana kerja yang nyaman, kepuasan yang maksimal serta keputusan yang dilaksanakan adalah keputusan yang terbaik. Dengan adanya struktur organisasi juga dapat menghasilkan karya terbaik dalam penyelenggaraan program pembelajaran di LPK Suka Maju desa Toto kec.Tilongkabila ,dalam gambar sebagai berikut: STRUKTUR ORGANISASI LPK SUKAMAJU
Pembina Teknik Penanggung Jawab Dinas Pertanian Kab.Gorontalo Penilik PNFI
SEKRETARIS
KETUA PENGELOLA
BENDAHARA
Nurain Muda
Herlina Bakari
Kamaria Palu
PESERTA DIDIK
4.2
Hasil penelitian Hasil penelitian mengenai pemberdayaan perempuan melalui pelatihan pengolahan
keripik jagung di LPK Suka Maju dapat dipahami melalui hasil wawancara dengan informan
yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Peningkatan ekonomi Keluarga Berdasarkan hasil temuan di lapangan pertanyaan tentang Bagaimana dukungan ibu melalui Pelatihan Pengolahan keripik Jagung dalam meningkatkan ekonomi keluarga sebagaimana dijelaskan oleh informan sebagai berikut: Menurut pendapat saya bahwa saya sangat mendukung pelaksanaan pelatihan pengolahan keripik jagung, karena hasil pelatihan ini disamping untuk memberdayakan perempuan yang ada di desa Toto Kecamatan Tilongkanbila sekaligus berguna bagi saya untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Karena tadinya saya tidak punya pekerjaan tetap untuk menghidupi keluarga setelah mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan jagung saya sudah bisa membuat se ndiri dan akan dijual (WW/I.IB/7-05-2012). Informan kedua menjawab terhadap pertanyaan yang sama bahwa Menurut pendapat saya dukungan terhadap pelaksanaan pelatihan pengolahan keripik jagung ini adalah: pada prinsipnya saya sangat mendukung, karena hasil pelatihan bagi ibu-ibu seperti ini sangat langkah khususnya yang ada di desa Toto Kecamatan Tilongkanbila karena kegiatan seperti ini berguna bagi saya untuk meningkatkan ekonomi keluarga. WW/RN/7-05-2012). Selanjutnya Informan ketiga juga menjawab terhadap pertanyaan yang sama bahwa : Menurut pendapat saya dukungan terhadap pelaksanaan pelatihan pengolahan keripik jagung ini adalah: pada dasarnya saya sangat mendukung, karena hasil pelatihan ini bagi saya terutama bagi kami ibu-ibu seperti ini sangat langkah khususnya yang ada di desa Toto Kecamatan Tilongkanbila karena kegiatan seperti ini berguna bagi saya untuk meningkatkan ekonomi keluarga. WW/RM/7-05-2012). Informan yang keempat juga menjawab hal yang sama terhadap pertanyaan yang sama bahwa menurut saya, kegiatan ini sangat bermanfaat dan dukungan saya terhadap pelaksanaan pelatihan pengolahan keripik jagung ini adalah: Pada prinsipnya saya sangat mendukung, karena hasil pelatihan bagi ibu-ibu seperti ini sangat langkah khususnya yang ada di desa Toto Kecamatan Tilongkanbila karena kegiatan seperti ini berguna bagi saya untuk meningkatkan ekonomi keluarga. (WW/LD/7-05-2012).
Di samping dari dua orang informan tersebut di atas peneliti juga mewawancari keluarga dari salah seorang peserta pelatihan dengan mengajukan pertanyaan yang sama. Bahwa: Saya sangat senang karena anak saya bisa mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung. Saya juga berharap agar anak saya bisa membuat sendiri dan dan akan dijual hasilnya Insya Allah bisa meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga yang saat ini hanya hidup dalam keadaan serba kekurangan (WW/A S/08-05-2012) Selanjutnya wawancara dilanjutkan kembali pada informan berikutnya juga orang tua dari salah seorang peserta pelatihan dengan mengajukan ertanyaan yang sama, diperoleh temuan bahwa : Menurut saya sebagai orang tua tentu saja sangat bangga bahkan mendukung program yang dilaksanakan oleh LPK Suka Maju, sehingga saya segera menganjurkan pada anak saya untuk mengikuti kegiatan pelatihan ini, karena pelatihan tidak dilaksanakan di tempat lain, apalagi pelatihan pengolahan keripik jagung, mengingat bahwa daerah kita Gorontalo memiliki potensi penghasil jagung. Karena bahan dasarnya tersedia dimanamana maka keterampilan pengolahan jagung mudah-mudahan setelah anak saya mengikutinya bisa meningkatkan ekonomi kelurga kami. (WW/S H/08-05-2012). Pada hari yang sama saya melaksanakan wawancara dengan ketua pengelola LPK Suka Maju, dengan mengajukan pertanyaan yang sama tentang dukungan pengelola LPK terhadap pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung. Hasil temuan di lapangan diperoleh bahwa : Menurut saya sebagai ketua pengelola LPK Suka Maju yang ada di desa Toto ini, saya sangat mendukung kegiatan ini dengan senang hati karena kegiatan seperti ini berguna untuk memberdayakan perempuan di desa ini, karena selama ini saya melihat banyak ibu-ibu yang menganggur, kalau mereka diberdayakan dengan pemberian keterampilan seperti ini Insya Allah mereka dapat menunjang kehidupan ekonomi keluarga mereka sendiri (WW/HB/09-05-2012. Berdasarkan hasil temuan dilapangan pertanyaan tentang bagaimana dukungan ibu melalui Pelatihan Pengolahan keripik Jagung dalam meningkatkan ekonomi keluarga ternyata
semua informan menjawab sangat mendukung bahwa pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung sanngat berguna untuk bisa menghidupi ekonomi keluarga khususya di desa Toto Kecamatan Tilongkabila Selanjutnya Wawancara dilanjutkan dengan pertanyaan yang kedua tentang Bagaimana Antusias ibu melalui pelatihan keterampilan Pengolahan keripik Jagung untuk meningkatkan ekonomi keluarga diperoleh hasilnya sebagai berikut: Menurut pendapat saya bahwa saya sangat senang dan memiliki hasrat yang timggi dalam mengikuti pelaksanaan keterampilan pelatihan pengolahan keripik jagung sama dengan jawaban saya yang tadi, karena hasil pelatihan ini disamping untuk memberdayakan perempuan yang ada di desa Toto Kecamatan Tilongkanbila sekaligus berguna bagi saya untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Karena tadinya saya tidak punya pekerjaan tetap untuk menghidupi keluarga setelah mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan jagung saya sudah bisa membuat se ndiri dan akan dijual (WW/I.IB/7-05-2012). Informan kedua menjawab terhadap pertanyaan yang sama bahwa Menurut pendapat saya, saya memiliki semangat yang tinggi terhadap pelaksanaan pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung ini adalah:, karena hasil pelatihan bagi ibu-ibu seperti ini sangat langkah khususnya yang ada di desa Toto Kecamatan Tilongkanbila karena kegiatan seperti ini berguna bagi saya untuk meningkatkan ekonomi keluarga. (WW/RN/7-05-2012). Selanjutnya informan ketiga menjawab terhadap pertanyaan yang sama bahwa: Saya memiliki semangat yang berapi-api terhadap pelaksanaan pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung ini adalah karena hasil pelatihan bagi ibu-ibu seperti ini sangat langkah khususnya yang ada di desa Toto Kecamatan Tilongkanbila karena kegiatan seperti ini berguna bagi saya untuk meningkatkan ekonomi keluarga. WW/RM/7-05-2012). Informan keempat juga masih tetap peserta menjawab pertanyaan yang sama bahwa : Menurut pendapat saya, saya memiliki keiinginan yang tinggi terhadap pelaksanaan pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung ini adalah:, karena hasil pelatihan bagi ibu-ibu seperti ini benar-benar sangat bermanfaat bagi saya pribadi dan bahkan bagi seluruh peserta khususnya ibu-ibu yang ada di desa Toto Kecamatan Tilongkanbila
karena kegiatan seperti ini berguna bagi saya untuk meningkatkan ekonomi keluarga. (WW/LD/7-05-2012). Di samping dari dua orang informan tersebut di atas peneliti juga mewawancari keluarga dari salah seorang peserta pelatihan dengan mengajukan pertanyaan yang sama. Sebagai orang tua saya sangat gembira karena saya melihat anak saya setelah minta izin untuk mengikuti pelatihan saya melihat bahwa anak saya memiliki antusias yang sangat tinggi bahkan sangat senang karena anak saya bisa mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung. Saya juga berharap agar anak saya bisa membuat sendiri dan dan akan dijual hasilnya Insya Allah bisa meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga yang saat ini hanya hidup dalam keadaan serba kekurangan (WW/A S/08-05-2012) Selanjutnya wawancara dilanjutkan kembali pada informan berikutnya juga orang tua dari salah seorang peserta pelatihan dengan mengajukan pertanyaan yang sama, diperoleh temuan bahwa Menurut saya sebagai orang tua pada saat melihat anak saya akan berangkat mengikuti pelatihan di LPK Suka Maju anak saya sangat bangga bahkan sanagt antusias mengikuti program yang dilaksanakan oleh LPK Suka Maju, sehingga saya segera menganjurkan pada anak saya untuk mengikuti kegiatan pelatihan ini, karena pelatihan tidak dilaksanakan di tempat lain, apalagi Pelatihan pengolahan keripik jagung, mengingat bahwa daerah kita Gorontalo memiliki potensi penghasil jagung. Karena bahan dasarnya tersedia dimana-mana maka keterampilan pengolahan jagung mudah-mudahan setelah anak saya mengikutinya bisa meningkatkan ekonomi keluarga kami. (WW/S H/08-052012). Pada hari berikutnya saya melaksanakan wawancara dengan ketua pengelola LPK Suka Maju, dengan mengajukan pertanyaan yang sama tentang antusias peserta dalam mengikuti pelatihan, sebagai pengelola LPK Suka Maju bahwa : Saya melihat seluruh peserta sangat berantusias mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung. Hasil temuan di lapangan diperoleh bahwa menurut saya sebagai ketua pengelola LPK Suka Maju yang ada di desa Toto ini, saya juga sangat antusias karena melihat seluruh peserta dengan senang hati mengikuti kegiatan ini sebagaimana jawaban saya yang tadi karena kegiatan seperti ini berguna untuk memberdayakan perempuan di desa ini, karena selama ini saya melihat banyak ibu-ibu
yang menganggur, kalau mereka diberdayakan dengan pemberian keterampilan seperti ini Insya Allah mereka dapat menunjang kehidupan ekonomi keluarga mereka sendiri (WW/HB/09-05-2012) Berdasarkan hasil temuan dilapangan pertanyaan tentang
bagaimana Antusias ibu
mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan keripik Jagung untuk meningkatkan ekonomi keluarga ternyata semua informan menjawab sangat senang dan memiliki antusias yang sangat tinggi bahwa pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung sanngat berguna untuk bisa menghidupi ekonomi keluarga khususya di desa Toto Kecamatan Tilongkabila. 2. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Hasil Temuan di lapangan terhadap pertanyaan tentang menurut ibu apakah setelah mengikuti pelatihan pemberdayaan perempuan melalui Pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan adalah sebagai berikut Menurut saya bahwa pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung yang dilaksanakan di LPK Suka Maju Desa Toto Kecamatan Tilongkabila sangat berguna bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki baik teori maupun praktek. Mudah-mudahan saya bisa terampil mengolah keripik jagung dan bisa mendapakan hasil yang sesuai keinginan pelangan. (WW/I.IB/7-05-2012) Di samping itu informan kedua ditanyakan dengan mengajukan pertanyaan yang sama dengan menjawab bahwa Dengan melalui pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung saya mendapat ilmu yang baru dan keahlian khusus yang mungkin tidak dimiliki oleh perempuan yang lain baik teori maupun praktek. Insya Allah saya bisa membuat keripik jagung sesuai apa yang diharapkan oleh pembeli WW/RN/7-05-2012). Informan selanjutnya yaitu informan ketiga ditanyakan dengan mengajukan pertanyaan yang sama dan menjawab bahwa dengan melalui pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung saya mendapat banyak pengertahuam dan keahlian khusus yang mungkin
tidak dimiliki oleh ibu-ibu yang ada di desa lainnya baik teori maupun praktek. (WW/RM/7-05-2012). Kemudian informan yang keempat juga ditanyakan dengan mengajukan pertanyaan yang sama dengan senang hati menjawab bahwa : Dengan melalui pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung saya mendapat ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus baik teori maupun praktek. Mudah-Mudahan saya bisa membuat keripik jagung sesuai apa yang diharapkan oleh pembeli WW/LD/7-052012). Pada hari kedua saya berkunjung ke lokasi penelitian untuk melaksanakan wawancara dengan beberapa keluarga orang tua dari beberapa peserta dan mendapatkan hasil temuan dengan mengajukan pertanyaan apakah peserta yang telah mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta? Dengan senang hati salah seorang keluarga menjawab bahwa : Saya sebagai orang tua melihat anak saya setelah mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan dan keterampilan baik teori maupun praktek, karena anak saya ya ng sebelumna tidak mengetahui cara pembuatan keripik jagung, setelah mengikuti pelatihan dia sudah bisa mempraktekkan dan membuat sendiri kerikik jagung tersebut bahkan hasilnya sudah bisa dipasarkan (WW/AS/08-05-2012) Pada hari yang sama saya juga berkunjung ke lokasi penelitian untuk melaksanakan wawancara dengan keluarga yang lain juga orang tua dari salah seorang peserta dan mendapatkan hasil temuan dengan mengajukan pertanyaan yang sama dengan orang tua peserta lainnya yaitu apakah peserta yang telah mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta? Saya sebagai orang tua melihat anak saya setelah mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung dia telah mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan dan keterampilan baik secara teori maupun praktek, karena anak saya yang tadinya tidak tahu cara membuat keripik jagung, setelah dia mengikuti pelatihan maka dia sudah bisa
mempraktekkan dan membuat sendiri keripik jagung tersebut bahkan hasilnya sudah bisa dipasarkan (WW/S H/08-05-2012) Di samping hal tersebut di atas pada hari yang ketiga penelitiam dilanjutkan kembali dengan menemui ketua pengelola LPK Suka Maju dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan?. Sesuai hasil temuan di lapangan ketua LPK Suka Maju Desa Toto Kecamatan Tilongkabila dengan gamblan menjawab bahwa Benar bu, saya melihat pelatihan seperti ini sungguh luar biasa karena ibu-ibu sebagai peserta pelatihan senang menerima materi baik itu teori maupun praktek dan pada saat pelatihan dipraktekkan langsung cara membuat keripik jagung. Ternyata semua peserta bisa mengikuti bahkan mampu juga mempraktekkan secara langsung cara membuat atau mengolah jagung menjadi keripik. Dengan demikian mereka melalui pelatihan ini dapat seluruh ibu-ibu memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang nantinya akan dipraktekkan di rumah mereka masing-masing (WW/HB/09-05-2012) Berdasarkan hasil temuan di lapangan pertanyaan tentang Menurut ibu apakah setelah mengikuti pelatihan pemberdayaan perempuan melalui Pelatihan Pengolahan keripik Jagung dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ternyata semua informan menjawab pelatihan keterampilan pengolahan kripik jagung yang diikuti oleh ibu-ibu dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik secara teori maupun praktek bahwa Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung sanngat berguna untuk bisa menghidupi ekonomi keluarga khususya di desa Toto Kecamatan Tilongkabila. Wawancara dilanjutkan kembali dengan mengajukan pertanyaan berikutnya tentang: Menurut ibu apa saja bahan-bahan dan alat untuk membuat keripik jagung, serta bagaimana tahap-tahap pelaksanaannya? Sesuai hasil temuan dilapangan diperoleh halhal sebagai berikut:
Menurut saya adapun bahan pembuatan keripik jagung terdiri dari : Jagung, Kapur Sirih, Minyak goreng, dan Bumbu – bumbu, sedangkan peralatan pembuatan keripik jagung terdiri dari : Panci, Penggiling jagung basah, Pembuat lembaran adonan.Pengering. dan Wajan. Kemudian pada saat pelatihan bahan dan alat ini disiapkan oleh panitia kami . Sedangkan tahap-tahap pelaksanaannya adalah Tahapan Pencucian. Setelah perendaman jagung ditiriskan dan dicuci berulang-ulang (5-7 kali) dengan air bersih untuk menghilangkan sisa kapur. Setelah bersih, biji ditiriskan. Pembumbuan. Jagung yang telah ditiriskan ditambah dengan bawang putih, dan merica halus. Setiap 1 kg jagung dibumbui dengan 30 – 50 bawang putih, dan 3-5 gram merica halus.Tahapan Penggilingan. Jagung yang telah dibumbui digiling sampai diperoleh adonan yang halus dan rata. Tahapan Pencetakan adonana).Adonan ditipiskan sehingga membentuk lembaran tipis (2 m). Penipisan dapat dilakukan dengan menggunakan ampia, atau dengan menggiling adonan dengan botol di atas meja yang dilapisi plastik. Lembaran tipis adonan dipotong-potong dengan ukuran 1 – 3 cm berbentuk persegi. Hasil yang diperoleh disebut keripik basah jagung. Tahapan Pengeringan. Keripik basah jagung dijemur sampai kering, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 8%. Keripik yang telah kering akan berbunyi jika dipatahkan, hasil yang diperoleh disebut keripik mentah jagung.Tahapan Penggorengan. Keripik mentah jagung digoreng dengan minyak panas (suhu 170 °c) selama 10 – 15 detik. Tahapan Pengemasan. Keripik jagung yang telah digoreng dikemas di dalam kantong plastik atau di dalam kotak kaleng yang tertutup rapat. Untuk meningkatkan nilai jual produk dapat di lakukan dengan cara pengemasan keripik yang apik serta cantik seperti menggunakan toples yang menarik ataupun kemasan plastik di masukkan kantung kertas atau boks yang dibuat menari (WW/I.IB/7-05-2012) Selanjutnya wawancara dilanjutkan dengan informan yang kedua dengan mengajukan pertanyaan yang sama ternyata jawaban sama yaitu : Menurut saya adapun bahan pembuatan keripik jagung terdiri dari : Jagung, Kapur Sirih, Minyak goreng, dan Bumbu – bumbu, sedangkan peralatan pembuatan keripik jagung terdiri dari : Panci, Penggiling jagung basah, Pembuat lembaran adonan.Pengering. dan Wajan. Kemudian pada saat pelatihan bahan dan alat ini disiapkan oleh panitia kami . Sedangkan tahap-tahap pelaksanaannya adalah Tahapan Pencucian. Setelah perendaman jagung ditiriskan dan dicuci berulang-ulang (5-7 kali) dengan air bersih untuk menghilangkan sisa kapur. Setelah bersih, biji ditiriskan. Pembumbuan. Jagung yang telah ditiriskan ditambah dengan bawang putih, dan merica halus. Setiap 1 kg jagung dibumbui dengan 30 – 50 bawang putih, dan 3-5 gram merica halus.Tahapan Penggilingan. Jagung yang telah dibumbui digiling sampai diperoleh adonan yang halus dan rata.Tahapan Pencetakan adonana).Adonan ditipiskan sehingga membentuk lembaran tipis (2 m). Penipisan dapat dilakukan dengan menggunakan ampia,atau dengan menggiling adonan dengan botol di atas meja yang dilapisi plastik.
Lembaran tipis adonan dipotong-potong dengan ukuran 1 – 3 cm berbentuk persegi. Hasil yang diperoleh disebut keripik basah jagung. Tahapan Pengeringan. Keripik basah jagung dijemur sampai kering, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 8%. Keripik yang telah kering akan berbunyi jika dipatahkan, hasil yang diperoleh disebut keripik mentah jagung.Tahapan Penggorengan. Keripik mentah jagung digoreng dengan minyak panas (suhu 170 °c) selama 10 – 15 detik. Tahapan Pengemasan. Keripik jagung yang telah digoreng dikemas di dalam kantong plastik atau di dalam kotak kaleng yang tertutup rapat. Untuk meningkatkan nilai jual produk dapat di lakukan dengan cara pengemasan keripik yang apik serta cantik seperti menggunakan toples yang menarik ataupun kemasan plastik di masukkan kantung kertas atau boks yang dibuat menari (WW/RN/7-05-2012). Informan yang ketiga dengan mengajukan pertanyaan yang sama ternyata jawaban sama yaitu Menurut saya adapun bahan pembuatan keripik jagung terdiri dari : Jagung, Kapur Sirih, Minyak goreng, dan Bumbu – bumbu, sedangkan peralatan pembuatan keripik jagung terdiri dari : Panci, Penggiling jagung basah, Pembuat lembaran adonan.Pengering. dan Wajan. Kemudian pada saat pelatihan bahan dan alat ini disiapkan oleh panitia kami Sedangkan tahap-tahap pelaksanaannya adalah Tahapan Pencucian. Setelah perendaman jagung ditiriskan dan dicuci berulang-ulang (5-7 kali) dengan air bersih untuk menghilangkan sisa kapur. Setelah bersih, biji ditiriskan. Pembumbuan. Jagung yang telah ditiriskan ditambah dengan bawang putih, dan merica halus. Setiap 1 kg jagung dibumbui dengan 30 – 50 bawang putih, dan 3-5 gram merica halus.Tahapan Penggilingan. Jagung yang telah dibumbui digiling sampai diperoleh adonan yang halus dan rata.Tahapan Pencetakan adonana).Adonan ditipiskan sehingga membentuk lembaran tipis (2 m). Penipisan dapat dilakukan dengan menggunakan ampia,atau dengan menggiling adonan dengan botol di atas meja yang dilapisi plastik. Lembaran tipis adonan dipotong-potong dengan ukuran 1 – 3 cm berbentuk persegi. Hasil yang diperoleh disebut keripik basah jagung. Tahapan Pengeringan. Keripik basah jagung dijemur sampai kering, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 8%. Keripik yang telah kering akan berbunyi jika dipatahkan, hasil yang diperoleh disebut keripik mentah jagung.Tahapan Penggorengan. Keripik mentah jagung digoreng dengan minyak panas (suhu 170 °c) selama 10 – 15 detik. Tahapan Pengemasan. Keripik jagung yang telah digoreng dikemas di dalam kantong plastik atau di dalam kotak kaleng yang tertutup rapat. Untuk meningkatkan nilai jual produk dapat di lakukan dengan cara pengemasan keripik yang apik serta cantik seperti menggunakan toples yang menarik ataupun kemasan plastik di masukkan kantung kertas atau boks yang dibuat menari (WW/RM/7-05-2012). Selanjutnya informan yang keempat juga diwawancarai dengan mengajukan pertanyaan yang sama ternyata jawaban sama yaitu
Menurut saya adapun bahan pembuatan keripik jagung terdiri dari : Jagung, Kapur Sirih, Minyak goreng, dan Bumbu – bumbu, sedangkan peralatan pembuatan keripik jagung terdiri dari : Panci, Penggiling jagung basah, Pembuat lembaran adonan.Pengering. dan Wajan. Kemudian pada saat pelatihan bahan dan alat ini disiapkan oleh panitia kami . Sedangkan tahap-tahap pelaksanaannya adalah Tahapan Pencucian. Setelah perendaman jagung ditiriskan dan dicuci berulang-ulang (5-7 kali) dengan air bersih untuk menghilangkan sisa kapur. Setelah bersih, biji ditiriskan. Pembumbuan. Jagung yang telah ditiriskan ditambah dengan bawang putih, dan merica halus. Setiap 1 kg jagung dibumbui dengan 30 – 50 bawang putih, dan 3-5 gram merica halus.Tahapan Penggilingan. Jagung yang telah dibumbui digiling sampai diperoleh adonan yang halus dan rata.Tahapan Pencetakan adonana).Adonan ditipiskan sehingga membentuk lembaran tipis (2 m). Penipisan dapat dilakukan dengan menggunakan ampia,atau dengan menggiling adonan dengan botol di atas meja yang dilapisi plastik. Lembaran tipis adonan dipotong-potong dengan ukuran 1 – 3 cm berbentuk persegi. Hasil yang diperoleh disebut keripik basah jagung. Tahapan Pengeringan. Keripik basah jagung dijemur sampai kering, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 8%. Keripik yang telah kering akan berbunyi jika dipatahkan, hasil yang diperoleh disebut keripik mentah jagung.Tahapan Penggorengan. Keripik mentah jagung digoreng dengan minyak panas (suhu 170 °c) selama 10 – 15 detik. Tahapan Pengemasan. Keripik jagung yang telah digoreng dikemas di dalam kantong plastik atau di dalam kotak kaleng yang tertutup rapat. Untuk meningkatkan nilai jual produk dapat di lakukan dengan cara pengemasan keripik yang apik serta cantik seperti menggunakan toples yang menarik ataupun kemasan plastik di masukkan kantung kertas atau boks yang dibuat menari (WW/LD7-05-2012). Pada hari kedua wawancara dilanjutkan kembali pada keluarga peserta dengan mengajukan pertanyaan yang sama yaitu apa saja bahan dan alat serta bagaimana tahap pembuatan keripik jagung? Diperloh temuan bahwa menurut saya sebagai orang tua, saya tidak tahu persis cuma saya melihat kalau tidak salah alat-alat yang digunakan adalah wajan, anci alat penggiling, sedangkangkan bahan-bahan yang saya tau itu hanya jagung saja yang lainnya saya tidak tau apalagi cama membuatnya saya juga tidak tau, mohon maaf bu, mungkin ibu tanya langsung pada anak saya Iwin terima kasih (WW/AS/08-05-2012) Wawancara dilanjutkan pada keluarga yang lain juga orang tua dari salah seorang peserta dengan mengajukan pertanyaan yang sama tentang alat-alat, bahan-bahan serta cara membuat keripik jagung, yaitu : Saya sebagai orang tua melihat bahwa alat yang digunakan adalah panci dan belanga sedangkan bahan-bahannya kalau tidak salah jagung, minyak kelapa bahan-bahan lain saya tidak tau apalagi cara membuatnyapun saya juga tidak tau, tapi kalau saya ikut sama-sama dengan anak saya dalam pelatihan barangkali saya bisa tau semuanya, mohon maaf bu ya? (WW/S H/9-05-2012)
Pada hari ketiga peneliti turun kembali ke lokasi penelitian dengan menemui ketua LPK Suka Maju Desa Toto Kecamatan Tilongkabila, dengan mengajukan pertanyaan yang sama yaitu tentang apa saja alat dan bahan serta bagaimana cara membuat keripik jagung pada saat pelatihan? Diperoleh teman bahwa Menurut saya sebagai ketua pengelola LPK Suka Maju bahwa bahan pembuatan keripik jagung terdiri dari : Jagung, Kapur Sirih, Minyak goreng, dan Bumbu – bumbu, sedangkan peralatan pembuatan keripik jagung terdiri dari : Panci, Penggiling jagung basah, Pembuat lembaran adonan.Pengering. dan Wajan itu yang disiapkan di tempat ini sedangkan cara membuat keripik jagung saya belum paham tapi secara langsung pada saat peserta mempraktekkan saya tidak mengikuti secara keseluruhan. (WW /HB/ 0905-12) Berdasarkan hasil temuan tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa
pelatihan
keterampilan pengolahan keripik jagung yang diberikan di LPK Suka Maju Desa Toto Kecamatan Tilongkabila sangat bermanfaat bagi seluruh peserta terutama mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan bahkan kahlian khusus yang tidak dimiliki oleh ibu-ibu yang ada di desa lain. 3. Pengembangan Sosial Budaya Sesuai hasil temuan di lapangan berdasarkan wawancara dengan seluruh infoman dengan mengajukan pertanyaam tentang setelah mengikuti pelatihan apakah ibu
akan
mensosialisasikan pada ibu-ibu yang lain, diperoleh jawaban sebagai berikut: Informan yang pertama menjawab : Menurut pendapat saya bahwa hasil pelatihan yang saya terima mudah-mudahan saya akan sosialisasikan pada orang lain terutama keluarga terdekat saya, mereka juga perlu diberdayakan, hal ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi keluarga (WW/I.IB/0705/2012) Selanjutnya informan yang kedua menjawab : Menurut pendapat saya bahwa hasil pelatihan yang saya terima mudah-mudahan saya akan sosialisasikan pada orang lain terutama keluarga terdekat saya, mereka juga perlu
diberdayakan, hal ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi keluarga (WW/RN/0705/2012) Informan yang ketiga juga menjawab : Menurut pendapat saya bahwa hasil pelatihan yang saya terima mudah-mudahan saya akan sosialisasikan pada orang lain terutama keluarga, ibu-ibu di sekitar rumah saya mereka juga perlu untuk diberdayakan, hal ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi keluarga (WW/RM/07-05/2012) Sesuai hasil temuan dilapangan informan yang keempat juga menjawab : Menurut pendapat saya bahwa hasil pelatihan yang saya terima Insya Allah saya akan mensosialisasikannya pada orang lain terutama keluarga terdekat saya, dan memberdayakan ibu-ibu yang lain yang ada DEsa Toto Kecamatan Kabila (WW/LD/0705/2012) Pada hari kedua wawancara dilanjutkan kembali pada beberapa orang tua dari peserta pelatihan dengan mengajukan pertanyaan tentang Setelah mengikuti pelatihan apakah ibu akan mensosialisasikan cara membuat keripik jagung pada ibu-ibu yang lain, diperoleh jawaban bahwa Menurut saya sebagai orang tua menyatakan untuk mensosialisasikan hasil pelatihan yang diikuti oleh anak saya itu tergantung dari anak saya sendiri apakah dia mampu atau tidak. barangkali kalau anak saya berani apalagi hanya mempraktekkan cara membuat keripik jagung pada ibu-ibi di sektar rumah saya mudah-mudahan anak saya bisa, kita doakan saja (WW/AS/08-05-2012) Selanjutnya pada hari yang sama wawancara dilanjutkan kembali pada salah seorang orang tua dari peserta pelatihan dengan mengajukan pertanyaan tentang Setelah mengikuti pelatihan apakah ibu akan mensosialisasikan cara membuat kerikik jagung pada ibu-ibu yang lain, diperoleh jawaban bahwa Menurut saya kemungkinan besar anak saya Insya Allah mensosialisasikan hasil pelatihan yang diikuti oleh anak saya karena saya melihat bahwa anak saya di rumah saja dia sudah bisa bikin sendiri kripik jagung dan hasilnya kami keluarga sudah bisa menikmatinya, mudah-mudahan anak saya bisa, kita doakan saja (WW/SH/08-05-2012) Pada hari ketiga wawancara dilanjutkan kembali dengan mendatangi langsung ketua LPK Suka Maju Desa Toto Kecamatan Tilongkabila, dengan mengajukan pertanyaan tentang
apakah peserta yang sudah mengikuti pelatihan keterampilan engolahan keripik jagung bisa mensosialisasikan pada ibu-ibu yang lain yang ada di desa ini. Menurut saya pasti mereka bisa karena saya melihat pada saat pelatihan itu langsung ada praktek cara membuat keripik jagung sampai beberapa kali, instrukturnya juga melatih mereka sampai selurih pesetta bisa menguasasi dan terampil membuat keripik jagung. Saya yakin mereka pasti bisa apalagi memberdayakan perempuan yang ada di desa Toto Kecamatan Tilongkabila ini (WW/HB/09/05/2012). Berdasarkan hasil temuan di lapangan tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa setelah mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung peserta manyatakan hasil pelatihan ini mampu disosialisasikan pada orang lain guna memberdayakan ibu-ibu terutama ibuibu yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau ibu-ibu rumah tangga yang ada di desa Toto Kecamatan Tilongkabila. Kemudian wawancara dilanjutkan kembali dengan mengajukan pertanyaan tentang menurut ibu apa dampak dari Pemberdayaan Perempuan melalui Pelatihan Pengolahan keripik jagung terhadap sosial budaya diperoleh temuan sebagai berikut: Informan pertama menjawab: Menurut saya dampak dari pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung terhadap sosial budaya adalah apabila pembuatan keripik jagung ini sudah dilakukan oleh seluruh masyarakat khususnya ibu-ibu yang akan mengembangkan usaha dan akan meningkatkan ekonomi keluarga sudah tentu bisa dikenal oleh masyarakat secara luas dan desa kami bisa terkenal (WW/I .IB/07-05-2012) Informan yang kedua juga menjawab: Menurut saya dampak dari pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung terhadap sosial budaya adalah apabila pembuatan keripik jagung ini sudah sudah membudaya pada masyarakat khususnya ibu-ibu yang ada di Desa Toto Kecamatan Tilongkabila, maka desa kami sudah tentu bisa dikenal oleh masyarakat secara luas dan desa kami bisa terkenal (WW/RN/07-05-2012) Selanjutnya informan yang ketiga menjawab: Menurut saya dampak dari pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung terhadap sosial budaya adalah kalau pembuatan keripik jagung sudah memasyarakat pasti akan
dikenal oleh masyarakat secara luas dan sudah pasti dapat memperkaya khasanah budaya lokal yang ada di Gorontal (WW/RM/07-05-2012) Kemudian wawancara dilanjutkan pada informan yang keempat menjawab: Menurut saya dampak dari pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung terhadap sosial budaya adalah desa kita bisa terkenal karena seluruh masyarakat khususnya ibu-ibu sudah bisa membuat keripik jagung sudah tentu bisa dikenal oleh masyarakat secara luas dan desa kami bisa terkenal sekaligus memperkenalkan budaya pengolahan jagung apalagi Gorontalo sebagai penghasil jagung terbesar di Indonesia (WW/LD/07-05-2012)
Pada hari kedua wawancara dilanjutkan kembali dengan mendatangi salah seorang orang tua dari peserta peserta dengan mengajukan pertanyaan yang sama dngan menjawab: Saya rasa menurut saya dampak dari pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung terhadap sosial budaya adalah apabila pembuatan keripik jagung ini kalau sudah membudaya di masyarakat maka dsa kita bisa terkenal dan bisa didatangi oleh orangorang di luar desa kita nahkan orang-orang yang berasal dari daerah lain di luar Gorontalo (WW/AS/08-05-2012) Selanjutnya wawancara dilanjutkan kembali dengan mendatangi keluarga berikutnya juga mengajukan pertanyaan yang sama dengan menjawab: Saya sebagai orang tua menyatakan bahwa dampak dari pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung terhadap sosial budaya ini bahwa kegiatan seperti ini perlu dibudayakan apalagi melihat potensi daerah kita sebagai penghasil jagung, maka desa toto ini bisa dikenal oleh seluruh masyarakat bikan saja Gorontalo bahkan ternal di seluruh Indonesia (WW/SH/08-05-2012) Pada hari ketiga wawancara dilanjutkan kembali dengan menghubungi ketua LPK Suka Maju juga menyampaikan pertanyaan yang sama tentang dampak dari pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung terhadap sosial budaya dengan menjawab: Menurut saya sebagai ketua pengelola LPK ini saya sangat bersyukur bahwa LPK kami bisa memprodiksi hasil pertanian yang ada di Gorontalo terutama jagung yang bisa diolah bukan saja pembuatan keripik jagung. tetapi jga jenis kue yang lain dan LPK kami bisa dikenal dimana-mana, dan kami yakin apabila kami bisa memproduksi hasil pengolahan jagung ini dengan kualitas yang baik terutama keripik jagung yang mungkin berbeda dengan keripik jagung yang diolah di daerah yang lain maka sudah pasti desa kami bisa dikenal dimana-mana (WW/HB/09-05-2012)
Berdasarkan hasil temuan di lapangan tersebut di atas pertanyaan tentang dampak dari Pemberdayaan Perempuan melalui Pelatihan Pengolahan keripik jagung terhadap sosial budaya maka dapatlah disimpulkan bahwa apabila keterampilan pengolahan jagung ini bisa dilestarikan dan dikembangkan dengan pengolahan yang baik sesuai standar dan berkualitas, pasti akan dikenal oleh seluruh masyarakat bukan saja masyarakat Gorontalo, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. 4.3
Pembahasan
1. Peningkatan ekonomi Keluarga Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan pengolahan keripik jagung sanngat berguna untuk bisa menghidupi ekonomi keluarga khususya di desa Toto Kecamatan Tilongkabila. Hal ini dinyatakan oleh semua informan bahwa semua peserta sangat mendukung kegiatan seperti ini karena disamping memberdayakan perempuan yang ada di desa, juga bahwa hasil pelatihan ini bermanfaat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga.
Dari uraian di atas terlihat bahwa sebenarnya perempuan tak lebih dari pengurus rumah yang selalu menjadi nomor dua. Perempuan tidak berhak menjadi penentu dalam memutuskan hal-hal yang menyangkut rumahtangga mereka. Mereka seringkali tidak memiliki kemauan dan keberanian untuk menjadi sejajar dengan suami. Perempuan harusnya memiliki kepekaan dalam menangkap perubahan dan aspirasi yang berkembang di masyarakat. Dalam pandangan Kartini (2001: 98), perempuan harus mampu menggerakkan dan membuat perubahan-perubahan sosial ke arah yang lebih baik atau sebagai agent of social change. Pentingnya pendidikan bagi perempuan tidak hanya sekedar sebagai upaya mensejajarkan perempuan dengan lelaki, namun lebih dari itu yaitu (Kartini, 2001 : 99) yaitu :(1) Perempuan (ibu) yang terdidik akan mampu membesarkan keluarga yang lebih sehat, (2). Perempuan yang terdidik cenderung mempunyai
anak yang lebih sedikit, sehingga dapat menahan laju pertumbuhan jumlah penduduk,(3). Perempuan terdidik lebih produktif, baik di rumah maupun di tempat kerja, (4). Perempuan terdidik cenderung membuat keputusan lebih independen dan bertindak untuk dirinya sendiri dan (5). Perempuan terdidik cenderung menolong anak-anaknya untuk menjadi terdidik
2. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Berdasarkan hasil temuan tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa
pelatihan
keterampilan pengolahan keripik jagung yang diberikan di LPK Suka Maju Desa Toto Kecamatan Tilongkabila sangat bermanfaat bagi seluruh peserta terutama mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan bahkan kahlian khusus yang tidak dimiliki oleh ibu-ibu yang ada di desa lain, baik secara teori maupun secara praktek.
Oleh karena itu, ada beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan dalam upaya memberdayakan perempuan, yaitu (1) Organisasi dan kepemimpinan yang kuat, (2) Pengetahuan masalah hak asasi perempuan, (3) Menentukan strategi, (4) Kelompok peserta atau pendukung yang besar, dan (5) Komunikasi dan pendidikan. Sementara itu, salah satu upaya dalam memberdayakan sumber daya manusia, khususnya perempuan, adalah melalui penanaman dan penguatan jiwa dan praktek kewirausahaan. Secara umum, ciri dan watak seorang wirausahawan adalah (Kartini, 2001 120): (1.( Memiliki kepercayaan diri dan optimis, (2). Berorientasi pada kerja dan hasil, (3). Berani mengambil resiko dengan perhitungan yang jelas, (4). Memiliki jiwa dan sikap kepemimpinan, (5). Memiliki kemampuan kreatif dan inovatif, dan (6). Berorientasi ke masa depan.
Dengan demikian maka sebaiknya dalam pengembangan sumber daya perempuan sebaiknya diarahkan untuk membentuk manusia yang (1) memiliki motivasi dan etos kerja yang
tinggi, (2) menguasai banyak ilmu dan keterampilan, (3) memiliki sikap mental yang konsisten yang diwujudkan dalam komitmennya pada bidang pekerjaan tertentu (profesional), (4) memiliki semangat dan kemampuan bersaing (kompetitif), dan (5) memiliki budaya yang didasari pada nilai-nilai agama dan humanisme. Menurut Soepardi (2001), langkah-langkah yang umum digunakan dalam pengembangan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan luar sekolah yang cocok dengan kondisi masyarakat desa dengan tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih rendah adalah: 3.Pengembangan sosial Budaya Berdasarkan hasil temuan di lapangan tersebut di atas pertanyaan tentang dampak dari Pemberdayaan Perempuan melalui Pelatihan Pengolahan keripik jagung terhadap sosial budaya maka dapatlah disimpulkan bahwa apabila keterampilan pengolahan jagung ini bisa dilestarikan dan dikembangkan dengan pengolahan yang baik sesuai standar dan berkualitas, pasti akan dikenal oleh seluruh masyarakat bukan saja masyarakat Gorontalo, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia Proses pemberdayaan warga masyarakat diharapkan dapat menjadikan masyarakat menjadi lebih berdaya berkekuatan dan berkamampuan. Kaitannya dengan indikator masyarakat berdaya, Sumardjo (1999 :66) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat berdaya yaitu: (1) mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan), (2) mampu mengarahkan dirinya sendiri, (3) memiliki kekuatan untuk berunding, (4) memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan, dan (5) bertanggungjawab atas tindakannya. Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud dengan masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu
berbagai alternative, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggungjawab.