BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum a. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah, rating penerbitan obligasi syariah, dan trading volume activity terhadap cumulative abnormal return. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan di internet melalui website resmi Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 16.0. langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan teknik penentuan sampel, yaitu metode purposive sampling. Mengambil sampel perusahaan-perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan obligasi syariah (sukuk). Mengacu pada Indonesian Capital Market Directory, Siaran pers BAPEPAM-LK, dan Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), maka diperoleh 30 perusahaan yang memenuhi kriteria sampling, dimana tanggal penerbitan obligasi syariah (sukuk) masing-masing perusahaan pada periode 2005-2013 yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut:
79
80
Tabel 4.1 Tanggal Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Perusahaan No.
Kode
EMITEN
1 ISAT PT. Indosat, tbk VII 2 ADHI PT. Adhi Karya, tbk II 3 ISAT PT. Indosat, tbk III 4 BLTA PT. Berlian Laju Tanker, tbk II 5 SMRA PT. Sumarecon agung, tbk II 6 MYOR PT. Mayora Indah, tbk III 7 MYOR PT. Mayora Indah, tbk II 8 MAPPA PT. Matahari Putra Prima, tbk 9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, tbk 10 ISAT PT. Indosat, tbk V 11 ELTY PT. Bakrieland Development, tbk 12 MEDC PT. Medco Internasional Energi, tbk 13 SIMP PT. Salim Invomas Pratama, tbk 14 ISAT PT. Indosat, tbk IV 15 ADMF PT. Mitra Adhi Perkasa, tbk I 16 ADHI PT. Adhi Karya, tbk III 17 ELTY PT. Bakrieland Development, tbk II 18 MAPPA PT. Matahari Putra Prima, tbk II 19 BLTA PT. Berlian Laju Tanker, tbk III 20 MAPI PT. Mitra Adhi Perkasa, tbk I 21 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia, tbk 22 BFIN PT.BFI Finance Indonesia 23 MDLN PT. Moderland Reality, tbk 24 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera 25 ISAT PT. Indosat, tbk I 26 BLTA PT. Berlian Laju Tanker 27 ADMF PT. Matahari Putra Prima, tbk II 28 MYOR PT. Mayora Indah, tbk I 29 ADHI PT. Adhi Karya, tbk I 30 SMRA PT. Sumarecon agung, tbk I Sumber: www.idx.co.id
Tanggal Penerbitan Sukuk 22/12/2005 15/03/2007 17/06/2007 06/06/2007 15/03/2008 26/04/2008 20/03/2008 15/04/2009 17/06/2009 18/06/2009 09/07/2009 17/07/2009 02/12/2009 09/12/2009 17/12/2009 17/12/2009 11/02/2009 07/07/2009 18/09/2009 12/10/2010 16/10/2010 12/01/2012 09/05/2012 03/07/2012 28/07/2012 27/12/2012 04/03/2013 08/04/2013 08/07/2013 16/12/2013
Jenis Akad
Ijarah Mudharabah Ijarah Ijarah Mudharabah Ijarah ijarah Ijarah Ijarah ijarah Ijarah Ijarah Ijarah Mudharabah Ijarah Ijarah Mudharabah Ijarah Ijarah Ijarah Ijarah Ijarah Mudharabah Mudharabah Ijarah Ijarah Ijarah Ijarah Mudharabah Mudharabah
81
b. Penyajian Data Data penelitian ini menggunakan data kuantitatif berupa Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk), yang bersumber dari situs resmi Indonesian Bond Pricing Agency (www.ibpa.co.id) , Rating Penerbitan Obligasi Syariah yang di dapat dari situs resmi Pefindo (new.pefindo.com), dan harga saham harian perusahaan-perusahaan sampel yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang terdaftar periode tahun 2005 sampai 2013. Data tersebut oleh peneliti di olah lebih lanjut dengan menggunakan Software SPSS Versi 16.0 for Window. Data dari penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk data yang sudah diolah dan disajukan dalam bentuk format-format tertentu oleh Bursa Efek Indonesia maupun dari pihak lain yaitu PT.PEFINDO. berikut ini disajikan penyajian data yang menjadi sampel penelitian ini, yaitu: 1. Nilai Penerbitan Obligasi Syariah Tabel 4.2 Nilai Penerbitan Obligasi Syariah No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Penerbit Efek
PT. Indosat, tbk VII PT. Adhi Karya, tbk II PT. Indosat, tbk III PT. Berlian Laju Tanker, tbk II PT. Sumarecon agung, tbk II PT. Mayora Indah, tbk II PT. Matahari Putra Prima, tbk PT. Mayora Indah, tbk III PT. Indofood Sukses Makmur, tbk PT. Indosat, tbk V
Tanggal Terbit Sukuk 22/12/2005 15/03/2007 17/06/2007 06/06/2007 15/03/2008 26/04/2008 15/04/2009 20/03/2008 17/06/2009 18/06/2009
Jenis Akad
SEC
Ijarah Mudharabah Ijarah
0.001488097 0.12621571 0.021258538 0.001287422 0.021737507 0.081729594 0,023929136 0.02307439 0.002188618 0.00914117
Ijarah Ijarah Mudharabah Ijarah
ijarah ijarah Ijarah
82
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
PT. Bakrieland Development, tbk PT. Medco Internasional Energi, tbk PT. Salim Invomas Pratama, tbk PT. Indosat, tbk IV PT. Mitra Adhi Perkasa, tbk I PT. Adhi Karya, tbk III PT. Mitra Adhi Perkasa, tbk I PT. Japfa Comfeed Indonesia, tbk PT.BFI Finance Indonesia PT. Moderland Reality, tbk PT. Bakrieland Development, tbk II PT. Matahari Putra Prima, tbk II PT. Berlian Laju Tanker, tbk III PT. Tiga Pilar Sejahtera PT. Indosat, tbk I PT. Berlian Laju Tanker, tbk PT. Mitra Adhi Perkasa, tbk II PT. Mayora Indah, tbk I PT. Adhi Karya, tbk I PT. Sumarecon agung, tbk I
09/07/2009 17/07/2009 02/12/2009 09/12/2009 17/12/2009 17/12/2009 12/10/2010 16/10/2010 12/01/2012 09/05/2012 11/02/2009 07/07/2009 18/09/2009 03/07/2012 28/07/2012 27/12/2012 04/03/2013 08/04/2013 08/07/2013 16/12/2013
Ijarah ijarah Ijarah Ijarah Ijarah Mudharabah Ijarah Ijarah Mudharabah Ijarah
Mudharabah Ijarah Ijarah Ijarah Ijarah Ijarah Ijarah Mudharabah Mudharabah Ijarah
0.008255312 0.001029938 0.183242053 0.030293411 0.00836825 0.128729785 0.005191738 0.031432001 0.001488097 0.003006131 0.12621571 0.001931134 0.082485486 0.3440696 0.030293411 0.006345457 0.029535405 0.154500337 0.001931134 0.081729594
Sumber: data diolah 2. Rating Penerbitan Obligasi Syariah Tabel 4.3 Rating Penerbitan Obligasi Syariah No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SMRA ISAT ADHI AISA BLTA MYOR MYOR MDLN BLTA MAPI
EMITEN
PT. Sumarecon agung, tbk I PT. Indosat, tbk I PT. Adhi Karya, tbk I PT. Tiga Pilar Sejahtera PT. Berlian Laju Tanker II PT. Mayora Indah, tbk I PT. Mayora Indah, tbk I PT. Moderland Reality, tbk PT. Berlian Laju Tanker PT. Mitra Adhi Perkasa, tbk I
Rating Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) Huruf Data Succesive Ordinal Interval A+ 14 8,320 AA+ 17 9,488 A 13 7,664 A12 7,220 BBB 9 6,082 AA15 8,845 AA15 8,845 A12 7,220 BBB 9 6,082 AA15 8,845
83
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
JPFA BFIN ADHI ISAT ISAT SIMP SMRA ADMF MYOR ELTY MEDC INDF ISAT ADHI ISAT ADMF MAPPA BLTA MAPPA ELTY
PT. Japfa Comfeed Indonesia, tbk PT.BFI Finance Indonesia PT. Adhi Karya, tbk II PT. Indosat, tbk III PT. Indosat, tbk IV PT. Salim Invomas Pratama, tbk PT. Sumarecon agung, tbk II PT. Mitra Adhi Perkasa, tbk I PT. Mayora Indah, tbk II PT. Bakrieland Development, tbk PT. Medco Internasional Energi, tbk PT. Indofood Sukses Makmur, tbk PT. Indosat, tbk V PT. Adhi Karya, tbk III PT. Indosat, tbk VII PT. Mitra Adhi Perkasa, tbk II PT. Matahari Putra Prima, tbk PT. Berlian Laju Tanker PT. Matahari Putra Prima, tbk PT. Bakrieland Development, tbk
A+ AA AA+ AA+ AA A AA+ AABBB + AA AA+ AAA+ AA+ A+ BBB A+ BBB +
14 12 13 17 17 16 13 17 15 11 12 13 17 12 17 17 14 9 14 11
8,320 7,220 7,664 9,488 9,488 9,166 7,664 9,488 8,845 6,728 7,220 7,664 9,488 7,220 9,488 9,488 8,320 6,082 8,320 6,728
Sumber: PT.PEFINDO
Pada tabel 4.3 diperoleh perusahaan-perusahaan penerbit obligasi syariah (sukuk) yang dirating oleh PT.PEFINDO, Menurut Al-Rasyid (2005), menaikkan data dengan skala ordinal menjadi skala interval dinamakan transformasi dengan menggunakan metode Suksesiv Interval. Penggunaan skala interval bagi kepentingan statistik parametrik, selain merupakan suatu kelaziman, juga untuk mengubah data agar memiliki sebaran normal.
84
3. Trading Volume Activity dan Cummulativ Abnormal Return Tabel 4.4 Trading Volume Activity dan Cummulativ Abnormal Return
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
KODE
Tanggal
ISAT 22/12/2005 ADHI 15/03/2007 ISAT 17/06/2007 BLTA 06/06/2007 SMRA 15/03/2008 MYOR 26/04/2008 MAPPA 15/04/2009 MYOR 20/03/2008 INDF 17/06/2009 ISAT 18/06/2009 ELTY 09/07/2009 MEDC 17/07/2009 SIMP 02/12/2009 ISAT 17/12/2009 ADMF 17/12/2009 ADHI 17/12/2009 MAPPA 07/07/2009 BLTA 18/09/2009 ELTY 11/02/2009 MAPI 12/10/2010 JPFA 16/10/2010 BFIN 12/01/2012 MDLN 09/05/2012 AISA 03/07/2012 ISAT 28/07/2012 BLTA 27/12/2012 ADMF 04/03/2013 MYOR 08/04/2013 ADHI 08/07/2013 SMRA 16/12/2013 Sumber: data diolah
Rata-rata TVA
CAR
0.0211145 0.0401128 0.0112133 0.043600 0.0074531 0.00402113 0.0001153 0.0499999 0.0043021 0.0007062 0.0033508 0.0033277 0.0001273 0.0097165 0.0052311 0.0023472 0.045540 0.052311 0.071400 0.0156234 0.0004431 0.0087145 0.0061352 0.0066572 0.0014322 0.0076832 0.0067984 0.0015543 0.0004526 0.0026533
0.05317 0.18908 0.00919 0.00084 0.10222 0.07690 0.05568 0.01500 0.03710 0.01283 0.06181 0.02454 0.20512 0.13405 0.00138 -0.00561 0.04204 -0.00229 -0.0666 0.04282 0.06213 0.14525 -0.18676 -0.01619 -0.07012 0.06891 0.08310 -0.07414 0.01467 0.01107
85
B. Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
adalah
statistik
yang
berfungsi
untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiono, 2012). Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan (X1), yang dinilai sebesar perbandingan nilai nominal penerbitan dengan total ekuitas perusahaan, rating penerbitan obligasi syariah (X2) yang dikonversikan ke dalam bentuk interval dari bentuk huruf yang dikeluarkan oleh PT.Pefindo, dan trading volume activity (X3) yang dihitung dari volume perdagangan saham harian dengan outstanding share saham yang beredar pada periode tersebut. Sedangkan variabel dependen (Y) adalah cumulative abnormal return saham harian perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk) tersebut, yang merupakan akumulasi abnormal return saham selama 7 hari (tujuh hari setelah penerbitan obligasi syariah (sukuk)) dari 25 sampel perusahaan yang termasuk dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data harian. Pertimbangan utama menggunakan data saham harian karena harga saham senantiasa berfluktuasi setiap harinya, dan perubahan harga tersebut menimbulkan efek-efek tertentu, salah satunya adalah reaksi dari investor yang berinvestasi di pasar modal Indonesia.
86
Untuk mengetahui dari data yang digunakan dalam penelitian kali ini, maka digunakan analisis deskriptif statistik pada variabel-variabel penelitian. Berikut adalah hasil deskriptif statistik pengujian variabel-variabel penelitian. Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAR
30
-.20512
.18908
.01502069
.08227171
TVA
30
.0001153
.0714000
.0035501800
.0194451368
RAT
30
6.082
9.488
.216882
1.187913
SEC
30
.0010299
.3440696
.0137208836
.0751523744
Valid N (listwise)
30
Sumber: Data sekunder yang telah diolah SPSS
Adalah sebanyak 30. Berdasarkan tebel tersebut diketahui bahwa: a. Variabel nilai penerbitan obligasi syariah memiliki nilai minimum sebesar 0,01% yang dimiliki oleh PT. Medco Internasional Energi, tbk dan nilai tertinggi sebesar 0,34% yang dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera, tbk. Nilai rata-rata obligasi syariah (sukuk) perusahaan adalah sebesar 1,2235% dari total ekuitas perusahaan, dengan simpangan baku sebesar 7,94630%. b. Variabel rating memiliki nilai minimum sebesar 6,082 yang dimiliki oleh PT. Berlian Laju Tanker, tbk dan nilai maksimum sebesar 9,488 yang dimiliki oleh PT.Indosat, tbk dan PT. Mitra Adhi Perkasa, tbk. Nilai rata-
87
rata penerbitan rating obligasi syariah (sukuk) perusahaan adalah 0,216 % dengan simpangan baku sebesar 1,18%. c. Variabel trading volume activity memiliki nilai minimum sebesar 0,01% dan nilai tertingginya adalah 0,71% dari total volume perdagangan saham perusahaan penerbit obligasi syariah (sukuk), dan nilai rata-rata trading volume activity sebesar 0,035% dengan simpangan baku sebesar 0,19%. d. Variabel Cumulative Abnormal Return saham perusahaan, nilai terendahnya adalah -0,20% dengan nilai tertingginya sebesar 0,18%. Serta nilai rata-rata cumulative abnormal return saham perusahaan senilai 0,26%. C. Uji Asumsi Klasik Analisis regresi merupakan teknik membangun persamaan garis lurus untuk membuat penaksiran. Agar penaksiran tersebut tepat, maka persamaan yang digunakan untuk menaksir juga harus tepat (fitted). Karena itu, sebelum dilakukan analisis regresi linear berganda untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk meyakinkan validitas data yang di uji. Untuk regresi linear berganda, secara teoritis model yang digunakan sahih apabila memenuhi asumsi data tersebut terdistribusi normal tidak terjadi hateroskedastisitas, tidak terjadi multikolinearitas, dan tidak terjadi autokorelasi (Suharyadi, 2009).
88
1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR
N Normal
Mean
SEC
TVA
RAT
30
30
30
30
.0248550
.048617660
.014470547
7.99922
.08227171 .0751523744
.0194451368
1.187913E0
a
Parameters
Std. Deviation Most Extreme
Absolute
.189
.324
.300
.128
Positive
.106
.324
.300
.111
Negative
-.189
-.263
-.230
-.128
1.035
1.773
1.642
.703
.235
.074
.089
.705
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kriterianya. Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan probabilitas, yaitu: Jika P > 5% maka didistribusi dari populasi adalah normal, Jika P < 5% maka didistribusi dari populasi adalah tidak normal, Hipotesisnya adalah:
89
Ho : Data residual tidak terdistribusi normal Ha : Data residual terdistribusi normal Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan nilai Assymp. Sig. (2-tailed) 0,074 > 0,05 yang berarti menolak Ho dan menerima Ha, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal. Dapat disimpulkan kembali bahwa dalam model regresi ini variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang berdistribusi normal dinyatakan dapat mewakili populasi. 2. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam uji Autokorelasi penelitian ini menggunakan Uji Durbin Watson, kriteria yang digunakan untuk membandingkan DW dengan Dw tabel adalah sebagai berikut: - Jika DW < DL atau DW > 4-DL, berarti terdapat autokorelasi. - Jika DW terletak antara DU dan 4-DU, berarti tidak ada autokorelasi. - Jika DW terletak antara DL dan DU atau diantara 4-DU dan 4-DL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Adapun hasil yang diperoleh adalah seperti yang tertera berikut ini:
90
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokrelasi b
Model Summary
Model
R
1
.518
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.268
.184
Durbin-Watson
.07429460
2.409
a. Predictors: (Constant), TVA, SEC, RAT b. Dependent Variable: CAR
Pada tabel hasil uji autokorelasi di atas, tertera niai Durbin-Watson Sebesar 2,409, untuk nilai DL dan DU dapat dilihat dari DW pada signifikansi 0,05% dengan n= 30 dan k=3 (variabel independen). Diperoleh nilai DU sebesar 1,649, dan nilai DL sebesar 1,213. Dapat dilihat pada tabel nilai DW sebesar 2,440 lebih besar dari batas atas (du) 1,649 dan kurang dari 4 – 1,649 (4 – du) = 2,351, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif (tabel keputusan) atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. 3. Uji Multikolinearitas Dengan uji VIF, pengujian ini melihat nila tolerance dan inflation factor
(VIF)
pada
model
regresi,
variabel
yang
multikolinearitas apanila tolerance < 0,1 atau VIF > 0,10.
menyebabkan
91
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
.995
1.005
.979
1.021
.978
1.022
(Constant) SEC
RAT
TVA
Sumber: data diolah 2014
Dari output dapat dilihat bahwa nilai tolerance lebih dari 0,10, dan VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel. 4. Uji Heteroskedastisitas Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan grafik plot adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokendastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heretoskendastisitas.
92
Gambar 4.6 Scatterplot Uji Heterokendastisitas
Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot tidak menujukkan adanya pola yang jelas serta menyebar diatas dan dibawah angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
dapat
disimpulkan
tidak
terjadi
heteroskendastisitas. Hal tersebut membuktikan bahwa pengaruh variabel independen yaitu nilai penerbitan obligasi syariah, rating penerbitan obligasi syariah, dan trading volume activity mempunyai varians yang sama. Dengan demikian persamaan regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini efisien dan kesimpulan yang dihasiklkan tepat. Sehingga model regresi layak di pakai sebagai salah satu pertimbangan investor dalam berinvetasi di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel Nilai Penerbitan Obligasi Syariah, Rating Penerbitan Obligasi Syariah, dan Trading Volume Activity.
93
D. Uji Hipotesis a. Koefisien Determinasi (R2) Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang paling penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestiminasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y yang dapat diterangkan oleh variabel bebas X, bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, dan dalam R2 angka yang akan digunakan akan diubah bentuk persen, artinya persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah hasil atau output dari pengolahan data R Square adalah seperti yang tertera dalam tabel 4.6 dibawah ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model
1
R
R Square
.518
a
a. Predictors: (Constant), TVA, SEC, RAT b. Dependent Variable: CAR
.268
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.184
.07429460
94
Berdasarkan output diatas Nilai R2 sebesar 0,184%, artinya persentase pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen 18,4%, sedangkan sisanya sebesar 81,6%, dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. b. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) Untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent atau tidak berpengaruh maka digunakan uji F (F-test) yaitu dengan cara membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Dibawah ini adalah hasil output dari hasil pengolahan data SPSS, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji F
b
ANOVA
Sum of Model
1
Squares
df
Mean Square
Regression
.053
3
.018
Residual
.144
26
.006
Total
.196
29
a. Predictors: (Constant), TVA, SEC, RAT b. Dependent Variable: CAR
F
3.173
Sig.
.041
a
95
Berasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh hasil F hitung sebesar 3,173 dan signifikansi sebesar 0,041. Tingkat signifikan 0,05, df1 = 1 (jumlah variabel-1), df2 = 26 (30-3-1), sementara itu diperoleh untuk tabel f hitung sebesar (2,98). Jadi dapat diambil kesimpulan Nilai F Hitung < F tabel ( 3,273 < 2,98) dan signifikansi < 0,05 (0,041 < 0,05), sehingga menerima Ho menolak dan menerima Ha. Hal ini bahwa secara bersamasama variasi variabel-variabel independen (Nilai Penerbitan Obligasi Syariah, Rating Penerbitan Obligasi Syariah, dan Trading Volume Activity) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variasi variabel dependen Cumulative Abnormal Return. Dengan demikian hipotesis menyatakan “ Diduga bahwa variabel-variabel independen Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (X1), Rating Penerbitan Obligasi Syariah (X2), dan Trading Volume Activity (X3) secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Cumulative Abnormal Return (Y) perusahaan penerbit obligasi syariah (sukuk) di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2013. Diterima Dimana di dalam uji signifikansi simultan (uji F) model regresi yang bisa digunakan untuk memprediksi variabel dependen adalah model regresi keselarasan (Goodness of Fit) yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana harapan kita agar semua pengamatan terletak pada garis regresi. Sehingga akan diperoleh kesesuaian yang sempurna. Kesesuaian semacam ini tidak akan terjadi karena adanya unsur pengganggu menyebabkan tidak mungkin diperoleh nilai kesesuaian yang sempurna, dan dapat diamati dari persamaan: Y = a + b1X1 + b2X2 + e
96
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Uji t bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh variabel independen (nilai penerbitan obligasi syariah, rating penerbita obligasi syariah, dan trading volume activity) secara persial terhadap variabel dependen (cumulative abnormal return) dengan angka signifikansi (a) sebesar 0,05. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria: 1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Itu berarti secara persial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan). Itu berarti secara persial variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Hasil output untuk uji t dan regresi adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji t
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
-.237
.109
SEC
.316
.195
RAT
.028
TVA
1.483
Beta
t
Sig.
-2.181
.038
.281
1.619
.120
.013
.406
2.188
.038
.783
.351
1.694
.069
97
Dari tabel diatas dapat diperoleh: 1. t hitung untuk variabel nilai penerbitan obligasi syariah 1,619 2. t hitung untuk variabel rating penerbitan obligasi syariah 2,188 3. t hitung untuk Trading Volume Activity 1,694 4. Lalu langkah selanjutnya adalah menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho dengan membandingkan antara T hitung dengan t tabel. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho adalah: Ho ditolak bila
: t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel
Ho tidak berhasil ditolak bila : -t tabel < t hitung < t tabel Nilai t tabel ditentukan oleh: 5. Degree of Freedom (df)
: n-k-1 = 30-3-1 = 26
N
: Jumlah observasi
K
: Jumlah variabel Independen
6. α = 0,05 7. α = 0,10 8. Uji dua pihak Berdasarkan daftar nilai t tabel, df = 26, dengan tingkat signifikansi 0,05, akan diperoleh t tabel sebesar 2,055, sedangkan untuk tingkat signifikansi 0,10, akan diperoleh t tabel sebesar 1,705. Nilai t hitung pada tabel 4.8, hasil Koefisien Regresi menunjukkan bahwa:
98
1. Variabel nilai penerbitan obligasi syariah : -tabel < t hitung pada tingkat signifikansi 0,05 adalah (-2,055 < 1,619), sehingga Ho tidak berhasil ditolak. Sedangkan pada tingkat signifikansi 0,10 adalah (-1,705 < 1,619), sehingga Ho tidak berhasil ditolak. 2. Variabel rating penerbitan obligasi syariah : -tabel < t hitung pada tingkat signifikansi 0,05 adalah ( -2,055 > 2,188), sehingga Ho berhasil ditolak an menerima Ha. Pada tingkat signifikansi 0,10 adalah (-1,705 < 2,188), sehingga menolak Ho dan menerima Ha. 3. Variabel trading volume activity : -tabel < t hitung pada tingkat signifikansi 0,05 adalah (-2,055 < 1,694), sehingga Ho tidak berhasil ditolak, Sedangkan pada tingkat signifikansi 0,10 adalah (- 1,705 < 1,694) sehingga menolak Ho dan menerima Ha Hal ini diperkuat dengan nilai Sig. Untuk masing-masing variabel yang dapat dilihat pada tabel 4.8 Dimana: 1. Variabel X1 – Y : Sig < α (0,120 > 0,10) 2. Variabel X2 – Y : Sig < α (0,038 < 0,05) 3. Variabel X3 – Y : Sig < α (0,069 < 0,10) Dari uji hipotesis yang dilakukan maka dapat di tarik kesimpulan: 1. Dari tingkat signifikansi 5% dan 10% nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi pasar modal (cumulative abnormal return) saham.
99
2. Dari tingkat signifikansi 5% nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi pasar modal (cumulative abnormal return). 3. Dari tingkat signifikansi 5% trading volume activity perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi pasar modal (cumulative abnormal return) saham, sedangkan mempunyai pengaruh yang signifikan pada tingkat signifikansi 10%. d. Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,......Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berskala interval atau rasio. Berikut adalah persamaan regresi dalam penelitian ini: Y
= a + b1X1 + b2X2 + e
CAR
= - 0,237+ 0,316 SEC(X1) + 0,028 RAT(X2) + 1,483 TVA(X3)+ e.
100
Keterangan: Y
= Abnormal Return
α
= konstanta
β1 – β2 = koefisien regresi X1
= Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) Perusahaan
X2
= Rating Penerbita Obligasi Syariah (sukuk) Perusahaan
X3
= Trading Volume Activity
E
= Eror Pembahasan model regresi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Nilai Konstanta (a) adalah - 0,237; artinya, jika SEC (X1), RAT (X2), TVA (X3) bernilai 0, maka Abnormal Return bernilai negatif - 0,237.
2.
Koefisien regresi SEC (X1) sebesar 0,316; artinya jika variabel indepanden lain nilainya tetap dan SEC mengalami kenaikan 1%, maka Cumulative abnormal return (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,316. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara SEC dan Cumulative abnormal return.
3.
Koefisien regresi RAT (X2) sebesar 0,028; artinya jika variabel indepanden lain nilainya tetap dan RAT mengalami kenaikan 1%, maka Cumulative abnormal return (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,028. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara RAT dan Cumulative abnormal return. Semakin tinggi rating obligasi, semakin diminati oleh para investor.
101
4.
Koefisien regresi TVA (X3) sebesar 1,483; artinya jika variabel indepanden lain nilainya tetap dan TVA mengalami kenaikan 1%, maka Cumulative abnormal return (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,483. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara TVA dan Cummulative abnormal return. Semakin tinggi volume perdagangan, akan meningkatkan Cumulative abnormal return.
E. Pembahasan Pengujian penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda. Dimana uji parameter β dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh signifikan antara variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk), rating penerbitan obligasi syariah (sukuk), dan trading volume activity terhadap cumulative abnormal return. Uji parameter β dilakukan dengan uji t. Sedangkan uji parameter α dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, dan trading volume activity terhadap cumulative abnormal return saham. Uji parameter α ini dilakukan dengan menggunakan uji F. 1. Pengaruh Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) - Pengujian terhadap variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) menunjukkan nilai penerbitan tidak berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return saham, hal ini dibuktikan oleh nilai –t tabel < t hitung pada tingkat signifikansi 0,05 adalah (-2,055 > 1,619),
102
sehingga Ho tidak berhasil ditolak. Sedangkan pada tingkat signifikansi 0,10 adalah (-1,705 > 1,619), sehingga Ho tidak berhasil ditolak. Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable cumulative abnormal return saham perusahaan. 2.
Rating Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) - Pengujian terhadap rating nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) menunjukkan rating penerbitan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap cummulative abnormal return saham, hal ini dibuktikan oleh nilai -tabel < t hitung pada tingkat signifikansi 0,05 adalah ( -2,055 > 2,188), sehingga Ho berhasil ditolak dan menerima Ha. Pada tingkat signifikansi 0,10 adalah (-1,705 > 2,188), sehingga menolak Ho dan menerima Ha.
3. Trading Volume Activity - Pengujian terhadap trading volume activity menunjukkan trading volume activity tidak berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return saham,
hal ini dibuktikan oleh nilai -tabel < t hitung pada tingkat
signifikansi 0,05 adalah (-2,055 < 1,694), sehingga Ho tidak berhasil ditolak, Sedangkan pada tingkat signifikansi 0,10 adalah (- 1,705 < 1,694) sehingga menolak Ho dan menerima Ha, dapat dinyatakan bahwa variabel trading volume activity mempunyai pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap variable cummulative abnormal return saham perusahaan.
103
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muhajid (2010), yang meneliti nilai penerbitan obligasi syariah dan rating penerbitan obligasi syariah terhadap cumulative abnormal return menyatakan bahwa nilai dan rating penerbitan obligasi syariah, baik secara simultan maupun persial tidak berpengaruh signifikan terhadap cumulative abnormal return. hal ini diperkuat juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Rizki Pratama (2013), yang meneliti nilai penerbitan obligasi syariah dan rating penerbitan obligasi syariah terhadap abnormal return saham menyatakan bahwa rating obligasi syariah memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap cumulative abnormal retun saham. Perkembangan di pasar merupakan indikator yang penting untuk mengetahui tingkah laku pasar. Para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya. Informasi yang relevan dengan pasar modal merupakan sesuatu yang dicari oleh investor dalam upaya pengambilan keputusan investasi. Penerbitan obligasi adalah salah satu bentuk kebijakan perusahaan yang berdampak pada terjadinya perubahan struktur modal perusahaan. Apabila informasi diterbitkannya obligasi oleh perusahaan merupakan informasi yang memiliki makna bagi pasar maka akan tercermin dalam perubahan harga saham yang akan menghasilkan selisih antara return yang diharapkan dengan return sesungguhnya. Oleh karena itu, dampak dari nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, dan trading volume activity (mengacu dari fenomena
104
penerbitan obligasi konvensional) yang saat itu sedang berkembang di pasar modal tak luput dari perhatian investor, walaupun sampai saat ini pengaruhnya masih belum signifikan dan relatif kecil (Pratama, 2013). Untuk kasus penelitian yang dilakukan peneliti saat ini, arah hubungan negatif antara nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, dan trading volume activity terhadap cumulative abnormal return saham perusahaan sebagai hasil penelitian ini dapat terjadi karena harga saham yang mengalami penurunan cumulative abnormal return tersebut mendominasi perusahaan lainnya. Oleh karena itu, pengaruhnya akan negatif. Selain itu, rendahnya kemampuan variabel independen, yaitu nilai penerbitan obligasi syariah, rating penerbitan obligasi syariah, dan trading volume activity perusahaan dalam menjelaskan cumulative abnormal return saham sebagai variabel depanden ini dapat juga dikarenakan masih begitu banyak faktor eksternal dan internal perusahaan lainnya yang turut berpengaruh terhadap nilai cumulative abnormal return saham hariah perusahaan. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Suharli (2004) yang melakukan penelitian dua tahap. Tahap pertama dengan menggunakan regresi time series yang hasilnya menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang mendasari perubahan harga saham yaitu: 1.
Tingkat inflasi
2.
Perbedaan antara tingkat suku bunga jangka pendek dan jangka panjang
105
3.
Perbedaan antara tingkat keuntungan obligasi yang beresiko sangat tinggi dan rendah
4.
Tingkat kegiatan dalam industri Suharli (2004) malanjutkan penelitian Chen et al. (1986) yang
hasilnya menyatakan terdapat hubungan yang kuat antara variabel makroekonomi terhadap return suatu saham. Nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) hanya merupakan bagian kecil dari keseluruhan variabel makro yang turut mempengaruhi aktivitas perekonomian negara umumnya, dan perusahaan khususnya. Walaupun begitu, nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, dan trading volume activity tetap patut diperhitungkan dalam pengambilan suatu keputusan investasi karena nilainya akan senantiasa berubah dari waktu ke waktu dan diprediksi akan semakin berkembang di masa yang akan datang. Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, dan trading volume activity ini bisa saja akan berdampak pada harga saham perusahaan dalam beberapa waktu kedepan. Pengujian hipotesis menghasilkan perhitungan koefisien determinasi (R2) yang menunjukkan angka sebesar 18,4%. Hal ini berarti 81,6% variasi cumulative abnormal return saham perusahaan dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan, dan trading volume activity, sedangkan sisanya 81,6% dipengaruhi faktor lain.