40
Bab IV Hasil dan Pembahasan
IV.1. Analisis perbandingan proses identifikasi
a. Proses metode yang ada Pelaksanaan identifikasi menggunakan metode yang ada diawali dengan menggambarkan bidang yang akan diidentifikasi ke dalam peta penggunaan tanah. Peta belum memiliki informasi bangunan. Informasi bangunan diperoleh melalui survey lapangan. Peninjauan lokasi dilakukan untuk mendapatkan informasi bangunan / penggunaan lahan.
Pelaksanaan identifikasi tergantung kepada kondisi lapangan, serta kemampuan petugas dalam melakukan pengamatan. Identifikasi membutuhkan tenaga yang trampil dalam survey lapangan. Pengumpulan data lapangan membutuhkan alat bantu / perlengkapan teknis pemetaan untuk mempermudah pembuatan sket bidang tanah yang telah dimanfaatkan dan yang belum dimanfaatkan, serta jenis penggunaan tanah.
b. Proses metode usulan Pelaksanaan identifikasi menggunakan metode usulan diawali dengan interpretasi citra quickbird dengan klasifikasi bangunan dan bukan bangunan, sehingga dihasilkan daerah tanah permukiman dan tanah terbuka. Bidang tanah yang akan diidentifikasi ditumpangsusunkan / ditampalkan (overlay), dihasilkan bidang dalam daerah tanah permukiman atau tanah terbuka. Bidang HGB pada tanah terbuka diduga terlantar. Bidang HGB diduga tidak terlantar dilakukan interpretasi detil, dilihat kesesuaiannya dengan peta rencana penggunaan tanah / site plan.
Pada metode usulan data awal berupa data penggunaan tanah hasil interpretasi citra dan sudah ada pendugaan awal terhadap bidang tersebut. Peninjauan lokasi untuk verifikasi hasil interpretasi.
41
Pelaksanaan
tergantung
kepada
kemampuan
petugas
dalam
melakukan
interpretasi dan melakukan digitasi. Identifikasi membutuhkan tenaga yang trampil dibidang interpretasi citra dan digitasi.
c. Perbandingan proses Memperhatikan tahapan dari masing-masing metode terdapat perbedaan dalam proses pendugaan tanah terlantar. Pada metode yang ada proses pendugaan terjadi pada tahap akhir setelah semua proses dilalui. Pada metode usulan proses pendugaan terjadi bertahap. Pada tahap pertama 4 (empat) HGB diduga terlantar dan 1 (satu) HGB diduga tidak terlantar. Pada tahap kedua 5 (lima) HGB diduga terlantar. Hal ini karena peta rencana penggunaan /site plan pada metode usulan digunakan diawal proses / tahapan pelaksanaan.
Pada metode yang ada, peninjauan lokasi dilakukan untuk mendapatkan informasi bangunan / penggunaan tanah. Pada metode usulan pekerjaan lapangan dilakukan untuk verifikasi hasil interpretasi sehingga waktu bisa lebih cepat. Pelaksanaan pada metode yang ada dipengaruhi faktor pengaruh lapangan antara lain lokasi obyek, kondisi topografi (berbukit, bergunung), musim (penghujan, daerah banjir), aksesibilitas / kemudahan transportasi. Pelaksanaan pada metode usulan dipengaruhi oleh ketrampilan petugas dalam melakukan interpretasi dan digitasi.
Pada metode yang ada, sumberdaya manusia yang trampil diperlukan untuk pekerjaan lapang antara lain inventarisasi dan penggambaran dengan alat bantu. Tenaga yang dibutuhkan adalah yang memiliki ketrampilan dibidang pengamatan lapang dan penggambaran.
Pada metode usulan sumberdaya manusia yang
trampil diperlukan untuk pekerjaan interpretasi dan digitasi. Tenaga yang dibutuhkan adalah yang memiliki ketrampilan dibidang interpretasi citra dan digitasi.
Perbandingan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan identifikasi dari kedua metode untuk satu satuan pekerjaan (1 SP) 1000 Ha, sesuai petunjuk operasional kegiatan bidang pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat tahun
42
2008, dengan memperhatikan komponen utama dalam pembiayaan seperti pada tabel IV.1.
Harga : QuickBird Archive color resolusi 0,61 m QuickBird New Collection Color resolusi 0,61 m Kurs $ 1
= $ 18 per km2 = $ 0,18 per Ha = $ 22 per km2 = $ 0,22 per Ha = Rp.9500,-
Tabel IV.1. Perbandingan Biaya 1 SP ( 1000 HA)
No. 1
2
3
Uraian Persiapan pembuatan/penggambaran peta dasar ATK Perlengkapan teknis Inventarisasi dan pemetaan Uang lapang petugas inventarisasi Uang lapang petugas pemetaan Upah pembantu lapang inventarisasi Upah pembantu lapang pemetaan Transport lokasi Pengolahan pengolahan data (perhitungan luas, tabulasi data dan pengetikan) Pembuatan/penggambaran peta hasil lapang koreksi JUMLAH SELISIH
Metode yang ada
Metode usulan Citra Baru
Citra Arsip
1.700.000 1.500.000 2.000.000
2.090.000 1.500.000
1.710.000 1.500.000
3.000.000 3.000.000 900.000 900.000 3.000.000
3.000.000 3.000.000 900.000
3.000.000 3.000.000 900.000
1.500.000
1.500.000
2.000.000 2.000.000 2.000.000
2.000.000 2.000.000 2.000.000
2.000.000 2.000.000 2.000.000
22.000.000
17.990.000
17.610.000
4.010.000
4.390.000
Dengan asumsi harga citra quickbird arsip $ 0,18 per Ha. Dan citra baru $ 0,22 per Ha, metode usulan lebih murah dengan selisih Rp. 4.390.000. ( 20 %) untuk citra arsip dan Rp. 4.010.000 (18,2 %) untuk citra baru. Pengurangan biaya terjadi karena tidak dibelanjakannya perlengkapan teknis yang digunakan untuk pemetaan di lapangan dan tidak dibelanjakannya uang lapang petugas pemetaan dan upah pembantu lapang pemetaan serta transportasi lokasi hanya untuk dua orang petugas inventarisasi dan pembantu lapang inventarisasi. Biaya untuk upah petugas interpretasi citra pada metode usulan, disamakan dengan uang lapang petugas pemetaan.
43
IV.2. Analisis perbandingan hasil identifikasi
a. Hasil metode yang ada Hasil identifikasi metode yang ada semua bidang HGB tidak memanfaatkan tanahnya sesuai dengan sifat dan tujuan pemberian haknya, namun tanah masih dikuasai dan digarap oleh masyarakat dengan perjanjian garapan dengan pemegang hak . Penggunaan tanah pada tanah yang digarap masyarakat sebagian besar adalah pertanian tanah kering (tegalan) dan pertanian tanah basah (sawah). Penyebab tanah tidak dimanfaatkan sesuai dengan sifat dan tujuan pemberian haknya adalah kemampuan perusahaan dalam pembiayaan pembangunan perumahan. Hasil identifikasi seperti terlihat pada tabel IV.2.
Tabel IV.2. Rekomendasi per bidang HGB hasil identifikasi metode yang ada N o
Nama Perusahaan
1
PT. Mitra Muda Perkasa PT. Multi Consept Indopersada PT. Okawatama Graha PT. Rifina Elok
13,9795
0
0
26,6370
0
0
12,9695
0
0
15,0000
0
0
PT. Trikadang Karya Mulya
11,7137
0
0
2 3 4 5
Luas (Ha)
Luas Proporsi dimanfaatkan (%) (Ha)
Rekomen dasi
Penguasaan
Pemanfaat an
Penggunaan
Diduga terlantar Diduga terlantar
Dikuasai pemegang hak
Digarap masyarakat dengan Perjanjian garapan
Yang digarap masyarakat sebagian besar pertanian tanah kering dan pertanian tanah basah
Diduga terlantar Diduga terlantar Diduga terlantar
Penyebab
Kemampuan pembiayaan perusahaan
b. Hasil metode usulan Hasil identifikasi metode yang diusulkan, dilakukan secara bertahap yaitu tahap interpretasi tanah permukiman dan tanah terbuka dan tahap interpretasi jenis penggunaan tanah detil sesuai dengan peta rencana penggunaan tanah / site plan dari bidang HGB bersangkutan.
Hasil identifikasi bidang HGB pada tahap interpretasi tanah permukiman dan tanah terbuka, HGB atas nama PT. Mitra Muda Perkasa, HGB atas nama PT. Multi Consept Indopersada, HGB atas nama PT. Okawatama Graha dan HGB atas nama PT. Rifina Elok berada pada tanah terbuka. Sesuai sifat dan tujuan Hak
44
Guna Bangunan, maka keempat HGB dimaksud diduga terlantar. Sementara HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya 56 % berada pada tanah permukiman dan 44 % berada pada tanah terbuka, sehingga diduga tidak terlantar. Hasil pertampalan HGB dengan tanah permukiman dan tanah terbuka dapat dilihat pada lampiran C sampai dengn G. Hasil identifikasi tahap tanah permukiman dan tanah terbuka dapat dilihat pada tabel IV.3.
Tabel IV.3. Hasil interpretasi tanah permukiman dan tanah terbuka dari citra quickbird Citra Batas persil tanah PT. Mitra Muda Perkasa PT. Multi Consept Indopersada PT. Okawatama Graha PT. Rifina Elok PT. Trikadang Karya Mulya
Tanah Permukiman (Ha) 6,5712
% 0 0 0 0 56
Tanah terbuka (Ha) 13,9795 26,6370 12,9695 15,0000 5,1425
% 100 100 100 100 44
Hasil identifikasi bidang HGB pada tahap interpretasi detil, diperoleh penggunaan tanah eksisting, sesuai kondisi pada citra. Hasil ini menunjukkan penggunaan tanah pada saat identifikasi di lapang sesuai tahun pemotretan. Penggunaan tanah pada masing-masing bidang HGB hasil interpretasi citra detil dapat dilihat pada lampiran I sampai dengan M, serta luas masing-masing penggunaan dapat dilihat pada tabel IV.4. Tabel IV.4. Penggunaan tanah pada masing-masing bidang HGB hasil interpretasi No .
Nama Pemegang Hak
Tanah permukiman Perumah an teratur (m2)
1 2 3 4 5
PT. Mitra Muda Perkasa PT. Multi Consept Indopersada PT. Okawatama Graha PT. Rifina Elok PT. Trikadang Karya Mulya Jumlah
Tanah terbuka
-
Perumah an tidak teratur (m2) 121 -
Pertanian tanah basah (m2) 40.369 9.362
Pertanian tanah kering (m2) 116.459 185.092
61.688 61.688
1.090 4.024 5.235
3.499 30.805 8.876 92.911
135.829 114.357 42.549 594.286
Tertutup awan (m2)
Jumlah (m2)
29.157
156.948 266.370
29.157
140.418 145.162 117.137 818.660
45
Penggunaan tanah pada bidang HGB yang diteliti didominasi oleh penggunaan pertanian tanah kering seluas 594.286 M2 (72,6 %) serta pertanian tanah basah seluas 92.911 m2 (11.3 %). Sementara penggunaan tanah pada HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya terdapat penggunaan tanah untuk perumahan teratur seluas 61.688 M2.(52,7 %) dari luas HGB yang bersangkutan.
Hasil interpretasi detil pada bidang HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya dibandingkan kesesuaiannya dengan rencana penggunaan tanah / site plan dari HGB dimaksud. Hasil perbandingan ada ketidaksesuaian seperti dapat dilihat pada tabel IV.5.
Tabel IV.5. Perbandingan Rencana penggunaan tanah dengan penggunaan tanah hasil interpretasi detil HGB PT. Trikadang Karya Mulya Citra Rencana Penggunaan Perumahan teratur Taman Kota (taman burung, taman, tempat bermain, kolam renang) Jasa Pelayanan Umum (lapangan olah raga) Kuburan Perdagangan umum (mini market, restauran, club house) Jumlah (m2)
Perumahan teratur (m2)
Pertanian tanah basah (m2)
Pertanian tanah kering (m2)
49.333 6.951
Perumahan tidak teratur (m2) 4.024 -
8.876 -
22.720 7.605
-
-
-
2.554
5.404
-
-
1.767 7.903
61.688
4.024
8.876
42.549
Rencana penggunaan tanah untuk perumahan teratur, pada citra berupa penggunaan tanah pertanian basah, pertanian tanah kering, perumahan tidak teratur dan perumahan teratur. Perumahan teratur pada citra tidak sesuai dengan rencana penggunaan, yaitu berada pada perumahan teratur , taman kota dan perdagangan umum.
Beberapa rencana penggunaan yang perlu diteliti lebih jauh adalah jenis rencana penggunaan taman kota yang berada pada pertanian tanah kering, Jasa pelayanan umum yang berada pada pertanian tanah kering, kuburan yang berada pada pertanian tanah kering, perdagangan umum yang berada pada perumahan teratur dan pertanian tanah kering.
46
c. Perbandingan hasil
Hasil identifikasi metode yang ada adalah penggunaan tanah pada saat penelitian, penguasaan tanah pada saat penelitian dan pemenuhan kewajiban pemegang hak. Pada metode usulan adalah penggunaan tanah pada saat pemotretan. Perbandingan hasil identifikasi dari kedua metode seperti dapat dilihat pada tabel IV.6.
Tabel IV.6. Perbandingan hasil identifikasi metode yang ada dengan metode usulan Luas yang dimanfaatkan (Ha) No.
Nama Perusahaan
Luas ( HA )
1
PT. Mitra Muda Perkasa
2
PT. Multi Concept Indopersada
3
PT. Okawatama Graha
4
PT. Rifina Elok
5
PT. Trikadang Karya Mulia
Metode yang ada
Metode usulan
13.9795
0
0
26.637
0
0
12.9695
0
0
15
0
0
11.7137
0
6,5712
Pada metode usulan dapat diidentifikasi tanah yang dimanfaatkan pada bidang HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya seluas 6,5712 Ha dengan jenis pemanfaatan perumahan teratur dan tidak sesuai dengan rencana penggunaan tanahnya / site plan. Pada hasil identifikasi yang ada saat ini pemanfaatan tidak terdeteksi , hal ini bisa terjadi mungkin petugas tidak melakukan survey lapangan secara benar, sehingga citra dapat berfungsi menghindari hal tersebut.
Kelebihan
penggunaan
menggambarkan
kondisi
citra
quickbird
dilapangan
adalah
pada
saat
kenampakan pemotretan.
citra
yang
Kelemahan
penggunaan citra quickbird adalah bila daerah yang akan diidentifikasi tertutup awan seperti yang terjadi pada HGB atas nama PT. Multi Concept Indopersada, sebagian tertutup awan, sehingga tidak dapat diidentifikasi (harus dibantu dengan cek lapang) dan sebagian lagi dapat diidentifikasi . Kelemahan lainnya adalah tidak semua daerah telah dilakukan pemotretan. Hasil identifikasi dapat dilihat pada tabel IV.7.
47
Tabel IV.7. Hasil identifikasi tanah diduga terlantar metode yang ada dengan metode usulan No. 1.
Nama Perusahaan PT. Mitra Muda
Metode yang ada
Metode usulan
Diduga terlantar
Diduga terlantar
Diduga terlantar
Diduga terlantar dan ada sebagian Tidak dapat diidentifikasi
Diduga terlantar
Diduga terlantar
Perkasa 2.
PT. Multi Concept Indopersada
3.
PT. Okawatama Graha
4.
PT. Rifina Elok
Diduga terlantar
Diduga terlantar
5.
PT. Trikadang
Diduga terlantar
Diduga terlantar sebagian
Karya Mulia