33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perusahaan PT.Subur Mitra Grafistama merupakan salah satu perusahaan percetakan
yang berada di Jakarta yang telah ada sejak tahun 1977. Kemudian, mesin yang pertama kali digunakan lama memberi jalan untuk trek dan mimpi besar. Dengan drive dan dedikasi, sebagai pendiri Soeseno Boenarso menjalankan sebuah toko kecil bersama dengan istrinya, mereka yakin bahwa dua pasang tangan mereka, yang populer saat ini untuk memanggil "SUBUR", akan beroperasi lebih dari sekedar sebuah mesin fotokopi. PT.Subur Mitra Grafistama terus mengembangkan jaringan bisnis. Pada Tahun 1984 untuk dedikasi kami untuk menyediakan tingkat tertinggi kualitas cetak offset, yang juga menjadi salah satu faktor kunci dalam kesuksesan. Pada periode berikutnya kita dikembangkan dengan menggunakan Black & White Digital Print pada tahun 1996. Tiga dekade kemudian, sejak berdirinya, kami telah dinilai dan diakui sebagai perusahaan cetak, dengan 14 (empat belas) cabang berkomitmen untuk keunggulan melayani Anda. Kami menawarkan kualitas, ketepatan waktu dan daya saing kepada pelanggan kami untuk Anda. Dengan layanan kami, kami bangga untuk menjadi pusat untuk "one stop solution". Kami adalah "Jaringan Terpadu Print".
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
2.
Sistem Produksi Percetakan PT.Subur Mtra Grafistama Dalam melakukan percetakan PT. Subur membagi system produksi dalam
dua hal, yaitu bahan baku produksi dan mesin, dan peralatan yang selanjutnya akan dijelaskan dibawah. a. Bahan Baku Produksi Untuk melakukan pencetakan, percetakan PT. Subur Mitra Grafistama menggunakan bahan baku produksi. Bahan baku produksitersebut antara lain: 1) Kertas 2) Toner merek fuji Xerox dengan 4 warna utama, yaitu cyan, magenta, yellow dan black 3) Tinta dengan 4 warna utama, yaitu cyan, magenta, yellow dan black b. Mesin dan Peralatan Dalam melaksanakan tugas produksi, PT. Subur muitra grafistama menggunakan beberapa mesin dan peralatan, antara lain: 1) Mesin Igen 150 press dan indigo, merupakan mesin yang digunakan untuk mencetak file menjadi cetakan jadi. 2) Mesin potong, merupakan mesin untuk memotong cetakan sesuai hasil ukuran dari hasil yang diinginkan konsumen. 3) Mesin laminating, untuk memberikan lapisan ke kertas apabila konsumen mengiginkannya. 4) Mesin lipat, untuk melipat kertas hasil cetakan secara otomatis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
5) Mesin lem, untuk menyatukan lembaran kertas menjadi buku dll. 3.
Sistem dan Waktu Kerja PT. Subur Mitra Grafistama merupakan percetakan yang beroperasi setiap
senin sampai sabtu. Perusahaah setiap harinya dilakukan 2 shift waktu kerja dengan waktu istirahat masing-masing 1jam pada setiap shift. Pembagian waktu shift, yaitu 1) 08.30 - 16.30 WIB 2) 10.00 – 18.00 WIB
4.
Pemakaian Bahan Baku Pemakaian bahan baku kertas untuk cetakan disesuaikan dengan rencana
produksi yang didasarkan atas ramalan penjualan dari bagian marketing yang selanjutnya dikonfirmasi ke bagian produksi. Berdasarkan rencana
produksi
tersebut, perusahaan dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku yang dipakai. Pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan produksi terkadang tidak sesuai dengan perencanaan bahan baku. Ini dikarenakan adanya hal-hal yang bias saja luput dari pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya seperti kerusakan mesin yang tidak dapat diduga sebelumnya atau disebabkan oleh adannya beberapa produk cacat pada saat produksi berlangsung maupun peningkatan atau penurunan permintaan terhadap cetakan dari rencana semula. Apabila permintaan pasar akan cetakan meningkat, maka jumlah bahan baku semakin meningkat pula.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Tabel 4.1 Pemakaian aktual bahan baku kertas selama september 2014 sampai september 2015
Bulan
Pemakaian Aktual
September
38.050
Oktober
44.100
November
34.450
Desember
37.600
Januari
22.100
Februari
35.300
Maret
41.750
April
46.700
Mei
31.850
Juni
43.950
Juli
21.550
Agustus
27.350
september
32.400
Total
457.150
Rata-rata /bulan
38.096
Rata-rata /hari
1.270
Standar deviasi
8.082
Dept. Gudang dan purchasing . PT. Subur 2014-2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Sebagaimana ditunjukkan pada table 4.1, pemakaian kertas terbesar terjadi pada bulan april yaitu sebesar 46.700 lembar. Hal ini dikarenakan pada bulan tersebut permintaan pasar tinggi, sehingga perusahaan meningkatkan produksinya. Pemakaian terendah kertas terjadi pada bulan juli sebesar 21.550 lembar. 5.
Waktu Tunggu (lead time) Penggadaan Bahan Baku Waktu tunggu pengadaan bahan baku adalah waktu yang dibutuhkan sejak
bahan baku dipesan sampai dengan bahan baku tersebut sampai diperusahaan. Berdasarkan keterangan dari perusahaan, waktu tunggu untuk bahan baku kertas adalah 2 hari. Pada penelitian ini, diasumsikan tidak terjadi hal-hal diluar dugaan sehingga waktu tunggu bahan baku kertas adalah konstan, yaitu 2 hari. 6.
Biaya Persediaan Bahan Baku Secara umum, total biaya pengendalian persediaan pada perusahaan terdiri
dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. a.
Biaya Pemesanan Biaya pemesanan adalah biaya yang timbul akibat dari pembelian bahan
baku. Total biaya pemesanan setahun diperoleh dengan mengalikan biaya pemesanan per pesanan dengan banyaknya pemesanan selama setahun. Komponen biaya pemesanan bahan baku kertas meliputi biaya telepon dan biaya fax. Biaya telepon diperoleh dari juumlah menit sekali pakai dengan tariff percakapan telepon per menit. Pemesanan lewat telepon rata rata memakan waktu 10 menit dan biaya fax diperoleh dari kertas fax dan isi printer. Perhitungan biaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
pemesanan bahan baku kertas per pesanan tahun 2014 secara rinci dikemukakan pada lampiran 1. Komponen biaya pemesanan bahan baku per pesanan disajikan pada table 4.2. Table 4.2. komponen biaya pemesanan bahan baku kertas per pesanan tahun 2014 Komponen Biaya
Bahan Baku Kertas (Rp/Pesanan)
Biaya telepon
6.000
Biaya fax
4.000
Total
10.000
Sumber : Data Peneliti Diolah
Biaya telepon timbul pada saat pemesanan dan pada saat perusaan mengirim PO kepada pemasok. Total biaya pemesanan untuk bahan baku kertas adalah sebesar Rp. 10.000. pemasok tidak membatasi jumlah pembelian karena selama ini pemasok masih mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Dalam mengirimkannya sekaligus per pesanan yang telah dilakukan. b.
Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan merupakan biaya yang ditimbulkan sebagai akibat
dari dilakukannya penyimpanan bahan baku. Biaya ini merupakan perkalian antara biaya simpan per lembar per tahun dengan tingkat persediaan rata-rata per tahun yang disimpan. Komponen dari biaya penyimpanan ini terdiri dari biaya gaji pengawas dan pelaksanan gudang, biaya listrik, dan biaya penyusutan gudang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Biaya gaji pengawas pelaksana gudang dihitung berdasarkan gaji yang dibayarkan perusahaan untuk 4 orang selama 1 tahun. Perusahaan tidak terbebani oleh biaya asuransi dan pajak dalam melakukan penyimpanan. Fasilitas listrik berfungsi sebagai penerangan yang dinyalakan 9 jam sehari. Gudang menggunakan menggunakan penerangan sebesar 1152 watt. Biaya listrik per KWH adalah Rp 1.350. Biaya penyusutan gudang yang terjadi pada perusahaan merupakan biaya penyusutan untuk fasilitas gudang, harga bangunan gudang sebesar Rp 180.000.000 dengan umur ekonomis gudang selama 20 tahun.
Table 4.3 Komponen Biaya Penyimpanan Bahan Baku Komponen Biaya
Bahan Baku Kertas (Rp/Kg/Tahun)
Gaji pengawas dan pelaksana gudang
3.047
Biaya listrik
241
Biaya penyusutan gudang
212
Total
3.500
Sumber : Data Peneliti Diolah
7.
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kondisi aktual Perusahaan Perusahaan memiliki pabrik dengan proses produksi yang dilakukan secara
terus menerus dalam mengerjakan produk produk. Perusahaan menentukan jumlah persediaan akhir dan keadaan bahan baku digudang setiap hari. Pencatatan terhadap semua barang yang masuk atau keluar dari gudang juga dilakukan setiap hari oleh operator dan dilaporkan kepada bagian administrasi gudang. Penentuan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
kebutuhan bahan baku didasarkan pada pengalaman pada waktu lalu dan disesuaikan dengan rencanan produksi pada bulan yang bersangkutan. Pembelian bahan bahan baku kertas pada tahun 2014-2015 disajikan pada table 4.4 Tabel 4.4. Pembelian Bahan Baku Kertas Pada Tahun 2014 2015 Bulan
Jumlah Pembelian
September
40.000
Oktober
35.000
November
35.000
Desember
39.000
Januari
19.500
Februari
34.000
Maret
36.500
April
34.500
Mei
40.000
Juni
31.500
Juli
30.000
Agustus
18.000
september
26.500
Total
419.500
Dept. Gudang dan purchasing . PT. Subur 2014-2015 Perusahaan melakukan pemesanan apabila persediaan sudah mulai berkurang dan apabila ada produksi yang memakai persedian banyak. pada tahun september 2014 - september 2015 perusahaan hanya melakukan pemesanan bahan baku kertas sebanyak 22 kali. Pada bulan juli sampai september perusahaan mengurangi jumlah pembelian dikarenakan pada bulan tersebut harga meningkat disebebkan harga dollar naik. Sehingga perusahaan menggurangi persediaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
sementara sampai harga dollar menurun. Dikarenakan pembelian kertas dipenggaruhi harga dollar.
Tabel 4.5 kuantitas Pemesanan dan Tingkat Persediaan Rata-rata Perusahaan. Total Bulan
Total
Persediaan Pembelian Persediaan Pemakaian Persediaan Persediaan Awal
Awal
Akhir
Rata-rata
September
40.000
40.000
80.000
38.050
41.900
60.950
Oktober
41.900
35.000
76.950
44.100
32.850
54.900
November
32.850
35.000
67.850
34.450
33.400
50.625
Desember
33.400
39.000
72.400
37.600
34.800
53.600
Januari
34.800
19.500
54.300
22.100
32.200
43.250
Februari
32.200
34.000
66.200
35.300
30.700
48.450
Maret
30.700
36.500
67.200
41.750
25.450
46.325
April
25.450
34.500
59.950
46.700
13.250
36.600
Mei
13.250
40.000
53.250
31.850
21.400
37.325
Juni
21.400
31.500
52.900
43.950
8.950
30.925
Juli
8.950
30.000
38.950
21.550
17.400
28.175
Agustus
17.400
18.000
35.400
27.350
8.050
43.450
september
8.050
26.500
34.550
32.400
2.150
18.350
Total
340.400
419.500
759.850
457.150
302.550
552.925
Rata rata
26.185
32.269
58.450
35.165
23.273
42.532
Dept. Gudang dan purchasing . PT. Subur 2014-2015 Total biaya persediaan bahan baku per tahun adalah total biaya pemesanan ditambahtotal biaya penyimpanan per tahunnya. Biaya pemesanan diperoleh dari banyaknya pesanan dikali biaya pemesanan setiap kali pesan. Biaya penyimpanan diperoleh dengan mengkalikan biaya penyimpanan per lembar per tahun dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
tingkat persediaan bahan baku rata-rata per tahun yang disimpan. Jumlah persediaan yang disimpan digudang merupakan jumlah persediaan rata-rata yang diperoleh dari penjumlahan persediaan awal dan persediaan akhir dibagi dua. Perhitungan total biaya persediaan berdasarkan kondisi aktual perusahaan selama september 2014 sampai september 2015 diuraikan pada lampiran 3 dan jumlah total biaya persediaan berdasarkan kondisi actual perusahaan disajikan pada table 6. Total biaya persediaan bahan baku kertas sebesar Rp 149.082.000 per tahun dengan biaya pemesanan Rp 220.000 per tahun karena melakukan 22 kali pemesanan dan biaya penyimpanan per tahun sebesar Rp 148.862.000. Semakin besar jumlah persediaan yang disimpan digudang, semakin besar pula biaya penyimpanannya. Begitu pula dengan biaya pemesanan, semakin besar frekuensi pemesanan yang dilakukan perusahaan semakin besar pula biaya pemesanannya. Tabel 4.6 Total Biaya Bahan Baku Berdasarkan Kondisi Aktual Perusahaan Periode September 2014 Sampai September 2015. Bahan Baku
Kertas
Biaya Pesanan/tahun (Rp) e=axc 220.000
Biaya Simpan/tahun (Rp) f=bxd 148.862.000
Sumber : Data Peneliti Diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Total Biaya Persediaan (Rp) e+f 149.082.000
43
B.
Pembelian Bahan Baku yang Optimal Perhitungan analisis pengendalian persediaan bahan baku dapat digunakan
dengan metode EOQ. Hal ini dapat dilakukan karena kondisi, karakteristik, serta kebutuhan perusahaan memenuhi semua asumsi dalam metode EOQ. Perusahaan memiliki data permintaan yang diketahui tetap dan bebas, selain itu lead time konstan, penerimaan persediaan bersifat seketika dan lengkap, tidak ada diskon karena kuantitas tidak memungkinkan, biaya variable yang ada hanyalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, serta kosongnya persediaan dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat. Metode EOQ memungkinkan perusahaan untuk menentukan jumlah kuantitas pemesanan bahan baku yang paling ekonomis dengan jumlah permintaan dan leadtime yang konstan. Perhitungan kuantitas pemesanan optimal bahan baku kertas optimal September 2014 sampai September 2015 secara rinci disajikan pada table 4.7. Tabel 4.7. Perhitungan Kuantitas Pemesanan Optimal Bahan Baku Kertas Periode September 2014 sampai September 2015. Bahan Baku
Kertas
Permintaan (D)
Biaya Pemesanan (S)
Biaya Simpan (H)
457.150
10.000
3.500
EOQ = √ 1.616
Sumber : Data Peneliti Diolah Berdasarkan hasil perhitungan EOQ pada tabel 4.7 tersebut, diketahui bahwa kuantitas pemesanan optimal bahan baku kertas pada tahun September
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
2014 sampai September 2015 adalah sebanyak 1616 lembar setiap kali pemesanan. Setelah mengetahui kuantitas pemesanan optimal bahan baku setiap kali pesan, frekuensi pemesanan baru dapat dihitung. C.
Frekuensi Pembelian Bahan baku Kertas
1.
Frekuensi Pembelian Bahan Baku Kertas Dengan Metode EOQ
Tabel 4.8. Perhitungan Frekunsi Pemesanan Optimal Bahan Baku dengan Metode EOQ Kertas Periode September 2014 sampai September 2015. Bahan Baku Kertas
Permintaan (D) a 457.150
EOQ (Q*) b 1.616
Frekuensi (kali) a/b 282
Sumber : Data Peneliti Diolah Frekuensi pemesanan bahan baku kertas berdasarkan metode EOQ lebih banyak atau seringbila dibandingkan dengan frekuensi pemesanan yang telah dilakukan berdasarkan metode perusahaan. Frekuensi pemesanan bahan baku kertas dengan metode perusahaan dilakukan 22 kali dalam setahun, sedangkan pemesanan dengan metode EOQ dilakukan sebnyak 282 kali dalam setahun. Semakin besar frekuensi pemesanan, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk biaya pemesanan, namun biaya penyimpanan akan semakin kecil. Namun, biaya pemesanan saja tidak cukup untuk dapat membandingkan dua metode persediaan untuk mencari metode persediaan yang paling efisien. Hal ini disebabkan karena masih ada satu komponen biaya lagi yang memengaruhi total biaya persediaan secara keseluruhan, yaitu biaya penyimpanan yang mana dipengaruhi oleh jumlah rata-rata persediaan gudang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
2.
Frekuensi Pembelian Bahan baku Kertas Dengan Metode POQ Perhitungan analisis pengendalian persediaan bahan baku dapat digunakan
dengan metode POQ. Hal ini dapat dilakukan karena kondisi, karakteristik, serta kebutuhan perusahaan memenuhi semua asumsi dalam metode POQ. Perusahaan memiliki data permintaan yang diketahui tetap dan bebas, selain itu waktu perencanaan, dan perputaran waktu produksi, tidak ada diskon karena kuantitas tidak memungkinkan, biaya variable yang ada hanyalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, serta kosongnya persediaan dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat. Metode POQ memungkinkan perusahaan untuk menentukan jumlah kuantitas pemesanan bahan baku yang paling ekonomis dengan frekunsi ditentukan waktu perencanaan dan perputaran produksi. Perhitungan frekuensi pemesanan bahan baku September 2014 sampai September 2015 secara rinci disajikan pada table 4.9. Tabel 4.9. Perhitungan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Dengan Metode POQ Periode September 2014 sampai September 2015. Bahan Baku
Kertas
Permintaan rata-rata waktu perencanaan (̅)
pemakaian rata-rata perputaran produksi (bulan) ̿̿̿̿̿
Biaya Pemesanan (P)
35.165
12
10.000
Sumber : Data Peneliti Diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
POQ
Biaya Simpan (S) ̅ ̿
3.500
√
37
̅
46
Berdasarkan hasil perhitungan POQ pada table 4.10 tersebut, diketahui bahwa frekuensi pemesanan bahan baku pada September 2014 sampai September 2015 adalah sebanyak 37 kali. Frekuensi pemesanan bahan baku kertas berdasarkan
metode POQ lebih sedikit dibandingkan dengan metode EOQ.
Frekuensi pemesanan bahan baku kertas dengan metode EOQdilakukan 282 kali. Sedangkan lebih banyak atau sering dibandingkan dengan frekuensi pemesanan yang telah dilakukan berdasarkan metode perusahaan. Frekuensi pemesanan bahan baku kertas dengan metode perusahaan dilakukan 22 kali. D.
Persediaan Pengaman (Safety Stock) Pada kenyataannya, jumlah pemakaian bahan baku setiap bulan tidaklah
benar-benar konstan. Jumlah pemakaian bisa saja meningkat untuk memenuhi proses produksi, pada saat itulsh dibutuhksn persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman merupakan persediaan tambahan yang diadakan untuk menjaga kelangsungan produksi dari kemungkinan terjadinnya kekurangan bahan baku. Penentuan kuantitas persediaan pengaman perusahaan dapat dihasilkan dengan cara membagi antara standar deviasi yaitu 8.082 dibagi dengan jumlah waktu pemakaian selama 12 bulan, sehingga menghasilkan safety stock sebesar 674 lembar. Hal ini bisa terlihat pada Table 4.10, dapat kita lihat bahwa jumlah safety stock.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Tabel 4.10. perhitungan Persediaan Pengaman (safety Stock) Standar Deviasi
Jumlah Waktu
Safety Stock (lembar)
Pemakaian (Bulan) a
b
C = a/b
8.082
12
674
Sumber : Data Peneliti Diolah E.
Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) Titik pemesanan kembali merupakan batas dari jumlah persediaan yang
ada digudang saat pemesanan harus diadakan kembali. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan. Titik pemesanan kembali atau yang dikenal dengan reorder point dapat dilakukan dengan cara menghitung rata-rata pemakaian bahan baku per hari selama waktu tunggu. Perhitungan titik pemesanan kembali disajikan pada Table 4.13. Rata-rata pemakaian per hari ditentukan dengan cara membagi total kebutuhan per tahun dengan jumlah hari dalam setahun atau jumlah hari kerja per tahun. Pada penelitian ini diasumsikan bahwa hari kerja dan jumlah hari dalam setahun adalah sama yaitu 360 hari. Dengan demikian rata-rata pemakaian per hari adalah jumlah pemakaian per tahun yaitu 457.150 lembar dibagi jumlah hari kerja dalam setahun (360 hari) sedangkan untuk menentukan titik pemesanan kembali yaitu waktu tunggu selama 2 hari dikali rata-rata pemakaian per hari sebesar 1.270 lembar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Tabel 4.11. Perhitungan Titik Pemesanan Kembali (ROP) Bahan Baku
Kertas
Waktu Tunggu
Rata-Rata
Titik Pemesanan
(Hari)
Pemakaian/hari
Kembali (lembar)
a
b
c=axb
2
1.270
2.540
Sumber : Data Peneliti Diolah Sesuai dengan Tabel 4.11 perusahaan harus segera melakukan pemesanan pada saat persediaan digudang sudah mencapai tingkat 2.540 lembar. Hal ini berarti bahwa pada saat persediaan bahan baku benar-benar habis, pemesanan bahan baku yang telah dipesan selama 2 hari (lead time) sebelumnya sudah tiba digudang. Pada saat inilah persediaan yang tadinya sudah habis akan segera terisi lagi dengan bahan bakuyang sudah diterima sesuai dengan jumlah pemesanan hingga jumlah kuantitas persediaan optimal terpenuhi kembali. Ini berarti proses produksi tidak perlu terhenti karena kehabisan bahan baku namun dapat terus berjalan. F.
Perhitungan Biaya Persediaan Bahan Baku
1.
Perhitungan Biaya Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ Total biaya persediaan merupakan jumlah dari total biaya pemesanan da
total biaya penyimpanan. Perhitungan biaya persediaan bahan baku berdasarkan metode EOQ September 2014 sampai September 2015 secara terinci terdapat pada lampiran 4, sedangkan total biaya persediaan berdasarkan metode EOQ disajikan pada table 4.12.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Tabel 4.12. Total Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode EOQ Periode September 2014 sampai September 2015. Bahan Baku
Kertas
Biaya Pesanan/tahun (Rp) e=axc 2.820.000
Biaya Simpan/Tahun (Rp) F=bxd 5.656.000
Total Biaya Persediaan (Rp) e+f 8.476.000
Sumber : Data Peneliti Diolah Pengendalian
persediaan
dengan
menggunakan
metode
EOQ
menghasilkan total biaya sebesar Rp. 8.476.000, dengan rincian biaya pemesanan sebesar Rp. 2.820.000, dan biaya penyimpanan sebesar Rp. 5.656.000. 2.
Perhitungan Biaya Persediaan Bahan Baku Dengan Metode POQ Total biaya persediaan merupakan jumlah dari total biaya pemesanan dan
total biaya penyimpanan. Perhitungan biaya persediaan bahan baku berdasarkan metode POQ periode September 2014 sampai September 2015 secara rinci terdapat pada lampiran 5, sedangkan total biaya persediaan berdasarkan metode POQ disajikan pada table 4.13. Tabel 4.13. Total Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode POQ Periode September 2014 Sampai September 2015. Bahan Baku
Kertas
Biaya Pemesanan/Tahun (Rp) e=axc 370.000
Biaya simpan/Tahun (Rp) f=bxd 5.656.000
Sumber : Data Peneliti Diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Total Biaya Persediaan (Rp) e+f 6.026.000
50
Berdasarkan persediaan dengan menggunakan metode POQ menghasilkan total biaya sebesar Rp. 6.026.000, dengan rincian biaya pemesanan sebesar Rp. 370.000, dan biaya penyimpanan sebesar Rp. 5.656.000. 3.
Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Kondisi Aktual Perusahaan Dengan Metode EOQ dan Metode POQ Metode yang telah dilakukan oleh perusahaan secara aktual dapat
dibandingkan dengan metode EOQ dan metode POQ. Dengan mengetahui hasil perbandingannya, perusahaan akan menghasilkan metode mana yang akan menghasilkan biaya paling minimum, yang berarti merupakan metode persediaan yang lebih efektif bagi perusahaan yang bila diterapkan akan menghasilkan keuntungan yang terbesar. Perbandingan tersebut disajikan pada table. 4.14. Tabel 4.14. Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Kondisi Aktual Perusahaan Dengan Metode EOQ dan POQ. Uraian I. Aktual Perusahaan 1. Biaya Pemesanan
Bahan Baku Kertas (Rp/Tahun) 220.000
2. Biaya Penyimpanan
148.862.000
3. Biaya Persediaan (1+2)
149.082.000
Total Biaya Persediaan
149.082.000
II. Metode EOQ 4. Biaya Pemesanan
Total (Rp/Tahun)
2.820.000
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
5. Biaya penyimpanan
5.656.000
6. Biaya Persediaan (4+5)
8.476.000
Total Biaya Persediaan
8.476.000
II. Metode POQ 7. Biaya Pemesanan
370.000
8. Biaya penyimpanan
5.656.000
9. Biaya Persediaan (7+8)
6.026.000
Total Biaya Persediaan
6.026.000
III. Penghematan Dengan Metode EOQ 10. Biaya pemesanan (1-4)
- 2.600.000
11. Biaya Penyimpanan (2-5)
143.206.000
12. Biaya Persediaan (10-11)
140.606.000
Total Penghematan
140.606.000
IV. Penghematan Dengan Metode POQ 13. Biaya pemesanan (1-7)
- 150.000
14. Biaya Penyimpanan (2-8)
143.206.000
15. Biaya Persediaan (13-14)
143.056.000
Total Penghematan
143.056.000
Pada Table 4.14. ditunjukan bahwa dengan menggunakan metode EOQ perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 140.606.000 per tahun. Sedangkan dengan mengunakan metode POQ perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 143.056.000. biaya pemesanan dengan metode EOQ menghasilkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
biaya pemesanan yang lebih besar yaitu Rp. 2.820.000, hal ini disebabkan oleh karena frekuensi pemesanan yang dilakukan untuk memesan kertas dengan metode EOQ lebih sering dibandingkan dengan metode yang dilakukan oleh perusahaan dan metode POQ. Perusahaan menetapkan frekuensi pemesanan yang relative sedikit, yaitu 22 kali selama satu tahun, sedangkan metode EOQ mengharuskan perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 282 kali dan metode POQ mengharuskan perusahaan melakukan pemesanan 37 kali. Hal ini disebabkan oleh karena perusahaan tidak mau mengambil risiko kehabisan persediaan bahan baku dan ingin mempertahankan tingkat persediaan yang tinggi guna menjamin proses produksi dapat terus berlangsung. Dalam hal ini, risiko keusangan bahan baku tidak terlalu memengaruhi perusahaan oleh karena sifat bahan baku yang tidak mudah berubah warna dan relative tahan lama selama yaitu dengan umur simpan yang dapat mencapai satu tahun atau lebih bila bahan baku tetap terjaga dari gangguan seperti terkena ait atau hama serangga. Dibandingkan dengan metode yang digunakan perusahaan, terlihat bahwa metode POQ memberikan biaya persediaan yang lebih rendah. Kombinasi frekuensi dan jumlah bahan baku yang dipesan yang optimal menimbulkan biaya yang lebih sedikit, dalam arti lebih efisien. Perusahaan mampu menghemat dana yang dikeluarkan untuk biaya persediaan, sehingga kelebihan dana dapat digunakan atau diinvestasikan ke bagian lain yang membutuhkan yang pada akhirnya akan meningkatkan laba atau keuntunggan bagi perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/