BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 – Agustus 2016 di Universitas Mercu Buana. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Daftar perusahaan otomotif dan komponen berikut laporan keuangan dan annual report tahun 2010-2014 di download dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id .Selain itu, penulis juga
memperoleh
ICMD
dari
Pojok
Bursa
Universitas
Mercu
Buana.Alasan dipilihnya perusahaan otomotif dan komponen sebagai objek penelitian adalah ingin melihat faktor-faktor yang berpengaruh pada kebijakan hutang perusahaan otomotifdan komponen di Indonesia. Ada 12 otomotif dan komponen dengan jumlah populasi sebanyak 60 data.Pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
purposive
sampling
berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. B. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi suatu data. Hasil analisis statistik deskriptif menggunakan SPSS 21, berdasarkan table 4.1, diketahui jumlah
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
sampel (N) 60 data perusahaan, variabel yang diteliti adalah Pertumbuhan perusahaan, Profitabilitas, Kepemilikan institusional, Ukuran perusahaan terhadap Kebijakan Hutang (DER). Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
GROWX1 ROAX2 KEPINSTX3 SIZEX4 DER Valid N (listwise)
N 60 60 60 60 60 60
Minimum -,20 -,02 ,03 ,00 ,02
Maximum ,78 1,22 ,95 5,12 2,08
Mean ,0979 ,1045 ,3632 2,0393 ,3743
Std. Deviation ,17217 ,20529 ,24230 1,40601 ,44397
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui variabel-variabel dengan jumlah data (N) masing-masing sebanyak 60 dideskripsikan sebagai berikut : 1. Nilai minimum Pertumbuhan Perusahaan (GROW) dari 12 perusahaan yang diteliti selama 5 tahun adalah -0,20 % (PT. Indospring pada tahun 2011) sedangkan nilai maksimum Pertumbuhan Perusahaan adalah 0,78 % (PT. Prima Alloy Steel Indonesia pada tahun 2010) . Nilai rata-rata Pertumbuhan Perusahaan yaitu 0,0979 . Dengan standar deviasi (simpangan baku) 0,17217 %. Hal ini menunjukkan pada variabel Pertumbuhan Perusahaan memiliki sebaran yang besar, karena standar deviasi lebih besar dari nilai meannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakkan data yang kurang baik .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
2. Nilai minimum Profitabilitas dari 12 perusahaan yang diteliti selama 5 ahun adalah -0,022 % (PT. Indomobil pada tahun 2014) sedangkan nilai maksimum Profitabilitas adalah 1,22% (PT. Indomobil pada tahun 2011) . Nilai rata-rata Profitabilitas ialah 0,01045 %. Dengan standar deviasi (simpangan baku) 0,20529 %. Hal ini menunjukkan pada variabel Profitabilitas memiliki sebaran yang besar, karena standar deviasi lebih besar dari nilai meannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakkan data yang kurang baik . 3. Nilai minimum Kepemilikan Institusional dari 12 perusahaan yang diteliti selama 5 tahun adalah 0,03 % (PT. INDS pada tahun 2013) sedangkan nilai maksimum Kepemilikan Institusional adalah 0,95 % (PT. Astra Autoparts pada tahun 2012) . Nilai rata-rata Kepemilikan Institusional ialah 0,3632 %. Dengan standar deviasi (simpangan baku) 0,24230 %. Hal ini menunjukkan pada variabel Kepemilikan Institusional memiliki sebaran yang kecil, karena standar deviasi lebih kecil dari nilai meannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakkan data yang bagus. 4. Nilai minimum Ukuran Perusahaan dari 12 perusahaan yang diteliti selama 5 tahun adalah 0,00 % (PT. LPIN pada tahun 2013) sedangkan nilai maksimum Ukuran Perusahaan adalah 5,12 % (PT. ASII pada tahun 2010). Nilai rata-rata Ukuran Perusahaan ialah 2,0393 %. Dengan standar deviasi (simpangan baku) 1,40601 %. Hal ini menunjukkan pada variabel Ukuran Perusahaan memiliki sebaran yang kecil, karena standar deviasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
lebih kecil dari nilai meannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakkan data yang bagus . 5. Nilai minimum Kebijakan Hutang dari 12 perusahaan yang diteliti selama 5 tahun adalah 0,02 % (PT. Goodyear Indonesia pada tahun 2013) sedangkan nilai maksimum Kebijakan Hutang adalah 2,08 % (PT. Prima Alloy Steel Indonesia pada tahun 2011) . Nilai rata-rata Kebijakan Hutang ialah 0,3743 %. Dengan standar deviasi (simpangan baku) 0,44397 %. Hal ini menunjukkan pada variabel Kebijakan Hutang memiliki sebaran yang besar, karena standar deviasi lebih besar dari nilai meannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan data yang kurang baik .
C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak.Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji one sample Kolmogorov-smirnov. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametricKolmogorov-smirnov dengan hipotesis: Ho
: Data Residual terdistribusi normal
Ha
: Data Residual terdistribudi tidak normal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima sedangkan apabila nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Tabel 4.2 menunjukkan output uji normalitas data dengan menggunakan program spss 21. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 60
N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean
,0000000
Std. Deviation
,40052787 ,171
Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
,171 -,089 1,326
Asymp. Sig. (2-tailed)
,059
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji one-sample Kolmogorov-smirnov, terlihat bahwa nilai signifikansi (Sig) Kolmogorovsmirnov dari unstandardized residual tersebut adalah 0,059. Artinya nilai Kolmogorov-smirnov lebih dari 0,05 (P = 0,059> 0,05) maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkn bahwa data penilaian beristribusi normal.Ini berarti data yang terdapat dalam penelitian ini dapat digunakan untuk selanjutnya pada uji asumsi klasik lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
2. Hasil Uji Multikolinieritas Pengujian bertujuan ada tidakknya multikolinieritas antar variabelvariabel independen.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen.Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variabel Inflation Factor) dan Tolerance Value . Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena (vif=1/tolerance). Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolonieritas adalah apabila nilai tolerance0,1 dan VIF <10 serta nilai korelasinya < 0,95 atau dibawah 95%. Dari pengujian data dengan menggunakan spss diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolineritas
Model
Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) ,171 ,124 GROWX1 ,765 ,317 1ROAX2 -,331 ,278 KEPINSTX3 -,040 ,225 SIZEX4 ,087 ,040 a. Dependent Variable: DER
Coefficientsa Standardized Collinearity Coefficients Statistics Beta Tolerance VIF ,297 -,153 -,022 ,275
http://digilib.mercubuana.ac.id/
,977 ,897 ,981 ,915
1,023 1,115 1,019 1,092
60
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diperoleh nilai tolerance untuk variabel Pertumbuhan Perusahaan,ROA,kepemilikan institusional,dan ukuran perusahaan berturut-turut adalah 0,977, 0,897, 0,981, 0,915 dan nilai VIF untuk Pertumbuhan Perusahaan (VIF = 1,023), ROA (VIF = 1,115), Kepemilikan Institusional (VIF = 1,019),Ukuran perusahaan (VIF = 1,092). Dan dapat diketahui bahwa nilai tolerance ke empat variabel independen diatas 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 maka dapat diambil kesimpulan bahwa ke empat variabel lolos dari uji gejala multikolineritas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplat antara variabel terikat SRESID dengan nilai variabel bebas ZPRED. Deteksi ada tidaknya heteroskedastitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola-pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, nilai residual adalah Y dan nilai yang diprediksi adalah X.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pada gambar 4.4 tentang grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titiktitik tersebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas tersebar baik diatas maupun dibawah angka nolpada sumbu Y. hal ini berarti bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependent.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
4. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan-kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui terjadinya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin – Watson (DW test).Apabila terjadi korelasi, maka dikatakan bahwa dalam model tersebut terdapat masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnnya. Masalah ini muncul karena residual atau kesalahan penggangu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengambilan keputusan ada tidakknya autokorelasi adalah sebagai berikut: Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan angka durbin-watsonakan tampak dalam tabel 4.5 sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
1
,431a
R Square Adjusted Square ,186 ,127
R Std. Error of Durbinthe Estimate Watson ,41484 1,101
a. Predictors: (Constant), GROWX1, ROAX2, KEPINSTX3 SIZEX4, b. Dependent Variable: DER Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa nilai D-W adalah 1,101, dimana hasilnya berada diantara -2 sampai +2 sehingga hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model regersi mengidentifikasikan terjadi tidak ada autokorelasi . D. Uji Kelayakan Model 1. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan menilai seberapa baik suatu model untuk menjelaskan variasi variabel dependen, maka digunakan koefisien determinasi yang merupakan kuadrat korelasi. Semakin besar maka semakin baik hasil regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Dalam hal ini adjusted mengetahui
besar
variabel
independen
dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
digunakan untuk
mempengaruhi
variabel
64
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai adjusted atau koefisien determinasinya
adalah0,127 berada antara 0-1 atau
0
institusional,
dan
ukuran
perusahaanterhadap Kebijakan Hutang sebesar 12,7% sedangkan selebihnya sebesar 87,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2. Hasil Uji Simultan (Uji F) Signifikansi model regresi secara bersama-sama diuji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan dilihat nilai signifikansi (sig), dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independen.Hipotesa untuk uji F adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Ho : tidak ada pengaruh antara variabel independen secara bersamaan terhadap Variabel independen. Ha : ada pengaruh antara varibel independen secara bersamaan terhadap variabel Independen. Tabel 4.6 Hasil Uji Kelayakan Model (F-Test) ANOVAa Model Regression 1
Residual
Sum Squares 2,165 9,465 11,630
of df 4 55 59
Mean Square ,541 ,172
F
Sig.
3,145
,021b
Total a. Dependent Variable: DER b. Predictors: (Constant), GROWX1, ROAX2, KEPINSTX3 , SIZEX4
Dari hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 bahwa nilai F hitung 3,145 dan p-value dari F atau tingkat signifikan adalah sebesar 0,021 < α = 0,05. Nilai probabilitas yang diperoleh <0,05 yang berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen, yaitu return saham. Nilai signifikansi diperoleh sebesar 0,020 menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk uji F lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan 5% (0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dismpulakn bahwa Ho ditolak (Ha diterima).Hal ini menunjukkan bahwa terdaat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hal ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Hutang dan masing-masing variabel independen memiliki kontribusi untuk menjelaskan variabel dependen secara bersama-sama. E. Uji Hipotesis 1. Hasil Uji Parsial (Uji T) Uji t pada dasarnya untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen
terhadap
variabel
dependen
dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel pada signifikasi 0,05. Berdasarkan tabel t dengan signifikasi 0,05/2 = 0,025 dan derajat kebebasan df1=n-k-1 atau 60-1-1= 58 (n adalah jumlah sample, k adalah jumlah variabel dependen).Hasil uji t dari pengujian individu adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji T Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) ,171 ,124 GROWX1 ,765 ,317 ,297 1 ROAX2 -,331 ,278 -,153 KEPINSTX3 -,040 ,225 -,022 SIZEX4 ,087 ,040 ,275 a. Dependent Variable: DER
http://digilib.mercubuana.ac.id/
t
Sig.
1,376 2,410 -1,191 -,176 2,164
,174 ,019 ,239 ,861 ,035
67
Berdasarkan hasil data diatas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: 1. H1 : Pengaruh Grow terhadap Kebijakan hutang Hasil uji t untuk variabel pertumbuhan perusahaan (GROW) menunjukkan nilai t sebesar 2,410 dengan signifikan 0,019 signifikan nilai t lebih kecil dari 0,05 (P > 0,05). Hal ini berarti H1 diterima, maka Grow berpengaruh terhadap Kebijakan hutang .Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Murni dan Andriana
(2007),dimana
pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan hutang .
2. H2 : Pengaruh ROA terhadap Kebijakan Hutang Hasil uji t untuk variabel Profitabilitas (ROA) menunjukkan nilai t sebesar -1,191 dengan signifikan 0,239, signifikan nilai t lebih besar dari 0,05 (P > 0,05). Hal ini berarti H2 ditolak, maka ROA berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang.Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Harjanti dan Tandelilin (2007),dimana profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang
.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
3. H3 : Pengaruh KEPINST terhadap kebijakan hutang Hasil uji t untuk variabel Kepemilikan Institusional (KEPINST) menunjukkan nilai t sebesar -0,176 dengan signifikan 0,861 , signifikan nilai t lebih besar dari 0,05 (P > 0,05). Hal ini berarti H3 ditolak, maka KepInst tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang .Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wuryaningsih (2004) , dimana kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang .
4. H4 : Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang . Hasil uji t untuk variabel Ukuran Perusahaan (Size) menunjukkan nilai t sebesar 2,164 dengan signifikan 0,035, signifikan nilai t lebih kecil dari 0,05 (P < 0,05). Hal ini berarti H4 ditolak, maka Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang .Hasil ini
sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh
Manan
(2004),dimana ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang .
2. Uji Analisis Regresi Linier Berganda Analisis linier berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat.Perhitungan statistik dalam statistic dalam analisis linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
menggunakan SPSS 21. Variabel independen dalam penelitian ini adalah GROW (X1), ROA (X2), KepInst (X3), Size (X4) dan Kebijakan hutang (Y). Berdasarkan yang perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 21 dapat dilihat nilai B pada tabel 4.7 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,171 + 0,765 GROW -0,331 ROA -0,040 KEPINST+ 0,087 SIZE + ε Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat dianalisis pengaruh masing-masing variabel independen terhadap Kebijakan Hutang : 1. Nilai konstanta adalah 0,171 menunjukkan bahwa apabila GROW,ROA,KEPINST,dan SIZE bernilai 0, maka kebijakan Hutang akan meningkat sebesar 0,171. 2. Nilai koefisien pertumbuhan perusahaan (GROW) adalah 0,765. Hal ini berarti setiap kenaikan pertumbuhan perusahaan (GROW) 1 persen maka akan meningkatkan kebijakan Hutang sebesar 0,765. 3. Nilai koefisien Profitabilitas (ROA) adalah sebesar -0,031 . Hal ini berarti setiap kenaikan Profitabilitas (ROA) 1 persen maka akan meningkatkan Kebijakan Hutang sebesar 0,031. 4. Nilai koefisien kepemilikan instutisional (KEPINST) adalah sebesar 0,040. Hal ini berarti setiap kenaikan kepemilikan institusional (KEPINST) 1 persen maka akan meningkatkan kebijakan hutang sebesar 0,040.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
5. Nilai koefisien ukuran perusahaan (Size) adalah sebesar 0,087. Hal ini berarti setiap kenaikan current ratio (CR) 1 persen maka akan meningkatkan Kebijakan Hutang sebesar 0,087. F. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji t, ditemukan 2 variabel (Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan ) yang berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang (DER). Sedangkan, untuk variabel
Profitabilitas
dan
Kepemilikan
Institusional
tidak
berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang (DER) pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Secara garis besar, hasil analisis diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Kode H1 H2 H3 H3
UjiHipotesis Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang (DER) Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang (DER) Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang (DER) Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang (DER)
Sumber : Data yang diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kesimpulan Diterima Ditolak Ditolak Diterima
71
1. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang (DER) Hasil pengujian terhadap H1 menunjukkan bahwa Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Hutang (DER). Hasil penelitian ini, konsisten dengan Murni dan Andriana (2007) dan Manan (2004) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaantetap menunjukkan hubungan yang searah dengan kebijakan hutang dimana setiap kenaikan pertumbuhan perusahaan akan menyebabkan kenaikan kebijakan hutang. Perusahaan yang sedang tumbuh akan membutuhkan banyak dana.Salah satu cara untuk mendapatkan dana yaitu dengan menggunakan hutang.Oleh karena itu,perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang untuk menjalankan kegiatan operasionalnya . 2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang (DER) Hasil pengujian terhadap H2 menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan Harjanti dan Tandelin (2007) dan Indahningrum dan Handayani (2009) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang . Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan Sugiarto dan Budhjiono (2007) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap Kebijakan hutang. Hasil ini menunjukan profitabilitas erat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
kaitanya dengan kebijakan hutang semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin rendah kebijakan hutangnya, karena perusahaan ingin mengembangkan perusahan dengan potensi profitabilitas yang tinggi tapi menghindari atau menurunkan risiko hutang dengan menurunkan pendanaan dari hutang dan meningkatkan sumber pendanaan sesuai dengan pecking order theory dari laba ditahan dulu yaitu dari akumulasi profit tahun sebelumnya. 3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan hutang (DER) Hasil pengujian terhadap H3 menunjukkan bahwa Kepemilikan institusionaltidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan Wuryaningsih (2004) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.Semakin tinggi kepemilikan institusional maka keberadaan investor institusional untuk memonitoring perilaku manajemen akan semakin efektif.Adanya monitoring yang efektif oleh investor institusional menyebabkan penggunaan hutang turun,karena peranan hutang sebagai salah satu alat monitor agency cost sudah diambil alih oleh institusional . Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan
Setiawan
(2008)
yang
menyatakan
bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
4. Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap Kebijakan hutang (DER) Hasil pengujian terhadap H4menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan Manan (2004) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan Margareta dan Ramadhan (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat penjualan suatu perusahaan menjadi indikator penentu utama kebijakan hutang perusahaan, karena jika pertumbuhan penjualan tinggi maka membutuhkan pendanaan hutang untuk perluasan pasar & operasionalnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/