BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran Umum Selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2011 sampai dengan 2012 ,
jumlah perusahaan yang mengumumkan pembagian dividen adalah sebanyak 231 perusahaan untuk tahun 2011 dan 218 perusahaan untuk tahun 2012. Dari total seluruh perusahaan yang melakukan pengumuman dividen tersebut , perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam tahun 2011 adalah sebanyak 164 perusahaan yang terdiri dari 103 perusahaan yang masuk kedalam DES dan 61 perusahaan yang tidak masuk dalam DES dan ditahun 2012 sebanyak 159 perusahaan yang terdiri dari 116 perusahaan yang masuk kedalam DES dan 43 perusahaan yang tidak masuk kedalam DES . Tabel 4.1. Jumlah Perusahaan Sampel yang Melakukan pengumuman dividen tahun 2011-2012
48
Kriteria perusahaan yang bisa dijadikan sampel adalah perusahaan yang tidak melakukan corporate action lain seperti merger,stocksplit,dan lain-lain serta perusahaan yang data tanggal pengumuman dividen dapat diidentifikasi dengan jelas. Pengujian dilakukan untuk menganalisa reaksi pasar modal terhadap pengumuman dividen .Reaksi pasar sendiri dapat dilihat melalui perubahan abnormal returnnya. Peneliti membagi reaksi pasar kedalam 2 kelompok saham yaitu kelompok saham syariah dan kelompok saham konvensional. B.
Statistika Deskriptif Uji statistika deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
variable yang diteliti, dalam table statistika deskriptif informasi mengenai variable yang diteliti berupa nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasinya dapat diketahui dengan jelas. Analisis statistika deksriptif dalam penelitian ini untuk Return saham syariah dilihat dari Average Abnormal Return (AAR) sebelum dan sesudah pengumuman
dividen,
begitupula
untuk
variabel
saham
konvensional
menggunakan Average Abnormal Return (AAR) sebelum dan sesudah pengumuman dividen. Hasil dari statistika deksriptif ini selengkapnya disajikan dalam table dibawah ini :
49
Tabel 4.2. Hasil Statistika Deskriptif AAR saham syariah
Sumber : Hasil pengujian peneliti
Berdasarkan tabel 4.2 Selama tahun 2011 dan 2012 terdapat 219 pengumuman dividen yang sahamnya termasuk kedalam kelompok saham syariah . Dari hasil pengujian statistika deskriptif tabel di atas dapat dilihat besarnya nilai minimum AAR saham konvensional sebelum pengumuman dividen adalah sebesar -0.036048 dengan nilai maksimum 0.097358, sedangkan untuk nilai AAR saham syariah setelah pengumuman dividen adalah sebesar -0.066192 untuk nilai minimumnya dan 0.061315 untuk nilai maksimumnya. Nilai Mean merupakan nilai rata-rata dari setiap variable yang diteliti. Untuk saham syariah sebelum peristiwa pengumuman deviden, memiliki nilai mean sebesar 0.00197726 dengan nilai standar deviasi AAR sebesar 0.014155345 dan setelah pengumuman deviden nilai mean saham konvensional terjadi kenaikan menjadi sebesar -0.00272401, dengan nilai standar deviasinya 0.015531104. RataRata abnormal return saham periode sebelum dan setelah pengumuman deviden yang lebih kecil dari nilai standar deviasinya menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan nilai abnormal return saham syariah terhadap nilai rata-ratanya
50
atau sekitar -0.01217808 dan 0.016133 untuk periode sebelum pengumuman deviden, Sedangkan untuk periode setelah pengumuman deviden sekitar 0.018255 dan 0.012807. Selanjutnya dibawah ini disajikan tabel statistika deskriptif untuk saham konvensional : Tabel 4.3. Hasil Statistika Deskriptif AAR saham konvensional
Sumber : Hasil pengujian peneliti
Berdasarkan tabel 4.3 Selama tahun 2011 dan 2012 terdapat 104 pengumuman dividen yang sahamnya termasuk kedalam kelompok saham konvensional . Dari hasil pengujian statistika deskriptif table di atas dapat dilihat besarnya nilai minimum AAR saham konvensional sebelum pengumuman dividen nilai minimum sebesar -0.054710 dengan nilai maksimum 0.036260, sedangkan AAR saham konvensional setelah pengumuman dividen adalah -0.374663 untuk nilai minimumnya dan 0.054444 untuk nilai maksimumnya.
51
Nilai Mean merupakan nilai rata-rata dari setiap variable yang diteliti. Untuk saham konvensional sebelum peristiwa pengumuman deviden, memiliki nilai mean sebesar -0.00220334 dan setelah pengumuman deviden nilai mean saham konvensional terjadi kenaikan menjadi sebesar -0.374663. hal ini menggambarkan peristiwa pengumuman deviden menyebabkan reaksi dalam abnormal return saham konvensional. Nilai standar deviasi menunjukkan keheterogenan yang terjadi dalam data yang diteliti. Besarnya nilai standar deviasi AAR saham konvensional sebelum pengumuman dividen sebesar 0.012164303 dan untuk setelah pengumumannya sebesar 0.039069312. Rata-Rata abnormal return saham konvensional periode sebelum dan setelah pengumuman deviden yang lebih kecil dari nilai standar deviasinya menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan nilai abnormal return saham konvensional terhadap nilai rata-ratanya atau sekitar -0.014367643 dan 0.009960963 untuk periode sebelum pengumuman deviden, Sedangkan untuk periode setelah pengumuman deviden sekitar -0.413732312 dan -0.335593688.
C.
Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian Sebelum melakukan uji statistik, langkah awal yang harus dilakukan
adalah menguji data yang akan diolah. Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang dilakukan adalah menggunakan uji beda (t-test) untuk sampel yang berhubungan (paired sampel t-test) dan tidak berhubungan (independent t-test). Asumsi yang
52
digunakan untuk penggunaan alat statistik tersebut adalah data haruslah berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas dari data Abnormal return saham syariah dan saham konvensional setelah ex-dividen date menggunakan uji normalitas Kolmogorov smirnov. Langkah selanjutnya adalah menentukan hipotesis pengujiannya : Ho = Data terdistribusi normal Ha = Data tidak terdistribusi normal Dengan tingkat signifikasin 0.05, maka Jika signifikansi > 0.05, maka Ho diterima atau data tersebut terdistribusi normal, sebaliknya jika signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak atau data tersebut tidak terdistribusi normal. Berikut ini hasil pengujian normalitas data abnormal return selama 7 hari pengamatan saham syariah dan konvensional.
53
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas One Sampel Kolmogorov Smirnov Test Saham Konvensional dan Saham Syariah
Tabel 4.4 di atas menunjukkan rata-rata abnormal return selama 6 hari pengamatan (3 hari sebelum dan 3 hari setelah pengumuman deviden) terdistribusi secara normal dengan probabilitas signifikansi sebesar 0.183 untuk saham konvensional dan 0.200 untuk saham syariah yang bernilai diatas 0.05. hal ini berarti hipotesis 0 gagal ditolak.
D.
Pengujian Hipotesis
1.
Pengujian Hipotesis Pertama Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah yaitu menguji perbedaan
abnormal return sebelum dan sesudah ex-dividen date pada kelompok saham syariah dan saham konvensional. Hipotesis pertama dilakukan untuk mengetahui
54
apakah terdapat reaksi pasar yang ditunjukkan dengan perbedaan abnormal return sebelum dan setelah pengumuman deviden dengan periode pengamatan 6 hari diseputar ex-deviden data yaitu 3 hari sebelum dan 3 hari setelah ex-deviden date. Pengujian hipotesis pertama dilakukan kepada kelompok saham syariah, yaitu sebanyak 219 sampel. Hasil pengujian digunakan untuk menarik kesimpulan apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak pada rata-rata abnormal return sebelum dan setelah ex-deviden date pada saham syariah. Hasil pengujian abnormal return dengan menggunakan paired sampel ttest untuk saham syariah dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 4.5. Hasil Pengujian AAR Dengan Paired Sampel T-test Sebelum dan Sesudah Ex-deviden Date Saham Syariah
Tabel 4.5 menyajikan ringkasan hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan paired sampel t-test pada periode pengamatan sebelum dan setelah ex-deviden date. Rata-Rata abnormal return sebelum dan setelah ex-deviden date yaitu sebesar 0.004701276 dengan standart deviasi sebesar 0.001344190 , t-hitung sebesar 3.497 dengan signifikansi sebesar 0.001. Oleh karena nilai signifikansi
55
0.001 < 0.05 , maka hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelah ex-dividen date pada kelompok saham syariah diterima. Dengan demikian, hipotesis 1a terbukti kebenarannya. Pengujian kepada kelompok saham konvensional , yaitu sebanyak 104 sampel. Hasil pengujian digunakan untuk menarik kesimpulan apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak pada rata-rata abnormal return sebelum dan setelah ex-deviden date pada saham konvensional. Pengujian kelompok saham konvensional ditunjukkan oleh tabel berikut : Tabel 4.6. Hasil Pengujian AAR Dengan Paired Sampel T-test Sebelum dan Sesudah Ex-deviden Date Saham Konvensional
Tabel 4.6 menyajikan ringkasan hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan paired sampel t-test pada periode pengamatan sebelum dan setelah ex-deviden date. Rata-Rata abnormal return sebelum dan setelah ex-deviden date yaitu sebesar 0.001023574 dengan standart deviasi sebesar 0.39772111 , t-hitung sebesar 0.262 dengan signifikansi sebesar 0.793. Oleh karena nilai signifikansi 0.793 > 0.05 , maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
56
abnormal return sebelum dan setelah ex-dividen date pada kelompok saham konvensional ditolak. Dengan demikian, hipotesis 1b tidak terbukti kebenarannya. 2.
Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua ini adalah untuk menguji perbedaan reaksi pasar
sebelum ex-dividen date antara saham syariah dan saham konvensional. Untuk menguji hipotesis ini , data yang digunakan adalah AAR sebelum pengumuman ex-deviden date sampai dengan event date. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 4.7. Hasil independent Sample Test AAR Saham Syariah dan Saham Konvensional
Hasil pengujian independent sample test untuk menguji apakah terdapat perbedaan reaksi pasar antara saham syariah dan saham konvensional. Pada kolom Levene’s Test menunjukkan bahwa F hitung untuk AAR signifikan pada α = 5% (sig. = 0.774 > 0.05) sehingga kedua kelompok memiliki varian yang sama atau
57
data bersifat homogen. Pada tabel tersebut didapat nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.000 , oleh karena nilai Sig < 0.05 , maka hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan reaksi pasar antara saham syariah dan saham konvensional diterima, dan terbukti kebenarannya.
E.
Pembahasan
1.
Hipotesis 1 Untuk menguji apakah terdapat reaksi pasar yang ditunjukkan oleh
perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah ex-deviden date pada kelompok saham syariah selama periode jendela 3 hari sebelum (-3) dan 3 hari setelah (+3) ex-deviden date disajikan dalam grafik 4.8.
58
Tabel 4.8. Grafik Pergerakan AAR Saham Syariah
Dari grafik 4.8 di atas terlihat bahwa AAR saham syariah pada hari ke -3,2,-1,+2 dan +3 menunjukkan abnormal return yang positif , yang dapat diartikan sebagai para investor memperoleh return saham yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Sebaliknya pada hari ke 0 dan +1 abnormal return bernilai negatife yang berarti para investor mendapatkan return yang lebih rendah dari yang diharapkan. Abnormal return yang bernilai positif disekitar periode pengamatan terutama sebelum ex-deviden terjadi karena pasar bereaksi secara positif terhadap pengumuman deviden. Sesuai teori signal yang menyatakan bahwa manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap adanya event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi. (Nur 2004, dalam Muhithoh 2012 ). Abnormal
59
return yang positif dapat dibaca sebagai keadaan dimana para investor memperoleh return yang lebih tinggi dari yang diharapkan, Hal lainnya yang menjelaskan adanya Abnormal return yang bernilai positif adalah para investor bereaksi secara positif terhadap pengumuman deviden ini dengan membuat keputusan untuk membeli saham sebelum ex-deviden date agar mendapatkan keuntungan dari deviden yang dibagikan, sehingga terjadi banyaknya demand dan sedikitnya supply karena para investor enggak menjual sahamnya sebelum exdeviden date karena beresiko kehilangan return dari pembagian deviden. Hasil uji statistik untuk saham-saham syariah membuktikan bahwa adanya perbedaan secara signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah exdeviden date mengindikasi bahwa informasi pengumuman deviden membawa reaksi bagi pasar . Selanjutnya untuk pengujian apakah terdapat reaksi pasar yang ditunjukkan oleh perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah ex-deviden date pada kelompok saham konvensional selama periode jendela 3 hari sebelum (3) dan 3 hari setelah (+3) ex-deviden date disajikan dalam grafik 4.9 .
60
Tabel 4.9. Grafik Pergerakan AAR Saham Konvensional
Dari grafik 4.9 di atas dapat dikatakan bahwa rata-rata abnormal return yang terjadi adalah bernilai negatif yaitu pada hari ke -3,-1,0, dan +3 dan pada hari ke -2, +1 dan +2 AAR yang terjadi adalah bernilai positif. Abnormal return yang negative dapat diartikan sebagai para investor memperoleh return saham yang lebih kecil dari yang diharapkan. Terjadinya abnormal return yang bernilai negatif mengindikasi bahwa pasar bereaksi negatif terhadap pengumuman dividen yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sahamnya termasuk dalam saham konvensional. Sehingga para investor menganggap sinyal tersebut merupakan sinyal bad news yang tidak membawa pengaruh apapun dalam keputusan investasi mereka.
61
Sesuai dengan penjelasan diatas, maka hasil uji statistik untuk saham konvensional ini adalah tidak ada perbedaan secara signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah ex-deviden date. Terdapatnya perbedaan hasil antara kelompok saham syariah dan konvensional menunjukkan bahwa sebagian investor menyukai dividen dengan mereaksi positif terrhadap pengumuman dividen hal ini dibuktikan dengan hasil hipotesis 1a dan sebagian investor tidak menyukai dividen dengan mereaksi negatif terhadap pengumuman dividen sesuai dengan hasil hipotesis 1b. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan, jelas terlihat bahwa Kelompok saham syariah adalah saham yang bereaksi terhadap pengumuman deviden. Saham syariah merupakan produk baru dari BEI dan kenyataannya saham syariah semakin diminati investor Indonesia. Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’aruf amin
menyebutkan bahwa pada tahun 2012 saham syariah
tercatat sebanyak 302 atau 62 persen dari seluruh saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan kinerja saham syariah saat ini lebih mengungguli dibandingkan dengan konvensional. Pada kelompok saham syariah, investor bereaksi sesuai dengan teori sinyal (signaling theory) yaitu pasar atau investor percaya bahwa hanya emiten yang mempunyai prospek yang baik yang mampu menghasilkan laba dimasa depan saja yang dapat membayar dividen. Karena para investor percaya bahwa pembayaran dividen adalah perusahaan yang berprospek, maka mereka mereaksi pengumuman dividen ini dengan positif.
62
2.
Hipotesis 2 Pengujian perbedaan reaksi pasar antara saham syariah dan saham
konvensional terhadap pengumuman deviden akan digambarkan dengan grafik 4.10 seperti dibawah ini.
Tabel 4.10. Grafik Pergerakan AAR Saham Syariah dan Konvensional
Berdasarkan grafik pergerakan AAR diatas sudah jelas terlihat bahwa adanya perbedaan AAR antara saham syariah dan saham konvensional. Jika pada saham syariah AAR bernilai positif , sebaliknya pada saham konvensional AAR bersifat fluktuatif. Pada pengujian statistika hasil yang didapatpun menyatakan terdapat perbedaan reaksi pasar pada saham syariah dan saham konvensional
63
dalam menanggapi pengumuman deviden yang dilakukan perusahaan. Jika pada saham syariah pasar bereaksi positif terhadap sinyal pengumuman dividen tetapi saham konvensional tidak bereaksi terhadap sinyal pengumuman deviden.
Tabel 4.11. Statistika Deskriptif AAR Saham Syariah dan Saham Konvensional Sebelum Ex-dividen Date
Kemudian berdasarkan hasil analisa deskriptik, Rata-rata (Mean) Saham Syariah adalah -0.00086029 lebih tinggi dari nilai Rata-rata (Mean) Saham Konvensional. Sehingga bisa diartikan bahwa Saham syariah lebih bereaksi terhadap pengumuman dividen dibandingkan dengan saham konvensional. Perbedaan reaksi pasar ini bisa terjadi karena adanya dominasi perdagangan di pasar modal oleh saham syariah sehingga reaksi investor pada saham syariah lebih terlihat perbedaannya dibandingkan pada saham konvensional.
64
65