BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian
1.
Tempat dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data guna penyusunan skripsi, penulis mengambil
tempat penelitian pada PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera Fasteners Jl. Kapuk Kamal Raya No. 170 Kapuk Muana Penjaringan, Jakarta Utara. PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera Fasteners Jakara merupakan perusahaan nomor satu di indonesia dalam distribusi mur dan baut. Perjalanan sukses AJBS FASTENERS sebagai perusahaan modern yang bergerak di trading industry yang menyediakan Perlengkapan dan Peralatan Pendukung Industri yaitu Bolt and Nut, dimulai dari sebuah toko yang menjual mur dan baut di Jl. Pegirikan pada Tahun 1966 oleh Bapak Sutikno Angdy. Karena perkembangan yang baik, dirasa perlu untuk menambah luasan tempat usaha, sehingga pada tahun 1987 toko tersebut berpindah dari tempat sebelumnya ke Jl. Raden Saleh. Di bawah pengelolaan generasi kedua yang terdiri dari Bapak Suhartono, Bapak Lokman Soejono Angdy, dan Bapak H. Ali Suseno Andy, bisnis tersebut mengalami perkembangan yang pesat. Untuk mengelola perkembangan bisnis ini, maka pada tahun 1994, dibentuklah PT. Aneka Jaya Baut Sejahtera sebagai sebuah perusahaan distribusi mur dan baut yang secara khusus
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
merupakan channel distribution dari pabrik mur dan baut PT. Sepanjang Baut Sejahtera yang merupakan group dari AJBS. Semakin terbukanya pasar industri fasteners baik di tingkat nasional maupun internasional, dengan membawa brand AJBS FASTENERS, upaya-upaya strategis dilakukan untuk menjadi salah satu market leader di industri fasteners Indonesia. Dibawah nama perusahaan yang baru yaitu PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera (7 Juni 2014), AJBS FASTERNERS
melakukan langkah-langkah
strategis dengan peningkatan kualitas layanan; penerapan teknologi modern dalam sistem pengelolaan yang terintegrasi Microsoft GP mulai dari warehouse, distribusi, customer handling, dan office management. Saat ini AJBS FASTENERS memiliki warehouse modern seluas 10.000 m2 dengan luas 5000 m2 untuk storage dengan sistem palletizes 5 storey racking, dan selebihnya untuk jalur pendistribusian melalui crane system yang memudahkan dan mempercepat proses pendistribusian. Pengembangan international partnership dilakukan AJBS FASTENERS dengan menjadi The Sole Agent PATTA International untuk Indonesia. AJBS FASTENERS juga mengembangkan beberapa merek, yaitu BDS, SKY, FastFIX, 3A, YFS, Kuda Mas. PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera mempunyai visi untuk menjadi perusahaan distributor perlengkapan dan peralatan pendukung industri yaitu bolts and nuts yang utama dan terpercaya di pasar Nasional. Sedangkan misi PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
1.
Fokus terhadap pemberian solusi seluruh kebutuhan pelanggan akan perlengkapan dan peralatan pendukung industri : bolts & nuts melalui penyediaan produk dan service yang berkualitas.
2.
Membangun reputasi perusahaan berdasar pada kepercayaan
3.
Pengembangan yang berkelanjutan berbasis pada sikap kreatif dan inovatif melalui penerapan teknologi dan quality management.
4.
Market oriented untuk membangun keunggulan kompetitif dalam jangka panjang sesuai dengan tantangan dan peluang pasar nasional maupun internasional. Proses ini membutuhkan waktu untuk penelitian sejak September sampai
Januari 2016.
2.
Karakteristik Profil Responden Untuk mendapatkan gambaran umum responden yang lebih jelas disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini : a.
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Laki-Laki 75 85,2 85,2 85,2 Valid Wanita 13 14,8 14,8 100,0 Total 88 100,0 100,0 Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner Berdasarkan hasil tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 75 responden atau sebesar 85% sedangkan jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 responden atau sebesar 15%. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawa di PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera Fasteners Jakarta lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki. b.
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Deskripsi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency
Usia Percent
21-25 15 17,0 26-30 53 60,2 Valid 31-35 19 21,6 >36 1 1,1 Total 88 100,0 Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Valid Percent 17,0 60,2 21,6 1,1 100,0
Cumulative Percent 17,0 77,3 98,9 100,0
50
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa jumlah responden yang kurang dari 20 tahun sebanyak 0 responden atau 0%, responden yang berusia antara 21 sampai 25 sebanyak 15 responden atau 17%, lalu yang berusia 26 sampai 30 tahun sebanyak 53 responden atau 60%, usia 31 sampai 35 tahun sebanyak 19 responden atau 22%, dan usian lebih dari 36 tahun sebanyak 1 responden atau 1%. Dengan demikian, berdasarkan usia karyawan pada PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera Fasteners Jakarta adalah sebagian besar berusia antara 26 sampai 30 tahun dengan persentase 60%. c.
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada
Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Frequency Percent SMA Diploma (D1-D3) Valid Sarjana S1 Magister (S2)
51 14 22 1
58,0 15,9 25,0 1,1
Total 88 100,0 Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Valid Cumulative Percent Percent 58,0 58,0 15,9 73,9 25,0 98,9 1,1 100,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja di PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera Fasteners Jakarta lebih banyak berpendidikan SMA yaitu sebanyak 51 Responden atau 58%, karyawan yang berpendidikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
diploma (D1-D3) yaitu sebanyak 14 responden atau 16 %, karyawan yang berpendidikan sarjana (S1) yaitu sebanyak 22 responden atau 25% dan yang terendah adalah berpendidikan magister (S2) yaitu sebanyak 1 responden atau 1%. d.
Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada
Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Frequency Percent 0-3 3-6 Valid 6-10
28 25 34
31,8 28,4 38,6
>10 1 1,1 Total 88 100,0 Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Valid Percent 31,8 28,4 38,6
Cumulative Percent 31,8 60,2 98,9
1,1 100,0
100,0
Dari Tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa karyawan yang memiliki masa kerja 0 sampai 3 tahun sebanyak 28 responden atau 32%, karyawan dengan masa kerja 3 sampai 6 tahun sebanyak 25 responden atau 28%, karyawan dengan masa kerja 6 sampai 10 tahun sebanyak 34 responden atau 39%, sedangkan karyawan dengan masa kerja lebih dari 10 tahun hanya 1 responden atau 1%. Dengan demikian sebagian besar karyawan yang bekerja di PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera Fasteners Jakarta memiliki masa kerja 6 sampai 10 tahun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
B.
Statistik Deskriptif Jawaban Responden Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Jawaban Responden Descriptive Statistics N Minimum Maximum
Pelatihan 88 15,00 Instruktur 88 2,00 Peserta 88 2,33 Materi 88 2,33 Metode Pelatihan 88 3,00 Fasilitas 88 2,67 Disiplin 88 6,67 Disiplin Preventif 88 3,00 Disiplin Korektif 88 3,33 Kinerja Karyawan 88 7,25 Aspek Kuantitatif 88 3,00 Aspek Kualitatif 88 3,50 Valid N (listwise) 88 Sumber : Data Penelitian Diolah (2015)
Mean
23,33 19,7043 5,00 4,2081 5,00 3,9210 5,00 3,7955 4,67 3,7269 5,00 4,0530 10,00 8,5533 5,00 4,3070 5,00 4,2467 10,00 8,6506 5,00 4,3125 5,00 4,3381
Std. Deviation 1,65383 ,55264 ,64541 ,65631 ,52241 ,47650 ,89690 ,50398 ,50649 ,75956 ,47381 ,40832
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, variabel pelatihan beserta dimensinya, nilai minimum ada pada dimensi metode pelatihan dengan rata-rata 3,7269 sedangkan nilai maksimum ada pada dimensi instruktur dengan rata-rata 4,2081. Pada variabel disiplin kerja nilai minimun terdapat pada dimensi disiplin korektif dengan rata-rata 4,3467, sedangkan nilai maksimum terdapat di dimensi disiplin preventif dengan rata-rata 4,3070. Untuk variabel kinerja karyawan nilai minimum terdapat di dimensi kuantitatif dengan rata-rata 4,3125, dan nilai maksimum terdapat pada dimensi kualitatif dengan rata-rata 4,3381.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
C.
Hasil Uji Kualitas Data
1.
Hasil Uji Validitas
a.
Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Pelatihan (X1) Uji validitas terhadap variabel pelatihan yang dilakukan pada 88 responden
dengan jumlah indikator sebanyak 15. Hasil uji validitas diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan Pertanyaan
Pearson Correlation (r-hitung)
r-tabel
Keterangan
Pertanyaan 1
0,512**
0,1765
VALID
Pertanyaan 2
0,289**
0,1765
VALID
Pertanyaan 3
0,194*
0,1765
VALID
Pertanyaan 4
0,504**
0,1765
VALID
Pertanyaan 5
0,475**
0,1765
VALID
Pertanyaan 6
0,506**
0,1765
VALID
Pertanyaan 7
0,488**
0,1765
VALID
Pertanyaan 8
0,326**
0,1765
VALID
Pertanyaan 9
0,564**
0,1765
VALID
Pertanyaan 10
0,233*
0,1765
VALID
Pertanyaan 11
0,542**
0,1765
VALID
Pertanyaan 12
0,383**
0,1765
VALID
Pertanyaan 13
0,294**
0,1765
VALID
Pertanyaan 14
0,246*
0,1765
VALID
Pertanyaan 15
0,314**
0,1765
VALID
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas untuk uji validitas terhadap variabel pelatihan dapat dilihat bahwa pearson correlation (r-hitung) hasilnya lebih besar dari tabel rtabel yaitu 0,1765. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013).
b.
Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Disiplin Kerja (X2) Uji validitas terhadap variabel disiplin kerja yang dilakukan pada 88
responden dengan jumlah indikator sebanyak 6. Hasil uji validitas diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja Pertanyaan
Pearson Correlation (r-hitung)
r-tabel
Keterangan
Pertanyaan 1
0,547**
0,1765
VALID
Pertanyaan 2
0,652**
0,1765
VALID
Pertanyaan 3
0,616**
0,1765
VALID
Pertanyaan 4
0,649**
0,1765
VALID
Pertanyaan 5
0,618**
0,1765
VALID
Pertanyaan 6
0,712**
0,1765
VALID
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS 21 Berdasarkan Tabel 4.7 diatas untuk uji validitas terhadap variabel dsiplin kerja dapat dilihat bahwa pearson correlation (r-hitung) hasilnya lebih besar dari tabel r-tabel yaitu 0,1765. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
c.
Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) Uji validitas terhadap variabel pelatian yang dilakukan pada 88
responden dengan jumlah indikator sebanyak 8. Hasil uji validitas diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Valditas Variabel Kinerja Karyawan Pertanyaan
Pearson Correlation (r-hitung)
r-tabel
Keterangan
Pertanyaan 1
0,634**
0,1765
VALID
Pertanyaan 2
0,561**
0,1765
VALID
Pertanyaan 3
0,606**
0,1765
VALID
Pertanyaan 4
0,568**
0,1765
VALID
Pertanyaan 5
0,535**
0,1765
VALID
Pertanyaan 6
0,541**
0,1765
VALID
Pertanyaan 7
0,470**
0,1765
VALID
Pertanyaan 8
0,503**
0,1765
VALID
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS 21 Berdasarkan Tabel 4.8 diatas untuk uji validitas terhadap variabel kinerja karyawan dapat dilihat bahwa pearson correlation (r-hitung) hasilnya lebih besar dari tabel r-tabel yaitu 0,1765. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
2.
Hasil Uji Reliabilitas Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas
No
Cronbach’s
Variabel
Alpha
Keterangan
1
Pelatihan (X1)
0,626
RELIABLE
2
Disiplin Kerja (X2)
0,693
RELIABLE
3
Kinerja Karyawan (Y)
0,676
RELIABLE
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21 Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, terbukti bahwa untuk masing-masing variabel penelitian baik variabel dependen maupun variabel independen, masing-masing angka Cronbach’s Alfa > 0,60. Apabila nilai Cronbach’s Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,60 maka butir pertanyaan dalam instrumen tersebut dianggap reliable atau dapat diandalkan (Ghazali, 2006).
D.
Hasil Uji Asumsi Klasik
1.
Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dan jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 213).
Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS 21 Gambar 4.1 Grafik Normal Plot Gambar 4.1 Grafik Normal Plot diatas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis dan mengikuti arah garis diagonal, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi secara normal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-Sminov (K-S). Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 88 Mean 0,0000000 a,b Normal Parameters Std. 2,62221825 Deviation Absolute 0,049 Most Extreme Positive 0,039 Differences Negative -0,049 Kolmogorov-Smirnov Z 0,460 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,984 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS 21 Berdasarkan Tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa nilai KolmogorovSmirnov Z sebesar 0,460 dengan taraf signifikansi 98,4%. Kriteria pengujian untuk dinyatakan berdistribusi normal, jika taraf signifikansinya lebih besar dari 0,05 (5%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai residual telah memenuhi asumsi berdistribusi normal. Dilihat dari hasil grafik normal plot dan uji statistik non-parametik Kolmogorov Smirnow dapat semakin mempertegas bahwa asumsi normalitas data terpenuhi dalam model regresi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
2.
Hasil Uji Multikolonieritas Pengujian ini menggunakan uji VIF (variance inflation factor). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10, dan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013). Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics Tolerance VIF
Model
(Constant) 1 Pelatihan Disiplin Kerja Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS 21
0,988 0,988
1,012 1,012
Berdasarkan Tabel 4.11 hasil pengolahan data uji multikolinearitas dengan menggunakan SPSS 21 terlihat bahwa nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada kolerasi yang kuat antar variabel independen. Perhitungan VIF juga menunjukkan tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian, tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
3.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
heteroskedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali, 2013).
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 21 Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS 21, grafik scatterplots menunjukkan bahwa tidak membentuk pola yang teratur serta titik-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
titiknya menyebar secara acak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
E.
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4.12 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model
1 a.
(Constant) Pelatihan Disiplin Kerja
Unstandardized Coefficients B Std. Error 14,850 4,598 0,089 0,058 0,564 0,106
Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 21
Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa rumusan persamaan regresi linier berganda untuk variabel independen (pelatihan dan disiplin kerja) terhadap variabel dependen (kinerja karyawan) sebagai berikut : Y = 14,850 + 0,89 X1 + 0,564 X2 Hasil perhitungan analisis mengidentifikasi bahwa nilai konstanta sebesar 14,850 menunjukkan besarnya kinerja karyawan yang tidak dipengaruhi oleh pelatihan dan disiplin kerja. Artinya jika pelatihan dan disiplin kerja sama dengan nol, maka kinerja karyawan akan sebesar 14,850. Nilai koefisien regresi pelatihan sebesar 0,089 menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif pelatihan terhadap kinerja karyawan. Artinya setiap kenaikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
sebesar satu satuan (semakin baik) pada pelatihan, maka kinerja karyawan pada PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera Fasteners Jakarta akan naik sebesar 0,089, dalam kondisi disiplin kerja tetap atau tidak berubah. Nilai koefisien regresi disiplin kerja sebesar 0,564 menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Artinya setiap kenaikan sebesar satu satuan (semakin tinggi) pada disiplin kerja, maka kinerja karyawan pada PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera Fasteners Jakarta akan naik sebesar 0,564, dalam kondisi pelatihan tetap atau tidak berubah.
F.
Hasil Uji Hipotesis
1.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Mode l 1
Model Summaryb R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 0,505 0,255 0,238 2,653
a. Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Pelatihan b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 21
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa besarnya nilai Adjusted R2 adalah 0,238 hal ini berarti 23,8% variasi kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
variasi dari kedua variabel independen (pelatihan dan disiplin kerja), sedangkan sisanya 76,2% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model. 2.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F
Model
1
Regression Residual Total
Sum of Squares 204,865 598,214 803,080
ANOVAa df 2 85 87
Mean Square 102,433 7,038
F 14,555
Sig. 0,000b
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan b. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Pelatihan Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21 Dari hasil uji F diatas dijelaskan bahwa nilai F adalah 14,555 dengan signifikansi 0,000. Karena signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja karyawan, atau dapat dikatakan bahwa pelatihan dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
3.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan bahwa seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Apakah variabel indepenen berpengaruh secara nyata atau tidak.
Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 14,850 4,598 0,089 0,058 0,146 0,564 0,106 0,499
Model
(Constant) Pelatihan 1 Disiplin Kerja a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
t
3,230 1,549 5,305
Sig.
0,002 0,125 0,000
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21 a.
Uji Hipotesis pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan
Hipotesis : H0 = Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan. Ha = Secara parsial ada pengaruh signifikan variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan. Dengan cara pengampilan keputusan : Jika nilai signifikan > 0,05, maka H0 diterima Jika nilai signifikan < 0,05, maka H0 ditolak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dijelaskan hasil dari beta untuk variabel pelatihan adalah 0,089 dan nilai signifikansi sebesar 0,125 atau lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, maka dapat dinyatakan secara parsial bahwa ada pengaruh positif namun tidak signifikan antara pelatihan dengan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian Hariani, et al. (2015) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh postif dan signifikan antara pelatihan dengan kinerja karyawan. Penelitian ini mendukung dengan penelitiaan yang dilakukan oleh Hidayat pada tahun 2015 yang menjelaskan bahwa pelatihan secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
b.
Uji Hipotesis pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Hipotesis : H0 = Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan. Ha = Secara parsial ada pengaruh signifikan variabel pelatihan terhadap kinerja karyawan. Dengan cara pengampilan keputusan : Jika signifikan > 0,05, maka H0 diterima Jika signifikan < 0,05, maka H0 ditolak.
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat hasil dari beta untuk variabel disiplin keeja adalah 0,564 dan nilai signifikan sebesar 0,000 atau < 0,05 atau H0 ditolak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan secara parsial ada pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
G.
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat menunjukkan bahwa
secara parsial (individu) variabel pelatihan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 1.
Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan PT Andhika Jana Bhumi
Sejahtera Fasteners Jakarta dapat dijelaskan berdasarkan hasil hipotesis menunjukkan bahwa diperoleh nilai signifikansi 0,125 lebih besar dari toleransi kesalahan yaitu 0,05 dan besarnya t sebesar 1,549. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan secara parsial berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa skor tertinggi terdapat pada dimensi instruktur. PT. Andhika Jana Bhui Sejahtera Fastners Jakarta dalam melaksanakan pelatihan untuk karyawan bagian warehouse mengenai cara penerimaan barang dari supplier dan pengeluaran barang dengan menggunakan mesin barcode. Selain itu, terdapat pelatihan untuk karyawan bagian warehouse admin mengenai sistem yang digunakan dalam penginputan penerimaan barang maupun pengeluarannya. Dengan semua pelatihan tersebut, PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera Fastners Jakarta telah menunjuk instruktur yang tepat dan mempunyai keterampilan untuk memberikan pelatihan kepada karyawan sehingga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
dapat meningkatkan kinerjanya. Skor terendah terdapat pada dimensi metode pelatihan. Metode pelatihan yang digunakan pada PT. Andhika Jana Bhumi Sejahtera Fasteners adalah praktek langsung atau On The Job. Dimana metode pelatihan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan pekerjaan karyawannya. Karena metode ini dilakukan untuk karyawan lama maupun baru yang bekerja dalam bidang produksi maupun pemasaran, karen membutuhkan kemampuan teknis dan lapangan. Seharusnya pelatihan diadakan di dalam ruang kelas dengan kebutuhan atau macam pekerjaan yang sama dengan waktu yang sama pula. Menurut Ismail dalam Triasmoko, et al (2014), pemilihan metode pelatihan sangat berpengaruh langsung terhadap keberhasilan suatu pelatihan. Dengan memilih metode pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan karyawannya dapat meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian Hariani, et al (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh postif dan signifikan antara pelatihan dengan kinerja karyawan. Penelitian ini mendukung dengan yang dilakukan oleh Hidayat pada tahun 2015 yang menjelaskan bahwa pelatihan secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. 2.
Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil penelitian bahwa variabel disiplin kerja secara parsial
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebsar 0,000 lebih kecil dari toleransi kesalahaan yaitu 0,05 dan nilai t sebesar 5,305. Dengan demikian dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
disimpulkan bahwa disiplin kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa skor tertinggi terdapat pada dimensi disiplin preventiv, yang menunjukkan bahwa perusahaan selalu mengupayakan agar karyawan selalu mengikuti dan mematuhi pedoman dan aturan aturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. PT. Andika Jana Bhumi Sejahtera Fasteners Jakarta juga sudah menggunakan konsep absensi dengan fingerprint. Dengan menggunakan konsep fingerprint ini perusahaan sudah mengupayakan agar karyawannya bisa berdisiplin diri. Konsep ini akan mencatat waktu kedatangan maupun kepergiaan dari karyawan tersebut. Dengan begitu, setiap karyawan yang terlambat ke tempat kerja, akan langsung tercatat pada database secara akurat. Skor terendah terdapat pada dimensi disiplin korektif. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum maksimal dalam menyatukan karyawan dengan peraturan yang berlaku pada perusahaan dan perusahaan juga harus bisa mengoreksi perilaku karyawan yang dinilai tidak tepat, seperti kurang termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mahardikawanto (2013) yang menjelaskan bawha disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar kesadaran karyawan akan disiplin kerja maka kinerja karyawan tersebut akan meningkat pula.
http://digilib.mercubuana.ac.id/