perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari beberapa referensi sejenis
yang membahas mengenai faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek. Elemen keterlambaatan proyek berjumlah 8 (delapan) dan setiap elemen terdiri dari beberapa variabel sebagai penjelas.Jumlah total variabel adalah 29 (dua puluh Sembilan). Untuk memudahkan pembacaan masing-masing variabel diberi kode. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Elemen Faktor Keterlambatan Proyek
Variabel Faktor Keterlambatan Proyek
Faktor yang berhubungan dengan perubahan oleh owner Terjadinya perubahan desain oleh owner Perubahan pekerjaan structural, ME, plumbing oleh owner Faktor perubahan oleh owner Perubahan spesifikasi oleh owner pada saat proyek masih berlangsung Pekerjaan tambahan oleh owner Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor Kekurangan bahan konstruksi Keterlambatan pengiriman bahan Kerusakan bahan ditempat penyimpanan Faktor bahan (material) Kelangkaan karena material tertentu Ketidaktepatan waktu pemesanan Kesalahan pengelolaan material Kekurangan tenaga kerja Faktor tenaga kerja (man power) Kemampuan tenaga kerja Pengalaman tenaga kerja Kerusakan peralatan Kekurangan peralatan Faktor peralatan (equipment) Keterlambatan pengiriman peralatan Produktivitas peralatan 41
Kode
01 02 03 04 A1 A2 A3 A4 A5 A6 B1 B2 B3 C1 C2 C3 C4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Elemen Faktor Keterlambatan Proyek
Variabel Faktor Keterlambatan Proyek
Faktor keuangan (financial)
Faktor lingkungan (environment) Faktor perubahan (change) oleh kontraktor
Faktor pekerjaan
Kode
Keterlambatan pembayaran oleh owner Kenaikan harga bahan Faktor sosial dan budaya Pengaruh cuaca pada ativitas konstruksi Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pengerjaan proyek Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana Perubahan metode kerja oleh kontraktor Pelaksanaan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor Kesalahan menginterpretasikan gambar/spesifikasi Pelaksaanaan jadwal proyek yang tidak sesuai Demo pekerja (tenaga/tukang) Kecelakaan kerja
D1 D2 E1 E2 E3 F1 F2 G1 G2 G3 G4 G5
4.1.1 Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode kuesioner dan didukung wawancara langsung dengan responden. Pengambilan data dilakukan terhadap 30 responden berasal dari 6 perusahaan konstruksi di Indonesia, yaitukontraktor tim swakelola proyek Rosalia Indah (divisi proyek), PT. WIKA (PT. Wijaya Karya), Yuni Suparno dan tim (CV. Pelita Kasih), Zainal Arifin dan tim (CV. Mandiri Jaya), Muklisiyata dan tim (CV. Makmur Jaya), dan Tito S. Budi dan tim (CV. Elang Perkasa). Nama, alamat, waktu, dan biaya proyek dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Penelitian Proyek Kontraktor CV. Mandiri Jaya PT. Wijaya Karya Divisi proyek Rosalia Indah CV. Elang Perkasa CV. Pelita Kasih CV. Makmur Jaya
Nama Proyek
Alamat
Pembangunan Hotel Umbulharjo Yogyakarta Pembangunan Ros-In Hotel Yogyakarta Pembangunan Agen Bungurasih Surabaya Pembangunan Agen Karawang Pembangunan Agen Kartasura Pembangunan SPBU Jatisari Tahap 1
Veteran Str, No 180 A, Umbulharjo, Yogyakarta Jl. Lingkar Selatan No. 110, Yogyakarta Jl. Letjen Sutoyo 110 A, Bungurasih-Waru, Surabaya Jl. Inter Change Badami, Karawang Barat Jl. Pangeran Diponegoro No.55, Kartasura Jatisari, Karawang
Waktu 6 bulan, 21 hari 2 tahun, 5 bulan, 21 hari 9 bulan, 24 hari 5 bulan, 23 hari 4 bulan, 24 hari 1 tahun, 9 bulan 3 hari
Biaya Proyek Rp. 2.770.500.000 Rp. 52.347.299.552 Rp. 749.700.000 Rp. 991.400.000 Rp. 1.150.200.000 Rp. 5.252.500.000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Gambaran mengenai kondisi fisik proyek-proyek pada penelitian dapat dilihat pada lampiran-3.Dari hasil kuesioner yang dilakukan selama ±2 bulan, diperoleh data mengenai faktor-faktor keterlambatan proyek di Rosalia Indah Groupdan ±1 bulan dilakukan untuk mengolah hasil data kuesioner.
4.1.2 Data Profil Responden Responden dalam penelitian ini lebih dari 50% berjenis kelamin laki-laki, mungkin dikarenakan banyaknya risiko pekerjaan di proyek yang lebih cocok dikerjakan oleh kaum pria. Usia 46-50 tahun merupakan jumlah umur responden yang paling banyak. Rata-rata pekerja konstruksi adalah lulusan sarjana (S1). Ini membuktikan bahwa pekerja konstruksi memiliki tingkat pendidikan yang bagus. Hal ini dikarenakan untuk mengerjakan proyek tidak hanya diperlukan keahlian khusus, namun juga ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para lulusan S1, khususnya Sarjana teknik sipil dan arsitektur. Sedangkan sebagian lagi sudah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni magister (S2). Oleh karena tingkat pendidikan responden minimal adalah S1, maka pengisian kuesioner mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh responden, serta hasil wawancara sesuai dengan sasaran penelitian. Mayoritas responden sudah bekerja di dunia konstruksi berkisar selama 11-15 tahun. Sehingga pengisian kuesioner diisi oleh responden-responden yang sudah berpengalaman dan ahli di bidang konstruksi. Pengalaman dengan waktu selama itu membawa responden menjadi paham mengenai maksud dan sasaran dalam penelitian sehingga didapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan hasil lapangan proyek-proyek Rosalia Indah Group. Sebagian besar responden bekerja di perusahaan dengan grade 4. Data rerata responden mengenai jenis kelamin, usia responden, pendidikan terakhir, lama bekerja di bidang konstruksi, serta grade perusahaan tempat bekerja dapat dilihat pada tabel 4.3. Table 4.3Data Rerata Profil Responden No. 1 2 3 4 5
Data Profil Responden Jenis kelamin Usia Pendidikan terakhir Lama bekerja di bidang konstruksi Gred perusahaan tempat bekerja
Rerata Responden Laki-laki 46-50 tahun Sarjana (S1) 11-15 tahun Gred 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 4.1.3 Jawaban Hasil Kuesioner Pada tabel 4.4 dapat dilihat data sampel jawaban kuesioner yang diambil pada proyek pembangunan Ros-In Hotel yang dikerjakan oleh perusahaan WIKA (Wijaya Karya). Tabel 4.4 Sampel Hasil Jawaban Kuesioner Responden No
Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek Nama Perusahaan Nama Responden
WIKA (Ros-In Hotel) Responden 1
Responden 2
Faktor yang berhubungan dengan perubahan oleh Terjadinya perubahan desain oleh 1 5 owner Perubahan pekerjaan structural, 2 3 ME, plumbing Perubahan spesifikasi oleh owner 3 pada saat proyek masih 5 berlangsung 4 Pekerjaan tambahan oleh owner 5
Responden 3
Responden 4
Responden 5
Responden 6
owner 5
5
5
5
5
2
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor A. Faktor bahan (material) 1 Kekurangan bahan konstruksi 2 Keterlambatan pengiriman bahan Kerusakan bahan di tempat 3 penyimpanan Kelangkaan karena material 4 tertentu 5 Ketidaktepatan waktu pemesanan 6 Kesalahan pengelo laan material
2 3
1 3
2 3
2 3
3 3
3 3
2
2
1
2
1
1
4
4
3
3
3
3
2 2
1 1
1 1
2 2
1 1
2 2
3 2 3
2 2 2
3 2 2
3 2 2
1 2 2
1 2 2
2 2
1 1
2 2
3 2
3 1
3 2
3
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
2
B. Faktor tenaga kerja (man power) 1 Kekurangan tenaga kerja 2 Kemampuan tenaga kerja 3 Pengalaman tenaga kerja C. Faktor peralatan (equipment) 1 Kerusakan peralatan 2 Kekurangan peralatan Keterlambatan pengiriman 3 peralatan 4 Produktivitas peralatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 No
Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek Nama Perusahaan Nama Responden
WIKA (Ros-In Hotel) Responden 1
Responden 2
Responden 3
Responden 4
Responden 5
Responden 6
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
1
2
2
1
3
3
3
3
4
3
2
1
2
2
1
1
2
1
1
2
1
2
4
3
4
4
3
4
2 2
1 1
1 2
1 2
1 2
1 1
D. Faktor keuangan (financial) 1
Keterlambatan pembayaran oleh owner
2 Kenaikan harga bahan E.
Faktor lingkungan (environment)
1 Faktor sosial dan budaya Pengaruh cuaca pada ativitas 2 konstruksi Pengaruh keamanan lingkungan 3 terhadap pengerjaan proyek F. Faktor perubahan (change) Kesalahan desain yang dibuatoleh perencana Perubahan metode kerja oleh 2 kontraktor 1
G. Faktor pekerjaan 1 2 3 4 5
Pelaksanaan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor Kesalahan menginterpretasikan gambar/spesifikasi Pelaksaanaan jadwal proyek yang tidak sesuai Demo pekerja (tenaga/tukang) Kecelakaan kerja Keterangan: 1= Sangat tidak berpengaruh 2= Tidak berpengaruh 3= Agak berpengaruh, 4= Berpengaruh 5= Sangat berpengaruh
Hasil pengolahan SPSS darijawaban 30 responden mengenai faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek di Rosalia Indah dapat dilihat di lampiran-2. Tabel L.1 merupakan jawaban faktor keterlambatan proyek yang “sangat tidak berpengaruh”, tabel L.2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 adalah jawaban faktor keterlambatan proyek yang “tidak berpengaruh”, tabel L.3 merupakan jawaban faktor keterlambatan proyek yang “agak berpengaruh”, tabel L.4 adalah jawaban faktor keterlambatan proyek yang “berpengaruh”, sedangkan tabel L.5 merupakan jawaban faktor keterlambatan proyek yang “sangat berpengaruh”. Rekapitulasi jawaban kuesioner “Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek di Rosalia Indah Group”dari 30 responden dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Rekapitulasi jawaban kuesioner “Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek-proyek di Rosalia Indah Group” Responden 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
01 02 03 04
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
1
1
2
3
2
2
3
3
2
1
2
3
4
4
4
3
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
A1 A2 A3 A4 A5 A6
1
1
2
1
2
2
2
1
2
1
2
2
3
3
1
2
1
3
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
3
2
2
3
2
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
1
2
3
3
3
3
3
3
2
3
1 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 2
1 2
1 1
2 4
2 4
1 3
2 3
1 3
1 3
1 3
1 1
1 2
2 3
1 3
2 3
1 1
1 2
1 1
1 1
2 2
1 1
1 2
1 1
1 2
1 2
2 3
1 2
2 3
1 2
2 2
2 2
1 1
1 1
2 2
1 1
1 1
2 2
1 1
2 2
1 2
3 1
2 1
2 1
1 1
1 2
1 1
2 2
1 1
1 1
2 2
1 1
1 1
1 1
1 1
2 2
B1 B2 B3
5
5
5
5
5
5
4
4
3
2
3
3
1
1
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
2
3
C1 C2 C3 C4
2
1
1
1
2
3
2
2
2
1
2
3
3
3
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
3
3
1
2
1
2
2
1
2
1
1
2
3
2
1
2
1
2
1
2
2
3
3
2
3
3
1
3
3
2
2
2
1
3
2
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
2
2
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
D1 D2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
3
2
2
2
1
1
1
2
2
1
1
2
2
3
2
2
2
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
E1 E2 E3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3 3
3 2
4 1
3 1
4 2
3 2
3 1
3 2
3 2
3 2
3 3
4 3
3 3
3 3
3 1
3 3
3 3
3 3
3 3
2 3
4 3
3 3
3 3
3 1
3 2
3 2
3 2
3 2
3 3
4 2
F2
3
2
2
2
3
3
2
3
2
2
1
2
2
1
1
1
2
1
2
1
2
1
1
1
2
3
2
1
2
2
F6
2
1
2
2
2
2
3
2
3
3
3
3
4
3
1
1
2
1
2
2
3
3
3
2
2
4
3
2
3
3
G1 G2 G3 G4 G5
1
1
2
1
1
2
2
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
2
1
2 3 1
1 3 1
2 3 2
1 3 1
1 3 1
2 3 2
2 3 1
1 3 1
2 4 2
1 3 1
1 4 1
2 4 1
1 3 1
2 4 1
1 4 1
1 4 1
2 3 1
1 4 1
1 4 1
2 4 2
1 4 1
2 3 1
1 4 1
1 4 1
1 3 1
1 4 1
2 4 1
1 3 1
2 3 1
2 4 2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
1
1
2
2
1
2
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Tabel 4.6 merupakan rekapitulasi besarnya pengaruh faktor-faktor keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group dimana dapat dilihat jumlah nilai jawaban 30 responden terhadap masing-masing tingkat faktor yang memegaruhi keterlambatan proyek. Tabel 4.6 Rekapitulasi Besarnya Pengaruh Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek di Rosalia Indah Faktor -Faktor Sangat tidak Tidak Agak berpengaruh berpengaruh berpengaruh Keterlambatan Proyek Faktor yang berhubungan dengan perubahan oleh owner Terjadinya perubahan desain 1 0 0 0 oleh owner Perubahan pekerjaan structural, 2 3 11 13 ME, plumbing Perubahan spesifikasi oleh 3 ownerpada saat proyek masih 0 0 0 berlangsung 4 Pekerjaan tambahan oleh owner 0 0 0 Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor A. Faktor bahan (material) 1 Kekurangan bahan konstruksi 10 17 3 Keterlambatan pengiriman 2 4 7 19 bahan Kerusakan bahan di tempat 3 24 6 0 penyimpanan Kelangkaan karena material 4 10 9 11 tertentu Ketidaktepatan waktu 5 17 12 1 pemesanan Kesalahan pengelolaan 6 16 12 2 material B. Faktor tenaga kerja (man power) 1 Kekurangan tenaga kerja 2 6 14 2 Kemampuan tenaga kerja 0 21 9 3 Pengalaman tenaga kerja 0 15 15 No
Berpengaruh
Sangat
Jumlah
berpengaruh
Responden
0
30
30
3
0
30
0
30
30
0
30
30
0
0
30
0
0
30
0
0
30
0
0
30
0
0
30
0
0
30
2 0 0
6 0 0
30 30 30
C. Faktor peralatan (equipment) 1 2 3 4
Kerusakan peralatan Kekurangan peralatan Keterlambatan pengiriman peralatan Produktivitas peralatan
14 10
12 14
4 6
0 0
0 0
30 30
14
13
3
0
0
30
17
13
0
0
0
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
No D. 1 2 E. 1 2 3
Faktor -Faktor Sangat tidak berpengaruh Keterlambatan Proyek Faktor keuangan (financial) Keterlambatan pembayaran 13 oleh owner Kenaikan harga bahan 19 Faktor lingkungan (environment) Faktor sosial dan budaya 1 Pengaruh cuaca pada ativitas 0 konstruksi Pengaruh keamanan lingkungan terhadap 5 pengerjaan proyek
Tidak
Agak
berpengaru h
berpengaru h
16
Berpengaru h
Sangat
Jumlah
berpengaruh
Responden
1
0
0
30
10
1
0
0
30
7
22
0
0
30
0
25
5
0
30
11
14
0
0
30
10
15
5
0
0
30
4
12
12
2
0
30
20
10
0
0
0
30
17
13
0
0
0
30
0
0
15
15
0
30
25 15
5 15
0 0
0 0
0 0
30 30
F. Faktor perubahan (change) 1 2 G. 1 2 3 4 5
Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana Perubahan metode kerja oleh kontraktor Faktor pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor Kesalahan menginterpretasikan gambar/spesifikasi Pelaksaanaan jadwal proyek yang tidak sesuai Demo pekerja (tenaga/tukang) Kecelakaan kerja
Dari hasil penelitian diperoleh berbagai macam faktor yang menghambat penyelesaian proyek-proyek konstruksi di Rosalia Indah Group. Melalui hasil kuesioner terdapat faktor yang memengaruhi keterlambatan proyek secara signifikan. Semua proyek yang diteliti mengalami keterlambatan dan pembengkakan biaya. Untuk itu, melalui analisis dan pembahasan pada penelitian ini, diharapkan pihak kontraktor maupun pemilik perusahaan Rosalia Indah dapat merencanakan proyek selanjutnya secara bijaksana sehingga meminimalisir penambahan biaya. Data sampel yang diambil dari penelitian ini sudah menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distrubusi yang telah ditetapkan dan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara dua variabel/lebih karena hasil jawaban
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 kuesioner setelah dilakukan uji Chi-Square pada program SPSS menunjukkan angka valid dan mengikuti prinsip dasar pengujian Chi-Square, yaitu terdapat kesesuaian yang nyata antara banyaknya atau frekuensi obyek yang diamati (observed) dengan banyaknya atau frekuensi obyek yang diharapkan (expected) dalam tiap-tiap kategori. Tabel uji Chi-square dapat dilihat pada tabel 4.7: Tabel 4.7 Uji Chi-Square Hasil Kuesioner Penelitian Faktor Keterlambatan Proyek Di Rosalia Indah Group Case Processing Summary Cases Valid N Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek *
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
29
100.0%
0
.0%
29
100.0%
29
100.0%
0
.0%
29
100.0%
29
100.0%
0
.0%
29
100.0%
29
100.0%
0
.0%
29
100.0%
29
100.0%
0
.0%
29
100.0%
Sangat tidak berpengaruh Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek * Tidak berpengaruh Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek * Agak berpengaruh Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek * Berpengaruh Faktor -Faktor Keterlambatan Proyek * Sangat berpengaruh
Perhitungan program SPSS ( Statistical Package for the Social Sciences) for Windows menghasilkan rangkuman mean dan ranking tiap-tiap faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek yang disajikan dalam bentuk tabel 4.8. Tabel 4.8 Mean dan Ranking Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek di Rosalia Indah Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek
Mean
Ranking
Faktor yang berhubungan dengan perubahan oleh owner 1 Terjadinya perubahan desain oleh owner 2 Perubahan pekerjaan structural, ME, plumbing Perubahan spesifikasi oleh ownerpada saat proyek 3 masih berlangsung 4 Pekerjaan tambahan oleh owner
1 2
5 2.5 4.38 5 5
1 1
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 FaktorPenyebabKeterlambatan PenyelesaianProyek
Mean
Ranking
Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor A. 1 2 3 4 5 6 B. 1 2 3
Faktor bahan (material) Kekurangan bahan konstruksi Keterlambatan pengiriman bahan Kerusakan bahan di tempat penyimpanan Kelangkaan karena material tertentu Ketidaktepatan waktu pemesanan Kesalahan pengelo laan material Faktor tenaga kerja (man power) Kekurangan tenaga kerja Kemampuan tenaga kerja Pengalaman tenaga kerja
1.75
9 4 15 7 12 12
5
2.6
2 6 4
2
1.7
10 8 10 13
6
1.5
11 13
7
1.8 2.5 1.2 2.0 1.5 1.5 3.1 2.3 2.5
C. Faktor peralatan (equipment) 1 2 3 4 D. 1 2 E. 1 2 3 F. 1 2 G. 1 2 3 4 5
Kerusakan peralatan Kekurangan peralatan Keterlambatan pengiriman peralatan Produktivitas peralatan Faktor keuangan (financial) Keterlambatan pembayaran oleh owner Kenaikan harga bahan Faktor lingkungan (environment) Faktor sosial dan budaya Pengaruh cuaca pada ativitas konstruksi Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pengerjaan proyek Faktor perubahan (change) Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana Perubahan metode kerja oleh kontraktor Faktor pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor Kesalahan menginterpretasikan gambar/spesifikasi Pelaksaanaan jadwal proyek yang tidak sesuai Demo pekerja (tenaga/tukang) Kecelakaan kerja
1.7 1.9 1.7 1.4 1.6 1.4 2.7 3.1
2.7
2.1
2.4
3.5 1.2 1.5
9 5
3
14
1.3 1.4
1
6
2.3 1.8
3 2
13 1.8
1 15 12
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Tabel 4.8 menunjukkan hasil besar mean (nilai rata-rata) hasil kuesioner yang telah dijawab oleh responden sehingga dapat diperoleh ranking faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group. Beberapa faktor memiliki nilai mean dengan besar yang sama sehingga berada pada ranking/urutan yang sama pula. Sebagai contoh pada perubahan desain oleh owner, perubahan spesifikasi oleh owner pada saat proyek masih berlangsung, serta adanya pekerjaan tambahan oleh owner memiliki nilai mean=5. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua responden memberikan nilai yang sama yakni bulat 5, sehingga apabila di rata-rata, nilai nya tetap 5 dengan maksud bahwa faktor tersebut sangat memengaruhi keterlambatan proyek di Rosalia Indah Group. Pada tabel 4.9 berikut merupakan tabel urutan ranking pada elemen faktor penyebab keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group dari yang tertinggi menuju terendah. Sedangkan pada tabel 4.10.a merupakan urutan ranking pada berbagai faktor penyebab keterlambatan proyek-proyek yang berhubungan dengan perubahan oleh owner di Rosalia Indah Group dari yang tertinggi menuju terendah, dan tabel 4.10.b merupakan urutan ranking pada berbagai faktor penyebab keterlambatan proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor di Rosalia Indah Group dari yang tertinggi menuju terendah. Tabel 4.9 Urutan Ranking pada Elemen Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek yang Berhubungan dengan Pekerjaan Kontraktor di Rosalia Indah Elemen Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Faktor lingkungan (environment) Faktor tenaga kerja (man power) Faktor perubahan (change) Faktor pekerjaan Faktor bahan (material) Faktor peralatan (equipment) Faktor keuangan (financial)
Ranking 1 2 3 4 5 6 7
Dari tabel 4.9 dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor lingkungan merupakan faktor yang paling memengaruhi keterlambatan proyek di Rosalia Indah Group. Faktor tenaga kerja dan faktor perubahan juga sedikit banyak memengaruhi keterlambatan proyek. Dalam pelaksanaan sebuah proyek baik dalam skala besar maupun kecil, perubahan yang dilakukan oleh owner merupakan hal yang sering terjadi. Untuk itu, perlu dibedakan mengenai faktor keterlambatan proyek yang berhubungan dengan perubahan yang dilakukan oleh owner dan yang berhubungan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 dengan pekerjaan kontraktor. Tabel 4.10.a menunjukkan urutan ranking pada faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek yang berhubungan dengan perubahan oleh owner di Rosalia Indah, sedangkan tabel 4.10.b adalah urutan ranking pada faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor. Tabel 4.10.a Urutan Ranking pada Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek yang Berhubungan dengan Perubahan oleh Owner di Rosalia Indah Kode 01 03 04 02
Faktor-faktor Keterlambatan Proyek Terjadinya perubahan desain oleh owner Perubahan spesifikasi pada saat proyek masih berlangsung Pekerjaan tambahan Perubahan pekerjaan structural, ME, plumbing, dll
Ranking 1 1 1 2
Tabel 4.10.b Urutan Ranking pada Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek yang Berhubungan dengan Pekerjaan Kontraktor di Rosalia Indah Kode
Faktor-faktor Keterlambatan Proyek
Ranking
G3 E2 B1 E1 A2 B3 F2 B2 E3 A4 C2 A1 F1 C1 C3 D1 A5 A6 G5 C4 D2 G2 G1 A3 G4
Pelaksaanaan jadwal proyek yang tidak sesuai Pengaruh cuaca pada ativitas konstruksi Kekurangan tenaga kerja Faktor sosial dan budaya Keterlambatan pengiriman bahan Pengalaman tenaga kerja Perubahan metode kerja oleh kontraktor Kemampuan tenaga kerja Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pengerjaan proyek Kelangkaan karena material tertentu Kekurangan peralatan Kekurangan bahan konstruksi Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana Kerusakan peralatan Keterlambatan pengiriman peralatan Keterlambatan pembayaran oleh owner Ketidaktepatan waktu pemesanan Kesalahan pengelolaan material Kecelakaan kerja Produktivitas peralatan Kenaikan harga bahan Kesalahan menginterpretasikan gambar/spesifikasi Pelaksanaan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor Kerusakan bahan di tempat penyimpanan Demo pekerja (tenaga/tukang)
1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 8 9 9 10 10 11 12 12 12 13 13 13 14 15 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Ranking pada tabel 4.10 a dan b belum urut secara terperinci, sebab pada posisi ranking yang sama, tidak dapat diketahui bagian mana yang menduduki ranking lebih atas maupun sebaliknya. Untuk itu, diperlukan urutan ranking yang memiliki bobot yang leb ih jelas. Hal itu dapat dilakukan dengan metode AHP yang diolah dengan expert choice (Lampiran-4). Pada tahap pertama pembuatan AHP merupakan implementasi prinsip dekomposisi, pengambil keputusan berusaha memecah permasalahan ke dalam elemen-elemen dan menyusun elemen tersebut kedalam suatu struktur hirarkis yang menunjukkan hubungan antara sasaran (goal), tujuan/kriteria (objectives), sub tujuan/sub kriteria serta alternatif-alternatif keputusan. Bagan AHP mengenai faktor keterlambatan proyek yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor terdapat pada gambar 4.1. Tahap kedua adalah Pairwise Comparison, yaitu penilaian secara komparatif berpasangan. Setiap faktor baik berupa obyektif/kriteria, sub obyektif dan alternatif keputusan ditentukan bobotnya dengan mengadakan pembandingan sepasang-sepasang. Maksudnya adalah elemen-elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatukriteria yang ditentukan. Pada implementasi menggunakan Expert Choice, sering disebut dengan proses assessment. Proses ini dimulai dengan membandingkan secara berpasangan yang dimulai dari semua kriteria yang telah ditentukan. Tahap AHP dilanjutkan sub kriteria terhadap sub kriteria yanglainnya, dan terakhir membandingkan antara alternatif yang satu dengan alternatif yang lain sesuai dengan tingkat prioritas yang diinginkan. Proses Assessment terhadap semua kriteria pada faktor keterlambatan proyek yang berhubungan dengan perubahan oleh owner dapat dilihat pada gambar 4.2.a, sedangkan proses assessment terhadap semua kriteria pada faktor keterlambatan proyek yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor terdapat pada gambar 4.2.b. Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1.Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty adalah 1=kedua elemen sama pentingnya, dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar, 3=elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya, pengalaman dan penilaian sedikit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya, 5=elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya, 7=satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, satu elemen yang kuat disokong dandominan terlihat dalam praktek, 9=satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan, sedangkan 2,4,6,8=nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan. Kebalikan=jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan I, yaitu 1/i.
Gambar 4.2.a Proses Assessment Terhadap Semua Kriteria pada Faktor Keterlambatan Proyek yang Berhubungan dengan Perubahan oleh Owner
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Gambar 4.2.b Proses Assessment Terhadap Semua Kriteria pada Faktor Keterlambatan Proyek yang Berhubungan dengan Pekerjaan Kontraktor Pada gambar 4.2.a dan b merupakan salah satu contoh proses assessmentkriterian satu terhadap kriteria yang lainpada faktor keterlambatan proyek yang berhubungan dengan perubahan oleh owner dan pekerjaan kontraktor. Sebagai contoh gambar 4.2.a dengan mengambil data faktor keterlambatan proyek yang berhubungan dengan perubahan oleh owner,memiliki prioritas 9 kali lebih penting dari pada keterlambatan pengiriman bahan, memiliki prioritas 3 kali lebih penting dari padaterjadi perubahan spesifikasi oleh owner pada saat proyek masih berlangsung, dan seterusnya.
Dengan mengambil data faktor
keterlambatan proyek yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor pada gambar 4.2.b, kekurangan bahan konstruksi memiliki prioritas 3 kali lebih penting dari pada keterlambatan pengiriman bahan, memiliki prioritas 3 kali lebih tidak penting dari pada kelangkaan material tertentu, dan seterusnya. Apabila assessment telah selesai kemudian proses perhitungan dari assessment yang telah dibuat. Pada proses ini digunakan untuk mengetahui nilai inconsistency dari elemen yang di assessment. Hasil perhitungan dari semua kriteria pada faktor keterlambatan proyek yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
berhubungan dengan perubahan oleh owner emiliki nilai inconsistency 0,06 dengan perincian sebagai berikut kriteria terjadinya perubahan desain oleh owner memiliki urutan pertama yang berarti kriteria paling penting diantara kriteria-kriteria yang lain dengan nilai sebesar 0,496, kriteria yang dianggap penting yang kedua adalah perubahan spesifikasi oleh owner pada saat proyek masih berlangsung dengan nilai sebesar 0,329, kriteria pada urutan kepentingan ketiga adalah pekerjaan tambahan oleh owner dengan nilai sebesar 0,134, dan perubahan pekerjaan structural, me, plumbing oleh owner merupakan kriteria pada urutan terakhir dengan nilai 0,41.Grafik tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3.a. Perhitungan kriteria pada faktor keterlambatan proyek yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor memiliki perincian yakni kriteria pelaksanaan jadwal proyek yang tidak sesuai memiliki urutan pertama yang berarti kriteria paling penting diantara kriteria-kriteria yang lain dengan nilai sebesar 0,155, kriteria yang dianggap penting yang kedua adalah kekurangan tenaga kerja dengan nilai sebesar 0,105, kriteria pada urutan kepentingan ketiga adalah pengaruh cuaca pada aktivasi konstruksi dengan nilai sebesar 0,086, kriteria pada urutan seterusnya dapat dilihat pada gambar 4.3.b yang menunjukkan grafik mengenai urutan ranking yang terperinci dengan bobotnya. Rincian perhitungan AHP dengan pengolahan expert choice dapat dilihat pada lampiran-5.
Gambar 4.3.a Grafik Urutan Ranking Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek yang Berhubungan dengan perubahan oleh owner di Rosalia Indah dengan metode AHP
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Gambar 4.3.b Grafik Urutan Ranking Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Yang Berhubungan dengan Pekerjaan Kontrakto r dengan Metode AHP Faktor-faktor yang paling memengaruhi keterlambatan proyek-proyek yang ada di Rosalia Indah Group adalah terjadinya perubahan desain oleh owner, perubahan spesifikasi pada saat proyek masih berlangsung, dan adanya pekerjaan tambahan karena seluruh responden (100% responden) memberikan jawaban bahwa faktor-faktor tersebut sangat memengaruhi. Sesuai dengan hasil wawancara penulis terhadap 30 responden, terjadinya perubahan desain oleh owner, perubahan spesifikasi pada saat proyek masih berlangsung, dan adanya pekerjaan tambahan menjadi faktor utama yang menghambatpenyelesaian proyekyang berhubungan dengan perubahan oleh owner, karena faktor-faktor tersebut merupakan jawaban responden yang berada pada ranking pertama dan nilai mean/rata-rata 5, dimana semuaresponden yakni 30 responden menjawab bahwa faktor-faktor tersebut “sangat memengaruhi” keterlambatan penyelesain proyek konstruksi di Rosalia Indah. Faktor utama yang menjadi penghambat penyelesaian proyek konstruksi yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
berhubungan dengan pekerjaan kontraktor di Rosalia Indah adalah
faktor pelaksaanaan
jadwal proyek yang tidak sesuai. Faktor tersebut memiliki nilai mean 3,5 dan merupakan faktor yang memengaruhi keterlambatan proyek yang disebabkan karena adanya perubahanpeerubahan yang dilakukan oleh owner. Faktor penghambat utama kedua adalah kekurangan tenaga kerja dan pengaruh cuaca pada ativitas konstruksi karena menempati urutan rangking ketiga sebagai faktor penghambat proyek. Hampir seluruh responden yang merupakan kontraktor swakelola Rosalia Indah Group yang memberikan jawaban bahwa faktor kekurangan tenaga merupakan hal yang memengaruhi keterlambatan proyek. Menurut penulis setelah melakukan penelitian, faktor kekurangan tenaga diakibatkan karena upah tenaga proyekyang berada dibawah upah rata-rata. Faktor cuaca merupakan salah satu faktor penghambat pad a urutan ketiga dalam proses pengerjaan proyek konstruksi. Dengan curah hujan yang tinggi, turunnya hujan tidak dapat diprediksi. Saat hujan, proses pengerjaan pengecoran tidak dapat dilakukan karena jika terus dilakukan maka berdampak pada mutu beton. Kelangkaan material konstruksi juga dapat disebabkan oleh faktor cuaca. Karena terjadinya kelangkaan material maka akan terjadi kenaikan harga material. Bahan yang dibutuhkan banyak tetapi materialnya kurang maka akan terjadi kenaikan harga. Sehingga, terjadi kekurangan bahan atau material pada proses pengerjaan proyek. Pada pelaksanaan proyek banyak terjadi masalah baik teknis dan non teknis, seperti didalam penelitian ini yang menjadi masalah atau faktor penghambat lain dalam ketidaktepatan penyelesaian proyek adalah faktor sosial dan budaya yang berada pada ranking keempat. Faktor sosial dan budaya merupakan faktor non teknis. Masalah yang terjadi umumnya adalah ketidaksepahaman antara pemerintah dan warga di sekitar lokasi pekerjaan. Tidak semua warga menyetujui dilakukan pembangunan agen, hotel, maupun SPBU, melainkan terdapat warga yang butuh waktu lama untuk setuju dengan efek keramaian lingkungan proyek setelah dibangun. Masalah sosial lain yang timbul pada proses pelaksanaan proyek konstruksi Rosalia Indah adalah lalu lintas kendaraan yang mengganggu warga sekitar. Dengan adanya pengerjaan proyek bahkan setelah pembangunan agen selesai warga merasa arus lalu lintas akan terjadi kemacetan. Selain faktor sosial, faktor keterlambatan pengiriman bahan merupakan salah satu faktor penghambat dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi Rosalia Indah. Ini disebabkan oleh karena ketidaktepatan pengawas proyek dalam menentukan belanja proyek sehingga pemesanan bahan seringkali mendadak setelah bahan habis. Demikian seterusnya ada faktor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
lain yang berada pada ranking dibawahnya secara berurutan adalah pengalaman tenaga kerja, perubahan pekerjaan structural, ME, plumbing, perubahan metode kerja oleh kontraktor, kemampuan tenaga kerja, pengaruh keamanan lingkungan terhadap pengerjaan proyek, kelangkaan karena material tertentu, kekurangan bahan konstruksi, kekurangan peralatan, kesalahan desain oleh perencana, kerusakan peralatan, keterlambatan pengiriman peralatan, keterlambatan pengiriman peralatan, keterlambatan pembayaran oleh owner, kenaikan harga bahan, ketidaktepatan waktu pemesanan, kesalahan pengelolaan material, produktivitas peralatan, kesalahan menginterpretasikan gambar/ spesifikasi, kerusakan bahan di tempat penyimpanan, pelaksanaan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor, dan demo pekerja (tenaga/tukang) yang memiliki nilai mean minimal 2,5 dan tergolong faktor yang tidak memengaruhi keterlambatan proyek-proyek di Rosalia Indah Group. Dari hasil pembahasan dapat diambil tiga elemen faktor utama penghambat pengerjaan proyek konstruksidi Rosalia Indah Group, yaitu faktor perubahan, faktor lingkungan, dan faktor tenaga kerja karena merupakan elemen faktor yang berada pada posisi ranking pertama.
4.2
Dampak Keterlambatan Proyek Rosalia Indah Data mengenai keterlambatan proyek diperoleh dari data-data proyek yang diambil di
kantor pusat Rosalia Indah Group. Dengan data yang ada, dairangkum dalam sebuah tabel dengan rincian nama proyek, Surat Perjanjian Kerja, addendum kontrak, waktu keterlambatan proyek di Rosalia Indah Group, total kontrak RAB proyek, serta total nilai biaya hingga proyek selesai. Rincian data keterlambatan proyek dapat dilihat pada tabel 4.11. Dengan data tersebut dapat dilihat kemunduran waktu terselesaikannya proyek dan pembengkakan biayanya. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa semua proyek yang diteliti mengalami keterlambatan dan berdampak pada pembengkakan biaya proyek dalam jumlah yang tidak sedikit serta waktu pelaksanaan proyek mengalami keterlambatan yang relatif lama. Keterlambatan proyek tersebut juga berdampak pada kualitas pembangunan. Karena dengan adanya kontrak kerja yang telah disepakati, kontraktor akan mengatur langkah dan cara untuk menyesuaikan pekerjaan supaya proyek tidak mengalami kemunduran waktu. Sehingga kualitas proyek terkadang dilupakan demi mengejar target waktu yang telah ditentukan. Dampak keterlambatan yang dirasakan oleh perusahaan secara nyata terasa yaitu kemunduran pembukaan (launching) pada pembangunan yang dilaksanakan pada perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
tersebut, yakni pembukaan agen, hotel, SPBU, laundry, dan rumah makan. Jadwal launching tersebut telah diumumkan secara tertulis kepada masyarakat, namun karena adanya keterlambatan proyek, maka pembukaan bisnis menjadi tertunda dalam waktu tertentu. Hal itu akan memengaruhi kesan dan penilaian masyarakat. Tabel 4.11 Data Keterlambatan Proyek Rosalia Indah Nama Proyek
SPK
Pembangunan Hotel Umbulharjo Yogyakarta
8 Ags 2011 s/d 8 Jan 2012
Pembangunan RosIn Hotel Yogyakarta Pembangunan Agen Bungurasih Surabaya Pembangunan Agen Karawang
11 Mrt 2010 s/d 11 Des 2012 26 Juli 2012 s/d 26 Jan 2013 9 Nov 2012 s/d
1 April 2013
Addendum
Kontrak
Lama Keterlambatan
Kontrak RAB
Biaya Total
-
29 Feb 2012
51 hari kalende r
Rp. 2.400.000.000
Rp. 2.770.500.000
s/d 9 Juli 2013
2 Sep 2013
53 hari kalende r
Rp. 43.500.000.000
Rp. 52.347.299.552
s/d 26 Maret 2013
20 Mei 2013
54 hari kalende r
Rp. 611.600.000
Rp. 749.700.000
2 Mei 2013 27 April 2013
31 hari kalende r
Rp. 965.500.000
Rp. 991.400.000
24 hari kalende r
Rp. 1.116.000.000
Rp. 1.150.200.000
23 Des 2014
39 hari kalende r
Rp. 5.135.800.000
Rp. 5.252.500.000
-
Pembangunan Agen Kartasura
3 Des 2012 s/d 3 April 2013
-
Pembangunan SPBU Jatisari Tahap 1
20 Mrt 2013 s/d 16 Sept 2013
s/d 14 Nov 2014
4.3
Selesai Proyek
Cara Mengatasi Keterlambatan Proyek Rosalia Indah Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kuesioner, maka diperoleh
data berupa jawaban wawancara dan jawaban kuesioner dari 30 responden. Jawaban terhadap pernyataan
“Apakah
proyek-proyek
Rosalia
Indah
Group
sering
mengalami
keterlambatan?”, dengan jawaban yang sama, 30 responden pun memiliki alasan yang sama pula. Semua responden mengatakan bahwa p royek rosalia indah mengalami keterlambatan dengan alasan bahwa pemilik perusahaan melaku kan perubah an-perubahan baik desain maupun struktur selama proyek sedan g berjalan. Untuk itu melalui penelitian ini dapat diperoleh tidak hanya perihal alasan responden tersebut, namun mengetahui ju ga keterlambatan proyek yang berasal dari pihak kontraktor.Karena tid ak menjadi rahasia umum bahwa terjad inya perubahan -perubahan yang berasal dari pemilik proyek, pasti mengakibatkan keterlambatan dan pembengkakan biaya proyek. Setelah melakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
pengolahan hasil kuesioner, peneliti mengadakan wawancara via telepon mengenai hasil dari ranking keterlambatan p royek dengan mempertanyakan bagaimana cara menangani faktor-faktor yang mengakibatkan keterlambatan proyek baik y ang d isebab kan karena perubahan oleh owner maupun yang berhubungan dengan kontraktor. Faktor keterlambatan proyek yang berhubungan dengan perubahan yang dilakukan oleh owner yang tertinggi rankingnya adalah owner melakukan perubahan design pada saat proyek masih berlangsung, bahkan owner sering melakukan perubahan spesifikasi pekerjaan sehingga seringkali penyelesaian proyek tidak tepat waktu sesuai rencanadan menyebabkan biaya proyek selalu megalami penambahan. Responden memberikan solusi cara mengatasi keterlambatan proyek di Rosalia Indah yaitu supaya owner tidak mengubah design sewaktuwaktu dengan kapasitas besar. Faktor keterlambatan proyek yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor secara berurutan dari yang paling memengaruhi keterlambatan proyek adalah adanya perubahan jadwal pelaksanaan proyek, kekurangan tenaga kerja, dan pengaruh cuaca pada aktivasi konstruksi didapatkan solusi penanganan yang tepat yang masih berkaitan erat dengan saran yang diberikan pada owner. Karena jadwal pelaksanaan proyek yang berubah disebabkan oleh sering terjadinya perubahan desain, ketika owner tidak lagi melakukan perubahan-perubahan ditengah terlaksananya proyek, maka perubahan jadwal pun bisa diminimalisir. Kontraktor perlu melakukan penambahan tenaga kerja untuk menyesuaikan pelaksanaan proyek, karena pengolahan sumber daya manusia yang tepat pada manajemen tenaga kerja proyek akan memengaruhi terselesainya target proyek. Jumlah tenaga kerja yang banyak belum tentu efektif pada terlaksananya suatu proyek, demikian juga sebaliknya, kekurangan tenaga kerja akan memengruhi keterlambatan proyek. Faktor perubahan cuaca bagi perusahaan Rosalia Indah Group juga memengaruhi keterlambatan proyek, karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan jasa transportasi, pengadaan proyek yang mendominasi adalah pembangunan pool dan agen, sehingga cor beton pada lantai sangat luas pada pool membutuhkan waktu dengan cuaca yang tepat. Dalam pelaksanaan pengecoran sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau sehingga pelaksanaan proyek efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian Masalah keterlambatan dalam industri konstruksi merupakan fenomena global. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terjadinya perubahan desain oleh owner, perubahan spesifikasi pada saat proyek masih berlangsung, dan adanya pekerjaan tambahan menjadi faktor utama yang menghambat penyelesaian proyek yang berhubungan dengan perubahan oleh owner. Faktor utama kedua adalah faktor pelaksaanaan jadwal proyek yang tidak sesuai. Faktor penghambat utama ketiga adalah kekurangan tenaga kerja dan pengaruh cuaca pada ativitas konstruksi. Faktor utama keterlambatan proyek yang berhubungan dengan pekerjaan kontraktor adalah adanya perubahan jadwal pelaksanaan proyek, kedua adalah kurangnya tenaga kerja, dan yang ketiga adalah perubahan cuaca pada saat aktivasi proyek. Faktor keterlambatan yang ada di Rosalia Indah Group mendukung penelitian yang dilakukan o leh Ramanathan, dkk (2012) yang menyatakan bahwa faktor keterlambatan proyek peringkat 1=owner, 2=kontraktor, 3=Desain terkait dan hubungan tanaman dan peralatan, 4=partai buruh dan 5=konsultan dan kontrak. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh M. Z. Abd. Majid dan Ronald McCaffer (1998) karena dikatakan bahwa penyebab utama keterlambatan kinerja kontraktor adalah bahan, peralatan, dan keterlambatan pekerjaan SDM. Walaupun metode yang digunakan pada penelitian tersebut sangat berbeda, yakni dengan menggunakan diagram tulang ikan dan dan metodologi peringkat, namun memiliki hasil yang serupa. Hal tersebut mungkin dikarenakan manajemen serta kondisi proyek berada pada keadaan yang sama. Ali, dkk (2010) telah menunjukkan bahwa proyek yang disurvei di Malaysia mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya. Tiga faktor keterlambatan yang paling penting adalah kekurangan tenaga kerja, kesulitan keuangan kontraktor dan kesalahan konstruksi, dan pekerjaan yang cacat. Hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan penelitian ini, karena pada penelitian ini, kekurangan tenaga kerja juga sangat memengaruhi keterlambatan proyek, namun faktor kesulitan keuangan dan kesalahan konstruksi bukan merupakan faktor pengaruhnya. Selain keterlambatan proyek, penelitian mereka menunjukkan bahwa cost overrun dan perpanjangan waktu (EOT) adalah efek paling umum dari keterlambatan dalam proyek konstruksi. Sama halnya dengan penelitian ini, pembengkakan biaya dan perpanjangan waktu menjadi dampak dari keterlambatan proyek yang ada. Rudi menyatakan bahwa waktu (time) adalah salah satu constraint dalam project management di samping biaya (cost), dan kualitas (quality). Dampak lain yang juga sering terjadi adalah penurunan kualitas karena pekerjaan terpaksa dilakukan lebih cepat dari yang seharusnya sehingga memungkinkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
beberapa hal teknis dilanggar. Dampak tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini, bahwa terjadinya penuruan kualitas karena kontraktor mengejar waktu yang terlambat. Pada hasil penelitian Haseeb, dkk (2011) dikatakan bahwa harus ada penyesuaian untuk mengatasi keterlambatan proyek yaitu melaksanakan proyek pada saat cuaca baik, melakukan pembayaran dengan tepat, merencanakan dan mengemas proyek dengan baik, mencari SDM yang tepat, serta mengkondisikan agar bahan dan peralatan tersedia. Hasil penelitian ini sangat mendukung, karena dengan adanya faktor cuaca yang merupakan faktor keterlambatan proyek, maka dapat diatasi dengan melakukan proyek pada saat cuaca baik, serta merencanakan dan mengemas proyek dengan baik merupakan cara yang tepat dalam mengurangi adanya keterlambatan proyek, sehingga pada penelitian ini, owner yang menaati perencanaan dengan baik tidak akan mengubah desain dan spesifikasi proyek dengan kapasitas yang besar. Lain dengan kondisi penelitian tersebut, penelitian ini tidak hanya mencari SDM yang tepat, namun juga menambah SDM yang ada untuk mengejar terlambatnya proyek, dan system pembayaran serta faktor bahan dan peralatan pada penelitian ini tidak bermasalah. Pada situasi yang berbeda, hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Assaf dan Al-Hejji (1995) karena faktor keterlambatan proyek peringkat tertinggi adalah pembiayaan dan peringkat terendah adalah lingkungan. Sedangkan kondisi pada perusahaan di Rosalia Indah pembiayaan tidak menjadi pengaruh yang besar pada faktor keterlambatan proyek, dikarenakan segala yang berhubungan dengan keuangan, owner selalu membayar tepat pada waktu yang telah ditetapkan, sedangkan faktor lingkungan menjadi faktor yang sangat memengaruhi karena peran persetujuan masyarakat pada proyek-proyek di Rosalia Indah sangat mendukung dibukanya perusahaan jasa transportasi tersebut. Perbedaan hasil tersebut kemungkinan terjadi oleh adanya perbedaan faktor lokasi, metode yang digunakan dalam penelitian, maupun manajemen proyek yang ada. Kesesuaian hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Tabel 4.12 Rekapitulasi Kesesuaian Hasil Penelitian dengan Penelitian-Penelitian Sebelumnya Peneliti Chidambaram Ramanathan, SP Narayanan and Arazi B Idrus (2012) Assaf dan Al-Hejji (1995) M. Z. Abd. Majid dan Ronald McCaffer (1998) Shah Ali, Azlan, Smith, Andrew James, Pitt, Michael and Choon, Chan Hong (2010) M. Haseeb, Xinhai-Lu, Aneesa Bibi, Maloof-udDyia, Wahab Rabbani (2011)
Hasil Penelitian
Kesesuaian Hasil
Faktor keterlambatan proyek peringkat 1=Owner, 2=Kontraktor, 3=Desain terkait dan hubungan Tanaman dan Peralatan, 4=Partai Buruh dan 5=Konsultan dan Kontrak
Mendukung hasil penelitian
Faktor keterlambatan proyek peringkat tertinggi yaitu kelompok pembiayaan dan peringkat terendah adalah lingkungan Penyebab utama keterlambatan kinerja kontraktor adalah bahan, peralatan, dan keterlambatan pekerjaan SDM
Berbeda dengan hasil penelitian
Tiga faktor keterlambatan yang paling penting adalah kekurangan tenaga kerja, kesulitan keuangan kontraktor dan kesalahan konstruksi, dan pekerjaan yang cacat. Selain keterlambatan proyek. Cost overrun dan perpanjangan waktu (EOT) adalah efek paling umum dari keterlambatan dalam proyek konstruksi. Faktor dari keterlambatan adalah bencana alam seperti banjir dan gempa bumi, masalah keuangan dan pembayaran, perencanaan yang tidak tepat, manajemen situs yang buruk, pengalaman, kekurangan bahan dan peralatan. Harus ada penyesuaian untuk mengatasi keterlambatan tersebut yaitu melakukan proyek pada saat cuaca tepat, melakukan pembayaran dengan tepat, merencanakan dan mengemas proyek dengan baik, mencari SDM yang tepat, serta mengkondisikan agar bahan dan peralatan tersedia.
Mendukung hasil penelitian
Mendukung dan mengisi hasil penelitian
Mendukung dan mengisi hasil penelitian