BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1
Profile Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan Pada awalnya, Divisi Otomotif bernama PT. Astra International Incorporateed – Motor
Vehicle Division (PT. AII – MVD). Sewaktu Motor Vehicle Division dibentuk pada tahun 1959, kendaraan yang pertama kali dipasarkan adalah Toyota. Untuk mendukung produksi kendaraan, PT. Gaya Motor didirikan pada tahun 1969. PT. Gaya Motor merupakan perusahaan perakitan kendaraan bermotor sebagai anak perusahaan berpatungan dengan Pemerintah Negara Republik Indonesia. Tahun 1973, Motor Vehicle Division mulai memasarkan merek lain yaitu Daihatsu, dan sekaligus berfungsi sebagai agen tunggalnya. Situasi pasar saat itu demikian baiknya sehingga memerlukan penanganan yang lebih terkonsentrasi untuk masing-masing merek tersebut. Tahun 1976, Toyota memisahkan diri dari Motor Vehicle Division dan berdiri sendiri dengan nama PT. Toyota Astra Motor sebagai Agen Tunggal dan PT. Astra Motor Sales (AUTO 2000) sebagai distributor. Dengan demikian, Motor Vehicle Division hanya mengelola Daihatsu. Keberhasilan PT. AII – MVD menangani Daihatsu memberikan kepercayaan bagi manajemen dan pihak lain, karena dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1970, PT. Multi France Motor yang menjadi Agen Tunggal kendaraan merek Peugeot dan Renault bergabung dalam jajaran Motor Vehicle Division. Menyusul kemudian Agen Tunggal kendaraan merek BMW, PT. Tjahja Sakti Motor Corporation menggabungkan diri dengan
Motor Vehicle Division mulai tahun 1985. Berbarengan dengan itu, PT. United Imer Motor yang menjadi agen tunggal kendaraan truk merek Nissan Diesel mengikuti jejak.
67
68
Dengan hadirnya empat merek kendaraan, berarti di dalam jajaran Motor Vehicle
Division ada lima merek yang ditangani, yaitu Daihatsu, Peugeot, Renault, BMW, dan Nissan Diesel, menjadikan divisi ini besar dan kompleks. Karena itu, kemudian dilakukan perubahan struktur organisasi dengan terbentuknya PT. National Astra Motor pada tanggal 1 Juni 1987, dengan fungsi sebagai agen tunggal dan distributor. Pada tahun 1988, anggota jajaran PT. National Astra Motor bertambah satu lagi yaitu PT. Pantja Motor yang mengageni kendaraan merek Isuzu. Selama kurun waktu tersebut, pada tahun 1989, PT. Daihatsu Engine Manufacturing Indonesia (DEMI) memulai proses permesinan blok mesin dan memproduksi “engine
almunium”. Saat ini, juga direncanakan untuk mengembangkan fasilitas permesinan cylinder head, crank, dan camshaft serta connecting rod untuk menambah fasilitas yang telah ada. Pengepresan body secara lengkap yang dikenal dengan teknologi Body Tech telah lebih dahulu dilakukan oleh PT. Daihatsu Indonesia (DI), sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk penggunaan komponen lokal. Dalam perkembangan selanjutnya, PT AII – MVD diaktifkan kembali dengan kegiatan utama sebagai distributor kendaraan, sedangkan perusahaan-perusahaan anggota kelompok berfungsi sebagai agen tunggal. Misalnya, PT. Nasional Astra Motor sebagai agen tunggal tidak menjual produk kendaraan merek Daihatsu langsung ke konsumen, tetapi melalui AII – MVD sebagai distributor. Demikian juga dengan produk lainnya, seperti kendaraan merek BMW yang diageni PT. Tjahja Sakti Motor Corporation akan sampai ke konsumen juga melalui PT. AII – MVD. Sementara itu, jumlah merk kendaraan yang dipasarrkan bertambah dengan masuknya kendaraan merek FIAT yang dikelola PT. Federal Mobil pada tahun 1991. Pada tanggal 19 okteber 1999 tepatnya di lantai 8 Gedung A, Jl. Gaya Motor Raya No.8, Sunter Jakarta Timur, merupakan satu pertemuan yang perlu di ingat oleh seluruh jajaran ASTRA Group yakni pertemuan akhir tahun saat disampaikannya President Massage dan peluncuran logo baru PT. Astra International. Pada kesempatan tersebut Presdir Al Rini
69
M.S. Soewandi pernah mengakui dengan catatan bahwa bukan berarti Astra tidak mempunyai prospek lagi. “Dari segi teknikal kita memang sudah dikatakan bangkrut dan sejak Agustus 1998 Astra juga tidak dapat lagi melanjutkan pembayaran cicilan pokok. Demikian pula pada bulan Oktober 1999 mulai menunda pembayaran hutang sampai disetujuinya restrukturisasi hutang”. Namun bukanlah Astra namanya bila harus menyerah dengan situasi perekonomian yang tidak menentu, dengan bermodalkan sumber daya manusianya dan kompetensinya diberbagai bidang. Astra harus tetap dipertahankan keberadaannya dengan cara melahirkan terobosan-terobosan baru bagi pemantapan bisnis Astra dimasa datang. Restruktrurisasi hutang selesai pertama kali dibanding dengan perusahaan besar lain. Ini menimbulkan kepercayaan masyarakat untuk memburu saham Astra, lonjakan harga saham cukup fantastis dari Rp. 225 per saham pada tanggal 21 Septermber 1988 menjadi sekitar Rp. 3850 setelah tanggal 23 Juni 1999. Akhirnya, masa depan Astra akan tetap baik sesuai dengan prospek bisnis yang digelutinya, yang umumnya jangka panjang. Krisis ekonomi telah membawa Astra kepada perubahan yang mendasar, hal ini tertuang dalam 5 hal sebagai filosofi dasar grup Astra : 1. Astra harus lebih dinamis, berdiri kokoh dengan landasan usaha yang kuat, tetapi harus tetap dinamis dalam merespon setiap perubahan. 2. Astra adalah perusahaan publik yang dimiliki oleh banyak pihak, maka Astra harus dikelola secara independent dan professional. 3. Pengelolaan itu harus bersifat transparan dan kredibel. 4. Astra yang dinamis harus mampu lebih kritikal dalam membuat keputusan usaha dan investasi yang dilandasi oleh pengentahuan dan informasi yang kaya. 5. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, Astra harus menekankan komitmen group usaha yang berorientasi kepada penyedian produk dan jasa yang berkualitas
70
dan terpecaya. Astra harus lebih dikenal sebagai perusahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Kelima hal tersebut hendaknya mewarnai setiap sikap dan tindakan karyawan dan manajemen Group Astra. Bisnis otomotif terus berkembang dan makin mengarah pada suatu tujuan dimasa yang akan datang bagi masing-masing kelompok merek kendaraan. Kelompok yang sering disebut dengan Daihatsu and others ini semakin besar, sehingga muncul gagasan untuk membentuk suatu grup identity yang merupakan kristalisasi dari sebuah kelompok usaha berbagai merek dan kelas kendaraan. Nama yang diusulkan harus relevan dengan bisnis otomotif yang meliputi produksi, penjualan, dan layanan purna jual kendaraan bermotor yang berkarakter multi brand. Pada tahun 1993, tampil nama ASTRA MOBIL. Dan pada tahun 2000 tampil dengan nama “ASTRA MOTOR III” untuk Daihatsu, BMW, Peugeot, Nissan Diesel, Isuzu.
4.1.2 Arti Symbol PT. Astra International ¾ Globe “Bola Dunia” “Bola Dunia berarti PT. Astra International akan menjadi perusahaan yang mampu berbicara ditingkat Dunia” ¾
A New Dynamic
Gambar 4.1 Logo PT. Astra International a. Warna biru, menggambarkan langit yang tidak terbatas, seperti juga kemapuan dan kesempatan Astra yang tidak terbatas. b. Empat sudut yang merupakan dasar dari logo, melambangkan falsafah Astra : Catur Darma.
71
c.
Garis lengkung bumi menggambarkan semangat Astra untuk “Go Global” dengan mengembangkan kemampuan yang telah kita miliki selama ini.
d. Bintang berekor yang terus-menerus menjelajahi langit melambangkan semangat Astra dalam menjelajahi dunia usaha dan melakukan inisiatifinisiatif baru untuk mengingkatkan pelayanan Astra kepada pelanggannya.
4.1.3 Visi dan Misi PT. Astra International – Daihatsu - Visi “To Be Number One in Compact Car Segment” - Misi - To provide best value for money products and services - To create added value for principle - To create best value for all stakeholder
4.1.4 Cita-Cita PT. Astra International Mengutip ucapan pendiri PT. Astra International Bapak William Soeryadjaya, “Berkat yang kami peroleh dari Tuhan bukan khusus untuk kami saja, tetapi kami kamu jadikan berkat itu untuk semua orang, terutama dalam menciptakan lapangan kerja”. Dan secara umum ucapan tersebut dapat diambil maknanya untuk dijadikan sebagai cita-cita Astra yaitu: “Sejahtera Bersama Bangsa sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia menuju Masyarakat Adil dan Makmur”.
4.1.5 Falsafah PT. Astra International (Catur Dharma) Cita-cita Astra mengacu pada cita-cita pendirinya kemudian diformulasikan dan disusun menjadi falsafah perusahaan yang terdiri dari 4 (empat) poin dengan nama “Catur
72
Dharma”. Falsafah ini akan menjadi basic mentaly seluruh jajaran karyawan Astra. Catur Dharma Astra yaitu : 1. Menjadi milik yang berharga bagi bangsa dan negara 2. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan 3. Saling menghargai dan membina kerja sama 4. Berusaha mencapai yang terbaik
4.1.6 Motto PT. Astra International “Per Aspera Ad Astra” yang berarti “Bekerja Keras untuk mencapai Bintang”
4.2
Sejarah Daihatsu PT. Astra International Tbk – Daihatsu Sales Operation (AI – DSO) sebagai salah satu
divisi penjualan otomotif PT. Astra International – Tbk memulai bisnisnya pertama kali pada tahun 1973 dibawah PT. Astra International Incorporated – Motor Vehicle Division (PT. AI Inc. – MVD). Pada tahun 1993, PT. Astra International Incorporated – Motor Vehicle Division (PT. AI Inc. – MVD) menciptakan suatu merk dagang ASTRA MOBIL yang membawahi unit penjualan Daihatsu, Isuzu, BMW, Peugeot dan Nissan Diesel. Untuk menjadi retailer dan distributor kendaraan Daihatsu yang terdepan dengan pertumbuhan yang berkesinambungan, AI – DSO dituntut untuk selalu memberikan performa ekstra dari seluruh jajaran – dari manajemen hingga ke tingkat garda depan yang berhubungan langsung dengan konsumen. Karena itu, usaha-usaha penyempurnaan sistem manajemen, strategi pemasaran dan penjualan dilakukan secara konsisten dan dibarengi dengan pembinaan kualitas sumber daya manusia, dari perekrutan sampai pembinaan, yang terencana melalui training dan workshop yang diharapkan mampu mengantisipasi perkembangan pasar yang dinamis dewasa ini.
73
Daihatsu berkembang pesat kaerna memberikan berbagai layanan yang sangat memudahkan bagi calon pembeli maupun pengguna Daihatsu. Dengan slogan “Innovation
For Tomorrow” menjadi komitmen perusahaan untuk selalu mewujudkan inovasi agar dapat bertahan di era globalisasi yang terus berkembang cepat dan menghasilkan produk yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Slogan ini merupakan aspirasi dari falsafah, visi dan prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial serta rencana strategi global Grup Daihatsu untuk 100 tahun kedepan. Peningkatan penjualan yang terus terjadi dari tahun ketahun menuntut AI – DSO untuk membangun jaringan dealer dan workshop yang memadai demi menjaga kepuasan pelanggan. AI – DSO sampai dengan saat ini telah memiliki 82 kantor cabang dan 75 dealer di seluruh Indonesia yang didukung oleh tenaga professional yang bermotivasi tinggi. Guna memenangkan persaingan dalam hal jaringan penjualan, AI – DSO memiliki Winning Concept yang dikenal dengan 3C, yakni : - Complete - Compact - Coverage
4.2.1 Bengkel Daihatsu Untuk menjamin mutu, keandalan, kepuasan kendaraan Daihatsu yang dipasarrkan dan menjamin kenyamanan berkendara Daihatsu, AI – DSO memberikan pelayanan purna jual yang handal dan berkualitas tinggi dengan membangun jaringan pelayanan workshop atau bengkel modern dengan jumlah 131 bengkel yang tersebar di seluruh Indonesia, jumlah tersebut terdiri dari 41 bengkel terpadu milik Astra yang menyatu dengan ruang pamer, 45 bengkel 3S (sales, service, spare parts), dan 45 bengkel resmi (authorized service) yang didukung oleh mekanik ahli serta terlatih untuk berbagai pelayanan pemeliharaan dan perbaikan.
74
Sesuai dengan tuntutan pelanggan Daihatsu yang semakin membutuhkan layanan purna jual yang berkualitas, maka Daihatsu berkomitmen untuk semakin dekat dengan pelanggan dengan terus menambah jumlah jaringan bengkel di tahun-tahun mendatang. Bengkel Daihatsu menempatkan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Karena itu, Bengkel Daihatsu selalu menjaga pelayanan yang berstandar tinggi yang dilengkapi dengan fasilitas standar Daihatsu yang mengedepankan kepuasan pelanggan. Dengan fasilitas ruang penerimaan (reception area) yang bersih dan nyaman, serta dibantu oleh Service Advisor bersertifikasi, Daihatsu berkomitmen memberikan kepuasan dari awal pelanggan berhubungan dengan bengkel Daihatsu. Pelanggan akan selalu dilayani dengan penuh rasa hormat dan antusias serta memastikan semua kebutuhan pelanggan telah terlayani secara tuntas. Semangat ini sejalan dengan moto pelayanan “SENSASI” bermakna Senyum, Salam, dan Terima Kasih yang selalu ditanamkan kepada seluruh karyawan perusahan. Selain itu AI – DSO memiliki Value Proposition yaitu : - Reliable (dapat diandalkan) Æ Customer mendapatkan kepastian atas QCD
(Quality, Cost, Delivery) yang dijanjikan DAIHATSU. - Easy (memberikan kemudahan) Æ Customer mudah berurusan dengan DAIHATSU. - Care (menunjukkan kepedulian) Æ Customer merasakan perhatian yang sungguhsungguh dari DAIHATSU. - Convenient (menciptakan kenyamanan) Æ Customer merasa nyaman berada di lingkungan DAIHATSU. Dari Value Proposition tersebut, didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya : 1. Menyambut Kedatangan Customer Æ Sambutan yang hangat saat kedatangan
Customer akan memberikan rasa nyaman dihati Customer dan memudahkan terjadinya kesepakatan lanjutan, Yang di implementasikan dengan tindakan sebagai berikut : -
Sambut Customer dengan ramah
75
-
Ucapkan salam
-
Bantu Customer untuk parkir kendaraan
-
Antar dan bukakan pintu showroom atau bengkel bagi Customer
-
Pastikan Customer diterima oleh petugas didalam showroom atau bengkel
-
Payungi Customer pada saat hujan
2. Melayani Customer Æ Perhatian dan kesigapan saat melayani Customer menciptakan keyakinan terhadap kehandalan produk dan pelayanan. Yang di implementasikan dengan tindakan sebagai berikut : -
Sambut Customer di depan pintu
-
Ucapkan salam dan sapa dengan ramah
-
Ulurkan tangan dan perkenalkan diri
-
Staf lain berdiri saat ada Customer masuk kedalam ruangan
-
Berikan minuman maksimum 5 menit setelah Customer duduk
-
Layani dengan antusias dan ekspresi yang ramah
-
Berikan keleluasaan untuk melihat-lihat dan mengambil keputusan
-
Selalu siap saat dibutuhkan
-
Antar dan bukakan pintu saat Customer pulang
-
Ucapkan terima kasih atas kunjungannya
3. Fasilitas Pelayanan Æ Fasilitas yang bersih, rapi, dan terawat akan membuat
Customer merasa nyaman ada didalam outlet atau bengkel Daihatsu. yang di implementasikan dengan tindakan sebagai berikut : -
Ruangan dan perabotan bersih, rapid an terawat
-
Ruangan terang, udara sejuk
-
Papan petunjuk dan informasi jelas dan terawat
-
Media promosi rapid an up to date
76
-
AC, TV dan perlengkapan lainnya berfungsi dengan baik
-
Tersedia bacaan dan minuman ringan di ruang tunggu Customer
-
Pemisahan smoking dan non smoking area
4. Delivery Explanation Service Æ Pelayanan dan penjelasan setelah kendaraan selesai diperbaiki akan memberikan keyakinan terhadap kualitas pekerjaan dan meningkatkan kepuasan Customer. Yang di implementasikan dengan tindakan sebagai berikut : -
Jelaskan mengenai pekerjaan yang telah dilakukan
-
Jelaskan rincian biaya service
-
Dampingi / bantu proses pembayaran Customer
-
Jelaskan garansi pekerjaan
-
Minta kesediaan Customer mengisi kuesioner CSI
-
Antar Customer ke kendaraan
-
Ucapkan terima kasih atas kunjungan Customer
5. Grooming Æ Penampilan
yang professional akan menciptakan keyakinan
Customer terhadap kehandalan perusahaan. Yang di implementasikan dengan tindakan sebagai berikut : -
Kenakan seragam sesuai ketentuan
-
Jaga kebersihan dan kerapian pakaian
-
Gunakan ID card / name tag / name plate agar mudah dikenali
Customer -
Rambut bersih dan rapi
-
Wajah bersih dan segar
-
Nafas dan tubuh tidak berbau
-
Duduk dan berdiri dengan tegak
77
6. Kepedulian Terhadap Customer Æ Perhatian yang tulus membuat Customer merasa dihargai. Yang di implementasikan dengan tindakan sebagai berikut : -
Senyum dan sapa setiap berpapasarn dengan Customer
-
Berbicara dengan lembut dan sopan
-
Tidak makan di depan Customer / di area pelayanan
-
Serahkan brosur / kartu nama / formulis dengan dua tangan dan posisi dokumen menghadap Customer
-
Tawarkan bantuan jika melihat ada Customer yang tidak ada yang melayani
-
Antar sampai ke tempat yang dituju jika Customer menanyakan lokasi tertentu di area pelayanan
-
Tunjukan arah dengan sopan
7. Etika Bertelepon Æ Etika bertelepon yang baik mencerminkan kehandalan dan kepedulian dalam pelayanan. Yang di implementasikan dengan tindakan sebagai berikut : -
Angkat telepon paling lambat pada dering ketiga
-
Angkat telepon yang berdering jika sedang tidak ada staff di lokasi telepon tersebut
-
Ucapkan salam, beritahukan nama anda
-
Selalu tersenyum saat bertelepon
-
Jaga antusias suara dan kejelasan pengucapan kata
-
Jangan menelepon sambil makan atau minum
-
Saat mentransfer telepon, pastikan sampai orang yang dituju menerima telepon
-
Saat mentransfer telepon, teruskan informasi yang sudah di dapat kepada penerima telepon berikutnya
78
-
Catat pesan yang ditinggalkan dan sampaikan ke orang yang dituju
-
Ucapkan terima kasih pada akhir pembicaraan
-
Tutup telepon setelah Customer menutup hubungan terlebih dahulu
Bengkel Daihatsu adalah bengkel yang mengedepankan konsep keselamatan kerja, kesehatan, dan lingkungan (EHS), yang terdiri dari standar-standar ramah lingkungan dan keamanan mulai dari perlengkapan pelindung diri saat bekerja, alat pemadam kebakaran, tempat sampah, pengolahan limbah sampai kegiatan penghijauan, EHS (Environment,
Healty, and Safety) terdiri dari 4 kategori diantaranya : A. Green Product Æ Product yang dalam seluruh daur hidupnya (mulai dari proses pembuatan, pemakaian, sampai pembuangan) dapat : -
Mengurangi pemakaian sumber daya alam
-
Mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan
-
Mencegah kecelakaan kerja dan tidak berdampak buruk kesehatan (termasuk penyakit akibat kerja)
Contoh implementasi : -
Komatsu Remanufacturing Æ Rekondisi alat berat sebelum produk terlanjur rusak oleh umur
-
PT.Astra Otoparts TBK Æ Membeli accu bekas Customer dan memberikan discount untuk pembelian accu kering
-
PT. Astra Grapia TBK Æ Menarik kembali tonner printer yang mengandung B3 dari Customer untuk di recycle.
B. Green Employee Æ Pengembangan karyawan berkompeten dan memiliki paradigma bekerja secara aman dan ramah lingkungan. Contoh implementasi : -
Training simulasi kebakaran (Training Fire)
-
Training PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat)
79
-
Reward Æ Penghargaan terhadap prestasi dibidang lingkungan seperti juara lomba housekeeping
-
Punishment Æ Pemberian Sanksi (surat peringatan) bagi karyawan yang merokok di area dilarang merokok
-
Fasilitas pendukung kenyamanan karyawan
C. Green Strategy Æ Perumusan strategy bisnis dan program kerja yang mempertimbangkan aspek LK3 (Lingkungan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja) Contoh implementasi : Masalah aspek lingkungan (Emisi gas beracun, tetesan / ceceran oli, pemborosan pemakaian air, dan tumpahan bahan kimia), Masalah aspek K3 (percikan api las, radiasi komputer, bising pada ruang genset, alat kerja yang berkarat)
D. Green Process Æ Proses bisnis yang mendukung pencegahan pencemaran dan kecelakaan
kerja,
dan
program
penghematan
konsumsi
energi.
Contoh
implementasi : -
Ergonomi Kerja Æ Perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan termasuk penggunaan mesin / alat-alat kerja untuk mencapai produktifitas yang optimal.
-
Persiapan dokumen standar aspek LK3
-
Plant Layout dan proteksi area kerja
-
Pemeriksaan alat-alat yang digunakan
-
Pemberian rambu-rambu / tanda peringatan bahaya
Bengkel Daihatsu dilengkapi dengan fasilitas standar Daihatsu Authorized Workshop, antara lain : 1. Stall perbaikan yang memadai 2. Lift untuk perbaikan kendaraan
80
3. Daihatsu SSC (Super Servis Cepat), hanya dengan Daihatsu SSC perbaikan kendaraan Daihatsu akan berlangsung tepat dan cepat, sebab alat ini didesain sesuai dengan dimensi dari komponen Daihatsu. 4. Inteligent Tester, dengan fasilitas canggih intelligent tester, maka diagnosa problem kendaraan akan semakin cepat dan tepat ditemukan. Fasilitas hi-tech ini hanya pelanggan bisa jumpai di bengkel Daihatsu. 5. Multi-Gas Analyzer, sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengharuskan pengguna kendaraan untuk menjaga emisi buang gas tetap pada ambang batas yang dijinkan, maka Daihatsu menyediakan fasilitas Multi-Gas Analyzer bagi pelanggan yang melakukan service, alat ini berfungsi untuk melakukan uji emisi gas buang agar mobil pelanggan tetap ramah lingkungan. Selain itu, demi menjamin kualitas perbaikan, mobil Daihatsu selalu ditangani oleh teknisi-teknisi yang professional yang telah mengikuti training berjenjang Daihatsu yaitu : 1. Daihatsu Mekanik Training 2. Daihatsu Mekanik 3 Æ Junior Technician 3. Daihatsu Mekanik 2 Æ Pro Technician 4. Daihatsu Mekanik 1 Æ Master Technician Dengan kemampuan bersertifikat Daihatsu dan bertaraf international, teknisi bengkel Daihatsu siap melakukan perawatan dan menjamin kendaraan nyaman dikendarai. Disamping itu, untuk memastikan kendaraan telah Fixed Right on The First Time (perawatan/perbaikan tuntas), maka Karu (Kepala Regu) bersertifikat Daihatsu akan selalu memastikan pekerjaan teknisi bengkel Daihatsu telah memenuhi standar kualitas Daihatsu. Kesempurnaan melakukan perawatan dan perbaikan dibengkel Daihatsu menjadi semakin lengkap karena Daihatsu juga memiliki gudang suku cadang yang siap memenuhi kebutuhan suku cadang Daihatsu untuk perbaikan kendaraan. Tentunya dengan hanya
81
menyediakan Daihatsu Genuine Parts, Daihatsu akan memberikan jaminan kepuasan pelanggan akan kualitas suku cadang.
4.2.2
Layanan Bengkel Daihatsu
4.2.2.1 Service Super Cepat Max 59 menit Pelanggan tidak perlu menunggu terlalu lama dalam melakukan perawatan berkala dibengkel Daihatsu, karena dapat memanfaatkan layanan Service Super Cepat (SSC), yaitu layanan service cepat hanya dalam waktu 59 menit, khusus untuk perawatan berkala. Layanan ini merupakan salah satu terobosan untuk memberikan service berkualitas dengan waktu yang lebih singkat, parktis, bebas antri, harga normal, dan kualitas terjamin. Dengan fasilitas khusus dan lengkap serta dikerjakan oleh teknisi yang handal, maka pelanggan akan menemukan pengalaman
baru service kendaraan dengan waktu yang lebih singkat, dan
harga tetap.
4.2.2.2 Happy Kontrak Service Happy Kontrak Service adalah perawatan kendaraan selama periode atau jarak tertentu tanpa memikirkan kenaikan harga yang tidak pasti yang ditawarkan oleh bengkel Daihatsu. Paket perawatan ini dibayarkan secara penuh oleh pelanggan pada saat pertama kali mengikuti program ini dan selanjutnya pelanggan dapat melakukan perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada buku kontrak service yang telah disepakati bersama (biasanya 1 - 3 tahun). Keuntungan Happy Kontrak Service Daihatsu : - Memberikan kemudahan perawatan dan perbaikan terencana - Jaminan keaslian suku cadang - Kemudahan proses administrasi - Diskon 25% dari harga normal - Bebas dari kenaikan harga selama periode Happy Kontrak Service
82
- Di ingatkan kapan waktu perawatan sehingga kondisi kendaraan selalu prima
4.2.2.3 Daihatsu Mobile Service (DMS) Daihatsu Mobile Service (DMS) merupakan unit Daihatsu Gran Max (Blind Van) yang pada kabinnya dipenuhi peralatan tool kit lengkap yang diperuntukkan bagi pelanggan yang tidak sempat datang kebengkel resmi Daihatsu namun ingin melakukan sejumlah perawatan atau perbaikan, dimana mekanik Daihatsu akan menangani mobil pelanggan dirumah atau dikantor. Pelayanan yang diberikan DMS (Daihatsu Mobile Service) juga bermacam-macam misalnya service berkala, cek dan ganti oli , cek sistem rem, tune up mesin, bahkan setrum aki atau hanya ganti bohlam. Namun demikian sistem booking berlaku, sekaligus sebagai sarana pengguna Daihatsu untuk mengutarakan keluhannya.
4.2.2.4 Part 24 Jam atau Gratis Untuk menjamin kepuasan pelanggan khususnya masalah ketersediaan spare part, kini pelanggan di bengkel Daihatsu bisa mendapatkan spare part gratis bila dalam 24 jam spare part yang di pesan tidak kunjung datang. Program “Part 24 Jam atau Gratis” ini terhitung berlaku setelah pelanggan menandatangani PKB (Perintah Kerja Bengkel). Part yang dijamin totalnya ada 777 item yang masuk ke dalam kategori part perawatan berkala untuk semua model mobil Daihatsu keluaran tahun 2001 keatas. Part yang masuk kedalam kategori part perawatan berkala umumnya merupakan part-part fast moving seperti kampas rem, air filter, dan sebagainya. Ini merupakan komitmen Daihatsu dalam memuaskan Customernya.
4.2.2.5 Booking Service Booking service adalah program prioritas pelayanan Daihatsu, dimana pelanggan dapat mengatur kedatangannya kebengkel resmi Daihatsu. Keuntungannya adalah :
83
- Tidak perlu mengantri waktu mendaftar - Kendaraan dapat langsung dikerjakan oleh mekanik tidak perlu menunggu giliran - Biaya dan lamanya waktu perbaikan dapat diketahui sebelumnya - Praktis hemat waktu - Mendapatkan potongan harga jasa dan spare part, besar diskon sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku yang terdiri dari diskon 5% setiap hari rabu & kamis (khusus bengkel Daihatsu Pluit), diskon 15% untuk karyawan dengan syarat foto copy ID Card karyawan, diskon 5% untuk Astra Group.
4.2.2.6 Genius (Genuine Parts Plus) Genius adalah jaminan suku cadang asli dengan mutu terjamin dan bergaransi. Memadai harganya serta mudah didapat dilebih dari 2000 outlet yang tersebar diseluruh Indonesia. Genius merupakan program jaminan suku cadang asli dengan : 1. Mutu terjamin dan bergaransi Î masa garansi maintenance part 3 bulan / 5000 km. 2. Memadai harganya Î lebih terjangkau sehingga tidak membebani pengeluaran pelanggan 3.
Mudah di dapat Î karena suku cadang asli Daihatsu tersedia di lebih 2000 outlet yang tersebar diseluruh Indonesia
4.2.2.7 Service Warranty Claim Di bengkel resmi Daihatsu, perawatan dan perbaikan Daihatsu pelanggan langsung tuntas dan bergaransi. Pelanggan dijamin sekali datang tuntas dan bergaransi (Fix It Right
First Time). Apabila terjadi perbaikan ulang atas problem yang sama (perbaikan tidak tuntas) maka biaya perbaikan gratis. Masa garansi perbaikan adalah :
84
- 15 hari atau 1.000 km untuk perbaikan (repair) umum - 3 bulan untuk perbaikan body
4.2.2.8 Siaga 24 jam Siaga 24 jam adalah program jasa pelayanan darurat untuk pengguna Daihatsu yang mengalami permasalahan atau kerusakan (mogok di jalan), Siap membantu 24 jam setiap hari hal ini dapat dilakukan karena Daihatsu bekerja sama dengan Astra World (member Astra World tidak dikenakan harga jasa / gratis).
4.2.2.9 Daihatsu Car Care Hadir merawat mobil pelanggan, menggunakan material dan bahan berbasis air (water base produk) yang terkemuka di dunia, dikerjakan oleh tenaga professional dan berpengalaman dibidangnya sehingga menjamin kualitas hasil kerja, aman bagi kendaraan dan ramah lingkungan. Pelayanan perawatan terdiri dari : - Salon Mesin Æ menjadikan mesin bersih kembali, bersih dari noda dan kotoran serta memberikan perlindungan dan pelapisan terhadap komponen yang terbuat dari karet. - Salon Kaca Æ membersihkan jamur (water spot) mengkilapkan dan memberikan perlindungan pada kaca. - Salon Interior Æ menjadikan interior bersih dan memberikan proteksi terhadap komponen yang terbuat dari karet, fiber, vynil, dan plastik. - Salon Eksterior Æ mengangkat jamur, kotoran, swirl mark (sarang laba-laba) dan oksidan lainya. Menampilkan gloss warna mobil serta memberikan proteksi / pelapisan pada karet kaca, molding, ban dan cat.
4.3
Struktur Organisasi PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch Struktur organisasi PT. Astra International – Daihatsu Pluit Branch dapat digambarkan sebagai berikut :
KA. CABANG
KA. BENGKEL
Supervisor
Supervisor
Supervisor
CRO
Admin Unit
Admin Service
CCR
Sales Counter
Sales man
Sales man
Service Advisor
Sales man
Spare Part
Pengantar Kendaraan
Koor Body Repair
Mekanik Body Repair
Biling
Opr Admin
Kepala Regu
Messenger
Poksus
Office Boy
Kasir
Supp Kasir
Final Inspection
Gudang Bahan
Messenger
Washing
Sumber: PT . Astra International – Daihatsu Pluit Branch, 2009
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch
85
86 4.4
Wewenang dan Tanggung Jawab Berikut ini adalah uraian mengenai wewenang dan tanggung jawab dari masing-
masing posisi dalam struktur organisasi PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch : 1. Kepala Cabang -
Mengawasi dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan kantor cabang yang dipimpinnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
-
Membuat analisa mengenai perkembangan perusahaan baik dilihat dari sisi keuangan maupun pelaksanaan operasional perusahaan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kerja
-
Menerima laporan dari setiap kepala departemen tentang hasil yang telah dicapai oleh masing-masing department tersebut. Laporan ini kelak akan menjadi laporan ke kantor pusat,
-
Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada masing-masing kepala departemen sesuai dengan bidangnya,
-
Menandatangani surat-surat penting yang berhubungan dengan kantor cabang.
2. Kepala Bengkel -
Membuat perencanaan dan memastikan pencapaian revenue workshop, unit masuk dan car return sesuai standar yang ditetapkan
-
Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan bengkel (performance jajaran bengkel)
-
Mengontrol stok gudang bengkel (parts sesuai dengan target service rate)
-
Pembinaan dan pengembangan personel bengkel
-
Memantau pengelolaan limbah padat, cair dan gas dibengkel (Environment,
Healty and Safety Programe) -
Melakukan evaluasi program-program yang ada dibengkel
87 -
Memutuskan / penolakan diskon untuk pelanggan / perjanjian kerja sama sesuai SOP
-
Menentukan penggunaan kendaraan operasional service cabang (service car)
-
Menegur, mengarahkan dan memberikan reward – punishment kepada karyawan bawahannya
-
Mengusulkan promosi, transfer, demosi, training atau melakukan PHK karyawan dibawahnya
3. Admin Unit -
Mengelola surat pesanan
-
Memeriksa kelengkapan surat pesanan kendaraan
-
Memeriksa kelengkapan pengajuan STNK
-
Menerima dan menyiapkan kendaraan
-
Memonitor piutang kendaraan
-
Membuat BKU dan Melakukan Kodering
-
Monitor bon sementara dan prepayment
-
Melaksanakan fungsi kepersonaliaan cabang
-
Melaksanakan fungsi general affairs cabang
-
Melaksanakan fungsi Internal Control
-
Melakukan proses penerimaan dan pengeluaran uang
-
Membuat Register Cek/Giro
-
Melakukan penyetoran ke Bank
-
Mengelola Petty Cash dan Membuat Laporan Petty Cash Harian
-
Melakukan kas Opname
88 4. Admin Servis -
Memonitor batas waktu pembayaran dan dokumen-dokumen pendukungnya
-
Melakukan administrasi account receivable (AR) dan verifikasi “Collection
Payment” -
Mencetak kontrak kerja untuk perjanjian kerja sama (PKS) sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui workshop head (kepada bengkel)
-
Memonitor batas waktu pembayaran dan dokumen-dokumen pendukungnya
-
Melakukan kegiatan administrasi masalah perpajakan
-
Membantu melengkapi data yang dibutuhkan untuk pengirimian unit
5. CRO (Customer Relationship Officer) -
Melayani customer
-
Membina dan mengontrol karyawan dalam penerapan standar pelayanan
-
Mengontrol fasilitas pelayanan sesuai dengan standar
-
Mengelola customer data
-
Mengkoordinasi dan melaksanakan aktivitas customer retention
-
Mengkoordinasikan penyelesaian customer complaint
-
Menggali suara customer
-
Mengkoordinasikan pelaksanaan program customer survey
-
Memonitor performance Customer Service
-
Menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan
-
Mendokumentasikan kegiatan pelayanan
-
Membantu penyelenggaraan event yang berhubungan dengan customer
-
Melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan oleh kepala cabang sesuai kebutuhan cabang
89 6. Supervisor -
Menetapkan target penjualan bersama Kepala Cabang
-
Menetapkan stok kendaraan kepada customer yang sudah antri
-
Mengontrol penjualan
-
Menyusun dan membuat laporan penjualan
-
Menentukan metode-metode pendistribusian dan kebijakan penjualan
-
Menyusun strategi dan memotivasi para salesman untuk menjual mobil sesuai target
7. Service Advisor (SA) -
Melayani pelanggan, yaitu menganalisa kerusakan dan memeriksa kendaraan serta menjelaskan hasil pemeriksaan pada pelanggan
-
Memasukan data keluhan pelanggan mengenai kondisi kendaraan pelanggan ke computer
-
Membuat perintah kerja bengkel (PKB)
-
Membuat penawaran dari pekerjaan perbaikan kendaraan / estimasi biaya dan waktu perbaikan pada pelanggan
-
Menginformasikan pekerjaan tambahan (bila ada) kepada pelanggan beserta estimasi biaya dan waktu tambahan yang diperlukan
-
Memeriksa kendaraan yang telah diperbaiki, apakah sesuai dengan PKB
-
Melakukan test jalan dan memeriksa keberadaan parts bekas di dalam kendaraan
-
Menyerahkan kembali kendaraan kepada pelanggan dalam keadaan bersih berikut part bekas sesuai dengan ceklist kelengkapan kendaraan pelanggan
-
Melakukan follow up ke pelanggan setelah 2-3 hari kendaraan diperbaiki dibengkel
-
Mengingatkan pelanggan untuk melakukan perawatan berkala berikutnya
90 -
Menentukan harga dan memberikan diskon pada pelanggan untuk perbaikan kendaraan sesuai standar yang ditetapkan
-
Memutuskan kendaraan boleh keluar atau tidak setelah dipakai
8. Central Control Room (CCR) -
Memberikan order pekerjaan kepada mekanik sesuai kompetensi mekanik
-
Memprioritaskan PKB kategori return
-
Mengupdate status kerja mekanik di menu komputer dan job control board
-
Menginformasikan ke service advisor (SA) kondisi loading kerja mekanik saat SA membutuhkannya
-
Memonitor status PKB yang telah dibagikan ke mekanik
-
Merencanakan dan memonitor perawatan alat-alat bengkel
-
Mendata semua peralatan yang dimiliki oleh bengkel
-
Mengusulkan ke kepala bengkel untuk perbaikan, penggantian dan kaliberasi peralatan yang tidak layak digunakan lagi
-
Menjaga kebersihan dan keamanan area kerjanya
9. Kepala Regu (KARU) -
Menganalisa PKB dari service advisor (SA) untuk mendistribusikan job kepada mekanik
-
Mengawasi kerja mekanik sesuai PKB dan flat rate yang ditetapkan
-
Membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi mekanik dengan menjelaskan cara trouble shooting
-
Mendukung mekanik dalam penyediaan suku cadang dan tools
-
Membuat laporan berkala mengenai job return, problem yang dihadapi untuk diserahkan pada atasan
-
Memeriksa hasil kerja mekanik sesuai dengan PKB
91 -
Menjelaskan pada pelanggan tentang kondisi kendaraan yang sedang diperbaiki
10.
Melakukan final test terhadap kendaraan yang telah selesai diperbaiki
Mekanik -
Mengerjakan perbaikan atau perawatan kendaraan sesuai perintah yang ada di PKB, dan sesuai dengan standar pengerjaan serta standar k3 yang berlaku
-
Mencatat pekerjaan yang dilakukan di kolom PKB dan mencatat wartu kerja (waktu mulai & waktu penyelesaian pekerjaan) pada kertas atau cek sheet yang berlaku untuk menentukan flat rate
-
Menginformasikan kerusakan yang ditemukan diluar PKB pada kepala regu untuk ditindak lanjuti
-
Memeriksa ulang hasil kerjanya dan menyerahkan PKB yang telah di isi kepada kepala regu untuk diperiksa
-
Memelihara (menjaga kebersihan dan kelengkapan) peralatan kerja, menjaga kerapihan dan kerbersihan tempat kerja
11.
Petugas Gudang Part (Spareparts) -
Menerima kiriman parts sesuai pesanan dari parts HO dan membuat surat penerimaan gudang (SPG)
-
Mengecek kesesuaian parts yang dipesan saat penerimaan
-
Menenpatkan parts di rak sesuai dengan kode lokasi yang telah ditentukan
-
Melakukan order parts ke HO dengan kategori pemesanan sesuai standar prosedur pemesanan parts
-
Melakukan order parts luar (local purchase) bila parts HO tidak dapat memenuhinya dengan persetujuan kepala bengkel
-
Membuat nota kontan parts dan nota parts
-
Menjaga kebersihan dan kemanan area kerjanya
92 12.
13.
14.
Biling -
Mencetak kwitansi pembayaran sesuai permintaan service advisor (SA)
-
Mencetak SPK dari karu
-
Mencetak SPG OPL
-
Memberikan data ke accounting dept untuk pembuatan faktur pajak
-
Membuat file semua dokumen F / R
Kasir -
Menerima pembayaran dari customer
-
Follow up customer yang belum bayar
-
Membuat operasional bengkel / petty cash
-
Menginput pembayaran by cash maupun transfer
Petugas Gudang Bahan -
Menerima kiriman bahan sesuai pesanan dari vendor / supplier bahan yang telah ditentukan dan membuat surat penerimaan gudang (SPG)
-
Mengecek kesesuaian bahan yang dipesan pada saat penerimaan
-
Menempatkan bahan di rak sesuai dengan kode lokasi yang terlah ditentukan
-
Melakukan order bahan ke supplier bila stok gudang sudah standar minimal pemesanan
-
Melakukan order bahan hanya kepada supplier yang telah ditentukan oleh kepala bengkel (head office)
-
Membuat nota kontan bahan dan nota bahan
-
Menjamin ketersediaan SST (Special service tools) dan equipment yang disimpan di gudang bahan
-
Melayani, mengawasi dan menjaga sistem peminjaman SST dan equipment yang tersimpan digudang bahan
93 15.
Petugas Pengatur Kendaraan -
Menenpatkan kendaraan yang akan dilakukan perbaikan atau perawatan pada stall kerja yang telah ditentukan
-
Memasang seat cover pada kendaraan pelanggan
-
Menjamin ketersedian seat cover pada tempatnya
-
Mengantar dan mengambil parts yang diperbaiki di vendor (OPL) dengan cepat
-
Menjaga kebersihan dan keamanan area kerjanya
16. Petugas Pencuci Kendaraan -
Melaksanakan pekerjaan cuci kendaraan pelanggan dengan sebaik-sebaiknya sesuai dengan PKB
-
Memelihara dan merawat peralatan kerja dengan sebaik-baiknya
-
Menjaga kebersihan dan keamanan area kerjanya
17. OPR Admin -
Input Bukti Pengeluaran Hutang / BPH (Pengobatan, tagihan rumah sakit, pembelian dan pembayaran vendir)
-
Recab DO (delivery order) kirim, dan STNK
-
Membuat absensi karyawan
-
Mengelola Alat Tulis Kantor
18. Sales Counter -
Memenuhi target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan
-
Mencari dan melayani calon pelanggan dengan memberikan uraian lengkap tentang produk, harga dan keunggulan produk dari pelayanan
19. Salesman -
Menjual produk-produk Daihatsu
-
Melayani Customer
94 -
Mengantarkan kendaraan pada Customer
20. Poksus -
Melakukan pengecekan unit baru secara keseluruhan baik body maupun kelengkapan kendaraan
-
Menyiapkan unit yang ingin di delivery
-
Serah terima unit ke customer dan melengkapi administrasi (tanda tangan, kacab, sales, CRM, dan admin).
21. Satpam -
Menerima kendaraan service dan member kartu antrian
-
Menerima tamu dan mengantar tamu yang datang ke showroom sampai pintu showroom
-
Mengambil surat izin keluar kendaraan yang telah selesai di service
-
Melakukan patroli control keseluruh area setiap 1 jam
22. Body Repair -
Memberi alas kaki setiap unit body repair yang telah keluar
-
Memfollow up unit yang telah selesai dikerjakan (H+3 setelah unit keluar)
-
Semua unit body repair yang masuk wajib di salon
23. Messenger -
Mengantar buka faktur di Head Office
-
Menyiapkan tagihan leasing
-
Mengantar tagihan leasing
-
Mengantar dokumen-dokumen yang dibutuhkan Astra World
-
Mencairkan cek dan menyetor giro
95 4.5
Profile Responden PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch Karakteristik demografi responden dalam penelitian ini dibedakan menurut jenis
kelamin, usia, dan pekerjaan, status kepemilikan kendaraan, merk kendaraan, lama memiliki kendaraan. Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini :
4.5.1 Jenis Kelamin Responden Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase
Pria
77 Orang
77%
Wanita
23 Orang
23%
Total
100 orang
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Berdasarkan hasil kuesioner profile responden mengenai jenis kelamin dari 100 orang responden maka di dapat data sebagai berikut : responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 77 orang
(77%) dan sisanya sebanyak 23 orang (23%) adalah wanita. Ini
menunjukan bahwa lebih banyak responden pria dibandingkan dengan wanita, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
96 Wanita Responden Berdasarkan Jenis Kelam in 23%
Pria
Wanita
Pria 77%
Gambar 4.3 Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin
4.5.2 Usia Responden Tabel 4.2 Usia Usia
Jumlah
Presentase
17-30 tahun
21 orang
21%
31-40 tahun
44 orang
44%
41-50 tahun
17 orang
17%
51-60 tahun
11 orang
11%
>60 tahun
7 orang
7%
Total
100 orang
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
97 Berdasarkan hasil kuesioner profile responden mengenai usia dari 100 responden dapat dilihat bahwa kelompok usia responden 17-30 tahun sebanyak 21 orang (21%), kemudian untuk kelompok usia antara 31-40 tahun sebanyak 44 orang (44%), untuk usia 41-50 tahun sebanyak 17 orang (17%), selanjutnya untuk kelompok usia 51-60 tahun terdapat 11 orang (11%) dan yang terakhir untuk kelompok usia diatas 60 tahun sebanyak 7 orang (7%). Ini menunjukan bahwa banyak responden yang berusia 34-40 tahun, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
17‐30 th 21%
>60 th 7%
51‐60 th 11%
17‐30 th 31‐40 th 41‐50 th 51‐60 th >60 th
41‐50 th 17%
Responden Berdasarkan Usia
31‐40 th 44%
Gambar 4.4 Profil Responden berdasarkan Usia
4.5.3 Pekerjaan Responden Tabel 4.3 Pekerjaan Pekerjaan
Jumlah
Presentase
Pelajar/Mahasiswa
7 orang
7%
Wiraswasta
36 orang
36%
Karyawan Swasta
49 orang
49%
Ibu Rumah Tangga
4 orang
4%
Lainnya
4 orang
4%
Total
100 orang
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
98 Berdasarkan hasil kuesioner profile responden mengenai Jenis pekerjaan, dari 100 responden didapat data sebagai berikut : responden yang bekerja sebagai pelajar / mahasiswa yaitu sebanyak 7 orang (7%), responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 36 orang (36%), responden yang bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 49 orang (49%), responden yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 4 orang (4%) dan responden yang memilih lainnya sebanyak 4 orang (4%). Ini menunjukan bahwa banyak responden yang bekerja sebagai karyawan swasta, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Ibu Rumah Tangga 4%
Lainnya 4%
Pelajar / Mahasiswa 7%
Pelajar / Mahasiswa Wiraswasta Karyawan Swasta Lainnya
Karyawan Swasta 49%
Wiraswasta Ibu Rumah Tangga 36%
Responden Berdasarkan Usia
Gambar 4.5 Profil Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
4.5.4 Merk Kendaraan Responden Tabel 4.4 Merk Kendaraan Merk
Jumlah
Presentase
Xenia
51 Orang
51%
Terios
17 Orang
17%
99
Luxio
5 Orang
5%
Sirion
7 Orang
7%
Gran Max
8 Orang
8%
Taruna
5 Orang
5%
Lainnya
7 Orang
7%
Total
100 Orang
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Berdasarkan hasil kuesioner profile responden mengenai Merk Kendaraan, dari 100 responden didapat data sebagai berikut : responden yang memiliki merk Xenia sebanyak 51 orang (51%), responden yang memiliki merk Terios sebanyak 17 orang (17%), responden yang memiliki merk Luxio sebanyak 5 orang, responden yang memiliki merk Sirion 7 orang (7%), responden yang memiliki merk Gran Max sebanyak 8 orang (8%), responden yang memiliki merk Taruna sebanyak 5 orang (5%) dan resonden yang menjawab lainnya sebanyak 7 orang (7%). Ini menunjukan bahwa banyak responden yang memiliki merk kendaraan Xenia dibandingkan dengan merk yang lainnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
100
Responden Berdasarkan Merk Kendaraan
Taruna 5%
Gran Max 8%
Xenia Terios Luxio Sirion Gran Max Taruna Lainnya
Lainnya 7%
Sirion 7% Luxio 5% Xenia 51%
Terios 17%
Gambar 4.6 Profil Responden berdasarkan Merk Kendaraan
4.5.5 Status Kepemilikan Kendaraan Responden Tabel 4.5 Status Kepemilikan Kendaraan Status Kepemilikan
Jumlah
Presentase
Kendaraan Pribadi
80 Orang
80%
Kendaraan Perusahaan
20 Orang
20%
Total
100 Orang
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Berdasarkan hasil kuesioner profile responden mengenai status kepemilikan kendaraan dari 100 orang responden maka di dapat data sebagai berikut : responden yang memiliki kendaraan pribadi sebanyak 80 orang (80%) dan sisanya sebanyak 20 orang (20%) merupakan kendaraan perusahaan. Ini menunjukan bahwa lebih banyak responden yang memiliki kendaraan pribadi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
101
Perusahaa n 20% Pribadi Perusahaan
Pribadi 80% Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Kendaraan Gambar 4.7 Profil Responden berdasarkan Status Kepemilikan Kendaraan
4.5.6 Lama Waktu Memiliki Kendaraan Responden Tabel 4.6 Lama Waktu Memiliki Kendaraan Usia
Jumlah
Presentase
>3 tahun
31 orang
31%
1 – 2 tahun
40 orang
40%
6 bulan – 1 tahun
10 orang
10%
<6 bulan
19 Orang
19%
Total
100 Orang
100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
102 Berdasarkan lama waktu memiliki kendaraan dari 100 responden dapat diketahui responden yang memiliki kendaraan >3 tahun sebanyak 31 orang,
1-2 tahun sebanyak 40
orang, 6 bulan- 1 tahun sebanyak 10 orang, dan <6 bulan sebanyak 19 orang, Ini menunjukan bahwa banyak responden yang memiliki kendaraan 1-2 tahun, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Responden Berdasarkan Lama Waktu Memiliki Kendaraan
>3 th 31%
< 6 bln 19%
6 bln ‐ 1 th 10%
>3 th 1‐2 th 6 bln ‐ 1 th < 6 bln
1‐2 th 40%
Gambar 4.8 Profil Responden berdasarkan Lama Waktu Kendaraan
4.6
Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval Salah satu asumsi yang mendasari path analysis adalah minimal dalam skala ukur
interval atau ratio, maka data yang telah di dapatkan haruslah di transformasi terlebih dahulu menjadi data interval sebelum di analisis lebih lanjut. Mentransformasi data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi sebagian syarat analisis parametrik dimana
103 data setidak-tidaknya berskala interval. Data ordinal tersebut ditransformasikan dengan menggunakan software minitab. Transformasinya sebagai berikut : •
Tansformasi variabel Customer Relationship Management ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Tansformasi Variabel Customer Relationship Management Skala Ordinal
Berubah
Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1
menjadi
1
Nilai Alternatif Jawaban 2
menjadi
1,96
Nilai Alternatif Jawaban 3
menjadi
2,76
Nilai Alternatif Jawaban 4
menjadi
3,63
Nilai Alternatif Jawaban 5
menjadi
4,74
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
• Tansformasi variabel Kualitas Pelayanan ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Tansformasi Variabel Kualitas Pelayanan Skala Ordinal
Berubah
Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1
menjadi
1
Nilai Alternatif Jawaban 2
Menjadi
2,01
Nilai Alternatif Jawaban 3
Menjadi
2,89
Nilai Alternatif Jawaban 4
Menjadi
3,80
Nilai Alternatif Jawaban 5
Menjadi
4,91
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
104 • Tansformasi variabel Nilai Pelanggan ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.9 Tansformasi Variabel Nilai Pelanggan Skala Ordinal
Berubah
Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1
Menjadi
1
Nilai Alternatif Jawaban 2
Menjadi
2,06
Nilai Alternatif Jawaban 3
Menjadi
2,87
Nilai Alternatif Jawaban 4
Menjadi
3,67
Nilai Alternatif Jawaban 5
Menjadi
4,74
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
• Tansformasi variabel Loyalitas Pelanggan ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.10 Tansformasi Variabel Loyalitas Pelanggan Skala Ordinal
Berubah
Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1
Menjadi
1
Nilai Alternatif Jawaban 2
Menjadi
1,97
Nilai Alternatif Jawaban 3
Menjadi
2,82
Nilai Alternatif Jawaban 4
Menjadi
3,67
Nilai Alternatif Jawaban 5
Menjadi
4,71
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
105 Keterangan: Alternatif Jawaban 1= Sangat Tidak Setuju Alternatif Jawaban 2= Tidak Setuju Alternatif Jawaban 3= Biasa Saja Alternatif Jawaban 4= Setuju Alternatif Jawaban 5= Sangat Setuju Selanjutnya data yang sudah ditransformasi menjadi data interval akan diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Data yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah variabel X1,X2,Y, dan Z.
4.7
Uji Validitas dan Reliabilitas
4.7.1 Uji Validitas Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah kita lakukan datanya valid atau tidak, realiable atau tidak maka penulis melakukan uji validitas dan reabilitas. Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam penelitian ini yaitu 100, sehingga nilai df = 98. Dengan begitu, diperoleh nilai ttabel = 1,66. Selanjutnya dengan menggunakan rumus rtabel, maka diperoleh nilai rtabel = 0,17. Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut: ¾
Jika r hasil> 0,17 (r hitung), maka butir atau pertanyaan tersebut valid.
¾
Jika r hasil< 0,17 (r hitung), maka butir atau pertanyaan tersebut tidak valid. Pada penelitian ini dilakukan uji coba terhadap 30 sampel, dan diperoleh hasil
bahwa butir 12, 18, 22 dan 26 tidak valid. Maka, keempat butir pertanyaan tersebut tidak lagi dipergunakan dalam penelitian dengan jumlah responden 100. Nilai r hasil didapat dari hasil perhitungan korelasi pearson product moment antara skor tiap butir pertanyaan dengan skor total dengan bantuan software SPSS 17. Berikut adalah hasil dari uji Validitas :
106 4.7.1.1 Uji Validitas Variabel Customer Relationship Management (X1) Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Validitas Untuk Variabel Customer Relationship
Management (X1) Pertanyaan
r hitung
r tabel
Kesimpulan
Pertanyaan 1
0,324
0,17
Valid
Pertanyaan 2
0,466
0,17
Valid
Pertanyaan 3
0,309
0,17
Valid
Pertanyaan 4
0,369
Pertanyaan 5
0,307
Pertanyaan 6
0,582
Pertanyaan 7
0,640
Pertanyaan 8
0,504
Pertanyaan 9
0,441
Pertanyaan 10
0,236
Pertanyaan 11
0,561
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Dari tabel 4.11 diatas dapat kita ketahui bahwa seluruh butir pertanyaan pada varibel
customer relationship management adalah valid , karena nilai r hitung dari seluruh pertanyaan yang ada menunjukkan angka > dari nilai r tabel (0,17).
107 4.7.1.2 Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan (X2) Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Validitas Untuk Variabel Kualitas Pelayanan (X2) Pertanyaan
r hitung
r tabel
Kesimpulan
Pertanyaan 13
0,288
0,17
Valid
Pertanyaan 14
0,195
0,17
Valid
Pertanyaan 15
0,285
0,17
Valid
Pertanyaan 16
0,305
0,17
Valid
Pertanyaan 17
0,211
0,17
Valid
Pertanyaan 19
0,397
0,17
Valid
Pertanyaan 20
0,438
0,17
Valid
Pertanyaan 21
0,211
0,17
Valid
Pertanyaan 23
0,277
0,17
Valid
Pertanyaan 24
0,260
0,17
Valid
Pertanyaan 25
0,339
0,17
Valid
Pertanyaan 27
0,296
0,17
Valid
Pertanyaan 28
0,261
0,17
Valid
Pertanyaan 29
0,288
0,17
Valid
Pertanyaan 30
0,386
0,17
Valid
Pertanyaan 31
0,236
0,17
Valid
Pertanyaan 32
0,438
0,17
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
108 Dari tabel 4.12 diatas dapat kita ketahui bahwa seluruh butir pertanyaan pada varibel kualitas pelayanan adalah valid , karena nilai r hitung dari seluruh pertanyaan yang ada menunjukkan angka > dari nilai r tabel (0,17).
4.7.1.3 Uji validitas Variabel Nilai Pelanggan (Y) Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Validitas Untuk Variabel Nilai Pelanggan (Y) Pertanyaan
r hitung
r tabel
Kesimpulan
Pertanyaan 33
0,400
0,17
Valid
Pertanyaan 34
0,288
0,17
Valid
Pertanyaan 35
0,329
0,17
Valid
Pertanyaan 36
0,060
0,17
Tidak Valid
Pertanyaan 37
0,101
0,17
Tidak Valid
Pertanyaan 38
0,277
0,17
Valid
Pertanyaan 39
0,418
0,17
Valid
Pertanyaan 40
0,673
0,17
Valid
Pertanyaan 41
-0,005
0,17
Tidak Valid
Pertanyaan 42
0,668
0,17
Valid
Pertanyaan 43
0,261
0,17
Valid
Pertanyaan 44
0,544
0,17
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Dari tabel 4.13 diatas dapat kita ketahui bahwa pertanyaan 36,37,41 tidak valid, karena nilai r hitung dari pertanyaan Pertanyaan 36 (0,060), pertanyaan 37 (0,101), pertanyaan 41 (-
109 0,005) < dari nilai r tabel (0,17) pertanyaan tidak valid. Sedangkan nilai r hitung untuk pertanyaan yang tersisa > dari r tabel (0,17) sehingga pertanyaan valid. Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Uji validitas Untuk Variabel Nilai Pelanggan (Y) Kedua Kali Pertanyaan
r hitung
r tabel
Kesimpulan
Pertanyaan 33
0,429
0,17
Valid
Pertanyaan 34
0,457
0,17
Valid
Pertanyaan 35
0,280
Pertanyaan 38
0,347
Pertanyaan 39
0,385
Pertanyaan 40
0,709
Pertanyaan 42
0,677
Pertanyaan 43
0,368
Pertanyaan 44
0,598
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Setelah di uji kembali dengan menghilangkan pertanyaan 36,37 dan 41 , diperoleh nilai r hitung yang baru dari pertanyaan 33 (0,429), pertanyaan 34 (0,457), pertanyaan 35 (0,280), pertanyaan 38 (0,347), pertanyaan 39 (0,385), pertanyaan 40 (0,709), pertanyaan 42 (0,677), pertanyaan 43 (0,368), pertanyaan 44 (0,598), > dari r tabel (0,17) pertanyaan valid.
110 4.7.1.4 Uji validitas Variabel Loyalitas Pelanggan (Z) Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Uji validitas Untuk Variabel Loyalitas Pelanggan (Z) Pertanyaan
r hitung
r tabel
Kesimpulan
Pertanyaan 45
0,431
0,17
Valid
Pertanyaan 46
0,147
0,17
Tidak Valid
Pertanyaan 47
0,223
0,17
Valid
Pertanyaan 48
0,235
Pertanyaan 49
0,385
Pertanyaan 50
0,202
Pertanyaan 51
0,098
Pertanyaan 52
0,504
Pertanyaan 53
0,330
Pertanyaan 54
0,283
Pertanyaan 55
0,210
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
0,17
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Dari tabel 4.15 diatas dapat kita ketahui bahwa pertanyaan 46 dan pertanyaan 51 tidak valid , karena nilai r hitung dari pertanyaan 46 (0,147) dan Pertanyaan 51 (0,098) < dari nilai r tabel (0,17) pertanyaan tidak valid. Sedangkan nilai r hitung untuk pertanyaan yang tersisa > dari r tabel (0,17) sehingga pertanyaan valid.
111 Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Uji Validitas Untuk Variabel Loyalitas Pelanggan Kedua Kali (Z) Pertanyaan
r hitung
r tabel
Kesimpulan
Pertanyaan 45
0,437
0,17
Valid
Pertanyaan 47
0,273
0,17
Valid
Pertanyaan 48
0,208
0,17
Valid
Pertanyaan 49
0,403
0,17
Valid
Pertanyaan 50
0,219
0,17
Valid
Pertanyaan 52
0,479
0,17
Valid
Pertanyaan 53
0,313
0,17
Valid
Pertanyaan 54
0,267
0,17
Valid
Pertanyaan 55
0,249
0,17
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Setelah di uji kembali dengan menghilangkan pertanyaan 46 dan pertanyaan 51 , diperoleh nilai r hitung yang baru dari pertanyaan 45 (0,437), pertanyaan 47 (0,273), pertanyaan 48 (0,208), pertanyaan 49 (0,403), pertanyaan 50 (0,219), pertanyaan 52 (0,479), pertanyaan 53 (0,313), pertanyaan 54 (0,267), pertanyaan 55 (0,249), > dari r tabel (0,17) pertanyaan valid.
4.7.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat keandalan quesioner. Untuk itu, dilakukan uji reliabilitas internal pada instrument penelitian dengan menggunakan teknik reliabilitas dengan metode Alpha.
112 Uji reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha dilakukan pada instrumen pertanyaan yang menggunakan kategorisasi jawaban dengan skala bukan 0 dan 1, seperti skala 1 sampai 5, 1 sampai 7, atau -3 sampai 3. Teknik Alpha dilakukan dengan memperhitungkan varians butir pertanyaan. Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas ini yaitu : ¾
Bila r hasil > r tabel, maka kuesioner yang diuji reliabel
¾
Bila r hasil < r tabel, maka kuesioner yang diuji tidak reliabel. Pada teknik Alpha, r hasil dapat memperhitungkan varians yang kemudian
dimasukkan pada rumus Alpha. Sedangkan nilai r tabel didapat dari melihat tabel r Product
Moment dengan df (degree of freedom) = n – 2, untuk riset ini df = 100 – 2 = 98. dan tingkat kepercayaan 95%, dengan nilai r tabel. Berikut adalah tabel hasil Reability Analisis dari masing-masing variabel: Tabel 4.17 Reliability Statistics
Variabel
Cronbach's Alpha
R table
Kesimpulan
Keteragan
0,775
0,17
Data reliabel
L 12
Customer Relationship Management (X1) •
Pertanyaan 1
•
Pertanyaan 2
•
Pertanyaan 3
•
Pertanyaan 4
•
Pertanyaan 5
•
Pertanyaan 6
•
Pertanyaan 7
113 •
Pertanyaan 8
•
Pertanyaan 9
•
Pertanyaan 10
•
Pertanyaan 11
Kualitas Pelayanan (X2) •
Pertanyaan 13
•
Pertanyaan 14
•
Pertanyaan 15
•
Pertanyaan 16
•
Pertanyaan 17
•
Pertanyaan 19
•
Pertanyaan 20
•
Pertanyaan 21
•
Pertanyaan 23
•
Pertanyaan 24
•
Pertanyaan 25
•
Pertanyaan 27
•
Pertanyaan 28
•
Pertanyaan 29
•
Pertanyaan 30
•
Pertanyaan 31
•
Pertanyaan 32
0,711
0,17
Data reliabel
L 13
114 Nilai Pelanggan (Y) •
Pertanyaan 33
•
Pertanyaan 34
•
Pertanyaan 35
•
Pertanyaan 38
•
Pertanyaan 39
•
Pertanyaan 40
•
Pertanyaan 42
•
Pertanyaan 43
•
Pertanyaan 44
0,779
0,17
Data reliabel
L 14
0,632
0,17
Data reliabel
L 15
Loyalitas Pelanggan (Z) •
Pertanyaan 45
•
Pertanyaan 47
•
Pertanyaan 48
•
Pertanyaan 49
•
Pertanyaan 50
•
Pertanyaan 52
•
Pertanyaan 53
•
Pertanyaan 54
•
Pertanyaan 55
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
115 Terlihat dari tabel 4.17 dapat kita ketahui bahwa : 1. Cronbach's Alpha dari data variabel Customer Relationship Management (seluruh pertanyaan) 0,775 > r tabel 0,17 oleh karena itu data tersebut reliabel. 2. Cronbach's Alpha dari data variabel Kualitas Pelayanan (seluruh pertanyaan)
0,711 > r tabel 0,17 oleh karena itu data tersebut reliabel. 3. Cronbach's Alpha dari data variabel Nilai Pelanggan (pertanyaan 33, pertanyaan 34, pertanyaan 35, pertanyaan 38, pertanyaan 39, pertanyaan 40, pertanyaan 42, pertanyaan 43, pertanyaan 44) 0,779 > r tabel 0,17 oleh karena itu data tersebut reliabel. 4. Cronbach's Alpha dari data variabel Loyalitas Pelanggan (pertanyaan 45, pertanyaan 47, pertanyaan 48, pertanyaan 49, pertanyaan 50, pertanyaan 52, pertanyaan 53, pertanyaan 54, dan pertanyaan 55) 0,632 > r tabel 0,17 oleh karena itu data tersebut reliabel.
4.8
Uji Normalitas Mengingat asumsi untuk analisis jalur bahwa data haruslah berdistribusi secara normal,
maka akan dilakukan uji normalitas terhadap variabel X1, X2, Y dan Z. Untuk nilai dari variabel X1, X2, Y dan Z diambil dari nilai rata-rata (mean) dari data yang sudah valid dan reliabel. 4.8.1 Uji Normalitas Variabel Customer Relationship Management Dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.18 Tes of Normality Variabel CRM
116
Gambar 4.9 Grafik Normalitas dari data variabel CRM Dengan melihat tabel diatas, maka: Kriteria pengujian : Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Analisa : Variabel X1 memiliki Sig = 0,141 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X1 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya. 4.8.2
Uji Normalitas Variabel Kualitas Pelayanan Dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.19 Test of Normality Variabel Kualitas Pelayanan
117
Gambar 4.10 Grafik Normalitas dari data variabel Kualitas Pelayanan Dengan melihat tabel diatas, maka: Kriteria pengujian : Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Analisa : Variabel X2 memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel X2 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya. 4.8.3 Uji Normalitas Variabel Nilai Pelanggan Dengan menggunakan bantuan program SPSS didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.20 Test of Normality Variabel Nilai Pelanggan
118
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Gambar 4.11 Grafik Normalitas dari data variabel Nilai Pelanggan Dengan melihat tabel diatas, maka: Kriteria pengujian : Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Analisa : Variabel Y memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Y dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya. 4.8.4 Uji Normalitas Variabel Loyalitas Pelanggan Dengan menggunakan bantuan program SPSS didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.21 Test of Normality variabel Loyalitas Pelanggan
119
Gambar 4.12 Grafik Normalitas dari data variabel Loyalitas Pelanggan Dengan melihat tabel diatas, maka: Kriteria pengujian Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Analisa Variabel Z memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal, sehingga variabel Z dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya. 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Variabel X1 (Customer Relationship
Management dan Varibel X2 (Kualitas Pelayanan) Tabel 4.22 Descriptive Statistics I
120 Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai variabel Customer Relationship
Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2), maka langkah pertama yang dilakukan adalah menginterpretasikan terlebih dahulu hasil output pada tabel 4.22 (Descriptive Statistic). Dalam mengintepretasikan statistik deskriptif data maka dibuat suatu kriteria mengenai arti nilai masing-masing variabel yang ada dalam penelitian. Untuk menentukan kriteria tersebut dengan cara menghitung lebar dan jumlah kelas menggunakan rumus Sturges, dimana jumlah kelas telah ditentukan terlebih dahulu yaitu sebanyak 5 kelas, kelas pertama “sangat buruk”, kelas kedua “buruk”, kelas ketiga “cukup baik”, kelas keempat “baik”, kelas kelima “sangat baik”. Adapun rumus Sturges sebagai berkut : I = (Xmax-Xmin) / k Keterangan : I = lebar kelas k = jumlah kelas Untuk variabel X1 dan X2 menggunakan nilai baru pada skala interval (bukan skala ordinal). Sehingga kriteria jawaban untuk variabel X1 dan X2, adalah sebagai berikut : Tabel 4.23 Intepretasi Nilai Variabel X1 dan X2 Intepretasi Variabel (X1)
Kriteria
Intepretasi Variabel (X2)
Kriteria
1,00 sampai 1,74
Sangat Buruk
1,00 sampai 1,78
Sangat Buruk
1,75 sampai 2,49
Buruk
1,79 sampai 2,57
Buruk
2,50 sampai 3,24
Cukup Baik
2,58 sampai 3,36
Cukup Baik
3,25 sampai 3,99
Baik
3,37 sampai 4,15
Baik
4,00 sampai 4,74
Sangat Baik
4,16 sampai 4,94
Sangat Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Sehingga pada tabel 4.22, terlihat mean dari variabel X1 (Customer Relationship
Management) = 3,2991 yang apabila dibandingkan dengan tabel 4.23 maka dapat diambil
121 kesimpulan bahwa tanggapan responden mengenai implementasi variabel X1 (Customer
Relationship Management) PT. Astra International – Daihatsu Pluit Branch dinilai Baik. Dari hasil mean variabel X2 (Kualitas Pelayanan) = 3,4098
maka dapat diambil kesimpulan
bahwa tanggapan responden mengenai variabel X2 (Kualitas Pelayanan) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch dapat dinilai Baik. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat
Standard Deviation untuk variabel X1 dan X2 cenderung kecil sehingga dapat diketahui bahwa variasi jawaban responden cenderung seragam.
4.10
Analisa
Pengaruh Customer
Relationship Management dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Nilai Pelanggan Sebelum melakukan analisis, akan ditampilkan terlebih dahulu struktur hubungan kausal antara variabel Customer Relationship Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2), Nilai Pelanggan (Y) dan Loyalitas Pelanggan(Z), yaitu dalam gambar berikut ini:
ρZX1
X1
ε1
ε2
ρyX1 ρZY
Y
Z
ρyX2
X2
ρZX2
Gambar 4.13 Struktur Hubungan X1, X2, Y dan Z Secara Lengkap Untuk melakukan analisa jalur maka Struktur pada gambar diatas akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sub-struktur 1 dan substruktur 2.
122 Dalam analisa pengaruh Customer Relationship Management dan Kualitas Pelayanan terhadap Nilai Pelanggan akan digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya akan disebut dengan sub-struktur 1. Adapun gambar dari sub-struktur tersebut sebagai berikut: X1
ε1
ρyX1 Y
X2
ρyX2
Gambar 4.14 Sub-struktur 1 Kemudian untuk melihat hubungan X1 dan X2 terhadap Y dapat dibantu dengan menggunakan program SPSS 17 yang menghasilkan output sebagai berikut: Tabel 4.24 Korelasi Pearson X1, X2 dan Y
Tabel 4.25 Anova sub-struktur 1
123 Tabel 4.26 Coefficients sub-struktur 1
Tabel 4.27 Model Summary sub-struktur 1
Selanjutnya dilihat hubungan bivariat antara variabel X1, X2 dan Y dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan dua arah antara dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain. Dengan melihat tabel 4.23: a. Korelasi Variabel Customer Relationship Management (X1) dan Variabel Kualitas Pelayanan (X2) (rX1X2)= 0,578 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat cukup kuat dan searah. Hipotesis : Ho = Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel Customer Relationship
Management (X1) dan variabel Kualitas Pelayanan (X2) pada PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch Ha = Ada hubungan yang Signifikan antara variabel Customer Relationship Management (X1) dan variabel Kualitas Pelayanan (X2) pada PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch
124 Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) : Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Keputusan Sig = 0,00 yang artinya < 0,05 maka Ha Diterima dan Ho ditolak Kesimpulan : Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara Customer Relationship
Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat cukup kuat dan searah. Hubungan bersifat cukup kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,578 (pada posisi interval koefisien korelasi 0,40 – 0,599) sementara hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, maka jika nilai variabel Customer Relationship Management (X1) naik maka nilai variabel Kualitas Pelayanan (X2) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Customer Relationship Management (X1)
turun maka nilai variabel Kualitas
Pelayanan (X2) juga akan turun.
b. Korelasi
Variabel
Customer Relationship Management (X1) dan Nilai
Pelanggan (Y) (rX1Y)= 0,632 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah. Hipotesis : Ho = Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel Customer Relationship
Management (X1) dan variabel Nilai Pelanggan (Y) pada PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch Ha = Ada hubungan yang Signifikan antara variabel Customer Relationship Management (X1) dan variabel Nilai Pelanggan (Y) pada PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch
125 Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) : Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,00 yang artinya < 0,05 maka Ha Diterima dan Ho ditolak Kesimpulan : Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara Customer Relationship
Management (X1) dan Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,632 (pada posisi interval koefisien korelasi 0,60 – 0,799) sementara hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, maka jika nilai variabel Customer Relationship Management (X1) naik maka nilai variabel Nilai Pelanggan (Y) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Customer
Relationship Management (X1)
turun maka nilai variabel Nilai Pelanggan (Y) juga akan
turun.
c. Korelasi Variabel Kualitas Pelayanan (X2) dan Nilai Pelanggan (Y) (rX2Y)= 0,642 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah. Hipotesis : Ho = Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel Kualitas Pelayanan (X2) dan variabel Nilai Pelanggan (Y) pada PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch Ha = Ada hubungan yang Signifikan antara variabel Kualitas Pelayanan (X2) dan variabel Nilai Pelanggan (Y) pada PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch
126 Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%): Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,00 yang artinya < 0,05 maka Ha Diterima dan Ho ditolak Kesimpulan : Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara Kualitas Pelayanan (X2) dan Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nil ai korelasinya sebesar 0,642 (pada posisi interval koefisien korelasi 0,60 – 0,799) sementara hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, maka jika nilai variabel Kualitas Pelayanan (X2) naik maka nilai variabel Nilai Pelanggan (Y) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Kualitas Pelayanan (X2) turun maka nilai variabel Nilai Pelanggan (Y) juga akan turun. Hasil Uji Korelasi Pearson antara variabel X1,X2 dan Y diatas dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.28 Sifat Hubungan Korelasi X1, X2 dan Y Hubungan antara
Korelasi
Sifat Hubungan
X1 dengan X2
0,578
Cukup Kuat, Searah dan Signifikan
X1 dengan Y
0,632
Kuat, Searah dan Signifikan
X2 dengan Y
0,642
Kuat, Searah dan Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Kemudian, sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X1, X2 dan Y, harus diuji linieritas hubungan antara ketiga variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat pada tabel 4.25 (ANOVA), yaitu :
127 Hipotesis : Ho: Hubungan antara variabel bebas Customer Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) terhadap variabel terikat Nilai Pelanggan (Y) bersifat tidak linier. Ha: Hubungan antara variabel bebas Customer Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) terhadap variabel terikat Nilai Pelanggan Y bersifat linier. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat Kepercayaan 95%) : Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,000 (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Hubungan antara variabel bebas Customer Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) terhadap variabel terikat Nilai Pelanggan (Y) bersifat linier dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi, asumsi mengenai linieritas hubungan dalam analisa jalur terpenuhi. Kemudian dianalisa
sub-struktur 1 dengan menggunakan analisis jalur, dengan
persamaan struktural sebagai berikut: Y= ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1
4.10.1 Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) antar Variabel bebas Customer
Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) dengan Variabel terikat Nilai Pelanggan (Y) Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.20 Hipotesis : Ho: Variabel Customer Relationship Management (X1) dan Variabel Kualitas Pelayanan (X2) tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch.
128 Ha: Variabel Customer Relationship Management (X1) dan Variabel Kualitas Pelayanan (X2) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,000 (<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Bahwa variabel Customer Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch dan oleh sebab itu, pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan. Besarnya pengaruh variabel Customer Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) secara simultan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada tabel Model Summary, dimana nilai R2 = 0,514 = 51,4%. Jadi Variabel
Customer
Relationship
Management
(X1)
dan
Kualitas
Pelayanan
(X2)
mempengaruhi Variabel Nilai Pelanggan (Y) sebesar 51,4% dan sisanya yaitu 48,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) = =
= 0,6971
4.10.2 Pengujian secara
individual
antara
variabel Customer
Management (X1) terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) Pengujian secara individual dapat dilihat pada tabel coefficients, yakni:
Relationship
129 Hipotesis : Ho: Variabel Customer Relationship Management (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Ha: Variabel Customer Relationship Management (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,00 (≥0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Bahwa variabel Customer Relationship Management (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch.
4.10.3 Pengujian secara individual antara variabel Kualitas Pelayanan (X2) terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) Pengujian secara individual dapat dilihat pada tabel coefficients, yakni: Hipotesis : Ho: Variabel Kualitas Pelayanan (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Ha: Variabel Kualitas Pelayanan (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) : Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak
130 Keputusan : Sig = 0,000 (<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Bahwa variabel Kualitas Pelayanan (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Kemudian nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.29 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur sub-struktur 1 Pengaruh
Koefisien
Antar
Jalur
Variabel
(beta)
X1 terhadap Y
0,392
X2 terhadap Y
0,415
Nilai
Hasil
Koefisien
Sig
Pengujian
Determinasi
0,000
Ho ditolak
0,000
0,514 = 51,4 %
Ho ditolak
Koefisien Variabel lain (ρyε1)
0,6971
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2009
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1, namun disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga model sub-struktur 1 menjadi:
X1
0,6971
0,392
Y
0,578 X2
0,415
Gambar 4.15 Sub-struktur 1 beserta Koefisien Jalur Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural sub-struktur 1: Y = ρX1YX1 + ρX2YX2 + ρyε1 Y = 0,392 X1 + 0,415 X2 + 0,6971 ε1 dimana R2 = 0,514
131 Dari persamaan structural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa: a. Nilai Pelanggan (Y) dipengaruhi oleh Customer Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch secara simultan sebesar 51,4% dan sisanya sebesar 48,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. b. Setiap peningkatan nilai Customer Relationship Management (X1) sebesar satu, maka Nilai Pelanggan (Y) juga akan naik sebesar 0,392. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan Customer Relationship Management (X1) sebesar satu, maka Nilai Pelanggan (Y) juga akan turun sebesar 0,392. c.
Setiap peningkatan nilai Kualitas Pelayanan (X2) sebesar satu, maka Nilai Pelanggan (Y) juga akan naik sebesar 0,415. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan Kualitas Pelayanan (X2) sebesar satu maka Nilai Pelanggan (Y) juga akan turun sebesar 0,415.
4.11 Analisa Implementasi Customer Relationship Management dan Kualitas Pelayanan serta Nilai Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan Kemudian akan dianalisa dampak implementasi Customer Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) serta Nilai Pelanggan (Y) terhadap Loyalitas Pelanggan (Z), maka akan ditampilkan terlebih dahulu sub-struktur yang kemudian disebut sub-struktur 2, modelnya sebagai berikut:
X1
ρZX1
Y
X2
ε2 ΡZY
ρZX2
Gambar 4.16 Sub-struktur 2
Z
132 Kemudian untuk melihat hubungan Customer Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) terhadap Nilai Pelanggan (Y) dapat dibantu dengan menggunakan program SPSS 17 yang menghasilkan output sebagai berikut: Tabel 4.30 Descriptive Statistics II
Tabel 4.31 Korelasi Pearson X1, X2, Y dan Z
Tabel 4.32 Anova Sub-struktur 2
Tabel 4.33 Coefficients Sub-struktur 2
133 Tabel 4.34 Model Summary Sub-struktur 2
Tabel 4.35 Intepretasi Nilai Variabel Y dan Z Intepretasi
Kriteria
Variabel (Y)
Intepretasi
Kriteria
Variabel (Z)
1,00 sampai 1,74
Sangat Buruk
1,00 sampai 1,74
Sangat Buruk
1,75 sampai 2,49
Buruk
1,75 sampai 2,49
Buruk
2,50 sampai 3,24
Cukup Baik
2,50 sampai 3,24
Cukup Baik
3,25 sampai 3,99
Baik
3,25 sampai 3,99
Baik
4,00 sampai 4,74
Sangat Baik
4,00 sampai 4,74
Sangat Baik
Sehingga pada tabel 4.30, terlihat mean dari variabel Loyalitas Pelanggan (Z) = 3,2660 yang apabila dibandingkan dengan tabel 4.35 maka Variabel Z dapat dinilai Cukup Baik. Berdasarkan tabel 4.30 terlihat Standard Deviation untuk variabel Z cenderung kecil sehingga dapat diketahui bahwa variasi jawaban responden cenderung seragam. Selanjutnya dilihat hubungan bivariat antara variabel X1, X2, Y, dengan Z dapat menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan dua arah antara dua variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain. Dengan melihat tabel 4.31: a.
Korelasi Variabel Customer Relationship Management (X1) dan Loyalitas Pelanggan (Z) (rX1Z)= 0,588 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat cukup kuat dan searah.
Hipotesis : Ho: Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel Customer Relationship Management (X1) dan Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch
134 Ha: Ada hubungan yang Signifikan antara variabel Customer Relationship Management (X1) dan Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) : Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,000 (< 0,05) maka Ho Ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara Customer Relationship
Management (X1) dan Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International – Daihatsu Pluit Branch memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat cukup kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel
Customer Relationship Management (X1) naik maka nilai variabel Loyalitas Pelanggan (Z) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Customer Relationship Management (X1) turun maka nilai variabel Loyalitas Pelanggan (Z) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong cukup kuat karena nilai korelasinya 0,588 (pada posisi interval koefisien korelasi 0,40 – 0,599).
b. Korelasi Variabel Kualitas Pelayanan (X2) dan Loyalitas Pelanggan (Z) (rX2Z)= 0,548 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat cukup kuat dan searah. Hipotesis : Ho: Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel Kualitas Pelayanan (X2) dan Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch Ha: Ada hubungan yang Signifikan antara variabel Kualitas Pelayanan (X2) dan Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch
135 Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) : Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,000 (< 0,05) maka Ho Ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara Kualitas Pelayanan (X2) dan Loyalitas Pelanggan (Z) memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat cukup kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel Kualitas Pelayanan (X2) naik maka nilai variabel Loyalitas Pelanggan (Z) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Kualitas Pelayanan (X2) turun maka nilai variabel Loyalitas Pelanggan (Z) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong cukup kuat karena nilai korelasinya 0,548 (pada posisi interval koefisien korelasi 0,40 – 0,599).
c. Korelasi Variabel Nilai Pelanggan (Y) dan Loyalitas Pelanggan (Z) (rYZ)= 0,703 yang artinya hubungan kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah. Hipotesis : Ho: Tidak ada hubungan yang Signifikan antara variabel Nilai Pelanggan (Y) dan Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch Ha: Ada hubungan yang Signifikan antara variabel Nilai Pelanggan (Y) dan Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) : Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak
136 Keputusan : Sig = 0,000 (< 0,05) maka Ho Ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara Nilai Pelanggan (Y) dan Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel antara Nilai Pelanggan (Y) naik maka nilai variabel Loyalitas Pelanggan (Z) juga akan naik, begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel antara Nilai Pelanggan (Y) turun maka nilai variabel Loyalitas Pelanggan (Z) juga akan turun. Dimana pengaruh tersebut tergolong kuat karena nilai korelasinya 0,703 (pada posisi interval koefisien korelasi 0,60 – 0,799). Hasil Uji Korelasi Pearson antara variabel X1,X2,Y dan Z diatas dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.36 Sifat Hubungan Korelasi X1, X2, Y dan Z Hubungan antara
Korelasi
Sifat Hubungan
X1 dengan Z
0,588
Cukup Kuat, searah dan Signifikan
X2 dengan Z
0,548
Cukup Kuat, searah dan Signifikan
Y dengan Z
0,703
Kuat, searah dan Signifikan
Kemudian, sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X1, X2, Y,dan Z harus diuji linieritas hubungan antara keempat variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat pada tabel 4.32, yakni: Hipotesis : Ho: Hubungan antara variabel bebas Customer Relationship Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Nilai Pelanggan (Y) terhadap variabel terikat Loyalitas Pelanggan (Z) bersifat tidak linier.
137 Ha: Hubungan antara variabel bebas Customer Relationship Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Nilai Pelanggan (Y) terhadap variabel terikat Loyalitas Pelanggan (Z) bersifat linier. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat Kepercayaan 95%): Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,000 (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Hubungan antara variabel bebas X1, X2 dan Y terhadap variabel terikat Z bersifat linier dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi asumsi mengenai linieritas hubungan dalam analisa jalur terpenuhi. Kemudian dianalisa sub-struktur 2 dengan menggunakan analisis jalur, dengan persamaan struktural sebagai berikut: Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2
4.11.1 Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) antara variabel bebas Customer
Relationship Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2), dan Nilai Pelanggan (Y) dengan variabel terikat Loyalitas Pelanggan (Z). Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.32 Hipotesis : Ho: Variabel Customer Relationship Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Loyalitas Pelanggan (Y) tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch.
138 Ha: Variabel Customer Relationship Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Loyalitas Pelanggan (Y) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Nilai Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%) : Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,000 (<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Bahwa variabel Customer Relationship Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Nilai Pelanggan (Y) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch dan oleh sebab itu, pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan. Besarnya pengaruh variabel Customer Relationship Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Nilai Pelanggan (Y) secara simultan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada tabel 4.34, dimana nilai R2 = 0,534 = 53,4%. Jadi Variabel Customer Relationship Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Nilai Pelanggan (Y) mempengaruhi Variabel Loyalitas Pelanggan (Z) sebesar 53,4% dan sisanya yaitu 46,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Z (ρZ) =
4.11.2 Pengujian secara
individual
=
antara
= 0,6826
variabel Customer
Relationship
Management (X1) terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) Pengujian secara individual dapat dilihat pada tabel 4.33 (Coefficients), yakni:
139 Hipotesis : Ho: Variabel Customer Relationship Management (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Ha: Variabel Customer Relationship Management (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%): Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,027 (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Bahwa variabel Customer Relationship Management (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch.
4.11.3 Pengujian secara individual antara variabel Kualitas Pelayanan (X2) terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) Pengujian secara individual dapat dilihat pada tabel 4.33 (coefficients), yakni: Hipotesis : Ho: Variabel Kualitas Pelayanan (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Ha: Variabel Kualitas Pelayanan (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch.
140 Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%): Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,282 (≥ 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak Kesimpulan : Bahwa variabel Kualitas Pelayanan (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch.
4.11.4 Pengujian secara individual antara variabel Nilai Pelanggan (Y) terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) Pengujian secara individual dapat dilihat pada tabel 4.33 (coefficients), yakni: Hipotesis : Ho: Variabel Nilai Pelanggan (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Ha: Variabel Nilai Pelanggan (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Dasar Pengambilan Keputusan (Tingkat kepercayaan 95%): Sig ≥ 0,05 Ho diterima Sig < 0,05 Ho ditolak Keputusan : Sig = 0,000 (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan : Bahwa variabel Nilai Pelanggan (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch.
141 Karena variabel (X2) Kualitas Pelayanan tidak significant dengan Variabel (Z) maka dilakukan analisis model Trimming. Berikut ini adalah hasil output dengan menggunakan SPSS v17 : Tabel 4.37 Trimming Coefficients sub-struktur 2
Tabel 4.38 Trimming Model Summary Sub-struktur 2
Setelah dilakukan model Trimming dengan menghilangkan variabel yang tidak significant yaitu variabel Kualitas Pelayanan maka didapat nilai beta dan r square yang baru. Sehingga besarnya pengaruh variabel Customer Relationship Management (X1), dan Nilai Pelanggan (Y) secara simultan terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Z) dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada tabel 4.38, dimana nilai R2 = 0,528 = 52,8%. Jadi Variabel Customer Relationship Management (X1), dan Nilai Pelanggan (Y) mempengaruhi Variabel Loyalitas Pelanggan (Z) sebesar 52,8% dan sisanya yaitu 47,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi variabel
142 lain diluar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Z (ρZ) =
=
=
0, 6870. Kemudian nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.39 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 2 Pengaruh
Koefisien
Antar
Jalur
Variabel
(beta)
X1 terhadap Z Y terhadap Z
Nilai
Hasil
Koefisien
Sig
Pengujian
Determinasi
0,240
0,009
Ho ditolak
0,528 =
0,551
0,000
Ho ditolak
52,8%
Koefisien Variabel lain (ρzε2) 0,6870
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 2, namun disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga model sub-struktur 2 menjadi:
X1
0,240
0,6870
0,551
Y
Z
Gambar 4.17 Trimming Sub-struktur 2 beserta Koefisien Jalur
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural sub-struktur 2: Z = ρzx1 X1 + ρzy Y + ρz ε2 Z = 0,240 X1 + 0,551 Y + 0,6870 ε2 dimana R2 = 0,528 Dari persamaan struktural sub-struktur 2 dapat diartikan bahwa: a. Loyalitas Pelanggan (Z) dipengaruhi oleh Customer Relationship Management (X1), dan Nilai Pelanggan (Y) secara simultan sebesar 52,8% dan sisanya sebesar 47,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
143 b. Setiap peningkatan nilai Customer Relationship Management (X1) sebesar satu, maka Loyalitas Pelanggan (Z) juga akan naik sebesar 0,240. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan Customer Relationship Management (X1) sebesar satu, maka Loyalitas Pelanggan (Z) juga akan turun sebesar 0,240. c.
Setiap peningkatan Nilai Pelanggan (Y) sebesar satu, maka Loyalitas Pelanggan (Z) juga akan naik sebesar 0,551. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan Nilai Pelanggan (Y) sebesar satu maka Loyalitas Pelanggan (Z) juga akan turun sebesar 0,551.
Jadi keseluruhan pengaruh kausal variabel Customer Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) terhadap Nilai Pelanggan (Y) dan dampaknya terhadap Loyalitas Pelanggan (Z) dapat digambarkan dalam model struktur lengkap sebagai berikut:
0,6971
0,6870
X1
0,240
0,392
Y
0,578
0,551
Z
0,415
X2
Gambar 4.18 Struktur Lengkap beserta Koefisien Jalur Untuk melihat pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh total antar variabel berdasarkan dari hasil yang telah didapat pada analisis sub-struktur 1 dan 2 dapat dirangkum melalui tabel 4.40 berikut :
144 Tabel 4.40 Rangkuman Koefisien Jalur Pengaruh X1,X2,Y terhadap Z Pengaruh Pengaruh Variabel
X1 terhadap Y
Pengaruh
Koefisien Jalur
Bersama
Tidak Langsung Langsung
Melalui Y
Total
0,392
0,392
-
0,392
-
0,240
0,240
0,392 X 0,551 =
0,456
-
0,415
-
X1 terhadap Z
0,216 0,415
0.415
0,551
-
-
0,551
ε 1
0,6971
-
-
-
ε2
0,6870
X2 terhadap Y
Y terhadap Z
X1 dan X2
X1,X2, dan Y
(R2YXk)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,514
-
0,534
Berdasarkan Tabel 4.33, maka dapat ditarik kesimpulan sehingga memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama yang berbunyi “Customer Relationship Management (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap Nilai Pelanggan (Y) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch”. Karena baik diuji secara keseluruhan ataupun secara individu hasilnya menyatakan signifikan.
145 2. Hipotesis kedua yang berbunyi “Customer Relationship Management (X1), Kualitas Pelayanan (X2), dan Nilai Pelanggan (Y) berkontibusi secara signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan (Z) PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch”. Bahwa secara keseluruhan menyatakan signifikan. Secara individu tidak semua sub-variabel diterima, karena berdasarkan pengujian jalur sub-struktur 2 koefisien jalur X1 terhadap Z (Customer
Relationship
Management
terhadap
Loyalitas
Pelanggan)
signifikan,
sedangkan koefisien jalur X2 terhadap Z (Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan) tidak signifikan, dan koefisien jalur Y terhadap Z (Nilai Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan) adalah signifikan. 3. Beberapa pengaruh langsung dan tidak langsung (melalui variabel Y) dan pengaruh total diuraikan sebagai berikut: a. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y = 0,392 = pengaruh total b. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap Z = 0,240 Pengaruh tidak langsung variabel X1 terhadap Z melalui Y = 0,216 Pengaruh total X1 terhadap Z = 0,456 c. Pengaruh langsung variabel X2 terhadap Y = 0,415 = pengaruh total
d. Pengaruh langsung variabel Y terhadap Z = 0,551 = pengaruh total
4.12 Implikasi Hasil Penelitian Implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah semua data telah dikumpulkan dan hasil analisis selesai dilakukan pertama-tama didapatkan bahwa tanggapan Pelanggan terhadap implementasi Customer Relationship Management
(CRM) PT. Astra International Tbk –
Daihatsu Pluit Branch cukup baik namun memiliki jawaban yang beragam, hal ini menujukkan bahwa implementasi Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan PT. Astra International Tbk – Daihatsu cukup berhasil, sedangkan tanggapan Pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan PT. Astra International Tbk – Daihtasu Pluit Branch baik dengan
146 jawaban responden yang cenderung seragam. Hal ini membuktikan bahwa pelayanan yang diberikan oleh PT. Astra International – Daihatsu Pluit Branch secara keseluruhan berhasil. Selanjutnya, setelah hasil kuesioner selesai dianalisa dengan analisis jalur, didapatkan bahwa: a. Customer
Relationship
Management
(X1)
berkontribusi
positif
dan
signifikan terhadap Nilai Pelanggan (Y) Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa Customer Relationship Management (X1) memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya nilai yang didapat oleh pelanggan. Besarnya kontribusi CRM terhadap Nilai Pelanggan adalah sebesar 0,3922 X 100% = 15,36%. Hal tersebut dapat dilihat dari hubungan variabel
CRM yang kuat terhadap pembentukan nilai pelanggan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch, yang berarti bahwa keberhasilan implementasi CRM yang dilakukan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch akan semakin menambah nilai pelanggan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Hal ini sesuai dengan pendapat (Turban, 2002, p10) yaitu CRM membangun hubungan customer yang berjangka panjang dan tetap sehingga menambah nilai (value) ke customer dan perusahaan. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan nilai yang didapat oleh Pelanggan, PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch perlu mempertahankan program yang sudah ada sekaligus meningkatkan program tersebut agar lebih baik. Dapat dilihat pada Lampiran 8 bahwa jumlah skor butir pertanyaan yang terendah adalah pertanyaan 2 dimana menyangkut masalah penggunaan sistem call center / astra world yang kurang begitu efektif, karena kurangnya informasi mengenai kegunaan dari sistem call center / astra world sendiri, sehingga mayoritas pelanggan tidak memanfaatkan fasilitas tersebut, yang sebenarnya sewaktu-waktu diperlukan oleh pelanggan. Untuk itu PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch perlu menyampaikan informasi yang jelas mengenai sistem tersebut.
147 b. Kualitas Pelayanan (X2) berkontribusi positif dan signifikan terhadap Nilai Pelanggan (Y) Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan (X2) memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya nilai yang didapat oleh pelanggan. Besarnya kontribusi Kualitas Pelayanan terhadap Nilai Pelanggan adalah sebesar 0,4152 X 100% = 17,22% Hal tersebut dapat dilihat dari hubungan variabel Kualitas Pelayanan yang kuat terhadap pembentukan Nilai Pelanggan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch, yang berarti bahwa semakin tinggi kualitas pelayanan yang diberikan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch maka akan semakin menambah nilai pelanggan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan Nilai yang didapat oleh Pelanggan, PT. Astra International Tbk – Daihatsu perlu lebih mempertahankan kualitas pelayanan yang sudah ada sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan tersebut agar lebih baik. Dimana dapat dilihat pada Lampiran 9 bahwa jumlah skor butir pertanyaan yang terendah adalah pertanyaan 19 dimana menyangkut masalah pelayanan sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan, hal ini belum sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch terutama untuk service-service besar, mungkin hal ini disebabkan jumlah teknisi professional (Master Technician) yang ada diperusahaan masih terbatas, sedangkan pada kenyataannya tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang masuk untuk melakukan service. Oleh karena itu perlu menjadi perhatian perusahaan untuk dapat ditingkatkan dengan cara melakukan pelatihan kepada teknisi sesuai dengan jenjang keahliannya serta perlu adanya pengembangan teknologi pada alat-alat yang digunakan agar pekerjaan bisa lebih cepat.
148 c. Customer Relationship Management (X1) berkontribusi positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan Pelanggan (Z) Temuan penelitian menunjukkan bahwa Customer Relationship Management memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya loyalitas yang ditunjukkan oleh pelanggan. Besarnya kontribusi Customer Relationship Management terhadap loyalitas pelanggan adalah sebesar 0,2402 x 100% = 5,76%. Ini menunjukkan keberhasilan implementasi CRM yang dilakukan oleh PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch dapat meningkatkan Loyalitas Pelanggan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa CRM yang dilakukan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch sudah baik karena selain dapat meningkatkan loyalitas pelanggan juga berpengaruh terhadap pembentukan nilai pelanggan yang superior. Hal ini sesuai dengan pendapat Gordon Fullerton (2004 : 39) bahwa program CRM dapat membangun loyalitas pelanggan karena program CRM membangun nilai kepada pelanggan dan menyediakan pemasar dengan kesempatan untuk menggunakan data Pelanggan yang diperoleh dari program CRM untuk membangun penawaran pelanggan yang lebih spesifik. Oleh karena itu, dari pernyataan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa CRM berhubungan dengan penciptaan nilai pelanggan dan peningkatan loyalitas pelanggan. Dimana dapat dilihat pada lampiran 8 bahwa jumlah skor butir pertanyaan yang tertinggi adalah pertanyaan 10 yang menyangkut masalah pengetahuan mengenai data pelanggan yang dimiliki PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Hal ini membuktikan bahwa PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch sudah baik dalam pengelolaan data base pelanggan sehingga terjalin hubungan yang baik antara pelanggan dengan perusahaan dalam mendapatkan data mengenai riwayat perbaikan kendaraan. Ini sesuai dengan lampiran 11 bahwa untuk variabel Loyalitas, pertanyaan yang memiliki skor total yang paling tinggi adalah responden mengenal dengan baik
149 PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Pelanggan menjadi loyal terhadap perusahaan dikarenakan mereka dengan mudah memperoleh data tentang riwayat
service kendaraannya sehingga pelanggan mengenal dengan baik sekaligus percaya kepada PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch dalam memperbaiki kendaraannya. d. Kualitas Pelayanan (X2) berkontribusi positif dan tidak signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan (Z) Temuan penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan memiliki kontribusi yang positif tetapi tidak signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Ini berarti semakin tinggi Kualitas Pelayanan yang diberikan, maka akan menghasilkan sebuah loyalitas bagi pelanggan. Walaupun Kualitas Pelayanan tidak secara significant berpengaruh kepada Loyalitas Pelanggan namun kedua hubungan variabel tersebut tetap memiliki hubungan yang cukup kuat. Besarnya kontribusi Kualitas Pelayanan sebelum dilakukan Trimming terhadap Loyalitas pelanggan adalah sebesar 0,1032 x 100%= 1,06%. Dari nilai tersebut masih memungkinkan Kualitas Pelayanan memiliki kontribusi yang positif dan significant terhadap Loyalitas Pelanggan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Agar Kualitas Pelayanan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch dapat menciptakan sebuah loyalitas bagi pelanggan, maka perlu melakukan usaha peningkatan dan perbaikan dalam Kualitas Pelayanan. Jika dilihat dari jawaban responden mengenai kualitas pelayanan, nilai terendah terdapat pada pertanyaan 19 yakni mengenai bengkel memberikan pelayanan sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan. Sedangkan pada variabel Loyalitas Pelanggan butir pertanyaan terendah terdapat pada pertanyaan 46 mengenai pelanggan akan melakukan service ulang pada PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Hal ini berarti agar terciptanya loyalitas bagi pelanggan perlu adanya peningkatan Kualitas Pelayanan dari segi waktu
150 pelayanan service mobil yang tepat / sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan. Dengan demikian diharapkan pelanggan akan melakukan service ulang pada PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. e. Nilai pelanggan (Y) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan (Z) Temuan penelitian menunjukkan bahwa Nilai Pelanggan memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya Loyalitas Pelanggan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch. Besarnya kontribusi Nilai Pelanggan terhadap Loyalitas pelanggan adalah sebesar 0,5512 x 100% = 30,36%. Nilai pelanggan merupakan perbandingan antar manfaat yang diperoleh pelanggan dengan biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan. Dapat dilihat dalam persamaan berikut ini:
pada Lampiran 10 skor rata-rata sub-variabel Manfaat memiliki skor lebih tinggi daripada sub-variabel Pengorbanan, ini menunjukkan bahwa Manfaat yang didapat oleh pelanggan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch lebih tinggi dari pada pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch, ini artinya PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch telah berhasil menciptakan Nilai Pelanggan yang positif. Sehingga dari Nilai Pelanggan ini dapat berdampak pada peningkatan Loyalitas Pelanggan, karena nilai pelanggan merupakan inti dari suatu hubungan dimana proses pembentukan nilai tersebut menjadi komponen utama antara perusahaan dengan pelanggan dalam menjalin hubungannya sehingga akan menghasilkan nilai pelanggan yang positif bahkan jika memungkinkan menghasilkan nilai pelanggan yang superior karena menjadi kunci untuk menciptakan Loyalitas Pelanggan. Dan hubungan yang diinginkan adalah
151 hubungan yang bersifat jangka panjang, sebab usaha dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diyakini akan jauh lebih besar apabila harus menarik pelanggan baru atau pelanggan yang sudah meninggalkan perusahaan, daripada mempertahankannya. PT. Astra International Tbk – Daihatsu Pluit Branch dapat meningkatkan nilai pelanggan dengan memenuhi harapan pelanggan. Nilai pelanggan dapat ditingkatkan dengan memperluas atau memperbaiki manfaat produk atau jasa yang diterima. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 10 bahwa jumlah skor butir pertanyaan tertinggi pada subvariabel manfaat terdapat pada pertanyaan 33 mengenai perusahaan memberikan pelayanan kepada Pelanggan dengan baik sehingga merasa nyaman dan puas. Ini berarti loyalitas pelanggan dapat terbentuk dari nilai pelanggan apabila Pelanggan merasa nyaman dan puas terhadap perusahaan.
Perbaikan tersebut apabila
dikombinasikan dengan inovasi dan kreatifitas dapat menghasilkan nilai pelanggan yang superior dan pada akhirnya dapat meningkatkan Loyalitas pada perusahaan.