30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Identifikasi Masalah -
Sistem VoIP memiliki beberapa informasi yang harus di proteksi. Percakapan itu sendiri, voice mail, rekaman aktivitas telepon, dan nomor telepon adalah beberapa contoh dari informasi yang harus dapat dirahasiakan. Sehingga masalah yang dapat terjadinya adalah penyadapan, hacking dan tindakan cyber crime pada VoIP. Dan Sniffer akan merekam percakapan antara client satu dengan client lainnya dengan memanipulasi percakapan tersebut dari hasil penyadapan yang dilakukan.
-
Pada sistem VoIP, data suara dikirimkan dari pengirim ke penerima menggunakan protocol RTP. Header dari paket RTP memiliki standar format tertentu, dimana semua orang tahu bagaimana payload dapat diencoding dengan hanya melihat isi dari RTP payload, sehingga paket RTP dapat ditangkap, direkontruksi dan di playback
-
Adanya serangan DoS yang biasanya merupakan request ke suatu server dalam jumlah besar baik dari satu computer atau beberapa buah computer secara bersamaan
-
Penyerang bertindak seakan-akan sebagai server dan mengirimkan pesan respons tertentu kepada pengguna. Melalui pesan respons ini 30
31
penyerang dapat mengalihkan pengguna menuju sumber daya yang tidak aman, atau setidaknya menggagalkan request yang dikirim oleh pengguna. -
Penyerang mencoba mencuri informasi yang dikirimkan oleh pengguna ketika akan mendaftar pada sebuah register server. Penyerang kemudian dapat menggunakan informasi ini untuk mendaftarkan dirinya sendiri dan mengalihkan seluruh trafik yang menuju pengguna sebenarnya.
4.1.2 1.
Analisis Kebutuhan Sistem Perangkat Keras (Hardware) Bagian ini menjelaskan hardware yang digunakan dalam proses perancangan keamanan jaringan VoIP Linux TrixboxCE dan digunakan pada saat sistem bejalan. Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa komputer PC dan laptop, yang berperan sebagai Server dan Client. Adapun spesifikasi perangkat kerasa yang digunakan sebagai berikut : 1. Komputer PC yang berfunsi sebagai Server Trixbox Sekaligus VPN Server -
Motherboard :Intel Coorporation
-
Prosesor : Intel Pentium(R)CPU E5300 @ 2.60GHz (2CPUs)
-
VGA : Intel (R) 82945G Express Chipset Family
-
Memory : NVidia 1024 MB RAM
-
Hardisk : 10 GB
32
2. Laptop yang berfungsi Client VoIP sekaligus VPN Client -
Motherboard : Intel Core
-
Prosesor : Intel (R) Core(TM) i5 CPU M 450 @ 2.40 G.Hz 2.40 G.Hz
-
VGA : Intel (R) 82945G Express Chipset Family
-
Memory : NVidia 1024 MB RAM
-
Hardisk :160 GB
2. Microphone 3. Webcam 4. Kabel : UTP 5. Konektor : RJ45 untuk disambungkan ke kabel RJ45 6. Hub / switch : Sebagai alat untuk menghubungkan jaringan lokal 2.
Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak juga merupakan perangkat yang sangat penting dalam
proses pembuatan sistem, karena perangkat lunak berisikan program yang perintahnya digunakan untuk menjalankan sistem komputer. Adapun software yang digunakan dalam proses pembangunan keamanan jaringan VoIP TrixboxCE -
System operasi Linux TrixboxCE 2.8.03 Merupakan
Flatform
sistem operasi
yang digunakan dalam
pembuatan sistem VoIP -
Sistem operasi Windows 7, sistem operasi ini akan digunakan untuk kebutuhan Client yang sifatnya User Friendly
33
-
VPN Tunneling Merupakan VPN Server untuk membuat jaringan pribadi antara VPN Server Dengan menggunakan OS Mikrotik Dan VPN Client dengan menggunakan Tunneling PPTP dan LTTP
4.1.3
-
LinPhone Sebagai Softphone pada komputer client
-
Putty Software untuk meremot server linux trixbox CE
-
Backtarck 5 R3
-
Winbox
Perancangan Arsitektur VoIP Skenario : Fungsi Utama dari jaringan VoIP yang akan dibuat yaitu melakukan panggilan komunikasi antar kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan staf dewan guru. Jaringan VoIP akan melakukan proses panggilan yang telah terdaftar nomor tujuannya di server sesuai dengan nomor yang telah ditentukan untuk masing-masing jabatan. Nomor tujuan yang telah di daftar di server melalui proses autentikasi user di trixbox sebuah operating sistem yang digunakan untuk merancang VoIP. Arsitektur VoIP yang dirancang menggunakan jaringan local yang dihubungakan melalui switch, dengan pengaturan IP dari server dan masing-masing client untuk server di install dan konfigurasi menggunakan mesin trixbox sedangkan untuk client di install sebuah softphone yaitu linPhone.
34
Gambar 4.1 Rancangan Arsitektur VoIP
Gambar 4.1 Rancangan Jaringan Voip
Berdasrkan Gambar 4.1 rancangan jaringan VoIP, VoIP dirancang agar dapat membantu pengguna yang membutuhkan panggilan komunikasi tanpa harus datang langsung. Hal ini dapat mempermudah kepala sekolah ataupun wakil kepala sekolah dibandingkan jika harus mendatangi langsung . Namun, Perancangan VoIP yang akan dibuat akan dilengkapi dengan metode keamanan agar pihak lain yang tidak terdaftar dalam server tidak akan menangkap informasi penting dari percakapan yang dilakukan oleh client satu dengan client lainnya, Selain membuat rancangan jaringan VoIP, dirancang pula ip address dan nomor extention untuk mengetahui struktur jaringan LAN dan nomor-nomor yang telah terdaftar sesuai tujuan.
35
Gambar 4.2 Rancangan IP Address dan Extention
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas menjelaskan rancangan ip address dari masing-masing nomor extension, VoIP server di konfigurasikan menggunakan ip address
10.12.113.155,
sedangkan
untuk
client menggunakan
ip
yang
beralamatkan 10.12.12.113.0/24 sampai dengan 10.12.113.254. Untuk nomor extention yang dibuat sesuai yang telah terdaftar pada trixbox melalui web browser, nomor extention merupakan no tujuan yang akan dihubungi seperti kepala sekolah memiliki no extention “001”. Begitu pun dengan wakasek menghubungi satu sama lain dengan menekan sesuai nomor tujuan.
36
User Registrasi LinPhone Memasukkan Display Name dan user name Auntentikasi IP Server (10.12.113.155)
Akses VoIP Memasukkan Nomor Tujuan Melakukan Panggilan
Gambar 4.3 Alur Percakapan VoIP Adapun langkah-langkah dari gambar 4.3 yaitu : Langkah 1 : Server akan melakukan proses auntentikasi dengan mendaftar nomor panggilan melalui extension trixbox dengan beralamatkan IP (10.12.113.155) Langkah 2 : Sebelum melakukan panggilan, pengguna akan melakukan settingan terhadap softphone yang digunakan, softphone yang digunakan yaitu linphone settingan dilakukan dengan memasukkan username yaitu nomor panggilan yang terdaftar pada server dan display name yang merupakan nama kontak, dan memasukkan SIP Proxy Address dari IP server.
37
Langkah 3 : Jika registrasi berhasil di lakukan maka, pengguna langsung dapat melakukan panggilan sesuai dengan nomor tujuan yang telah terdaftar pada server trixbox dan dilengkapi dengan video conference
4.1.4
Pembangunan VoIP
4.1.4.1
Konfigurasi Server Trixbox
1.
Download dan install Trixbox, perintah dibawah merupakan proses instalasi paket software trixbox berlangsung, jika semua paket software telah diinstal dengan baik, maka komputer akan restart dan silakan keluarkan CD/DVD booting trixbox nya. Sending termination signals . . . done Sending kill signals . . . done Disabling swap . . . /tmp/hda3 Unmounting filesystems . . . /mnt/runtime done Disabling /dev/loop0 /proc/bus/usb done /proc done /dev/pts done /sys done /tmp/ramfs done /mnt/sysimage/boot done /mnt/sysimage/sys done /mnt/sysimage/proc done /mnt/sysimage/selinux done /mnt/sysimage/dev done /mnt/sysimage done Rebooting system
38
Gambar 4.4 Tampilan trixbox yang telah terinstall 2
Gambar 4.4 menjelaskan setelah trixbox telah berhasil terinstall, pastikan semua langkah diatas berjalan dengan sempurna.
Langkah selanjutnya
tunggu sejenak, kemudian pada halaman login, masukkan user root beserta password nya yang telah dimasukkan diawal dengan tampilan sebagai berikut : login : root Password : [trixbox1.localdomain ~]#
3
Agar dapat diremote dengan mudah dalam jaringan LAN, silakan seting IP nya secara manual, ubah script eth0 di folder. Caranya seperti ini ; /etc/sysconfig/network-scripts/ [trixbox1.localdomain]#cd/etc/sysconfig/network-script/ [trixbox.localdomain network-scripts]# [trixbox.localdomain network-scripts]#nano ifcfg-eth0
39
Kemudian isikan dengan script berikut ini : DEVICE=eth0 BOOTPROTO=static BROADCAST=10.12.113.255 IPADDR=10.12.113.155 NETMASK=255.255.255.0 NETWORK=10.12.113.254 ONBOOT=yes TYPE=Ethernet
Gambar 4.5 Tampilan Trixbox Pada Web Browser
40
Gambar 4.5 memperlihatkan tampilan trixbox dari web browser yang merupakan operating sistem yang digunakan untuk implementasi jaringan VoIP, setiap nomor panggilan akan teregistrasi di server trixbox.
Gambar 4.6 Tampilan daftar nomor telepon pada trixbox Gambar 4.6 Memperlihatkan tampilan trixbox untuk nomor panggilan yang telah terdaftar pada menu extension sebelah kanan dan jika akan menambahkan kontak nama baru maka memilih menu add extension dan memasukkan user extension, display name, dan lain-lain.
41
Gambar 4.7 Tampilan proses percakapan pada VoIP Gambar 4.7 memperlihatkan hasil percakapan yang dilakukan melalui VoIP yang telah dibangun, proses percakapan menampilkan video conference antar client satu dengan client yang dihubungi dengan nomor tujuan yang telah di calling. Dapat dijelaskan bahwa user ketika akan melakukan call ke nomor tujuan, maka sebelumnya akan melalui proses autentikasi pada SIP Gateway (10.12.113.155) jika proses autentikasi berhasil maka akan diproses oleh server trixbox dan dapat langsung memulai percakapan. 4.1.4.2
Settingan Client untuk SoftPhone
Gambar 4.8 Settingan Sofphone
42
Gambar 4.8 Memperlihatkan settinggan softphone pada client, softphone yang digunakan pada client yaitu LinPhone, setelah LinPhone terinstall maka selanjutnya masuk pada menu option dan pilih manage SIP Accounts dan mulai mengisi default identity dengan memasukkan display name, username yang sesuai terdaftar pada server trixbox sedangkan untuk SIP Address otomatis akan terisi dengan konfigurasi IP pada LAN yang digunakan, kemudian pilih menu add untuk mengatur configure SIP account dengan mengisi SIP identity dan SIP Proxy address yaitu 10.12.113.155, setelah itu SIP Proxy akan menverifikasi no extention yang terdaftar dengan mengisi secret, secret merupakan password yang telah dibuat pada trixbox sesuai dengan nomor extention yang terdaftar. Jika settingan berhasil dilakukan, selanjutnya menekan nomor tujuan untuk melakukan panggilan yang dituju.
4.1.5
Pembangunan VPN Tunneling
4.1.5.1
Rancangan Arsitektur VPN Tunneling
A.
Keamanan Tunneling Skenario : Metode Tunneling dibangun dengan membuat terowongan virtual di atas jaringan publik menggunakan Protocol Poin To Point (PPTP), Layer 2 Tunneling Protocol / ip security (L2TP/IPSEC). PPTP dan L2TP/IPSEC adalah layer 2 tunneling protocol. Keduanya melakukan pembungkusan payload pada frame Point to Point Protocol (PPP) untuk dilewatkan pada jaringan.
43
Virtual Tunneling dengan menggunakan PPTP DAN L2TP/IPSec
Link PPTP Dan L2TP/IPSec antar Device
Gambar 4.9 Rancangan Arsitektur VPN tunneling
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembangunan keamanan tunneling berdasarkan gambar 4.9 sebagai berikut : 1.
Sistem VoIP VPN ini akan dibuat pada jaringan local area network (LAN) dengan pengalamatan IPv4 dan dibuat berupa Prototype.
2.
VoIP server yang akan dipakai sebagai Server komunikasi suara menggunakan platform Trixbox..
3.
User VoIP dapat melakukan panggilan secara aman jika user VoIP menggunakan jalur tunneling dengan menggunakan tunneling yang didapatkan dari server VPN.
44
4.
Untuk pengujian keamanan jalur komunikasi voice pada server VoIP dilakukan pengujian menggunakan Operating Sistem backtrack dengan parameter seperti: a) VoIP
server
tanpa
menggunakan
VPN
tunneling PPTP
dan
L2TP/IPSEC b) VoIP server menggunakan Tunneling PPTP dan L2TP/IPSEC
4.1.5.2 Konfigurasi server tunneling PPTP 1.
Instalasi Mikrotik Keamanan tunneling pptp dan l2tp/ipsec yang dibuat dikonfigurasi melalui mikrotik, maka di uraikan proses instalasi dan konfigurasi pada mikrotik. Gambar 4.10 memperlihatkan proses instalasi mikrotik berlangsung.
Gambar 4.10 Proses Instalasi mikrotik Gambar 4.11 Menjelaskan Proses instalasi selanjutnya muncul perintah untuk memilih fasilitas yang akan digunakan di mikrotik routing software,
45
klik huruf 'a' di keyboard untuk mrmilih semua fasilitas dari mikrotik routing software, selanjutnya klik huruf 'i' untuk menginstal mikrotik routing software,
Gambar 4.11 Perintah fasilitas yang digunakan pada mikrotik
46
Gambar 4.12 Hasil instalasi mikrotik Gambar 4.12 memperlihatkan hasil instalasi mikrotik, setelah miktotik terinstal maka langkah selanjutnya yaitu konfigurasi ip address yang akan diguanakan sebagai ip server dari mikrotik. Perintah menambahkan ip address : ip address add address=10.12.113.156 netmask=255.255.255.0 interface=ether1 /ip address print
Gambar 4.13 IP Address Mikrotik Gambar 4.13 memperlihatkan konfigurasi IP Address untuk server mikrotik dan digunakan sebagai server keamanan tunneling.
47
Gambar 4.14 Mikrotik Winbox Gambar
4.14
Menjelaskan
bahwa
pada
konfigurasi
tunneling
menggunakan mikrotik winbox, sebelum konfigurasi dilakukan pastikan winbox terkonek dengan ip mikrotik server yang telah dibuat. Berikut Langkah-langkah konfigurasi PPTP. Setelah mendapat IP Public, selanjutnya akan melakukan konfigurasi PPP, pada menu PPP pilih PPTP SERVER. ( Point To Point Tunneling Protocol).
48
Gambar 4.15 Setting PPP Gambar 4.15 menjelaskan untuk buat new interface klik pada PPP interface, kemudian klik OK
Gambar 4.16 PPP Interface PPTP Server
49
Gambar 4.17 memperlihatkan membuat IP Pool, atau sekelompok IP Address yang digunakan untuk mengalokasikan sejumlah IP bagi VPN Client per-user yang nantinya akan terkoneksikan ke Mikrotik VPN Server. Selain dengan IP Pool, juga bisa mendelegasikan IP Address satu per satu per-user. Tapi jika jumlah VPN Client-nya banyak, maka cara ini yang paling tepat untuk dilakukan. Caranya : Klik menu IP dan pilih POOL isikan name dan address untuk meremote client antar client.
Gambar 4.17 IP Pool PPTP Server
Gambar 4.18 menjelaskan membuat sebuah Profile dengan nama VPN, pada menu PPP
pilih Profile. Local Address adalah IP Address yang
digunakan sebagai VPN Gateway oleh
50
Mikrotik (yaitu IP Address Mikrotik LAN). Remote Address adalah IP Address yang akan diberikan kepada masing-masing VPN Client. IP Address inilah yang dikenali dan berkomunikasi dengan PC yang lain.
Gambar 4.18 PPP Profil PPTP Server
Gambar 4.19 menjelaskan pada option PPTP SERVER. Option inilah yang menentukan apakah Fitur PPTP SERVER berfungsi atau tidak di Mikrotik yang telah dibuat. Aktifkan / centang tanda “ENABLE” lalu pilih Default Profile yang telah di buat pada langkah sebelumnya
51
Gambar 4.19 PPTP Server Gambar 4.20 menjelaskan langkah selanjutnya yaitu membuat User VPN pada tab SECRET. Pilih PPP kemudian pilih tab SECRET isikan Username, Password, Service PPTP dan Profile VPN PPTP yang telah di konfigurasi di langkah sebelumnya, langkah ini merupakan username dan password yang akan di konfigurasi di VPN client.
Gambar 4.20 PPP secret pada client
52
4.1.5.3 Konfigurasi PPTP client Setelah VPN Tunneling terkonfigurasi pada server, selanjutnya pada client tunneling harus tekonfigurasi juga melalui jaringan VPN. Langkah awal klik panel open network and sharing center kemudian pilih set up a new connection or network dan pilih Connect to a workplace seperti yang telihat pada gambar 4.21
Gambar 4.21 Konfigurasi PPTP client Berdasarkan gambar 4.22 setelah Form connect to a workplace muncul, isi internet address dengan ip server dari mikrotik, dan isi Destination Name dengan name apa saja dan centang don’t connect now, just set it up so I can connect later.
Gambar 4.22 Settingan Internet Address & destination name
53
Gambar 4.23 menjelaskan langkah untuk mengisi username dan password yang sesuai dengan konfigurasi yang ada pada PPTP SECRET
Gambar 4.23 Settingan Username dan Password Gambar 4.24 menjelaskan langkah selanjutnya yaitu setelah terkonfigurasi dengan benar maka VPN Client yang dibuat akan muncul pada panel dial up – VPN, pada VPN destination name yang dibuat klik kanan kemudian pilih property dan pada tab general isi ip address dari mikrotik server.
Gambar 4.24 VPN Connection PPTP Property
54
Selanjutnya pada tab security pilih PPTP dan pada data encryption pilih require encryption (disconnect if server declines) seperti yang terlihat pada gambar 4.25
Gambar 4.25 Security PPTP Client Langkah terakhir Pada VPN client klik Connect maka akan meminta username dan password, isi username dan password sesuai dengan yang terkonfigurasi pada server, jika berhasil langsung terconnected seperti yang terlihat pada gambar 4.26
Gambar 4.26 Connected PPTP Client
55
4.1.5.4 Konfigurasi L2TP/IPSEC Server Pada konfigurasi l2tp/ipsec memiliki konfigurasi yang lebih rumit karena akan mengkonfigurasi ipsec yang terdiri dari algoritma enkripsi 3DES, algoritma hash Sha dan memiliki preshared key, langkah awal konfigurasi L2tp/Ipsec yaitu pada menu PPP pilih profiles kemudian setting sesuai dengan gambar di bawah Pada settingan profile, masukkan nama nya sesuai dengan default profile pada settingan VPN sebelumnya. Local Address adalah alamat yang akan diaktifkan fitur VPN l2tp+ipsec (yaitu alamat servernya dan remote address adalah alamat tempat terhubungnya local address ke remote address sperti yang terlihat pada gambar 4.27
Gambar 4.27 PPP Profile L2TP/IPSEC Kemudian konfigurasi IP POOL . Masukkan rentang IP POOL sesuai dengan yang telah ditentukan. IP POOL yang dimasukkan sesuai dengan subnet yang
56
digunakan, jika /24 berarti servernya berada pada rentang ip 10.12.113.2210.12.113.225 dengan10.12.113.156 seperti yang terlihat pada gambar 4.28.
Gambar 4.28 IP Pool L2tp/IPsec Langkah berikut merupakan pengaktifan l2tp srver dengan menyentang “Enabled” pada menu PPP seperti yang di jelaskan pada gambar 4.29
Gambar 4.29 L2TP/IPSEC Server
57
Setting IPsec. Klik menu “peers” pada tab “IPsec” seperti yang dijelaskan pada gambar 4.30. IPsec adalah teknik yang digunakan untuk mengamankan sebuah komunikasi pada jaringan public. Pada IPSec menggunakan Algoritma sha dan 3des sebagai keamanannya . IPSec memungkinkan sistem untuk memilih protokol keamanan yang diperlukan, memilih algoritma enkripsi yang diinginkan untuk digunakan dengan protokol yang dipilih dan menghasilkan kunci enkripsi apapun yang diperlukan, IPSec menyediakan layanan enkripsi untuk keamanan transmisi data. yang bekerja pada network layer, melindungi, dan mengotentikasi paket IP yang sedang berkomunikasi.
Gambar 4.30 IPsec Peer L2TP Settingan secret adalah settingan USERNAME dan PASSWORD yang digunakan untuk mengamankan jaringan. Langkah ini harus diperhatikan dan diingat, karena akan digunakan pada settingan di sisi client nantinya
58
Seperti yang terlihat pada gambar 4.31
Gambar 4.31 IPsec Secret L2TP 4.1.5.5 Konfigurasi L2TP/IPSec Client Proses konfigurasi l2tp/ipsec di client tidak berbeda jauh dengan pptp hanya pada tabel security Properties dan pilih tab advanced setting maka centang use preshared key for aunthentikasi dan masukkan key yang telah telah dibuat pada konfigurasi mikrotik server seperti yang dijelaskan pada gambar 4.32
Gambar 4.32 VPN L2TP Client Preshared Key
59
Gambar 4.33 Connected L2TP/IPSEC Client Gambar 4.33 memperlihatkan bahwa konfigurasi L2tp/ipsec telah berhasil di konfigurasi dengan benar pada client
4.1.6
Analisis Keamanan
4.1.6.1 Analisis Keamanan Tanpa VPN Tunneling Skenario 1 : Pada saat client 1 dengan client 2 melakukan komunikasi, maka client 3 bertindak sebagai penyadap dan mengaktifkan tools wireshark pada backtrack , dan komunikasi dilakukan dalam satu jaringan network yang sama begitu pun dengan penyadapan seperti yang terlihat pada gambar 4.34
60
Gambar 4.34 Skenario Penyadapan
Analisis unjuk kerja yang dilakukan meliputi aspek keamanan VoIP sebelum adanya VPN Tunneling dan sesudah adanya keamanan VPN Tunneling. Untuk membantu analisis unjuk kerja keamanan VoIP maka digunakan salah satu tools sniffing pada backtrack yaitu wireshark. Tools wireshark yang dapat meng-capture semua paket yang di transmisikan dan melakukan analisis keamanan terhadap data VoIP yang dapat direkam dan di playback, Data yang akan di analisis adalah data dengan paket RTP.
61
Gambar 4.35 Capture RTP player tanpa tunneling Gambar 4.35 memperlihatkan paket percakapan yang berhasil di sadap. Dari paket yang disadap terdiri dari protocol, port yang digunakan, payload, jitter, delay dan packet loss.
Gambar 4.36 Sinyal Suara Dari 2 User Yang Direkam Gambar 4.36 Menjelaskan hasil rekaman dari penyadapan yang dilakukan melalui VoIP Calls, setelah percakapan di rekam maka tekan tombol
62
player sehingga terlihat grafik percakapan antara 2 user. Secara garis besar pengujian dilakukan dengan 2 cara. Pertama yaitu menangkap paket-paket yang lewat kemudian di analisis isi dari paket tersebut untuk mengetahui celah keamanan yang bisa ditembus. Sedangkan cara yang kedua adalah dengan merekam percakapan yang terjadi dan kemudian di palyback sehingga bias diketahu isi percakapan yang terjadi. Hasil dari paket data yang tertangkap dapat diketahui bahwa untuk paket data voip tidak ada metode keamanan yang diguanakan untuk mengamankan paket RTP. Skenario 2 : Pada skenario ke 2 dilakukan analisis performance VoIP tanpa menggunakan tunneling, akan dilihat seberapa jauh tingkat pengaruhnya dengan melihat hasil panggilan yang berhasil yang di lihat melalui SIP Statistic.
Gambar 4.37 SIP Statistics Tanpa Tunneling
63
Dari gambar 4.37 dapat dilihat hasil scanning pasif dengan menggunakan tool wireshark pada backtarck yang memiliki features untuk melihat statistik percakapan yaitu SIP statistics yang akan menampilkan informasi mengenai jumlah paket yang lewat, informasi mengenai jumlah paket SIP yang bersifat informasional yang artinya request sedang diproses namun belum selesai (1xx), paket SIP yang berhasil (2xx), paket request tidak selesai diproses dikarenakan ada error pada request atau penerima tidak dikenal (4xx), paket SIP yang menginformasikan errors pada server (5xx), dan request gagal dan tidak memungkinkan untuk diulangi kembali (6xx). 4.1.6.2 Analisis Keamanan Menggunakan VPN Tunneling PPTP Skenario 1 : Proses keamanan yang dilakukan dengan menggunakan VPN Tunneling PPTP sama seperti dengan tanpa menggunakan tunneling, hanya saja pada VPN Tunneling PPTP, client penelpon dengan penerima mengaktifkan PPTP yang ada pada jaringan VPN dengan melakukan verifikasi username dan password yang telah di konfigurasi pada server mikrotik winbox. Setelah client mengaktifkan tunneling maka sniffer dilakukan dengan menggunakan tool wireshark sebagai client penyadap. Skenario 2 : Setelah melakukan proses penyadapan pada skenario pertama maka, skenario 2 dilakukan untuk mengetahui performance VoIP dan seberapa besar panggilan yang berhasil dilakukan dengan menggunakan 1 tunneling
64
Gambar 4.38 Capture VoIP Call dengan VPN tunneling PPTP Gambar 4.38 Menjelaskan bahwa setelah menggunakan VPN Tunneling PPTP maka informasi dari RTP tidak dapat di tangkap oleh wireshark, sehingga terlihat paket yang ter-capture berubah menjadi UDP, hal ini dikarenakan adanya pipa terowongan yang menghubungkan antara server dengan client sehingga data yang lewat di enkapsulasi.
Gambar 4.39 SIP Statistics dengan Tunneling PPTP
65
4.1.6.3 Analisis
Keamanan
Menggunakan
Tunneling
PPTP
Dan
L2TP/IPSec Skenario 1 : Skenario pertama dilakukan seperti pada keamanan PPTP hanya saja pada skenario ini ditambahkan 1 tunneling lagi yaitu L2TP/IPsec dengan mengaktifkan keamanan pada client penelpon dengan penerima melalui jaringan VPN seperti cara pada tunneling PPTP Skenario 2 : Melakukan uji performance VoIP lagi agar diketahui tingkat pengaruhnya jika menggunakan 2 tunneling
Gambar 4.40 Capture VoIP Call dengan VPN Tunneling PPTP Dan L2TP/IPSec Gambar
4.40
Menjelaskan
berdasarkan
skenario
1
bahwa
menggunakan VPN tunneling PPTP dan L2TP/IPSec tingkat keamanan menjadi lebih tinggi karena dalam VPN tunneling L2TP/IPSec menggunakan algoritma hash yaitu sha dan enkripsi yaitu
66
3DES, dengan adanya enkripsi pada L2TP/IPSec suatu informasi percakapan tidak dapat ditangkap karena enkripsi 3DES memilki keamanan yang tinggi dengan prosedur enkripsinya diulang sebanyak 3 kali yang artinya data di enkripsi dengan kunci pertama, di dekripsi dengan kedua kunci, dan akhirnya di enkripsi lagi dengan kunci yang ketiga, sehingga untuk informasi percakapan tidak dapat ditangkap karena telah dienkripsi sebanyak 3 kali dengan menggunakan 3DES. Dan untuk algoritma sha pada l2tp/ipsec berfungsi sebagai kerahasian dalam proses autentikasi. Algoritma sha dikenal dalam kriptografi memiliki enkripsi yang tinggi sehingga pada tunneling l2tp/ipsec proses autentikasi pada server SIP tidak dapat di filter.
Gambar 4.41 SIP Statistics VPN Tunneling PPTP Dan L2TP/IPSec Gambar
4.41
Menjelaskan
tentang
performance
VoIP
dengan
menggunkan tunneling PPTP Dan L2TP/IPSec dilihat dari SIP Statistics
67
4.1.6.4 Analisis Kepuasan User Penilaian user satisfaction diambil dari sampel 10 user 1. Kualitas Interaksi -
Security
: 95 x 100 / 10 = 95%
-
Simplicity
: 85 x 100 / 10 = 85%
-
Advantage
: 95 x 100 / 10 = 90%
Survei rata-rata = 92% 2. Kualitas Penggunaan -
Use Application
: 80 x 100 / 10 = 80%
-
Problem
: 70 x 100 / 10 = 70%
-
Interface display
: 90 x 100 / 10 = 95%
Survei rata-rata = 80% Kesimpulannya ialah tingkat kepuasan user lebih dari 50 %, yang berarti implementasi VoIP beserta keamanannya memuaskan dan bermanfaat bagi user.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Evaluasi Hasil penelitian yang didapat dari pengujian keamanan tanpa menggunakan VPN tunneling semua informasi dapat di tangkap oleh sniffer dalam protocol RTP hal ini dikarenakan karena tidak adanya keamanan yang dibangun, sedangkan untuk yang menggunakan VPN tunneling dengan 1 tunneling yang dipakai yaitu PPTP keamanan dapat terjaga karena data
68
tidak dapat disadap seperti halnya dengan menggunakan 2 tunneling yaitu menggabungkan antara PPTP dan L2TP/IPSec tingkat keamanan semakin tinggi karena adanya enkripsi sha dan 3DES yang ada pada L2TP/IPSec. Sedangkan untuk performance VoIP tingkat pengaruh tanpa menggunakan VPN tunneling berdasarkan hasil SIP statistik yang didapat panggilan yang sukses hanya sedikit, sedangkan untuk yang 1 tunneling jumlah panggilan yang sukses masih lebih banyak dari yang tanpa tunneling dan gabungan dari 2 tunneling menghasilkan jumlah panggilan sukses yang lebih banyak, untuk lebih detail akan di jekaskan melalui table berdasarkan hasil SIP Statistcs yang di dapat Tabel 4.1 SIP Statistics Performance VoIP
Class 1xx
Keterangan
Tanpa Tunneli ng
Tunneli ng PPTP
Tunneling PPTP Dan L2TP/IPSec
12
-
-
88
102
130
-
-
-
8
10
10
Provisional atau Informational yang artinya request sedang diproses namun belum selesai
2xx
Success – request telah selesai diproses
3xx
Redirection – request harusnya ditempatkan pada lokasi yang lain
4xx
Client Error – request tidak selesai diproses dikarenakan ada error pada request, dan dapat diulangi kembali apabila error tersebut telah diperbaiki
69
Tabel 4.1 SIP Statistics Performance VoIP (Lanjutan) 5xx
Server Error – request tidak selesai diproses dikarenakan ada error pada
-
-
-
-
-
-
penerima, proses dapat diulangi pada lokasi yang lain 6xx
Global failure – request gagal dan tidak memungkinkan untuk diulangi kembali
Dari hasil analisis yang di dapat bahwa tanpa menngunakan tunneling proses percakapan yang berhasil hanya 88 dan memiliki 12 request yang tidak berhasil diproses yang terdiri dari 6 SIP 180 bunyi dering dan 4 SIP 100 mencoba untuk melakukan panggilan dan tidak berhasil di respon oleh server dan memilki 8 kali error yang artinya request mengandung syntax yang buruk, dan tidak dapat dilaksanakan pada server. Sedangkan hanya dengan menggunakan
1
tunneling
yaitu
PPTP
terdapat
message
respons
informational, hanya saja lebih banyak pesan error yaitu 10 dan panggilan yang berhasil yaitu 102. Dan untuk performance VoIP yang menggunakan 2 tunneling yaitu L2TP/Ipsec performance nya jauh lebih baik karena memiliki panggilan success sebanyak 130, akan tetapi memilki respons error sama seperti yang hanya menggunakan tunneling PPTP hal ini di karenakan adanya pengaruh jiiter,delay dan paket loss, sehingga dapat disimpulkan dengan adanya kombinasi tunneling PPTP dan L2TP/IPSec keamanan menjadi lebih tinggi dan tingkat performance VoIP menjadi lebih baik karena pada L2TP/IPSec memilki enkripsi dengan algoritma sha dan 3DES.