BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan PT Lion Mentari Airlines beroperasi sebagai Lion Air adalah maskapai penerbangan bertarif rendah yang berpangkalan pusat di Jakarta, Indonesia. Lion Air sendiri adalah maskapai swasta terbesar di Indonesia. Dengan jaringan rute di Indonesia, Singapura, Malaysia,Vietnam dan Arab Saudi serta rute carter menuju China dan Hongkong, Lion Air menjadikan dirinya sebagai pemain Regional yang akan berkompetisi dengan Air Asia dari Malaysia. Didirikan pada tanggal 19 Oktober 1999 dan beroperasi pada tanggal 30 Juni 2000. Maskapai Lion Air beroperasi pertama kalinya dengan menggunakan Boeing 737-200 yang disewa untuk membuka rute ke Pontianak. Maskapai penerbangan ini dikomandoi oleh Rusdi Kirana dan keluarganya. Sepanjang tahun operasionalnya, Lion Air mengalami penambahan armada secara signifikan sejak tahun operasionalnya di tahun 2000 dengan memegang sejumlah kontrak besar, salah satunya yaitu kontrak pengadaan pesawat dengan Airbus dan Boeing dengan total keseluruhan sebesar US$ 46.4 Milliar untuk armada 234 unit Airbus A320 dan 203 Pesawat Boeing 737 MAX. Dunia penerbangan Asia sungguh tercengang, ketika Lion Air
56
mendeklarasikan akan membeli 178 pesawat Boeing seri terbaru, yakni 737 – 900 ER. Dan harga satu pesawat baru seri 737 – 900 itu adalah sekitar Rp 600 milyar. Kemudian mereka juga memesan lagi pesawat baling-baling 15 buah yang berfungsi sebagai feeder untuk pesawat jet. Ini digunakan untuk melayani rute-rute kecil. Tentu saja langkah Lion Air tidak berhenti disini, tetapi Lion juga hendak menambah frekwensi penerbangan ke luar negeri dengan pesawat berbadan lebar dengan tujuan
ke Jepang, Taiwan,
Australia, Shanghai, dan sebagainya. Lion Air sebagai pelopor penerbangan murah berhasil meraih kesuksesan karena menggunakan strategi harga. Pada saat ini Lion membuktikan dirinya sebagai pemimpin pasar dalam bisnis penerbangan di Indonesia Lion Air yang selama ini telah menguasai pasar Low Cost Carriers (LCC), hendak bersaing dengan penerbangan Garuda dengan mendirikan maskapai baru Batik Air di pasar Full Service Carriers (FSC) yang selama ini dikuasai oleh Garuda. Perusahaan sendiri telah memiliki perencanaan jangka panjang pada maskapai
untuk
memberdayakan
armadanya
untuk
mempercepat
ekspansinya di kancah regional Asia Tenggara dengan membuat anak perusahaannya sendiri, yaitu Wings Air dan Batik Air sebagai pemerkuat operasional maskapai di Indonesia dan untuk di luar negeri, Lion Air memperkuat kehadirannya dengan mendirikan Malindo Air di Malaysia dan Thai Lion Air di Thailand.
57
Lion
Air
memiliki
lebih
dari
36
tujuan
penerbangan
dan
mengoperasikan hingga 226 penerbangan tiap harinya dan mempunyai slogan “We Make People Fly” . B. Analisa Deskriptif Statistik deskriptif merupakan cara untuk menggambarkan dan menyajikan informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif data mentah diubah menjadi informasi yang dapat menggambarkan karakteristik data.
Karakteristik yang digambarkan adalah karakteristik
responden. Analisis karakteristik responden dibutuhkan untuk mengetahui latar belakang responden yang akan dijadikan masukan untuk memperjelas data penelitian yang ada. Data karakteristik responden ini meliputi : jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, pendapatan perbulan, dan lama bekerja. 1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Dibawah ini adalah Tabel 4.1 yang menunjukan hasil perhitungan frekwensi responden berdasarkan jenis kelamin.
58
TABEL 4.1 KARAKTERISTIK BERDASARKAN JENIS KELAMIN Jenis Kelamin Frekwensi Pria 139 Wanita 111 Total 250 Sumber : Hasil kuesioner, 2015
% 55,6 44,4 100
Berdasarkan pada Tabel 4.1 diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin responden adalah 139 responden (55.6%) laki-laki sedangkan sisanya 111 responden (44,4%) perempuan. 2. Karakteristik Responden berdasarkan Rentang Usia Dibawah ini adalah Tabel 4.2 yang menunjukan rentang usia dari responden. TABEL 4.2 KARAKTERISTIK BERDASARKAN RENTANG USIA Rentang Usia 17 - 22 Tahun 23 - 28 Tahun 29 - 34 Tahun 35 - 40 Tahun > 40 Tahun Total
Frekwensi 20 125 73 30 2 250
% 8 50 29,2 12 0,8 100
Sumber : Hasil Kuesioner, 2015
Dari data tabel 4.2 diketahui bahwa karakteristik usia pada Rentang 23 – 28 Tahun sebanyak 125 responden (50%), selanjutnya pada rentang 29 – 34 Tahun sebanyak 73 responden (29,2%), lalu pada rentang 3540 Tahun sebanyak 30 responden (12%), pada rentang 17 – 22 Tahun
59
sebanyak 20 responden (8%), dan pada rentang > 40 Tahun sebanyak 2 responden (0.8%). 3. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan Dibawah ini adalah Tabel 4.3 yang menunjukan hasil perhitungan frekwensi responden berdasarkan pekerjaan. TABEL 4.3 KARAKTERISTIK BERDASARKAN PEKERJAAN Pekerjaan PNS Karyawan Swasta Wiraswasta BUMN Total
Frekwensi 0 250 0 0 250
% 0 100 0 0 100
Sumber : Hasil kuesioner, 2015
Dari data tabel 4.3 diketahui bahwa karakteristik pekerjaan responden seluruhnya adalah sebagai karyawan swasta (100%). 4. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Dibawah ini adalah Tabel 4.4 yang menunjukan hasil perhitungan frekwensi responden berdasarkan pendidikan terakhir.
60
TABEL 4.4 KARAKTERISTIK BERDASARKAN PENDIDIKAN TERAKHIR Pendidikan Terakhir SMA/Sederajat D3 S1 S2/S3 Total
Frekwensi 31 80 121 18 250
% 12,4 32 48,4 7,2 100
Sumber : Hasil Kuesioner, 2015
Berdasarkan pada Tabel 4.4 diketahui bahwa karakteristik Pendidikan Terakhir responden adalah Sarjana (S1) yaitu sebanyak 121 responden (48,4%), selanjutnya pada kategori D3 sebanyak 80 responden (32%) lalu pada SMA/sederajat sebanyak 31 responden (12,4%), dan pada kategori S2/S3 sebanyak 18 responden (7,2%). 5. Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan Perbulan Dibawah ini adalah Tabel 4.5 yang menunjukan hasil perhitungan frekwensi responden berdasarkan pendapatan perbulan. TABEL 4.5 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PENDAPATAN PERBULAN Pendidikan Terakhir < 5 juta > 5 juta – 10 juta >10 juta – 15 juta > 15 juta Total Sumber : Hasil Kuesioner, 2015
61
Frekwensi 104 120 19 8 250
% 41,6 48 7.6 2.8 100
Dari data tabel 4.5 mayoritas pendapatan perbulan dari para responden adalah
> 5 juta – 10 juta sebanyak 120 responden dengan nilai
persentasi sebesar 48%. 6. Karakteristik Responden berdasarkan Lama bekerja Dibawah ini adalah Tabel 4.6 yang menunjukan hasil perhitungan frekwensi responden berdasarkan lama bekerja. TABEL 4.6 KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN LAMA BEKERJA Lama Bekerja 0 - 3 Tahun 4 - 6 Tahun 7 - 10 Tahun > 10 Tahun Total
Frekwensi 125 86 31 8 250
% 50 34,4 12,4 3,2 100
Sumber : Hasil Kuesioner, 2015
Dari data tabel 4.6 diketahui bahwa karakteristik Lama Bekerja responden adalah pada rentang 0 – 3 Tahun yaitu sebanyak 125 responden (50%), selanjutnya pada rentang 4 - 6 Tahun sebanyak 86 responden (34,4%), lalu pada rentang 7 – 10 Tahun sebanyak 31 responden (12,4%), dan pada rentang > 10 Tahun sebanyak 8 responden (3,2%) Untuk persentase tertinggi dari masing-masing karakteristik responden adalah sebagai berikut: jenis kelamin responden (laki-laki/55,6%), usia
62
responden (23-28 Tahun/50%), Pekerjaan responden (Karyawan Swasta /100%), Pendidikan Terakhir responden (S1/48,4%),
Pendapatan
Perbulan responden (>5juta-10juta/48%), Lama Bekerja (0 – 3 Tahun /50%). C. Uji Kualitas Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Uji validitas menggunakan model factor analysis. Yang perlu diperhatikan dalam uji ini adalah nilai Standardize Loading Factor (SLF) pada table Anti Image dan Nilai Extraction pada tabel Communalities. Pertanyaan akan dianggap valid apabila memiliki nilai SLF dan Extraction lebih besar dari 0,50. Hasil pengujian untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut : a. Electronic Word of Mouth TABEL 4.7 UJI VALIDITAS VARIABEL EWOM
Indikator
Standardize Loading Factor (SLF)
Nilai R
Kesimpulan
eWOM1
0,504
0,50
VALID
eWOM2
0,677
0,50
VALID
eWOM3
0,742
0,50
VALID
eWOM6
0,541
0,50
VALID
eWOM7
0,573
0,50
VALID
63
eWOM9
0,591
0,50
VALID
eWOM10
0,641
0,50
VALID
eWOM11
0,613
0,50
VALID
eWOM12
0,684
0,50
VALID
Sumber : Hasil pengolahan dengan program SPSS, 2015
b. Citra Merek TABEL 4.8 UJI VALIDITAS VARIABEL CITRA MEREK Standardize Loading Factor (SLF)
Nilai R
Kesimpulan
CM13
0,685
0,50
VALID
CM15
0,628
0,50
VALID
CM16
0,579
0,50
VALID
CM17
0,760
0,50
VALID
CM18
0,895
0,50
VALID
CM19
0,542
0,50
VALID
CM20
0,552
0,50
VALID
CM22
0,689
0,50
VALID
CM23
0,755
0,50
VALID
CM25
0,507
0,50
VALID
CM26
0,660
0,50
VALID
CM27
0,747
0,50
VALID
CM28
0,697
0,50
VALID
Indikator
64
CM29
0,704
0,50
VALID
CM30
0,768
0,50
VALID
Sumber : Hasil pengolahan dengan program SPSS, 2015
c. Kepercayaan Merek TABEL 4.9 UJI VALIDITAS VARIABEL KEPERCAYAAN MEREK Standardize Loading Factor (SLF)
Nilai R
Kesimpulan
KPM31
0,624
0,50
VALID
KPM33
0,730
0,50
VALID
KPM34
0,749
0,50
VALID
Indikator
Sumber : Hasil pengolahan dengan program SPSS, 2015
d. Keputusan Pembelian TABEL 4.10 UJI VALIDITAS VARIABEL KEPUTUSAN PEMBELIAN Standardize Loading Factor (SLF)
Nilai R
Kesimpulan
KP36
0,720
0,50
VALID
KP37
0,522
0,50
VALID
KP38
0,510
0,50
VALID
KP39
0,710
0,50
VALID
KP40
0,681
0,50
VALID
KP41
0,535
0,50
VALID
KP42
0,584
0,50
VALID
Indikator
65
KP43
0,602
0,50
VALID
KP45
0,613
0,50
VALID
KP46
0,788
0,50
VALID
KP47
0,728
0,50
VALID
KP48
0,793
0,50
VALID
KP49
0,602
0,50
VALID
Sumber : Hasil pengolahan dengan program SPSS, 2015
2. Uji Reliabilitas Hasil pengujian instrumen dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai Alpha Cronbach > 0,60. Adapun hasil pengujian tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut : TABEL 4.11 HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL PENELITIAN Nilai Cronbach Alpha
Standar Nilai
Kesimpulan
EWOM
0,796
0,60
Reliabel
Citra Merek
0,889
0,60
Reliabel
Kepercayaan Merek
0,786
0,60
Reliabel
Keputusan Pembelian
0,926
0,60
Reliabel
Variabel
Sumber : Hasil pengolahan dengan program SPSS, 2015
66
3. Pengolahan Data dan Uji Kecocokan Model Pengukuran 1. Uji Kecocokan Model pengukuran untuk masing-masing Variabel Penelitian. a. Electronic Word of Mouth Dalam pengujian ini 5 indikator teramati tentang variabel Electronic Word of Mouth
yang telah diuji, dengan
mendapatkan hasil Chi-square = 19.93, df = 5, P-value = 0,00129, dan RMSEA = 0,109.
Sumber : Hasil pengolahan dengan program LISREL, 2015 GAMBAR 4.1 MODEL PENGUKURAN VARIABEL ELECTRONIC WORD OF MOUTH
67
Pada gambar 4.1 di atas dari lima indikator teramati yang dimasukan
dalam SEM,
terdapat
indikator
teramati
yang
mempunyai nilai Standardize Loading Factor 0,50. Indikatorindikator tersebut yaitu eWOM1, eWOM2, eWOM3, eWOM6 dan eWOM7 sehingga semua model teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu : 1.
eWOM1 : Saya mengakses internet untuk mencari informasi mengenai layanan Lion Air lebih dari lima kali.
2.
eWOM2 : Saya penah menulis komentar/review mengenai layanan Lion Air di internet.
3.
eWOM3 : Saya melakukan interaksi lewat internet dengan konsumen Lion air lain untuk diskusi tentang layanan Lion Air lebih dari tiga kali.
4.
eWOM6 : Saya bersedia menjawab/menulis/memberikan komentar ke orang yang sedang mencari informasi tentang Lion Air lewat internet.
5.
eWOM7 : Saya pernah berbagi pengalaman lewat internet mengenai layanan Lion Air.
68
b. Citra Merek Dalam pengujian ini 11 (sebelas) indikator teramati tentang variabel Citra Merek yang telah diuji, dengan mendapatkan hasil Chi-square = 268.39, df = 44, P-value = 0,00000, dan RMSEA = 0,2143.
Sumber : Hasil pengolahan dengan Program LISREL, 2015 GAMBAR 4.2 MODEL PENGUKURAN VARIABEL CITRA MEREK
Pada gambar 4.2 di atas dari 11 indikator teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat indikator teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factor 0,50. Indikator-indikator tersebut yaitu CM13, CM15, CM16, CM17, CM20, CM22, CM23, CM25,
69
CM26, CM27, CM28 sehingga semua model teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu : 1. CM13 : Lion Air adalah maskapai penerbangan yang layak bagi saya 2. CM15 : Lion Air memberikan layanan terbaik 3. CM16 : Harga Lion Air sesuai dengan layanan yang diberikan. 4. CM17 : Jadwal keberangkatan ataupun kedatangan Lion Air tepat waktu 5. CM20 : Layanan Lion Air professional. 6. CM22 : Kinerja Maskapai Lion Air baik 7. CM23 : Bagi saya Lion Air mempunyai citra yang positif. 8. CM25 : Kualitas layanan Lion Air baik 9. CM26 : Kredibilitas perusahaan Lion Air baik 10. CM27 : Teknologi yang dipakai maskapai Lion Air sudah cukup canggih 11. CM28 : Pilot-pilot Lion Air berpengalaman dan memiliki jam terbang yang tinggi c. Kepercayaan Merek Dalam pengujian ini 3 indikator teramati tentang variabel Kepercayaan Merek yang telah diuji, dengan mendapatkan hasil Chi-square = 0,00, df = 0, P-value = 1,00000, dan RMSEA = 0,000.
70
Sumber : Hasil Pengolahan dengan LISREL, 2015 GAMBAR 4.3 MODEL PENGUKURAN VARIABEL KEPERCAYAAN MEREK
Pada gambar 4.3 di atas dari 3 indikator teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat indikator teramati yang mempunyai nilai Standardize Loading Factor > 0,50. Indikator-indikator tersebut yaitu KPM31, KPM 33, dan KPM34, sehingga semua model teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu : 1. KPM31 : Pelayanan Lion Air memenuhi kebutuhan saya. 2. KPM33 : Lion Air memberikan keamanan dan keselamatan yang maksimal dalam setiap penerbangannya. 3. KPM34 : Saya mempercayai Lion Air sebagai maskapai penerbangan yang akan saya pilih dalam perjalanan dinas.
71
d. Keputusan Pembelian Dalam pengujian ini 12 indikator teramati tentang variabel Keputusan Pembelian yang telah diuji, dengan mendapatkan hasil Chi-square = 351.5, df = 54, P-value = 0,00000, dan RMSEA = 0,149.
Sumber : Hasil pengolahan dengan Program LISREL, 2015
GAMBAR 4.4 MODEL PENGUKURAN VARIABEL KEPUTUSAN PEMBELIAN Pada gambar 4.4 di atas dari 12 indikator teramati yang dimasukan dalam SEM, terdapat indikator teramati yang mempunyai nilai
72
Standardize Loading Factor > 0,50. Indikator-indikator tersebut yaitu KP37, KP38, KP39, KP40, KP41, KP42, KP43, KP44, KP45, KP46, KP47, KP48, KP49 sehingga semua model teramati valid dan dapat digunakan dalam model penelitian yaitu : 1. KP37 : Lion Air banyak direkomendasikan orang di internet. 2. KP38 : Saya juga mencari informasi Lion air juga dari keluarga dan teman. 3. KP39 : Lion Air menjadi pilihan utama saya/perusahaan sebagai alat transportasi jika mendapat tugas dari perusahaan ke luar kota. 4. KP40 : Lion Air selalu menjadi salah satu maskapai yang selalu menjadi pertimbangan saya dalam pencarian maskapai penerbangan. 5. KP41 :Saya selalu merasa mantap dalam memutuskan memakai Lion Air dalam penerbangan saya. 6. KP42 : Harga Lion Air sesuai dengan fasilitas dan layanan yang tersedia di Lion Air. 7. KP43 : Pelayanan Lion air menjadi salah satu pertimbangan saya dalam memutuskan memakai jasa Lion Air. 8. KP45 : Lion Air menjadi prioritas saya jika memerlukan jasa maskapai penerbangan dalam perjalanan dinas. 9. KP46 : Saya selalu mengikuti perkembangan Lion Air.
73
10. KP47 :Saya merekomendasikan Lion Air ke orang lain. 11. KP48 : Saya menulis review di internet mengenai Lion Air 12. KP49 : Saya menulis review di internet mengenai Lion Air 4.
Uji Kecocokan Keseluruhan Model Pengukuran Setelah menemukan model secara keseluruhan, model ini kemudian dianalisis untuk melihat kecocokan dengan data. Setelah itu akan dihitung Construct Relability dan Variance Extracted dari masingmasing variabel laten, langkah kedua dengan menambahkan model struktural asli pada model CFA (Wijanto, 2008). Model Hybrid ini kemudian diestimasi dan dianalisis untuk melihat kecocokan secara keseluruhan dan evaluasi terhadap model strukturalnya. Pengerjaan SEM (Structural Equation Modelling) pada penelitian ini menggunakan program LISREL 8.7 by Karl G. Joreskog & Dag Sorbom. Hasil uji kecocokan model pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.5 dan tabel 4.12
74
Sumber : Hasil pengolahan dengan program LISREL, 2015 GAMBAR 4.5 MODEL PENGUKURAN KONSTRUK VARIABEL PENELITIAN
75
TABEL 4.12 HASIL UJI KECOCOKAN MODEL PENGUKURAN No
Ukuran GOF
1
Root Mean Square Error of Appoximation (RMSEA) P (close Fit)
Tingkat Target Kecocokan
Hasil Estimasi
Tingkat Kecocokan
RMSEA ≤ 0,08
0.11
Bad Fit
NFI ≥ 0,90
0.93
Good Fit
NNFI ≥ 0,90
0.94
Good Fit
P ≥ 0,50
2
Normed Fit Index(NFI)
3
Non-Noormed Fit Index (NNFI)
4
Comparative Fit Index (CFI)
CFI ≥ 0,90
0.95
Good Fit
5
Incremental Fit Index (IFI)
IFI ≥ 0,90
0.95
Good Fit
6
Relative Fit Index (RFI)
RFI ≥ 0,90
0.92
Good Fit
7
Goodnees of Fit Index (GFI)
GFI ≥ 0,90
0.7
Bad Fit
8
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
AGFI ≥ 0,90
0.65
Bad Fit
Sumber : Hasil pengolahan data dengan Program LISREL, 2015
Model pengukuran konstruk variabel penelitian tersebut Bad Fit karena mempunyai nilai RMSEA > 0,08 yaitu sebesar 0,11 sehingga diperlukan adanya modifikasi model. Sesuai dengan Goodness of Fit
76
dikatakan suatu model dapat nilai fit apabila mempunyai nilai RMSEA ≤ 0.08. 5.
Uji Modifikasi Model Hasil Modifikasi model pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.6 dan tabel 4.13
Sumber : Hasil pengolahan dengan Program LISREL, 2015
GAMBAR 4.6 MODEL PENGUKURAN MODIFIKASI MODEL
77
TABEL 4.13 HASIL UJI KECOCOKAN MODIFIKASI MODEL No
Ukuran GOF
1
Root Mean Square Error of Appoximation (RMSEA) P (close Fit)
Tingkat Target Kecocokan
Hasil Estimasi
Tingkat Kecocokan
RMSEA ≤ 0,08
0.079
Good Fit
NFI ≥ 0,90
0.95
Good Fit
NNFI ≥ 0,90
0.97
Good Fit
P ≥ 0,50
2
Normed Fit Index(NFI)
3
Non-Noormed Fit Index (NNFI)
4
Comparative Fit Index (CFI)
CFI ≥ 0,90
0.97
Good Fit
5
Incremental Fit Index (IFI)
IFI ≥ 0,90
0.97
Good Fit
6
Relative Fit Index (RFI)
RFI ≥ 0,90
0.95
Good Fit
7
Goodnees of Fit Index (GFI)
GFI ≥ 0,90
0.79
Bad Fit
8
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
AGFI ≥ 0,90
0.74
Bad Fit
Sumber : Hasil pengolahan data dengan program LISREL, 2015
6.
Uji Kecocokan Model Struktural ( Uji T) Wijanto, 2008 mengatakan bahwa uji kecocokan model struktural terdiri dari uji kecocokan keseluruhan model dan analisis hubungan kausal. Hubungan kausal antar variabel dikatakan signifikan bisa dilihat pada uji kausalitas. Hasil kecocokan keseluruhan model dapat dilihat pada gambar 4.7 dan tabel 4.14
78
Sumber : Hasil pengolahan dengan Program LISREL, 2015
GAMBAR 4.7 MODEL STRUKTURAL (T VALUE)
79
TABEL 4.14 HASIL UJI KECOCOKAN STRUKTURAL T VALUE Tingkat Target Kecocokan
Hasil Estimasi
Tingkat Kecocokan
Root Mean Square Error of Appoximation (RMSEA) P (close Fit)
RMSEA ≤ 0,08
0.080
Good Fit
2
Normed Fit Index(NFI)
NFI ≥ 0,90
0.95
Good Fit
3
Non-Noormed Fit Index (NNFI)
NNFI ≥ 0,90
0.96
Good Fit
4
Comparative Fit Index (CFI)
CFI ≥ 0,90
0.97
Good Fit
5
Incremental Fit Index (IFI)
IFI ≥ 0,90
0.97
Good Fit
6
Relative Fit Index (RFI)
RFI ≥ 0,90
0.94
Good Fit
7
Goodnees of Fit Index (GFI)
GFI ≥ 0,90
0.78
Bad Fit
8
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
AGFI ≥ 0,90
0.74
Bad Fit
No
Ukuran GOF
1
P ≥ 0,50
Sumber : Hasil pengolahan data dengan program LISREL, 2015
Dari tabel 4.14 terlihat bahwa nilai kecocokan model menunjukan nilai yang baik artinya secara keseluruhan nilai kecocokan menunjukan good fit. D. Pengujian Hipotesis Setelah didapatkan model modifikasi dengan Goodnees of fit yang baik, maka langkah berikutnya adalah melakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini ada 6 hipotesis seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dan pengujian dilakukan dengan melihat signifikansi tiap
80
hubungan variabel. Nilai signifikansi (α) yang digunakan sebesar 0,10 atau 10% dengan nilai t sebesar ≥ 1,67 (wijanto, 2008). Hal tersebut mengingat proses pengumpulan data melibatkan responden yang cukup banyak dan beragam dan merupakan Convenience Sampling yang memiliki resiko error yang tinggi. Nilai hasil estimasi atas hubungan kausal dari modifikasi model struktural yang diuji dan hasil pengujian hipotesis dengan nilai t masingmasing hubungan dapat dilihat pada tabel 4.15 (keterangan: dikatakan berpengaruh apabila nilai t-values ≥ 1,96) sebagai berikut : TABEL 4.15 HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis
H1
Structural Path eWOM
tvalues
eWOM
Data mendukung hipotesis
eWOM berpengaruh posyif dan signifikan terhadap Citra Merek
-2,31
Data mendukung hipotesis
eWOM berpengaruh negative & signifikan terhadap Kepercayaan Merek
4,95
Data mendukung hipotesis
eWOM berpengaruh positif & signifikan terhadap Keputusan Pembelian
0,20
Data tidak mendukung hipotesis
Citra Merek tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Kepercayaan Merek H3
eWOM
Keputusan pembelian H4
Citra Merek
Kesimpulan
9,03
Citra Merek H2
Keterangan
Keputusan Pembelian
81
Pembelian H5
Kepercayaan Merek
3,14
Data mendukung hipotesis
eWOM berpengaruh positif & signifikan terhadap keputusan Pembelian
6,30
Data mendukung hipotesis
Citra Merek berpengaruh positif & signifikan terhadap Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian H6
Citra Merek Kepercayaan Merek
Hasil uji statistik pada model penelitian untuk variabel konstruk eWOM berpengaruh positif & signifikan terhadap Citra Merek, hal ini ditunjukkan dengan nilai t variabel tersebut yang berada diatas 1,96, yaitu 9,03. Untuk variabel konstruk eWOM berpengaruh negative & signifikan terhadap kepercayaan merek
karena nilai t variabel tersebut
-2,31.
Variabel eWOM juga berpengaruh positif & signifikan terhadap keputusan pembelian, karena nilai t variabel di atas 1,96 yaitu 4,95. Sedangkan untuk variabel citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian karena nilai t variabel kurang dari 1,96 yaitu 0,20. Hasil konstruk variabel citra merek terhadap kepercayaan merek berpengaruh positif & signifikan karena nilai t variable lebih dari 1,96 yaitu 6,30. Dan Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian dapat
82
dilihat hasilnya adalah berpengaruh positif & signifikan dengan nilai t variabel sebesar 3,14. E. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh eWOM terhadap Citra Merek Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa variabel eWOM berpengaruh positif & signifikan terhadap variabel Citra Merek Lion Air Hal ini ditunjukan dengan nilai t-value sebesar 9,03 lebih besar dari t tabel sebesar 1,96 . Ini artinya kualitas dari eWOM sangat berpengaruh positif dan besar terhadap citra merek Lion Air, hal ini sejalan dengan penelitian Hatane Semuel & Adi Suryanata Lianto (2014) tentang Analisa eWOM, Brand Image, Brand Trust dan Minat Beli Produk Smartphone di Surabaya, yang menyatakan bahwa eWOM terbukti berpengaruh positif terhadap Brand Image produk smartphone, juga berpengaruh positif terhadap Brand Trust produk smartphone, dan Minat Beli produk smartphone di Surabaya. Hasil pengujian hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa eWOM berpengaruh terhadap citra merek Lion Air. Temuan ini dapat dijelaskan bahwa ketika penilaian responden terhadap eWOM semakin baik menyebabkan semakin tingginya citra merek Lion Air. eWOM merupakan media untuk menyampaikan berbagai informasi dan dapat menjadi media untuk melakukan hubungan pembicaraan dengan banyak orang melalui web atau blog. Pengujian temuan penelitian juga
83
menunjukkan bahwa eWOM yang semakin baik menyebabkan semakin tingginya citra merek dari Lion Air 2. Pengaruh eWOM terhadap Kepercayaan Merek Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa variabel eWOM berpengaruh negative & signifikan terhadap variabel kepercayaan merek. Hal ini ditunjukan dengan nilai t-value sebesar -2.31. Para responden pada penelitian ini memberikan penilaian bahwa eWOM berpengaruh negative signifikan terhadap kepercayaan merek Lion Air. Dalam penelitian ini eWOM terbukti berpengaruh negative dan signifikan terhadap kepercayaan merek Lion Air Jakarta. Hal ini sejalan dengan penelitian Hatane Semuel & Adi Suryanata Lianto (2014) tentang Analisa eWOM, Brand Image, Brand Trust dan Minat Beli Produk Smartphone di Surabaya, yang menyatakan bahwa eWOM terbukti berpengaruh positif terhadap brand image produk smartphone, juga berpengaruh positif terhadap brand trust produk smartphone, dan minat beli produk smartphone di Surabaya, hanya saja pada penelitian ini berpengaruh negative yang artinya jika salah satu variable meningkat maka variabel lain akan menurun, dalam hal ini jika variabel eWOM meningkat maka kepercayaan merek akan menurun, atau jika eWOM menurun maka kepercayaan merek akan meningkat, hal ini memungkinkan karena mungkin responden bisa saja berpikir bahwa eWOM postif yang banyak mereka baca di media online merupakan
84
rekayasa sehingga menurunkan kepercayaan merek dari Lion Air Jakarta , atau responden berpendapat bahwa eWOM negative yang banyak mereka temukan di media online merupakan rekayasa dari pihak yang tidak menyukai Lion Air Jakarta sehingga hal tersebut tidak mempengaruhi kepercayaan merek mereka terhadap Lion Air. 3. Pengaruh eWOM terhadap Keputusan Pembelian. Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa variabel eWOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, artinya bahwa jika eWOM meningkat maka keputusan pembelian juga akan meningkat. Keputusan pembelian para responden dalam penelitian ini dipengaruhi oleh eWOM. Hal ini ditunjukan dengan nilai t-value sebesar 4,95 lebih besar dari t tabel sebesar 1,96. Hal ini sejalan dengan penelitain Adeliasari, Vina Ivana, Sienny Thio, tentang Electronic Word of Mouth dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian di Restoran dan Kafe di Surabaya, yang menyatakan bahwa eWOM memiliki pengaruh positif yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 4. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa variabel citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, yang artinya keputusan pembelian responden tidak dipengaruhi oleh citra merek Lion Air. Dan hal ini ditunjukan dengan nilai t-value
85
sebesar 0,20 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,96. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Nadia Lona Trista, Apriatni EP & Saryadi (2012) tentang Pengaruh Citra Merek dan Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Toyota Avanza dikota Semarang
yang
menyatakan bahwa citra merek mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. 5.
Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa variabel kepercayaan merek berpengaruh positif terhadap variabel keputusan pembelian. Hal ini ditunjukan dengan nilai t-value sebesar 3,14 lebih besar dari t tabel sebesar 1,96. Yang artinya keputusan pembelian para responden pada penelitian ini dipengaruhi oleh kepercayaan merek dari Lion Air. Hasil ini sejalan dengan penelitian Prabu Teguh Wibowo tentang Pengaruh Brand Awareness, Brand Trust, dan Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Obat Nyamuk Hit Liquid Spray di kota Depok dan juga penelitian Nadia Lona Trista, Apriatni EP & Saryadi (2012) tentang Pengaruh Citra Merek dan Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Toyota Avanza dikota Semarang, dimana kedua penelitian menyatakan bahwa kepercayaan merek memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian.
6. Pengaruh Citra Merek terhadap Kepercayaan Merek
86
Berdasarkan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa variabel citra merek Lion Air berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepercayaan merek Lion Air, ini berarti kepercayaan merek Lion Air dipengaruhi oleh citra merek Lion Air itu sendiri. Hal ini ditunjukan dengan nilai t-value sebesar 6,30 lebih besar dari t tabel sebesar 1,96. Hasil ini sejalan dengan penelitian Danny Alexander Bastian (2014) tentang Analisa Pengaruh Citra Merek dan Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Merek ADES PT Ades Alfindo Putra Setia yang menyatakan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek, kepercayaan merek berpengaruh terhadap loyalitas merek dan citra merek berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan merek.
87