BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Profil Perusahaan PT Asuransi Central Asia (ACA) adalah perusahaan yang bergerak
dibidang asuransi umum. Pada awalnya berdiri, 29 Agustus 1956, dengan nama Maskapai Asuransi Oriental NV. Baru pada 5 Agustus 1958 perusahaan mengubah namanya menjadi PT Asuransi Central Asia. Ketika berdiri ACA menempati kantor di Jalan Asemka no.28. Kemudian sempat beberapa kali mengalami perpindahan sebelum akhirnya menetap di Wisma Asia sejak 1998 hingga sekarang. ACA sudah memiliki 41 kantor cabang dan 25 perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia, dan 1 (satu) unit syariah di Jakarta. Dalam menjalankan perusahaan, ACA selalu di dukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang saat ini mencapai 1.445 karyawan. ACA adalah salah satu perusahaan asuransi nasional dengan jumlah aset terbesar, dimana saat ini mencapai Rp 8.759 miliar. Fokus utama bisnis perusahaan berada di Indonesia, namun ACA terus mencoba untuk memanfaatkan setiap kesempatan usaha yang ada di kawasan Asia dalam bentuk kemitraan dengan perusahaan asosiasi Asuransi di kawasan Asia. Untuk memperkuat bisnis di dunia internasional, ACA memiliki beberapa jaringan bisnis di manca negara yaitu: Hongkong, Thailand, Filipina, Myanmar, Tiongkok, Taiwan, Vietnam dan Kamboja. Jaringan ACA di negara55
56 negara tersebut melalui Asian Insurance International (Holdings) Ltd. (AII) yang anggotanya terdiri dari: • Asia Insurance Co. Ltd. Hongkong • Bangkok Insurance Public Co. Ltd. • PT Asuransi Central Asia ACA mempunyai motto perusahaan yaitu “Perlindungan kami adalah kenyamanan Anda”, oleh karena itu ACA bertekad untuk menyediakan perlindungan terbaik
dan memberikan kenyamanan kepada nasabahnya yang
diwujudkan melalui pelayanan yang prima, berkualitas dan bertanggung jawab. 4.1.1 Visi dan Misi Visi PT. Asuransi Central Asia adalah: Menjadi perusahaan asuransi profesional yang handal, mampu berkembang secara berkesinambungan, dan diakui baik di dalam negeri maupun oleh dunia internasional. Misi PT. Asuransi Central Asia adalah:
Menjadi perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang sehat.
Dikenal sebagai perusahaan yang bertanggung jawab.
Dikenal sebagai perusahaan yang memiliki lingkungan kerja yang baik sehingga mampu menghargai karyawannya dan membuat seluruh karyawan bagian dari perusahaan.
Dan yang terutama adalah agar dikenal sebagai perusahaan yang mampu memberikan pelayanan
berkualitas tinggi kepada para nasabah
57 4.1.2
Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi yang ada pada PT. Asuransi Central Asia digambarkan pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4. 1 Struktur organisasi ACA (Sumber: Data Internal)
58 4.1.3
Produk Asuransi ACA
Pangsa pasar yang telah dirambah oleh PT Asuransi Central Asia cukup variatif, seperti contohnya adalah pasar property, motorcar, marine, health, travel, micro dan Syariah. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut, berikut ini dijelaskan beberapa kategori produk yang ditawarkan oleh PT. Asuransi Central Asia. 1. Asuransi Properti (Property Insurance) Merupakan perlindungan asuransi terhadap properti untuk berbagai macam okupasi, industrial, commercial, fasilitas umum atau masyarakat. Meliputi Polis Asuransi Kebakaran (PSAKI), Asuransi Property All Risk, Asuransi Rumah Idaman (ASRI), Asuransi Earthquake. Jenis properti yang dapat diasuransikan adalah:
Building
Furniture, Fitting and Fixtures
Machinery, equipment and Installation
Stock of Goods or Inventory
2. Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Car Insurance ) Memberikan perlindungan terhadap kendaraan bermotor dari kerusakan akibat tabrakan, pencurian ataupun kecelakaan lalu lintas, kerusuhan/huruhara, bencana alam, tanggung jawab hukum, santunan kematian bagi pengemudi &
penumpang
dengan
fasilitas
tambahan
pengganti, road side assistance, mobil derek dan mobile claim.
berupa mobil
59 3. Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo Insurance) Perlindungan asuransi terhadap pengangkutan barang via kapal laut, angkutan darat, atau pesawat udara. Jenis pengangkutan yang dapat diasuransikan adalah:
Machinery, Equipment, or other kind of Capital good
Various class of commodities
4. Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull Insurance) Memberikan jaminan kerusakan atau kerugian terhadap kapal, mesin dan perlengkapannya dari bahaya laut dan risiko pelayaran (navigational perils). 5. Asuransi Alat Berat (Heavy Equipment Insurance) Merupakan polis Asuransi untuk menutup pertanggungan alat-alat berat yang dioperasionalkan di lokasi. Jenis polis yang dipasarkan yaitu Heavy Equipment Insurance (HE) vs Contractors’ Plant and Equipment (CPE) atau Machinery (CPM). 6. Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident) Asuransi Kecelakaan Diri menjamin tertanggung akibat dari suatu kecelakaan (akibat dari luar) yang menimpa dirinya selama 24 jam dalam periode pertanggungan tertentu, misalnya selama satu tahun atau selama satu perjalanan. Jenis produk yang dipasarkan adalah Personalsafe memberikan santunan kerugian bagi Anda dan keluarga bila terjadi musibah kecelakaan diri. 7. Asuransi Perjalanan (Travel Insurance) Asuransi yang memberikan perlindungan dalam perjalanan domestik, internasional maupun Umroh / Haji, menggunakan transportasi darat, laut
60 maupun udara, asuransi ini memberikan jaminan atas kecelakaan diri, biaya medis, kehilangan bagasi dan barang pribadi, keterlambatan bagasi, flight delay & misconnection. Jenis Produk yang ditawakan adalah Asuransi Perjalanan (New Travel safe). 8. Asuransi Kesehatan (Health Insurance) Merupakan jenis asuransi yang memberikan jaminan kepada tertanggung untuk mengganti setiap biaya pengobatan yang meliputi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pembedahan dan biaya obat-obatan yang diperuntukan bagi perorangan atau kelompok. Jenis polis yang dipasarkan adalah:
Asuransi Medi+, menyediakan jaminan Biaya Pengobatan bagi setiap peserta, baik karena sakit (sickness) atau cedera akibat kecelakaan (bodily injury) tanpa mengurangi mutu pelayanan yang diperlukan, berlaku diseluruh dunia selama 24 jam dan 365 hari.
Asuransi Wellwoman memberikan manfaat khusus bagi wanita yang terdiagnosa kanker pada organ kewanitaan
9. Asuransi Mikro (Micro Insurance) Merupakan produk asuransi yang memiliki karakteristik sederhana, mudah, ekonomis, dan segera (SMES). Jenis polis yang dipasarkan yaitu : Asuransi Demam Berdarah, Dana Gempa, Dana Rumah / Rumahku, Stop Usaha Gempa Tsunami, Stop Usaha Erupsi, Dana Pemakaman / Warisanku, SiPintar, SiAbang, Laku Pandai. 10. Asuransi Konstruksi (Engineering Insurance) Memberikan jaminan komprehensif atas kerugian atau kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga pada objek pertanggungan yang diasuransikan
61 di lokasi proyek selama periode pertanggungan. Terdiri atas Engineering Proyek
(Konstruksi)
yaitu
semua
aktifitas
teknik
dalam
rangka
membangun/merancang suatu struktur baik berupa bangunan prasarana maupun instalasi dan Engineering Non project (Operasional), jenis polis yang dipasarkan adalah:
Contractor All Risk Insurance (CAR)
Erection All Risk Insurance (EAR)
Machinery Breakdown Insurance (MB)
11. Asuransi Uang (Money Insurance) Asuransi yang melindungi Uang Dalam Lemari Besi (Cash in Safe) dan Uang Dalam Perjalanan (Cash in Transit), yang dapat diasurasnikan berupa: Uang atau yang dipersamakan dengan uang, surat-surat berharga, lemari besi tempat penyimpanan harta benda tersebut. 12. Asuransi Penjaminan (Bonding Insurance) Bonding adalah suatu bentuk asuransi penjaminan atau perjanjian yang melibatkan tiga pihak yaitu pihak pertama yang disebut Surety dalam hal ini adalah asuransi yang menerbitkan jaminan untuk kepentingan atau permintaan dari pihak kedua yang disebut Principal yang terikat untuk memenuhi suatu kewajiban yang telah ditentukan atau diperjanjikan dengan pihak ketiga yang disebut Obligee. Dalam perjanjian tersebut disepakati bahwa jika pihak Principal gagal/wan prestasi dalam menyelesaikan kewajibannya terhadap pihak Obligee atas apa yang telah ditentukan atau diperjanjikan, maka pihak Surety akan mengganti biaya tersebut. Produk Bonding terdiri atas Surety Bond dan Customs Bond.
62 13. Asuransi Tanaman (Plant Insurance) Merupakan asuransi yang memberikan perlindungan terhadap tanaman perkebunan yang dikelola secara profesional oleh Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN), berupa kelapa sawit, karet, kelapa, kopi dan kakao yang masih produktif / menghasilkan. Asuransi Tanaman menjamin kerugian yang dialami oleh tanaman perkebunan tersebut di atas terhadap akibat dari Kebakaran atau yang dipersamakan dengan kebakaran seperti petir, peledakan, kejatuhan pesawat terbang. 14. Asuransi Syariah Asuransi yang berpedoman pada konsep bagi hasil atau Mudharabah yaitu suatu konsep yang marak dipakai dalam bisnis syariah. Definisi Mudharabah adalah Akad kerjasama antara pemilik dana/nasabah/tertanggung (shahibul maal) dengan pengusaha/penanggung (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan nisbah yang disepakati sebelumnya. Mekanisme pengelolaan dana premi ACA syariah Sesuai dengan prinsip yang menjadi dasar pelaksanaan ACA Syariah, maka seluruh dana yang dihimpun dari pemegang polis asuransi akan dikelola sesuai dengan prinsip syariah. Keuntungan perusahaan diperoleh dari pembagian keuntungan dana pemegang polis asuransi yang dikembangkan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah).
63 4.1.4
Proses Bisnis
Proses bisnis pada ACA dibedakan menjadi dua yaitu, Proses bisnis produksi polis asuransi dan proses bisnis klaim polis asuransi. 1. Proses Bisnis Produksi Polis Secara garis besar terdapat tiga proses bisnis produksi polis pada PT. ACA yaitu: 1.
Marketing
2.
Underwriting
3.
Collection
4.
Finance & Accounting
5.
Reasuransi
Alur proses penerbitan polis dijelaskan pada gambar 4.2 berikut ini.
Nasabah / Calon Nasabah
Marketing
Doc SPPA Underwriting
Survey Object Pertanggungan
Surveyor
Bagian Reasuransi Collection
Finance
Gambar 4. 2 Alur Proses Penerbitan Polis
Reinsurer
64 Marketing Secara umum ruang lingkup pekerjaan bagian marketing pada ACA untuk penerbitan polis baru adalah dimulai dari mencari prospek bisnis baru dengan melakukan promosi, melakukan kunjungan langsung ke calon nasabah potensial dan kemudian menyerahkan dokumen permohonan penutupan polis ke bagian underwriting. Bagian marketing akan melakukan proses verifikasi menerima atau menolak surat permohonan penutupan asuransi dengan melakukan survey terhadap objek pertanggungan dengan bekerja sama dengan bagian surveyor dan memberikan laporan hasil survey serta surat penawaran jika diperlukan. Kemudian laporan hasil survey dan surat permohonan penutupan asuransi (SPPA) serta dokumen pendukung diserahkan ke bagian underwriting. Underwriting Ruang lingkup pekerjaan bagian underwriting adalah melakukan input data SPPA kedalam sistem, melalukan verifikasi dokumen penutupan dari marketing, penilaian risiko dan penetapan, melakukan pencetakan ikhtisar pertanggungan, kwitansi dan tanda terima. Setelah semua dokumen ditanda tangani oleh pihak yang mempunyai otorisasi selanjutnya dokumen diserahkan ke bagian collection. Jika polis yang diterbitkan ada indikasi kerjasama dengan perusahaan reasuransi maka proses dengan perusahaan Reasuransi akan dilanjutkan oleh bagian Reasuransi.
65 Collection Bagian collection akan menyerahkan paket polis kepada collector untuk diserahkan kepada nasabah dan melaporkan pembayaran kepada bagian finance. Finance & Accounting Bagian Accounting terbagi menjadi dua proses, accounitng Reinsurance dan Accounting General. Accounting Reinsurance berhubungan dengan perusahaan Reasuransi, akan melakukan pelaporan, penagihan, dan pembayran kepada perusahaan asuransi. Sedangkan Accounting general berhubungan dengan internal ACA, melakukan pelaporan keuangan dari seluruh transaksi Kantor pusat dan Kantor cabang. Reasuransi Bagian reasuransi bertugas untuk berhubungan dengan perusahaan reasuransi dalam mengelola penempatan reasuransi Treaty, penempatan reasuransi Fakultatif, pricing reasuransi, klaim dan administrasi reasuransi. 2. Proses Bisnis Klaim Polis Secara garis besar terdapat tiga proses bisnis klaim polis asuransi pada ACA yaitu: 1.
Marketing
2.
Claim
3.
Finance/Accounting
4.
Reasuransi
Alur proses klaim dijelaskan pada gambar 4.3 berikut ini.
66
Hotline
Nasabah
Marketing
Bagian Klaim
Finance / Accounting
Transfer Nilai ganti rugi ke Nasabah
Bagian Reasuransi
Reinsurer
Gambar 4. 3 Alur Proses Klaim Polis Bagian Marketing menerima laporan klaim dari nasabah dan melakukan verifikasi dokumen klaim untuk diserahkan ke bagian klaim. Bagian klaim akan melakukan survey dan analisa klaim serta mengumpulkan dokumen pendukung untuk dilakukan verifikasi, selanjutnya menentukan nilai ganti rugi yang disepakati sesuai dengan polis nasabah untuk dilaporkan ke bagian finance / accounting. Bagian finance / accounting akan melakukan transfer nilai ganti rugi kepada nasabah dan melakukan posting dan adjustment laporan pembayaran klaim pada system aplikasi. Jika klaim polis melibatkan pihak reasuradur maka pembayaran klaim akan dibagi sesuai dengan kententuan share masing-masing pihak sesuai dengan klausula yang berlaku.
67 4.2.
Analisis Bisnis Eksternal 4.2.1. Analisis PEST Faktor Politik Dalam industri asuransi di Indonesia, faktor politik yang sangat
mempengaruhi adalah adanya lembaga pemerintah yang mengatur secara khusus regulasi tentang asuransi dan keuangan, yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait penentuan batas bawah dan batas atas harga premi asuransi kerugian serta pemberian legalisasi terhadap aktivitas bisnis asuransi.
Pada Desember 2015 pemerintah akan menggelar pemilihan kepala daerah (PILKADA) secara serentak. Pilkada serentak tahap awal ini diikuti sebanyak sembilan provinsi, 36 kota dan 224 kabupaten. Rencananya Pilkada serentak ini akan dilaksanakan dengan tiga tahap, tahap awal Desember 2015, tahap kedua pertengahan 2016 dan tahap ketiga pada tahuan 2018 dan 2019.
Banyak cara yang dilakukan para calon kepala daerah demi menarik dukungan pada pilkada tahun ini. Jika membagikan sembako atau amplop masuk kategori politik uang, calon kepala daerah kini membagikan kartu asuransi. Harapannya, konstituen bisa mencoblos surat suara pada pilkada nanti, sesuai dengan harapan parpol, hal ini akan berdampak pada pertumbuhan industri asuransi. Faktor Ekonomi Indonesia mengalami perlambatan ekonomi pada tahun 2015 ini, ditambah dengan depresiasi rupiah terhadap dolar AS, namun selama semester pertama tahun 2015 diantara lini bisnis yang ada, asuransi kendaraan bermotor
68 berada di urutan pertama perolehan premi bruto, disusul oleh asuransi harta benda, serta asuransi kecelakaan dan kesehatan. Pasar asuransi Indonesia lebih terbuka dibandingkan dengan pasar di anggota-anggota ASEAN lainnya. Sebagai pasar yang terbuka, Indonesia tidak bisa lepas dari kekuatan-kekuatan besar ekonomi seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Ketika Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi nomor dua, setelah Amerika Serikat, sedang mengalami perlambatan ekonomi maka dampaknya terasa di Indonesia, sehingga Indonesia harus bersaing ketat untuk mendapatkan investor asing. Dengan akan diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pada akhir tahun 2015 tentunya akan berdampak kepada ketatnya persaingan di industry perasuransian, pelaku bisnis asuransi harus dapat mengantisipasinya dan dituntut lebih kompetitif. Faktor Sosial Perusahaan asuransi merupakan industri jasa yang sangat membutuhkan faktor kepercayaan. Keberadaannya bukan saja bentuk dari sebuah industri bisnis, namun juga merupakan salah satu instrumen yang bertujuan untuk kesejahteraan dan ketentraman bagi nasabahnya. Untuk itu kemampuan industri asuransi dituntut untuk selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan janji yang telah diberikan, serta dengan standar pelayanan yang prima, seperti yang telah diterapkan oleh beberapa industri yang lainnya. Salah satunya adalah pergeseran ke arah media digital semakin kuat dan di mana masyarakat menginginkan kecepatan dalam hal layanan.
69 Potensi pasar yang sebenarnya sangat besar untuk digarap adalah sektor usaha kecil, dan menengah, tetapi ketidaktahuan dan keterbatasan pengetahuan masyarakat kecil menengah dan para pelaku UKM terkait asuransi masih menjadikan kendala, dan juga minat masyarakat tentang kebutuhan asuransi masih kurang. Pemerintah terus melakukan sosialisasi, edukasi mengenai pentingnya keuangan, terutama asuransi sebagai proteksi dasar. Namun dalam usaha tersebut literasi keuangan menjadi salah satu persoalan utama yang selalu dihadapi. Sehingga dibutuhkan upaya sosialisasi yang intensif dan pemerintah dalam hal ini bekerja sama dengan perusahaan atau organisasi bidang keuangan dalam pelaksanaanya. Faktor Teknologi
Mobile Internet digambarkan dengan kemudahan dan kecepatan dalam mengakses aplikasi menggunakan smartphone dengan koneksi internet yang dapat menghubungkan antara dunia virtual dan realitas. Bahkan jika tidak memiliki layanan mobile Internet dari provider telekomunikasi, saat ini area umum juga menyediakan konektivitas WI-FI Internet yang memudahkan masyarakat dapat mengaksesnya setiap saat. Hal Ini berarti bahwa aspek lain dari bisnis online akan mengalami banyak inovasi di masa depan yang mengarah ke aplikasi mobile.
Dengan tren teknologi masa depan telah memungkinkan melakukan transaksi keuangan menjadi lebih nyaman, seperti pembayaran menggunakan gateway sistem. Seperti PayPal yang telah sering digunakan. Website ECommerce sekarang sudah banyak memiliki metode sendiri untuk memungkinkan konsumen membeli dengan aman secara online. Dengan meningkatnya
70 popularitas mobile Internet, ini menjadi penting untuk mengembangkan sistem pembayaran melalui mobile yang nyaman dan aman. Cloud Computing atau komputasi awan yang telah diperkenalkan beberapa tahun lalu kini bergeser menjadi teknologi masa depan yang umum digunakan oleh miliyaran orang di seluruh dunia. Teknologi Cloud memiliki teknologi terbaru yang dapat mengubah komputasi menjadi lebih mudah diakses dan efisien bagi penggunanya. Cloud Computing menyajikan solusi teknologi informasi yang telah berhasil mengatur data dalam sebuah platform yang aman, tetapi sangat mudah diakses. Pada gambar 4.4 menggambarkan tentang diagram PEST pada PT.Asuransi Centra Asia.
Politik Peraturan OJK Pilkada Serentak
Sosial
Tuntutan Pelayanan yang cepat dengan memanfaatkan teknologi digital. Minat Masyarakat terhadap asuransi masih kurang.
Ekonomi
Rupiah melemah terhadap Dollar AS Melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia Berlakunya MEA
Teknologi
Mobile Technology Payment Gateway Cloud computing
Gambar 4. 4 Diagram PEST ACA
71 4.2.2. Analisis Porter’s Five Forces Salah satu metode analisis yang digunakan dalam menganalisis lingkungan eksternal bisnis adalah analisis Porter’s Five Forces. Analisis bertujuan untuk menentukan potensi keuntungan dalam industri yang diukur berdasarkan pengendalian jangka panjang terhadap modal yang diinvestasikan serta mendapatkan peran kompetitif sistem informasi baru untuk dapat berkompetisi dalam industri asuransi. Pada gambar 4.5 menggambarkan tentang diagram Porter’s Five Forces pada PT.Asuransi Centra Asia.
Pendatang Baru
PT. Asuransi Umum BCA
Ancaman pendatang baru Kekuatan tawar menawar Pemasok
Pemasok
Kekuatan tawar menawar Pembeli/Pelanggan
PT. Reasuransi Indonesia PT. Reasuransi Nasional PT. Tugu Re Indonesia PT. Makapai Reasuransi Indonesia
Persaingan Industri Sejenis PT.Asuransi Astra Buana PT.Asuransi Adira Dinamika PT.Asuransi Sinarmas PT.Asuransi Bangun ASKRIDA PT.Asuransi Dayin Mitra Tbk PT.Asuransi Jasindo
Ancaman Produk Pengganti Produk Pengganti
Pembeli/ Pelanggan
Manufacture Company Distribution Company Retail Company Property Company Leasing Company Telecommunication Company Broker Company
Bank Garansi BPJS
Gambar 4. 5 Diagram Porter’s Five Forces ACA 1. Produk Pengganti (Ancaman Produk Pengganti) Dari segi ancaman produk pengganti, ancaman serius berasal dari produk asuransi kesehatan yang diwajibkan oleh pemerintah yaitu BPJS. Namun salah satu sumber penghasilan terbesar ACA adalah dari penjualan produk asuransi kendaraan bermotor. Disamping itu dalam penerbitan produk
72 asuransi saat ini sudah ada regulasi yang mengaturnya dan harus mendapatkan ijin dari OJK. Kekuatan persaingan terhadap adanya ancaman produk pengganti = Kuat 2. Ancaman Persaingan (Persaingan Antar Perusahaan yang Ada/Analisis Pesaing) Persaingan di bidang asuransi umum yang semakin ketat ini didominasi oleh beberapa perusahaan besar seperti: PT. Asuransi Astra Buana, PT.Asuransi Adira
Dinamika,
PT.Sinarmas,
PT.
Asuransi
Bangun
ASKRIDA,
PT.Asuransi Tugu Pratama Indonsia. PT.Asuransi Dayin Mitra Tbk, PT.Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Dalam menghadapi persaingan ini ACA harus dapat mengantisipasinya dengan berusaha mempertahankan competitive advantage yang dimiliki, salah satunya yaitu pelayanan one day service kepada setiap pelanggannya. Serta senantiasa berinovasi dengan produk-produk baru dan menjalin mitra kerjasama dengan channel distributor dalam pemasaran produknya. 3. Pendatang Baru Potensial (Ancaman Pendatang Baru) Pendatang baru dalam bidang asuransi yang menjadi ancaman yang perlu diperhitungkan
oleh
ACA
adalah
PT.Asuransi
Umum
BCA
yang
mendapatkan penghargaan sebagai asuransi terbaik untuk ketegori aset antara Rp 250 miliar sampai Rp 1 triliun, selain itu ACA merupakan sister company dengan BCA. Kekuatan persaingan terhadap adanya ancaman pendatang baru cukup kuat. 4. Pemasok (Kekuatan Tawar Menawar Terhadap Pemasok) Kekuatan pemasok di industri asuransi tidak terlalu kuat. Hal ini dikarenakan
73 penentuan nilai premi telah ditentukan dan diawasi oleh lembaga pemerintah dalam hal ini OJK dan manfaat yang akan diperoleh dengan pemasok. Pemasok pada bisnis asuransi ACA merupakan perusahaan reasuransi, pada saat ini hanya ada empat perusahaan reasuransi yang bekerjasama dengan ACA yaitu: PT. Tugu Reasiransi Indonesia (Tugu-Re), PT. Reasuransi Indonesia (Reindo), PT. Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre), PT. Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein). 5. Pembeli/Pelanggan (Kekuatan Tawar Menawar Terhadap Pembeli) Dari segi kekuatan pembeli produk asuransi ACA, pembeli individu tidak memiliki kekuatan yang kuat tetapi berbeda halnya dengan pembeli korporasi yang mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dari pembeli individu. Korporasi yang menjadi nasabah ACA meliputi berbagai macam industri, antara lain: Manufacture company, Distribution company, Retail company, Property company, Leasing company, Telecomunication company, Broker company.
4.3.
Analisis Kondisi SI/TI Eksternal
Lembaga riset Gartner telah menyusun prediksi untuk 10 tren teknologi 2016 akan membawa dampak strategis bagi perusahaan. Hal ini diapat diartikan sebagai terobosan teknologi di tahun depan akan membawa pengaruh pada potensi bisnis, keputusan pada pengguna akhir, kebutuhan investasi dalam skala besar. Berikut ini adalah kesepuluh tren teknologi 2016 tersebut:
74 1. Mesh Devices Perangkat mesh dalam platform IoT (Internet of Things) yang mengakomodir perangkat mobile, wearable device, perangkat konsumen, perangkat otomotif, dan perangkat lingkungan, semua dapat diandalkan untuk memajukan keberadaan sensor IoT. Gartner memprediksi keunggulan integrasi antar perangkat nantinya akan memunculkan beragam perangkat turunan yang baru. 2. Ambient User Experience Terobosan yang membawa penggunaan perangkat mesh melintasi batas-batas waktu dan tempat. Secara eksplisit terobosan ini akan dinikmati dan akan menjadi pembeda diantara independent software vendors (ISVs) dan mitra perusahaan. Meski Ambient User Experience baru akan tumbuh pesat di tahun 2018. 3. 3D printing materials Kisaran pertumbuhan dunia akan mendorong CAGR (Compound Annual Growth Rate) 64% untuk pengiriman 3D-printer bagi perusahaan pada tahun 2019. Kemajuan ini akan memerlukan pemikiran ulang dari jalur perakitan dan proses rantai pasokan untuk mengeksploitasi teknologi pencetakan 3D. 4. Information of Everything Segala Informasi tentang data alamat yang masuk dengan strategi dan teknologi untuk menghubungkan data dari semua sumber yang berbeda. Kemajuan dalam alat semantik seperti database grafik serta teknik analisis muncul klasifikasi data dan informasi lainnya yang akan membawa banjirnya informasi.
75 5. Advanced Machine Learning Dengan platform deep neural nets (DNNs), memungkinkan bagi perusahaan mengatasi tantangan utama yang terkait dengan segala tren informasi. Organisasi harus menilai bagaimana mereka dapat menerapkan teknologi ini untuk mendapatkan keuntungan kompetitif. 6. Autonomous agents Agen yang bersifat otonom dan hal-hal seperti asisten pribadi virtual (VPA). Pemimpin IT harus mengakui bahwa agen cerdas dan hal-hal yang berkaitan fenomena jangka panjang akan terus berkembang dan memperluas penggunaannya selama 20 tahun ke depan. 7. Adaptive security architecture Arsitektur keamanan adaptif yang akan dipenuhi dengan bantuan aplikasi perlindungan diri, serta pengguna dan perilaku analisis entitas. Pemimpin IT harus fokus pada mendeteksi dan merespon ancaman, serta memblokir lebih tradisional dan langkah-langkah lain untuk mencegah serangan. 8. Advanced system architecture Sistem arsitektur canggih yang memungkinkan berjalan pada kecepatan lebih besar dari sebuah teraflop dengan efisiensi energi tinggi. Hal ini akan memungkinkan kemampuan pembelajaran smart machine untuk berkembang di rumah-rumah, mobil, jam tangan dan bahkan manusia. 9. Mesh app and Service architecture Aplikasi mesh dan layanan arsitektur yang memungkinkan skala kinerja web, fleksibilitas dan kelincahan. Tim aplikasi harus membuat arsitektur modern
76 yang baru untuk memberikan kinerja aplikasi yang gesit, fleksibel dan dinamis menjadi pengalaman pengguna mesh digital. 10. Internet of Things platforms Platform IoT akan melengkapi aplikasi mesh dan layanan arsitektur. Ini merupakan pekerjaan IT yang tidak hanya di belakang layar dari arsitektur dan sudut pandang teknologi untuk membuat IoT jadi kenyataan. Tren teknologi pada tahun 2016 digambarkan oleh Gartner seperti gambar 4.6 berikut ini.
Gambar 4. 6 Tren Teknologi 2016 (Sumber: Gartner)
77 4.4.
Analisis Bisnis Internal Strategi bisnis ACA akan fokus kepada tiga area utama: pertumbuhan
kualitas, kegiatan operasional yang efektif dan pelayanan pelanggan yang unggul. Bisnis strategi ACA dapat diringkas sebagai berikut:
Fokus pada lini bisnis dan saluran distribusi yang menguntungkan
Perluasan wilayah Indonesia bagian timur dan pemanfaatan teknologi informasi pada saluran distribusi
Meningkatkan Customer Service Level dalam hal kecepatan, akurasi dan akuntabilitas
Meningkatkan efisiensi biaya operasional 4.4.1
Analisis SWOT
Berdasarkan data dan wawancara yang dilakukan berikut ini pada table 4.1 dijelaskan tentang faktor internal dan eksternal dalam diagram SWOT perusahaan. Tabel 4. 1 Diagram SWOT PT. Asuransi Central Asia
(S-1) (S-2) (S-3) (S-4) (S-5) (S-6)
Faktor Internal Kekuatan (Strength) Pengalaman di industri asuransi sejak tahun 1956. Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan ekonomi ACA. Memiliki produk Asuransi yang bervariasi Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group. Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA.
(O-1) (O-2) (O-3) (O-4) (O-5)
Faktor Eksternal Peluang (Opportunity) Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross selling produk keuangan. Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat industri keuangan. Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu grup dengan BCA Perkembangan teknologi yang mendukung proses transaksi dan pembayaran yang cepat dan aman. Kerjasama dengan pihak eksternal (contohnya: Indomaret) untuk melakukan pembayaran premi.
78 Kelemahan (Weakness) (W-1) Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal. (W-2) Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara cabang-cabang yang ada. (W-3) Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion" (W-4) Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi.
4.4.2
Ancaman (Threat) (T-1) Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi (T-2) Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi (T-3) Pengaruh kebijakan pemerintahdalamhal ini OJK (T-4) Melemahnya pertumbuhan ekonomi global (T-5) Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS)
Perhitungan Analisis SWOT
Berdasarkan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada sub bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan pembobotan dan perhitungan terhadap faktor-faktor tersebut. Penentuan penilaian peringkat menggunakan skala angka 1 (rendah) – 4 (tinggi) untuk kekuatan dan peluang, serta skala angka 1 (rendah) – 4 (tinggi) untuk kelemahan dan ancaman. Pada table 4.2 menjelaskan peringkat faktor internal SWOT dan table 4.3 menjelaskan tabel peringkat faktor eksternal SWOT. Tabel 4. 2 Tabel Peringkat Faktor Internal SWOT
79
Tabel 4. 3 Tabel Peringkat Faktor Eksternal SWOT
Setelah didapatkan peringkat dari masing-masing faktor SWOT, selanjutnya akan dibandingkan setiap faktor SWOT dan dianalisa penilaian prioritas terhadap masing-masing faktor SWOT. Skala penilaian prioritas tersebut menggunakan saaty’s scale yang dapat dilihat pada gambar 4.7 sebagai berikut:
Gambar 4. 7 Saaty’s Scale (Sumber: Saaty, 2008)
80 Pada table 4.4 berikut ini menampilkan penilaian bobot IFAS berdasarkan skala prioritas. Tabel 4. 4 Tabel Penilaian Bobot IFAS No
Faktor S-1
1
2
3
S-1 S-3
Memiliki produk Asuransi yang bervariasi
S-1
S-1
Pengalaman di industri asuransi sejak tahun 1956. Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Pengalaman di industri asuransi sejak tahun 1956.
4
S-5
Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group.
5
S-1
S-1
Pengalaman di industri asuransi sejak tahun 1956. Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA. Pengalaman di industri asuransi sejak tahun 1956.
6
W-1
Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal.
S-1
S-1
Pengalaman di industri asuransi sejak tahun 1956. Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara cabang-cabang yang ada. Pengalaman di industri asuransi sejak tahun 1956.
7
8
W-3
Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion"
9
S-1
Pengalaman di industri asuransi sejak tahun 1956.
W-4
Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi. Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan ekonomi ACA. Memiliki produk Asuransi yang bervariasi Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan ekonomi ACA. Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan ekonomi ACA. Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group. Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan ekonomi ACA. Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA. Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan
10
S-4
S-6
W-2
S-2 S-3 S-2
11 S-4 12
S-2 S-5 S-2
13 S-6 14
S-2
Nilai
S2
7
S3
6
S4
5
S1
6
S1
6
W1
6
W2
8
W3
7
W4
6
S3
5
S4
7
S2
7
S2
6
S2
7
Pengalaman di industri asuransi sejak tahun 1956. Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan ekonomi ACA. Pengalaman di industri asuransi sejak tahun 1956.
S-2
Prioritas
81 No
Faktor
Prioritas
Nilai
W2
5
W3
5
W4
6
S4
6
S3
4
S6
7
S3
5
W2
6
W3
7
S3
6
S4
7
S4
6
S4
7
W2
7
ekonomi ACA. W-1 S-2 15 W-2 16
S-2 W-3
17
S-2 W-4 S-3
18
19
20
21
22
23 24
25
S-3
Memiliki produk Asuransi yang bervariasi Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Memiliki produk Asuransi yang bervariasi
S-5
Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group.
S-3
S-3
Memiliki produk Asuransi yang bervariasi Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA. Memiliki produk Asuransi yang bervariasi
W-1
Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal.
S-3
S-3
Memiliki produk Asuransi yang bervariasi Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara cabang-cabang yang ada. Memiliki produk Asuransi yang bervariasi
W-3
Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion"
S-3
Memiliki produk Asuransi yang bervariasi
W-4
Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi. Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group. Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA. Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal. Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara cabang-cabang yang ada.
S-4
S-6
W-2
S-4 S-5 S-4
26 S-6 27
Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal. Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan ekonomi ACA. Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara cabang-cabang yang ada. Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan ekonomi ACA. Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion" Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan ekonomi ACA. Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi.
S-4 W-1 S-4
28 W-2
82 No 29
Faktor S-4 W-3
30
S-4 W-4 S-5
31
32
33
34 35
36
S-5
Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group. Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA. Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group.
W-1
Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal.
S-5
S-5
Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group. Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara cabang-cabang yang ada. Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group.
W-3
Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion"
S-5
Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group.
W-4
Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi. Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA. Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal. Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA. Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara cabang-cabang yang ada. Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA. Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion" Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA. Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi.
S-6
W-2
S-6 W-1 S-6
37 W-2 38
S-6 W-3
39
S-6 W-4 W-1
40
41 42
43 44
Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion" Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi.
W-1
Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal. Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara cabang-cabang yang ada. Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal.
W-3
Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion"
W-1
Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal.
W-4
W-3
Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi. Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara cabang-cabang yang ada. Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion"
W-2
Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara
W-2
W-2
Prioritas
Nilai
W3
7
W4
7
S6
6
W1
6
W2
7
W3
7
S5
7
S6
6
S6
5
W3
7
S6
6
W2
7
W3
6
W1
5
W3
6
W2
5
83 No
Faktor
Prioritas
Nilai
W3
7
cabang-cabang yang ada.
45
W-4
Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi.
W-3
Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion"
W-4
Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi.
Pada table 4.5 berikut ini menampilkan penilaian bobot EFAS dengan penilaian prioritas Tabel 4. 5 Tabel Penilaian Bobot EFAS No
Faktor
T-5
Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross selling produk keuangan. Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat industri keuangan. Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross selling produk keuangan. Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu grup dengan BCA Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross selling produk keuangan. Perkembangan teknologi yang mendukung proses transaksi dan pembayaran yang cepat dan aman. Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross selling produk keuangan. Kerjasama dengan pihak eksternal (contohnya: Indomaret) untuk melakukan pembayaran premi. Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross selling produk keuangan. Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross selling produk keuangan. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross selling produk keuangan. Pengaruh kebijakan pemerintah dalam hal ini OJK Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross selling produk keuangan. Melemahnya pertumbuhan ekonomi global Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross selling produk keuangan. Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS)
O-2
Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan
O-1 1 O-2 O-1 2 O-3 O-1 3 O-4 O-1 4 O-5 5
O-1 T-1 O-1
6 T-2 7
O-1 T-3
8
O-1 T-4
9 10
O-1
Prioritas
Nilai
O2
7
O3
8
O4
6
O1
7
T1
7
T2
8
T3
5
T4
6
T5
8
O2
7
84 No
Faktor
Prioritas
Nilai
O2
7
O2
7
O2
7
T2
8
O2
6
T2
8
T5
7
O3
7
O3
7
T1
6
T2
6
O3
7
T4
7
masyarakat akan manfaat industri keuangan.
T-3
Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu grup dengan BCA Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat industri keuangan. Perkembangan teknologi yang mendukung proses transaksi dan pembayaran yang cepat dan aman. Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat industri keuangan. Kerjasama dengan pihak eksternal (contohnya: Indomaret) untuk melakukan pembayaran premi. Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat industri keuangan. Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat industri keuangan. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat industri keuangan. Pengaruh kebijakan pemerintah dalam hal ini OJK Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat industri keuangan. Melemahnya pertumbuhan ekonomi global Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat industri keuangan. Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS) Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu grup dengan BCA Perkembangan teknologi yang mendukung proses transaksi dan pembayaran yang cepat dan aman. Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu grup dengan BCA Kerjasama dengan pihak eksternal (contohnya: Indomaret) untuk melakukan pembayaran premi. Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu grup dengan BCA Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu grup dengan BCA Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu grup dengan BCA Pengaruh kebijakan pemerintah dalam hal ini OJK
O-3
Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu
O-3 O-2 11 O-4 O-2 12 O-5 13
O-2 T-1 O-2
14 T-2 15
O-2 T-3
16
O-2 T-4
17
O-2 T-5 O-3
18 O-4 O-3 19 O-5 20
O-3 T-1 O-3
21 T-2 22 23
O-3
85 No
Faktor
Prioritas
Nilai
T5
7
T1
6
T2
7
O4
7
T4
6
T5
6
T1
7
T2
6
O5
5
O5
6
O5
5
T2
7
T3
6
T1
7
grup dengan BCA T-4 24
O-3 T-5
25
O-4 T-1 O-4
26 T-2 27
O-4 T-3
28
O-4 T-4
29
O-4 T-5
25
O-5 T-1 O-5
26 T-2 27
O-5 T-3
28
O-5 T-4
29
O-5 T-5 T-1
30
31 32
Melemahnya pertumbuhan ekonomi global Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu grup dengan BCA Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS) Perkembangan teknologi yang mendukung proses transaksi dan pembayaran yang cepat dan aman. Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi Perkembangan teknologi yang mendukung proses transaksi dan pembayaran yang cepat dan aman. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi Perkembangan teknologi yang mendukung proses transaksi dan pembayaran yang cepat dan aman. Pengaruh kebijakan pemerintah dalam hal ini OJK Perkembangan teknologi yang mendukung proses transaksi dan pembayaran yang cepat dan aman. Melemahnya pertumbuhan ekonomi global Perkembangan teknologi yang mendukung proses transaksi dan pembayaran yang cepat dan aman. Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS) Kerjasama dengan pihak eksternal (contohnya: Indomaret) untuk melakukan pembayaran premi. Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi Kerjasama dengan pihak eksternal (contohnya: Indomaret) untuk melakukan pembayaran premi. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi Kerjasama dengan pihak eksternal (contohnya: Indomaret) untuk melakukan pembayaran premi. Pengaruh kebijakan pemerintah dalam hal ini OJK Kerjasama dengan pihak eksternal (contohnya: Indomaret) untuk melakukan pembayaran premi. Melemahnya pertumbuhan ekonomi global Kerjasama dengan pihak eksternal (contohnya: Indomaret) untuk melakukan pembayaran premi. Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS)
T-1
Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi
T-3
Pengaruh kebijakan pemerintah dalam hal ini OJK
T-1
Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi
T-2
86 No
33
34
Faktor T-4
Melemahnya pertumbuhan ekonomi global
T-1
Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi
T-5
T-5
Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS) Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi Pengaruh kebijakan pemerintah dalam hal ini OJK Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi Melemahnya pertumbuhan ekonomi global Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS)
T-3
Pengaruh kebijakan pemerintah dalam hal ini OJK
T-4
Melemahnya pertumbuhan ekonomi global
T-3
Pengaruh kebijakan pemerintah dalam hal ini OJK
T-5
Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS)
T-4
Melemahnya pertumbuhan ekonomi global
T-5
Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS)
T-2 T-3
35
T-2 T-4
36
37 38 39
T-2
Prioritas
Nilai
T1
6
T2
5
T2
6
T2
6
T3
5
T5
6
T5
7
Setelah didapat nilai prioritas dari setiap faktor SWOT, kemudian dilakukan normalisasi untuk mendapatkan nilai bobot dari setiap faktor IFAS dan EFAS. Perhitungan normalisasi IFAS dapat terlihat dari tabel 4.6 dan Perhitungan normalisasi EFAS dapat dilihat pada table 4.7 di bawah ini. Tabel 4. 6 Tabel Normalisasi IFAS
87
Tabel 4. 7 Tabel Normalisasi EFAS
Dari perhitungan nilai bobot di atas akan didapatkan nilai dari setiap faktor SWOT dengan melakukan perkalian nilai bobot dengan peringkat dari setiap faktor yang akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Analisis Faktor Internal Penilaian dan pembobotan faktor analisis internal yaitu kekuatan dan kelemahan pada PT. ACA dapat dilihat pada table 4.8 berikut ini.
88 Tabel 4. 8 Pembobotan faktor analisis eksternal
2. Faktor Analisis Eksternal Penilaian dan pembobotan faktor analisis eksternal Peluang dan Ancaman dapat dilihat pada table 4.9 berikut ini. Tabel 4. 9 Pembobotan faktor analisis eksternal
89 4.4.3
Posisi Perusahaan Berdasarkan Analisis SWOT
Dari hasil analisis EFAS dan IFAS selanjutnya dapat digunakan untuk mendapatkan posisi kuadran perusahaan yang nantinya digunakan untuk mengidentifikasi seluruh faktor yang ada untuk meningkatkan keuntungan kompetitif perusahaan. Bobot didapatkan dari hasil analisa pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap posisi strategi perusahaan, sedangkan rating diperoleh dari hasil penilaian bersama dengan pihak perusahaan. Setelah memperoleh hasil penilaian langkah berikutnya yaitu menghitung nilai totalnya dan memetakannya ke dalam diagram SWOT sehingga didapat posisi perusahaan pada kuadran tertentu. Titik X = Total Strength – Total Weakness = 16.99 - 14.38 = 2.61 Titik Y = Total Opportunity – Total Threat = 11.44 - 16.81 = -5.37 Pada gambar 4.8 menggambarkan posisi perusahaan dalam diagram SWOT berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.
Gambar 4. 8 Diagram SWOT
90 Pada gambar 4.6 menampilkan posisi perusahaan pada kuadran II yaitu Strategi Diversifikasi, yang merupakan strategi pengembangan perusahaan dengan cara mengembangkan kegiatan operasionalnya dari suatu industri tertentu ke dalam suatu industri yang berbeda namun saling berkatian, sehingga menghasilkan produk atau hasil yang bervariasi. Strategi ini memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk mengatasi ancaman dari luar. 4.4.4
Matriks SWOT
Berdasarkan hasil pemetaan diatas, terlihat bahwa ACA berada pada kuadran
Strategi
Diversifikasi,
merupakan
kondisi
dimana
perusahaan
menghadapi berbagai macam ancaman, namun perusahaan tetap memiliki kekuatan dari sisi internal. Strategi yang diterapkan adalah menggunakan peluang jangka panjang dengan cara diversifikasi (produk atau pasar). Beberapa strategi untuk Perusahaan menggunakan matriks SWOT ditunjukkan pada table tabel 4.10.
Tabel 4. 10 Matriks SWOT PT.Asuransi Central Asia
IFAS
(S-1) (S-2) (S-3) (S-4)
EFAS
(S-5) (S-6)
OPORTUNITY (O)
STRENGH (S) Pengalaman di industri Asuransi sejak tahun 1956. Memiliki asset yang besar yang mendukung kestabilan ekonomi ACA. Memiliki produk Asuransi yang bervariasi Memiliki cabang dan perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia Tergabung dalam group yang besar yaitu Salim Group. Memiliki infrastruktur akses jaringan yang menjangkau seluruh cabang ACA. STRATEGI (SO)
(O-1) Adanya dorongan OJK untuk pelaksanaan cross 1. Mendorong publisitas perusahaan (S-1,S-2, O-1,O-3) (O-2) (O-3) (O-4) (O-5) (T-1) (T-2) (T-3) (T-4) (T-5)
selling produk keuangan. Adanya upaya dari OJK untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat industri keuangan. Pandangan masyarakat yang menganggap ACA masih satu grup dengan BCA Perkembangan teknologi yang mendukung proses transaksi dan pembayaran yang cepat dan aman. Kerjasama dengan pihak eksternal THREAT (T) Intensitas Persaingan dibidang industri asuransi Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya Asuransi Pengaruh kebijakan pemerintah dalam hal ini OJK Melemahnya pertumbuhan ekonomi global Produk Subtitusi dari pemerintah yaitu (BPJS)
2. Menciptakan inovasi TI/SI pada proses penjualan polis dengan mengembangkan aplikasi berbasis mobile (S-2, S-3,O-2,O-4) 3. Pengembangan aplikasi mobile (S-3, O-4) 4. Sistem terintegrasi untuk mendukung proses improvement perusahaan (S-4,S-6,O-4,O5) 5. Pengembangan Knowledge Management System (S-5, O-3,O-2) STRATEGI (ST) 1. Mendorong publisitas perusahaan (S-1,S-5,T-1,T-2) 2. Menciptakan inovasi TI/SI pada proses penjualan polis dengan mengembangkan aplikasi berbasis mobile (S-2, S-3,T-5) 3. Melakukan Improvement pada Business Intelligence dengan Predictive Analysis (S-2,T-1,T-4) 4. Sistem terintegrasi untuk mendukung proses improvement perusahaan (S-4,S-6,T-3)
91
(W-1) (W-2) (W-3) (W-4)
WEAKNESS (W) Penerapan KPI karyawan dan cabang belum optimal. Belum memiliki standard pelayanan yang seragam antara cabang-cabang yang ada. Kurangnya Inovasi khususnya di bidang "mass promotion" Pemanfaatan SI/TI masih minimal dan belum terintegrasi. STRATEGI (WO)
1. Melakukan improvement pada SOP dan pelayanan one day service (W-1,W-2,O-4) 2. Pengembangan Knowledge Management System (W-3,O-3) 3. Mendorong publisitas perusahaan (W-3,O3,O-1,O-2) 4. Sistem terintegrasi untuk mendukung proses improvement perusahaan (W-4,W-1,O-5)
STRATEGI (WT) 1. Melakukan improvement pada SOP dan pelayanan one day service (W-1,W-2,T-1) 2. Pengembangan aplikasi mobile (W-3, T-1) 3. Mendorong publisitas perusahaan(W-3,T-2) 4. Sistem terintegrasi untuk mendukung proses improvement perusahaan (W-4,W1,T-3)
92 4.4.5
Analisis Value Network
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas bisnis perusahaan menjadi suatu kesimpulan tentang teknologi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu dasar dalam rencana strategi SI/TI berdasarkan proses yang ada. Aktivitas value network terbagi menjadi dua kelompok aktivitas perusahaan yaitu aktivitas primer dan aktivitas pendukung. Pada gambar 4.9 menjelaskan mengenai diagram vale network yang ada di ACA.
Gambar 4. 9 Gambar Value Network ACA
4.5.
Analisis Kondisi SI/TI Internal 4.5.1
Analisis Struktur Organisasi
Pada gambar 4.10 berikut ini menjelaskan tentang struktur organisasi pada divisi TI ACA.
93
Gambar 4. 10 Struktur organisasi pada divisi TI a. Unit Infrastructure Unit ini bertugas untuk mengelola infrastruktur yang ada meliputi perangkat keras dan jaringan. b. Unit Branch Support Unit ini bertugas untuk mengelola infrastruktur dan jaringan yang terdapat di cabang-cabang seluruh Indonesia. c. Unit Helpdesk Unit ini melakukan aktivitas pendukung operasional untuk mengelola keluhan atau permasalahan yang dialami oleh pengguna sistem yang disediakan oleh divisi TI. d. Unit Support & Administration Unit ini melakukan aktivitas dalam mengelola administrasi pembelian, peminjaman, pengiriman hardware, billing system yang ada pada divisi IT.
94 e. Unit Security & Office Automation Unit ini bertugas membuat otorisasi system dan aktivitas pendukung operasional. f. Unit Business Analyst Unit ini melakukan aktivitas yang berhubungan dengan user terkait permintaan pengembangan sistem serta Business Requirement. g. Unit Quality Assurance Unit ini melakukan activitas testing dan user acceptance terhadap aplikasi yang sudah dikembangkan. h. Unit Development As400 Aplication Unit ini bertugas untuk melakukan aktivitas pengembangan aplikasi utama terkait dengan bisnis produk asuransi konvensional dan syariah yang berbasi aplikasi AS400 dengan bahasa pemrograman COBOL dan CL. i. Unit Development Web Application Unit ini bertugas untuk melakukan aktivitas pengembangan aplikasi yang berbasis aplikasi web dengan bahas pemrograman VB.NET, Java dan PHP. j. Unit IT Support Unit ini melakukan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan keluhan pengguna aplikasi. Analisis lingkungan internal SI/TI juga dibutuhkan untuk mengetahui hardware, software dan infrastruktur jaringan yang digunakan dalam mendukung proses bisnis PT. Asuransi Central Asia. Dalam kegiatan bisnis nya PT. ACA menggunakan perangkat software dan hardware yang dapat di uraikan dalam portfolio sebagai berikut ini.
95 4.5.2
Portfolio Hardware
Portfolio Hardware yang ada di Kantor pusat ACA ditunjukan pada tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Tabel portfolio hardware Jenis
Keterangan
Workstation
PC Desktop Mini PC Notebook Server AS400 Web Application server Database Server Cloud Server (dikelola Vendor) Mail Server Document Server Mouse, Keyboard, scanner, printer, projector Switch Hub Modem Router LCD 42 inch untuk Monitoring Production PC untuk Intenet Lounge
Server
Peripheral Network
Multimedia
4.5.3
Portfolio Jaringan
PT. Asuransi Central Asia bekerjasama dengan vendor Lintas Arta dalam mengelola jaringan dan data center serta teknologi cloud computing, gambar 4.11 menjelaskan tentang topologi jaringan WAN pada seluruh cabang PT.ACA.
Mobile Marketing
5 Mbps
VPN IP Telkom
VPN IP LINTAS ARTA
Metro-E LINTAS ARTA 64 Kbps (01) Dutamerlin
1 Mbps
64 Kbps (40) Bangka Belitung * (146) Bukit Tinggi *
HSDPA Mobile
CISCO ROUTER
1 Mbps 128 Kbps
(00) KCK Bangka ***
2 Mbps 1 Mbps (11) Bandung (21) Semarang (31) Surabaya (41) Medan (61) Makasar (191) WTC Mangga Dua
1 Mbps () Bengkel MBAP2 () Bengkel Kedoya () IRMC
5 Mbps CISCO ROUTER 512 Kbps
10 Mbps
(43) (45) (46) (52) (53)
(01) (02) (05) (13) (12) (22)
Cikini
(51) Pontianak *
Lampung * Pekanbaru * Padang * Banjarmasin * Samarinda *
Auto Master TCI Marga jaya Astrido T Bdg ISI Sulindo
(91) Cikini & OCC
CISCO 3845 3 Mbps Metro-E BIZNET
1 Mbps
IBM AS/400 27 Mbps SLIPI
(81) Klp Gading
Metro-E TELKOM 10 Mbps
10/1.5 Mbps
3 Mbps
-
64 Kbps FO BIZNET FO NAP INFO
VPN IP TELKOM
Agent Outlet Dealer Perwakilan Telemarketing Leasing Kacab
(00) KCK Bangka *** (01) Dutamerlin
1 Mbps 1 Mbps 64 Kbps
Internet
* Router Sewa ke Provider Lintas Arta ** Non Router *** Automatic fail-over Metro-E Telkom To Lintas Arta
CLOUD
2 Mbps
VPN SSL
(03) Sukabumi (32) Malang (22) Solo (49) Jambi ** (23) Purwokerto ** (12) Cirebon ** (66) Pematang Siantar (36) Denpasar ** (149) Bengkulu ** (24) Tegal ** (25) Yogyakarta ** (54) Balikpapan ** (62) Manado ** (144) Tanjung pinang
CISCO ROUTER
(42) Palembang ** (44) Batam ** 512 Kbps
Gambar 4. 11 Topologi WAN ACA (Sumber: Data Internal)
96
3 Mbps (04) AMM2 (98) Jatake (99) Part Center/ ASM (14) MBAP (17) WSW (08) IOSC (101) Bussan
(02) (06) (08) (07) (82) (83) (84) (71) (09) (99)
Bogor Latumenten Tiang Bendera Tangerang Puri Indah Bintaro Pondok Indah Syariah Bekasi OCC (Dumer)
(85) Ambassador
97 Pada gambar 4.12 dijelaskan mengenai topologi server yang ada pada PT. ACA.
Gambar 4. 12 Topologi jaringan server IT Pusat ACA (Sumber: Data Internal) Pada gambar 4.13 dijelaskan mengenai topologi security jaringan yang ada di Kantor pusat ACA.
Gambar 4. 13 Topologi Security IT Pusat ACA (Sumber: Data Internal)
98 4.5.4
Portfolio Aplikasi
ACA terdiri dari banyak aplikasi yang telah dikembangkan oleh internal IT maupun eksternal IT. Portfolio aplikasi yang ada di PT.ACA dipetakan dalam Mc Farlan’s strategic grid pada table 4.11 berikut ini. Tabel 4. 11 Portfolio aplikasi dengan Mc Farlan’s strategic grid STRATEGIC HIGH POTENSIAL ACA Mobile Marketing (web) Klik ACA ACA Mobile (Agency) ACA Shop ACA Komunitas * * ACA Micro ** Enterprise Insurance & Operational system ACA Blanko System OCC Claim & Part Center Document Flow *** ACA Data Filling (E-Filling) ***
ACA HRIS ** Hotline system Electronic Mail Internet
KEY OPERATIONAL Keterangan
SUPPORT
**= Aplikasi baru *** = Apalikasi yang butuh pengembangan Hasil dari pemetaan aplikasi ACA dalam Mc Farlan’s strategic grid dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Kuadran Strategic
Merupakan aplikasi yang memiliki pengaruh kritis bagi keberhasilan perusahaan yang akan datang dengan memberikan keunggulan bersaing kepada perusahaan.
ACA Mobile Marketing (web) Merupakan web application yang diperuntukan untuk divisi agency dan marketing dalam melakukan prospek produksi polis asuransi kepada calon tertanggung yang dapat diakses menggunakan internet ketika sedang berada di luar kantor.
99
MITRACA Mobile Merupakan aplikasi mobile berbasis Android dan IOS yang dapat diakses melalui smartphone sebagai sarana untuk penjualan produk asuransi konvensional yang digunakan oleh agen mitra perusahaan yang tergabung dalam agency MITRACA. Pada gambar 4.14 menampilkan menu yang terdapat pada aplikasi ACA Mobile MITRACA.
Gambar 4. 14 Aplikasi ACA Mobile MITRACA (Sumber: Data Internal)
ACA MIKRO Merupakan aplikasi berbasis web yang diperuntukan untuk komunitas dan pihak ketiga yang sudah terdaftar dalam melakukan transaksi penjualan semua
produk
asuransi
mikro
yang
dapat
diakses
melalui
www.mikroaca.com. Gambar 4.15 merupakan tampilan menu input data peserta asuransi pada pada aplikas ACA Mikro.
100
Gambar 4. 15 Aplikasi ACA Mikro (Sumber: Data Internal) 2. Kuadran High Potential Merupakan aplikasi yang memiliki peluang untuk menciptakan keunggulan bersaing perusahaan. Terdapat beberapa aplikasi yang cukup untuk masuk ke dalam kuadran ini, dimana perusahaan memang mengutamakan bisnisnya pada internal SI/TI.
Klik ACA Merupakan aplikasi payment gateway yang digunakan oleh marketing dan agency dalam memproses pembayaran premi nasabah. Gambar 4.16 merupakan tampilan halaman login pada aplikasi KlikACA.
Gambar 4. 16 Menu login aplikasi klik-aca (Sumber: Data Internal)
101
ACA Shop Merupakan aplikasi berbasis web yang dapat diakses melalui internet dalam penjualan produk-produk merchandise ACA yang dijual secara komersial. Selain itu point reward customer ACA dapat ditukar dengan merchandise tertentu sesuai jumlah point nasabah. Gambar 4.17 menampilkan halaman menu penjualan salah satu produk dalam aplikasi ACAshop.
Gambar 4. 17 Menu penjualan produk ACA-Shop (Sumber: Data Internal) 3. Kuadran Key Operational Dalam kuadran key operational terdapat beberapa aplikasi kritis yang mendukung kegiatan operational perusahaan, sebagai inti utama dari semua aplikasi di ACA aplikasi AS400 merupakan aplikasi utama yang berhubungan dengans emua proses bisnis operational yang ada di ACA, beberapa aplikasi yang terkait dengan kegiatan operational ACA antara lain:
102
Enterprise Insurance & Operational system Merupakan aplikasi yang paling kritis dan utama dalam kegiatan proses bisnis operasional ACA, merupakan aplikasi utaman dan database inti dari seluruh aplikasi berbasis web yang ada di ACA. Modul yang terdapat dalam aplikasi ini antara lain: Produksi Polis semua line of Business, Klaim Polis, Finance, Accounting, Collection, Marketing, Data Customer, Data Agent, Data Broker, Data Reasuradur. Pada gambar 4.18 merupakan salah satu tampilan menu input data produksi polis marine cargo.
Gambar 4. 18 Menu input data polis (Sumber: Data Internal)
ACA Blanko system Merupakan
aplikasi
internal
ACA
berbasis
web
yang
mulai
diimplementasikan pada tahun 2010 sebagai pengganti aplikasi pencetakan polis yang sebelumnya terdapat pada aplikasi AS400 production. Aplikasi berbasis web ini digunakan untuk pencetakan blanko polis yang digunakan oleh seluruh cabang ACA dengan konsep kontrol stok penggunaan lembar blanko, ikhitisar, sertifikat dan schedule polis semua produk ACA dengan menggunakan konsep kadaluarsa blanko setiap akhir tahun, sehingga setiap akhir tahun semua lembar blanko yang sudah tidak digunakan akan
103 dimusnahkan supaya tidak di salah gunakan. Gambar 4.19 menampilkan menu permintaan pencetakan blanko polis pada aplikasi ACA Blanko System.
Gambar 4. 19 Menu permintaan pencetakan blanko system (Sumber: Data Internal)
OCC Claim & part center Merupakan aplikasi operasional dalam menangani klaim berhubungan dengan produk Motorcar yang bekerja sama dengan bengkel rekanan ACA. Pada gambar 4.20 menampilkan menu klaim pada aplikasi OCC Claim & Part Center.
Gambar 4. 20 Menu klaim part center (Sumber: Data Internal)
104
SPPA Document Flow Merupakan aplikasi berbasis web yang dibangun pada tahun 2015 yang berfungsi untuk memproses Surat Permohonan Penutupan Asuransi (SPPA) yang digunakan oleh bagian Marketing dan Underwriting. Pada proses implementasinya dilakukan secara bertahap untuk dapat digunakan oleh seluruh cabang ACA. Aplikasi ini saat ini masih dalam proses pengembangan. Pada gambar 4.21 menampilkan menu pada halaman awal aplikasi Document Flow SPPA.
Gambar 4. 21 Aplikasi SPPA Document Flow (Sumber: Data Internal)
ACA E-Filling (Document Management System) Merupakan aplikasi berbasis web yang berfungsi seperti Document Management System yang digunakan oleh masing-masing department dalam mengelola file dokumen. Aplikasi ini saat ini masih butuh pengembangan lebih lanjut dan sedang dalam tahap pilot project yang diimplementasikan pada salah satu cabang ACA untuk uji coba. Pada gambar 4.22 merupakan tampilan halaman menu penyimpanan dokumen pada aplikasi e-Filling.
105
Gambar 4. 22 Aplikasi e-Filling (Sumber: Data Internal)
4. Kuadran Support Aplikasi-aplikasi yang mendukung perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas namun tidak memberikan competitive advantage yang dikategorikan dalam kuadran support pada ACA antara lain adalah sebagai berikut: ACA HRIS Merupakan
aplikasi
yang
berkaitan
dengan
Human
Resource
Management yang digunakan oleh seluruh karyawan ACA dalam hal absensi, cuti, jadwal training. Aplikasi ini juga digunakan oleh bagian HRD
sehubungan
dengan
aplikasi
penerimaan
karyawan
baru,
pengelolaan data karyawan, mutasi dan learning, and development program. Gambar 4.23 menampilkan menu daftar training pada aplikasi ACA HRIS
106
Gambar 4. 23 Menu daftar training HRIS (Sumber: Data Internal)
Hotline system Merupakan program aplikasi yang digunakan oleh bagian Hotline dalam memproses laporan pengaduan maupun laporan klaim dari nasabah.
Electronic Mail Digunakan sebagai pendukung dalam melakukan transaksi pertukaran informasi antar karyawan maupun pihak luar sebagai sarana komunikasi.
Internet Merupakan pendukung dalam aktivitas transaksi data menggunakan aplikasi, email, koneksi wireless dan semua kegiatan operasional yang membutuhkan koneksi internet.
107
4.5.5
Analisis IT Balanced Scorecard (IT BSC)
Analisis IT Balanced Scorecard digunakan untuk mengukur hasil kinerja divisi TI yang sedang berjalan berdasarkan pada analisis visi dan misi yang dimiliki oleh divisi TI PT. Asuransi Central Asia. a. Penyelarasan Visi Misi Perusahaan dengan Visi Misi Divisi TI Visi: Menjadi mitra strategis dan pendorong dalam pertumbuhan organisasi. Artinya divisi TI harus dapat menjadi mitra dan pendukung bisnis perusahaan serta dapat memberikan solusi dan inovasi baru kepada perusahaan dengan tetap memperhatikan visi dan misi perusahaan yang memperhatikan efisiensi dan efektivitas perusahaan yang dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kualitas serta kinerja perusahaan. Misi
Menghormati dan menghargai orang-orang berbakat yang ada didalam divisi TI.
Memberikan kontribusi dan memiliki pemikiran yang sejalan untuk pertumbuhan perusahaan.
Membangun platform TI yang berpihak pada bisnis perusahaan.
108
b. Penyelarasan Strategi PT. ACA dengan Strategi Divisi TI Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala divisi TI ACA, berikut ini adalah strategi TI ACA dalam mendukung strategi bisnis perusahaan: 1. Memberikan pelayanan TI terhadap permasalahan yang dialami oleh pengguna system baik dari pihak internal maupun eksternal 2. Meningkatkan kerjasama TI dan pengguna sistem baik dari internal maupun eksternal 3. Meningkatkan pemahaman pengguna system aplikasi mengenai fungsi dan cara penggunaan aplikasi. 4. Mengembangkan aplikasi yang user-friendly guna mendukung proses bisnis penerbitan polis asuransi one day service. 5. Pemeliharaan dan pengembangan Infrastruktur TI secara menyeluruh 6. Meningkatkan daya saing bisnis melalui pengembangan aplikasi strategis 7. Meningkatkan sistem keamanan TI secara menyeluruh 8. Melakukan optimalisasi server lewat teknologi virtualisasi 9. Melakukan konsolidasi dan koordinasi TI yang terpusat dan terkendali 10. Mengembangkan sistem aplikasi yang terintegrasi 11. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada bagian TI yang sesuai dengan pelaksanaannya. 12. Melakukan inovasi pengembangan system informasi dan infrastruktur TI guna memberikan pelayanan yang optimal.
109 c. Pemetaan Strategi IT Balanced Scorecard Pemetaan terhadap strategi dan tujuan strategi didapatkan dari hasil wawancara dan analisis terhadap visi misi dan strategi TI, yang dibuat berdasarkan teori yang disesuaikan dengan masukan dari kepala divisi TI serta visi dan misi perusahaan sehingga dapat menciptakan nilai bagi bisnis, adapun pemetaan ini dibagi
menjadi empat perspektif, yaitu: Kontribusi perusahaan (Corporate Contribution), Orientasi Pengguna (User Orientation), Penyempurnaan operasional (Operational Excellence) dan Oritentasi masa depan (Future Orientation). Pada table 4.12 menjelaskan mengenai pemetaan IT BSC yang ada di ACA. Tabel 4. 12 Pemetaan IT Balanced Scorecard ACA Orientasi Pengguna Strategi: 1. Memberikan pelayanan TI terhadap permasalahan yang dialami oleh pengguna system baik dari pihak internal maupun eksternal 2. Meningkatkan kerjasama TI dan pengguna sistem baik dari internal maupun eksternal 3. Meningkatkan pemahaman pengguna system aplikasi mengenai fungsi dan cara penggunaan aplikasi. 4. Mengembangkan aplikasi yang userfriendly guna mendukung proses bisnis penerbitan polis asuransi one day service. Tujuan Strategi: Memberikan Pelayanan yang optimal Meningkatkan produktivitas pengguna Meningkatkan pengetahuan pengguna
Kontribusi Perusahaan Strategi: 1. Pemeliharaan dan pengembangan Infrastruktur TI secara menyeluruh 2. Meningkatkan daya saing bisnis melalui pengembangan aplikasi strategis 3. Meningkatkan sistem keamanan yang TI secara menyeluruh 4. Melakukan optimalisasi server lewat teknologi virtualisasi Tujuan Strategi: Penurunan biaya perawatan perangkat TI Meningkatkan Daya saing perusahaan melalui Teknologi Informasi Peningkatan nilai kontribusi TI
110 Penyempurnaan Operational Orientasi Masa Depan Strategi: Strategi: 1. Melakukan konsolidasi dan koordinasi 1. Meningkatkan kualitas sumber TI yang terpusat dan terkendali dalam daya manusia pada bagian TI hal pelayanan TI yang sesuai dengan 2. Mengembangkan system aplikasi pelaksanaannya. yang terintegrasi. 2. Melakukan inovasi pengembangan system informasi dan infrastruktur TI guna Tujuan Strategi: memberikan pelayanan yang Menjamin keamanan dan kestabilan optimal. Operasional bisnis Efisiensi pengembangan aplikasi dan Tujuan Strategi: infrastruktur TI Ketersediaan informasi yang cepat, Peningkatan kualitas Staff TI aman dan akurat dalam sistem yang Pengembangan system informasi yang sesuai dengan kebutuhan terintegrasi dimasa depan yang mendukung keputusan yang efektif Meningkatkan tata kelola data dan informasi
d. Pengukuran Strategis dan Sasaran Strategis IT Balanced Scorecard Setelah dilakukan pemetaan strategi, selanjutnya dilakukan penentuan pengukuan sasaran strategi yang hendak dicapai. Pada table 4.13 menjelaskan mengenai inisiatif IT Balanced Scorecard yang ada di ACA.
Tabel 4. 13 Inisiatif IT Balanced Scorecard ACA Perspektif Corporate Contribution
Tujuan Penurunan biaya perawatan perangkat TI Meningkatkan Daya saing perusahaan melalui Teknologi Informasi Peningkatan nilai kontribusi TI
User Orientation
Memberikan Pelayanan yang optimal
Meningkatkan produktivitas pengguna
Meningkatkan pengetahuan pengguna
Ukuran strategis % Penurunan biaya maintenance dibandingkan investasi % Peningkatan pengembangan aplikasi strategis % penggunaan aplikasi dalam mendukung kegiatan bisnis perusahaan Lamanya penyelesaian permasalahan pengguna terhadap system yang digunakan % kecepatan penyelesaian masalah IT dalam kurun waktu 2 jam % Tingkat pemahaman pengguna system aplikasi mengenai fungsi dan cara penggunaan aplikasi.
111
2016 5%
Target 2017 10%
2018 20%
Inisiatif IT
90%
95%
100%
90%
95%
100%
1 jam
30 menit
15 menit
85%
95%
100%
85%
90%
100%
Melakukan optimalisasi server lewat teknologi virtualisasi Mengembangkan aplikasi mobile dalam penjualan produk asuransi Mengembangkan sistem monitoring dan controlling untuk memantau produksi polis. Pegembangan Aplikasi untuk IT Helpdesk
Penyesuaian jumlah personil IT dengan masalah yang ada Penerapan aplikasi yang mudah digunakan dan user-friendly
112 Perspektif Operational Excellence
Tujuan Menjamin keamanan dan Kestabilan operasional bisnis Efisiensi pengembangan aplikasi dan infrastruktur TI
Future Orientation
Ukuran strategis Peningkatan pemeliharaan dan evaluasi perangkat SI/TI Ketepatan waktu penyelesaian pengembangan aplikasi. Peningkatan Integrasi jumlah aplikasi
2016 6 bulan
Target 2017 5 bulan
2018 4 bulan
Inisiatif IT
6 bulan
5 bulan
3 bulan
Ketersediaan informasi 2 3 4 yang cepat, aman dan akurat dalam sistem yang terintegrasi Peningkatan kualitas staff Frekuensi pelatihan 1x setahun 2x setahun 3x setahun TI staff IT Pengembangan system Peningkatan kecepatan 1 hari Real time Real time informasi yang sesuai Penyampaian dengan kebutuhan dimasa informasi untuk depan yang mendukung pengambilan keputusan yang efektif keputusan Meningkatkan tata kelola % Peningkatan 80% 90% 100% data, informasi pengelolaan document polis
Melengkapi tim IT dengan pembagian tugas dan tanggung jawab Penyesuaian jumlah personil IT dengan Aplikasi yang dikembangkan Mengevaluasi sistem yang berjalan dengan membangun data warehouse Pemberian training kepada staff IT Pengembangan Business Inteligent
Mengembangkan Document Management System
113 Setelah dilakukan analisis menggunakan IT Balance Scorecard, maka untuk
meningkatkan
kinerja
IT
ACA
maka
didapat
inisiatif
untuk
mengoptimalkan vistualisasi server, penerapan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, user-friendly dan mudah digunakan, mengembangkan sistem monitoring dan controlling untuk memantau produksi polis, evaluasi SI/TI secara periodik dan pengaplikasian Data Warehouse, penerapan update real time informasi produksi polis menggunakan Business Inteligence, Mengembangkan Document Management System, pengembangan aplikasi untuk IT helpdesk dan IT Support, selain itu diperlukan penyesuaian personil IT dengan masalah SI/TI yang terjadi, serta peningkatan lama training untuk divisi IT.
4.6.
Gap Analisis Berdasarkan analisis terhadap kondisi internal dan eksternal pada PT.
ACA dengan menggunakan analisis SWOT maka dihasilkan strategi ST, yaitu: 1. Mendorong publisitas perusahaan 2. Menciptakan inovasi TI/SI pada proses marketing & Agency MITRACA dengan mengembangkan aplikasi berbasis mobile 3. Melakukan Improvement pada Business Intelligence 4. Sistem terintegrasi untuk mendukung proses improvement perusahaan Berdasarkan evaluasi kinerja TI dengan menggunakan IT Balanced Scorecard didapatkan suatu kebutuhan atau inisiatif SI/TI dengan usulan strategi SI/TI yang dibutuhkan oleh PT.ACA yaitu inisiatif untuk membangun aplikasi untuk helpdesk, melakukan improvement pada Business Intelligence dengan predictive analysis, Datawarehouse dan pengembangan aplikasi Mobile Customer.
114 Dari hasil analisis yang telah dilakukan, didapatkan perbedaan antara hasil analisis SWOT dengan analisis IT Balanced Scorecard, terlihat dengan penambahan inisiatif dalam hasil analisis IT balanced scorecard, yaitu: aplikasi untuk Helpdesk, dan Data warehouse. Pengembangan aplikasi untuk helpdesk dimunculkan karena kebutuhan perusahaan dalam peningkatan pelayanan perihal pemberian solusi terhadap permasalahan SI/TI yang terjadi. Oleh sebab itu kedepannya diharapkan dapat membantu dan memberikan kemudahan untuk staff IT Helpdesk dan IT Support dalam memberikan solusi yang tepat dan cepat mengenai permasalahan SI/TI yang dialami oleh para pengguna baik dari internal maupun eksternal perusahaan. Sedangkan pengembangan Data Warehouse bertujuan untuk meningkatkan tata kelola data, informasi dan sistem informasi itu sendiri. Pada table 4.14 menjelaskan mengenai analisis gap dengan mengetahui fokus strategi bisnis, kondisi saat ini dengan kondisi yang diharapkan dimasa mendatang sehingga dapat diketahui kesenjangan yang ada. Tabel 4. 14 Analisis Gap Strategi (ST)
Kondisi Saat Ini
Kondisi Masa Depan
Kesenjangan
Mendorong publisitas perusahaan Menciptakan inovasi TI/SI pada proses penjualan polis dengan mengembangk an aplikasi berbasis mobile
Aplikasi mobile sudah dikembangkan dengan pengguna terbatas hanya digunakan oleh Agen MITRACA saja dalam
Pengembangan aplikasi mobile untuk pengguna selain para Agen MITRACA, akan dikembangkan pula untuk pengguna umum dalam
Aplikasi mobile yang dapat digunakan oleh pengguna / customer dalam pembelian produk asuransi Mikro.
115 Strategi (ST)
Kondisi Saat Ini
Kondisi Masa Depan penjualan produk penjualan asuransi asuransi, dan masih mikro. dibutuhkan pengembangan lebih lanjut karena kurangnya SDM IT dalam hal ini developer yang menguasai aplikasi mobile. Melakukan Saat ini aplikasi Dengan adanya BI Improvement yang menggunakan diharapkan mampu pada Business BI masih terbatas menyediakan dan Intelligence dan membutuhkan meningkatkan akses dengan waktu lama dalam data dan informasi Predictive mengakses sesuai dengan Analysis informasinya. kebutuhan top level management dengan menyediakan laporan yang dibutuhkan secara otomatis melalui aplikasi. Sistem Aplikasi belum Dengan adanya data terintegrasi semuanya warehouse untuk terintegrasi, diharapkan dapat mendukung sehingga informasi disediakan sistem proses yang disediakan informasi yang improvement seringkali tidak terintegrasi dan perusahaan akurat dan tidak dapat digunakan bisa digunakan dalam mendukung dalam mendukung proses pengambilan proses pengambilan keputusan keputusan
Kesenjangan
Ketersediaan laporan yang dibutuhkan secara cepat dan akurat. dan dapat dianalisis secara multi dimensi
System informasi yang terintegrasi dan dapat diakses dengan mudah sehingga dapat digunakan dalam mendukung proses pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil gap analisis dapat diketahui bahwa kebutuhan portfolio SI/TI pada PT.ACA yang selaras dengan visi dan misi adalah pengembangan
116 aplikasi
Helpdesk,
aplikasi
Mobile
untuk
penjualan
produk
asuransi,
pengembangan system informasi dengan Data warehouse dan Business Inteligence. Hasil dari analisis SWOT dan IT Balanced Scorecard yang telah dilakukan dapat dijelaskan pada table 4.15 berikut ini. Tabel 4. 15 Hasil Analisis SWOT dan IT Balanced Scorecard Hasil Analisis SWOT (ST)
Hasil analisis IT Balanced Scorecard
1. Mendorong publisitas perusahaan 2. Menciptakan inovasi TI/SI pada proses penjualan polis dengan mengembangkan aplikasi berbasis mobile 3. Melakukan Improvement pada Business Intelligence dengan Predictive Analysis 4. Sistem terintegrasi untuk mendukung proses improvement perusahaan
1. Meningkatkan inovasi SI/TI pada aplikasi strategis 2. Mengembangkan sistem monitoring dan controlling untuk memantau produksi polis. 3. Meningkatkan pelayanan TI dalam memberikan solusi terhadap masalah SI/TI yang dialami pengguna 4. Menyediakan informasi yang cepat, aman dan akurat dalam sistem yang terintegrasi 5. Meningkatkan tata kelola data dan informasi
Pada table 4.15 dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT dan IT balanced scorecard mempunyai hasil usulan analisis yang sama dan memiliki maksud yang sama yaitu menciptakan inovasi SI/TI dan mendorong publisitas perusahaan melalui pengembangan aplikasi mobile untuk penjualan produkproduk asuransi selain itu pengembangan aplikasi mobile untuk pengguna selain Agen MITRACA diharapkan dapat meningkatkan produksi polis asuransi dan daya saing perusahaan. Sedangkan pengembangan system informasi yang terintegrasi dapat diwujudkan dengan pengembangan data warehouse dan
117 Business Intelligence dengan predictive analysis dapat mendukung proses improvement perusahaan. Pengembangan aplikasi helpdesk yang diperoleh dari hasil analisis IT Balanced Scorecard diharapkan dapat meningkatkan pelayanan IT dalam memberikan solusi atas permasalahan SIT/TI yang dialami pengguna sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan kepuasan pengguna dalam penggunakan aplikasi. Dalam mencapai visi dan misi perusahaan PT.ACA sangat bergantung pada penggunaan teknologi SI/TI yang dikelola oleh divisi TI. Oleh sebab itu diperlukan adanyan penyusunan strategi SI/TI yang tepat dan selaras dengan visi dan misi perusahaan. Keterkaitan visi dan misi divisi TI dengan strategi hasil penelitian dapat dilihat pada table 4.16 berikut. Tabel 4. 16 Keterkaitan Strategi TI dengan Visi dan Misi Perusahaan Visi Misi Divisi TI PT.ACA Visi Menjadi mitra strategis dan pendorong dalam pertumbuhan organisasi. Misi 1. Menghormati dan menghargai orang-orang berbakat yang ada didalam divisi TI. 2. Memberikan kontribusi dan memiliki pemikiran yang sejalan untuk pertumbuhan perusahaan. 3. Membangun platform TI yang berpihak pada bisnis perusahaan. Strategi hasil penelitian Strategi SI: Meningkatkan inovasi SI/TI pada aplikasi strategis Mengembangkan sistem monitoring dan controlling untuk memantau produksi polis. Meningkatkan tata kelola data dan informasi Meningkatkan pelayanan TI dalam memberikan solusi terhadap masalah SI/TI yang dialami pengguna Menyediakan informasi yang cepat, aman dan akurat dalam sistem yang terintegrasi
118
Strategi TI: Penyesuaian dan peningkatan kualitas infrastruktur TI pada sisi Hardware, software dan jaringan komputer dalam mendukung implementasi SI yang dilakukan Melakukan optimalisasi server melalui teknologi virtualisasi Strategi Manajemen SI/TI: Mengusulkan perubahan struktur organisasi yang ada pada divisi TI. Melakukan pembentukan tim project untuk system informasi yang akan dikembangkan dengan melakukan koordinasi dalam pemeliharaan data, informasi dan pengetahuan sumber daya organisasi sebagai pendukung efektifitas kinerja bisnis dalam mengelola manajemen SI/TI perusahaan. Pengembangan kemampuan (skill) staff dalam pengelolaan infrastruktur maupun aplikasi SI/TI
4.7.
Usulan Rencana Strategis Sistem Informasi Rencana Strategis Sistem Informasi yang diusulkan terdiri dari beberapa
rekomendasi strategi, yaitu Strategi Sistem Informasi Bisnis, Strategi Manajemen Sistem Informasi serta Strategi Teknologi Informasi. Seluruh strategi usulan tersebut diperlukan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan berdasarakan hasil analisa yang telah dilakukan dan pada akhirnya dibangunlah portfolio aplikasi untuk tahun 2016-2018 untuk Perusahaan. 4.7.1
Strategi Sistem Informasi Bisnis
Strategi SI merupakan salah satu hasil dari proses analisis terhadap SI/TI, kebutuhan bisnis, informasi serta arah perkembangan TI kedepan. Strategi SI yang dibangun haruslah sesuai dengan strategi perusahaan keseluruhan dalam rangka mendukung tercapainya tujuan bisnis perusahaan. Usulan strategi bisnis system informasi ACA dijelaskan pada table 4.17.
119 Tabel 4. 17 Usulan Strategi Bisnis SI Strategi Bisnis
Strategi ST (SWOT)
Fokus pada lini bisnis dan saluran distribusi yang menguntungkan Perluasan wilayah Indonesia bagian timur dan pemanfaatan teknologi informasi pada saluran distribusi Meningkatkan Customer Service Level dalam hal kecepatan, akurasi dan akuntabilitas Meningkatkan efisiensi biaya operasional
Mendorong publisitas perusahaan Menciptakan inovasi TI/SI pada proses marketing & Agency MITRACA Sistem terintegrasi untuk mendukung proses improvement perusahaan Melakukan Improvement pada Business Intelligence dengan Predictive Analysis
4.7.2
Usulan Strategi SI
Meningkatkan inovasi SI/TI pada aplikasi strategis Mengembangkan sistem monitoring dan controlling untuk memantau produksi polis. Meningkatkan tata kelola data dan informasi Meningkatkan pelayanan TI dalam memberikan solusi terhadap masalah SI/TI yang dialami pengguna Menyediakan informasi yang cepat, aman dan akurat dalam sistem yang terintegrasi
Strategi Manajemen SI/TI
Berikut ini adalah usulan strategi manajemen sistem informasi dan teknologi informasi untuk mendukung strategi bisnis perusahaan dan membantu dalam mengelola sistem dan teknologi informasi. 1. Melakukan pembentukan tim project untuk system informasi yang akan dikembangkan dengan melakukan koordinasi dalam pemeliharaan data, informasi dan pengetahuan sumber daya organisasi sebagai pendukung efektifitas kinerja bisnis dalam mengelola manajemen SI/TI perusahaan.
120 2. Mengusulkan perubahan struktur organisasi yang ada pada divisi TI. Untuk memenuhi usulan pembentukan tim proyek sebelumnya harus dilakukan perubahan struktur organisasi yang ada pada divisi TI yang disesuaikan dengan kegiatan operasional sesuai dengan job description masing-masing bagian. Adapun saat ini divisi TI menangani berbagai tugas yang berbeda satu sama lain, sehingga sangat memungkinkan sesama pegawai tidak saling mengetahui tugas dan pekerjaan unit kerja lainnya, hal ini sering mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman apabila dibutuhkan kerjasama dalam bekerja atau membentuk suatu tim kerja. Keadaan ini menjadi semakin buruk dengan tidak tersedianya suatu layanan informasi yang menjelaskan tugas pekerjaan yang harus dilakukan oleh masing-masing posisi atau jabatan yang ada. Usulan struktur organisasi divisi TI dijelaskan pada gambar 4.24.
Gambar 4. 24 Usulan Struktur Organisasi Divisi TI
121 a. Unit Infrastructure Unit ini bertugas untuk mengelola infrastruktur yang ada meliputi perangkat keras dan jaringan. b. Unit Data Center Unit ini bertugas untuk mengelola data center dan melakukan monitoring operasional system. c. Unit Branch Support Unit ini bertugas untuk mengelola infrastruktur dan jaringan yang terdapat di cabang-cabang seluruh Indonesia. d. Unit Helpdesk Unit ini melakukan aktivitas pendukung operasional untuk mengelola keluhan atau permasalahan yang dialami oleh pengguna sistem yang disediakan oleh divisi TI. e. Unit Support & Administration Unit ini melakukan aktivitas dalam mengelola administrasi pembelian, peminjaman, pengiriman hardware, billing system yang ada pada divisi IT. f. Unit Security & Office Automation Unit ini bertugas membuat otorisasi system dan aktivitas pendukung operasional. g. Unit Business Analyst Unit ini melakukan aktivitas yang berhubungan dengan user terkait permintaan pengembangan sistem serta Business Requirement. h. Unit Quality Assurance
122 Unit ini melakukan activitas testing dan user acceptance terhadap aplikasi yang sudah dikembangkan. i. Unit Trainning & Procedure Unit ini bertugas untuk memberikan pelatihan kepada user dan mejelaskan prosedur penggunaan sistem baru yang akan diimplementasikan. j. Unit Core Conventional Insurance Unit ini bertugas untuk melakukan aktivitas pengembangan aplikasi utama terkait dengan bisnis produk asuransi konvensional. k. Unit Core Syaria Insurance Unit ini bertugas untuk melakukan aktivitas pengembangan aplikasi utama terkait dengan bisnis asuransi Syariah. l. Unit Micro Insurance Unit ini bertugas untuk melakukan aktivitas pengembangan aplikasi terkait dengan bisnis produk asuransi mikro yang sebagian besar terkait dengan channel distribusi eksternal perusahaan. m. Unit MITRACA & Agency Unit ini bertugas untuk melakukan aktivitas pengembangan aplikasi terkait dengan mitra bisnis perusahaan dalam hal ini Agen asuransi yang tergabung dalam MITRACA. n. Unit IT Governance & Architecture Unit ini melakukan aktivitas yang berkaitan dengan arsitektur sistem informasi dan tata kelola TI. o. Unit Research & Development
123 Unit ini melakukan penelitian terhadap teknologi informasi yang berkembang dan sejalan dengan kebutuhan bisnis perusahaan. p. Staf ahli Unit ini adalah tenaga kerja ahli khusus yang direkrut oleh perusahaan yang berkaitan dengan teknologi-teknologi yang dibutuhkan.
3.
Pengembangan kemampuan (skill) staff dalam pengelolaan infrastruktur maupun aplikasi SI/TI. Saat ini pegawai pada divisi TI memiliki kemampuan teknis yang berbedabeda, hal ini dikarenakan aplikasi yang ada memiliki spesifikasi teknis dan proses bisnis yang berbeda-beda. Sehingga saat dilakukan rotasi pegawai, perusahaan mengalami kesulitan karena dapat berakibat apabila pegawai yang dirotasi ke unit kerja lainnya harus mempelajari dari awal terkait kemampuan teknis dan proses bisnis yang harus dikerjakan. Akibat tidak adanya layanan informasi yang menjelaskan tentang skill dan kemampuan yang harus dikuasai untuk mengerjakan pekerjaan pada posisi tertentu. Sehingga dengan direncanakannya penerapan standarisasi database untuk semua system yang berjalan, perlu dilakukan pelatihan untuk semua unit yang terkait dengan penerapan system informasi tersebut.
124 4.7.3
Strategi Teknologi Informasi (TI)
Strategi teknologi informasi yang akan diusulkan dalam membantu proses bisnis perusahaan adalah strategi teknologi informasi yang terpusat dan terkoneksi dengan baik, cepat dan aman oleh sebab itu dibutuhkan penyesuaian dan peningkatan kualitas infrastruktur TI pada sisi hardware, software dan jaringan komputer dalam mendukung implementasi system informasi yang dilakukan. Tabel 4.18 berikut ini menjelaskan mengenai gap analisis strategi TI saat ini dan kebutuhan TI yang akan datang. Tabel 4. 18 Gap Analisis Strategi Teknologi Informasi Virtualisasi
Standarisasi Database
Security & Firewall
Server
Upgrade
Upgrade
-
-
Database
Upgrade
Upgrade
Upgrade
Upgrade
Jaringan
Upgrade
-
-
Upgrade
Data Center
Tetap
-
-
-
Berdasarkan gap analisis pada table 4.18 didapatkan strategi TI sebagai berikut: a. Melakukan optimalisasi server melalui teknologi virtualisasi yang saat ini sudah dibangun sehingga dapat dimanfaatkan dengan maksimal. b. Melakukan pengembangan Standarisasi Database guna memudahkan integrasi data antar system yang berbeda sehingga waktu yang digunakan saat integrasi menjadi lebih cepat dan mudah.
125 c. Meningkatkan keamanan jaringan dan database dengan teknologi firewall untuk menjaga keamanan data terutama pada bisnis baru seperti aplikasi mobile, payment gateway dan aplikasi yang diakses oleh pihak eksternal. Pemetaan strategi teknologi informasi pada spesifikasi hardware pada PT. ACA yang diusulkan adalah: a. Penambahan monitor LCD (double screen) pada user underwriting guna memperlancar kegiatan operasional ketika menggunakan dua aplikasi utama, karena saat ini user mengalami kesulitan ketika harus menggunakan dua aplikasi untuk data entry pada core system as400 dan aplikasi web based. b. Dalam mendukung pengembangan apalikasi e-filling disusulkan untuk penggunaan Scanner yang dapat digunakan untuk melakukan scan document secara multi scan atau Automatic Feeding untuk mempercepat proses scan document polis. Berikut ini adalah rekomendasi spesifikasi hardware yang diusulkan dijelaskan pada table 4.19 berikut ini. Tabel 4. 19 Rekomendasi hardware Jenis Monitor
Scanner Automatic Feeding
Spesifikasi Display Type = LED Widescreen Ukuran Layar = 19.6" Resolusi = 1366 × 768 Tipe = Automatic Document Feeder(ADF), Duplex Scanning Teknologi = Color CCD (Charge-coupled device) x 2 (front x 1, back x 1, Flatbed x 1) Resolusi = 600 dpi Kecepatan = Simplex: 60 ppm (200 dpi / 300 dpi) Duplex: 120 ipm (200 dpi / 300 dpi) Interface = USB 3.0 (backward compatible)
126 4.7.4
Portfolio Usulan Aplikasi
Berikut ini adalah beberapa aplikasi yang diusulkan untuk mendukung strategi sistem informasi dan teknologi informasi yang rumuskan oleh perusahaan dalam mendukung strategi bisnis perusahaan yang ditunjukan pada table 4.20 berikut ini. Tabel 4. 20 Usulan Aplikasi Usulan Strategi SI Usulan Aplikasi Meningkatkan inovasi SI/TI pada Mengembangkan aplikasi Mobile aplikasi strategis yang digunakan untuk mendukung penjualan produk asuransi yang digunakan langsung oleh pelanggan Mengembangkan sistem monitoring Perbaikan dan Pengembangan dan controlling untuk memantau aplikasi Document flow produksi produksi polis. Polis Meningkatkan tata kelola data dan Perbaikan dan Pengembangan informasi aplikasi e-filling Document Management System Meningkatkan pelayanan TI dalam Pengembangan aplikasi Helpdesk memberikan solusi terhadap masalah yang dapat meningkatkan SI/TI yang dialami pengguna pelayanan divisi TI dalam mengelola permasalahan SI/TI Menyediakan informasi yang cepat, Data Warehouse aman dan akurat dalam sistem yang Business Intelligence terintegrasi
1. Aplikasi Mobile untuk Customer Pertama mengembangkan aplikasi mobile yang mempunyai fungsi utama untuk meningkatkan penjualan produk asuransi dari PT. Asuransi Central Asia. Aplikasi ACA mobile saat ini digunakan oleh sales force ACA yaitu internal marketing dan Agency MITRACA. Sebagai usulan kedepannya aplikasi ini akan digunakan oleh masyarakat langsung, dimana aplikasi ini akan didistribusikan ke
127 online market dan masyarakat bisa melakukan download aplikasi secara gratis melalui smart phone. Aplikasi ini berfungsi sebagai penjualan langsung produk-produk asuransi sesuai dengan peraturan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan. Selain sebagai sarana penjualan produk asuransi, aplikasi ini disediakan fitur yang berfungsi sebagai simulator, dimana masyarakat dapat diberi informasi tentang produk asuransi lainnya dan besaran premi produk terkait. Pada tahap awal, aplikasi ini akan dibuat dalam platform Android. Kedepannya aplikasi akan dibuat dalam platform lain seperti iPhone dan Windows Phone. Mobile device yang menjadi target untuk aplikasi ini adalah seluruh mobile device yang mendukung OS Android. Fitur-fitur umum untuk kebutuhan aplikasi ini adalah: 1. Kemampuan untuk menyimpan data secara off-line. 2. Kemampuan untuk melakukan sinkronisasi data ke server pusat secara periodik ataupun secara manual (jika terdapat koneksi internet). 3. Kemampuan untuk menyimpan informasi tentang nasabah, insurable interest dan data yang berhubungan dengan angka misalnya Nilai Pertanggungan, Premi dan Rate. 4. Kemampuan untuk menyimpan master data, misalnya merk kendaraan dan Tipe kendaraan, Rate asuransi, dan lain-lain. 5. Kemampuan untuk menyimpan foto survey untuk produk yang membutuhkan foto survey. 6. Kemampuan untuk menyimpan data Geo Location pada saat foto survey dilakukan.
128 7. Kemampuan untuk melakukan transaksi pembayaran ke third party payment gateway. Aplikasi akan dibuat secara modular dengan tujuan agar pengembangan aplikasi lebih mudah. Terdapat tiga layer dalam aplikasi ini yang ditunjukkan pada gambar 4.25, dengan detail penjelasan sebagai berikut: a. User Interface Layer – untuk menampilkan data dari server dan menerima input data dari pengguna aplikasi. b. Service Layer – sebagai ‘universal gateway’ dari ketiga platform (Andriod, iOS dan Windows Phone) dalam mengakses business process. c. Business Process Layer – bertanggung jawab untuk mengakses service layer dari Core System.
Gambar 4. 25 Layer aplikasi ACA Mobile Customer (Sumber: Data internal)
129 Pembuatan aplikasi akan dibagi menjadi empat tahap yaitu: 1. Pembuatan aplikasi untuk satu produk pada platform Android. Aplikasi ini akan menjadi pilot-application bagi produk lainnya dan juga pada platform lainnya. Pada tahap ini, Service Layer dan Business Process Layer juga akan dibangun. 2. Pembuatan aplikasi untuk produk lainnya pada platform Android. 3. Pembuatan aplikasi untuk satu produk pada platform iOS. 4. Pembuatan aplikasi untuk produk lainnya pada platform iOS. Tabel 4.21 berikut ini menjelaskan mengenai tahap pengembangan aplikasi ACA Mobile customer. Tabel 4. 21 Tahapan pengembangan aplikasi ACA mobile customer
130
2. Aplikasi Document Flow Produksi Polis Kedua menyediakan aplikasi berbasis web yang user friendly guna mendukung proses bisnis penerbitan polis asuransi one day service dengan mengembangkan aplikasi SPPA (Surat Permohonon Penutupan Asuransi) dengan menambahkan modul laporan produktivitas karyawan untuk meningkatan standar pelayanan dan memaksimalkan digitalisasi dokumen polis dan pendukung polis asuransi. Aplikasi membutuhkan pengembangan lebih lanjut karena dalam prosesnya belum mencakup penggunaan semua cabang ACA. Dalam aplikasi ini sudah disediakan modul untuk mendukung perhitungan produktivitas individu dan cabang, namun saat ini implementasinya belum optimal dan hanya digunakan oleh bagian Marketing dan underwriting saja. Selanjutnya pada aplikasi ini akan diusulkan penambahan modul untuk bagian Collection guna melacak proses pengiriman dan penagihan premi kepada nasabah. Aplikasi
Document
Flow
produksi
polis
ini
diusulkan
untuk
mengakomodir permintaan penerbitan polis dari kantor pusat dan internal cabang sendiri, dimana pada setiap prosesnya memiliki standard waktu yang nantinya menjadi ukuran produktivitas secara individu dan cabang. Jumlah produksi polis cabang adalah indikator yang menunjukan keberhasilan cabang dalam penerbitan polis. Pengukuran produktivitas ini diukur dari secara keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam proses penerimaan dokumen penutupan sampai dengan dokumen polis siap untuk dikirim ke
131 tertanggung, dan pengukuran dilakukan dalam satuan hari kerja. Suatu cabang ACA dapat dikatakan memenuhi service excellence jika dapat menerbitkan polis dan polis siap dikirim dalam standard waktu yang telah ditentukan. Dimana untuk masing-masing kategori polis memiliki target penyelesaian dengan ukuran yang berbeda, dengan rincian pada table 4.22 sebagai berikut: Tabel 4. 22 Kategori dan Target Penyelesaian Polis Kategori Polis
Target Penyelesaian
Simple
H+1 Kerja
Medium
H+3 Kerja
Complex
H+4 Kerja
Keterangan: H = Hari saat dokumen penutupan polis dari Marketing diterima oleh underwriter Produktivitas individu adalah indikator yang menunjukan keberhasilan masing-masing karyawan pada tiap cabang dalam menjalankan fungsinya. Produktivitas ini diukur secara rinci pada setiap proses dari penerimaan dokumen penutupan sampai polis siap untuk dikirim ke tertanggung. Apabila suatu individu dapat mengerjakan fungsinya secara keseluruhan sesuai dengan batasan yang telah ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut telah mencapai target produktivitas individu, dimana proses kerjanya terdiri atas proses input dan check yang diukur dalam satuan menit yang merupakan ukuran produktivitas harian. Untuk masing-masing kategori polis memiliki ukuran waktu dalam proses input dan check yang berbeda.
132 Kategori simple adalah tipe permintaan penutupan dengan tingkat kesulitan yang paling sederhana. Dimana mempunyai kondisi: jumlah item sedikit, dan tidak terdapat variasi. Kategori medium adalah tipe permintaan penutupan dengan tingkat kesulitan menengah. Dimana mempunyai kondisi: jumlah item lebih banyak dibandingkan simple, dan terdapat variasi sederhana. Kategori Complex adalah tipe permintaan penutupan dengan tingkat kesulitan tinggi. Dimana mempunyai kondisi: jumlah item lebih banyak dibandingkan medium, dan terdapat banyak variasi. Pada pengembangan aplikasi Document Flow Produksi Polis ini pengguna (User) dibagi menjadi 3 (tiga) pembagian fungsi yaitu: 1. User Marketing User marketing berfungsi sebagai User yang melakukan pengiriman data apabila terdapat permintaan pembuatan dokumen asuransi. Selain itu, User marketing juga dapat melihat perkembangan dokumen yang telah dikirimkan ke bagian operasional yaitu kepala underwriting cabang berkaitan, outstanding cabang, dokumen yang dikembalikan oleh kepala underwriting, daftar dokumen yang dibatalkan, penugasan dari kepala underwriting cabang, juga daftar kode marketing beserta statusnya. Setiap perkembangan tersebut dirangkum dalam bentuk laporan yang dapat dilihat pada menu”Reporting”. 2. Kepala underwriting /Super PIC Kepala underwriting /Super PIC berfungsi sebagai User yang pertama kali menerima permintaan pembuatan Dokumen Asuransi yang dikirim oleh bagian User marketing/Super Send. Selain itu, kepala underwriting /Super PIC
133 juga dapat melihat outstanding cabang, dokumen yang belum diserahkan maupun yang dikembalikan oleh User Input, dokumen yang belum di-input maupun diperiksa setelah dilakukan peng-input-an data, dokumen yang belum dicetak serta dokumen yang telah masuk dalam LDTC (List Document To Collection). Setiap perkembangan tersebut dirangkum dalam bentuk laporan yang dapat dilihat pada menu”Reporting”. 3. User Input User Input berfungsi sebagai User yang melakukan peng-input-an dalam pembuatan Dokumen Asuransi. User Input dapat melihat dokumen-dokumen yang belum di-input, dicetak, maupun dokumen yang telah dikembalikan oleh checker setelah diperiksa. Gambar 4.26 menjelaskan alur proses permohonan penutupan polis asuransi dan alur pengiriman dokumen antar petugas yang bertanggung jawab dan proses penolakan dokumen jika dokumen yang dikirim oleh petugas sebelumnya tidak sesuai atau belum lengkap, semua proses komunikasi yang terjadi antar petugas akan dicatat dalam system ini yang nantinya dapat dilakukan penelusuran lebih lanjut jika ditemukan kasus keterlambatan penerbitan dokumen.
Gambar 4. 26 Proses alur transfer dokumen (Sumber: Data internal)
134
Pada modul reporting akan dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: 1.
Report untuk User Marketing /Admin Marketing Terdiri atas 4 (empat) laporan, yang dijelaskan pada tabel 4.23 Tabel 4. 23 Modul Report User Marketing
2.
Report untuk User Underwriting/Admin Underwriting Terdiri atas 8 (delapan) laporan yang dijelaskan pada table 4.24, yaitu: Tabel 4. 24 Modul Report User Underwriting
135 3.
Monthly Report Monthly Report merupakan laporan bulanan yang akan diterima oleh user
di cabang. Monthly Report berisi tentang performance serta hasil penilaian produktivitas kerja user tersebut selama 1 (satu bulan) dan akumulasi penilaian dari pertama kali penggunaan program tersebut. Dalam pengembangannya proyek ini akan dikembangan dengan empat tahap pengembangan yang dijelaskan dalam tabel 4.25 berikut ini. Tabel 4. 25 Tabel Tahap Pengembangan Aplikasi
Tahapan berikutnya setelah pengembangan aplikasi Document Flow untuk Produksi Polis, selanjutnya pengembangan aplikasi ini akan di perluas untuk modul berikut ini:
136 1.
Penyusunan modul document flow Collection Cabang.
2.
Penyusunan modul document flow Reinsurance Facultative Daily Closing.
3.
Penyusunan modul document flow Proses Klaim Cabang dan HO
4.
Penyusunan modul document flow Payment Request Teknik
5.
Penyusunan modul document flow Payment Request Non Teknik
6.
Penyusunan modul document flow Hotline
3. Perbaikan Aplikasi Document Management System (E-Filling) Pada aplikasi e-filling ACA yang merupakan aplikasi Document Management System diperlukan beberapa perbaikan guna mengoptimalkan implementasi
dalam
mendukung
pengelolaan
dokumen
arsip.
Usulan
pengembangan aplikasi ini adalah perbaikan modul scan document. Saat ini modul scan document masih menggunakan aplikasi berbasis desktop, dan terpisah dengan modul inti pengelolaan arsip yang berbasis web, dimana mengalami kendala dalam implementasi dan instalasi jika aplikasi ini akan diterapkan pada seluruh departemen ACA baik di kantor pusat maupun kantor cabang di seluruh Indonesia. Usulan perbaikan yang dimaksud adalah perubahan aplikasi desktop menjadi aplikasi berbasis web pada modul scan document yang kemudian diintegrasikan dengan modul inti pengelolaan document arsip. Pada gambar 4.27 berikut ini adalah tampilan menu scan document pada aplikasi desktop e-filling.
137
Gambar 4. 27 Tampilan menu scan document desktop
Usulan perbaikan pada modul scan document ini adalah sebagai berikut: 1. Menu Scan document Polis untuk bagian arsip / underwriting 2. Menu Scan document Klaim 3. Menu Scan document Finance & Accounting 4. Menu Scan document General untuk Departement GA, IT, BSP, HRD, SQC 5. Modul Pengelolaan Document Arsip 6. Modul Peminjaman Document 7. Modul Pemusnahan Document
Berikut ini adalah usulan tampilan perbaikan menu scan document pada bagian arsip underwriting yang ditunjukan pada gambar 4.28.
138
Gambar 4. 28 Usulan tampilan menu scan document polis
4. Aplikasi Helpdesk dengan Ticketing Aplikasi Helpdesk dikembangan dengan alasan pelayanan divisi IT dalam memberikan solusi terhadap permasalahan SI/TI yang dialami pengguna masih kurang optimal dan sulit didapatkan solusinya oleh IT Helpdesk dan IT Support. Diharapkan dengan adanya aplikasi Helpdesk, kedepannya pelayanan IT semakin meningkat dan solusi terhadap masalah SI/TI bisa didapatkan dengan mudah dan cepat. Dengan adanya aplikasi helpdesk menggunakan e-Ticketing dapat menjadi nilai lebih bagi ACA, dimana diusulkan agar aplikasi dapat diakses oleh pengguna untuk mendapatkan nomor tiket yang akan direspon oleh tim IT
139 Support. Aplikasi Helpdesk merupakan sistem manajemen untuk membantu menangani kebutuhan pengguna terkait dengan pertanyaan, pelayanan, dukungan teknis, atau komplain terhadap system informasi yang digunakan dengan memanfaatkan
sistem
penomoran
(Ticket
Number)
untuk
memudahkan
penelusuran terhadap tindakan penyelesaian yang dikoordinasi oleh suatu tim. Pengguna akan memiliki satu titik kontak untuk mendapatkan bantuan mengenai masalah atau kendala yang dialami. Aplikasi Hepldesk ACA yang diusulkan memiliki kebutuhan teknis sebagai berikut: a.
Manajemen tiket Pengelolaan tiket sangat penting dalam aplikasi ini, dengan adanya system penomoran tiket, dapat dilakukan monitoring terhadap issue yang ditangani.
b.
Membuat kategori issue Klasifikasi issue sangatlah penting untuk memahami sumber dari issue tersebut dan issue akan dapat diteruskan kepada tim yang tepat.
c.
Melakukan pengiriman issue Dengan bantuan aplikasi, issue akan dapat diteruskan kepada tim yang tepat secara otomatis dan pengguna dapat memantau status penanganan issue melalui aplikasi web.
d.
Membuat Prioritas issue Prioritas yang telah ditetapkan untuk sebuah issue sangatlah penting bagi perusahaan karena akan memberikan dampak dan urgensi penanganan issue. Prioritas issue dapat dibuat dan diberikan indikator apakah issue tersebut bersifat penting atau biasa saja. Dengan demikian bagian yang menerima tiket
140 dapat memberikan dukungan dengan tepat sesuai prioritas tingkat kepentingan. Prioritas issue akan diputuskan oleh tim support dan haruslah sesuai dengan kategori ukuran prioritas yang telah disepakati bersama pengguna. e.
Melakukan diagnosis issue Saat sebuah issue diterima, maka issue harus dianalisis dan tim support berusaha untuk menemukan polanya sehingga penanganan issue akan lebih cepat.
f.
Penyelesaian issue Apabila tim first-level support tidak dapat menyelesaikan issue dalam kurun waktu tertentu, maka issue akan secara otomatis akan dieskalasikan kepada tim developer dan seterusnya. Proses eskalasi haruslah sesuai dengan Service Level Agreement yang telah disepakati.
g.
Resolusi Proses penyelesaian issue merupakan hal kritis ketika telah mempengaruhi salah satu layanan TI. Setelah mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan insiden itu, membuat resolusi yang dicatat pada sisten akan dapat membantu memberikan response-time lebih cepat ketika ada issue yang serupa.
h.
Close issue dan survei kepuasan pengguna SI/TI Issue hanya dapat ditutup oleh pengguna atau issue dapat secara otomatis ditutup apabila tidak ada respon dari pengguna dalam kurun waktu tertentu. Setelah issue close, maka sistem akan mengirimkan survey kepuasan pengguna secara otomatis untuk membantu identifikasi tingkat kepuasan
141 pengguna dan mengukur kinerja tim IT Heldesk dan IT Support dalam menyelesaikan issue. i.
Helpdesk Control Panel Suatu menu yang memudahkan pencarian ticket, tracking, sorting, dan monitoring terhadap status penyelesaian tugas.
j.
Knowledge Base Memiliki knowledge base atau basis pengetahuan yang terintegrasi. Hal ini memudahkan pengguna dalam mencari langkah penyelesaian sebelum memasukkan tiket. Dengan fitur yang memberikan saran solusi yang tersedia sebelum memasukkan tiket akan membantu meningkatkan efisiensi kerja karena mengurangi frekuensi dalam menangani masalah yang sama.
5. Data Warehouse dan Business Intelligence Datawarehouse direkomendasikan bagi ACA karena tujuan akhir dari perencanaan sistem informasi ini adalah sebuah sistem informasi yang terintegrasi dan dapat dianalisa secara multi-dimensi. Sedangkan Business Intelligence direkomendasikan karena dapat mempercepat pengambilan keputusan bisnis dengan menggunakan data yang ada di setiap sistem yang sudah digunakan. BI juga dapat memberikan informasi dini jika terjadi penyimpangan antara realisasi dan target perusahaan. BI juga diharapkan mampu menyediakan dan meningkatkan akses data dan informasi sesuai dengan kebutuhan top level management dengan menyediakan laporan yang dibutuhkan secara otomatis (melalui aplikasi).
142 BI yang berfungsi sebagai tools dan penyedia laporan yang dinamis dapat dikembangkan sesuai dengan perubahan dan perkembangan kebutuhan proses bisnis perusahaan. BI akan menjadi jendela top-management untuk melakukan monitoring dan controlling. Berikut adalah alasan teknis pengembangan dari Data warehouse: a. Memiliki fitur terintegrasi untuk melakukan pengawasan dan monitoring performansi dari basis data dengan suatu reporting dan monitoring tools. b. Memiliki fitur engine analytic (OLAP) di dalam database c. Memiliki fitur filtered indexes tanpa memerlukan komponen tambahan. d. Memiliki kemampuan untuk memanipulasi basis data melalui shell sistem operasi tanpa memerlukan komponen tambahan. e. Memiliki fitur partisi index untuk mempercepat proses pencarian f. Memiliki fitur kompresi data, termasuk untuk mengkompres data yang akan di backup secara langsung tanpa memerlukan komponen tambahan g. Memiliki fitur pembatasan user, pembuatan objek database, pembuatan security berdasarkan kriteria dan policy h. Medukung penyimpanan terhadap berbagai tipe data seperti xml, spasial,video, data struktur dan un-structrured lainnya i. Memiliki teknologi mirroring database untuk keperluan high availability j. Memiliki
kemampuan
menyimpan,
membersihkan
dan
sekaligus
mengubah data transaksi menjadi data yang siap untuk diolah sebagai data untuk solusi Business Intelligence dalam satu paket pengolah data tanpa memerlukan komponen tambahan
143 k. Memiliki kemampuan untuk menggabungkan berbagai sumber data yang berbeda-beda penyimpanannya untuk digunakan sebagai sumber data untuk solusi Business Intelligence tanpa memerlukan komponen tambahan Sedangkan Business Intelligence dipilih karena alasan teknis sebagai berikut: a. Aplikasi perkantoran seperti Microsoft excel dapat digunakan untuk membuat reporting dengan menggunakan data analisis dalam sistem Business Intelligence di mana hasilnya juga langsung dapat di-publish sehingga akan mempermudah pengguna untuk mengakses dan membuat laporan hasil analisis data karena menggunakan aplikasi sudah biasa digunakan b. Mampu mengolah data berdasarkan parameter-parameter yang sudah ditentukan c. Memiliki fitur Pemrosesan Analitik secara Online (OLAP – Online Analytical Processing) engine yang terintegrasi atau dapat diintegrasikan dengan basis data d. Memiliki kemampuan untuk menyimpan dan mengoperasikan data spasial yang secara otomatis terintegrasi dengan data statistik asuransi. e. Memiliki fitur dan kemampuan untuk interkoneksi ke basis data – basis data lain dalam rangka penarikan data tanpa memerlukan komponen tambahan f. Memiliki kemampuan predictive analytical yang telah terintegrasi dalam satu paket pengolah data
144 g. Memiliki kemampuan untuk menyediakan laporan secara khusus dalam satu paket pengolah data h. Memiliki kemampuan mendistribusikan laporan dan hasil analisis data melalui aplikasi web i. Memiliki kemampuan untuk melakukan kustomisasi dashboard sesuai dengan yang dibutuhkan j. Dapat dengan mudah dioperasikan dan pengguna dapat dengan mudah memilih
data
yang
dibutuhkan
langsung
dari
sumber
datanya
menggunakan perangkat lunak yang familiar digunakan oleh pengguna k. Memiliki kemampuan untuk tetap terkoneksi dengan sumber data dengan tujuan agar bisa mengakses data terkini yang sedang berjalan (real-time) untuk keperluan analisis secara lebih akurat Berikut ini adalah ruang lingkup pengembangan Data warehouse yang terbagi menjadi tiga tahapan yang dijelaskan pada table 4.26 sebagai berikut: Tabel 4. 26 Tahapan dan ruang lingkup pengembangan Tahapan Tahap 1
Ruang lingkup pekerjaan Policy Information Policy Dimension Renewal statistic Claim Information Claim Dimension Monetary Information / Section Information. Section Dimension Product specific information Additional policy information Additional Claim Information
145 Tahapan
Tahap 2
Tahap 3
Ruang lingkup pekerjaan Reinsurance Information
Underwriting Report Marketing Report Reinsurance Report Claim Report Actuary Report
Big Data Integration
Proses pengerjaan pengembangan enterprise data warehouse dan Businnes Intelligence dijelaskan pada gambar 4.29 berikut ini.
Gambar 4. 29 Enterprise Data Warehouse Process (Sumber: Data Internal) Pada gambar 4.30 menjelaskan mengenai arsitektur core pada pengembangan Business Intelligence.
146
Gambar 4. 30 Arsitektur Core Business Intelligence (Sumber: Data Internal) Berdasarkan analisa yang dilakukan pada lingkungan internal dan eksternal bisnis dengan lingkungan internal dan eksternal SI/TI Perusahaan telah dipetakan menjadi suatu strategi bisnis SI, strategi manajemen SI/TI dan strategi TI pada Perusahaan, maka portfolio aplikasi untuk tahun 2016-2018 berdasarkan McFarlan yang dipetakan pada table 4.27 sebagai berikut : Tabel 4. 27 Future Application Portfolio Strategic High Potential Datawarehouse & BI ACA Mobile Customer Key Operational E-Filling (DMS) Document Flow Produksi Polis Helpdesk & e-Ticketing
Support
147 Berikut ini adalah current dan future application portofolio yang ditunjukan pada table 4.28. Tabel 4. 28 Future & Existing Application Portofolio STRATEGIC ACA Mobile Marketing (web) ACA Mobile (Agency) ACA Komunitas ACA Micro Datawarehouse & BI * ACA Mobile Customer* KEY OPERATIONAL Enterprise Insurance & Operational system ACA Blanko System OCC Claim & Part Center Document Flow ** ACA Data Filling (E-Filling) ** Helpdesk & eTicketing *
HIGH POTENSIAL Klik ACA ACA Shop
SUPPORT ACA HRIS Hotline system Electronic Mail Internet
Keterangan: * = Aplikasi baru yang diusulkan ** = Aplikasi yang di tingkatkan pengembangannya Rencana implementasi dibangun untuk menjadwalkan proyek-proyek yang harus diselesaikan. Rencana implementasi harus dibangun dengan baik agar dapat dijadikan salah satu alat evaluasi maupun alat kontrol dan monitoring progress strategi sistem informasi yang sudah direncanakan. Berikut ini adalah timeline implementasi aplikasi yang diusulkan yang dijelaskan pada table 4.29 berikut ini.
148 Tabel 4. 29 Roadmap system informasi
Berdasarkan table 4.29 dapat dilihat bahwa prioritas pengerjaan system informasi pada kategori key operasional (kotak hijau), kemudian dilanjutkan pada kategori Strategis (kotak biru), sedangkan project yang berkaitan dengan infrastruktur akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari sisi aplikasi yang akan dikembangkan (kotak kuning), berikut ini adalah penjelasan mengenai roadmap pengerjaan system informasi yang diusulkan. Tahun 2016 Pada awal tahun 2016 dilakukan pengembangan untuk aplikasi document flow produksi polis sebagai system terpadu untuk memenuhi kebutuhan pengukuran KPI produktivitas berbagai fungi utama. Proses pengerjaan pengembangan aplikasi ini akan memakan waktu yang cukup lama hingga tahun 2017 mengingat modul-modul yang akan dikembangan cukup banyak dan cukup rumit karena menyangkut semua lini bisnis dan lintas departement. Aplikasi ini dikerjaakan secara sendiri oleh internal IT ACA.
149 Kemudian
Pengembangan
aplikasi
e-filling
akan
dikembangkan
kemudian menjadi prioritas kedua karena sudah ada aplikasi desktop yang masih bisa digunakan untuk mendukung kegiatan operasional pengarsipan dokumen. Pengembangan dua aplikasi diatas akan didukung oleh infrastruktur database, oleh karena itu pada awal tahun 2016 dikembangkan kebijakan standarisasi database supaya keselarasan antara aplikasi dan infarastruktur dapat terpenuhi sehingga memudahkan proses integrasi nantinya. Selain itu pelatihan pegawai harus dilakukan setiap tahunnya guna mempermudah proses rotasi antar unit sehingga mendapatkan pegawai yang memiliki pengetahuan bisnis proses yang sama dan terbentuknya tim project yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan aplikasi. Sebagai penunjang transformasi, maka kebikajan perubahan struktur organisasi pada divisi TI akan dimulai pada tahun 2016 sampai dengan 2018.
Tahun 2017 Pada tahun 2017 selain mengerjakan project lanjutan dari tahun 2016 akan dikembangkan pula aplikasi helpdesk e-ticketing sebagai pendukung kegiatan operasional dalam menangani permasalahan yang dialami oleh pengguna system informais yang disediakan oleh divisi TI. Selanjutnya akan mulai dikembangkan aplikasi ACA Mobile customer untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dalam penjualan polis yang bersifat strategis. Karena masih harus dilakukan riset dan ijin dari OJK untuk pengembangan produk asuransi yang dijual melalui aplikasi mobile secara langsung ke masyarakat tanpa melalui agen asuransi.
150 Persiapan berikutnya adalah implementasi firewall security akan dimulai pada tahun 2017 untuk persiapan infrastruktur yang bersifat multiyears Pada infrastruktur juga akan dilakukan pengembangan vistualisasi untuk pengelolaan server sehingga mendapatkan optimalisasi dari perangkat yang ada untuk mendukung implementasi system informasi.
Tahun 2018 Pada tahun ini akan dilakukan pengembangan Datawarehouse dan Business Intelligence untuk menyempuranakan kebutuhan reporting untuk mendukung analisa bisnis. Pada tahun ini juga akan mengerjakan project lanjutan dari tahun sebelumnya.
151
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 55 4.1.
4.2.
Profil Perusahaan ................................................................................ 55 4.1.1
Visi dan Misi............................................................................ 56
4.1.2
Struktur Organisasi .................................................................. 57
4.1.3
Produk Asuransi ACA ............................................................. 58
4.1.4
Proses Bisnis ............................................................................ 63
Analisis Bisnis Eksternal .................................................................... 67 4.2.1.
Analisis PEST .......................................................................... 67
4.2.2.
Analisis Porter’s Five Forces ................................................... 71
4.3.
Analisis Kondisi SI/TI Eksternal ........................................................ 73
4.4.
Analisis Bisnis Internal ....................................................................... 77
4.5.
4.4.1
Analisis SWOT ........................................................................ 77
4.4.2
Perhitungan Analisis SWOT .................................................... 78
4.4.3
Posisi Perusahaan Berdasarkan Analisis SWOT ..................... 89
4.4.4
Matriks SWOT......................................................................... 90
4.4.5
Analisis Value Network ........................................................... 92
Analisis Kondisi SI/TI Internal ........................................................... 92 4.5.1
Analisis Struktur Organisasi .................................................... 92
152 4.5.2
Portfolio Hardware ................................................................... 95
4.5.3
Portfolio Jaringan ..................................................................... 95
4.5.4
Portfolio Aplikasi ..................................................................... 98
4.5.5
Analisis IT Balanced Scorecard (IT BSC) ............................. 107
4.6.
Gap Analisis ...................................................................................... 113
4.7.
Usulan Rencana Strategis Sistem Informasi ..................................... 118 4.7.1
Strategi Sistem Informasi Bisnis ............................................ 118
4.7.2
Strategi Manajemen SI/TI ...................................................... 119
4.7.3
Strategi Teknologi Informasi (TI) .......................................... 124
4.7.4
Portfolio Usulan Aplikasi ....................................................... 126
Gambar 4. 1 Struktur organisasi ACA................................................................... 57 Gambar 4. 2 Alur Proses Penerbitan Polis ............................................................ 63 Gambar 4. 3 Alur Proses Klaim Polis ................................................................... 66 Gambar 4. 4 Diagram PEST ACA ........................................................................ 70 Gambar 4. 5 Diagram Porter’s Five Forces ACA ................................................ 71 Gambar 4. 6 Tren Teknologi 2016 ........................................................................ 76 Gambar 4. 7 Saaty’s Scale ..................................................................................... 79 Gambar 4. 8 Diagram SWOT ................................................................................ 89
153 Gambar 4. 9 Gambar Value Network ACA .......................................................... 92 Gambar 4. 10 Struktur organisasi pada divisi TI .................................................. 93 Gambar 4. 11 Topologi WAN ACA ..................................................................... 96 Gambar 4. 12 Topologi jaringan server IT Pusat ACA ........................................ 97 Gambar 4. 13 Topologi Security IT Pusat ACA ................................................... 97 Gambar 4. 14 Aplikasi ACA Mobile MITRACA ................................................. 99 Gambar 4. 15 Aplikasi ACA Mikro .................................................................... 100 Gambar 4. 16 Menu login aplikasi klik-aca ........................................................ 100 Gambar 4. 17 Menu penjualan produk ACA-Shop ............................................. 101 Gambar 4. 18 Menu input data polis ................................................................. 102 Gambar 4. 19 Menu permintaan pencetakan blanko system............................... 103 Gambar 4. 20 Menu klaim part center .............................................................. 103 Gambar 4. 21 Aplikasi SPPA Document Flow ................................................. 104 Gambar 4. 22 Aplikasi e-Filling ....................................................................... 105 Gambar 4. 23 Menu daftar training HRIS ........................................................... 106 Gambar 4. 24 Usulan Struktur Organisasi Divisi TI ........................................... 120 Gambar 4. 25 Layer aplikasi ACA Mobile Customer ...................................... 128 Gambar 4. 26 Proses alur transfer dokumen ....................................................... 133 Gambar 4. 27 Tampilan menu scan document desktop ...................................... 137
154 Gambar 4. 28 Usulan tampilan menu scan document polis ................................ 138 Gambar 4. 29 Enterprise Data Warehouse Process ............................................ 145 Gambar 4. 30 Arsitektur Core Business Intelligence .......................................... 146
Tabel 4. 1 Diagram SWOT PT. Asuransi Central Asia ......................................... 77 Tabel 4. 2 Tabel Peringkat Faktor Internal SWOT ............................................... 78 Tabel 4. 3 Tabel Peringkat Faktor Eksternal SWOT ............................................. 79 Tabel 4. 4 Tabel Penilaian Bobot IFAS ................................................................. 80 Tabel 4. 5 Tabel Penilaian Bobot EFAS................................................................ 83 Tabel 4. 6 Tabel Normalisasi IFAS ....................................................................... 86 Tabel 4. 7 Tabel Normalisasi EFAS ...................................................................... 87 Tabel 4. 8 Pembobotan faktor analisis eksternal ................................................... 88 Tabel 4. 9 Pembobotan faktor analisis eksternal ................................................... 88 Tabel 4. 10 Matriks SWOT PT.Asuransi Central Asia ......................................... 91 Tabel 4. 11 Portfolio aplikasi dengan Mc Farlan’s strategic grid ......................... 98 Tabel 4. 12 Pemetaan IT Balanced Scorecard ACA ........................................... 109 Tabel 4. 13 Inisiatif IT Balanced Scorecard ACA .............................................. 111 Tabel 4. 14 Analisis Gap ..................................................................................... 114 Tabel 4. 15 Hasil Analisis SWOT dan IT Balanced Scorecard ........................... 116
155 Tabel 4. 16 Keterkaitan Strategi TI dengan Visi dan Misi Perusahaan .............. 117 Tabel 4. 17 Usulan Strategi Bisnis SI ................................................................. 119 Tabel 4. 18 Gap Analisis Strategi Teknologi Informasi ..................................... 124 Tabel 4. 19 Rekomendasi hardware .................................................................... 125 Tabel 4. 20 Usulan Aplikasi ................................................................................ 126 Tabel 4. 21 Tahapan pengembangan aplikasi ACA mobile customer ................ 129 Tabel 4. 22 Kategori dan Target Penyelesaian Polis........................................... 131 Tabel 4. 23 Modul Report User Marketing ......................................................... 134 Tabel 4. 24 Modul Report User Underwriting .................................................... 134 Tabel 4. 25 Tabel Tahap Pengembangan Aplikasi.............................................. 135 Tabel 4. 26 Tahapan dan ruang lingkup pengembangan ..................................... 144 Tabel 4. 27 Future Application Portfolio............................................................ 146 Tabel 4. 28 Future & Existing Application Portofolio ....................................... 147 Tabel 4. 29 Roadmap system informasi .............................................................. 148