26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Proses pengambilan data pada pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan PAKEM pada siklus I peneliti menggunakan
lembar
pengamatan
keterlaksanaan
pembelajaran,
lembar
pengamatan kegiatan guru, dan lembar kegiatan siswa. Selama proses pembelajaran dipantau dan dinilai oleh guru observer dan pengamat (Mahasiswa). Setelah melakukan penelitian, data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis. Hasil analisis ini kemudian dipaparkan sebagai berikut. 4.1.1 Siklus I a. Hasil Belajar Untuk mengukur hasil belajar siswa pada konsep kalor yang disajikan dengan menerapkan pendekatan PAKEM , maka pada akhir pembelajaran siklus I dilakukan penilaian atau evaluasi tertulis menggunakan soal essay sebagaimana terdapat pada lampiran 10, Soal yang diberikan berjumlah 6 butir soal essay. Hasil belajar pada siklus I, dengan presentase siswa yang mencapai KKM atau dalam hal ini dikategorikan tuntas mencapai 48.28% atau 14 siswa yang tuntas dan sisanya sebesar 51.72% atau 15 siswa yang tidak tuntas dari 29 jumlah siswa kelas X. Hal ini dikarenakan siswa yang tidak tuntas tidak mencapai krieteria keberhasilan yaitu 70. Hasil belajar siswa pada Siklus I dapat dilihat pada lampiran 14.
27
b. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan oleh guru observer. Aspek yang diamati dalam lembar keterlaksanaan pembelajaran terdiri dari 11 aspek. Hasil analisis data pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Hasil analisis data pengamatan keterlaksanaan pembelajaran Siklus I. PERSENTASE JUMLAH ASPEK (%)
SKALA PENILAIAN
PERSENTASE RATA-RATA
PERTEMUAN
PERTEMUAN
1
2
SB
36
0
18
B
46
73
60
C
18
27
22
K
0
0
0
(%)
Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui bahwa presentase aspek dengan skala penilaian Sangat Baik (18%), Baik (60%), Cukup (22%) dan Kurang (0%). Data hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 15. Hasil pengamatan untuk tiap aspek dan presentase rata-rata dapat juga dilihat pada diagram batang dan diagram lingkaran di bawah ini :
28
4,5
Skala Penilaian
4 3,5 3 2,5 2
Pertemuan I
1,5
Pertemuan II
1 0,5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
Aspek Pengamatan Gambar 6 : Diagram Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I. 22% C
0% K
18% SB
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
60% B
Gambar 7 : Diagram Lingkaran Presentase hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran Siklus I.
c. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pengamatan kegiatan guru pada siklus I sebanyak 2 kali, sesuai dengan jumlah rancangan pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan oleh guru observer selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan deskriptor komponen kegiatan guru dalam pembelajaran sebagaimana terdapat pada lampiran 6 yang dijadikan acuan dalam pengamatan/penilaian, dapat diketahui bahwa jumlah aspek yang diamati sebanyak 13 aspek. Data hasil pengamatan kegiatan guru pada Siklus I
29
dapat dilihat pada lampiran 16 dan hasil analisis datanya disajikan dalam tabel 3 di bawah ini : Tabel 3. Hasil analisis pengamatan kegiatan guru Siklus I. PERSENTASE JUMLAH ASPEK (%)
SKALA PENILAIAN
PERSENTASE RATA-RATA
PERTEMUAN
PERTEMUAN
1
2
SB
8
15
11.5
B
77
69
73
C
15
8
11.5
K
0
8
4
(%)
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa kegiatan guru pada Siklus I dengan skala penilaian Sangat Baik (11.5%), Baik (73%), Cukup (11.5%) dan Kurang (4%). Hasil pengamatan untuk tiap aspek dan presentase rata-rata dapat juga diinterprestasikan ke dalam diagram batang dan diagram lingkaran, maka hasilnya
Skala Penilaian
akan tampak seperti pada gambar 8 dan 9. 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Pertemuan I Pertemuan II
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13
Aspek Pengamatan
Gambar 8 : Diagram Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I.
30
11.5% C
4% K
11.5% SB
Sangat Baik Baik Cukup Kurang 73% B
Gambar 9 : Diagram Lingkaran Presentase Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pada Siklus I.
d. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh 4 orang pengamat (Mahasiswa). Aspek yang diamati dalam lembar aktivitas siswa adalah 14 aspek. Rata-rata persentase aktivitas siswa adalah 73%. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dianalisis, diketahui bahwa masih terdapat beberapa aspek yang belum terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 17. 4.1.2 Refleksi Siklus I Penerapan pendekatan PAKEM ini sangatlah membantu siswa untuk lebih fokus, karena seluruh siswa dituntut agar selalu aktif, kreatif agar pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan terhadap materi yang diajarkan. Setelah melakukan analisis terhadap hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas yang dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan PAKEM belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu dilakukan refleksi untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Kekurangan setiap aspek pada siklus I dipaparkan di bawah ini :
31
a. Hasil Belajar Untuk hasil belajar, jumlah soal evaluasi yang diberikan kepada siswa sejumlah 6 butir soal essay. Soal yang dibuat berdasarkan indikator yang akan dicapai. Setelah dianalisis, terdapat beberapa tujuan pembelajaran yang belum mencapai ketuntasan.
Tujuan-tujuan pembelajaran yang
belum tercapai
dipaparkan pada tabel dibwah ini : Tabel 4. Rincian tujuan pembelajaran yang belum tuntas pada Siklus I JENIS No
TUJUAN
MATERI KOGNITIF
Menuliskan pengertian kalor dan Pengertian
kalor
dan
1.
C2 berikan contohnya.
contohnya
Membedakan kalor lebur, kalor Perbedaan kalor lebur, kalor 2.
C2 uap dan kalor lenyap
uap dan kalor lenyap
Menggambarkan dan jelaskan
Diagram perubahan wujud
3.
C3 diagram perubahan wujud zat
benda
Menghitung kalor yang diperlukan Mengitung 4.
kalor
yang C4
untuk menaikkan suhu benda
dibutuhkan
Berdasarkan rincian materi yang belum tuntas pada tabel 4, maka penelitian akan dilanjutkan pada Siklus yang ke-II. Pada Siklus yang kedua dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.
32
b. Keterlaksanaan Pembelajaran Berdasarkan analisis hasil pengamatan, masih terdapat beberapa aspek dalam keterlaksanaan pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik. Aspekaspek tersebut adalah aspek-aspek yang masih berkategori cukup dalam hasil pengamatan. Pada pengamatan keterlaksanaan pembelajaran jumlah aspek yang diamati sebanyak 11 aspek. Beberapa aspek yang perlu diperbaiki pada siklus berikut yaitu pengorganisasian siswa oleh guru kedalam kelompok belajar, penyampaian penjelasan tambahan, apersepsi dan alokasi waktu. c. Kegiatan Guru Hasil analisis data pengamatan guru menunjukkan bahwa ada beberapa aspek dalam kegiatan guru yang mendapat kualitas cukup (C) dan kurang (K), aspek-aspek ini yang nantinya akan mendapatkan perbaikan. Pada pengamatan kegiatan guru jumlah aspek yang diamati sebanyak 13 aspek. Ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya, yaitu menyampaikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, membimbing siswa melakukan percobaan, dan menyampaikan penjelasan tambahan. d. Aktivitas Siswa Pada pengamatan aktivitas belajar siswa, aspek yang diamati sejumlah 14 aspek. Ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu mengungkapkan pendapat sebagai respon atas apersepsi, mengungkapkan pendapat
sebagai respon atas motivasi,
membentuk kelompok belajar,
mendiskusikan hasil percobaan bersama masing-masing kelompok, mengerjakan evaluasi.
33
4.1.3 Siklus II Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Setelah melakukan penelitian untuk siklus yang ke-II, data yang diperoleh kemudian dianalisis. Hasil analisis data penelitian pada siklus ini dipaparkan sebagai berikut. a. Hasil Belajar Pada akhir pembelajaran siklus II dilakukan penilaian atau evaluasi tertulis menggunakan soal essay berjumlah 4 butir soal essay. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 24. Dari lampiran tersebut dapat di simpulkan bahwa hasil belajar pada siklus II dengan presentase siswa yang mencapai KKM atau dalam hal ini dikategorikan tuntas mencapai 82.76% atau 24 siswa yang tuntas dan sisanya sebesar 17.24% atau 5 siswa yang tidak tuntas dari 29 jumlah siswa. b. Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Seperti halnya pada Siklus I, pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran masih menggunakan instrument yang sama. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan hasil analisisnya ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Hasil analisis pengamatan keterlaksanaan pembelajaran Siklus II. PERSENTASE JUMLAH*) SKALA
ASPEK (%)
RATA-RATA
PENILAIAN
PERTEMUAN PERTEMUAN
(%)
1
2
SB
36
45
41
B
64
55
59
C
0
0
0
K
0
0
0
34
Berdasarkan Tabel 5 di atas, terlihat bahwa persentase aspek penilaian telah mengalami peningkatan. Tidak ada aspek keterlaksanaan pembelajaran yang mendapat kriteria cukup atau kurang. Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 25. Dan hasil pengamatan untuk tiap aspek dan presentase rata-rata dapat juga dilihat pada diagram batang dan diagram lingkaran di bawah ini :
Skala Penilaian
4 3 2
Pertemuan I Pertemuan II
1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Aspek Pengamatan Gambar 10. Diagram Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II.
Sangat Baik
41% SB
Baik Cukup Kurang
59% B
Gambar 11. Diagram Lingkaran Persentase Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II.
35
c. Pengamatan Kegiatan Guru Pengamatan terhadap kegiatan guru dalam proses pembelajaran Siklus II ini juga dilakukan oleh guru observer selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
deskriptor
sebagaimana
terdapat
komponen pada
kegiatan
lampiran
6
guru
yang
dalam
pembelajaran
dijadikan
acuan
dalam
pengamatan/penilaian, dapat diketahui bahwa jumlah aspek yang diamati sebanyak 13 aspek. Hasil analisis datanya disajikan dalam tabel 6 di bawah ini : Tabel 6. Hasil analisis pengamatan kegiatan guru Siklus II. PERSENTASE JUMLAH SKALA
ASPEK (%)
RATA-RATA
PENILAIAN
PERTEMUAN PERTEMUAN
(%)
1
2
SB
54
77
65,5
B
46
23
34,5
C
0
0
0
K
0
0
0
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa kegiatan guru telah mengalami peningkatan. Hasil pengamatan kegiatan guru yang memperoleh kriteria sangat baik dan baik dalam dua kali pertemuan memperoleh rata-rata nya yaitu kriteria sangat baik 65,5% dan kriteria baik memperoleh rata-rata 34,5%. Aspek-aspek yang dalam pengamatan kegiatan guru tidak ada yang berkategori cukup atau kurang. Hasil pengamatan untuk tiap aspek dan presentase rata-rata dapat juga diinterprestasikan ke dalam diagram batang dan diagram lingkaran, maka hasilnya
36
akan tampak seperti pada gambar 12 dan 13. Hasil pengamatan kegiatan guru dapat dilihat pada lampiran 26.
Skala Penilaian
4
3
2 Pertemuan I
Pertemuan II
1
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14
Aspek Pengamatan Gambar 12. Diagram Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus II. Sangat Baik
34,5% B
Baik
Cukup Kurang
65,5% SB
Gambar 13. Diagram Lingkaran Persentase Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus II.
d. Pengamatan Aktivitas Siswa Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh 4 orang pengamat (Mahasiswa). Aspek yang diamati dalam lembar aktivitas siswa adalah 14 aspek. Rata-rata persentase aktivitas siswa mencapai 86% dari yang semula hanya 73%. Hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 27.
37
4.1.4 Refleksi Siklus II Refleksi dimaksud untuk mengetahui kualitas pembelajaran atau dengan kata lain refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah capaian pada pembelajaran siklus II telah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan PAKEM pada materi Kalor untuk pembelajaran Siklus II, baik menyangkut keterlaksanaan pembelajaran, kegiatan guru, maupun kegiatan siswa telah terlaksana sesuai rencana. Hal ini dapat dilihat dari persentase keberhasilan untuk tiap-tiap indikator. Untuk pengamatan keterlaksanaan pembelajaran kategori sangat baik sebesar (41%) sedangkan kategori baik (59%). Untuk pengamatan kegiatan guru kategori sangat baik sebesar (65,5%), sedangkan kategori baik (34,5%). Dan Ratarata persentase aktivitas siswa adalah 86%. Hal yang sama juga berlaku pada hasil belajar pada siklus II, yaitu mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Dengan demikian terdapat peningkatan persentase yang diraih dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Indikator kinerja yang ditetapkan telah dicapai pada siklus II. Dengan demikian, penelitian dinyatakan telah berhasil. 4.2 Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki proses pembelajaran sebelumnya, yang kegiatan belajar siswa cenderung membosankan bahkan aktivitas siswa hanya duduk, diam, dengar dan pada akhirnya hasil belajarnya menurun akibat dari penggunaan metode pembelajaran yang monoton pada guru. Oleh karena itu peneliti mengggunakan
38
model pembelajaran kooperatif melalui pendekatan PAKEM dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika. Penelitian ini menggunakan dua siklus. Pada siklus I, terdiri dari tiga (3) pertemuan. Pertemuan I, materi yang diajarkan adalah pengertian kalor dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari, membedakan kapasitas kalor dan kalor jenis serta menghitung kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda, Pertemuan ke-II membahas tentang perubahan wujud zat/benda, kalor laten dan membedakan kalor lebur, kalor lenyap dan kalor uap, dan Pertemuan terakhir merupakan evaluasi. Hasil penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis. Dari hasil analisis inilah kemudian diketahui kekurangan-kekurangan yang ada pada Siklus I dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan tersebut, Tahap inilah yang disebut dengan refleksi. Penelitian kemudian dilanjutkan pada Siklus II. Siklus ke-II ini terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan I membahas tentang pengertian pemuaian dan berikan dua contoh dalam kehidupan sehari-hari dan perbedaan pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume. pertemuan ke-II membahas tentang pengertian perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi dan berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dan menghitung laju radiasi yang dipancarkan plat, Pertemuan III merupakan evaluasi.
39
4.2.1 Hasil Belajar Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes uraian sebanyak 6 butir tes pada Siklus I. Tes yang diberikan meliputi jenis kognitif pengetahuan (C1) sebanyak 1 butir tes, pemahaman (C2) sebanyak 3 butir tes, Aplikasi (C3) sebanyak 1 butir tes dan analisis (C4) sebanyak 1 butir tes. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa hanya 14 orang dari 29 orang siswa yang tuntas atau 48.28% siswa yang tuntas sedangkan sisanya yaitu 51.72 % tidak tuntas. Dengan demikian pada siklus I ini penelitian dinyatakan belum berhasil sebab indikator kinerja yang ditetapkan tidak tercapai. Setelah dilakukan analisis diketahui bahwa soal yang tidak tuntas sebanyak 4 soal terdiri dari jenis kognitif pemahaman (C2) 2 butir tes, jenis kognitif aplikasi (C3) 1 butir tes dan jenis kogntif analisis (C4) 1 butir tes. Hasil belajar siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan. Dari yang semula hanya 48.28% yang tuntas pada siklus I menjadi 82.76% yang tuntas pada siklus II. Perbedaan antara persentase capaian hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 14.
40
120 100
Proporsi
80 60 Siklus I 40
Siklus II
20 0 1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Siswa
Gambar 14. Perbedaan antara persentase capaian hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan Diagram pada gambar 14 di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siklus I dan Siklus II. Jika pada siklus I skor capaian tertinggi adalah 94 yang diraih oleh satu orang dan skor capaian terendah adalah 20 oleh satu orang, maka pada siklus II skor capaian tertinggi siswa adalah 100 yang diraih oleh dua orang dan skor capaian terendah adalah 62 yang diraih oleh tiga orang. 4.2.2 Keterlaksanaan Pembelajaran Peneliti menggunakan lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung, dan selama pengamatan peneliti dibantu oleh seorang observer. Data keterlaksanaan pembelajaran diambil selama proses pembelajaran kecuali pada saat evaluasi. Untuk data keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah tergolong baik, namun masih ada 2 aspek yang belum tercapai, yang mendapat nilai 2 atau kategori cukup baik yaitu 1) Pengorganisasian siswa oleh guru ke dalam
41
kelompok belajar belum optimal dilakukan disebabkan karena pada saat pengorganisasian siswa kedalam kelompok, suasana menjadi tidak tertib. Siswa saling berteriak untuk mencari teman kelompoknya sehingga suasana kelas menjadi ribut. Pada siklus II, kekurangan-kekurangan ini diperbaiki. guru memanggil satu persatu anggota kelompok kemudian berkumpul bersama anggotanya pada tempat yang telah ditentukan; 2) Alokasi waktu pun belum terlaksana dengan optimal karena pada saat mengerjakan LKS tidak diberi batasan waktu. Untuk memperbaikinya, pada siklus II guru memberikan batasan waktu saat mengerjakan LKS. Hasilnya,
pengorganisasian
kelompok
juga
berjalan
lebih
tertib
dibandingkan sebelumnya, waktu yang digunakan pun sesuai dengan alokasi waktu
yang
ditetapkan.
Perbandingan
hasil
pengamatan keterlaksanaan
pembelajaran antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram di bawah ini. 70
Proporsi (%)
60 50 40 30
Siklus I
20
Siklus II
10 0 K
C
B
SB
Kualitas Penilaian Gambar 15. Diagram perbandingan hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran antara siklus I dan siklus II
42
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan hasil keterlaksanaan pembelajaran antara siklus I dan siklus II. Pada siklus II proporsi kualitas penilaian meningkat. Dimana proporsi kualitas baik (B) dan sangat baik (SB) menjadi 100% dibandingkan pada siklus I yakni 78%. 4.2.3 Kegiatan Guru Secara umum, kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I sudah tergolong baik, namun masih ada 4 aspek yang belum tercapai, yang mendapat nilai 2 atau cukup dan nilai 1 atau kurang diantaranya yaitu 1) Menyampaikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran juga belum optimal karena guru menggunakan bahasa yang kurang komunikatif. Hal ini disebabkan karena guru masih berada pada tahap penyesuaian diri dengan kelas. Untuk memperbaikinya, pada siklus II guru mengubah bahasa yang digunakan menjadi lebih komunikatif dalam menyampaikan tujuan pembelajaran serta menambah media gambar yang diprint out untuk memperjelas apersepsi yang disampaikan; 2) Membimbing siswa melakukan percobaan belum maksimal dikarenakan guru hanya menetap pada kelompok tertentu sehingga kelompok lain merasa terabaikan. Untuk memperbaikinya, pada siklus II guru mengarahkan dan berkeliling untuk memantau semua kelompok; 3) Menyampaikan penjelasan tambahan dari materi belum terlaksana dengan baik yang mengakibatkan masih banyak siswa yang belum memahami betul materi yang diajarkan. Untuk memperbaikinya, pada siklus II guru berupaya memberi bimbingan yang optimal kepada siswa, selama proses pembelajaran guru akan memperhatikan pengelolaan waktu sehingga dapat diupayakan untuk memberikan penjelasan tambahan.
43
Perbedaan persentase capaian kegiatan guru pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini. 80 70
Proporsi (%)
60
50 40 Siklus I
30
Siklus II
20 10 0 K
C
B
SB
Kualitas Penilaian
Gambar 16. Diagram Perbedaan persentase capaian kegiatan guru pada siklus I dan siklus II.
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan hasil kegiatan guru antara siklus I dan siklus II. Pada siklus II proporsi kualitas penilain meningkat. Dimana proporsi kualitas baik (B) dan sangat baik (SB) menjadi 100% dibandingkan pada siklus I yakni 84.5%. 4.2.4 Aktivitas Siswa Pada pelaksanaan siklus I masih ada beberapa aspek yang belum tercapai antara lain : 1) Mengungkapkan pendapat sebagai respon atas apersepsi, 2) Mengungkapkan pendapat sebagai respon atas motivasi belum optimal dilakukan karena hubungan emosional antara guru dan siswa yang belum terjalin dengan baik, siswa masih takut dan malu mengungkapkan pendapat mereka. Untuk memperbaiki hal ini, pada siklus II guru menggunakan bahasa yang lebih
44
komunikatif sehingga siswa lebih termotivasi dalam mengungkapkan pendapat mereka. Selain itu pada siklus II ini hubungan emosional sudah terjalin dengan baik; 3) Membentuk kelompok belajar belum terlaksana dengan baik disebabkan karena pada saat membentuk kelompok siswa menjadi ribut. Siswa saling berteriak memanggil teman kelompoknya dan ada juga yang keluar masuk ruangan. Untuk memperbaiki hal ini, pada siklus II guru lebih mengarahkan dan memantau siswa dalam membentuk kelompok belajar; 4) Mendiskusikan hasil percobaan bersama masing-masing kelompok belum terbangun dengan baik karena kerja sama dalam kelompok yang masih kurang, untuk memperbaikinya, pada siklus II guru membimbing siswa untuk saling berinteraksi dalam kelompok; 5) Mengerjakan evaluasi belum dilakukan karena guru tidak memberikan evaluasi. Untuk memperbaikinya, pada siklus II guru mengoptimalkan waktu yang digunakan agar dapat diberikan evaluasi kepada siswa sebagai pengetahuan tambahan.
45
Perbandingan hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini. 100 90
Proporsi (%)
80 70 60 50 Siklus I
40 30 20 10 0
Siklus II
1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Siswa
Gambar 17. Diagram Perbandingan hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II.
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa adanya perbandingan hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas seluruh siswa 86% dibandingkan pada siklus I yakni 73%.