perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. SEJARAH PRAMUKA 1.1 SEJARAH GERAKAN PRAMUKA Berbicara tentang Gerakan Pramuka, maka tidak akan terlepas dari pada sejarah pendiri dari Gerakan Kepanduan itu sendiri. Adalah Lord Robert Stephenson Smyth Baden Powell Of Gilwell yang pertama kali memperkenalkan Gerakan Kepanduan. Dia adalah seorang tentara Inggris, lahir di London tanggal 22 Februari tahun 1857. Sejak dibentuknya organisasi kepanduan oleh Baden Powell di Inggris, banyak sekali Negara-negara lain yang mendirikan organisasi kepanduan di negaranya masing-masing seperti di negara Netherland, Amerika Serikat pada tahun 1910, dll. Dan sampai saat ini organisasi kepanduan sudah berkembang dilebih dari 140 negara di seluruh Dunia, termasuk salah satunya adalah Indonesia. Kemudian gagasan yang dicetuskan oleh Boden Powell itu dibawa oleh orang Belanda dan diajarkan juga di negeri jajahannya, Indonesia. Nama organisasinya adalah Netherland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) yang artinya Persatuan Pandu-Pandu Hindia belanda (Sunardi, dalam Darmawan : 2011). Setelah didirikan organisasi yang bernama Netherland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV), maka oleh pemimpin-pemimpin di dalam pergerakan nasional Indonesia gagasan Boden Powell itu diambil alih dan disesuaikan dengan sistem pembinaan pemuda Indonesia yang bertujuan untuk membentuk manusia commit to user Indonesia yang baik untuk menjadi kader-kader pergerakan nasional.
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Maka dibentuklah bermacam-macam organisasi kepanduan yang ada di Indonesia. Ketika itu organisasi kepanduan yang ada antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie), NATIPIJ (Nationale Islamitische Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon), dan masih banyak lagi organisasi lainnya. Kemudian dengan adanya sumpah pemuda yang dicetuskan dalam kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, ternyata benarbenar menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk lebih bergerak maju lagi. Pemerintah Hindia Belanda melarang adanya organisasi kepanduan di luar NIPV yang menggunakan istilah Padvinder dan Padvindery, maka K.H. Agus Salim menggunakan istilah Pandu dan Kepanduan untuk menggantikan istilah asing tersebut, yang pada hakikatnya merupakan gambaran sikap dan tindakan nasionalistik. Dengan meningkatnya kesadaran nasional bangsa Indonesia, maka timbulah
niat
untuk
mempererat
persatuan
antara
organisasi-organisasi
kepanduan. Maka pada tahun 1930 berdiri gerakan-gerakan kepanduan yang diberi
nama
INPO (Indonesische
Padvinders Organizitie),
PK (Pandu
Kesultanan), dan PPS (Pandu Pemuda Sumatra), berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian pada tahun 1931, terbentuklah suatu federasi yang dinamakan Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia (PAPI), dan kemudian berubah lagi menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938 (Darmawan : 2011). Pada masa pendudukan Jepang, semua organisasi kepanduan yang ada di Indonesia dilarang adanya. Tapi setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan. Pada tanggal 28 Desember 1945 dibentuklah PRI (Pandu Rakyat Indonesia) sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ada di wilayah Negara Republik Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, maka terbukalah bagi siapa pun untuk membentuk kembali organisasi kepanduan. Dengan demikian, berdirilah kembali organisasi kepanduan seperti HW (Hisbul Wathon), SIAP (Sarekat Islam Angkatan Pandu), PII (Pandu Islam Indonesia), pandu Kristen, pandu Katholik, KBI dan lain-lain. Akan tetapi menjelang 1961 organisasi kepanduan commitIndonesia to user telah terpecah-pecah menjadi
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih dari 100 organisasi kepanduan, keadaan ini terasa sangat lemah meskipun sebagian daripada organisasi itu terhimpun di dalam tiga federasi organisasi kepanduan yaitu satu federasi kepanduan putra dan dua federasi kepanduan putri yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia), dan PKPI (Persrikatan Kepanduan Putri Indonesia). Lemahnya gerakan kepanduan Indonesia itu disebabkan karena pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka ketika itu gerakan kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia. Akhirnya dalam situasi yang demikian dipergunakan oleh pihak komunis untuk menjadikan gerakan kepanduan di Indonesia menjadi gerakan Pioner Muda Komunis. Akan tetapi usaha PKI tersebut tidak berhasil, karena adanya amanat dari Bung Karno, selaku Presiden Republik Indonesia pada tanggal 6 Maret 1961 yang kemudian ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Presiden Republlik Indonesia tanggal 20 Mei 1961 Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang menyatakan bahwa gerakan pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah Republik Indonesia yang diperbolehkan menyelenggrakan pendidikan kepramukaaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, organisasi lain yang menyerupai yang sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang adanya (Darmawan : 2011) Pada perkembangan selanjutnya, gerakan pramuka telah diterima dan memperoleh tanggapan dari masyarakat luas, baik masyrakat kota maupun masyarakat desa. Selain itu gerakan pramuka juga berkembang di lembagalembaga pendidikan seperti di sekolah umum atau agama dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, baik negri maupun swasta. 1.2 LANDASAN DASAR PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN Berdasarkan
Resolusi
Konferensi
Kepramukaan
sedunia
yang
diselenggarakan di Konpenhagen, Denmark pada bulan Agustus tahun 1924 commit to Nasional user dinyatakan bahwa kepramukaan itu bersifat (Sunardi, dalam Darmawan :
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2011). Hal ini menandakan bahwa Gerakan Pramuka dan kegiatannya di Indonesia harus ditujukan demi kepentingan Bangsa Indonesia, sebagaimana tersurat dan tersirat dalam Pancasila dan UUD 1945 maupun yang dimaksud GBHN sebagai hasil ketetapan MPR. Untuk itu yang menjadi landasan dasar dari Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut: a. Landasan Idiil Landasan Idiil dari pendidikan kepramukaan adalah Pancasila. Hal ini sesuai dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pada Bab II pasal 3 yang berbunyi: “Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila.” Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan kepramukaan mendasarkan diri pada Pancasila sebagai Dasar Negara dan falsafah bangsa Indonesia. b. Landasan Konstitusional Landasan Konstitusional dari Gerakan Pramuka adalah : 1. Undang undang Dasar 1945, khususnya pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.” Dari sini dapat diambil sebuah pengertian bahwa semua warga Negara Republik Indonesia mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan, baik itu pendidikan formal, informal ataupun non formal. Dan juga pendidikan yang lainnya termasuk salah satunya adalah pendidikan kepramukaan. 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.238 Tahun 1961 tentang Pramuka, yang memutuskan bahwa: Pertama, penyelenggaraan Pendidikan Kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan Gerakan Pramuka. commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kedua, diseluruh wilayah Republik Indonesia, perkumpulan Gerakan Pramuka dengan Anggaran Dasar sebagaimana tertera dalam lampiran
keputusan
ini
adalah
satu-satunya
badan
yang
diperbolehkan meyelenggarakan pendidikan kepanduan itu. Ketiga, badan-badan lain yang sama sifatnya atau yang meyerupai
perkumpulan
Gerakan
Pramuka
dilarang
adanya
(AD/ART PRAMUKA 2013). c. Landasan Operasional Landasan operasional dari pendidikan kepramukaan adalah : 1.
Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan
2.
Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) Gerakan Pramuka
3.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
1.3 HAKIKAT DAN SIFAT GERAKAN PRAMUKA A. Hakikat Pendidikan Kepramukaan Hakekat Pendidikan Kepramukaan adalah: (1) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda dibawah tanggung jawab orang dewasa (2) Suatu proses pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan lingkungan pendidikan keluarga (3) Dengan menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Jadi, kepramukaan sebagai suatu proses pendidikan, harus merupakan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan dan commit to user bernilai pendidikan. Sehingga kegiatannya harus terencana,
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dipersiapkan, dilaksanakan dan dapat bernilai dai segi pendidikan dan kejiwaan. B. Sifat Pendidikan Kepramukaan Sifat pendidikan kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu: (1)
Nasional Memiliki arti, bahwa suatu organisasi yang meyelenggarakan
pendidikan
kepramukaan
disuatu
Negara
haruslah
menyesuaikan
pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan, kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara. Hal inilah yang membedakan pelaksanaan pendidikan kepramukaan di Indonesia dengan Negara-negara lain. (2)
Internasional Yang berarti, bahwa organisasi kepramukaan di Negara manapun di
dunia ini harus mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama anggota pramuka dan sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa. (3)
Universal Yang berarti, bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja
untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja,. Dimana dalam pelaksanaan
pendidikannya
selalu
menggunakan
prinsip
dasar
kepramukaan dan metode kepramukaan. Selain itu juga, dalam Anggaran Dasar Gerakan Pamuka Bab III Pasal 7 ayat 2 dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama (AD/ART PRAMUKA 2013). commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Atas dasar ini, kaum muda dan orang dewasa berhak dan bebas memilih untuk menjadi atau tidak sebagai anggota Gerakan Pramuka Bagi mereka tidak ada paksaan atau tekanan dari orang lain yang menuntut mereka harus masuk menjadi anggota Gerakan Pramuka. Akan tetapi mereka menjadi anggota pramuka atas dasar kehendak dan kemauan mereka sendiri. Jadi, sifat kesukarelaan ini merupakan ketentuan konstitusional keanggotaan oganisasi Gerakan Pramuka yang ada diseluruh dunia. Gerakan Pramuka yang keanggotaannya tidak berdasarkan atas kesukarelaan, bukanlah termasuk organisasi kepramukaan dan tidak bisa menjadi anggota atau bagian dari World Organization Of Scout Movement (WOSM) (Sunardi, dalam Darmawan : 2011)
1.4 TUGAS POKOK GERAKAN PRAMUKA Dalam melaksanakan kegiatannya, Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat perserta didiknya. Untuk itu, tugas pokok Gerakan Pramuka yang termaktub dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 5 adalah: Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa, agar menjadi generasi yang lebih baik yang sanggup bertanggung jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan. Jadi, dengan demikian Gerakan Pramuka dalam melaksanakan kegiatannya harus selalu mengacu pada Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan yang meupakan ciri khas untuk memberdakan kepramukaan dengan pendidikan lainnya.
1.5 TUJUAN DAN FUNGSI GERAKAN PRAMUKA 1.5.1 TUJUAN GERAKAN PRAMUKA Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 238 tahu 1961 yang commit to user menetapkan bahwa gerakan pramuka sebagai satu-satunya badan yang
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan kepanduan
bagi
anak-anak
dan
pemuda
Indonesia.
Pendidikan
kepramukaan ini dilaksankan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga, yang tujuannya sebagaimana dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, bahwa: “Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan
yang
pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia”. Pembinaan dan pendidikan yang diselenggarakan dalam kegiatan Pramuka yang bertujuan untuk mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia agar mereka menjadi: 1.
Manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral, tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya.
2.
Warga negara republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat
yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara. Dengan demikian Gerakan Pramuka merupakan wadah pembinaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia agar menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti, dan kuat keyakinan beraggamanya, sehat jasmani dan rohaninya serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.5.2 FUNGSI GERAKAN PRAMUKA Dari uraian di atas tentang hakekat dan sifat pendidikan kepramukaan tersebut di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai beikut: 1. Kegiatan yang menarik bagi anak dan pemuda Kegiatan menarik (game) yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan serta mempunyai tujuan dan aturan permainan yang jelas dan bukan sekedar permainan yang hanya bersifat hiburan saja. Kegiatan yang menarik ini harus ditujukan dari pencapaian tujuan pendidikan kepramukaan.
Dengan
model
pendidikan
yang
seperti
ini,
diharapkan akan lebih mudah dalam mencapai tujuan. Karena anak didik diberikan keleluasaan bergerak dengan menghindari hal-hal yang merugikan diri sendiri dan masyarakat dengan tetap ada pengawasan dari pihak Pembina atau Orang Dewasa.
2. Pengabdian bagi Orang Dewasa Pengabdian (job) bagi orang dewasa. Bagi orang dewasa Pramuka
bukan lagi
bermain,
melainkan suatu tugas
yang
memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Kewajibannya adalah dengan suka rela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh Pramuka usia Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka usia Pandega (2125 tahun) akan lebih cocok jika kegiatannya langsung diabdikan kepada masyarakat seperti: pengumpulan dan untuk membantu korban bencana, menjadi sukarelawan di daerah bencana dan lain sebagainya. commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Alat bagi Masyarakat dan Organisasi Alat (means) bagi masyarakat dan organisasi. Kepramukaan merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisainya. Dengan demikian, kepramukaan sebagai proses pendidikan harus merupakan kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bernilai pendidikan. Sedangkan menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 6, dinyatakan bahwa: “Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.” Masyarakat pada dasarnya menginginkan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Untuk menciptakan kehidupan yang demikian diperlukan insan-insan yang tangguh secara lahir dan batin. Namun untuk menciptakan insan yang di harapkan tidak hanya cukup dengan pendidikan formal saja. Masyarakat masih membutuhkan peran lain di luar pendidikan formal. Salah satunya adalah dengan kegiatan kepramukaan. Karena dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 4 dijelaskan tujuan gerakan Pramuka yang salah satunya adalah membina dan mendidik kaum muda Indonesia agar dapat membangun dirinya secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan Pramuka itu sekedar alat saja dan bukan tujuan pendidikannya. (Sunardi, 2006: hal 4). Sedangkan menurut Pasal 3 UU Nomor 12 Tahun 2010, “Gerakan Pramuka berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan commit to user dan pelatihan Pramuka, b) Pramuka melalui. a) pendidikan
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengembangan Pramuka, c) pengabdian masyarakat dan orang tua, dan d) yang berorientasi pada pendidikan.
1.5.3 PRINSIP-PRINSIP
DASAR
DAN
METODE
KEPRAMUKAAN Prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya. Boden Powell telah meyusun prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan dan menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepramukaan. Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa prinsip-prinsip yang ada dalam PDMPK adalah: 1. PRINSIP KESUKARELAAN Prinsip kesukarelaan merupakan sikap atau perbuatan yang bukan karena paksaan atau tekanan, melainkan karena kesenangan yang kemudian menumbuhkan kerelaan dalam hati mereka. Sikap laku itu dilandaskan pada sifat-sifat ketulusan hati, tanpa pamrih, mengutamakan kewajiban dari pada hak, pengabdian dan tanggung jawab. 2. PRINSIP KODE KEHORMATAN Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran kesadaran mengenai akhlak (perbuatan baik) yang tersimpan di dalam hati orang sebagai akibat karena orang tersebut tahu akan harga dirinya. Kode kehormatan Gerakan Pramuka merupakan suatu norma dalam kehidupan dan penghidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran, norma atau standar tingkah laku kepramukaan Indonesia. commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gerakan Pramuka sebagai oraganisasi pendidikan nonformal, menyelenggarakan pendidikan kepramukaan yang sasaran utamanya adalah pembinaan watak. Dalam melaksanakan pendidikan kepada peserta didik hanya digunakan suatu norma yang diperlukan dan praktis berguna untuk kehidupan dan penghidupannya. Kode kehormatan sebagai cara untuk pendidikan dan pembinaan budi yang luhur. Setiap anggota Gerakan Pramuka adalah anggota masyarakat, oleh karena itu, sebagai anggota masyarakat maka seorang pramuka harus merupakan anggota masyarakat yang berharga dan dihargai masyarakat. Pandangan masyarakat itu negatif atau positif tergantung pada sikap. perbuatan dan tingkah laku pramuka itu. Dengan adanya kode kehormatan, maka diharapkan seorang pramuka memiliki pegangan yang baik dalam kehidupannya di tengah masyarakat, sehingga memperoleh pandangan yang positif dari masyarakat. Bagi masyarakat kode kehormatan pramuka merupakan standar ukuran tingkah laku seorang pramuka. Maka dengan kode kehormatan itu masyarakat melakukan kontrol sosial terhadap pramuka dan Gerakan Pramuka. Kode kehormatan bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan atau tingkatannya serta perkembangan jasmani dan rohaninya, yaitu: 1. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga (usia 7 s/d 10 Tahun) yaitu: a. DWI SATYA : 1. Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguhsungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Menurut commit to user aturan keluarga
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Setiap hari berbuat kebaikan. b. DWI DARMA 1. Siaga itu menurut ayah ibundanya. 2. Siaga itu berani dan tidak putus asa.
2. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang (usia 11 s/d 15 tahun) yaitu Tri Satya dan Dasa Darma. a. TRI SATYA 1. Demi Kehormatanku aku berjanji akan bersungguhsungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila; 2. Menolong sesama hidup dan mempesiapkan diri membangun masyarakat; 3. Menepati Dasa Darma.
b. DASA DARMA Pramuka itu: 1.
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2.
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia;
3.
Patriot yang sopan dan ksatria;
4.
Patuh dan suka bermusyawarah;
5.
Rela Menolong dan Tabah;
6.
Rajin, Trampil dan Gembira;
7.
Hemat, cermat dan bersahaja; commit to user Didplin, berani dan setia;
8.
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9.
Bertanggung jawab dan dapat dipercaya;
10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.
3. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak (usia 16 s/d 20 tahun) dan Pramuka Pandega (usia 21 s/d 25 tahun) yaitu sama dengan kode kehormatan pada pramuka penggalang, namun ada sedikit perbedaan dalam Tri Satya butir ke-1, yakni jika kode kehormatan pramuka penggalang masih dalam tahap mengamalkan Pancasila dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. Maka pada kode kehormatan bagi pramuka penegak dan pramuka pandega sudah dalam tahap menjalankan Pancasila dan sudah dalam tahap ikut serta membangun masyarakat. 4. Kode Kehormatan bagi anggota Pramuka Dewasa (usia diatas 25 tahun) itu juga sama yaitu terdiri atas Tri Satya dan Dasa Darma (AD/ART PRAMUKA 2013). Penerapan dari prinsip Kode kehormatan ini haruslah dirasakan oleh setiap anggota pramuka. Bahwa ia menerima Kode Kehormatan bukan sebagai tanggung jawab yang berat akan tetapi terhormat. Karena itu, proses kegiatan penerimaan kode kehormatan ini haruslah dinyatakan dihadapan para saksi dalam suasana yang penuh kehormatan sebagai landasan gerak dan tingkah lakunya di tengah-tengah masyarakat. 3. SISTEM BEREGU Gerakan Pramuka adalah gerakan anak-anak dan pemuda-pemuda, dipimpin oleh anak dan pemuda itu sendiri, dengan bimbingan dan tanggung jawab orang dewasa. Salah satu sifat anak atau pemuda adalah kesenangan untuk mencari teman dan kelompok, kemudian bersama melakukan kegiatan sesuai dengan aspirasi dan keinginan mereka. Kegiatan-kegiatan itu dapat berbentuk commit to userkegiatan yang negatif atau positif.
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penerapan sistem beregu ini merupakan usaha untuk mengarahkan sifat anak atau pemuda tersebut kearah kegiatan positif dan sebagai alat proses pendidikan untuk mencapai tujuan gerakan pramuka. Sistem beregu harus dilaksanakan dalam gerakan pramuka dengan tujuan agar peserta didik memperoleh kesempatan untuk belajar memimpin dan belajar dipimpin, belajar berorganisasi, belajar memikul tanggung jawab, belajar mengatur diri, belajar menyesuaikan dan menempatkan diri, belajar bekerja dan bekerjasama serta belajar kerukunan (Sunardi, 2006). 4. SISTEM SATUAN TERPISAH Prinsip-prinsip satuan terpisah adalah memisahkan satuan-satuan untuk anggota putra dan anggota putri. Pelaksanaan sistem satuan ini disesuaikan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga gerakan pramuka, yakni: satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan pramuka putra dibina oleh pembina putra, tidak dibenarkan jika satuan pramuka putri dibina oleh pembina putra, dan begitu pula sebaliknya, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri. Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan bagi anak remaja, pemuda baik putra maupun putri, oleh karena itu semua kegiatan harus dilaksanakan sesuai dengan jenis peserta didik. Dengan satuan terpisah antara satuan putra dan satuan putri, maka proses pendidikan bagi masing-masing jenis peserta didik menjadi lebih intensif dan efektif. Jika kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan maka harus dijaga agar tempat perkemahan putra dan perkemahan putri terpisah dan berjauhan letaknya. 5. SISTEM TANDA KECAKAPAN commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
Tanda
digilib.uns.ac.id
kecakapan
merupakan
tanda
yang
menunjukkan
keterampilan dan kecakapan tertentu yang dimiliki seorang peserta didik anggota Gerakan Pramuka. Dalam Gerakan Pramuka keinginan atau kesukaan yang wajar itu dimanfaatkan untuk mendorong peserta didik, supaya ia berinisiatif mengembangkan dirinya dalam berbagai macam kecakapan dan kepandaian baik dibidang teknis maupun mental spiritual. Setiap pramuka harus berusaha untuk memperoleh kecakapan yang berguna bagi kehidupannya dan bagi kebaktiannya kepada masyarakat. Tanda kecakapan adalah alat untuk mendorong dan merangsang para pramuka supaya berusaha memperoleh kecakapan itu. Tanda-tanda kecakapan diberikan kepada peserta didik setelah yang bersangkutan melakukan suatu usaha untuk memperoleh tanda kecakapan itu. Usaha tersebut harus timbul dari swakarsa peserta didik itu sendiri, tidak diatur oleh pembina pramuka. Tanda kecakapan yang dimiliki peserta didik karena suatu kecakapan sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik yang bersangkutan haruslah terjamin bahwa kecakapan itu cukup dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu perlu adanya proses penilaian dalam bentuk ujian, namun demikian harus diperhatikan bahwa ujian itu sangat informal dan dirasakan menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. 6. KEGIATAN MENARIK YANG MENGANDUNG PENDIDIKAN Setiap orang, baik muda ataupun tua suka dan tertarik akan kegiatan yang menggembirakan dan mengasyikkan. Kegiatan itu dapat dalam bentuk permainan, pekerjaan atau perlombaan. Kegiatan yang menarik itu mempunyai tujuan yang bermacammacam. Ada yang dapat digunakan untuk mengisi waktu, untuk rekreasi, untuk menyalurkan tekanan-tekanan jiwa, dan dapat juga digunakan commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk melatih persiapan hidup seperti berkemah (Boenakin, dalam Darmawan 1981:89) Para ahli pendidikan berpendapat bahwa pelajaran atau pendidikan akan lebih berhasil dan cepat dimasukkan dalam diri anak didik jika diselenggrakan dalam bentuk permainan. Oleh karena itu permainanpermainan yang diberikan harus mengandung pendidikan yang mudah dipahami dan mudah meresap dalam jiwa anak didik.
7. PENYESUAIAN DENGAN PERKEMBANGAN ROHANI DAN JASMANI Kegiatan yang dilaksanakan dalam Gerakan Pramuka disesuaikan dengan usia dan perkembangan jasmani peserta didik, karena tiap orang tentu berbeda-beda dengan yang lain. Perbedaan itu dapat dalam hal berpikir, tingkah laku, bentuk tubuh dan sebagainya. Dalam usaha pendidikannya, Gerakan Pramuka menggunakan prinsip penyesuaian dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan kepramukaan dapat diterima dengan mudah dan pasti oleh peserta didik. Penyesuaian ini dilakukan dengan menyesuaikan umur peserta didik. Dalam Gerakan Pramuka peserta didik digolongkan ke dalam empat golongan, yaitu: golongan siaga, golongan penggalang, golongan penegak dan golongan pandega.
8. KEPRASAHAJAAN HIDUP Dengan adanya prinsip keprasahajaan hidup, maka para pemuda harus dididik untuk sederhana baik dalam hal kesederhanaan sikap maupun kesederhanaan hidup. Hal ini dimaksudkan agar mereka sanggup commit to user dan mampu menghadapi segala macam keadaan hidup.
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesederhanaan hidup atau hidup sederhana ini dilaksanakan berdasar metodik pendidikan kepramukaan, yaitu cara-cara hidup yang berunsurkan pandai menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak boros, tidak berlebih-lebihan serta tinggi rasa kesetiaan. Keprasahajaan hidup atau kesederhanaan hidup ini harus dititik beratkan kepada moral, akhlak atau sikap mental seseorang.
9. SWADAYA Gerakan Pramuka menyelenggrakan pendidikan kepramukaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan rasa percaya diri sendiri, rasa berkewajiban, rasa tanggung jawab dan rasa disiplin. Rasa percaya pada diri sendiri itu berkembang kalau praamuka itu bisa dan berhasil melaksanakan berbagai kegiatan dengan berdiri di atas kaki sendiri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain. Prinsip swadaya yang diterapkan dalam berbagai kegiatan baik perorangan maupun kelompok merupakan cara membina dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri. Pendidikan kepramukaan anak atau pemuda adalah untuk menyiapkan mereka hidup dalam dunia yang penuh tantangan dan memerlukan keuletan serta ketabahan mental dan fisik. Dengan adanya prinsip swadaya ini diharapkan setiap anggota pramuka agar tidak hidup menggantungkan diri pada orang lain yang dengan sendirinya akan tumbuh rasa kepercayaan pada diri sendiri (Sunardi, 2006).
2. PRAMUKA DALAM KURIKULUM 2013 Dalam kurikulum 2013 telah terjadi perubahan posisi dan kedudukan Pramuka dalam dunia pendidikan. Pramuka dan kegiatan kepramukaan dinilai sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional. Sehingga pramuka mendapat commit to user perhatian yang serius dan posisi yang sangat penting dalam mendidik anak-anak.
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Walaupun pramuka diposisikan sebagai ekstrakurikuler namun diberikan penekanan “wajib” bagi seluruh siswa dan lembaga pendidikan di tiap jenjang. Peraturan wajibnya pramuka di tiap jenjang pendidikan dinilai dapat membantu dalam mewujudkan pendidikan Nasional. Sehingga setiap sekolah berbondong-bondong mendirikan Gugus Depan dan mewajibkan kegiatan kepramukaan pada peserta didiknya. Dan pemerintah tidak tanggung-tanggung dalam mendanai kegiatan tersebut, mulai kegiatan pada tingkat daerah bahkan nasional. Lebih dari itu, bersedia mencetak pembina-pembina pramuka yang berasal dari guru-guru yang bukan berlatar belakang pramuka yang diikut sertakan dalam Kursus Mahir Dasar dan Lanjutan (KMD/KML) untuk mengantisipasi kekurangan pembina pramuka pada lembaga pendidikan. Gerakan Pramuka mendapatkan pengakuan yang sah sebagai satu-satunya organisasi yang menyelenggarakan kegiatan kepanduan di Indonesia melalui Undang-Undang No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. terbitnya UU tersebut sebagai pengganti daripada Keputusan Presiden No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Di sisi lain, kebijakan pemerintah dalam melaksanakan kurikulum 2013 terutama dengan menetapkan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib banyak menuai kontroversial dilihat dari sisi regulasi. UU Gerakan Pramuka dan AD/ART Gerakan Pramuka dengan terpaksa dihadapkan berlawanan dengan aturan Kurikulum 2013. Dan kurikulum 2013 saling berkontradiksi dengan UU Sistem Pendidikan Nasional. Berikut akan dijelaskan lebih rinci adanya kontradiksi regulasi tersebut, yakni: a.
UU Gerakan Pramuka versus Kurikulum 2013 (sukarela vs wajib) Dalam UU No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Pasal 20 disebutkan bahwa “Gerakan Pramuka bersifat mandiri, sukarela, dan non politis, sukarela dijelaskan dalam UU tersebut organisasi yang keanggotaannya atas kemauan sendiri, tidak karena diwajibkan”. Lebih lanjut Anggaran commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rumah Tangga Gerakan Pramuka tahun 2009 pasal 9 lebih lanjut disebutkan “Gerakan Pramuka bersifat sukarela, artinya tidak ada unsur paksaan, kewajiban dan keharusan untuk menjadi anggota Gerakan Pramuka”. Namun, kebijakan pemerintah dalam kurikulum 2013 justru malah mewajibkan kepramukaan kepada setiap jenjang pendidikan. b.
UU Sistem Pendidikan Nasional versus Kurikulum 2013 (tidak dipaksa vs wajib) UU No. 12 Tahun 2010 Gerakan Pramuka pasal 11 menggolongkan “Pramuka sebagai pendidikan non formal dalam sistem pendidikan nasional”. Sedangkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 menjelaskan bahwa “pendidikan non formal diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam…”. UU sisdiknas tersebut menjelaskan pendidikan non formal diperuntukan bagi masyarakat yang memerlukan, sementara kebijakan kurikulum 2013 dengan sangat arogansinya mewajibkan pramuka di tiap jenjang pendidikan.
Dimasukannya pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013 pada tiap jenjang pendidikan mempunyai efek positif maupun negatif, terlepas daripada kontroversial kebijakan tersebut. Berikut merupakan efek yang muncul yakni: 1. Efek Positif Adanya nilai positif yang ditimbulkan dari digandengnya pramuka dalam kurikulum baru tersebut yakni: a) Mengokohkan posisi pramuka di Indonesia sebagai satu-satunya organisasi yang menyelenggarakan kepanduan dan diakui oleh pemerintah melalui regulasi dan kebijakan. b) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Gerakan pramuka sebagai bagian dari pada sistem pendidikan nasional dan pelaksana pola pembinaan Gerakan Pramuka di satuan pendidikan. commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Mempermudah dalam pembiayaan setiap kegiatan kepramukaan baik di luar maupun di dalam lingkungan sekolah baik di level daerah dan nasional maupun internasional. d) Mengembangkan metode-metode pendidikan dan pelatihan bagi kepramukaan.
2. Efek Negatif a) Terjadinya kekakuan dalam sistem pendidikan dan pelatihan kepramukaan, membuat kegiatan menjadi terkekang oleh ruangan kelas, dan mengurangi kegiatan-kegiatan di luar ruangan yang merupakan kegiatan sesungguhnya dari kepramukaan. b) Perubahan arah orientasi menjadi hanya sekedar menuntaskan kewajiban belaka, bukan lagi membimbing karakter siswa melalui pola hubungan kakak-adik. c) Penurunan kualitas kepramukaan, hal ini dalam praktek dilapangan sudah terjadi yakni dengan munculnya kebijakan mengikutsertakan guru-guru kelas yang notabene bukan berlatar belakang pramuka ikut serta dalam Kursus Mahir Dasar. Sehingga dapat mencetak pembina pramuka yang bukan dari pramuka dan belum memahami pramuka. d) Rawan terjadinya penyalahgunaan nama pramuka, baik dalam pengajuan anggaran maupun dalam kampanye politik yang saat ini terjadi.
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM KEGIATAN PRAMUKA
Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut. Hal tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok penggalang,dimana mereka diajak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat latihan dalam berdemokrasi, bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam praktiknya. Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas (materi OPP 34,UM), yaitu : a.
Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
b.
Internasional, yang berarti bahwa organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/ agama, golongan, tingkat, suku, dan bangsa.
c.
Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja.
Jika kita mengacu pada arti kiasan lambang gerakan pramuka yakni nyiur, ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling dimanapun ia berada dan dalam commitPramuka to user adalah wadah pelatihan dan keadaan yang bagaimanapun juga.
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang mampu hidup berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun yang tidak hanya bisa bergantung kepada orang lain. Ada 23 karakter peserta didik yang tercantum dalam Dasa Darma Pramuka, yaitu: 1. Religius,
12. Gembira,
2. Cinta alam,
13. Hemat,
3. Kasih sayang sesama
14. Cermat,
manusia,
15. Bersahaja,
4. Patriot yang sopar,
16. Disiplin,
5. Ksatria,
17. Berani,
6. Patuh,
18. Setia,
7. Suka bermusyawarah,
19. Bertanggung jawab,
8. Rela menolong,
20. Dapat dipercaya,
9. Tabah,
21. Suci dalam pikiran,
10. Rajin,
22. suci dalam perkataan,
11. Terampil,
23. Suci dalam perbuatan
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari paparan di atas, secara tersirat maupun tersurat pendidikan karakter sudah ada dalam pramuka. Pramuka telah mengajarkan pendidikan karakter sejak berdirinya kepanduan ini, jauh sebelum isu pendidikan karakter marak di Indonesia. Dengan adanya pramuka di satuan pendidikan dan keberadaanya tidak hanya sebatas papan nomor gudep, tetapi di dalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan, maka disadari/tidak dan secara langsung/tidak langsung penanaman pendidikan karakter dengan indikator 23 karakter di atas sudah berjalan seiring dengan berjalannya proses kepramukaan tersebut. Gerakan pramuka dalam melaksanakan fungsinya sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda Indonesia mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu mengisi kemerdekaan nasional dan membangun dunia yang lebih baik. Dalam melaksanakan tugas pokoknya tentu memerlukan suatu perencanaan dan program yang strategik dan berkesinambungan berupa kebijakan dan prioritas program yang dituangkan dalam Rencana Strategik (Renstra) Gerakan Pramuka. Kepanduan atau pramuka merupakan wadah gerak bagi peserta didik dibawah pimpinan mereka sendiri dalam rangka melakukan kegiatan – kegiatan yang positif, inovatif dan produktif yang akan membantu mereka dalam mengembangkan fungsi kewarganegaraan dengan daya tarik dalam lingkungan. Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang menyimpang dan telah larut menghambakan dirinya kepada tata nilai asing. Mereka berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial di masyarakat. Di samping itu secara internal, terdapat pula ketidaksiapan mental dan rohani pada sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh negatif yang menyesatkan. commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari sini Pramuka berperan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara melaksanakan semua prinsip dasar yang sudah tertuang pada AD/ART. Sehingga, dengan begitu problema di masyarakat yang sebagian besar dialami, dan disebabkan oleh kaum muda dapat diminimalisir ataupun dimusnahkan agar tercipta masyarakat yang makmur dan terorganisir dengan baik. Serta terjaganya generasi muda dari ancaman-ancaman era globalisasi yang semakin besar memiliki ancaman untuk menjerumuskan generasi muda. Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan untuk mendidik pelajar dan generasi muda dalam upaya mencapai tujuan nasional sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke IV. Dengan demikian pendidikan kepramukaan yang merupakan lembaga pendidikan luar sekolah bersifat non formal yang merupakan bagian dari pendidikan nasional yang tidak terpisahkan. Pendidikan kepramukaan sebagai lembaga pendidikan luar sekolah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan bagi anak – anak dan pemuda guna menumbuhkan mereka agar menjadi generasi yang lebih baik. Generasi muda diharapkan sanggup bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya juga mampu membina dan mengisi kemerdekaan bangsa dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang demi terwujudnya cita – cita perjuangan para pahlawan bangsa.
4. EKSTRAKURIKULER
PRAMUKA
DI
SMA
NEGERI
1
SURAKARTA
4.1 PROFIL INFORMAN
Informan merupakan komponen penting dalam penelitian. Dengan adanya informan maka penelitian dapat menghasilkan suatu temuan yang dapat menjawab commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
suatu rumusan masalah. informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, 6 orang merupakan siswa-siswi SMA Negeri 1 Surakarta, dan 1 orang guru pembina ekstrakurikuler pramuka , yaitu: 1. T.W. merupakan siswa kelas XI yang juga merupaka anggota Dewan Ambalan Ekstrakurikuler Pramuka SMA Negeri 1 Surakarta. 2. D.D. merupakan siswi SMA Negeri 1 Surakarta kelas XII yang saat kelas XI mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. 3. Q.A.K merupakan siswi SMA Negeri 1 Surakarta kelas XII yang saat kelas XI tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, tetapi mengikuti ekstrakurikuler lain. 4. A.I merupakan siswa kelas X yang menyukai kegiatan kepramukaan. 5. I.O.D.H merupakan siswa kelas XII yang saat kelas XI tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. 6. D.P.W merupakan siswi kelas XII yang saat kelas XI tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. 7. Bapak R yang juga merupakan guru mata pelajaran matimatika sekaligus guru pembina pramuka. MATRIKS 4.1 Profil Informan
no
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
T.W. D.D. Q.A.K. A.I. I.O.D.H. D.P.W. R
Pekerjaan/Jabatan
Ikut dalam ekskul pramuka
Siswa kelas XI ya Siswa kelas XII ya Siswa kelas XII tidak Siswa kelas X Siswa kelas XII tidak Siswa kelas XII tidak Guru matematika dan pembina pramuka Sumber Data Primer, diolah Maret 2015
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2 MODEL KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta tidak diketahui secara pasti mulai ada sejak kapan. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak R selaku pembina pramuka di SMA Negeri 1. Berikut penuturannya: “...wah. Pasnya tahun berapa saya kurang tau, mas. Saya ngajar disini baru sekitar 6 tahun. Dulu sebelum ekstrakurikuler belum diwajibkan kaya sekarang, yang ikut itu Cuma sedikit, mas. Hanya sekitar 20-an anak yang ikut. Tapi sekarang setelah kurikulumnya berubah sudah beda, mas...” Mulai tahun ajaran 2013 ekskul kepramukaan di SMA Negeri 1 Surakarta merupakan ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti setiap peserta didik kelas X, kecuali kelas XII tidak diwajibkan karena dipersiapkan untuk fokus menghadapi Ujian Nasional. Hal tersebut sehubungan dengan ditetapkannya kurikulum 2013 dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dalam kurikulum 2013 telah terjadi perubahan posisi dan kedudukan Organisasi Pramuka dalam dunia pendidikan. Organisasi Pramuka dan kegiatan kepramukaan dinilai sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional. Sehingga kepramukaan mendapat perhatian yang serius dan posisi yang sangat penting dalam mendidik anak-anak. Walaupun kepramukaan diposisikan sebagai ekstrakurikuler namun diberikan penekanan “wajib” bagi seluruh siswa dan lembaga pendidikan di tiap jenjang. Peraturan wajibnya pramuka di tiap jenjang pendidikan dinilai dapat membantu dalam mewujudkan pendidikan Nasional.
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Matriks 4.2 Model pelaksanaan kegiatan ekskul pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014
Model pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka
PESERTA
KEGIATAN
TUJUAN
a.
b. Model Blok
Model Aktualisasi
Model Reguler
Seluruh siswa-siswi kelas X pada awal masuk sekolah
Wajib bagi Seluruh siswa-siswi kelas X
Hanya kelas XI dan tidak diwajibkan
Training Orientasi Kepramukaan
a. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali b. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit. c. Kegiatan sistem Aktualisasi merupakan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler Pramuka. d. Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)
1. Bersifat sukarela sesuai dengan bakat dan minat peserta didik 2. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. 3. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali. 4. Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan Pramuka pada satuan atau gugus satuan pendidikan. 5. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) yang telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD).
Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik pada awal masuk lembaga pendidikan. Meningkatkan kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui: Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan, Darma ke-2 bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak.
a. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik. b. Media Aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan. c. Meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang, dan Penegak.
meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memiliki minat dan ketertarikan sebagai anggota pramuka, melalui: aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak.
Sumber: data primer, diolah maret 2015 Hal tersebut dikuatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Dalam Permen ini salah satunya mengatur tentang pengorganisasian model pelaksanaan ekstrakurikuler kepramukaan pada kurikulum 2013, yang salah satu isinya membahas model-model dalam pendidikan kepramukaan, adalah sebagai berikut : commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. MODEL BLOK Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dengan menerapkan sistem blok adalah bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada awal peserta didik masuk di satuan pendidikan. Sistem blok ini dilakukan dengan alokasi waktu 36 jam pelajaran karena sifatnya baru pengenalan. Sistem blok ini merupakan “Training Orientasi Kepramukaan bagi peserta didik” sesuai tingkatan dan usianya. Sistem penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sistem blok dilakukan dengan menggunakan modul, sehingga setiap pendidik dapat mengajarkan pendidikan kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini, sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), dan satuan pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan. Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem blok adalah: a. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik pada awal masuk lembaga pendidikan. b. Meningkatkan kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui: Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan Darma ke-2 bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak. 1.1
KEMAH
SEBAGAI
KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
PRAMUKA MODEL BLOK DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Penerapan kegiatan model blok dalam ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta dilakukan pada awal tahun ajaran baru saat setelah commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
siswa kelas X melakukan kegiatan masa orientasi dengan kegiatan kemah yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi kelas X, guru, anggota ekstrakurikuler pramuka. Selain untuk mengenalkan pendidikan kepramukaan kepada siswa-siswi baru, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengakrabkan diri antar siswa. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak R selaku guru dan pembina pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta, berikut penuturannya: “..kemarin saat awal tahun ajaran baru sekolah kita mengadakan camping yang tujuannya mengenalkan ke siswai-siswi baru tentang kegiatan dan pendidikan kepramukaan, mas. Kemarin kegiatannya kita adakan di Sekipan selama 3 hari 2 malam, seluruh siswa kelas X wajib ikut, mas....”
Kegiatan perkemahan tersebut merupakan implementasi kegiatan ekstrakurikuler model blok yang diselenggarakan SMA Negeri 1 Surakarta kepada seluruh siswa-siswi kelas X tahun ajaran baru yang bertujuan untuk mengenalkan pendidikan kepramukaan melalui kegiatan yang mendidik dan menantang. Kegiatan kemah juga dimaksudkan sebagai ajang siswa kelas X untuk beradaptasi dengan siswa-siswi lain. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak R, berikut kutipannya: “...kemah itu juga dimaksudkan untuk ajang mengakrabkan diri siswasiswi baru dengan teman-teman baru, selain itu kegiatan kemah juga mengandung nilai-nilai pendidikan contohnya belajar mandiri, hidup sederhana, dan masih banyak lagi, mas....”
Kegiatan di alam terbuka, sebagai salah satu unsur metode kepramukaan, merupakan cara yang efektif dalam proses pembentukan watak dan kepribadian, pemantapan mental / moral / spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.
Karena itu kegiatan di alam terbuka dalam
kepramukaan merupakan suatu kegiatan yang penting. commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berkemah merupakan salah satu bentuk kegiatan penerapan metode kepramukaan yang mendorong peserta didik untuk introspeksi sehingga menyadari tentang diri pribadinya yang berkaitan dengan Pinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka. Hidup dalam perkemahan di Alam Terbuka yang jauh dati tempat tinggal dan kota yang penuh kemudahan, kemewahan, ketergantungan, mendorong peserta didik/ kaum muda untuk menyadari tentang apa yang perlu dan nyata dalam hidup ini. Dewasa ini kaum muda dihadapkan pada dunia yang sukar untuk membedakan antara apa yang penting dan apa yang berkelebihan, apa yang perlu dan apa yang dapat ditunda, apa yang asli dan apa yang palsu, apa yang riil dan apa yang ilusi. Dengan berkemah atau hidup dalam perkemahan peserta didik dapat menghargai kesederhanaan hidup dialam. Dengan cara ini mereka mampu menghindari hidup yang konsumtif, dapat memahami pentingnya hidup harmonis dengan alam dan memeliharanya. Dengan demikian berkemah adalah alat pendidikan. Berkemah, sebagai proses pendidikan di Alam Terbuka, perlu dilakukan secara reguler / periodik, karena dengan berkemah proses pemantapan mental / moral / spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial terbina dan terkembang secara efisien dan efektif. Acara berkemah sedikitnya diadakan 2 ( dua ) bulan sekali. Berkemah itu efektif sebagai alat pendidikan kalau : 1. Mudah, manfaat, murah ( 3M ) 2. Dilaksanakan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. 3. Dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. 4. Dilaksanakan dengan memperhatikan Keselamatan dan kemananan commit to user 5. Disiplin dan menjaga serta memelihara lingkungan 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berkemah dalam kepramukaan adalah suatu rekreasi yang bersifat edukatif yang dilaksanakan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, dimana terjadi proses pendidikan dalam bentuk pembelajaran interaktif, untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Berkemah, sebagai bagian yang sangat esensial / sangat perlu dalam proses pendidikan seorang Pramuka, merupakan titik kulminasi / puncak semua yang dipelajari peserta didik dalam pertemuan pelantikan yang diikutinya. Kepramukaan adalah kegiatan di alam terbuka, Pramuka bukanlah sekedar nama, tidaklah patut menamakan dirinya Pramuka kalau dia tidak pernah berkemah. Satuan Pramuka yang baik dan efektif bukanlah Satuan Pramuka yang bergerak dilokasi pelatihan rutin yang kegiatanya agar anggotanya memperoleh Tanda Kecakapan, tetapi Satuan Pramuka yang dinamis dan bergerak dialam terbuka ( hutan, pegunungan, laut ) dan membina, mengembangkan serta menerapkan keterampilan kepramukaan di lingkungan yang tepat. Indikator Satuan pramuka yang efisien dan efektif dinilai antar
dasar
pengalaman dan keberhasilan satuan tersebut
mengadakan kegiatan berkemah. Tujuan dan Sasaran Berkemah dalam Kepramukaan a. Tujuan berkemah adalah membina dan mengembangkan, melalui kepramukaan, ketahanan mental / moral / spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai individu dan anggota masyarakat. b. Sasaran berkemah dan kepramukaan adalah peserta didik mampu : 1. meningkatkan keyakinan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
commit to user 2. membina mental dan kepercayaan kepada diri sendiri 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh 4. meningkatkan daya kreasi, ketangkasan dan keterampilan 5. membina kerjasama, gotong royong dan kerukunan 6. melatih hidup prasahaja dan berswadaya (mandiri) 7. menambah pengetahuan dan pengalaman 8. meningkatkan rasa kecintaan pada tanah air 9. menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan pengabdian dan baktinya pada tanah air dan bangsa
Berkemahan adalah kegiatan untuk Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega bahkan dapat juga dilakukan oleh anggota dewasa (Pembina, Pelatih, Pamong dan Instruktur Saka). Pramuka Siaga Perindukan dapat melakukan kegiatan berkemah, dengan ketentuan , sebagai berikut : 1. Berkemah dilaksanakan pada siang hari saja (tidak bermalam), biasanya disebut PERSARI (perkemahan satu hari). 2. Tenda sudah didirikan oleh Pembina dan Pembantu Pembina Siaga dapat menerima bantuan Pramuka Penggalang, Penegak, Pandega sebaiknya melibatkan dan mengikut sertakan para orang tua Pramuka Siaga yang bersangkutan. 3. Tidak memasak, makanan mereka bawa dari rumah. 4. Acara kegiatan disusun sedemikian rupa oleh Pembina Pramuka Siaga sehingga menjadi kegiatan bermain yang menggembirakan dan mengesankan. 5. Setelah Persari selesai tenda dan peralatan
perkemahan lainnya
dibongkar dan disimpan oleh Regu Kerja / Sangga Kerja. Pemilihan tempat berkemah : commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. tanahnya rata atau sedikit miring dan berumput 2. terdapat pohon pelindung 3. terdapat saluran pembuangan air 4. dekat dengan sumber air 5. pemandangan alam yang menarik 6. terdapat arena untuk bertualang 7. keamanan terjamin 8. tidak terlalu dekat dengan perkampungan dan jalan raya 9. tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan dan pos keamanan Pelaksanaan perkemahan a. Persiapan kegiatan berkemah harus merupakan putusan dewan satuan (perindukan, pasukan, ambalan, racana). 1. penentuan waktu, tempat, tujuan dan biaya 2. pengadaan peralatan dan perbekalan 3. peninjauan tempat berkemah 4. izin orang tua peserta didik dan izin pada penguasa setempat 5. pembentukan panitia pelaksana 6. penyusunan acara perkemahan b. Pelaksanaan 1. kegiatan hendaknya diusahakan menurut rencana yang telah disiapkan sesuai dengan tujuan perkemahan 2. pelaksanaan acara harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik 3. acara dimungkinkan untuk diubah sesuai dengan perkembangan keadaan. 4. tersedianya acara pengganti dan tambahan untuk memberi kesibukan pada waktu luang 5. setiap kegiatan yang dilakukan hendaknya selalu memperhatikan faktor commit to user pengamanan dan keselamatan peserta 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. setelah perkemahan usai, lokasi perkemahan harus bersih dan tidak terkesan baru saja digunakan perkemahan. 7. Perlengkapan Pribadi regu, sangga, reka supaya sesuai dengan situasi dan kondisi perkemahan khususnya, waktu, lokasi, musim, tujuan dan sasaran, lingkungan acara dll. c. Kegiatan berkemah untuk Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat dilakukan oleh seorang atau oleh sangga atau reka, namun harus tetap memperhatikan ketentuan dan prosedur yang berlaku. d. Evaluasi Evaluasi pelaksanaan perkemahan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun perencanaan perkemahan di masa mendatang. Yang perlu dievaluasi : 1. prestasi peserta didik selama berkemah 2. apakah terjadi adanya perubahan sikap pada peserta perkemahan 3. tentang kesehatan peserta 4. tentang kemungkinan kekurangan yang dapat ditemukan selama berkemah
1.2 PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA DALAM KEGIATAN KEMAH Berkemah dalam kepramukaan adalah sesuatu rekreasi yang bersifat edukatif yang dilaksanakan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, dimana terjadi proses pendidikan dalam bentuk pembelajaran interaktif untuk mencapai sasaran dan tujuan pendidikan. Tujuan berkemah adalah “Membina dan mengembangkan ketahanan mental/ moral/ spiritual, fisik, intelektual, emosional, dan sosial sebagai commit to user individu dan anggota masyarakat”. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 89)
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selanjutnya menurut Tim (2005: 31) menyebutkan bahwa tujuan berkemah adalah : 1. Memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan, dan mengembangkan sikap bertanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam. 2. Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, membina kerja sama dan rasa memiliki. Jadi, tujuan berkemah adalah agar peserta didik dapat belajar hidup bersosialisasi dengan alam dan masyarakat. Manfaat berkemah adalah sebagai berikut : a. Mengagumi alam ciptaan Tuhan. b. Mempercakap diri dalam melaksanakan ajaran-ajaran pramuka. c. Mempraktekkan sistem kerukunan. d. Dapat mengenal alam dan kawan dari dekat. e. Kita akan menemukan hal-hal yang baru yang akan mempertebal percaya pada diri pribadi. (Lemdikacab, 2001: 89) Sasaran berkemah dalam kepramukaan adalah peserta didik mampu : a. Meningkatkan keyakinan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Membina mental dan kepercayaan kepada diri sendiri. c. Meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh. d. Meningkatkan daya kreasi, ketangkasan, dan keterampilan. e. Membina kerja sama, gotong royong, dan kerukunan. f. Melatih hidup prasahaja dan berswadaya. commit to user g. Manambah pengetahuan dan pengalaman. 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h. Meningkatkan rasa kecintaan pada tanah air. i.
Menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan pengabdian dan bakti pada tanah air dan bangsa. (Lemdikacab Ponorogo, 2001: 89) Jadi, berkemah merupakan kegiatan yang dilakukan di alam terbuka
dengan tetap memperhatikan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar peserta didik dapat mandiri dengan tetap menyadari sebagai makhluk sosial. Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikar, ungkapan kata hati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan. Apa yang tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedangkan yang ada di dalam Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongkret dalam tingkah laku ataupun sikapnya, atau dengan kata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekanan. Berdasarkan model kegiatan pramuka yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 63 Tahun 2014 tujuan kegiatan ekstrakurikuler pramuka penegak model blok adalah aplikasi dasadarma pramuka khususnya darma ke-1 dan darma ke-2. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Surakarta, penerapan nilai Dasadharma dalam Kegiatan kemah adalah sebagai berikut. 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa commit to user a. Pengertian
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagai pribadi yang lemah, kita harus beribadah kepada Tuhan YME. Dia adalah pencipta yang ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat maupun tidak terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-Nya, kita wajib menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Contohnya, sebagai muslim mengerjakan shalat lima kali sehari semalam, membaca Alquran, puasa, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan penuturan T.W. siswa kelas XI, berikut penuturannya: “...dasadarma yang pertama adalah takwa kepada Tuhan, yang artinya pramuka itu harus taat beribadah kepada tuhan, dan tidak melakukan larangan dalam agamanya..” Hal senanda juga seperti apa yang diungkapkan Bapak R selaku guru dan pembina ekstrakurikuler pramuka, berikut penuturannya: “...dasadarma yang pertama itu takwa kepada tuhan, artinya seorang pramuka harus selalu taat beribadah dan menjahi larangan-Nya...” b. Penerapan dalam Kegiatan Kemah Pada saat kegiatan kemah seluruh peserta siswa-siswi yang beragama islam diwajibkan melakukan ibadah solat 5 waktu tepat waktu dan dilakukan secara berjamaah. Selain itu para peserta yang beragama
non-muslim
juga
harus
menghormati saat
sedang
melakukan solat berjamaah dengan tidak berisik dan mengganggu kekhusyukan ibadah solat. Hal ini sesuai dengan penuturan T.W. siswa kelas XI, berikut penuturannya: “...pada saat kegiatan kemah dulu setiap memasuki waktu solat wajib seluruh siswa peserta diberikan waktu untuk istirahat, mas. Kemudian seorang siswa muslim bertugas azan, setelah itu baru solat berjamaan, mas. Itu dilakukan setiap udah waktu solat, mas...” commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia a. Pengertian Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-Nya. Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya. Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang. Hal ini sesuai dengan penuturan D.D. siswa kelas XII, berikut penuturannya: “...dasadarma yang kedua adalah cinta alam dan kasih sayang sesama manusia artinya adalah pramuka harus mencintai alam, maksudnya adalah tidak boleh merusak alam, contoh membuang sampah tidak sembarangan dan pada tempatnya. Kasih sayang sesama manusia adalah seorang pramuka harus mengahargai, dan menghormati sesama manusia. Contohnya tidak membeda-bedakan suku bangsa manusia...”
b. Penerapan dalam kegiatan kemah Pada saat
kegiatan kemah seluruh siswa-siswi peserta
diwajibkan selalu membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan untuk menjaga kebersihan area perkemahan dan tidak diperbolehkan mencabut tanaman-tanaman yang tumbuh disekitar area perkemahan. Selain itu juga seluruh peserta melakukan kegiatan bersih-bersih dan memungut sampah di sekitar areal perkemahan. Hal commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh D.D, berikut kutipannya: “...dulu waktu saya mengikuti kegiatan kemah, seluruh siswa diwajibkan membuang sampah di tempat yang udah disediakan, mas. Selain itu juga ada kegiatan bersih pada saat hari pertama dan hari terkahir kemah, mas. Kegiatan ini bagus buat memupuk rasa cinta alam menurut saya, mas....”
1.3 NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM KEGIATAN KEMAH Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam kegiatan kemah yang dilakukan pada saat awal masuk keleas X menurut Bapak R adalah siswa dapat belajr mandiri, hidup sederhana, bakti sosial, mencintai alam, kerja sama, taat beribadah. Hal ini sesuai dengan penuturan bapak R, berikut penuturannya: “...dalam kegiatan perkemahan selain diajarkan untuk mandiri, gotong royong, gotong royong contohnya siswa bersama-sama dan bergotong royong dalam mendirikan tenda, kemah juga mengajarkan siswa hidup sederhan, mas. Saat kemah siswa disediakan makanan yang sederhana, kemah juga mendidik siswa untuk belajar mencintai alam, contohnya kemarin siswa bersama-sama memberishkan sampah yang ada di tempat persaminya, mas. Hidup mandiri, contohnya siswa harus belajar mencuci pakaiannya sendiri. Hidup sederhana, kemarin juga kita mengadakan bakti sosial kepada warga sekitar tempat kemah, mas. Seluruh siswa harus membawa beras, makanan, pakaian layak pakai, alat tulis yang kemudian disumbangkan ke warga sekitar. Kegiatan ini untuk bertujuan untuk mendidik jiwa sosial siswa, mas. Selain itu dalam kegiatan sosial seluruh siswa turun langsung untuk memberikan bantuannya, mas. Ini dimaksudkan agar siswa dapat terlibat langsung dengan kegiatan-kegiatan sosial. Bagi yang muslim kegiatan persami juga mengajarkan agar menjalankan ibadah solat tepat waktu, dan mengajarkan toleransi antar pemeluk agama juga, mas. Dalam kemah juga Mengajarkan kepemimpinan dan musyawarah juga, mas. Contohnya setiap siswa dibagi menjadi beberpa kelompok dan setiap kelompoknya dipimpin oleh seorang ketua kelompok yang pilihtooleh commit user anggota kelompoknya. Dalam kegiatan kemah selalu ada kegiatan api unggun yang dijadikan waktu 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
setiap kelompok mempertunjukkan bakat, seperti menyanyi, bermain alat musik, membaca puisi, kegiatan ini mengajarkan siswa agar percaya diri dan tidak malu tampil di depan publik, mas....” Kegiatan
kemah
dalam
prosesnya
terdapat
berbagai
kagiatan
menggembirakan sekaligus mendidik baik keterampilan, sikap dan budipekerti peserta yang mengikutinya. Kegemaran akan berkemah tidak pernah menurun, dalam prosesnya banyak kegiatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan yang diajarkan kepada siwa. Perubahan sikap menjadi lebih baik akan terlihat ketika kegiatan-kegiatan tersebut di laksanakan, mulai dari mandiri, kedisiplinan, hingga mereka dapat memahami arti dan makna mengapa mereka harus melakukan hal tersebut. Pendidikan dalam bentuk kemah perlu di tingkatkan dan di kembangkan lagi baik dari sumber daya pengajar serta tuntunan pelaksanaan yang lebih baik dan menarik, hal tersebut di dasari akan perlunya teknik serta cara melatih anakanak yang hidup di masa moderen agar tetap memahami serta dapat melaksanakan suatu cara hidup dengan mengandalkan cara-cara tradisional yang selain dapat membina fisik juga dapat melatih pola fikir yang kretif tanpa merusak lingkungan di sekitar mereka. Terlebih dalam kegiatan ini mereka dapat berkreatifitas dalam bidang seni lewat pertunjukan budaya Api unggun. Apabila kegiatan ini rutin di laksanakan maka tak ayal tujuan dari bangsa Indonesia menciptakan generasi emas yang memiliki budi pekerti, rasa tenggungjawab dan pengabdian penuh terhadap bangsa Indonesia di tahun 2045 akan terwujud.
commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Matrik 4.3 Matriks nilai-nilai pendidikan dalam kegiatan kemah Nilai pendidikan dalam kegiatan kemah mandiri
Gotong royong
Bakti sosial
Taqwa kepada tuhan YME
Mencintai alam
Kerja sama Hidup sederhana kepemimpinan toleransi
Penerapannya dalam kegiatan kemah Siswa selama berkemah 3 hari 2 malam tinggal tidak bersama orang tua, mencuci baju sendiri. Bekerja bersama dalam mendirikan tenda, memasak untuk makan pagi, siang, malam Memberikan bantuan berupa pakaian layak pakai, bahan pokok kepad warga sekitar perkemahan Bagi umat muslim menjalankan ibadah solat berjamaah dan tepat waktu, saling menghormati pemeluk agama lain Selama berkemah siswa tidak boleh mengotori tempat perkemahan, memungut sampah yang berserakan di sekitar area perkemahan, menanam pohon Melauli permainan Mengelola dan mengatur kelompok Tidak berisik saat siswa muslim melakukan ibadah solat berjamaah Siswa bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, contoh mencari kayu bakar, mengambil air, Pertunjukkan seni saat acara api unggun
Tanggung jawab
Percaya diri
Sumber: wawncara dengan Bapak R, diolah maret 2015
Matrik 4.4 kegiatan ekstrakurikuler pramuka Model blok di SMA Negeri 1 Surakarta Nama T.W. D.D. Q.A.K. A.I. I.O.D.H. D.P.W.
kelas XI XII XII X XII XII
Kegiatan ekskul pramuka saat kelas X (Model Blok) Wajib ikut Wajib ikut Wajib ikut Wajib ikut Wajib ikut Wajib ikut
Sumber Data Primer, diolah commit to Maret user 2015
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. MODEL AKTUALISASI Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dengan menerapkan sistem Aktualisasi adalah bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan. Sistem penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sistem Aktualisasi dilakukan dengan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan. Oleh karena itu pendidik harus terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan pendidikan kepramukaan. Pendidik yang menyampaikan materi pada sistem ini, sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK),
dan
satuan
pendidikan telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan. Aktivitas Sistem Aktualisasi : 1. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali. 2. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit. 3. Kegiatan
sistem
Aktualisasi
merupakan
kegiatan
Latihan
Ekstrakurikuler Pramuka. 4. Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) Tujuan pelaksanaan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem Aktualisasi adalah: 1. Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik. commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Media Aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan. 3. Meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang, dan Penegak.
2.1 KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
PRAMUKA
MODEL
AKTUALIASASI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Dalam kegiatan pramuka, banyak sekali kegiatan yang bermanfaat bagi siswa. Kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, berisikan kegiatan yang dapat membuat anak belajar tentang kepribadian yang luhur, disiplin. Salah satu kegiatan model aktualisasi ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta adalah kegiatan pelatihan pengetahuan umum kepramukaan, kegiatan tersebut sangat penting bagi seluruh siswa untuk memahami hakikat Pramuka. Hal ini dijelaskan dengan panjang lebar oleh Pembina Pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta (Bapak Rusbandi) sebagai berikut: “...Pengetahuan umum tentang kepramukaan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang kegiatan Pramuka. Pengetahuan dalam Pramuka itu sangat banyak sehingga siswa diwajibkan mengikuti kegiatan ini secara rutin. Berbagai jenis pengetahuan kepramukaan misalnya sejarah Pramuka, tingkatantingkatan dalam Pramuka seperti Siaga, Penggalang dan Pandega. Serta usia yang tepat sesuai tingkatan tersebut. Di samping itu siswa diajarkan karakter-karakter moral dalam pramuka sehingga kelak siswa memiliki karakter yang baik dalam kehidupannya...” Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dinyatakan bahwa pengetahuan umum tentang kepramukaan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Melalui kegiatan ini siswa dapat memiliki pengetahuan kepramukaan commit to sebagai user modal awal dalam mengikuti
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kegiatan Pramuka. Dalam kegiatan ini siswa akan dapat memiliki karakter moral sesuai yang diharapkan sehingga kelak dapat digunakan dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan pengetahuan umum tentang pramuka tersebut dilaksanakan di dalam kelas, dan dilaksanakan setiap hari Jum’at pukul 13.30. Karena kegiatan ekstrakurikuler pramuka model aktualisasi lebih sering dilakukan di dalam kelas dengan metode persentasti, ada beberapa informan mengeluhkan bosan mengikuti kegiatan pramuka di sekolahnya karena sangat jarang kegiatan diluar lapangan atau alam terbuka, Hal ini seperti yang diungkapkan oleh D.P.W: “...Ekskul pramuka identik dengan kegiatan diluar kelas, di alam, jadi jangan persentasi terus isinya... Pernyataan tersebut juga senada dengan penuturan I.O.D.H siswi kelas XII, berikut penuturannya : “...kegiatan pramuka setiap hari Jum’at harusnya lebih variasi, jangan hanya persentasi di dalam kelas terus...” Pernyataan senada juga diungkapan oleh Q.A.K siswi kelas XII, dia menuturkan : “...ekskul pramuka tiap Jum’at jangan di kelas terus, bosen...” Berikut matriks hasil wawancara tentang bentuk kegiatan model aktualisasi dalam ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta.
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Matrik 4.5 bentuk kegiatan ekskul pramuka model aktualisasi di SMA Negeri 1 Surakarta Nama
kelas
Alasan tidak mengikuti ekstrakurikuler pramuka
D.P.W
XII
Kegiatannya kurang variasi, hanya persentasi
I.O.D.H
XII
Kegiatannya kurang variasi, hanya persentasi
Q.A. K.
XII
Kegiatannya kurang variasi, hanya persentasi, merasa bosan
Sumber Data Primer, Diolah Maret 2015
Karena kurangnya variasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka model aktualisasi di SMA Negeri 1 Surakarta meneyebabkan siswa mengeluhkan merasa bosan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Namun hal itu tidak membuat siswa bolos mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut karena siswa merasa kegiatan itu wajib diikuti. Hal ini sesuai dengan penuturan D.P.W. siswa kelas XII, berikut penuturannya: “...ya memang sih, mas. Kegiatannya kan dikelas gitu-gitu aja. Cuma ngedengerin persentasi aja. Bosen sih aslinya, tapi wajib kegiatannya. Jadi mau gak mau ya harus ikut. Padahal saya ga suka pramuka. Ekskul saya dulu waktu kelas X paskibra. Alesannya karena ingin belajar disiplin, dan juga dari ekskul paskibra saya jadi menambah teman...” Penuturan tersebut juga senada dengan apa yang dituturkan oleh I.O.D.H. siswa kelas XII, berikut penuturannya: “..kegiatan yang itu diwajibkan ikut, mas. Kegiataanya sih cuma persentasi di kelas aja. Ga suka saya, mas. Ngebosenin, mas. Tapi pramuka waktu kelas X harus ikut. ..” Hal senada juga seperti apa yang disampaikan Q.A.K siswi kelas XII, berikut penuturannya: “...kegiatannya lebih banyak persentasinya, mas. Jarang kegiatan outdoornya. Aslinya ga tertarik, mas. Saya dulu pengen ikut commit to user ekstrakurikuler OASE, ekskul OASE itu ekskul majalah sekolah,
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena saya lebih tertarik ke dunia jurnalistik. Ga pengen ikut pramuka juga. Tap diwajibkan ikut pula setiap jumat jam setengah 2 siang...”
Sangat berbeda dengan keterngan informan diatas, beberapa informan lainnya mengungkapkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka model aktualisasi dianggap menyenangkan dan tidak membosankan, karena dalam kegiatannya membahas nilai-nilai yang diajarkan dalam pramuka dan manfaatnya dalam hidup bermasyarakat. Hal tersebut sesuai dengan penuturan T.W. siswa kelas XI, berikut adalah penuturannya: “...saya tertarik mengikuti kegiatan ekskul pramuka model aktualisasi ini, mas. Karena saya ingin mengisi waktu luang saya sepulang sekolah, mas. Dan karena saya memang senang dengan pramuka. Menurut saya, dalam pramuka mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan. Contohnya kemah. Menurut saya dalam kemah itu mengajarkan kemandirian, kebersamaan....” Pernyataan senada juga seperti yang diungkapkan oleh A.I. siswi kelas XII, berikut penuturannya: “...saya tertarik ikut kegiatan ekskul pramuka yang wajib (model aktualisasi), soalnya dalam kegiatan itu dijelaskan oleh pramuka mengajarkan nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat. Contohnya dalam Dasa Darma pramuka itu mengajarkan nilai-nilai yang harus dilaksanakan seorang pramuka...” Senada dengan pernyataan tersebut juga seperti apa yang diungkapkan oleh D.D. siswa kelas XII, berikut kutipannya: “...dulu waktu saya kelas X saya selalu mengikuti kegiatan ekskul pramuka model aktualisasi karena selain mengisi waktu luang saat pulang sekolah, juga sekalian belajar dan akhirnya tau hal-hal apa saja yang ada dalam eksku pramuka. Kemudian saya tertarik ikut pramuka, dan pada kelas XI saya ikut ekskul yang model regulernya juga...” commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan
digilib.uns.ac.id
ekstrakurikuler
diadakan
dengan
tujuan
untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu dari tiap peserta didik serta ditujukan agar peserta didik mengikuti kegiatan-kegiatan
yang
positif
dan
bermanfaat.
Dalam
kegiatan
ekstrakurikuler pramuka model aktualisasi juga memberi pengetahuan kepada siswa tentang nilai-nilai yang diajarkan dalam pramuka. Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dijadikan suatu wadah bagi peserta didik untuk berkumpul sehingga mampu menghilangkan rasa lelah setelah mengikuti kegiatan pada jam pelajaran sekolah. Namun pada pelaksanaanya masih ada siswa yang hanya karena diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. Berikut peneliti sajikan hasil lengkap wawancara dalam bentuk matriks. Matrik 4.6 Alasan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka model aktualisasi di SMA Negeri 1 Surakarta nama
kelas
Ekskul pramuka kelas X Model Blok
Tyan Widotomo
XI
Wajib ikut
Deasy Dirgantari Qisty Aulia Khoiry Dewita Putri W
XII XII
Wajib ikut Wajib ikut
XII
Wajib ikut
Ika Oktaviani Dewi Hanifah Agra Ignatius
XII
Wajib ikut
X
Wajib ikut
Minat terhadap ekskul pramuka berminat
Ekskul pramuka kelas X model aktualisasi
berminat Tidak berminat Tidak berminat tidak berminat berminat
Selalu hadir karena tertarik Selalu hadir karena diwajibkan
Selalu hadir karena tertarik
Selalu hadir karena diwajibkan Selalu hadir karena diwajibkan Selalu hadir karena tertarik
Sumber Data Primer, diolah maret 2015
2.2 NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
PRAMUKA
MODEL
AKTUALISASI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA
Makna aktualisasi nilai karakter pada Tri Satya dan Dasa Darma bagi commitdan to user pramuka Penggalang, penegak, pandega melalui permainan adalah
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seperti dijelaskan dalam penjelasan berikut. Untuk memahami makna nilai karakter pada tri satya dan dasa darma, Tri Satya merupakan janji seorang Pramuka penggalang, penegak, pandega, dan orang dewasa. yang harus dtepat. Sebagai sebuah janji maka membawa konskwensi harus ditepati. Pramuka berjanji dengan Tri Satya, dengan sepenuh kehormatannya dan ia selalu berusaha memenuhi janjinya itu demi kehormatannya semata. Kewajiban kepada Tuhan, jelas ia harus memeluk suatu agama yang dinyakini.
Segala
ajarannya
dilakukan
dan
segala
larangannya
dihindarkannya. Kewajiban kepada negara, seorang Pramuka akan selalu berusaha menjunjung tinggi kehormatan dan kewibawaan negaranya (Indonesia) dengan jalan tunduk kepada undang-undang yang berlaku, menghormati benderanya, melaksanakan dasar negaranya menghayati lambang negaranya, mengakui pemerintahannya, dan menghayati lagu kebangsaannya. Mengamalkan Pancasila, dengan jalan melaksanakan dan menjalankan tuntunan tingkah laku. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat, sudah dijelaskan dalam uraian Dasa Darma. Sedang mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat, seorang penggalang harus mencari ilmu di sekolah dan pengetahuan di masyarakat agar kelak setelah dewasa ia menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara. Oleh karena itulah dalam hidupnya haruslah dapat melakukan bina diri, bina satuan dan bina masyarakat. Selanjutnya makna nilai karakter yang ada pada dasa darma bagi pramuka penggalang, penegak dan pandega yang berisi 10 ketentuan moral yang dapat dijelaskan secara rinci. 1. Takwa kepada Tuhan Yang maha Esa. Makna nilai karakter yang terkandung adalah: a. Bersikap cinta dan kasih sayang, setia, patuh, adil, jujur dan suci. commit to user b. Melaksanakan ibadah menurut agamanya. 82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Memperingati hari-hari besar agama, d. Menghormati orang yang beragama lain, e. Mengikuti ceramah-ceramah keagamaan, f. Menghormati orang tua. 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Makna nilai karakter yang terkandung adalah: a. Mencintai segala macam tumbuh-tumbuhan dan hewan. Mengenal berbagai jenisnya, sifat-sifatnya dan manfaatnya, b. Tidak mementingkan diri sendiri, c. Menghargai orang lain, d. Mengaku saudara kepada Pramuka lain (sedunia).
3. Patriot yang sopan dan kesatria. makna nilai karakternya: a. Menjadi putra tanah air yang siap berbakti dan Siaga membela ibu pertiwi, b. Menghormati dan memahami lambang negara, bendera Sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya, c. Memahami nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (kekeluargaan, gotong royong, ramah tamah, dan religius), d. Mengenal adat istiadat suku-suku bangsa di Indonesia, e. Selalu membela yang lemah dan yang benar, f. Membiasakan diri mengakui kesalahan dan membenarkan yang benar, g. Hormat kepada orang tua, guru dan pemimpin, commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Patuh dan suka bermusyawarah. Makna nilai karakternya: a. Menepati janji, b. Mematuhi peraturan, c. Menghargai pendapat orang lain, d. Merumuskan kesepakatan dengan memperhatikan kepentingan orang banyak, e. Membiasakan bermusyawarah sebelum melakukan kegiatan.
5. Rela menolong dan rabah. Makna nilai karakternya: a. Cepat menolong kecelakaan tanpa diminta, b. Member tempat di tempat umum kepada wanita dan orang tua, c. Membiasakan diri mengatasi masalah-masalah, d. Pantang mundur menghadapi kesulitan.
6. Rajin trampil dan gembira. Makna nilai karakternya: a. Membiasakan membaca buku-buku yang bermanfaat, b. Membiasakan untuk menyusun dan menepati jadwal yang di buat, c. Bekerja menurut manfaat, d. Tidak terlalu cepat menegur, mengkritik dan menyalahkan, e. Bergembira dalam setiap usaha, commit to user f. Tidak menunda-nunda pekerjaan sampai besok.,
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Memilih jenis keahlian yang sesuai dengan bakat, h. Tidak cepat puas dalam menyelesaikan pekerjaan i.
Tidak menolak segala tugas yang diberikan kepadanya.
7. Hemat, cermat dan bersahaja. Makna nilai karakternya: a. Menggunakan waktu dengan tepat, b. Tidak ceroboh, c. Berpakaian sederhana dan tidak berlebih-lebihan, d. Menghemat listrik, air, uang sehingga tidak terbuang percuma, e. Membiasakan untuk menabung.
8. Disiplin, berani dan setia. Makna nilai karakternya: a. Berusaha untuk mengendalikan diri, b. Mentaati peraturan, c. Menjalani ajaran dan ibadah agama, d. Belajar untuk menilai kenyataan, bukti dan keberanian informasi, e. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya, Makna nilai karakternya: commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Segala yang diperintahkan, dilakukan dengan tanggung jawab penuh, b. Berani bertanggung jawab atas sesuatu tindakan yang diambil dalam hal tugas yang tidak dapat atau sulit dikerjakan, c. Tidak akan mengelakkan tanggung jawab dengan alasan yang dicaricari, d. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain terutama yang menyangkut uang, materi, dan lain-lain, e. Apa yang dikatakan bukan suatu karangan yang dibuat-buat, f. Dalam menerima tugas, pasti dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, g. Dalam kehidupannya sehari-hari, ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya, h. Selalu menepati waktu yang telah ditentukan. 10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan. Makna nilai karakternya: a. Selalu melihat dan memikirkan sesuatu pada segi baiknya atau hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah tidak baik, b. Setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur serta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan orang lain, c. Sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, seorang Pramuka harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan negara, bangsa, agama dan keluarga, dan benar untuk kepentingan negara, bangsa, agama dan keluarga, d. Dengan selalu melakukan pikiran , perkataan, dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut sesuai jiwa Pramuka. commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Matrik 4.7 NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM DWI SATYA No
DWI SATYA
1.
Bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
anggota Pramuka Siaga harus mengikrarkan diri untuk benarbenar berjanji selalu melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan YME. Sebagai contoh tidak pernah meninggalkan peribadatan Agama, semisal Sholat Lima waktu (untuk Agama islam), Pergi ke gereja, ke phura, ke kuil dan lain-lain untuk menghadap sang khaliq. Yang itu merupakan penguatan spiritual bagi anggota pramuka.
Bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap NKRI.
Pramuka Siaga sudah sejak dini dilatih untuk menjalankan kewajiban terhadap NKRI. Sebagai contoh dalam berpakaian, seorang anggota pramuka selalu membawa lambang bendera Merah putih yang dikenakan di leher. Ini diartikan bahwa seorang anggota pramuka yang selalu cinta akan tanah air, hingga setiap kegiatan kepramukaan lambang bendera merah putih atau kita kenal kacu leher selalu dipakai. Usia Pramuka Siaga yaitu kisaran 7-10 tahun, dimana usia ini adalah masa anak-anak. Pendidikan pertama seorang anak adalah keluarga, dimana ada aturan-aturan keluarga yang harus dijalani oleh anak. Suatu contoh, bangun pagi, Sekolah, patuh pada orang tua, dan lain sebagainya. Di dalam pramuka satuan pendidikan pramuka dibentuk seperti layaknya keluarga dirumah, pembina putra sebagai ayahnya (yanda), dan pembina putri sebagai ibunya (bunda), dan ada makcik dan pakcik sebagai kerabat keluarga.
2
MAKNA TERKANDUNG
Bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku menurut aturan keluarga.
Setiap hari berbuat kebajikan.
YANG
Seorang pramuka harus berikrar, berjanji, untuk setiap hari berbuat kebajikan. Berbuat baik kepada sesama teman, lingkungan, terlebih kepada orang tua.
Sumber: JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 23, NOMOR 1, MARET 2014 JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 23, NOMOR 1, MARET 2014. commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Model Reguler Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan melalui ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dengan menerapkan sistem reguler adalah bentuk kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada Gugus depan (Gudep) yang ada di satuan pendidikan dan merupakan kegiatan pendidikan kepramukaan secara utuh. Oleh karena itu apabila satuan pendidikan memilih sistem reguler dan belum memiliki Gudep, maka harus terlebih dahulu menyiapkan sistem pengelolaan pendidikan kepramukaan melalui Gudep. Aktivitas Sistem Reguler: 1. Bersifat sukarela sesuai dengan bakat dan minat peserta didik 2. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. 3. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali. 4. Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan Pramuka pada satuan atau gugus satuan pendidikan. 5. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka) yang telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD).
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan, Sebagai
Ekstrakurikuler
WAJIB,
Tujuan
pelaksanaan
pendidikan
kepramukaan melalui ekstrakurikuler sistem reguler adalah meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memiliki minat dan ketertarikan sebagai anggota pramuka, melalui: commit to user aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga, dan 88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang dan Penegak. Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa: 1. Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda 2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda 3. Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan. Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut: 1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam 3. Peduli terhadap dirinya pribadi 4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka Metode kepramukaan merupakan cara memberikan pendidikan watak kepada anggota muda,yaitu dengan: 1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka 2. Belajar sambil melakukan kegiatan yang menyenangkan atau menghibur 3. Sistem berkelompok 4. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani commit to user peserta didik
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Kegiatan di alam terbuka 6. Sistem tanda kecakapan 7. Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri 8. Kiasan Dasar
3.1 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA-SISWI SMA NEGERI 1 SURAKARTA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA MODEL REGULER Kegiatan ekstrakurikuler pramuka model reguler di SMA Negeri 1 Surakarta merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sukarela boleh diikuti oleh siswa-siwi kelas XI. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam model ini dilaksanakan setiap hari sabtu sepulang sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam model ini hanya diikuti oleh sebanyak 24 siswa. Hal ini sesuai dengan penuturan T.W. siswa kelas XI yang mengikuti ekstrakurikuler model reguler, berikut penuturannya: “...jumlah siswa-siswi kelas XI yang mengikuti ekskul pramuka sekarang 26, mas. Lebih banyak dibanding tahun lalu yang hanya 24 siswa, mas. Biasanya peserta ekskul kelas X itu dijadikan dewan ambalan, mas. Kalo kegiatannya biasanya setiap hari sabtu, mas..” Dari penuturan tersebut terungkap bahwa jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler model reguler masih relativ sedikit. Adapun salah satu alasan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta adalah karena ingin “...saya ikut pramuka karena dalam pramuka diajarkan nilai-nilai yang bermanfaat untuk pendidikan moral dan untuk kehidupan bermasyarakat. Contohnya dalam dasa darma pramuka banyak mengandung nilai-nilai yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam darma ke-tujuh yang berbunyi hemat, cermat, dan bersahaja. Itu mengandung makna contohnya kita harus tepat dalam menggunakan waktu, commit tidak boros, to userdan masih banyak lagi kegiatan dalam pramuka...” 90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berbeda dengan penuturan diatas, penuturan lain juga disampaikan oleh D.D. siswa kelas XII, berikut penuturannya: “...saya ikut ekskul pramuka karena dulu waktu kelas X saya selalu menigkuti kegiatan pramuka yang model blok kemudian tertarik, kemudian ikut saat kelas XI. Selain itu juga saya mengikuti ekskul pramuka karena ingin menambah pengalaman dengan mengikuti lomba yang setiap tahunnya diadakan di UNS dan pesertanya dari banyak sekolah se-Jawa Tengah...” Berbeda dengan penuturan diatas juga seperti yang diungkapkan oleh I.O.D.H siswa kelas XII, berikut penuturannya: “...saya ga ikut ekskul pramuka model reguler karena sejak kelas X saya ga tertarik dengan ekskul pramuka karena ingin ikut ekskul lain yitu PMR. Karena saya ingin belajar merawat memberikan pertolongan kesehatan karena cita-cita saya ingin jadi dokter, mas...” Tidak mengikuti ekskul pramuka karena lebih menyukai ekskul lain juga seperti yang diungkapkan oleh Q.A.K siswa kelas XII, berikut penuturannya: “...saya tidak mengikuti ekskul pramuka waktu kelas X karena saya ga suka, mas. Saya lebih suka ekskul mading sekolah. Karena saya ingin belajar menulis dan senang dengan jurnalistik, mas...” Penuturan serupa juga seperti yang diungkapkan oleh D.P.W siswa kelas XII, berikut penuturannya: “...saya tidak dulu tidak ikut pramuka karena tidak tertarik ikut , mas. Alasannya saya lebih memilih untuk mengikuti ekskul paskibra karena teman-teman saya banyak yang mengikuti kegiatan paskibra, mas...” Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan ada beragam alasan siswa-siswa SMA Negeri 2 Surakarta dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Beberapa siswa menyatakan tertarik karena nilainilai
yang
diajarkan
dalam
kepramukaan,
beberapa
siswa
juga
mengungkapkan tidak tertarik karena lebih tertarik kepada ekstrakurikuler commit to user lainnya.
91
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan
digilib.uns.ac.id
ekstrakurikuler
menjadi
wadah
yang
tepat
dalam
pembentukan dan pengembangan karakter. Meskipun sebenarnya beberapa kurikulum telah mempersiapkan peserta didik untuk memiliki karakter yang dipersyaratkan dalam tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan serta Pendidikan Seni dan Olahraga merupakan beberapa kurikulum yang menghendaki peserta didik memiliki kompetensi spiritual,
kompetensi personal,
kompetensi sosial dan
kompetensi emosional secara seimbang. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan dimensi pembentukan karakter. Pendidikan karakter di sekolah memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik dan bermanfaat, warga masyarakat yang baik dan sebagai warga negara yang mempunyai tanggung jawab terhadap negaranya. Karakter tersebut tidak bisa diwariskan, karakter juga tidak bisa dibeli dan ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah suatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus dimulai sejak dini agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan
maksimal.
Namun
saat
ini
pengetahuan
siswa
tentang
ekstrakurikuler pramuka sebagai pendidikan karakter masih kurang, sehingga menyebabkan siswa kurang tertarik dan berminat dalam mengikuti ekstrakurikuler pramuka.
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Matriks 4.8 Alasan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka model reguler di SMA Negeri 1 Surakarta Nama
kelas
T.W.
XI
kegiatan ekskul pramuka saat kelas XI (Model Reguler) megikuti
D.D.
XII
mengikuti
Q.A.K. A.I. I.O.D.H. D.P.W.
XII X XII XII
Tidak mengikuti
Karena nilai-nlai yang terkandung dalam kegiatan pramuka Karena tertarik saat mengikuti kegiatan ekskul pramuka kelas X, dan ingin mengikuti lomba. Karena lebih tertarik mengikuti ekskul lain.
Tidak mengikuti Tidak mengikuti
Karena terlalu disiplin, dan tertarik pada ekskul lain Karena lebih tertarik megikuti ekskul lain
alasan
Sumber: wawancara informan, diolah maret 2015.
3.2 KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
PRAMUKA
MODEL
REGULER DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Organisasi
pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta diberi nama
PASPRAMA, yang merupakan singkatan dari Pasukan Pramuka SMA Neegeri 1 Surakarta. Organisasi pramuka ini selain wadah siswa dalam ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta juga, selalu mewakili sekolah dan kota Surakarta dalam mengikuti kegiatan perlombaan pramuka. Hal tersesbut seperti apa yang ditutrkan oleh Bapak R guru dan pembina pramuka, berikut penuturannya: “...pasprama itu nama oraganisasi pramuka di sma 1 ini, mas. Pesertanya dari kelas XI, sekarang berjumlah 26 orang yang ikut. Diketuai oleh dua orang, 1 ketua putra dan 1 ketua putri. Pasprama biasanya dikirimkan sekolah untuk mengikuti lomba pramuka, mas. Pernah juga ditunjuk mewakili sekolah SMA negeri di Solo yang ikut lomba pramuka....”
Penuturan serupa juga seperti apa yang diungkapkan oleh D.D. siswa kelas XII, berikut penuturannya: commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“...ekskul pramuka PASPRAMA adalah ekskul pramuka yang boleh diikuti kelas X, mas. Di dalam pasprama ada keanggotaannya, namanya dewan ambalan, dewan ambalan dipimpin sama dan 2 ketua atau pradana, 1 ketua kelompok pria atau kita nyebutnya manggala, dan 1 ketua untuk kelompok wanita disebutnya kusuma...” Penuturan senada juga seperti apa yang diungkapkan oleh A.I. siswa kelas X, berikut penuturannya: “...pasprama itu ekskul pramuka sma 1 surakarta yang khusus untuk ikut lomba, mas. Jadi selain ekskul bisa ikut lomba juga. Biasanya kita ikut lomba pramuka RRSC setiap tahun di UNS, lombanya biasanya diikuti peserta dari sekolah-sekolah SMA se-Jawa Tengah, mas....” PASRAMA adalah singkatan dari Pasukan Pramuka SMA Negeri 1 Surakarta. Selain sebagai organisasi ekstrakurikuler pramuka disekolah, PASPRAMA juga sebagai perwakilan SMA Negeri 1 Surakarta dalam mengikuti lomba kepramukaan. Menurut Dimas Rahmat PSAP (2010: 87), Peraturan Baris-Berbaris (PBB) adalah suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu. Sedangkan menurut Samingan,dkk (2000: 29), Peraturan Baris Berbaris ialah peraturan untuk mengatur sekelompok orang dalam suatu barisan untuk melakukan gerakan bersama-sama secara tertib dan serempak baik gerakan di tempat maupun gerakan berjalan. Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI.
commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari aspek tujuan. Kerena suatu kegiatan yang diakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan PBB memiliki tujuan tertentu diantaranya adalah sebagai berikut (Dimas Rahmat PSAP, 2010: 87): 1. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab. 2. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna. 3. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. 4. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri. 5. Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan Kegiatan baris berbaris diikuti oleh seluruh siswa karena bertujuan dalam membina karakter siswa untuk menanamkan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan pada terbentuknya perwatakan. Dengan demikian baris-berbaris bukan sekedar tahu tata cara tetapi memiliki makna dalam pembentukan karakter anggota Pramuka dan membentuk karakter konsekuensi, ketegasan dan berperilaku disiplin. Sebagaimana hasil wawancara dengan salah seorang siswa peserta Pramuka T.W sebagai berikut:
commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“...Dalam latihan baris berbaris kami dapat menerima materi berupa latihan baris berbaris dan aba-aba. Dalam latihan tersebut karaketr yang dikembangkan adalah disiplin dan konsekuensi diri. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa akan dapat membenahi diri dan membentuk watak serta kepribadian yang baik dalam meningkatkan dispilin sekolah...” Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa dalam latihan baris berbaris siswa dapat menerima matari berupa latihan baris berbaris dan aba-aba. Dalam latihan tersebut karaketr yang dikembangkan adalah disiplin dan konsekuensi diri. Oleh karena itu dalam kegiatan ini siswa akan dapat membenahi diri dan mebentuk watak serta keperibadian yanbg baik dalam meningkatkan dispilin sekolah. Materi PBB diberikan kepada siswa (anggota pramuka) saat kegiatan pramuka rutin berlangsung dalam beberapa kali pertemuan selama kurang lebih setengan jam. Siswa (anggota pramuka) saat latihan PBB berlangsung diberi kesempatan menjadi pemimpin barisan di depan. Ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan kepada siswa. Mereka dibagi dalam empat kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10 sampai 14 orang. Masing-masing siswa (anggota pramuka) diberi kesempatan untuk memimpin kelompoknya dengan memberikan aba-aba di depan secara bergantian. Baris-berbaris termasuk latihan gerak yang mewujudkan penanaman jiwa kepemimpinan, disiplin, rasa persatuan, dan kerjasama. Materi yang dipelajari dalam baris-berbaris adalah materi memberi dan menerima perintah atau abaaba. Aba-aba dalam baris-berbaris ada tiga macam, yaitu aba-aba petunjuk, aba-aba pelaksanaan, dan aba-aba peringatan. Dalam baris-berbaris juga dipelajari macam-macam bentuk barisan antara lain: bentuk barisan berbanjar, bersap, lingkaran besar/kecil, angkare, setengah lingkaran serta cara-cara berjalan dan lain-lain. Adanya latihan PBB guna memberikan kecakapan kepada siswa agar mereka bisa menjadi petugas/pelaksana dalam upacara pembukaan maupun commit to user upacara penutupan. Keterlibatan siswa sebagai petugas upacara pembukaan
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun penutupan dapat membentuk sikap kepemimpinan dan disiplin dalam diri siswa.
B. PEMBAHASAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA Untuk
menganalisa
temuan
dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan paradigma fakta sosial, dalam paradigma fakta sosial, struktur sosial dan pranata ini adalah bahasan utama dan dijadikan sebagai sesuatu yang “nyata”, sebaliknya struktur sosial dan pranata hanya dapat dijelaskan oleh fakta sosial. Fakta Sosial merupakan konsep yang menyatakan bahwa manusia tidak hidup hanya berdasarkan keinginannya saja, tapi ada kekuatan duluar manusia yang memaksa dia untuk bertindak dan menlakukan sesuatu. Dalam karyanya (eksemplar) yang berjudul Sucide (1897/1951 dalam Ritzer 2011:21), Durkheim mengemukakan tiga karakteristik fakta sosial yang berbeda. Pertama, gejala sosial bersifat eksternal terhadap individu. Misalnya bahasa, nilai-nilai, norma – norma profesionalitas dan lain sebagainya, dan merupakan sesuatu yang harus dipahami dan dilihat sebagai hal yang berada diluar individu. Kedua, bahwa fakta sosial itu memaksa individu. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa individu dipaksa, dibimbing, diyakinkan, didorong, bisa dipengaruhi oleh berbagai fakta sosial dalam lingkungan sosialnya. Fakta sosial ini disadari maupun tidak memaksa individu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tidakan tatapi tidak berarti bahwa hal ini merupakan paksaan yang bersifat negatif, adalah bahwa tidak berarti commitmaksudnya to user
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
paksaan ini harus dilakukan meskipun bertentangan dengan dirinya, semuanya kembali kedalam individu itu sendiri. ketiga, adalah bahwa fakta itu bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam satu masyarakat. Dapat disebutkan bahwa fakta sosial adalah sesuatu yang dimiliki oleh banyak individu dan bukan milik perorangan, sehingga fakta sosial selalu melibatkan banyak pihak. Pada penelitian ini ditemukan adanya peraturan yang mewajibkan siswa kelas X untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Aturan yang mewajibkan siswa kelas X untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka sesuai dengan Kurikulum 2013 yang dianut sebagai sistem pendidikan di SMA Negeri 1 Surakarta, pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib dikuatkan oleh PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER WAJIB PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan dua faktor yang menjadi motivasi siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. Faktor yang pertama adalah faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu sangat
mempengaruhi
minat
siswa
dalam
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler pramuka, yaitu karena siswa merasa diwajibkan untuk mengikutinya. Selain itu faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta adalah karena siswa ingin mengikuti lomba pramuka yang selalu diikuti oleh ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Berdasarkan temuan hasil penelitian faktor internal yang membuat siswa-siswi mengikuti pramuka adalah tertarik untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam pramuka yang commit to user
98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dirasa sangat berguna dan bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Matrik 4.9 Faktor yang memepengaruhi minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta 1.
Faktor eksternal -
Karena aturan yang mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. Karena siswa ingin mengikuti lomba pramuka yang diikuti oleh kegiatan ekstrakurikuler pramuka sma negeri 1 Surakarta Karena ingin mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka.
2.
Faktor internal
-
Selain itu adanya aturan yang mewajibkan siswa kelas XII tidak mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
dikarenakan
siswa
kelas
XII
dipersiapkan untuk menmpuh ujian nasional dan ujian masuk universitas. Aturan tersebut kemudian mempengaruhi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstraskurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta. Hal tersebut kemudian mengakibatkan siswa merasa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Surakarta karena diwajibkan oleh pihak sekolah, namun juga ada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena dirasakan banyak nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ekstrakurikuler pramuka. Penerapan
teori
fungsionalisme
struktural
dalam
penelitian
berdasarkan temuan adanya aturan yang diterapkan oleh kurikulum 2013 yang mewajibkan siswa kelas X mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka
model
blok
dan
model
aktualisasi.
Pembahasan
teori
fungsionalisme structural Parson dilakukan dengan empat skema penting mengenai fungsi untuk semua system tindakan, skema tersebut dikenal dengan sebutan skema AGIL. Dalam paradigma AGIL, fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan system. Menurut Parson ada empat fungsi penting yang mutlak dibutuhkan bagi commit to user(A), pencapaian tujuan atau goal semua system social, meliputi adaptasi
99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
attainment (G), integrasi (I), dan Latensi (L). Pertama adaptasi dilaksanakan oleh organisme prilaku dengan cara melaksanakan fungsi adaptasi dengan cara menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan eksternal. Sedangkan fungsi pencapaian tujuan atau Goal attainment difungsikan oleh system kepribadian dengan menetapkan tujuan system dan memolbilisai sumber daya untuk mencapainya. Fungsi integrasi di lakukan oleh system social, dan laten difungsikan system cultural. Bagaimana system cultural bekerja Jawabannhya adalah dengan menyediakan actor seperangkat norma dan nilai yang memotivasi actor untuk bertindak. Tingkat integrasi terjadi dengan dua cara, pertama : masing-masing tingkat yang paling bawah menyediakan kebutuhan kondisi maupun kekuatan yang dibutuhkan untuk tingkat atas. Sedangkan tingkat yang diatasnya berfungsi mengawasi dan mengendalikan tingkat yang ada dibawahnya. Empat fungsi tersebut wajib dimiliki oleh semua system agar tetap bertahan (survive), penjelasannya sebagai berikut: 1. Adaptation: fungsi yang amat penting disini system harus dapat beradaptasi dengan cara menanggulangi situasi eksternal yang gawat, dan system harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan juga dapat menyesuaikan lingkungan untuk kebutuhannnya. Dalam penelitian ini fungsi Adaptation terlihat dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 beradaptasi untuk menyiapkan materi ajar yang akan dijarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka model blok, aktualisasi, dan reguler, karena sesuai dengan kurikulum yang dianut yaitu kurikulum 2013. 2. Goal Attainment: pencapaian tujuan sangat penting, dimana system harus
bisa
mendifinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
Berdasarkan temuan di lapangan, goal attainment adalah tujuan diwajibkannya ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum 2013. Mengacu pada permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa fungsi commit to user
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan yang memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir. 3. Integration : artinya sebuah system harus mampu mengatur dan menjaga antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya, selain itu mengatur dan mengelola ketiga fungsi (AGL). Berdasarkan temuan di lapangan fungsi integrasi ditemuka dalam kurikulum 2013 yang mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler pramuka kepada siswasiswi kelas X di SMA Negeri 1 Surakarta. 4. Latency : laten berarti system harus mampu berfungsi sebagai pemelihara pola, sebuah system harus memelihara dan memperbaiki motivasi pola-pola individu dan cultural. Berdasarkan hasil temuan di lapangan fungsi latency ini terlihat dari tujuan lain kegiatan elstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta yaitu sebagai ekstrakurikuler pramuka yang juga khusus mengikuti lomba. Ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 setiap tahunnya mengikuti lomba pramuka yang diadakan di UNS, selain itu juga ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta selalu mewakili sekolah kota Surakarta dalam mengikuti ajang lomba pramuka baik di tingkat kota, provinsi, maupun nasional.
commit to user
101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan 4 : Fungsi AGIL dalam ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 Surakarta
Matrik 4.10 Matrik temuan Fungsi AGIL Adaptation
1. 2.
Goal attainment
Temuan Peraturan dalam kurikulum 2013 yang mewajibkan siswa kelas X mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka model blok dan model aktualisasi. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMA Negeri 1 beradaptasi dengan peraturan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib dengan cara menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka model blok, aktualisasi, dan reguler.
Tujuan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum 2013 Fungsi pengembangan, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melaluii perluasan minat, pengembangan potensi, pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan. 4. Fungsi sosial yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensisi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial. 5. Fungsi rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik. 6. Fungsi persiapan karir, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengambangan kapasitas. Kurikulum 2013 yang mengintegrasikan sekolah dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka Tujuan lain kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu sebagai ekstrakurikuler yang khusus untuk mengikuti lomba mewakili SMA Negeri 1 Surakarta. 3.
Integration Latency
commit to user
102