BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Penelitian
4.1.1
Data Umum Proyek Adapun gambaran umum dari proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat
Statistik Gorontalo ini adalah sebagai berikut: Pemilik Proyek
: Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo
Konsultan Perencana : CV. Arsindo Engginering Consultan Kontraktor pelaksana : CV. Mutiara Sulawesi Anggaran
: Rp 1.385.945.709
Waktu Pelaksanaan : 180 Hari Kerja 4.1.2
Schedule Proyek Schedule diperlukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan proyek dan mengetahui jadual masing-masing aktivitas pekerjaan di lapangan. Maka schedule proyek membantu dalam menentukan durasi tiap-tiap aktivitas dan waktu penyelesaiannya. Schedule proyek yang didapatkan dari lapangan adalah schedule awal proyek. Schedule proyek disini adalah berupa diagram balok. Di dalamnya terdapat nama pekerjaan atau aktivitas, satuan pekerjaan, volume pekerjaan, bobot tiap-tiap pekerjaan, barchart yang menggambarkan kapan pekerjaan dilaksanakan. Diagram balok tersebut diolah untuk kemudian akan menjadi network diagram. Schedule proyek pembangunan Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo dapat dilihat pada lampiran. 4.1.3
Rencana Anggaran Biaya Rencana anggaran biaya proyek diperlukan untuk melakukan pemampatan
setelah menyusun network diagram. Rencana anggaran biaya proyek berisi tentang volume, harga satuan dan harga dari tiap-tiap pekerjaan. Selain rencana anggaran proyek diperlukan juga analisa harga satuan. Di dalam analisa harga
21
22
satuan dapat dilihat jumlah bahan, jumlah tenaga kerja untuk setiap pekerjaan. Rencana anggaran biaya untuk proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statisktik Kota Gorontalo dapat dilihat pada lampiran Rab BPS. 4.2
Penyusunan Network Diagram Langkah awal dalam metode Time Cost Trade Off adalah penyusunan
netwok diagram (diagram jaringan). Untuk dapat menyusun diagram jaringan yang dilakukan adalah menganalisa hubungan antar aktivitas dengan dasar time schedule yang telah diperoleh. Untuk dapat mengetahui urutan pekerjaan dan keterkaitan antar ativitas serta durasi tiap-tiap aktivas dapat dilakukan dengan menyusun network diagram. Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan terhadap waktu pada tiap aktivitas yang meliputi saat paling saat paling awal dan paling akhir terjadinya event, saat mulai paling awal dan paling lambat suatu aktivitas, dan lain-lain. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui slack tiap-tiap aktivitas sehingga untuk aktifitas yang mempunyai slack sama dengan nol merupakan lintasan kritis dari urutan aktivitas-aktvitas yang terjadi. Penyusunan network diagram dapat dilihat pada lampiran network diagram. Untuk menyusun network diagram dapat dilakukan dengan program Microsft Project. Program ini dapat membantu
mempercepat dalam proses
pembuatan jaringan kerja walaupun jumlah item pekerjaan yang relatif banyak. Dari hasil networok diagram yang dilakukan dengan MS Project akan dapat diketahui daftar-daftar kegiatan kritis, Free Float, dan Total Float.
23
Daftar kegiatan-kegiatan kritis ini dapat dilihat pada tabel 4.1 seperti yang dibawah ini. Tabel 4.1 Daftar Kegiatan-kegiatan kritis pekerjaan KODE
JENIS PEKERJAAN
DURASI
A B E F G H I J K M R U W Y AA AQ AR AS AT BC BD BE BF
Pembongkaran Bangunan Lama Pengukuran & Pasang Bowplank Pek. Cor Pondasi Telapak Pek. Galian Tanah Untuk Pondasi Pek. Urugan Tanah Bekas Galian Pondasi Pek. Urugan Pasir Dibawah Pondasi Pek. Aanstamping Batu Kosong Pek. Pondasi Batu Kali / Belah 1PC : 4PP Pek. Cor Beton Sloef (TB-1) 20/40 Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 01 Pek. Cor Beton Balok Induk (B1) 25/50 Lantai 02 Pek. Cor Plat Lantai Beton Bertulang Camp 1:2:3 lantai 02 Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02 Pek. Cor Beton Balok Anak (B3) 20/30 Lantai 02 & 03 Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan & Atap Metal Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02 Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02 Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02 Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02 Pek. Pengecatan Dinding Tembok Outdoor (Setara KW 1) Pek. Pengecatan Dinding Tembok Indoor Pek. Pengecatan Plafond Pek. Pengecatan Kayu
7 2 10 8 2 2 2 6 8 12 11 11 10 9 7 10 12 12 12 8 8 10 2
Sumber : Pengolahan data Tabel 4.1 diatas menggambarkan pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan-kegiatan kritis adalah pekerjaan dengan kode kegiatan W, AA, AQ, AR, AS, AT. Alasan Pemilihan item-item pekerjaan yang ada pada jalur kritis ini adalah : 1. Kegiatan kritis terpilih memungkinkan untuk bisa dipercepat tanpa mengganggu atau merubah alur dari network planing. 2. Pada kegiatan kritis yang lain jika dipercepat maka dapat merubah jalur kritis dan mempengaruhi jumlah total dari durasi perencanaan.
24
4.3
Perhitungan Biaya Proyek
4.3.1
Biaya Langsung Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan
menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Adapun rincian biaya langsung dapat dilihat dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Daftar Biaya Langsung Pekerjaan NO
URAIAN PEKERJAAN
BIAYA
1
Pekerjaan Persiapan
Rp. 29.750.000,00
2
Pekerjaan Tanah Dan Pasir
Rp. 8.955.549,36
3
Pekerjaan Pasangan Dan Plesteran
Rp. 154.675.346,14
4
Pekerjaan Struktur Beton Bertulang
Rp. 503.372.668,64
5
Pekerjaan Lantai & Dinding
Rp. 102.942.427,39
6
Pek.Kosen Pintu Jendela, Railling & Penggantung
Rp. 161.244.483,63
7
Pekerjaan Atap Dan Plafond
Rp. 124.833.321,98
8
Pekerjaan Pengecatan
Rp. 32.963.497,20
9
Pekerjaan Instalasi Air , Septictank & Groundtank
Rp. 59.070.051,95
10
Pekerjaan Instalasi Listrik,Server,Telepon, Tv & Ac
Rp. 39.138.362,50
11
Pekerjaan Lain - Lain
Rp. 7.000.000,00 TOTAL
Rp. 1.223.945.708,78
Sumber: CV Mutiara Sulawesi Total dari biaya langsung sesuai dengan data Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo sebesar Rp 1.223.945.709,00. 4.3.2 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan tanpa bergantung pada volume pekerjaan yang dilaksanakan tetapi bergantung
25
pada lamanya waktu pelaksanaan pekerjaan. Adapun rincian biaya tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Daftar Biaya Tidak Langsung Pekerjaan JENIS BIAYA
JUMLAH
GAJI PERBULAN (Rp)
JUMLAH
1. Gaji Staf Proyek -
Site Manager
1orang
Rp8.000.000
Rp 8.000.000
-
Pelaksana
2 orang
Rp 3.000.000
Rp 6.000.000
-
ME
1 orang
Rp 2.400.000
Rp 2.400.000
-
Administrasi / Logistik
1 orang
Rp 2.000.000
Rp 2.000.000
-
Satpam
2 orang
Rp 1.200.000
Rp 2.400.000
2. Fasilitas -
Listrik
Rp
600.000
-
Air
Rp
500.000
-
Transpotasi
Rp 3.500.000
3. Biaya Tak terduga 2% dari Real Cost
Rp 1.600.000
Jumlah Total
Rp27.000.000
Sumber: CV. Mutiara Sulawesi Berdasarkan Tabel 4.3 diatas biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh kontraktor pelaksana sebesar Rp. 27.000.000,00 perbulan, maka total biaya tidak langsung yang dikeluarkan sesuai perencanaan dengan metode CPM 180 hari kerja adalah Rp. 162.000.000,00. Dengan perhitungan sebagai berikut: Total Biaya Tidak Langsung = Total Biaya Langsung Total Biaya Langsung
=
Total biaya tidak langsung 30 hari (jml hr dalam 1 bln) Rp. 27.000.000,00 30
x 180 HK
= Rp. 162.000.000,00
x 180 HK
26
4.4
Penerapan Metode Time Cost Trade Off
4.4.1
Penambahan Jam Kerja (waktu lembur) Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 8 jam kerja
normal dan 1 jam istrahat (0.8.00-17.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (18.00-22.00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah: 1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (jam) dalam 1(satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1(satu) minggu. 2. Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih. 3. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1,5 (satu setengah) kali upah sejam. 4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 (dua) kali upah sejam. Tabel 4.4 Tarif lembur tenaga kerja
No
Jenis Pekerja
Upah kerja perhari
Upah kerja perjam
1
Mandor
Rp 55.000
Rp 6.875
2
Kepala Tukang
Rp 72.500
Rp 9.063
3
Tukang
Rp 80.000
Rp10.000
4
Pekerja
Rp 45.000
Rp 5.625
Sumber : Hasil pengolahan data Produktifitas kerja lembur diperhitungkan sebesar 75% dari produktifitas normal. Penurunan produktifitas ini disebabkan oleh kelelahan pekerja,
27
keterbatasan pandangan pada malam hari, serta keadaan cuaca yang dingin. Untuk kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat dihitung berdasarkan data biaya langsung pekerjaan sehingga diperoleh pertambahan biaya (cost slope) pekerjaan, untuk pertambahan biaya makanan minuman serta buah diasumsikan sebesar Rp.25.000/pekerja, adapun salah satu contoh perhitungannya sebagai berikut: Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02 Volume = 15,36 Durasi normal = 10 hari x 8 jam = 80 jam Crashing = 2 hari Durasi percepatan = 10 – 2 = 8 hari x 8 jam= 64 jam Produkrifitas harian normal
=
Produktifitas harian dipercepat = Waktu lembur perhari =
,
– , ,
= =
x 8 jam x 75%
, ,
= 0,19
/jam
= 0,24
/jam
= 1,5 = 2 jam/hari
Tambahan waktu lembur = 2 jam/hari x 2 hari = 4 jam Biaya lembur perjam : Tukang
: (Rp10.000 x 1,5 ) + (Rp10.000 x 2 ) = Rp. 31.719
Kepala Tukang : (Rp 9.063 x 1,5 ) + (Rp 9.063 x 2 ) = Rp. 35.000 Mandor
: (Rp. 6.875 x 1,5 ) + (Rp. 6.875 x 2 ) = Rp. 24.063
Pekerja
: (Rp. 5.625 x 1,5 ) + (Rp. 5.625 x 2 ) = Rp. 19.688
Upah lembur : Tukang
: 2 x 4 jam x Rp. 31.719
= Rp. 235.750
Kepala Tukang :1 x 4 jam x Rp. 35.000
= Rp. 140.000
Mandor
: 1 x 4 jam x Rp. 24.063
= Rp. 96.250
Pekerja
: 6 x 4 jam x Rp 19.688
= Rp. 472.500 = Rp. 568.750
Tambahan biaya makanan, minuman dan buah = Rp. 25.000 x Jumlah Pekerja Maka, total biaya lembur = Rp. 568.750 + ( Rp.25.000 x 10) = Rp 818.750
28
Biaya normal
= Rp. 48.529.101
Biaya percepatan = Rp. 48.529.101 + Rp 818.750
Slope biaya perhari =
=
–
.
.
– .
–
= Rp. 49.347.851
.
.
.
= Rp. 409.375 Slope biaya setelah crashing = Rp. 409.375 x 2 hari = Rp 818.750 Untuk perhitungan upah lembur dan slope biaya selanjutnya ditabelkan, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan dan Tabel 4.6 Tabel 4.5 Upah Biaya Lembur Pekerjaan Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02 Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02 Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02 Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02 Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan & Atap Metal Sumber : Hasil pengolahan data
Upah Lembur Rp
599.375
Rp
568.750
Rp
624.750
Rp
729.750
Rp
871.500
Rp 1.771.875
29
Tabel 4.6 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Jam Lembur Normal KODE PEK
Percepatan
Slope
Crashing Durasi
Biaya
Durasi
Biaya
Biaya
AQ
10
Rp 7.296.960
2
8
Rp 8.046.335
Rp 749.375
W
10
Rp 48.529.101
2
8
Rp49.347.851
Rp 818.750
AR
12
Rp 23.589.662
2
10
Rp24.489.412
Rp 899.750
AS
12
Rp 10.714.666
2
10
Rp11.744.416
Rp 1.029.750
AT
12
Rp 16.818.207
2
10
Rp18.089.707
Rp 1.271.500
AA
7
Rp 56.284.057
2
5
Rp58.305.932
Rp 2.021.875
Sumber : Hasil pengolahan data Selanjutnya untuk perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total yang diakibatkan pertambahan jam kerja (lembur) dapat dilihat pada salah satu contoh perhitungan dibawah ini. Biaya Langsung
= Rp 1.223.945.709 + Rp
749.375
Biaya Tak Langsung = (Rp. 167.280.000 : 180) x 178 Biaya Total
= Rp. 1.224.695.084 = Rp. 160.200.000
= Rp. 1.224.695.084 + Rp. 160.200.000= Rp1.384.895.084
Untuk selanjutnya, perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total disajikan dalam Tabel 4.6, Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 dibawah ini.
30
Tabel 4.7 Perhitungan Biaya Langsung Jam Lembur Durasi
Biaya
180
Rp 1.223.945.709
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02
178
Rp 1.224.695.084
Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02
176
Rp 1.225.513.834
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02
174
Rp 1.226.413.584
Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02
172
Rp 1.227.443.334
Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02
170
Rp 1.228.714.834
Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan & Atap Metal
168
Rp 1.230.736.709
Jenis Pekerjaan
Sumber : Hasil pengolahan data
Tabel 4.8 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Jam Lembur Durasi
Biaya
180
Rp 162.000.000
178
Rp 160.200.000
176
Rp 158.400.000
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02
174
Rp 156.600.000
Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02
172
Rp 154.800.000
Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02
170
Rp 153.000.000
Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan & Atap Metal Sumber : Hasil pengolahan data
168
Rp 151.200.000
Jenis Pekerjaan
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02 Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02
31
Tabel 4.9. Perhitungan Total biaya proyek Jam Lembur Durasi
Biaya Langsung
Biaya Tidak Langsung
Total Biaya
180 Normal
Rp 1.223.945.709
Rp 162.000.000
Rp1.385.945.709
178
hari
Rp 1.224.695.084
Rp 160.200.000
Rp1.384.895.084
176
hari
Rp 1.225.513.834
Rp 158.400.000
Rp1.383.913.834
174
hari
Rp 1.226.413.584
Rp 156.600.000
Rp1.383.013.584
172
hari
Rp 1.227.443.334
Rp 154.800.000
Rp1.382.243.334
170
hari
Rp 1.228.714.834
Rp 153.000.000
Rp1.381.714.834
168
hari
Rp 1.230.736.709
Rp 151.200.000
Rp1.381.936.709
Sumber: Hasil pengolahan data Berdasarkan tabel 4.8 diatas diperoleh total biaya proyek dengan durasi atau umur proyek yang optimal yakni pada umur proyek 170 hari kerja dengan total biaya proyek yang optimum sebesar Rp1.381.714.834 dengan persentase efisiensi waktu dan biaya proyek adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi waktu proyek 180 HK – 168 HK = 12 hari Atau
180 - 168 180
x 100% = 6,67 %
2. Efisiensi biaya proyek Rp 1.385.945.709 - Rp1.381.714.834 = Rp 4.230.875 Atau
.
.
.
– Rp1.381.714.834
.
.
.
x 100% = 0,305%
Adapun hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya proyek terhadap waktu dan biaya optimal dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
32
Biaya total Rp1,232,000,000 Rp1,230,736,709
Rp1,230,000,000
Rp1,228,714,834 Rp1,227,443,334
Rp1,228,000,000
Rp1,226,413,584 Rp1,225,513,834
Rp1,226,000,000
Rp1,224,695,084
Rp1,224,000,000 Rp1,223,945,709
Rp1,222,000,000
Rp1,220,000,000 168
170
172
174
176
178
180
Durasi Proyek (hari) Gambar 4.1 Grafik Biaya Langsung akibat Jam lembur
Biaya total Rp164,000,000 Rp162,000,000
Rp162,000,000 Rp160,000,000
Rp160,200,000
Rp158,000,000
Rp158,400,000
Rp156,000,000
Rp156,600,000
Rp154,000,000
Rp154,800,000 Rp153,000,000
Rp152,000,000 Rp150,000,000
Rp151,200,000
Rp148,000,000 Rp146,000,000 Rp144,000,000 168
170
172
174
176
178
180
Durasi Proyek (hari) Gambar 4.2 Grafik Biaya Tidak Langsung akibat Jam lembur
33
Biaya total Rp1,386,000,000
Rp1,384,895,084
Rp1,385,000,000
Rp1,384,000,000
Rp1,383,913,834
Rp1,383,000,000
Rp1,383,013,584
Rp1,381,936,709
Rp1,382,243,334
Rp1,382,000,000 Rp1,381,714,834
Rp1,381,000,000
Rp1,380,000,000 168
170
172
174
176
178
Durasi Proyek (hari) Gambar 4.3 Grafik Biaya total akibat Jam lembur
34
Biaya total Rp1,386,000,000 Rp1,384,895,084
Rp1,385,000,000 Rp1,384,000,000
Rp1,383,913,834
Rp1,383,000,000
Rp1,383,013,584 Rp1,381,936,709
Rp1,382,243,334
Rp1,382,000,000 Rp1,381,714,834
Rp1,381,000,000 Rp. 164.000.000
Rp1,380,000,000 Rp162,000,000
Rp. 162.000.000
Rp1,232,000,000 Rp1,230,736,709 Rp160,200,000
Rp1,230,000,000
Rp158,400,000
Rp1,228,714,834
Rp. 158.000.000
Rp156,600,000
Rp1,227,443,334
Rp1,228,000,000
Rp. 160.000.000
Rp. 156.000.000
Rp154,800,000 Rp1,226,413,584 Rp153,000,000
Rp. 154.000.000
Rp1,225,513,834
Rp1,226,000,000 Rp151,200,000
Rp1,224,695,084
Rp. 151.000.000 Rp1,224,000,000 Rp1,223,945,709
Rp1,222,000,000
Rp1,220,000,000 168
170
172
174
176
178
180
= Biaya Langsung = Biaya Tidak Langsung = Biaya Total Durasi Proyek (hari) Gambar 4.4 Grafik Biaya Langsung, Biaya tidak langsung, Biaya total akibat Jam lembur
35
4.4.2
Penambahan Pekerja Untuk perhitungan penambahan pekerja dilakukan dari kegiatan-kegiatan
kritis yang akan dipercepat dan dihitung berdasarkan data biaya langsung pekerjaan sehingga diperoleh pertambahan biaya (cost slope) pekerjaan, adapun salah satu contoh perhitungannya sebagai berikut: Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02 Volume = 15,36 Durasi normal = 10 Kapasitas tenaga kerja per 1 m adalah: Pekerja
3,80 Org/hr @ Rp. 45.000,00
Mandor
0,30 Org/hr @ Rp. 55.000,00
Tukang
1,80
Org/hr
@ Rp. 72.500,00
Kepala tukang 0,10 Org/hr @ Rp. 80.000,00 1
Kapasitas pekerja
= 3,80 = 0,2632 m /orang.hari
Jumlah Pekerja
= 0,2362
Jadi upah pekerja
= 6 orang x Rp. 45.000,00 = Rp. 270.000,00 perhari
Kapasitas Mandor
=
Jumlah Mandor
= 0,0789 x 6 orang = 0.4737 = 1 orang
Jadi upah Mandor
= 1 orang x Rp. 55.000,00 = Rp. 55.000,00 perhari
Kapasitas tukang
= 1,80 = 0.556 m /orang.hari
Jumlah tukang
= 0.556 x 10
Jadi upah tukang
= 2 orang x Rp. 72.500,00 = Rp. 145.000,00 perhari
, x 10 hari
1 3.80/0.30
= 5,836 = 6 orang
= 0,0789 m /orang.hari
1
.
hari
= 2,765 = 2 orang
1
Kapasitas kepala tukang = 1.80 / 0,10 = 0,056 m /orang.hari Jumlah kepala tukang
= 0,056 x 2 orang = 0,111 = 1 orang
Jadi upah kepala tukang = 1 orang x Rp. 80.000,00 = Rp. 80.000,00 perhari Jadi upah tenaga kerja selama 7 hari durasi normal pekerjaan adalah: (Rp.270.000+ Rp.55.000 + Rp. 145.000+ Rp.80.000) x 10 hari = Rp. 5.500.000,00
36
Pekerjaan ini akan dipercepat dengan durasi percepatan 2 hari, adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: Kondisi Percepatan Durasi
= 8 hari
Volume = 15.36 m Perhitungan biaya tenaga kerja adalah: 1
Kapasitas pekerja
= 3,80 = 0,2632 m /orang.hari
Jumlah Pekerja
= 0,2362
Jadi upah pekerja
= 8 orang x Rp. 45.000,00 = Rp. 360.000,00 perhari
Kapasitas Mandor
= 3.80/0.30 = 0,0789 m /orang.hari
Jumlah Mandor
= 0,0789 x 8 orang = 0.6316 = 1 orang
Jadi upah Mandor
= 1 orang x Rp. 55.000,00 = Rp. 55.000,00 perhari
Kapasitas tukang
= 1,80 = 10,00 = 0.556 m /orang.hari
Jumlah tukang
= 0.556 x 8
Jadi upah tukang
= 3 orang x Rp. 72.500,00 = Rp. 217.500,00 perhari
, x 8 hari
= 7,289 = 8 orang
1
1
.
hari
= 3,4 = 3 orang
1
Kapasitas kepala tukang = 1.80 / 0,10 = 0,056 m /orang.hari Jumlah kepala tukang
= 0,056 x 3 orang = 0.167 = 1 orang
Jadi upah kepala tukang = 1 orang x Rp. 80.000,00 = Rp. 80.000,00 perhari Jadi upah tenaga kerja selama 5 hari durasi pekerjaan dipercepat adalah: (Rp.360.000 +Rp. 55.000 + Rp.217.500 + Rp.80.000) x 8 hari = Rp.5.700.00,00 Slope biaya akibat percepatan adalah: Biaya dipersingkat – Biaya normal
Slope biaya = Waktu normal-Waktu dipersingkat =
. .
.
- Rp. 5.500.000 10 - 8
= Rp. 100.000 perhari
Slope biaya untuk percepatan 2 hari = Rp. 100.000 x 2 hari = Rp. 200.000
37
Untuk selanjutnya, perhitungan slope biaya pekerjaan disajikan dalam Tabel 4.10 dibawah ini. Tabel 4.10 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Penambahan Pekerja Normal
Slope
Percepatan
Kode Pek
Crashing Durasi
Biaya
Durasi
Biaya
AA
7
Rp56.284.057
AR
12
W
Biaya
2
5
Rp56.311.557
Rp
Rp23.589.662
2
10
Rp23.749.662
Rp 160.000
10
Rp48.529.101
2
8
Rp48.729.101
Rp 200.000
AQ
10
Rp 7.296.960
2
8
Rp 7.551.960
Rp 255.000
AS
12
Rp10.714.666
2
10
Rp10.949.666
Rp 235.000
AT
12
Rp16.818.207
2
10
Rp19.033.207
Rp2.215.000
27.500
Sumber: Hasil Pengolahan data Berdasarkan perhitungan Tabel 4.10 diatas, diperoleh total durasi percepatan proyek selama 12 hari dengan Slope biaya sebesar Rp. 3.092.500. Setelah diperoleh pertambahan biaya (cost slope ) masing-masing pekerjaan, selanjutnya dilakukan perhitungan kenaikan biaya langsung pekerjaan. Untuk perhitungan biaya langsung dilakukan dengan cara: Biaya langsung = Rp1.223.945.709 + Rp 27.500 = Rp 1.223.973.209 Adapun kenaikan biaya langsung dan biaya tidak langsung pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 dibawah ini.
38
Tabel 4.11 Perhitungan Biaya Langsung Penambahan Pekerja Durasi
Biaya
180
Rp 1.223.945.709
Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan & Atap Metal
178
Rp 1.223.973.209
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02
176
Rp 1.224.133.209
Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02
174
Rp 1.224.333.209
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02
172
Rp 1.224.588.209
Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02
170
Rp 1.224.823.209
Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02
168
Rp 1.227.038.209
Kode Pekerjaan
Sumber: Hasil Pengolahan data Tabel 4.12 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Kode Pekerjaan
Durasi
Biaya
Normal
180
Rp 162.000.000
Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan & Atap Metal
178
Rp 160.200.000
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02
176
Rp 158.400.000
Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02
174
Rp 156.600.000
Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02
172
Rp 154.800.000
Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02
170
Rp 153.000.000
Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02
168
Rp 151.200.000
Sumber: Hasil Pengolahan data
39
Keterangan: 1. Biaya gaji perhari diperoleh dari total biaya tidak langsung dibagi dengan umur proyek. 2. Durasi percepatan diperoleh dari selisih antara waktu normal dengan waktu percepatan. 3. Total biaya gaji diperoleh dari durasi percepatan dikalikan dengan biaya gaji perhari. 4. Total biaya tidak langsung diperoleh dari total biaya tidak langsung dikurangi dengan total biaya gaji. Adapun salah satu contoh perhitungannya adalah sebagai berikut: Biaya Gaji perhari = Total Biaya Tidak Langsung ÷ Umur Proyek Biaya Gaji perhari = Rp. Rp 162.000.000 ÷ 180 HK Biaya Gaji perhari = Rp. 900.000,00 perhari Total Biaya Gaji = Biaya Gaji perhari x Waktu Percepatan Total Biaya Gaji
= Rp. 900.000,00 x 2 hari
Total Biaya Gaji
= Rp. 1.800.000,00
Biaya Tidak Langsung = Total Biaya Tidak Langsung – Total Biaya Gaji Biaya Tidak Langsung = Rp. Rp 162.000.000 – Rp. 1.800.000,00 Biaya Tidak Langsung = Rp. 160.200.000 Total biaya proyek adalah jumlah dari biaya langsung ditambah dengan biaya tidak langsung. Kedua-duanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek seperti pada tabel 4.13 dibawah ini.
40
Tabel 4.13 Perhitungan Total Biaya proyek Durasi
Biaya Langsung
Biaya Tidak Langsung
Total Biaya
180
Normal
Rp1.223.945.709
Rp 162.000.000
Rp 1.385.945.709
178
hari
Rp1.223.973.209
Rp 160.200.000
Rp 1.384.173.209
176
hari
Rp1.224.133.209
Rp 158.400.000
Rp 1.382.533.209
174
hari
Rp1.224.333.209
Rp 156.600.000
Rp 1.380.933.209
172
hari
Rp1.224.588.209
Rp 154.800.000
Rp 1.379.388.209
170
hari
Rp1.224.823.209
Rp 153.000.000
Rp 1.377.823.209
168
hari
Rp1.227.038.209
Rp 151.200.000
Rp 1.378.238.209
Sumber: Hasil Pengolahan data Keterangan: 1. Biaya langsung diperoleh dari tabel 4.11 kenaikan biaya langsung. 2. Biaya tidak langsung diperoleh dari tabel 4.12 perhitungan biaya tidak langsung. 3. Total biaya proyek diperoleh dari penjumlahan antara biaya langsung dengan biaya tidak langsung. Berdasarkan tabel 4.13 diatas diperoleh total biaya proyek dengan durasi atau umur proyek yang optimal yakni pada umur proyek 170 hari kerja dengan total biaya proyek yang optimum sebesar Rp 1.377.823.209. Dengan persentase efisiensi waktu dan biaya proyek adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi waktu proyek 180 HK – 168 HK = 12 hari Atau
180 - 168 180
x 100% = 6,7 %
41
2. Efisiensi biaya proyek Rp 1.385.945.709 – Rp 1.377.823.209 = Rp 8.122.500
Atau
Rp. 1.385.945.709 – Rp 1.377.823.209
.
.
.
x 100% = 0,586%
Adapun hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan total biaya proyek terhadap waktu dan biaya optimal dapat dilihat pada grafik-grafik dibawah ini.
Biaya total Rp1,227,500,000 Rp1,227,038,209
Rp1,227,000,000 Rp1,226,500,000 Rp1,226,000,000 Rp1,225,500,000
Rp1,224,823,209 Rp1,224,588,209
Rp1,225,000,000
Rp1,224,333,209
Rp1,224,500,000 Rp1,224,000,000
Rp1,224,133,209
Rp1,223,973,209
Rp1,223,500,000
Rp1,223,945,709
Rp1,223,000,000 Rp1,222,500,000 Rp1,222,000,000 168
170
172
174
176
178
180
Durasi Proyek (hari) Gambar 4.6 Grafik Biaya Langsung akibat Penambahan pekerja
42
Biaya total Rp164,000,000.00 Rp162,000,000.00
Rp162,000,000.00 Rp160,000,000.00
Rp160,200,000.00
Rp158,000,000.00
Rp158,400,000.00
Rp156,000,000.00
Rp156,600,000.00 Rp154,800,000.00
Rp154,000,000.00
Rp153,000,000.00
Rp152,000,000.00 Rp150,000,000.00
Rp151,200,000.00
Rp148,000,000.00 Rp146,000,000.00 Rp144,000,000.00 168
170
172
174
176
178
180
Durasi Proyek (hari) Gambar 4.7 Grafik Biaya tidak Langsung akibat Penambahan pekerja
Biaya total Rp1,388,000,000 Rp1,385,945,709
Rp1,386,000,000 Rp1,384,000,000 Rp1,384,173,209
Rp1,382,000,000
Rp1,382,533,209 Rp1,380,933,209
Rp1,380,000,000 Rp1,378,238,209
Rp1,379,388,209
Rp1,378,000,000 Rp1,377,823,209
Rp1,376,000,000 Rp1,374,000,000 Rp1,372,000,000 168
170
172
174
176
178
180
Durasi Proyek (hari) Gambar 4.8 Grafik Biaya Total akibat Penambahan pekerja
43
Biaya total Rp1,388,000,000 Rp1,385,945,709
Rp1,386,000,000 Rp1,384,000,000
Rp1,384,173,209
Rp1,382,000,000
Rp1,382,533,209 Rp1,380,933,209
Rp1,380,000,000
Rp1,379,388,209
Rp1,378,238,209
Rp1,378,000,000 Rp1,377,823,209
Rp1,376,000,000 Rp1,374,000,000 Rp1,372,000,000 Rp. 164.000.000
Rp1,227,500,000 Rp1,227,038,209
Rp1,227,000,000
Rp162,000,000.00
Rp. 162.000.000
Rp1,226,500,000 Rp160,200,000.00
Rp1,226,000,000 Rp158,400,000.00
Rp1,225,500,000
Rp1,224,823,209
Rp1,225,000,000
Rp. 158.000.000
Rp156,600,000.00
Rp1,224,588,209 Rp154,800,000.00 Rp1,224,333,209 Rp153,000,000.00
Rp1,224,500,000
Rp. 160.000.000
Rp. 156.000.000 Rp. 154.000.000
Rp1,224,000,000
Rp1,224,133,209
Rp151,200,000.00
Rp1,223,973,209
Rp1,223,500,000
Rp1,223,945,709
Rp1,223,000,000 Rp1,222,500,000 Rp1,222,000,000 168
170
172
174
176
178
180
= Biaya Langsung = Biaya Tidak Langsung = Biaya Total Durasi Proyek (hari) Gambar 4.9 Grafik Biaya Langsung, Biaya tidak langsung, Biaya total akibat Penambahan pekerja
Rp. 151.000.000
44
4.4.3
Biaya Total Jam Lembur dan Penambahan Pekerja
Dari perhitungan didapatlah perbedaan antara biaya total akibat penambahan jam lembur dan penambahan pekerja, seperti pada tabel 4.14 dibawah ini. Tabel 4.14 Biaya total akibat Jam Lembur dan Penambahan Pekerja Biaya Total Durasi (Jam Lembur)
(Penambahan Pekerja)
180
Rp 1.385.945.709
Rp 1.385.945.709
178
Rp 1.384.895.084
Rp 1.384.173.209
176
Rp 1.383.913.834
Rp 1.382.533.209
174
Rp 1.383.013.584
Rp 1.380.933.209
172
Rp 1.382.243.334
Rp 1.379.388.209
170
Rp 1.381.714.834
Rp 1.377.823.209
168
Rp 1.381.936.709
Rp 1.378.238.209
Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa waktu optimal yang didapatkan dari pertambahan jam kerja lembur serta penambahan pekerja selama 170 HK, dengan biaya yang paling optimal yaitu sebesar Rp 1.377.823.209 pada penambahan pekerja. 4.5
PEMBAHASAN Proyek konstruksi berkembang semakin besar dan rumit dewasa ini baik
dari segi fisik maupun biaya. Pada prakteknya suatu proyek mempunyai keterbatasan akan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat. Hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal proyek hingga penyelesaian proyek. Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu yang merupakan nagian dari manejemen
45
proyek konstruksi secara keseluruhan. Selain penilaian dari segi kualitas, prestasi suatu proyek dapat dinilai dari segi biaya dan waktu. Biaya yang telah dikeluarkan dan waktu yang telah digunakan harus direncanakan seoptimum mungkin tanpa mengesampingkan mutu dan hasil akhir proyek tersebut. Mempercepat suatu proyek dapat dilakukan dengan menggunakan penambahan jam kerja lembur ataupun dengan penambahan pekerja. Salah satu metode yag dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh percepatan proyek terhadap biaya yang harus dikeluarkan adalah dengan metode pertukaran waktu dan biaya ( Time Cost Trade Off Method ). Dalam Time Cost Trade off akan dapat diketahui/dihitung percepatan yang paling maksimum dan biaya yang paling minimum. Pada Proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo direncanakan dengan penambahan jam kerja lembur dan penambahan jumlah pekerja. Dari hasil penelitian didapat adanya pertambahan biaya langsung yang diakibatkan oleh jam lembur maupun penambahan jumlah pekerja. Durasi normal dari perencanaan proyek tersebut adalah 180 HK dengan biaya total adalah sebesar Rp 1.385.945.709. Berdasarkan penelitian penambahan jam kerja lembur dan penambahan pekerja memiliki efisiensi waktu optimum proyek selama 170 HK atau 6,67%. Sedangkan untuk efisiensi biaya Jam kerja lembur optimum didapatkan sebesar Rp 4.230.875 atau 0,305%. Sedangkan untuk penambahan jumlah pekerja memiliki efisiensi biaya optimum proyek adalah sebesar Rp 8.112.500 atau 0,586%. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa penambahan pekerja lebih efisien dibandingkan penambahan jam kerja lembur dengan keuntungan biaya yang lebih besar.