42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data dari responden yang telah melengkapi seluruh jawaban pertanyaan pada kuesioner. Peroses pembuatan serta penyebaran kuesioner dilakukan secara online, kuesioner dibuat dalam bentuk web based dan proses penyebaran nya melalui email sebanyak 744 email ke calon responden secara langsung dan juga ke beberapa perusahaan IT dan Telekomunikasi di Jakarta. Dengan menggunakan metode random, hanya 54 reponden saja yang memberikan jawaban dan 3 diantaranya tidak memenuhi syarat dikarenakan tidak mengisi seluruh pertanyaan yang ada, sehingga ke-tiga data tersebut tidak diikutsertakan dalam pengujian. Pada Tabel 4.1 distribusi usia responden, dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak terdapat pada rentang usia dari 26-35 tahun yaitu sebanyak 58.8% dan selanjutnya diikuti dengan rentang usia 36-45 tahun sebanyak 19.6% dan 20-25 tahun sebesar 17.6%, dan terakhir responden yang berusia lebih dari 45 tahun hanya sebesar 3.9% .
43
Tabel 4.1 Distribusi Usia
Valid
20 – 25 tahun 26 – 35 tahun 36 – 45 tahun lebih dari 45 tahun n Total
Frequencyy
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
9 30 10 2 51
17.6 58.8 19.6 3.9 100.0
17.6 58.8 19.6 3.9 100.0
17.6 76.5 96.1 100.0
Gambaar 4.1 Distribbusi Usia
Pada Tabel 4.2 dapatt dilihat bahhwa kebanyaakan responden yang teerlibat didalaam p penelitian in ni adalah prria, yaitu deengan sebannyak 94.1% dan sisanyaa 5.9% adallah w wanita.
44
Tabel 4.2 Distribusi Jeenis Kelaminn Frrequency Valid
Pria Wanita Total
48 3 51
P Percent
Valid Percent
94.1 5.9 100.0
Cumulative Percent P
94.1 5.9 100.0
94.1 100.0
Gambar 4.2 Distribusi Jenis J Kelam min
Dari jenjaang pendidikkan yang teelah dicapai oleh para responden r p pada Tabel 4.4 4 t terlihat bahw wa respondeen dangan jenjang j penndidikan Straata 1 adalahh yang paliing b banyak, yaittu sebesar 66.7% kemuddian untuk responden r d dengan jenjanng pendidikkan S Strata 2 seb banyak 27.55% dan teraakhir yang paling p sedikkit adalah responden dari j jenjang pend didikan Diplloma, yaitu sebanyak s 5.99%.
45
T Tabel 4.3 Distribusi Tinggkat Pendidiikan
Valid
Diploma Strata 1 Strata 2 Total
F Frequency
P Percent
Va alid Percent
Cumulative Percent
3 34 14 51
5.9 66.7 27.5 100.0
5.9 66.7 27.5 100.0
5.9 72.5 5 100.0 0
Gaambar 4.3 Distribusi D Tinngkat Pendiddikan
Pada tabeel 4.4 terlihaat untuk lataar belakang pendidikan yang pernahh dijalani paara r responden didominasi d o oleh respondden yang beerasal dari latar l belakanng pendidikkan I Ilmu Kompu uter, yaitu sebesar s 62.7 % kemudiaan sebanyakk 17.6% yanng berasal dari l latar belakan ng pendidikaan Teknik Elektro E dan hanya h sebessar 7.8% yanng berasal dari M Manajemen. . Dan sisannya untuk latar pendiidikan lainnnya sebesar 11.8% yaang d didominasi dari d latar bellakang pendiidikan Teknik Industri.
46
Tabel 4.4 Distribusi Latar Belakang Pendidikan Frequency Valid
Elektro Ilmu Komputer Lainnya Ekonomi Total
9 32 6 4 51
Percent 17.6 62.7 11.8 7.8 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
17.6 62.7 11.8 7.8 100.0
17.6 80.4 92.2 100.0
Gambar 4.4 Distribusi Latar Belakang Pendidikan
Dari data-data yang diperoleh, dalam hal lamanya pengalaman kerja yang telah dijalani oleh para responden, pada Tabel 4.5 terlihat responden yang memiliki lama pengalaman kerja lebih besar dari 10 tahun sebanyak 25.5%, untuk responden yang pengalaman kerjanya berada pada rentang 5 sampai 10 tahun dan 3 sampai 5 tahun memiliki besar yang sama, yaitu sebanyak 27.5%, sedangkan responden yang lama
47
k kerjanya berrada pada reentang 1-3 tahun t sebanyyak 17.6 % serta sisanyya sebesar 2% 2 u untuk respon nden yang pengalaman kerja k nya kurrang dari 1 tahun. t P n Kerja Tabel 4.5 Distriibusi Lama Pengalaman Frequency Valid
> 10 tahun 0 – 1 tahun 1 – 3 tahun 3 – 5 tahun 5 – 10 tahun To otal
13 1 9 14 14 51
Percent 25.5 2.0 17.6 27.5 27.5 100.0
V Valid Percent
Cumulativve Percent
25.5 2.0 17.6 27.5 27.5 100.0
25.5 27.5 45.1 72.5 100.0
Gambbar 4.5 Disttribusi Lamaa Pengalaman Kerja
Pada Tab bel 4.6 dappat dilihat distribusi d reesponden dari d lamanyaa pengalam man m menjadi IT Project P Mannager. Responden dengan lama 5 sampai s 10 taahun sebanyyak
48
17.6%,
3 sampai 5 taahun sebanyyak 13.7%, 1 sampai 3 taahun sebanyyak 35.3% dan d
s sisanya kuraang dari 1 tahhun sebanyaak 33.3%. Tabel 4.66 Distribusi Lama Menjaadi IT Project Manager Frequency Valid
0 – 1 tahun 1 – 3 tahun 3 – 5 tahun 5 – 10 tahun To otal
17 18 7 9 49
Percent 33.3 35.3 13.7 17.6 100.0
V Valid Percent
Cumulativve Percent
33.3 35.3 13.7 17.6 100.0
33.3 68.6 82.4 100.0
Gambar 4..6 Distribusi Lama Mennjadi IT Projject Managerr
Pada Tab bel 4.7 dapaat dilihat bahhwa repondden yang staatus nya berrkeluarga attau t telah menikaah adalah lebbih besar dibbanding respponden yangg belum berkkeluarga, yaiitu
49
s sebanyak 56 6.9% untuk responden r yaang telah beerkeluarga daan 43.1% unntuk respondden y yang belum berkeluargaa. Tabel 4.7 4 Distribussi Status Berrkeluarga/Peerkawinan Fre equency Valid
Tidak Ya Total
22 29 51
Pe ercent 43.1 56.9 100.0
Valid d Percent
Cumulative Percent P
43.1 56.9 100.0
43.1 100.0
Gambar 4.7 Distribuusi Status Beerkeluarga/P Perkawinan
Pada Tab bel 4.8 dapaat dilihat, dalam d hal pendapatan p p perbulan responden yaang m memiliki pendapatan sebbesar Rp. 155,000,000 addalah sebanyyak 9.8%, reesponden yaang m memiliki pen ndatan padaa rentang anttara Rp. 10,0000,001 sam mpai Rp. 15,0000,000 adallah s sebanyak 17 7.6%, responnden, responnden yang memiliki m penndapatan padda rentang Rp. R
50
5 5000,001 saampai Rp. 100,000,000 addalah sebanyyak 33.3%, responden yang y memiliiki p pendapatan pada rentanng Rp. 3,000,001 sam mpai Rp. 5,0000,000 adaalah sebanyyak 2 25.5% dan sisanya s respoonden yang memiliki peendapatan paada rentang Rp. 2,000,001 s sampai Rp. 3,000,000 3 addalah sebanyyak 13,7%. Taabel 4.8 Disstribusi Penddapatan Perbbulan Freque ency Valid
lebih dari Rp. 15,000,00 00 Rp. 10,00 00,001 – Rp. 15,000,00 0 Rp. 2000 0,000 - Rp. 3000,000 Rp. 3000 0,001 – Rp 5.000,000 0 Rp. 5000 0,001 – Rp. 10,000,00 00 Total
Perce ent
Valid Pe ercent
Cu umulative Perce ent
5
9.8
9.8
9.8
9
1 17.6
17.6
27.5
7
1 13.7
13.7
41.2
13
2 25.5
25.5
66.7
17
3 33.3
33.3
100.0
51
10 00.0
100.0
Gam mbar 4.8 Diistribusi Penndapatan Perrbulan
51
4.2 Uji Hasil Validitas dan Reabilitas 4.2.1 Uji Hasil Validitas Untuk menguji konsistensi instrumen penelitian dalam hal valid atau tidaknya item-item atau pertanyaan pada kesepuluh variabel bebas, untuk itu dilakukan uji validitas dengan melihat kolerasi antara pertanyaan pada setiap variabel bebas. Uji validitas dan reabilitas yang dilakukan akan menggunakan aplikasi perangkat lunak SPSS. Dalam uji validitas ini item-item yang memiliki kolerasi yang besarnya kurang dari 0.3 akan dinyatakan sebagai item yang tidak valid, dan kemudian item-item yang tidak valid tersebut akan di eliminasi dari variabel bebasnya. Setelah itu item-item yang tersisa akan dianalisa kembali sampai diperoleh hanya item-item yang nilainya lebih besar sama dengan dari 0.3 saja yang akan di analisa lebih lanjut. Pada Tabel 4.9 berikut dapat dilihat hasil yang diperoleh dari uji validitas yang dilakukan. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel
Question
Corellation
Keterangan
No. Anggaran proyek / Cost
1 2 3 4 5
0.441 0.417 0.557 0.355 0.469
Valid Valid Valid Valid Valid
Ruang lingkup proyek
1 2 3 4 5
0.300 0.455 0.253 0.483 0.489
Valid Valid Not Valid / Removed Valid Valid
1 2
0.607 0.545
Valid Valid
(scope)
Manajemen waktu
52
proyek
3 4 5 6 7
0.639 0.712 0.480 0.379 -0.006
Valid Valid Valid Valid Not Valid / Removed
Dukungan Manajemen
1 2 3 4 5 6
0.576 0.673 0.748 0.837 0.621 0.813
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0.679 0.705 0.689 0.554 0.647 0.700 0.693 0.560 0.579 0.511 0.557 0.544
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Komunikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.456 0.729 0.663 0.421 0.497 0.287 0.508 0.404 0.442 0.456
Valid Valid Valid Valid Valid Not Valid / Removed Valid Valid Valid Valid
Keterlibatan klien
1 2 3 4 5
0.414 0.347 0.434 0.589 0.311
Valid Valid Valid Valid Valid
Kerjasama Tim
1 2
0.440 0.485
Valid Valid
Puncak
Kepemimpinan dari manajer proyek
53
3 4 5
0.489 0.604 0.393
Valid Valid Valid
1 2 3 4 5 6
0.507 0.566 0.639 0.602 0.495 0.670
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dukungan SDM
1 2 3 4
0.776 0.534 0.811 0.767
Valid Valid Valid Valid
Pencapaian proyek
1
0.611
Valid
2
0.688
Valid
3
0.522
Valid
4
0.694
Valid
5
0.632
Valid
6
0.574
Valid
7
0.668
Valid
8
0.584
Valid
9
0.656
Valid
10
0.584
Valid
IT Skill (kemampuan teknis personel)
Dari hasil uji validitas pada Tabel 4.9, dapat dilihat ada beberapa item atau pertanyaan yang memiiki kolerasi yang besarnya kurang dari 0.3, sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak diikut sertakan untuk diproses lebih lanjut dalam penelitian ini. Adapun pertanyaan-pertanyaan tidak valid tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
54
Tabel 4.10 Pertanyaan Tidak Valid Variabel
Pertanyaan
Ruang lingkup proyek (scope)
3. Minimnya koreksi terhadap lingkup yang telah didefinisikan dikarenakan adanya permintaan perubahan oleh pelangan atau sponsor
Manajemen waktu proyek
7. Rentang waktu pada setiap project milestones di disain singkat
Komunikasi
6. Melibatkan para anggota tim dalam menentukan kebijakan proyek
4.2.2 Uji Hasil Reabilitas Setelah item-item atau pertanyaan dalam variabel bebas dinyatakan valid, maka langkah selanjutnya akan dilakukan uji reabilitas. Uji reabilitas ini digunakan untuk melihat konsistensi dari instrumen yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan, yakni dengan mengguji konsistensi pertanyaan yang terdapat dalam variabel bebas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, dengan mengamati nilai koefisien reabilitas (alpha) pada metode Cronbach's Alpha. Pada penelitian ini mengunakan ketentuan jika Alpha > 0.6 maka pertanyaan-pertanyaan pada variabel bebas tersebut dapat dinyatakan reliabel. Tabel 4.11 dan 4.12 berikut memperlihatkan hasil uji reabilitas yang telah dilakukan.
55
Tabel 4.11 Hasil Uji Reabilitas Variabel Bebas Variabel
Cronbach's
Mean
Variance
Alpha
Jumlah Indikator
Anggaran proyek
0.691
4.353
0.254
5
Ruang lingkup proyek
0.626
3.946
0.383
4
Manajemen waktu proyek
0.800
3.984
0.365
6
Dukungan Manajemen
0.890
4.199
0.441
6
0.896
4.444
0.239
12
Komunikasi
0.797
4.231
0.234
9
Keterlibatan klien
0.662
4.129
0.289
5
Kerjasama Tim
0.708
4.212
0.340
5
IT Skill
0.802
4.163
0.333
6
Dukungan SDM
0.862
4.049
0.530
4
Puncak Kepemimpinan dari manajer proyek
Tabel 4.12 Hasil Uji Reabilitas Variabel Terikat Variabel Pencapaian proyek
Cronbach's Alpha 0.885
Mean 4.176
Variance
Jumlah Indikator
0.334
Dari hasil akhir uji reabilitas pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 menunjukan Alpha dari ke 10 variabel bebas yang digunakan yaitu anggaran, ruang lingkup, manajemen waktu, dukungan manajemen puncak, kepemimpinan, komunikasi, keterlibatan klien, kerjasama tim, IT Skill, dukungan SDM telah memiliki nilai Alpha lebih besar dari
10
56
0.6 sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah dianggap reliabel untuk pertanyaan-pertanyaan dalam masing-masing variabel bebas maupun variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini.
4.3 Analisis Deskriptif Pada bagian ini akan dilakukan analisa dengan melihat hasil dari nilai minimum rata-rata, nilai maksimum rata-rata, nilai mean rata-rata, serta nilai standar deviasi rata-rata dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Tabel 4.13 Statistik Deskriptif dari Masing-masing Variabel N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Anggaran proyek
51
3.000
5.000
4.353
0.504
Ruang lingkup proyek
51
2.750
5.000
3.946
0.619
Manajemen waktu proyek
51
2.333
5.000
3.984
0.604
Dukungan Manajemen
51
2.333
5.000
4.199
0.664
51
3.000
5.000
4.444
0.489
Komunikasi
51
3.000
5.000
4.231
0.484
Keterlibatan klien
51
2.600
5.000
4.129
0.538
Kerjasama Tim
51
2.800
5.000
4.212
0.583
IT Skill
51
3.000
5.000
4.163
0.577
Dukungan SDM
51
2.250
5.000
4.049
0.728
Puncak Kepemimpinan dari manajer proyek
57
Pencapaian proyek
51
Valid N (listwise)
51
3.000
5.000
4.176
0.578
Dari Tabel 4.13 dapat dilihat, untuk variabel terikat pencapaian proyek dengan jumlah sample sebanyak 51 memiliki nilai minimum adalah 3, nilai maksimum adalah 5, nilai rata-rata (mean) adalah 4.176 dan standar deviasi sebesar 0.578. Untuk variabel bebas, sebagai contoh anggaran proyek memiliki nilai minimum adalah 3, nilai maksimum adalah 5, nilai rata-rata adalah 4.353 dan standar deviasi sebesar 0.504.
4.3.1 Uji Regresi Untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat, maka akan dilakukan uji regresi dari variabel anggaran proyek, ruang lingkup, manajemen waktu, dukungan manajemen puncak, kepemimpinan manajer proyek, komunikasi, keterlibatan klien, kerjasama tim, IT Skill, dukungan SDM terhadap pencapain proyek. Pengujian ini dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS dengan tingkat signifikan 0.05 Setelah memasukkan varibel-variabel bebas yang akan diolah, kemudian pada Tabel 4.14 dapat dilihat hasil dari model summary dari variabel bebas yang di ikut sertakan terhadap variabel terikat.
58
Tabel 4.14 Model Summary Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.865a
.748
.685
.324461
a. Predictors: (Constant), Anggaran proyek, Ruang lingkup proyek, Manajemen waktu proyek, Dukungan Manajemen Puncak, Kepemimpinan dari manajer proyek, Komunikasi, Keterlibatan klien, Kerjasama Tim, IT Skill, Dukungan SDM
R Square sebesar 0.748 mengindikasikan bahwa sebesar 74.8% model regresi dari Pencapain proyek dapat di jelaskan oleh varibel-variabel bebas, dan sisanya sebesar 25,2% di jelaskan oleh varibel lain yang tidak di identifikasi oleh peneliti. Standard Error of the Estimate sebesar 0.324, menunjukkan ukuran tingkat variabilitas di sekitar garis regresi (Levine, 2005). Sehingga semakin rendah nilai Standard Error of the Estimate dari model regresi maka semakin akurat variabel bebas memprediksi variabel terikat.
Untuk mendapatkan tingkat signifikan dari model regresi, maka pada bagian ini akan dilakukan uji ANOVA. Dengan menggunakan tingkat signifikan = 5%, maka dengan menggunakan program SPSS dengan tingkat signifikansi α = 0.05 (n = 51), hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut: Tabel 4.15 Tabel Anova Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 12.501 4.211 16.712
df
Mean Square 10 40 50
1.250 .105
F 11.874
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Anggaran proyek, Ruang lingkup proyek, Manajemen waktu proyek, Dukungan Manajemen Puncak, Kepemimpinan dari manajer proyek, Komunikasi, Keterlibatan klien, Kerjasama Tim, IT Skill, Dukungan SDM b. Dependent Variable: Pencapaian proyek
59
Hasil dari uji ini mengindikasikan tingkat signifikansi pengujian dimana nilai pvalue atau Sig. = 0 kurang dari nilai α = 0.05 yang berarti terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat. Untuk nilai F-hitung adalah 11.874, sedangkan dari F-tabel dengan derajat bebas k1=10,
k2=40 dan α = 0.05 adalah 2.08. Dari hasil tersebut maka didapati F-hitung
= 11.875 > F-tabel = 2.08, sehingga dapat dikatakan model regresi ini layak digunakan dan terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat.
Tabel 4.16 Koefisien Variabel Bebas
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
t
Sig.
Beta
1 (Constant)
-.465
.526
-.883
.382
Anggaran
.325
.133
.283 2.451
.019
-.114
.118
-.122 -.967
.106
.129
-.016
Ruang lingkup Waktu
VIF
.340 2.544
.822
.416
2.865
.126
-.019 -.130
.897
3.348
.318
.158
.269 2.017
.050
2.828
-.040
.146
-.034 -.274
.785
2.382
Keterlibatan klien
.158
.128
.147 1.235
.224
2.264
Kerjasama Tim
.028
.152
.028
.855 3.742
-.150
.181
-.149 -.829
.412
5.158
.477
.122
.601 3.909
.000
3.747
Dukungan Manajemen Kepemimpinan manajer proyek Komunikasi
IT Skill Dukungan SDM
.110
2.122
.185
60
Dari nilai Variance Inflationary Factor (VIF), dapat diketahui apakah terjadi kolinieritas pada variabel bebas. Pada varibel yang memiliki nilai VIF lebih dari 5, maka dari tabel 4.16 diatas dapat disimpulkan bahwa untuk variabel tersebut terjadi kolinieritas. Seperti yang terdapat pada variabel bebas IT Skill yang memiliki nilai VIF adalah 5.158 maka kemungkinan ada kolerasi antara variabel bebasis IT Skill dengan salah satu variabel bebas lainnya.
4.4 Uji Hipotesis Uji hipotesis yang akan dilakukan untuk mengetahui hipotesis mana yang akan diterima, apakah Ho atau H1. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: Ho : Faktor anggaran, ruang lingkup, waktu, dukungan manajemen, kepemimpnan manajer proyek, komunikasi, keterlibatan klien, kerjasama tim, IT Skill, dukungan SDM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pencapaian proyek teknologi informasi yang didominasi dengan pengadaan perangkat lunak pada perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. H1 : Faktor anggaran, ruang lingkup, waktu, dukungan manajemen, kepemimpnan manajer proyek, komunikasi, keterlibatan klien, kerjasama tim, IT Skill, dukungan SDM berpengaruh secara signifikan terhadap pencapaian proyek teknologi informasi yang didominasi dengan pengadaan perangkat lunak pada perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi.
61
Atau secara statistik hipotesis diatas dapat dinyatkan sebagai berikut: Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = β8 = β9 = β10 H1 : Minimal ada satu βi ≠ 0
Hasil uji hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, dengan tingkat signifikansi α = 0.05 (n = 51). Maka dari hasil pengolahan yang terdapat pada Tabel 4.16, untuk variabel bebas anggaran nilai Sig. = 0.019 < α = 0.05, dengan ini dapat disimpulkan pada variabel bebas anggaran terdapat tingkat signifikan sehingga Ho ditolak. Untuk vaiabel bebas ruang lingkup nilai Sig. = 0.340 > α = 0.05, dengan ini dapat disimpulkan pada variabel bebas anggaran tidak terdapat tingkat signifikan sehingga Ho diterima. Untuk vaiabel bebas waktu nilai Sig. = 0.416 > α = 0.05, dengan ini dapat disimpulkan pada variabel bebas waktu tidak terdapat tingkat signifikan sehingga Ho diterima. Untuk vaiabel bebas dukungan manajemen nilai Sig. = 0.897 > α = 0.05, dengan ini dapat disimpulkan pada variabel bebas dukungan manajemen tidak terdapat tingkat signifikan sehingga Ho diterima. Untuk vaiabel bebas kepemimpinan manajer proyek nilai Sig. = 0.050 sama dengan nilai α = 0.05, dengan ini dapat disimpulkan pada variabel bebas kepemimpinan manajer proyek terdapat tingkat signifikan sehingga Ho ditolak.
62
Untuk vaiabel bebas komunikasi nilai Sig. = 0.785 > α = 0.05, dengan ini dapat disimpulkan pada variabel bebas komunikasi tidak terdapat tingkat signifikan sehingga Ho diterima. Untuk vaiabel bebas keterlibatan klien nilai Sig. = 0.224 > α = 0.05, dengan ini dapat disimpulkan pada variabel bebas keterlibatan klien tidak terdapat tingkat signifikan sehingga Ho diterima. Untuk vaiabel bebas kerjasama tim nilai Sig. = 0.855 > α = 0.05, dengan ini dapat disimpulkan pada variabel bebas kerjasama tim tidak terdapat tingkat signifikan sehingga Ho diterima. Untuk vaiabel bebas IT Skill nilai Sig. = 0.412 > α = 0.05, dengan ini dapat disimpulkan pada variabel bebas IT Skill tidak terdapat tingkat signifikan sehingga Ho diterima. Untuk vaiabel bebas dukungan SDM proyek nilai Sig. = 0 < α = 0.05, dengan ini dapat disimpulkan pada variabel bebas dukungan SDM terdapat tingkat signifikan sehingga Ho ditolak. Dengan mengikutsertakan 10 variabel bebas tersebut pada persamaan regresi diperoleh nilai Sig. = 0 < α = 0.05 dan uji Anova yang terdapat pada Tabel 4.17. Sehingga dapat disimpulkan persamaan memiliki hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat serta ada variabel bebas yang berpengaruh signifikan, dalam penelitian ini terdapat 3 variabel bebas yang signifikan maka Ho ditolak. Dari ke tiga variabel bebas yang signifikan tersebut, yaitu anggaran proyek, kepemimpinan manajer proyek, serta dukungan SDM, kemudian dilakukan pengolahan kembali untuk mengetahui seberapa besar indikasi dari model regresi
63
yang hanya melibatkan ke tiga variabel diatas dapat menjelasan variabel terikat pencapaian proyek. Tabel 4.17 Model Summary Untuk Variabel Bebas Yang Berpengaruh Signifikan Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.856a
.732
.715
.308732
a. Predictors: (Constant), Anggaran proyek, Kepemimpinan dari manajer proyek, Dukungan SDM
Dari hasil pengolahan pada tabel 4.17 dapat dikeathui nilai R Square sebesar 0.732 mengindikasikan bahwa variabel bebas anggaran proyek, kepemimpinan manajer proyek, serta dukungan SDM, dapat menjelaskan model regresi dari pencapaian proyek sebesar 73.2% serta sebesar 1.6% model regresi dari pencapaian proyek dapat dijelaskan oleh ke tujuh variabel bebas lainnya yang kurang berpengaruh signifikan pada penelitian ini dan sisanya sebesar 25,2% di jelaskan oleh varibel lain yang tidak di identifikasi oleh peneliti.
4.5 Uji Chi Square Untuk mengetahui apakah latar belakang pimpinan proyek ada kaitannya dengan tingkat pencapaian proyek, atau dengan kata lain apakah variabel bebas katagorikal atau demografi memiliki pengaruh terhadap variabel terikat pencapaian proyek. Maka dilakukan uji Chi Square, dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak SPSS serta memakai tingkat signifikan 0.2 terhadap variabel demografi yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan, lama pengalaman kerja, lama menjadi
64
IT PM, status berkeluarga, pendapatan perbulan. Maka akan diketahui apakah varibel demografi tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel terikat pencapaian proyek.
Tabel 4.18 Ringkasan hasil Uji Chi Square antara Variabel Bebas Katagorikal dengan Pencapaian Proyek Variabel Bebas Katagorikal Usia
P-Hitung
P-Value
Kesimpulan
60.312
0.129
Signifikan
8.553
0.485
Tidak Signifikan
Tingkat pendidikan
38.761
0.173
Signifikan
Latar belakang pendidikan
62.912
0.095
Signifikan
Lama pengalaman kerja
65.175
0.352
Tidak Signifikan
Lama menjadi IT PM
58.605
0.155
Signifikan
Status
14.988
0.332
86.038
0.062
Jenis kelamin
berkeluarga/perkawinan Pendapatan per Bulan
Tidak Signifikan Signifikan
Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 4.18, maka didapat bahwa varibel katagorikal usia, tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan, lama menjadi IT PM, serta pendapatan per-bulan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat pencapaian proyek.
65
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian proyek teknologi informasi dengan menggunakan 10 variabel bebas ternyata hanya terdapat 3 variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, yaitu anggaran, kepemimpinan manajer proyek, dan dukungan SDM. Sementara variabel ruang lingkup, waktu, dukungan manajemen, komunikasi, keterlibatan klien, kerjasama tim dan
IT Skill tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pencapaian proyek.
4.6.1 Varibel-varibel yang Berpengaruh Signifikan Anggaran Proyek / Cost Variabel bebas anggaran dengan p-value = 0.019, berpengaruh secara signifikan hal tersebut dapat dipahami, mengingat dari hasil penelitian Standish Group's CHAOS bahwa proyek-proyek teknologi informasi memiliki track record yang kurang baik dalam hal kesesusaian angaran yang ditetapkan dengan kebutuhan anggaran pada saat implementasi dilapangan. Hal ini mungkin juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh orang-orang yang pernah memimpin proyek IT khususnya di Jakarta. Dari data penelitian pada Tabel 4.4 mengenai distribusi latar belakang pendidikan para responden, diketahui bahwa mayoritas responden berasal dari latar belakang pendidikan teknikal, yaitu Ilmu Komputer dan Elektro hal ini tentu saja yang menjadikan mereka unggul dari didalam
66
permasalahan teknis yang sangat erat hubungannya dengan proyek-proyek IT tapi disisi lain kebanyakan dari mereka kurang mengetahui metode-motode yang tepat didalam pendekatan untuk mengestimasikan anggaran yang dibutuhkan sampai proyek selesai dilaksanakan. Ditambah lagi dengan banyaknya proyekproyek yang mengalami keterlambatan deadline, hal ini tentu saja menyebabkan penggelembungan besarnya anggaran proyek. Sulitnya pengestimasian atau penaksiran (valuation) manfaat secara intangible dari manfaat yang diperoleh jika suatu sistem IT telah diimplementasikan juga menjadi kendala bagi para manajer IT untuk memberikan perkiraan anggaran ke project sponsor sehingga terkadang anggaran yang diberikan untuk proyek-proyek IT nilai nya dibawah manfaat yang sebenarnya akan diperoleh perusahaan mereka jika sistem IT tersebut dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan alasan-alasan tersebutlah variabel anggaran memiliki pengaruh yang signifikan dalam pencapaian proyek IT. Dari pembahasan tersebut serta melihat pentingnya faktor anggaran dalam suatu proyek, maka pihak manajemen perusahaan yang terkait dengan proyekproyek IT baik mereka yang sebagai vendor atau mereka yang sebagai client harus dapat melakukan hal-hal berikut ini: 9 Membuat pendekatan atau pengestimasian besarnya anggaran yang dibutuhkan sampai proses selesai dilaksanakan, dengan memilih metodemetode perhitungan anggaran yang lebih akurat, memasukan/memberikan informasi tentang intangible benefit dalam penentuan nilai proyek. 9 Mengalokasikan perkiraan biaya terhadap setiap elemen proyek yang membutuhkan,
sehingga
tidak
menjadi
salah
satu
penyebab
dari
67
keterlambatan penyelesaian sebuah proyek yang malah menimbulkan masalah baru yaitu pengelembungan biaya akibat keterlambatan. 9 Dapat mengendalikan perubahan biaya yang dibutuhkan terhadap suatu proyek. Jika suatu proyek membutuhkan penambahan anggaran, manajemen harus dapat mengetahui seberapa besar nilai yang efektif agar proyek bisa selesai serta berjalan dengan baik ataukah harus dihentikan agar terhindar dari kerugian yang jauh lebih besar. Kepemimpinan Manajer Proyek Variabel bebas kepemimpinan manajer proyek juga memiliki pengaruh yang signifikan dengan p-value sebesar 0.050. Sebagian besar para praktisi IT cendrung memiliki sifat individualis ketika bekerja, sehingga menyebabkan kurangnya komunikasi antar anggota tim yang bisa menimbulkan kurangnya akurasi ketika dilakukan integrasi terhadap pekerjaan mereka dengan anggota tim lainnya. Maka untuk itu diperlukan kemampuan memimpin dari manajer proyek yang bukan hanya sekedar dapat menjadi atasan dari para anggota tim nya saja, perusahaan harus dapat memiliki manajer proyek yang dapat membuat rencana dan keputusan, mengatur dan memberikan arahan dalam mengerjakan proyek, memotivasi serta menjadi contoh yang baik bagi para anggota timnya sehingga para anggota tim tidak merasa terpaksa dalam mengerjakan tugas mereka. Dikarenakan pentingnya faktor kepemimpinan dari manajer proyek, maka disini perusahaan tidak hanya mengadakan pelatihan mengenai teknologi saja, tetapi juga harus mementingkan didalam mengadakan latihan-latihan kepemimpinan serta saling berbagi pengalaman didalam memimpin suatu proyek, dan juga
68
melakukan regenerasi dari anggota tim sehingga mereka kelak bisa memimpin suatu proyek dengan lebih baik lagi. Dukungan SDM Dukungan SDM merupakan variabel bebas terakhir yang paling memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat pencapaian proyek. Dari hasil yang diperoleh dukungan SDM memiliki tingkat yang paling signifikan dibanding dengan variabel bebas lainnya, yaitu dengan p-value sebesar 0.000. Proyek IT merupakan suatu proyek yang memliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan proyek-proyek lainnya. Sebagai contoh jika dilakukan perbandingan dengan suatu proyek pembangunan sebuah jembatan gantung, jika pada jembatan tersebut ada salah satu rantai atau kawat pengikat yang putus atau rusak maka kemungkinan besar pihak developer akan mengganti rantai tersebut dengan yang lebih baik, meskipun jika terjadi kondisi pekerja yang memasang rantai pengikat baru tersebut adalah bukan orang yang sama dengan orang yang memasang rantai pengikat sebelumnya kemungkinan hal ini tidak akan terlalu di permasalahkan.
Tetapi
didalam
suatu
proyek
IT,
misalkan
didalam
pengembangan software jika terdapat suatu bug di suatu bagian aplikasi atau ada bagian yang harus dirubah alur kerjanya dari aplikasi tersebut, maka jika orang yang melakukan perbaikan atau pengembangan tersebut adalah orang yang berbeda maka kondisi ini akan bisa menghambat dalam penyelesaian proyek kecuali jika orang yang menggantikan tersebut memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dari pada orang sebelumnya. Dikarenakan pentingnya dukungan SDM
69
di dalam keberhasilan suatu proyek IT, maka perusahaan atau manajer proyek harus mampu menciptakan kondisi: 9 Para anggota tim merasa senang atau tertantang didalam pengerjaan proyek tersebut, diantaranya dengan cara: -
Memberikan reward atau pujian bagi anggota tim yang berprestasi. Jika anggota tim melakukan kesalahan, jangan merendahkan mereka terutama dihadapan personil lainnya.
-
Menjadikan semua anggota merasa bagian penting dalam suatu proyek, salah satunya dengan cara memberikan pemahaman bahwa mereka memiliki peranan penting di dalam proyek serta dapat memiliki sensitifitas untuk membuat nyaman orang lain di lingkungannya.
9 Mengusahakan seluruh personil yang terlibat memiliki kualifikasi yang sesuai atau dapat dihandalkan. 9 Memasukkan jumlah personil yang cukup didalam suatu proyek, jika mengalami kekurangan personil tentu saja hal ini bisa memperlambat jalan proyek dan jika terjadi secara terus-menerus bisa menyebabkan personil yang terlibat merasa terbebani karena harus bekerja jauh diluar kapasitas mereka. Tetapi jumlah personil yang di alokasikan juga jangan terlalu berlebihan karena akan bisa menimbulkan rasa saling menghandalkan yang malah akan menghambat kreatifitas mereka dan bisa menimbulkan suatu konflik karena terlalu banyak campur tangan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang justru malah menghambat proses penyelesaian proyek tersebut.
70
4.6.2 Varibel-varibel yang Tidak Berpengaruh Signifikan Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa variabel yang mungkin memiliki pengaruh, namun tidak secara signifikan jika dibandingkan dengan ke tiga variabel bebas yang dianggap signifikan pada pembahasan sebelumnya, beberapa penjelasan yang diyakini penulis terkait dengan tidak signifikannya variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat pencapaian proyek adalah sebagai berikut: Ruang lingkup Karena ruang lingkup biasanya didefinisikan pada saat fase perencanaan dan jika dilihat data pada Tabel 4.1 mengenai distribusi usia serta Tabel 4.6 mengenai lama pengalaman didalam memimpin proyek, data tersebut menunjukkan bahwa cukup banyak responden berada pada rentang usia yang masih cukup muda serta belum terlalu banyak memiliki pengalaman didalam memimpin sebuah proyek sehingga dimungkinkan mereka pada umumnya didalam hal perencanaan masih kurang matang dan ingin secara cepat sampai pada fase eksekusi proyek. Dan juga pada umumnya untuk proyek-proyek IT khusus nya di Jakarta dari hasil jawaban kuesioner mengenai minimnya perubahan dan koreksi terhadap ruang lingkup proyek, memiliki nilai rata-rata yang cukup rendah dibanding dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya pada variabel bebas ruang lingkup. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan karena kurangnya dominasi jumlah responden yang memiliki pengalaman yang lebih dalam memimpin proyek, sehingga sebagian besar para praktisi atau responden pada penelitian ini menganggap bahwa perubahan ruang lingkup, spesifikasi dan user requirements merupakan
71
suatu hal yang wajar ketika proyek sedang di eksekusi sehingga menjadikan ruang lingkup bukanlah suatu faktor yang paling penting dalam pencapaian sebuah proyek IT didalam penelitian ini. Manajemen Waktu Sedangkan untuk variabel bebas waktu yang tidak signifikan, hal ini bisa dikarenakan selama rentang waktu yang diberikan dalam suatu proyek masih didalam batas kewajaran, maka waktu bukanlah menjadi faktor yang paling penting dalam pencapaian suatu proyek. Adanya anggapan jika waktu didalam pengerjaan suatu proyek cukup sempit maka mereka bisa menggunakan resource tambahan atau waktu ekstra asalkan proyek tersebut bisa didapatkan dan masih menguntungkan bagi pihak perusahaan, hal tersebut didukung lagi dengan mayoritas responden adalah pria sebesar 94.1%, dan hampir separuhnya berstatus belum menikah sehingga hal tersebut memungkinkan mereka tidak mengalami masalah jika harus menggunakan waktu ekstra asalkan bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari proyek tersebut. Dukungan manajemen puncak Tidak signifikannya dukungan manajemen didalam penelitian ini terhadap pencapaian suatu proyek IT bisa disebabkan karena seluruh responden adalah berasal dari perusahaan-perusahaan atau jenis usaha yang menjadikan IT menjadi salah satu kekuatan perusahaan atau strategi bisnis mereka. Sehingga pada umumnya para orang-orang yang memimpin proyek IT pada perusahaan seperti ini tidak terlalu mengalami kendala dalam mendapatkan dukungan dari manajemen puncak ataupun dalam melakukan sosialisasi proyek keseluruh pihak
72
yang terkait didalam internal perusahaan, karena proyek IT yang diselenggarakan merupakan salah satu realisasi dari strategi bisnis mereka, sehingga para stakeholder biasanya sudah mengerti dan hendaknya mendukung kebijakan yang berkaitan dengan suatu aktifitas untuk merealisasikan atau mendukung strategi bisnis perusahaan mereka. Komunikasi Tidak signifikannya variabel bebas komunikasi pada penelitian ini mungkin dikarenakan adanya 2 buah pernyataan atau aktifitas yang terdapat pada variabel bebas komunikasi yang mungkin dianggap beberapa para manajer proyek IT tidak banyak memberikan keuntungan bagi mereka sebagai pimpinan proyek. Dua pernyataan tersebut yaitu: - Seluruh pertemuan (formal meeting) difasilitasi oleh manajer proyek. - Setiap diskusi difasilitasi oleh manajer proyek. Kurangnya dukungan terhadap 2 pernyataan ini dapat di identifikasi dari adanya beberapa responden yang kurang setuju terhadap 2 pernyataan tersebut serta rendahnya nilai kolerasi pada pernyataan tersebut jika dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan valid lainnya yang ada pada variabel bebas komunikasi meskipun nilai kolerasinya masih lebih besar dari 0.3. Kurangnya dukungan beberapa responden jika aktifitas yang berkaitan pada pernyataan terebut di terapkan mungkin dikarenakan mereka beranggapan aktifitas tersebut malah akan merepotkan mereka sebagai pimpinan proyek, sehingga tidak harus memfasilitasi seluruh aktifitas atau diskusi yang dianggap sepele atau masih bisa di tangani oleh para anggota tim sendiri.
73
Keterlibatan klien Sedangkan untuk variabel bebas keterlibatan klien yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap pencapaian proyek IT pada penelitian ini dimungkinkan karena adanya pengaruh dari latar belakang pendidikan responden yang 80% lebih berasal dari latar belakang pendidikan teknikal serta minimnya pengalaman para responden didalam menangani proyek-proyek IT yang bisa dilihat pada Tabel 4.6 distribusi lama menjadi IT Project Manager. Alasan tersebut bisa menyebabkan kurangnya ketertarikan mereka didalam melakukan lobi-lobi dan juga dalam berinteraksi untuk menarik simpati klien, dan juga adanya anggapan bahwa terlalu banyak campur tangan dari klien justru malah menyebabkan kurang fokusnya
didalam pengerjaan
proyek.
Sehingga
didalam peneltian
ini
menyebabkan keterlibatan klien bukanlah suatu faktor yang paling penting dalam pencapaian sebuah proyek IT. Kerjasama tim Tidak signifikannya variabel bebas kerjasama tim didalam penelitian ini bisa juga dikarenakan pada suatu proyek IT biasanya didominasi dengan sebagian besar anggota tim yang interest terhadap teknologi, dan biasanya orang-orang yang menyukai teknologi secara berlebihan cendrung bersifat individual atau hanya asik terhadap pekerjaannya sendiri saja dan kurang memperhatikan lingkungan sekitar atau anggota tim lainnya, mungkin dikarenakan para responden juga menganggap kondisi tersebut adalah sesuatu yang wajar didalam proyek IT khususnya pada perusahaan-perusahaan IT di Jakarta, dan juga hal tersebut bisa dilihat dari adanya beberapa responden yang kurang atau tidak setuju terhadap
74
pernyataan didalam pertanyaan mengenai kerjasa tim, yakni dalam hal kedisiplinan jam kerja dan juga sikap saling membantu anggota tim jika pihak yang bersangkutan juga sedang mengalami kesulitan. Sehingga responden beranggapan justru para pimpinan proyeklah yang harus bisa mengalokasikan serta menyesuiakan tingkat pekerjaan yang harus diberikan kepada timnya. IT Skill Kemampuan teknis memang merupakan kebutuhan yang mutlak didalam suatu proyek IT karena aktifitas-aktifitas yang ada didalamnya pun lebih didominasi dengan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi informasi. Tetapi didalam penelitian ini proyek-proyek IT yang diselenggarakan adalah pada perusahaanperusahaan IT dan Telekomunikasi sehingga biasanya pada perusahaan jenis ini memang sudah terdapat banyak orang-orang yang kompeten atau unggul didalam teknologi informasi, oleh sebab itu para responden dalam penelitian ini mungkin merasa bahwa kemampuan teknis yang berkaitan dengan teknologi informasi cukup mudah mereka sediakan dan mereka tidak terlalu merasa kesulitan didalam permasalahan-permasalahan teknis tersebut.
4.6.3 Variabel Bebas Katagorikal Dari delapan varibel katagorikal yang digunakan pada penelitian ini didapat bahwa varibel katagorikal usia, tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan, lama menjadi IT PM, serta pendapatan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat pencapaian proyek.
75
Berdasarkan hasil tersebut maka pihak perusahaan dalam menentukan seorang pimpinan proyek IT, faktor latar belakang pendidikan patut untuk dipertimbangkan karena proyek IT cukup erat kaitannya dengan permasalahan teknis, istilah-istilah (jargon) yang biasa mereka gunakan sehari-hari, dan juga orang-orang IT atau anggota tim teknis terkadang memiliki sikap meremehkan jika mereka harus dipimpin oleh kepala proyek yang tidak memiliki atau kurang berpengalaman dalam penerapan teknologi informasi sehingga tentu saja hal ini bisa menyebabkan terhambatnya pencapaian proyek. Tingkat pendidikan pada penelitian ini memiliki tingkat signifikan yang paling rendah dibanding dengan ke lima varibel bebas katagorikal lainnya yang signifikan, meskipun demikian pihak perusahaan tetap harus mempertimbangkan faktor tingkat pendidikan didalam menentukan seorang manajer proyek IT, dengan semakin tingginya tingkat pendidikannya diharapkan akan bepengaruh terhadap pola pikir pimpinan proyek dalam menjalankan atau menghadapi serta memecahkan masalah yang dihadapi sebuah proyek, karena seharusnya dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang merupakan suatu proses percepatan orang tersebut dalam memperoleh pengetahuan mengenai pengalaman atau praktik-praktik terbaik dari pengalaman orang lain. Lamanya pengalaman seorang manajer poyek telah telah teruji memiliki pengaruh yang signifikan, dengan memiliki manajer proyek yang telah berpengalaman didalam menangani proyek-proyek IT akan membantu pihak perusahaan dalam pencapaian suatu proyek, karena dengan adanya pengalaman tersebut menjadikan seorang pimpinan proyek memiliki pola-pola tertentu dalam menjalankan atau menghadapi
76
serta memecahkan masalah yang dihadapi sebuah proyek berdasarkan pengalaman terbaik yang dimilikinya serta pengembangan yang dilakukan dari pengalamnya tersebut. Faktor usia dari manajer proyek juga telah teruji memiliki pengaruh yang signifikan, sehingga pihak perusahaan perlu mempertimbangkan faktor usia didalam memilih seorang pimpinan proyek. Faktor usia pada umumnya juga berbanding lurus dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang, dengan mengalokasikan manajer proyek yang memiliki pengalaman yang memadai serta berada pada rentang usia produktif, diharapkan akan mampu menjalankan atau menghadapi serta memecahkan masalah yang dihadapi sebuah proyek dan juga mampu beradaptasi dengan teknologi baru dan masih suka banyak hal-hal baru yang identik dengan suatu proyek IT. Disamping itu faktor pendapatan kepala proyek juga patut untuk dipertimbangkan, pihak perusahaan harus dapat menyesuaikan tingkat pendapatan, bonus atau keuntungan proyek yang diberikan kepada manajer proyek sesuai dengan tingkat kesulitan serta tanggung jawab pekerjaannya, sehingga pimpinan proyek dapat lebih fokus di dalam memimpin proyek tersebut demi tercapainya tujuan utama proyek.