46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Sejarah Perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia dengan memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta “Raja Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. PT HM. Sampoerna Tbk adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia dan bagian dari Philip Morris International, produsen rokok terkemuka di dunia. Misi perusahaan adalah “Menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia.” Hal ini dilakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. Pada tahun 2012, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 35,6% di pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full Year 2012. Pada akhir 2012, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaannya mencapai sekitar 28.500 orang. Selain itu, Perseroan juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (“MPS”) yang berada di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek Tangan, dan secara keseluruhan
47
memiliki lebih dari 61.000 orang karyawan. Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 73 kantor penjualan di seluruh Indonesia. Tahun 2012 merupakan tahun yang cemerlang bagi Perusahaan dimana kami mencapai rekor penjualan melebihi 100 miliar batang, ditambah berbagai pencapaian lain di banyak bidang. Tahun 2012 juga merupakan tahun yang istimewa bagi Sampoerna, ditandai dengan HUT Sampoerna ke-99, angka 9 memiliki makna khusus dalam sejarah Sampoerna dan beberapa tonggak penting tercapai, antara lain pembukaan dua pabrik sigaret kretek tangan baru di Jawa Timur dan pendirian pusat pelatihan search and rescue di Pasuruan sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial Sampoerna. Sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, Sampoerna bangga pada tradisi dan filosofi yang menjadi dasar kesuksesan perusahaan yang didukung dengan merek-merek yang kuat serta karyawan-karyawan terbaik, sambil terus berinovasi untuk masa depan yang lebih gemilang. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk mempunyai kantor pusat yang terletak di Jalan Rungkut Industri Raya No. 18 Surabaya dan mempunyai kantor perwakilan Jakarta di Gedung One Pacific Place Lt.18 Sudirman Central Business District (SCBD) Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53. Berikut sekilas sejarah perjalanan PT HM Sampoerna, Tbk sebagai berikut:
48
1. Tahun 1913 Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih. 2. Tahun 1930 Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti ”kesempurnaan”. Setelah usahanya berkembang, Beliau memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi dan dinamai Taman Sampoerna. 3. Tahun 1959 Kepemimpinan Sampoerna beralih ke generasi kedua di bawah pimpinan Aga Sampoerna, yang berfokus pada produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) premium. 4. Tahun 1978 Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi perusahaan, dan pertumbuhan Sampoerna kian melaju. 5. Tahun 1989 Sampoerna meluncurkan merek A Mild di Indonesia.
49
6. Tahun 1990 Sampoerna menjadi perseroan terbatas terbuka dengan struktur usaha modern dan memulai masa investasi dan ekspansi. Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. 7. Tahun 2005 Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc.(PMI), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna. 8. Tahun 2008 Sampoerna meresmikan pabrik Sigaret Kretek Mesin (SKM) di Karawang, Jawa Barat, dengan investasi senilai USD 250 juta. 9. Tahun 2013 Sampoerna memperingati 100 tahun berdirinya perusahaan.
4.1.1
Hasil Produksi Perusahaan Berikut penjelasan tentang hasil prosuksi produk PT HM Sampoerna dari lahan pertanian hingga pabrik. Setelah dipanen dan dikeringkan, tembakau dan cengkeh dibawa ke lokasi pabrik. Tembakau biasanya disimpan hingga selama tiga tahun dalam lingkungan
50
terkontrol untuk membantu meningkatkan cita rasanya. Cengkeh juga melewati proses penyimpanan serupa hingga selama satu tahun sebelum diproses menjadi “cengkeh rajang” (cut clove). Tembakau yang telah disimpan akan diproses terlebih dahulu sebelum dicampur dengan cengkeh rajangan yang telah kering, kemudian dijadikan racikan rokok yang akan dilinting menjadi rokok. Racikan yang telah selesai, yang biasa disebut “cut filler,” disimpan dalam lumbung berukuran besar sebelum memasuki proses produksi rokok. Rokok kretek dapat berupa sigaret kretek tangan (SKT) atau sigaret kretek mesin (SKM). Salah satu keunikan industri kretek Indonesia ialah masih digunakannya metode pelintingan secara manual dengan tangan, dimana para pekerja melinting produk rokok kretek dengan sangat cepat, bahkan hingga dapat mencapai 350 batang per jam. Fasilitas Linting-tangan dan Buatan mesin. Produksi sigaret kretek tangan dan sigaret kretek mesin terdiri dari tiga tahapan: 1. Pemrosesan daun tembakau 2. Produksi rokok 3. Dan pengemasan serta persiapan distribusi. Dalam tiap tahapan produksi, pengendalian mutu yang sangat cermat memegang peranan penting untuk memastikan bahwa setiap
51
batang rokok dibuat dengan standar tertinggi. Setelah siap, rokok kemudian dikemas dan dikirimkan untuk proses distribusi. Untuk merek-merek produksi PT HM Sampoerna, Tbk dan afiliasinya memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan rokok di Indonesia, yang meliputi sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret kretek mesin(SKM). Sampoerna juga mendistribusikan produk PT Philip Morris Indonesia (PMID), Marlboro, di Indonesia. Rokok kretek menguasai sekitar 92% pasar rokok di Indonesia. Di antara merek rokok kretek Sampoerna adalah Dji Sam Soe, A mild, Sampoerna Kretek, dan U Mild. Berkat fokus dan investasi pada portofolio merek, pada tahun 2013, kelompok merek inti perusahaan berhasil mempertahankan posisi pada 10 merek rokok teratas di Indonesia, dan kami berhasil mendongkrak pangsa pasar hingga mencapai 36,1%. Kelompok merek inti tersebut adalah A Mild, Dji Sam Soe, Marlboro, Sampoerna Kretek dan U Mild. 1. Sampoerna A
Keluarga Sampoerna A terdiri dari varian-varian SKM, yang meliputi merek A Mild. A Mild diluncurkan oleh Sampoerna pada
52
tahun 1989 dan merupakan pionir produk rokok kategori LTLN (rendah tar rendah nikotin) di Indonesia. Pada tahun 2013, A Mild tetap mempertahankan posisi sebagai merek rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. 2. Dji Sam Soe
Dji Sam Soe merupakan SKT pertama yang diproduksi oleh Handel Maatstchapijj Liem Seeng Tee, yang kemudian menjadi Hajaya Mandala Sampoerna. Dji Sam Soe hingga saat ini diproduksi dengan tangan di 5 fasilitas produksi Sampoerna dan 38 fasilitas produksi milik Mitra Produksi Sigaret (MPS) di sekitar pulau Jawa. Bentuk dan desain kemasan Dji Sam Soe tidak pernah berubah sejak tahun 1913 atau selama lebih dari 100 tahun. Dji Sam Soe diposisikan sebagai kretek premium di Indonesia dan sampai saat ini tetap menjadi pemimpin di segmen SKT. Varian Dji Sam Soe meliputi segmen SKT dan SKM. Dji Sam Soe Filter, Dji Sam Soe Magnum Filter, dan Dji Sam Soe Magnum Blue yang baru diluncurkan pada awal tahun 2014, merupakan bagian dari segmen SKM. Sedangkan
53
Dji Sam Soe Kretek dan Dji Sam Soe Super Premium merupakan bagian dari segmen SKT. 3. Sampoerna Kretek
Sampoerna Kretek adalah sigaret kretek tangan yang diproduksi pertama kali pada tahun 1968 di Denpasar, Bali, oleh Aga Sampoerna,
generasi
kedua
keluarga
Sampoerna.
Dengan
menggabungkan tembakau dan cengkeh berkualitas, Sampoerna Kretek berhasil menjadi sigaret kretek tangan terbaik di kelasnya. 4. U Mild
U Mild diluncurkan pada tahun 2005 sebagai bagian dari portofolio produk LTLN Sampoerna bersama dengan A Mild. Pertumbuhan volume penjualan U Mild terus meningkat sejak diluncurkannya, mencapai 35,6% pada tahun 2013.
54
5. Marlboro
Marlboro diluncurkan di Indonesia pada tahun 1984 oleh PMID dan merupakan salah satu merek internasional terbesar di pasaran. Sampoerna mendistribusikan Marlboro di Indonesia. Saat ini terdapat lima varian Marlboro yang terdiri dari Marlboro Red, Marlboro Lights, Marlboro Black Menthol, dan Marlboro Lights Menthol, dan Marlboro Ice Blast.
4.1.2
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Presiden Komisaris
: John Gledhill
Wakil Presiden Komisaris
: Charles Bendotti
Komisaris Independen
: RB Permana Agung Dradjattun Phang Cheow Hock Goh Kok Ho
Komisaris
: Niken Rachmad
Presiden Direktur
: Paul Norman Janelle
Direktur
: Andre Dahan
55
Michael Sandritter Nikolaos Papathanasiou Peter Alfred Kurt Haase Yos Adiguna Ginting Wayan Mertasana Tantra Mark Ingo Niehaus
56
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT HM Sampoerna, Tbk
57
4.2
Analisis dan Pembahasan Sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan dari PT HM Sampoerna, Tbk dengan menggunakan Time Series Analysis dan Cross Section Analysis dapat dilihat sebagai berikut: 4.2.1
Time Series Analysis 1. Rasio Likuiditas a. Perhitungan Current Ratio Tabel 4.1 (Dalam Juta Rupiah) Tahun
Current Ratio 2011
2012
2013
Aktiva Lancar
14,851,460
21,128,313
21,247,830
Hutang Lancar
8,368,408
11,897,977
12,123,790
Current Ratio
1.77
1.78
1.75
Berdasarkan perhitungan diatas, current ratio PT HM Sampoerna cenderung fluktuatif. Pada tahun 2012 current ratio mengalami kenaikan namun tidak signifikan, sedangkan pada tahun 2013 mengalami menurunan sebesar 0,03 sehingga menjadi 1,75. Jika dianalisis dari tahun ke tahun aktiva lancar PT HM Sampoerna mengalami kenaikan yang cukup baik dan terlihat kenaikan yang signifikan terjadi pada tahun 2012. Penurunan current ratio tersebut disebabkan karena naiknya hutang lancar perusahaan. Namun penurunan
58
current ratio ini tetap menunjukan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan harta lancarnya. Artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 1,75 harta lancar atau 1,75:1 antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
b. Perhitungan Cash Ratio Tabel 4.2 (Dalam Juta Rupiah) Tahun Cash Ratio 2011
2012
2013
Kas
2,070,123
783,505
657,276
Hutang lancar
8,368,408
11,897,977
12,123,790
0.25
0.07
0.05
cash ratio
Berdasarkan perhitungan diatas, dari tahun 2011 sampai tahun 2013 cash ratio PT HM Sampoerna terus menerus mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan karena kas perusahaan mengalami penurunan terus-menerus tiap tahunnya. Kondisi rasio kas ini kurang baik
karena
apabila
perusahaan
diharuskan
untuk
membayar
kewajibannya mampu untuk membayar tanpa harus memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancarnya seperti menjual persediaan.
59
2. Rasio Solvabilitas a. Perhitungan Debt to Equity Ratio Tabel 4.3 (Dalam Juta Rupiah) Tahun
Debt To Equity Ratio
2011
Total Kewajiban Modal
2012
2013
9,027,088
12,939,107
13,249,559
10,302,670
13,308,420
14,155,035
0.88
0.97
0.94
Debt To Equity Ratio
Berdasarkan perhitungan diatas, debt to equity ratio PT HM Sampoerna mengalami kenaikan di tahun 2012 menjadi 0,97 namun di tahun 2013 debt to equity ratio turun kembali menjadi 0,94. Debt to equity ratio perusahaan menurun kembali walaupun tidak sebaik di tahun 2011, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya. Namun secara keseluruhan dari tahun ke tahun debt to equity ratio masih dalam batas baik karena hasil dari debt to equity ratio kurang dari 1 (< 1) yaitu 0,88 ditahun 2011, 0,97 ditahun 2012 dan 0,94 ditahun 2013. Hal terlihat dari porsi modal yang dimiliki perusahaan lebih besar jika dibandingkan dengan porsi hutangnya.
60
b. Perhitungan Debt to Total Asset Ratio Tabel 4.4 (Dalam Juta Rupiah) Tahun
Debt To Total Asset Ratio
2011
Total Kewajiban Total asset
2012
2013
9,027,088
12,939,107
13,249,559
19,329,758
26,247,527
27,404,594
46.70%
49.30%
48.35%
Debt To Total Asset Ratio
Berdasarkan perhitungan diatas, debt to total asset ratio tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 2,6% menjadi 49,30 namun ditahun 2013 mengalami penurunan kembali menjadi 48,35%. Hal tersebut disebabkan karena meningkatnya hutang perusahaan. Namun
berdasarkan
perhitungan
tersebut
tercermin
bahwa
perusahaan terus melakukan perbaikan dengan menunjukkan nilai debt to total asset ratio masih berada dibawah 50% yang menandakan perusahaan masih efektif dalam memanfaatkan asset yang dimiliki untuk menutupi hutangnya
61
3. Rasio Profitabilitas a. Perhitungan Net Profit Margin Tabel 4.5 (Dalam Juta Rupiah) Net Profit Margin Laba Bersih Pendapatan/Penjualan Net Profit Margin
Tahun 2011
2012
2013
8,064,426
9,945,296
10,818,486
52,856,708
66,626,123
75,025,207
15.26%
14.93%
14.42%
Berdasarkan perhitungan diatas, net profit margin PT HM Sampoerna mengalami penurunan tiap tahunnya. Ditahun 2011 net profit margin sebesar 15,26%, lalu di tahun 2012 turun menjadi 14,93% dan di tahun 2013 mengalami penurunan lagi menjadi 14,42% . Hal ini disebabkan karena meningkatnya nilai beberapa akun pada pos beban penjualan meskipun pendapatan tahun 2012 dan tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup besar.
62
b. Perhitungan Return On Investment Tabel 4.6 (Dalam Juta Rupiah) Tahun Return On Investment 2011
2012
Laba Bersih
8,064,426
9,945,296
10,818,486
Total asset
19,329,758
26,247,527
27,404,594
41.72%
37.89%
39.48%
Return On Investment
2013
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil ROI PT HM Sampoerna mengalami penurunan di tahun 2012 sebesar 3,83% menjadi 37,89% namun mengalami kenaikan kembali di tahun 2013 menjadi 39,48%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cukup berhasil dalam memaksimalkan potensi asset yang dimiliki untuk dijadikan net income dan perusahaan diharapkan bisa terus menambah assetnya serta meningkatkan perolehan laba bersih sehingga sebanding dengan peningkatan jumlah investasi atas asset yang dimiliki dan dapat dinilai bahwa investasi yang dilakukan membawa dampak positif bagi kinerja perusahaan.
63
c. Perhitungan Return On Equity Tabel 4.7 (Dalam Juta Rupiah) Return On Equity
Tahun 2011
2012
2013
Laba Bersih
8,064,426
9,945,296
10,818,486
Total Modal
10,302,670
13,308,420
14,155,035
78.28%
74.73%
76.43%
Return On Equity
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil ROE PT HM Sampoerna tahun 2012 mengalami penurunan jika dibandingkaan dengan ROE tahun 2011. Penurunan tersebut sebesar 3,55% sehingga ROE tahun 2012 menjadi 74,73%. Namun di tahun 2013 ROE mengalami kenaikan kembali menjadi 76,43%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan PT HM Sampoerna cukup efisien dalam menggunakan modal sendiri dan dapat mempertahankan nilai dalan level yang positif.
64
4. Rasio Aktivitas a. Perhitungan Total Asset Turnover Tabel 4.8 (Dalam Juta Rupiah) Total Asset Turnover
Tahun 2011
2012
2013
Penjualan
52,856,708
66,626,123
75,025,207
Total asset
19,329,758
26,247,527
27,404,594
Total Asset Turnover
2.73x
2.54x
2.74x
Berdasarkan perhitungan diatas, perputaran aktiva PT HM Sampoerna tahun 2011 sebesar 2,73x, kemudian tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 2,54x dan di tahun 2013 mengalami kenaikan kembali menjadi 2,74x. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perputaran aktiva mencapai hasil yang produktif karena hasil perputaran aktiva PT HM Sampoerna diatas 1 (>1) meskipun mengalami penurunan di tahun 2012.
65
b. Perhitungan Account Receivable Turnover Tabel 4.9 (Dalam Juta Rupiah) Tahun
Account Receivable Turnover
2011
Penjualan Rata-Rata Piutang
2013
52,856,708
66,626,123
75,025,207
1,046,594
1,232,830
1,411,090
50.50x
54.04x
53.17x
Account Receivable Turnover Berdasarkan
2012
perhitungan
diatas,
perputaran
piutang
mencerminkan bahwa PT HM Sampoerna memiliki rasio yang cukup baik, dimana di tahun 2012 perputaran piutang mengalami kenaikan dari tahun 2011 yaitu sebesar 3,54 sehingga perputaran pitang menjadi 54,04x, namun mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi
53,17x,
hal
ini
mencerminkan
bahwa
perusahaan
mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan penagihan atas piutang. Namun penurunan tersebut tidak terlalu signifikan.
66
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Time Series PT HM Sampoerna, Tbk Ratio PT HM. Sampoerna
2011
2012
2013
Rata-Rata
Time Series
2011-2013
Analysis
1. Likuiditas Current Ratio
1.77
1.78
1.75
1.77
Baik
Cash Ratio
0.25
0.07
0.05
0.12
Baik
0.88
0.97
0.94
0.93
Baik
46.70%
49.30%
48.35%
48.11%
Baik
Net Profit Margin
15.26%
14.93%
14.42%
14.87%
Baik
Return On Investment
41.72%
37.89%
39.48%
39.70%
Baik
Return On Equity
78.28%
74.73%
76.43%
76.48%
Baik
2.73x
2.54
2.74
2.67
Baik
50.50x
54.04
53.17
52.57
Baik
2. Solvabilitas Debt To Equity Ratio Debt To Total Asset Ratio 3. Profitabilitas
4. Aktivitas Total Asset Turnover Account Receivable Turnover
PT. HM Sampoerna, Tbk memiliki pesaing dalam yang cukup banyak, seperti PT Gudang Garam, Tbk dan PT Bentoel International Investama, Tbk. Dengan adanya pesaing, perusahaan akan menjadi lebih kreatif dan terus termotivasi untuk menghasilkan produk-produk baru, selain itu pesaing juga dapat dijadikan alat untuk menukur kineja baik dalam segi keuangan, manajemen, operasional, dan hasil usaha. Berikut analisa Time Series PT
67
Gudang Garam, Tbk dan PT Bentoel International Investama, yang nantinya bisa menjadi informasi bagi pembaca, namun penulis tidak membahas panjang lebar. Tabel 4.11 Time Series Analysis PT Gudang Garam, Tbk
Ratio PT Gudang Garam
2011
2012
2013
Rata-Rata 2011-2013
Time Series Analysis
1. Likuiditas Current Ratio
2.24
2.17
1.72
2.05
Baik
Cash Ratio
0.08
0.09
0.07
0.08
Menurun
1.41
0.56
0.73
0.90
Baik
37.19%
35.90%
42.06%
38.39%
Baik
Net Profit Margin
11.84%
8.30%
7.91%
9.35% Baik
Return On Investment
12.68%
9.80%
8.63%
10.37% Baik
Return On Equity
48.12%
15.29%
14.90%
26.11%
Baik
Total Asset Turnover
1.07x
1.18x
1.09x
1.11x
Baik
Account Receivable Turnover
45.56x
42.52x
30.98x
39.69x
Baik
2. Solvabilitas Debt To Equity Ratio Debt To Total Asset Ratio 3. Profitabilitas
4. Aktivitas
68
Tabel 4.12 Time Series Analysis PT Bentoel International Investama
Ratio PT Bentoel International
2011
2012
2013
Rata-Rata 2011-2013
Time Series Analysis
1. Likuiditas Current Ratio
1.12
1.64
1.18
1.31
Baik
Cash Ratio
0.02
0.07
0.07
0.05 Menurun
1.41
0.56
0.73
0.90
Baik
64.52%
72.26%
90.45%
75.74%
Baik
Net Profit Margin
3.04%
-3.28%
-8.49%
-2.91%
Buruk
Return On Investment
4.83%
-4.66%
-11.29%
-3.71%
Buruk
Return On Equity
1.36%
-16.81%
-118.17%
-44.54%
Buruk
Total Asset Turnover
1.59x
1.42
1.33
1.45
Baik
Account Receivable Turnover
42.83x
40.78
50.17
44.59
Baik
2. Solvabilitas Debt To Equity Ratio Debt To Total Asset Ratio 3. Profitabilitas
4. Aktivitas
69
GRAFIK ANALYSIS TIME SERIES
LIKUIDITAS 2011 2.5 2
PT HM Sampoerna, Tbk
1.5 PT Gudang Garam, Tbk 1 PT Bentoel International Investama, Tbk
0.5 0 Current Ratio
Cash Ratio
SOLVABILITAS 2011 70 60 PT HM Samporna, Tbk
50 40
PT Gudang Garam, Tbk
30 20
PT Bentoel International Investama, Tbk
10 0
Debt to Equity Ratio
Debt to Total Asset Ratio
70
GRAFIK ANALYSIS TIME SERIES
PROFITABILITAS 2011 90 80
70
PT HM Samporna, Tbk
60
50
PT Gudang Garam, Tbk
40 30
PT Bentoel International Investama, Tbk
20 10
0 NPM
ROI
ROE
AKTIVITAS 2011 60 50 PT HM Samporna, Tbk 40
30
PT Gudang Garam, Tbk
20 PT Bentoel International Investama, Tbk
10 0
Total Asset Turnover
Account Receivable Turnover
71
GRAFIK ANALYSIS TIME SERIES
LIKUIDITAS 2012 2,5
2 PT. HM Sampoerna, Tbk 1,5 PT Gudang Garam, Tbk 1
PT Bentoel International Investama, Tbk
0,5
0 Current Ratio
Cash Ratio
SOLVABILITAS 2012 80 70 60
PT. HM Sampoerna, Tbk
50
PT Gudang Garam, Tbk
40 30
PT Bentoel International Investama, Tbk
20 10 0 Debt To Equity Ratio
Debt To Total Asset Ratio
72
GRAFIK ANALYSIS TIME SERIES PROFITABILITAS 2012 80
60
PT. HM Sampoerna, Tbk
40
PT Gudang Garam, Tbk
20
0 NPM
ROI
ROE
PT Bentoel International Investama, Tbk
-20
-40
AKTIVITAS 2012 60 50 40 PT. HM Sampoerna, Tbk
30 PT Gudang Garam, Tbk 20
PT Bentoel International Investama, Tbk
10 0 Total Asset Turnover
Account Receivable Turnover
73
GRAFIK ANALYSIS TIME SERIES
LIKUIDITAS 2013 2 1.8 1.6
PT. HM Sampoerna, Tbk
1.4 1.2
PT Gudang Garam, Tbk
1 0.8
0.6
PT Bentoel International Investama, Tbk
0.4 0.2 0
Current Ratio
Cash Ratio
SOLVABILITAS 2013 2
1,8 1,6 PT. HM Sampoerna, Tbk
1,4
1,2 1
PT Gudang Garam, Tbk
0,8
0,6 PT Bentoel International Investama, Tbk
0,4 0,2
0 Debt To Equity Ratio
Debt To Total Asset Ratio
74
GRAFIK ANALYSIS TIME SERIES
PROFITABILITAS 2013 100
50
PT. HM Sampoerna, Tbk
0 NPM
ROI
ROE
PT Gudang Garam, Tbk
-50
PT Bentoel International Investama, Tbk
-100
-150
AKTIVITAS 2013 60 50 40
PT. HM Sampoerna, Tbk
30
PT Gudang Garam, Tbk
20 PT Bentoel International Investama, Tbk
10 0 Total Asset Turnover
Account Receivable Turnover
75
4.2.2
Cross Section Analysis Dalam menilai kinerja perusahaan dapat juga dilakukan dengan membandingkan rasio tahun berjalan dengan rata-rata industri pada tahun yang bersangkutan, agar dapat diketahui kondisi perusahaan diantara para pesaing apakah dalam posisi kurang dari rata-rata atau melebihi rata-rata. Berikut akan dibahas perbandingan kinerja keuangan PT HM Sampoerna, Tbk dengan rata-rata industri perusahaan sejenis periode tahun 2011-2013. Tabel 4.13 Cross Section Analysis Tahun 2011
Tahun 2011 1. Likuiditas Current Ratio Cash Ratio 2. Solvabilitas Debt To Equity Ratio Debt To Total Asset Ratio 3. Profitabilitas Net Profit Margin Return On Investment Return On Equity 4. Aktivitas Total Asset Turnover Account Receivable Turnover
PT HM Sampoerna
PT Gudang Garam
PT Bentoel International Investama
RataRata Industri
Analisis
1.77 0.25
2.24 0.08
1.12 0.02
1.71 Baik 0.12 Baik
0.88
1.41
1.41
1.23 Baik
46.70%
37.19%
64.52%
49.47% Baik
15.26% 41.72% 78.28%
11.84% 12.68% 48.12%
3.04% 4.83% 1.36%
10.04% Baik 19.75% Baik 42.59% Baik
2.73
1.07
1.59
1.80 Baik
50.50
45.56
42.83
46.30 Baik
76
Berdasarkan analisis
cross
section
pada tahun 2011, dimana
membandingkan rasio tahun 2011 dengan rata-rata industri sejenis ditahun tersebut. Dimulai dengan posisi rasio likuiditas tahun 2011 PT HM Sampoerna Tbk dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya berada pada posisi diatas rata-rata industri, dimana current ratio PT HM Sampoerna sebesar 1,71 dengan rata-rata industri sebesar 1,71. Selanjutnya cash ratio PT HM Sampoerna sebesar 0,25 dengan rata-rata industri sebesar 0,12. Dari ketiga perusahaan rokok ini yang memiliki current ratio paling baik yaitu PT Gudang Garam,Tbk dengan nilai 2,24 sedangkan untuk cash ratio yang paling baik yaitu PT HM Sampoerna sebesar 0,25. Ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan masuk kategori Baik karena masih berada diatas ratarata industri perusahaan sejenis. Untuk rasio solvabilitas tahun 2011, dimana debt to equity ratio sebesar 0,88 dan debt to total asset ratio sebesar 46,70 berada diposisi dibawah ratarata industri. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dan jangka pendeknya bila perusahaan ini dilikuidasi, karena semakin kecil rasio ini semakin baik. Selanjutnya untuk rasio profitabilitas tahun 2011, dimana hasil net profit margin, return on investment dan return on equity berada diatas rata-rata dan menunjukkan posisi paling baik dan paling besar jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa PT HM Sampoerna
77
mampu mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Kemudian jika diliat dari rasio aktivitas yang meliputi rasio total asset turnover dan account receivable turnover perusahaan berada pada posisi diatas baik karena hasil menunjukkan diatas rata-rata industri yang menandakan
perusahaan
cukup
efektif
penggunaan
assetnya
dalam
memperoleh laba serta perusahaan juga cukup berhasil dalam menagih piutang. Tabel 4.14 Cross Section Analysis Tahun 2012
Tahun 2012
PT PT Bentoel PT HM Rata-Rata Gudang International Sampoerna Industri Garam Investama
Analisis
1. Likuiditas Current Ratio
1.78
2.17
1.64
1.86 Kurang Baik
Cash Ratio
0.07
0.09
0.07
0.08 Kurang Baik
0.97
0.56
0.56
0.70 Kurang baik
49.30%
35.90%
72.26%
52.49% Baik
Net Profit Margin
14.93%
8.30%
-3.28%
6.65% Baik
Return On Investment
37.89%
9.80%
-4.66%
14.34% Baik
Return On Equity
74.73%
15.29%
-16.81%
24.41% Baik
2.54
1.18
1.42
1.71 Baik
54.04
42.52
40.78
45.78 Baik
2. Solvabilitas Debt To Equity Ratio Debt To Total Asset Ratio 3. Profitabilitas
4. Aktivitas total asset turnover Account Receiv turnover
78
Sedangkan pada tahun 2012 rata-rata industri untuk analisis likuiditas PT HM Sampoerna mengalami penurunan dimana posisi current ratio dan cash ratio perusahaan berada pada posisi dibawah rata-rata industri perusahaan sejenis. Current ratio perusahaan sebesar 1,78 sedangkan rata-rata industri sebesar 1,86. Walaupun current rasio mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya tetapi untuk diposisi rata-rata industri berada pada posisi dibawah rata-rata. Sedangkan untuk cash ratio perusahaan sebesar 0,07 dengan nilai rata-rata industri sebesar 0,08, posisi tersebut berada dibawah rata-rata industri walaupun tidak terlalu jauh. Selanjutnya untuk analisis solvabilitas perusahaan, debt to equity ratio perusahaan sebesar 0,97 sedangkan rata-rata industri sebesar 0,70, walaupun menunjukkan peningkatan debt to equity ratio jika dibandingkan dengan tahun 2011 ini menujukkan bahwa perusahaan masih mampu mengcover setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Sedangkan untuk debt to total asset ratio berada pada posisi baik yaitu posisi dibawah rata-rata karena semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk analisis profitabitas PT HM sampoerna terlihat sangat baik, karena semua posisi ratio berada diatas rata-rata industri dan cukup unggul dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Walaupun jika dibandingkan dengan tahun 2011 ratio profitabilitas mengalami penurunan namun masih
79
menunjukkan kinerja yang baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang lain. Kemudian jika diliat dari rasio aktivitas yang meliputi rasio total asset turnover dan account receivable turnover perusahaan berada pada posisi diatas baik karena hasil menunjukkan diatas rata-rata industri yang menandakan
perusahaan
cukup
efektif
penggunaan
assetnya
dalam
memperoleh laba serta perusahaan juga cukup berhasil dalam menagih piutang dan masih unggul diantara perusahaan sejenis lainnya.
Tabel 4.15 Cross Section Analysis Tahun 2013
Tahun 2013 1. Likuiditas Current Ratio Cash Ratio 2. Solvabilitas Debt To Equity Ratio Debt To Total Asset Ratio 3. Profitabilitas Net Profit Margin Return On Investment Return On Equity 4. Aktivitas Total Asset Turnover Account Receivable Turnover
PT Bentoel PT PT HM International Gudang Sampoerna Investama Garam
RataRata Industri
Analisis
1.75 0.05
1.72 0.07
1.18 0.07
1.55 Baik 0.07 Baik
0.94
0.73
0.73
0.80 Kurang Baik
48.35%
42.06%
90.45%
60.29%
Cukup Baik
14.42% 39.48% 76.43%
7.91% 8.63% 14.90%
-8.49% -11.29% -118.17%
4.61% Baik 12.27% Baik -8.94% Baik
2.74
1.09
1.33
1.72 Baik
53.17
30.98
50.17
44.77 Baik
80
Dan yang terakhir analisis cross section tahun 2013, untuk rasio likuiditas perusahaan current ratio menunjukkan posisi baik dengan hasil sebesar 1,75 dengan rata-rata industri sebesar 1,55. Namun untuk cash ratio perusahaan sebesar 0,05 dengan rata-rata industri sebesar 0,07 posisi tersebut dibawah rata-rata yang menunjukkan bahwa uang cash atau aktiva lancar perusahaan yang mudah untuk dicairkan tersebut mengalami penurunan (berkurang dari tahun sebelumnya). Selanjutnya untuk analisis solvabilitas tahun 2013, debt to equity ratio perusahaan sebesar 0,98 dengan rata-rata industri sebesar 0,80 hal ini menunjukkan hasil yang kurang baik hal debt to equity perusahaan berada diposisi di atas rata-rata yang seharusnya ratio tersebut dibawah rata-rata, karena semakin kecil ratio ini semakin baik. Untuk debt to total asset ratio sebesar 48,35% dengan rata-rata industri 60,29 hal ini menunjukkan hasil yang cukup baik karena berada diposisi dibawah rata-rata. Artinya hutang perusahaan tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan PT Bentoel International Investama, Tbk. Jika dilihat analisis profitabilitas perusahaan, net profit margin, return on investment dan return on equity menunjukkan hasil yang baik karena posisi diatas rata-rata dan paling baik diantara industri sejenis. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba sangat baik.
81
Sedangkan untuk analisis aktivitas, total asset turnover sebesar 2,74 dengan rata-rata industri 1,72 menunjukkan bahwa ratio tersebut baik karena lebih dari rata-rata dan hasilnya >1, artinya kegiatan operasi perusahaan dalam melakukan investasi baik itu jangka pendek maupun jangka panjang berhasil. Lalu untuk account receivable turnover sebesar 53,17 dengan ratarata industri sebesar 44,77 hal ini menunjukkan posisi yang baik jg karena jauh diatas rata-rata, artinya menggambarkan bahwa aktiva berputar perusahaan lebih cepat untuk menciptakan penjualan dan menghasilkan laba.
GRAFIK RATA-RATA INDUSTRI