BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian dilakukan dengan mengambil data perusahaan yang terdaftar di BEI dan perusahaan yang terdaftar ke dalam kelompok perusahaan foods and baverages tahun 2010-2013. Obyek penelitian ini terdiri dari 15 perusahaan, 2 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan lengkap. Perusahaan yang memenuhi kriteria sebanyak 13 perusahaan, maka jumlah seluruh data perusahaan periode 2010-2013 adalah sebanya 52 sampel data.
B. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi suatu data. Berikut ini hasil analisis deskiptif menggunakan SPSS 20.
56
57
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Mnj_Laba
52
-.2439
.2452
-.000004
.0630882
Beta_Shm
52
-3.2087
48.6385
2.106040
7.1532577
Kpt_Psr
52
11.4798
17.9011
14.914117
1.7792112
By_Mdl
52
-4.6613
.9782
-.500965
.7793130
Valid N (listwise)
52
Sumber : Output SPSS 20
Berdasarkan data Tabel 4.1 statistik deskriptif diatas, N = 52 berarti jumlah data yang valid (sah untuk diproses) sebanyak 52 sampel. Dari data tersebut dapat diperoleh keterangan bahwa perusahaan yang memiliki 1. Variabel Manajemen Laba nilai terendah adalah PT.Davomas Abadi Tbk yaitu sebesar -0,2439. Nilai terbesar adalah PT. Akasha Wira Internatioanl Tbk yaitu sebesar 0,2452. Nilai rata-rata manajemen laba sebesar -0,000004 yang mendekati nilai maximum dan standar deviasi sebesar 0,0630882, Hal in menggambarkan bahwa emiten cenderung melakukan income increasing. Tanda positif menunjukkan adanya indikasi income increasing. Hal ini menunjukkan kenaikan manajemen laba dalam perusahaan akan menyebabkan kenaikan terhadap biaya modal. 2. Variabel kapitalisasi pasar terendah adalah PT. Sekar Laut 11,4798 dan
Tbk sebesar
terbesar adalah PT. Indofood Sukses MakmurTbk sebesar
17,9011. Nilai rata-rata sebesar 14,914117 dan standar deviasi sebesar 1,7793130. 3. Variabel Beta Saham terendah adalah sebesar –3,2087 adalah PT. Akasha
58
Wira Internasional Tbk. Dan terbesar adalah PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk sebesar 48,6385 . Nilai rata-rata sebesar 2,106040 dan standar deviasi adalah sebesar 1,793088. Nilai beta saham positif melampui angka >1 berati tingkat keuntungan saham meningkat lebih besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan saham meningkat lebih besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham dipasar. Ini membuktikan resiko sistematis saham besar. 4. Variabel Biaya Modal terendah adalah PT. Davomas Tbk sebesar -4,6613 dan terbesar adalah PT Cahaya Kalbar Tbk sebesar 0,9782. Nilai rata-rata sebesar -0,500965 dan standar deviasi adalah sebesar 0,7793130. Tanda negatif berarti investor mendapatkan return negatif, atau denga kata lain menanggung kerugian atas investasi yang dilakukan.
C. Uji Asumsi Klasik 1.
Uji Normalitas Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji
normalitas residual yaitu uji one sample kolmogorov-smirnov test dan Grafik Normal Probability Plot.
59
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
52
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
0E-7
Std. Deviation
.62967296
Absolute
.178
Positive
.136
Negative
-.178
Kolmogorov-Smirnov Z
1.286
Asymp. Sig. (2-tailed)
.073
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS 20
Sumber : Output SPSS 20
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot Dari table 4.2, sig. 2-tailed adalah 0,529 diatas 0,05 (0,462 > 0,05). Residual data terdistribusi normal jika signifikansi kolmogorov smirnov test > 0,05. Hal ini diperjelas dengan grafik normal plot yang terlihat titik-titik menyebar
60
disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mendekati dari garis diagonal. Grafik ini menjelaskan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas, berarti ini menunjukkan H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi secara normal. 2.
Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen).
Uji
Multikolonieritas dapat dilakukan dengan cara meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan Tolerance dan Variance Inflating Factor (VIF). Hasil uji multikolonieritas dari model regresi ditunjukan olah tabel berikut: Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas
Coefficients Model
a
Unstandardized
Standardiz
Coefficients
ed
t
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficient s B (Constant)
Std. Error
2.059
.814
-7.317
1.791
Kpt_Psr
-.151
Beta_Shm
-.029
Abs_MnjLaba
Beta
Tolerance
VIF
2.530
.015
-.494
-4.084
.000
.929 1.076
.053
-.344
-2.840
.007
.928 1.078
.013
-.268
-2.299
.026
.998 1.002
1
a. Dependent Variable: By_Mdl
Sumber : Output SPSS 20
61
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat untuk seluruh variabel, nilai tolerancenya > 0.10 dan nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan tidak terdapat multikolonieritas pada model regresi. 3.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier berganda ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis) (Ghozali, 2011 : 110). Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan Run Test. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual a
Test Value
-.07322
Cases < Test Value
25
Cases >= Test Value
26
Total Cases
51
Number of Runs
22
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Median
Sumber : Output SPSS 20
-1.271 .204
62
Hasil SPSS dengan profitabilitas 0.204 signifikan pada 0.05 yang berarti hipotesis nol tidak ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual. 4.
Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Sumber : Output SPSS 20.0
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
63
Dari grafik scatterplots di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.
D. Uji Kesesuaian Model 1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi dengan R Square. Nilai R2 adalah antara nol dan 1. Semakin mendekati 1 maka nilainya semakin baik yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Tabel 4.5 Koefisien Determinasi
b
Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of the Estimate
Square 1
.589
a
.347
.306
.6490520
a. Predictors: (Constant), Abs_MnjLaba, Beta_Shm, Kpt_Psr b. Dependent Variable: By_Mdl
Sumber : Output SPSS 20.0
Dilihat dari tabel 4.5 diatas, maka diketahui bahwa R Square sebesar 0,306 yang artinya adalah sebesar 30,6% hubungan variabel dependen yaitu biaya modal
64
dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu manajemen laba, kapitalisasi pasar dan beta saham. Sedangkan sisanya yaitu 69,4% (100% - 30,6%) diterangkan oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap variabel biaya modal. 2.
Uji Kesesuain Model (F-test) Uji Kesesuaian model digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebesar 0,05. Apabila tingkat signifikansi uji F < 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Jika tingkat signifikansi uji F > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Tabel 4.6 F-test a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
10.753
3
3.584
Residual
20.221
48
.421
Total
30.974
51
F 8.508
Sig. .000
b
a. Dependent Variable: By_Mdl b. Predictors: (Constant), Abs_MnjLaba, Beta_Shm, Kpt_Psr
Sumber : Output SPSS 20.0
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh nilai F hitung sebesar 8,508 dengan probabilitas 0,000. Probabilitas lebih kecil dari batas nilai signifikan (α = 0,05), maka model regresi dapat dikatakan bahwa variabel dependen yaitu biaya modal
65
berpengaruh terhadap manajemen laba, beta saham dan kapitalisasi pasar dapat digunakan secara bersama-sama.
E. Uji Hipotesis 1. Uji Signifikan Parsial (t-test) Uji t-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan
untuk memeriksa lebih lanjut manakah di antara variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka suatu independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap dependen. Berikut hasil uji t dalam penelitian ini :
Tabel 4.7 t-test Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
2.059
.814
Kpt_Psr
-.151
.053
Beta_Shm
-.029 -7.317
Beta 2.530
.015
-.344
-2.840
.007
.013
-.268
-2.299
.026
1.791
-.494
-4.084
.000
1 Abs_MnjLaba a. Dependent Variable: By_Mdl
Sumber : Output SPSS 20.0
Berdasarkan Tabel 4.7, Variabel manajemen laba memiliki nilai t sebesar -4,084 dan nilai sig. sebesar 0,000 < α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa variabel manajemen laba memiliki pengaruh negatif namun signifikan biaya modal.
66
Variabel beta saham memiliki nilai t sebesar -2,299 dan nilai sig. sebesar 0,026 < α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa variabel beta saham memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap biaya modal.
Variabel kapitalisasi pasar memiliki nilai t sebesar -2,840 dan nilai sig. sebesar
0,007 <α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa variabel kapitalisasi pasar
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian ini, dari variabel independen yang dimasukan dalam model dengan signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel manajemen laba, kapitalisasi pasar dan beta saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap biaya modal 2. Analisis Regresi Berganda Berikut ini hasil perhitungan regresi berganda : Tabel 4.8 Regresi Berganda Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
2.059
.814
Kpt_Psr
-.151
.053
-.344
Beta_Shm
-.029
.013
-.268
-7.317
1.791
-.494
1 Abs_MnjLaba a. Dependent Variable: By_Mdl
Sumber : Output SPSS 20.0
Dari tabel 4.8 di peroleh persamaan regresi sebagai berikut : By_Mdl= 2,059-7,317Mnj_Laba -0,151Kpt_Psr-0,029Beta
67
A. Pembahasan 1.
Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Hasil pengujian hipotesis secara statistik menunjukkan bahwa terdapat
hubungn yang signifikan antara manajemen laba dan biaya modal ekuitas. Hal ini dibuktikan dengan nilai signikfikansi regresi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa manajemen laba merupakan faktor penting yang mempengaruhi biaya modal ekuitas. Sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis alternatif yang diajukan. Nilai manjemen laba positif menunjukkan adanya income increasing yang merupakan upaya manajemen untuk menaikkan manajemen laba. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS 20 diperoleh hasil t nilai kapitalisasi pasar sebesar -2,840 dengan nilai probablitas 0,007 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kapitalisasi pasar akan mempengaruhi return saham. Hal ini berarti bahwa kondisi perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar akan memiliki usaha-usaha yang stabil dan lebih baik dibanding dengan perusahaan yang memiliki kapitalisasi kecil. Dalam hal ini investor aka memiliki ekspektasi yang besar untuk mendapatkan keuntungan jika berinvestasi pada perusahaan berkapitalisasi besar. Hasil pengujian statistik beta saham diperoleh hasil t nilai sebesar -2,299 dengan nilai probabilitas 0,026 berarti lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa beta saham akan mempengaruhi return saham. Mengetahui beta sekuritas merupakan hal penting untuk menganalisa sekuritas tersebut.
68
Maka dari hasil pengujian seluruh variabel tersebut dapat disimpulkan manajemen laba dengan variabel kontrol kapitalisasi pasar dan beta saham mempunyai pengaruh signifiakan terhadap biaya modal. Nilai beta saham dan kapitalisasi pasar berpengaruh dan bernilai negatif
maksudnya adalah untuk
mencari nilai kedua variabel tersebut dengan menggunakan historis harga saham, sedangkan harga saham dapat berubah sesuai dengan kondisi sistematis baik yang dipengaruhi dari dalam perusahaan itu sendiri maupun dari kondisi di luar perusahaan yang menjadi kelemahan investor dalam menganalisa kondisi perusahaan yang menjadi tujuan investasi. Artinya dalam perhitungan saham saat ini saham bernilai sama dengan nilai saham di masa yang akan datang. Kemudian untuk perhitungan beta saham sendiri menggunakan regresi, yang artinya perhitungan menggunakan regresi tidak terlepas dari nilai error, sehingga hasil yang didapatkan tidak menunjukkan dengan keadaan yang sesungguhya. Namun hasil tersebut muncul kontradiksi dengan hasil biaya modal yang memiliki nilai negatif. Penelitian ini terdapat 2 perspektif dalam menilai hasil tersebut, pertama dari sudut pandang manajemen perusahaan, maka manajemen laba yang dilakukan dengan menaikkan laba berpengaruh terhadap biaya modal. Kedua dari segi investor dengan hasil yang negatif merupakan kabar buruk yang artinaya mendapatakan return negatif. Maka dengan kondisi ini dapat disimpulkan sampel perusahaan pada penelitian ini investor tidak mengantisipasi dengan baik adanyafenomena manajemen laba. Secara keseluruhan hasil hipotesis adalah sebagai berikut:
69
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Kode Ha
Hipotesis Manajemen laba berpengaruh dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas
Kesimpulan Diterima