BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT. Electonic Indonesia PT. Electronic Indonesia yang dimiliki oleh bapak Alex S. Hidayat pada awalnya bernama Electronic Radio Service yang didirikan tanggal 30 Oktober 1960 di Jakarta. Electronic Radio Service merupakan tempat penjualan dan pusat perbaikan (service center) untuk peralatan elektronik, seperti: radio AM/FM, televisi, telepon, dan alat perekam. Electronic Radio Service berlokasi di Jalan Biak 29, Jakarta Pusat. Seiring dengan semakin berkembangnya usaha yang dijalankan, Electronic Radio Service memutuskan untuk membentuk perusahaan dagang (PD) dan mengubah namanya menjadi PD Electronic Indonesia pada tahun 1970. Perubahan nama dan struktur perusahaan yang dilakukan ini memberi dampak positif terhadap kemajuan perusahaan. Pada tahun 1972, PD Electronic Indonesia melakukan kerja sama dengan TOA Corporation. PD Electronic Indonesia ditetapkan sebagai distributor utama dari TOA Corporation di provinsi DKI Jakrta dan Jawa Barat. Tidak hanya itu, PD Electronic Indonesia juga menjalin hubungan bisnis sebagai distributor dengan beberapa perusahaan ternama seperti
59
60
perusahaan Iwatsu Key Telephone System, Nittan Fire Alarm System, dan Sansei Alarm System. Pada tahun 1980, PD Electronic Indonesia menjadi satu-satunya distributor dari Trio Corporation dan HIOKI Corporation. Perusahaan ini pun terus berkembang dan bertahan dalam persaingan yang ada seiring waktu yang berjalan. Di tahun 1985 PD Electronic Indonesia merubah statusnya menjadi perseroan terbatas (PT) dengan nama PT. Electronic Indonesia. Dan akhirnya pada tahun 1992 PT. Electronic Indonesia melakukan kerja sama dengan perusahaan Inter-M sebagai distributor utama produk-produknya seperti sound amplifier, speaker, dan Public Address system. Kerjasama ini pun terus berlanjut sampai sekarang. 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 4.1.2.1 Visi
1. Menjadi perusahaan unggulan dan pilihan utama bagi para mitra usaha dan seluruh masyarakat Indonesia. 4.1.2.2 Misi 1. Menawarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif. 2. Memberikan pelayanan yang cepat, ramah, dan memuaskan. 3. Memperkenalkan perusahaan dengan baik kepada seluruh masyarakat Indonesia.
61
4. Menjalin dan menjaga hubungan yang baik dan harmonis dengan mitra usaha dan pelanggan-pelanggan yang ada. 4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan 4.1.3.1 Struktur Organisasi
Sumber: PT. Electronic Indonesia (2012) Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Electronic Indonesia
4.1.3.2 1.
Uraian Pekerjaan Director •
Merupakan pimpinan tertinggi dari PT. Electronic Indonesia.
62
•
Mengatur, mengontrol, dan mengevaluasi seluruh kegiatan dari bagian Team IT & General Adm, Operational Manager, dan Team Financial & Law.
• 2.
Menetapkan berbagai strategi dan kebijakan perusahaan.
Team IT & General Administrative • Selalu siap dan sigap dalam
mengamati dan mengurus bagian online
seperti penawaran dari pelanggan lewat email. • Memberikan pelayanan yang cepat, ramah, dan memuaskan kepada pelanggan lewat internet/online. 3.
Operational Manager •
Bertanggung jawab atas jalannya proses operasional perusahaan.
•
Memberi laporan perihal kinerja bagian perdagangan, administrasi, dan jasa kepada direktur
•
Mengarahkan, mengontrol, dan
mengevaluasi kinerja dari bagian
perdagangan, administrasi, dan jasa berdasarkan laporan-laporan yang diberikan. •
Bertanggung jawab atas pembelian barang untuk perusahaan.
•
Membuat laporan atas pembelian barang untuk bagian Financial & Law.
•
Menetapkan standar kualitas produk.
63
•
Ikut membantu dalam mempromosikan produk dan perusahaan kepada masyarakat.
4.
Team Financial & Law • Melakukan penyusunan anggaran perusahaan. • Mengontrol keuangan perusahaan. • Memberi laporan perihal keuangan perusahaan kepada direktur. • Mengurus langsung hal-hal yang berhubungan dengan bank (seperti membuka biro, cek, dan setor)
5.
Perdagangan •
Menyimpan data pelanggan
•
Mengarahkan, mengontrol, dan mengevaluasi kinerja dari bagian grosir, eceran, dan proyek.
•
Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran perusahaan.
•
Terus mencari dan mengidentifikasi pelanggan potensial.
•
Menjaga hubungan baik dengan seluruh pelanggan.
•
Melaporkan kinerja penjualan perusahaan kepada manajer operasional.
6. Administrasi
64
•
Memeriksa kas yang diberikan oleh bagian General Administrative Accounting dan Keuangan dan disesuaikan dengan laporan yang ada.
•
Memberi
laporan
kepada
Operational
Manager
atas
pendapatan
perusahaan setiap harinya. 7. Jasa •
Mengarahkan,
mengontrol,
dan
mengevaluasi
kinerjadari
bagian
Engineering dan Instalasi. •
Memberi laporan kepada bagian Operational Manager atas pekerjaanpekerjaan yang sudah terselesaikan di bagian jasa.
•
Menjaga hubungan dengan pelanggan dan memastikan pelanggan puas atas jasa dan pelayanan yang diberikan.
8. Grosir •
Mengusakahakan penjualan dalam bentuk grosir.
•
Mencari mitra-mitra usaha yang bisa diajak untuk bekerja sama.
•
Memastikan proses penjualan dan transaksi terselesaikan dengan baik dan dengan pelayanan yang memuaskan pelanggan.
• Memberikan laporan pada bagian Perdagangan atas penjualan yang sudah dilakukan. 9. Eceran
65
•
Mengusahakan penjualan dalam bentuk eceran.
•
Memastikan proses penjualan dan transaksi terselesaikan dengan baik dan dengan pelayanan yang memuaskan pelanggan.
•
Memberikan laporan pada bagian Perdagangan atas penjualan yang sudah dilakukan.
10. Proyek •
Mengusahakan penjualan dalam proyek-proyek.
•
Memastikan proses penjualan dan transaksi terselesaikan dengan baik dan dengan pelayanan yang memuaskan pelanggan.
•
Memberi laporan pada bagian Perdagangan atas penjualan yang sudah dilakukan.
11. General Administrative Accounting dan Keuangan •
Bertanggung jawab atas kas perusahaan.
•
Mencatat data pembukuan atas penjualan produk perusahaan.
•
Memberikan laporan dan pendapatan setiap harinya dari perusahaan kepada bagian administrasi.
•
Menjaga keamanan dari kas perusahaan.
•
Melayani pembayaran dari setiap pembelian oleh pelanggan secara langsung di toko.
66
12. Engineering •
Bertanggung jawab atas bagian jasa service atau perbaikan.
•
Memastikan pekerjaan terselesaikan tepat waktu dan dengan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
•
Memberi laporan kepada bagian Jasa atas perbaikan-perbaikan yang sudah terselesaikan.
13. Instalasi •
Bertanggung jawab atas instalasi atau pemasangan produk di lokasi atau tempat pelanggan.
•
Memastikan pemasangan produk terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan keinginan pelanggan.
•
Memberikan pelayanan yang ramah dan memuaskan kepada pelanggan.
•
Memberi laporan kepada bagian Jasa atas pemasangan produk yang sudah dilakukan.
4.1.4 Produk PT. Electronic Indonesia 1.
Speaker Sebuah perangkat elektronika yang berfungsi mengubah sinyal listrik
(elektrik) menjadi sinyal audio sehingga dapat kita dengar sebagai suatu bunyi. Bisa juga diartikan sebagai alat pengeras suara.
67
2.
Amplifier Amplifier atau penguat adalah komponen elektronika yang digunakan
untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan sinyal suara (yang telah dinyatakan dalam bentuk arus listrik) pada bagian inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian outputnya. 3.
Mikrofon Mikrofon adalah
suatu
jenis transduser yang
mengubah
energi-
energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik. 4.
Audio Mixer Audio mixer adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi untuk
memadukan (mixing), mengatur jalur (routing) dan mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Audio mixer secara luas digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan publik (public address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik radio maupun televisi, dan juga pasca produksi pembuatan film. 5.
CCTV (Closed-Circuit Television) Closed-Circuit Television atau CCTV adalah penggunaan kamera video
untuk mentransimisikan sinyal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor. Berbeda dengan televisi, sinyal CCTV tidak secara terbuka ditransimisikan.
68
6.
Fire Alarm System Fire Alarm System adalah sebuah sistem alarm kebakaran otomatis
dirancang untuk mendeteksi keberadaan yang tidak diinginkan dari api dengan memonitor perubahan lingkungan yang terkait dengan pembakaran. Sistem alarm kebakaran otomatis dimaksudkan untuk memberitahukan kepada penghuni bangunan untuk mengevakuasi jika terjadi kebakaran atau darurat lainnya, melaporkan peristiwa tersebut ke lokasi off-tempat dalam rangka untuk memanggil layanan darurat, dan menyiapkan struktur dan sistem yang terkait untuk mengontrol penyebaran api dan asap. 4.1.5 Analisis persaingan model lima kekuatan porter pada PT. Electronic Indonesia Menurut Michael Porter ada lima kekuatan dalam industri, yaitu ancaman pendatang baru, kekuatan tawar-menawar supplier, kekuatan tawar-menawar pembeli, ancaman barang pengganti atau subtitut, dan persaingan antar perusahaan. Berikut adalah gambaran tentang lima kekuatan porter yang ada pada PT. Electronic Indonesia: 1. Ancaman pendatang baru Dalam bisnis ini, yang berada dalam industri alat elektronik berupa speaker dan CCTV, akan cukup mudah untuk dimasuki pesaing-pesaing baru dikarenakan tersedianya cukup banyak pemasok untuk produk-produk ini. Tingkat pembangunan di Indonesia yang cukup tinggi saat ini akan mengundang banyak pemain baru untuk mencoba bisnis ini. Banyak
69
bangunan-bangunan baru yang berdiri misalnya seperti kantor, hotel, apartemen, dan sebagainya yang memerlukan audio system seperti speaker sebagai
fasilitas
untuk
kemudahan
komunikasi
dan
CCTV
untuk
meningkatkan keamanan. Contoh pendatang baru: Damai Indah Musik House 2. Kekuatan tawar-menawar pemasok Dalam bisnis ini kekuatan tawar-menawar pemasok besar karena beberapa produk utama dari perusahaan ini yaitu audio system dan CCTV dipasok oleh hanya satu perusahaan tunggal saja, yaitu InterM. Oleh karena itu, PT. Electronic Indonesia selalu menjaga hubungan yang baik dengan pemasoknya terutama InterM sehingga kedua pihak bisa saling membantu dan diberikan pelayanan yang baik seperti pengiriman pasokan barang yang tepat waktu. Pemasok: InterM, Nittan. 3. Kekuatan tawar-menawar pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli dalam industri ini besar dikarenakan adanya banyak perusahaan lain yang menyediakan produk serupa dengan produk-produk PT. Electronic Indonesia. Dengan begitu PT. Electronic Indonesia selalu memperluas cakupan pasarnya, memperkenalkan perusahaan dan produknya ke masyarakat luas, dan menjalin hubungan baik dengan pelanggan-pelanggannya serta memberikan produk-produk yang berkualitas dengan harga memuaskan agar PT. Electronic Indonesia bisa tetap menjadi
70
pilihan utama bagi pelanggannya dan seluruh masyarakat Indonesia. Contoh pembeli utama : UD. Jaya Mandiri, UD. Citra Sapta, UD. Multi Jaya Electronic, UD. Jaya Makmur, dan Masyarakat Individual. 4. Ancaman barang pengganti Tidak ada ancaman barang pengganti dalam bisnis ini karena produknya (speaker dan CCTV) merupakan satu-satunya yang dapat digunakan dalam penerapannya. 5. Persaingan dalam industri Dalam industri ini terdapat banyak pesaing yang menjadi ancaman bagi PT. Electronic Indonesia. Misalnya PT. Elsiscom Prima Karya yang menjual barang serupa dengan PT. Electronic Indonesia yaitu CCTV dan audio system (speaker, sound amplifier, power) dan PT. Mitra Wiratindo Indonesia yang merupakan distributor produk-produk seperti CCTV, sound system, fire alarm, dan lain-lain. Untuk mempertahankan posisi dari para pesaingnya maka PT. Electronic Indonesia menggunakan strategi persaingan harga dimana perusahaan terus mengontrol harga produk pesaing untuk bisa trus disesuaikan dan dengan meningkatkan mutu pelayanan.
71
Sumber: Hasil Penelitian Penulis (2012) Gambar 4.2 Model Lima Kekuatan Porter Pada PT. Electronic Indonesia 4.2
Tahap Masukan
4.2.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal 4.2.1.1 Identifikasi Lingkungan Internal PT. Electronic Indonesia
Data yang diambil untuk penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh langsung dari manajer perusahaan PT. Electronic Indonesia lewat wawancara. Lewat wawancara tersebut, diperoleh data-data faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dari PT. Electronic Indonesia yang akan digunakan
72
sebagai langkah awal untuk menformulasikan strategi untuk PT. Electronic Indonesia. Berikut hasil data lingkungan internal yang sudah diperoleh: Tabel 4.1 Faktor kekuatan PT. Electronic Indonesia No.
Faktor kekuatan PT. Electronic Indonesia
1
Merek produk yang dipasarkan sudah terkenal
2
Pelayanan pengiriman barang yang tepat waktu
3
Kualitas produk terjamin
4
Tersedianya pelayanan pembelian produk lewat internet (e-mail)
5
Adanya karyawan bagian teknisi yang bisa merakit produk sendiri
6
Lokasi perusahaan yang strategis
Sumber: Wawancara dengan pimpinan PT. Electronic Indonesia
a. Merek produk yang dipasarkan sudah terkenal Produk-produk yang dijual terutama produk speaker, amplifier, CCTV, dan fire alarm system merupakan produk-produk yang memiliki merek yang sudah lama ada sehingga sudah dikenal baik oleh masyarakat. Produk-produk ini sudah memiliki brand image yang baik dari kualitasnya yang terpercaya. b. Pelayanan pengiriman barang yang tepat waktu Sistem pelayanan yang cepat adalah salah satu kunci kerja PT. Electronic Indonesia agar tingkat kepuasan pelanggan bisa selalu terpenuhi. Pesanan yang diterima langsung diproses agar penyiapan barang pesanan bisa selesai secepatnya dan pengiriman barang bisa terselesaikan tepat waktu.
73
c. Kualitas produk terjamin Produk yang dijual PT. Electronic Indonesia adalah produk yang memiliki kualitas yang terjamin. Barang yang akan dikirim kepada pelanggan diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan produk berada dalam keadaan yang baik dan berfungsi sebagaimana mestinya. d. Tersedianya pelayanan pembelian produk lewat internet (e-mail) PT. Electronic Indonesia memiliki bagian yang menangani pembelian oleh pelanggan lewat salah satu teknologi internet, yaitu e-mail. Hal ini adalah sebagai salah satu fasilitas untuk memudahkan pelanggan untuk membeli barang dari PT. Electronic Indonesia. Pelanggan dapat melakukan pemesanan barang dengan cara mengirim e-mail ke alamat e-mail PT. Electronic Indonesia yaitu
[email protected] yang nantinya akan diproses dan ditangani oleh bagian tim IT & General Administrative perusahaan. e. Adanya karyawan bagian teknisi yang bisa merakit produk sendiri PT. Electronic Indonesia memiliki karyawan bagian teknisi yang bisa merakit produk. Salah satu produk yang pernah dirakit sendiri adalah produk speaker yang dipasarkan dengan merek Tanber. Dengan adanya beberapa karyawan bagian teknisi ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan riset dan membuat produk sendiri yang baru lagi yang bisa menguntungkan perusahaan. f. Lokasi perusahaan yang strategis
74
PT. Electronic Indonesia berlokasi di daerah Roxy, Jakarta Pusat yang memang menjadi salah satu pusat pertokoan di kota Jakarta yang mana terdapat banyak toko dan ruko-ruko sehingga hal ini membuat PT. Electronic Indonesia menjadi visible dan mudah ditemui oleh masyarakat yang berkunjung ke daerah ini. Tabel 4.2 Faktor kelemahan PT. Electronic Indonesia No.
Faktor kelemahan PT. Electronic Indonesia
1
Tenaga sales yang kurang optimal
2
Belum ada cabang lain
3
Belum tersedianya situs web perusahaan di internet
4
Masih belum banyak variasi produk yang dijual
5
Promosi yang dilakukan belum maksimal
Sumber: Wawancara dengan pimpinan PT. Electronic Indonesia
a. Tenaga sales yang kurang optimal Tenaga sales dari PT. Electronic Indonesia masih mengalami kesulitan dalam memasarkan dan menjual produk perusahaan. Tingkat pencapaian tenaga sales masih dianggap kurang optimal dan tidak sesuai harapan di mana perusahaan menargetkan total penjualan dari semua sales adalah sebesar lima ratus juta rupiah per bulan. PT. Electronic Indonesia pun masih mengalami kesulitan untuk mencari tenaga sales baru yang benar-benar bisa diandalkan. b. Belum ada cabang lain
75
PT. Electronic Indonesia tidak memiliki cabang dan hanya berpusat di satu tempat saja. Hal ini membuat distribusi produk menjadi kurang luas dan perusahaan pun kurang dikenal oleh masyarakat yang tinggal jauh dari pusat kantor PT. Electronic Indonesia yang berlokasi di daerah Roxy, Jakarta Pusat. c. Belum tersedianya situs web perusahaan di internet PT. Electronic Indonesia belum menggunakan sarana internet secara maksimal, di mana belum ada situs web perusahaan di jaringan internet. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mudah untuk dikenal masyarakat luas dan profil perusahaan sulit diketahui oleh masyarakat sehingga masyarakat tidak mudah mengenal perusahaan ini. d. Masih belum banyak variasi produk yang dijual Variasi produk yang dijual PT. Electronic Indonesia masih tergolong sedikit karena perusahaan memfokuskan penjualannya hanya untuk produk sound system, CCTV, dan fire alarm saja di mana masih banyak alat elektronik lain yang bisa dijual perusahaan yang bisa digunakan untuk memperluas target pasar. e. Promosi yang dilakukan belum maksimal Selama ini PT. Electronic Indonesia baru melakukan promosi iklan lewat koran dan yellow pages saja. Hal ini dilakukan agar perusahaan tidak mengeluarkan banyak biaya untuk promosi iklan. Dengan sarana promosi yang terbatas
76
seperti ini perusahaan pun tidak akan bisa dengan cepat dan mudah dikenal masyarakat luas. 4.2.1.2 Matriks IFE Berdasarkan identifikasi variabel-variabel internal perusahaan PT. Electronic Indonesia yang telah dijabarkan di atas, maka tabel analisis faktor internal atau Matriks IFE dapat dibuat dengan memberi daftar faktor-faktor internal perusahaan, kemudian diberi bobot dan peringkat, dan menjumlahkan skor total. Tabel 4.3 Matriks IFE Bobot Rating
Total
Merek produk yang dipasarkan sudah terkenal
0,169
4
0,676
Pelayanan pengiriman barang yang tepat waktu
0,164
4
0,656
Kualitas produk terjamin
0,107
4
0,428
Tersedianya pelayanan pembelian produk lewat internet (e-mail)
0,083
4
0,332
Adanya karyawan bagian teknisi yang bisa merakit produk sendiri
0,022
3
0,066
Lokasi perusahaan yang strategis
0,094
3
0,282
Tenaga sales yang kurang optimal
0,169
1
0,169
Belum ada cabang lain
0,022
2
0,044
Belum tersedianya situs web perusahaan di internet
0,054
1
0,054
Masih belum banyak variasi produk yang dijual
0,029
2
0,058
Faktor-faktor Internal Kekuatan
Kelemahan
77
Promosi yang dilakukan belum maksimal
0,089
Jumlah
1,00
1
0,089 2,854
Sumber: Hasil pengolahan data (2012) Dari matriks IFE di atas, diketahui jumlah total nilai bobot faktor internal dari PT. Electronic Indonesia adalah sebesar 2,854. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat, karena nilai yang diperoleh merupakan di atas rata-rata, yaitu 2,50. Nilai ini juga menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam posisi di atas rata-rata pada kekuatan internal secara keseluruhan. 4.2.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal 4.2.2.1 Identifikasi Lingkungan Eksternal PT. Electronic Indonesia Data yang diambil untuk penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh langsung dari manajer perusahaan PT. Electronic Indonesia lewat wawancara. Lewat wawancara tersebut, diperoleh data-data faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dari PT. Electronic Indonesia yang akan digunakan sebagai langkah awal untuk menformulasikan strategi untuk PT. Electronic Indonesia. Berikut hasil data lingkungan eksternal yang sudah diperoleh: Tabel 4.4 Faktor peluang PT. Electronic Indonesia No.
Faktor peluang PT. Electronic Indonesia
1
Kondisi perekonomian Indonesia yang makin membaik
2
Kemajuan teknologi
3
Pertumbuhan pembangunan gedung-gedung dan bangunan di Indonesia
78
4
Loyalitas pelanggan pada perusahaan
5
Budaya masyarakat Indonesia untuk merayakan acara di hari raya atau hari besar
Sumber: Wawancara dengan pimpinan PT. Electronic Indonesia a. Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin membaik Kondisi perekonomian Indonesia terus tumbuh dan menjadi salah satu yang tumbuh tertinggi di dunia sejak tahun 2010 menurut menteri keuangan Agus Martowardojo di Jakarta Convention Center, Rabu, 28 November 2012. Di kuartal I-2012 ekonomi Indonesia naik sebesar 6,3 persen. Di kuartal II-2012 naik sebesar 6,4 persen. Kuartal III-2012 6,17 persen, dan kuartal IV-2012 diperkirakan antara 5,9 sampai 6,3 persen. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat ini tentu akan meningkatkan daya beli masyarakat yang bisa menjadi keuntungan bagi perusahaan. b. Kemajuan teknologi Dengan adanya teknologi yang terus berkembang mempermudah perusahaan untuk melakukan promosi dan meningkatkan sarana transaksi dan penjualan perusahaan. Teknologi-teknologi seperti internet, smart phone, PC tablet sangat
bisa
membantu
perusahaan
dalam
memperkenalkan
dan
mempromosikan produk serta mempermudah perusahaan untuk menjalin hubungan dengan semua pelanggannya. c. Pertumbuhan pembangunan gedung-gedung dan bangunan di Indonesia
79
Pertumbuhan bangunan gedung-gedung di Indonesia mengalami peningkatan. Menurut Head of Research Jones Lang LaSalle, Anton Sitorus, seperti yang dikutip dalam situs harian Tempo, mengatakan pertumbuhan gedung pencakar langit di Indonesia akan naik pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle memperkirakan tahun ini Indonesia akan memiliki 75 gedung pencakar langit. Menurut Anton, pertumbuhan gedung pencakar langit akan signifikan dalam tiga tahun ke depan. Gedung pencakar langit di Indonesia ini mencakup untuk perkantoran, kondominium, dan hotel. Di lain itu, tentu saja masih banyak bangunanbangunan lain yang akan tumbuh seperti tempat ibadah, apartemen, dan rumahrumah. Hal ini akan menjadi peluang bagi PT. Electronic Indonesia dimana bangunan-bangunan ini tentu akan memerlukan fasilitas-fasilitas keamanan dan komunikasi seperti speaker, fire alarm, dan CCTV yang merupakan produkproduk dari PT. Electronic Indonesia. d. Loyalitas pelanggan pada perusahaan PT. Electronic Indonesia selalu menjaga hubungan baiknya dengan semua pelanggan lewat komunikasi yang baik. Hal ini membantu terciptanya loyalitas beberapa pelanggan pada perusahaan yang setia membeli produk-produk dari PT. Electronic Indonesia. e. Budaya masyarakat Indonesia untuk merayakan acara di hari raya atau hari besar
80
Masyakarat Indonesia memiliki budaya mengadakan acara di berbagai tempat seperti gedung acara atau rumah masing-masing dalam rangka merayakan hari raya atau hari besar. Dalam acara ini biasanya masyarakat menggunakan beberapa jumlah speaker yang digunakan misalnya untuk membantu komunikasi dari pemimpin acara, menyalurkan suara musik yang bisa dinikmati semua tamu acara, dan bahkan untuk karaoke bersama. Dengan berbagai ragam suku, ras, dan agama di Indonesia, tentu saja terdapat banyak hari raya dan hari besar dari berbagai suku dan agama tersebut yang berarti banyak acara yang diselenggarakan di setiap tahunnya. Tabel 4.5 Faktor ancaman PT. Electronic Indonesia No.
Faktor ancaman PT. Electronic Indonesia
1
Banyaknya perusahaan yang menjual produk sejenis
2
Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak dan listrik
3
Promosi dari perusahaan pesaing lebih maksimal
4
Permainan harga dari pesaing
5
Krisis ekonomi
Sumber: Wawancara dengan pimpinan PT. Electronic Indonesia a. Banyaknya perusahaan yang menjual produk sejenis Produk-produk yang dijual PT. Electronic Indonesia merupakan produk umum yang banyak diminati oleh masyakarat. Oleh karena itu banyak perusahaanperusahaan lain yang menjual produk yang serupa dengan produkproduk PT.
81
Electronic Indonesia. Persaingan yang terjadi dalam bisnis ini pun terus meningkat dan semakin ketat. b. Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak dan listrik Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM dan listrik merupakan ancaman bagi perusahaan karena akan meningkatkan biaya dalam operasi terutama dalam perihal pengiriman barang dan transportasi. Biaya pengiriman dan transportasi akan ikut naik sehingga akan mengurangi keuntungan perusahaan. Pada bulan April 2012 pemerintah sempat berencana menaikkan harga BBM namun akhirnya ditunda. Menurut Menteri Keuangan Indonesia Agus Martowardojo pada tahun 2013 nanti akan ada kenaikan harga listrik sebesar 15 persen dan kemungkinan akan ada kenaikan harga BBM. c. Promosi dari perusahaan pesaing lebih maksimal Promosi yang dilakukan kompetitor PT. Electronic Indonesia lebih maksimal dimana kompetitor memasang banyak iklan di internet dan juga memiliki situs web milik sendiri. Hal ini bisa membuat kompetitor lebih mudah mendapat pelanggan. d. Permainan harga dari pesaing Persaingan harga yang terus terjadi antara PT. Electronic Indonesia dan para kompetitornya merupakan ancaman yang harus dengan cepat ditanggapi oleh perusahaan. PT. Electronic Indonesia selalu mengontrol harga dari pesaing-
82
pesaingnya agar bisa disesuaikan kembali dengan harga produk perusahaan demi menjaga pelanggan-pelanggannya. e. Krisis ekonomi Supplier utama dari produk-produk PT. Electronic Indonesia berasal dari Korea Selatan dan Jepang. Ekonomi di Indonesia menjadi bukan satu-satunya ancaman bagi PT. Electronic Indonesia dalam kelancaran bisnis. Apabila negara perusahaan supplier dari PT. Electronic Indonesia mengalami krisis, maka hal itu bisa berdampak juga pada kelancaran usaha PT. Electronic Indonesia. 4.2.2.2 Matriks EFE Berdasarkan identifikasi variabel-variabel eksternal perusahaan PT. Electronic Indonesia yang telah dijabarkan di atas, maka tabel analisis faktor eksternal atau Matriks EFE dapat dibuat dengan memberi daftar faktor-faktor eksternal perusahaan, kemudian diberi bobot dan peringkat, dan menjumlahkan skor total. Tabel 4.6 Matriks EFE
Faktor-faktor Eksternal
Bobot
Rating
Total
Kondisi perekonomian Indonesia yang makin membaik
0,173
3
0,519
Kemajuan teknologi
0,094
2
0,188
Pertumbuhan pembangunan gedung-gedung dan bangunan di Indonesia
0,073
2
0,146
Peluang
83
Loyalitas pelanggan pada perusahaan
0,139
3
0,417
Budaya masyarakat Indonesia untuk merayakan acara di hari raya atau hari besar
0,028
1
0,028
Banyaknya perusahaan yang menjual produk sejenis
0,037
3
0,111
Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak dan listrik
0,033
3
0,099
Promosi dari perusahaan pesaing lebih maksimal
0,077
2
0,154
Permainan harga dari pesaing
0,173
4
0,692
Krisis ekonomi
0,172
2
0,344
Jumlah
1,00
Ancaman
2,698
Sumber: Hasil pengolahan data (2012) Dari matriks EFE di atas, diketahui jumlah total nilai bobot faktor eksternal dari PT. Electronic Indonesia adalah sebesar 2,698. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi eksternal yang baik, karena nilai yang diperoleh merupakan di atas rata-rata, yaitu 2,50. Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan bisa dengan baik memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman-ancaman yang menghadang perusahaan. 4.2.3 Matriks Profil Persaingan (CPM) Matriks Profil Persaingan berfungsi untuk mengidentifikasi pesaing utama dari PT. Electronic Indonesia. Dalam hasil wawancara peneliti dengan pimpinan PT. Electronic Indonesia yang ditetapkan sebagai pesaing utama perusahaan adalah PT. Elsiscom Prima Karya dan PT. Mitra Wiratindo Indonesia dimana
84
kedua perusahaan tersebut bergerak di bidang yang sama dengan PT. Electronic Indonesia. 4.2.3.1 Identifikasi faktor-faktor keberhasilan penting Tabel 4.7 Faktor-faktor keberhasilan penting
A
Daya saing harga
B
Kualitas produk
C
Iklan
D
Loyalitas konsumen
E
Pangsa pasar
F
Distribusi penjualan
G
Layanan konsumen
H
Perdagangan Maya
Sumber: Hasil penelitian penulis (2012) 4.2.3.2 Matriks Profil Kompetitif (CPM) PT. Electronic Indonesia Tabel 4.8 Matriks Profil Kompetitif (CPM)
Faktor-faktor keberhasilan peting
Bobot
PT. Electronic Indonesia
PT. Elsiscom Prima Karya
PT. Mitra Wiratindo Indonesia
Peringkat
Nilai
Peringkat Nilai
Peringkat Nilai
Daya saing harga
0,180
4
0,720
3
0,540
3
0,540
Kualitas produk
0,174
3
0,522
3
0,522
3
0,522
Iklan
0,166
2
0,332
4
0,664
3
0,498
85
Loyalitas konsumen
0,174
3
0,522
3
0,522
3
0,522
Pangsa pasar
0,108
2
0,216
3
0,324
2
0,216
Distribusi penjualan
0,086
2
0,172
3
0,258
3
0,258
Layanan konsumen
0,072
3
0,216
3
0,216
3
0,216
Perdagangan maya
0,039
2
0,078
2
0,078
2
0,078
Jumlah
1,00
2,778
3,124
2,850
Sumber: Pengolahan Data (2012) Dari tabel matriks CPM di atas, diketahui ada dua pesaing utama PT. Electronic Indonesia, yaitu PT. Elsiscom Prima Karya dan PT. Mitra Wiratindo Indonesia. Secara keseluruhan, hasil nilai total dari PT. Electronic Indonesia adalah sebesar 2,778, PT. Elsiscom Prima Karya sebesar 3,124, dan PT. Mitra Wiratindo Indonesia sebesar 2,850. Hal ini menunjukkan PT. Electronic Indonesia mampu bersaing dengan kedua pesaing utamanya tersebut. Untuk itu diharapkan agar perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja serta menciptakan strategi bisnis yang tepat untuk bisa memperoleh hasil yang lebih baik dalam persaingan tersebut di masa depan. 4.3 Tahap Pencocokan 4.3.1 Matriks SWOT Tabel 4.9 Matriks SWOT PT. Electronic Indonesia Kekuatan (S) 1. Merek produk yang
Kelemahan (W) 1. Tenaga sales yang
86
(Dibiarkan kosong)
dipasarkan sudah terkenal
kurang optimal 2. Belum ada cabang lain
2. Pelayanan pengiriman barang yang tepat waktu 3. Kualitas produk terjamin 4. Tersedianya pelayanan pembelian produk lewat internet (e-mail) 5. Adanya karyawan bagian teknisi yang bisa merakit produk sendiri
3. Belum tersedianya situs web perusahaan 4. Masih belum banyak variasi produk yang dijual 5. Promosi yang dilakukan belum maksimal
6. Lokasi perusahaan yang strategis Peluang (O) 1. Kondisi perekonomian Indonesia yang makin membaik 2. Kemajuan teknologi 3. Pertumbuhan pembangunan gedunggedung dan bangunan di Indonesia 4. Loyalitas pelanggan pada perusahaan 5. Budaya masyarakat Indonesia untuk merayakan acara di hari raya atau hari besar
Ancaman (T) 1. Banyaknya perusahaan yang menjual produk sejenis
Strategi SO
Strategi WO
1. Mempromosikan perusahaan dan produkproduk perusahaan kepada masyarakat baik di Jakarta maupun luar kota Jakarta, terutama di daerah yang sedang mengalami peningkatan pembangunan. (S1,S2,S3,S4,O1,O2,O3)
1. Membuat situs web perusahaan. (W3,W5,O2)
2. Merakit produk baru sendiri untuk dipasarkan. (S5,O1,O2,O4)
Strategi ST 1. Membangun relasi dan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan atau toko-toko sejenis
2. Berpartisipasi dalam pameran-pameran barang elektronik terutama dipulau Jawa. (W1,W3,W5,O1,O3) 3. Membuat programprogram promosi untuk meningkatkan penjualan terutama menjelang hari raya atau hari besar. (W1,W5,O4,O5)
Strategi WT 1. Terus mengontrol dan merespon dengan cepat perubahan harga dari perusahaan pesaing.
87
2. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM atau listrik 3. Promosi dari perusahaan pesaing lebih maksimal 4. Permainan harga dari pesaing 5. Krisis ekonomi
baik di Jakarta maupun luar kota Jakarta. (S1,S2,S3,T1,T3)
(W5,T3,T4)
2. Mempertahankan kualitas produk dan pelayanan untuk menjaga kepuasan pelanggan (S1,S2,S3,T1,T3)
Sumber: Data diolah (2012) Strategi SO: 1.
Pengembangan pasar
Memperluas cakupan pasar dengan mempromosikan perusahaan dan produkproduk perusahaan lewat iklan-iklan yang bisa dilakukan lewat brosur, spanduk, atau radio baik di kota Jakarta maupun di luar kota Jakarta, terutama di daerahdaerah
yang
sedang
mengalami
pertumbuhan
pembangunan.
(S1,S2,S3,S4,O1,O2,O3) 2.
Pengembangan produk
Memproduksi produk baru yang sejenis untuk dipasarkan terutama untuk memasuki target pasar baru, misalnya menargetkan penjualan produk baru tersebut kepada masyarakat kelas menengah ke bawah. (S5,O1,O2,O4) Strategi WO: 1.
Pengembangan pasar
88
Membuat situs web perusahaan untuk membantu promosi perusahaan agar perusahaan bisa dengan mudah dikenal oleh masyarakat luas bahkan secara internasional. (W3,W5,O2) 2.
Pengembangan pasar
Berpartisipasi dalam pameran-pameran barang elektronik terutama di pulau Jawa untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat agar bisa meningkatkan pangsa pasar perusahaan terutama di pulau Jawa. (W1,W3,W5,O1,O3) 3.
Penetrasi pasar
Membuat program-program promosi menjelang hari raya atau hari besar misalnya dengan memberikan diskon untuk jumlah pembelian atau produk tertentu. (W1,W5,O4,O5) Strategi ST: 1.
Integrasi horizontal
Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan perusahaan-perusahaan atau toko-toko sejenis baik di Jakarta maupun luar kota Jakarta. Dengan terjalinnya kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan lain tentu akan semakin menguntungkan PT. Electronic Indonesia. (S1,S2,S3,T1,T3) 2.
Penetrasi pasar
89
Terus menjaga kualitas produk dan pelayanan untuk para pelanggan serta menjaga hubungan baik dan harmonis agar kepuasan konsumen terus terjaga. (S1,S2,S3,T1,T3) Strategi SO: 1.
Penetrasi pasar
Perusahaan harus terus mengontrol perkembangan produk dan harga dari pesaing agar bisa dengan cepat mempersiapkan strategi untuk mengantisipasi perubahan strategi dari pesaing misalnya lewat permainan harga. Hal ini harus dilakukan untuk menjaga kepuasan pelanggan. 4.3.2 Matriks IE Matriks IE bertujuan untuk mendapatkan suatu strategi bisnis dengan mengacu pada total skor matriks IFE dan matriks EFE dari perusahaan. Berdasarkan hasil dari matriks IFE, PT. Electronic Indonesia memperoleh total skor sebesar 2,854 dan total skor dari matriks EFE adalah sebesar 2,698.
90
Sumber: Hasil pengolahan data (2012) Gambar 4.3 Matriks IE PT. Electronic Indonesia Berdasarkan hasil dari tabel matriks IFE dan matriks EFE, diketahui bahwa PT. Electronic Indonesia memperoleh skor total IFE sebesar 2,854 dan skor total EFE sebesar 2,698. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada matriks IE, PT. Electronic Indonesia berada dalam sel V, yaitu kondisi pertahankan dan pelihara.Pilihan strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
91
4.3.3 Matriks Grand Strategy
Sumber: Hasil pengolahan data (2012) Gambar 4.4 Matriks Grand Strategy PT. Electronic Indonesia Pilihan strategi Kuadran II: 1.
Pengembangan pasar
2.
Penetrasi pasar
3.
Pengembangan produk
4.
Integrasi horizontal
5.
Divestasi
6.
Likuidasi
92
Hasil dari Matrik Grand Strategy menunjukkan bahwa PT. Electronic Indonesia berada pada posisi Kuadran II dimana posisi kompetitif perusahaan lemah dan pertumbuhan pasar cepat. Berdasarkan data penelitian dari GfK, institut market research terbesar di Jerman dan organisasi market research ke-4 terbesar di seluruh dunia, pertumbuhan pasar audio system di Indonesia tahun 2012 naik sebesar 16%. Dari hasil Matriks Grand Strategy Kuadran II diketahui strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, dan integrasi horizontal. Strategi pengembangan pasar dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan pusat-pusat penjualan barang-barang elektronik di mall-mall, seperti BEST, Electronic Solution, Electronic City, dan sebagainya. Strategi penetrasi pasar dengan cara meningkatkan program promosi misalnya dengan pemberian hadiah untuk pembelian ke lima kali. Strategi pengembangan produk adalah dengan memproduksi produk speaker baru dengan kualitas yang menyerupai produk yang sudah dijual tapi dengan harga yang lebih murah. Strategi integrasi horizontal adalah dengan menjalin kerja sama dengan toko-toko yang menjual produk sejenis di seluruh Indonesia sebagai pemasok mereka. 4.4 Tahap Keputusan 4.4.1 QSPM (Quantitative Strategy Planning Matriks) Setelah melakukan tahap input dan pencocokan, maka yang terakhir adalah melakukan tahap keputusan. Tahap keputusan ini bertujuan untuk memberikan masukan pada perusahaan strategi apa yang paling cocok untuk digunakan perusahaan dalam persaingan sesuai dengan kondisi perusahaan
93
sekarang ini. Berikut adalah daftar strategi alternatif yang telah dibuat dan diwawancara kepada pimpinan perusahaan. Tabel 4 .10 Matriks QSPM I
Alternatif Strategi
Faktor-faktor utama
Pengembangan pasar
Penetrasi pasar
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
Merek produk yang dipasarkan sudah terkenal
0,169
4
0,676
4
0,676
Pelayanan pengiriman barang yang tepat waktu
0,164
3
0,492
3
0,492
Kualitas produk terjamin
0,107
4
0,428
3
0,321
Tersedianya pelayanan pembelian produk lewat internet (e-mail)
0,083
3
0,249
2
0,166
Adanya karyawan bagian teknisi yang bisa merakit produk sendiri
0,022
3
0,066
2
0,044
Lokasi perusahaan yang strategis
0,094
-
-
1
0,094
Tenaga sales yang kurang optimal
0,169
2
0,338
2
0,338
Belum ada cabang lain
0,022
2
0,044
2
0,044
Belum tersedianya situs web perusahaan di internet
0,054
1
0,054
-
Masih belum banyak variasi produk yang dijual
0,029
3
0,087
2
0,058
Promosi yang dilakukan belum maksimal
0,089
1
0,089
3
0,267
Kekuatan
Kelemahan
94
JUMLAH
1,00
Peluang Kondisi perekonomian Indonesia yang makin membaik
0,173
4
0,692
3
0,519
Kemajuan teknologi
0,094
3
0,282
2
0,188
Pertumbuhan pembangunan gedunggedung dan bangunan di Indonesia
0,073
4
0,292
3
0,219
Loyalitas pelanggan pada perusahaan
0,139
1
0,139
3
0,417
Budaya masyarakat Indonesia untuk merayakan acara di hari raya atau hari besar
0,028
2
0,056
1
0,028
Banyaknya perusahaan yang menjual produk sejenis
0,037
4
0,148
3
0,111
Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak dan listrik
0,033
-
-
-
Promosi dari perusahaan pesaing lebih maksimal
0,077
4
0,308
4
0,308
Permainan harga dari pesaing
0,173
4
0,692
4
0,692
Krisis ekonomi
0,172
-
-
-
-
Jumlah Total Nilai Daya Tarik
1,00
Ancaman
Sumber: Hasil pengolahan data (2012)
5,132
4,982
95
Tabel 4.11 Matriks QSPM II
Alternatif Strategi
Faktor-faktor utama
Pengembangan produk
Integrasi horizontal
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
Merek produk yang dipasarkan sudah terkenal
0,169
2
0,338
4
0,676
Pelayanan pengiriman barang yang tepat waktu
0,164
-
-
4
0,656
Kualitas produk terjamin
0,107
1
0,107
3
0,321
Tersedianya pelayanan pembelian produk lewat internet (e-mail)
0,083
-
-
2
0,166
Adanya karyawan bagian teknisi yang bisa merakit produk sendiri
0,022
4
0,088
-
-
Lokasi perusahaan yang strategis
0,094
-
-
1
0,094
Tenaga sales yang kurang optimal
0,169
2
0,338
2
0,338
Belum ada cabang lain
0,022
-
-
1
0,022
Belum tersedianya situs web perusahaan di internet
0,054
-
-
-
-
Masih belum banyak variasi produk yang dijual
0,029
2
0,058
3
0,087
Promosi yang dilakukan belum maksimal
0,089
1
0,089
2
0,178
Kekuatan
Kelemahan
JUMLAH Peluang
1,00
96
Kondisi perekonomian Indonesia yang makin membaik
0,173
3
0,519
-
-
Kemajuan teknologi
0,094
4
0,376
-
-
Pertumbuhan pembangunan gedunggedung dan bangunan di Indonesia
0,073
1
0,073
-
-
Loyalitas pelanggan pada perusahaan
0,139
3
0,417
-
-
Budaya masyarakat Indonesia untuk merayakan acara di hari raya atau hari besar
0,028
1
0,028
-
-
Banyaknya perusahaan yang menjual produk sejenis
0,037
3
0,111
4
0,148
Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak dan listrik
0,033
-
-
-
-
Promosi dari perusahaan pesaing lebih maksimal
0,077
1
0,077
2
0,154
Permainan harga dari pesaing
0,173
-
-
3
0,519
Krisis ekonomi
0,172
-
-
-
-
Jumlah Total Nilai Daya Tarik
1,00
Ancaman
2,619
3,359
Sumber: Hasil pengolahan data (2012) Dari tabel matriks QSPM PT. Electronic Indonesia di atas, diperoleh hasil bahwa strategi pengembangan pasar memiliki nilai terbesar dibandingkan strategistrategi lainnya, yaitu sebesar 5,132. Angka ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan pasar lebih menarik untuk diterapkan perusahaan PT. Electronic Indonesia.
97
4.5 Implikasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis melalui matriks QSPM yang merupakan tahap terakhir setelah tahap masukan dan tahap pencocokkan dalam kerangka penyusunan strategi yang komprehensif yakni tahap keputusan diperoleh bahwa strategi yang paling cocok untuk diterapkan perusahaan adalah strategi pengembangan pasar. Strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan upaya-upaya, antara lain: •
Mengikuti pameran-pameran barang elektronik terutama di Pulau Jawa.
•
Membangun situs web perusahaan yang berisikan profil dan produk-produk dari perusahaan secara rinci dan lengkap agar masyarakat bisa lebih mudah mengenali perusahaan. Di dalam website juga harus disediakan layanan customer service agar para pelanggan bisa merasa lebih mudah berkomunikasi dengan pihak perusahaan. Promosi situs web bisa dilakukan lewat jejaring sosial di internet yang saat ini sedang banyak digunakan masyarakat misalnya seperti facebook dan twitter.
•
Mengadakan program customer-get-customer dimana apabila ada pelanggan perusahaan yang merekomendasikan perusahaan kepada kenalan mereka dan bisa menghasilkan penjualan produk bagi perusahaan, maka akan diberikan komisi.
•
Membangun kerjasama dengan toko-toko elektronik di mall-mall seperti BEST, Electronic Solution, dan Electronic City untuk memperluas saluran distribusi dan membantu perusahaan mendapatkan pelanggan-pelanggan baru.
98
•
Meningkatkan sarana promosi misalnya lewat radio dan situs-situs berita dan informasi di internet yang terkenal dan banyak diakses masyarakat, seperti: www.detik.com, www.kompas.com.
•
Mengadakan program pelatihan untuk para tenaga sales perusahaan agar bisa meningkatkan produktivitas mereka dalam memperluas pangsa pasar dan meningkatkan penjualan.
•
Meningkatkan fokus penjualan dalam bagian proyek dengan cara mencari dan memperluas relasi untuk mendapatkan kerjasama dalam pembangunan bangunan-bangunan besar seperti apartemen, hotel, kantor, dan gedunggedung pemerintah. Apabila perusahaan berhasil mendapatkan proyek-proyek besar ini tentu akan meningkatkan pendapatan perusahaan secara drastis.